Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

52
Tim Studio Penataan Ruang-MPWK 2012 UNIVERSITAS DIPONEGORO MAGISTER PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA

Transcript of Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Page 1: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Tim Studio Penataan Ruang-MPWK 2012

UNIVERSITAS DIPONEGOROMAGISTER PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA

Page 2: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Pendahuluan

Gambaran umum

Isu Strategis dan Permasalahan

Analisis perencanaan dalam 6 aspek pengembangankawasan (fisik, sosial kependudukan, tata guna lahan, ekonomi, sarana prasarana, kebijakan dankelembagaan)

Konsep Perencanaan

Rencana Tata Ruang Koridor PengembanganKota Magelang – Kota Yogyakarta (2012-2032)

Kesimpulan dan penutup

Outline

Page 3: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Pendahuluan

• Koridor pengembangan Kota Magelang-Yogyakarta: Kawasan strategis dimana terdapat daerah-daerah yang berpotensi salingberinteraksi, yaitu Kota Magelang, Kota Yogyakarta, dan beberapakecamatan di Kab. Magelang dan Kab. Sleman.

• Pengembangan perkotaan: desa-desa pinggiran sepanjang jalur koridor arteri primer memiliki sifat kekotaan.

• Akibat perubahan sebagai dampak dari proses aglomerasi pusat-pusat pertumbuhan yang tidak terencana dengan baik dan permasalahan yang dihadapi oleh desa-urban yang belum siap untuk memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat permasalahan penataan ruang sepanjang koridor.

Page 4: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Tujuan

Mewujudkan pengembangan ekonomi wilayah koridor pengembangan sebagai kawasan strategis perkotaan

dengan memperhatikan aspek pembangunan berkelanjutan dan kearifan lokal penataan ruang

kawasan strategis perkotaan yang berciri identik dengankeunikan lokal daerah, nyaman, aman dan

mensejahterakan masyarakat.

Page 5: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Makro

Mikro

Koridor pengembangan yang terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan meliputi4 Kecamatan di Kabupaten Magelang (Mertoyudan, Mungkid, Muntilan,

Salam), dan 3 Kecamatan di Kabupaten Sleman (Tempel, Sleman dan Mlati).

Kawasan cepat tumbuh pada koridor jalan arteri nasional terbentukhubungan saling interaksi antara Kota Yogyakarta dan Kota Magelang. Kota Magelang memiliki status sebagai PKW seperti yang tercantum di RTRW Provinsi Jawa Tengah.

Gambaran Umum

Page 6: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Gambaran Umum

Kriteria Desa Terpilih

1•Desa atau kelurahan yang dilalui jalur koridor Magelang– Yogyakarta

2

•Desa atau kelurahan yang berdasarkan perhitunganIndeks Marshall termasuk dalam hirarki I dan II dalamskala kecamatan

3•Desa atau kelurahan yang memiliki sektor unggulan

non pertanian

Page 7: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

27 Desa Terpilih :Kecamatan Desa

MertoyudanMertoyudanSumberrejoDanurejo

Mungkid

BlondoSendenAmbartawangMungkidParemonoBojongPabelan

MuntilanTaman AgungSedayuPucungrejo

MuntilanMuntilanGunungpring

Salam

GulonJumoyoSucenKadiluwihSalam

TempelLumbungrejoMargorejo

SlemanCaturharjoTriharjoTridadi

MlatiSendangadiSinduadi

PETA LOKASI 27 DESA TERPILIH DI SEPANJANG KORIDOR KOTA

MAGELANG – KOTA YOGYAKARTA

Page 8: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Terhambatnya percepatan

pertumbuhan wilayah

Kurangnya pengelolaan sumber

daya lokal yang bernilai bagi

pengembangan ekonomi wilayah

Degradasi lingkungan,

bencana alam seperti

banjir, longsor, dsb

Masih rendahnya kapasitas

kelembagaan untuk memajukan

potensi lokal daerah

Kepadatan penduduk di

wilayah sepanjang

koridor yang semakin tinggi

dan persebarannya

yang kurang merata

Tidak optimalnya fungsi kawasan strategis perkotaan yang kurang memperhatikan keseimbangan pertumbuhan

kawasan fungsi budidaya dengan fungsi lindung

Kota cenderung berkembang ke arah kapital dan

tidak memperhatikan pengembangan

kota yang berkelanjutan

Perubahan fungsi lahan

pertanian menjadi

permukiman dan area

komersil

Menurunnya kualitas produk

tata ruang di daerah yang

kurang mengusung

potensi lokal di daerah

Kebutuhanmasyarakat

akaninfrastruktur

perkotaantidak

terpenuhisecara

maksimal

Tidak terpeliharanya fungsi

lindung kawasan (hutan

lindung, kawasan resapan air, DAS,

dll)

Kurangnya prasarana dan sarana infrastruktur perkotaan

Menurunnya kualitas hidup

masyarakat yang tinggal di

sepanjang koridor pengembangan

FISIK, SDA, DAN

LINGKUNGAN

SARANA DAN PRASARANA

TATA GUNA LAHAN

EKONOMI

KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN

SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN

Permasalahan

Utama

Pen

yeba

bA

kiba

t

Page 9: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Isu Strategis

Potensi kawasan yang didominasi fungsi lindung karena berada pada kaki GunungMerapi, Gunung Merbabu, dan Gunung Sumbing serta banyak dilalui DAS

Adanya ancaman bencana Gunung Merapi yang sekaligus menimbulkan potensiwisata bencana

Terdapatnya situs-situs cagar budaya yang tersebar di seluruh koridorperencanaan

Adanya potensi kemacetan di beberapa titik di sepanjang koridor perencanaanterutama pada persimpangan menuju kawasan Borobudur

Adanya kebutuhan yang tinggi akan infrastruktur perkotaan yang memadai

Tekanan pertumbuhan menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan sawah menjadipermukiman dan fungsi komersil

Belum optimalnya potensi pariwisata (alam dan budaya) di sepanjang koridor

Belum optimalnya pengembangan sektor pertanian dan pengolahan hasilpertanian sebagai sektor unggulan

Page 10: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

ANALISIS PERENCANAAN KORIDOR KOTA MAGELANG –KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN 6 ASPEK PENGEMBANGAN

Page 11: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Analisis Fisik, SDA

dan Lingkungan

• Aspek kesesuaianlahan :

– Topografi

– Litologi

– Klimatologi

• Aspek Alam danLingkungan :

– Daerah Aliran Sungai

– Daerah Rawan Bencana

Page 12: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Analisis Fisik, SDA dan Lingkungan

Page 13: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Topografi Litologi Klimatologi

Total Fungsi KawasanKemiringan Skor

Jenis

TanahSkor Intensitas Skor

0-8 %

20 Alluvial 15 Sedang 30 65Kawasan

Budidaya

20 Latosol 30 Sedang 30 80Kawasan

Budidaya

20 Regosol 75 Sedang 30 125Kawasan

Penyangga

20 Regosol 75 Tinggi 40 135Kawasan

Penyangga

8-15 %

40 Alluvial 15 Sedang 30 85Kawasan

Budidaya

40 Latosol 30 Sedang 30 100Kawasan

Budidaya

25-40% 80 Regosol 75 Sedang 30 185 Kawasan Lindung

Tabel Skoring Kesesuaian Lahan di Koridor Pengembangan Magelang – Jogjakarta

Sumber: Analisis Kelompok, 2012

Analisis Fisik, SDA dan Lingkungan

Page 14: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang
Page 15: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Aspek Sosial Kependudukan

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

Mer

toyu

dan

Sum

ber

rejo

Dan

ure

joB

lon

do

Sen

den

Am

bar

taw

ang

Mu

ngk

idP

arem

on

oB

ojo

ng

Pab

elan

Tam

an A

gun

gSe

day

uP

ucu

ngr

ejo

Mu

nti

lan

Gu

nu

ngp

rin

gG

ulo

nJu

mo

yoSu

cen

K

adilu

wih

Sa

lam

Lum

bu

ngr

ejo

Mar

gore

joC

atu

rhar

joTr

ihar

joTr

idad

iSe

nd

anga

di

Sin

du

adi

Jumlah Penduduk di Wilayah Studi Tahun 2010

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000M

erto

yud

an

Sum

ber

rejo

Dan

ure

jo

Blo

nd

o

Sen

den

Am

bar

taw

ang

Mu

ngk

id

Par

emo

no

Bo

jon

g

Pab

elan

Tam

an A

gun

g

Sed

ayu

Pu

cun

grej

o

Mu

nti

lan

Gu

nu

ngp

rin

g

Gu

lon

Jum

oyo

Suce

n

Kad

iluw

ih

Sala

m

Lum

bu

ngr

ejo

Mar

gore

jo

Cat

urh

arjo

Trih

arjo

Trid

adi

Sen

dan

gad

i

Sin

du

adi

Proyeksi Jumlah Penduduk di Wilayah Studi Tahun 2032

Jumlah Penduduk Eksisting Tahun 2010

Jumlah Penduduk Proyeksi untuk

Tahun 2032

Jumlah Total 250.216 jiwa

Jumlah Total 293.005 jiwa

Page 16: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Persebaran Kepadatan Penduduk Eksisting Tahun 2010

Page 17: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Persebaran Kepadatan Penduduk Proyeksi Tahun 2032

Page 18: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Aspek Tata Guna Lahan

PEMUKIMAN33%

SAWAH56%

KEBUN/TEGALAN10%

VEGETASI0%

PERAIRAN1%

Diagram Presentase Penggunaan Lahan (2000)

PEMUKIMAN38%

SAWAH52%

KEBUN/TEGALAN9%

VEGETASI0%

PERAIRAN1%

Diagram Presentase Penggunaan Lahan (2010)

• Secara umum penggunaan lahan di 27 desa di sepanjang koridor masihdidominasi fungsi persawahan

• Luas lahan sawah berkurang sebanyak 397,82 Ha dalam 10 tahun terakhir• Secara keseluruhan semua fungsi mengalami penurunan luasan kecuali

fungsi permukiman yang meningkat seluas 488 Ha atau sebesar 5%

Perubahan presentase penggunaan lahan pada desa-desa terpilihsepanjang koridor (2000-2010)

Page 19: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Luas perubahan lahan pada masing-masing desa

Kategorisasi desa berdasarkan intesitas konversi lahan:

• Itensitas konversi tinggi: Desa Mungkid Kec.Mungkid, Desa Sendangadi dan Sinduadi Kec. Mlati, Desa Caturharjo Kec. Sleman, Desa Danurejo Kec. Mertoyudan, serta Desa Margorejo kec. Sleman.

• Itensitas Konversi Sedang: Desa Mertoyudan Kec. Mertoyudan, Desa Tridadi dan Triharjo Kec. Sleman, Desa Pabelan Kec. Mungkid, Desa Tamanagung Kec. Muntilan, Desa Sumberejo Kec. Mertoyudan, Desa Lumbungrejo Kec. Tempel.

• Itensitas Konversi Kecil/rendah: desa Blondo, Ambartawang, Bojong, dan Paremono Kec. Mungkid; Desa Sedayu, Pucungrejo, Muntilan, Gunungpring Kec. Muntilan; DesaGulon, Jumoyo, Salam Kec. Salam

• Tidak terjadi Konversi ke area terbangun: Desa Senden Kec. Mungkid; Desa Kadiluwih Kec. Salam.

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

Page 20: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Analisis kebutuhan luasan kawasan permukiman

Kategorisasi desa berdasarkan tingkatkebutuhan kawasan permukiman:1. Kebutuhan Permukiman Tinggi:

Desa Mertoyudan Kec. Mertoyudan; DesaMungkid Kecamatan Mungkid; Desa Taman Agung, Desa Sedayu, Desa Pucungrejo, DesaMuntilan, Desa Gunungpring Kec. Muntilan; Desa Margorejo Ke. Tempel; DesaSendangadi, Desa Sinduadi Kecamatan Mlati.

2. Kebutuhan Permukiman Sedang: Desa Sumberejo, Desa Danurejo Kec. Mertoyudan; Desa Blondo, DesaBojong, Desa Pabelan Kec. Mungkid; DesaJumoyo Kec. Salam; Desa Triharjo, DesaTridadi Kec. Sleman.

3. Kebutuhan Permukiman Rendah: Desa Senden, Desa Ambartawang, DesaParemono Kec. Mungkid; Desa Gulon, DesaSucen, Desa Kadiluwih, Desa Salam Kec. Salam; Desa Lumbungrejo Kec. Tempel; DesaCaturharjo Kec. Sleman.

Page 21: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Aspek Ekonomi

Prosentase PDRB Sektor Ekonomi di Koridor Magelang - Yogyakarta

12.8% 0.9%

23.8%

0.7%

8.0%16.6%

7.0%

5.7%

24.5%

PERTANIAN

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIANINDUSTRI PENGOLAHAN

LISTRIK, GAS DAN AIR MINUM

BANGUNAN/KONSTRUKSI

PERDAGANGAN, RESTORAN DAN HOTELPENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASIKEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAANJASA-JASA

Page 22: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Potensi dan Arahan Sektor Ekonomi di Koridor

Magelang - Yogyakarta

• Sektor unggulan yang didapatkan dari hasil analisis ekonomi koridor wilayah studi adalah sektor fisik dan jasa,

• Dalam kebijakan perlu dipertimbangkan keterpaduan antar setiapsektor, termasuk sektor yang tidak diunggulkan, sehingga kedepannya sektor yang tertinggal dapat secara perlahan meningkat namun hanya untuk mendukung sektor unggulan utama untuk lebih berkembang.

• Sebagai pertimbangan kebijakan keberlanjutan ekonomi koridor Magelang-Yogyakarta sektor pertanian diarahkan pada desa-desa di Kecamatan Mungkid, Muntilan, Salam dan Tempel, sedangkan sektor non pertanian diarahkan pada desa-desa Kecamatan Mertoyudan, Sleman dan Mlati.

Page 23: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Aspek Sarana dan Prasarana

ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA

A. Jalan• Jaringan jalan arteri primer (Jalan Nasional Semarang-Yogyakarta) mulai dari penggal perbatasan

Kota Magelang-Kabupaten Magelang hingga perbatasan Kota Yogyakarta-Kabupaten Sleman yang menghubungkan PKN Kota Yogyakarta dengan PKW Kota Magelang kondisi fisik baik.

• Kecamatan Mlatilebar jalan mulai menyempit karena tingginya hambatan samping pada ruas Jombor hingga perbatasan Kota Yogyakarta.

• Lalu lintas pada pusat Kota Muntilan terbilang padat tingginya aktivitas tersendatnya lalu lintas pada jam-jam tertentu.

B. TelekomunikasiWilayah Kabupaten Magelang

Kebijakan penyediaan menara didirikan di luar wilayah sub kawasan penyangga Borobudur (SP-2) dan di luar wilayah sub kawasan cagar budaya Borobudur (SP-1), Desa Pabelan termasuk dalam SP-1.

Wilayah Kabupaten Sleman

Kebijakan Lokasi BTS Zona I, meliputi: Desa Sinduadi dan Desa Sendangadi Kecamatan Mlati,

Desa Tridadi dan Desa Caturharjo di Kecamatan Sleman serta

Desa Lumbungrejo di Kecamatan Tempel.

Zona II, meliputi: Desa Margorejo, Kecamatan Tempel.

Page 24: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

C. Listrik

• SUTT melewati: Kecamatan Tempel; Kecamatan Sleman; Kecamatan Mlati.

• Adanya upaya pemanfaatan alam melalui pembangkit listrik sederhada bertenaga mikrohidro dan minihidro (dengan memanfaatkan potensi alam yang ada seperti penggunaan air pada saluran irigasi maupun sungai) serta pembangkit listrik tenaga surya.

Tabel Proyeksi Kebutuhan Listrik di Koridor Pengembangan Tahun 2032

D. Drainase

Wilayah di Kabupaten Magelang

• Pelayanan jaringan drainase baru mencapai Kota Muntilan, sedangkan untuk wilayah lainnya masih menggunakan sistem drainase alami.

• Sistem jaringan drainase didukung dua buah sungai besar yaitu Sungai Pebelan dan Sungai Blongkeng serta sungai-sungai kecil

Wilayah di Kabupaten Sleman

• Pembangunan sistem drainase cenderung pada sistem pembuangan air hujan ke sungai terdekat. Namun, di beberapa kawasan terbangun sudah dilayani oleh saluran drainase.

TahunJumlah

PendudukTotal (watt)

2010 250.216 58.551.480

2032 293.005 68.563.170

Page 25: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

E. Air Bersih

Tabel proteksi kebutuhan air bersih hingga akhir tahun rencana (2032)

F. Persampahan

Ketersediaan prasarana:

• TPA Piyungan (lokasi TPA untuk wilayah Kabupaten Sleman) dan TPA Pasuruhan

dan Kelegen (wilayah Kabupaten Magelang)

• Jumlah proyeksi sampah pada tahun 2032 9.522.663,88 liter/hari

BerdasarSNI 3242-2008

Mertoyudan-Mungkid-Muntilan-SalamTempel-Sleman-Mlati

Jumlah Penduduk(jiwa)

Jumlah kebutuhanair bersih (lt/org/hr)

Jumlah Penduduk(jiwa)

Jumlah kebutuhan air bersih (lt/org/hr)

165.385 21.830.820,00 127.622 14.293.440,00

No Lingkup Prasarana StatusKebutuhan unit tahun

2032

Kebutuhan TPS

1. RW (2500 jiwa) TPS tipe I 118 (atau sejumlah RW)

2. Kelurahan (30.000 jiwa) TPS tipe II 10

3. Kecamatan(120.000) jiwa TPS tipe III 3

4. Kota (> 480.000 jiwa) TPA -

Peralatan Pendukung

1. 640 jiwa Gerobak sampah 458

2. 3.200 jiwa Container 6 m3 92

3. 5.330 jiwa Container 10 m3 55

Page 26: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

G. Jaringan Irigasi• Sumber mata air yang memiliki debit paling tinggi ialah sumber Gending yang

terletak di Kecamatan Mertoyudan. Debit airnya mencapai 1000 l/dt.

• Sumber-sumber mata air lain yang dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi tersebar di Kecamatan Mertoyudan dan Sleman.

Daftar Mata air di Koridor Pengembangan

No. Nama Mata

Air

Lokasi Debit

(l/dt)

Sifat

Dusun Desa

1. Bugel - Mertoyudan 25 -

2. Gending - Mertoyudan 1000 -

3. Jogonegoro - Mertoyudan 150 -

4. Pusung Blunyah Trimulyo 14 Permanen

7. Sempor Dukuh Tridadi 8 Permanen

8. Sidandang Lor Rejosari Tridadi 15 Sementara

waktu

10 Mangunan Mangunan Caturharjo 16 Sementara

Waktu

11. Tuk

Sanggrahan

Sanggrahan Caturharjo 10 Permanen

Page 27: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

A. Pendidikan

Eksisting Sarana perguruan tertinggi berada di Kecamatan Mertoyudan, Kecamatan Sleman, dan Kecamatan Mlati. Diperkirakan untuk UGM di Kecamatan Mlati memiliki skala wilayah nasional.

Analisis Hasil proyeksi tahun 2032 untuk menuju jumlah sarana pendidikan ideal akan diperlukan penambahanunit sebanyak 111 TK/sederajat, 47 SD/sederajat, 21 SMP/sederajat, serta 26 SMA/sederajat yang tersebar di seluruh Kawasan Strategis Koridor Pengembangan Magelang-Yogyakarta.

B Kesehatan

Eksisting Sarana Kesehatan yang ada meliputi: 18 unit posyandu, 81 balai pengobatan lingkungan, 47 BKIA, 10 poliklinik, 5 puskesmas pembantu, 50 apotek/toko obat, 6 puskesmas pembantu, dan 3 unit RS.

Analisis Hasil analisis proyeksi kebutuhan sarana kesehatan ideal untuk masyarakat di Koridor Pengembangan pada tahun 2032 diperlukan penambahan 18 unit posyandu, 81 unit balai pengobatan dengan skala pelayanan lingkungan seperti poskesdes dan polindes, dan 5 Puskesmas Pembantu.

C. Perekonomian

Eksisting • Perdagangan dengan skala lokal terdistribusi dengan pola linier di sepanjang jalan desa.

• Kondisi lokasi menyatu dengan permukiman dengan memanfaatkan secara ganda tempat tinggal.

Analisis Diperlukan perluasan dan penambahan fasilitas pendukung agar dapat menampung pertambahanpedagang dan mendukung pemasaran produk setempat serta perbaikan dan peningkatan kondisi saranaperdagangan yang sudah ada.

Analisis Kebutuhan Prasarana

Page 28: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Aspek Kebijakan (Telaah RTRW dan RDTR)

Sisi Kabupaten Magelang:

Perkotaan Mertoyudan, Mungkid, dan Muntilan berkedudukansebagai PKL dalam RTRW kabupaten Magelang

Kecamatan Mertoyudan merupakan wilayah aglomerasi dari Kota Magelang

Kecamatan Mungkid merupakan pusat administrasi pemerintahanKabupaten Magelang juga berperan sebagai kawasan agropolitandan pariwisata

Kecamatan Muntilan pusat aktivitas perdagangan dan jasa disepanjang koridor, juga merupakan pusat aktivitas pelayananpendidikan dan kesehatan

Kecamatan Salam ditetapkan sebagai sentra pengembanganagribisnis terpadu dalam RTRW Kabupaten Magelang

Page 29: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Aspek Kebijakan (Telaah RTRW dan RDTR)

Sisi Kabupaten Sleman:

Ciri perkotaan di kec. Sleman terutama terjadi di tepi jalan Yogya-Tempel dan seluruh wilayah desa Tridadi dan Triharjo

Kecamatan Tempel merupakan wilayah penyangga (buffer zone) danberfungsi sebagai pendukung dan batas perkembangan Kota Yogyakarta

Kecamatan Sleman dalam sistem perkotaan kabupatenberkedudukan sebagai PKW dan merupakan pusat pemerintahanKabupaten yang secara khusus terletak di Desa Tridadi

Kecamatan Mlati merupakan daerah aglomerasi perkotaanYogyakarta dan termasuk dalam Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) berdasarkan RTRW Kab. Sleman dengan Desa Tlogodadi dan Tirtoadisebagai kota satelit

Page 30: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Konsep Perencanaan

“Mewujudkan Kawasan Strategis Perkotaan Koridor Pengembangan Magelang-Yogyakarta melalui Optimalisasi Kawasan Berbasis Keseimbangan antara

Pertumbuhan Fungsi Budidaya dengan Fungsi Lindung yang Mengusung PotensiKearifan Lokal”.

Interpretasi konsep:

• Perencanaan yang seimbang antara fungsi lindung dan fungsi budidaya denganmengedepankan konsep pambangunan berkelanjutan (sustainable development)

• Compact city sebagai upaya mengintensifkan kegiatan untuk memanipulasi ukuranperkotaan, bentuk dan struktur serta sistem permukiman berbasis lingkungan, sosial dan manfaat general yang diperoleh dari konsentrasi fungsi perkotaan

• Optimalisasi fungsi pusat perkotaan dan sub-sub pusat kegiatan sehingga strukturinternal kota akan bersifat sektoral dan berinteraksi dalam bentuk linear

• Pengembangan potensi lokal khususnya sektor pertanian dan pariwisata

Page 31: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

RENCANA TATA RUANG KORIDOR PENGEMBANGAN KOTA MAGELANG-KOTA YOGYAKARTA (2012-2032)

Page 32: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Tujuan Penataan Ruang

Mewujudkan pemanfaatan ruang pada koridor kawasan perkotaaan Magelang-Yogyakarta sebagai pusat pertumbuhan wilayah dan penggerak ekonomi nasional berbasis pertanian dan pariwisata yang

mengusung keunikan lokal di Jawa Tengah bagian Selatan dengan menjaga keharmonisan antara kawasan lindung dan budidaya serta sinergitas antara pembangunan desa-kota.

Kebijakan Penataan Ruang• Pengembangan dan pemantapan fungsi Kawasan Strategis Perkotaan bidang perekonomian cepat tumbuh

koridor pengembangan Magelang-Yogyakarta sebagai pusat perekonomian nasional yang produktif dan efisien serta mampu bersaing secara internasional;

• Peningkatan akses pelayanan dan sistem jaringan pada pusat-pusat kegiatan kawasan strategis perkotaan sebagai pembentuk struktur ruang perkotaan dan penggerak utama pengembangan wilayah;

• Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air, serta prasarana perkotaan kawasan strategis perkotaan yang merata dan terpadu, dalam skala regional dan nasional;

• Peningkatan keharmonisan dan keterpaduan antarkegiatan lindung dan budi daya serta keseimbangan antara perkotaan dan perdesaan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan;

• Peningkatan fungsi, kuantitas, dan kualitas RTH dan kawasan lindung lainnya di kawasan strategis perkotaan;

• Peningkatan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi pembangunan kawasan strategis perkotaan melalui kerja sama antardaerah, kemitraan pemangku

• kepentingan, dan penguatan peran masyarakat;

• Pengembangan kawasan strategis perkotaan sebagai pusat pertumbuhan dan sentra pengolahan hasil produksi bagi pembangunan kawasan perkotaan inti dan kawasan perkotaan di sekitarnya;

• Pengoptimalan kegiatan pemantauan dan pelaporan secara berkala dalam rangka pengawasan penataan ruang di koridor pengembangan Magelang-Yogyakarta.

Page 33: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Rencana Struktur Ruang

Page 34: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang
Page 35: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang
Page 36: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Kawasan Lindung: Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan

fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan (UU 26/2007)

Di dalam kawasan ini tidak diperkenankan adanya kegiatan budidaya yang dapat mengurangi atau merusak fungsi lindungnya, kecuali digunakan untuk meningkatkan fungsi lindungnya.

Kawasan Budidaya: Kawasan Budidaya adalah kawasan yang memiliki kondisi

fisik dan potensi sumber daya alam yang dapatdimanfaatkan bagi kepentingan produksi dalam rangkamemenuhi kebutuhan manusia (UU 26/2007)

Rencana Pola Ruang

Page 37: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang
Page 38: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Kawasan lindung

1.Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya (L1):

Kawasan resapan air berada di sebagian Kecamatan Tempel, Kecamatan Sleman, danKecamatan Mlati.

2. Kawasan Perlindungan Setempat (L2)

a. Kawasan Sekitar Mata Air:

Pada desa-desa terpilih di sepanjang koridor terdapat 14 mata air yang berfungsisebagai peneyedia air bersih dan air untuk minum (pemasok PDAM).

b. Kawasan Sekitar Danau/Waduk

Kawasan sekitar embung terdapat di Desa Tridadi Kecamatan Sleman

c. Kawasan Sempadan Sungai:

Terdapat 2 (dua) DAS yang melewati kawasan Koridor Magelang-Yogyakarta yaituDAS Progo dan DAS Opak

Page 39: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Kawasan Lindung (2)

3. Ruang Terbuka Hijau (L3):

• Arahan penyediaan RTH mengikuti aturan Permen PU no.5/PRT/M/2008 tentangpedoman penyediaan danpemanfataan RTH perkotan

• Dalam setiap 2.500 jiwa unit lingkungan, luas minimal RTH yang harus disediakanadalah sebesar 1.250 m2

• RTH terdiri dari:

RTH sabuk hijau, jalur jalan, pekarangan, tamanlingkungan, area olah raga

No Kecamatan DesaLuas

Wilayah

Jumlah penduduk (estimasi

2032)

Luas RTH yang harus disediakan

(Ha)

Presentase dari luas wilayah %

1

Mertoyudan

Mertoyudan 390.98 15,324 1.53 0.39

2 Sumberrejo 347.92 10,278 1.03 0.30

3 Danurejo 312.13 8,896 0.89 0.29

4

Mungkid

Blondo 236.50 6,312 0.63 0.27

5 Senden 224.50 3,848 0.38 0.17

6 Ambartawang 214.90 4,148 0.41 0.19

7 Mungkid 174.50 6,584 0.66 0.38

8 Paremono 467.02 7,720 0.77 0.17

9 Bojong 249.30 5,882 0.59 0.24

10 Pabelan 382.60 9,991 1.00 0.26

11

Muntilan

Taman Agung 303.20 11,880 1.19 0.39

12 Sedayu 201.34 9,752 0.98 0.48

13 Pucungrejo 145.60 9,537 0.95 0.66

14Muntilan

Muntilan 200.06 7,157 0.72 0.36

15 Gunungpring 220.10 13,108 1.31 0.60

16

Salam

Gulon 483.29 9,325 0.93 0.19

17 Jumoyo 380.08 9,202 0.92 0.24

18 Sucen 323.06 5,796 0.58 0.18

19 Kadiluwih 216.13 3,079 0.31 0.14

20 Salam 369.69 7,568 0.76 0.20

21Tempel

Lumbungrejo 539.00 8,264 0.83 0.15

22 Margorejo 333.00 11,584 1.16 0.35

23

Sleman

Caturharjo 744.00 16,398 1.64 0.22

24 Triharjo 578.00 17,955 1.80 0.31

25 Tridadi 504.00 16,417 1.64 0.33

26Mlati

Sendangadi 536.00 18,877 1.89 0.35

27 Sinduadi 737.40 38,126 3.81 0.52

TOTAL 9,814.29 293,005.04 29.30

Page 40: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Kawasan lindung (3)

4. Kawasan Cagar Budaya (L4):

• Kriteria kawasan cagar budaya adalah tempat sertaruang disekitar bangunan bernilai budaya tinggi, situs purbakala dan kawasan dengan bentukangeologi tertentu yang mempunyai manfaat tinggiuntuk pengembangan ilmu pengetahuan.

• Di sepanjang Koridor Magelang-Yogyakarta telahdiidentifikasi bahwa banyak peninggalan bersejarahberupa candi-candi dan makam para pendahulu

• Kawasan cagar budaya berada di KecamatanMuntilan dan Salam.

Page 41: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Kawasan Lindung (7)

5. Kawasan rawan bencana alam (L5):

a. Kawasan rawan bencana erupsi dan banjir lahar dingin gunung api

• Tempat penampungan pengungsi sementara di sepanjang Koridor Magelang-Yogyakarta antara lain tersebar di 5 (lima) kecamatan meliputi:

Kecamatan Mungkid di Desa Mungkid, Desa Bojong, dan Desa Pabelan

Kecamatan Muntilan di Desa Gunung Pring, Desa Tamanagung, Desa Pucungrejo, danDesa Muntilan

Kecamatan Salam di Desa Salam, Desa Gulon, dan Desa Jumoyo

Kecamatan Tempel di Lumbungharjo, dan

Kecamatan Mlati di Desa Sinduadi

b. Kawasan rawan bencana alam gempa bumi:

Berada di 4 (empat) kecamatan di Kabupaten Magelang dan sebagian desa di Kecamatan Slemandan Mlati.

c. Kawasan rawan bencana alam gerakan tanah:

• Gerakan tanah yang tinggi yang terletak di desa Ambartawang, sebagian Desa Paremono dansebagian Mungkid di Kecamatan Mungkid, dan Desa Jumoyo dan Kadiluwih di KecamatanSalam

• Gerakan Tanah yang menengah hanya teridentifikasi di Desa Gulon Kecamatan Muntilan

d. Kawasan lindung geologi:

• Berupa kawasan imbuhan air yang ditetapkan untuk melindungi kawasan cekungan air tanah.

• Terletak di cekungan Magelang-Temanggung.

Page 42: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Kawasan Budidaya

1. Kawasan Perdagangan dan Jasa (B1):

• Diarahkan mendukung sektor unggulan pertanian dan pariwisata. Fasilitasperdagangan diprioritaskan sebagai sentra pemasaran hasil pertanian, fasilitasjasa diarahkan dalam bentuk hotel, rumah makan, tour wisata, dll

• Kawasan perdagangan dan jasa yang ada diarahkan tersebar pada sepanjangjalan arteri koridor Kota Magelang – Kota Yogyakarta dengan aglomerasi terbesarterdapat pada ibukota-ibukota kecamatan berikut:

a. Desa Pucungrejo dan Desa Gunungpring di Kecamatan Muntilan sebagaikawasan perkotaan inti

b. Desa Mertoyudan dan Desa Sumberejo di Kecamatan Mertoyudan sebagaiwilayah yang berbatasan langsung dan menerima dampak daripengembangan Kota Magelang

c. Desa Sendangdadi dan Desa Sinduadi di Kecamatan Mlati sebagai wilayahyang berbatasan langsung dan menerima dampak dari pengembangan Kota Yogyakarta

Page 43: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Kawasan Budidaya (2)

2. Kawasan Perkantoran (B2):

a. Kawasan perkantoran pemerintahan Kabupaten Magelang

• Terletak di Desa Mungkid Kecamatan Mungkid.

• Sebagian besar perkantoran pemerintahan tersebut terpusat di JalanLetnan Tukiyat dan sebagian lainnya tersebar di sepanjang jalan Mayor Unus dan Mayor Kusen.

b. Kawasan perkantoran pemerintahan Kabupaten Sleman

• Terletak di Desa Tridadi Kecamatan Sleman.

• Sebagian besar perkantoran tersebut terpusat di sepanjang JalanParasamya dan sebagian lainnya tersebar di sepanjang Jalan Rorojongrang, Jalan Merapi, Jalan Magelang, Jalan Dr. Rajimin, Jalan Candi Gebang, danJalan Candi Boko.

c. Kawasan Perkantoran Swasta

• Kawasan perkantoran menengah diarahkan pada kawasan perdagangandan jasa

• Kawasan perkantoran kecil lokasinya dapat dikawasan permukimandengan memperhatikan akses pelayanan.

Page 44: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Kawasan Budidaya (3)

3. Kawasan Permukiman (B3):

• Secara umum pengembangan permukiman perkotaan diarahkan pada KecamatanMertoyudan, Muntilan dan Mlati

• Permukiman perdesaan diarahkan tersebar di Kecamatan Mungkid, Salam, Tempel, dan Sleman.

• Adapun arahan lebih rinci mengenai kawasan permukiman tersebut adalahsebagai berikut:

a. Permukiman kepadatan tinggi dengan KDB ditetapkan maksimal 80%

b. Permukiman kepadatan sedang dengan KDB ditetapkan maksimal 60%

c. Permukiman kepadatan rendah dengan KDB ditetapkan maksimal 40%

4. Kawasan Hutan Rakyat (B4):

• Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak milikmaupun hak lainnya dengan ketentuan luas minimum 0,25 ha, penutupan tajuktanaman kayu-kayuan dan tanaman lainnya lebih dari 50% (Permenhut Nomor : P.03/Menhut-V/2004)

• Hutan rakyat pada koridor terdapat di Kecamatan Salam dengan luas kurang lebih105 Ha dan Kecamatan Tempel.

Page 45: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Kawasan Budidaya (5)

5. Kawasan Pertanian (B5):

a. Kawasan pertanian lahan basah:

b. Kawasan pertanian lahan kering:

c. Kawasan perikanan darat:

d. Kawasan peternakan

6. Kawasan peruntukkan pertambangan (B6):

Kawasan peruntukkan pertambangan pada koridor terdapat di:

a. Peruntukkan pertambangan batuan pasir di Desa Ngawen Kec. Muntilanserta tersebar di Kecamatan Mungkid, Salam, dan Mlati

b. Pertambangan tanah liat di Desa Gulon Kec. Salam dan Kec. Tempel

c. Pertambangan andesit di Kec. Tempel

No Zona

Pengembangan

Komoditas

pengembangan

kawasan peternakan

Lokasi

1 Ternak besar Kerbau Kec. Salam dan Kec. Tempel

Sapi perah Kec. Tempel

Sapi potong Kec. Tempel dan Kec. Mlati

2 Ternak sedang Kambing Semua kecamatan di Kab. Megelang

Domba Semua kecamatan di Kab. Magelang

dan Kec. Tempel

Kelinci Kec. Tempel

3 Unggas Ayam Kec. Salam dan kec. Mertoyudan

Page 46: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Kawasan budidaya (7)

7. Kawasan pariwisata (B7)

Objek Wisata Kelurahan/Desa

A Wisata Budaya

1 Candi Mendut Mendut

2 Museum H. Widayat

3 Pemandian Blambangan

4 Museum Buku Ayip Rosidi Pabelan

5 Candi Ngawen Mendut

6 Seni Pahat Batu Prumpung

Sidoharjo

Taman Agung

7 Makam Gunung Pring Gunung Pring

8 Makam Ky. Raden Santri dan Mbah

Jogorejo

Gunung Pring

9 Makam Pasteur Van Lith

10 Pesarean Pangeran Singosari

(Gunung Sari)

Gulon

11 Candi Gunung wukir Somokaton

12 Makam Ky R Syahid

13 Pemakaman Cina Nggremeng

14 Candi Borobudur Borobudur

15 Candi Pawon Wanurejo

16 Museum Mini Wayang Nasional Wanurejo

B Wisata Alam

1 Arung Jeram Elo

2 Taman Anggrek Borobudur Mendut

3 Kolam Pembibitan ikan ngrajeg Ngrajeg

4 Taman Aquarium Bojong Bojong

5 Agro wisata Menoreh Kawasan Bukit Menoreh

6 Desa Kriya Wanurejo

7 Makam Ky Mijil Candirejo

8 Desa Wisata Majaksingi-Candirejo Majaksingi-Candirejo

9 Taman Suroloyo Kawasan Bukit Menoreh

10 Goa Gondopuro Wangi Kenalan

11 Mandala Wisata Wanurejo

Jenis Peruntukkan Pariwisata Kelurahan/Desa

A Wisata Budaya

1 Kesenian rakyat dan warisan

budaya (cultural heritage)

Pandowoharjo

2 Kerajinan bambu dan bunga kering Sendaridi

3 Anyaman mendong dan tikar Malangan, Brajan dan

Mlangi.

B Wisata Alam

1 Kebun salak

Arena/ kolam pemancingan

Arena jogging

Gabugan

2 Kebun salak

Hiking, Pemandangan alam

Trumpon

3 Gardu pandang untuk melihat

sarang burung Blekok dan Kuntul

Pelatihan Pertanian, Pemancingan

Jogging

Ketingan

4 Wisata hortikultura. Pundong

5 Pelatihan pertanian, Pemancingan

Jogging

Tanjung

Page 47: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Kawasan budidaya (8)

8. Kawasan Industri (B8):a. Kawasan peruntukan industri mikro, kecil, menengah

tersebar di masing-masing kecamatan di Kab. Megelangdan di Kec. Mlati Kab. Sleman;

b. Kawasan peruntukan industri yang menggunakan bahanbaku dan/atau proses produksinya memerlukan lokasikhusus tersebar di masing-masing kecamatan.

c. Kawasan peruntukan industri besar tidak terdapat padakoridor

9. Kawasan peruntukkan pelayanan umum (B9):Meliputi kawasan kawasan fasilitas kesehatan, peribadatan, serta keamanan dan keselamatan.

Page 48: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Arahan Pemanfaatan Ruang(Program Unggulan)

1. Mengoptimalkan fungsi kota sebagai pusat pemerintahan, pusat pertumbuhan dan pusat pelayanan:

a. Pengoptimalan fungsi Terminal kelas B yang dapat melayani penumpang dalam provinsi

b. Peningkatan pelayanan rumah sakit hingga menjangkau 1 kabupaten (tipe B)

c. Revitalisasi pasar tradisional skala regional dengan peningkatan fasilitas dagang di area pasar dan harga sewa yang terjangkau oleh pedagang asli

d. Perbaikan fasilitas sekolah di pusat perkotaaan pada koridor pengembangan

2. Menjaga keseimbangan pertumbuhan antara lindung dan budidaya:

a. Mengarahkan pengembangan perkotaan pada arah barat dan barat laut

b. Mengendalikan pengembangan di arah selatan, tenggara, serta daerah aliran sungai dan kawasan rawan bencana pada kawasan strategis perkotaan

c. Pengoptimalan fungsi instrumen pengendalian pemanfaatan ruang berupa insentif dan disinsentif

3. Pengembangan kawasan home industri yang tersebar di desa-desa pusat kegiatan sebagai pusat inti perkotaan yang berbasis one village one product (OVOP):

a. Program pelestarian lahan pertanian pangan berkelanjutan dan pemantapan sentra produksi perkebunan pada kawasan penghasil produk unggulan yang berorientasi lokasi maupun berorientasi sektor unggulan

b. Pengoptimalan potensi di hulu sebagai sentra kawasan sentra produksi hingga di hlir berupa kawasan agropolitannya

c. Pengoptimalan kegiatan agropolitan mulai dari pengolahan, pengemasan dan kemudahan jaringan konsumen

d. Peningkatan kemudahan akses dan jaringan pasar untuk menguatkan segmentasi pasar setiap desa-desa penghasil sektor unggulan

4. Pengembangan sektor pariwisata yang bernilai tinggi bagi perekonomian daerah hingga ke tingkat internasional:

a. Perlindungan lahan pariwisata yang berfungsi sebagai kawasan konservasi dan cagar budaya

b. Pengembangan kawasan pariwisata di sepanjang koridor melalui penyediaan alokasi ruang untuk aktivitas pendudukungpariwisata seperti toko suvenir, hotel, rumah makan, dll

c. Meningkatkan kualitas dan jangkauan jaringan prasarana transportasi untuk akses pencapaian ke obyek pariwisata

Page 49: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang
Page 50: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Ketentuan perizinan

Insentif dan Disinsentif

Sanksi Administrasi

Page 51: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

Kesimpulan dan Penutup

• Koridor Pengembangan Kota Magelang – Kota Yogyakarta merupakan kawasan strategis lintas provinsi dan lintas kabupaten, dimana terdapat daerah-daerah berpotensi yang saling berinteraksi dan menjadi daya tarik/magnetik bagi pengembangan wilayah

• Perkembangan kota bagi desa-desa (desa-kota) Koridor Pengembangan Kota Magelang – Kota Yogyakarta terjadi di sepanjang jalur arteri primer

• Analisis 6 aspek pengembangan memperlihatkan kecenderunganpertumbuhan yang tinggi pada beberapa titik potensial sebagai pusatkegiatan dan pelayanan kawasan

• Tingginya tingkat pertumbuhan harus diantisipasi dengan penyediaanfasilitas perkotaan yang memadai

• Perkembangan kawasan ke arah mengkota mendorong pada alih fungsi lahansawah dan fungsi lindung lainnya yang harus diantisipasi dengan kebijakanpengendalian ruang yang ketat

• Sektor pertanian dan pariwisata merupakan dua sektor unggulan yang potensinya harus ditingkatnya melalui rencana struktur, rencana pola, danprogram pemanfaatan ruang yang mendukung.

Page 52: Seminar studio: RTR koridor yogya - magelang

TERIMAKASIH