SENIN, 11 APRIL 2011 PTUN Jadi Ujian Kasus Daging Impor Ilegal filekan ilegal oleh Badan Karantina...

1
SENIN, 11 APRIL 2011 7 M EGAPOLITAN NESTY TRIOKA PAMUNGKAS D UA importir yang memasukkan 51 kon- tainer daging sapi yang telah dinyata- kan ilegal oleh Badan Karantina Kementerian Pertanian (Baran- tan) mengajukan perlawanan dengan memasukkan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Ne- gara (PTUN) akhir bulan lalu. Saat ini prosesnya memasuki pemeriksaan berkas-berkas yang diajukan oleh penggugat. Kedua importir itu, yakni PT Anzindo dan PT Berkat Mitra Mandiri Prima yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Im- por Daging Indonesia (Aspidi) itu berkeberatan dengan kepu- tusan Barantan bahwa daging yang mereka masukkan ialah daging ilegal. Anggota Komisi IV DPR Viva Yoga ketika dihubungi kemarin mengatakan masuknya gu- gatan importir daging itu ke PTUN akan membuka tata cara pengurusan perniagaan daging dari luar sehingga publik men- jadi tahu. “Kan dengan masuk ke PTUN akan ada uji publik, biar kelihatan tata cara meng- urus perniagaan daging dari luar. Transparansi ini juga agar publik tahu. Jadi, PTUN harus bersikap objektif,” kata Viva Yoga, kemarin. Dengan masuknya perkara ini ke ranah hukum, Viva ber- harap dapat dibasmi praktik mafia dalam perdagangan daging ternak ke Indonesia. Ia yakin PTUN sebagai perwakil- an negara sudah sepatutnya dapat mengeluarkan putusan yang sesuai dengan peraturan pemerintah dan tidak merugi- kan konsumen. “Semoga jangan ada mafia lagi. Karena PTUN kan perwa- kilan negara. Dari uji publik yang objektif bisa dibuatnya pu- tusan yang sesuai,” tandasnya. Hal senada dinyatakan oleh Ketua Asosiasi Peternakan Sapi dan Kerbau Indonesia Teguh Budiyana. Ia berharap kasus dugaan daging impor ilegal yang dibawa ke PTUN dapat menghasilkan kepastian hukum. Siap layani Sementara itu, pihak Kemen- terian Pertanian (Kementan) juga siap melayani gugatan yang diajukan oleh para im- portir itu. Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan Kementan, Respatiyo Prabowo Caturroso, mengatakan tidak ada masalah dengan gugatan itu. “Silakan saja, kita sih tidak masalah. Kita beranggapan dalam UU Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dikatakan jika ingin memasukkan barang harus lengkap dan sesuai dulu. Jadi bukan hanya mendatang- kan barang (tanpa kelengkapan resmi),” ujarnya. Menurut Respatiyo, importir yang kontainernya ditahan di Bea Cukai tersebut melakukan ke- salahan seperti yang diatur dalam UU yang disebut sebelumnya. Respatiyo kembali menekan- kan perlunya kesesuaian dan kelengkapan dokumen surat pemberitahuan pemasukan (SPP) sebelum melakukan impor da- ging. “Harusnya mereka siapkan dulu SPP-nya. Bukan sebaliknya, barang sudah datang baru me- nyiapkan SPP,” tegasnya. Saat ini, Direktorat Bea Cukai masih memverikasi 76 kontai- ner yang saat ini masih tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok. Dari verikasi itu, ada kemungkinan jumlah kontainer berisi daging impor ilegal bertambah. Dari 76 kontainer itu, 55 di antaranya dicurigai tidak memi- liki kelengkapan dokumen alias ilegal. Sebanyak 21 kontainer lainnya dinyatakan legal. “Untuk 21 kontainer yang lain, 2 di antaranya sudah masuk gudang importir, 19 masih menunggu surat-surat keluar,” tandas Respatiyo. (Faw/FD/J-2) [email protected] PTUN Jadi Ujian Kasus Daging Impor Ilegal Sebanyak 55 kontainer daging, yang masih tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok, berpotensi menjadi daging impor ilegal. LINTAS BERITA Pemulung Tewas Dicekik TIGA pria yang diduga mabuk berat mencekik leher pemulung hingga tewas di Jalan Raden Ajeng Kartini, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, kemarin. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Pelaku yang berboncengan tiga melaju dengan ugal-ugalan dan melindas karung milik korban. “Pemulung itu meneriaki,” urai Kapolres Depok Kombes Fery Abraham, kemarin. Pelaku tersinggung dan balik lagi kemudian menggebuki kor- ban. “Korban tewas setelah dicekik pelaku,” lanjutnya. Korban ditinggalkan di pinggir jalan. Kartu identitas milik korban dibawa pelaku untuk menghilangkan jejak. Berkat informasi dari warga, salah satu tersangka berinisial ES berhasil ditangkap. Kini polisi tengah memburu dua tersangka yang membawa dompet milik korban. Fery berharap kedua pelaku dapat ditangkap sehingga mempercepat pengungkapan identitas korban. (KG/J-1) Keluarga Ahmadiyah Bertobat SATU keluarga jemaat Ahmadiyah terdiri dari Karno, 50, suami, Ade Novianti, 45, istri, dan dua anak perempuan, Dian Hadz, 24, serta Dinda, 20, menyatakan kembali ke agama Islam. Pertobatan warga Kampung Cimayang, RT 05 RW 02, Desa Cimayang, Ke- camatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, itu berlangsung di Masjid As’salam, Sabtu (9/4) malam. Pertobatan dilakukan bertepatan dengan acara pengajian bu- lanan yang diikuti sekitar 250 warga desa setempat. Hadir pada acara itu Kapolsek Cibungbulang Komisaris Sartono, Wakapol- sek Ajun Komisaris Syaifuddin Gayo, Danramil Cibungbulang Kapten Infanteri Dadi Mulyadi, serta Sekretaris Camat Sofyan. Menurut Karno, keinginannya untuk masuk Islam sudah ada sejak lama. Dia bahkan sudah membuat surat pernyataan sejak enam bulan lalu. “Tapi baru sekarang waktu yang tepat bagi keluarga kami untuk berikrar,” cetusnya. Sebenarnya Ade Novianti, menurut Karno, tetap muslim sejati. Ia belum masuk jemaat Ahmadiyah. (DD/J-1) Australia belum Terima Laporan KEDUTAAN Besar Australia mengaku hingga saat ini belum memperoleh laporan mengenai warga negara (WN) mereka yakni David Jardine, 60, yang ditemukan tewas di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (9/4) malam. “Sampai saat ini kami belum mendapatkan kabar mengenai warga kami yang ditemukan tewas ataupun dibunuh,” ujar juru bicara Kedubes Australia Ray Marcelo saat dihubungi Media Indonesia melalui sambungan telepon. Meskipun begitu, jubir Kedubes ‘Negeri Kanguru’ itu berjanji pihaknya akan terus memonitor perkembangan kasus tersebut. Pihak kedutaan juga menanti hasil autopsi Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Adapun pihak RS Polri telah selesai melakukan autopsi ter- hadap jenazah David. Hasil autopsi telah disampaikan ke Polres Bogor sebagai pihak yang mengirimkan jenazah itu ke RS Polri. (SZ/*/J-2)) Dilaporkan Kasus Korupsi tapi yang Diusut Pemalsuan Pemenang Lelang Tunggu Fatwa MA KEPOLISIAN belum menetap- kan seorang pun tersangka dalam kasus dugaan korupsi senilai Rp2,4 miliar di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Depok. Kepala Satuan Reserse Krimi- nal Polres Depok Komisaris Ade Rahmat Idnal kemarin mengatakan sudah memeriksa 4 pejabat serta 4 staf BPPKB Kota Depok. “Kami masih mengembangkan sehingga be- lum menetapkan seorang pun sebagai tersangka,” tuturnya. Ade memaparkan pihaknya tidak akan masuk ke kasus korupsi yang dituduhkan ke- pada empat pejabat BPPKB. “Kami hanya masuk ke kasus pemalsuan tanda tangan. Un- tuk itu, kami sudah menyiap- kan Pasal 262 KUHP tentang Pemalsuan Surat. Ancaman- nya, kurungan empat tahun penjara.” Untuk melengkapi tuduhan, polisi juga telah memintai ke- terangan Kepala BPPKB Kota Depok Eka Bachtiar serta Dede Hudoyo selaku Pejabat Fung- sional Pemberdayaan Perem- puan di BPPKB. Pejabat Fungsional BPPKB, Muhamad Yusuf, melaporkan kasus dugaan korupsi yang dilakukan rekan-rekan dan stafnya ke Polres Depok pada 6 September 2010. Kedelapan orang itu dilaporkan memalsu- kan tanda tangan dirinya untuk menyelewengkan uang APBD sebesar Rp2,4 miliar. Selama enam bulan pe- nyidikan ternyata polisi hanya masuk kepada kasus pemalsu- an tanda tangan. Yusuf tidak mau kasus korupsi dengan mengambinghitamkan dirinya lolos begitu saja sehingga pada Maret 2011 melapor lagi ke Ke- jari Depok, tetapi Kejari Depok pun lamban bergerak. Kepala Pidana Khusus Ke- jari Depok Farhan mengatakan pihaknya belum bergerak karena kasus tersebut sudah ditangani kepolisian. “Kami tidak akan mencampuri uru- san yang masih ditangani lembaga penegak hukum lain. “Jika nanti kami ikut, bisa- bisa terjadi ketidakcocokan,” katanya. Yang dilaporkan menyele- wengkan uang APBD, antara lain, Kepala Bidang Pember- dayaan Perempuan TR, Kepala Subbidang Gender YY, Benda- hara SZ, dan pejabat pelaksana teknis kegiatan ZH. (KG/J-1) ROBERT Sudjasmin bersama penasihat hukumnya, M Yasin Mansyur, memohonkan fatwa ke Mahkamah Agung (MA) terkait aset yang dimenangkan lewat Kantor Lelang Negara (KLN), tetapi sik dikuasai pihak lain. “Saat ini kami sedang menunggu fatwa MA,” jelas Yasin Mansyur, kemarin. Sebe- lumnya, Yasin bersama Robert juga mengadukan kasus terse- but ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tetapi ditolak. Alasan KPK, kasus tersebut terjadi pada 1990 dan ketika itu lembaganya belum terbentuk. Saat ini, Yasmin sudah meng- ajukan permohonan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Utara untuk menyita tanah tersebut dan dikembalikan kepada pe- menang lelang. “Sebab sudah seharusnya aset yang dibeli lewat KLN terjamin secara hu- kum dan administrasi. Secara hukum pula, sebagai pemenang lelang, hak klien saya dilindungi oleh negara,” tegasnya. Tanah seluas 8.320 meter persegi dengan Sertikat Hak Milik No 139 Tahun 1974 di Pe- gangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, masih dikuasai pihak PT Summarecon Agung. Robert memenangi tanah tersebut berdasarkan risalah lelang Nomor 338/1989-1990 seharga Rp629 juta pada 5 Maret 1990. “Negara harus melindungi hak saya seba- gai pemenang lelang,” imbuh Robert. Menurut Robert dan Ya- sin, PT Summarecon Agung melakukan balik nama girik C 868 persil 798 S-ll atas nama Saimun bin Nawir melalui akta No 145 dari PT Nusa Kirana Real Estate (pemilik lama). “Namun, sasaran mereka ada- lah SHM No 139/Pegangsaan Dua atas nama Abdullah bin Naman. Ada kemungkinan mereka hendak memalsukan aktanya,” ungkap Yasmin. Kepala Badan Urusan Piu- tang Negara Jusuf Surjamihar- ja, waktu itu, menolak tawaran Summarecon karena terlalu rendah. “Jusuf sendiri yang cerita,” ucap Yasmin. Versi Summarecon tanah itu milik Abdullah bin Naman yang dibebaskan Staf Umum Angka- tan Darat pada 15 April 1965. Pengakuan Abdullah dalam BAP di Mabes Polri, semua surat yang disuruh pihak Su mmarecon untuk ditandatangani dilakukan pada 1960, bukan 1965. “Kuasa hukum PT Summarecon Agung, Herman Zakariah, enggan me- nanggapi. “Saya tidak bisa ko- mentar,” jawabnya. (*/J-1) Negara harus melindungi hak pemenang lelang.” Robert Sudjasmin Pemenang lelang 31 Maret

Transcript of SENIN, 11 APRIL 2011 PTUN Jadi Ujian Kasus Daging Impor Ilegal filekan ilegal oleh Badan Karantina...

Page 1: SENIN, 11 APRIL 2011 PTUN Jadi Ujian Kasus Daging Impor Ilegal filekan ilegal oleh Badan Karantina Kementerian Pertanian (Baran-tan) mengajukan perlawanan dengan memasukkan gugatan

SENIN, 11 APRIL 2011 7MEGAPOLITAN

NESTY TRIOKA PAMUNGKAS

DUA importir yang memasukkan 51 kon-tainer daging sapi yang telah dinyata-

kan ilegal oleh Badan Karantina Kementerian Pertanian (Baran-tan) mengajukan perlawanan dengan memasukkan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Ne-gara (PTUN) akhir bulan lalu. Saat ini prosesnya memasuki pemeriksaan berkas-berkas yang diajukan oleh penggugat.

Kedua importir itu, yakni PT Anzindo dan PT Berkat Mitra Mandiri Prima yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Im-por Daging Indonesia (Aspidi) itu berkeberatan dengan kepu-tusan Barantan bahwa daging yang mereka masukkan ialah daging ilegal.

Anggota Komisi IV DPR Viva Yoga ketika dihubungi kemarin mengatakan masuknya gu-gatan importir daging itu ke PTUN akan membuka tata cara pengurusan perniagaan da ging dari luar sehingga publik men-jadi tahu.

“Kan dengan masuk ke PTUN akan ada uji publik, biar kelihatan tata cara me ng-

urus perniagaan daging dari luar. Transparansi ini juga agar publik tahu. Jadi, PTUN harus bersikap objektif,” kata Viva Yoga, kemarin.

Dengan masuknya perkara ini ke ranah hukum, Viva ber-harap dapat dibasmi praktik mafia dalam perdagangan daging ternak ke Indonesia. Ia yakin PTUN sebagai perwakil-an negara sudah sepatutnya

dapat mengeluarkan putusan yang sesuai dengan peraturan pemerintah dan tidak merugi-kan konsumen.

“Semoga jangan ada mafia lagi. Karena PTUN kan perwa-kilan negara. Dari uji publik yang objektif bisa dibuatnya pu-tusan yang sesuai,” tandasnya.

Hal senada dinyatakan oleh Ketua Asosiasi Peternakan Sapi dan Kerbau Indonesia

Teguh Budiyana. Ia berharap kasus dugaan daging impor ilegal yang dibawa ke PTUN dapat menghasilkan kepastian hukum.

Siap layaniSementara itu, pihak Kemen-

terian Pertanian (Kementan) juga siap melayani gugatan yang diajukan oleh para im-portir itu. Direktur Jenderal

(Dirjen) Peternakan Kementan, Respatiyo Prabowo Caturroso, mengatakan tidak ada masalah dengan gugatan itu.

“Silakan saja, kita sih tidak masalah. Kita beranggapan dalam UU Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dikatakan jika ingin memasukkan barang harus lengkap dan sesuai dulu. Jadi bukan hanya mendatang-kan barang (tanpa kelengkapan resmi),” ujarnya.

Menurut Respatiyo, importir yang kontainernya ditahan di Bea Cukai tersebut melakukan ke-salahan seperti yang diatur dalam UU yang disebut sebelumnya.

Respatiyo kembali menekan-kan perlunya kesesuaian dan kelengkapan dokumen surat pemberitahuan pemasukan (SPP) sebelum melakukan impor da-ging. “Harusnya mereka siapkan dulu SPP-nya. Bukan sebaliknya, barang sudah datang baru me-nyiapkan SPP,” tegasnya.

Saat ini, Direktorat Bea Cukai masih memverifi kasi 76 kontai-ner yang saat ini masih tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok. Dari verifi kasi itu, ada kemungkinan jumlah kontainer berisi daging impor ilegal bertambah.

Dari 76 kontainer itu, 55 di antaranya dicurigai tidak memi-liki kelengkapan dokumen alias ilegal. Sebanyak 21 kontainer lainnya dinyatakan legal.

“Untuk 21 kontainer yang lain, 2 di antaranya sudah masuk gudang importir, 19 masih menunggu surat-surat keluar,” tandas Respatiyo. (Faw/FD/J-2)

[email protected]

PTUN Jadi UjianKasus Daging Impor Ilegal

Sebanyak 55 kontainer daging, yang masih tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok, berpotensi menjadi daging impor ilegal.

LINTAS BERITA

Pemulung Tewas Dicekik TIGA pria yang diduga mabuk berat mencekik leher pemulung hingga tewas di Jalan Raden Ajeng Kartini, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, kemarin.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Pelaku yang berboncengan tiga melaju dengan ugal-ugalan dan melindas karung milik korban. “Pemulung itu meneriaki,” urai Kapolres Depok Kombes Fery Abraham, kemarin.

Pelaku tersinggung dan balik lagi kemudian menggebuki kor-ban. “Korban tewas setelah dicekik pelaku,” lanjutnya. Korban ditinggalkan di pinggir jalan. Kartu identitas milik korban dibawa pelaku untuk menghilangkan jejak. Berkat informasi dari warga, salah satu tersangka berinisial ES berhasil ditangkap. Kini polisi tengah memburu dua tersangka yang membawa dompet milik korban. Fery berharap kedua pelaku dapat ditangkap sehingga mempercepat pengungkapan identitas korban. (KG/J-1)

Keluarga Ahmadiyah Bertobat SATU keluarga jemaat Ahmadiyah terdiri dari Karno, 50, suami, Ade Novianti, 45, istri, dan dua anak perempuan, Dian Hafi dz, 24, serta Dinda, 20, menyatakan kembali ke agama Islam. Pertobatan warga Kampung Cimayang, RT 05 RW 02, Desa Cimayang, Ke-camatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, itu berlangsung di Masjid As’salam, Sabtu (9/4) malam.

Pertobatan dilakukan bertepatan dengan acara pengajian bu-lanan yang diikuti sekitar 250 warga desa setempat. Hadir pada acara itu Kapolsek Cibungbulang Komisaris Sartono, Wakapol-sek Ajun Komisaris Syaifuddin Gayo, Danramil Cibungbulang Kapten Infanteri Dadi Mulyadi, serta Sekretaris Camat Sofyan.

Menurut Karno, keinginannya untuk masuk Islam sudah ada sejak lama. Dia bahkan sudah membuat surat pernyataan sejak enam bulan lalu. “Tapi baru sekarang waktu yang tepat bagi keluarga kami untuk berikrar,” cetusnya.

Sebenarnya Ade Novianti, menurut Karno, tetap muslim sejati. Ia belum masuk jemaat Ahmadiyah. (DD/J-1)

Australia belum Terima Laporan KEDUTAAN Besar Australia mengaku hingga saat ini belum memperoleh laporan mengenai warga negara (WN) mereka yakni David Jardine, 60, yang ditemukan tewas di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (9/4) malam.

“Sampai saat ini kami belum mendapatkan kabar mengenai warga kami yang ditemukan tewas ataupun dibunuh,” ujar juru bicara Kedubes Australia Ray Marcelo saat dihubungi Media Indonesia melalui sambungan telepon.

Meskipun begitu, jubir Kedubes ‘Negeri Kanguru’ itu berjanji pihaknya akan terus memonitor perkembangan kasus tersebut. Pihak kedutaan juga menanti hasil autopsi Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Adapun pihak RS Polri telah selesai melakukan autopsi ter-hadap jenazah David. Hasil autopsi telah disampaikan ke Polres Bogor sebagai pihak yang mengirimkan jenazah itu ke RS Polri. (SZ/*/J-2))

Dilaporkan Kasus Korupsi tapi yang Diusut Pemalsuan

Pemenang Lelang Tunggu Fatwa MA

KEPOLISIAN belum menetap-kan seorang pun tersangka dalam kasus dugaan korupsi senilai Rp2,4 miliar di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Depok.

Kepala Satuan Reserse Krimi-nal Polres Depok Komisaris Ade Rahmat Idnal kemarin mengatakan sudah memeriksa 4 pejabat serta 4 staf BPPKB Kota Depok. “Kami masih mengembangkan sehingga be-lum menetapkan seorang pun sebagai tersangka,” tuturnya.

Ade memaparkan pihaknya tidak akan masuk ke kasus korupsi yang dituduhkan ke-pada empat pejabat BPPKB. “Kami hanya masuk ke kasus pemalsuan tanda tangan. Un-tuk itu, kami sudah menyiap-kan Pasal 262 KUHP tentang

Pemalsuan Surat. Ancaman-nya, kurungan empat tahun penjara.”

Untuk melengkapi tuduhan, polisi juga telah memintai ke-terangan Kepala BPPKB Kota Depok Eka Bachtiar serta Dede Hudoyo selaku Pejabat Fung-sional Pemberdayaan Perem-puan di BPPKB.

Pejabat Fungsional BPPKB, Muhamad Yusuf, melaporkan kasus dugaan korupsi yang dilakukan rekan-rekan dan stafnya ke Polres Depok pada 6 September 2010. Kedelapan orang itu dilaporkan memalsu-kan tanda tangan dirinya untuk menyelewengkan uang APBD sebesar Rp2,4 miliar.

Selama enam bulan pe-nyidikan ternyata polisi hanya masuk kepada kasus pemalsu-an tanda tangan. Yusuf tidak

mau kasus korupsi dengan mengambinghitamkan dirinya lolos begitu saja sehingga pada Maret 2011 melapor lagi ke Ke-jari Depok, tetapi Kejari Depok pun lamban bergerak.

Kepala Pidana Khusus Ke-jari Depok Farhan mengatakan pihaknya belum bergerak karena kasus tersebut sudah ditangani kepolisian. “Kami tidak akan mencampuri uru-san yang masih ditangani lembaga penegak hukum lain. “Jika nanti kami ikut, bisa-bisa terjadi ketidakcocokan,” katanya.

Yang dilaporkan menyele-wengkan uang APBD, antara lain, Kepala Bidang Pember-dayaan Perempuan TR, Kepala Subbidang Gender YY, Benda-hara SZ, dan pejabat pelaksana teknis kegiatan ZH. (KG/J-1)

ROBERT Sudjasmin bersama penasihat hukumnya, M Yasin Mansyur, memohonkan fatwa ke Mahkamah Agung (MA) terkait aset yang dimenangkan lewat Kantor Lelang Negara (KLN), tetapi fi sik dikuasai pihak lain.

“Saat in i kami sedang menunggu fatwa MA,” jelas Yasin Mansyur, kemarin. Sebe-lumnya, Yasin bersama Robert juga mengadukan kasus terse-but ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tetapi ditolak. Alasan KPK, kasus tersebut terjadi pada 1990 dan ketika itu lembaganya belum terbentuk.

Saat ini, Yasmin sudah meng-ajukan permohonan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Utara untuk menyita tanah tersebut dan dikembalikan kepada pe-menang lelang. “Sebab sudah seharusnya aset yang dibeli lewat KLN terjamin secara hu-kum dan administrasi. Secara hukum pula, sebagai pemenang lelang, hak klien saya dilindungi

oleh negara,” tegasnya.Tanah seluas 8.320 meter

persegi dengan Sertifi kat Hak Milik No 139 Tahun 1974 di Pe-gangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, masih dikuasai pihak PT Summarecon Agung.

Robert memenangi tanah tersebut berdasarkan risalah lelang Nomor 338/1989-1990 seharga Rp629 juta pada 5 Maret 1990. “Negara harus melindungi hak saya seba-gai pemenang lelang,” imbuh Robert.

Menurut Robert dan Ya-sin, PT Summarecon Agung melakukan balik nama girik C 868 persil 798 S-ll atas nama

Saimun bin Nawir melalui akta No 145 dari PT Nusa Kirana Real Estate (pemilik lama). “Namun, sasaran mereka ada-lah SHM No 139/Pegangsaan Dua atas nama Abdullah bin Naman. Ada kemungkinan mereka hendak memalsukan aktanya,” ungkap Yasmin.

Kepala Badan Urusan Piu-tang Negara Jusuf Surjamihar-ja, waktu itu, menolak tawaran Summarecon karena terlalu rendah. “Jusuf sendiri yang cerita,” ucap Yasmin.

Versi Summarecon tanah itu milik Abdullah bin Naman yang dibebaskan Staf Umum Angka-tan Darat pada 15 April 1965. Pengakuan Abdullah dalam BAP di Mabes Polri, semua surat yang disuruh pihak Su mmarecon untuk ditandatangani dilakukan pada 1960, bukan 1965. “Kuasa hukum PT Summarecon Agung, Herman Zakariah, enggan me-nanggapi. “Saya tidak bisa ko-mentar,” jawabnya. (*/J-1)

Negara harus melindungi hak

pemenang lelang.”

Robert SudjasminPemenang lelang

31 Maret