Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017 FPIPSKReprints.upgris.ac.id/552/1/prosiding semnas II...
Transcript of Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017 FPIPSKReprints.upgris.ac.id/552/1/prosiding semnas II...
Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017 “Strategi Kebudayaan dan Tantangan Ketahanan Nasional Kontemporer”
FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL KEINDONESIAAN II
TAHUN 2017
“Strategi Kebudayaan dan Tantangan Ketahanan Nasional
Kontemporer”
Gedung Pusat Lt.7 Universitas PGRI Semarang
20 April 2017
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
DAN KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017 “Strategi Kebudayaan dan Tantangan Ketahanan Nasional Kontemporer”
FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
SUSUNAN PANITIA
Pelindung : Rektor Universitas PGRI Semarang
Penanggung Jawab : Dekan FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
Pengarah : Wakil Dekan I FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
Wakil Dekan II FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
Ketua : Donny Anhar Fahmi, S.Si., M.Pd
Sekretaris : Antono Herry P.A., SE, M.Si
Bendarahara : Agus Sutono, S.Fil., M.Phil.
Sidang Acara : Endang Wuryandini, S.Pd., M.Pd.
Dra. Sri Suneki, M.Si
Tubagus Herlambang, S.Pd, M.Pd
Sie Publikasi : Agus Wiyanto, S.Pd, M.Pd
Ibnu Fathu Royana, S.Pd, M.Pd
Fajar Ari Widiyatmoko, S.Pd, M.Pd
Sie Konsumsi : Novika Wahyuhastuti, SE, M.Si
Utvi Hinda Zhannisa, S.Pd, M.Or
Maftukhin Hudah, S.Pd, M.Pd
Sie Perlengkapan : Suyadi, SE
Lalu Ardhany, SE
Sertifikat : Nor Rochman, S.Pd, M.Pd
Nur Khoiriyah, S.Pd
Sie Penerima Tamu : Osa Maliki, M.Pd
Galih Dwi Pradipta, M.Or
Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017 “Strategi Kebudayaan dan Tantangan Ketahanan Nasional Kontemporer”
FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
KATA PENGANTAR
Ketahanan nasional (tannas) Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa
Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampua mengembangkan
kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan, baik yang dating dari dalam maupun luar untuk
menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta
perjuangan mencapai tujuan nasional.
Ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus
diwujudkan, dibina terus menerus dan sinergis, mulai dari pribadi, keluarga,
lingkungan, daerah dan nasional bermodalkan keuletan dan ketangguhan yan
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional. Proses
berkelanjutan untuk mewujudkan kondisi tersebut dilakukan berdasarkan
pemikiran geostrategic yang dirancang dengan memerhatikan kondisi bangsa dan
konstelasi georafi Indonesia.
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan
kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam selurh aspek kehidupan secara
utuh dan menyelurh serta terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan
wawasan nusantara. Konsepsi ini merupakan pedoman untuk meningkatkan
keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan
keamanan.
Indonesia beberapa kali pernah menelurkan gagasan-gagasan besar sebagai
jawaban atas tantangan globalisasi. Indonesia merupakan negara pertama yang
memproklamasikan kemerdekaannya setelah Perang Dunia kedua berakhir dan
merupakan penggagas berdirinya Gerakan Non Blok pada masa perang dingin.
Indonesia juga merupakan penggagas sistem bagi hasil dalam industri minyak dan
gas sebagai alternatif terhadap sistem konsesi yang dianggap sebagai bentuk
kolonialisme baru. Kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam implementasi
gagasan-gagasan besar tersebut seharusnya dapat menjadi pemacu semangat
dalam melakukan perencanaan strategi dan konsolidasi yang lebih baik dalam
peningkatan kemampuan untuk menghadapi tantangan globalisasi.
Dengan kata lain konsepsi ketahanan nasional merupakan pedoman untuk
meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan
keamanan. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam
menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-
besarnya kemakmuran yang adil dan merata, rohaniah dan jasmaniah. Sedangkan
Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017 “Strategi Kebudayaan dan Tantangan Ketahanan Nasional Kontemporer”
FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
keamanan adalah kemampuan bangsa melindungi nilai-nilai nasional terhadap
ancaman dari luar maupun dari dalam.
Dengan latar belakang tersebut di atas maka Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosail dan Keolahragaan memandang penting tentang strategi dan
tantangan terhadap ketahanan nasioanl keIndonesiaan saat ini untuk diangkat
dalam sebuah seminar nasional. Melalui seminar ini diharapkan muncul
pemikiran-pemikiran, pandangan-pandangan dari seluruh peserta menjadi salah
satu upaya untuk menguatkan langkah bangsa dan negara Indonesia ini
menghadapi arus jaman denga segala dinamikanya.
Semarang, 20 April 2017
Dr. Titik Haryati, M.Si
Dekan
Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017 “Strategi Kebudayaan dan Tantangan Ketahanan Nasional Kontemporer”
FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................... i
SUSUNAN PANITIA .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
Makalah Panelis
CATATAN MENGENAI STRATEGI KEBUDAYAAN DAN
TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL KONTEMPORER ................ 2
Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno
STRATEGI KEBUDAYAAN DAN NILAI KEINDONESIAAN
DALAM BINGKAI KETAHANAN NASIONAL ......................................... 7
Prof. Dr. Armaidy Armawi
LINI STRATEGIS KEOLAHRAGAAN UNTUK PENGUATAN
KETAHANAN DAN DAYA SAING BANGSA (Formula
Intangible Asset Berbasis Budaya) ................................................................ 19
Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
PANCASILA PARADIGMA BUDAYA HUKUM INDONESIA ................ 33
Dr. Maryanto, M.Si.
Makalah Subtema Ekonomi dan Ketahanan Nasional
BUDAYA KEWIRAUSAHAAN DAN IMPLIKASINYA PADA
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH .................................................... 42
Aryan Eka Prastya Nugraha
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP
KEPUASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI EKONOMI
MANAJEMEN UNIVERSITAS PANCA MARGA
PROBOLINGO .............................................................................................. 48
Agung Yatiningrum
ALOKASI WAKTU KERJA PEREMPUAN STUDI EMPIRIS
PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA BORDIR DI JAWA
TENGAH ....................................................................................................... 57
Efriyani Sumastuti, Hawik Ervina Indiworo, Ika Indriasari
PENDIDIKAN NILAI GOTONG-ROYONG SEBAGAI
STRATEGI KETAHANAN NASIONAL ..................................................... 71
Agustinus Wisnu Dewantara
Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017 “Strategi Kebudayaan dan Tantangan Ketahanan Nasional Kontemporer”
FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 6 TAHUN 2014
TENTANG DESA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN
KETAHANAN NASIONAL ......................................................................... 83
Rosalina Ginting
ANALISA PRODUK HUKUM SURAT KEPUTUSAN
GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 660.1/4 TAHUN 2017
TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN
PENAMBANGAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG,
DALAM KAITANNYA DENGAN KETAHANAN WILAYAH ................ 92
Agus Suprijanto
URGENSI KETAHANAN NASIONAL UNTUK MENJAMIN
KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA .................................... 108
Pebriyenni
KETAHANAN NASIONAL DALAM TANTANGAN GLOBAL
MENYONGSONG GENERASI EMAS TAHUN 2045 ............................... 119
Suyahman
STRUKTUR KONFLIK DAN FORMULASI KETAHANAN
SOSIAL BUDAYA DALAM MEMPERTAHANKAN
KEBERAGAMAN INDONESIA .................................................................. 138
Sri Suneki
SISHANKAMRATA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
KETAHANAN NASIONAL INDONESIA .................................................. 148
Anton Suwito
PENINGKATAN PEMBANGUNAN MANUSIA MELALUI
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK MEWUJUDKAN
KETAHANAN NASIONAL YANG TANGGUH ......................................... 161
Suwarno Widodo
REVITALISASI KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI ASAS
HUKUM DALAM RANGKA MEMPERKUAT KETAHANAN
NASIONAL INDONESIA ............................................................................. 170
Reno Wikandaru
UPAYA MENINGKATKAN INDUSTRI OLAHRAGA ............................. 191
Danang Aji Setyiawan
SPORT INDUSTRY UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN
GLOBAL ....................................................................................................... 199
Buyung Kusumawardhana
TUJUAN PEMBELAJARAN MENGELOLA KOPERASI ......................... 207
David Firna
Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017 “Strategi Kebudayaan dan Tantangan Ketahanan Nasional Kontemporer”
FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
199
SPORT INDUSTRY UNTUK MENGHADAPI
TANTANGAN GLOBAL
Buyung Kusumawardhana
PJKR UPGRIS
Abstrak
Masyarakat secara umum masih belum menyadari bahwa peluang usaha di dunia olahraga begitu
besar. Masyarakat yang memiliki soft skill dan hard skill yang baikpun belum berani terjun ke
dunia olahraga dengan alasan beberapa pertimbangan. Persepsi mengenai olahraga diidentikan
dengan berlari, melompat dan melempar. Pelaku olahraga bukan hanya atlit semata tetapi banyak
stakeholder yang berkontribusi di dalamnya. Federasi, pelatih, atlit, manajemen keuangan, ahli
medis, ahli hukum hingga pedagang asongan terlibat didalamnya. Sport Industry dapat dijadikan
sebagai solusi untuk menghadapi tantangan global. Sport industry dapat berupa barang maupun
jasa. Setiap jenis olahraga baik itu prestasi, pendidikan, rekreasi, kesehatan, cacat, kesehatan.
dari setiap jenis olahraga dapat membuka peluang bisnis masing-masing. Bukan hanya pelaku
olahraga saja (atlet & pelatih) tetapi setiap individu yang berkecimpung dalam dunia olahraga.
Kata kunci: Sport Industry, Tantangan Global
PENDAHULUAN
Dalam menghadapi tantangan global setiap manusia harus memiliki soft
skill dan hard skill yang baik dari setiap bidang yang ditekuni, begitu juga dengan
bidang olahraga. Olahraga tidak hanya mencakup tentang aspek fisik saja
melainkan semua aspek yang berhubungan dengan olahraga. Persepsi mengenai
olahraga diidentikan dengan berlari, melompat dan melempar. Jika kita jeli
membaca peluang maka kita akan melihat banyak sekali peluang usaha di
dalamnya.
Sport industry mulai berkembang pada akhir-akhir ini. Bila kita mengikuti
liga sepakbola, basket, bulu tangkis dan olahraga lain maka kita akan tergiur
dengan pendapatan yang dihasilkan oleh pihak-pihak yang terkait. Pelaku
olahraga bukan hanya atlit semata tetapi banyak stakeholder yang berkontribusi di
dalamnya. Federasi, pelatih, atlit, manajemen keuangan, ahli medis, ahli hukum
hingga pedagang asongan terlibat didalamnya. Salah satu hal yang perlu kita
ketahui adalah itu hanya satu jenis olahraga yaitu jenis olahraga prestasi.
Sedangkan ada beberapa jenis olahraga yang sering di terapkan, yaitu: olahraga
prestasi, olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga rehabilitasi, olahraga
cacat, olahraga kesehatan. Dilihat dari jenis-jenis olahraga tersebut maka betapa
besar peluang sport industry yang akan terlibat dalam bidang olahraga.
Masyarakat secara umum masih belum menyadari bahwa peluang usaha di
dunia olahraga begitu besar. Masyarakat yang memiliki soft skill dan hard skill
Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017 “Strategi Kebudayaan dan Tantangan Ketahanan Nasional Kontemporer”
FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
200
yang baikpun belum berani terjun ke dunia olahraga dengan alasan beberapa
pertimbangan.
ANALISIS/PEMBAHASAN
A. Definisi Sport Industry
Sejak Peter Ueberuth sukses membisniskan Olimpiade 1984 Los Angles,
maka era sport industry dimulai. Banyak definisi industri olahraga yang dapat
dilihat untuk memahami konsep industri olahraga.
Bisnis dapat didefiniskan sebagai suatu kegiatan usaha individu yang
terorganisir untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan
keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (Sugiyono: 2008). Brown
and Petrello (1976) menyatakan bahwa Business is an institution which produce
good and service demanded by people. Dalam kaitannya dengan olahraga, bisnis
merupakan sejumlah usaha yang meliputi bidang olahraga baik itu menciptakan
atau memproduksi suatu produk yang berkaitan dengan olahraga ataupun kegiatan
jasa olahraga dan kemudian memasarkannya kepada masyarakat atau konsumen.
Beberapa tokoh telah memberikan definisinya yang berkaitan tentang industri
olahraga tersebut. Dae-Hwan dalam Lutan (2004) mengemukakan bahwa industri
olahraga adalah industri yang menciptakan nilai tambah dengan memproduksi dan
menyediakan olahraga yang berkaitan dengan peralatan dan layanan (jasa) yaitu
peralatan/perlengkapan olahraga yang berkaitan dengan aktivitas olahraga seperti
kompetisi olahraga, pelatihan, dan pesta olahraga. Selanjutnya, Miller dkk dalam
Harsuki (2005) menyatakan bahwa sport indstry adalah semua produk, barang,
servis, tempat, orang-orang dan pemikiran yang ditawarkan pada pelanggan yang
berkaitan dengan olahraga. Berbicara tentang industri tidak terlepas dari suatu
kegiatan bisnis yang dilakukan dari proses hingga mengolah barang atau jasa
dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada secara terus menerus
(Sudharto: 2007). Suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara menggerakan tubuh
yang memiliki fungsi untuk menjaga kesehatan dan kebugaran untuk membangun
fisik manusia untuk membangun aspek non-fisik manusia yaitu kesehatan jiwa
manusia (Isworo Laksmi & Handayani: 2008).
Mencermati dari definisi tersebut, dapat disimpulkan untuk merubah persepsi
yang mengatakan bahwa sport industry tersebut terbatas hanya pada alat-alat
olahraga saja. Pada hal konteks sport industry dalam manajemen modern meliputi
barang dan jasa yang dalam hal ini berhubungan dengan olahraga untuk
memperoleh keuntungan baik itu dari industry itu sendiri, masyarakat serta
stakeholder.
Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017 “Strategi Kebudayaan dan Tantangan Ketahanan Nasional Kontemporer”
FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
201
B. Ruang Lingkup Sport Industry
Berdasarkan definisi sport industry diatas dapat disimpulkan bahwa olahraga
merupakan kegiatan bisnis yang memproduksi atau memperjual belikan barang
dan jasa kepada masyarakat. Sehingga ruang lingkup sport industry meliputi
produk dan jasa. Produk dapat berupa alat-alat olahraga, perlengkapan olahraga
dan lain-lain. Sedangkan jasa meliputi gedung olahraga, keterampilan, dan lain-
lain.
Didalam Undang-undang No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional Pasal 79 ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa sport industry meliputi:
1. Sarana dan Prasarana yang diproduksi, diperjual belikan atau
disewakan.
2. Jasa penjualan kegiatan olahraga sebagai produk utama yang
dikemas secara professional, meliputi:
a. Kejuaraan nasional dan internasional
b. Pekan olahraga daerah, wilayah, nasional dan internasional
c. Promosi, eksibisi, dan festival olahraga
d. Keagenan layanan informasi dan konsultan olahraga
Telah dijelaskan bahwa sport industy merupakan kegiatan bisnis,
sehingga ruang lingkup dari kegiatan bisnis itu adalah:
1. Accounting, yang meliputi budget controls system, practive and
procedure.
2. Finance, yang meliputi operational of financial institution, optimus
financial rations, mergers and acquisition, leveraged buyonts and
intercorporate financing.
3. Management, yang meliputi employee attitudes and behaviors,
human resources management, production operations
management, strategy formulation and information system.
4. Marketing, yang meliputi product image, advertaising, sales
promotion, distribution packaging, pricing, after-sale service,
consumer preferences, new product development.
C. Tujuan Sport Industry
Menurut Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional Pasal 79 ayat 4 No 3
Tahun 2005 adalah badan usaha. Setiap kegiatan sport industry wajib
memperhatikan tujuan keolahragaan nasional dan prinsip penyelenggaraan
keolahragaan, hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Keolahragaan
Nasional Pasal 78 No 3 Tahun 2005 yaitu memelihara dan meningkatkan
kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan
akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan
kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional serta mengangkat harkat,
martabat serta kehormatan bangsa.
Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017 “Strategi Kebudayaan dan Tantangan Ketahanan Nasional Kontemporer”
FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
202
Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional Pasal 5 No 3 Tahun 2005
mengenai prinsip penyelengaraan keolahragaan:
1. Demokratis, tidak diskriminatif dan menjunjung tinggi nilai
keagamaan, nilai budaya dan kemajemukan bangsa.
2. Keadilan sosial dan kemunusiaan yang adil dan beradab.
3. Sportivitas dan menjunjung tinggi nilai etika dan estetika.
4. Pembudayaan dan keterbukaan.
5. Pengembangan kebiasaan hidup sehat dan aktif bagi masyarakat.
6. Pemberdayaan peran serta masyarakat.
7. Keselamatan dan keamanan.
8. Keutuhan jasmani dan rohani.
Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional Pasal 80 ayat 1 Tahun
2005 menjelaskan bahwa pengembangan sport industry dilaksanakan melalui
kemitraan yang saling menguntungkan agar terwujud kegiatan olahraga yang
mandiri dan professional. Sehingga tujuan dari sport industry sebenarnya adalah
terciptanya kemandirian dan keprofesionalan olahraga di Indonesia.
Sport industry akan berkembang sejalan dengan fungsi olahraga, yaitu:
1. Kesehatan dan kebugaran.
2. Membangun aspek non-fisik yaitu kesehatan jiwa manusia.
3. Membangun fisik manusia.
Jika tiga hal fungsi olahraga itu dilakukan maka bidang-bidang yang lain
akan berperan yaitu perkembangan ekonomi sejalan dengan perkembangan sport
industry, serta IPTEK sejalan dengan kebutuhan untuk mendukung prestasi
olahraga. Puncak dari semuanya adalah perdamaian dan kesejahteraan dunia yang
didapat dari aktivitas olahraga (Laksmi & Handayani: 2008).
D. Usaha dan Sport Industry
Kegiatan olahraga mempunyai pengaruh terhadap kehidupan maniusia,
baik itu nilai ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Nilai-nilai olahraga itu
mempengaruhi keberhasilan pembangunan nasional diantaranya adalah dari segi
ekonomi dan kualitas sumber daya manusia. Hal ini dapat dikatakan bahwa
system manajemen dan pembinaan olahraga merupakan bagian integral dari
pembangunan kualitas sumber daya manusia.
Kesegaran jasmani yang memadai meningkatkan kemampuan kerja
optimal serta dapat menghemat biaya pemeliharaan kesehatan. pembinaan
olahraga di masa depan akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan
kesejahteraan manusia. Misalnya melimpah ruahnya bonus yang diterima oleh
seorang juara olimpiade dan sebagainya.
Sebagai makhluk sosial kita dapat mengembangkan bisnis dan kegiatan
olahraga. Olahraga dapat menciptakan bisnis baru, misalnya pariwisata, tempat
Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017 “Strategi Kebudayaan dan Tantangan Ketahanan Nasional Kontemporer”
FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
203
hiburan (rekreasi), perhotelan, restoran, pengembangan usaha kecil (jajanan) serta
hal lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia dalam bentuk
menciptakan lapangan pekerjaan.
Pada saat ini, Indonesia mudah menemuan fitness centre, bowling alleys,
kursus, klub dan organisasi olahraga. Selain itu pertandingan, turnamen dan
fasilitas olahraga yang dikemas dalam model bisnis yang baik. Usaha intensifikasi
dan ekstensifikasi perlu dilanjutkan dan merupakan peluang bisnis bagi seorang
yang berjiwa wirausaha.
Pelaku dan pakar olahraga hendaknya memiliki kesadaran bahwa peranan
olahraga dalam menciptakan bisnis sangat mungkin dan diperlukan. Mereka tidak
dapat berjalan sendiri dalam melakukan industrialisasi olahraga karena itu para
pelaku akan menjalin kerjasama dengan pemilik modal sehingga bersinergi
menghasilkan rencana bisnis yang matang dan saling menguntungkan.
Wawasan bisnis dan manajemen diperlukan untuk memajukan dan
mengembangkan bisnis olahraga. Hal ini penting karena maju dan
berkembangnya bisnis dapat memicu penelitian dan pengambangan,
meningkatkan mutu Pendidikan dan pengembangan IPTEK olahraga,
meningkatkan prestasi serta memperbanyak kesempatan kerja (Arismunandar:
1997).
Setiap pertandingan memerlukan penonton dan hendaknya menarik
banyak penonton. Pertandingan tanpa penonton bagai sayur tanpa garam. Motifasi
atlet akan menurun apabila pertandingan tanpa adanya penonton. Teriakan
penonton dapat memacu semangat bertanding para atlet. Pertandingan dengan
disaksikan banyak penonton dapat menguntungkan pihak penyelenggara yang
didapat dari tiket masuk. Kondisi ini akan baik bagi tingkat kesejahteraan pelaku
olahraga. Hal ini memberikan timbal balik bagi para penonton karena olahraga
telah dianggap hiburan dan rekreasi yang baik.
E. Persyaratan Usaha dan Sport Industry
Pengelolaan olahraga secara bisnis dapat menghasilkan keuntungan. Akan
tetapi keuntungan yang dapat diraih sangan bergantung pada mutu fasilitas,
produk, dan jasa yang dijual, memiliki daya tarik dan ditampilkan pada saat yang
tepat.
Ada beberapa persyaratan agar kegiatan olahraga dapat menghasilkan
bisnis yang baik:
1. Masyarakat telah memiliki kesadaran olahraga dapat membugarkan
tubuh dan jiwa, meningkatkan kecerdasan (intelegensia dan
emosional), meingkatkan produktivitas kerja, mengurangi biaya
perawatan kesehatan. sosialisasi serta peran dan fungsi olahraga ini
selayaknya menjadi program utama pelaku olahraga.
Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017 “Strategi Kebudayaan dan Tantangan Ketahanan Nasional Kontemporer”
FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
204
2. Tingkat kesejahteraan masyarakat sudah tinggi sehingga
masyarakat telah memenuhi kebutuhan primer yang akan
memerlukan kebutuhan tersier dalam hal ini rekreasi dan
kesehatan.
3. Para pengusaha telah menyadari potensi dan peluang bisnis dari
kegiatan olahraga. Kegiatan ini dapat dengan cara promosi bahwa
kegiatan olahraga memiliki potensi dan peluang bisnis yang baik
seperti transportasi, pariwisata, jasa, pelayanan tempat olahraga
dan kebugaran hingga peralatan olahraga.
4. Pemilik modal dan pengurus organisasi keolahragaan serta pelaku
olahraga lainnya harus memiliki jiwa wirausaha dan bisnis.
Pelaku olahraga tidak hanya berfikir mengahabiskan dana tetapi sudah
memikirkan bagaimana kegiatan olahraga yang dilakukan dan diselenggarakan
dapat menghasilkan dana. Pengurus dan pemilik klub (semua jenis olahraga) atau
organisasi olahraga dituntut memiliki kompetensi agar setiap event dana atau
kegiatan olahraga dapat menghasilkan keuntungan financial maka dari itu
pemasaran sangat penting untuk merealisasikan kegiatan tersebut. pemasaran
dapat melalui media cetak maupun elektronik.
F. Sport Industry dan Pariwisata
Olahraga merupakan wahana yang memberikan kesempatan dan peluang
kepada manusia untk bersaing, menguasai, manang dan kalah. Olahraga seolah-
olah mengganti peran yang destruktif dan melenyapkan kebudayaan.
Pariwisata merupakan kegiatan serta memberikan kesempatan kepada
manusia untuk bergerak, melihat, belajar, bergaul, mengenal budaya, alam sekitar,
keunggulan, keajaiban ataupun keistimewaan tempat lain. Pariwisata akan
berkembang hingga ke ranah IPTEK dan wisata olahraga (Arismunandar: 1997).
Promosi pariwisata hendaknya melibuti semua kegiatan sehingga
berorientasi pada kepentingan dan keberhasilan publik. Misalnya konferensi,
pameran, acara adat, museum, arsitektur, pertunjukan, kesenian, olahraga dan
pariwisata sendiri.
Profesi olahragawan bukan profesi impian anak-anak Indonesia yang
mempunya kesan orang-orang yang berotot tanpa disertai otak. Kesan yang sering
disamakan dengan pengangguran (dari pada tidak bekerja mending daftar klub).
Orang tua banyak yang sepakat untuk tidak mengarahkan anak-anaknya menjadi
atlet (olahragawan). Hal ini dapat mengakibatkan tipisnya re-generasi yang
berkecimpung di sector olahraga. Parahnya, kondisi minim dipengaruhi dengan
system dari infrastruktur klub atau lebaga olahraga yang sarat dengan korup.
Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017 “Strategi Kebudayaan dan Tantangan Ketahanan Nasional Kontemporer”
FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
205
Padahal jika pelaku olahraga peka, olahraga tidak hanya untuk prestasi saja
melainkan banyak sector yang perlu digali salah satunya adalah di bidang
pariwisata.
G. Contoh: Amerika Kapitalis Olahraga
Amerika sebagai negara superkapitalis, ide-ide cemerlang dalam meraup
keuntungan sudah tidak perlu diragukan lagi. Di Amerika, berbagai macam cara
siap dilakukan demi tercapainya keuntungan yang dahsyat nan abadi.
Salah satu orang terkaya di Amerika (Stanley Kroenke) dengan yakin
membeli saham Arsenal, salah satu klub besar dan favorit di Eropa. Sebelumnya
Liverpool dibeli oleh 2 orang Amerika George Gillet dan Tom Hicks, sedangkan
Aston Villa dikuasai oleh Randy Lerner dan Manchester United menguasai saham
Malcolm Glazer.
Hal ini membuktikan bahwa:
1. Olahraga merupakan ladang bisnis yang menggiurkan (jika dilakukan
dengan baik).
2. Atlet merupakan profesi yang terhormat.
3. Amerika benar-benar cerdik melihat peluang bisnis.
Sudah tidak bisa dipungkiri lagi olahraga merupakan ladang bisnis bagi
masyarakat umum. Jika dilihat dari minat dan antusiasme masyarakat Indonesia
terhadapat olahraga prestasi saja sudah sangat tinggi. Hanya dengan sedikit
manajemen yang baik maka sebuah pagelaran olahraga yang sehat akan menjadi
lebih menarik dan memberikan keuntungan bisnis yang besar.
Sayangnya pagelaran olahraga di Indonesia selama ini belum dikelola
sebagai bisnis yang dapat diraih dengan manajemen olahraga yang handal.
Sehingga timbul kesan pagelaran olahraga di Indonesia masih sebatas ajang
rekreasi, tontonan dan ajang perjuangan untuk meraih pengakuan dunia
internasional.
Di berbagai negara industry maju dan modern, seperti halnya Amerika,
Inggris, Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, Belanda, Jepang, Korea Selatan dan
Tiongkok, olahraga telah menjadi industry unggulan sebagai pemasok devisa
negara. Negara tersebut para atlet begitu dihargai dan menjadi sebuah profesi
professional. Keberhasilan negara tersebut dan tingginya minat masyarakat dalam
negeri terhadap pergelaran olahraga, harus di ikuti oleh Indonesia sebagai
olahraga industry unggulan.
Olahraga yang telah dirancang sebagai industry modern yang berskala
global, terbukti telah menjadi lokomotif atau multiplier effect terhadap tumbuhnya
kegiatan bisnis baru, misalnya pariwisata, tempat hiburan, perhotelan, restoran,
pengembangan usaha kecil makanan dan kinuman, jasa kebugaran, peralatan dan
Seminar Nasional KeIndonesiaan II Tahun 2017 “Strategi Kebudayaan dan Tantangan Ketahanan Nasional Kontemporer”
FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
206
sarana olahraga, gizi olahraga, psikologi olahraga, merchandise sehingga pada
akhirnya dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang layak.
KESIMPULAN
Sport Industry dapat dijadikan sebagai solusi untuk menghadapi tantangan
global. Sport industry dapat berupa barang maupun jasa. Setiap jenis olahraga
baik itu prestasi, pendidikan, rekreasi, kesehatan, cacat, kesehatan. dari setiap
jenis olahraga dapat membuka peluang bisnis masing-masing. Bukan hanya
pelaku olahraga saja (atlet & pelatih) tetapi setiap individu yang berkecimpung
baik disengaja maupun tidak sengaja dalam dunia olahraga.
Pariwisata, tempat hiburan, perhotelan, restoran, pengembangan usaha
kecil makanan dan kinuman, jasa kebugaran, peralatan dan sarana olahraga, gizi
olahraga, psikologi olahraga, merchandise merupakan bentuk bisnis yang paling
nyata dikembangakan pada saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2013. Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Alfabeta:
Bandung.
Bonnie, Parkhouse. 1991. The Management of Sport. St. Louis: Mosby-Year
Book, Inc.
Chadwick, Simon. 2012. Sport Entrepreneurship. Theory and Practice Paperback.
Chong, Kim. 2006. Sport Industry. Konfrensi International Sport Industry.
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. 2012. Pedoman
Pemeliharaan Prasarana Keolahragaan. Deputi Bidang Harmonisasi dan
Kemitraan.
Tim Litbang & Instruktur KONI Mata Kuliah Sport Industry.
Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional Tahun 2005.