SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL...

122
SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA TANGERANG 2013: Masalah dan Penyelesaian Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana sosial (S. Sos) Oleh: Sopian Hadi Permana 1110112000012 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M

Transcript of SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL...

Page 1: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL

WALIKOTA TANGERANG 2013: Masalah dan Penyelesaian

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana sosial (S. Sos)

Oleh:

Sopian Hadi Permana

1110112000012

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M

Page 2: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,
Page 3: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,
Page 4: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,
Page 5: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,
Page 6: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

v

ABSTRAK

Skripsi ini membahas mengenai sengketa yang terjadi pada tahap

pencalonan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tangerang 2013. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang melatar belakangi KPUD Kota

Tangerang tidak meloloskan pasangan Arief R Wismansyah-Sachrudin dan

pasangan Ahmad Marju Kodri-Gatot Suprijanto, bagaimana peran Wahidin Halim

sebagai Walikota Tangerang dalam sengketa tersebut, dan Bagaimana proses

penyelesaiannya. Kerangka teoritis dan konseptual yang digunakan dalam skripsi

adalah konsep dan regulasi Pemilihan Kepala Daerah, sengketa Pemilihan Kepala

Daerah, dan teori dilema dan pilihan rasional politisi. Dalam penelitian skripsi ini

menggunakan metodologi kualitatif. Penelitian dilakukan di wilayah Kota

Tangerang selatan secara bertahap sejak bulan Maret sampai Desember 2014.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara dan studi

dokumentasi.

Berdasarkan studi lapangan dalam bentuk wawancara dan studi

dokumentasi seperti dokumen KPUD, artikel, berita, dan foto-foto peneliti

menemukan bahwa Pasangan Arief-Sachrudin dinyatakan tidak lolos sebagai

pasangan calon pada Pilwalkot karena Sachrudin tidak melampirkan surat

pengunduran diri sebagai Camat Pinang yang disetujui oleh atasannya yaitu

Wahidin Halim.Sedangkan pasangan AMK-Gatot dinyatakan tidak lolos karena

jumlah partai pengusungnya kurang setelah partai Hanura melakukan perpindahan

dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. Keputusan KPUD tersebut adalah

penyebab terjadinya sengketa pada Pilwalkot Tangerang 2013, hal tersebut karena

KPUD telah salah menafsirkan regulasi sehingga keputusan yang dikeluarkan

tidak memiliki kekuatan hukum dan keputusan tersebut sarat akan kepentingan.

Peran WH sebagai Walikota Tangerang dalam sengketa yang terjadi cukup

besar, karena dengan WH tidak memberikan izin kepada Sachrudin telah

menyebabkan pasangan Arief-Sachrudin tidak lolos. Hal tersebut dilakukan WH

untuk memuluskan pencalonan adiknya yaitu Abdul Syukur. Proses penyelesaian

sengketa yang terjadi dilaksanakan oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara

Pemilu (DKPP), dimana kedua pasangan calon yang dinyatakan tidak lolos

kemudian melapor ke DKPP terkait keputusan tersebut dan pelanggaran kode etik

yang dilakukan oleh KPUD Kota Tangerang. DKPP dalam putusannya

memberhentikan sementara KPUD Kota Tangerang karena terbukti melanggar

kode etik, menginstruksikan KPUD Banten mengambil alih tugas KPUD Kota

Tangerang dan mengembalikan hak konstitusional pasangan Arief-Sachrudin dan

AMK Gatot sebagai kandidat Pilwalkot Tangerang 2013.

Page 7: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat, hidayah, nikmat sehat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skiripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan

kepada Rasullullah Muhammad SAW, yang telah berjasa besar membentuk

peradaban Islam dan dunia, pembawa jalan kebenaran hingga akhir zaman.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana sosial

(S.Sos) di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Syukur alhamdulillah dengan

keyakinan dan usaha serta atas segala petunjuk dan kemudahan yang diberikan

Allah SWT kepada penulis akhirnya Skripsi ini dapat terselesaikan.

Dalam proses penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak terlepas dari

bimbingan, peranan, dan bantuan serta doa dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ungkapan terima

kasih kepada :

1. Kepada Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr, Bahtiar Effendy, M.A.

2. Kepada Ketua Program Studi Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Bapak Ali Munhanif, Ph.D.,

3. Kepada Sekretaris Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah yang sekaligus menjadi Dosen

pembimbing skripsi, Bapak M. Zaki Mubarak, M. Si,. Terima kasih telah

meluangkan waktu, membimbing, memberi nasehat, masukan dan

motivasi tanpa henti sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan staf pengajar pada Program Studi Ilmu Politik di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, terimakasih atas pengorbanan waktu dan ilmu

yang diberikan kepada penulis. Semoga Allah SWT mencatat semuanya

sebagai amal ibadah yang tidak akan terputus hingga akhir zaman.

5. Kepada Bapakku Abdul Jalal M dan Ibuku Rodiah yang tidak henti-

hentinya memberikan cinta dan kasih sayang serta doa dan semangat

Page 8: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

vii

kepadaku. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan,

kesehatan dan umur panjang kepada mereka.

6. Kepada Kakaku Nurjanah, Abangku Ade Wahyu Hidayat dan adikku

Noeroel Hikmah yang selalu memberikan support dan semangat.

7. Kawan-kawan seperjuangan Ilmu Politik angkatan 2010, ade mulyawan,

Ramdhani, Astlusani, Imam Utomo, Ichwan, Abdurahman Abudan,

Angga, Aris Setiyawan, Maulana, Masrizal, Novian Dwi Cahyo, Sandi

Lasmana, Yosep Saepullah. Terimakasih semangat dan motivasinya.

8. Kawan-kawan seperjuangan dan sahabat-sahabatku tercinta, Faisal Husen,

Fadil Arrosyad, Hari Dona Finanda, Aisyah, Adis Puji Astuti, M. Indra

Giri, Erwin Saputra, Fathi Andini, Ferdian Ramadhani, Miftahul Choir,

Dewi Pratiwi dan Rifai Tobri.

9. Kawan seperjuangan dalam menyusun skripsi, Dinar Annisa Susanti.

Akhirnya selesai juga skripsi ini mba setelah perjuangan panjang.

10. Fanny Fatwati Putri yang selalu menjadi penyemangat dalam penyusunan

skripsi ini. Terimakasih untuk doa, semangat dan kebahagiaannya. Aku

menyayangimu.

11. Kanda dan Yunda tercinta keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam.

Yunda Yeni Safitri, Yunda Chitra Dea Gemala, Yunda Elva Farhi

Qolbina, Kanda M. Yan Anwar, Kanda Ahmad Fanani, Kanda Kholil dll.

12. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fisip Cabang

Ciputat. Irfan Zharfandy, Gerry Novandika, Alfrad Rusyd, Ahmad Fatoni,

Afina, Aulia Akbar, Rizki Ahmad, Rahmat Syahputra, Dara Amalia,

Atina, Hijri Prakarsa, Afdal Fitrah, Bayu Nanda Permana, Alfira,

Mutiarani Zahara, Fadli Noor, Fajar Fachrian, Tadzkira, Robiyatul

Adawiyah, Aldo, Hervi, Dhoni dan seluruh kader HMI Komfisip.

13. Kawan sekaligus guru Spiritual Kanda Satyawan Pari Kresno,

Terimakasih wan atas konsultasinya selama ini.

14. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Kota Tangerang Selatan.

15. Kelompok KKN Permata UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013.

Page 9: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

viii

16. Kawan-kawan LEPPAMI yang menjadi teman Mendaki disaat penulis

membutuhkan penyegaran.

17. Lisanul Fikri dan Sri Handayani, terimakasih selalu meluangkan waktunya

untuk mendengarkan curhatan dan terimakasih sudah membantu

perjuanganku.

18. Kepada Kanda Sanusi Ketua KPUD Kota Tangerang 2013-2018 yang

telah membantu dan memudahkan proses pencarian data Skripsi ini

19. Bapak Sachrudin Wakil Walikota Tangerang, Bapak Safril Elain mantan

Ketua KPUD Kota Tangerang, Bapak Arief Fadilah Sekjen DPC Hanura

Kota Tangerang, Bapak Dasep Ketua Teamsus Pasangan Arief-Sahcrudin

dan Bapak Syahrul Effendi Kasubag Tekpem KPUD Kota Tangerang

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi narasumber

dalam penyusunan skripsi ini

18. Seluruh pihak yang turut memberikan dukungannya yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu yang telah ikut serta memberikan semangat

sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak mungkin dapat dilaksanakan

tanpa bantuan, petunjuk, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Semoga

Allah SWT melimpahkan karunia serta anugrah-Nya atas segala bantuan yang

telah diberikan, Amin. Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang

dimiliki, penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan pikiran bagi

para pembaca sekalian.

Jakarta, 19 Desember 2014

Sopian Hadi Permana

Page 10: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i

LEMBAR PERYATAAN BEBAS PLAGIARISME .................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ............................. iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Peryataan Masalah ........................................................................... 1

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 10

C. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 11

D. Metode Penelitian ............................................................................. 13

E. Sistematika Penulisan ...................................................................... 17

BAB II KERANGKA TEORITIS & KONSEPTUAL

A. Pemilihan Kepala Daerah .................................................................. 19

1. Asas Pemilihan Kepala Daerah .................................................. 24

2. Asas dan Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah .. 24

3. Persyaratan Bakal Calon dan Pencalonan

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ................................. 25

B. Sengketa Pemilihan Kepala Daerah dan Proses Penyelesaian ......... 29

1. Sengketa Pemilihan Kepala Daerah ........................................... 29

2. Penyelesaian Sengketa Pemilihan Kepala Daerah ..................... 33

C. Dilema Politisi dan Pilihan Rasional Politisi ................................... 42

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG & PELAKSANAAN

PILWALKOT TANGERANG 2013

A. Gambaran Umum Kota Tangerang ................................................... 44

1. Kondisi Geografis ....................................................................... 45

2. Kondisi Ekonomi ........................................................................ 46

3. Kependudukan Kota Tangerang ................................................. 48

Page 11: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

x

B. Dinamika Sosial Politik Kota Tangerang ......................................... 48

1. Pemilu 2004 ................................................................................ 49

2. Pilkada 2008 ............................................................................... 50

3. Pemilu 2009 ................................................................................ 54

C. Tahapan & Jadwal Penyelenggaraan Pilwalkot Tangerang 2013 ..... 55

1. Tahapan Persiapan ...................................................................... 55

2. Tahapan Pelaksanaan .................................................................. 56

BAB IV SENGKETA PILWALKOT TANGERANG 2013

A. Latar Belakang Sengketa Pilwalkot Tangerang 2013 ....................... 65

1. Perpindahan Dukungan Partai Hanura & Tidak Lolosnya

Pasangan AMK-Gatot Sebagai Kandidat Pilwalkot 2013 .......... 66

2. Tidak Lolosnya Pasangan Arief-Sachrudin Sebagai

Kandidat Pada Pilwalkot 2013 ................................................... 69

3. Netralitas dan Lemahnya Pemahaman KPUD

Terhadap Regulasi ...................................................................... 72

4. Respon Pasangan Arief-Sachrudin dan AMK-Gatot .................. 78

B. Peran Wahidin Halim dalam Sengketa

Pilwalkot Kota Tangerang 2013 ....................................................... 80

1. Usaha Wahidin Halim Menjegal Pasangan Arief-Sachrudin ..... 1

2. Posisi Dilematis dan Netralitas Wahidin Halim ......................... 84

C. Proses Penyelesain Sengketa Pilwalkot Tangerang 2013 ................ 86

1. Arief-Sachrudin Melapor ke Panwaslu dan Menggugat

ke PTUN ..................................................................................... 86

2. Pasangan Arief-Sachrudin dan AMK-Gatot Melapor

ke DKPP ..................................................................................... 88

3. Sidang Pelanggaran Kode Etik KPUD Kota Tangerang

oleh DKPP .................................................................................. 90

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 94

B. Saran ................................................................................................. 98

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ xii

LAMPIRAN

Page 12: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

xi

DAFTAR TABEL

Tabel III.I. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Tangerang ................... 46

Tabel III.II. Kependudukan Kota Tangerang ....................................................... 48

Tabel III.III. Perolehan Kursi Partai Politik di DPRD

Kota Tangerang Tahun 2004 ............................................................. 49

Tabel III.IV. Perolehan Suara Pilkada Kota Tangerang 2008 ............................. 52

Tabel III.V. Perolehan Kursi Partai Politik di DPRD

Kota Tangerang 2009 ........................................................................ 54

Tabel III.VI. Hasil Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara

Pilwalkot Tangerang 2013................................................................. 62

Tabel III.VII. Hasil Perolehan Suara Pilwalkot Tangerang 2013

Pasca Putusan MK ............................................................................ 64

Page 13: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Sejak gelombang reformasi bergulir, tuntutan akan terlaksananya proses

demokratisasi yang lebih baik dan terlaksananya otonomi daerah terdengar disana-

sini. Ini menjadi euforia yang wajar, mengingat pemerintahan sebelumnya yang

dipimpin oleh rezim otoritarian telah menciderai proses berdemokrasi dan sangat

memonopoli Pemerintahan Daerah. Undang-Undang No. 22 tahun 1999 yang

mengatur tentang Pemerintah Daerah, telah membawa angin segar bagi

terlaksananya otonomi daerah dan proses demokrasi yang lebih bermutu di

Indonesia. 1

Perubahan format Pemerintah Daerah setelah berlakunya undang-

undang tersebut telah mengakhiri pengaruh Pemerintah Pusat yang begitu

dominan terhadap Pemerintah Daerah.

Sejalan dengan semangat desentralisasi, pada tanggal 15 Oktober 2004

disahkan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

merupakan perubahan atas UU No. 22 tahun 1999.2 Dengan demikian, terjadi

perubahan terhadap sistem pemilihan Kepala Daerah di Indonesia yang pada

awalnya Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilakukan melalui

sistem perwakilan (dipilih oleh DPRD) berubah menjadi sistem pemilihan

langsung (dipilih langsung oleh rakyat). Pilkada langsung sebagai implementasi

1

Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah (Jakarta:

Grasindo, 2005), h. 67. 2

Mohammad Fajrul Falaakh, Legislasi Daerah dan Demokrasi, 8th

ed. (Jakarta:

Komunitas Indonesia untuk Demokrasi, 2012), h. 40.

Page 14: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

2

UU No. 32 tahun 2004 pertama kali diselenggarakan di Kabupaten Kutai

Kartanegara pada tanggal 1 Juni 2005.3

Mekanisme pendaftaran calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

dalam sistem Pilkada langsung menggunakan jalur partai politik. Dimana setiap

pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang ingin berkontestasi

dalam Pilkada langsung harus diusung oleh partai politik atau gabungan partai

politik. Namun pada tahun 2007 seorang calon Gubernur dari NTB melakukan uji

materi UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur

persyaratan pencalonan Kepala Daerah yang hanya lewat partai politik.4

Permohonan pengujian yang dilakukan oleh Lalu Ranggalawe (anggota

DPRD kabupaten Lombok Tengah) tersebut telah memberikan secercah harapan

bagi masyarakat dalam pelaksanaan Pilkada kedepan yang lebih demokratis

setelah MK mengabulkan adanya calon independen atau perseorangan dalam

proses pencalonan Kepala Daerah.5

Keputusan tersebut kemudian dikuatkan

dengan keluarnya UU No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UU No.

32 Tahun 2004.6

Dengan dikeluarkannya Undang-Undang tersebut tentunya telah

menambah angin segar bagi perjalanan Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia

3 Haniah Hanafie dan Suryani, Politik Indonesia (Jakarta:LEMLIT-UIN Jakarta, 2011), h.

117. 4 Teuku Kemal Fasya, ”Tantangan Demokrasi Calon Independen”, artikel diakses pada

21 Januari 2014 dari http://megapolitan.kompas.com/read/2012/03/29/02044581/Tantangan.

Demokrasi.Calon.Independen 5 Yasir Fatahillah, “Calon Independen dalam Pilkada”, artikel diakses pada 21 Januari

2014 dari http://gagasanhukum.wordpress.com/2009/01/15/calon-independen-dalam-pilkada/ 6Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Menata Kembali Pengaturan

Pemilukada (Jakarta: Perludem, 2011), h. V.

Page 15: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

3

kearah yang lebih demokratis. Selama ini banyak putra-putri terbaik yang gagal

maju sebagai calon Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah akibat tidak adanya

dukungan dari partai politik dan keterbatasan finansial. Namun, setelah adanya

keputusan tersebut banyak calon dari independen atau perseorangan yang ikut

berkontestasi dalam Pilkada. Walaupun memang tidak banyak dari calon

perseorangan yang terpilih menjadi Kepala Daerah.7

Pilkada secara langsung merupakan sebuah bentuk pembangunan

demokrasi di Indonesia kearah yang lebih baik. Banyak kalangan yang

berpendapat dengan berubahnya sistem Pilkada menjadi pemilihan langsung, akan

lebih mendekati makna demokrasi yang dimaksud dalam pasal 18 ayat (4) UUD

1945.8 Pilkada secara langsung telah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan

dalam pembangunan demokrasi di Indonesia. Hal itu karena, Pilkada langsung

merupakan sebuah bentuk konsolidasi demokrasi di tingkat lokal yang diyakini

menjadi bagian yang sangat penting dalam mewujudkan konsolidasi tingkat

nasional secara lebih kokoh dan demokratis.9

Walaupun sistem Pilkada langsung merupakan bentuk peningkatan kadar

demokratisasi dan transparansi, serta dapat terpilihnya figur-figur yang mampu

menyelenggarakan Pemerintahan Daerah dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi pada pelaksanaan Pilkada langsung sejak

7

Diakses pada 21 Januari 2014 dari http://www.antaranews.com/print/71463/ artikel

diakses pada 21 Januari 2014. 8

Khazanah Peradaban Hukum dan Konstitusi (konstitusi Press), Demokrasi lokal:

Evaluasi Pemilukada DI Indonesia (Jakarta: Konpress, 2012), h. 7. 9Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Menata Kembali Pengaturan

Pemilukada, h. IV.

Page 16: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

4

Juni 2005 hingga pertengahan tahun 2013 yang sudah dilaksanakan sebanyak

1.026 pilkada (Provinsi 63, Kabupaten 776, dan Kota 187) terdapat banyak

problem-problem dalam proses pelaksanaannya.10

Selama hampir satu dekade pelaksanaan Pilkada secara langsung di

Indonesia terdapat banyak sekali permasalahan yang muncul, antara lain: daftar

pemilih yang tidak akurat, penyelenggara yang tidak adil dan netral, politisisasi

birokrasi, biaya pelaksanaan yang sangat besar, praktik politik uang, pelanggaran

kampanye (curi strart kampanye, pelaporan dana kampanye dan kampanye diluar

jadwal, serta black campaign), proses pencalonan yang bermasalah, masalah

pemungutan dan penghitungan suara, penetapan calon terpilih, tingkat partisispasi

yang rendah dan tindak kekerasan. Permasalahan yang ada ini melahirkan

ketidakpuasan yang berujung pada pengajuan keberatan atas keputusan yang

dikeluarkan oleh penyelenggara Pilkada dan hasil Pilkada ke pengadilan dengan

alasan yang beragam.

Berdasarkan data rekapitulasi perkara PHPUD yang dimuat oleh MK sejak

tahun 2008 sampai tahun 2013 terdapat 719 gugatan Pilkada ke MK. Dari total

tersebut sebanyak 14 gugatan ditarik kembali, 1 dinyatakan gugur, 106 tidak

diterima, 318 ditolak, dan hanya 54 yang diterima.11

Sejak tahun 2005 sampai

dengan pertengahan tahun 2013 ini, tercatat terjadi kekerasan dalam Pemilihan

10

Diakses pada 26 Agustus 2014 dari Web Resmi Direktorat Jendral Otda Kemendagri

RI http://otda.kemendagri.go.id/ 11

Diakses pada 27 Agustus 2014 dari Web Resmi Mahkamah Konstitusi

http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.RekapPHPUD

Page 17: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

5

Kepala Daerah langsung di 104 lokasi. Dari total 104 lokasi terjadi 585 insiden

kekerasan dan 58 persen telah menyebabkan rusaknya sarana fisik.12

Beberapa daerah yang mengalami konflik atau sengketa pada pelaksanaan

Pilkada langsung diantaranya Kabupaten Gowa (2010), Kabupaten Ilaga (2011),

Provinsi Aceh (2012), Kota Jaya Pura (2010), Kabupaten Lamongan (2010), Kota

Tangerang Selatan (2010), Kabupaten Buton (2011) dan yang baru-baru ini terjadi

adalah Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tangerang (2013).13

Sengketa

yang terjadi pada Pilwalkot Tangerang tahun 2013 silam diawali dengan gugurnya

dua pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Tangerang 2013 (Arief R

Wismansyah-Sachrudin dan Ahmad Marju Kodri-Gatot) oleh KPUD Kota

Tangerang. Sengketa yang terjadi pada pelaksanaan Pemilihan Walikota dan

Wakil Walikota Tangerang tersebut telah menyita perhatian banyak orang.

Perlu diketahui pada proses pendaftaran Pilwalkot Kota Tangerang

setidaknya ada lima bakal calon Walikota dan Wakil Walikota yang mendaftarkan

diri ke KPUD Kota Tangerang. Mereka adalah H. Arief R. Wismansyah, Bsc.

M.kes-Drs. H. Sachrudin (Demokrat, Gerindra, dan PKB), H. Abdul Syukur-

Hilmi Fuad ST.M.Kom (Golkar dan PKS), TB Dedy Suwandi Gumelar-Ir.

Suratno Abubakar, MM (PDI-P dan PAN), Dr. HM. Harry Mulya Zein M.Si-

Iskandar S.Ag (PPP, PKNU dan Gerindra), dan Ir. H. Ahmad Marju Kodri-Drs.

12

Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri), Konflik dalam Pemilihan Kepala Daerah

Secara Langsung: Problematika dan Penanganan (Kajian dan Diskusi Interaktif Strategi Antara)

(Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri, 2013), h. 7. 13

Veri Junaidi, Mahkamah Konstitusi Bukan Mahkamah Kalkulator, 2th

ed. (Depok:

Themis Books, 2013), h. 10-11.

Page 18: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

6

Gatot Suprijanto (Hanura, PDP, PPRN, PKPI, PBR, PDS, PNI Marhaenisme,

Partai Patriot dan 15 partai politik non parlemen lainnya).14

Selanjutnya pada pleno tahapan Pilwalkot Kota Tangerang, KPUD Kota

Tangerang menetapkan hanya tiga pasangan yang lolos dan ditetapkan sebagai

calon Walikota dan Wakil Walikota pada Pilwalkot Kota Tangerang. Ketiga

pasangan calon tersebut adalah, Abdul Syukur-Hilmi Fuad, Dedi Gumelar-

Suratno Abubakar, Harry Mulya Zein (HMZ)-Iskandar Zulkarnanen. Pasangan

Arief R. Wismansyah-Sachrudin dinyatakan tidak lolos karena mereka terganjal

masalah administratif yaitu tidak dilengkapinya surat pengunduran diri Sachrudin

yang menjabat sebagai Camat Pinang, lantaran Walikota Tangerang Wahidin

Halim tidak mengeluarkan surat persetujuan pengunduran dirinya. Sedangkan

pasangan Ahmad Marju Kodri-Gatot dinyatakan tidak lolos karena tidak

memenuhi syarat dukungan partai politik, yaitu partai pengusungnya kurang dari

15% total raihan suara pada Pileg 2009 setelah partai Hanura menarik

dukungannya.15

Keputusan ini tentu sangat mengejutkan banyak pihak, salah satunya

adalah pendukung pasangan bakal calon Arief R Wismansyah-Sachrudin. Setelah

mendengar keputusan KPUD Kota Tangerang bahwa pasangan yang mereka

usung tidak lolos, pada tanggal 25 Juli 2013 ribuan orang pendukung pasangan

14

Himah Komariah, “Pilkada Kota Tangerang: Aksi Pilih Kasih Sang Walikota”, artikel

diakses pada 06 Februari 2014 dari http://politik.kompasiana.com/2013/07/27/pilkada-kota-

tangerang-aksi-pilih-kasih-sang-walikota-580220.html 15

Sumantri Handoyo, “Tiga Pasangan Calon Resmi Bersaing di Pemilukada Kota

Tangerang”, artikel diakses pada 06 Februari 2014 dari http://www.metrotvnews.com

/metronews/read/2013/07/25/5/170964/Tiga-Pasangan-Resmi-Bersaing-di-Pemilu-Kada-Kota-

Tangerang

Page 19: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

7

calon Walikota dan Wakil Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah-Sachrudin

melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor KPUD Kota Tangerang.16

Kemudian

pada tanggal 29 Juli 2013, pendukung Arief R Wismansyah-Sahcrudin kembali

menduduki kantor KPUD Kota Tangerang.17

Pada hari yang sama para pendukung

Arief R Wismansyah-Sachrudin juga melakukan aksi di Kantor KPUD Banten.18

Selain itu, Arief R Wismansyah-Sachrudin dan juga Ahmad Marju Kodri-

Gatot mengadukan KPUD Kota Tangerang ke DKPP atas dugaan pelanggaran

kode etik. Pada sidang pelanggaran kode etik KPUD Kota Tangerang, DKPP

mengabulkan seluruh pengaduan dan menjatuhkan sanksi kepada KPUD Kota

Tangerang dan memutuskan agar KPUD Provinsi Banten mengambil alih tugas

KPUD Kota Tangerang. Dilain sisi, DKPP memutuskan agar KPUD Provinsi

Banten untuk mengembalikan hak atas Ahmad Marju Kodri-Gatot serta Arief R

Wismansyah-Sachrudin untuk maju menjadi pasangan calon Walikota dan Wakil

Walikota Tangerang 2013.19

Terlepas dari permasalahan yang ada, pada 31 Agustus 2013 proses

pemungutan suara dilaksanakan. Pelaksanaan pemungutan suara Pilwalkot Kota

16

Amba Dini Sekarningrum, “Pendukung Arif-Sachrudin Demo KPUD Kota

Tangerang”, Artikel diakses pada 07 Februari 2014 dari http://jakarta.okezone.com/read

2013/07/25/501/ 842291/pendukung-arif-sachrudin-demo-kpud-kota-tangerang 17

Amba Dini Sekarningrum, “Demo Sunyi Pendukung Arief-Sachrudin”, Artikel diakses

pada 12 Desember 2013 dari http://ekbis.sindonews.com/read/2013/07/29/31/766653/demo-sunyi-

pendukung-arief-sachrudin 18

Artikel diakses pada 07 Februari 2014 dari http://www.beritasatu.com/nasional/

128861-massa-pendukung-pasangan-ariefsachrudin-demo-di-kantor-kpu-banten.html 19

Laksono Hari Wiwoho, “KPU Banten Siap Ambil Alih Pelaksanaan Pilkada

Tangerang”, artikel diakses pada 07 Februari 2014 dari http://megapolitan.kompas.com

/read/2013/08/06/1921449/KPU.Banten.Siap.Ambil.Alih.Pelaksanaan.Pilkada.Tangerang

Page 20: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

8

Tangerang di ikuti oleh 1.161.855 pemilih di 2.938 TPS.20

Berdasarkan rapat

pleno penghitungan suara tingkat KPU, pasangan Arief R Wismansyah-

Sachrudin memperoleh suara terbanyak dengan meraih 340.810 suara. Sementara,

pasangan Harry Mulya Zein-Iskandar meraih 45.627 suara, pasangan Abdul

Syukur-Hilmi Fuad meraih 187.003 suara, pasangan Deddy Gumelar-Suratno Abu

Bakar memeroleh 121.375 suara, dan pasangan Ahmad Marju Kodri-Gatot

Suprijanto memperoleh 15.060 suara.21

Akan tetapi sengketa yang terjadi pada tahap pencalonan Pilwalkot Kota

Tangerang belum juga usai, sengketa harus berakhir di PTUN dan Mahkamah

Konstitusi. Setalah proses pemungutan suara ada gugatan yang dilakukan oleh

pasangan Harry Mulya Zein–Iskandar, Abdul Syukur–Hilmi Fuad, dan Dedi

Gumelar-Suratno Abu Bakar ke PTUN terkait keputusan KPUD Provinsi Banten

yang meloloskan pasangan Ahmad Marju Kodri-Gatot dan Arief-Sachrudin.

Namun PTUN akhirnya menolak gugatan tersebut, karena putusan KPUD

Provinsi Banten dianggap tidak merugikan penggugat secara nyata sebagai akibat

adanya keputusan KPUD Provinsi Banten.22

Merasa tidak puas dengan keputusan PTUN, pasangan Harry Mulya Zein-

Iskandar dan Abdul Syukur-Hilmi Fuad kemudian menggugat KPUD Provinsi

20

Laksono Hari Wiwoho, “KPU Banten Siap Ambil Alih Pelaksanaan Pilkada

Tangerang”. 21

Eri Komar Sinaga, “PTUN Banten Tolak gugatan Miing”, artikel diakses pada 09

Februari 2014 dari http://www.tribunnews.com/metropolitan/2013/10/31/ptun-bantentolak-

gugatan-miing-pilkada-tangerang-kini-di-tangan-mk 22

Amba Dini Sekarningrum, “PTUN Tolak Gugatan 3 Paslon di Pilkada Kota

Tangerang”, artikel diakses pada 09 Februari 2014 dari http://metro.sindonews.com/read

/2013/10/31/31 /800517/ptun-tolak-gugatan-3-paslon-di-pilkada-kota-tangerang

Page 21: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

9

Banten dan Kota Tangerang ke MK. Kemudian dalam putusan yang dikeluarkan

pada 19 November 2013 MK mendiskualifikasi pasangan calon nomor urut

empat, Ir. H. Ahmad Marju Kodri-Drs. Gatot Suprijanto sebagai pasangan calon

Walikota dan Wakil Walikota Tangerang dan memerintahkan KPUD Provinsi

Banten untuk menetapkan pasangan nomor urut lima Arief R Wismansyah-

Sachrudin sebagai pasangan calon terpilih Walikota dan Wakil Walikota

Tangerang 2013-2018.23

Berdasarkan pernyataan diatas mengenai sengketa yang terjadi pada tahap

pencalonan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tangerang 2013 saya tertarik

melakukan penelitian mengenai sengketa yang terjadi pada tahapan

penyelenggaraaan Pilwalkot di Kota Tangerang tersebut, adapun judul penelitian

saya adalah “Sengketa Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tangerang 2013:

Masalah dan Penyelesaian”.

B. Pertanyaan Penelitian

Penelitian skripsi ini secara umum ingin memberikan analisa terhadap

sengketa yang terjadi pada tahap pencalonan Pemilihan Walikota dan Wakil

Walikota Tangerang 2013. Adapun untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini,

peneliti memiliki beberapa pertanyaan yang menjadi fokus peneliti dalam

penelitian ini, yaitu:

23

Islahudin, ”pilkada Tangerang MK Menangkan Pasangan Arif-Sachrudin”, artikel

diakses pada 10 Februari 2014 dari http://www.merdeka.com/peristiwa/pilkada-tangerang-mk-

menangkan-pasangan-arif-sachrudin.html

Page 22: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

10

1. Apakah yang menyebabkan pasangan Arief R Wismansyah–Sachrudin dan

Ahmad Marju Kodri-Gatot Suprijanto tidak lolos sebagai kandidat pada

Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tangerang 2013 oleh KPUD

Kota Tangerang?

2. Bagaimana Posisi Wahidin Halim sebagai Walikota Tangerang dalam

sengketa Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tangerang 2013?

3. Bagaimana proses penyelesaian sengketa Pemilihan Walikota dan Wakil

Walikota Tangerang 2013?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui menyebabkan pasangan Arief R Wismansyah–

Sachrudin dan Ahmad Marju Kodri-Gatot Suprijanto tidak lolos sebagai

kandidat pada Pilwalkot Tangerang 2013 oleh KPUD Kota Tangerang?

b. Untuk mengetahui Posisi Wahidin Halim sebagai Walikota Tangerang

dalam sengketa Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota 2013?

c. Untuk mengetahui proses penyelesaian sengketa Pemilihan Walikota

dan Wakil Walikota Tangerang 2013?

2. Manfaat Penelitian

Manfaat Akademis

a. Memperkaya studi tentang politik lokal terutama mengenai Pemilihan

Kepala Daerah.

Page 23: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

11

b. Memberikan gambaran mengenai sengketa yang terjadi pada Pilwakot

Kota Tangerang pada tahun 2013.

Manfaat Praktis

a. Memberikan kontribusi literatur keilmuan serta menjadikan penelitian

ini sebagai literatur dalam bidang Ilmu Politik.

b. Menambah informasi bagi penelitian skripsi yang serupa di waktu yang

akan datang.

D. Tinjauan Pustaka (Literatur Riview)

Dalam penelitian yang telah dilakukan, telah terdapat penelitian terdahulu

yang mengkaji mengenai mengenai pelanggaran, permasalahan, dan sengketa atau

konflik yang terjadi pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah langsung di

Indonesia. Ada beberapa penelitian yang berhasil ditemukan sebagai

perbandingan dalam melakukan penelitian skripsi ini, yaitu:

Pertama, Tesis hasil penelitian dari Radian Syam Mahasiswa Program

Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 2005 dengan

judul “Sengketa Hasil Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Studi Kasus

Sengketa Hasil Pilkada Di Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Radia Syam peneliti menemukan perbedaan

dengan penelitian ini. Dimana dalam penelitian tersebut lebih terfokus kepada

kendala yang dihadapi oleh MA dalam hal terjadinya sengketa terhadap penetapan

hasil Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan penerapan

penyelesaian sengketa hasil Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Page 24: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

12

secara langsung pada kasus sengketa hasil Pilkada di Kabupaten Melawi, Provinsi

Kalimantan Barat. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan lebih terfokus

kepada sengketa yang terjadi pada tahap pencalonan Pemilihan Walikota dan

Wakil Walikota Kota Tangerang 2013 serta bagimana proses penyelesaiannya.

Kedua, Skripsi hasil penelitian dari Mishbah Jamal Al-Islamy Mahasiswa

Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang ditulis pada tahun 2013 dengan judul “Politisasi

Birokrasi: Studi Politisasi Birokrasi pada Pemilihan Umum Kepala Daerah

Tangerang Selatan, Banten Tahun 2010-2011”. Peneliti menemukan perbedaan

penelitian yang dilakukan oleh Mishbah dengan yang peneliti lakukan, dimana

penelitian tersebut terfokus pada politisasi Birokrasi yang dilakukan oleh salah

satu pasangan calon pada pelaksanaan Pilkada Kota Tangerang Selatan, dimana

permasalahan atau pelanggaran tersebut menyebabkan sengketa di MK dan

membuat pelaksanaan Pilkada harus diulang. Sedangkan Penelitian yang peneliti

lakukan terfokus pada peran Walikota dan penyelenggara Pilwalkot pada sengketa

Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Kota Tangerang 2013.

Ketiga, skripsi hasil penelitian dari Halim Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

ditulis pada tahun 2013 dengan judul “Konflik Pemilihan Umum Kepala Daerah

Kabupaten Bangkalan Jawa Timur (Studi Kasus Pembatalan Pasangan calon

Imam Bukhori Kholil-Zainal Alim Dalam Pemilukada 2013)”. Dalam penelitian

tersebut, peneliti menemukan perbedaan dengan yang peneliti lakukan. Dimana

penelitian tersebut mengenai konflik yang terjadi pada pelaksanaan Pilkada yang

Page 25: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

13

disebabkan oleh pembatalan salah satu pasangan calon pada H-6 pemungutan

suara Pilkada Bangkalan 2012. Penelitiannya terfokus pada konflik yang

melibatkan pasangan Calon Imam Bukhori Kholil-Zainal Alim, DPC PPD, KPUD

bangkalan, dan PTUN.

Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan terfokus pada sengketa tahap

pencalonan Pilwalkot Tangerang 2013 yang disebabkan oleh netralitas KPUD

Kota Tangerang dalam penetapan pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota

Tangerang 2013, lemahnya pemaham KPUD Tangerang tentang regulasi, peran

Wahidin Halim sebagai Walikota Tangerang dalam sengketa dan bagaimana

proses penyelesaian sengketanya.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam mengkaji permasalahan

ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Lexy Moleong, metode

penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku,

persepsi motivasi, tindakan secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata dan bahasa, yang pada suatu kontak khusus yang alamiah. 24

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian yang akan

peneliti lakukan lebih cenderung memahami fenomena dan mengeksplorasi

24

Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 23th

ed. (Bandung: Rosda Karya, 2007),

h. 4-6.

Page 26: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

14

sedetail mungkin sengketa yang terjadi pada tahap pencalonan Walikota dan

Wakil Walikota Tangerang 2013 serta proses penyelesaiannya.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah administrasi Kota Tangerang, sedangkan

untuk waktu penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari bulan Maret sampai

dengan bulan Desember 2014.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan 2 buah teknik

pengumpulan data, yaitu:

a. Studi Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan dokumentasi yang digunakan sebagai literatur

penelitian berupa: buku, jurnal, dokumen hasil penelitian, artikel, foto-foto, video,

dan segala macam benda yang dapat memberikan keterangan yang tertulis

ataupun tidak. Dokumetasi diperlukan untuk mempermudah peneliti menemukan

jawaban dari permasalahan tersebut dan juga peneliti dapat menjelaskan secara

detail dan jelas terkait dengan sengketa yang terjadi pada tahap pencalonan

pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tangerang 2013.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka dengan maksud

dan tujuan tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh kedua pihak, yaitu pencari

Page 27: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

15

informasi (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan sumber informasi

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.25

Selain itu

wawancara didefinisikan juga sebagai sebuah proses interaksi dan komunikasi

verbal dengan tujuan untuk mendapatkan sebuah informasi yang di inginkan.26

Wawancara juga merupakan metode tepat untuk pengumpulan data tentang subjek

kontemporer yang belum dikaji secara ekstensif dan tidak banyak literatur yang

membahasnya.27

Peneliti melakukan wawancara kepada mantan Ketua KPUD Kota

Tangerang (Safril Elain), Kasubag Tekpem KPUD Kota Tangerang (Syahrul

Effendi), Wakil Walikota Tangerang terpilih (Sachrudin), Ketua Tim Sukses

Pasangan Arief-Sachrduin (Dasep), dan Sekjen DPC Hanura Kota Tangerang

(Arief Fadillah).

4. Sumber dan Jenis Data

Sumber data diperoleh dari dokumen-dokumen yang peneliti masukan

serta hasil dari wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti. Sebelum digunakan

dalam proses analisis, data dikelompokan terlebih dahulu sesuai dengan jenis dan

karakteristik yang menyertainya. Berdasarkan sumber pengambilannya, data

dibedakan atas dua macam, yaitu data primer dan data sekunder.

25

Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, Obsevasi & Wawancara, h. 63. 26

Nurul Zurihah, Metode Penulisan Sosial dan Pendidikan: Teori dan Aplikasi (Jakarta:

PT. Bumi Perkasa, 2007), h. 197. 27

Lisa Harrison, Metodologi Penelitian Politik (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), h.

104.

Page 28: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

16

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung

dilapangan dari sumber asli oleh orang yang melakukan penelitian.28

Data

sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang

melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.29

5. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan, selanjutnya yang dipelukan adalah kegiatan

pengolahan data (data prcessing). Pengolahan data mencakup kegiatan

menyunting dan mengklasifikasikan data. Menyunting data merupakan kegiatan

memeriksa dan yang terkumpul, termasuk kelengkapan dan keperluannya untuk

penelitian. Sedangkan mengklasifikasikan atau mengelompokan data berguna

untuk memfokuskan spesifikasi dalam penelitian. Tahap pengelolaan data ini

kemudian dilanjutkan dengan menganalisis dan menginterpretasikan data.

Analisis data merujuk kepada kegiatan pengorganisasian data ke dalam susunan-

susunan tertentu dalam rangka interpretasi data untuk menjawab pertanyaan

penelitian.30

Data yang sudah diperoleh kemudian diolah dan dijelaskan menggunakan

teknik analisis deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang

diupayakan untuk mencandera atau mengamati permasalahan secara sistematis

dan akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu.31

Dengan menggunakan teknik

28

Pupuh Fathurahman, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia,

2011), 146. 29

Pupuh Fathurahman, Metode Penelitian Pendidikan, h. 147. 30

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial: Dasar-Dasar dan Aplikasi (Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 1999), h. 33-34. 31

Pupuh Fathurahman, Metode Penelitian Pendidikan, h. 100.

Page 29: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

17

analisis ini penulis berharap mampu memberikan gambaran suatau fenomena atau

permasalahan yang terjadi secara sistematis, faktual, aktual, akurat, dan jelas

berdasarkan data yang diperoleh mengenai problematika yang terjadi pada

pelaksanaan Pemilukada langsung di Indonesia khususnya pada penyelenggaraan

Pemilukada kota Tangerang 2013.

Adapun sebagai pedoman penelitian karya ilmiah ini, peneliti

menggunakan buku pedoman “Panduan Penyusunan Proposal dan Penulisan

Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Negeri Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis membaginya menjadi 5 Bab, yaitu:

Bab I : Pendahuluan, pada bab ini penulis menjelaskan permasalahan yang

melatar belakangi pembahasan dan perumusan masalah serta manfaat dan tujuan

dari penulisan itu sendiri. Selain itu pada bab ini akan dipaparkan juga mengenai

tinjauan pustaka dan metodologi penelitian skripsi ini.

Bab II : Kerangka teoretis dan konseptual, pada bab ini menjelaskan

mengenai teori dan konsep yang digunakan dalam pendekatan yang menjelaskan

pokok permasalahan skripsi ini, yaitu sengketa Pemilihan Walikota dan Wakil

Walikota Kota Tangerang 2013: masalah dan penyelesaian. Adapun kerangka

teoritis dan konseptual yang digunakan adalah Konsep Pemilihan Kepala Daerah,

Page 30: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

18

Penyelesaian Sengketa Pemilihan Kepala Daerah, dan Teroi Dilema dan Pilihan

Rasional Politisi.

Bab III : Pada bab ini peneliti menjelaskan mengenai gambaran umum,

dinamika sosial-politik di Kota Tangerang dan penyelenggaraan Pilwalkot

Tangerang 2013.

Bab IV : Pada bab ini merupakan bagian yang berisi tentang permasalahan

yang peneliti angkat. Peneliti menjelaskan mengenai penyebab pasangan Arief R

Wismansyah–Sachrudin dan Ahmad Marju Kodri-Gatot Suprijanto tidak lolos

verifikasi oleh KPUD Kota Tangerang, peran Wahidin Halim sebagai Walikota

Tangerang dalam sengketa Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Kota

Tangerang 2013 dan bagaimana proses penyelesaian sengketa yang terjadi.

Bab V : Pada bab ini peneliti menyimpulkan pembahasan mengenai skripsi

ini sekaligus menjadi penutup pada pokok permasalahan sengketa Pemilihan

Walikota dan Wakil Walikota Kota Tangerang 2013 dan selanjutnya di bab

penutup ini terdapat juga saran yang berkaitan dengan permasalahan yang terjadi

agar memperoleh sebuah solusi untuk meminimalisir atau mencegah

permasalahan tersebut terjadi lagi.

Page 31: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

19

BAB II

KERANGKA TEORETIS & KONSEPTUAL

A. Pemilihan Kepala Daerah

Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 menyatakan bahwa "kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan

menurut Undang-Undang Dasar", ini berarti rakyat memiliki kedaulatan, tanggung

jawab, hak dan kewajiban untuk secara demokratis memilih pemimpin yang akan

membentuk pemerintahan guna mengurus dan melayani seluruh lapisan

masyarakat, serta memilih wakil rakyat untuk mengawasi jalannya pemerintahan.

Perwujudan kedaulatan rakyat tersebut dilaksanakan melalui Pemilu secara

langsung.1

Secara sederhana, pemilihan umum didefinisikan sebagai sarana atau suatu

cara untuk menentukan orang-orang yang akan mewakili rakyat dalam

menjalankan pemerintahan. Pemilihan umum didefinisikan juga sebagai sebuah

kesempatan ketika warga memilih pejabatnya dan memutuskan apa yang mereka

ingin pemerintah lakukan untuk mereka.2 Selanjutnya, dalam UU No. 8 Tahun

2012:

“Pemilihan umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan

kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,

jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.3

1Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 2

Diakses pada 30 Mei 2014 dari http://sospol.pendidikanriau.com/2009/12/definisi-

pemilihan-umum-secara.html. 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012.

Page 32: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

20

Sedangkan menurut Dr. Indria Samego, Pemilihan Pmum disebut sebagai

”Political Market”. Jadi, Pemilihan Umum adalah pasar politik tempat individu

ataupun masyarakat berinteraksi untuk melakukan kontrak sosial antara peserta

pemilu dengan pemilih setelah terlebih dahulu melakukan serangkaian aktivitas

politik yang meliputi: kampanye, propaganda, iklan politik melalui media cetak,

audio maupun audio visual serta media lainnya seperti spanduk, pamflet,

selebaran bahkan komunikasi antar pribadi yang berbentuk face to face atau lobby

yang berisi penyampaian pesan mengenai program, platfrom, asas, ideologi serta

janji-janji politik lainnya untuk meyakinkan para pemilih sehingga pada

pencoblosan dapat menentukan pilihannya terhadap salah satu partai politik yang

menjadi peserta Pemilihan Umum untuk mewakili dalam badan legislatif ataupun

eksekutif.4

Di Indonesia Pemilu dilaksanakan setiap lima tahun sekali secara efektif

dan efisien berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil untuk

memilih anggota DPR, DPD, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden, serta Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah melalui Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

selanjutnya disebut Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah

Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur atau Bupati/Walikota dan Wakil

Bupati/Walikota untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara

langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemilihan tersebut

4A. Rahman H.I, Sistem Politik Indonesia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 147.

Page 33: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

21

dilakukan oleh penduduk daerah setempat yang telah memenuhi syarat.5

Sedangkan dalam PP 49 Tahun 2008:

“Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang selanjutnya disebut

pemilihan adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah Provinsi dan/atau

Kabupaten/Kota berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah”.6

Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia merupakan kelanjutkan atas

dikeluarkannya ketetapan MPR No.XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraan

otonomi daerah, dilanjutkan dengan UU Otonomi Daerah No. 22 Tahun 1999 dan

UU No. 25 Tahun 1999, serta UU No. 32 Tahun 2004.7 Berdasarkan UU No. 22

Tahun 1999, Pengisian jabatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

dilakukan oleh DPRD melalui pemilihan secara bersamaan, dimana calon Kepala

Daerah dan calon Wakil Kepala Daerah ditetapkan oleh DPRD melalui tahap

pencalonan dan pemilihan.8 Dalam peraturan ini jelas bahwa pengesahan dan

pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara prosedural

kewenangannya berada ditangan anggota DPRD.

Kewenangan yang sangat luas tersebut tidaklah diimbangi oleh

keterampilan untuk mengartikulasi dan mengagresikan aspirasi masyarakat daerah

secara optimal, hal ini terbukti dengan banyaknya praktik politik uang, politik

ansich, dukungan irasional partai politik, dan adanya campur tangan elit pejabat

5KPU Provinsi Banten, “Buku Peraturan tentang Pemilukada” (Serang: T.tp, 2011), h.

04. 6Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2008 Tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan

Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. 7Haniah Hanafie dan Suryani, Politik Indonesia (Jakarta: LEMLIT-UIN Jakarta, 2011), h.

117.

8Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah.

Page 34: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

22

dalam pelaksanaan Pilkada.9 Selain itu adanya tuntutan dari masyarakat yang

menginginkan Kepala Daerah dipilih secara langsung, karena masyarakat yakin

bahwa pemimpin yang terpilih nanti adalah pemimpin yang arif dan bijak serta

mampu membawa masyarakat daerah menuju perbaikan dan kemakmuran turut

mendorong lahirnya UU No. 32 Tahun 2004 yang merubah sistem Pilkada

menjadi sistem pemilihan langsung.

Dasar hukum secara umum bagi pelaksanaan Pilkada secara langsung yang

diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004 adalah adanya amandemen UUD 1945 yang

telah mengubah bab IV tentang pemerintah daerah dan perubahan UU No. 4

Tahun 1999 menjadi UU No. 22 Tahun 2003 yang didalamnya tidak disebutkan

lagi kewenangan DPRD untuk memilih Kepala Daerah. Pilkada Langsung juga

dijiwai oleh pasal 1 ayat 2 UUD 1945 dan Pasal 18 ayat 4 UUD 1945 yang

berbunyi “Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai Kepala

Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota dipilih secara demokratis”.10

Pilihan untuk memaknai UUD 1945 dengan memilih mekanisme

pemilihan secara langsung sebagaimana diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004

merupakan pilihan yang sangat tepat dalam mengelola masa transisi Indonesia

dari era otoritarian ke era demokratisasi yang sesungguhnya.11 Kehadiran UU

tersebut tentunya membuka peluang untuk mewujudkan aspirasi daerah, yaitu

keinginan untuk memiliki pemimpin lokal yang disepakati oleh rakyat melalui

9Prof. Drs. HAW. Wijaya, Penyelenggaraan Otonomi Di Indonesia (Jakarta: Rajawali

Pers, 2005), h. 120-121.

10

Prof. Drs. HAW. Wijaya, Penyelenggaraan Otonomi Di Indonesia, h. 121. 11

Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Menata Kembali Pengaturan

Pemilukada (Jakarta: Perludem, 2011), h. V.

Page 35: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

23

proses Pilkada secara langsung.12

Pilkada langsung atas implementasi dari UU

No. 22 Tahun 2004 pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005 di

Kabupaten Kutai Kartanegara.13

Seiring berjalannya waktu, Pilkada langsung semakin baik kualitasnya

setelah Mahkamah Konstitusi mengabulkan uji materi UU No. 32 tahun 2004

yang mengatur persyaratan pencalonan Kepala Daerah hanya lewat parpol oleh

seorang calon Gubernur dari NTB Pada tahun 2007.14

MK mengabulkan adanya

calon independen dalam proses pencalonan Kepala Daerah. Hal itu tertuang dalam

Keputusan MK No. 5/PUU-V/2007 yang menggugurkan Pasal 56, 59, dan 60 UU

No. 32/2004 yang memuluskan calon independen maju dalam Pilkada dengan

acuan Pilkada Aceh.15

Keputusan MK itu kemudian dilegalisasi ke dalam UU No.

12 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa peserta pilkada juga dapat berasal dari

pasangan calon independen yang didukung oleh sejumlah orang.

Dalam perjalanannya, telah terjadi beberapa kali perubahan mengenai

istilah Pemilihan Kepala Daerah. Pertama Pilkada, lalu Pemilukada, kemudian

Pilgub/Pilbup/Pilwalkot. Ketiganya terasa sama, tapi sebetulnya berbeda.

Pertama, Pemilihan Kepala Daerah merupakan bagian dari Otonomi Daerah yang

ditetapkan dalam UU No. 32 Tahun 2004, maka istilahnya Pilkada. Akan tetapi,

dalam UU No. 22 Tahun 2007 dijelaskan Pemilihan Kepala Daerah merupakan

12 Irtanto, Dinamika Politik Lokal Era Otonomi Daerah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2008), h. 71. 13

Haniah Hanafie dan Suryani, Politik Indonesia, h. 117. 14

Teuku Kemal Fasya, ”Tantangan Demokrasi Calon Independen”, artikel diakses pada

10 Februari 2014 dari http://megapolitan.kompas.com/read/2012/03/29/02044581/Tantangan.

Demokrasi.Calon.Independen 15

Teuku Kemal Fasya, ”Tantangan Demokrasi Calon Independen” .

Page 36: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

24

bagian dari rezim Pemilu, sehingga istilah Pilkada diubah menjadi Pemilukada.

Selanjutnya pada 2011 di sahkan UU No. 15 Tahun 2011 tentang

Penyelenggaraan Pemilu, dalam Undang - Undang ini tidak lagi disebut sebagai

Pemilukada melainkan Pilgub/Pilbup/Pilwalkot.16

1. Asas Pemilihan Kepala Daerah

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang diusung oleh partai politik

maupun melalui jalur perseorangan (Independen) dipilih dalam satu pasangan

calon, pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilaksanakan secara

demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas,rahasia, jujur, dan adil.17

2. Asas dan Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah

Penyelenggara Pilkada adalah lembaga yang menyelenggarakan Pilkada

untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati/Walikota dan Wakil

Bupati/Walikota secara demokratis yang terdiri dari KPU, KPU Provinsi/ KIP

Aceh dan KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota Aceh. Kemudian untuk

membantu KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan

Pilkada di tingkat Kecamatan, Kelurahan/Desa, dan di TPS dibentuklah PPK,

PPS, dan KPPS yang merupakan panitia yang bersifat sementara. Selanjutnya,

Bawaslu membentuk Panwaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten Kota sebagai

16

M. Iqbal, “Dulu Pilkada, Lalu Pemilukada, Sekarang Pilgub”, artikel diakses pada 15

Februari 2014 dari http://news.detik.com/read/2012/07/10/093845/1961693/10/dulu-pilkada-lalu-

pemilukada-kini-pilgub. 17

Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008.

Page 37: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

25

panitia yang bersifat sementara untuk mengawasi penyelenggaraan Pilkada di

wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota.18

Penyelenggara Pilkada berpedoman pada asas: mandiri, jujur, adil,

kepastian hukum, tertib, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas,

profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, efektivitas.19

Sedangkan untuk menjaga

kemandirian, integritas, dan kredibilitas anggota penyelenggara Pemilu/Pilkada,

ada Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Kode Etik adalah satu kesatuan landasan

norma moral, etis dan filosofis yang menjadi pedoman bagi perilaku

penyelenggara Pemilu/Pilkada yang diwajibkan, dilarang, patut atau tidak patut

dilakukan dalam semua tindakan dan ucapan.20

Kode Etik tersebut bersifat

mengikat dan setiap Penyelenggara Pilkada wajib mematuhinya, Penegakan

pelanggaran Kode Etik dilaksanakan oleh DKPP.21

3. Persyaratan Bakal Calon dan Pencalonan Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah

a. Persyaratan Pencalonan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu pasangan

calon yang diusulkan oleh partai politik, gabungan partai politik, atau

perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang yang memenuhi persyaratan

sebagaimana ketentuan dalam Undang-Undang dan dilaksanakan secara

18

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilu. 19

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011. 20

KPUD Kab. Gunung Kidul, “Kode Etik Penyelenggara Pemilu”, diakses pada 9 Juni

2014 dari www.kpu-gunungkidulkab.go.id. 21

Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pedoman Beracara Kode etik

Penyelenggara Pemilihan Umum.

Page 38: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

26

demokratis. Persyaratan pencalonan melalui partai politik atau gabungan partai

politik dapat mendaftarkan pasangan calon apabila memenuhi persyaratan

perolehan sekurang-kurangnya 15% dari jumlah kursi DPRD atau 15% dari

akumulasi perolehan suara sah dalam Pemilihan Umum anggota DPRD di daerah

yang bersangkutan. Selanjutnya partai politik hanya bisa mengusung 1 calon

Kepala Daerah atau Wakil Kepala daerah.22 Selain itu partai politik tidak

dibenarkan melakukan penarikan dukungan seperti yang diatur dalam Peraturan

KPU:

“Partai politik atau gabungan partai politik yang sudah mengajukan bakal

pasangan calon dan sudah menandatangani kesepakatan pengajuan bakal pasangan

calon, tidak dibenarkan menarik dukungan kepada bakal pasangan calon yang

bersangkutan, dengan ketentuan apabila partai politik atau gabungan partai politik

tetap menarik dukungan terhadap bakal pasangan calon yang bersangkutan, partai

politik atau gabungan partai politik tersebut dianggap tetap mendukung bakal

pasangan calon yang telah diajukan”.23

Sedangkan peryaratan pencalonan melalu jalur perseorangan untuk calon

Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota dapat dilakukan dengan

syarat dukungan dengan ketentuan: Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk

sampai dengan 250.000 jiwa harus didukung sekurang-kurangnya 6,5%, 250.000-

500.000 jiwa 5%, 500.000-1.000.000 jiwa 4%, dan 1.000.000 jiwa harus didukung

sekurang-kurangnya 3% (tiga persen).24

22

Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 32

Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. 23

Peraturan KPU Nomor 09 Tahun 2012 Tentang Pedeoman Teknis Pencalonan

Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. 24

Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008.

Page 39: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

27

1) Persyaratan Calon Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah dan

Pendaftaran Bakal Calon yang di Usung oleh Partai Politik.

Persyaratan yang harus dipenuhi atau dimiliki oleh Calon Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah adalah warga Negara Republik Indonesia serta:25

a) “Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b) Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, UUD Tahun 1945, cita-cita

Proklamasi Kemerdekaan 17Agustus 1945, dan kepada NKRI.

c) Berpendidikan sekurang-kurangnya SMA atau sederajat.

d) Berusia sekurang-kurangnya 25 tahun bagi calon bupati/wakil bupati dan

walikota/wakil walikota.

e) Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh

dari tim dokter.

f) Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang

diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.

g) Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap.

h) Mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di Daerahnya.

i) Menyerahkan daftar kekayaan pribadi dan bersedia untuk diumumkan.

j) Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan atau secara badan

hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara.

k) Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap.

l) Memiliki (NPWP) atau bagi yang belum mempunyai NPWP wajib mempunyai

bukti pembayaran pajak.

m) Menyerahkan daftar riwayat hidup lengkap yang memuat antara lain riwayat

pendidikan dan pekerjaan serta keluarga kandung, suami atau istri.

n) Belum pernah menjabat sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah selama 2

(dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama.

o) Tidak dalam status sebagai penjabat kepala daerah dan mengundurkan diri sejak

pendaftaran bagi kepala daerah atau wakil yang masih menduduki jabatannya”.

Selanjutnya pada saat mendaftarkan diri, calon Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah yang melalui Partai politik atau gabungan partai politik wajib

menyerahkan:26

a) Surat pencalonan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik.

b) Kesepakatan tertulis antar partai politik yang bergabung untuk mencalonkan

pasangan calon.

25

Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara

Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. 26

Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2010.

Page 40: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

28

c) Surat pernyataan tidak akan menarik pencalonan atas pasangan yang dicalonkan

yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik atau gabungan.

d) Surat pernyataan kesediaan yang bersangkutan sebagai calon kepala daerah dan

wakil kepala daerah secara berpasangan.

e) Surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri sebagai pasangan calon.

f) Surat pernyataan kesanggupan mengundurkan diri dari jabatan apabila terpilih

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

g) Surat pernyataan tidak aktif dari jabatannya bagi pimpinan DPRD.

h) Surat pemberitahuan kepada pimpinan bagi anggota DPR, DPD, dan DPRD yang

mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.

i) Visi, misi, dan program dari pasangan calon secara tertulis”.

2) Persyaratan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang

Menjabat Sebagai PNS

Bagi seorang PNS (pegawai negeri sipil) yang ingin mencalonkan diri

sebagai Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah berdasarkan UU No. 12 Tahun

2008 dijelaskan bahwa mereka harus membuat Surat pernyataan mengundurkan

diri dari jabatan PNS. Hal ini dijelaskan juga didalam PKPU, dimana bagi setiap

calon Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah yang berasal dari PNS, TNI dan

anggota Kepolisian wajib melampirkan surat pernyataan pengunduran diri sejak

pendaftaran dari jabatannya dalam surat pencalonannya. Surat yang dimaksud

adalah adalah surat pernyataan yang bersangkutan tidak aktif dalam jabatan

struktural atau jabatan fungsional yang disampaikan kepada atasan langsungnya

untuk diketahui.27

Sedangkan dalam peraturan BKN Nomor 10 Tahun 2005 dijelaskan bahwa

PNS yang akan didaftarkan menjadi calon Kepala Daerah atau calon wakil Kepala

Daerah wajib mengajukan surat pernyataan mengundurkan diri dari jabatan

negeri. Surat pernyataan yang dimaksud diatas dibuat dalam rangkap 2, masing-

27

Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2010.

Page 41: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

29

masing diberi materai dan disampaikan kepada atasan langsung dengan ketentuan

: pertama, 1 surat pernyataan dikembalikan kepada PNS yang bersangkutan

setelah diberi tandatangan atasan langsung dan stempel dinas. Kedua, 1 surat

pernyataan diteruskan kepada pejabat yang berwenang sesuai peraturan

perundang-undangan melalui saluran hierarki, sebagai bahan penetapan keputusan

pemberhentian dari jabatan PNS.28

Pejabat yang berwenang tersebut setelah menerima surat pernyataan PNS

yang bersangkutan, menetapkan keputusan pemberhentian dari jabatan negeri

yang dibuat menurut contoh dalam lampiran II peraturan kepala BKN.

Pemberhentian dari jabatan PNS tersebut berlaku mulai tanggal PNS yang

bersangkutan ditetapkan oleh KPUD sabagai calon Kepala daerah atau calon

Wakil Kepala Daerah.29

B. Sengketa Pemilihan Kepala Daerah dan Proses Penyelesaian

1. Sengketa Pemilihan Kepala Daerah

Pemilihan Kepala Daerah sebagai bagian dari sistem demokrasi adalah

sebuah keniscayaan. Karena melalui Pilkada tidak hanya menjamin

berlangsungnya proses sirkulasi dan regenerasi kekuasaan di tingkat daerah. Akan

tetapi partisipasi dan representasi atas kepentingan rakyat terhadap terpenuhinya

pemerintahan yang baik, akan senantiasa terwujud. Kepentingan rakyat sebagai

bagian dari hak-hak konstitusional yang harus selalu dijamin, dilindungi dan

28

Peraturan kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 10 Tahun 2005 Tentang Pegawai

Negeri Sipil yang menjadi Calon Kepala daerah/calon wakil Kepala Daerah. 29

Peraturan kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 10 Tahun 2005.

Page 42: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

30

dijunjung tinggi. Oleh sebab itu sistem Pilkada yang dibangun, hendaknya

dikreasikan dengan tujuan dan maksud tersebut. Selain itu, setiap

penyelenggaraan Pilkada diharapkan mampu berjalan secara jujur dan adil (free

and fair election) serta transparan. Namun tidak bisa pungkiri, bahwa dalam

setiap penyelenggaraan Pilkada sering kali muncul permasalahan atau sengketa.30

Dalam tahapan penyelenggaraan Pilkada terdapat beberapa masalah

hukum yang berpotensi muncul, misalnya pelanggaran pidana dan administrasi.

Pelanggaran pidana adalah perbuatan yang melanggar ketentuan dalam UU No. 32

Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang dikategorikan sebagai tindak pidana.

Sementara pelanggaran administrasi adalah semua pelanggaran kecuali

pelanggaran pidana sebagaimana yang ditetepkan dalam Undang-Undang

tersebut. Sedangkan pelanggaran yang dilakukan oleh penyelenggara Pilkada

adalah bentuk pelanggaran kode etik penyelenggara.31

Sengketa menurut KBBI diartikan sebagai sesuatu yang menyebabkan

perbedaan pendapat, perbantahan, pertikaian, perselisihan, atau perkara di

pengadilan.32

Sengketa adalah perbenturan dua kepentingan, antara kepentingan

dan kewajiban hukum, atau antara kewajiban hukum dengan kewajiban hukum.33

Sengketa Pilkada dapat diartikan sebagai sebuah perselisihan antara peserta

Pilkada dengan penyelenggara Pilkada, penyelenggara Pilkada dengan warga

30

Yulianto dan Veri Junaidi, Pelanggaran Pemilu 2009 dan Tata cara Penyelesaiannya

(Jakarta: Konsorsium Reformasi Hukum Nasional, 2009), h. 3. 31

Veri Junaidi, Mahkamah Konstitusi Bukan Mahkamah Kalkulator, 2th

ed. (Depok:

Themis Books, 2013), h. 87 32

Diakses pada 30 Mei 2014 dari http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/ .php?keyword=

sengketa&varbidang=all&vardialek=all&varragam=all&varkelas=all&submit=tabe 33

Tri Cahyo Wibowo, “Sengketa Pemilukada”, artikel diakses pada 15 Februari dari

http://tricahyowibow.blogspot.com/2012/12/sengketa-pemilukada.html

Page 43: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

31

Negara yang memiliki hak pilih yang diakibatkan dikeluarkannya keputusan atau

tindakan yang dilakukan oleh penyelenggara Pilkada.34

Ketentuan mengenai sengketa Pilkada diatur dalam pasal 66 ayat (4c) UU

No. 12 tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah, didalam Undang-undang tersebut hanya

menyebutkan bahwa salah satu tugas dan kewenangan Panwaslu adalah untuk

menyelesaikan sengketa yang terjadi pada pelaksanaan Pilkada. Namun tidak

dijelaskan definisi atau pengertian tentang sengketa Pilkada itu sendiri.35

Permasalahan dan pelanggaran yang terjadi dalam pelaksanaan Pilkada

yang kemudian menyebabkan sengketa diantaranya adalah: 1. Daftar Pemilih

tidak akurat, 2. Proses pencalonan yang bermasalah (munculnya dualisme

pencalonan dalam tubuh partai politik, berpindah-pindahnya dukungan patai

politik dan KPU tidak netral dalam menetapkan pasangan calon), 3. Pemasalahan

pada masa kampanye (Money politics, pemanfaatan fasilitas negara dan

pemobilisasian birokrasi, kampanye negatif/ terselubung/ di luar waktu yang telah

ditetapkan dan curi start), 4. Manipulasi dalam penghitungan suara dan

rekapitulasi hasil penghitungan, 5. Penyelenggara Pilkada tidak adil dan netral

(keberpihakan anggota KPUD dan Panwaslu kepada salah satu pasangan calon,

kewenangan KPUD yang besar dalam menentukan pasangan calon, tidak adanya

34

Topo Santoso, dkk, Penegakan Hukum Pemilu Praktik Pemilu 2004, Kajian Pemilu

2009-2014 (Jakarta: Perludem, 2006), h. 96. 35

Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Menata Kembali Pengaturan

Pemilukada, h. 93.

Page 44: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

32

ruang bagi para bakal calon untuk menguji kebenaran hasil penelitian administrasi

persyaratan calon, 6. Kandidat yang kalah tidak siap menerima kekalahannya.36

Dalam penyelenggaraan Pilkada setidaknya ada dua jenis Sengketa, yaitu

Sengketa Pelaksanaan Pilkada dan Sengketa Hasil Pilkada.37

Pertama, sengketa

pelaksanaan Pilkada atau yang biasa dikenal dengan perselisihan administrasi

Pilkada. Perselisihan administrasi Pilkada yaitu perselisihan yang timbul akibat

dikeluarkannya keputusan atau tindakan yang dilakukan oleh penyelenggara

Pilkada yang dianggap merugikan Warga negara yang memiliki hak memilih dan

dipilih, partai peserta Pilkada, dan bakal calon Kepala Daerah/Wakil Kepala

Daerah, serta Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah yang terjadi dalam tahapan-

tahapan Pilkada.38

Kedua, Sengketa hasil Pilkada. Sengketa hasil Pilkada adalah sengketa

terhadap keputusan KPUD menyangkut hasil Pilkada. Sedangkan dalam UU No.

12 tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah sengketa hasil Pilkada adalah yang berkenaan dengan

perselisihan hasil penghitungan suara yang mempengaruhi terpilihnya pasangan

calon. 39

36

Ramlan Surbakti, dkk, Penanganan Sengketa Pemilu (Jakarta: Kemitraan bagi

Pembaruan Tata Pemerintahan, 2011), h. 7. 37

Panwaslu Purwakarta, “Pelanggaran Pemilu dan Penanganannya” artikel diakses

pada 24 April 2014 dari http://panwaslupurwakarta.blogspot.com/2012/09/bagaimana-anda-harus-

melaporkan.html 38

Topo Santoso, dkk, Penegakan Hukum Pemilu Praktik Pemilu 2004, Kajian Pemilu

2009-2014. 39

Topo Santoso, dkk, Penegakan Hukum Pemilu Praktik Pemilu 2004, Kajian Pemilu

2009-2014.

Page 45: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

33

2. Penyelesaian Sengketa Pemilihan Kepala Daerah

Suksesnya penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah tidak hanya

ditentukan dari terlaksananya pemungutan suara dan terpilihnya Kepala Daerah,

tetapi juga dilihat dari penyelesaian sengketa yang terjadi. Masalah penyelesaian

sengketa Pilkada di Indonesia mulai ramai dibahas khususnya sejak diterapkannya

sistem pemilihan langsung pada tahun 2005.40

Dalam penyelesaian sengketa

Pemilu dan Pilkada, ada prinsip-prinsip penyelesaian sengketa yang diterapkan

sebagai instrumen yang digunakan untuk menegakkan keadilan Pemulu dan

Pilkada. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan agar dapat mewujudkan paradigma

keadilan Pemilu/Pilkada. Melalui mekanisme tersebut, hak pilih masyarakat dapat

dikembalikan kepada kehendak semula.41

Menurut International Foundation For Electoral (IFES), tujuh standar

penyelesaian sengketa yang efektif dalam menjamin integritas dan legitimasi

Pemilu/Pilkada adalah: Pertama, Hak untuk memperoleh pemulihan pada

keberatan dan sengketa pemilu. Kedua, Sebuah rezim standar dan prosedur pemilu

yang didefinisikan secara jelas. Ketiga, Abiter yang tidak memihak dan memiliki

pengetahuan. Keempat, Sebuah sistem peradilan yang mampu menyelesaikan

putusan dengan cepat. Kelima, penentuan beban pembuktian dan standar bukti

yang jelas. Keenam, Ketersediaan tindakan perbaikan yang berarti dan efektif.

Ketujuh, pendidikan yang efektif bagi para pemangku kepentingan.42

40

Ramlan Surbakti, dkk, Penanganan Sengketa Pemilu, h. 2. 41

Veri Junaidi, Mahkamah Konstitusi Bukan Mahkamah Kalkulator, h. 45. 42

Veri Junaidi, Mahkamah Konstitusi Bukan Mahkamah Kalkulator, h. 46.

Page 46: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

34

Pelanggaran dan permasalahan hukum yang terjadi pada pelaksanaan

Pilkada, baik yang menyebabkan sengketa ataupun tidak, diselesaikan dalam

tahapan penyelenggaraan Pilkada. Masing-masing bentuk pelanggaran dan

permasalahan hukum memiliki mekanisme penyelesaian dengan kelembagaan

yang berbeda-beda.43

a. Panwaslu Kabupaten/Kota

Panwaslu Kabupaten/Kota pada pelaksanaan Pilkada memiliki beberapa

tugas dan wewenang; Pertama, mengawasi tahapan penyelenggaraan Pilkada di

Wilayah Kabupaten/Kota. Kedua, menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap

pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pilkada. Ketiga,

menyelesaikan temuan dan laporan sengketa penyelenggaraan Pemilu yang tidak

mengandung unsur tindak pidana. Keempat, menyampaikan temuan dan laporan

kepada KPU Kabupaten/Kota untuk ditindaklanjuti. Kelima, meneruskan temuan

dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang

berwenang. Keenam, menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk

mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan adanya dugaan

tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pilkada

oleh Penyelenggara Pilkada di tingkat Kabupaten/Kota.44

Jadi, pelanggaran baik pidana maupun administrasi semua dilaporkan

kepada Panwaslu. Panwaslu kemudian melakukan kajian untuk menentukan

dugaan terjadinya pelanggaran Pilkada. Jika kemudian Panwaslu menemukan atau

43

Veri Junaidi, Mahkamah Konstitusi Bukan Mahkamah Kalkulator, h. 88. 44

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011.

Page 47: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

35

menilai terjadi pelanggaran maka akan meneruskan penanganannya kepada

lembaga yang berwenang. Mengenai pelanggaran pidana akan diselesaikan

melalui mekanisme pidana, yaitu penyidikan dilakukan oleh pihak kepolisian,

penentutan oleh kejaksaan dan pemeriksaan dilakukan di pengadilan.45

Laporan disampaikan kepada Panwaslu sesuai wilayah kerjanya selambat-

lambatnya 7 hari sejak terjadinya pelanggaran. Panwaslu memutuskan untuk

menindaklanjuti atau tidak menindaklanjuti laporan selambat-lambatnya 7 hari

setelah laporan diterima. Dalam hal Panwaslu memerlukan keterangan tambahan

dari pelapor untuk melengkapi laporan, keputusan tindak lanjut dilakukan paling

lambat 14 hari setelah laporan diterima. Sedangkan untuk penyidikan terhadap

laporan sengketa yang mengandung unsur tindak pidana dilakukan sesuai dengan

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Penyidikan atas tindak pidana

diselesaikan dalam waktu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.46

b. KPUD

KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota bertugas untuk menindaklanjuti

dengan segera rekomendasi dari Bawaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota

atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran dalam pelaksanaan Pilkada.

Setelah itu, KPU Provinsi memberikan sanksi administratif atau menonaktifkan

sementara anggota KPU Kabupaten/Kota, sekretaris KPU Provinsi, dan pegawai

sekretariat KPU Provinsi yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan

45

Veri Junaidi, Mahkamah Konstitusi Bukan Mahkamah Kalkulator, h. 88. 46

Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Menata Kembali Pengaturan

Pemilukada. h. 71.

Page 48: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

36

terganggunya tahapan penyelenggaraan Pilkada berdasarkan rekomendasi

Bawaslu Provinsi atau ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan KPU

Kabupaten/Kota memberikan sanksi atau menonaktifkan sementara PPK, anggota

PPS, sekretaris KPU Kabupaten/Kota, dan pegawai sekretariat KPU

Kabupaten/Kota.47

KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota berfungsi untuk menyelesaikan

sengketa yang terjadi akibat terjadinya pelanggaran administrasi dalam tahapan

yang sedang berjalan. Jika pelanggaran tersebut menghasilkan keputusan KPUD

yang menyebabkan kerugian bagi salah satu atau pasangan calon, keberatan dapat

diajukan ke yang bersangkutan atau diselesaikan di PTUN.48

Selain itu, KPU

Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota berkewajiban untuk melaksanakan keputusan

yang dikeluarkan oleh DKPP.

c. Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)

Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu adalah lembaga yang memiliki

kewenangan untuk menyelesaikan sengketa yang disebabkan oleh ketidak netralan

atau pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh penyelenggara Pilkada, DKPP

merupakan salah satu dari beberapa lembaga yang memiliki kewenangan untuk

menyelesaikan sengketa administratif. DKPP dibentuk untuk memeriksa dan

memutuskan pengaduan atau laporan adanya dugaan pelanggaran kode etik yang

dilakukan oleh penyelenggara Pemilu/Pilkada. Selain itu, DKPP dibentuk untuk

47

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011. 48

Achmad Ali, “DKPP Memiliki Tugas dan Kewenangan Bersama-sama KPU dan

Bawaslu”, artikel diakses pada 05 maret 2014 dari http://www.lensaindonesia.com

/2012/11/08/dkpp-memiliki-tugas-dan-kewenangaan-bersama-sama-kpu-dan-bawaslu.html

Page 49: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

37

menjaga kemandirian, integritas, dan kredibilitas anggota Penyelenggara

Pemilu/Pilkada. Tugas DKPP meliputi; Pertama, menerima pengaduan atau

laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik oleh Penyelenggara Pemilu/Pilkada.

Kedua, melakukan penyelidikan dan verifikasi, serta pemeriksaan atas pengaduan

atau laporan dugaan adanya pelanggaran kode etik oleh Penyelenggara

Pemilu/Pilkada. Ketiga, menetapkan putusan dan menyampaikan putusan kepada

pihak-pihak terkait untuk ditindaklanjuti. Putusan DKPP ini bersifat final dan

mengikat. 49

Dalam menjalankan tugasnya, DKPP memiliki beberapa kewenangan,

diantaranya: untuk memanggil penyelenggara Pemilu yang diduga melakukan

pelanggaran kode etik untuk memberikan penjelasan dan pembelaan, selanjutnya

memanggil pelapor, saksi pihak-pihak yang terkait untuk dimintai keterangan

termasuk dokumen atau bukti lain yang mendukung proses pelanggaran kemudian

memberikan sangsi kepada penyelenggara Pemilu/Pilkada yang terbukti

melanggar kode etik. Sebagai bentuk putusannya terdiri atas teguran tertulis,

pemberhentian sementara dan pemberhentian tetap.50

Pengaduan atau laporan dugaan pelanggaraan Kode Etik disampaikan

secara tertulis langsung melalui petugas penerima pengaduan atau melalui media

elektronik. Setelah itu dilakukan penelitian kelengkapan administrasi Laporan

oleh DKPP. Dalam hal hasil verifikasi materil DKPP menyampaikan

pemberitahuan kepada pelapor dalam waktu paling lama tiga hari. Selanjutnya

49

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011. 50

Achmad Ali, “DKPP Memiliki Tugas dan Kewenangan Bersama-sama KPU dan

Bawaslu”.

Page 50: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

38

DKPP menetapkan jadwal sidang dalam waktu paling lama dua hari sejak

pengaduan atau laporan dicatat dalam buku registrasi perkara. Penetapan putusan

dilakukan dalam rapat pleno DKPP paling lama tiga hari setelah sidang

pemeriksaan dinyatakan selesai.51

d. Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)

Mekanisme penyelesaian sengketa administrasi Pilkada yang terjadi antara

penyelenggara Pilkada dengan peserta Pilkada diselesaikan melalui beberapa

tahap. Tahap pertama adalah keberatan yang diajukan oleh peserta Pilkada yang

merasa dirugikan atas dikeluarkannya keputusan KPUD, keberatan tersebut

diajukan kepada KPUD yang mengelurakan keputusan tersebut. Tahap kedua

dilakukan apabila peserta Pilkada yang merasa dirugikan tidak puas dapat

mengajukan ke PTUN.52

Kenapa demikian? Karena pada pelaksanaan penyelenggaraan Pilkada di

lapangan, sebelum memasuki tahap pemungutan suara dan penghitungan suara,

telah dilakukan berbagai pentahapan, misalnya tahap pendaftaran pemilih, tahap

pencalonan peserta, tahap masa kampanye, dan sebagainya. Pada tahapan tersebut

sudah ada keputusan-keputusan yang dikeluarkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara

(beschikking), yaitu keputusan Komisi Pemilihan Umum di tingkat Daerah.

Tata Usaha Negara adalah administrasi negara yang melaksanakan fungsi

untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah.

51

Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pedoman Beracara Kode Etik

Penyelenggara Pemilu. 52

Veri Junaidi, Mahkamah Konstitusi Bukan Mahkamah Kalkulator, h. 88.

Page 51: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

39

Pejabat TUN adalah badan atau pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, KPUD adalah salah

satu Pejabat TUN. Jadi, keputusan yang dikeluarkan oleh KPUD merupakan

Keputusan TUN. Keputusan TUN merupakan suatu penetapan tertulis yang

dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum

tata usaha negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi

seseorang atau badan hukum perdata.53

Jadi, sengketa administrasi Pilkada antara Penyelenggara Pilkada dengan

Peserta Pilkada atas dikeluarkannya keputusan oleh Penyelenggara Pilkada adalah

sengketa TUN, yaitu sengketa yang timbul dalam bidang TUN antara orang atau

badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat

maupun di daerah sebagai akibat dikeluarkannya keputusan TUN.54

Ruang lingkup kewenangan PTUN terhadap sengketa administratif yang

berkaitan dengan pemilukada Pilkada pada hakekatnya hanya mencakup proses

administratif pra pelaksanaan Pilkada, antara lain: Pertama, keputusan KPUD

mengenai proses pendaftaran dan verifikasi bakal calon peserta Pilkada, termasuk

53

Dr. Titik Triwulan T., S.H, M.H dan Kombes Pol. Dr. H. Ismu Gunadi Widodo, Sh.,

C.N., M.M, Hukum Tata Usaha Negara dan Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara

Indonessia (Jakarta: Kencana, 2011), h. 313. 54

Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Page 52: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

40

keputusan mengenai penerimaan atau penolakan bakal calon. Kedua, Keputusan

KPUD mengenai penetapan/pengumuman calon yang dapat mengikuti Pilkada.55

Jenis-jenis keputusan KPUD yang merupakan keputusan tata usaha negara

tersebut dimungkinkan untuk digugat di PTUN. Akan tetapi gugatan tersebut

tentu saja harus memenuhi syarat prosedural-formal atau tidak karena dismissal

process ( gugatan yang tidak dapat diterima), persyaratan tersebut diantaranya:56

1) Pokok gugatan nyata-nyata tidak termasuk dalam wewenang pengadilan.

2) Syarat-syarat gugatan tidak dipenuhi oleh penggugat sekalipun ia telah

diberitahu dan diperingatakan.

3) Gugatan tidak didasarkan pada alasan-alasan yang layak.

4) Apa yang dituntut dalam gugatan sebenarnya sudah terpenuhi oleh

keputusan TUN yang digugat.

5) Gugatan diajukan sebelum waktunya atau telah lewat waktunya. Dimana

jangka waktu pengajuan gugatan adalah 90 hari sejak diterimanya

keputusan objek sengketa bagi pihak yang dituju, atau 90 hari sejak

diketahuinya keputusan tersebut bagi pihak yang tidak dituju).

e. Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi merupakan lembaga yang berwenang untuk

menyelesaikan sengketa hasil Pilkada, hal ini tertuang dalam Undang-Undang

Nomor 12 tahun 2008 tentang perubahan UU No 32 tahun 2004 yang

mengatakan bahwa penanganan sengketa hasil penghitungan suara Pilkada

dialihkan dari Mahkamah Agung ke Mahkamah Konstitusi.57

Kewenangan

Mahkamah Konstitusi dalam memutus perselisihan hasil Pilkada berfungsi

55

Priyatmanto Abdoellah, SH. MH, “Kewenangan Peradilan Tata Usaha Negara dalam

Mengadili Sengketa Pemilukada”, artikel diakses pada 1 Juli 2014 dari

http://www.scribd.com/doc/128370181/Kewenangan-Pengadilan-Tata-Usaha-Negara-Dalam-

Mengadili-Sengketa-Pemilukada 56

Zairin Harahap, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, 3th

ed. (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2002), h. 94. 57

Veri Junaidi, Mahkamah Konstitusi Bukan Mahkamah Kalkulator, h, Viii.

Page 53: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

41

sebagai mekanisme kontrol terhadap kinerja KPUD sebagai penyelenggara

Pilkada, dan juga untuk menjamin prinsip keadilan (fairness) dalam Pemilu.58

Dalam menyelesaikan sengketa hasil Pilkada, MK lebih banyak membatasi

perselisihan hasil pemilu sebagai perselisihan mengenai kesalahan

penghitungan. Kemudian MK memperluas pengertian dari perselisihan hasil

Pilkada yang tidak terbatas hanya salah penghitungan, akan tetapi termasuk

kesalahan dalam proses yang mempengaruhi hasil Pilkada.59

Sebagaimana yang diketahui, MK telah melakukan redefenisi terhadap

sengketa hasil Pilkada melalui beberapa putusannya. Dalam Undang-Undang dan

peraturan yang ada, sengketa hasil Pilkada diartikan hanya sebagai perselisihan

hasil perhitungan suara. Namun, MK dalam praktiknya tidak mau hanya terbatas

pada penyelesaian sengketa angka atau hasil penghitungan, akan tetapi termasuk

memeriksa dan mengadili pelanggaran yang mempengaruhi hasil Pilkada tersebut.

MK beralasan bahwa hak konstitusional setiap orang dalam Pilkada harus

dilindungi dari berbagai praktik kecurangan atau pelanggaran yang terjadi dalam

penyelenggaraan Pilkada. Pelanggaran-pelanggaran yang dianggap mampu

mempengaruhi hasil Pilkada adalah yang memenuhi syarat pelanggaran yang

bersifat terstruktur, sistematis, dan massive.60

Sebagai Peradilan perselisihan hasil Pilkada, peradilan MK bersifat cepat

dan sederhana. Peradilan ini merupakan tingkat pertama dan terakhir yang

58

Ramlan Surbakti, dkk, Penanganan Sengketa Pemilu, h. 1. 59

Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Menata Kembali Pengaturan

Pemilukada, h. 114-115. 60

Veri Junaidi, Mahkamah Konstitusi Bukan Mahkamah Kalkulator, h. Xi.

Page 54: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

42

putusannya bersifat final dan mengikat. Objek perselisihan hasil Pilkada yang

dapat diajukan oleh termohon kepada MK adalah yang mempengaruhi penentuan

pasangan calon yang dapat mengikuti putaran kedua Pilkada atau terpilihnya

pasangan calon sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Permohonan

pembatalan penetapan hasil penghitungan suara Pilkada diajukan ke MK paling

lambat tiga hari kerja setelah termohon menetapkan hasil penghitungan suara

Pilkada di daerah yang bersangkutan. Permohonan yang diajukan setelah

melewati tenggat waktu tiga hari maka tidak dapat diregistrasi.61

C. Dilema Politisi dan Pilihan Rasional Politisi

Para politisi sering menghadapi situasi dilematis dalam memutuskan

sesuatu yang lebih banyak didasari oleh kalkulasi pragmatis. Dikatakan dilema

karena politisi idealis selalu sulit dalam memperjuangkan kepentingan riil publik.

Jadi, sesungguhnya tidak semua politisi bersifat super pragmatis, tetapi sayangnya

yang idealis selalu berada di posisi marjinal. Dalam Politician’s Dilemma Barbara

Geddes menggambarkan perilaku bernegara merupakan hasil akhir dari Rational

Choices yang dilakukan oleh para pejabat yang memiliki kepentingan pribadi

tetapi bertindak dalam kerangka institusi tertentu. Mereka memposisikan diri

membela kepentingan masyarakat apabila kepentingan itu selaras dengan

kepentingan mereka sendiri.62

61

Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Beracara

dalm Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah. 62

Barbara Geddes, Politician’s Dillemma: Building State Capacity in America (Los

Angeles : university of California press Berkeley, 1994), h. 132.

Page 55: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

43

Kerangka pikir ini dipinjam dari tradisi berfikir teori pilihan rasional di

level individual yang mengasumsikan bahwa kepentingan dan motivasi individu

selalu menyetir segala tindakan yang akan diambilnya dengan terlebih dahulu

menghitung peluang keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh dari

tindakannya. Teori ini mengasumsikan bahwa semua individu berwatak rasional

dalam mengambil tindakan dan memiliki kebebasan dalam mengambil langkah-

langkah yang mendukung kepentingannya. Semua politisi memiliki target untuk

terus bertahan dalam posisinya setidaknya dalam satu periodenya. Selanjutnya

menurut Geddes, penentuan struktur insentif individual politisi disesuaikan

dengan institusi yang didiaminya. Dalam kasus politisi eksekutif di daerah,

strategi untuk mencapai popularitas bagi dirinya mungkin harus ditempuh dengan

melakukan penerobosan terhadap struktur birokrasi yang kaku dan tidak fleksibel.

Barbara Geddes mengatakan ketika seorang terpilih di puncak kekuasaan

eksekutif ada tiga hal yang akan dilakukan, yaitu: Pertama, memastikan bahwa ia

akan bertahan setidaknya dalam periode kepemimpinannya. Kedua, menciptakan

mesin politik yang loyal yang akan mendukungnya. Ketiga, menciptakan

pemerintah yang efektif. Itulah mengapa pada dasarnya praktek desentralisasi

menumbuhkan dilematis pada politisinya.63

63

Barbara Geddes, Politician’s Dillemma: Building State Capacity in America, h. 8.

Page 56: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

44

`BAB III

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG & PELAKSANAAN

PILWALKOT TANGERANG 2013

A. Gambaran Umum Kota Tangerang

Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Tangerang sebagai daerah lintasan

perdagangan dan berdekatan dengan Ibukota Negara melesat dengan pesat.

Terlebih lagi setelah diterbitkannya Inpres No.13 Tahun 1976 tentang

pengembangan Jabotabek, di mana Kabupaten Tangerang menjadi salah satu

daerah penyanggah Ibu Kota dan berdasarkan undang-undang Nomor 14 Tahun

1950 Kota Tangerang ditetapkan sebagai Ibu Kota Kabupaten Tangerang.1

Pembangunan Kota Administratif Tangerang secara makro berpijak pada

kebijaksanaan pembangunan berdasarkan prioritas tahapan Repelita yang dimulai

sejak Pelita pertama sampai dengan Pelita kelima.Pembangunan Kota

Administrasif dilatar belakangi juga oleh beberapa faktor, diantaranya: merupakan

Ibukota Kabupaten Tangerang, pesatnya pertumbuhan ekonomi yang

memungkinkan dapat memperbaiki kualitas kehidupan dan banyak tersedianya

sumber daya alam yang membuat daya tarik para investor. Sebagai daerah yang

termasuk wilayah pengembang Jabotabek, Tangerang dipersiapkan untuk

mengurangi ledakan jumlah penduduk di DKI Jakarta, mendorong kegiatan

1 Diakses pada 01 Juli 2014 dari Website Resmi Pemerintah Kota Tangerang

http://www.tangerangkota.go.id/.

Page 57: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

45

perdagangan dan industri yang berbatasan dengan DKI jakarta dan

mengembangkan pusat-pusat pemukiman.2

Kemudian pada tanggal 28 Pebruari 1993 terbit Undang-Undang No. 2

Tahun 1993 tentang Pembentukan Kota Tangerang. Berdasarkan UU tersebut

wilayah Kota Administratif Tangerang dibentuk menjadi daerah otonomi Kota

Tangerang, yang lepas dari Kabupaten Tangerang. Adapun beberapa orang yang

telah menjabat sebagai Walikota Tangerang sebagai berikut:Tahun 1982-1986 :

Karso Permana,1986-1990 Drs. H. Yitno, 1990-1993 dan 1993-1998 Drs. H.

Djakaria Mahmud, 1998-2003 Drs. H. Moc. Thamrin, 2003-2008 dan 2008-2013

Drs. H. Wahidin Halim, dan 2013-2018H.Arief R. Wismansyah, BSc., Mkes.3

1. Kondisi Geografis

Secara geografis, Kota Tangerang yang berjarak 60 km dari Ibukota

Provinsi Banten dan berjarak 27 km dari Ibukota DKI Jakarta. Kota Tangerang

terletak pada posisi 106036’ - 106042’ Bujur Timur dan 606’- 6013’ Lintang

Selatan. Batas-batas wilayah Kota Tangerang adalah: Sebelah utara berbatasan

dengan Kecamatan Teluknaga, Kosambi dan Sepatan Timur di Kabupaten

Tangerang. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Curug dan Kelapa Dua

di Kabupaten Tangerang serta Kecamatan Serpong Utara dan Pondok Aren di

Kota Tangerang Selatan. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pasar

2 Drs. H. Saeful Rohman, M. Si., Buku Saku Pelayanan Pengaduan Online (Kota

Tangerang: Dinas Infokom, 2010),h. 7. 3 Drs. H. Saeful Rohman, M. Si., Buku Saku Pelayanan Pengaduan Online, h. 8.

Page 58: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

46

Kemis dan Cikupa di Kabupaten Tangerang.Sebelah timur berbatasan dengan

Jakarta Barat dan Jakarta Selatan di Provinsi DKI Jakarta.4

Tabel III.I. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Tangerang

No. Nama

Kecamatan Kelurahan RW RT

Luas

Wilayah

1. Ciledug 8 102 356 8,769 Km2

2. Larangan 8 89 407 9,611 Km2

3. Karang Tengah 7 74 358 10,474 Km2

4. Cipondoh 10 97 585 17,910 Km2

5. Pinang 11 74 438 21,590 Km2

6. Tangerang 8 78 398 15,785 Km2

7. Karawaci 16 127 528 13,475 Km2

8. Jatiuwung 6 41 220 14,406 Km2

9. Cibodas 6 86 450 9,611 Km2

10. Periuk 5 60 373 9,543 Km2

11. Batu Ceper 7 45 216 11,583 Km2

12. Neglasari 7 50 240 16,077 Km2

13. Benda 5 42 199 5,919 Km2

Sumber: Pemerintah Kota Tangerang (LKPJ AMJ Walikota Tangerang Tahun 2009-2013)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Kota Tangerang memiliki 13

kecamatan, 104 kelurahan dengan jumlah rukun warga (RW) 981 dan rukun

tetangga (RT) sebanyak 4.900. Kota Tangerang memiliki luas wilayah 184,24

km2, Dari luas wilayah tersebut pertumbuhan fisik Kota yang ditunjukkan oleh

besarnya kawasan terbangun kota seluas 10.127,231 Ha (57,12 % dari luas kota).

2. Kondisi Ekonomi

Letak Kota Tangerang sangat strategis karena berada di antara DKI

Jakarta, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang. Posisi strategis

tersebut membuat perkembangan Kota Tangerang berjalan sangat pesat. Pada satu

sisi Kota Tangerang menjadi daerah limpahan berbagai kegiatan dari DKI Jakarta,

4 Pemerintah Kota Tangerang (Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa

Jabatan (LKPJ AMJ) Walikota Tangerang Tahun 2009-2013).

Page 59: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

47

di sisi lain menjadi daerah kolektor pengembangan wilayah Kabupaten Tangerang

yang merupakan daerah dengan sumber daya alam yang sangat produktif.5

Kedudukan geostrategis Kota Tangerang tersebut telah mendorong

bertumbuh kembangnya aktivitas industri, perdagangan dan jasa yang merupakan

basis perekonomian dari Kota Tangerang. Beberapa kawasan strategis dan potensi

ruang yang mempunyai nilai ekonomis untuk dikembangkan di Kota Tangerang,

antara lain: Keberadaan Jalan Toll, Bandara Soekarno Hatta, Jalan rel double

track Kereta Api, sungai cisadane, danau, pertanian, pariwisata, dan industri.6

Pendapatan Kota Tangerang pada tahun anggaran 2012 ditargetkan Rp.

2.003.183.730.952,41 dengan realisasi Rp.2.188.913.825.554,00 yang terdiri dari:

Pertama, PAD ditargetkan Rp. 461.383.233.872,66 dengan realisasi Rp.

631.519.353.723,00. Kedua, Dana perimbangan ditargetkan Rp.

1.038.314.546.121,00 dengan realisasi Rp. 1.069.716.222.828,00. Ketiga, Lain-

lain pendapatan daerah yang sah ditargetkan Rp. 503.485.950.958,75 dengan

realisasi Rp. 487.678.249.003,00.7

Sedangkan pendapatan Kota Tangerang pada tahun anggaran 2013

ditargetkan sebesar 2,283 triliun rupiah, terealisasi sebesar 1,118 triliun rupiah

pada triwulan II yang terdiri dari: Pertama, PAD ditargetkan sebesar Rp.

563.108.410.987,00 dengan realisasi Rp. 363.317.489.168,00. Kedua, Dana

perimbangan ditargetkan Rp. 1.211.848.034.032,00 dengan realisasi Rp.

5 Pemerintah Kota Tangerang (Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Walikota Tangerang Tahun 2012). 6 Pemerintah Kota tangerang (LKPJ Walikota Tangerang 2012).

7 Pemerintah Kota Tangerang (LKPJ AMJ Walikota Tangerang 2008-2013).

Page 60: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

48

589.268.277.264,00. Ketiga, Lain- lain pendapatan daerah yang sah ditargetkan

Rp. 508.026.402.000,00 dengan realisasi Rp. 165.831.982.756,00.8

3. Kependudukan Kota Tangerang

Jumlah penduduk yang besar merupakan potensi pembangunan jika

memiliki kualitas yang memadai, namun sebaliknya akan menjadi beban

pembangunan. Oleh karena itu, penanganan kependudukan tidak hanya pada

upaya pengendalian jumlah penduduk tetapi juga menitik beratkan pada

peningkatan kualitas sumberdaya manusia.

Tabel III.II. Kependudukan Kota Tangerang

No Tahun Laki-Laki Wanita Jumlah

Penduduk

Luas

(km2)

Kepadatan

(Jiwa/km2)

1. 2009 805.415 766.407 1.571.822 164,55 9.552

2. 2010 863.041 817.590 1.680.631 164,55 10.213

3. 2011 969.367 914.390 1.883.757 164,55 11.448

4. 2012 1.040.677 990.617 2.031.294 164,55 12,345

Sumber:Pemerintah Kota Tangerang (LKPJ Walikota Tangerang Tahun 2012).

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa Kota Tangerang merupakan daerah

yang cukup padat, dimana dengan luas wilayah 164,55 Km2

Kota Tangerang

memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.031.294 jiwa.Selain itu dalam kurun waktu

tahun 2009–2012 terjadi kenaikan rata-rata per tahun atas kepadatan penduduk

sampai dengan 8.69% jiwa/km2.

B. Dinamika Sosial Politik Kota Tangerang

Jakarta sebagai Ibu Kota Negara berfungsi sebagai barometer politik

nasional, sehingga situasi politik di Jakarta harus selalu kondusif dan senantiasa

8 Pemerintah Kota Tangerang (LKPJ AMJ Walikota Tangerang 2008-2013).

Page 61: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

49

harus di dukung oleh situasi politik yang kondusif pula di wilayah penyangga Ibu

Kota. Kota Tangerang sebagai Pemerintahan Kota, memiliki peranan yang besar

dalam hal ini, terutama dalam bidang Politik, Keamanan, dan kebijakan publik

untuk dapat meminimalisir dan menanggulangi gejolak sosial politik yang

mungkin terjadi di wilayah Jabodetabek.9

1. Pemilu 2004

Pada tahun 2004 suhu perpolitikan di Kota Tangerang meningkat, hal ini

dikarenakan pada tahun 2004 diselenggarakan Pemilu. Setidaknya ada 45 kursi

DPRD tingkat II yang diperebutkan oleh 24 partai politik di Kota Tangerang pada

pelaksanaan pemilihan pada tanggal 5 April 2004.10

Tabel III.III. Perolehan Kursi Partai Politik di DPRD

Kota Tangerang Tahun 2004

No Nama Partai Perolehan Kursi Presentasi

1. GOLKAR 9 20 %

2. PKS 7 15,5 %

3. DEMOKRAT 7 15,5 %

4. PDIP 5 11,1 %

5. PPP 5 11,1 %

6. PAN 5 11,1 %

7. PKB 2 4,4%

8. PBR 2 4,4%

9. PBB 2 4,4 %

10. PPDK 1 2,2 %

45 100 %

Sumber: Humas Komisi Pemilihan Umum Kota Tangerang.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa partai Golkar merupakan

partai pemenang Pemilu di Kota Tangerang pada tahun 2004 dengan perolehan

9 Muhammad Rifki Pratama, “Politik Pemekaran Wilayah. Studi Kasus Proses

Pembentukan Kota Tangerang Selatan”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN

Jakarta, 2010), h. 48. 10

KPUD Kota Tangerang, Laporan Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kota Tangerang

2004 (Kota Tangerang: KPUD Kota Tangerang, 2004), h. 19.

Page 62: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

50

kursi di DPRD sebanyak 9 kursi, diikuti oleh PKS dan Demokrat 7 kursi, PDIP,

PPP dan PAN 5 kursi, PKB, PBR dan PBB 2 kursi, serta PPDK dengan 1 kursi.

Dari data yang diperoleh pelaksanaan Pemilu Legislatif di Kota Tangerang

tahun 2004 berjalan dengan lancar, hanya terjadi keberatan yang dilakukan

beberapa saksi pada proses rekapitulasi. Keberatan atau temuan yang dilaporkan

diantaranya disampaikan oleh saksi dari partai PBR, PNBK, PPD, Golkar, dan

PDK. Dari kesemua keberatan yang disampaikan pada dasarnya mengenai

hilangnya atau berkurangnya perolehan suara partai mereka, akan tetapi keberatan

yang disampaikan banyak yang tidak memiliki bukti kuat. Setelah dilakukan

klarifikasi akhirnya KPUD tetap mengesahkan hasil rekapitulasi Pemilu legislatif

2004 di Kota Tangerang dan diterima semua saksi.11

2. Pilkada 2008

Pada tahun 2008 Kota Tangerang kembali melaksanakan Pilkada, Pilkada

kali ini dilaksanakan menggunakan sistem baru yaitu pemilihan langsung oleh

masyarakat. Dinamika yang terjadi pada pelaksanaan Pilkada di Kota Tangerang

tahun 2008 tentunya sangat jauh berbeda dibandingkan tahun 2003. Masyarakat

yang tadinya hanya menjadi penonton kini merekalah yang menjadi penentu siapa

yang akan menjadi pemimpin di Kota Tangerang. Sistem Pilkada langsung telah

membuka peluang bagi siapa saja untuk berkontestasi merebutkan tahta tertinggi

di Kota Tangerang, hal ini terbukti dengan adanya tujuh bakal calon jalur

11

KPUD Kota Tangerang, Laporan Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kota Tangerang

2004, h. 21-23.

Page 63: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

51

perseorangan dan dua pasang bakal calon melalui partai politik yang mengambil

formulir.12

Pada proses pendaftaran dan pengembalian berkas ada empat pasang bakal

calon perseorangan dan dua pasang bakal calon yang diusung partai politik.

Berdasarkan hasil rapat pleno KPUD Kota Tangerang tanggal 31 Agustus 2008

menetapkan hanya tiga pasang bakal calon yang lolos menjadi calon Walikota dan

Wakil Walikota Tangerang 2008. Ketiga pasangan calon yang berkontestasi pada

Pilkada Kota Tangerang 2008 diantaranya pasangan nomor urut satu Wahidin

Halim-Arief R Wismansyah yang diusung Partai Golkar dan diperkuat 10 partai

lainnya (Demokrat, PDIP, PPP, PAN, PBB, PBR, PKB, PDS, PP, dan PKPB),

nomor urut dua pasangan H Bonie Mufidjar - Diedy Faried yang diusung Partai

Keadilan Sejahtera, dan nomor urut tiga Ismet Sadeli Hasan - KH Machfud

Abdullah yang melalui jalur perseorangan.13

Jika melihat kursi yang dimiliki partai pengusung masing-masing di

DPRD berdasarkan hasil Pemilu 2004, pasangan nomor urut satu didukung oleh

82, 2 % kursi di DPRD, sedangkan pasangan nomor urut dua didukung oleh

15,5% kursi di DPRD. Ketiga pasangan calon tersebut memperebutkan suara

sebanyak 972.207 yang tersebar di 2.273 TPS pada pelaksanaan pemungutan

12

Kota Tangerang, Laporan Penyelenggaraan Pemilu Walikota dan Wakil Walikota

Kota Tangerang 2008 (Kota Tangerang: KPUD Kota Tangerang, 2005), h. 46. 13

KPUD Kota Tangerang, Laporan Penyelenggaraan Pemilu Walikota dan Wakil

Walikota Kota Tangerang 2008, h. 52-65.

Page 64: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

52

suara tanggal 26 Oktober 2008.14

Dari total DPT pada pelaksaan Pilkada tersebut

sebanyak 72 % atau sekitar 668.670 orang mendatangi TPS.15

Berdasarkan hasil rapat Pleno terbuka mengenai rekapitulasi perolehan

suara Pilkada Kota Tangerang pada 30 Oktober 2008, Ketua KPUD Kota

Tangerang Drs. Imron Khamami menetapkan incumbent Wahidin Halim dan

pasangannya Arief R Wismansyah sebagai pemenang Pilkada Kota Tangerang

2008 dan terpilih menjadi Walikota dan Wakil Walikota Tangerang 2008-2013.16

Tabel III.IV. Perolehan Suara Pilkada Kota Tangerang 2008

No Pasangan Calon Perolehan Suara Presentase

1. Wahidin Halim & Arief R

Wismansyah

576.894 88, 22 %,

2. kedua Bonie Mufidjar & Diedy

Faried Wajdi

64.741 9,90 %

3. Ismet Syadeli Hasan & Machfudz

Abdullah

12.309 1,88 %

Sumber: KPUD Kota Tangerang (Laporan Penyelenggaraan Pemilu Walikota

dan Wakil Walikota Kota Tangerang 2008).

Berdasarkan tabel diatas mengenai perolehan suara pada Pilkada Kota

Tangerang 2008 pasangan Wahidin Halim-Arief Wismansyah meraih 576.894

suara atau 88, 22 %, disusul Bonie Mufidjar-Diedy Faried 64.741 suara atau 9,90

% dan Ismet Syadeli Hasan-Machfudz Abdullah 12.309 suara atau 1,88 %.

Digandengnya Arief oleh WH sebagai pendampingnya telah menimbulkan

banyak pertanyaan, hal ini karena WH diusung oleh 11 partai politik. Sehingga

muncul pertanyaan dimana tokoh-tokoh politik dipartai pengusung tersebut,

kenapa mereka tidak berani unjuk kemampuan untuk mendampingi Wahidin,

14

Diakses pada 13 Agustus 2014 dari http://www.pelita.or.id/baca.php?id=55967 15

http://www.bantenhits.com/agenda-kpu/605-kpud-targetkan-partisipasi-70-persen 16

KPUD Kota Tangerang, “Laporan Penyelenggaraan Pemilu Walikota dan Wakil

Walikota Kota Tangerang 2008”, h. 97.

Page 65: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

53

padahal mereka memiliki peluang yang lebih besar ketimbang Arief karena lebih

dikenal masyarakat. Faktor yang paling dominan kenapa WH memilih Arief

karena Arief merupakan pengusaha muda sukses yang sudah teruji kinerjanya dan

untuk menghindari perpecahan partai pengusung. Faktor lainnya adalah faktor

pragmatis, dimana sebagai pengusaha sukses tentunya Arief mampu

mengeluarkan Cost Politic yang cukup besar.17

Pada Pilkada 2008 tersebut tingkat partisipasi masyarakat Kota Tangerang

cukup tinggi, yaitu menyentuh angka 72 %. Tingginya tingkat partisipasi

setidaknya dipengaruhi oleh 2 oleh dua faktor: Pertama, merupakan Pilkada

pertama di Kota Tangerang yang menggunakan sistem pemilihan langsung. Hal

inilah yang kemudian membuat masyarakat banyak yang berpartisipasi dengan

datang ke TPS untuk memilih pemimpin yang mereka inginkan. Kedua, sosok

Wahidin Halim yang dianggap berhasil pada kepemimpinan sebelumnya.

Secara keseluruhan pelaksanaan Pilkada Kota Tangerang tahun 2008

berjalan dengan baik, tidak ada permasalahan yang menggangu jalannya proses

Pilkada. Hanya ada sedikit permasalahan mengenai ketidak akuratan DP4, tidak

optimalnya kinerja petugas pemutakhiran data dan keadaan TPS yang dibuat

seadanya.18

Pada saat proses rekapitulasi hasil pemungutan suara, tidak ada

keberatan dari masing-masing saksi mengenai hasil rekapitulasi.19

17

Diakses pada 29 Agustus 2014 dari http://rumalutfi.wordpress.com/2008/11/21/kenapa

-wahidin-arief/ 18

KPUD Kota Tangerang, “Laporan Penyelenggaraan Pemilu Walikota dan Wakil

Walikota Kota Tangerang 2008”, h. 98-99. 19

Diakses pada 13 Agustus 2014 dari http://www.pelita.or.id/baca.php?id=58161

Page 66: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

54

3. Pemilu 2009

Pada tahun 2009 lagi-lagi Kota Tangerang dihadapkan dengan proses

Pemilihan Umum. Berbeda dengan Pemilu 2004, pada Pemilu 2009 diikuti oleh

38 Partai nasional dan ditambah dengan 6 partai lokal aceh.20

Jumlah tersebut jauh

lebih banyak dibandingkan dengan Jumlah partai peserta Pemilu tahun 2004. 38

partai politik peserta Pemilu tersebut bertarung untuk merebutkan 50 kursi DPRD

tingkat II di Kota Tangerang, jumlah tersebut lebih banyak 5 kursi dibanding

tahun 2004. Pelaksanaan Pileg dilaksanakan pada tanggal 9 april 2009.

Tabel III.V. Perolehan Kursi Partai Politik di DPRD

Kota Tangerang 2009-2014

No Nama Partai Jumlah Kursi Presentase

1 DEMOKRAT 13 26 %

2 GOLKAR 6 12 %

3 PKS 6 12 %

4 PPP 5 10 %

5 PDIP 5 10 %

6 GERINDRA 5 10 %

7 PAN 4 8 %

8 PKB 3 6 %

9 HANURA 2 4 %

10 PKNU 1 2 %

50 100 %

Sumber: Komisi Pemilihan Umum Kota Tangerang

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa partai Demokrat merupakan

pemenang Pemilu 2009 di Kota Tangerang dengan mendapatkan 13 kursi,

sedangkan Partai Golkar yang merupakan partai pemenang pemilu 2004 dan PKS

masing-masing mendapatkan 6 kursi. Partai PPP, Partai Gerindra dan PDIP 5

kursi, PAN 4 kursi, PKB 3 kursi, Partai Hanura 2 kursi dan PKNU 1 kursi.

20

Diakses pada 16 Agustus 2014 dari http://www.organisasi.org/1970/01/daftar-nama-

partai-politik-parpol-peserta-pemilu-2009-pemilihan-umum-republik-indonesia.html

Page 67: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

55

Pada pelaksanaan Pemilu 2009 di Kota Tangerang terdapat pelanggaran

yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu, dimana Ketua KPUD Kota Tangerang

telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan penambahan suara bagi

calon legislatif DPRD Provinsi Banten Partai Golkar atas nama Krisna Gunata.

Tidak hanya ketua KPUD, 4 orang dari KPUD lainnya yaitu Dadang Hermawan,

Hisweni Dumaria, Baihaqi dan Namun Kosasih juga terbukti bersalah secara sah

dan meyakinkan ikut serta karena kelaliannya sehingga terjadi perubahan

sertifikat suara bagi Krisna Gunata sebanyak 260 suara. Selanjutnya Hakim yang

memimpin Persidangan di Pengadilan Tinggi Tangerang menjerat mereka dengan

dakwaan primer pasal 299 ayat 2 UU No 10 tahun 2008.21

C. Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pilwalkot Tangerang 2013

Pilwalkot Tangerang 2013 merupakan Pemilihan Kepala Daerah yang

kedua kalinya menggunakan sistem pemilihan langsung setelah sebelumnya

diselenggarakan pada tahun 2008 silam. Dalam melaksanakan Pilwalkot, KPUD

Kota Tangerang telah menetapkan tahapan dan jadwal penyelenggaraan Pilwalkot

Tangerang 2013.

1. Tahapan Persiapan

Penyelenggaraan Pilwalkot Kota Tangerang tahun 2013 dimulai sejak

tanggal 2 Februari 2013 yang diawali dengan tahapan persiapan yaitu: Pertama,

penyusunan program dan anggaran Pemilu Walikota dan Wakil Walikota

21

Diakses pada 20 Agustus 2014 dari http://tempointeraktif.com/hg/Pemilu2009

_berita_mutakhir/2009/06/12/brk,20090612-181657,id.html

Page 68: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

56

Tangerang. Rencana kebutuhan biaya pada Pilwalkot Tangerang 2013 sebesar 60

Miliar yang terdiri dari 42,51 Miliar kebutuhan anggaran putaran pertama, 842

juta untuk penyelesaian sengketa dan 16,62 Miliar untuk biaya putaran kedua.22

Kedua, Penetapan Keputusan KPU Kota Tangerang yang terdiri dari

Keputusan Non tahapan dan tahapan, format-format tahapan pelaksanaan

keputusan, pembentukan dan pelatihan PPK, PPS dan petugas pemutakhiran data

pemilih, pemberitahuan dan pendaftaran pemantau, menerima pemberitahuan

DPRD Kota Tangerang kepada KPU Kota Tangerang mengenai berakhirnya masa

jabatan Walikota dan Wakil Walikota Tangerang, dan rapat koordinasi/rapat

kerja/Bimtek kepada KPU Kota Tangerang dengan penyelenggara Pilwalkot.23

2. Tahapan Pelaksanaan

Pada Pilwalkot Tangerang 2013 tahapan Pelaksanaan dibagi menjadi 6

tahap, yaitu: 1. Pemutakhiran data dan pemilih, 2. Pencalonan, 3. Pengadaan dan

pendistribusian perlengkapan pemungutan serta penghitungan suara, 4. kampanye,

5. Pemungutan dan penghitungan suara, 6. Pelantikan dan pengucapan janji.24

a. Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih

Tahap Pemutakhiran data dan pemilih dimulai sejak 3 Maret 2013, pada

tahap ini KPUD menerima DP4 dari Pemkot dan selanjutnya dilakukan

penyusunan data pemilih, pemutakhiran data pemilih dan penetapan DPS,

22

KPU Kota Tangerang, KPU dalam Angka Pemilukada Kota Tangerang (Dokumentasi

Pemilukada) (Kota Tangerang: T.pn., 2013), h. 28-32. 23

SK KPUD Kota Tangerang No. 27/kpts/KPU-Kota Tng/015.436421/III /2013 tentang

Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pilwalkot Tangerang 2013. 24

SK KPUD Kota Tangerang No. 27/kpts/KPU-Kota Tng/015.436421/III /2013.

Page 69: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

57

pengesahan dan pengumuman DPS, serta perbaikan DPS yang dilaksanakan

sampai 28 Juni 2013. Pada 03 Agustus 2013 KPUD Kota Tangerang menetapkan

rekapitulasi jumlah DPT sebanyak 1.161.855 yang terdiri dari pemilih laki-laki

588.892 dan pemilih perempuan 572.963 yang tersebar di 2.938 TPS.25

b. Proses Pencalonan

1) Pendaftaran

Proses pencalonan diawali dengan sosialisasi tentang tata cara pencalonan

pada Pilwalkot Tangerang 2013 baik calon perseorangan maupun dari partai

politik atau gabungan partai politik sejak tanggal 3-22 April 2013. KPUD Kota

Tangerang menetapkan prosentase persyaratan pencalonan Pilwalkot dari partai

politik adalah 15% jumlah kursi partai politik atau gabungan di DPRD Kota

Tangerang yaitu 8 kursi atau 15% perolehan suara partai politik atau gabungan

pada Pileg 2009 yaitu 104.910 suara.26

Tanggal 31 Mei sampai 1 Juni 2013

merupakan waktu untuk pengambilan formulir pendaftaran pasangan calon yang

diajukan partai politik atau gabungan partai politik, sedangkan tahap pendaftaran

dibuka sejak tanggal 2 Juni sampai 8 Juni 2013.27

Pada pelaksanaan Pilwalkot Tangerang 2013 tidak ada pencalonan yang

menggunakan jalur perseorangan, semua melalui jalur partai politik. Hingga

waktu pendaftaran ditutup pada 08 Juni 2013 pukul 24.00 WIB setidaknya ada

25

KPU Kota Tangerang, KPU dalam Angka PemilukadaKota Tangerang (Dokumentasi

Pemilukada, h. 34. 26

SKKPUD Kota Tangerang No. 60/kpts/KPU-Kota Tng/015.436421/V/ 2013 tentang

Penetapan Prosentase Persyaratan Bakal Pasangan Calon Dari Partai Politik Atau Gabungan dalam

Pilwalkot Tangerang 2013. 27

SKKPUD Kota Tangerang No. 27/kpts/KPU-Kota Tng/015.436421/III /2013.

Page 70: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

58

enam pasangan bakal calon Walikota/Wakil Walikota Tangerang mendaftar ke

KPUD, lima pasangan balon resmi diterima dan akan diverifikasi. Sedangkan satu

pasang balon yaitu Sherisada Manaf–Sutan Rabat ditolak karena tidak membawa

pengurus dan rekomendasi parpol pengusung.28

Pasangan Arief R Wismansyah-Sachrudin yang didukung oleh Partai

Demokrat, Partai Gerindra dan PKB serta pasangan Ahmad Marju Kodri-Gatot

Suprijanto yang diusung oleh Partai Hanura dan 22 parpol non parlemen (PPRN,

PKPI, PBR, PDS, Partai Barnas, PMB, Partai Patriot, Partai Pelopor, PNBKI,

PKDI, PRN, Partai Kedaulatan, PNI Marhaenisme, PSI, Pakar Pangan, PDK,

PPDI, PPI, PPPI, Partai Merdeka, PPIB dan PDP) mendaftar ke KPUD pada

Kamis 06 Juni 2013. Kemudian pada hari berikutnya Pasangan Tb.Dedy Gumelar-

Suratno Abubakar yang diusung oleh PDIP dan PAN mendaftarkan diri.29

Pada hari terakhir pendaftaran tangggal 08 Juni, pasangan balon Abdul

Syukur-Hilmi Fuad yang diusung oleh Partai Golkar, PKS, PBB, dan PKPB

mendaftarkan dirinya ke KPUD. Sedangkan pasangan balon Harry Mulya Zein-

Iskandar Zulkarnain yang diusung oleh PPP, PKNU, dan Partai Gerindra

murapakan pasangan terakhir yang mendaftarkan diri. Terkait dukungan ganda

Partai Gerindra, ketua KPUD kota Tangerang mengatakan tetap menerima

28

Wawancara Langsung dengan Bapak Safril Elain (Mantan Komisioner KPUD Kota

Tangerang) Pada Tanggal 12 Agustus 2013. 29

Wawancara Langsung dengan Bapak Safril Elain.

Page 71: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

59

pendaftarannya karena nanti akan dilakukan verifikasi terhadap semua persyaratan

seluruh bakal calon, termasuk keabsahan dukungan parpol.30

2) Verifikasi dan Penetapan Pasangan Calon

Pada tanggal 9 Juni sampai 15 Juni 2013 KPUD Kota Tangerang

melakukan verifikasi kelengkapan dan kebenaran persyaratan para bakal calon

kandidat Walikota dan Wakil Walikota Tangerang, dari hasil verifikasi dua

pasangan calon yaitu AMK-Gatot dan HMZ-Iskandar dinyatakan tidak memenuhi

syarat dukungan partai politik. Dimana untuk pasangan AMK-Gatot ditemukan

permasalahan kepengurusan dan surat rekomendasi partai pengusung, dan untuk

pasangan HMZ-Iskandar dukungan partai Gerindranya tidak sah karena sudah

memberikan dukungan kepada pasangan Arief Sachrudin. Sedangkan untuktiga

pasangan lainnya ada beberapa berkas yang kurang lengkap. Kelima pasangan

bakal calon tersebut kemudian diberi waktu sampai tanggal 29 Juni 2013 untuk

memperbaiki dan melengkapi persyaratan yang kurang atau bermasalah.31

Selanjutnya KPUD melakukan penelitian ulang pada 30 Juni sampai 13 Juli 2013

dan dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk para pasangan bakal calon pada

tanggal 14 sampai 20 Juli 2013.32

Pada tanggal 24 juni 2013 dilakukan rapat Pleno tertutup penetapan

pasangan calon Pilwalkot Tangerang 2013, hasil dari rapat Pleno tersebut

menetapkan tiga pasang calon Walikota dan Wakil Walikota yaitu HMZ-Iskandar,

30

Wawancara Langsung dengan Bapak Safril Elain. 31

Wawancara Langsung dengan Bapak Safril Elain. 32

SKKPUD Kota Tangerang No. 27/kpts/KPU-Kota Tng/015.436421/III /2013.

Page 72: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

60

Syukur-Hilmi Fuad dan Tubagus Suwandi Gumelar-Suratno dinyatakan lolos dan

dua pasang lainnya yaitu Arief-Sachrudindan AMK-Gatot dinyatakan tidak

lolos.Pasangan Arief-Sachrudin dinyatakan tidak lolos karena Sachrudin yang

menjabat sebagai Camat Pinang tidak menyertakan surat izin dari Walikota

Tangerang untuk mencalonkan diri pada Pilwalkot 2013. Sedangkan pasangan

AMK-Gatot dinyatakan tidak lolos karena tidak memenuhi syarat dukungan partai

pendukung, yaitu 15% total suara partai politik pada pemilu legislatif 2009 setelah

partai Hanura mengalihkan dukungannya kepada pasangan HMZ-Iskandar.33

Kemudian KPUD Kota Tangerang menggelar rapat Pleno penetapan

nomor urut pada 26 Juli 2013, hasilnya pasangan Harry Mulya Zein-Iskandar

Zulkarnaen mendapatkan nomor urut 1, Abdul Syukur-Hilmi Fuad nomor urut 2

dan Tubagus Dedi Gumelar-Suratno Abu Bakar mendapat nomor urut 3.34

Menyikapi keputusan KPUD Kota Tangerang,Arief-Sachrudin dan AMK-

Gatotmenggugat keputusan tersebut ke DKPP. Sidang pelanggaran kode etik

KPUD Kota Tangerang digelar pada 05 dan 06 Agustus 2013, pada sidang

lanjutan DKPP menjatuhkan sanksi pemberhentian sementara KPUD Kota

Tangerang, memerintahkanKPUD Banten mengambil alih tugas KPUD Kota

Tangerang dan mengembalikan hak konstitusional atas Arief-Sachrudin dan

AMK-Gatot sebagai pasangan calon Pilwalkot 2013.35

Maka Pilwalkotmenjadi

33

Wawancara Langsung dengan Bapak Safril Elain. 34

Alsadad Rudi, “Nomor Urut Peserta Pilkada Kota Tangerang 2013”, Artikel diakses

pada 03 November 2014 dari http://megapolitan.kompas.com/read/2013/07/26/1754036/Ini.

Nomor.Urut.Peserta.Pilkada.Kota.Tangerang.2013 35

Iqbal Fadil, “DKPP Loloskan dua Pasangan Calon yang digagalkan KPU

Tangerang”, http://www.merdeka.com/politik/dkpp-loloskan-2-pasang-calon-yang-digagalkan-

kpu-tangerang.html

Page 73: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

61

diikuti lima pasangan calon. Selanjutnya, KPUD Banten melakukan rapat Pleno

penetapan nomor urut untuk dua pasangan tersebut. Dari hasil pengundian nomor

urut pada tanggal 11 Agustus 2013, pasangan AMK-Gatot mendapatkan nomor

urut empat dan pasangan Arief-Sachrudin mendapatkan nomor urut lima.36

c. Masa Kampanye

Tahapan kampanye diawali dengan pemberitahuan tim kampanye dan

rekening awal dana kampanye serta diadakan pertemuan peserta Pilwalkot tentang

pelaksanaan kampanye. Masa kampanye terbuka bagi lima pasang calon

dilaksanakan selama sepuluh hari terhitung mulai tanggal 16 Agustus 2013.

Masing-masing pasangan calon memperoleh jatah waktu dua hari untuk

berkampanye. Selanjutnya tanngal 18-30 Agustus 2013 adalah masa tenang

sekaligus dilakukan pembersihan atribut dan alat peraga kampanye.37

d. Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara

Tahapan pemungutan dan penghitungan suara diawali dengan masa

persiapan yang berlangsung mulai tanggal 10 sampai 30 Agustus 2013. Masa

persiapan terdiri dari pembentukan KPPS dan bimbingan teknis serta sosialisasi,

pengecekan persiapan pemungutan suara, penyampaian salinan DPT untuk TPS,

PPL dan saksi pasangan calon, pengumuman dan pemberitahuan tempat, hari dan

waktu pemungutan suara di TPS, serta yang terakhir adalah penyiapan TPS.38

36

SK KPUD Kota Tangerang No. 083/Kpts/KPU.Prov-015/Tahun 2013 tentang

Perubahan Terhadap Keputusan KPUD Kota Tangerang tentang Penetapan Nomor Urut Pasangan

Calon Walikota dan Wakil Walikota Tangerang sebagai Peserta Pilwalkot 2013. 37

SK KPUD Kota Tangerang No. 27/kpts/KPU-Kota Tng/015.436421/III /2013. 38

SK KPUD Kota Tangerang No. 27/kpts/KPU-Kota Tng/015.436421/III /2013.

Page 74: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

62

Proses pemungutan suara Pilwalkot Kota Tangerang 2013 dilaksanakan

secara serentak pada 31 Agustus 2013. Selanjutnya dilakukan proses

penghitungan dan rekapitulasi suara serta penyusunan sertifikat dari tingkatan

TPS sampai tingkatan KPUD sejak 31Agustus sampai 06 September 2013

sekaligus penetapan dan pengumuman hasil Pilwalkot Tangerang 2013.39

Berdasarkan hasil rekapitulasi perhitungan suara Pilwalkot Tangerang

2013, dari jumlah DPT 1.161.855 pemilih yang menggunakan hak pilihnya hanya

715.491 pemilih yang terdiri dari 709.875 suara sah dan 5.616 suara tidak sah.40

Tabel III.VI.

Hasil Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pilwalkot Tangerang 2013

NO Nama Pasangan Calon Perolehan Suara Prosentase

1. Dr. HM. Harry Mulya Zein M.Si

& Iskandar S. Ag

45.627 6,43 %

2. H. Abdul Syukur & Hilmi Fuad

ST.M.KOM

187.003 26,34 %

3. Tubagus Suwandi Sumelar & Ir.

Suratno Abubakar, MM

121.375 17,10 %

4. Ir. H. Ahmda Marju Kodri &

Drs. Gatot Suprijatno

15.060 2,12 %

5. H. Arief R. Wismansyah, Bsc.

M.kes & Drs. H. Sachrudin

340.810 48,01 %

Sumber: KPU dalam Angka Pemilukada Kota Tangerang (Dokumentasi

Pemilukada 2013).

Dari tabel hasi rekapitulasi hasil penghitungan suara Pilwalkot Tangerang

2013 dapat dilihat bahwa pasangan nomor urut lima yaitu Arief-Sachrudin

merupakan pasangan yang meraih suara terbanyak dengan presentasi 48,01 % atau

340.810 suara, disusul dengan pasangan nomor urut dua dengan 26, 34 %, nomor

39

SKKPUD Kota Tangerang No. 27/kpts/KPU-Kota Tng/015.436421/III /2013. 40

KPU Kota Tangerang, KPU dalam Angka PemilukadaKota Tangerang (Dokumentasi

Pemilukada, h. 59-60.

Page 75: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

63

urut tiga dengan 17,10 %, nomor urut satu dengan 6,43 % dan pasangan nomor

urut 4 dengan raihan suara sebanyak 2,12%.

e. Perselisihan Hasil Pilwalkot Tangerang 2013

Pada Tanggal 11 September 2013 pasangan Abdul Syuku-Hilmi Fuad dan

Harry Mulya Zein-Iskandar mengajukan permohonan kepada Mahkamah

Konstitusi. Isi permohonan kedua pasang calon tersebut pada intinya tidak terima

dengan keputusan KPUD Provinsi Banten yang mengembalikan hak

konstitusional pasangan Arief-Sachrudin dan AMK-Gatot berdasarkan hasil

keputusan DKPP. Mereka juga menganggap ikut sertanya kedua pasangan

tersebut telah mempengaruhi hasil Pilwalkot 2013 dan telah terjadi kecurangan

seperti Money Politic yang dilakukan pasangan Arief-Sachrudin.41

Kemudian pada sidang tanggal 01 Oktober 2013 MK mengeluarkan

putusan sela yang isinya memerintahkan KPUD Provinsi Banten untuk

mengklarifikasi dukungan ganda partai Hanura dan melakukan tes kesehatan

pasangan AMK-Gatot. Selanjutnya pada sidang tanggal 19 November MK

memutuskan mendiskualifikasi pasangan AMK-Gatot karena tidak memenuhi

syarat sebagai pasangan calon dan memerintahkan KPUD Provinsi Banten untuk

menetapkan pasangan nomor urut 5 yaitu Arief-Sachrudin sebagai calon terpilih.42

f. Penetapan Hasil Pilwalkot Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi

41

KPU Kota Tangerang, KPU dalam Angka PemilukadaKota Tangerang (Dokumentasi

Pemilukada, h. 81. 42

KPU Kota Tangerang, KPU dalam Angka PemilukadaKota Tangerang (Dokumentasi

Pemilukada, h. 313-316.

Page 76: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

64

Pasca dikeluarkannya putusan MK terkait sengketa Pilwalkot Kota

Tangerang 2013, KPUD Banten pada tanggal 20 November 2013 kemudian

menggelar rapat Pleno penetapan hasil penghitungan perolehan suara Pilwalkot

Tangerang 2013 dan Pleno penetapan calon Walikota dan Wakil Walikota terpilih

pada Pilwalkot Tangerang 2013 yaitu pasangan nomor urut lima Arief R

Wismansyah – Sachrudin sebagai pasangan calaon terpilih dengan rincian:

Tabel III.VII.

Hasil Perolehan Suara Pilwalkot Tangerang 2013 Pasca Putusan MK

NO Nama Pasangan Calon Perolehan Suara Prosentase

1. Dr. HM. Harry Mulya Zein

M.Si & Iskandar S. Ag

45.627 6,43 %

2. H. Abdul Syukur & Hilmi

Fuad ST.M.KOM

187.003 26,34 %

3. Tubagus Suwandi Sumelar &

Ir. Suratno Abubakar, MM

121.375 17,10 %

5. H. Arief R. Wismansyah,

Bsc. M.kes & Drs. H.

Sachrudin

340.810 48,01 %

Sumber: SK KPUD Banten No. 178/BA/XI/Tahun 2013

Dari tabel perolehan suara Pilwalkot Tangerang 2013 yang ditetapkan

KPUD Banten setelah dikeluarkannya keputusan MK tidak ada yang berubah dari

hasil rekapitulasi, hanya perolehan suara pasangan AMK-Gatot yang

didiskualifikasi menjadi suara tidak sah.

Page 77: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

65

BAB IV

SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA

TANGERANG 2013

Pemilihan Kepala Daerah langsung merupakan sebuah terobosan baru

yang bermakna bagi proses konsolidasi demokrasi di tingkat lokal, karena sistem

Pemilihan Kepala Daerah langsung akan membuka ruang partisipasi yang lebih

luas bagi masyarakat dalam proses demokrasi untuk menentukan kepemimpinan

politik di tingkat lokal. Selain itu, sistem tersebut membuka peluang bagi

masyarakat untuk mengaktualisasi hak-hak politiknya secara lebih baik tanpa

harus direduksi oleh kepentingan-kepentingan elite politik seperti ketika berlaku

sistem demokrasi perwakilan. Tidak hanya itu, Pemilihan Kepala Daerah secara

langsung akan memicu timbulnya figure pemimpin yang aspiratif, kompeten,

legitimate, dan berdedikasi di daerah.1

Akan tetapi, sistem pemilihan langsung yang notabene adalah sebuah

antitesa dari sistem pemilihan oleh DPRD nyatanya belum mampu

menghilangkan permasalahan yang terjadi pada pemilihan melalui DPRD. Sistem

pemilihan langsung justru memperlebar cakupan permasalahan yang terjadi pada

sistem perwakilan dan menimbulkan permasalahan baru.

Permasalahan yang terjadi pada Pemilihan Kepala Daerah langsung di

Indonesia di antaranya adalah DPT tidak akurat, Proses pencalonan yang

bermasalah (munculnya dualisme pencalonan dan berpindah-pindahnya dukungan

1 Zoulexander, “Pilkada Dalam Perspektif Sosial”, artikel diakses pada 02 November

2014 dari http://www.scribd.com/doc/84073352/PILKADA-DALAM-PERSPEKTIF-SOSIAL

Page 78: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

66

partai politik, serta KPU tidak netral dalam menetapkan pasangan calon),

pemasalahan pada masa kampanye, manipulasi dalam penghitungan suara dan

rekapitulasi hasil penghitungan, netralitas incumbent dan Kepala Daerah, serta

penyelenggara tidak adil dan netral. Pada pelaksanaan Pilwalkot Tangerang 2013

juga tidak luput dari permasalahan, permasalahan banyak terjadi pada tahap

pencalonan hingga menyebabkan terjadinya sengketa.

A. Latar Belakang Sengketa Adimistrasi Pilwalkot Tangerang 2013

Pada penyelanggaraan Pilwalkot Tangerang 2013 banyak permasalahan

dan pelanggaran yang terjadi pada tahap pencalonan yang kemudian

menyebabkan terjadinya sengketa. Sengketa yang terjadi pada Pilwalkot

Tangerang 2013 bisa dikatakan cukup rumit dan berkepanjangan, hal itu karena

banyaknya permasalahan dan pelanggaran yang terjadi. Selain itu sengketa juga

melibatkan banyak unsur, mulai dari peserta, penyelenggara, dan juga melibatkan

Wahidin Halim yaitu Walikota Tangerang.

1. Perpindahan Dukungan Partai Hanura dan Tidak Lolosnya Pasangan

AMK-Gatot Sebagai Kandidat Pada Pilwalkot 2013

Pada tahap pendaftran Pilwalkot Tangerang 2013 partai Hanura

memberikan dukungannya kepada pasangan AMK-Gatot. Walaupun memang

DPC Hanura mengakui bahwa dukungan dari partai-partai non kursi di parlemen

kepada pasangan AMK-Gatot masih banyak kekurangan seperti masalah SK

kepengurusan dan beberapa partai yang sudah berganti nama. Akan tetapi mereka

Page 79: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

67

tetap memutuskan untuk mendaftarkan AMK-Gatot ke KPUD sambil memenuhi

kekurangan yang ada.2

Pasangan AMK-Gatot pada awalnya didukung oleh Partai Hanura dan 22

partai non parlemen dengan akumulasi raihan suara pada Pileg 2009 sebanyak

111.352 suara, jumlah tersebut sudah melebihi syarat minimal yang ditetapkan

oleh KPUD Kota Tangerang sebanyak 104.910 suara atau 15%.3 Kemudian

setelah KPUD melakukan verifikasi, tepatnya pada tanggal 15 Juni 2013 pasangan

AMK-Gatot mendapatkan surat dari KPUD No.312/KPU-Kota-

015.436421/VI/2013 yang menyatakan bahwa kelengkapan administrasi

dukungan terhadap AMK-Gatot tidak lengkap dan tidak memenuhi syarat karena

dukungan PKDI, PPIB dan PDP yang diberikan kepada pasangan AMK-Gatot

bermasalah.4

KPUD Kota Tangerang kemudian memberikan waktu sejak tanggal 15

Juni sampai 29 Juni 2013 kepada pasangan AMK-Gatot untuk memperbaiki dan

melengkapi kekurangan yang ada. Mendapat informasi bahwa ada indikasi

pasangan AMK-Gatot tidak lolos sebagai pasangan calon pada Pilwalkot 2013,

pengurus partai Hanura mencoba mencari alternatif pasangan calon lain untuk

2

Wawancara Langsung dengan Bapak Arief Fadillah (Sekjen DPC Hanura Kota

Tangerang pada tanggal 31 Agustus 2014. 3 Diakses pada 02 Desember 2014 dari http://www.antaranews.com/berita/389393/dkpp-

berhentikan-anggota-kpu-kota-tangerang 4 Wawancara Langsung dengan Bapak Safril Elain (Mantan Komisioner KPUD Kota

Tangerang) Pada Tanggal 12 Agustus 2013.

Page 80: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

68

didukungnya. Hal tersebut dilakukan karena partai Hanura sangat ingin

berpartisipasi pada Pilwalkot Tangerang 2013.5

Pada saat itu pasangan HMZ-Iskandar yang kekurangan jumlah partai

pengusung karena partai Gerindra yang dicantumkan sebagai partai pengusung

pasangan tersebut pada saat pendaftaran dinyatakan tidak sah, dimana dukungan

yang sah dari Partai Gerindra adalah kepada pasangan Arief-Sachrudin. Pasangan

HMZ-Iskandar ketika mendapat informasi bahwa Partai Hanura akan

mengalihkan dukungan mereka memberikan respon positif.

Akhirnya DPC Hanura memutuskan untuk mengalihkan dukungannya

kepada pasangan HMZ-Iskandar karena dari empat pasangan calon yang tersisa

hanya pasangan tersebut yang memberikan respon positif. Kemudian DPC Hanura

melakukan kordinasi terkait permasalahan yang dialami oleh pasangan AMK-

Gatot dan keinginan untuk mengalihkan dukungan kepada pasangan HMZ-

Iskandar ke DPP Hanura. DPP Hanura kemudian mengeluarkan SK DPP partai

Hanura No SKEP/B/683/DPP-HANURA/VI/2013 tanggal 18 Juni yang berisi

keputusan untuk mendukung pasangan Hari Mulya Zein-Iskandar pada Pilwalkot

Tangerang 2013.6

Pada saat pasangan AMK-Gatot bersama tim mencoba menyelesaikan

permasalahan dan melengkapi kekurangan yang ada, timbul permasalahan baru

5 Wawancara Langsung dengan Bapak Arief Fadillah.

6 Wawancara Langsung dengan Bapak Arief Fadillah.

Page 81: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

69

ketika yaitu Partai Hanura melakukan perpindahan dukungan dari pasangan

AMK-Gatot dan kepada pasangan HMZ-Iskandar.

Perpindahan dukungan Partai Hanura tersebut kemudian berefek pada

surat: 378/KPU-Kota-015.436421/VII/2013 yang dikeluarkan KPUD Kota

Tangerang tanggal 13 Juli 2013 tentang pemberitahuan hasil penelitian ulang

kelengkapan dan perbaikan persyaratan dan perbaikan persyaratan bakal calon

Pilwalkot Tangerang yang memberitahukan bahwa persyaratan dukungan partai

politik atau gabungan partai politik pasangan AMK-Gatot tidak lengkap atau

memenuhi syarat.7

Kemudian pada saat dilaksanakan rapat Pleno tertutup penetapan pasangan

calon Pilwalkot Tangerang 2013, KPUD Kota Tangerang menetapkan bahwa

pasangan AMK-Gatot tidak lolos sebagai pasangan calon Pilwalkot Tangerang

2013 karena dukungan pasangan AMK-Gatot setelah dikurangi Partai Hanura

tidak memenuhi syarat. Total partai pengusung pasangan AMK-Gatot adalah 22

partai dan hanya memiliki total suara pada pileg 2009 sebanyak 75.761 suara.8

2. Tidak Lolosnya Pasangan Arief-Sachrudin Sebagai Kandidat Pada

Pilwalkot 2013

Pada penyelenggaraan Pilwalkot Tangerang 2013 KPUD mensyaratkan

bahwa setiap pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota yang berasal dari

PNS/Polisi/TNI harus melampirkan surat pengunduran diri dari jabatannya yang

7 Putusan DKPP Nomor 83/DKPP-PKE-II/2013 tentang Pelanggaran Kode Etik KPUD

Kota Tangerang. 8 Wawancara langsung dengan Bapak Safril Elain.

Page 82: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

70

di tanda tangani atau disetujui oleh atasannya. KPUD Kota Tangerang

berpedoman pada peraturan Kepala BKN Nomor 10 Tahun 2005 Tentang PNS

yang menjadi calon Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah.9

Pada tanggal 6 Juni 2013 pasangan Arief-Sachrudin telah menyerahkan

dokumen pendaftaran pencalonan Walikota dan Wakil Walikota kepada KPUD

Kota Tangerang. Namun, formulir surat pernyataan pengunduran diri dan tidak

aktif dalam jabatan Negeri bagi PNS calon Wakil Walikota Sachrudin tidak ada.10

Kemudian pada tanggal 14 Juni 2013, calon Wakil Walikota Sahcrudin yang

menjabat sebagai Camat Pinang mengajukan surat pernyataan mengundurkan diri

dari jabatannya kepada Walikota Tangerang Bapak Wahidin Halim untuk

memenuhi kelengkapan dokumen yang diperlukan. Pengajuan surat tersebut ada

tanda terimanya dan WH panggilan akrab Wahidin Halim telah memberikan

disposisi kepada BKPP hukum untuk diproses lebih lanjut.11

Pada tanggal 15 Juni 2013 pasangan Arief-Sachrudin menyerahkan surat

pengunduran diri Sachrudin dari jabatannya kepada KPUD Kota Tangerang,

ditanggal yang sama KPUD mengeluarkan surat pemberitahuan yang isinya

menyatakan bahwa kelengkapan pasangan Arief-Sachrudin tidak lengkap atau

tidak memenuhi syarat dengan dasar karena belum ada daftar susunan tim

kampanye dan rekening khusus kampanye. Sedangkan untuk surat pernyataan

pengunduran diri dari jabatan negeri Sachrudin sudah dinyatakan memenuhi

syarat. Kemudian KPUD Kota Tangerang memerintahkan agar pasangan Arief-

9 Wawancara Langsung dengan Bapak Safril Elain.

10 Putusan DKPP Nomor 83/DKPP-PKE-II/2013.

11 Wawancara Langsung dengan Bapak Sachrudin (Wakil Walikota tangerang) pada

tanggal 17 September 2014.

Page 83: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

71

Sachrudin untuk memperbaiki atau melengkapi kekurangan tersebut pada masa

perbaikan berkas persyaratan pencalonan Pilwalkot Tangerang 2013.12

Selanjutnya pada tanggal 20 Juni 2013, pasangan Arief–Sachrudin

melengkapi dokumen daftar susuan tim kampanye dan rekening khusus dana

kampanye kepada KPUD Kota Tangerang, namun tiba-tiba surat pernyataan

pengunduran diri dan tidak aktif Sachrudin sebagai PNS dikatakan sedang dalam

proses. Pada tanggal 13 Juli 2013, KPUD kembali mengeluarkan surat

pemberitahuan hasil penelitian kelengkapan administrasi bakal calon Walikota

dan Wakil Walikota Tangerang yang menyatakan bahwa kelengkapan

administrasi pasangan Arief-Sachudin lengkap atau memenuhi syarat.13

Akan tetapi, didalam lampiran berita acara nomor 28/BA/VII/2013 tanggal

13 Juli 2013 oleh KPUD ditambahkan keterangan sebagai berikut : 1. Klarifikasi

yang sudah dilakukan oleh KPU Kota Tangerang belum mendapatkan jawaban. 2.

Apabila pada penetapan pasangan calon belum ada surat pemberhentian dari

jabatan negeri bagi Pegawai Negeri Sipil maka status memenuhi syarat (MS)

tersebut akan dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS).14

Atas dasar tersebut pada tanggal 17 Juli 2013 Sachrudin kembali

mengirimkan surat pernyataan pengunduran diri dari jabatannya kepada atasannya

yaitu Walikota Tangerang. Sejak pertama kali mengajukan surat pengunduran diri

dari jabatan tanggal 14 Juni setidaknya Sachrudin sudah lima kali menemui WH,

akan tetapi tidak ada tanggapan dari WH mengenai surat pengunduran diri

12

Wawancara Langsung dengan Bapak Safril. 13

Putusan DKPP Nomor 83/DKPP-PKE-II/2013. 14

Putusan DKPP Nomor 83/DKPP-PKE-II/2013.

Page 84: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

72

tersebut. 15

Atas dasar hal tersebut dan berdasarkan peraturan KPU bahwa bagi

calon Walikota atau Wakil Walikota yang berasal dari PNS hanya pelu

melampirkan surat pengunduran diri, maka Sachrudin hanya melampirkan surat

pengunduran diri dari jabatannya sebagai Camat pinang tanpa ditandatangain dan

diberi stempel dinas oleh WH.

Tepat pada tanggal 24 Juli 2013 KPUD Kota Tangerang menggelar rapat

Pleno penetapan pasangan calon Pilwalkot Tangerang 2013, KPUD Kota

Tangerang memutuskan bahwa pasangan Arief-Sachrudin tidak lolos sebagai

calon Walikota dan Wakil Walikota Tangerang 2013. Pasangan Arief-Sachrudin

dinyatakan tidak lolos sebagai kandidat pada Pilwalkot Tangerang 2013 oleh

KPUD Kota Tangerang karena mereka tidak melampirkan surat pengunduran diri

Sachrudin sebagai PNS dan Camat Pinang yang di setujui oleh atasannya yaitu

Wahidin Halim.

3. Netralitas dan Lemahnya Pemahaman KPUD Terhadap Regulasi

Sumber permasalahan yang terjadi pada tahap pencalonan Pilwalkot

Tangerang 2013 hingga menyebabkan terjadinya sengketa adalah penyelenggara

Pilwalkot itu sendiri yaitu KPUD Kota Tangerang. Hal itu karena KPUD tidak

netral dalam menjalankan tugasnya dan lemahnya pemahaman KPUD Kota

Tangerang terhadap regulasi.

Pertama, KPUD Kota Tangerang mengizinkan perpindahan dukungan

Partai Hanura dan tidak meloloskan pasangan AMK-Gatot sebagai pasangan

15

Wawancara Langsung dengan Bapak Sachrudin.

Page 85: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

73

calon. Dalam peraturan KPU tentang pedoman teknis pencalonan Pemilihan

Kepala Daerah menyebutkan bahwa partai politik yang sudah memberikan

dukungan kepada salah satu pasangan calon tidak diperbolehkan untuk menarik

dukungannya dan memberikan dukungannya kepada pasangan calon Kepala

Daerah yang lain.16

Akan tetapi yang terjadi pada Pelaksanaan Pilwalkot

Tangerang 2013 Partai Hanura yang pada awalnya memberikan dukungannya

kepada pasangan AMK-Gatot justru melakukan penarikan dukungan dan

mengalihkannya kepada pasangan HMZ-Iskandar.

Kemudian dalam peraturan tersebut juga menjelaskan bahwa apabila partai

politik tetap melakukan penarikan dukungan dari pasangan calon yang sudah

mereka dukung dan mengalihkannya kepada pasangan lainnya maka KPUD tetap

menganggap dukungan yang sah adalah kepada pasangan calon pertama.17

Namun

KPUD Kota Tangerang melakukan hal yang berbeda, dimana mereka justru

menerima dan mengesahkan dukungan partai Hanura yang diberikan kepada

pasangan HMZ-Iskandar.

Berdasarkan peraturan yang ada seharusnya pasangan AMK-Gatot pada

saat penetapan pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Tangerang 2013

lolos sebagai kandidat pada Pilwalkot, karena dukungan partai Hanura tetap

dimiliki oleh pasangan AMK-Gatot bukan pasangan HMZ-Iskandar. Dengan

demikian pasangan yang seharus tidak lolos pada penetapan pasangan calon

adalah pasangan HMZ-Iskandar. Jadi, Keputusan KPUD Kota Tangerang yang

16

Peraturan KPU Nomor 09 tahun 2012 tentang pedoman teknis pencalonan Pemilihan

Kepala Daerah. 17

Peraturan KPU Nomor 09 tahun 2012.

Page 86: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

74

menerima perpindahan dukungan partai Hanura dan tidak meloloskan pasangan

AMK-Gatot adalah keputusan yang keliru dan apapun alasannya sangat tidak

dibenarkan karena melanggar peraturan yang ada. Tidak hanya itu, keputusan

KPUD dengan tidak meloloskan pasangan AMK-Gatot telah merenggut hak

konstitusional mereka.

“Keputusan komisioner KPUD Kota Tangerang yang mengizinkan perpindahan

dukungan partai Hanura tidak tepat karena melanggar peraturan. Sehingga dukungan

partai Hanura tetap untuk pasangan AMK-Gatot. Jadi, pasangan AMK-Gatot

seharusnya lolos sebagai kandidat pada Pilwalkot Tangerang 2013 bukan pasangan

HMZ-Iskandar yang jelas-jelas kekurangan partai pengusung”.18

Kedua, KPUD tidak meloloskan pasangan Arief-Sachrudin. Keputusan

KPUD Kota Tangerang yang tidak meloloskan pasangan Arief-Sachrudin karena

surat pengunduran diri Sachrudin tidak ditandatangani dan diberi stempel dinah

oleh Wahidin Halim tidak berdasar dan menimbulkan banyak pertanyaan. Salah

satu pertanyaan mendasarnya adalah kenapa KPUD Kota Tangerang berpedoman

pada peraturan BKN bukan kepada peraturan KPU. Padahal sudah sangat jelas

bahwa peraturan BKN tersebut mengatur mengenai kewajiban seorang PNS yang

akan mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kepada

negara. Sedangkan kewajiban seorang PNS kepada KPUD ketika akan

mencalonkan diri pada Pilwalkot/Pilbub/Pilgub hanya membuat dan melampirkan

surat pernyataan pengunduran diri dari jabatannya.

Pernyataan diatas berdasarkan UU No. 12 Tahun 2008 dan Peraturan KPU

Nomor 13 Tahun 2010 yang menyebutkan bahwa bagi setiap PNS yang akan

18

Wawancara Langsung dengan Bapak Syahrul Effendi (Kasubag Tekpem KPUD Kota

Tangerang) pada 11 Agustus 2014.

Page 87: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

75

mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah atau Wakil Kelapa Daerah hanya perlu

membuat dan melampirkan surat pengunduran diri dari jabatannya. Pada saat

mendaftarkan diri sebagai Wakil Walikota Tangerang pada Pilwalkot 2013

Sachrudin sudah membuat dan melampirkan surat pengunduran diri tersebut.

Dengan demikian sudah sangat jelas bahwa seharusnya pasangan Arief-Sachrudin

lolos sebagai kandidat pada saat rapat Pleno penetapan pasangan calon Pilwalkot

Tangerang 2013 oleh KPUD.

“Pasangan Arief-Sachrudin seharusnya lolos pada saat Pleno penetapan pasangan

calon, hal itu karena pasangan tersebut sudah mendapatkan dukungan gabungan

partai politik melebihi 15% kursi di parlemen. Mengenai tidak di izinkannya

Sachrudin oleh WH tidak dapat menjadi alasan, karena diperaturan KPU hanya

dikatakan bahwa calon Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah yang berasal dari

PNS cukup membuat surat laporan ke atasan dalam bentuk tertulis”.19

“keputusan yang dikeluarkan oleh KPUD Kota Tangerang itu sangat jelas

menyimpang dan tidak berdasar, karena memang di dalam UU tidak diatur mengenai

surat pengunduran diri harus mendapat tanda tangan dari atasan. Dalam UU hanya

mengatakan melampirkan surat pengunduran diri saja kepada atasan dan dilampirkan

pada saat pendaftaran”.20

“Keputusan tersebut terlalu mengada-ada atau dibuat-buat alasannya, karena

memang itu bukan persyaratan yang ada di dalam UU. Kami sudah melampirkan

surat pengunduran diri kepada KPUD yang merupakan salinan dari surat yang kami

sampaikan kepada Bapak WH, seharusnya dengan surat tersebut saja pasangan kami

sudah lolos, karena di dalam UU hanya disyaratkan melampirkan surat pengunduran

diri”.21

Keputusan KPUD Kota Tangerang yang tidak meloloskan pasangan Arief-

Sachrudin adalah keputusan yang sarat akan kepentingan. Hal tersebut dapat

dilihat sejak awal masa pendaftaran, pada saat itu KPUD Kota Tangerang

menerima berkas pendaftaran pasangan HMZ-Iskandar yang mencantumkan

19

Wawancara Langsung dengan Bapak Syahrul. 20

Wawancara Langsung dengan Bapak Sachrudin. 21

Wawancara Langsung dengan Bapak Dasep (Ketua Team Sukses Arief-Sahcrudin)

Pada Tanggal 23 Oktober 2013.

Page 88: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

76

partai Gerindra sebagai partai pengusungnya. Padahal pasangan Arief-Sachrudin

sudah terlebih dahulu mendaftarkan diri dengan mencantumkan partai Gerindra

sebagai partai pengusungnya.

Selain itu telah terjadi keterangan yang berubah-ubah pada masa verifikasi

dan perbaikan berkas pendaftaran. Pertanggal 15 Juni KPUD mengatakan bahwa

surat pengunduran diri Sachrudin tidak bermasalah, akan tetapi pada tanggal 20

Juni KPUD mengatakan bahwa surat pengunduran tersebut sedang dalam proses.

Kemudian pada tanggal 13 Juli KPUD Kota Tangerang menerangkan bahwa surat

pengunduran diri Sachrudin sudah memenuhi syarat. Akan tetapi pada Pleno

penetapan psasangan calon KPUD tidak meloloskan pasangan Arief-Sachrudin.

Tidak hanya itu, penjelasan KPUD Kota Tangerang mengenai alasannya

tidak meloloskan pasangan Arief-Sachrudin tidak masuk akal. KPUD mengatakan

bahwa pasangan Arief-Sachrudin selain tidak melengkapi surat pengunduran diri

Sachrudin juga melakukan kebohongan. Dimana dalam berkas pendaftaran

pasangan Arief-Sachrudin melampirkan surat pengunduran diri Sachrudin sebagai

Camat Pinang yang disampaikan kepada WH pada tanggal 01 Juni, akan tetapi

ketika di cross check ke WH ternyata tidak benar.22

Padahal Sachrudin baru

mengajukan surat pengunduran diri pada tanggal 14 Juni kepada WH dan

dilampirkan ke KPUD pada tanggal 15 Juni.

Melihat fakta-fakta di atas sudah cukup membuktikan bahwa KPUD Kota

Tangerang tidak netral pada pelaksanaan Pilwalkot Tangerang 2013. KPUD Kota

22

Wawancara Langsung dengan Bapak Safril Elain.

Page 89: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

77

Tangerang memang sejak awal terbukti ingin menggugurkan pasangan Arief-

Sachrudin. Akan tetapi hal tersebut bukan keinginan KPUD semata, melainkan

ada pihak lain yang mencoba mempengaruhi keputusan KPUD yaitu WH. Kenapa

WH? karena pada Pilwalkot Tangerang 2013 adik kandung Wahidin yaitu Abdul

Syukur mencalonkan diri sebagai calon Walikota bersama Hilmi Fuad, sehingga

WH ingin memuluskan langkah adiknya untuk menjadi Walikota Tangerang.

Terlebih lagi pasangan Arief-Sachrudin merupakan kandidat terkuat. Walaupun

tidak ada bukti nyata yang memperkuat statement ini, akan tetapi dari kronologis

dan keterangan beberapa pihak sudah cukup menguatkan.

“Ada kemungkinan empat orang Komisioner KPUD Kota Tangerang tidak

netral dalam melakukan verifikasi dan menetapkan pasangan calon. Hal ini karena

KPUD Kota Tangerang menggunakan APBD dalam menyelenggarakan Pilwalkot,

sehingga perlu membangun hubungan baik dengan Walikota agar dana yang

dibutuhkan dapat terpenuhi”.23

“Kumungkinan besar WH melakukan intervensi kepada KPUD Kota

Tangerang sehingga KPUD tidak netral dalam mengambil keputusannya. Intervensi

dilakukan karena adik kandung WH mencalonkan diri dan melihat pasangan Arief-

Sachrudin merupakan kandidat terkuat”.24

Terkait isu mengenai netralitas KPUD Kota Tangerang dalam

menjalankan tugasnya, Sachrudin juga angkat bicara “saya pikir saya tidak perlu

mengatakan KPUD netral atau tidak, masyarakatpun bisa menilainya sendiri”.25

Walaupun tidak secara ekplisit mengatakan bahwa KPUD tidak netral, namun dari

pernyataan tersebut membuktikan bahwa Sachrudin mengamini bahwa KPUD

Kota Tangerang memang tidak netral dalam menjalankan tugasnya.

23

Wawancara Langsung dengan Bapak Arief Fadillah. 24

Wawancara Langsung dengan Bapak Syahrul. 25

Wawancara Langsung dengan Bapak Sachrudin.

Page 90: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

78

Jika diambil benang merahnya, maka sangat masuk akal kalau pernyataan

bahwa KPUD Kota Tangerang tidak netral dalam menjalankan tugasnya dan ada

keterlebiatan WH dalam beberapa keputusan KPUD. Pertama, WH tidak

memberikan izin kepada Sachrudin untuk mencalonkan diri sebagai calon Wakil

Walikota. Kedua, KPUD Kota Tangerang tidak meloloskan pasangan Arief-

Sachrudin karena permasalahan surat pengunduran diri Sachrudin sebagai Camat

Pinang yang tidak disetujui oleh WH.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa KPUD Kota

Tangerang dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara Pilwalkot

Tangerang 2013 tidak berpegang teguh pada asas penyelenggara pemilihan

umum, yaitu: mandiri, jujur, adil, kepastian hukum, tertib, kepentingan umum,

keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, efektivitas.

4. Respon Pasangan Arief-Sachrudin dan AMK-Gatot

Para pendukung pasangan Arief-Sachrudin setelah mendengar keputusan

KPUD Kota Tangerang bahwa pasangan yang didukungnya tidak lolos, pada

tanggal 25 Juli 2013 Ribuan orang mengepung kantor KPUD Kota Tangerang.

Dalam aksi yang dilakukan mereka membawa berbagai atribut yang meminta

KPUD untuk menunda pengumuman sebelum jelas apa yang menjadi substansi

dan mengecam WH yang tidak memberikan izin kepada Sachrudin untuk

Page 91: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

79

mencalonkan diri. Aksi tersebut berlangsung ricuh, bahkan dua anggota polisi

terpaksa harus di evakuasi karena terluka di bagian kepalanya.26

Kemudian pada tanggal 29 Juli 2012, pendukung Arief-Sahcrudin kembali

menduduki kantor KPUD Kota Tangerang.27

Pada hari yang sama para

pendukung Arief -Sachrudin juga melakukan aksi di Kantor KPUD Banten.

Mereka menuntut agar KPUD Banten untuk segera mengkaji ulang keputusan

KPUD Kota Tangerang yang tidak meloloskan pasangan bakal calon Arief–

Sachrudin dan mereka meminta Arief-Sachrudin ditetapkan sebagai calon wali

kota dan wakil wali kota Tangerang 2013.28

Sejalan dengan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para pendukung dan

simpatisannya, pasangan Arief-Sachrudin beserta tim sukses menempuh jalur

hukum. Langkah yang diambil oleh pasangan Arief-Sachrudin adalah melaporkan

KPUD Kota Tangerang ke Panwaslu Kota Tangerang dan PTUN. Selain itu juga

pasangan Arief-Sachrudin melaporkan KPUD Kota Tangerang ke DKPP pada 29

Juli 2013.29

Sedangkan untuk pasangan AMK-Gatot ketika Mendapatkan informasi

bahwa Partai Hanura akan melakukan perpindahan dukungan kepada pasangan

HMZ-Iskandar, mereka merasa terdzalimi oleh DPC Hanura Kota Tangerang.

26

Amba Dini Sekarningrum, “Pendukung Arif-Sachrudin Demo KPUD Kota

Tangerang”, Artikel diakses pada 07 Februari 2014 dari http://jakarta.okezone.com/read

2013/07/25/501/ 842291/pendukung-arif-sachrudin-demo-kpud-kota-tangerang 27

Amba Dini Sekarningrum, “Demo Sunyi Pendukung Arief-Sachrudin”, Artikel diakses

pada 07 Februari 2014 dari http://ekbis.sindonews.com/read/2013/07/29/31/766653/demo-sunyi-

pendukung-arief-sachrudin 28

Berita Satu, “Massa Pendukung Pasangan Arief-Sachrudin Demo di Kantor KPU

Banten”, Artikel diakses pada 07 Februari 2014 dari http://www.beritasatu.com/nasional/ 128861-

massa-pendukung-pasangan-ariefsachrudin-demo-di-kantor-kpu-banten.html 29

Wawancara Langsung dengan Bapak Dasep.

Page 92: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

80

Mereka bersama para pendukungnya kemudian mendatangi kantor DPC Hanura

pada 19 Juni 2013 untuk mempertanyakan kebenaran pencabutan dukungan.30

AMK bersama ratusan pendukungnya kemudian meminta pihak DPC

Hanura untuk bersama sama membawa permasalahan ini ke DPP HANURA dan

meminta Ketua DPC Hanura untuk menandatangani fakta integritas yang berisi

bahwa Partai Hanura tidak akan melakukan penarikan dukungan karena tim bisa

menyelesaikan kekurangan yang ada. Merasa diperlakukan tidak menyenangkan

akhirnya DPC Hanura melaporkan pasangan AMK-Gatot dan tim ke polisi atas

pemaksaan dan perbuatan tidak menyenangkan.31

Kemudian AMK-Gatot pada

tanggal 18 Juli 2013 mengajukan pengaduan kepada DKPP terkait keputusan

KPUD yang mengesahkan dukungan Partai Hanura kepada pasangan HMZ-

Iskndar sehingga membuat pasangan AMK-Gatot kekurangan partai pengusung.

B. Peran Wahidin Halim dalam Sengketa Administrasi Pilwalkot Kota

Tangerang 2013

Pada penyelenggaraan Pilwalkot Tangerang 2013 Wahidin Halim tidak

bisa ikut bertarung memperebutkan kursi kepemimpinan di Kota Tangerang, hal

itu karena WH sudah dua periode menjabat sebagai Walikota Tangerang. Tidak

berpartisipasinya WH sebagai seorang tokoh sentral Kota Tangerang merupakan

peluang emas bagi berbagai kalangan yang ingin berkontestasi pada Pilwalkot

30

Diakses pada 06 Desember 2014 dari http://jurnalkota.com/pilwakot-tangerang-amk-

menunggu-hasil-klarifikasi-dpp-hanura/ 31

Wawancara Langsung dengan Bapak Arief Fadillah.

Page 93: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

81

Kota Tangerang 2013, ini terbukti dengan adanya lima pasangan calon Walikota

dan Wakil Walikota yang berpartisipasi.

WH yang dikenal sebagai seorang tokoh Kota Tangerang memang

mempunyai pengaruh sangat besar. Kiprahnya di dunia perpolitikan membuat

dirinya sebagai seorang tokoh panutan untuk masyarakat Kota Tangerang, terlebih

lagi WH merupakan ketua DPD Partai Demokrat Banten. Tidak bisa mencalonkan

diri bukan berarti WH tidak berperan aktif pada pelaksanaan Pilwalkot, hal itu

karena WH tidak ingin melepas begitu saja kursi kepemimpinan di Kota

Tangerang yang sudah dua periode didudukinya.

1. Usaha Wahidin Halim Menjegal Pasangan Arief-Sachrudin

Perlu diketahui bahwa pada penyelenggaraan Pilwalkot 2013 setidaknya

ada dua orang calon Wakil Walikota yang berasal dari PNS, yaitu Sachrudin yang

menjabat sebagai Camat Pinang dan Harry Mulya Zein yang menjabat sebagai

Sekda Kota Tangerang. Bagi seorang PNS yang ingin mencalonkan diri sebagai

Kepala Daerah berdasarkan UU No. 12 Tahun 2008 dan peraturan BKN Nomor

10 Tahun 2005 dijelaskan bahwa mereka harus membuat surat pernyataan

mengundurkan diri dari jabatan PNS yang disampaikan kepada atasannya dalam

hal ini Wahidin Halim sebagai Walikota Tangerang.

Sachrudin dan HMZ menyikapi hal tersebut kemudian mengajukan surat

pengunduran dirinya kepada WH, akan tetapi hanya HMZ yang surat

pernyataannya dikembalikan setelah diberi tandatangan WH dan stempel dinas

atau bisa dikatakan disetujui pengunduran dirinya. Sedangkan untuk Sachrudin

Page 94: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

82

tidak mendapatkan surat pernyataan yang sudah ditandatangani dan diberi stempel

dinas atau bisa dikatakan tidak disetujui pengunduran dirinya.

Banyak isu yang beredar bahwa Bapak Sachrudin tidak mengajukan surat

pengunduran diri, namun faktanya Sachrudin sudah mengajukan surat

pengunduran diri sebagai PNS dan Camat Pinang kepada WH dan mendapatkan

bukti tanda terima serta sudah di disposisikan kepada BPPK. Akan tetapi tidak

ada respon positif dan tanggapan yang jelas hingga Pleno penetapan pasangan

calon oleh KPUD Kota Tangerang digelar.

“WH tidak mengatakan apakah saya (Sachrudin) diizinkan atau tidak untuk

mencalonkan diri sebagai Wakil Walikota Tangerang pada Pilwalkot 2013 silam,

akan tetapi WH sangat sulit ditemui”.32

“Setelah surat dimasukan dikantor dan tidak ada respon, selanjutnya Sachrudin

menemui WH dirumahnya. WH kemudian mengatakan temui saya dikantor nanti

akan dibuatkan, namun ketika kita tunggu dikantor WH tidak juga datang”.33

WH memang tidak mengatakan secara terang-terangan mengapa tidak

memberikan izin kepada Sachrudin, akan tetapi dengan dia tidak memberikan

kepastian dan terkesan mengulur-ulur waktu hal tersebut membuktikan bahwa

WH menginginkan agar Sachrudin gagal mencalonkan diri. Hal itu karena

memang KPUD mensyaratkan bahwa surat pengunduran diri yang dilampirkan

pada berkas pencalonan harus ditandatangani dan diberi stempel dinas.

“Ini adalah salah satu cara yang dilakukan WH untuk melancarkan pencalonan

adik kandungnya, karena pasangan kami (Arief-Sachrudin) adalah lawan terberat

dan memiliki peluang yang sangat besar untuk menang pada Pilwalkot Tangerang

2013”. 34

32

Wawancara Langsung dengan Bapak Sachrudin 33

Wawancara Langsung dengan Bapak Bapak Dasep. 34

Wawancara Langsung dengan Bapak Bapak Dasep.

Page 95: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

83

“WH tidak memberikan izin karena dia menganggap Sachrudin kacang lupa

kulitnya. Seperti yang kita ketahui Abdul Syukur adik kandung WH mencalonkan

diri sebagai Walikota Tangerang, sebagai Camat kesayangan dan yang dibesarkan

oleh WH seharusnya Sachrudin tidak mencalonkan diri agar Abdul Syukur berjalan

lancar dan meraih kemenangan”.35

“Tidak diberikannya izin pengunduran diri Sachrudin sebagai Camat pinang

merupakan upaya WH memuluskan Abdul Syukur meraih kemenangan. Karena jika

pasangan Arief-Sachrudin lolos sebagai kandidat Pilwalkot Tangerang 2013 maka

pasangan Syukur-Hilmi Pasti kalah”.36

Ketika digelar rapat Pleno penetapan pasangan calon Pilwalkot Tangerang

2013 oleh KPUD Kota Tangerang pada tanggal 24 Juli 2013 pasangan Arief-

Sachrudin dinyatakan tidak lolos, KPUD mengatakan bahwa tidak lolosnya

pasangan tersebut karena tidak dilampirkannya surat pengunduran diri Sachrudin

sebagai Camat Pinang yang sudah ditandatangani oleh WH dan diberi stempel

dinas. Ini jelas membuktikan bahwa WH memang ingin menjegal pasangan Arief-

Sachrudin untuk memuluskan adiknya Abdul Syukur-Hilmi Fuad.

Fakta lain yang membuktikan bahwa WH memang ingin menjegal

pasangan Arief-Sachrudin karena takut adik kandungnya kalah dalam Pilwalkot

Tangerang 2013 adalah ketika WH menghentikan kerjasama JAMKESDA dengan

empat Rumah Sakit Sari Asih milik Arief pada 21 Agustus 2013 dengan alasan

paling banyak menyerap anggaran dan memiliki hutang terbanyak. Padahal empat

RS ini memiliki ruang dan kamar terbanyak untuk melayani masyarakat yang

mempergunakan akses kesehatan gratis.37

Anehnya pada tanggal 26 Agustus WH

35

Wawancara Langsung dengan Bapak Syahrul Effendi. 36

Wawancara Langsung dengan Bapak Arief Fadillah. 37

Diakses pada 03 Desember 2014 dari http://news.okezone.com/read/2013/08/26/501/

855748/wahidin-halim-tuding-rs-sari-asih-dijadikan-alat-politik

Page 96: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

84

dalam jumpa pers alasannya memutus kerjasama karena Rumah Sakit tersebut

terindikasi jadi alat politik pemiliknya yaitu Arief.38

2. Posisi Dilematis dan Netralitas Wahidin Halim

Pada saat itu posisi WH memang dalam situasi yang dilematis, dimana

pada Pilwalkot Tangerang 2013 adik kandung WH yaitu Abdul Syukur

mencalonkan diri dan disaat yang bersamaan kader Partai Demokrat yaitu Arief

juga mencalonkan diri. Kemudian di sisi lain WH merupakan seorang Kepala

Daerah yang harus bersikap netral pada pelaksanaan Pilwalkot.

Menurut Barbara Geddes para politisi sering menghadapi situasi dilematis

dalam memutuskan sesuatu yang lebih banyak didasari oleh kalkulasi pragmatis.

Dikatakan dilema karena politisi idealis selalu sulit dalam memperjuangkan

kepentingan real publik.39

Dalam konteks WH Ini terbukti dengan diberikan

izinnya HMZ akan tetapi tidak kepada Sachrudin untuk mencalonkan diri sebagai

Wakil Walikota Tangerang. Pada Pilwalkot Tangerang 2013 WH memiliki

kepentingan untuk mengamankan kursi kepemimpinan Kota Tangerang agar jatuh

ketangan adiknya, kepentingan tersebut dapat diraih apabila tidak ada lawan yang

kuat. Untuk itu WH tidak memberikan Izin kepada Sachrudin karena Pasangan

Arief-Sachrudin merupakan kandidat terkuat.

Barbara Geddes juga mengatakan ketika seorang terpilih di puncak

kekuasaan eksekutif salah satu hal yang akan dilakukannya adalah menciptakan

38

Diakses pada 03 Desember 2014 dari http://www.republika.co.id/berita/koran/news-

update/13/08/27/ms5eoz-wahidin-sebut-rs-sari-asih-alat-politik 39

Barbara Geddes, Politician’s Dillemma: Building State Capacity in America (Los

Angeles : university of California press Berkeley, 1994), h. 132.

Page 97: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

85

mesin politik yang loyal yang akan mendukungnya.40

Tindakan yang dilakukan

oleh WH pada Pilwakot 2013 merupakan cara untuk menciptakan mesin politik

yang loyal yang akan mendukungnya setelah ia lengser dari jabatannya. Hal

tersebut karena setelah lengser dari jabatannya sebagai Walikota Tangerang WH

mencalonkan diri sebagai Caleg DPR-RI dan akan mencalonkan diri lagi sebagai

Gubernur Banten pada Pilgub 2016. Dapat dikatakan juga sikap WH merupakan

usaha yang dilakukan untuk membangun dinasti politik.

Akan tetapi, apapaun yang mendasari WH tidak memberikan izin kepada

Sachrudin, tindakan tersebut adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan.

Dengan tidak dikeluarkannya izin maka WH telah merenggut hak Sachrudin

untuk mencalonkan diri sebagai Wakil Walikota, padahal setiap orang yang sudah

memenuhi syarat memiliki hak untuk berkontestasi pada Pilwalkot atau hak untuk

dipilih. Terlebih lagi HMZ diberikan izin oleh WH untuk mencalonkan diri, ini

jelas tidak adil dan syarat kepentingan.

Sebagai sebuah pemimpin seharusnya WH bersikap netral dalam

penyelenggaraan Pilwalkot Tangerang 2013 walaupun adik kandungnya

mencalonkan diri. Akan tetapi yang terjadi justru WH secara terang-terangan

mendukung Abdul Sykur. Hal tersebut dibuktikan juga dengan statement WH di

media yang mengatakan “lebih mending saya dukung anak emak sendiri di

banding anak tetangga”.41

40

Barbara Geddes, Politician’s Dillemma: Building State Capacity in America, h. 8. 41

Diakses pada tanggal 01 Desember 2014 dari http://politik.kompasiana.com/2013

/08/27/tangerang-punya-cerita-586854.html

Page 98: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

86

Padahal sudah sangat jelas di dalam Undang-Undang, salah satu tugas

Kepala Daerah adalah melaksanakan kehidupan demokrasi, menaati dan

menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan. Tidak hanya itu, Kepala

Daerah dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dilarang membuat keputusan

yang secara khusus memberikan keuntungan bagi (dirinya, keluarga golongan

tertentu) dan merugikan kepentingan umum. Selain itu juga dilarang

menyalahgunakan wewenang serta melanggar sumpah jabatannya.42

Tindakan yang dilakukan Wahidin Halim pada Pilwalkot Tangerang 2013

telah menciderai keberhasilannya dalam membangun Kota Tangerang selama

sepuluh tahun. Masyarakatpun tidak sedikit yang menjadi tidak simpatik lagi

dengannya. Selain itu, tindakan WH yang menjegal pasangan yang berasal dari

Partai Demokrat telah menyebabkan WH dipecat sebagai Ketua DPD Partai

Demokrat Provinsi Banten.

C. Proses Penyelesain Sengketa Pilwalkot Tangerang 2013

Sengketa yang terjadi pada tahap pencalonan Pilwalkot Tangerang 2013

dapat dikatakan sebagai sengketa administrasi, dikatakan sengketa administrasi

karena perselisihan yang terjadi akibat dikeluarkannya keputusan atau tindakan

yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilihan Kepala Daearah yang dianggap

merugikan bakal calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah. Ada beberapa

lembaga yang memiliki kewenangan untuk menyelesaikan sengketa ini, di

42 Undang-Undang Nomor Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 32

Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Page 99: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

87

antaranya adalah Panwaslu dan PTUN. Apabila KPUD melakukan pelanggaran

kode etik maka ada DKPP lembaga yang khusus menegakkan pelanggaran kode

etik penyelenggara pemilihan umum.

1. Arief-Sachrudin Melapor ke Panwaslu dan Menggugat ke PTUN

Pada tangal 25 Juli 2013 atau sehari setelah dinyatakan tidak lolos sebagai

pasangan calon pada Pilwalkot Tangerang 2013 pasangan Arief-Sachrudin

melaporkan KPUD Kota Tangerang ke Panwaslu Kota Tangerang. Kemudian

menindaklanjuti laporan tersebut Panwaslu memanggil Sachrudin, Ketua tim

suksesnya Bapak Dasep dan partai politik pengusungnya untuk dimintai

keterangan. Selanjutnya pada tanggal 27 Juli Panwaslu menyampaikan surat

pemanggilan ketua KPUD ke Kantor KPUD Kota Tangerang. Pada tanggal 29 Juli

2013 Syafril Elain ketua KPUD Kota Tangerang memenuhi pemanggilan

Panwaslu, kemudian Panwaslu menyampaikan 31 pertanyaan kepada Syafril

terkait tidak lolosnya pasangan Arief-Sachrudin.43

Ketua Panwaslu Kota Tangerang Bapak Takhono menjelaskan bahwa

semua hasil klarifikasi keterangan dari semua pihak yang berkaitan akan dikaji

terlebih dahulu. Selanjutnya Panwaslu akan menyimpulkan dan hasilnya akan

disampaikan kepada masyarakat melalui media. Dalam mengkaji hasil klarifikasi

43

Diakses pada 06 Desember 2014 dari http://www.republika.co.id/berita/nasional

/jabodetabek-nasional/13/07/30/mqqwof-panwaslu-panggil-kpu-kota-tangerang-terkait-

ariefsachrudin

Page 100: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

88

tersebut Panwaslu membutuhkan waktu agar menghasilkan kesimpulan yang

benar.44

Selanjutnya pada tanggal 29 Juli 2013 memasukan gugatan hasil

keputusan rapat Pleno KPUD Kota Tangerang tentang penetapan pasangan calon

pada Pilwalkot Tangerang 2013 ke Pengadilan Tata Usaha Negara Banten.

Mereka meminta agar PTUN membatalkan keputusan KPUD Kota Tangerang

tersebut dan mengembalikan hak konstitusional mereka sebagai pasangan calon

pada Pilwalkot Tangerang 2013. Akan tetapi gugatan ke PTUN tidak dilanjutkan

karena seminggu kemudian DKPP menyidangkan laporan pasangan Arief-

Sachrudin dan AMK-Gatot terkait pelanggaran kode etik KPUD Kota

Tangerang.45

2. Pasangan Arief-Sachrudin dan AMK-Gatot Melapor ke DKPP

Pasangan Arief-Sachrudin dan AMK-Gatot melaporkan KPUD Kota

Tangerang atas pelanggaran kode etik yang dilakukan pada penyelenggaran

Pilwalkot Tangerang 2013. Pasangan Arief-Sachrudin mengajukan pengaduan

kepada DKPP pada tanggal 29 Juli 2013 dengan akta pengaduan Np. 152/I-P/L-

18.46

Dalam pengaduan tersebut pada intinya pasangan Arief-Sachrudin tidak

terima dengan keputusan KPU Kota Tangerang No. 67/KPTS/KPU-KOTA

TNG/015.436421/VIII/2013 yang tidak meloloskan mereka sebagai kandidat pada

Pilwalkot 2013 karena tidak adanya surat persetujuan pengunduran diri Sachrudin

44

http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/07/30/mqqwof-

panwaslu-panggil-kpu-kota-tangerang-terkait-ariefsachrudin 45

Wawancara Langsung dengan Bapak Dasep. 46

Wawancara Langsung dengan Bapak Dasep.

Page 101: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

89

sebagai Camat Pinang dari WH selaku atasannya. Padahal dalam PKPU No. 09

Tahun 2012 hanya disebutkan menyerahkan surat pengunduran diri bagi PNS

sesuai format BB11 – KWK.KPU partai politik. Jadi jelas bahwa keputusan

tersebut tidak berdasar dan KPUD telah melanggar kode etik penyelenggara.47

Berdasarkan fakta tersebut pasangan Arief-Sachrudin mengajukan

beberapa tuntutan kepada DKPP yang tiga di antaranya : Pertama, menuntut

DKPP untuk menjatuhkan sanksi atas pelanggaran Kode etik KPUD Kota

Tangerang berupa pemberhentian secara tetap. Kedua, membatalkan atau

menyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum keputusan KPU Kota Tangerang

Nomor 67/Kpts/KPU-Kota Tng/015.436421/VIII/2013. Ketiga, menyatakan

pasangan Arief-Sachrudin memenuhi syarat dan dikembalikan hak

konstitusinalnya sebagai pasangan calon pada Pilwalkot Tangerang 2013.48

Sedangkan untuk Pasangan AMK-Gatot sudah terlebih dahulu melaporkan

KPUD Kota tangerang ke DKPP, yaitu pada tanggal 18 Juli 2013. Pengaduan

DKPP pasangan AMK-Gatot dengan akta penerimaan pengaduan Nomor 140/I-

P/L-DKPP/2013 yang diregistrasi dengan Nomor Perkara 83/DKPP-PKE-II/2013.

Dalam pengaduan tersebut pada intinya menyebutkan bahwa tindakan KPUD

Kota Tangerang yang menyatakan syarat administrasi partai pengusung pasangan

AMK-Gatot tidak memenuhi syarat dan menerima perpindahan dukungan Partai

Hanura adalah tindakan yang melawan hukum dan melanggar kode etik.49

47

Putusan DKPP Nomor 83/DKPP-PKE-II/2013. 48

Putusan DKPP Nomor 83/DKPP-PKE-II/2013. 49

Putusan DKPP Nomor 83/DKPP-PKE-II/2013.

Page 102: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

90

Kemudian AMK dan kuasa hukumnya menuntut DKPP untuk: Pertama,

memberikan sanksi pemberhentian tetap kepada Komisioner KPUD Kota

Tangerang. Kedua, memerintahkan kepada KPU R.I untuk meninjau kembali serta

menganulir hasil Rapat Pleno KPUD Kota Tangerang berdasarkan Berita Acara

No. 29/BA/VII/2013 tanggal 13 Juli 2013 tentang hasil penelitian ulang

kelengkapan dan perbaikan persyaratan bakal Calon AMK-Gatot. Ketiga,

memulihkan hak konstitusi AMK-Gatot sebagai pasangan calon pada Pilwalkot

Tangerang 2013 untuk menggantikan pasangan HMZ-Iskandar.50

3. Sidang Pelanggaran Kode Etik KPUD Kota Tangerang oleh DKPP

Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh pasangan Arief-Sachrudin

dan AMK Gatot kepada DKPP, DKPP kemudian menggelar sidang pelanggaran

kode etik KPUD Kota Tangerang pada tanggal 05 Agustus 2013. Dalam sidang

tersebut DKPP memeriksa bukti-bukti, meminta kesaksian dari para pengadu

yaitu Pasangan Arief-Sachrudin dan AMK-Gatot, teradu yaitu komisioner KPUD

Kota Tangerang, pihak terkait yaitu Panwaslu Kota Tangerang dan keterangan

dari Anggota KPU RI.51

Menimbang bahwa alasan KPUD tidak meloloskan pasangan AMK-Gatot

karena kurangnya dukungan suara dari partai-partai pendukung setelah Partai

Hanura telah mengajukan calon lain yatiu HMZ-Iskandar. Terkait perpindahan

dukungan Hanura KPUD mendasarkan diri pada pasal 95 ayat 1 PKPU No 9

50

Putusan DKPP Nomor 83/DKPP-PKE-II/2013. 51

Putusan DKPP Nomor 83/DKPP-PKE-II/2013.

Page 103: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

91

Tahun 2012. Akan tetapi dari bukti yang ada partai Hanura bersama partai

gabungan lainnya tidak pernah mendaftarkan calon lain. Selain itu dasar hukum

KPUD yang menerima perpindahan dukungan Partai Hanura tidak dapat

diterapkan karena akan mengakibatkan kekacauan pada tahap pencalonan.

Terlebih lagi hal tersebut adalah pengalihan dukungan yang jelas dilarang dalam

PKPU yang disebutkan KPU sendiri.52

Menimbang bahwa KPUD Kota Tangerang beralasan tidak lolosnya

pasangan Arief-Sachrudin karena tidak adanya surat izin mencalonkan diri

Sachrudin yang menjabat sebagai Camat Pinang dari atasannya berdasarkan PP

No. 6 dan Peraturan Kepala BKN No 10 Tahun 2005. Padahal seharusnya KPUD

berpedoman pada PKPU karena mereka merupakan anggota KPU. Didalam

PKPU No. 09 Tahun 2012 tidak mewajibkan bakal pasangan calon yang berasal

dari unsur pegawai negeri sipil untuk diberhentikan dari jabatan negeri tetapi

cukup dengan melampirkan surat pengunduran diri dari jabatan negeri bagi bakal

pasangan calon yang bersangkutan.53

Setelah melihat dan memperhatikan kesaksian para pengadu, KPUD,

Panwaslu dan keterangan Anggota KPU RI, DKPP menyimpulkan bahwa

keputusan KPUD yang tidak meloloskan pasangan Arief-Sachrudin dan AMK-

Gatot didasarkan pada penggunaan peraturan dan dasar hukum yang tidak kuat.

DKPP Kemudian pada sidang lanjutan yang dipimpin Hakim Ketua Jimly

Asshidiqi pada 06 Agustus 2013 mengabulkan seluruh gugatan.54

52

Putusan DKPP Nomor 83/DKPP-PKE-II/2013. 53

Putusan DKPP Nomor 83/DKPP-PKE-II/2013. 54

Diakses Pada 11 Desember 2014 dari http://www.merdeka.com/politik/dkpp-loloskan-

2-pasang-calon-yang-digagalkan-kpu-tangerang.html

Page 104: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

92

Pertama, DKPP menjatuhkan sanksi pemberhentian sementara kepada

Komisioner KPUD Kota Tangerang Kedua, Memerintahkan kepada KPUD

Banten untuk mengambil alih pelaksanaan tahapan Pilwalkot Tangerang 2013.

Ketiga, Memerintahkan KPUD banten untuk memulihkan dan mengembalikan

hak konstitusional pasangan Arief-Sachrudin dan AMK-Gatot untuk menjadi

pasangan calon peserta Pilswalkot Tangerang 2013.55

Akan tetapi penyelesaian sengketa yang terjadi pada tahap pencalonan

Pilwalkot Tangerang 2013 yang dilakukan oleh DKPP tidak mampu

menyelesaikan sengketa yang terjadi. Keputusan DKPP yang menerima gugatan

dari pasangan Arief-Sachrudin dan AMK-Gatot dianggap telah melebihi

kewenangannya dan membuat sengketa menjadi berkepanjangan.

“Keputusan yang dikeluarkan oleh DKPP mengenai pengembalian hak

pasangan Arief R Wismansyah-Sachrudin dan Ahmad Marju Kodri-Gatot

Suprijanto untuk bisa berkontestasi pada Pilwalkot Tangerang 2013 sudah

melampaui wewenangnya, karena wewenang DKPP hanya terbatas pada

pelanggaran kode etik”.56

“Keputusan DKPP mengenai pengembalian hak kedua pasangan calon

tersebut untuk maju dalam Pilkada Kota Tangerang 2013 tidak memiliki

dasar yang jelas dan sudah melebihi wewenang yang dimiliki oleh DKPP”.57

KPUD Kota Tangerang kemudian menggugat keputusan DKPP ke

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Gugatan langsung didaftarkan oleh Safril Elain

Ketua KPUD dan Edy Supriadi Hafas anggota KPUD PN Jakarta Pusat pada 27

Agustus 2013.58

Selain itu, setelah KPUD Banten melaksanakan keputusan DKPP

55

Putusan DKPP Nomor 83/DKPP-PKE-II/2013. 56

Wawancara Langsung dengan Bapak Syahrul Effendi. 57

Wawancara Langsung dengan Bapak Safril Elain. 58

Diakses pada 10 Desember 2014 dari http://www.tempo.co/read/news/2013/08/28

/064508142/Merasa-Dipaksa-KPU-Kota-Tangerang-Gugat-DKPP

Page 105: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

93

dengan mengembalikan hak dua pasangan calon yang tidak lolos, pasangan HMZ-

Iskandar, Abdul Syukur-Hilmi Fuad dan Dedi Gumelar-Suratno melakukan

gugatan ke PTUN. Namun gugatannya di tolak karena hak konstitusional ketiga

pasangan calon tidak diabaikan oleh KPUD. Tidak puas dengan keputusan DKPP,

pasangan Abdul Syukur-Hilmi Fuad dan HMZ-Iskandar Pada Tanggal 11

September 2013 mengajukan permohonan kepada Mahkamah Konstitusi. Akan

tetapi pada sidang yang digelar tanggal 19 November, MK hanya

mendiskualifikasi pasangan AMK-gatot dan tetap memutuskan pasangan Arief-

Sachrudin sebagai pasangan terpilih pada Pilwalkot 2013.59

Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sengketa

yang terjadi pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tangerang 2013 sudah

diselesaikan secara baik dan demokratis walaupun harus diselesaikan di

Mahkamah Konstitusi. Hal tersebut karena setelah putusan MK tidak ada pihak-

pihak yang mencoba untuk mempersengketakan lagi.

59

KPU Kota Tangerang, KPU dalam Angka Pemilukada Kota Tangerang (Dokumentasi

Pemilukada, h. 81.

Page 106: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

94

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia pada awalnya menggunakan sistem

perwakilan atau dipilih oleh anggota DPRD, namun setelah disahkannya undang-

undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sistem Pemilihan

Kepala Daerah berubah menjadi sistem pemilihan langsung atau dipilih langsung

oleh rakyat. Sistem Pemilihan Kepala Daerah langsung atas implementasi undang-

undang nomor 32 tahun 2004 sudah berjalan hampir satu dekade. Sejak pertama

kali diselenggarakan pada tahun 2005, Pemilihan Kepala Daerah langsung selalu

menyisahkan banyak permasalahan dari setiap pelaksanaannya. Permasalahan dan

pelanggaran yang terjadi tidak jarang menjadi sebuah sengketa, baik sengketa

administrasi maupun sengketa hasil pemilihan.

Pada pelaksanaan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tangerang

2013 juga terjadi sebuah sengketa, sengketa terjadi pada tahap pencalonan

Pilwalkot Tangerang 2013. Sengketa tersebut melibatkan banyak pihak, mulai

dari peserta, penyelenggara, dan Walikota Tangerang. Setelah menganalisa dari

hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, Latar belakang sengketa yang terjadi pada Pilwalkot Tangerang

2013 disebabkan oleh keputusan KPUD Kota Tangerang yang tidak meloloskan

Pasangan Arief R Wismansyah-Sachrudin dan Ahmad Marju Kodri-Gatot

Suprijanto sebagai pasangan calon Pilwalkot 2013.Pasangan AMK-Gatot

Page 107: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

95

dinyatakan tidak lolos karena syarat partai pengusung yaitu 15% kursi di DPRD

atau hasil suara pada Pileg 2009 tidak terpenuhi. Hal tersebut terjadi karena partai

Hanura yang pada awalnya mengusung pasangan AMK-Gatot berpindah

dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar pada tahap perbaikan berkas.

Sedangkan untuk pasangan Arief-Sachrudin dinyatakan tidak lolos oleh

KPUD Kota Tangerang karena tidak adanya surat izin pengunduran diri Sachrudin

yang menjabat sebagai camat Pinang dari atasannya yaitu Wahidin Halim. Pada

Pilwalkot Tangerang 2013 KPUD Kota Tangerang mensyaratkan bahwa bagi PNS

yang mencalonkan diri harus melampirkan surat pengunduran diri dari jabatannya

dan sudah diberi tandatangan Walikota berdasarkan Peraturan Kepala BKN No 10

tahun 2005 tentang PNS yang mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah. Dimana

pada saat mencalonkan diri Sachrudin hanya melampirkan surat pernyataan

pengunduran diri tanpa ditandatangani atau disetujui oleh Wahidin Halim.

Pasangan Arief-Sachrudin dan AMK-Gatot tidak terima dengan keputusan

KPUD karena dianggap telah melanggar peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan telah merenggut hak konstitusional. Terlebih lagi keputusan KPUD

tidak meloloskan pasangan Arief-Sachrudinadalah keputusan yang sarat

kepentingan, ini dibuktikan dengan KPUD mensyaratkan harus ada izin dari

WHakan tetapiWH tidak memberikan izin kepada Sachrudin.

Kedua, Peran Wahidin Halim sebagai Walikota Tangerang dalam sengketa

administrasi Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tangerang 2013 sangat

besar. Seperti yang kita ketahui bahwa adik kanding WH yaitu Abdul Syukur

Page 108: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

96

bersama Hilmi Fuad mencalonkan diri pada Pilwalkot Tangerang 2013, sehingga

WH melakukan berbagai cara untuk membantu kemenangan adiknya tersebut.

Salah satu cara yang dilakukan oleh WH adalah dengan tidak memberikan izin

kepada Sachrudin untuk mencalonkan diri sebagai Wakil Walikota mendampingi

Arief R Wishmansyah. Akan tetapi pada saat yang bersamaan WH memberikan

izin mencalonkan diri kepada Sekda Kota Tangerang yaitu Harry Mulya Zein.

Hal tersebut jelas bahwa WH memang ingin menjegal pasangan Arief-

Sachrudin karena pasangan tersebut merupakan pasangan terkuat. Terlebih lagi

KPUD mensyaratkan bahwa Seorang PNS yang mencalonkan diri pada Pilwalkot

harus melampirkan surat pengunduran diri yang ditandatangani dan diberi stempel

dinas. Usaha lain yang dilakukan WH untuk membantu adiknya mengalahkan

pasangan Arief-Sachrudin adalah dengan memutus kontrak Jamkesda dengan 4

rumah sakit milik Arief. Keberpihakan Wahidin kepada Adik Kandungnya

terbukti juga dengan mengatakan di medialebih baikmendukung anak Ibu sendiri

di banding anak tetangga.

Pada Pilwalkot 2013 WH memang mengalami posisi yang dilematis.

Disatu sisiadik kandungnya mencalonkan diri dan disisi lain kader partai

demokrat yang dipimpinnya mencalonkan juga. Selain itu WH adalah seorang

Walikota yang harus bersikap netral, akan tetapi tidak menginginkan jika adiknya

kalah. Namun apapun alasannya sikap yang dilakukan WH dengan berpihak pada

adiknya dan tidak memberikan izin kepada Sachrudin adalah sikap yang salah dan

tidak dapat dibenarkan karena hal tersebut telah menciderai proses demokrasi di

Kota Tangerang.

Page 109: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

97

Ketiga, penyelesaian sengketa yang disebabkan atas keputusan KPUD

yang tidak meloloskan pasangan Arief-Sachrudin dan AMK-Gatot dilakukan

oeleh DKPP. Pasangan Arief-Sachrudin dan AMK-Gatotmelapor ke DKPP terkait

pelanggaran kode etik KPUD Kota Tangerang dan keputusan KPUD Kota

Tangerang yang telah melanggar hukum danmerugikan kedua pasangan calon

tersebut. Tuntutan yang mereka lakukan pada intinya hampir sama, yaitu

menuntut DKPP untuk menonaktifkan KPUD Kota Tangerang, membatalkan

keputusan KPUD Kota Tangerang yang tidak meloloskan kedua pasangan

tersebut, dan mengembalikan hak konstitusional kedua pasangan calon tersebut

sebagai pasangan calon Pilwalkot Tangerang 2013.

DKPP setelah melakukan penelitian bukti, meminta kesaksian kedua

pasangan yang melapor, KPUD, Panwaslu, dan keterangan dari Anggota KPU RI

akhirnya mengabulkan tuntutan kedua pasangan tersebut.DKPPmenjatuhkan

sanksi pemberhentian sementara kepada KPUD Kota Tangerang. Selain itu

memerintahkan KPUD Banten untuk mengambil alih tugas KPUD Kota

Tangerang dan memulihkan serta mengembalikan hak konstitusional pasangan

Arief-Sachrudin dan AMK-Gatot untuk menjadi pasangan calon Pilwalkot

Tangerang 2013.

Akan tetapi proses penyelesaian sengketa administrasi Pilwalkot

Tangerang 2013 tidak berhasil, hal tersebut karena keputusan DKPP dianggap

telah melebihi kewenangannya yang sebatas pada penegak pelanggaran Kode

Etik. Hal inilah yang kemudian menyebabkan sengketa yang terjadi berlanjut dan

Page 110: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

98

harus berakhir di Mahkamah Konstitusi. Sehingga dapat dikatakan bahwa

pelaksanaan Pilwalkot Tangerang 2013 cacat hukum.

B. SARAN

Permasalahan dan pelanggaran yang terjadi pada setiap pelaksanaan

Pemilihan Kepala Daerah selain disebabkan oleh faktor individunya juga

disebabkan oleh tidak jelas dan tumpang tindihnya regulasi serta sanksi yang tidak

tegas. Maka, penulis memberikan beberapa saran agar permasalahan dan

pelanggaran yang terjadi dapat diminimalisir. Pertama, Pemerintah dan KPU

membuat regulasi yang jelas, baku dan tidak tumpang tindih sehingga dapat

meminimalisir permasalahan dan tidak ada lagi kasus salah menafsirkan regulasi.

Kedua, memberikan sanksi pidana bagi setiap pelanggaran yang terajdi,

lebih khusunya untuk penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah dan Kepala

Daerah yang tidak netral, serta partai politik yang melakukan perpindahan

dukungan. Sehingga proses Pemilihan tidak terganggu dan berjalan demokratis.

Ketiga, semua rapat Pleno yang dilaksanakan oleh KPUD dilakukan secara

terbuka untuk menghindari keputusan yang dikeluarkan tidak obyektif. Keempat¸

selama ini ada 3 lembaga yang berwenang menyelesaikan permasalahan atau

sengketa, yaitu PTUN, DKPP, dan MK. Sehingga perlu dibentuk lembaga

peradilan yang khusus menangani sengketa Pemilihan Kepala Daerah agar

prosesnya berjalan cepat dan tidak tumpang tindih.

Page 111: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

xii

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Budiarjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik, 26th

ed. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2004.

Fathurahman, Pupuh. Metode Penelitian Pendidikan.. Bandung: CV Pustaka

Setia, 2011.

Falaakh, Mohammad Fajrul. Legislasi Daerah dan Demokrasi, 8th

ed. Jakarta:

Komunitas Indonesia untuk Demokrasi, 2012.

Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial: Dasar-Dasar dan Aplikasi.

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.

Geddes, Barbara. Politician’s Dillemma: Building State Capacity in America. Los

Angeles : university of California press Berkeley, 1994.

Harrison,Lisa. Metodologi Penelitian Politik Jakarta: Prenada Media Group, 2007.

Hanafie, Haniah dan Suryani. Politik Indonesia. Jakarta: LEMLIT-UIN Jakarta,

2011.

Harahap, Zairin. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, 3th

ed. Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2002.

Junaidi, Veri. Mahkamah Konstitusi Bukan Mahkamah Kalkulator, 2th

ed. Depok:

Themis Books, 2013.

Khazanah Peradaban Hukum dan Konstitusi (Konstitusi Press). Demokrasi lokal:

Evaluasi Pemilukada DI Indonesia. Jakarta: Konpress, 2012.

Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri). Konflik dalam Pemilihan Kepala

Daerah Secara Langsung: Problematika dan Penanganan (Kajian dan

Diskusi Interaktif Strategi Antara). Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kemendagri, 2013.

KPU Provinsi Banten. Buku Peraturan tentang Pemilukada. Serang: T.tp, 2011).

KPU Kota Tangerang, KPU dalam Angka Pemilukada Kota Tangerang

(Dokumentasi Pemilukada). Kota Tangerang: T.pn., 2013.

Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif, 23th

ed. Bandung: Rosda Karya,

2007.

Nurcholis,Hanif. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta:

Grasindo, 2005.

Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem). Menata Kembali

Pengaturan Pemilukada. Jakarta: Perludem, 2011..

Page 112: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

xiii

Pito, Toni Andrianus. Mengenal Teori-Teori Politik Dari Sistem Politik Sampai

Korupsi. Bandung: Nuansa, 2006.

Rahayu, Iin Tri dan Ardani,Tristiadi Ardi. Obsevasi & Wawancara. Malang:

Banyumedia publishing, 2004.

Rahman, A. H.I. Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Surbakti, Ramlan. Dkk. Penanganan Sengketa Pemilu. Jakarta: Kemitraan bagi

Pembaruan Tata Pemerintahan, 2011.

Rohman, M. Si, Drs. H. Saeful. Buku Saku Pelayanan Pengaduan Online. Kota

Tangerang: Dinas Infokom, 2010.

Santoso, Topo. Dkk. Penegakan Hukum Pemilu Praktik Pemilu 2004, Kajian

Pemilu 2009-2014. Jakarta: Perludem, 2006.

Santoso, Topo. Hukum dan Proses Demokrasi (Problematika Seputar Pemilu dan

Pilkada). Jakarta: Kemitraan, 2007.

Triwulan T., S.H, M.H, Dr. Titik dan Kombes Widodo, Sh., C.N., M.M, Pol. Dr.

H. Ismu Gunadi. Hukum Tata Usaha Negara dan Hukum Acara Peradilan

Tata Usaha Negara Indonessia. Jakarta: Kencana, 2011.

Wijaya, Prof. Drs. HAW. Penyelenggaraan Otonomi Di Indonesia. Jakarta:

Rajawali Pers, 2005.

Yulianto dan Junaidi, Veri. Pelanggaran Pemilu 2009 dan Tata cara

Penyelesaiannya. Jakarta: Konsorsium Reformasi Hukum Nasional, 2009.

Zurihah, Nurul. Metode Penulisan Sosial dan Pendidikan: Teori dan Aplikasi.

Jakarta: PT. Bumi Perkasa, 2007.

Media Elektronik:

Ali, Achmad. “DKPP Memiliki Tugas dan Kewenangan Bersama-sama KPU dan

Bawaslu”, artikel diakses pada 05 Maret 2014 dari

http://www.lensaindonesia.com/2012/11/08/dkpp-memiliki-tugas-dan kew

enangaan-bersama-sama-kpu-dan-bawaslu.html

Fasya, Teuku Kemal. ”Tantangan Demokrasi Calon Independen”. Artikel diakses

pada 10 Februari 2014 dari http://megapolitan.kompas.com/read/2012/03

/29/02044581/Tantangan.Demokrasi.Calon.Independen

Fatahillah, Yasir. “Calon Independen dalam Pilkada”. Artikel diakses pada 21

Januari 2014 dari http://gagasanhukum.wordpress.com/2009/01/15/calon-

independen-dalam-pilkada/

Fadil, Iqbal. “DKPP Loloskan dua Pasangan Calon yang digagalkan KPU

Tangerang”, http://www.merdeka.com/politik/dkpp-loloskan-2-pasang-

calon-yang-digagalkan-kpu-tangerang.html

Page 113: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

xiv

Handoyo, Sumantri. “Tiga Pasangan Calon Resmi Bersaing di Pemilukada Kota

Tangerang”. Artikel diakses pada 06 Februari 2014 dari

http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/07/25/5/170964/Tiga-

Pasangan-Resmi-Bersaing-di-Pemilu-Kada-Kota-Tangerang

http://sospol.pendidikanriau.com/2009/12/definisi-pemilihan-umum-secara.html

artikel diakses pada 30 Mei 2014.

http://panwaslupurwakarta.blogspot.com/2012/09/bagaimana-andaharusmelapor

kan.html arikel diakses pada 30 Mei 2014.

http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=sengketa&varbidang=all&vardia

lek=all&varragam=all&varkelas=all&submit=tabel artikel diakses pada 30

Mei 2014.

http://www.bantenhits.com/agenda-kpu/605-kpud-targetkan-partisipasi-70-persen

artikel diakses pada 01 Juli 2014.

http://tabloidforsas.wordpress.com/2009/09/23/herry-rumawatine-ketua-dprdkota-

tangerang/ artikel diakses pada 01 Juli 2014.

http://www.scribd.com/doc/128370181/Kewenangan-Pengadilan-Tata-UsahaNega

ra-Dalam-Mengadili-Sengketa-Pemilukada diakses pada 01 Juli 2014.

http://rumalutfi.wordpress.com/2008/11/21/kenapa-wahidin-arief/ artikel diakses

pada 29 Agustus 2014.

http://www.pelita.or.id/baca.php?id=58161 artikel diakses pada 13 Agustus 2014.

http://www.organisasi.org/1970/01/daftar-nama-partai-politik-parpol-peserta-

pemilu-2009-pemilihan-umum-republik-indonesia.html artikel diakses

pada 16 Agustus 2014.

http://www.pelita.or.id/baca.php?id=55967 artikel diakses pada 13 Agustus 2014.

http://tempointeraktif.com/hg/Pemilu2009berita_mutakhir/2009/06/12/brk,200906

12-181657,id.html artikel diakses pada 20 Agustus 2014.

http://www.beritasatu.com/nasional/128861-massa-pendukung-pasangan-ariefsac

hrudin-demo-di-kantor-kpu-banten.html diakses pada 07 Februari 2014

http://www.antaranews.com/berita/389393/dkpp-berhentikan-anggota-kpu-kota-

tangerang artikel diakses pada 02 Desember 2014.

http://jurnalkota.com/pilwakot-tangerang-amk-menunggu-hasil-klarifikasi-dpp-

hanura/ artikel diakses diakses pada 06 Desember 2014.

http://news.okezone.com/read/2013/08/26/501/ 855748/wahidin-halim-tuding-rs-

sari-asih-dijadikan-alat-politik artikel diakses pada 03 Desember 2014.

http://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/13/08/27/ms5eoz-wahidin-

sebut-rs-sari-asih-alat-politik artikel diakses pada 03 Desember 2014.

Page 114: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

xv

http://politik.kompasiana.com/2013 /08/27/tangerang-punya-cerita-586854.html

artikel diakses pada tanggal 01 Desember 2014.

http://www.republika.co.id/berita/nasional /jabodetabeknasional/13/07/30/mqqwo

f-panwaslu-panggil-kpu-kota-tangerang-terkait-ariefsachrudin.artikel

diakses pada 06 Desember 2014.

http://www.tempo.co/read/news/2013/08/28 /064508142/Merasa-Dipaksa-KPU-

Kota-Tangerang-Gugat-DKPP artikel diakses pada 10 Desember 2014.

http://www.merdeka.com/politik/dkpp-loloskan-2-pasang-calon-yang-digagalkan-

kpu-tangerang.html artikel diakses Pada 11 Desember 2014.

Islahudin. ”pilkada Tangerang MK Menangkan Pasangan Arif-Sachrudin”.

Artikel diakses pada 10 Februari 2014 dari http://www.merdeka.com

/peristiwa/pilkada-tangerang-mk-menangkan-pasangan-arif-sachrudin.html

Iqbal, M. “Dulu Pilkada, Lalu Pemilukada, Sekarang Pilgub”. Artikel diakses

pada 15 Februari 2014 dari http://news.detik.com/read/2012/07/10/

093845/1961693/10/dulu-pilkada-lalu-pemilukada-kini-pilgub.

Komariah, Himah. “Pilkada Kota Tangerang: Aksi Pilih Kasih Sang Walikota.

Artikel diakses pada 06 Februari 2014 dari http://politik.kompasiana.

com/2013/07/27/pilkada-kota-tangerang-aksi-pilih-kasih-sang-walikota-

580220.html

Kemendagri. “Profil Kota Tangerang-Banten”, diakses pada 13 Juni 2014 dari

http://www.kemendagri.go.id/pages/profildaerah/kabupaten/id/36/name/ba

nten/detail/3671/kota-tangerang.

Mawardi, Irvan. ”Problem Tenggang Waktu UU PTUN Dalam Penyelesaian

Perkara Pilkada”, artikel diakses pada 02 Januari 2014 dari

http://www.hukum.bunghatta.ac.id/tulisan.php?dw.38

Rudi, Alsadad “Nomor Urut Peserta Pilkada Kota Tangerang 2013”, Artikel

diakses pada 03 November 2014 dari

http://megapolitan.kompas.com/read/2013/07/26/1754036/Ini. Nomor.Urut

.Peserta.Pilkada.Kota.Tangerang.2013

Sinaga, Eri Komar. “PTUN Banten Tolak gugatan Miing Artikel diakses pada 09

Februari 2014 dari http://www.tribunnews.com/metropolitan/2013/10/

31/ptun-bantentolak-gugatan-miing-pilkada-tangerang-kini-di-tangan-mk

Sekarningrum, Amba Dini. “Pendukung Arif-Sachrudin Demo KPUD Kota

Tangerang”. Artikel diakses pada 07 Februari 2014 dari

http://jakarta.okezone.com/read 2013/07/25/501/ 842291/pendukung-arif-

sachrudin-demo-kpud-kota-tangerang

Sekarningrum, Amba Dini. “Demo Sunyi Pendukung Arief-Sachrudin”. Artikel

diakses pada 07 Februari 2014 dari http://ekbis.sindonews.com/read

/2013/07/29/31/766653/demo-sunyi-pendukung-arief-sachrudin

Page 115: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

xvi

Sekarningrum, Amba Dini. “PTUN Tolak Gugatan 3 Paslon di Pilkada Kota

Tangerang”. Artikel diakses pada 09 Februari 2014 dari

http://metro.sindonews.com/read/2013/10/31/31/800517/ptun-tolak

gugatan-3-paslon-di-pilkada-kota-tangerang

Wibowo, Tri Cahyo. “Sengketa Pemilukada”, artikel diakses pada 15 Februari

dari http://tricahyowibow.blogspot.com/2012/12/sengketapemilukada.html

Wiwoho, Laksono Hari. “KPU Banten Siap Ambil Alih Pelaksanaan Pilkada

Tangerang”. Artikel diakses pada 07 Februari 2014 dari

http://megapolitan.kompas.com/read/2013/08/06/1921449/KPU.Banten.Si

ap.Ambil.Alih.Pelaksanaan.Pilkada.Tangerang

Website Resmi Direktorat Jendral Otda Kemendagri RI

http://otda.kemendagri.go.id/ artikel diakses pada 26 Agustus 2014.

Website Resmi Pemerintah Kota Tangerang http://www.tangerangkota.go.id/.

artikel diakses pada 01 Juli 2014.

Website Resmi Mahkamah Konstitusi http://www.mahkamahkonstitusi.go.id

/index.php?page=web.RekapPHPUD diakses pada 27 Agustus 2014.

Website Resmi KPU Yogyakarta. “Kode Etik, Peran dan Fungsi DKPP,

Penyelesaian Pemilu Pada PTUN”, artikel diakses pada 05 Maret 2014

dari http://www.kpu-jogjakota.go.id/main.php?hal=berita&id=24

Zoulexander. “Pilkada Dalam Perspektif Sosial”, artikel diakses pada 02

November 2014 dari http://www.scribd.com/doc/84073352/PILKADA-

DALAM-PERSPEKTIF-SOSIAL

Peraturan Perundang-Undangan

Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 10 tahun 2005 Tentang

Pegawai Negeri Sipil yang menjadi Calon Kepala daerah/calon wakil

Kepala Daerah.

Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2012 Tentang Pedoman Teknis Pencalonan

Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah.

Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Tahapan,

Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilukada.

Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 Tentang Perubahan Ketiga atas

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan,

Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah.

Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pedoman Beracara Kode etik

Penyelenggara Pemilihan Umum.

Page 116: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

xvii

Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara

Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman

Beracara dalm Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah.

Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pedoman Beracara Kode Etik

Penyelenggara Pemilu.

SEMA Nomor 7 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Sengketa Mengenai

Pemilihan Umum Kepala Daerah (PILKADA)

Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilu.

Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas UU No. 5

Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo UU No. 9 Tahun

2004 Tentang Perubahan Pertama atas UU No. 5 Tahun 1986 Tentang

Peradilan Tata Usaha Negara.

Undang-Undang Nomor Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 32

Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah.

Skripsi & Tesis:

Halim, “ Konflik Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kabupaten

bangkalan jawa Timur. Studi Kasus: Pembatalan Pasangan Calon Imam

Bukhori-Zainal Alim Dalam Pemilukada 2012”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta, 2013).

Jamal Al Islamy, Mishbah. “Politisasi Birokras. Studi Kasus Politisasi Birokrasi

Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Tangerang Selatan Banten tahun

2010-2011”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN

Jakarta, 2013).

Rifki Pratama, Muhammad. “Politik Pemekaran Wilayah. Studi Kasus Proses

Pembentukan Kota Tangerang Selatan”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik UIN Jakarta, 2010).

Syam, Radian. “Sengketa Hasil Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Studi Kasus

Sengketa Hasil Pilkada Di Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan

Barat”, (Tesis S2 Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005).

Page 117: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

xviii

Laporan Pertanggungjwaban dan Surat Keputusan:

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Tangerang 2012.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ AMJ)

Walikota Tangerang 2009-2013.

KPUD Kota Tangerang, Laporan Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kota

Tangerang 2004

KPUD Kota Tangerang, Laporan Penyelenggaraan Pemilu Walikota dan Wakil

Walikota Kota Tangerang 2008

SK KPUD Kota Tangerang No. 27/kpts/KPU-Kota Tng/015.436421/III /2013

tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pilwalkot

Tangerang 2013.

SK KPUD Kota Tangerang No. 60/kpts/KPU-Kota Tng/015.436421/V/ 2013

tentang Penetapan Prosentase Persyaratan Bakal Pasangan Calon Dari

Partai Politik Atau Gabungan dalam Pilwalkot Tangerang 2013.

SK KPUD Kota Tangerang No. 083/Kpts/KPU.Prov-015/Tahun 2013 tentang

Perubahan Terhadap Keputusan KPUD Kota Tangerang tentang Penetapan

Nomor Urut Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Tangerang

sebagai Peserta Pilwalkot 2013.

Putusan DKPP Nomor 83/DKPP-PKE-II/2013 tentang Pelanggaran Kode Etik

KPUD Kota Tangerang.

Wawancara Langsung

Wawancara Langsung dengan Bapak Safril Elain (Mantan Komisioner KPUD

Kota Tangerang) Pada Tanggal 12 Agustus 2013.

Wawancara Langsung dengan Bapak Arief Fadillah (Sekjen DPC Hanura Kota

Tangerang pada tanggal 31 Agustus 2014.

Wawancara Langsung dengan Bapak Sachrudin (Wakil Walikota tangerang) pada

tanggal 17 September 2014.

Wawancara Langsung dengan Bapak Syahrul Effendi (Kasubag Tekpem KPUD

Kota Tangerang) pada 11 Agustus 2014.

Wawancara Langsung dengan Bapak Dasep (Ketua Team Sukses Arief-

Sahcrudin) Pada Tanggal 23 Oktober 2013.

Page 118: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

LAMPIRAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KOTA TANGERANG P E N G U M U M A N

NOMOR : 272/KPU-Kota.015.436421/V/2013 TENTANG

PENGAMBILAN FORMULIR DAN PENDAFTARAN PENCALONAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA TANGERANG YANG DIAJUKAN OLEH PARTAI POLITIK ATAU GABUNGAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILU WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA

TANGERANG TAHUN 2013

Berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2012 tentang

Pedoman Teknis Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah jo. Keputusan KPU Kota Tangerang Nomor: 60/KPTS/KPU-Kota

Tng/015.436421/V/2013 tentang Penetapan Prosentase Persyaratan Pencalonan Bakal

Pasangan Calon Dari Partai Politik Atau Gabungan Partai Politik Dalam Pemilihan

Umum Walikota Dan Wakil Walikota Tangerang Tahun 2013, maka dengan ini

diumumkan bahwa Pengambilan Formulir dan Pendaftaran untuk Bakal Pasangan

Calon Walikota dan Wakil Walikota Tangerang yang diajukan oleh Partai Politik

atau Gabungan Partai Politik, akan dilaksanakan pada tanggal 31 Mei s/d 08 Juni 2013

bertempat di Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Tangerang dengan alokasi waktu:

1. Pengambilan Formulir dimulai Tanggal 31 Mei s/d 01 Juni 2013 (pada jam kerja 08.00

s/d 16.00 WIB) atau contoh formulir dapat diunduh (download) pada website KPU Kota

Tangerang: www.kpu-tangerangkota.go.id;

2. Pendaftaran dimulai Tanggal 02 s/d 08 Juni 2013 pada jam 08.00 s/d 16.00 WIB.,

kecuali hari terakhir, tanggal 08 Juni 2013 pada Jam 08.00 s/d 24.00 WIB.

Pengajuan Bakal Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Tahun 2013

harus yang memenuhi syarat sebagai berikut :

A. PERSYARATAN UMUM

1. Warga Negara Republik Indonesia;

2. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

3. Setia pada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, Cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945,

dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah;

4. Berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau

Sederajat;

5. Berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun pada saat pendaftaran;

6. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari Tim

Pemeriksa Kesehatan yang ditetapkan oleh KPU Kota Tangerang;

7. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam

dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

Page 119: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

8. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap;

9. Mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di daerahnya;

10. Menyerahkan daftar kekayaan pribadi dan bersedia untuk diumumkan;

11. Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau secara badan

hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara;

12. Tidak sedang dinyatakan Pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh

kekuatan hukum tetap;

13. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau bagi yang belum mempunyai NPWP

wajib mempunyai bukti pembayaran Pajak;

14. Menyerahkan Daftar Riwayat Hidup lengkap yang memuat antara lain Riwayat

Pendidikan dan Pekerjaan serta keluarga kandung, suami atau isteri;

15. Belum pernah menjabat sebagai Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah selama 2

(dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama; dan

16. Tidak dalam status sebagai Penjabat Kepala Daerah.

B. PERSYARATAN DAN KETENTUAN KHUSUS

1. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengajukan bakal pasangan Calon

Walikota dan Wakil Walikota Tangerang, harus memperoleh paling sedikit 15%

perolehan kursi dari 50 kursi pada DPRD Kota Tangerang Hasil Pemilu Anggota

DPR, DPD dan DPRD Tahun 2009, yaitu paling sedikit 8 (delapan) kursi;

2. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengajukan bakal pasangan Calon

Walikota dan Wakil Walikota Tangerang, harus memperoleh paling sedikit 15% Suara

Sah pada Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD Tahun 2009 di Kota Tangerang, yaitu

paling sedikit 104.910 (Seratus Empat Ribu Sembilan Ratus Sepuluh) Suara Sah;

3. Dalam Pendaftaran Bakal Pasangan Calon, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik

wajib menyerahkan surat pencalonan yang ditandatangani oleh Pimpinan Partai Politik

atau para Pimpinan Partai Politik yang bergabung yaitu Ketua dan Sekretaris Partai

Politik.

4. Surat pencalonan beserta lampirannya dibuat dalam rangkap 5 (lima) dimasukkan ke

dalam map, dan ditulis dengan huruf kapital nama bakal pasangan calon serta Partai

Politik atau Gabungan Partai Politik yang mencalonkan.

5. Dalam Pendaftaran Bakal Pasangan Calon, Partai Politik/Gabungan Partai Politik

dan/atau Bakal Pasangan Calon wajib menyerahkan daftar nama tim kampanye dan

rekening khusus dana kampanye.

6. Bakal Pasangan Calon harus hadir pada saat pendaftaran.

7.Pendaftaran Bakal Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Tahun 2013

tidak dipungut biaya.

Demikian Pengumuman ini dikeluarkan, untuk informasi lebih lanjut dapat

menghubungi Kantor KPU Kota Tangerang Jl. Nyi Mas Melati No. 16 Kota Tangerang.

Kota Tangerang, 29 Mei 2013 KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA TANGERANG

KETUA,

Ttd.

Drs. SYAFRIL ELAIN. RB

Page 120: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

DOKUMENTASI I

Kandidat Pilwalkot Tangerang 2013

Page 122: SENGKETA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27461/1/SOPIAN... · dukungan kepada pasangan HMZ-Iskandar. ... B. apak Ali Munhanif, Ph.D.,

DOKUMENTASI II

Foto Dengan Bapak Safril Elain mantan Foto Dengan Bapak Arief Fadillah Sekjen

Komisioner KPUD Kota Tangeran DPC Gerindra

Foto Dengan Bapak Dasep Ketua Foto Dengan Bapak H. Sachrudin Tim Sukses

Pasangan Arief-Sachrudin Wakil Walikota tangerang Terpilih