Seminar Proposal Reza

36
  1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kondisi persaingan yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk melakukan berbagai upaya guna meraih pangsa pasar terbesar dan mendapatkan loyalitas pelanggan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan  perusahaan adalah dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui  persaingan merek, mengingat pada saat ini persaingan tidak hanya terbatas pada atribut fungsional produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi pemakainya. Konsumen akan menawarkan kepercayaan dan loyalitasnya apabila suatu merek mampu menyediakan utilitas  bagi mereka melalui kinerja produk yang konsisten. Saat ini merek bukan sekedar nama atau simbol, melainkan sebagai  pembeda suatu produk dengan produk-produk lainnya. Merek yang kuat akan membuat suatu produk lebih menonjol walaupun berada diantara ribuan produk sejenis yang saling berebut perhatian. Suatu merek tidak dapat dipisahkan dari eksistensi produk, bahkan merek mampu menjadi representasi perusahaan. Pemberian merek (branding) merupakan masalah utama dalam strategi  produk. Ketika sebuah merek sudah berdiri, merek tersebut memiliki potensi yang tidak terbatas untuk membuat bangunan ekuitas (Nicolino, 2004 :78). Diperlukan keahlian untuk menciptakan, memelihara, melindungi, dan meningkatkan merek karena keahlian perusahaan dalam mengelola merek yang baik dan kuat akan

Transcript of Seminar Proposal Reza

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 1/36

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kondisi persaingan yang semakin ketat, perusahaan

dituntut untuk melakukan berbagai upaya guna meraih pangsa pasar terbesar dan

mendapatkan loyalitas pelanggan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan

  perusahaan adalah dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui

 persaingan merek, mengingat pada saat ini persaingan tidak hanya terbatas pada

atribut fungsional produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang mampu

memberikan citra khusus bagi pemakainya. Konsumen akan menawarkan

kepercayaan dan loyalitasnya apabila suatu merek mampu menyediakan utilitas

 bagi mereka melalui kinerja produk yang konsisten.

Saat ini merek bukan sekedar nama atau simbol, melainkan sebagai

  pembeda suatu produk dengan produk-produk lainnya. Merek yang kuat akan

membuat suatu produk lebih menonjol walaupun berada diantara ribuan produk 

sejenis yang saling berebut perhatian. Suatu merek tidak dapat dipisahkan dari

eksistensi produk, bahkan merek mampu menjadi representasi perusahaan.

Pemberian merek  (branding) merupakan masalah utama dalam strategi

 produk. Ketika sebuah merek sudah berdiri, merek tersebut memiliki potensi yang

tidak terbatas untuk membuat bangunan ekuitas (Nicolino, 2004 :78). Diperlukan

keahlian untuk menciptakan, memelihara, melindungi, dan meningkatkan merek 

karena keahlian perusahaan dalam mengelola merek yang baik dan kuat akan

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 2/36

 

2

membawa keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang (Humdiana, 2005

:43). Pengelolaan merek dapat dilakukan dengan cara membentuk brand platform

melalui ekuitas merek yang kuat, sehingga mampu mengembangkan keberadaan

merek dalam persaingan apapun dalam waktu yang lama (Durianto, dkk, 2004 :3).

Kotler (2005 : 86) mendefinisikan ekuitas merek sebagai efek diferensial

 positif yang ditimbulkan oleh pengetahuan nama merek terhadap pelanggan atas

  produk atau jasa tersebut. Ekuitas yang tinggi menjadi idaman setiap merek 

karena berarti bahwa merek-merek tersebut memiliki kedekatan dengan pasar dan

  pelanggan. Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, maka akan semakin kuat

  pula daya tariknya bagi konsumen untuk membeli produk tersebut dan pada

akhirnya akan memberikan keuntungan yang terus meningkat kepada perusahaan

(Durianto, dkk , 2004 : 2).

Membangun citra yang positif di benak konsumen melalui ekuitas merek 

akan menjadi keunggulan yang sulit ditandingi oleh produk-produk pesaing,

apalagi bagi produk-produk consumer goods yang pada dasarnya identik. Produk-

  produk seperti consumer goods menghadapi tekanan yang lebih besar dalam

mendapatkan mind-share dari konsumen, terutama karena mereka selalu

dihadapkan pada konsumen yang terus-menerus mendapatkan berbagai macam

tawaran dari produk lama maupun produk baru.

Masyarakat sekarang ini selalu mengikuti perkembangan teknologi yang

tidak ada habisnya. Hal paling baru sekarang adalah tablet PC  yang banyak 

dipakai oleh kalangan anak-anak,remaja, dan dewasa untuk  browsing, jejaringan

sosial, chatting, game, dan lainnya.

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 3/36

 

3

T ablet PC sudah ada sejak tahun 1950 dan mulai dikenal masyarakat pada

tahun 2000an, tetapi pada saat itu kehadiran T ablet PC  tidak begitu fenomenal.

Pada saat Apple mengeluarkan tablet PC  ipad, antusias masyarakat terhadap

tablet PC  meningkat. Hal ini dapat dilihat dari data perkiraan pasar  T ablet PC 

yang ada pada saat ini:

T abel 1

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

  penelitian tentang ³PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN IPAD DI KOTA PEKANBARU´.

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 4/36

 

4

1.2  Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1.  Bagaimana pengaruh kesadaran merek terhadap keputusan pembelian iPad

di Kota Pekanbaru ?

2.  Bagaimana pengaruh persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian iPad

di Kota Pekanbaru ?

3.  Bagaimana pengaruh asosiasi merek terhadap keputusan pembelian iPad di

Kota Pekanbaru ?

4.  Bagaimana pengaruh loyalitas merek terhadap keputusan pembelian iPad

di Kota Pekanbaru ?

1.3  Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah :

1. 

Untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek terhadap keputusan

 pembelian iPad di Kota Pekanbaru.

2.  Untuk mengetahui pengaruh persepsi kualitas terhadap keputusan

 pembelian iPad di Kota Pekanbaru.

3.  Untuk mengetahui pengaruh asosiasi merek terhadap keputusan pembelian

iPad di Kota Pekanbaru.

4.  Untuk mengetahui pengaruh loyalitas merek terhadap keputusan

 pembelian iPad di Kota Pekanbaru.

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 5/36

 

5

1.4. Manfaat Penelitian

Yang dapat diambil dari penelitian adalah sebagai berikut :

-  Untuk melatih diri dalam menerapkan teori-teori yang telah diperoleh selama

kuliah terhadap persoalan yang dihadapi secara ilmiah.

-  Untuk memberi masukan dan sumbangan bagi pihak manajemen perusahaan

mengenai gaya hidup terhadap keputusan pembelian.

-  Sebagai bahan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai

 bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 6/36

 

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1  Keputusan Pembelian Konsumen

Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan membeli

dan peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk banyak produk, cukup

mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan.

Beberapa peran dalam keputusan membeli:

a.  Pemrakarsa orang yang pertama menyarankan atau mencetuskan gagasan

membeli produk atau jasa tertentu.

 b.  Pemberi pengaruh: orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi

keputusan membeli.

c.  Pengambil keputusan : orang yang akhirnya membuat keputusan membeli

atau sebagian dari itu, apakah akan membeli, apa yang dibeli, bagaimana

membelinya atau di mana membeli.

d.  Pembeli : orang yang benar-benar melakukan pembelian

e.  Pengguna : orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau

 jasa.

Mengetahui peserta utama proses pembelian dan peran yang mereka

mainkan membantu pemasar untuk menyesuaikan program pemasaran

Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin

  banyak pertimbangannya untuk membeli. Adapun jenis-jenis tingkah laku

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 7/36

 

7

membeli konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan

antara merek, yaitu:

a.  Tingkah laku membeli yang komplek 

 b.  Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan.

c.  Tingkah laku membeli yang mencari variasi

d.  Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan.

Penjelasan jenis-jenis tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tingkah laku membeli yang kompleks

Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan

keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang

dirasakan diantara merek. Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran,

  pertama mengembangkan keyakinan mengenai produk, kemudian sikap,

dan selanjutnya membuat pilihan membeli yang dipikirkan masak-masak.

Pemasar dari produk yang banyak melibatkan peserta harus memahami

tingkah laku pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang

amat terlibat. Mereka perlu membantu pembeli belajar mengenai atribut

kelas produk dan kepentingan relatif masing-masing, dan mengenai apa

yang ditawarkan merk tertentu, mungkin dengan menguraikan panjang

lebar keunggulan mereka lewat media cetak.

  b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan

Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan

keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 8/36

 

8

diantara merek. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan

terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang

mahal, jarang dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara

merek.

c. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan

Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi

keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan

 besar. Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan

kebanyakan produk yang mempunyai harga murah dan sering dibeli.

Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan

keyakinan ± sikap ± tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak mencari

informasi secara ekstensif mengenai merek mana yang akan dibeli.

Sebaliknya, mereka secara pasif menerima informasi ketika menonton

televisi atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan

 pengenalan akan merek bukan keyakinan pada merek.

Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek;

mereka memilih merek karena sudah dikenal. Karena keterlibatan mereka

dengan produk tidak tinggi, konsumen mungkin tidak mengevaluasi

 pilihan bahkan setelah membeli.

Jadi, proses membeli melibatkan keyakinan merek yang terbentuk oleh

 pembelajaran pasif, diikuti dengan tingkah laku membeli, yang mungkin

diikuti atau tidak dengan evaluasi. Karena pembeli tidak memberikan

komitmen yang kuat pada suatu merek, pemasar produk yang kurang

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 9/36

 

9

terlibat pada beberapa perbedaan merek seringkali menggunakan harga

dan promosi penjualan untuk merangsang konsumen agar mau mencoba

 produk.

d. Tingkah laku membeli yang mencari variasi

Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam

situasi yang ditandai oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan

merk dianggap berarti. Dalam kategori produk seperti ini, strategi

  pemasaran mungkin berbeda untuk merk yang menjadi pemimpin pasar 

dan untuk merk yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong

  pencarian variasi dengan menawarkan harga rendah, penawaran khusus,

kupon, sampel gratis, dan iklan yang menunjukkan alas an untuk mencoba

sesuatu yang baru.

Pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses yang merupakan

 bauran antara adanya kebutuhan terhadap suatu produk dengan adanya rangsangan

dari luar dengan mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan untuk 

membeli suatu produk.

Menurut Kotler (2002 : 200) ada berbagai peranan yang dimasukkan orang

dalam keputusan pembelian yaitu :

1.   I nitiator (   pemarkarsa) adalah orang yang pertama-tama memberikan saran

atau ide untuk membeli produk atau jasa tertentu.

2.   I nfluencer (  pemberi pengaruh) adalah orang yang pandangan atau nasehatnya

mempengaruhi keputusan.

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 10/36

 

10

3.  Decider ( Pengambilan keputusan) orang yang pandangan atau nasehatnya

mempengaruhi keputusan pembelian : apakah membeli, apa yang dibeli,

 bagaimana membeli, atau dimana membelinya.

4.  Buyers (pembeli) adalah orang yang melakukan pembelian nyata.

5.  U sers (pemakai) adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk 

atau jasa.

Menurut Tjiptono (2000 : 130) keputusan pembelian pada umumnya

konsumen akan membeli merek yang paling disukainya, namun tindakan

  pembelian aktual tidak selalu pasti sama dengan yang direncanakan. Ada dua

faktor penghalang diantara minat pembelian dan keputusan.

Menurut Kotler dan Armstrong (1998 : 36) mengemukakan bahwa proses

keputusan pembelian adalah pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, keputusan pembelian dan tingkah laku setelah pembelian.

Pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha

untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif 

sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif 

terbaik dari persepsi konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen

memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari

kebutuhan konsumen serta situasi yang dihadapinya.

Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah

menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu merek ataupun mencari

solusi terbaik dari perspektif konsumen, yang setelah konsumsi akan dievaluasi

kembali.

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 11/36

 

11

Menurut Kotler (2002 : 24) keputusan pembelian dihasilkan melalui

rangsangan pemasaran dan lingkungan yang masuk ke dalam kesadaran pembeli

karakteristik dan proses pengembalian keputusan tertentu.

Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian (Kotler, 2002) :

a. Kebutuhan yang dirasakan

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau

kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan yang nyata dengan

keadaan yang diinginkan.

 b. Kegiatan sebelum membeli

Konsumen yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebih banyak 

informasi atas produk dan jasa yang dilihatnya.

c. Keputusan untuk membeli

Keputusan seorang konsumen untuk membeli lahir setelah pertimbangan akan

 beberapa atribut dengan bobot-bobot yang berbeda. Keputusan konsumen juga

dipengaruhi oleh sikap dan pendirian orang lain dan faktor situasi yang

diharapkan.

d. Perilaku waktu pemakai

Setelah membeli suatu produk seorang konsumen mungkin menemukan suatu

kekurangan atau cacat. Konsumen bisa saja melakukan pembelian kembali

atau berhenti.

e. Perasaan setelah membeli

Setelah pembelian produk, konsumen juga akan mengalami suatu tingkatan

kepuasan atau ketidakpuasan tertentu.

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 12/36

 

12

2.2  Merek ( Brand) 

The American Marketing Association mendefinisikan merek sebagai nama,

istilah, simbol, atau desain (rancangan), atau kombinasinya, yang dimaksudkan

untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual atau

sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang yang

dihasilkan oleh pesaing. Dengan demikian, sebuah merek adalah produk atau jasa

  penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendiferensiasikannya dari produk 

atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama (Kotler,

2005 : 332).

Merek adalah entitas yang mudah dikenali dan menjanjikan nilai-nilai

tertentu (Nicolino, 2004 : 4). Merek menjadi tanda pengenal bagi penjual atau

  pembuat suatu produk atau jasa. Dalam Durianto, dkk (2004 : 2) disebutkan

  bahwa merek lebih dari sekedar jaminan kualitas kerena di dalamnya tercakup

enam pengertian sebagai berikut :

1.  Atribut, yaitu suatu merek dapat mengingatkan pada atribut-atribut tertentu

seperti kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain, dan lain-lain.

2.  Manfaat, dimana atribut-atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat

fungsional dan emosional. Meskipun suatu merek membawa sejumlah

atribut, konsumen sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut.

3.    Nilai, yaitu suatu merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai

 produsennya.

4.  Budaya, yaitu suatu merek mungkin juga melambangkan budaya tertentu.

5.  Kepribadian. Suatu merek dapat mencerminkan kepribadian tertentu.

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 13/36

 

13

6.  Pemakai, yaitu suatu merek menyiratkan jenis konsumen yang membeli

atau menggunakan suatu produk.

Menurut Durianto, dkk (2004 : 11 ) merek memberikan ³nilai´ sehingga

nilai total produk yang ³bermerek´ baik menjadi lebih tinggi dibandingkan produk 

yang dinilai semata-mata secara objektif. Nicolino (2004 :4) menambahkan bahwa

merek mempunyai daya tarik yang sangat kuat karena membantu konsumen untuk 

membuat keputusan membeli menjadi lebih cepat dan dengan lebih yakin.

2.2.1  Ekuitas Merek (  Brand Equity) 

Humdiana (2005 : 43) mendefinisikan ekuitas merek sebagai seperangkat

aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama, dan

simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah

 barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan.

Menurut Kotler (2005:86), ekuitas merek sebagai efek diferensial positif 

yang ditimbulkan oleh pengetahuan nama merek terhadap pelanggan atas produk 

atau jasa tersebut.

Humdiana (2005 : 44) menjelaskan bahwa aset dan liabilitas yang

mendasari ekuitas merek dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu :

1.   Brand loyalty (loyalitas merek)

2.   Brand awareness (kesadaran merek)

3.   Perceived quality (persepsi kualitas)

4.   Brand association (asosiasi merek sebagai tambahan terhadap

 persepsi kualitas)

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 14/36

 

14

5.  Other proprietary assets (aset-aset lainnya, seperti paten, cap,

 jaringan bisnis, dan lain-lain)

Ekuitas merek dapat menciptakan nilai baik bagi pelanggan maupun bagi

 perusahaan seperti yang diungkapkan Humdiana (2005 : 4) antara lain :

a.   Nilai bagi pelanggan :

1.  Asset ekuitas merek membantu konsumen dalam menafsirkan,

memproses, dan menyimpan informasi dalam jumlah besar 

mengenai produk dan merek.

2.  Ekuitas merek memberi rasa percaya diri kepada konsumen dalam

mengambil keputusan pembelian, baik karena pengalaman masa

lalu dalam karakteristiknya.

3.  Persepsi kualitas dan asosiasi merek bisa menguatkan kepuasan

konsumen dengan pengalaman menggunakannya.

 b.  Nilai bagi perusahaan :

1.  Ekuitas merek bisa menguatkan program memikat para konsumen

 baru atau merangkul kembali konsumen lama.

2.  Kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan asset-aset

merek lainnya mampu menguatkan loyalitas merek, yaitu bisa

memberikan alasan untuk membeli dan mempengaruhi kepuasan

 penggunaan.

3.  Ekuitas merek biasanya akan memungkinkan margin yang lebih

tinggi dengan memungkinkan harga optimum ( premium pricing )

dan mengurangi ketergantungan pada promosi.

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 15/36

 

15

4.  Ekuitas merek memberikan landasan untuk pertumbuhan melalui

 perluasan merek.

5.  Ekuitas merek bisa memberi dorongan dalam saluran distribusi.

6.  Aset-aset ekuitas merek memberikan keuntungan kompetitif yang

seringkali menghadirkan rintangan nyata terhadap para

kompetitor.

2.2.1.1 Kesadaran Merek ( Brand Awareness) 

Humdiana (2005 : 45) mendefinisikan kesadaran merek sebagai

kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali

 bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.

Kesadaran (awareness) menggambarkan keberadaan merek di dalam pikiran

konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori dan biasanya

mempunyai peranan kunci dalam ekuitas merek (Durianto,dkk 2004).

Terdapat empat tingkat kesadaran yang berbeda, yaitu :

1.  U naware of a brand (tidak menyadari merek)

Kategori ini adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran

merek, dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek, atau

merek yang tetap tidak dikenal walaupun sudah dilakukan pengingatan

kembali lewat bantuan (aided recall ).

2.   Brand Recognition (pengenalan merek)

Kategori ini adalah tingkat minimal kesadaran merek, dimana

  pengenalan suatu merek produk muncul lagi setelah dilakukan

 pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall ).

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 16/36

 

16

3.   Brand Recall (pengingatan kembali merek)

Kategori ini meliputi merek dalam kategori suatu produk yang

disebutkan atau diingat konsumen tanpa harus dilakukan pengingatan

kembali, yang diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan

(unaided recall ).

4.  T op of mind (puncak pikiran)

Kategori ini meliputi produk yang pertama kali muncul dalam

 benak konsumen. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek 

utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen.

2.2.1.2 Persepsi Kualitas ( P erceived Quality) 

Durianto, dkk (2004 : 15) menyatakan bahwa persepsi kualitas merupakan

 persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk 

atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkannya. Durianto, dkk 

(2004 : 5) menyebutkan bahwa persepsi kualitas mempunyai atribut penting yang

dapat diaplikasikan dalam berbagai hal seperti berikut ini :

1.  Kualitas aktual atau objektif (actual or objective quality) 

Yaitu perluasan ke suatu bagian dari produk atau jasa yang memberikan

 pelayanan lebih baik.

2.  Kualitas isi produk ( product-based quality)

Yaitu karakteristik dan kuantitas unsur, bagian, atau pelayanan yang

disertakan.

3.  Kualitas proses manufaktur (manufacturing quality)

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 17/36

 

17

Yaitu kesesuaian dengan spesifikasi, hasil akhir yang ³tanpa cacat´ ( zero

defect ).

Persepsi kualitas hampir selalu menjadi pertimbangan pada setiap pilihan

konsumen. Kualitas dapat dikomunikasikan secara langsung dengan demonstrasi

atau argumen bahwa sebuah atribut produk lebih unggul dibanding yang dimiliki

 pesaing (Durianto, dkk, 2004 : 14).

2.2.1.3 Asosiasi Merek ( Brand association) 

Humdiana (2005 : 47) menyatakan bahwa suatu asosiasi adalah segala hal

yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. Humdiana (2005 : 47)

menambahkan bahwa asosiasi tidak hanya eksis namun juga mempunyai suatu

tingkatan kekuatan.

Kaitan pada merek akan lebih kuat jika dilandasi pada pengalaman untuk 

mengkomunikasikannya. Juga akan lebih kuat apabila kaitan tersebut didukung

dengan suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain. Sebuah merek adalah seperangkat

asosiasi, yang pada umumnya terbingkai dalam berbagai bentuk yang bermakna.

Aaker mengemukakan adanya 11 tipe asosiasi (Humdiana,2005) yaitu :

1.  Atribut produk 

Atribut produk yang paling banyak digunakan dalam strategi  positioning 

adalah mengasosiasikan suatu objek dengan salah satu atau beberapa atribut atau

karakteristik produk yang bermakna dan saling mendukung, sehingga asosiasi bisa

secara langsung diterjemahkan dalam alasan untuk pembelian suatu produk.

2.  Atribut tak berwujud

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 18/36

 

18

Penggunaan atribut tak berwujud, seperti kualitas keseluruhan,

kepemimpinan, teknologi, inovasi, atau kesehatan adakalanya bisa lebih bertahan.

Tetapi pengembangan asosiasi ini bisa berbahaya dan memungkinkan

mendapatkan suatu tingkat asosiasi produk yang berada di luar kontrol

 perusahaan.

3.  Manfaat bagi pelanggan

Biasanya terdapat hubungan antara atribut produk dan manfaat bagi

  pelanggan. Terdapat dua manfaat bagi pelanggan, yaitu manfaat rasional yang

  berkaitan erat dengan suatu atribut produk dan bisa menjadi bagian dari proses

 pengambilan keputusan yang rasional, dan yang kedua adalah manfaat psikologis

yang berkaitan dengan perasaan yang timbul ketika membeli atau menggunakan

suatu merek, yang seringkali merupakan konsekuensi ekstrim dalam proses

 pembentukan sikap.

4. 

Harga relative

Pada umumnya merek hanya perlu berada di satu harga tertentu agar dapat

memposisikan diri dengan jelas dan berjauhan dengan merek-merek lain pada

tingkat harga yang sama. Untuk menjadi bagian dari segmen utama ( premium

 segment ), sebuah merek harus menawarkan suatu aspek yang dipercaya unggul

dalam kualitas, atau sungguh-sungguh dapat memberikan jaminan harga optimum.

5.  Penggunaan/aplikasi

Produk dapat mempunyai beberapa strategi  positioning, walaupun hal ini

mengundang sejumlah kesulitan. Suatu strategi  positioning  lewat penggunaan

(  positioning by use strategy) mewakili posisi kedua atau ketiga untuk merek 

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 19/36

 

19

tersebut, suatu posisi yang dengan sengaja berusaha meluaskan pasar atas merek 

tersebut.

6.  Pengguna/pelanggan

Strategi positioning  pengguna, yaitu mengasosiasikan sebuah merek dengan

sebuah tipe pengguna atau pelanggan. Mengidentifikasikan sebuah merek dengan

segmen yang ditargetkan seringkali menjadi cara yang tepat untuk memikat

segmen tersebut. Problem dari asosiasi yang kuat terutama asosiasi pengguna

dapat membatasi kesanggupan sebuah merek untuk memperluas pasarnya.

7.  Orang terkenal/biasa

Mengaitkan seseorang yang terkenal dengan sebuah merek bisa

mentransferkan asosiasi-asosiasi ini ke merek tersebut. Dengan mengaitkan antara

merek produk dan orang terkenal yang sesuai dengan produk tersebut, akan

memudahkan merek produk tersebut mendapat kepercayaan dari pelanggan.

8. 

Gaya hidup/kepribadian

Sebuah merek bisa diilhami oleh para pelanggan dengan aneka kepribadian

dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.

9.  Kelas produk 

Beberapa merek perlu membuat keputusan  positioning  yang menentukan

dan melibatkan asosiasi-asosiasi kelas produk.

10.  Kompetitor 

Produk-produk yang sulit dievaluasi cenderung menggunakan kompetitor 

yang sudah mapan untuk membantu menjalankan tugas  positioning .  Positioning 

dengan mengaitkan kompetitor bisa dilakukan melalui iklan komparatif, dimana

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 20/36

 

20

kompetitor dengan eksplisit disebutkan dan dibandingkan berkenaan dengan suatu

karakteristik produk atau lebih.

11.   Negara/wilayah geografis

Sebuah negara bisa menjadi simbol yang kuat, asalkan negara tersebut

mempunyai hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan. Asosiasi

negara bisa menjadi kompleks dan penting bila negara berusaha mengembangkan

strategi global.

2.2.1.4 Loyalitas Merek ( Brand Loyalty) 

Dalam Humdiana (2005 : 50), loyalitas merek merupakan suatu ukuran

keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Loyalitas merupakan

akumulasi pengalaman penggunaan produk (Durianto, dkk, 2004 : 19 ). Humdiana

(2005 : 50) mengilustrasikan lima tingkatan dalam loyalitas merek, yaitu :

1.  S witcher/price buyer  

S witcher/price buyer  merupakan tingkatan loyalitas yang paling dasar.

Pembeli tidak loyal sama sekali terhadap suatu merek. Bagi pembeli tersebut,

merek apapun dianggap memadai. Dalam hal ini merek memainkan peran yang

kecil dalam keputusan pembelian. Apapun yang diobral atau menawarkan

kenyamanan akan lebih disukai. Durianto (2004) menambahkan bahwa ciri

 paling jelas dalam kategori ini adalah konsumen membeli suatu merek karena

 banyak konsumen lain membeli merek tersebut.

2.   H abitual buyer  

 H abitual buyer adalah pembeli yang puas dengan produk, atau setidaknya

tidak mengalami ketidakpuasan, dan membeli merek produk tertentu karena

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 21/36

 

21

kebiasaan. Untuk pembeli seperti ini, tidak terdapat dimensi ketidakpuasan yang

cukup untuk menstimulasi suatu peralihan merek terutama jika peralihan tersebut

membutuhkan usaha, karena tidak ada alasan bagi mereka untuk 

memperhitungkan berbagai alternatif.

3.  S atisfied buyers 

S atisfied buyers adalah orang-orang yang puas, namun mereka memikul

 biaya peralihan (  switching cost ), yaitu biaya dalam waktu, uang atau risiko kinerja

sehubungan dengan tindakan beralih merek. Untuk menarik minat para pembeli

yang termasuk dalam golongan ini, kompetitor perlu mengatasi biaya peralihan

dengan menawarkan bujukan untuk beralih atau dengan tawaran suatu manfaat

yang cukup besar sebagai kompensasi.

4.   Liking the brand  

 Liking the brand adalah pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek 

tertentu. Preferensi pembeli mungkin didasari pada suatu asosiasi seperti simbol,

rangkaian pengalaman dalam menggunakan produk, atau  perceived quality yang

tinggi. Dan mereka menganggap merek sebagai sahabat.

5.  Comitted buyers 

Comitted buyers adalah pelanggan yang setia. Pelanggan mempunyai suatu

kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna dari suatu merek. Merek 

tersebut sangat penting bagi pelanggan, baik dari segi fungsi maupun sebagai

suatu ekspresi mengenai diri pelanggan sesungguhnya. Rasa percaya pelanggan

terhadap suatu merek akan mendorong pelanggan untuk merekomendasikan

merek tersebut kepada orang lain.

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 22/36

 

22

Loyalitas merek memberikan waktu pada sebuah perusahaan untuk 

merespons gerakan-gerakan kompetitif (Humdiana, 2005 : 52). Jika salah satu

kompetitor mengembangkan produk yang unggul, seorang pengikut loyal akan

memberi waktu pada perusahaan kepercayaannya untuk memperbarui produknya

dengan cara menyesuaikan atau menetralisasikannya.

Menurut Humdiana (2005 : 52) terdapat lima cara untuk menciptakan dan

memelihara loyalitas merek, yaitu :

a.  Memperlakukan pelanggan dengan layak 

 b.  Menjalin kedekatan dengan pelanggan

c.  Mengukur atau mengelola kepuasan pelanggan

d.  Menciptakan biaya peralihan

e.  Memberikan ekstra

2.3  Tinjauan Penelitian Terdahulu 

Fadli dan Inneke Qamariah telah menganalisis pengaruh faktor-faktor 

ekuitas merek sepeda motor merek honda terhadap keputusan pembelian.

Penelitian ini menggunakan empat variabel bebas yaitu kesadaran merek, kesan

kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek. Variabel loyalitas merek, kesan

kualitas, dan asosisasi merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan

  pembelian sepeda merek Honda di lingkungan Universitas Sumatera Utara,

sedangkan variabel kesadaran merek tidak berpengaruh signifikan terhadap

keputusan konsumen dalam melakukan pembelian sepeda motor merek Honda.

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 23/36

 

23

2.4  Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan kerangka berfikir dalam

mengembangkan hubungan antara konsep yang akan diteliti. Berangkat dari

latar belakang masalah dan kajian teoritis, maka kerangka konseptual dapat

dilihat sebagai berikut :

Gambar 1

Kesadaran

Merek (X1)

PersepsiKualitas

(X2)

Asosiasi Merek (X3)

KeputusanPembelian

(Y)

LoyalitasMerek (X2)

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 24/36

 

24

2.5  Hipotesis Penelitian 

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

  penelitian yang bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok 

 permasalahan serta tujuan penelitian. Maka dari uraian masalah yang ada, dapat

dimunculkan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut :

H1 : Kesadaran Merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

iPad di Kota Pekanbaru.

H2 : Persepsi kualitas berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

iPad di Kota Pekanbaru.

H3 : Asosiasi merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

iPad di Kota Pekanbaru.

H4 : Loyalitas merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

iPad di Kota Pekanbaru.

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 25/36

 

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1  Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek yang diteliti adalah tablet PC 

merek Apple yang bernama iPad

3.2  Populasi dan Sampel 

3.2.1  Populasi 

Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah konsumen yang telah

membeli tablet PC  iPad di Kota Pekanbaru dan para konsumen yang telah

menggunakan tablet PC iPad di Kota Pekanbaru.

3.2.2 Sampel 

Sampel merupakan bagian yang diambil dari populasi dan yang

membedakan sampel dengan populasi yaitu bagian yang diambil dari populasi

tersebut dianggap telah mewakili seluruh sistem yang ada (Istijanto, 2005).

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah accidental 

 sampling. Dengan metode ini pemilihan responden adalah siapa saja yang mudah

ditemui namun memenuhi syarat yang telah ditentukan.

Penentu jumlah sampel peneliti ini adalah formula yang dikembangkan

Uma Sekaran dalam buku ³Research Methods for business´, dengan asumsi

  bahwa populasi adalah seluruh konsumen yang telah membeli tablet PC  iPad di

Kota Pekanbaru.

Sampelnya adalah keseluruhan konsumen yang telah membeli tablet PC 

iPad di Kota Pekanbaru yang jumlahnya tidak diketahui dengan jelas dan tidak 

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 26/36

 

26

teridentifikasi. Rumus yang dipakai dalam menentukan jumlah sampel yaitu

rumus yang dikemukakan Sekaran (2005) sebagai berikut:

n = jumlah variabel penelitian x 20

Keterangan : n = Jumlah sampel

Jumlah variabel penelitian = 5

Dengan menggunakan formula diatas, maka dapat ditarik jumlah sampel

sebanyak :

n = 5 x 20

n = 100

Dari perhitungan diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah

100 responden. Namun untuk menghidari kemungkinan adanya   sampling error 

yang ditemukan, maka yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 120

orang responden.

3.3 

Jenis Data dan Sumber Data 

3.3.1 Jenis Data 

3.3.1.1 Data Primer 

Merupakan data yang penulis dapatkan langsung dari para konsumen yang

telah membeli tablet PC iPad di Kota Pekanbaru.

3.3.1.2 Data Sekunder 

data sekunder merupakan data yang telah diperoleh dari luar objek yang

diteliti, akan tetapi memiliki hubungan dengan data yang telah dikumpulkan baik 

secara langsung maupun tidak langsung. Data sekunder digunakan oleh peneliti

untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap ataupun untuk 

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 27/36

 

27

diproses lebih lanjut. Data sekunder didapatkan dari website, jurnal, outline,

 pustaka, dan referensi terkait yang berhubungan dengan penelitian.

3.3.2 Sumber Data 

Data dan informasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data

yang bersumber pada penyebaran kuesioner yang penulis sebarkan kepada

konsumen yang telah membeli dan menggunakan tablet PC  iPad di Kota

Pekanbaru.

3.4  Teknik Pengumpulan Data 

Untuk melakukan pengumpulan data maka penulis melakukan

 pengambilan data secara langsung dengan metode lapangan ( field research) yaitu

  berupa penyebaran kuesioner pada konsumen yang membeli tablet PC  iPad di

Kota Pekanbaru.

3.5  Defenisi Operasional Variabel 

Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan

kepada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikan kegiatan atau

membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel

tersebut (Sugiyono, 2004). Definisi operasional untuk penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a.  Kesadaran merek 

Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli T ablet PC 

iPad untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa merek Apple merupakan

  bagian dari kategori produk T ablet PC  yang ada. Yang dimaksud dengan

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 28/36

 

28

kesadaran merek pada penelitian ini adalah kekuatan merek Apple dalam

 pikiran atau ingatan konsumen.

Indikator-indikator kesadaran merek antara lain:

1) Kemampuan konsumen dalam menyebut merek diantara lainnya

2) Kemampuan konsumen dalam mengetahui model varian merek 

3) Kemampuan konsumen dalam pemahaman informasi merek 

 b.  Asosiasi merek 

Asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai

sebuah merek. Sebuah merek adalah serangkaian asosiasi, biasanya terangkai

dalam berbagai bentuk yang bermakna. Yang dimaksud dengan asosiasi merek 

dalam penelitian ini adalah hal yang berkaitan dengan ingatan konsumen

mengenai tablet PC iPad.

Indikator-indikator asosiasi merek antara lain:

1) Popularitas tablet PC dibenak konsumen

2) Pencitraan tablet PC dibenak konsumen

3) Karakteristik tablet PC secara keseluruhan

c.  Persepsi kualitas

Persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan atas atribut yang dianggap

 penting baginya. Persepsi pelanggan merupakan penilaian, yang tentunya tidak 

selalu sama antara pelanggan satu dengan lainnya. Yang dimaksud persepsi

kualitas pada penelitian ini adalah persepsi konsumen terhadap kualitas atau

keunggulan produk tablet PC iPad.

Indikator-indikator persepsi kualitas antara lain:

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 29/36

 

29

1) Pandangan konsumen mengenai kualitas produk secara keseluruhan

2) Kemudahan konsumen dalam mengoperasikan fitur-fitur tablet PC  

3) Kehandalan tablet PC di benak konsumen

d.  Loyalitas merek 

Loyalitas merek adalah satu ukuran keterkaitan seorang konsumen pada  

tablet PC iPad. Yang dimaksud dengan loyalitas merek dalam penelitian ini

adalah suatu ukuran keterkaitan seorang konsumen pada tablet PC iPad dan

kemungkinan konsumen tersebut untuk terus konsisten terhadap tablet PC 

yang dikeluarkan Apple.

Indikator-indikator loyalitas merek antara lain:

1)  Komitmen konsumen pada tablet PC  

2)  Kesetian konsumen pada tablet PC  

3)  Rekomendasi konsumen kepada yang membutuhkan tablet PC  

e. Keputusan pembelian

Keputusan pembelian adalah serangkaian unsur-unsur yang mencerminkan

keputusan konsumen dalam membeli, merupakan tahap dimana konsumen

diharapkan pada satu pilihan untuk melakukan pembelian atau tidak. Yang

dimaksud dengan keputusan pembelian pada penelitian ini adalah rasa percaya

diri yang kuat pada diri konsumen yang merupakan keyakinan bahwa

keputusan atas pembelian tablet PC iPad adalah benar.

Indikator-indikator keputusan pembelian antara lain:

1) Kemantapan konsumen dalam membeli tablet PC  

2) Pertimbangan konsumen dalam membeli tablet PC  

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 30/36

 

30

3) Kesesuaian tablet PC dengan keinginan dan kebutuhan

3.6  Skala Pengukuran Variabel 

Pengukuran data dalam penelitian ini adalah angket daftar pertanyaan yang

disusun berdasarkan kisi-kisi dalam bentuk skala likert (skala lima tingkat). Daftar 

  pertanyaan yang disusun mengikuti model skala dengan skala likert 1 sampai 5

(Sugiyono, 2004) terdiri dari :

1.  Jawaban sangat tidak setuju diberi bobot 1

2.  Jawaban tidak setuju diberi bobot 2

3.  Jawaban netral diberi bobot 3

4.  Jawaban setuju diberi bobot 4

5.  Jawaban sangat setuju diberi bobot 5

3.7  Metode Analisa Data 

Setelah data dari kuesioner terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

melakukan analisis data untuk menginterpretasikan dan menarik kesimpulan dari

data mentah yang terkumpul.

3.7.1 Analisa Kuantitatif  

Analisis kuantitatif adalah suatu analisis data yang diperlukan untuk 

mengolah data yang diperoleh dari hasil kuesioner, yang kemudian akan dianalisis

menggunakan metode statistik yang valid dan reliabel. Pada penelitian ini, data

akan diolah menggunakan software komputer yaitu SPSS (S tatistical Package for 

S ocial S cience) versi 16,0.

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 31/36

 

31

3.7.1.1 Uji Validitas 

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner (Ghozali, 2007). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner 

tersebut. Misalkan mengukur keputusan pembelian yang terdiri dari tiga

  pertanyaan, maka pertanyaan tersebut harus bisa secara tepat mengungkapkan

seberapa besar tingkat keputusan pembelian. Jadi validitas ingin mengukur apakah

 pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa

yang hendak kita ukur.

Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS versi 17.0 dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor 

indikator dengan total skor konstruk. Dari tampilan output SPSS versi 17.0 akan

terlihat bahwa korelasi antara masing-masing indikator terhadap total skor 

konstruk menunjukkan hasil yang signifikan atau tidak.

3.7.1.2 Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu (Ghozali, 2007 : 45).

Pengukuran reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan cara one shot 

atau pengukuran satu kali, dimana pengukuran hanya dilakukan sekali dan

kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi

antar jawaban pertanyaan. Dengan SPSS dapat diukur reliabilitas dengan uji

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 32/36

 

32

statistik  cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai cronbach alpha > 0,60.

Rumus kasar yang dapat digunakan untuk menghitung validitas adalah

sebagai berikut :

3.7.1.3 Uji Asumsi Klasik 

1.  Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik memiliki

distribusi data yang normal atau mendekati normal. Pembuktian apakah suatu data

memiliki distribusi normal dapat dilihat pada bentuk distribusi datanya pada

histogram maupun normal probability plot .

Pada histogram, data dikatakan distribusi normal jika data tersebut

  berbentuk seperti lonceng. Sedangkan pada normal probability plot, data

dikatakan normal jika ada penyebaran titik-titik disekitar garis diagonal dan

  penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Jika data menyebar disekitar garis

normal dan mengikuti arah garis normal maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 33/36

 

33

2.  Uji multikolonieritas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independent ). Model regresi yang baik 

seharusnya tidak tejadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal (variabel

ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel

independen sama dengan nol ).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model

regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya VIF (Variance  I nflaction

 Factor ). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah

yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. T olerance mengukur 

variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang

tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10

(Ghozali, 2007 : 96).

3.7.1.4 Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi merupakan studi mengenai ketergantungan variabel

dependen dengan salah satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk 

mengestimasi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan

nilai variabel independen yang diketahui(Ghozali, 2007 : 85).

Hasil dari analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing

variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 34/36

 

34

variabel dependen dengan suatu persamaan. Koefisien regresi dihitung dengan

dua tujuan sekaligus, yaitu meminimumkan penyimpangan antara nilai actual dan

nilai estimasi variabel dependen berdasarkan data yang ada.

Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah :

1. Kesadaran merek (X1)

2. Persepsi kualitas (X2)

3. Asosiasi merek (X3)

4. Loyalitas merek (X4)

Sedangkan variabel dependennya adalah keputusan pembelian (Y), sehingga

 persamaan regresi linier bergandanya adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana :

a = Konstanta

Y = Keputusan Pembelian

  b = Koefisien Regresi Masing-masing Variabel

X1 = Kesadaran merek 

X2 = Persepsi kualitas

X3 = Asosiasi merek 

X4 = Loyalitas merek 

e = Term Error 

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 35/36

 

35

3.8  Pengujian Hipotesis

3.8.1 Koefisien determinasi (R²) 

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 antara nol dan satu. Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen

memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen.

3.8.2 Uji signifikansi simultan (uji statistik F) 

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dengan statistik F dapat

dilakukan dengan membendingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F

menurut tabel. Bila nila F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0

ditolak dan menerima Ha.

a. Membuat hipotesis untuk kasus pengujian F-test, yaitu:

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0

Artinya : tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel independen

yaitu kesadaran merek (X1), persepsi kualitas (X2), asosiasi merek (X3), dan

loyalitas merek (X4) secara simultan terhadap variabel dependen yaitu keputusan

 pembelian (Y).

Ha : b1í b4 > 0

5/12/2018 Seminar Proposal Reza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-proposal-reza 36/36

 

36

Artinya: ada pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel independen yaitu

kesadaran merek (X1), persepsi kualitas (X2), asosiasi merek (X3), dan loyalitas

merek (X4) secara simultan terhadap variabel dependen keputusan pembelian (Y).

 b. Menentukan F tabel dan F hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 %

atau taraf signifikansi sebesar 5 %, maka :

Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti masing-masing

variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat.

Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti masing-masing

variabel bebas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat.

3.8.3 Uji parameter individual (uji statistik t) 

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Hipotesis yang dipakai adalah :

H0 : bi = 0 , artinya suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.

Ha : bi > 0, artinya suatu variabel independen berpengaruh positif terhadap

variabel dependen.

Kriteria pengujian dengan tingkat signifikansi () = 0,05 ditentukan sebagai

 berikut :

Apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Apabila t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak