Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015),...

49
Gambar 1. Titik Sampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), Kuta, Bali, INDONESIA, 29 – 30 Oktober 2015 Kajian Potensi Sumberdaya Hayati dan Kualitas Air Sebagai Indikator Kualitas Lingkungan Danau Buyan dan Tamblingan I.W.Restu, G.R.A.Kartika dan M.A.Pratiwi Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana Corresponding author: [email protected] P-PNL-282 Metode Penelitian Kesimpulan Kondisi ekosistem danau buyan saat ini berdasarkan indeks keanekaragaman fitoplankton dalam keadaan sedang dan tekanan ekologis sedang, hamper sama dengan yang terjadi di Danau Tamblingan. Untuk species ikan terjadi blooming jumlah spesies ikan zebra yang menyebabkan sulitnya ikan jenis lain untuk berkembang biak. Daftar Pustaka Masson, J.F.1981.Biology of Freshwater Pollution.Inc, New York Kaswadji. 1993. Produktivitas Primer dan Laju Pertumbuhan Fitopalnkton di Perairan Pantai Bekasi. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Ucapan Terima Kasih Rektor Universitas Udayana Kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana, Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana yang telah membiayai penelitian ini melalui PNBP 2015 Laboratorium Ilmu Perikanan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana Kelompok Nelayan Danau Buyan dan Tamblingan Pendahuluan Sebagai suatu sistem sumberdaya alam, perairan Danau Buyan dan Tamblingan mengandung potensi sumberdaya hayati dan non hayati yang belum terdata dan terinventarisasi secara memadai dalam rangka pendayagunaan bagi pengembangan multi-aktivitas dan konservasi perairan umum mengetahui potensi sumberdaya danau dalam menunjang rencana pengembangan pembangunan dan rencana pemberdayaan masyarakat memerlukan data dasar (base data) potensi sumberdaya hayati maupun non hayati yang mempengaruhi tingkat daya dukungnya. Semua danau-danau di Bali belum memiliki data dan informasi yang memadai mengenai potensi sumberdaya alamnya bagi pengembangan perikanan, pariwisata dan lainnya termasuk Danau Buyan dan Tamblingan. Danau Buyan sebenarnya berfungsi sebagai reservoir penampungan air hujan, dengan konsekuensi semua cemaran yang berasal dari sekitar danau akan bermuara ke danau tersebut (Manuaba, 2009). Hasil dan Pembahasan Status dan Potensi Danau Buyan dan Tamblingan Parameter Biologi Fitoplankton Tumbuhan air Spesies Ikan 1.8256 1.7720 1.5150 1.3761 1.8026 1.8090 1.4976 2.0486 1.7931 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Stasiun Indeks Keanekaragaman Fitoplankton di Danau Buyan (H') 1.7331 1.4915 0.9852 1.3993 1.3258 1.1698 1.4341 1.6886 1.5859 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Stasiun Indeks Keanekaragaman Fitoplankton di Danau Tamblingan(H') 0 100 200 300 400 500 600 700 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KELIMPAHAN IND/L STASIUN Kelimpahan Fitoplankton di Danau Tamblingan 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KELIMPAHAN IND/L STASIUN Kelimpahan Fitoplankton Di Danau Buyan Grafik 1 dan 2. Kelimpahan Fitoplankton di Danau Buyan dan Tamblingan Grafik 3 dan 4. Indeks Keanekaragaman Fitoplankton di Danau Buyan dan Tamblingan 0 50 100 150 200 250 Nilem Zebra Nila Udang Mujair Mas 48 218 7 42 17 1 Jumlah jenis (ekor) Jenis SD Ikan Spesies Ikan Di Danau Buyan Grafik 5. Jumlah dan Jenis Spesies Ikan Yang Berhasil Ditangkap Kesuburan perairan danau buyan dan tamblingan berdasrkan kelimpahan fitoplankton termasuk dalam perairan oligotrofik. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Kaswadji, 1993) yang menyatakan bahwa perairan oligotrofik memiliki kelimpahan fitoplankton antara 0-2.000 ind/l Nilai kenaekaragaman fitoplankton di Danau Buyan berkisar Antara 1,37- 2,04. Nilai 1≤ H’≤ 3 menunjukkan bahwa Keanekaragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang (Mason, 1981). sedang Nilai keanekaragaman fitoplankton di Danau Tamblingan berkisar Antara 0,98 – 1,74. ini menunjukkan keanekargamanrendah menuju sedang.

Transcript of Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015),...

Page 1: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Gambar 1. Titik Sampling

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), Kuta, Bali, INDONESIA, 29 – 30 Oktober 2015

Kajian Potensi Sumberdaya Hayati dan Kualitas

Air Sebagai Indikator Kualitas Lingkungan

Danau Buyan dan TamblinganI.W.Restu, G.R.A.Kartika dan M.A.Pratiwi

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas UdayanaCorresponding author: [email protected]

P-PNL-282

Metode Penelitian

KesimpulanKondisi ekosistem danau buyan saat ini berdasarkan indekskeanekaragaman fitoplankton dalam keadaan sedang dan tekanan ekologissedang, hamper sama dengan yang terjadi di Danau Tamblingan. Untukspecies ikan terjadi blooming jumlah spesies ikan zebra yangmenyebabkan sulitnya ikan jenis lain untuk berkembang biak.

Daftar PustakaMasson, J.F.1981.Biology of Freshwater Pollution.Inc, New York

Kaswadji. 1993. Produktivitas Primer dan Laju PertumbuhanFitopalnkton di Perairan Pantai Bekasi. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairandan Perikanan Indonesia

Ucapan Terima KasihRektor Universitas Udayana

Kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas

Udayana,

Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana yang telah membiayai penelitian ini

melalui PNBP 2015

Laboratorium Ilmu Perikanan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana

Kelompok Nelayan Danau Buyan dan Tamblingan

PendahuluanSebagai suatu sistem sumberdaya alam, perairan Danau Buyan dan

Tamblingan mengandung potensi sumberdaya hayati dan non hayati yang belumterdata dan terinventarisasi secara memadai dalam rangka pendayagunaan bagipengembangan multi-aktivitas dan konservasi perairan umum

mengetahui potensi sumberdaya danau dalam menunjang rencanapengembangan pembangunan dan rencana pemberdayaan masyarakat memerlukandata dasar (base data) potensi sumberdaya hayati maupun non hayati yangmempengaruhi tingkat daya dukungnya. Semua danau-danau di Bali belum memilikidata dan informasi yang memadai mengenai potensi sumberdaya alamnya bagipengembangan perikanan, pariwisata dan lainnya termasuk Danau Buyan danTamblingan. Danau Buyan sebenarnya berfungsi sebagai reservoir penampungan airhujan, dengan konsekuensi semua cemaran yang berasal dari sekitar danau akanbermuara ke danau tersebut (Manuaba, 2009).

Hasil dan Pembahasan

Status danPotensiDanau

Buyan danTamblingan

Parameter Biologi

FitoplanktonTumbuhanair

SpesiesIkan

1.8256 1.7720

1.51501.3761

1.8026 1.8090

1.4976

2.0486

1.7931

1 2 3 4 5 6 7 8 9Stasiun

Indeks Keanekaragaman Fitoplankton di Danau Buyan (H')

1.7331

1.4915

0.9852

1.39931.3258

1.1698

1.4341

1.68861.5859

1 2 3 4 5 6 7 8 9Stasiun

Indeks Keanekaragaman Fitoplankton di Danau Tamblingan(H')

0

100

200

300

400

500

600

700

1 2 3 4 5 6 7 8 9

KE

LIM

PA

HA

N I

ND

/L

STASIUN

Kelimpahan Fitoplankton di DanauTamblingan

050

100150200250300350400450500

1 2 3 4 5 6 7 8 9

KE

LIM

PA

HA

N I

ND

/L

STASIUN

Kelimpahan Fitoplankton Di Danau Buyan

Grafik 1 dan 2. Kelimpahan Fitoplankton di Danau Buyan dan Tamblingan

Grafik 3 dan 4. Indeks Keanekaragaman Fitoplankton di Danau Buyan dan Tamblingan

0

50

100

150

200

250

Nilem Zebra Nila Udang Mujair Mas

48

218

742

17 1

Jum

lah

jeni

s (e

kor)

Jenis SD Ikan

Spesies Ikan Di Danau Buyan

Grafik 5. Jumlah dan Jenis Spesies Ikan Yang Berhasil Ditangkap

Kesuburan perairan danau buyan dan tamblingan berdasrkan kelimpahanfitoplankton termasuk dalam perairan oligotrofik. Hal ini sesuai dengan pernyataan(Kaswadji, 1993) yang menyatakan bahwa perairan oligotrofik memiliki kelimpahanfitoplankton antara 0-2.000 ind/lNilai kenaekaragaman fitoplankton di Danau Buyan berkisar Antara 1,37- 2,04. Nilai1≤ H’≤ 3 menunjukkan bahwa Keanekaragaman sedang, produktivitas cukup, kondisiekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang (Mason, 1981). sedang Nilaikeanekaragaman fitoplankton di Danau Tamblingan berkisar Antara 0,98 – 1,74. inimenunjukkan keanekargamanrendah menuju sedang.

Page 2: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS UDAYANA "'":

_T,~...-. -rn .~~ .GA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT \ Bukit Jimbaran, Bali Email : [email protected] Web : lppm.1mudac.id Telp I Fax : (0361) 703367

SER'rD'IKAT No : 1250/UN. 14.2/PNL03.00f20 15

Diberikau Kepada :

lr.l Wayan Restu, M.Si

SE8AliAI

PEMAI<ALAH SEMINAR NASIONAL SAINS dan TEKNOLOGIII

(SENASTEK II) 2~::l5

• lnovasi Humaniora, Sain(~it~)ef<tiologi untuk Pembangunan Berkelanjutan•

29 - 30 Oktober 20 IS di Patra Jasa Bali Resort and Villas Kuta, Badung, Bali

~

Page 3: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

LAPORAN AKHIR

HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

Tahun ke-1 dari rencana 2 tahun

TIM PENELITI : 1. Ir. I Wayan Restu, M.Si (NIDN : 0025086402)

2. Gde Raka Angga Kartika, S.Pi., MP (NUPN : 9900981057)

3. Made Ayu Pratiwi, S.Pi., M.Si (NIDN : - )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2015

Page 4: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

ii

Page 5: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

iii

RINGKASAN

Danau Buyan dan Tamblingan merupakan dua danau yang letaknya bersebelahan di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Sebagai suatu sistem sumberdaya alam, perairan Danau Buyan dan Tamblingan mengandung potensi sumberdaya hayati dan non hayati yang belum terdata dan terinventarisasi secara memadai. Potensi sumberdaya hayati dan non hayati danau memberikan manfaat terhadap aktivitas manusia yang telah berlangsung dengan cukup intensif, antara lain penangkapan ikan, budidaya ikan, budidaya sayur-sayuran dan hortiklutura lainnya, pariwisata, rekreasi, dan transportasi. Aktivitas manusia ini dapat memberikan pengaruh terhadap kondisi lingkungan perairan di Danau Buyan dan Tamblingan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang ” Kajian Potensi Sumberdaya Hayati dan Kualitas Air Sebagai Indikator Kualitas Lingkungan Danau Buyan dan Tamblingan”. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Danau Buyan dan Tamblingan selama 1 Tahun dari Bulan Juni 2015 sampai Juni 2016. Pengambilan contoh dilakukan pada enam titik pengamatan yaitu 3 di Danau Buyan dan 3 di Danau Tamblingan. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Data primer didapatkan melalui kegiatan survey pengamatan langsung yang meliputi pengamatan, pengukuran lapangan, dan wawancara terstruktur terhadap responden, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan identifikasi dan analisis sampel di laboratorium. Data sekunder yang diperlukan berupa demografi dan demografi sosial, budidaya perairan, perikanan tangkap, tata guna lahan, infrastruktur dan data penunjang lainnya. Analisi data akan dilakukan terhadap parameter kualitas air, plankton, ikan dan tumbuhan air. Kata kunci : Danau Buyan dan Tamblingan, kualitas perairan, potensi sumberdaya hayati

Page 6: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

iv

PRAKATA

Puji Syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Laporan Penelitian yang berjudul

“Kajian Potensi Sumberdaya Hayati dan Kualitas Air Sebagai Indikator Kualitas

Lingkungan Danau Buyan dan Tamblingan” dapat diselesaikan dengan baik.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini tentu tidak lepas dari

segala bentuk bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak

langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Ketut Suastika Sp. PD-KEMD, selaku Rektor Universitas

Udayana.

2. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng, selaku Ketua Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Udayana.

3. Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS., Ph.D Selaku Dekan Fakultas Kelautan dan

Perikanan Universitas Udayana

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perikanan Fakultas

Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana.

5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan guna

menyempurnakan laporan ini.

November, 2015

TIM PENELITI

Page 7: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….. i RINGKASAN …………………………………………………………………... ii PRAKATA …………………………………………………………………... iii DAFTAR ISI …………………………………………………………………... 1 DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ 2 DAFTAR TABEL ................................................................................................. 3 DAFTAR GRAFIK ................................................................................................. 4 BAB 1. PENDAHULUAN …………………………………………………….. 5 1. 1 Latar belakang ……………………………………………………............. 5 1. 2 Maksud dan Tujuan .……………………………………………................. 6 1. 3 Hasil Yang Diharapkan.……………………………………………….......... 7 1. 4 Sasaran...........................……………………………………………….......... 7 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………….. 8 2. 1 Danau Buyan dan Danau Tamblingan...…………………………………… 8 2. 2 Plankton................................................……………………………………… 5 2. 3 Ikan........................................................……………………………………… 7 2. 4 Tumbuhan Air......................................……………………………………… 10 2. 5 Parameter Kualitas Air........................……………………………………… 11 BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN............................................ 15 3. 1 Tujuan............................................................................................................... 15 3. 2 Manfaat............................................................................................................. 15 BAB 4. METODE PENELITIAN ……………………………………………... 16 4. 1 Lokasi dan Waktu Penelitian.....……………………………………………. 16 4. 2 Peralatan......................................……………………………………………. 16 4. 3 Penentuan Stasiun.......................……………………………………………. 18 4. 4 Metode.........................................……………………………………………. 18 4. 5 Analisi Data..........................................……………………………………… 19 BAB 5. HASIL YANG DICAPAI............................……………………………. 23 6. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................... 32 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 33 LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………............... 35

Page 8: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

2

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Peta Lokasi Kegiatan............................................................... 16

Page 9: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

3

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Peralatan Kajian Potensi............................................................ 17

2. Tabel 2. Parameter Kualitas Air Danau Buyan..................................... 23

3. Tabel 3. Parameter Kualitas Air Danau Tamblingan........................... 24

4. Tabel 4. Kelimpahan Zooplankton Di Danau Buyan............................ 26

5. Tabel 5. Kelimpahan Zooplankton Di Danau Tamblingan.................. 26

6. Tabel 6. Jenis Tumbuhan Air di Danau Buyan dan Tamblingan........ 27

Page 10: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

4

DAFTAR GRAFIK

1. Grafik 1. Kelimpahan Fitoplankton Di Danau Buyan..............................25 2. Grafik 2. Kelimpahan Fitoplankton Di Danau Tmblingan......................25 3. Grafik 3. Indeks Keragaman Fitoplankton di Danau Buyan...................27 4. Grafik 4.Indeks Keragaman Fitoplankton di Danau Tamblingan......27

Page 11: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Provinsi Bali memiliki empat buah danau yaitu Danau Batur di Kabupaten

Bangli, Danau Beratan di Kabupaten Tabanan, Danau Buyan dan Danau Tamblingan

di Kabupaten Buleleng. Danau Buyan dan Tamblingan yang terletak di Kecamatan

Sukasada Kabupaten Buleleng merupakan danau dataran tinggi di Bali yang menjadi

cadangan air penting bagi daerah Bali Utara.

Sebagai suatu sistem sumberdaya alam, perairan Danau Buyan dan

Tamblingan mengandung potensi sumberdaya hayati dan non hayati yang belum

terdata dan terinventarisasi secara memadai dalam rangka pendayagunaan bagi

pengembangan multi-aktivitas dan konservasi perairan umum. Pengembangan

perikanan sebagai smemplah satu alternatif aktivitas masyarakat mempunyai arti yang

strategis dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar danau,

pengembangan pariwisata alam, dan pelestarian keanekaragaman hayati danau.

Selain sebagai cadangan sumberdaya air bagi Daerah Bali Utara, Danau Buyan

dan Tamblingan mempunyai arti strategis dan sangat vital bagi kehidupan masyarakat

di desa-desa sekitar kawasan danau. Berbagai aktivitas manusia berbasis sumberdaya

alam danau telah berlangsung dengan cukup intensif, antara lain penangkapan ikan,

budidaya ikan, budidaya sayur-sayuran dan hortiklutura lainnya, pariwisata dan

rekreasi, transportasi dan lain sebagainya.

Peranan perairan danau dalam menunjang pri-kehidupan masyarakat dalam arti

luas sangat ditentukan oleh tingkat produktivitas danau, baik produktivitas primer,

sekunder dan tersier. Produktivitas primer danau dapat dilihat dari kelimpahan dan

keanekaragaman phytoplankton dan tumbuhan air yang merupakan komponen dasar

dalam sistem rantai makanan di perairan. Tumbuhan air merupakan komponen penting

dalam sistem ekologi danau, namun di sisi lain kehadirannya dapat menimbulkan

masalah besar pada kelangsungan produktivitas danau sehingga perlu dikontrol, baik

secara alamiah maupun intervensi manusia. Produktivitas primer ini sangat

dipengaruhi oleh kondisi kualitas air, baik secara fisik maupun kimiawi. Kualitas air

danau dalam menunjang produktivitas primer selain dipengaruhi oleh kondisi geologi

danau, juga sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia di sekitarnya.

Page 12: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

6

Produktivitas primer akan mempengaruhi produktivitas sekunder, yaitu dapat

dianalisis dari kelimpahan zooplankton dan ikan-ikan herbivora (grazing), serta

produktivitas 3 tersier dapat dilihat dari kelimpahan dan keanekaragaman komunitas

ikan. Keseimbangan antara produktivitas primer, sekunder dan tersier merupakan

jaminan bagi mantapnya sistem ekologi danau, yang secara agregat menuju pada

kapasitas atau daya dukung yang tinggi. Daya dukung yang tinggi yang ditunjang oleh

produktivitas yang tinggi pula dengan tingkat kestabilan ekosistem yang mantap

merupakan modal dasar dalam pengembangan perikanan danau secara mandiri.

Untuk mengetahui potensi sumberdaya danau dalam menunjang rencana

pengembangan pembangunan dan rencana pemberdayaan masyarakat perlu adanya

data dasar (base data) potensi sumberdaya hayati maupun non hayati yang

mempengaruhi tingkat daya dukungnya. Semua danau-danau di Bali belum memiliki

data dan informasi yang memadai mengenai potensi sumberdaya alamnya bagi

pengembangan perikanan, pariwisata dan lainnya termasuk Danau Buyan dan

Tamblingan. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menghambat optimalnya

intervensi kebijakan dalam mengembangkan perikanan, pariwisata, dan alternatif

lainnya di danau secara lestari dan berkelanjutan sebagaimana prinsip-prinsip

pemanfaatan sumberdaya alam. Selain itu, berbagai isu-isu strategis dan permasalahan

lingkungan yang turut mempengaruhi daya dukung perairan danau bagi

pengembangan pembangunan ke depan yang lebih optimal juga perlu diketahui.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud pelaksanaan kegiatan “Melakukan penelitian potensi sumberdaya

hayati dan kualitas air sebagai indicator kualitas lingkungan Danau Buyan dan

Tamblingan” adalah menyediakan data dan informasi mengenai potensi sumberdaya

hayati dan kualitas air Danau Buyan dan Tamblingan” dan daya dukung danau bagi

pengembangan perikanan, pariwisata, dan konservasi. Tujuannya adalah untuk

mengkaji dan mengidentifikasi potensi sumberdaya hayati dan kualitas air sebagai

indikator kualitas lingkungan Danau Buyan dan Tamblingan” dalam mendukung

pengembangan dan pembangunan perikanan, pariwisata, dan konservasi.

Page 13: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

7

1.3 Hasil yang diharapkan

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan “Kajian Potensi Sumberdaya

Hayati dan Kualitas Air Sebagai Indikator Kualitas Lingkungan Danau Buyan dan

Tamblingan” ini adalah :

1. Tersedianya data dan informasi yang memadai mengenai potensi sumberdaya

hayati, dan kualitas air Danau Buyan – Tamblingan.

2. Sebahan bahan publikasi pada jurnal ilmiah nasional terakreditasi.

3. Menjadi acuan pengambil kebijakan untuk merumuskan kebijakannya dan bagi

stakeholder lainnya untuk menentukan pilihan-pilihan dalam pendayagunaan

potensi yang ada bagi pengembangan kegiatan perikanan.

4. Menjadi acuan penetapan kawasan Danau Buyan dan Tamblingan” sebagai

Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Daerah Propinsi Bali

1.4 Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah terwujudnya pembangunan perikanan,

pariwisata, dan konservasi danau yang optimal, lestari dan berkelanjutan bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan perekonomian daerah.

Disamping itu untuk meningkatkan budaya untuk melakukan penelitian dan mutu

penelitian di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan

Perikanan, Universitas Udayana.

Page 14: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Danau Buyan dan Danau Tamblingan

Danau Buyan merupakan danau kaldera yang terbentuk dari hasil letusan

gunung api dan runtuhan Gunung Beratan dan Buyan Purba. Keadaan ini dapat terlihat

dari dinding sisi Utara danau yang curam dan membentuk tebing terjal (Dinas PU.,

2000 dalam Manuaba, 2009). Danau Buyan memiliki daerah tangkapan seluas 24,1

km2; dengan panjang 3,7 km dan lebar 1,25 km. Luas permukaan airnya adalah 3,67

km2; kedalaman ratarata 31,7 m; dan kedalaman maksimal 69 m. Volume air Danau

Buyan adalah 116,25 X 106 m3 (Bapedalda Regional II, 1999; Dinas PU., 2000). Air

Danau Buyan berasal dari air hujan, baik air hujan yang langsung jatuh pada danau

maupun air hujan yang jatuh di daerah tangkapan dan menjadi air limpasan, dan air

yang mengalir melalui 11 buah drainase di sisi sebelah timur dan selatan danau.

Sumber air lainnya adalah air yang berasal dari mata air Yeh Masem dengan debit 0,5

L/detik (Dinas PU., 2000). Air yang keluar danau utamanya dimanfaatkan untuk

pertanian, kebutuhan rumah tangga maupun untuk air minum yang dikelola secara

komersial oleh PDAM setempat. Di Danau Buyan juga terjadi penurunan volume air

akibat penguapan, mengalir melalui rengkahan menjadi mata air dan terserap di dasar

danau. Danau Buyan sebenarnya berfungsi sebagai reservoir penampungan air hujan,

dengan konsekuensi semua cemaran yang berasal dari sekitar danau akan bermuara ke

danau tersebut (Manuaba, 2009).

2.2 Plankton

Plankton adalah organisme baik tumbuhan maupun hewan yang umumnya

berukuran relatif kecil (mikro), hidup melayang-layang di air, tidak mempunyai daya

gerak/kalaupun ada daya gerak relatif lemah sehingga distribusinya sangat dipengaruhi

oleh daya gerak air, sepeti arus dan lainnya (Nybakken, 1992). Plankton terbagi dua

jenis yakni plankton tumbuhan (fitoplankton) dan plankton hewan (zooplankton)

(Newel & Newel, 1977). Plankton diaplikasikan untuk seluruh hewan dan tumbuhan

yang hidup secara bebas di air karena keterbatasan pergerakannya atau secara pasif

melawan arus perairan karena memiliki flagel (Heddy & Kurniati, 1996).

Page 15: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

9

Plankton di perairan terdapat dalam jumlah komposisi jenis dan kelimpahan

yang sangat bervariasi tergantung dengan kondisi lingkungan perairan tersebut

(Reynolds et al., 1984). Perubahan ukuran, jenis dan jumlah populasi plankton di

perairan dapat menggambarkan keadaan struktur komunitas perairan. Struktur

komunitas plankton merupakan kumpulan populasi plankton yang terdiri dari

fitoplankton dan zooplankton pada suatu habitat tertentu yang saling berinteraksi di

dalam suatu stratifikasi tertentu (Odum,1998).

Plankton mempunyai sifat selalu bergerak dapat juga dijadikan indicator

pencemaran perairan. Plankton akan bergerak mencari tempat yang sesuai dengan

hidupnya apabila terjadi pencemaran yang mengubah kondisi tempat hidupnya.

Dengan demikian terjadi perubahan susunan komunitas organisme di suatu perairan di

mana hal ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya pencemaran di perairan. Dalam hal

ini terdapat jenis-jenis plankton yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk

mengetahui hal tersebut sesuai dengan kondisi biologi perairan tersebut (Mulyono,

1992).

2.2.1 Fitoplankton

Fitoplankton merupakan tumbuhan renik mulai dari ganggang bersel satu

sampai dengan ganggang bersel banyak. Fitoplankton adalah kunci yang membuka

semua kehidupan dalam air, karena fitoplankton mempunyai klorofil untuk

berfotosintesis (Hasmaini dkk, 2012). Fitoplankton mempunyai pigmen warna dan

sebagian besar berwarna hijau, karena adanya semacam klorofil (a sampai d). Menurut

Thurman (1984) dalam perairan fitoplankton merupakan produsen primer (produsen

utama dan pertama), sehingga keberadaan fitoplankton dalam perairan mutlak adanya.

Fitoplankton dapat dibagi menjadi empat divisi, antara lain : Diatomae (Chrysophyta),

Alga hijau (Chlorophyta), Alga hijau biru (Cyanophyta), Dinoflagellata

(Euglenophyta) (Sachlan 1982).

Perubahan terhadap kualitas perairan dapat ditinjau dari kelimpahan dan

komposisi fitoplankton. Keberadaan fitoplankton di suatu perairan dapat memberikan

informasi mengenai keadaan perairan. Fitoplankton merupakan parameter biologi

yang dapat dijadikan indikator untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan

suatu perairan (bioindikator) (Septa, 2009). Hal yang sama juga diungkapkan oleh

Page 16: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

10

(Nurdin, 2010), Fitoplankton merupakan produsen primer terpenting dalam ekosistem

perairan, produksi zat organik dari anorganik yang dapat dilakukann oleh fitoplankton

melalui proses fotosintesis, merupakan sumber energi yang paling utama yang

mendasari struktur trofik suatu ekosistem. Hampir semua biota air apabila ditelusuri

rantai makanannya akan menunjukkan pangkalnya pada fitoplankton. Oleh karena itu

kelimpahan fitoplankton penting artinya dalam menentukan kesuburan suatu perairan.

Diversitas (keanekaragaman) plankton menunjukkan tingkat kompleksitas dari

struktur komunitas perairan. Diversitas plankton akan berkurang bila suatu komunitas

didominasi oleh satu atau sejumlah kecil spesies. Hal terjadi jika terdapat gangguan

terhadap lingkungan, dan pada kondisi tersebut terdapat satu atau beberapa spesies

(jenis) yang mampu bertahan dan berkembang lebih baikmenggantikan spesies (jenis)

lainnya yang tidak mampu bertahan. Penurunan diversitas dapat terjadi akibat

adanyapencemaran dan eutrofikasi (Soedarti et al, 2006).

2.2.2 Zooplankton

Zooplankton adalah plankton hewani. Dia mempunyai kemampuan bergerak

dengan cara berenang (migrasi vertikal). Pada siang hari zooplankton bermigrasi ke

bawah menuju dasar perairan. Migrasi dapat juga terjadi karena faktor pemangsaan

(grazing) yaitu mendekati fitoplankton sebagai mangsa (Sumich, 1999). Sama halnya

menurut Nybakken (1992), gerakan tersebut dimaksudkan untuk mencari makanan

yaitu fitoplankton. Gerakan pada malam hari lebih banyak dilakukan karena adanya

variasi makanan yaitu fitoplankton lebih banyak, selain itu dimungkinkan karena

zooplankton menghindari sinar matahari langsung. Zooplankton terdiri dari beberapa

filum hewan antara lain : filum Protozoa, Cnidaria, Ctenophora, Annelida, Crustacea,

Mollusca, Echinodermata, dan Chordata. (Nontji, 1993;Arinardi (1994)

2.3 Ikan

Ikan merupakan sumberdaya yang sifatnya dapat diperbaharui (renewable).

Hal ini berarti jika sumberdaya ikan diambil sebagian, maka sisa ikan yang tertinggal

memiliki kemampuan untuk memperbaharui dirinya dengan berkembang biak

(Nikijuluw, 2002). Berdasarkan sifat yang dimiliki oleh sumberdaya ikan tersebut,

maka diperlukan suatu upaya pengelolaan perikanan agar pemanfaatannya dapat

Page 17: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

11

berkelanjutan. tercapainya manfaat yang optimal dan berkelanjutan, serta terjaminnya

kelestarian. Menurut Leopold (1933) in von Geldren (1966) pengelolaan perikanan

adalah seni dan ilmu menghasilkan hasil ikan tahunan yang berkelanjutan untuk tujuan

rekreasi dan komersial.

Diantara komponen biotik, ikan merupakan salah satu organisme akuatik

yang\rentan terhadap perubahan lingkungan terutama yang diakibatkan oleh aktivitas

manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Limbah-limbah bahan buangan

yang dihasilkan oleh berbagai aktivitas manusia tersebut mempengaruhi kualitas

perairan baik fisik, kimia, dan biologis diantaranya terhadap penyebaran ikan (Rifai,

et al, 1983). Adanya perubahan ekologis pada perairan danau akan dapatmemberikan

pengaruh terhadap keanekaragaman makhluk hidup di dalamnya, khususnya ikan.

Keragaman jenis yang tinggi di suatu perairan menunjukkan keadaan komunitas yang

baik, sebaliknya keragaman yang kecil berarti telah terjadi ketidakseimbangan

ekologis di perairan tersebut (Koesbiono, 1989).

2.4 Tumbuhan Air

Salah satu komunitas yang memiliki peranan penting dan terdapat di sekeliling

danau ini adalah komunitas tumbuhan air (macrophytes). Tumbuhan air merupakan

tumbuhan yang tinggal di sekitar air dan didalam air yang berfungsi sebagai produsen

penghasil energi pada suatu ekosistem (Odum dan Barrett, 2005). Produsen pada suatu

ekosistem air tawar terdiri dari dua tipe yaitu, tanaman bentik yang kebanyakan

anggota Devisi Spermatophyta (tanaman berbiji) dan fitoplankton atau tanaman hijau

yang mengapung. Keberadaan tumbuhan air yang hidup dengan baik akan

menciptakan produktivitas perairan yang tinggi dan menghasilkan keanekaragaman

biota akuatik yang tinggi pula. Beberapa peranan tumbuhan air yang sangat penting

adalah sebagai produsen primer, sebagai habitat biota, tempat perlindungan dan tempat

menempel berbagai hewan dan tumbuhan atau alga (Boyd, 1968). Disamping itu,

tumbuhan air dapat juga sebagai daerah asuhan, padang pengembalaan dan makan dari

berbagai jenis ikan herbivora, hal ini terlihat dari banyaknya larva-larva dan juvenil

biota air yang ditemukan pada tumbuhan air. Daun tumbuhan air yang lebat dan besar

pada jenis tertentu akan memperlambat air yang disebabkan oleh arus sehingga

perairan di sekitarnya menjadi tenang. Disamping itu, rimpang dan akar dapat

Page 18: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

12

menahan dan mengikat sedimen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar

permukaaan. Chambers (1970) menegaskan bahwa tumbuhan air memiliki peranan

yang penting dalam struktur dan fungsi ekosistem perairan

2.5 Parameter Kualitas Air

2.5.1 Suhu

Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari

permukaan laut, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan dan aliran serta

kedalaman badan air. Organisme akuatik memiliki kisaran suhu tertentu yang disukai

bagi pertumbuhannya. Misalnya Chlorophyta dan diatom akan tumbuh dengan baik

pada kisaran suhu berturut-turut 30- -

bertoleransi terhadap kisaran suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan Chlorophyta

dan diatom (Haslam, 1995). Peningkatan suhu perairan mengakibatkan peningkatan

viskositas, reaksi kimia, evaporasi. Selain itu peningkatan suhu juga mengakibatkan

peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air dan selanjutnya

mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen. Peningkatan suhu perairan sebesar

sekitar 2-3 kali lipat (Effendi, 2003).

2.5.2 Penetrasi cahaya/Kecerahan

Penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan akan mempengaruhi produktifitas

primer. Kedalaman penetrasi cahaya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

tingkat kekeruhan, sudut datang cahaya matahari, dan intensitas cahaya matahari. Bagi

organisme perairan, intensitas cahaya yang masuk berfungsi sebagai alat orientasi

yang akan mendukung kehidupan organisme pada habitatnya. Penentuan penetrasi

cahaya secara visual dengan menggunakan secchi disk. Nilai kecerahan dinyatakan

dalam satuan meter (Effendi, 2003).

2.5.3 Dissolved Oxygen (DO)/Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan tanaman dan

hewan dalam air. Kehidupan makhluk hidup di dalam air tersebut tergantung dari

Page 19: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

13

kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang dibutuhkan

untuk kehidupan (Fardiaz, 1992) Oksigen terlarut juga merupakan faktor penting

dalam menetapkan kualitas air, karena air yang polusi organiknya tinggi memiliki

oksigen terlarut yang sangat sedikit (Michael, 1994).

2.5.4 pH

pH yang ideal bagi kehidupan biota air tawar adalah antara 6,8 - 8,5. pH yang

sangat rendah, menyebabkan kelarutan logam-logam dalam air makin besar, yang

bersifat toksik bagi organisme air, sebaliknya pH yang tinggi dapat meningkatkan

konsentrasi amoniak dalam air yang juga bersifat toksik bagi organisme air (Frits,

2013)

2.5.5. Biochemical Oxygen Demand (BOD).

Biochemical Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen biologis adalah

jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme di dalam memecah bahan

organik. Penguraian organic melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme di dalam air

lingkungan merupakan proses alamiah yang mudah terjadi apabila air lingkungan

mengandung oksigen yang cukup (Wardana, 1995). Pengujian BOD yang dapat

diterima adalah pengukuran jumlah oksigen yang akan dihabiskan selama lima hari

inkubasi sudah memperlihatkan besar persentase yang cukup yaitu kurang lebih 70%

dari seluruh bahan organik telah terurai (Sastrawijaya, 1991)

2.5.6. Amoniak

Nilai kadar amoniak suatu perairan erat kaitannya dengan tinggi suhu dan

kadar derajat keasaman yang dikandungnya. Tingginya kadar amoniak suatu perairan

karena terjadi pemupukan kotoran biota budidaya dan hasil kegiatan jasad renik di

dalam pembusukkan bahan – bahan organik yang kaya akan nitogen atau protein

(Kordi 2010).

2.5.7. Nitrat

Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient

utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Menurut Lee et al, (1978) bahwa kisaran

Page 20: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

14

nitrat di perairan berada antara 0,01-0,7 mg/l, sedangkan menurut Effendi (2003)

bahwa kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1

mg/l, akan tetapi jika kadar nitrat lebih besar 0,2 mg/l akan mengakibatkan eutrofikasi

(pengayaan) yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan algae dan tumbuhan air

secara pesat.

2.5.8. Fosfat

Seperti halnya nitrogen, fosfor merupakan unsur penting dalam suatu

ekosistem air. Zat-zat organik terutama protein mengandung gugus fosfor, misalnya

ATP, yang terdapat di dalam sel makhluk hidup dan berperan penting dalam

penyediaan energi. Dalam ekosistem fosfor terdapat dalam tiga bentuk yaitu senyawa

fosfor anorganik seperti ortofosfat, senyawa organik dalam protoplasma dan sebagai

senyawa organik terlarut yang terbentuk dari proses penguraian tubuh organism

(Barus, 2004).

Page 21: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

15

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3. 1 Tujuan Penelitian

Tujuannya adalah untuk mengkaji dan mengidentifikasi potensi sumberdaya

hayati dan kualitas air sebagai indikator kualitas lingkungan Danau Buyan dan

Tamblingan” dalam mendukung pengembangan dan pembangunan perikanan,

pariwisata, dan konservasi

3. 2 Maksud Penelitian

Maksud pelaksanaan kegiatan “Melakukan penelitian potensi sumberdaya

hayati dan kualitas air sebagai indicator kualitas lingkungan Danau Buyan dan

Tamblingan” adalah menyediakan data dan informasi mengenai potensi sumberdaya

hayati dan kualitas air Danau Buyan dan Tamblingan” dan daya dukung danau bagi

pengembangan perikanan, pariwisata, dan konservasi.

Page 22: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

16

BAB IV METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan

Kegiatan Identifikasi Potensi sumberdaya dan kualitas Perairan dilakukan di

Danau Buyan dan Tamblingan, Kabupaten Buleleng Provinsi Bali (Gambar 1).

Kegiatan ini dilaksanakan mulai pertengahan bulan Juni 2015 sampai bulan Juni 2016.

Gambar 1. Peta Lokasi Kegiatan Kajian Potensi Sumberdaya Hayati dan Kualitas

Air Sebagai Indikator Kualitas Lingkungan Danau Buyan dan

Tamblingan (BKSDA Bali)

3.2 Peralatan

Peralatan yang dipergunakan pada kegiatan Identifikasi Potensi Sumberdaya

dan Kualitas Perairan di Danau Buyan dan Tamblingan ini meliputi peralatan survey

dan pengambilan sampel, peralatan transportasi, analisis kualitas air dan perlengkapan

penunjang lainnya, disajikan Tabel 1.

Page 23: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

17

Tabel 1. Peralatan Kajian Potensi Sumberdaya Hayati dan Kualitas Air Sebagai

Indikator Kualitas Lingkungan Danau Buyan dan Tamblingan

No Nama Alat Kegunaan

1 Photo Camera & GPS Fotografi dan penentuan titik

koordinat masing-masing stasiun

pengamatan

2 Kendaraan Transportasi selama kegiatan

3 Perahu motor tempel Transportasi danau, untuk

pengamatan dan pengambilan

sampel

4 Alat - alat Pengukuran Kualitas

air :

a. Termometer

b. pH Paper

c. Sechi dish

d. Botol Sampel DO, CO2,

BOD, NO3, NH3, PO4, H2S

Mengukur suhu air

Mengukur pH Air

Mengukur Kecerahan air

Mengukur Oksigen Terlarut dan

wadah sampel air untuk analisis

CO2, BOD, NO3, NH3, PO4, H2S.

5 Alat-Alat Pengambilan Biota

Air :

a. Jaring/pancing Ikan

b. Jaring Plankton

c. Botol Sampel/botol film

d. Toples

e. Transek

f. Meteran

Mengambil sampel ikan

Mengambil sampel Plankton

Wadah Spesimen

Wadah koleksi ikan dan plankton

Alat ukur

Alat ukur

6 a. Alat tulis Mencatat data

Page 24: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

18

b. Timbangan Analtik

(Ohouse)

Menimbang sampel

7 a. Mikroskop

b. Haemocytometer

Mengamati sampel plankton

Menghitung plankton

3.3 Penentuan Stasiun

Identifikasi Potensi Sumberdaya dan Kualitas Perairan di Danau Buyan dan

Tamblingan dilakukan secara spasial dengan penetapan beberapa stasiun

pengamatan/pengambilan sampel. Penetapan stasiun pengamatan/pengambilan

sampel dilakukan dengan pertimbangan keterwakilan terhadap kondisi danau dan pola

penggunaan lahan di sekitarnya.

Pada kegiatan ini ditetapkan 6 stasiun pengamatan/pengambilan sampel,

dimana masing-masing stasiun dibagi lagi menjadi 3 (tiga) sub stasiun. Adapun stasiun

pengamatan/pengambilan sampel yang ditetapkan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Stasiun I, II, dan III : berlokasi di Danau Buyan.

b. Stasiun IV, V, dan VI : belokasi di Danau Tamblingan.

3.4 Metode

3.4.1 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan pada kegiatan ini berupa data primer dan data sekunder.

Data primer meliputi kualitas air, komunitas biota perairan, dan kegiatan pemanfaatan

danau dan lingkungan sekitar danau. Data primer diperoleh melalui kegiatan survei

yang meliputi pengamatan, pengukuran lapangan, dan wawancara terstruktur terhadap

responden, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan identifikasi dan analisis sampel di

laboratorium.

Data sekunder yang diperlukan berupa demografi dan demografi sosial,

budidaya perairan, perikanan tangkap, tata guna lahan, infrastruktur dan data

penunjang lainnya, yang diperoleh dari laporan-laporan yang ada di desa sekitar danau,

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Buleleng, Dinas Perikanan dan Kelautan

Provinsi Bali, dan instansi terkait lainnya.

Page 25: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

19

3.4.2 Metode Survei

a. Pengukuran Kualitas Air

Pengukuran kualitas air dilakukan pada setiap sub stasiun yang diamati sekali

dalam sehari. Kualitas air yang diamati terdiri dari faktor fisika dan kimia, faktor fisika

perairan yang diamati terdiri dari suhu, pH dan kecerahan, sedangkan faktor kimia

perairan yang diamati terdiri dari DO, CO2, BOD, nitrat, fosfat, amonia, dan H2S.

Variabel kualitas air diamati secara langsung menggunakan Test Kit dari sampel air

yang diambil pada masing-masing stasium pengamatan dan beberapa variabel akan

dianalisis di laboratorium.

b. Pengamatan Biota Air

Biota air yang diamati terdiri dari plankton (fitoplankton dan zooplankton),

ikan, dan Tumbuhan air. Sampling plankton pada setiap stasiun pengamatan dilakukan

dengan menggunakan plankton net, dan sampling ikan menggunakan alat tangkap

jaring ikan. Spesimen yang diperoleh dari hasil sampling kemudian diidentifikasi di

laboratorium. Tumbuhan air yang berada di perairan danau dicatat jenis, komposisi

menurut tipe Tumbuhan dan penutupannya pada masing-masing stasiun pengamatan.

c. Identifikasi Pemanfaatan Kawasan

Pemanfaatan kawasan yang diamati terdiri dari kawasan perairan Danau dan

kawasan daratan sekitar Danau. Pemanfaatan kawasan perairan Danau dihitung

seluruh volume yang digunakan untuk usaha Budidaya Ikan dan penangkapan ikan

maupun areal pelabuhan dengan melakukan pengamatan langsung maupun konfirmasi

data dari pengelola. Sedangkan pemanfaatan kawasan darat di sekitar danau dilakukan

survey dan wawancara dengan pihak pengelola usaha/masyarakat yaitu pemukiman

penduduk, budidaya pertanian, pelabuhan, tempat suci (pura), dan pariwisata

3.5 Analisis Data

a. Kualitas Air

Data yang diproleh dari hasil pengamatan kualitas air disusun dalam bentuk

tabel kemudian dianalisis secara deskriptif yang akan dibandingkan dengan standar

kualitas dan baku mutu perairan danau.

b. Plakton

Page 26: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

20

Struktur komunitas Plankton meliputi keanekaragaman jenis, dominansi jenis

dan keseragaman jenis.

Keanekaragaman jenis (Shannon-Wiener, 1949 dalam Restu, 2002):

s H’ = Indeks keanekaragaman jenis

H’ = - pi (log pi) pi = Proporsi jumlah individu species ke-i

i=1 s = jumlah taksa/jenis

Nilai tolak ukur indeks keanekaragaman adalah sebagai berikut:

H’ < 1,0 : Keanekaragaman rendah, miskin, produktivitas sangat rendah

sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak

stabil

1,0 < H’ < 3,322 : Keanekaragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi

ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang.

H’ > 3,322 : Keanekaragaman tinggi, stabilitas ekosistem mantap,

produktivitas tinggi, tahan terhadap tekanan ekologis.

Dominansi jenis (Simpson, 1949 dalam Odum, 1971; Southwood dan Anderson,

2000):

Keterangan :

D = Indeks Dominansi

ni = jumlah individu jenis ke-i

N = Jumlah total individu

Dengan kriteria (Odum, 1971) sebagai berikut : D mendekati 0 tidak ada jenis

yang mendominansi dan D mendekati 1 terdapat jenis yang mendominansi.

Keseragaman jenis Odum (1971) :

E = H’/H’ maks H’ = Indeks keanekaragaman jenis

H’maks = log S (S = jumlah taksa)

Page 27: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

21

Dengan kriteria sebagai berikut :

0<E≤0,5 = Komunitas tertekan;

0,5,<E≤0,75 = Komunitas labil;

0,75<E≤1 = Komunitas stabil.

Kelimpahan plankton dihitung dengan persamaan sebagai berikut: (Basmi, 1994):

O1 V1 1 1

N = x x x x n

O2 V2 P Q

dimana:

N = Jumlah individu plankton per liter

O1 = Luas gelas penutup

O2 = Luas lapang pandang

V1 = Volume air yang tersaring (volume sampel)

V2 = Volume air yang yang diamati di bawah gelas penutup (1 tetes)

P = Jumlah lapang pandang pengamatan

Q = Volume air yang disaring

n = Jumlah individu plankton yang tercacah pada setiap preparat

c. Ikan

Ikan yang diperoleh hasil sampling diidentifikasi jenisnya dan diukur panjang

dan beratnya untuk mengetahui ukuran ikan dan kondisi ikan berdasarkan hubungan

panjang bobotnya.

Hubungan panjang berat ikan dianalisis dengan persamaan (Effendie, 1997):

log W = log a + b log L dimana W= berat; L= panjang; a, b= konstanta

22

2

)log()(log)log(loglog)(logloglog

LLNWLLLWa

Page 28: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

22

d. Tumbuhan Air

Pengambilan data tumbuhan air dilakukan pada perairan Danau Buyan dan

Tamblingan di Kabupaten Singaraja. Pengambilan sampel dilakukan pada 6 stasiun

dengan mempertimbangan kondisi perairan, Untuk menentukan jenis tumbuhan air

yang ada pada perairan pengambilan sampel digunakan transek sebagai panduan dalam

melakukan, pada setiap stasiun dibuat 2 buah garis transek dengan panjang masing

masing 500 m. Sampel tumbuhan yang ditemukan di koleksi, dengan cara dimasukan

dalam kantong plastik dan diberi label sesuai stasiun, selajutnya dilakukan identifikasi

lanjut di Laboratorium Perikanan fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas

Udayana (Indrawati, 2008)

d. Identifikasi Pemanfaatan Kawasan

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan maupun wawancara disusun dalam

bentuk tabel, grafik maupun gambar kemudian dianalisis secara deskriptif, selanjutnya

dibahas dan diinterprestasikan untuk mendapatkan suatu kesimpulan.

LaNWb

log)log(log

Page 29: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

23

BAB V. HASIL YANG TELAH DICAPAI

Penelitian ini diawali dengan melakukan survey awal ke Danau Buyan dan

Danau Tamblingan. Survey ini dilakukan bertujuan untuk mengatahui lokasi

penelitian secara menyeluruh dan mendetail. Sehingga dari hasil survei ini akan

didapatkan pengelompokkan lokasi untuk digunakan sebagai daerah sampling dalam

penelitian. Hasil survei ini juga akan digunakan untuk menentukkan metode atau cara

pengambilan sampel yang tepat sehingga akan lebih memudahkan ketika melakukan

penelitian. Survei dilaksanakan oleh seluruh anggota tim dan dibantu dengan beberapa

mahasiswa Fakultas Kelautan dan Perikanan Udayana. Telah ditentukkan sembilan

titik lokasi sampling pada Danau Buyan dan Danau tamblingn. Penentuan lokasi

sampling ini bedasarkan alih fungsi lahan disekeliling danau yang akan mempengaruhi

kualitas air maupun indikator biologi di danau.

4.1 Parameter Kualitas Air

Pengukuran kualitas air di Danau buyan dan Tamblingan didapatkan hasil yang

bervariasi. Parameter kualitas air yang diukur antara lain : pH, DO, Suhu, Kecerahan,

Fosfat, Nitrat, BOD, dan COD. Hasil pengukuran kualitas air danau Buyan dapat

dilihat pada Tabel 2. Sedangkan hasil pengukuran parameter kualitas air di Danau

Tamblingan dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 2. Parameter Kualitas Air Danau Buyan

NO Lokasi (titik sampling)

Parameter Kualitas Air pH Suhu

(0C) DO

(mg/l) Kecerahan

(Cm) BOD (mg/l)

COD (mg/l)

Phospat (mg/l)

Nitrat (mg/l)

1. Buyan 1 7,7 21,5 9,9 86,5 6,45 50 1,10 0,794

2. Buyan 2 8,3 21,6 8 92 3,79 10 1,033 0,859

3 Buyan 3 7,6 22,2 9,9 70,1 6,07 60 0,88 1,54

4 Buyan 4 7,6 22,6 5,6 334 5,31 50 1,04 0,321

5 Buyan 5 7,5 22,1 4,5 316 4,17 30 0,88 0,47

6 Buyan 6 8,01 22,3 9,8 150,5 4,17 10 1,024 0,905

Page 30: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

24

7 Buyan 7 7,5 22,7 5,5 366,5 4,93 80 1,937 0,985

8 Buyan 8 7,1 22,8 7,5 317,5 3,41 20 1,102 0,817

9 Buyan 9 7,2 22,3 6,4 157 4,17 70 1,067 0,782

Tabel 3. Parameter Kualitas Air Danau Tamblingan NO

Lokasi (titik sampling)

Parameter Kualitas Air

pH Suhu (0C)

DO (mg/l)

Kecerahan (Cm)

BOD (mg/l)

COD (mg/l)

Phospat (mg/l)

Nitrat (mg/l)

1 Tamblingan 1 7,9 23,2 8,3 107 3,79 50 1,038 1,405

2 Tamblingan 2 7,9 23,2 7 283 4,17 40 1,844 1,096

3 Tamblingan 3 7,8 23,3 6,7 272,5 5,31 50 1,422 1,237

4 Tamblingan 4 7,4 22,4 6,5 227 4,93 20 0,955 0,321

5 Tamblingan 5 7,6 22,5 5,6 337,5 6,07 70 1,185 0,467

6 Tamblingan 6 7,7 23,2 6,8 308,5 4,93 10 0,866 0,905

7 Tamblingan 7 7,6 22,5 6 316 5,31 70 0,856 0,985

8 Tamblingan 8 7,7 22,8 5,8 318 6,45 50 1,053 0,817

9 Tamblingan 9 7,7 23,1 6,6 334 6,07 20 0,991 0,782

4.2 Plankton

Kelimpahan fitoplankton di danau buyan tertinggi di dapatkan pada stasiun 3

dengan kelimpahan sebesar 444 indivu/liter, sedangkan kelimpahan terendah terdapat

di stasiun 4 sebesar 91 individu/liter. Kelimpahan fitoplankton di Danau Buyan dapat

dilihat pada grafik 1. Pada danau tamblingan kelimpahan fitoplankton tertinggi

terdapat di stasiun 9 yaitu sebesar 437 individu/liter, sedangkan kelimpahan

fitoplankton terendah terdapat pada stasiun 8 sebesar 108 individu/liter. Kelimpahan

fitoplankton yang terdapat di Danau Tamblingan dapat dilihat pada grafik 2.

Page 31: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

25

Grafik 1. Kelimpahan Fitoplankton Di Danau Buyan

Grafik 2. Kelimpahan Fitoplankton Danau Tamblingan

Kelimpahan zooplankton juga menjadi salah satu \ndikator biologi yang dapat

menentukkan kondisi perairan. Hasil dari penelitian ini didapatkan kelimpahan

zooplankton tertinggi di danau buyan terdapat pada stasiun 1 sebesar 73 individu/liter.

Kelimpahan zooplankton tertinggi di Danau Tamblingan terdapat pada stasiun 4

sebesar 29 individu/liter. Kelimpahan zooplankton diperairan terkait dengan

keberadaan fitoplankton yang menjadi sumber makanannya dan intensitas cahaya

288

179

333

91129

234

119

175 192

0

50

100

150

200

250

300

350

buyan 1 buyan 2 buyan 3 buyan 4 buyan 5 buyan 6 buyan 7 buyan 8 buyan 9

Kelimpahan fitoplankton

157 166

270 277

171

330

223

109

437

Kelimpahan Fitoplankton

Page 32: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

26

matahari yang menembus ke perairan. Kelimpahan zooplankton di Danau Buyan dan

tamblingan terdapat pada Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 4. Kelimpahan Zooplankton Di Danau Buyan

No Lokasi (Titik Sampling)

Kelimpahan (Individu/Liter)

1 Buyan 1 73 2 Buyan 2 17 3 Buyan 3 29 4 Buyan 4 12 5 Buyan 5 24 6 Buyan 6 8 7 Buyan 7 40 8 Buyan 8 37 9 Buyan 9 32

Tabel 5. Kelimpahan Zooplankton Di Danau Tamblingan No Lokasi

(Titik Sampling) Kelimpahan

(Individu/Liter) 1 Buyan 1 1 2 Buyan 2 1 3 Buyan 3 2 4 Buyan 4 29 5 Buyan 5 1 6 Buyan 6 0 7 Buyan 7 2 8 Buyan 8 0 9 Buyan 9 1

Kesuburan perairan danau buyan dan tamblingan berdasrkan kelimpahan

fitoplankton termasuk dalam perairan oligotrofik. Hal ini sesuai dengan pernyataan

(Kaswadji, 1993) yang menyatakan bahwa perairan oligotrofik memiliki kelimpahan

fitoplankton antara 0-2.000 ind/l

Nilai kenaekaragaman fitoplankton di Danau Buyan berkisar Antara 1,37-

2,04. Nilai 1≤ H’≤ 3 menunjukkan bahwa Keanekaragaman sedang, produktivitas

cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang (Mason, 1981).

sedang Nilai keanekaragaman fitoplankton di Danau Tamblingan berkisar Antara 0,98

– 1,74. ini menunjukkan keanekargaman rendah menuju sedang.

Page 33: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

27

Grafik 3. Indeks Keragaman Fitoplankton di Danau Buyan

Grafik 4. Indeks Keragaman Fitoplankton di Danau Buyan

4.3 Tumbuhan air

Pada pengamatan di Danau Buyan dan Danau Tamblingan masing-masing 9

titik pengamatan, didapatkan 10 jenis tumbuhan air. Danau Buyan memiliki jenis

tumbuhan yang lebih beragam dari pada di Danau Tamblingan. Tercatat bahwa pada

Danau Buyan ditemukan jenis tumbuhan air sebanyak 8 jenis dan hanya 3 jens yang

ditemukan di Danau Tamblingan (Tabel 1).

1.8256 1.7720

1.51501.3761

1.8026 1.8090

1.4976

2.0486

1.7931

1 2 3 4 5 6 7 8 9Stasiun

Indeks Keanekaragaman Fitoplankton di Danau Buyan (H')

1.7331

1.4915

0.9852

1.39931.3258

1.1698

1.4341

1.68861.5859

1 2 3 4 5 6 7 8 9Stasiun

Indeks Keanekaragaman Fitoplankton di Danau Tamblingan(H')

Page 34: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

28

Jenis Tumbuhan Air Danau Buyan Danau Tamblingan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Scirpus mucronatus √ √

Salvinia molesta √ √ √ √ √ √ √ √ √

Myriophyllum brasiliense √ √ √ √ √

Brachiaria mutica √ √ √ √ √ √

Cyperus odoratus √ √ √ √

Eichornia crassipes solms √ √ √ √ √

Ludwigia adscendens √

Salvinia natans √

Ceratophyllum demersum L. √ √ √

Paspalum repens √ √ √ √ √ √ √

Nymphoides indica √ √ √ √ √ √ √ √

Jenis-jenis tumbuhan air yang ditemukan di Danau Buyan yaitu, Scirpus

mucronatus, Salvinia molesta, Myriophyllum brasiliense, Brachiaria mutica, Cyperus

odoratus, Eichornia crassipes solms, Ludwigia adscendens, Salvinia natans,

Ceratophyllum demersum L. Jumlah jenis tumbuhan air paling banyak ditemukan pada

stasiun pengamatan 1,2 dan 3, serta jumlah jenis tumbuhan air paling sedikit

ditemukan pada stasiun 7. Hal ini mungkin disebabkan oleh pada dtasiun 1,2, dan 3

berada dekat pada pemukiman pemduduk, sehingga tumbuhan mendapatkan masukan

zat hara yang cukup tinggi. Sedangkan pada stasiun 7 berada dekat dengan hutan,

sehingga masukan zat hara sedikit. Keberadaan zat hara bagi tumbuhan merupakan

salah satu factor penting dalam pertumbuhan tumbuhan air.

Jenis tumbuhan yang di teumkan di Danau Tamblingan yaitu, Paspalum

repens, Nymphoides indica, Myriophyllum brasiliense. Pada Danau Tamblingan

tumbuhan air yang ditemukan tidak begitu banyak dan rata-rata setiap stasiun

pengamatan terdapat tidak lebih dari 2 jenis tumbuhan air. Hal ini dapat disebabkan

oleh kondisi Danau Tamblingan yang masoh alami dan tidak banyak terdapat

masukanzat hara dari daratan.

Page 35: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

29

4.4 Komposisi Jenis Ikan Hasil Tangkapan di Danau Buyan

Pengamatan yang dilakukan di Danau Buyan terhadap jenis-jenis ikan hasil

tangkapan didapatkan bahwa terdapat enam jenis ikan hasil tangkapan, yaitu Ikan

Nilem, Zebra, Nila, Udang, Mujair, dan Mas. Jumlah ikan hasil tangkapan yang

terbanyak yaitu pada jenis ikan zebra dan jenis ikan hasil tangkapan terendah yaitu

pada jenis ikan mas.

Gambar 1. Komposisi Jenis Ikan Hasil Tangkapan Di Danau Buyan

Ikan Zebra ditemukan paling banyak tertangkap karena selain ikan tersebut

merupakan ikan hasil tangkapan sampingan dari jaring yang digunakan oleh nelayan,

ikan tersebut juga ditangkap dengan alat tangkap pancing oleh pengunjung.

Pengunjung Danau Buyan banyak melakukan wisata berupa wisata memancing yang

sebagian besar hasil tangkapan merupakan Ikan Zebra.

2.1 Hubungan Panjang Bobot

Pertumbuhan merupakan perubahan baik panjang, berat, maupun volume yang

terjadi dalam waktu tertentu. Studi tentang pertumbuhan pada dasarnya merupakan

penentuan ukuran badan sebagai suatu fungsi umur (Sparre dan Venema 1999). Berat

dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Hubungan panjang berat

digambarkan dengan W = aLb, dimana a dan b adalah konstanta yang didapatkan dari

perhitungan regresi, sedangkan W adalah berat dan L adalah panjang. Hubungan

0

50

100

150

200

250

Nilem Zebra Nila Udang Mujair Mas

48

218

742

171

Jum

lah

jen

is (

eko

r)

Jenis SD Ikan

Page 36: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

30

panjang bobot hampir mengikuti hukum kubik yaitu bahwa bobot ikan sebagai pangkat

tiga dari panjangnya (Effendie 1997). Hubungan antara dua variabel tersebut dapat

diketahui dengan menggunakan analisis regresi. Hubungan panjang bobot Ikan Nilem

dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan Panjang Bobot Ikan Nilem

Hasil Regresi didapatkan persamaan hubungan panjang dan bobot Ikan Nilem

yaitu W = 0.1006L2.3298. Nilai t hitung yang didapatkan sebesar 934.68 dan nilai t tabel

sebesar 3.2028, sehingga thit>ttab, yang artinya adalah tolah H0. Nilai slope (b) yang

didapat sebesar 2.3298< 3, sehingga pola pertumbuhan Ikan Nilem adalah allometrik

negatif. Allometrik negative berarti bahwa pertambahan panjang lebih dominan dari

pada pertambahan bobot. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Ikan Nilem memiliki

tubuh yang langsing. Effendie (2002) menyatakan bahwa pertumbuhan dipengaruhi

faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu

jumlah makanan yang tersedia dan kualitas air (Pratiwi, 2013). Model ini memiliki

nilai R2 sebesar 54.78%, sehingga model ini dapat dikatakan telah mewakili keadaan

sebenarnya di alam sebesar 54.78%.

W = 0.1006L2.3298

R² = 0.5478

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Page 37: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

31

Gambar 2. Hubungan Panjang Bobot Ikan Zebra

Hasil Regresi didapatkan persamaan hubungan panjang dan bobot Ikan Nilem

yaitu W = 0.0525L2.4442. Nilai t hitung yang didapatkan sebesar 26.35 dan nilai t tabel

sebesar 3.0593, sehingga thit>ttab, yang artinya adalah tolah H0. Nilai slope (b) yang

didapat sebesar 2.442< 3, sehingga pola pertumbuhan Ikan Zebra adalah allometrik

negatif. Allometrik negative berarti bahwa pertambahan panjang lebih dominan dari

pada pertambahan bobot. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Ikan Zebra memiliki

tubuh yang langsing. Model ini memiliki nilai R2 sebesar 53.89%, sehingga model ini

dapat dikatakan telah mewakili keadaan sebenarnya di alam sebesar 53.89%.

Pada ikan Nilem dan Ikan Zebra sama-sama memiliki nilai b yang lebih kecil daripada

3 dan pertumbuhan bersifat allometrik negatif. Jika nilai b lebih kecil dari 3

menunjukkan pertambahan berat lebih lambat dari pertambahan panjangnya (Effendie

2005). Hal ini mengindikasikan bahwa ikan tersebut tergolong kurus yang mungkin

disebabkan oleh persaingan makanan dan ruang di habitat mereka. Bagenal dan Tesch

in Kunto (2005) menambahkan bahwa nilai konstanta b juga dipengaruhi oleh letak

geografis, kondisi lingkungan seperti musim, tingkat kepenuhan lambung, penyakit

dan parasit yang menunjukkan pola pertumbuhan ikan

W = 0.0525L2.4442

R² = 0.5389

0

5

10

15

20

25

5 6 7 8 9 10 11

Page 38: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

32

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesuburan perairan Danau Buyan dan Tamblingan berdasarkan kelimpahan

fitoplankton termasuk kedalam perairan oligotrofik

Berdasarkan indeks keragaman fitoplankton, ekosistem Danau Buyan dan

Tamblingan menunjukkan bahwa Keanekaragaman sedang, produktivitas

cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang

Jenis-jenis ikan hasil tangkapan di Danau Buyan bahwa terdapat enam jenis

ikan hasil tangkapan, yaitu Ikan Nilem, Zebra, Nila, Udang, Mujair, dan Mas.

Saran

Perlu dilakukan poenelitian serupa dengan jangka waktu yang lebih lama,

shingg dat yang didapatkan dapat menggambarkan keadaan Danau Buyan dan

Tamblingan setiap musim.

Page 39: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

33

DAFTAR PUSTAKA

Barus. 2004. Pengantar Limnologi, Studi tentang Ekosistem Sungai dan Danau. Jurusan Biologi. Fakultas MIPA USU. Medan. Basmi, J. 1994. Planktonologi : Teknik Menghitung Plankton (Tidak Dipublikasikan). Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Boyd, C. E. 1968. Fresh water plants: a potential sources of protein. Econ. Bot., 22:359-368. Chambers, K. L. 1970. Biochemical coevolution. Twenty-ninth Biology Colloquium, Oregon state, University Press. Eugene Effendie, M.I. 2003. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara. 162 h. Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius. Yogyakarta. Frits, T, O. Kalesaran dan R. Rompas. 2013. Studi Parameter Fisika Kimia Air Pada Areal Budidaya Ikan Di Danau Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa. Budidaya Perairan Mei 2013 Vol. 1 No. 2 : 8-19 Indrawati dan Muhsin. 2008. Keanekaragaman Tumbuhan Air Pada Perairan Sungai Dan Rawa Di Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara. WARTA - WIPTEK, Volume 16 Nomor : 02 Kaswadji. 1993. Produktivitas Primer dan Laju Pertumbuhan Fitopalnkton di Perairan Pantai Bekasi. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Kunto et al. 2005. Pertumbuhan, mortalitas, dan kebiasaan makan ikan tawes (Barbodes gonionotus) di Waduk Wonogiri. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 11(2):1-7 Masson, J.F.1981.Biology of Freshwater Pollution.Inc, New York Michael, P. 1994. Metoda Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan danLaboratorium. UI Press. Jakarta.

Page 40: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

34

Nikijuluw, V. P. H. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Jakarta: PT. Pustaka Cidesindo. 254 h. Nurdin, S. 2009. Bahan Ajar Kuliah Tumbuhan Air. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru, Tidak diterbitkan Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta: 697 pp. Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. Philadelphia: W.B. Saunders Company Odum, E.P., G. W. Barrett., 2005. Fundamentals of ecology. 5th Edition. Thomson Learning, United State. 598 p. Restu, I.W. 2002. Kajian Pengembangan Wisata Mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Wilayah Pesisir Selatan Bali. [Tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor Reynolds, C. S., J. G. Tundisi, and K. Hino. 1984. Observation on a metalimnetic phytoplankton population in a stably stratified tropical lake. Arch. Hydrobyol. 97: 7-17. Southwood, T.R.E. and P.A. Anderson. 2000. Ecological Methods. London: Blackwell Science Sastrawijaya, A. T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Cetakan kedua. PT. Rineka Cipta. Jakarta Soedarti. T., J. Aristiana & A Soegianto. 2006, Diversitas Fitoplankton pada Ekosistem Perairan Waduk Sutami. Malang, Berkas Penelitian Hayati 11 : 97 – 103 Von Geldren, C. E, Jr. 1966. Warm Water Lake Management in A. Calhoun (Ed),\ Inland Fisheries Management. State of California, The Resources Agency, Department of Fish and Fish Game. 546 h.

Page 41: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

35

LAMPIRAN

Gambar 1. Persiapan Alat dan Bahan

Gambar 2. Persiapan Alat dan Bahan

Page 42: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

36

Gambar 3. Perahu di Danau Buyan

Gambar 4. Pengambilan Sampel Plankton

Page 43: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

37

Gambar 5. Pengambilan Sampel Plankton

Gambar 6. Pengambilan Sampel Air.

Page 44: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

38

Gambar 7. Pengukuran Kualitas Air.

Gambar 8. Pengambilan Sampel Tumbuhan Air

Page 45: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

39

Page 46: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

40

Page 47: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

41

Page 48: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi
Page 49: Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), …erepo.unud.ac.id/3088/1/eb82a28c82aad64930a193125bf42fc4.pdf · Gambar1. TitikSampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi

2