Semua Ini Tentang Kamu

3
Aku gak percaya yang namanya kebetulan itu ada, ditambah lagi kata ''takdir'' di mana segala sesuatunya takdir adalah kata pertama yang dijadikan kanbing hitam jika suatu hal terjadi. 'kenapa loe jadi begini?' 'takdir bro' 'kenapa loe jadi begitu?' 'takdir broo' Aku jadi bingung apa salah dan dosa si takdir mengapa hanya dia yang dipersalahkan jika segala sesuatunya terjadi. Apa mereka gak mikir semua hal di dunia ini berasal dari buah yang kita tanam, entah hasil perbuatan dari kehidupan sebelumnya ataupun kini, entah buah tersebut dinikmati di kehidupan selanjutnya, rangkaian ini terus saja berputar gak ada akhirnya sampai lebaran monyet itu ada, yang artinya gak bakalan pernah berhenti. Ini adalah jawaban kenapa aku dilahirkan dikeluarga sederhana, dengan fisik yang tak menarik, tak memiliki bakat, otak pas-pasan itu semua memang karena buah yang aku tanam dikehidupan sebelumnya, bukan karena tuhan pilih kasih, ujian, cobaan atau sejenisnya memberikanku kehidupan seperti ini dimana di luar sana banyak anak-anak lain yang lahir di sebuah keluarga bak negeri dongeng. Hal ini yang membuat aku sadar dan bersyukur, hasil dari sebuah usaha itu nyata. Begitu juga dengan aku kuliah di sebuah universitas antah berantah yang terlintas di pikiranku saja tidak. Dengan aku yang seperti ini, gagal di salah satu sekolah ikatan dinas, ditambah melakukan hal bodoh ''tidak daftar ulang di sebuah univeritas number wahid'' semua itu membuat aku gila, frustasi yang membuatku mengurung diri di kamar satu bulan penuh, krisis kepercayaan, tak mempedulikan urusan apapun selain memproklamirkan diri bahwa aku gagal. Aku memutuskan untung menghilang, tak mempedulikan orang yang peduli sama aku, atau sebenarnya itu semua tak ada? Sampai akhirnya aku kembali pulang ke tempat dimana aku pernah meninggalkan luka itu. Saat kesempatan kedua itu datang,

description

UNTUK MU YANG DAHULU MEMENUHI HATI DAN PIKIRANKU

Transcript of Semua Ini Tentang Kamu

Page 1: Semua Ini Tentang Kamu

Aku gak percaya yang namanya kebetulan itu ada, ditambah lagi kata ''takdir'' di mana segala sesuatunya takdir adalah kata pertama yang dijadikan kanbing hitam jika suatu hal terjadi.

'kenapa loe jadi begini?''takdir bro''kenapa loe jadi begitu?''takdir broo'

Aku jadi bingung apa salah dan dosa si takdir mengapa hanya dia yang dipersalahkan jika segala sesuatunya terjadi. Apa mereka gak mikir semua hal di dunia ini berasal dari buah yang kita tanam, entah hasil perbuatan dari kehidupan sebelumnya ataupun kini, entah buah tersebut dinikmati di kehidupan selanjutnya, rangkaian ini terus saja berputar gak ada akhirnya sampai lebaran monyet itu ada, yang artinya gak bakalan pernah berhenti.

Ini adalah jawaban kenapa aku dilahirkan dikeluarga sederhana, dengan fisik yang tak menarik, tak memiliki bakat, otak pas-pasan itu semua memang karena buah yang aku tanam dikehidupan sebelumnya, bukan karena tuhan pilih kasih, ujian, cobaan atau sejenisnya memberikanku kehidupan seperti ini dimana di luar sana banyak anak-anak lain yang lahir di sebuah keluarga bak negeri dongeng. Hal ini yang membuat aku sadar dan bersyukur, hasil dari sebuah usaha itu nyata.

Begitu juga dengan aku kuliah di sebuah universitas antah berantah yang terlintas di pikiranku saja tidak. Dengan aku yang seperti ini, gagal di salah satu sekolah ikatan dinas, ditambah melakukan hal bodoh ''tidak daftar ulang di sebuah univeritas number wahid'' semua itu membuat aku gila, frustasi yang membuatku mengurung diri di kamar satu bulan penuh, krisis kepercayaan, tak mempedulikan urusan apapun selain memproklamirkan diri bahwa aku gagal. Aku memutuskan untung menghilang, tak mempedulikan orang yang peduli sama aku, atau sebenarnya itu semua tak ada?

Sampai akhirnya aku kembali pulang ke tempat dimana aku pernah meninggalkan luka itu. Saat kesempatan kedua itu datang, aku gagal meraihnya. Saat-saat frustasi itu kembali datang. may i got cursed?

Pada akhirnya aku sampai disini, sebuah universitas yang aku tak tahu letaknya padahal selama ini kami begitu dekat.

Pada awalnya krisis kepercayaan itu masih ada, tapi seperti yang aku lakukan di tempat pelarianku, otak bisa menjawab semua keraguan.Yah menurutku wanita hanya dilirik oleh 3 alasan, pertama dia cantik, kedua dia kaya, dan yang ketiga dia pintar. aku tak termasuk golongan pertama dan kedua, dan tentu saja golongan ketiga adalah golongan yang memiliki peluang tertinggi untuk kumasuki, hanya saja aku percaya tak ada orang yang dilahirkan sebagai orang bodoh kecuali takdir #takdirlagitakdirlagi. Haha salah maksudnya karma yang mereka tunai. Jadi aku berusaha mengembangkan organ kecil yang boros nutrisi ini agar berguna.

Sampai akhirnya kini aku berada di semester ketiga, dan bertemu dia yang namanya tak boleh disebut. Dia datang, sebelumnya aku hanya tahu dia, yah hanya sekedar tahu. Aku masih

Page 2: Semua Ini Tentang Kamu

ingat acara persembahyangan pertama yang aku lakukan di kampus ini. Aku nebeng di mobil kakak tingkat, jadilah aku dibrondong oleh pertanyaan ingin tahu sang senior, hanya saja ada satu orang yg duduk di kursi depan yang sedari tadi hanya diam. Namanya aku tahu, tapi penampakannya tak tampak. Akhirnya aku tak tahu wajah orang tersebut, karena saat sampai di pura ataupun saat makan siang pun, tak jua menyadari keberadaan dan penampakannya.

Sampai persembahyangan kedua di Suranadi, aku baru tahu, ''oh ini yang namanya kak ananta''

Tirta yatra yang ketiga pun aku hanya melihat penampakannya sekilas, tak begitu memperhatikan. Dan aku baru menyadari dia adalah orang yang berterima kasih padaku karena telah memberikannya bunga. Sebelumnya aku pernah menyangka dia golongan semester VII karena setahuku golongan di atasnya sudah tak bertahta lagi di kampus, sampai adiknya mengutarakan bahwa kakaknya ada di semester IX.

Sampai akhirnya dia masuk ke dalam satu modul bersamaku. Awalnya sedikit canggung karena status senioritas yang dia bawa. Sampai akhirnya kami satu kelompok, dan aku yang menghubunginya duluan hanya karena ingin tahu nama dan NIM untuk dimuat di laporan. Sampai akhirnya dia mulai memasang emot aneh di setiap pesan singkat dikirimnya. Yah aku seperti ke teman-teman yang lain memberi tahu jadwal diskusi. Dan pada akhirnya aku memberanikan diri untuk memberi teguran karena sikap bolosnya dia yang menurutku sayang untuk diteruskan. Dan yah sikapku itu yang membuat kami semakin dekat.

Hanya saja kedekatanku dengannya membuat satu pihak tersakiti. Aku tak tahu sikap sederhana dan tak mau tahu ku membuat luka itu terjadi. Aku merasa menyesal dahulu menggodanya di pura hanya untuk sebuah gantungan kunci, padahal waktu itu dia lagi dekat dengan seseorang yang aku tak menyadarinya, pantas saja mereka selalu duduk berdekatan. Tapi semua pikiran masa bodohku melayang. Sampai akhirnya semuanya terbuka. Dan rasa bersalah menggerogoti seluruh tubuhku.

Tapi dia hanya meyakinkanku, kalau aku adalah satu-satunya. Apa yang aku harus perbuat? Aku tak tahu perasaan ini apa, tapi aku nyaman bersamanya. Aku percaya aku masuk kampus ini bukan sebuah kebetulan, aku satu kelompok diskusi dengannya pun bukan sebuah kebetulan. Aku percaya karma yang mempertemukan kami.