SEMINAR TUGAS AKHIR GO 52143 -...
Transcript of SEMINAR TUGAS AKHIR GO 52143 -...
5LOADING……….
4321GO
SEMINAR TUGAS AKHIR
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
ITS SURABAYA
SEMINAR TUGAS AKHIR
PERANCANGAN MODIFIKASI GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL
SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRATEGANG PRACETAK
Oleh :DADANG PRAMONO
3107100130
Dosen Konsultasi :
Prof. Dr. Ir. IGP RakaDr. Techn Pujo Aji, ST. MT
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
ITS SURABAYA
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
BATASAN MASALAH
PERUMUSAN MASALAH
TUJUAN
PENDAHULUAN
MANFAAT PENULISAN
LATAR BELAKANG MASALAHMeninjau proyek pembangunan Rumah Sakit
royal yang terletak di Jl. Rungkut Industri ISurabaya, dalam pembangunannya memakaibeton bertulang pada perencanaannya.
Gedung tersebut belum mempunyai ruangyang luas yang dapat digunakan sebagaitempat pertemuan(konferensi)/MultifuctionHall, Pada mulanya gedung tersebut terdiridari 3 lantai kemudian dimodifikasi menjadi10 lantai, pada lantai 10 digunakan sebagairuang pertemuan, sehingga memerlukanruangan bebas tanpa kolom.
Maka beton prategang merupakan Inovasi dan
alternatif yang paling cocok digunakan untuk
proses dan pelaksanaan pembangunan
struktur khusunya gedung yang mempunyai
bentang panjang.
Struktur beton prategang mempunyai
kelebihan dibandingkan struktur yang lain.
Kelemahan yang dimiliki struktur juga perlu
diperhatikan.
KELEBIHAN-KELEBIHANSangat cocok untuk konstruksi bentang panjangsehingga dapat dilakukan penghematan (lebihekonomis)
Lendutan yang terjadi lebih kecil dibandingkonstruksi yang lain. Misalnya beton bertulang
Beton prategang mampu menahan beban yangtinggi sebelum retak karena beton mengalamitekan terlebih dahulu.
Pemakain beton dan baja berkekuatan tinggi padabatang prategang menghasilkan batang-batangyang lebih ringan dan lebih langsing
suatu batang lentur prategang menjadi lebih kakupada beban kerja daripada suatu beton bertulangdengan tebal yang sama
KELEMAHAN-KELEMAHAN
Perlunya pemakaian baja dan beton berkekuatan
tinggi
Adanya kehilangan prategang yang sangat tinggi
misalnya kehilangan akibat susut pada beton,
rangkak, perpendekan elastis beton relaksasi baja.
Membutuhkan keahlian khusus dalam merancang
dan mendisain beton prategang
disebabkan:
Tidaklah mudah untuk menentukan konfigurasi/
posisi misalnya dalam menentukan tata letak
tendon agar mendapatkan kemampuan struktur
yang optimum.
Selalu dilakukan inovasi terus menerus seiring
dengan perkembangan teknologi khususnya dalam
bidang beton prategang
PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana melakukan permodelan
struktur gedung tersebut?
Bagaimana merencanakan struktur utama
balok pratekan untuk lantai atap
Bagaimana perhitungan struktur sekunder
meliputi perhitungan pelat lantai, pelat
atap, tangga, balok anak, dan balok
penggantung lift
Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah :
Bagaimana permodelan pembebanan setelahadanya modifikasi perancangan dan analisanyamenurut SRPMM?
Bagaimana menganalisa model struktur utama?
Bagaimana menghitung pendetailan strukturutama meliputi : balok induk, kolom, danhubungan balok kolom dengan SRPMM, sertabalok pratekan pracetak dengan metode pascatarik?
Bagaimana perhitungan akibat beban-beban gempa yangterjadi?
TUJUAN
Dapat memodelkan struktur bangunan
gedung tersebut.
Dapat merencanakan struktur utama beton
pratekan yang sesuai pada lantai 9 dan 10.
Dapat merencanakan struktur sekunder
meliputi perhitungan pelat lantai, pelat
atap, tangga, balok anak, dan balok
penggantung lift.
Tujuan dari penyusunan tugas akhir ini secara umum adalah untukmengaplikasikan ilmu beton prategang yang telah didapat darisebelumnya serta mengatasi permasalahan-permasalahan yang akantimbul dalam perhitungan yang sebenarnya. Sedangkan adapunmaksud dan tujuan khususnya yaitu :
Dapat memodelkan permodelan pembebanansetelah adanya modifikasi perancangan dananalisanya menurut SRPMM.
Dapat menganalisa model struktur utama.
Dapat menghitung pendetailan struktur utamameliputi : balok induk, kolom, dan hubunganbalok kolom dengan SRPMM, serta balokpratekan pracetak dengan metode pasca tarik.
Dapat menghitung dan menganalisa akibatbeban-beban gempa yang terjadi.
BATASAN MASALAH
Nama Gedung : Rumah Sakit Royal
Surabaya
Fungsi : Rumah Sakit
Jumlah Lantai : 10 lantai
Struktur Utama :Struktur beton
bertulang sebagian dimodifikasi dengan
menggunakan beton prategang
Dalam penyusunan tugas akhir ini perencanaan inididasarkan pada :
Modifikasi jumlah lantai dari 3 lantaimenjadi 10 lantai.
Pada perhitungan ini tidak membahastentang struktur pondasi.
Atap direncanakan menggunakan pelatbeton
Untuk Perhitungan gempa menggunakanSistem Rangka Pemikul Momen Menengah(SRPMM).
Perancangan tidak meninjau aspek RAB.
MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pengerjaan Tugas Akhir ini adalah :
Dapat merencanakan struktur beton prategang yang sesuai berdasarkan analisa yang dilakukan.
Memahami korelasi antara pelaksanaan di lapangan dengan perhitungan yang dilakukan.
Sebagai bahan alternatif untuk pemilihan beton prategang khususnya untuk gedung yang memiliki bentang panjang.
Dapat digunakan sebagai acuan dalam perhitungan beton prategang kedepannya.
TINJAUAN PUSTAKA
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.
SNI 03-2847-2002 Perhitungan Struktur
Beton untuk Gedung.
RSNI 03-1726-2010 Perencanaan Struktur
Gedung Tahan Gempa.
PPIUG 1987. RSNI 03-1727-2002 mengenai pembebanan dan faktor reduksi.
ACI 2008 (Khusus untuk penditailan beton
prategang)
TINJAUAN PUSTAKA
Peraturan yang digunakan
Struktur beton bertulang yang berada di wilayahgempa 3 dan 4 harus memenuhi persyaratanpendetailan menengah dimana struktur akanmemiliki perilaku cukup elastis untuk menyerapbeban gempa dengan resiko gempa menengah(SRPMM).
Ketentuan ini hanya berlaku untuk SRPM(Sistem Rangka Pemikul Momen) dan sistem pelatdua arah tanpa balok, tidak termasuk dindingstruktural yang dalam hal ini dipandang cukupmemiliki daktilitas pada tingkat drift yang terjadidi daerah resiko gempa menengah. (RachmatPurwono, 2005)
Perancangan struktur
Operasi beton pratekan dibagi menjadi dua menurut jenis pemberian gaya prategang (E.G Nawy, 2001) yaitu:
1 Beton Prategang metode Pratarik
Beton pratekan metode pratarik adalah beton prategang yang dihasilakan dengan memberi tegangan awal pada tendon baja sebelum proses pengecoran beton.
2. Beton Prategang metode Pasca Tarik
Merupakan beton pratekan yang dihasilkan dengan memberi tegangan pada tendon baja setelah proses pengecoran beton (dimana beton telah mengeras mencapai sebagaian kekuatannya).Dalam tugas akhir ini digunakan metode pasca tarik mengingat dalam kemudahan pelaksanaan serta dalam menganalisa.
METODE PRATEGANG
METODOLOGI
Diagram Alir Perencanaan
Selesai
Mulai
Pengumpulan DataShop Drawing Gedung
Studi Literatur
Preliminary DesignStruktur Sekunder, yang meliputi pelat , rencana tangga dan balok
lift
PembebananBerdasarkan PPIUG 1987, RSNI 03-1726-2010
OK
NOT OK
Perhitungan Struktur PrimerBalok Anak Balok IndukKolomHubungan Balok kolom
Analisa StrukturAnalisa struktur menggunakan program ETABS 9.7.1
Penggambaran Hasil Perencanaan kedalam Gambar Teknik
Kontrol Desain
Perhitungan balok prategang
Diagram Alir Perencanaan
Not Ok• Kontrol tegangan• Kekuatan batas balok
prategang• Kontrol lendutan• Kontrol momen retak
Perhitungan balok prategang
Pemilihan jenis prategang
Gaya pratekan awal
Tata letak kabel
Kehilangan prategang
Daerah pengangkuran
Output gambar
Ok
Perhitungan geser
Data Umum Bangunan Nama gedung : Gedung Rumah Sakit Royal Surabaya
Lokasi : Jl Rungkut Industri 1
Fungsi : Rumah Sakit
Jumlah lantai : 10 lantai + 1 lantai atap
Tinggi bangunan : 49,5 m (termasuk atap)
Ketinggian tiap lantai : 4,5m
Struktur utama : Struktur beton bertulang
Shop Drawing Gedung
1. Pengumpulan Data
DENAH EXISTING
BA
CD
1 2 3 4 5 6
DENAH MODIFIKASI
DENAH LANTAI 1 dan 10
DENAH LANTAI ATAP
TAMPAK DEPAN
1) Badan Standardisasi Nasional.2002. SNI 03-1726-2002 Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Bangunan Gedung. Bandung
2) Badan Standardisasi Nasional.2002. SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton untuk Bangunan Gedung . Bandung
3) DepartemenPekerjaan Umum.1983. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung
1983. Bandung: Yayasan Penyelidikan Masalah Bangunan Gedung.
4) Purwono, Rachmat. 2003. Perencanaan Struktur BetonBertulang Tahan Gempa Ed.2,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
5) Lin,T.Y., dan Burns, Ned H.1993. Desain Struktur Beton Prategang Ed. 2 Jil. 1.
Diterjemahkan oleh : Daniel Indrawan M.C.E. Jakarta : Erlangga.
6) Nawy, Edward G.2001. Beton Prategang : Suatu Pendekatan Mendasar Ed. 3 Jil. 1.
Diterjemahkan oleh: Bambang Suryoatmono. Jakarta : Erlangga.
DAFTAR PUSTAKA
PRELIMINARY DESAIN
Dimensi:
Balok Induk : 30/40 cm
Balok Pratekan : 60/90 cm
Kolom : 80/80 cm
STRUKTUR SEKUNDER
Pelat
Pelat atap:
Tulangan lentur
Arah x = Ф 8-200
Arah y = Ф 8-200
Tulangan susut = Ф8-200
Pelat lantai 1-9:
Tulangan lentur
Arah x = Ф 10-200
Arah y = Ф 10-250
Tulangan susut = Ф10-200
Tangga
Tulangan lentur pelat tangga = Ф16-200
Tulangan lentur pelat bordes = Ф16-250
Tulangan lentur balok bordes = 4Ф16
Tulangan geser balok bordes = Ф8-150
Pelat lantai 10:
Tulangan lenturArah x = Ф 10-250Arah y = Ф 10-250Tulangan susut = Ф10-
200
STRUKTUR SEKUNDER
Lift
Balok Penumpu Depan:
Tulangan Tumpuan = 4D16
Tulangan Lapangan = 4D16
Tulangan Geser = Ф10-200
Balok Penumpu Belakang:
Tulangan Tumpuan = 4D16
Tulangan Lapangan = 4D16
Tulangan Geser = Ф10-200
PEMBEBANAN GEMPA
Pembebanan Gempa mengacu pada
peraturan Gempa terbaru yakni RSNI
03-1726-2010. berdasarkan peraturan
tsb, diperoleh perencanaan gempa untuk
tugas Akhir ini adalah:
- Kategori Resiko Gempa III
- Kategori Desain Seismik D, sehingga
dapat didesain menggunakan
SRPMM.
PEMBEBANAN GEMPA
kinerja batas struktur akibat beban gempa
arah sumbu X (Barat – Timur)
hi δxe δx Drift (Δs) Syarat Drift Δsm mm mm mm mm
11 49,5 159,4 478,2 25,2 74,3 OK10 45 151 453 29,7 74,3 OK9 40,5 141,1 423,3 34,5 74,3 OK8 36 129,6 388,8 38,4 74,3 OK7 31,5 116,8 350,4 41,7 74,3 OK6 27 102,9 308,7 46,8 74,3 OK5 22,5 87,3 261,9 53,7 74,3 OK4 18 69,4 208,2 61,2 74,3 OK3 13,5 49 147 64,3333 74,3 OK2 9 27,6 82,8 56,4 74,3 OK1 4,5 8,8 26,4 26,4 74,3 OK
Tingkat Ket
PEMBEBANAN GEMPA
kinerja batas struktur akibat beban gempa
arah sumbu Y (Utara – Selatan)
hi δxe δx Drift (Δs) Syarat Drift Δsm mm mm mm mm
11 49,5 178,6 535,8 39 74,3 OK10 45 165,6 496,8 40,8 74,3 OK9 40,5 152 456 42 74,3 OK8 36 138 414 41,7 74,3 OK7 31,5 124,1 372,3 42 74,3 OK6 27 110,1 330,3 46,2 74,3 OK5 22,5 94,7 284,1 55,5 74,3 OK4 18 76,2 228,6 65,7 74,3 OK3 13,5 54,3 162,9 71,1 74,3 OK2 9 30,6 91,8 62,7 74,3 OK1 4,5 9,7 29,1 29,1 74,3 OK
Tingkat Ket
STRUKTUR PRIMER
Balok Induk Interior
Dimensi Balok :
30/40 cm
Panjang Balok :
600 cm
Mutu Beton (f’c) : 35
Mpa
Mutu Baja (fy) :
400 Mpa
Akibat Tumpuan kiri
Akibat Tumpuan kanan
Lapangan
Mu252208287,1
Nmm252208287,1
Nmm73593508
Nmm
As Pakaiatas
2945,24 mm2 2945,24 mm2 981,75 mm2
Tul Terpasang
6D25 6D25 2D25
As Pakaibawah
1472,62 mm2 1472,62 mm2 1472,62 mm2
Tul Terpasang
3D25 3D25 3D25
ØMn265428236,2
Nmm265428236,2
Nmm155932958,6
Nmm
POTONGAN A-A POTONGAN B-B POTONGAN C-C
STRUKTUR PRIMER
Balok Induk Exterior
Dimensi Balok :
30/40 cm
Panjang Balok :
600 cm
Mutu Beton (f’c) : 35
Mpa
Mutu Baja (fy) :
400 Mpa
Akibat Tumpuan kiri
Akibat Tumpuan kanan
Lapangan
Mu211252106,6
Nmm222985880,8
Nmm52844071,0
Nmm
As Pakaiatas
2454,37 mm2 2945,24 mm2 981,75 mm2
Tul Terpasang
5D25 6D25 2D25
As Pakaibawah
981,75 mm2 1472,62 mm2 1472,62 mm2
Tul Terpasang
2D25 3D25 3D25
ØMn226245535,3
Nmm265428236,2
Nmm155310924,7
Nmm
POTONGAN A-A POTONGAN B-B POTONGAN C-C
STRUKTUR PRIMER
Kolom
Tulangan Lentur 24D25
STRUKTUR PRATEGANG
Balok Prategang :
Dimensi 60/90 cm
Jacking 2X
- Fo : 3800 kN
- F1 : 7000 KN
Tendon VSL 6-37 dengan jumlah Strand 35 buah.
STRUKTUR PRATEGANG
Total kehilangan Gaya Prategang
Tahap kehilangan %
1 Kehilangan Langsung
Perpendekan Elastis -
Slip Angkur 0,5
Wobble Efek 5,5
2 Kehilangan Tidak langsung
Tahap 1 0,65
tahap 2 0,885
Tahap 3 0,34
Tahap 4 4,2
Total kehilangan 12,08
Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan
2. Tanpa Perancah
1. Dengan Perancah
PENGECORAN DILAKUKAN SAMPAI LANTAI 10
PENGECORAN BALOK PRATEKAN DILAKUKAN PADA LANTAI 10
Jacking awal = 3800 kN
Jacking ke dua = 7000 kN
PADA LANTAI 10
`
Pada diatas, formwork dan balok prategang precast disangga oleh tiang-tiang perancah untuk pelaksanaan pengecoran plat lantai. Perancah dan formwork baru dibong-kar setelah pelat beton cukup kuat untuk memikul beban.
METHODE DENGAN PERANCAH : 1. Pada saat transfer gaya prategang : Konstruksi belum berlaku sebagai
komposit Tegangan yang terjadi akibat : a. Berat sendiri balok ( g ).b. Beban Temporary (pasir) c. Gaya prategang awal ( Pi ).
2. Pada saat pengecoran plat sampai curing : Konstruksi belum berlaku segabai komposit Karena disangga perancah praktis balok tidak memikul beban.
3. Pada saat layan : Konstruksi bersifat komposit Tegangan yang terjadi akibat : a. Berat sendiri balok ( g ). b. Berat pelat beton ( gc ). c. Beban mati tambahan seperti finishing ( gfs ) d. Gaya prategang efektif ( PE ). e. Beban hidup ( gL ).
PONDASI
Pondasi yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah pondasi
tiang pancang dengan spesifikasi sebagai berikut:
Pondasi Tiang Pancang PT WIJAYA KARYA BETON
Diameter outside (D) : 400 mm
Thickness : 75 mm
Kelas : A2
Cross section : 1570 mm2
Bending momen crack : 5,5 tm
Bending momen ultimate : 8,25 tm
Allowable axial : 121,1 ton
PONDASI
Digunakan Tiang Pancang Group sebanyak 9 buah
dengan kedalaman 20 meter.
KESIMPULAN & SARAN
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan balok pratekan diperoleh dimensi balok
yang efektif yaitu 60/90 cm dengan bentang 18 m. Sehingga
dapat mengatasi tantangan arsitektural yang luas tanpa
kolom.
Jarak spasi antar tulangan pada balok tidak harus seragam,
bahkan karena alasan kemudahan pelaksanaan maka spasi
tulangan disediakan agak lebar pada salah satu bagiannya
untuk menjamin agregat kasar dapat mengisi balok
sepenuhnya.
Penggunaan balok pratekan pracetak pada gedung menjadi
efektif dan efisien karena dengan sistem pracetak balok akan
menumpu sederhana pada konsol pendek, sehingga tidak
mengalami kehilangan gaya prategang akibat kekangan kolom.
KESIMPULAN & SARAN
SARAN Perlu dilakukan formulasi pada program Microsoft excel untuk
merancang balok pratekan, baik dalam dimensi, gaya jacking,
maupun eksentrisitas gayanya. Hal tersebut perlu dilakukan karena
mengingat banyaknya trial and error yang harus dilakukan untuk
mendapatkan dimensi, gaya dan eksentrisitas yang efektif dan
efisien.
Pada waktu balok pratekan di jacking, harus diperhatikan benar-
benar beban apa saja yang bekerja pada balok tersebut. Apabila gaya
jacking melebihi dari beban yang ada, balok pratekan mungkin bisa
pecah. Untuk itu, perlu adanya kontrol-kontrol tegangan disetiap
kondisi agar gaya jacking memenuhi beban yang ada.
Dalam merancang struktur bangunan sebaiknya perencana benar–
benar memikirkan kemudahan pelaksanaan di lapangan, sehingga
hasil perencanaan dapat dilaksanakan oleh pelaksana lapangan.
KESIMPULAN & SARAN
SARAN
Pengawasan dilapangan juga perlu diperhatikan agar
pelaksanaan dilapangan terlaksana dengan baik. Mengingat
setiap kondisi balok pratekan sangat mempengaruhi kekuatan
balok tersebut
Dalam merancang struktur bangunan sebaiknya perencana
benar–benar memikirkan kemudahan pelaksanaan di lapangan,
sehingga hasil perencanaan dapat dilaksanakan oleh pelaksana
lapangan.
SEKIAN..TERIMA KASIH..