SENIN, 31 OKTOBER 2011 Pungutan SMKN 1 Dikeluhkan filemutu pendidikan. SELAMAT SARAGIH O ... pegawai...

1
8 M M EGAPOLITAN EGAPOLITAN SENIN, 31 OKTOBER 2011 Pungutan sekolah berstatus RSBI besar, namun orangtua dan murid tidak merasakan adanya peningkatan mutu pendidikan. SELAMAT SARAGIH O RANGTUA murid Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Jakarta di Jalan Budi Utomo, Jakarta Pusat, mengeluhkan besarnya pungutan. Setidaknya, seko- lah tersebut memungut uang dari orangtua murid mencapai Rp1,8 miliar per tahun. Angka itu berdasarkan kutip- an uang pembangunan Rp4 juta per siswa. Jumlah siswa per tahun ajaran baru sebanyak 300 orang, berarti mencapai Rp1,2 miliar. Adapun siswa yang duduk Pungutan SMKN 1 Dikeluhkan uang daftar ulang, melainkan uang untuk membiayai kegiat- an siswa sesuai kegiatan di tingkatnya,” papar Hasoloan. Yang perlu diketahui, lan- jutnya, jumlah guru honor di SMKN 1 sebanyak 27 orang dan 21 pegawai honorer. Mereka harus digaji. Namun Hasoloan tidak memerinci berapa dana yang dikucurkan untuk honor pegawai dan guru. Hasoloan membantah tu- dingan bahwa dirinya belum membuat laporan pertanggung- jawaban dana itu periode 2009- 2011. “Setiap tahun kami melapor- kan penggunaan keuangan dari orangtua siswa kepada pengurus KS maupun Inspek- torat Wilayah Jakarta Pusat,” tuturnya. Kepala Dinas Pendidikan DKI Taufik Yudhi Mulyanto yang dihubungi secara terpisah menyatakan jika penggunaan uang Rp1,8 miliar itu tidak me- ningkatkan prestasi siswa, KS dan kepsek bisa dipidana. di kelas II dan III dipungut uang daftar ulang sebesar Rp1.040.000. Jumlah mereka sekitar 600 siswa sehingga be sarnya kutipan mencapai Rp600.240.000 per tahun. Dari sanalah ketemu angka Rp1,8 miliar. Menurut orangtua, selain uang pembangunan, mereka ju- ga dikenai kutipan sebesar Rp87 ribu per murid. Berdasarkan kesepakatan komite sekolah (KS) dengan orangtua serta ke- pala sekolah, ditetapkan iuran bulanan sebesar Rp215.000. Faktanya masih ada lagi tam- bahan Rp87 ribu per siswa. Keluhan orangtua mendapat simpati para guru SMKN 1 yang membuatkan laporan tertulis kepada Kepala Dinas Pendidik- an Provinsi DKI Tauk Yudhi Mulyanto, dengan tembusan Ketua DPRD DKI dan Komisi E, ICW, LSM Advokasi Pendidikan DKI, serta Ketua PWI, pada 5 September 2011. Menurut para guru, status rintisan sekolah bertaraf inter- nasional (RSBI) hanya kedok kepala sekolah untuk melegal- kan kutipan dari siswa. “Kami tidak merasakan adanya pe- ningkatan mutu pendidikan di sekolah ini,” ujar seorang guru yang ditemui kemarin. Telah dirapatkan Kepala SMKN 1 Jakarta Ha- soloan Pakpahan mengatakan pembiayaan oleh orangtua mu- rid melalui KS telah dirapatkan, sedangkan pembiayaan lainnya kepada orangtua kelas X sesuai kebutuhan untuk kegiatan sis- wa di sekolah. “Mengenai uang daftar ulang untuk kelas II dan III, tidak ada Kami tidak merasakan adanya peningkatan mutu pendidikan di sekolah ini.” Salah seorang guru SMKN 1 “Tergantung bagaimana ka- susnya, apakah masuk kategori korupsi dan gratifikasi, atau penggelapan uang orangtua siswa, silakan bagaimana pe- nyidik melihatnya,” ujar Tau- k. Dia menjelaskan undang-un- dang memperbolehkan sekolah berstatus RSBI memungut uang dari orangtua murid. Tapi ka- lau pemanfaatannya tidak bisa dipertanggungjawabkan, dapat dipidana. Sepeser pun penge- luaran harus jelas pengguna- annya, bukan sebaliknya asal pungut duit. “Pertanggungjawaban pe- manfaatan uang pungutan dari orangtua di sekolah negeri ber- status RSBI sama saja dengan penggunaan APBD dan APBN. Tetap ada koridor, harus diau- dit setiap rupiah penggunaan uang. Bila terjadi kebocoran, berarti korupsi atau penggelap- an, urusannya hukum,” tegas Tauk. (J-1) [email protected] MI/ANGGA YUNIAR SIDAK PROYEK GORONG-GORONG: Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo (tengah) berbincang dengan Wakil Kepala Dinas PU DKI Novrizal (kiri) saat sidak proyek gorong-gorong yang menjadi sumber kemacetan di kawasan niaga Sudirman, Jakarta, akhir pekan lalu. Dalam sidak tersebut Fauzi Bowo memerintahkan untuk mencari jalan yang paling baik untuk meminimalkan dampak dari proyek itu, serta mempercepat penyelesaiannya.

Transcript of SENIN, 31 OKTOBER 2011 Pungutan SMKN 1 Dikeluhkan filemutu pendidikan. SELAMAT SARAGIH O ... pegawai...

8 MMEGAPOLITANEGAPOLITAN SENIN, 31 OKTOBER 2011

Pungutan sekolah berstatus RSBI besar, namun orangtua dan murid tidak merasakan adanya peningkatan mutu pendidikan.

SELAMAT SARAGIH

ORANGTUA murid Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Jakarta

di Jalan Budi Utomo, Jakarta Pusat, mengeluhkan besar nya pungutan. Se tidaknya, seko-lah tersebut me mungut uang dari orangtua murid mencapai Rp1,8 miliar per tahun.

Angka itu berdasarkan kutip-an uang pembangunan Rp4 juta per siswa. Jumlah siswa per ta hun ajaran baru sebanyak 300 orang, berarti mencapai Rp1,2 mi liar.

Adapun siswa yang duduk

Pungutan SMKN 1 Dikeluhkanuang daftar ulang, melainkan uang untuk membiayai kegiat-an siswa sesuai kegiatan di ting katnya,” papar Hasoloan.

Yang perlu diketahui, lan-jutnya, jumlah guru honor di SMKN 1 sebanyak 27 orang dan 21 pegawai honorer. Mereka harus digaji. Namun Hasoloan tidak memerinci berapa dana yang dikucurkan untuk honor pegawai dan guru.

Hasoloan membantah tu-dingan bahwa dirinya belum membuat laporan pertanggung-jawaban dana itu periode 2009-2011.

“Setiap tahun kami melapor-kan penggunaan keuangan dari orangtua siswa ke pada pengurus KS maupun Inspek-torat Wilayah Jakarta Pu sat,” tuturnya.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Taufik Yudhi Mulyanto yang dihubungi secara terpisah menyatakan jika penggunaan uang Rp1,8 miliar itu tidak me-ningkatkan prestasi siswa, KS dan kepsek bisa dipidana.

di kelas II dan III dipungut uang daftar ulang sebesar Rp1.040.000. Jumlah mereka sekitar 600 siswa sehingga be sarnya kutipan mencapai Rp600.240.000 per tahun. Dari sanalah ketemu angka Rp1,8 miliar.

Menurut orangtua, selain uang pembangunan, mereka ju-ga dikenai kutipan sebesar Rp87 ribu per murid. Berdasar kan kesepakatan komite sekolah (KS) dengan orangtua serta ke-pala sekolah, ditetapkan iuran bulanan sebesar Rp215.000. Faktanya masih ada lagi tam-bahan Rp87 ribu per siswa.

Keluhan orangtua mendapat simpati para guru SMKN 1 yang membuatkan laporan ter tulis kepada Kepala Dinas Pendidik-an Provinsi DKI Taufi k Yudhi Mulyanto, dengan tembusan Ketua DPRD DKI dan Komisi E, ICW, LSM Advo kasi Pendidikan DKI, serta Ketua PWI, pada 5 September 2011.

Menurut para guru, status rintisan sekolah bertaraf inter-

nasional (RSBI) hanya kedok kepala sekolah untuk melegal-kan kutipan dari siswa. “Kami tidak merasakan adanya pe-ningkatan mutu pendidikan di sekolah ini,” ujar seorang guru yang ditemui kemarin.

Telah dirapatkanKepala SMKN 1 Jakarta Ha-

soloan Pakpahan mengatakan pembiayaan oleh orangtua mu-rid melalui KS telah dirapatkan, sedangkan pembiayaan lainnya kepada orangtua kelas X sesuai kebutuhan untuk kegiatan sis-wa di sekolah.

“Mengenai uang daftar ulang untuk kelas II dan III, tidak ada

Kami tidak merasakan

adanya peningkatan mutu pendidikan di sekolah ini.” Salah seorang guru SMKN 1

“Tergantung bagaimana ka-susnya, apakah masuk kategori korupsi dan gratifikasi, atau penggelapan uang orangtua siswa, silakan bagaimana pe-nyi dik melihatnya,” ujar Tau-fi k.

Dia menjelaskan undang-un-dang memperbolehkan sekolah berstatus RSBI memungut uang dari orangtua murid. Tapi ka-lau pemanfaatannya tidak bisa dipertanggungjawabkan, dapat dipidana. Sepeser pun penge-luaran harus jelas penggu na-annya, bukan sebaliknya asal pu ngut duit.

“Pertanggungjawaban pe-manfaatan uang pungutan dari orangtua di sekolah negeri ber-status RSBI sama saja dengan penggunaan APBD dan APBN. Tetap ada koridor, harus diau-dit setiap rupiah penggunaan uang. Bila terjadi kebocoran, ber arti korupsi atau penggelap-an, urusannya hukum,” tegas Taufi k. (J-1)

[email protected]

MI/ANGGA YUNIAR

SIDAK PROYEK GORONG-GORONG: Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo (tengah) berbincang dengan Wakil Kepala Dinas PU DKI Novrizal (kiri) saat sidak proyek gorong-gorong yang menjadi sumber kemacetan di kawasan niaga Sudirman, Jakarta, akhir pekan lalu. Dalam sidak tersebut Fauzi Bowo memerintahkan untuk mencari jalan yang paling baik untuk meminimalkan dampak dari proyek itu, serta mempercepat penyelesaiannya.