SEMINAR_UNTAG.ppt
-
Upload
prasetio-sayogyo -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of SEMINAR_UNTAG.ppt
DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN KAWASAN TRANSMIGRASI
DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN KAWASAN TRANSMIGRASI
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI.
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI.
SEMARANG, 10 JUNI 2006SEMARANG, 10 JUNI 2006
PERAN PROGRAM TRANSMIGRASI DALAM MENDUKUNG PENANGGULANGAN KONVERSI
LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN
PERAN PROGRAM TRANSMIGRASI DALAM MENDUKUNG PENANGGULANGAN KONVERSI
LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN
DISAMPAIKAN PADA :SEMINAR NASIONAL TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH
INDONESIA MENGENAI PEMANFAATAN DAN PENANGGULANGAN HILANGNYA TANAH PRODUKTIF
DISAMPAIKAN PADA :SEMINAR NASIONAL TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH
INDONESIA MENGENAI PEMANFAATAN DAN PENANGGULANGAN HILANGNYA TANAH PRODUKTIF
OLEH :DRS. DJOKO SIDIK PRAMONO, MM
OLEH :DRS. DJOKO SIDIK PRAMONO, MM
3
a.a. Batasan : Batasan :
konversi lahan : berubahnya / alih konversi lahan : berubahnya / alih fungsi lahan produktif / lahan fungsi lahan produktif / lahan pertanian menjadi non pertanian pertanian menjadi non pertanian untuk pengembangan permukiman;untuk pengembangan permukiman;
4
b. Penyebab terjadinya Konversi Lahan
• Faktor KependudukanFaktor Kependudukan• Faktor EkonomiFaktor Ekonomi• Faktor Sosial BudayaFaktor Sosial Budaya• Keuntungan jangka pendek, Keuntungan jangka pendek, kurang memperhitungkan kurang memperhitungkan kepentingan nasional kepentingan nasional jangka panjangjangka panjang
LANJUTANLANJUTAN PENDAHULUANPENDAHULUANLANJUTANLANJUTAN PENDAHULUANPENDAHULUAN
5
Konversi Konversi lahan lahan terbesar terbesar terjadi di P. terjadi di P. Jawa dan P. Jawa dan P. Bali;Bali;
Kenyataan di lapangan, terjadi peningkatan konversi lahan pertanian ke Kenyataan di lapangan, terjadi peningkatan konversi lahan pertanian ke non pertanian setiap tahunnya dengan gambaran sbb :non pertanian setiap tahunnya dengan gambaran sbb :
• 1981 – 1985 1981 – 1985 ±± 35.000 ha/thn 35.000 ha/thn ( sumber BCEOM, 1988 dan JICA, 1989)( sumber BCEOM, 1988 dan JICA, 1989)• 1990 - 1995 1990 - 1995 ±± 40.000 ha/thn 40.000 ha/thn ( World Bank, 1996)( World Bank, 1996)• 2000 – 2002 2000 – 2002 ±± 62.000 ha/thn 62.000 ha/thn ( Sutomo, 2004)( Sutomo, 2004)
LANJUTANLANJUTAN PENDAHULUANPENDAHULUANLANJUTANLANJUTAN PENDAHULUANPENDAHULUAN
6
Dampak konversi lahan antara lain Dampak konversi lahan antara lain menurunnya ketersediaan pangan menurunnya ketersediaan pangan
secara nasional dari tahun ke tahun secara nasional dari tahun ke tahun
“ “ PERMASALAHAN PERMASALAHAN KRISIS PANGAN “KRISIS PANGAN “ karena karena peningkatan produksi pangan tidak peningkatan produksi pangan tidak
sebanding dengan kebutuhan pangan sebanding dengan kebutuhan pangan nasional akibat pertambahan penduduk.nasional akibat pertambahan penduduk.
7
Perlu upaya mengatasi masalah Perlu upaya mengatasi masalah konversi lahan dengan menyediakan konversi lahan dengan menyediakan
lahan untuk pengganti pengembangan lahan untuk pengganti pengembangan komoditi pertanian antara lain dengan komoditi pertanian antara lain dengan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan
di luar P. Jawa dan P. Bali di luar P. Jawa dan P. Bali
8
TRANSMIGRASI SALAH SATU SOLUSI
1. Lahan-lahan pertanian yang sudah dibangun melalui program transmigrasi sejak Pra Pelita s.d tahun 2005 sebanyak 1.413.691 KK / ± 2,9 juta Ha.Komoditi yang dikembangkan :
• Padi : Merauke (Papua), P. Buru (Maluku), Karang Agung Tengah
(Sumsel)• Kopi : Jagung Jaged (NAD)• Kelapa Sawit : Durian Luncuk, Mersan (Jambi)
Muara Bulian (Jambi)2. Sampai dengan tahun 2006 sebanyak 396 UPT /
85.252 KK = ± 170.500 Ha lahan pertanian yang dapat dikembangkan
9
DISKRIPSI DISKRIPSI KONDISI KEPENDUDUKAN, KEBUTUHAN KONDISI KEPENDUDUKAN, KEBUTUHAN
PANGAN DAN KONDISI SDAPANGAN DAN KONDISI SDA
DISKRIPSI DISKRIPSI KONDISI KEPENDUDUKAN, KEBUTUHAN KONDISI KEPENDUDUKAN, KEBUTUHAN
PANGAN DAN KONDISI SDAPANGAN DAN KONDISI SDA
2
10
a.a. DEMOGRAFI DEMOGRAFI a.a. DEMOGRAFI DEMOGRAFI
• Proyeksi Penduduk IndonesiaProyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2005Tahun 2005 ±± 218,30 juta jiwa 218,30 juta jiwa Tahun 2010Tahun 2010 ±± 232,37 juta jiwa 232,37 juta jiwa Tahun 2020Tahun 2020 ±± 254,33 juta jiwa 254,33 juta jiwaAsumsi tingkat pertumbuhan 1,35 %Asumsi tingkat pertumbuhan 1,35 %
• Perkiraan persebaran penduduk :Perkiraan persebaran penduduk : Tahun 2005Tahun 2005 : Kota 48,60 %, Desa 51,40 %: Kota 48,60 %, Desa 51,40 % Tahun 2010Tahun 2010 : Kota 56,11 %, Desa 43,89 % : Kota 56,11 %, Desa 43,89 % Tahun 2020Tahun 2020 : Kota 68,60 %, Desa 31,40 %: Kota 68,60 %, Desa 31,40 %Kecenderungan peningkatan jumlah penduduk di Kecenderungan peningkatan jumlah penduduk di
perkotaanperkotaan
* * Sumber : Kompas, 2 Juni 2005Sumber : Kompas, 2 Juni 2005
11
b.b. PREDIKSI KEBUTUHAN PANGAN (BERAS)PREDIKSI KEBUTUHAN PANGAN (BERAS)b.b. PREDIKSI KEBUTUHAN PANGAN (BERAS)PREDIKSI KEBUTUHAN PANGAN (BERAS)
• Tahun 2005Tahun 2005 ±± 31,0 juta ton / tahun 31,0 juta ton / tahun• Tahun 2010Tahun 2010 ±± 34,8 juta ton / tahun 34,8 juta ton / tahun• Tahun 2020Tahun 2020 ±± 36,6 juta ton / tahun setara 36,6 juta ton / tahun setara
60,96 juta ton Gabah Kering Giling (GKG)60,96 juta ton Gabah Kering Giling (GKG)
Dengan asumsi produksi padi ± 4 ton / ha, maka diperlukan ± 15,24 juta ha lahan tanaman padi, belum termasuk untuk komoditas pertanian lainnya (tebu, jagung, kedele, singkong dll)
Proyeksi Penduduk Indonesia(Dalam Juta)
254,33
232,37
218,3
200
210
220
230
240
250
260
2005 2010 2020
2005 2010 2020
14
Estimasi Kebutuhan Pangan (Beras) ( Juta Ton / Tahun )
36,634,631
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2005 2010 2020
KEBUTUHAN PANGAN (JUTA TON / TAHUN )
15
• Penambahan kebutuhan papan/permukiman
• Penambahan kebutuhan pangan
konversi lahan meningkat
-Produksi pangan-Areal produktif
16
Angkatan Kerja = 105.80 jt (68.02%)
Berdasarkan Jenis KelaminPria = 66.22 jt (62.59%)Wanita = 39.58 jt (37.41%)
Berdasarkan Pendidikan< SD = 18.99 jt (17.95%)SD = 37.96 jt (35.88%)SLTP = 21.24 jt (20.08%)SLTA = 21.76 jt (20.57%)Diploma= 2.49 jt (2.35%)Sarjana = 13.36 jt (3.17%)
Catatan : nominal (juta) Sumber: BPS, Sakernas 2005
c. PROFIL SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA
c. PROFIL SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA
Penduduk 15 thn keatas/ tenaga kerja = 155.55 jt (71.26%)
Pria = 77.40 jt (49.76%)Wanita= 78.145 jt (50.24%)
Bukan angkatan kerja = 49.75 jt
(31.98%)
Bekerja >35 jam 62.90 jt
(66.26%)
Bekerja < 35 jam
(1/2 pengang-
gur)29.64 jt
(31.22%)
Sementara tidak
Bekerja 2.41 jt (2.54%)
Penganggur = 10.80 jt (10.21%)Pria = 5.48 jt (50.74%) Wanita = 5.37 jt (49.26%)< SD = 1.01 jt (9.36%)SD = 2.54 jt (23.52%)SLTP = 2.68 jt (24.82%)SLTA = 3.91 jt (36.21%)Diploma = 0.31 jt (2.87%)Universitas = 0.39 jt (3.62%)
Penduduk 218.3 jt
Pria = 109.50 jt(50.16%)
Wanita = 108.80jt(49.84 %)
Bekerja = 94.95 jt (89.74%)Pria = 60.74 jt (63.97%)Wanita = 34.21 jt (36.03%)Pertanian = 41.81 jt (44.03%)Industri = 12.65 jt (13.32%)Jasa = 40.49 jt (42.64%)Formal = 28,65 jt (30,2%)Informal = 66,30 jt (69,8%)< SD = 17.97 jt (18.93%)SD = 35.42 jt (37.30%)SLTP = 18.56 jt (19.55%)SLTA = 17.85 jt (18.80%)Diploma = 2.17 jt (2.28%)Sarjana = 2.98 jt (3.14%)
0 - 14 tahun =62.75 jt (28.74%)
18
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sekarela untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetap di Wilayah Pengembangan Transmigrasi atau Lokasi permukiman Transmigrasi
19
b.Hakekat TransmigrasiMerupakan Kombinasi upaya pemanfaatan SDA oleh SDM dengan bantuan Iptek, yang terdiri dari kegiatan-kegiatan :
Pemanfaatan Ruang Pemindahan dan Penempatan Pemberdayaan Kawasan
Untuk tujuan:• Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat• Mendukung Pembangunan daerah• Memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa
c. Visi dan Misi1) Visi
TERWUJUDNYA MASYARAKAT TRANSMIGRAN DAN PENDUDUK SEKITAR YANG PRODUKTIF, KOMPETITIF, SEJAHTERA YANG MAMPU MENDUKUNG PEMBANGUNAN DAERAH SECARA BERKELANJUTAN.
2) Misi Peningkatan kompentensi keterampilan dan
produktivitas masyarakat transmigran dan penduduk sekitar.
Peningkatan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat transmigran dan penduduk sekitar.
Percepatan dan pemerataan pembangunan wilayah melalui pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi.
c.Keberhasilan Pembangunan Transmigrasi
Mendukung Pembangunan daerah• Pembangunan dan pengembangan + 3.000 UPT yang dilengkapi
dengan infrastruktur – telah berkembang menjadi desa baru,• Mendukung pembentukan 235 Kecamatan baru, 66 Kabupaten
dan 1 Provinsi. Mengurangi Ketimpangan Persebaran Penduduk.
• PJP I jumlah penduduk yang pindah melalui transmigrasi + 9 juta jiwa
• Penambahan penduduk transmigrasi di luar jawa + 15 %. Peningkatan kesempatan kerja dan peluang berusaha dengan
dibukanya areal baru untuk pengembangan usaha pertanian + 2,9 juta Ha, yang juga telah mendorong berkembangnya usaha ekonomi sekunder dan tersier di kawasan transmigrasi dan sekitar.
Mendukung Pengentasan Kemiskinan Mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah Membangun dan mengisi wilayah perbatasan.
Dilihat dari kontribusi dan peran pembangunan Transmigrasi
22
KORELASI PROGRAM TRANSMIGRASI
DENGAN KONVERSI LAHAN
KORELASI PROGRAM TRANSMIGRASI
DENGAN KONVERSI LAHAN
4
23
KORELASI PROGRAM TRANSMIGRASIDENGAN KONVERSI LAHAN
P. Jawa / Bali
Konversi lahan meningkat, SDA terbatas pemanfaatan melebihi daya dukung.
SDM (tingkat kepadatan penduduk tinggi dengan kualitas potensial dan kualitas marginal)
Ketersediaan lahan dan SDA memadai pemanfaatan belum optimal.
SDM tenaga kerja kuantitas, kualitas terbatas
Luar P. Jawa / Bali
Terjadi ketidakseimbangan ketersediaan lahan dan pemanfaatan potensi SDA antar wilayah (P. Jawa/Bali dengan luar Jawa/Bali) antara
lain disebabkan blm meratanya ketersediaan SDM/tenaga kerja pengelola.
Alternatif solusi : Program Pembangunan Transmigrasi untuk penanggulangan konversi lahan di P. Jawa/ Bali dan Optimalisasi
pemanfaatan SDA luar P. Jawa/ Bali.
24
Pokok-pokok Pikiran Paradigma BaruPokok-pokok Pikiran Paradigma BaruSistem Penyelenggaraan TransmigrasiSistem Penyelenggaraan Transmigrasidengan Pendekatan:dengan Pendekatan:
1. Mendukung Ketahanan Pangan dan Kebutuhan Papan;
2. Mendukung Ketahanan Nasional;
3. Mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan Kota Terpadu Mandiri (KTM);
4. Bagian dari Sistem Rencana Tenaga Kerja Nasional, terutama dalam mengatasi Permasalahan Pengangguran dan Kemiskinan secara berkesinambungan.
25
1. 1. MENDUKUNG KETAHANANMENDUKUNG KETAHANANPANGAN DAN KEBUTUHAN PAPANPANGAN DAN KEBUTUHAN PAPAN
1. 1. MENDUKUNG KETAHANANMENDUKUNG KETAHANANPANGAN DAN KEBUTUHAN PAPANPANGAN DAN KEBUTUHAN PAPAN1.1. KETAHANAN PANGAN
Lahan Produktif untuk tanaman pangan yang ada mengalami perubahan fungsi sekitar 35 ribu Ha per tahun, terutama di P. Jawa;
Perlu lahan pengganti untuk tanaman pangan, solusinya mendukung ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian di luar P. Jawa, melalui program transmigrasi paradigma baru;
Perkiraan pertambahan penduduk Indonesia tahun 2020, dengan asumsi tingkat pertumbuhan 1,35 % pertahun akan menjadi 254,33 juta jiwa (sumber data Kompas, 2 Juni 2005);
26
Lanjutan Mendukung Ketahanan Pangan Lanjutan Mendukung Ketahanan Pangan
Kebutuhan pangan (beras) + 54 juta ton pertahun, maka prediksi kebutuhan beras pada tahun 2020 mencapai + 36,6 juta ton, dengan asumsi produksi beras + 4 ton/Ha, maka perlu lahan lebih dari 15,24 juta Ha lahan tanaman padi, belum termasuk tanaman komoditas pertanian lainnya (tebu, jagung, singkong, dll);
Peningkatan produksi pangan tidak sebanding dengan kebutuhan pangan, solusinya perlu adanya terobosan teknologi pertanian untuk diterapkan di kawasan transmigrasi.
27
1.2. KEBUTUHAN PAPAN
Pembangunan Perumahan Transmigrasi merupakan bagian Pemenuhan Kebutuhan Perumahan Rakyat;
Target Penempatan Transmigran sebanyak 82.000 KK (RPJM), setara dengan 82.000 unit Perumahan;
Belum termasuk program peningkatan Perumahan Masyarakat Sekitarnya.
28
1.1. PENDEKATAN MENDUKUNG PENDEKATAN MENDUKUNG KETAHANAN PANGANKETAHANAN PANGAN
1.1. PENDEKATAN MENDUKUNG PENDEKATAN MENDUKUNG KETAHANAN PANGANKETAHANAN PANGAN
29
LATAR BELAKANGLATAR BELAKANGLATAR BELAKANGLATAR BELAKANG
Indonesia adalah Negara Agraris
Sebagian besar komposisi penduduk Indonesia tingal di pedesaan, mayoritas adalah PETANI
Produksi pangan ada di pedesaan
KENYATAAN IRONIS DI INDONESIA
Indonesia hampir menjadi Negara Net Importer untuk komoditas pangan diantaranya : beras, gula, jagung, kedelai, garam, dll
PETANI termarginalkan secara ekonomi dan sosial MISKIN
Kasus busung lapar sebagian terjadi di pedesaan
30
KENYATAAN LAIN DI INDONESIAKENYATAAN LAIN DI INDONESIAKENYATAAN LAIN DI INDONESIAKENYATAAN LAIN DI INDONESIA
Terjadinya fenomena urbanisasi yang kian hari bertambahTerjadinya fenomena urbanisasi yang kian hari bertambah akibatnyaakibatnya : : Desa makin tertinggal, Kota makin kumuh Desa makin tertinggal, Kota makin kumuh Terjadinya fenomena urbanisasi yang kian hari bertambahTerjadinya fenomena urbanisasi yang kian hari bertambah akibatnyaakibatnya : : Desa makin tertinggal, Kota makin kumuh Desa makin tertinggal, Kota makin kumuh
31
BAGAIMANA MENGATASI MASALAH DI BAGAIMANA MENGATASI MASALAH DI PEDESAAN ?PEDESAAN ?
BAGAIMANA MENINGKATKAN TARAF BAGAIMANA MENINGKATKAN TARAF HIDUP & EKONOMI MASYARAKAT ?HIDUP & EKONOMI MASYARAKAT ?
BAGAIMANA MENINGKATKAN BAGAIMANA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN AGAR PRODUKTIVITAS PERTANIAN AGAR TIDAK MENJADITIDAK MENJADI NET IMPORTER ? NET IMPORTER ?
BAGAIMANA MENGHASILKAN PRODUK BAGAIMANA MENGHASILKAN PRODUK PERTANIAN YANG BERKUALITAS ?PERTANIAN YANG BERKUALITAS ?
BAGAIMANA …..?BAGAIMANA …..?
??BAGAIMANA……..DAN……….BAGAIMANABAGAIMANA……..DAN……….BAGAIMANA
32
PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN
I.T
PENDIDIKANE. BUSINESSE. THINKING
E. COMMERCEDLL
JAMSOS
PENDIDIKANHARI TUA
KESEHATANRUMAH SAKIT
DLL
TABUNG TANI
SYARIAHB.M.TDLL
BANK
UMKM
KOPERASIKEMITRAAN
DLL
SARANASARANAPRODUKSIPRODUKSI
BUDIDAYABUDIDAYAPRODUKSIPRODUKSI
AGROAGROINDUSTRIINDUSTRI
PEMASARAN/PEMASARAN/PERDAGANGANPERDAGANGAN
KELUARGASEJAHTERA
MASYARAKAT DESAMASYARAKAT DESAMASYARAKAT DESAMASYARAKAT DESAMASYARAKAT DESAMASYARAKAT DESAMASYARAKAT DESAMASYARAKAT DESAMASYARAKAT DESAMASYARAKAT DESAMASYARAKAT DESAMASYARAKAT DESAMASYARAKAT DESAMASYARAKAT DESAMASYARAKAT DESA KOTA TERPADU MANDIRIDI KAWASAN TRANSMIGRASI
ARAH PENGEMBANGAN PERTANIANARAH PENGEMBANGAN PERTANIANDI KAWASAN TRANSMIGRASIDI KAWASAN TRANSMIGRASI
ARAH PENGEMBANGAN PERTANIANARAH PENGEMBANGAN PERTANIANDI KAWASAN TRANSMIGRASIDI KAWASAN TRANSMIGRASI
33
2.2. MENDUKUNG MENDUKUNG KETAHANAN NASIONALKETAHANAN NASIONAL
2.2. MENDUKUNG MENDUKUNG KETAHANAN NASIONALKETAHANAN NASIONAL
34
2. MENDUKUNG KETAHANAN NASIONAL2. MENDUKUNG KETAHANAN NASIONAL2. MENDUKUNG KETAHANAN NASIONAL2. MENDUKUNG KETAHANAN NASIONAL
Pola Pembangunan dan Penempatan Transmigrasi di Daerah Perbatasan, dan Pulau-pulau Terluar sekaligus sebagai Sabuk Pengaman (Security Belt) Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pola Pembangunan dan Penempatan Transmigrasi di daerah Terpencil dan Daerah Tertinggal sebagai upaya Pemerataan Perekonomian dan untuk mengurangi Kesenjangan Sosial Ekonomi antar Wilayah;
Pola Pembangunan dan Penempatan Transmigrasi diarahkan pada Penataan Persebaran Penduduk sesuai dengan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan.
35
Daerah Tertinggal
Daerah Maju
Keterangan :
PETA SEBARAN PEMBANGUNAN PETA SEBARAN PEMBANGUNAN TRANSMIGRASI MENUNJANG KAWASAN TRANSMIGRASI MENUNJANG KAWASAN
PERBATASAN DAN PERBATASAN DAN DAERAH TERTINGGALDAERAH TERTINGGAL
Daerah Perbatasan dan Pulau Terluar
36
3.3. PEMERATAAN PEMERATAAN PERTUMBUHAN EKONOMI PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI PEMBANGUNAN MELALUI PEMBANGUNAN KOTA TERPADU MANDIRI KOTA TERPADU MANDIRI (KTM) DI KAWASAN (KTM) DI KAWASAN TRANSMIGRASITRANSMIGRASI
37
Pembangunan Kota Terpadu
Mandiri (KTM)Pembangunan Kota Terpadu
Mandiri (KTM)Melalui Konsep Pembangunan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi Baru dan di Kawasan Transmigrasi yang ada dimaksudkan untuk MENDORONG STRATEGI PEMERATAAN PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN SERTA PEMERATAAN INVESTASI DAERAH.
38
MEMBANGUN KOTA TERPADU MANDIRI MEMBANGUN KOTA TERPADU MANDIRI MEMBANGUN KOTA TERPADU MANDIRI MEMBANGUN KOTA TERPADU MANDIRI
PermukimanPusat WPT
(KTM)
Lahan Usaha
39
PengertianKota Terpadu Mandiri (KTM); adalah kawasan transmigrasi yang pertumbuhannya dirancang untuk tumbuh menjadi sebuah kota, dengan fungsi permukiman, pelayanan pemerintahan, pelayanan jasa sosial dan ekonomi melalui pengelolaan SDA berkelajutan dengan mengutamakan pengembangan pertanian.
Fungsi Pusat kegiatan pertanian berupa pengolahan barang pertanian jadi dan setengah jadi serta kegiatan agribisnis;
Pusat pelayanan agroindustri khusus (special agroindustry services), dan pemuliaan tanaman unggul;
Pendidikan, Pelatihan di Sektor Pertanian, Industri dan Jasa;
Pusat perdagangan wilayah yang ditandai dengan adanya pasar - pasar grosir dan pergudangan komoditas sejenis.
Menjadi salah satu Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia (KEKI).
PROGRAM PEMBANGUNAN PROGRAM PEMBANGUNAN KOTA TERPADU MANDIRI (KTM)KOTA TERPADU MANDIRI (KTM)
DI KAWASAN TRANSMIGRASIDI KAWASAN TRANSMIGRASI
PROGRAM PEMBANGUNAN PROGRAM PEMBANGUNAN KOTA TERPADU MANDIRI (KTM)KOTA TERPADU MANDIRI (KTM)
DI KAWASAN TRANSMIGRASIDI KAWASAN TRANSMIGRASI
40
Transformasi Tenaga Kerja PertanianMekanisasi PertanianIndustri Pengolahan Hasil Pertanian
KEBIJAKAN INDUSTRIALISASI
PEDESAAN
TERBENTUKNYA
KTM
Pusat Pertumbuhan
Ekonomi Baru
(P2EB)
Pembangunan
Ekonomi WPT
Menghasilkan
Devisa Negara
Peningkatan Nilai TambahPenyediaan Kesempatan KerjaPengembangan Teknologi PengolahanMutualisme Antara Petani Produsen Dengan Industri PengolahanPeningkatan Pendapatan MasyarakatMengatasi Ketimpangan Dan Kesenjangan SosialMengurangi Ketimpangan Pemb Antar Wilayah
TERATASINYA
PENGANGGURAN
& KEMISKINAN
10 – 15 TAHUN
AGRO INDUSTRI
UMPAN BALIK
Konsolidasi UsahataniKoordinasi Vertikal Tahapan AgribisnisPartisipasi Petani Dalam Proses Agribisnis
AGRIBISNIS
PROSES PEMBANGUNAN KOTA TERPADU MANDIRI PROSES PEMBANGUNAN KOTA TERPADU MANDIRI (KTM)(KTM)
DI KAWASAN TRANSMIGRASIDI KAWASAN TRANSMIGRASIPROSES OUTPUT OUTCOME
WPT, EMBRIO KTM
Luas + 36.000 Ha
Populasi + 9.000 KK
Produk Unggulan
Skala Ekonomis
Aksesibilitas
Tingkat Kepadatan
Penduduk Relatif
Rendah
INPUT
Keterangan : WPT = Wilayah Pengembangan
Transmigrasi; SKP = Satuan Kawasan Pengembangan; SP = Satuan Permukiman; KK = Kepala keluarga
SKP (1.800-2000 kk)
SP(300-500)
SKP (1.800-2000 kk)SKP (1.800-2000 kk)
SKP (1.800-2000 kk)
WPT : 9.000 KKPP 2/99 Ps 16 (1)
Pasal 17 PP 2/1999• Pusat kegiatan ekonomi wilayah• Pusat kegiatan industri dan olah
hasil• Pusat Pelayanan Jasa dan
Perdagangan• Pusat Pelayanan Kesehatan• Pusat PendidikanMenengah• Pusat Pemerintahan
SKEMASKEMAKTM di KAWASAN KTM di KAWASAN
TRANSMIGRASITRANSMIGRASI
SKEMASKEMAKTM di KAWASAN KTM di KAWASAN
TRANSMIGRASITRANSMIGRASI
SP(300-500)
SP(300-500)
SP(300-500 kk) SP
(300-500kk)
SP(300-500) SP
(300-500)
SP(300-500)
SP(300-500) SP
(300-500)
SP(300-500)
SP(300-500) SP
(300-500)
SP(300-500)
Pasal 18 PP 2/1999Industri kecil/RTPasar harianPertokoanJasa perbankanPerbengkelanPelayanan PosPendidikan Tk PertamaPustuYan Pemerintahan
Pasal 19 PP2/1999 Warung/koperasiPasarSDBPBalai DesaTempat Ibadah
Jala
n P
oro
s Uta
ma
42
Kota Terpadu Mandiri (Pusat WPT)fasilitas yang dibutuhkan :Kota Terpadu Mandiri (Pusat WPT)fasilitas yang dibutuhkan :
Pusat Kegiatan Ekonomi Wilayah.- Pusat penjualan pupuk, obat-obatan- Pusat Informasi / Promosi pengembangan
agribisnis- Terminal Agribisnis- Bank-Bank- Terminal Umum
Pusat Kegiatan Industri Pengolahan Hasil- Industri Pengolahan- Pembuangan limbah industri
Pusat Pelayanan Jasa & Perdagangan- Bengkel alsintan, elektronik & otomotif- Supermaket/Pertokoan- Pasar Grosir, Pasar Induk- Hotel
Pusat Pelayanan Kesehatan- Puskesmas
Pusat Pendidikan Tingkat Menengah- Balai pendidikan dan pelatihan agribisnis- TK, SD, SLP, SLA- Perpustakaan Umum
Sarana Pemerintahan - Kantor Pemerintahan - Gedung Pertemuan
Fasilitas Umum & Sosial - Listrik, Telepon - Sarana Air Bersih - Sarana Ibadah - Sarana/Lapangan Olah
Raga
Lahan Usaha
PermukimanPusat WPT
(KTM)
KOTA KOTA ORDE 1ORDE 1
43
PETA RENCANA PENGEMBANGAN KTMPETA RENCANA PENGEMBANGAN KTMPETA RENCANA PENGEMBANGAN KTMPETA RENCANA PENGEMBANGAN KTM
Daerah Tertinggal
Daerah Maju
Keterangan :
Rencana Pengembangan KTM
2. P. RUPAT
8. MOROTAI
4. RASAU JAYA3. MANDASTANA
1. NATUNA
5. TERENTANG 6. TEPIAN LANGSAT/ RANTAU PULUNG
7. MALOY / KALIORANG
44
ILUSTRASI PERKEMBANGAN ILUSTRASI PERKEMBANGAN KOTA TERPADU MANDIRI (KTM)KOTA TERPADU MANDIRI (KTM)
DI KAWASAN TRANSMIGRASIDI KAWASAN TRANSMIGRASI
By nature (alami)By nature (alami) : s.d. 50 tahun : s.d. 50 tahunBy designBy design (terencana) : 10 – 15 tahun (terencana) : 10 – 15 tahun
45
4.4.MENUNJANG MENUNJANG PENANGGULANGAN PENANGGULANGAN PENGANGGURAN DAN PENGANGGURAN DAN KEMISKINANKEMISKINAN
46
FOKUS : Pembangunan Permukiman Transmigrasi
Tahun 2005-2009 diprogramkan sebanyak 82.000 KK
Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi yang ada 390 UPT (107.000KK) Tahun 2005-2009;
BAGIAN DARI SISTEM PERENCANAAN KETENAGAKERJAAN BAGIAN DARI SISTEM PERENCANAAN KETENAGAKERJAAN NASIONAL, TERUTAMA DALAM MENGATASI PENGANGGURAN NASIONAL, TERUTAMA DALAM MENGATASI PENGANGGURAN SECARA BERKESINAMBUNGAN, MELIPUTI PEMBANGUNAN, SECARA BERKESINAMBUNGAN, MELIPUTI PEMBANGUNAN, PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KAWASAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KAWASAN TRANSMIGRASI.TRANSMIGRASI.
BAGIAN DARI SISTEM PERENCANAAN KETENAGAKERJAAN BAGIAN DARI SISTEM PERENCANAAN KETENAGAKERJAAN NASIONAL, TERUTAMA DALAM MENGATASI PENGANGGURAN NASIONAL, TERUTAMA DALAM MENGATASI PENGANGGURAN SECARA BERKESINAMBUNGAN, MELIPUTI PEMBANGUNAN, SECARA BERKESINAMBUNGAN, MELIPUTI PEMBANGUNAN, PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KAWASAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KAWASAN TRANSMIGRASI.TRANSMIGRASI.
PEMBANGUNAN, PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KAWASAN TRANSMIGRSI
PEMBANGUNAN, PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KAWASAN TRANSMIGRSI
47
FOKUS : Penyusunan dan Pengembangan Konsep
Kota Terpadu Mandiri (KTM) di kawasan Transmigrasi dirancang sejak awal dengan kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan SDA dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
LANJUTANLANJUTAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNANLANJUTANLANJUTAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN