SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf ·...

50
1 SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYA Oleh: Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Keinginan untuk tidak tunduk terhadap kondisi yang serba kesulitan akan melekat kepada seseorang yang mempunyai jiwa pantang menyerah. Tak heran kita mengenal istilah bahwa pelaut yang handal tidak akan lahir dari laut yang tenang. Tempaan hidup yang keras dan prinsip pantang menyerah akan melahirkan wirausahawan (entrepreneur) yang handal. Semangat tersebut tetap terpatri pada diri seorang Maman Surahman. Terlahir dari keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya merupakan dataran rendah dengan mayoritas penduduk bertani sawah tadah hujan. Sawah yang hanya bisa ditanami dua kali setahun membuat penduduk menghadapi problema paceklik, bersuka cita di musim panen dan berharap-harap cemas apakah panen yang akan datang berhasil atau tidak. Tak heran mayoritas masyarakat setempat memilih merantau ke kota demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Sadar dengan kondisi tersebut, dia bertekad untuk tidak berpangku tangan. Keinginan untuk dapat sejahtera dengan tetap menapak di tanah kelahiran tertanam kuat dalam hatinya. Namun bagaimana caranya? Dia sadar betul bahwa peningkatan kesejahteraan masyarakat tanpa memberdayakan ekonomi masyarakat adalah suatu keniscayaan. Pemberdayaan masyarakat dapat dimulai dengan mencari bekal keterampilan yang memadai bagi masyarakat. Masyarakat perlu mendapatkan suatu keahlian (skill) yang dapat berguna sebagai mata pencaharian tambahan disamping keahlian bidang agraris yang sudah dimiliki secara turun temurun. Peningkatan keahlian ini dapat diperoleh dengan berbagai cara baik mencari ilmu secara otodidak (ngulik), melalui pendidikan formal, maupun mengikuti pelatihan / pemagangan yang dilaksanakan oleh lembaga swasta berbayar maupun bantuan lembaga pemerintah. Peserta magang petani jamur kayu di KTH Mekar Jaya Cirebon

Transcript of SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf ·...

Page 1: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

1

SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYA Oleh: Budi Budiman, S.Hut, M.Sc

Keinginan untuk tidak tunduk terhadap kondisi yang serba kesulitan akan melekat kepada seseorang yang mempunyai jiwa pantang menyerah. Tak heran kita mengenal istilah bahwa pelaut yang handal tidak akan lahir dari laut yang tenang. Tempaan hidup yang keras dan prinsip pantang menyerah akan melahirkan wirausahawan (entrepreneur) yang handal.

Semangat tersebut tetap terpatri pada diri seorang Maman Surahman. Terlahir dari keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya merupakan dataran rendah dengan mayoritas penduduk bertani sawah tadah hujan. Sawah yang hanya bisa ditanami dua kali setahun membuat penduduk menghadapi problema paceklik, bersuka cita di musim panen dan berharap-harap cemas apakah panen yang akan datang berhasil atau tidak. Tak heran mayoritas masyarakat setempat memilih merantau ke kota demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Sadar dengan kondisi tersebut, dia bertekad untuk tidak berpangku tangan. Keinginan untuk dapat sejahtera dengan tetap menapak di tanah kelahiran tertanam kuat dalam hatinya. Namun bagaimana caranya? Dia sadar betul bahwa peningkatan kesejahteraan masyarakat tanpa memberdayakan ekonomi masyarakat adalah suatu keniscayaan. Pemberdayaan masyarakat dapat dimulai dengan mencari bekal keterampilan yang memadai bagi masyarakat. Masyarakat perlu mendapatkan suatu keahlian (skill) yang dapat berguna sebagai mata pencaharian tambahan disamping keahlian bidang agraris yang sudah dimiliki secara turun temurun. Peningkatan keahlian ini dapat diperoleh dengan berbagai cara baik

mencari ilmu secara otodidak (ngulik), melalui pendidikan formal, maupun mengikuti pelatihan / pemagangan yang dilaksanakan oleh lembaga swasta berbayar maupun bantuan lembaga pemerintah.

Peserta magang petani jamur kayu di KTH Mekar Jaya Cirebon

Page 2: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

2

Lewat hubungan baik dengan instansi penyuluhan Kabupaten Majalengka akhirnya dia mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan/magang petani jamur kayu tahun 2016. Dari sinilah semua kisah bermula, saudara Maman Surahman yang juga merupakan salah satu anggota Kelompok Tani Bungur Desa Kodasari mengikuti pelatihan/pemagangan petani jamur kayu di Lembaga Pelatihan dan Pemagangan Usaha Kehutanan Swadaya (LP2UKS) atau Wanawiyata Widyakarya KTH Mekar Jaya yang beralamat di Desa Sindang Hayu, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon.

Praktek Penyiapan media jamur kayu Kegiatan pelatihan/magang petani jamur kayu merupakan kerjasama Pusat Penyuluhan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan instansi pelaksana penyuluhan kehutanan Kabupaten Cirebon. Selama 4 hari dari mulai tanggal 2 s/d 5 Agustus 2016 bersama dengan peserta magang lainnya yang berjumlah 20 orang yang berasal dari 6 Kabupaten di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, mendapat materi tentang budidaya jamur kayu mulai dari pengenalan alat dan media, penyiapan media tumbuh, proses sterilisasi, inokulasi dan inkubasi, panen, pembuatan bibit F2 dan pengolahan hasil jamur kayu. Magang ini dipandu oleh Pak Sutardi dan Pak Tono Suhartono yang merupakan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) Kabupaten Cirebon yang sudah terlebih dahulu berkecimpung dan ahli dalam budidaya jamur kayu.

Praktek pembuatan bibit jamur kayu

Page 3: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

3

Praktek pengolahan hasil jamur kayu

“Magang di Wanawiyata Widyakarya KTH Mekar Jaya memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang budidaya jamur kayu, saya harus mengembangkan usaha jamur kayu di Desa saya” begitulah tekad sdr. Maman. Berbekal pengetahuan dan keterampilan selama magang di Wanawiyata Widyakarya dia bertekad memulai usaha jamur kayu dan menularkan keterampilan yang diperolehnya kepada masyarakat sekitar. Ketiadaan biaya untuk membuat rumah jamur (kumbung jamur), tidak menyurutkan langkahnya. Rumah kosongpun dia sulap menjadi rumah jamur, berikut beberapa alat seperti drum dan tungku gas yang dia peroleh dari pengepul barang-barang bekas. Sedangkan bahan seperti serbuk gergaji dia peroleh dari penggergajian yang banyak terdapat di sekitar desa. Mulailah dia mempraktekan keterampilan budidaya jamur kayu yang diperoleh selama mengikuti magang di Wanawiyata Widyakarya.

Rumah kosong yang dimanfaatkan sebagai rumah jamur

Tahap awal 500 baglog jamur kayu telah berhasil dibuat. Beberapa kendala yang dihadapi berhasil diatasi karena komunikasi yang berjalan baik dengan instruktur wanawiyata maupun sesama peserta magang dahulu. “Alhamdulillah setelah menunggu sambil harap-harap cemas akhirnya jamur kayu mulai tumbuh. Saya senang bisa mempraktekan ilmu yang saya peroleh di Wanawiyata” jelasnya.

Page 4: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

4

Pencapaian tersebut tidak membuat dia puas dan berbangga diri, konsep pengembangan usahapun mulai disusun. Seiring dengan pemilik rumah kosong yang akan memanfaatkan rumah tersebut, dia mulai berfikir untuk membuat rumah jamur . Dengan meminjam uang dari koperasi setempat, dia bersama dengan salah seorang rekannya mulai membuat rumah jamur. Setelah menghabiskan dana sampai dengan 7 juta rupiah maka terbangunlah rumah jamur sederhana, kemudian dipindahkanlah baglog jamur kayu dari tempat sebelumnya ke rumah jamur yang baru.

Proses pembuatan rumah jamur (kumbung)

Rumah Jamur (kumbung) baru yang berhasil dibuat

“Rata-rata produksi jamur sekarang 2kg/hari, lumayanlah untuk ukuran kelas pemula” jelas Maman ketika ditanya produksi jamur per hari. Jamur-jamur tersebut langsung habis diserbu pembeli yang sudah menunggu setiap harinya. Melihat animo pembeli dan potensi pasar yang masih tinggi maka target pembuatan baglogpun dia naikan menjadi 5.000 baglog untuk 3 bulan kedepan. “Semoga hasil jamur dari baglog yang baru ini bisa memasok ke Pasar Ciborelang Jatiwangi” ujarnya.

Page 5: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

5

Hasil panen jamur dan kondisi dalam kumbung jamur

Rintisan usaha jamur kayu tersebut sudah masuk radar pengawasan dan pendampingan Badan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) serta Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kab. Majalengka. Untuk lebih mengoptimalkan perkembangan usaha jamur kayu maka sedang dirintis pembentukan kelompok tani hutan (KTH) yang khusus bergerak dalam usaha jamur kayu. Secara terpisah, beberapa kolega yang sudah terlebih dahulu bergelut dalam bidang usaha jamur tiram di Kab. Majalengka sudah memberikan komitmen bantuan baik materil maupun moril demi terciptanya usaha jamur tiram di Desa Kodasari. Sdr. Maman sangat bersyukur dapat mengikuti dan memperoleh manfaat dari magang petani jamur di Wanawiyata Widyakarya KTH Mekar Jaya, seraya menegaskan bahwa segala pencapaian selama ini bermula dari Wanawiyata Widayakarya.

Page 6: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

6

Kemitraan FMU Wana asri dengan PT. Kutai Timber Indonesia

Meretas Kebekuan Usaha Menuju Kelompok Tani Hutan

Sejahtera dan Bermartabat

Oleh : Nurhayadi* dan Endang Dwi Hastuti**

Kabupaten Lumajang, Jawa Timur merupakan salah satu potensi

pengembangan hutan rakyat di Pulau Jawa. Luas hutan di Kabupaten Lumajang

adalah 179.09 ha, terdiri Hutan Negara 59.462 ha (33,20%), sedangkan 57.685

ha (32,21% ) adalah hutan rakyat,

Hutan rakyat di Kabupaten Lumajang dikembangkan di 158 desa pada 18

kecamatan, salah satunya di Kecamatan Pasrujambe yang meliputi 7 wilayah

administrasi desa. Sedangkan pengelolaan hutan rakyat dilakukan oleh

lembaga Kelompok Tani Hutan ( KTH ) dengan wilayah kelola hutan Rakyat

setiap KTH satu desa.

Di Kecamatan Pasrujambe saat ini hutan rakyat telah berkembang, baik luasan

maupun dampaknya dari segi ekologi, sosial dan ekonomi. Pengembangan hutan

rakyat di Pasrujambe telah berdampak positif berupa peningkatan penutupan lahan

yang merupakan hasil upaya rehabilitasi hutan dan lahan yang dilakukan secara

swadaya maupun bantuan pemerintah. Dengan Penerapan pengelolaan Hutan

Lestari telah berdampak terhadap penurunan erosi, peningkatan kesuburan tanah

akibat daur materi dalam ekosistem , serta terjaganya sumber mata air yang

berfungsi sebagai air irigasi dan kebutuhan rumah tangga, serta meningkatnya

kualitas mikro agro klimat di wilayah Pasrujambe, dan pada akhirnya tercipta

ekosistem yang produktif dengan indikator aspek ekologis ditandai berfungsinya

elemen matarantai ekosistem serta aspek ekonomis ditandai tergalinya informasi

fungsi ekonomis (manfaat) dari elemen ekosistem, baik biotis maupun abiotis.

Dampak yang dirasakan masyarakat dari berkembangnya hutan rakyat di

Pasrujambe tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui suatu proses

pemberdayaan masyarakat/kelompok tani hutan yaitu pendampingan oleh penyuluh

kehutanan yang telah berjalan selama bertahun-tahun. Kegiatan penyuluhan

kehutanan di Pasrujambe dilakukan dalam wadah Forest Management Unit (FMU)

Wanaasri, yang merupakan gabungan dari 7 kelompok tani hutan dari 7 desa yang

Page 7: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

7

ada di kecamatan tersebut. Hasil dari kegiatan penyuluhan kehutanan tersebut

adalah saat ini di Pasrujambe telah berkembang hutan rakyat dengan luas 3,602.09

Ha, dengan taksiran volume 142,362.92m³ serta taksiran jumlah pohon sebanyak

1,373,632.42 batang, dengan jenis tanaman yang didominasi sengon (90%), Jabon,

Waru gunung, Rekisi, Mahoni dan Jati. Selain itu, berkembang pula kegiatan

pemanfaatan lahan di bawah tegakan hutan rakyat dengan tanaman pisang,

kapulaga, talas, kopi, kakao dan cengkeh,

Sudah Untungkah Masyarakat?

Secara ekologi dampak dari kegiatan hutan rakyat di Pasrujambe telah dapat

dirasakan masyarakat, namun pada mulanya dampak terhadap peningkatan

pendapatan masyarakat belum terlihat nyata. Hal ini karena semula petani dalam

mengelola hutan rakyat masih berorientasi pada kelestarian hutan , belum

berorientasi pada hasil dan usaha sehingga kegiatan berhenti sampai proses

produksi, sedangkan pemasaran hasilnya oleh tengkulak. Hal ini menyebabkan

petani berpotensi untuk terus merugi. Tingkat potensi kerugian petani hutan dapat

digambarkan sebagai berikut : Kayu hutan rakyat dari kelompok tani hutan dijual ke

tengkulak dengan harga Rp. 400.000/m3, oleh tengkulak kayu dijual ke industri

kayu dengan harga Rp. 800.000/m3. Di sini dapat dilihat bahwa apabila kayu dijual

ke tengkulak petani rugi Rp. 400.000/m3. Petani seharusnya menjual kayu hasil

hutan rakyat langsung ke perusahaan kayu, yang bisa dilakukan apabila telah

dibangun kemitraan kedua belah pihak .

Perlu dibangun Kemitraan yang Sejajar vs Permasalahannya

Berkembangnya hutan rakyat di Pasrujambe sudah tentu merupakan daya tarik

bagi industri kehutanan berbasis hutan rakyat maupun masyarakat untuk

melakukan kemitraan. Bagi industri kayu, hal ini sejalan dengan adanya kebijakan

Kementerian Kehutanan saat itu dalam rangka meningkatkan daya saing Industri

Primer Hasil Hutan Kayu melalui penyediaan bahan baku yang dilakukan dengan

bekerjasama atau membangun kemitraan dengan masyarakat. Implementasi

kebijakan tersebut adalah industri yang akan meningkatkan kapasitas harus ada

jaminan pasokan kayu yang dilakukan melalui kemitraan dengan masyarakat .

Selain itu, juga sebagai terobosan bagi industri untuk menjaga ketersediaan bahan

baku dan meningkatkan peluang pasar, mengingat dari tahun ke tahun pemenuhan

bahan baku industri yang bersumber dari hutan alam terus mengalami penurunan.

Page 8: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

8

Selanjutnya, jumlah industri kayu yang berbahan baku kayu hutan rakyat juga terus

mengalami peningkaan sejalan dengan daya saing produk yang lebih kompetitif.

Bahkan disaat krisis finansial global produk-produk industri yang berbahan baku

kayu hutan rakyat merupakan pilihan alternatif bagi konsumen dalam negeri

maupun untuk ekspor. Disisi lain , adanya kemitraan dengan industri kayu akan

menguntungkan masyarakat antara lain karena ada jaminan pasar kayu hutan

rakyat dan memutus mata rantai tengkulak sehingga dapat meningkatnya peluang

usaha dan pendapatannya.

Permasalahannya adalah kelompok tani hutan tidak punya akses untuk bermitra

dengan perusahaan kayu sehingga perlu fasilitasi penyuluh kehutanan. Masalah

lainnya terkait dengan kelembagaan kelompok tani hutan. Kelembagaan kelompok

tani hutan saat itu masih belum mantap, baik dari sisi sumber daya manusianya

yang masih berorientasi pada produksi, SDM yang belum memiliki jiwa

enterpreuneur sehingga mempengaruhi struktur organisasi kelompok yang hanya

berorientasi pada produksi serta belum mencerminkan kelestarian hasil, kelestarian

usaha serta belum berorientasi pasar. Dengan demikian usaha produktif kelompok

juga belum berkembang.

Proses Membangun Kemitraan dan Peran Penyuluh Kehutanan

Pada tahun 2010 melalui fasilitasi Dinas Kehutanan Kabupaten Lumajang telah

dibangun kemitraan antara para KTH secara sendiri sendiri di wilayah Kecamatan

Pasrujambe dengan PT. Wana Cahya Nugraha ( WCN ) dalam kegiatan

“Pemasokan kayu Log dan bantuan bibit tanaman pohon. Namun implementasinya

masih belum berjalan dengan baik, yaitu belum ada kesejajaran dalam kemitraan.

Penyuluh Kehutanan bersama Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat

menginisiasi untuk merubah skema kerjasama dari yang tidak sejajar menjadi

sejajar agar pihak-pihak yang bemitra sama-sama memperoleh manfaat. Hal yang

dilakukan adalah menyusun rancangan kemitraan yang “final” dan “definitif” dengan

merubah Rancangan skema Mou. Hal ini berbeda dengan skema kerjasama yang

sebelumnya dimana dalam satu Mou mengatur beberapa kegiatan di dalamnya,

tidak terukur , tidak mengikat dan KTH tidak memiliki legal standing .

Penyempurnaan Mou dilakukan dengan merancang kemitraan yang “final” dan

“definitif”. Mou harus bersifat “final”, yaitu setiap kegiatan yang dikerjasamakan

memilik dokumen masing-masing sehingga tidak menimbulkan kesalahan

Page 9: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

9

interpretasi yang di tuangkan pada klausul perjanjian kemitraan. Selain itu Mou juga

harus bersifat” definitif”, artinya kegiatan yang dikerjasamakan ditujukan untuk KTH

apa harus jelas karena FMU Wanaasri merupakan gabungan dari beberapa KTH.

Hal lain yang dirubah adalah istilah “pengadaan bibit untuk KTH” diganti dengan

“pembuatan bibit oleh KTH”, karena kalimat “Pembuatan bibit oleh KTH” lebih

sesuai dimana dalam kegiatan tersebut terdapat unsur pemberdayaan masyarakat,

rasa memiliki, partisipasi, transparansi, akuntabel, dan edukatif.

Selanjutnya membangun korporasi KTH se wilayah Kecamatan Pasrujambe dalam

wadah GAPOKTAN-HUT/ FMU Wanaasri, berdasar akte notaris tertanggal 14

nopember 2013.

Agar skema kemitraan karya sejajar yang telah dirancang dapat dilaksanakan

dengan baik langkah selanjutnya adalah mencari Mitra usaha yang mau

mengakomodir keinginan FMU Wana asri . Tindak lanjutnya adalah menyodorkan

company profile FMU wana asri serta skema MOU yang telah di rancang. Maka

pada Tahun 2014 terjadilah kesepakatan melakukan mitra karya sejajar dengan PT.

KUTAI TIMBER INDONESIA ( KTI ) dengan menyepakati MOU tentang realisasi

Corporate social Resporaty (CSR) dari PT. KTI dalam bentuk Pembuatan Bibit .

Selain memfasilitasi terbangunnya kemitraan dengan skema kesetaraan, penyuluh

kehutanan berperan dalam memprakondisikan FMU dan membangun kepercayaan

perusahaan .

Memprakondisikan Kelompok

Berdasarkan permasalahan yang ada di FMU, penyuluh kehutanan

memprakondisikan kelompok agar dapat menjalankan dengan baik skema

kerjasama yang telah dirancang. Bersama PKSM Penyuluh Kehutanan melakukan

pendampingan guna peningkatan kapasitas kelompok yang mencakup 3 aspek

kelola, yaitu kelola kelembagaan, kelola kawasan dan kelola usaha. Apa saja yang

dilakukan penyuluh?

Page 10: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

10

a. Kelola Kelembagaan

Penyuluh Kehutanan mendampingi kelompok dalam penguatan kelembagaan kelompok yang dilakukan terhadap SDM, melakukan konsolidasi organisasi kelompok, penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga pembentukan Kelompok Usaha Produktif serta legalitas kelompok (Badan Hukum). Merubah Mindset Petani. Pada mulanya orientasi petani dalam mengelola hutan rakyat masih fokus pada pengelolaan hutan secara

lestari, dalam arti hanya berhenti pada aspek produksi, belum berorientasi pada kelestarian hasil dan usaha. Penyuluh kehutanan memotivasi kelompok agar merubah pola pikir dalam mengelola hutan rakyat yang semula masyarakat masih berorientasi pada produksi menjadi berorientasi enterprenuer. Materi –materi penyuluhan terkait dengan kewirausahaan dan pentingnya membangun kemitraan disampaikan dalam pertemuan-pertemuan kelompok untuk menambah wawasan anggota. Konsolidasi Organisasi KTH. Penyuluh kehutanan mendampingi FMU dalam membangun keutuhan organisasi sebagai suatu sistem dengan merubah stuktur organisasi sesuai Peraturan Menteri Kehutaan Nomor P.57 Tahun 2015. Struktur organsasi yang semula masih berorientasi produksi, dimana terdapat seksi-seksi penanaman, pembibitan, proteksi dan pengamanan dirubah menjadi berorientasi enterprenuer. Dibentuklah struktur organisasi yang baru yang di dalamnya terdapat Tim Kelola Kelembagaan, Tim Kelola Kawasan dan Tim Kelola Kelembagaan. Setiap tim terdiri dari 3 orang dan dipimpin oleh koordinator. Selain itu, sesuai dengan kebutuhan dan dinamika organisasi juga dilakukan pergantian pengurus FMU. b. Kelola Kawasan Dalam aspek kelola kawasan pendampingan penyuluh kehutanan ditekankan pada upaya pengelolaan hutan lestari , antara lain : menyusun perencanaan penebangan dan kegiatan rehabilitasi yang mencakup jumlah pohon yang akan ditebang pada tahun ini dan jumlah bibit yang dibutuhkan untuk rehabilitasi. Perencanaan Rehabilitasi sebagai dasar pembuatan proposal perhitungan kebutuhan bibit yang akan di ajukan kepada PT. KTI untuk realisasi CSR Perusahaan. Disamping itu penyuluh kehutanan bersama PKSM melakukan pendampingan dan pengajuan SVLK. Pendampingan kelola kawasan juga diarahkan agar FMU dapat memanfaatkan sumber daya kawasan dengan optimal, yaitu membiasakan petani agar memanfaatkan mikroagroklimat yang ada untuk kegiatan lain yaitu penanaman lahan di bawah tegakan dengan kombinasi antara tanaman Pokok, tanaman Sela dan tanaman sisipan ( Integrated Forest Farming system)

Momen Audensi FMU dengan calon Mitra

Page 11: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

11

c. Kelola Usaha

Pendampingan penyuluh kehutanan dalam aspek kelola usaha diarahkan untuk membangun kemitraan dengan pelaku usaha dengan skema yang setara, definitif, mencari sumber dana sebagai penambahan modal usaha, membentuk kelompok usaha dan membentuk koperasi. Dalam hal ini pendampngan FMU sejak awal sudah diarahkan untuk membentuk koperasi KTH.

Membangun Kepercayaan Perusahaan Selain konsolidasi internal di kelompok, juga dilakukan konsolidasi eksternal untuk membangun kepercayaan KTI. Penyuluh kehutanan melakukan audiensi dengan KTI terkait kebijakan atau regulasi tata usaha kayu yang perlu diketahui oleh KTI. Disamping itu, penyuluh kehutanan juga memberi jaminan atau garansi kepada KTI bahwa FMU memilki sistem kelola kelembagaan yang baik, SDM dan visi lembaga yang baik, serta sudah memiliki SVLK pengelolaan hutan lestari. Hal ini menambah kepercayaan KTI pada kelompok. Selanjutnya, Penyuluh kehutanan melakukan koordinasi dengan Penyuluh Kehutanan Swasta (PKS) dalam hal akses informasi, serta mendorong PKSM untuk dapat melakukan negosiasi-negosiasi dengan KTI .

Pelaksanaan Kemitraan

Setelah dilakukan perbaikan skema kerjasama, dilakukan konsultasi segitiga antara

Penyuluh Kehutaanan PNS, Penyuluh Kehutanan Swasta PT KTI dan PKSM/ Ketua

FMU, menjajagi peluang kerjasama. Langkah selanjutnya PKSM selaku Ketua FMU

mempresentasikan skema kerjasama yang telah dibuat kepada calon Mitra (KTI).

Adanya penyajian data yang valid dan akurat, bonafiditas performance , serta rasa

percaya diri yang baik dari delegasi FMU dan kesungguhan kelompok untuk

bekerjasama dengan baik telah meyakinkan KTI sehingga dikembangkan

kerjasama dengan skema yang telah disempurnakan dengan kegiatan-kegiatan

sebagai berikut :

Tanda tangan naskah MOU disaksikan

Kadishut

General Manajer KTI dari jepang

supervise kinerja FMU

GM.

Page 12: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

12

Bibit CSR siap di hibahkan kepada Anggota kapasitas 500.000 plcs/tahun

a. Pembuatan Bibit CSR KTI

Mekanisme pelaksanaan kegiatan pembuatan

bibit oleh KTH adalah sebagai berikut : Diawali

Perencanaan bersama mitra Usaha tentang

kebutuhan bibit satu tahun berjalan. Dalam

kegiatan ini , FMU menyediakan lahan, tenaga

kerja, melakukan pengawasan dan distribusi bibit kepada anggota kelompok

dengan menggunakan dokumen yang lengkap. Setelah 4 bulan bibit didistribusikan

ke seluruh anggota dalam bentuk hibah. persyaratan yang dibutuhkan dalam

pengambilan bibit oleh Anggota adaalah Surat Pembayaran Pajak Terhutang

(SPPT) sebagai dasar kuota pengambilan bibit (kuota 400 bibit/ ha) dan KTP yang

masih berlaku sebagai bukti domisili.

Pada tahun 2014 KTI mengucurkan dana sebesar Rp. 150 juta untuk kegiatan

pembuatan 150.000 plances. Setelah KTI melakukan monitoring dan evaluasi ke

lokasi serta pengecekan administrasi, maka kepercayaan KTI kepada FMU

Wanaasri lebih meningkat. Pada Tahun 2015 dilaksanakan pembuatan bibit

sebanyak 500.000 plances. Selanjutnya kegiatan yang dikerjasamakan antara

FMU Wanaasri dan KTI dikembangkan sesuai kebutuhan kelompok.

b. Pembangunan Tempat Pengumpulan Kayu (Pembelian Kayu Log)

Kegiatan pembuatan bibit oleh KTH telah memberikan

keuntungan bagi FMU sebesar Rp. 30.000.000 dan

dijadikan modal untuk mengembangkan kegiatan

kemitraan, yaitu pembuatan tempat penampungan

kayu (pembelian kayu log). Untuk membangun TPK

tersebut FMU Wonoasri menyewa lahan seluas 1.2

Hektar selama 5 tahun. Masalahnya adalah FMU

Wanaasri tidak memiliki modal yang cukup, ketika akan membeli kayu dari

kelompok , sedangkan kayu dari anggota kelompok harus dibayar “cash” pada saat

itu juga. Di sisi lain, kayu dari TPK tidak bisa langsung dibeli KTI karena log harus

diukur terlebih dahulu dan ini membutuhkan waktu 3-7 hari, sehingga FMU

Wanaasri memerlukan uang cash yang cukup banyak untuk membeli kayu dari

anggota kelompok.

aktivitas Tempat

Page 13: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

13

c. Penyertaan Modal

Dengan dibangunnya TPK maka masyarakat semakin banyak yang menjual kayu

ke TPK sedangkan FMU Wanaasri mengalami kekurangan modal untuk

pembeliannya. Guna mengatasi masalah tersebut Penyuluh Kehutanan

mengadakan pertemuan dengan masing-masing ketua KTH yang tergabung dalam

FMU Wanaasri membahas tentang potensi dan keuntungan yang bisa diperoleh

dengan adanya kemitraan dengan KTI, serta perlunya penyertaan modal anggota

untuk membeli kayu yang dijual ke TPK. Selanjutnya anggota kelompok

menyertakan modalnya untuk kegiatan di TPK. dari lelang penyertaan modal dari

anggota terkumpul Dana awal Rp. 75.000.000,-

d. Pinjaman Tanpa Bunga

Kurangnya modal FMU merupakan masalah yang prioritas untuk dicari solusinya

mengingat semakin banyaknya masyarakat yang menjual kayu di TPK. Untuk itu

FMU mengajukan usulan kerjasama dalam hal pinjaman tanpa bunga dan

disetujui KTI dalam bentuk pinjaman sementara tanpa bunga senilai Rp. 28 Jt

dengan pola pengembalian angsuran setiap kirim kayu pembayaran dipotong 2

% dari keuntungan FMU sebagai pengurang pinjaman

e. Pembelian Kayu

KTI membeli kayu log yang masuk ke TPK sesuai dengan standar dan harga yang disepakati dalam Mou. FMU membuat bersama dengan PT KTI melakukan “grading” atau kelas terhadap kayu yang siap dipasarkan yaitu panjang potongan kayu di tentukan 100 Cm dan 130 Cm , Grade A diameter 20 Up sedang grade B berdasarkan diameter mulai dari 10 cm sampai dengan 19 cm , sedangkan panjang potongan 200 cm yang di beli hanya grade A . Kayu log super yang masuk TPK dengan diameter 30 cm ke atas langsung diambil oleh perusahaan. Untuk kayu dengan grade di bawahnya diolah menjadi “Row Sawn Timber” ( RST). Untuk RST grade A dipilih oleh perusahaan,sedangkan grade di bawahnya bisa dijual ke perusahaan lain. Perusahaan dikenakan biaya penumpukan kayu di TPK sebelum kayu diangkut.

Hasil olah bentuk RST kirim

perdana ke Perusahaan Mitra

Page 14: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

14

Peran Para Pihak

Dengan skema kerjasama yang yang baru tersebut berprinsip ,

kesetaraan,bermartabat, dan saling menguntungkan .

Peran para pihak dalam kemitraan antara FMU dan KTI dapat dilihat pada bagan

berikut

Hasil Kemitraan

Mitra karya sejajar antara FMU Wanaasri dan PT. Kutai Timber Indonesia telah

memberikan dampak positif pada kedua belah pihak.

Bagi FMU Wanaasri:

1. Berubahnya persepsi positif terhadap Pengelolaan Hutan Rakyat pola

kemitraan dengan pelaku usaha,

2. Menguatnya posisi tawar KTH terhadap mekanisme pasar kayu,

3. Tumbuhnya soliditas dan dinamika kelompok,

4. Terjaminnya pangsa pasar produksi kayu,

5. Meningkatnya kesejahteraan petani,

6. Menumbuhkan Kelompok Tani Hutan yang bermartabat setara dengan

Pelaku Usaha.

7. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pengelolaah Hutan

Lestari,

KELOMPOK

TANI HUTAN

PENYULUH

Industri Kayu Rakyat)

• Pemilik lahan • Tenaga

kerja

• Jaminan pasokan

• Menguasai teknologi

• Pemilik modal • Menguasai

pasar

. Regulasi/kebijakan

• Fasilitasi • Monitoring dan

PEMERINTAH

Sosialisasi program/kegiatan

Memberikan motivasi dan menumbuhkan kemauan petani

Meningkatkan keterampilan dan kemampuan petani

Fasilitasi dan pendampingan (penguatan kelebagaan, akses

informasi pasar, akses permodalan)

Fasilitasi tercapainya SLK

Page 15: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

15

8. Adanya transfer teknologi dan ketrampilan dari pendamping / Penyuluh

kehutan PNS dan Penyuluh dari perusahaan,

9. Terjaminnya kesediaan bibit dari CSR perusahaan untuk rehabilitasi lahan

sesuai dengan etate tebangan wilayah FMU.

Bagi PT. Kutai Timber Indonesia:

1. Adanya jaminan pasokan bahan baku,

2. Memudahkan perencanaan target produksi,

3. Bisa mengoptimalkan kapasitas terpasang mesin unit produksi,

4. Bisa melakukan perencanaan bersama dengan FMU terkait rencana

pengembangan produksi,

5. Terwujudnya saling percaya akibat terikat dengan MOU para pihak yang

memiliki legal standing sacara hukum.

Dibangunnya kemitraan antara FMU Wanaasri dan PT. Kutai

Timber Indonesia telah meningkatkan kontribusi industri

kehutanan kepada masyarakat dalam pengelolaan hutan

rakyat. Semua ini pada akhirnya telah berdampak langsung

dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dengan

menggerakkan sektor-sektor ekonomi domestik.

*Penyuluh Kehutanan pada Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

** Penyuluh Kehutanan pada Pusat Penyuluhan , BP2SDM

penghargaan Prima Wana mitra Emas

Page 16: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

16

OLEH-OLEH NAGREK UNTUK PKSM

SECERCAH HARAPAN UNTUK MASA DEPAN LEBIH BAIK

Oleh :

Dyah Ediningtyas

Salam rimbawan…….

Ada secercah harapan bagi teman-teman Penyuluh Kehutanan Swadaya

Masyarakat atau yang biasa dikenal dengan “PKSM” untuk lebih terlibat secara

aktif dalam pengelolaan hutan melalui program “Perhutanan sosial” atau biasa

disingkat “PS”. Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang

dilaksanakan dalam kawasan hutan Negara atau hutan hak/hutan adat yang

dilaksanakan oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai

pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraan, keseimbangan lingkungan dan

dinamika sosial budaya untuk meningkatkan kesejahteraannya. Perhutanan

sosial dikembangkan dalam bentuk : Hutan Desa (HD), Hutan Kemasyarakatan

(HKm), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Rakyat (HR), Hutan Adat (HA) dan

Kemitraan Kehutanan. Pelaksanaan perhutanan sosial diatur dalam dalam

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 tentang Perhutanan Sosial dan Peraturan

Dirjen PSKL nomor P.3/PSKL/SET/KUM.1/4/2016 tentang Pedoman

Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial.

Apa yang menarik dari kedua peraturan tersebut….???? Bagaimana

impelentasinya…….????? Yuk kita simak bareng-bareng sambil ngupi-ngupi……

Begini awal ceritanya…..

Akhir tahun 2016 Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM melepas Bapak

Bambang Soepijanto mengakhiri masa jabatannya sebagai Kepala Badan P2SDM

sekaligus masa pengabdiannya sebagai Aparatur Sipil Negara. Dan di awal tahun

2017, Badan P2SDM mendapatkan “bapak” baru meskipun statusnya sebagai

“pelaksana tugas” (Plt) Bapak Hadi Daryanto, yang sekaligus merangkap Dirjen

Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL).

Nah….awal tahun 2017, tepatnya tanggal 14 Januari 2017, beliau berkenan

melakukan kunjungan langsung ke lokasi perhutanan sosial yang dikelola oleh

PKSM Kabupaten Bandung bersama masyarakat dan kelompok tani hutan

binaannya. Bertempat di saung sederhana ukuran 6 x 6 m yang dibangun secara

Page 17: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

17

gotong royong dari kayu hasil hutan rakyat oleh PKSM bersama kelompok tani

binaannya.....di tengah-tengah hamparan hutan rakyat tanaman balsa, jabon dan

sengon, terlaksanalah pertemuan non formal yang juga dihadiri oleh beberapa

pejabat lingkup BP2SDM dan Ditjen PSKL serta Kepala Dinas Kehutanan provinsi

Jawa barat dan rombongan. Beliau membuka pertemuan dengan memaparkan

berbagai informasi seputar perhutanan sosial dan pentingnya SDM kehutanan

dalam mendukung tercapainya tujuan program perhutanan sosial 12,7 juta hektar

kawasan hutan Negara yang dibuka aksesnya untuk masyarakat. Berbagai

informasi menarik disampaikan beliau secara lugas dan dilanjutkan dengan diskusi

sambil menikmati hidangan khas kelompok tani…..kacang rebus, jagung rebus,

umbi-umbian dan wedang bajigur….cocok sekali dengan udara pegunungan yang

sejuk oleh siraman gerimis kecil-kecil……diskusi berlangsung santai dan

kekeluargaan…istilah gaulnya “SERSAN” serius tapi santai…….pembicaraan

mengalir seputar perhutanan sosial dan peluang usaha bidang kehutanan yang

selama ini dijalani oleh PKSM beserta kelompok tani hutan binaannya.

Dari hasil diskusi terungkap bahwa kebutuhan PKSM dan kelompok tani binaannya

tidak lagi pelatiha seputar budidaya dan penangkaran flora fauna….tapi lebih ke

pengembangan usaha….lebih ke business oriented mulai dari pengolahan hasil

menggunakan teknologi modern yang mampu memberikan nilai tambah (value

added) sehingga dapat meningkatkan nilai jual produknya. Dan yang terpenting

adalah bagaimana mekanisme pasarnya….demand dan supply…..pengetahuan

itulah yang saat ini sangat dibutuhkan oleh PKSM dan kelompok tani hutan

binaannya.

Jadi yang terpenting di sini adalah bagaimana mendongkrak dan meningkatkan

jiwa enterpreunership atau kewirausahaan PKSM dan kelompok tani hutan serta

masyarakat di sekitar hutan. Nah…mumpung dapat berdialog langsung dengan

Dirjen PSKL sekaligus Plt. Kepala Badan P2SDM, apa yang diharapkan oleh

PKSM dan kelompok tani hutan dapat disampaikan langsung kepada beliau untuk

mendapatkan solusi pemecahan masalahnya…….

Yuk kita simak rangkuman hasil bincang-bincang dengan Plt. Kepala Badan

P2SDM/Dirjen PSKL:

1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktorat jenderal PSKL telah

mengeluarkan kebijakan dengan membuka akses pengelolaan 12,7 juta hektar kawasan

hutan Negara kepada masyarakat melalui program perhutanan social. Agar program

perhutanan social dapat berjalan lancar, pemerintah juga memberikan fasilitasi berupa

program/kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, konservasi tanah dan air, konservasi

Page 18: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

18

keanekaragaman hayati. Pemberdayaan masyarakat berbasis konservasi, sertifikasi

pengelolaan hutan lestari dan/atau sertifikasi legalitas kayu.

Kegiatan perhutanan social tersebut diatur dalam Peraturan Menteri LHK nomor

P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 tanggal 25 Oktober 2016 tentang Perhutanan

Sosial. Sebagaimana dijelaskan dalam Bab V tentang Fasilitasi, pada Pasal 61 ayat (2)

menyebutkan bahwa fasilitasi dapat diberikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah

dimulai dari fasilitasi pada tahap usulan permohonan, penguatan kelembagaan,

peningkatan kapasitas antara lain yaitu manajemen usaha, pembentukan koperasi,

penyusunan RPHD, RKU dan RKT, pembiayaan pasca panen, pengembangan usaha dan

akses pasar.

Selanjutnya ayat (3) menyebutkan bahwa fasilitasi dapat dibantu oleh Pokja PPS dan penyuluh

kehutanan, instansi lain yang terkait, LSM dan Perguruan Tinggi. Nah….kalau kita intip

kembali Undang-Undang No. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan, yang dinamakan penyuluh kehutanan adalah penyuluh

kehutanan PNS, penyuluh kehutanan swasta (PKS) yang bekerja di perusahaan dan

umumnya dirangkap oleh tenaga teknis kelola lingkungan dan kelola sosial (ganis keeling

kesos), dan penyuluh kehutanan swadaya masyarakat (PKSM), yaitu anggota masyarakat

yang peduli terhadap kelestarian hutan dan lingkungan dan secara swadaya menjaga dan

melestarikan hutan dan lingkungan.

Bapak Plt.Kepala Badan P2SDM yang sekaligus Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan

Lingkungan (PSKL) menyampaikan bahwa kegiatan perhutanan sosial yang dilakukan oleh

PKSM beserta kelompok tani hutan binaannya perlu mendapat legalisasi dari pemerintah,

yang dapat menjamin keberlangsungan usahanya hingga 35 tahun ke depan. Merujuk pada

UU Nomor 16 tahun 2011 tentang bantuan hukum, maka kegiatan PKSM beserta kelompok

tani hutan binaannya berhak mendapatkan bantuan hukum dari paralegal, untuk

mendapatkan legalisasi kegiatan perhutanan sosial yang telah dilaksanakan. Legalisasi

tersebut diperlukan sebagai dasar bagi Ditjen PSKL dalam memberikan fasilitasi kegiatan

perhutanan sosial.

Fasilitasi apa saja yang dapat diberikan oleh pemerintah……?

Fasilitasi kegiatan perhutanan sosial yang dapat diberikan oleh pemerintah sebagaimana diatur

dalam Perdirjen PSKL nomor P. 3/PSKL/SET/KUM. 1/3/2017 Tentang Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Penyaluran Pemberian Bantuan Pemerintah Untuk Program Perhutanan

Sosial Dan Kemitraan Lingkungan, yaitu :

a. Kegiatan Pengembangan Perhutanan Sosial Nusantara (Bang PeSoNa).

yaitu bantuan berupa barang dan/atau bibit dan/atau ternak sebagai fasilitasi Usaha

perhutanan sosial.

Bantuan Bang PeSoNa diberikan pada masyarakat dalam bentuk uang maksimal senilai

Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) per kelompok masyarakat dengan cara

swakelola, dengan kegiatan:

Pembelian bibit tanaman pohon, tanaman agroforestry; dan/atau

Pembelian komodltl peternakan, perlkanan; dan/atau

Pembuatan peralatan atau sarana prasarana penunjang kegiatan Perhutanan Sosial

yang dapat diadakan secara swakeloia oleh masyarakat.

Page 19: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

19

b. Pemberian bantuan alat ekonomi produktif.

Bantuan alat ekonomi produktif tersebut diberikan dalam rangka Pengembangan

Usaha Perhutanan Sosial oleh kelompok Usaha perhutanan sosial (KUPS).

Bantuan alat ekonomi produktif tersebut diberikan sesuai kebutuhan kelompok tani

sebagaimana yang diusulkan dalam surat permohonan (proposal). Bantuan alat

ekonomi produktif antara lain berupa alat untuk budidaya, pemanenan, pengolahan

hasil, keperluan pemasaran untuk komoditas HHK dan HHBK atau alat bantu kegiatan

pemanfaatan jasa lingkungan seperti pengembangan ekowisata, pemanfaatan air dan

pemanfaatan karbon, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah (value added) bagi

hasil produksinya yang pada akhirnya dapat menopang kehidupan PKSM beserta

kelompok taninya (masyarakat).

Jumlah bantuan dan jenis alat ekonomi produktif sesuai dengan usulan kelompok dan

sesuai dengan RUKK yang telah disetujui berdasarkan telaahan administrasi dan

teknis.

c. Fasilitasi sarana prasarana ramah lingkungan, yaitu bantuan Pemerintah kepada

masyarakat di bidang Kemitraan Lingkungan yang dapat berupa bimbingan teknis dan

bantuan sarana prasarana ramah lingkungan yang diberikan kepada komunitas,

kader, kelompok pecinta alam, kelompok swadaya masyarakat, kelompok profesi,

kepanduan dan kepeloporan dalam melaksanakan gerakan aksi perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan.

Dari hasil bincang-bincang dengan Plt. Kepala Badan P2SDM/Dirjen PSKL, kebutuhan yang

sangat mendesak yang saat ini sangat dibutuhkan oleh PKSM bersama kelompok tani

hutan binaannya adalah:

a. Teknologi pengolahan hasil hutan kayu/bukan kayu, antara lain : mesin

penggergajian, teknik pengukuran dan pengujian hasil hutan, packaging,

pengolahan madu untuk meningkatkan kualitas madu hutan, teknik membangun

jejaring kerja, dan teknik marketing secara on line, teknik pembuatan wood pellet, dll.

b. Memberikan pendidikan paralegal kepada PKSM dan kelompok tani hutan

binaannya tentang hukum positif/huklum negara dan hukum adat, sehingga PKSM

dan kelompok tani binaannya dapat melaksanakan kegiatan perhutanan sosial

dengan baik (tidak perkarakan/terkena sanksi).

Selain fasilitasi yang diberikan oleh Ditjen PSKL, Pusat Penyuluhan Kehutanan

BP2SDM juga menggelontorkan fasilitasi untuk mendukung kegiatan PKSM dan

kelompok tani hutan binaannya melalui pembuatan Pos Penyuluhan Kehutanan

Pedesaan (Posluhutdes) sebesar Rp. 50.000.000,-/desa. Dengan adanya

posluhutdes, diharapkan kegiatan penyuluhan dapat diselenggarakan secara

intensif oleh PKSM kepada kelompok tani binaannya dan masyarakat sekitarnya

untuk turut berperan aktif dalam menjaga kelestarian hutan dan lingkungannya.

Page 20: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

20

Guna menunjang usaha produktif bidang kehutanan, Pusat Penyuluhan

Kehutanan, BP2SDM juga memberikan fasilitasi berupa pembentukan koperasi

KTH, sehingga pendirian usaha perkoperasian yang dibangun oleh PKSM dan

kelompok tani hutan dapat dilegalkan melalui akte pendirian oleh notaris.

Sedangkan untuk pengembangan PKSM, Pusat Penyuluhan Kehutanan juga

memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan peningkatan kapasitas PKSM

beserta kelompok tani hutan binaannya melalui lembaga pemagangan

(Agroforestry, silvopasteur, silvofishery), sebagaimana yang telah berhasil dirintis

oleh beberapa PKSM di Kabupaten Bandung antara lain : Bp. Danuri (agroforestry

kopi) dan Eyang Memed (pelestarian hutan dan sumberdaya alam, penangkaran

tumbuhan endemic local dan tanaman kehutanan yang tergolong mulai langka).

Hal mendasar bagi seorang PKSM adalah adanya pengakuan dari pemerintah

terkait statusnya sebagai PKSM, sehingga PKSM dapat melaksanakan kegiatan

penyuluhan kehutanan secara legal. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

LHK Nomor P.76/Menlhk/Setjen.8/2016 tanggal 31 Agustus 2016, tentang PKS

dan PKSM, bahwa penetapan sebagai PKSM dilaksanakan oleh Instansi

Pelaksana Penyuluhan (Dinas Kehutanan Provinsi) dan disampaikan kepada

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM melalui Pusat Penyuluhan

Kehutanan untuk dapat diterbitkan Kartu Tanda Anggota (KTA) sebagai PKSM.

Sedangkan pembinaan kelembagaan PKSM dilaksanakan oleh penyuluh PNS,

dengan ketentuan :

Penyuluh kehutanan PNS melakukan pembinaan terhadap PKSM yang ada di wilayah

kerjanya.

Wilayah kerja penyuluh PNS ditetapkan oleh Gubernur di masing-masing wilayah Balai

Pengelolaan Hutan (KPH) atau oleh Instansi Pelaksana Penyuluhan Kehutanan di

tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Guna mendukung percepatan peningkatan kapasitas PKSM, Plt. Kepala

BP2SDM/Dirjen PSKL akan memerintahkan Pusat Pelatihan Masyarakat

(Puslatmas) BP2SDM untuk mengembangkan Role Model pelatihan berbasis

masyarakat (community) sebagaimana yang telah dirintis oleh Ketua Forum

Komunikasi PKSM Provinsi Jawa Barat dalam pengembangan regenerasi PKSM

untuk mengatasi kekurangan penyuluh PNS.

Fasilitasi kegiatan perhutanan social juga diberikan oleh Pusat Perencanaan dan

pengembangan SDM (Pusrenbang) melalui penyediaan tenaga PKSM yang handal

dan kompeten dalam melaksanakan pendampingan kegiatan perhutanan social

melalui uji kompetensi atau sertifikasi PKSM. Sertifikasi PKSM tersebut

Page 21: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

21

dimaksudkan sebagai jaminan bahwa PKSM yang akan diangkat sebagai tenaga

pendamping perhutanan social merupakan tenaga professional yang handal dan

kompeten dalam melaksanakan pendampingan kegiatan perhutanan social.

Tahun 2017 ini, Pusrenbang akan melaksanakan uji coba sertifikasi kepada 20

orang PKSM dengan prioritas PKSM yang pernah menajdi juara lomba “WANA

LESTARI” dan telah terdaftar dalam Pusat Penyuluhan Kehutanan yang dibuktikan

dengan Kartu tanda Anggota (PKSM). Sebagai bentuk apreasiasi atau

penghargaan bagi PKSM yang lulus sertifikasi atau dinyatakan “KOMPETEN”,

Pusrenbang akan merekomendasikan PKSM tersebut kepada Ditjen PSKL agar

ditetapkan sebagai anggota Pokja PPS atau sebagai tenaga fasilitator kegiatan

perhutanan social.

Nah….itulah informasi yang berhasil kita rangkum dari hasil bincang-bincang

dengan Plt. Kepala Badan P2SDM/Dirjen PSKL di Nagrek, Bandung sebagai oleh-

oleh bagi rekan-rekan PKSM agar lebih semangat dalam melaksanakan tugas

mulia sebagai “PAHLAWAN PELESTARI HUTAN DAN LINGKUNGAN”

…………jadi, tunggu apa lagi?

Page 22: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

22

MERAIH SIMPATI DENGAN LADA HITAM

Oleh :

Binti Masruroh*)

Salam Lestari! Teriakan Bapak Joko

Surahmad menyambut rombongan

siswa/i SMK Kehutanan Negeri

Pekanbaru membakar semangat

lestarikan bumi. Senin, 21/11 2016, 32

generasi hijau dengan binar penuh harap

melangkahkan kaki mencoba menapak

dan melihat tentang apa yang sedang

terjadi di tepian negeri yang kita cintai

melalui praktik terpadu paket keahlian Teknik Rehabilitasi dan Reklamasi

Hutan (TRRH). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan

keterampilan siswa/i dalam upaya menerapkan fungsi hutan secara ekologi

dan ekonomi di tengah permasalahan monokultur sawit di masyarakat.

Belajar hari ini tidak di dalam kelas tetapi berinteraksi langsung dengan

kelompok tani hutan (KTH) mandiri Gunung jati (MGJ) pimpinan Bapak

Takroni, S.Pd di Kota Baru, Tapung Hilir. Rimbun daun lamtoro dengan

menjuntai anggun tanaman lada (Pepper ningrum) begitu sejuk di pandang

mata mengobati rasa lelah setelah melewati perjalanan 2 jam dari

pekanbaru dengan pemandangan sawit di sekeliling jalan yang kering dan

gersang.

Jabat tangan dan sapa akrab dari anggota kelompok tani melunturkan rasa

segan karena baru pertama kali berjumpa. Secangkir kopi susu yang tersaji

di atas bentangan tikar saung KTH MGJ menambah hangat suasana.

Sekapur sirih sambutan singkat disampaikan oleh Ketua KTH MGJ bapak

Takroni, S.pd dan Perwakilan dari SMKKN Pekanbaru bapak Sriyono, SP.

Kegiatanpun berlanjut dengan penyampaian materi dan diskusi. KTH MGJ

adalah kelompok tani mandiri yang dibentuk oleh masyarakat sebagai wujud

Page 23: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

23

keprihatinan masyarakat akan maraknya alih fungsi hutan menjadi

perkebunan sawit. Setiap sudut tanah yang ada di desa tersebut tidak

terlepas dari kokohnya batang sawit. “Monokultur sawit kebanggaan

masyarakat karena dapat menyumbang pundi pundi uang tanpa harus

berpeluh lebih” kata pak roni (sapaan akrab pak takroni). Usaha pak roni

selaku PKSM (Penyuluh Swadaya Masyarakat) membagikan bibit secara

gratis untuk rehabilitasipun tidak mendapat respon positif oleh masyarakat.

Monokulutur sawit benar benar menghipnotis masyarakat dan menutup

mata hati untuk merasakan manfaat pohon,

meskipun suhu udara panas dan perubahan

iklim sudah mereka rasakan. Ternyata

monokultur tidak hanya memberikan efek

positif tapi juga efek negatif yaitu cara berfikir

instan, tidak mau repot dan tidak ada

kreativitas.

Kegagalan pak roni mengajak warga untuk

menanam pohon tidak menjadikan beliau patah semangat. Hingga pada

suatu hari di bulan desember tahun 2015 anggota KTH MGJ membawa 5

batang bibit lada hitam yang dibawa dari lampung. 5 batang bibit lada hitam

tersebut ditanam di tanah warga di bawah pohon karena lada memerlukan

penyokong untuk pijakan perakaranya. Tidak disangka ternyata setelah 4

bulan lada tersebut berbuah lebat. Setelah lada matang dan dikeringkan dan

ditawarkan ke pasar. Bahagia tidak terkira ternyata 1 kg lada hitam laku

dengan harga RP. 230.000,-. Harga yang cukup fantastis. Berbekal dari 5

batang lada hitam tersebut KTH MGJ mengembangkan lada hitam sekaligus

secara tidak langsung mengajak masyarakat untuk menanam pohon. Tanpa

berfikir panjang, warga berlomba menanam pohon. Momen ini sangat tepat

karena usia sawit mendekati habis daur sehingga harus diganti dengan

tanaman baru. Warga dengan suka rela menanam pohon sebagai persiapan

awal untuk menanam lada.

Setelah kegiatan diskusi, siswa/i dibagi menjadi 4 kelompok untuk

mengadakan pengamatan di lapangan. Masing masing kelompok

beranggotakan 8 siswa/I yang didampingi oleh 2 anggota KTH MGJ. Siswa/i

Page 24: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

24

mengamati dan mencoba secara langsung budidaya lada hitam di bawah

tegakan. Jenis pohon yang digunakan sebagai penopang adalah jabon,

gliricidai, ketapang dan lamtoro. Dari pengamatan di lapangan pohon yang

paling cocok untuk penopang adalah lamtoro. Kemunngkinan disebabkan

lamtoro merupakan tanaman legum yang dapat menyuburkan tanah, selain

itu tajuk lamtoro tidk terlalu rimbun sehingga memungkinkan fotosintesis

tanaman lada tidak terganggu ( masih perlu dibuktikan dengan penelitian).

Fakta lain yang didapatkan dari hasil pengamatan adalah tanaman lada

tidak cocok pada lahan dengan genangan air, hal ini bisa terlihat dari

beberapa batang lada yang menguning pada lahan dengan genangan air.

Gambar Perbanyakan lada menggunakan stek Gambar Pemanenan

lada

Kegiatan pratik dilanjutkan dengan pembuatan stek lada. Pembuatan stek

dimulai dengan membuat media tanam yang terdiri dari kompos dan tanah

hitam. Kemudian memilih batang yang sudah tua dan kemudian

memotongnya. Untuk lada yang akan di tanam ditanam di tanah cukup

menggunakan 1 ruas untuk bahan stek, tapi untuk lada yang akan ditanamn

di pot membutuhkan ruas yang lebih banyak. Cara membuat stek lada

sangat mudah, ruas yang telah dipotong direndam kedalam larutan gula

Page 25: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

25

pasir sekitar 1 jam untuk kemudian di celupkan ke zat pengatur tumbuh dan

ditanam ke dalam polybag yang sudah dibuat lubang tanamam di

permukaanya. Langkah selanjutnya adalah penyungkupan. Persen jadi

dalam pembuatan bibit lada menggunakan sungkupan berkisar sekitar 80%.

Tak terasa siswa/i sangat menikmati kegiatan tersebut, mereka tidak hanya

belajar membuat stek tapi juga prakti memanen lada. Mereka diajarkan

membedakan lada yang masak dan yang belum masak, Lada yang masak

ditandai dengan warna kuning pd tandannya. Setelah dipetik, lada kemudian

keringkan dan dijual. Pada usia 4-5 bulan lada sudah dapat berbuah. Masa

produksi tanaman ini sampai dengan puluhan tahun. Sungguh ibarat mesin

ATM yang selalu menghasilkan uang dan mampu memikat minat para

pecinta sawit. Jika sawit memerlukan biaya yang cukup besar untuk

perawatanya yaitu pembelian pupuk kimia secara rutin, tanaman lada tidak

cocok menggunakan pupuk kimia tetapi menggunakan kompos yang bisa

didapatkan tanpa harus membeli. Usia lada yang cukup panjang mau tidak

mau membutuhkan penyokong berupa tanaman hidup berupa pohon.

Sungguh kombinasi yang cukup serasi. Keseimbangan fungsi hutan secara

ekologi dan ekonomi dapat kita lihat di sini. Masyarakat dapat menanam

pohon dan menjaganya untuk menyelamatkan bumi sekaligus memanen

lada dengan harga yang sangat mempesona. Yuk kita lestarikan hutan

dengan optimalisasi penanaman di bawah tegakan! Salam Lestari!

*) Guru Muda di SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru

Page 26: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

26

BERBAGI PENGALAMAN SMKKN PEKANBARU MERAIH ADIWIYATA NASIONAL

Oleh :

Binti Masruroh*)

SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru (SMKKN PEKANBARU) adalah salah

satu dari 489 sekolah penerima penghargaan sekolah adiwiyata nasional

2016. Bahagia bercampur haru, setelah melalui beberapa tahap dan kerja

keras SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru berhasil mendapatkan

penghargaan tersebut. Seperti yang disampaikan oleh Menteri Lingkungan

Hidup dan Kehutanan RI, Ibu Dr. Ir. Siti Nurbaya M.Sc pada acara

“Sarasehan Adiwiyata Nasional 2016” di

gedung Manggala Wanabakti

Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan RI bahwa pendidikan

lingkungan adalah bagian dari pendidikan

karakter dan penerapan nilai-nilai

kehidupan sehingga perlu upaya ekstra

untuk mewujudkan generasi cinta

lingkungan. Persiapan adiwiyata tidak

terbatas pada administrasi maupun

fasilitas fisik tapi juga sebuah kesadaran

berbudaya lingkungan, hal ini menjadi

sebuah tantangan manakala diterapkan pada sekolah asrama dengan latar

belakang suku dan budaya yang berbeda seperti halnya di SMKKN

PEKANBARU.

Page 27: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

27

Kegiatan adiwiyata terdiri

dari 4 tahap yaitu : Pembinaan,

Evaluasi, Penilaian dan

penghargaan. Dalam

melaksanaan keempat tahap

tersebut Sekolah difasilitasi

oleh pemerintah daerah melalui

dinas pendidikan kota

pekanbaru, dinas pendidikan

propinsi riau, BLH kota

pekanbaru, BLH Propinsi Riau

serta P3E Religional Sumatera

selaku fasilitator dari

KemenLHK. Penghargaan

setinggi tingginya atas perhatian serta kegigihan fasilitator yang sangat

mendukung dan memberikan bimbingan dalam upaya SMKKN

PEKANBARU mendapatkan adiwiyata nasional.

Penilaian adiwiyata dilakukan dengan memperhatikan 4 komponen

yaitu : Kebijakan berwawasan lingkungan, Pelaksanaan Kurikulum Berbasis

Lingkungan, Kegiatan Lingkungan Berbasis partisipatif dan Sarana

Pendukung Ramah Lingkungan. Kebijakan berwawasan lingkungan di

SMKKN PEKANBARU tertuang dalam visi, misi dan tujuan sekolah, Alokasi

dana untuk pengelolaan lingkungan dan penyusunan SK Pembina adiwiyata

sekolah. Visi SMKKN PEKANBARU adalah : “Terwujudnya tenaga teknis

menengah kehutanan yang berakhlak mulia, profesional, mandiri dan

berwawasan lingkungan yang siap memasuki lapangan kerja nasional

maupun internasional di bidang kehutanan”.

Misi SMKKN PEKANBARU adalah :

a. Menyiapkan tenaga teknis menengah kehutanan yang profesional dan

mandiri serta berakhlak mulia.

b. Menyiapkan tenaga teknis menengah kehutanan yang memiliki daya saing

tingkat nasional maupun internasional.

Page 28: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

28

c. Memantapkan kelembagaan pendidikan menengah kejuruan kehutanan

sesuai dengan standard Sekolah Bertaraf Internasional.

d. Menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman bagi warga sekolah

Tujuan SMKKN PEKANBARU adalah :

1. Menyiapkan tenaga teknis menengah yang profesional, mandiri, dan berakhlak

mulia dalam mendukung pembangunan kehutanan

2. Meningkatkan mutu akademik dan nonakademik sesuai Standar Nasional

Pendidikan

3. Menciptakan lulusan yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun

internasional

4. Menjadi pusat pengembangan tenaga teknis menengah yang dapat membantu

mewujudkan pengelolaan hutan dan lingkungan yang lestari

5. Terwujudnya hubungan harmonis dan dinamis baik dalam sekolah maupun

dengan masyarakat

6. Meningkatkan prestasi siswa baik bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi,

Olahraga, maupun Seni Budaya

7. Meningkatkan pemahaman terhadap kurikulum segenap Civitas akademika di

SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru

8. Menyediakan buku referensi sebagai rujukan untuk penelitian kehutanan dan

lingkungan, pendalaman materi dalam rangka kesetaraan materi ajar dengan

negara OECD

9. Menciptakan ecoprenuer muda lewat pengembangan unit – unit produksi

berbasis lingkungan seperti unit produksi bokasi, pengolahan sampah organik

dan anorganik, persemaian, jamur, lebah madu, dan wisata alam

10. Mewujudkan kantin sekolah yang memadai, bersih, rapi, higienis sebagai sarana

penunjang pembelajaran bagi peserta didik dan menyediakan makanan yang

bebas 5P (Pengawet, Perasa, Penyedap, Pengenyal, dan pewarna) berbahaya.

11. Terwujudnya sekolah yang bebas dari pencemaran baik udara, tanah, maupun

air

Page 29: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

29

12. Menghasilkan generasi muda yang berperan aktif dalam mengatasi berbagai

masalah lingkungan hidup seperti ikut serta dalam kegiatan penanaman,

pengolahan limbah, dan pengurangan polusi udara, dan aktif dalam kegiatan

penyuluhan masyarakat

SMKKN PEKANBARU menerapkan kurikulum berbasis lingkungan

dengan memasukkan unsur pendidikan lingkungan pada semua mata pelajaran.

Hal ini dapat dilihat dalam Rencana Program Pembelajaran (RPP) dan pada

pelaksanaan pembelajaran yang dapat dipantau melalui supervisi guru. Melalui

kurikulum yang terintegrasi dengan nilai-nilai lingkungan kegiatan pembelajaran

akan lebih menyenangkan dan penanaman nilai-nilai lingkungan akan lebih

nyata. Kurikulum berbasis lingkungan diperkuat dengan hadirnya muatan lokal

aneka usaha kehutanan dengan memanfaatkan hutan sebagai fungsi ekologi

dan ekonomi. Muatan lokal mengedepankan pendidikan lingkungan melaui daur

ulang limbah, budidaya jamur tiram, budidaya lebah madu, budi daya tanaman

hias dan budi daya tanaman buah. Hasil dari pembelajaran mulok diharapkan

siswa siswi dapat memanfaatkan lingkungan tanpa merusak kelestarianya.

Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dikembangkan dengan

melibatkan seluruh warga sekolah dan warga masyarakat di luar sekolah. Siswa/i

yang tergabung dalam Polisi Lingkungan (POLING) bergerak aktif dalam

program pendidikan lingkungan berbasis partisipatif. Operasional bank sampah

melibatkan seluruh warga sekolah dan dalang colection. Warga sekolah dapat

menjual sampah anorganik kepada bank sampah sekolah. Setiap rumah memiliki

buku tabungan sampah yang dapat ditukar dengan uang. POLING membantu

warga dalam pengumpulan sampah warga sekolah. Pendidikan lingkungan juga

dilaksanakan oleh siswa/i SMKKN PEKANBARU melaui penyuluhan ke sekolah

di sekitar kampus dan pelaksanaan program wisata edukasi berbasis lingkungan.

Dengan semangat menggebu POLING berperan sebagai guide menemani para

tamu yang hadir untuk menikmati wisata edukasi. Pengunjung yang hadir berasal

dari tingkat TK, SD, SMP dan SMA. Untuk tingkat TK paket wisata yang

ditawarkan adalah Edutour sedangkan untuk SD sd SMA paket wisata yang

ditawarkan adalah Short Course. Para pengunjung dapat terlibat langsung dalam

pembelajaran budidaya jamur tiram, budi daya lebah madu, budi daya tanaman

Page 30: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

30

hias, budi daya tanaman buah dan daur ulang limbah setiap hari jumat mulai jam

09.00 sd 11.00 wib.

Sarana Pendukung Ramah Lingkungan sangat dibutuhkan untuk

mewujudkan program adiwiyata. Sarana pendukung yang ada di SMKKN

PEKANBARU diantaranya adalah adalah

1. Aerasi (sistem sirkulasi udara ) di setiap ruangan sehingga warga sekolah

dapat menghirup udara segar dari arboretum dan pepohonan yang ada di

sekitar sekolah

2. Drainase (sistem sirkulasi air) berupa selokan, dan kolam tampungan

limbah yang berada di belakang asrama sebagai tampungan limbah cair

dari kamar mandi. Limbah cair dari dapur ditampung dalam kolam yang

berbeda karena mengandung banyak lemak . Selain terdapat kolam

tampungan limbah, di SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru juga terdapat

lubang biopori, sumur resapan dan terasering.

3. Sistem pencahayaan yang cukup dari sinar matahari sehingga warga

sekolah tidak perlu menyalakan lampu di siang hari

4. Unit daur ulang limbah dan bank sampah. Unit daur ulang limbah

mengolah limbah organik menjadi kompos, sedangkan limbah anorganik

menjadi bahan kerajinan. Bank sampah mengelola sampah anorganik

untuk dipilah dan dijual, seluruh warga sekolah bisa menjadi nasabah

bank sampah

5. Persemaian dan greenhouse SMK kehutanan Negeri Pekanbaru

memproduksi berbagai bibit tanaman buah, tanaman kehutanan, tanaman

hias dan tanaman obat. Tanaman yang sedang dikembangkan adalah

jambu madu, bonsai, jahe merah dan stevia

6. Pemanfaatan limbah serbuk gergaji menjadi baglog jamur tiram

dilaksanakan di kumbung jamur. Limbah dari jamur diproses kembali

menjadi kompos

7. Arboretum seluas 9 Ha terdiri dari berbagai jenis tanaman kehutanan

diantaranya adalah meranti, jati, sungkai, matoa, kaliandra, rambutan dll.

Selain sebagai pengendali iklim mikro arboretum juga dimanfaatkan

sebagai penyedia nektar untuk lebah madu yang dibudidayakan di SMK.

Page 31: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

31

Sedangkan di bawah tegakan arboretum digunakan sebagai tempat

budidaya jahe merah.

8. Berbagai produk inovasi berupa produl olahan dari tanaman organik

berupa jahe merah organik instan, Sevia (Teh manis tanpa gula terbuat

dari daun sirsak dan stevia) dan jamur crispy.

9. Budidaya ikan organik yang terdiri dari ikan lele, gurami dan nila. Khusus

untuk lele, SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru sudah mampu

memproduksi bibit sendiri melalui praktik kewirausahaan.

10. Kampanye lingkungan melalui berbagai macam stiker, baner dan poster

yang mengingatkan warga sekolah untuk menjaga lingkungan dan

menghemat energi baik listrik maupun air.

Keberhasilan yang di raih tidak terlepas dari peran pimpinan yang selalu

memberikan dukungan penuh dalam mempersiapkan SMKKN PEKANBARU

sebagai sekolah adiwiyata. Dari ide cemerlang Kepala SMKKN PEKANBARU

yang pertama. Sekolah yang sebelumnya gersang menjadi hijau berhias pohon

pucuk merah yang tumbuh di semua sudut sekolah. Upaya tersebut berlanjut

pada kepemimpinan Kepala Sekolah yang baru. Upaya nyata pada pengelolaan

sampah melalui bank sampah dan Polisi Lingkungan mengantarkan SMKKN

pekanbaru sebagai sekolah adiwiyata nasional 2016. Semangat adiwiyata

nasional tersebut terus ditumbuhkembangkan sehingga memperoleh adiwiyata

mandiri. Semoga cita cita kita untuk mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan

segera terwujud. SMK Bisa!

Page 32: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

32

WISATA PENDIDIKAN DI ARBORETUM HUTAN DIKLAT RUMPIN

MH. Tri Pangesti

Widyaiswara Balai Diklat LHK Bogor

Abstract

Arboretum is a garden collection of trees with a certain area planted with various types of trees and is intended as a conservation area of biodiversity and can maintain the surrounding climatic conditions. Arboretum Rumpin Training Forest with 5000 square width has not been utilized optimally for learning activities for training participants, as a place of research and study for teachers and other activities such as Educational Tour activities for school students around the forest area and other public The potency in the Arboretum are packaged into Educational Tour materials by designing Point / plot interpretation. Designing the Educational Tour packages include: paths, materials, timing and methods Key words : arboretum, educational tour packages

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BDLHK) Bogor sebagai Unit

Pelaksana Tehnis (UPT) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM

Kehutanan (BP2SDMK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(KEMENLHK). Berdasarkan Permen LHK Nomor P.18/MENLHK-II/2015

tanggal 11 Mei 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemen LHK BDLHK

mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan Pendidikan dan

Pelatihan Pegawai dan Non Pegawai di bidang kehutanan. Dalam rangka

pencapaian tujuan dan sasaran penyelenggaraan diklat di bidang kehutanan

yang efektif dan efisien perlu di dukung oleh sarana dan prasarana yang

optimal salah satunya adalah Hutan Diklat.

BDLHK Bogor mempunyai 2 (dua ) Hutan Diklat yaitu Kawasan Hutan

dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Rumpin (selanjutnya disebut Hutan

Diklat Rumpin) dan Hutan Diklat Jampang Tengah. Status Hutan Diklat

Rumpin sebelumnya adalah Hutan Wisata Alam. Menurut Keputusan

Menteri Kehutanan dengan SK Nomor 306/Kpts-II/1991 tanggal 11 Juni

Page 33: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

33

1991 menetapkan perubahan fungsi Hutan Wisata Alam Rumpin seluas

±75,353 Ha menjadi KHDTK sebagai Hutan Pendidikan dan Pelatihan

seluas 65.353 Ha dan KHDTK untuk Taman Makam Rimbawan (TMR)

seluas 10 Ha.

Secara Administratif Kawasan Hutan Diklat Rumpin terletak di Desa

Rumpin, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Aksesibilitas ke Hutan

Diklat Rumpin cukup baik, terletak di jalan Parung – Serpong 43 km dari

Kota Bogor.

Hutan Diklat Rumpin terbagi dalam beberapa unit pengelolaan yang disebut

dengan sistem bloking yang terdiri dari 4 (empat) blok yaitu Blok I seluas

11.30 Ha, Blok II seluas 2.90 Ha, Blok III seluas 42.90 Ha dan Blok IV

seluas 9.70 Ha. Di Blok III Hutan Diklat Rumpin terdapat beberapa demplot

diantaranya demplot kupu-kupu, demplot tanaman obat, demplot

persemaian dan Arboretem. Arboretum yang ada mempunyai potensi yang

tinggi untuk kegiatan pembelajaran, pengkajian, penelitian maupun kegiatan

lainnya seperti Wisata Pendidikan.

Gambar 1. Arboretum BDLHK Bogor dan gazebo yang ada.

Permasalahan

Arboretum yang ada di Hutan Diklat Rumpin dengan luas 5.000 m2 belum

dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan-kegiatan pembelajaran bagi

peserta Diklat, sebagai tempat penelitian dan kajian bagi Widyaiswara

Page 34: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

34

ataupun kegiatan lainnya seperti kegiatan Wisata Pendidikan bagi siswa

sekolah yang ada disekitar kawasan hutan maupun masyarakat umum

lainnya.

Tujuan Kajian

Untuk meningkatkan fungsi Arboretum sebagai tempat Wisata Pendidikan

bagi siswa sekolah yang ada disekitar kawasan hutan maka dilakukan suatu

kajian yang bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi dan

merancang paket-paket Wisata Pendidikan mencakup : jalur, materi, waktu

dan metodenya.

KAJIAN TEORITIK

Arboretum

Dalam bahasa latin Arboretum berasal dari kata arbor yang berarti pohon,

dan retum yang berarti tempat. Sedangkan Arboretum menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia ( 2009) dapat diartikan sebagai tempat berbagai

pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau

pendidikan. Istialah Arboretum sendiri pertama kali digunakan oleh John

Claudius Loudon pada tahun 1833, walaupun sebenarnya sudah ada

konsepnya terlebih dahulu.

Menurut Porisman ( 2009) Arboretum merupakan kebun koleksi pepohonan

dengan luasan tertentu yang ditanami berbagai jenis pohon dan

dimaksudkan sebagai areal pelestarian keanekaragaman hayati serta dapat

menjaga kondisi iklim di sekitarnya. Selain itu keberadaan Arboretum dapat

berperan sebagai sarana pendidikan, penelitian dan pengembangan.

Keberadaan Arboretum sangat penting bagi BDLHK Bogor karena dapat

dijadikan salah satu ruang terbuka hijau di Kecamatan Rumpin dan juga

sebagai tempat pembelajaran bagi peserta Diklat serta tempat penelitian

dan pengkajian bagi Widyaiswara. Selain itu Arboretum juga dapat

dimanfaatkan sebagai tempat Wisata Pendidikan bagi siswa sekolah yang

ada disekitar kawasan Hutan Diklat Rumpin.

Page 35: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

35

Wisata Pendidikan

Wisata pendidikan merupakan suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan

wisata dengan muatan pendidikan didalamnya. Program ini dikemas sedemikian rupa

menjadikan kegiatan wisata bagi pengunjung dengan materi dan metoda yang

dirancang dalam bentuk interpretasi/pemanduan dan disesuaikan dengan karakteristik

pengunjung dan ketertarikan dengan obyek wisata tang akan dipelajari dan diminati

(https://www.technopark.id/single-post/2015/01/14/Wisata-Pendidikan)

Program Wisata Pendidikan Lingkungan dirancang menjadi suatu kebutuhan bagi

siswa sekolah dalam rangka membina dan mendidik para siswa agar siswa mencintai

lingkungannya. Selain itu program wisata Pendidikan telah terbukti efektif untuk

meningkatkan pola pembelajaran dan sosialisasi para siswa terhadap lingkungannya.

Harini Muntasib (2008) menyatakan bahwa Pendidikan Lingkungan Hidup adalah suatu

seni dalam memberikan pelajaran atau menciptakan situasi belajar yang berhubungan

dengan lingkungan hidup. Kegiatan ini bukan hanya diberikan kepada pelajar tetapi

juga kepada orang-orang yang dianggap harus mengetahui dan ikut melestarikan

lingkungan hidup.

Balai Diklat LHK Bogor sebagai salah satu instansi pemerintah yang mempunyai

potensi sebagai wadah pelaksanaan Program Wisata Pendidikan sudah saatnya

dikembangkan. Untuk saat ini salah satu tempat yang dapat dijadikan tujuan Wisata

Pendidikan adalah Arboretum yang berlokasi di Blok III Hutan Diklat Rumpin.

METODOLOGI

Waktu dan Tempat Kajian

Pelaksanaan kajian dilakukan pada bulan April 2017 bertempat di Arboretum Hutan

Diklat Rumpin, Balai Diklat LHK Bogor, Rumpin.

Metode Kajian

Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dan observasi langsung

Analisa Data

Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif

Page 36: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

36

HASIL DAN PEMBAHASAN

Arboretum Hutan Diklat Rumpin dengan luas 5.000 m2 terletak di Blok III kawasan

Hutan Diklat Rumpin dibangun tahun 2002-2003. Potensi Arboretum Hutan Diklat

Rumpin berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi tahun 2010 terdapat 107 jenis

tumbuhan dengan kriteria 81 kategori pohon dan 26 kategori perdu sedangkan jumlah

keseluruhan pohon yang ada di Arboretum adalah 393 pohon (Ricca, 2013) seperti

pada Lampiran 1 yang dapat dikemas sebagai paket wisata pendidikan. Dari hasil

observasi langsung yang dilakukan pada saat kajian bulan April tahun 2017 jumlah

pohon yang ada sudah berkurang. Hal ini dikarenakan sudah ada pohon yang tumbang

dan yang mati tetapi belum disulam kembali. Tinggi pohon saat ini mencapai 20-25

meter dengan diameter bervariasi antara 10 – 35 cm.

Potensi lain yang juga dapat dikemas sebagai paket wisata pendidkan adalah jenis

fauna; Jenis fauna yang bisa ditemukan di Arboretum antara lain adalah jenis Aves,

Reptil dan Insekta. Selain itu sarasah dan jamur juga dapat dijadikan paket Wisata

Pendidikan bagi siswa sekolah yang ada disekitar Hutan Diklat Rumpin.

Wisata Pendidikan adalah metode pembelajaran dengan cara mengamati

suatu objek sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung meliputi

manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda lainya. Manfaat

Wisata Pendidikan antara lain dapat merangsang minat seseorang terhadap

suatu hal dan memberikan pengalaman nyata. Metode yang digunakan

dalam menyampaikan materi dapat bervariasi sesuai dengan karakteristik

pengunjungnya

Menurut hasil kajian Pangesti ( 2011) Wisata Pendidikan Konservasi dapat

meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian SDA dan lingkungan

hidupnya. Pengembangan Hutan Diklat Rumpin selain sebagai Kawasan Pendidikan

Konservasi juga dapat mengoptimalkan pemanfaatan sebagai tempat Wisata

Pendidikan.

Pendapat Sekartjakrarini (2009) perencanaan merupakan hal yang penting dalam

Pengembangan suatu kawasan. Azas pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan

ekosistemnya dilandaskan pada azas pemanfaatan secara lestari atau berkelanjutan.

Untuk memastikan pengembangan Arboretum Hutan Diklat Rumpin sebagai tempat

Wisata Pendidikan tidak menimbulkan konflik kepentingan antara kepentingan

penyelenggraan Wisata Pendidikan dengan kepentingan Konservasi ada yang perlu

Page 37: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

37

diperhatikan yaitu pengembangan Arboretum Hutan Diklat Rumpin sebagai tempat

Wisata Pendidikan mampu meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pelestarian

lingkungan.

Bagan 1. Pola Hubungan Kepentingan Pemanfaatan Konservasi Kawasan

dan Penyelenggaraan Wisata Pendidikan

Potensi yang ada di Arboretum dikemas dan dijadikan materi Wisata

Pendidikan dengan merancang Titik/plot interpretasi. Rancangan Titik/plot

Interpretasi Wisata Pendidikan di Arboretum Hutan Diklat Rumpin untuk

siswa sekolah sebagai Tabel 1. Metode yang akan digunakan dalam

memandu pengunjung Wisata Pendidikan adalah metode Interpretasi pada

Titik/Plot yang telah dirancang dengan tehnik bercerita, tanya jawab,

penugasan dan observasi langsung.

Tabel 1. Titik/plot Interpretasi

No Titik/ Plot

Materi Lokasi Alat dan bahan

Metode Waktu

1 I Pengenalan Arboretum

Pintu Gerbang Arboretum

ATK, Clip board

Cerita Tanya jawab

30 „

2 II Mencari dan men-catat 10 jenis po-hon

Arboretum Idem Penugasan Observasi langsung

45 „

3 III Mengenal Jenis Pohon berdasarkan bentuk daun

Arboretum Idem Daun

Penugasan Observasi langsung Tanya jawab

45 „

4 IV Mengenal suara alam

Arboretum Idem Penugasan Tanya jawab

30 „

5 V Manfaat Sarasah Arboretum Idem Ceramah Tanya jawab

30 „

Sumber : Hasil Kajian ( 2017 )

Kepentingan

Konserva

Kepentingan

Pendidika

Pemanfaatan Kawasan hutan Diklat

Penyelenggaraan Wisata Pendidikan

Page 38: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

38

Materi tersebut tidak merupakan satu paket tetapi dijadikan beberapa paket

yang dapat dipilih oleh siswa sekolah/pengunjung sesuai dengan minat dan

waktu yang tersedia. Paket-paket dimaksud seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Paket-paket Wisata Pendidikan di Arboretum Hutan Diklat Rumpin

Paket Materi Waktu Keterangan

Paket A Pengenalan Arboretum dan mencari & mencatat 10 jenis pohon

75 menit Titik I dan II

Paket B Pengenalan Arboretum dan mengenal pohon berdasar-kan bentuk daun

75 menit Titik I dan III

Paket C Pengenalan Arboretum dan mendengar suara alam

60 menit Titik I dan IV

Paket D Pengenalan Arboretum dan manfaat sarasah

60 menit Titik I dan V

Paket E Mencari dan mencatat 10 jenis pohon dan mengenal jenis pohon berdasarkan bentuk daun

90 menit Titik II dan III

Paket F Mencari dan mencatat 10 jenis pohon dan mengenal suara alam.

75 menit Titik II dan IV

Paket G Mencari dan mencatat 10 jenis pohon dan manfaat sarasah

75 menit Titik II dan V

Paket H Mengenal pohon berasarkan bentuk daun dan mendengar suara alam

75 menit Titik III dan IV

Paket I Mengenal pohon berdasarkan bentuk daun dan manfaat sarasah

75 menit Titik III dan V

Paket J Mengenal suara alam dan Manfaat sarasah

60 menit Titik IV dan V

Sumber : Hasil Kajian (2017)

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah dilakukan kajian maka dapat disimpulkan beberapa hal :

1. Arboretum yang berlokasi di Blok III Hutan Diklat Rumpin dapat dijadikan tujuan

Wisata Pendidikan bagi Siswa sekolah yang berada di sekitar hutan Diklat.

2. Materi Wisata Pendidikan dikemas dalam paket-paket dengan metode dan waktu

yang disesuaikan dengan kebutuhan materi.

Page 39: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

39

3. Jumlah paket Wisata Pendidikan sebanyak 9 paket dengan waktu yang dibutuhkan

antara 60 menit s/d 90 menit

4. Metode penyampaian materi adalah bercerita, tanya jawab, penugasan, dan

observasi langsung.

Saran

Agar kegiatan Wisata Pendidikan ini dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan

maka saran yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah sekitar Hutan Diklat Rumpin tentang

adanya Paket Wisata Pendidikan di Arboretum Hutan Diklat Rumpin.

2. Mendorong adanya dukungan dari pihak pengelola berupa pemeliharaan kondisi

Arboretum agar tetap baik ( antara lain nama-nama pohon tidak hilang dan pagar

tidak rusak).

DAFTAR PUSTAKA

(https://www.technopark.id/single-post/2015/01/14/Wisata-Pendidikan)

Permen LHK Nomor P.18/MENLHK-II/2015 tanggal 11 Mei 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kemen LHK.

Pangesti, Tri. 2011. Pengembangan KHDTK Hutan Diklat Rumpin Balai Diklat

Kehutanan Bogor Sebagai Kawasan Pendidikan Konservasi” ( KTI- Orasi

Ilmiah Widyaiswara Utama). Balai Diklat Kehutanan Bogor.

Ricca H. 2013. Pemetaan Penyebaran Pohon di Arboretum Balai Diklat Kehutanan

Bogor dengan Sistem Informasi Geografis. Karya Tulis Ilmiah, Tidak

dipublikasikan.

Sekartjakrarini. 2009. Perencanaan dan Perancangan Ekowisata. Modul Diklat

SECEM. Kerjasama KOICA dengan Pusdiklat Kehutanan. Kementerian

Kehutanan

Monografi Desa Rumpin, 2010. Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor

Harini Muntasib, E.K.S, 2004. Penerapan Model Pendidikan Hutan dan Lingku-

ngan bagi Anak-anak Sekolah. Prosiding Lokakarya. Pemantapan Model Pen-

didikan tentang Hutan dan Lingkugan Bagi Anak-anak Sekolah. Pokja Dep.

KSDH Fakultas Kehutanan IPB, Pusbinluh Dephut dan Pemda Bogor.

Page 40: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

40

Lampiran 1. Data Koleksi Tanaman di Arboretum BDLHK Bogor

No Jenis

Nama Lokal Nama Latin Family Penyebaran Kriteria

1 Mangium Acacia mangium Wiild. Mimosaceae Maluku Pohon

2 Damar Agathis borneensis Warb

Araucariaceae Indonesia Pohon

3 Kemiri Aleurites moluccana (L.) Willd.

Euphorbiaceae Maluku Pohon

4 Pulai Alstonia scholaris (L.) R.Br.

Apocynaceae Old World Tropics Pohon

5 Rasamala Altingia excelsa Noronha

Hamamelidaceae

Jawa Pohon

6 Damar kucing Anisoptera costata

Korth. Dipterocarpaceae

Sumatra, Jawa Pohon

7 Sirsak Annona muricata L. Annonaceae Trop. America Perdu

8 Buni Antidesma bunius (L.) Spreng.

Euphorbiaceae Sumatra, Jawa Perdu

9 Aporosa Aporosa lunata (Miq.) Kurz.

Euphorbiaceae Kalimantan Pohon

10 Gaharu Aquilaria malaccensis Lam.

Thymelaeaceae

Sumatra Pohon

11 Sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg

Moraceae Jawa Pohon

12 Nangka Artocarpus heterophyllus Lam.

Moraceae Asia Tenggara Perdu

13 Mimba Azadirachta indica A. Juss.

Meliaceae India Perdu

14 Pohon perdamaian

Barringtonia asiatica (L.) Kurz

Lecythidaceae Indonesia Perdu

15 Nyamplung Calophyllum inophyllum L.

Clusiaceae Sulawesi Pohon

16 Bintangur Calophyllum soulattri Burm.f.

Clusiaceae Indonesia Pohon

17 Kenari Canarium vulgare Leenh.

Burseraceae Maluku Pohon

18 Bintaro Cerbera manghas L. Apocynaceae Indonesia Perdu

19 Kulit manis Cinnamomum burmannii Nees ex Blume

Lauraceae Jawa, Sumatra Perdu

20 Kayu manis Cinnamomum cassia (L.) Nees ex Blume

Lauraceae Jawa Pohon

21 Kayu manis Cinnamomum verrum J. Presl

Lauraceae Jawa Perdu

22 Lengkeng Dimocarpus longan Lour.

Sapindaceae Sumatra Pohon

23 Buah mentega Diospyros blancoi A. DC.

Ebenaceae Philippines Pohon

24 Kayu hitam Diospyros celebica Bakh.

Ebenaceae Sulawesi Pohon

25 Sawo monyet Diploknema oligomera H.J. Lam

sapotaceae Sumatra Pohon

26 Ki tenjo Dipterocarpus gracilis Blume

Dipterocarpaceae

Sumtra, Jawa, Kalimantan

Pohon

27 Keruing Dipterocarpus grandiflorus (Blanco) Blanco

Dipterocarpaceae

Sumatra, Jawa Pohon

28 Tongka Dipteryx odorata (Aubl.) Willd.

Caesalpiniaceae

Guinea Pohon

29 Dahu Dracontomelon dao Anacardiaceae Indonesia Pohon

Page 41: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

41

(Blanco) Merril & Rolfe

30 Durian Durio zibethinus Murray Bombacaceae Jawa Pohon

31 Genitri Elaeocarpus sphaericus (Gaertn.) K. Schum.

Elaeocarpaceae

India Pohon

32 Bulian Eusideroxylon zwageri Teijsm. & Binn.

Lauraceae Kalimantan Pohon

33 Tembesu Fagraea ceilanica Thunb.

Loganiaceae Jawa Perdu

34 Beringin Ficus benjamina L. Moraceae Trop. Asia Perdu

35 Biola cantik Ficus lyrata Warb. Moraceae Trop. Africa Pohon

36 Kerai payung Filicium decipiens (Wight & Arn.) Thwaites

Sapindaceae Sri Lanka Pohon

37 Manggis Garcinia mangostana L. Clusiaceae Asia Tenggara Perdu

38 Mareme Glochidion rubrum

Blume Euphorbiaceae Jawa Perdu

39 Rengas Gluta wallichii (Hook.f) Ding Hou

Anacardiaceae Sumatra Pohon

40 Jati putih Gmelina arborea Roxb. Verbenaceae Malesia Pohon

41 Bunga papua Grevillea banksii R.Br. Proteaceae Papua Perdu

42 Garu manuk Gyrinops versteegii (Gilg) Domke

Thymelaeaceae

Wallaceae Perdu

43 Karet Hevea brasiliensis (Willd. Ex A. Juss.) Muel. Arg.

Euphorbiaceae Brazil Pohon

44 Merawan Hopea odorata Roxb. Dipterocarpaceae

Sumatra Pohon

45 Polongan Hymenaea courbaril L. Caesalpiniaceae

Trop. America Pohon

46 Polongan Hymenaea verrucosa Gaertn.

Caesalpiniaceae

Madagascar Pohon

47 Merbau Intsia bijuga (Colebr.) Kuntze

Caesalpiniaceae

Indonesia Pohon

48 Kaya Khaya ivorensis A. Chev.

Meliaceae Trop. Africa Pohon

49 Kigelia Kigelia africana (Lam.) Benth.

Bignoniaceae Trop. Africa Perdu

50 Bungur

Lagerstroemia speciosa (L.) Pers.

Lythraceae Asia Tenggara Pohon

51 Duku Lansium domesticum Corr.

Meliaceae Sumatra & Jawa Pohon

52 Huru Litsea sp. Lauraceae Jawa Pohon

53 Sanrego Lunasia amara Blanco Rutaceae Jawa Perdu

54 Kayu afrika Maesopsis eminii Engler Rhamnaceae Africa Pohon

55 Kemang Mangifera caesia Jack ex Wall.

Anacardiaceae Jawa, Sumatra Pohon

56 Sawo Manilkara zapota (L.) P. Van Royen

Sapotaceae Philippines Perdu

57 Kayu putih Melaleuca cajuputi Powell

Myrtaceae Maluku Phon

58 Mindi Melia azedarach L. Meliaceae Himalaya Pohon

59 Eodia Melicope denhamii (Seemen) T.G. Hartley

Rutaceae Papua Perdu

60 Ki sampang Melicope latifolia (DC.) T.G. Hartley

Rutaceae Jawa, Sumatra Pohon

61 Cempaka Michelia champaca L. Magnoliaceae

Jawa Pohon

62 Tanjung Mimusops elengi L. Sapotaceae Indonesia Perdu

63 Mengkudu Morinda citrifolia L. Rubiaceae Jawa Perdu

64 Pala Myristica fragrans Myristicaceae Maluku Pohon

Page 42: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

42

Houtt.

65 Rambutan Nephelium lappaceum L.

Sapindaceae Sumatra, Jawa, Kalimantan

Pohon

66 Picung Pangium edule Reinw.

Flacourtiaceae

Indonesia Pohon

67 Polongan Paramacrolobium coeruleum Leonard

Caesalpiniaceae

Congo Pohon

68 Sengon Pareserianthes falcataria (L.) Nielsen

Mimosaceae Trop. America Pohon

69 Getah sundi Payena leerii (Teijsm. & Binn.) Kurz

Sapotaceae Sumatra Pohon

70 Sungkai Peronema canescens Jack

Verbenaceae Sumatra Pohon

71 Alpukat Persea americana L. Lauraceae Trop. America Pohon

72 Tusam Pinus merkusii Jungh. Pinaceae Sumatra Pohon

73 Ki putri Podocarpus neriifolius D. Don

Podocarpaceae

Sumatra Pohon

74 Glodogan Polyalthia longifolia (Sonn.) Thwaites

Annonaceae Sumatra Pohon

75 Sawo amerika

Pouteria campheciana (H.B.K.) Baehni

Sapotaceae Cuba Perdu

76 Jambu batu Psidium guajava L. Myrtaceae Trop. America Perdu

77 Angsana Pterocarpus indicus Willd.

Papilionaceae

Maluku Pohon

78 Pasang Quercus gemelliflora Blume

Fagaceae Sumatra Pohon

79 Ki hujan Samanea saman (Jack) Merr.

Mimosaceae Trop. America Pohon

80 Cendana Santalum album L. Santalaceae Lesser Sunda Perdu

81 Belimbing hutan

Sarcotheca diversifolia (Miq.) Hall.f.

Oxalidaceae Sumatra Pohon

82 Puspa Schima wallichii (DC.) Korth.

Theaceae Jawa, Sumatra Pohon

83 Kesambi Schleichera oleosa (Lour.) Oken

Sapindaceae Lasser Sunda Is. Perdu

84 Johar Senna siamea (Lam.) Irwin & Barneby

Caesalpiniaceae

Jawa Perdu

85 Meranti Shorea acuminata Dyer

Dipterocarpaceae

Sumatra pohon

86 Meranti Shorea acuminatissima Symington

Dipterocarpaceae

Jawa Pohon

87 Belangeran Shorea balangeran (Korth.) Burck

Dipterocarpaceae

Sumatra, Kalimantan

Pohon

88 Meranti Shorea bracteolosa Dyer

Dipterocarpaceae

Malacca Pohon

89 Meranti Shorea isoptera Ashton

Dipterocarpaceae

Sumatra Pohon

90 Meranti jawa Shorea javanica Koord. & Valeton

Dipterocarpaceae

Sumatra & Jawa Pohon

91 Meranti bunga

Shorea leprosula Miq. Dipterocarpaceae

Sumatra Pohon

Page 43: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

43

92 Meranti Shorea ovalis (Korth.) Blume

Dipterocarpaceae

Kalimantan Pohon

93 Meranti Shorea parvifolia Dyer Dipterocarpaceae

Jawa Pohon

94 Tengkawang Shorea pinanga Scheff.

Dipterocarpaceae

Kalimantan Pohon

95 Meranti Shorea selanica (Lam.) Blume

Dipterocarpaceae

Pulau Buru, Maluku

Pohon

96 Terindak Shorea seminis (de Vriese) Slooten

Dipterocarpaceae

Kalimantan Pohon

97 Tulip afrika Spathodea campanulata Beauv.

Bignoniaceae Trop. Africa Pohon

98 Burahol Stelechocarpus burahol (Blume) Hook.f. & Thomson

Annonaceae Jawa Pohon

99 Mahoni Swietenia macrophylla King

Meliaceae Honduras Pohon

100 Mahagoni Swietenia mahagoni (L.) Jack

Meliaceae Trinidad Pohon

101 Jamblang Syzygium cumini (L.) Skeels

Myrtaceae Indonesia Perdu

102 Jambuan Syzygium lineatum DC.

Myrtaceae Maliku Pohon

103 Salam Syzygium polyanthum (Wight) Walp

Myrtaceae Jawa Pohon

104 Jati Tectona grandis L.f. Verbenaceae Jawa Pohon

105 Ketapang Terminalia catappa L. Combretaceae

Indonesia Pohon

106 Resak Vatica pauciflora (Korth.) Blume

Dipterocarpaceae

Sumatra Pohon

107 Gupasa Vitex cofassus Reinw. Ex Blume

Verbenaceae Sulawesi, Maluku Pohon

Sumber : Laporan Arboretum Hutan Diklat Bogor Tahun 2010 ( Ricca, 2013)

Page 44: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

KISAH SAMSUDIN MEMBAWA LAMPUNG TIMUR MENJADI KTH TELADAN NASIONAL

Oleh : Murtado Penyuluh Kehutanan

Tak salah bila Pak Samsudin disebut sebagai Ketua Kelompok Tani Hutan terbaik II Tingkat Nasional, pada lomba Wana Lestari Tahun 2016. Sosok seorang Pak Sam (begitu panggilannya) telah mau dan mampu manggali potensi desa Purworejo, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur menjadi Desa yang hijau, hamparan hutan mangrove yang lestari dan ekonomi masyarakat meningkat. Desa Purworejo banyak memiliki potensi alam yang cukup besar, banyaknya sumber daya alam, kawasan konservasi dan obyek wisata alam. Namun dibalik potensi yang besar tersebut terdapat berbagai permasalahan yang ada antara lain: Maraknya penebangan liar, pemanfaatan dan pengolahan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah konservasi tanah dan air, perburuan satwa di kawasan mangrove dan belum maksimalnya pengembangan kawasan mangrove. Dengan dedikasi yang tinggi, Pak Sam mulai mempelajari potensi dan permasalahan yang ada. Pak Sam memulai menggali informasi dan memotivasi masyarakat sekitarnya yaitu membangkitkan kembali kelompok tani hutan yang ada dimana struktur kepengurusannya sudah usia lanjut yang berakibat kinerjanya kurang maksimal, sehingga Pak Sam memfasilitasi membentuk kelompok tani hutan dengan nama Mutiara Hijau I. Melihat dari dekat Pak Sam adalah motivator yang handal di desanya. Bukti keberhasilan yang diperoleh Pak Sam, merupakan contoh yang efektif untuk menularkan ilmu dan mengajak anggota masyarakat lainnya dalam pelestarian hutan dan lingkungannya. Oleh karena itu pengembangan dan pemberdayaan masyarakat merupakan alternatif yang tepat untuk mengatasi ketenagaan penyuluhan kehutanan dalam pemberdayaan masyarakat. Pentingnya keberadaan kelompok tani dan fasilitator. Kelompok tani hutan merupakan kumpulan petani atau perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya yang mengelola usaha di bidang kehutanan di dalam dan di luar kawasan hutan yang meliputi ha hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu yang meliputi usaha hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan baik di hulu maupun di hilir. Kelompok tani pada dasarnya adalah organisasi non formal dipedesaan yang ditumbuh kembangkan ” dari, oleh dan untuk petani ” yang memiliki kesamaan dalam tradisi, serta adanya pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan kesepakatan bersama.

Page 45: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

Pengertian dan ciri kelompok tani tersebut yang selalu dipelajari, dihayati dan dilaksanakan oleh Pak Sam didalam menggerakkan kelompok tani dan kelompok binaan lainnya. Menurut pendapat Pak Sam ada 3 fungsi kelompok tani : a. Kelas belajar; kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi

anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) atau merubah perilaku serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera.

b. Wahana kerjasama; kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama ini diharapkan usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.

c. Unit Produksi; Usaha tani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota kelompok tani, secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas.

Pak Sam, sebagai fasilitator pada kelompok tani dan kelompok binaan lainnya selalu menganjurkan dan mengajarkan TERTIB ADMINISTRASI, artinya setiap rencana kegiatan, pertemuan kelompok dan hasil-hasil kegiatan kelompok selalu ditulis/dicatat untuk nantinya bisa dimonitoring dan dievaluasi. Pak Sam juga selalu memfasilitasi kelompok ke lembaga terakait guna pembinaan, baik permodalan, manajemen, dan peningkatan mutu kegiatan. Sebagai fasilitator Pak Sam juga memfasilitasi dan mensosialisasikan tentang rehabilitasi hutan mangrove dan tentang pelestarian hutan dan lingkungan. Berkat ketekunan para pengurus kelompok dan anggotanya serta adanya pembinaan yang dilakukan oleh Pak Sam dilapangan kegiatan-kegiatan yang ada di Desa Purworejo semakin berkembang. Buah kerja keras seluruh warga masyarakat Desa Purworejo, sekarang telah dapat dinikmati bersama. Bentuk keberhasilan tersebut antara lain, penggunaan lahan yang kurang optimal sekarang telah hijau dan telah mendatangkan penghasilan yang banyak bagi warganya. Kegiatan usaha pembuatan bibit mangrove, pemanfaatan limbah plastik, pembuatan sirup mangrove, dan lain-lain. Profil KTH “Mutiara Hijau I” Kelompok Tani Hutan (KTH) Mutiara Hijau I di ketuai oleh Samsudin (HP: 0852.69352826) dengan jumlah anggota kelompok 19 orang di dirikan mulai Tahun 2011. KTH Mutiara Hijau I beralamat di Desa Purworejo, Kec. Pasir sakti, Kab. Lampung Timur, Provinsi Lampung. Kegiatan kelompok yang telah dilakukan antara

Page 46: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

lain penanaman mangrove seluas 35o Ha, penanaman kanan kiri jalan sepanjang 4 Km, budidaya lebah madu 200 stup, kerajinan limbah plastik 255 buah, arboretum 10 ha. Jenis usaha produktif kelompok bidang kehutanan. 1. Pembibitan Mangrove (Menanam dan menjual bibit mangrove sebanyak =

480.000 Batang), di tanam di KTH Mutiara I dan pantai kecamatan Pasir Sakti, serta dijual ke Prov. Bengkulu, Prov. Kalimantan Barat, Prov. Banten, Prov. Jambi.

2. Budidaya Lebah Madu Apis Cerena sebanyak 200 Stup bekerja sama dengan Pramuka SAKA WIRA KARTIKA KORAMIL PASIR SAKTI, dengan produksi 100 botol setiap 4 bulan (masa panen) dengan harga Rp 120.000,- per botol.

3. Usaha jual beli ikan hasil tangkapan anggota KTH dan masyarakat diketuai oleh Samsudin dengan jenis ikan sembilang, blanak, baung laut, keting dalam satu tahun bisa mencapai sekitar 2 Ton, dijual ke luar kec. Pasir sakti dan ke Kab. lampung Selatan.

4. Kerajinan dari limbah plastik (gelas air mineral) menjadi kerajinan Tas, tempat pakaian, tempat air mineral dan lain-lain, sudah terjual sebanyak: 255 buah. Pemasaran Tas di Kab. lampung Timur dan Prov. Lampung.

5. Pemanfaatan bekas gelas air mineral untuk polybag bibit mangrove, dengan beberapa keuntungan : lebih tahan bisa dipakai berulang-ulang, dapat menampung air lebih lama dengan cara pembuatan lubang 2 cm dari bagian bawah gelas air mineral, bibir gelas dapat dibuat kerajinan.

KTH “Mutiara Hijau I” Membangun kemitraan. a. Mitra bidang Permodalan dengan Koperasi Mina Jaya Sakti Tahun 2013,

memberikan pinjaman Rp 5.000.000,- dan Mega Multi Mandiri tahun 2015 adalah Lembaga Keuangan Mikro sebesar Rp1.000.000,- serta Tahun 2016 sebesar Rp 1.500.000,-.

b. KTH Mutiara Hijau I melakukan kerja sama dengan: BPDAS Way Seputih Sekampung dalam rangka pembuatan bibit mangrove

pada Tahun 2013 sebanyak 50.000 batang, pada Tahun 2014 sebanyak 100.000 batang, dan pada Tahun 2015 sebanyak 100.000 Batang.

Bekerjasama dengan SISPALA (Siswa Pencinta Alam) SMA I Kec. Pasir Sakti, BARISPA (Barisan Siswa Islam Pencinta Alam Madrasah Aliyah MAARIF 06 Kec. Pasir Sakti, P4LT (Pemuda Peduli Pesisir Pantai Lampung Timur) alumni Sekolah-sekolah Ansor NU Kab. Lampung Timur.

Aktifitas kelompok dalam melakukan Rehabilitasi : a. Pembuatan Hutan Mangrove secara swadaya oleh KTH Mutiara Hijau I seluas

350 Ha, dengan pembagian Zona I jenis Avicenia, Zona II jenis Mucronata

Page 47: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

Apiculata, Zona III Mucronata Stilosa, Zona IV Brugurea, Zona V jenis Cemara, Waru, Ketapang.

b. Pembuatan Kawasan Mangrove Sakti (KAMAS) seluas 30 Ha, pesona hutan mangrove dan pantai di Lampung Timur yang keberadaanya disisi jalan lintas timur jalan penghubung kota di Sumatera.

c. Pembuatan Arboretum seluas 10 Ha dengan menanam berbagai jenis Mangrove (Avicennia Marina, Avicennia Alba, Rhizophora Stylosa, Rhizophora Apiculata, Rhizophora Mucronata, Bruguera Gymnorhiza, Xylocarpus Granatum, Exeocaria Agollacha, Sonneratia Alba, dan Thespesia Populnea) yang berfungsi sebagai salah satu muatan lokal (MULOK) dan kegiatan ekstra kurikuler bagi siswa SMP, SMA, Madrasah Aliyah di Kec. Pasir Sakti dan sebagai lokasi penelitian bagi Dosen dan Mahasiswa di Provinsi Lampung.

d. Penanaman Kanan Kiri Jalan (KAKIJA) sepanjang 4 Km dengan jenis tanaman cemara dan tanjung.

e. Penanaman mangrove di pantai kec. Pasir Sakti, dilaksanakan dengan Mitra Kelompok Tani Hutan Timur Harapan, KTH Mutiara Hijau 2 dan 3, KTH Lautan Rimba I dan II Desa Purworejo, Kec. Pasir Sakti, KTH Negeri maju Desa Bandar Negeri, KTH Panca usaha Desa Muara Gading Mas, Kec. Labuhan Maringgai seluas 450 Ha.

Aktifitas kelompok dalam melakukan perlindungan dan pengamanan hutan : Memasang Papan himbauan dan larangan : Dilarang menebang dan merusak

pohon mangrove. Sosialisasi tentang perlindungan hutan kepada masyarakat dan pelajar serta

Kelompok Pencinta Alam. Patroli pengamanan hutan PAM SWAKARSA MANGROVE (kartu anggota

terlampir) di kawasan mangrove dan register 15 menggunakan perahu, apabila ada temuan kemudian diserahkan kepada Tim Terpadu (Koramil, Polsek, Desa), apabila tidak selesai akan diserahkan ke POLHUT Dinas Kehutanan kemudian ke POLRES Lampung Timur.

Memeriksa tanaman mangrove yang diserang hama (Ulat pemakan daun dengan cara menebar semut angrang sebagai predator) dilakukan oleh Ketua KTH dan anggota KTH.

Aktifitas kelompok dalam melakukan konservasi sumberdaya hutan : KTH Mutiara Hijau I melakukan konservasi berbagai jenis mangrove: (Avicennia Marina, Avicennia Alba, Rhizophora Stylosa, Rhizophora Apiculata, Rhizophora Mucronata, Bruguera Gymnorhiza, Xylocarpus Granatum, Exeocaria Agollacha, Sonneratia Alba, dan Thespesia Populnea).

KTH Mutiara Hijau I melakukan konservasi bagi Fauna Mangrove yang hidup didalam kawasan Mangrove antara lain : Burung (Burung kuntul kecil, Burung kuntul besar, Burung kuntul karang, Kuntul kerbau, Camar, Blekok sawah, Kokokan laut, Elang Bondol, Belibis polos, Bangau Tongtong, Punai Bakau, Burung layang-layang

Page 48: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

batu, burung Raja udang, burung gereja eurasia, burung sriti, Burung madu polos, burung alang-alang, burung jinjing batu, burung cakakak belukar, burung Trinil pantai); Jenis Ikan (Ikan Glodok, Ikan kakap Merah, Ikan Kerapu, ikan Sembilang, Ikan Bilis, Ikan Belanak); dan Kepiting Bakau.

Pertambahan jenis usaha dalam 3 tahun terakhir : Pengolahan sirup dari buah mangrove yang dikerjakan oleh anggota KTH

perempuan. Pembuatan terasi dari anak udang atau rebon. Cucuk gigi yaitu makanan khas lebaran Lampung yang terbuat dari mangrove. Pembibitan mangrove dengan disertifikasi oleh BPTH (Balai Perbenihan Tanaman

Hutan). Jual beli ikan hasil tangkapan anggota dari luar KTH Mutiara Hijau I dan

masyarakat Desa Purworejo dan Desa Mulyosari. Kerajinan hasil limbah bibir plastik gelas aqua dan ale-ale plastik dibuat keranjang

pakaian dan tempat gelas air mineral. Mengembangkan obyek wisata mangrove diberi nama Kawasan Mangrove Sakti

(KAMAS).

Dampak Kegiatan Kelompok. Bertambahnya KTH baru : a. KTH Timur Harapan Desa Purworejo, sesuai SK Kepala Desa Purworejo Nomor:

141/07/19/2003/2014, Tanggal 18 Maret 2014, dengan Ketua SUNAWAN, Sekretaris KUSNAN, Bendahara INDO MASSE dengan anggota 18 orang.

b. KTH Negeri maju Desa Bandar Negeri, sesuai SK kepala Desa Bandar Negeri Nomor: 500/010/07.02.2004/2014, Tanggal 20 Agustus 2014 dengan Ketua Arief Kurniawan, Sekretaris Dwi Agus Baharudin, bendahara Suyadi dengan jumlah anggota 11 orang.

c. KTH Panca Usaha Desa Muara Gading Mas, sesuai SK kepala Desa Muara Gading Mas Nomor: 460/450/06/16.SK/2013, Tanggal 20 Maret 2013 dengan Ketua Suparman, sekretaris Edi Sugianto, Bendahara Sugeng Supriyanto, dengan jumlah anggota 14 orang.

d. KTH Mutiara Hijau 3 Desa Purworejo, sesuai dengan SK Kepala Desa Purworejo Nomor: 141/40/19/2003/2011, Tanggal 1 februari 2011, sebagai ketua Sunawan, sekretaris Suroto, Bendahara Yani, dengan jumlah anggota 11 orang.

e. KTH Mutiara Timur Hijau 2 Desa Purworejo, Kec. Pasir Sakti. f. KTH “Lautan Rimba II” sesuai SK Kepala Desa Purworejo Nomor:

141/45/19/2003/2016, Tanggal 17 Februari 2016, Ketua Lasjan, sekretaris Ngarso, bendahara M. Hartono, dengan jumlah anggota 15 orang.

g. KTH “Lautan Rimba I” sesuai SK Kepala Desa Purworejo Nomor: 141/44/19/2003/2016, Tanggal 17 Februari 2016, Ketua Ahmad Ruba’i, sekretaris Rudi Suryanto, bendahara Joko Susilo, dengan jumlah anggota 15 orang.

Page 49: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

Berkembangnya usaha sejenis atau kegiatan di luar KTH: a. Pembuatan bibit mangrove skala kecil bekerjasama dengan KTH Mutiara Hijau I

Desa Purworejo. b. Jual beli ikan dari masyarakat desa purworejo dan desa mulyosari. c. Pengolahan Terasi dari hasil tangkapan anak udang atau rebon. Peningkatan pendapatan: a. Peningkatan hasil tangkapan ikan semula dari 5 Kg per hari, saat ini bisa

mencapai 20 Kg. b. Pengolahan hasil buah mangrove menjadi Sirup dan makanan kecil cucuk gigi

(makanan khas lampung pada saat lebaran). Prestasi Kelompok. Keikutsertaan anggota/pengurus kelompok sebagai fasilitator/narasumber pelatihan bidang kehutanan kehutanan kepada masyarakat dalam 3 tahun terakhir: Ketua KTH Samsudin menjadi NARASUMBER pada kegiatan Pelatihan

Keterampilan Masyarakat Bidang Kehutanan pada Tanggal 4 s/d 5 Oktober 2012 sesuai Surat kepala BP4K Kab. Lampung Timur Nomor: 800/1115/29/IV.01/2012, Tanggal 26 September 2012, dan Sertifikat Kepala BP4K Kab. Lampung Timur Nomor: 800/1148-Hut/29/SK/2012.

Samsudin sebagai Fasilitator dan Narasumber kegiatan kunjungan lapangan di KTH Mutiara Hijau I Desa Purworejo dan KTH Mutiara Desa Mulyosari pada Tanggal 19 Desember 2013, sesuai Surat Perintah Tugas Kepala BP4K Kab. Lampung Timur Nomor: 800/441/03/29/SK/2013, Tanggal 18 Desember 2013.

Samsudin sebagai Pembina tentang Penghijauan/penanaman pohon dalam program kerja ambalan Pangeran Diponegoro-RA. Kartini GUDEP SMK PGRI Pasir Sakti, pada Tanggal 28 Februari 2016 di pantai Bayur Sari sesuai Undangan Gerakan Pramuka Gudep SMK PGRI Pasir Sakti Nomor: 422/276/15/ SMK PGRI PS/2016.

Samsudin sebagai Fasilitator/Narasumber pada kegiatan Penelitian dari CIFOR (Center For International Forestry research) pada tanggal 11 s/d 12 Januari 2016, sesuai surat Sekretaris CIFOR FITRI HERYANI Telp: 0251. 8622622.

Ketua KTH Mutiara Hijau I Samsudin diangkat sebagai PKSM sesuai SK kepala Desa Purworejo Nomor: 141/05/KPTS/19.2003/2014, Tanggal 6 Mei 2014.

Penghargaan kelompok yang diperoleh di luar Lomba Wana Lestari dalam 3 tahun terakhir: Samsudin KTH Mutiara Hijau I mendapat penghargaan dari Dinas Perkebunan

dan Kehutanan Kabupaten Lampung Timur dalam Penyelamatan dan Pelestarian Hutan Mangrove pada tahun 2014.

Samsudin Ketua KTH Mutiara Hijau I, Mendapat Penghargaan dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup sebagai Kader Lingkungan pada Tahun 2006.

Page 50: SEMUA BERMULA DARI WANAWIYATA WIDYAKARYAbp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/Edisi_1_Tahun_2017.pdf · keluarga petani di bagian utara Kabupaten Majalengka, dia sadar betul bahwa tanah kelahirannya

Samsudin Ketua KTH Mutiara Hijau I, Mendapat penghargaan dari Balai Pengelolaan DAS Way Seputih Way Sekampung sebagai pendamping HKm pada Tahun 2015 sesuai SK.25/BPDAS.WSS-1/2015, Tanggal 31 Desember 2015.

Harapan seorang Ketua KTH. Pak Sam dengan segudang prestasi, masih tetap setia mengendarai perahu kecil yang digunakan untuk perjalanan dalam pembinaan di kawasan mangrove yang cukup sulit dan jauh. Sebagai seorang yang berjiwa lapangan, sering berinteraksi dengan petani dan masyarakat, mempunyai harapan ”Kelestarian Hutan”. Bentuk kelestarian hutan yang diinginkan adalah MANTAPNYA KAWASAN HUTAN MANGROVE LESTARI DAN MASYARAKAT MENINGKAT PENDAPATANNYA. Kawasan mangrove yang Lestari secara ekologi yaitu terjaminnya kontinuitas jasa-jasa lingkungan yang diberikan hutan berupa air, oksigen, estetika, dan lain-lain. Kemudian lestari secara Produksi ialah terjaminnya kontinuitas hasil hutan berupa kayu dan non kayu, selanjutnya lestari secara sosial merupakan terjaminnya kontinuitas kontribusi sosial pengelola hutan bagi masyarakat. Harapan yang terbesar adalah rahmat-Nya dalam membina masyarakat dengan hati tulus ikhlas.