Sensasi dan persepsi

23
SENSASI DAN PERSEPSI PSIKOLOGI UMUM II KELOMPOK I Nanda Kamilina 46111120001 Dita Resti Pertiwi 46111120005

Transcript of Sensasi dan persepsi

Page 1: Sensasi  dan persepsi

SENSASI DAN PERSEPSI

PSIKOLOGI UMUM II

KELOMPOK I

Nanda Kamilina 46111120001

Dita Resti Pertiwi 46111120005

Page 2: Sensasi  dan persepsi

I. PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk yang berjiwa, dan kenyataan ini tidak ada yang membantah dan kehidupan kejiwaan tersebut direfleksikan dalam bentuk tingkah laku dan aktivitas manusia. Sejak dahulu kala para ahli telah membicarakan masalah ini, antara lain Plato dan Aristoteles, pada waktu itu membicarakan mengenai soal jiwa ini. Kalau manusia mengadakan introspeksi diri masing-masing, memang dapat dimengerti bahwa dalam dirinya manusia merasa senang meilihat sesuatu yang indah, berfikir jika mengalami masalah, semua ini memberikan gambaran bahwa dalam diri manusia berlangsung kegiatan atau aktivitas kejiawaannya. Menurut Bigot, kemampuan jiwa manusia terbagi menjadi dua, yaitu :

Kemampuan manusia menerima stimulus dari luar ( Kognisi )

Kemampuan manusia untuk melahirkan apa yang terjadi dalam jiwanya ( Konasi )

Manusia tidak dapat lepas dari lingkungannya. Manusia akan selalu menerima rangsangan atau stimulus dari rangsangannya. Namun ini tidak berarti stimulus hanya datang dari luar individu, sebab stimulus juga datang dari dalam individu itu sendiri.

Aktivitas kognitif manusia berkaitan dengan persepsi , ingatan, belajar, berfikir, dan problem solving. Kegiatan atau proses tersebut sebagai akibat dari stimulus yang diterima, sehingga manusia mengadakan respon terhadap stimulus yang mengenainya.

Dalam kesempatan kali ini kami akan memfokuskan pembahasan kami mengenai Sensasi dan Persepsi. Psikologi sangat tertarik bagaimana kita menginderakan dunia. Para peneliti sensasi dan persepsi memiliki kekhususan yang sangat luas seperti ilmu tentang struktur dan fungsi indera manusia. Untuk memahami sensasi dan persepsi dibutuhkan pemahaman aspek fisik mengenai objek persepsi kita ( Cahaya, suara, tekstur dan lainnya ). Pendekatan psikologis mengenai proses – proses ini melibatkan pemahaman mengenai struktur fisik dan organ indera, dan juga pengolahan otak terhadapa informasi ini menjadi pengalaman.

Page 3: Sensasi  dan persepsi

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian

Sensasi adalah proses menerima energi rangsangan dari lingkungan luar. Rangasangan terdiri dari enegi fisik seperti cahaya, suara, dan panas. Rangsangan dideteksi oleh sel reseptor khusus pada organ indera yaitu, mata, hidung, telinga, kulit, dan lidah. Ketika sel reseptor mencatat adanya rangsangan, energi tersebut dikonversi menjadi impuls kimia listrik (proses transduksi) menghasilkan potensial aksi yang mengalirkan informasi mengenai rangsangan melalui sistem saraf ke otak. Ketika rangsangan ini smpai ke otak, informasi bergerak kebagian yang berhubungan pada korteks serebrum.

Persepsi adalah proses mengatur dan mengartikan informasi sensoris untuk memberikan makna. sel-sel reseptor pada mata kita mecatat benda berwarna perak di angkasa, tetapi sel ini tidak "melihat sebuah pesawat; sel reseptor di telinga bergetar dengan cara tertentu, tetapi sel-sel ini tidak 'mendengar" sebuah simfoni. menemukan pola-pola bermakna dari informasi sensoris sensoris inilah yang disebut dengan persepsi. proses merasa dan memersepsi memberikan sudut pandang tiga dimensi kepada kita tentang matahari terbenam, sebuah konser musik rock, sentuhan kasih sayang, rasa manis, dan juga aroma bunga dan mentol.

stimulus-sensor(indera)-syaraf-sensasi-otak-persepsi

B.Proses Sensasi dan Persepsi

Proses dari bawah ke atas (bottom-tom processing)

Pemrosesan yang diawali oleh reseptor sensoris mencatat informasi dari lingkungan dan mengirimkannya ke otak untuk di analisis dan diinterpretasikan. dipicu oleh masuknya rangsangan.

contoh: pengalaman saat pertama kali mendengar lagu kesukaan anda. Anda akan menggunakan indera Anda untuk mendengarkan secara seksama untuk "merasakan-nya"

Proses dari atas ke bawah (top-bottom processing)

Page 4: Sensasi  dan persepsi

Pemrosesan informasi persepsi yang dimulai dengan proses kognitif pada tingkat otak yang lebih tinggi. proses ini terjadi ketika kita merasakan apa yang sedang terjadi dan mengaplikaskan kerangka kerja tersebut pada informasi dari dunia luar. proses kognitif yang dimaksud diantaranya adalah pengetahuan.

contoh :Anda teringat dan "mendengarkan" lagu kesukaan Anda di pikiran Anda sekarang. ketika Anda "mendengar" lagu tersebut di telinga dalam pikiran Anda, Anda sedang mengalami pengalaman persepsi.

proses dari atas kebawah dan dari bawah ke atas.

Kedua proses ini terjadi ketika kita merasa dan memersepsikan dunia. jika berdiri sendiri telinga kita hanya dapat memeberikan informasi yang datang mengenai suara dari lingkungan. Hanya ketika kita mengartikan apa yang didengar oleh telinga (bawah ke atas) dan apa yang diinterpretasikan oleh otak (atas ke bawah) barulah kita benar-benar memahami secara penuh bagaimana kita memersepsikan suara di dunia kita.

contoh:

Ketika mengerjakan puzzle. Saat kita mengerjakan puzzle tanpa melihat kotak kemasannya, kita akan merasa kesulitan karena harus menyusun potongan tersebut tanpa mengetahui bentuk aslinya. Anda harus menyusun berdasarkan bentuk dan warna dari tiap potongan untuk menetukan apakah potongan-potongan tersebut sesuai (proses bawah ke atas). Akan tetapi jika mengetahui gambar akhir dari puzzle tersebut, Anda dapat memilih bagian mana yang akan Anda kerjakan terlebih dahulu. hal ini akna membuat hal ini menjadi lebih mudah karena telah memiliki potongan dan gambaran umum tentang hasil akhirnya. Proses seleksi yang Anda lakukan didasarkan pada pengalaman sebelumnya (proses dari atas kebawah)

“ Sensasi dan Persepsi tidak dapat dipisahkan , karena secara otomatis otak meresepsi informasi dari organ indera “

C. Mengukur Indera

Seberapa pekakah indera kita? setiap orang memiliki kepekaan yang berbeda dalam menerima sebuah stimulus sehingga mempengaruhi kekuatan sensasi yang dihasilkan. untuk mengukur tingkat kepekaan seseorang perlu dilakukan serangkaina tes sinyal bermacam-macam intensitasnya, dan menanyakan sinyal mana yang mereka deteksi.

a) Ambang batas mutlak

Page 5: Sensasi  dan persepsi

Jumlah energi rangsangan minimum yang dapat dideteksi oleh seseorang. Jika energi berada dibawah ambang batas mutlak, kita tidak akan dapt mendeteksi keberadaaanya. (Glasberg and Moore, 2006)

contoh :seseorang mendengar bunyi detak jarum jam, jika orang tersebut menjauh maka makin lama suaranya semakin hilang. jika orang tersebut mendekat perlahan ke arah jam, maka ada titik dimana ia mendengar lagi suara detik jam tersebut.

contoh eksperimen deteksi ambang batas mutlak

-dog whistle

-penglihatan sinar ultraviolet

kesulitan mendeteksi sinyal bisa dipengaruhi oleh lingkungan kita, misalnya ketika udara gelap dan berkabut kita harus lebih dekat agar bisa melihat lampu atau lilin di hadapan kita. Derau adalah istilah untuk rangsangan yang berlawananan dan tidak relevan. Atau saat seseorang berbicara dengan kita dari jarak jauh, lalu seseorang sedang menyetel musik di dekat kita, maka kita akan kesulitan mendeteksi sinyal.

b) Ambang batas perbedaan

Page 6: Sensasi  dan persepsi

Ambang batas perbedaan adalah kepekaan sensoris dalam membandingkan dua stimulus yang hampir serupa, apakah sama atau berbeda. batas ini menigkat seiring dengan besarnya rangsangan.

contoh: seorang tukang jahit dapat membedakan dua warna kain yang serupa.

-ketika kita menyetel musik dengan pelan, dan menaikkan volume sekitar 2 bar, maka akan terdengar sekali perbedaannya walaupun volumemnya hanya dinaikkan sedikit, namun jika musik yang disetel keras dan volume dinaikan 2 bar, maka perbedaannya tdak begitu terdengar. kemampuan seseorang untuk mendeteksi perbedaan tersebut dapat diangap ambang batas perbedaan.

Hukum Weber

"Sebuah prinsip bahwa dua rangsangan harus berbeda dalam proporsi yang konstan (bukan jumlah yang konstan) agar dapat dairtikan sebagai berbeda".

D. Adaptasi sensorik.

Indera kita dirancang untuk menerima perubahan dan perbedaan yang ada di lingkungan. ketika stimulus tidak berubah atau hanya muncul berulang-ulang, sensasi seringkali memudar atau hilang, sehingga reseptor/sel syaraf penerima akan merasa "lelah" dan tidak seaktif biasanya., maka akan terjadi penurunan kepekaan penginderaan.

contoh yang terjadi bila indera kita beradaptasi pada stimulus:

-tangan terbiasa dengan memakai jam tangan.

-berada diruangan gelap,setelah beberapa menit maka mata mulai bisa melihat sedikit.

-berada di konser musik, saat pertama kali akan terasa sangat keras di telinga, setelah beberapa lama maka telinga akan terbiasa.

-berenang di air dingin, setelah beberapa waktu akan terbiasa.

-ketika indera kita beradaptasi dengan stimulus bisa juga menjadi berbahaya, misalnya : ketika hidung kita terbiasa mencium bau gas, maka ketika gas tersebut meledak, kita tidak waspada karena indera kita sudah terbiasa dengan stimulus tersebut.

Teori Sinyal Deteksi

Teori mengenai persepsi yang menitikberatkan pada pengambilan keputusan mengenai rangsangan pada saat adanya ketidakpastian ; pendeteksian bergantung pada banyak aspek,

Page 7: Sensasi  dan persepsi

seperti intensitas rangsangan dan kemampuan sensoris pengamat (kelelahan, harapan, dan keterdesakan).

contoh: ketika kita sedang mengharapkan panggilan interview pekerjaan, saat sedang di kamar mandi, kita seperti mendengar suara telpon berdering. Karena harapan Anda saat itu besar (stimulus kuat), maka kecenderungan yang ada pada diri Anda adalah:

"Ya, saya mendengar suara telpon".

Yang akan tejadi bisa dua hal: Hit (benar-benar ada telepon) atau False alarm (tidak ada telepon). Jika sebaliknya, Anda sedang tidak mengharapkan telepon (stimulus lemah), maka kecenderungan yang terjadi adalah "Tidak, saya tidak mendengar suara telepon". maka yang terjadi bisa dua hal yaitu: Miss (tidak ada telepon), dan correct rejection (benar-benar ada telepon).

Penyimpangan sensasi dan persepsi

Sinestesia

Rangsangan dari salah satu indera menimbulkan sensasi di indera yang lainnya. sinestesiamerupakan sebuah anomali. Ada yang menyebutnya disorder adapula yang

Page 8: Sensasi  dan persepsi

menyebutnya sebagai anugerah. karena orang dengan sinestesia memiliki hubungan syaraf yang tidak umum antara area sensorik yang berada di otak.

Sensasi tanpa persepsi

Bila kita mengalami banyak beban mental (kelelahan, cemas) kita cenderung menghapus penglihatan yang tidak penting ataupun suara yang tidak berguna dan hanya befrokus pada hal yang kita anggap penting atau menarik.

kemampuan untuk memusatkan perhatian pada beberapa bagian dari lingkujngan saja danmengabaikan yang lainnya.

fenomena pesta koktail : saat di pesta, dan kita sedang berbicara dengan seseorang kita cenderung untuk memfoukuskan perhatian kepada ucapan orang yang kita ajak bicara, dan mengabaikan suara gemrincing air, suara tertwawa di sudut lain, atau suara sendok yang beradu dengan piring.

Prinsip Gestalt dalam Sensai dan Persepsi

Prinsip gestalt membantu kita memahamai bagaimana kita memersepsikan benda. dengan strategi visual, maka akan mengelompokkan benda yang kita lihat sebagai suatu kelompok.

1. Kedekatan : Hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap sebagai suatu totalitas.

Contoh : Dua garis yang kemudian ditambah satu garis, akan dinaggap berdekatan. misalnya

2. Ketertutupan : Hal yang cenderung menutup, akan membentuk kesan totalitas tersendiri.

Contoh : Gambar panda pada logo WWF

3. Kesamaan : Hal-hal yang mirip satu sama lain cenderung kita persepsikan sebagai suatu kelompok.

Contoh : Huruf U pada logo Unilever.

Page 9: Sensasi  dan persepsi

4. Kesinambungan : Orang akan cenderung mengasumsikan pola kontinuitas pada objek-objek yang ada.

Contah : Huruf X, akan dipersepsikan sebagai dua garis yang saling menyilang, bukan sebagai dua garis yang saling bertolak belakang.

Memersepsikan Bentuk, Kedalaman, Gerakan, Konstanta

Hubungan bentuk- latar : prinsip dimana kita mengorganisasi medan persepsi kita menjadi rangsangan yang menonjol (bentuk) dan sisanya (latar belakang).

Page 10: Sensasi  dan persepsi

Depth Perception

kemampuan memersepsi objek yang berbentuk 2 dimensi pada retina, tetapi dipersepsikan menjadi objek 3 dimensi. Kita bisa melihat objek tersebut saling tumpang tindih, lebih jauh, lebih dekat, dan sebagainya.

Page 11: Sensasi  dan persepsi
Page 12: Sensasi  dan persepsi
Page 13: Sensasi  dan persepsi

Persepsi Gerak

persepsi gerak memainkan pernana penting dalam hidup berbagai spesies. Bahkan bagi beberapa binatang, persepsi gerak sangat kritis bagi kelangsungan hidup. Baik peamng sa maupun mangsa mereka bergantung pada kemamapuan mereka mendeteksi gerak dengan cepat.

Page 14: Sensasi  dan persepsi
Page 15: Sensasi  dan persepsi

E. PERSEPSI MELALUI INDERA

Proses Sederhana Persepsi Melalui Indera Penglihatan

Cahaya-- Kornea Pupil Lensa Retina (lapisan pada retina mengubah gambar menjadi sinyal syaraf yang diteruskan ke otak)

Page 16: Sensasi  dan persepsi

Proses Sederhana Persepsi Melalui Indera Pendengaran

Stimulus Telinga bagian luar Saluran auditory Menghasilkan getaran di gendang telinga Tulang martil Tulang landasan Tulang sanggurdi Rumah siput Diubah

menjadi sinyal elektro kimia yang dapat dikenali otak sebagai suara.

Page 17: Sensasi  dan persepsi

Proses Sederhana Persepsi Melalui Indera Penciuman

Molekul aroma sel reseptor Epitel Olfaktori Otak

Proses Sederhana Persepsi Melalui Indera Pengecap

Makanan Reseptor rasa (Papila) Otak.

Page 18: Sensasi  dan persepsi

Proses Sederhana Persepsi Melalui Indera Peraba

Stimulus Reseptor di kulit Sumsum tulang belakang Otak.

Page 19: Sensasi  dan persepsi

DAFTAR PUSTAKA

Walgito, Bimo. Prof., Dr., 2005. Pengantar Psikologi Umum. Revisi edisi kelima. Andi Jogjakarta: Jogjakarta.

King, Laura A. 2010. Psikologi Umum. Salemba Humanika:Jakarta.

Feldman, Robert S. 2012. Pengantar Psikologi Understanding Psychology. Edisi kesepuluh. Salemba Humanika:Jakarta.

Wade, Carole dkk. 2007. Psikologi. Edisi kesembilan. Erlangga:Jakarta.