Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

182
Seminar Nasional 2021 Email : [email protected] Nomor : 07/LoA/Semnas/BPTP Lampung/2021 Bandar Lampung, 14 Juni 2021 Lampiran : - Perihal : Pemberitahuan Penerimaan Abstrak Kepada Yth. Etty Hesthiati Di Tempat Dengan hormat, Panitia telah menerima dan mengevaluasi abstrak dengan judul “Pengolahan Dessert Mousse Bisbul dan Alpukat Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Sebagai Pangan Fungsional”. Dengan ini kami menyatakan bahwa abstrak Bapak/Ibu lolos seleksi, dan selanjutnya kami mengundang Bapak/Ibu untuk mempresentasikannya secara oral saat Seminar Nasional pada hari Rabu, 30 Juni 2021 via Zoom Video Conferencing. Pemakalah yang diterima untuk presentasi oral dimohon agar mengirimkan makalah lengkap, paling lambat tanggal 21 Juni 2021 melalui email: [email protected], serta mempersiapkan soft copy bahan presentasi dengan format Microsoft Power Point dengan rekaman suara, dan dikumpulkan kepada panitia paling lambat tanggal 29 Juni 2021 dengan durasi presentasi selama 5 menit. Demikian surat undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih. Panitia Seminar Nasional 2021 Ketua, Dr. Nandari Dyah Suretno, S.Pt.,M.Si NIP. 19740521 199903 2 001

Transcript of Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 1: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Seminar Nasional 2021 Email : [email protected]

Nomor : 07/LoA/Semnas/BPTP Lampung/2021 Bandar Lampung, 14 Juni 2021

Lampiran : - Perihal : Pemberitahuan Penerimaan Abstrak

Kepada Yth.

Etty Hesthiati

Di

Tempat

Dengan hormat,

Panitia telah menerima dan mengevaluasi abstrak dengan judul “Pengolahan Dessert Mousse

Bisbul dan Alpukat Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Sebagai Pangan Fungsional”. Dengan ini

kami menyatakan bahwa abstrak Bapak/Ibu lolos seleksi, dan selanjutnya kami mengundang

Bapak/Ibu untuk mempresentasikannya secara oral saat Seminar Nasional pada hari Rabu, 30 Juni

2021 via Zoom Video Conferencing.

Pemakalah yang diterima untuk presentasi oral dimohon agar mengirimkan makalah lengkap,

paling lambat tanggal 21 Juni 2021 melalui email: [email protected], serta

mempersiapkan soft copy bahan presentasi dengan format Microsoft Power Point dengan rekaman

suara, dan dikumpulkan kepada panitia paling lambat tanggal 29 Juni 2021 dengan durasi

presentasi selama 5 menit. Demikian surat undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu kami

ucapkan terima kasih.

Panitia Seminar Nasional 2021

Ketua,

Dr. Nandari Dyah Suretno, S.Pt.,M.Si

NIP. 19740521 199903 2 001

Page 2: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id
Page 3: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

BUKU PANDUAN

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) LampungBandar Lampung, 30 Juni 2021

Bekerjasama dengan :

Provinsi Lampung Universitas Lampung LampungBALITBANGDA Fakultas Pertanian Politeknik Negeri

Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKementerian Pertanian

Sponsor :

www.lampung.litbang.pertanian.go.id

science.innovation.networks

PT. AGRI MAKMUR PERTIWI

Product of PT. Great Giant Pineapple

“Inovasi Teknologi Pertanian Lahan Kering MasamMendukung Kemandirian Pangan dan Ekspor “

Page 4: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

BUKU PANDUAN dan ABSTRAK

SEMINAR NASIONAL BPTP LAMPUNG 2021

Page 5: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page ii

BUKU PANDUAN dan ABSTRAK

SEMINAR NASIONAL BPTP LAMPUNG 2021

INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING MASAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DAN EKSPOR

Bandar Lampung Indonesia

Juni 2021

Page 6: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page iii

Daftar isi

SEMINAR NASIONAL i

KATA PENGANTAR iv

SUSUNAN PANITIA v

SAMBUTAN KEPALA BPTP LAMPUNG viii

Susunan Acara 1

Daftar Abstrak 6

Panduan Seminar Online 18

Kumpulan Abstrak 40

Daftar Peserta 135

Sponsor 144

Page 7: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga penyusunan

Buku Kumpulan Abstrak ini dapat diselesaikan dengan baik.

Buku ini berisi kumpulan abstrak hasil-hasil penelitian

yang dipresentasikan oleh para pemakalah pada Seminar

Nasional Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung

Tahun 2021, yang dilaksanakan secara daring pada tanggal

30 Juni 2021. Pemakalah pada seminar ini berasal dari

berbagai Instansi Badan penelitian dan Pengembangan

pertanian, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian

Pertanian di seluruh Indonesia, yang melakukan penelitian

dan pengembangan di bidang pertanian.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Panitia

Seminar Nasional Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lampung Tahun 2021 dan pihak lain yang telah membantu

tersusunnya Buku ini. Penyusun berharap semoga Buku ini

dapat bermanfaat bagi para pemakalah dan peserta Seminar

Nasional BPTP Lampung 2021.

Bandar Lampung, Juni 2021

Tim Penyusun

Page 8: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page v

SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL BPTP LAMPUNG

Penanggung Jawab : Kepala BPTP Lampung (Dr. Drs. Jekvy Hendra, M.Si.)

Wakil Penanggung Jawab I

: Arfi Irawati, S.P., M.Si.

Wakil Penanggung Jawab II

: Drs. Dani Purwadi

Ketua Pelaksana : Dr. Nandari Dyah Suretno, S.Pt., M.Si.

Sekretaris : Endriani, S.P., M.Si.

Wakil Sekretaris : Hestiana Karyati, A.Md.

Bendahara : Herna Suhartin, A.Md.

Wakil Bendahara : Yuli Setyo Rahayu, A.Md.

Seksi-Seksi

1. Seksi Publikasi Hasil Seminar

:

a. Dewan Penyunting

1. Dr. Ir. Robet Asnawi, M.Si.(*) (BPTP Lampung)

2. Dr. Ir. Junita Barus, M.Si. (BPTP Lampung)

3. Dra. Dewi Rumbaina M (BPTP Lampung)

4. Ir. Rr. Ernawati, M.T.A. (BPTP Lampung)

5. Dra. Alvi Yani, M.Si. (BPTP Lampung)

6. Dr. Ir. Slameto, M.Si. (BPTP Lampung)

7. Dr. Nandari Dyah S., S.Pt., M.Si. (BPTP Lampung)

8. Ir. Nasriati, M.P. (BPTP Lampung)

9. Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.S. (Unila)

10. Prof. Dr. Ir. Netti Yuliana, M.Sc. (Unila)

11. Dr. Ir. Erwanto, M.Si. (Unila)

12. Prof. Dr. Ir. Rubiyo, M.Si. (BBP2TP)

13. Dr. Ir. Yulia Pujiharti, M.Si. (Puslibangtan)

14. Dr. Ir. Dulbari, M.Si. (Polinela)

15. Prof. Dr. Ir. Maryati, M.P. (Stiper Darma Wacana)

Page 9: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page vi

16. Dr. Ir. Agus Haryanto, M.P. (Unila)

b. Redaksi Pelaksana dan makalah

1. Zahara, S.P., M.Si.(*)

2. Dr. Danarsi Diptaning Sari, S.P., M.Si.

3. Reny Debora Tambunan, S.Pt., M.Sc.

4. Erliana Novitasari, S.T.P., M.Sc.

5. Fauziah Yulia Adriyani, S.P., M.Si.

6. Tri Kusnanto, S.S.T.

7. Reli Hevrizen, S.Pt.

8. Robinson Putra, SP., M.Si.

2. Seksi

Kesekretariatan 1. Endriani, S.P., M.Si. (*)

2. Dian Meithasari, S.P.

3. Soraya, S.P.

4. Novilia Santri, S.T.P.

5. Ely Novrianti, S.P.

6. Rismawita Sinaga, S.P.

7. Artha Muchtar Djalil, S.P.

8. Nina Meilina, S.Si.

9. Yuli Setyo Rahayu, A.Md.

3. Seksi Materi dan

Persidangan 1. Dr. Ir. Nila Wardani, M.Si. (*)

2. Dr. Ir. Robet Asnawi, M.Si.

3. Dr. Ir. Slameto, M.Si.

4. Arfi Irawati, S.P., M.Si.

5. Ir. Ratna Wylis Arif, MTA.

6. Reny Debora Tambunan, S.Pt., M.Sc.

7. Erdiansyah, S.P.

8. Eka Miftakhul Jannah, S.P., M.Si.

9. Meidaliyantisyah, S.T.P., Pg.Dip.

10. Fauziah Yulia Adriyani, S.P., M.Si.

11. Rahadian Mawardi, S.P., M.Sc.

Page 10: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page vii

12. Tri Kusnanto, S.ST.

13. Reli Hevrizen, S.Pt.

14. Dea Sylva Lisnandar, M.Si.

15. Betty Mailina, S.P.

16. Erliana Novitasari, S.T.P., M.Sc.

17. Tika Nafiah Ramadhani, A.Md.

18. Rismawita Sinaga, S.P.

19. Hestiana Karyati, A.Md.

4. Seksi Acara 1. Ir. Ratna Wylis Arif, MTA. (*)

2. Tiara Aprilia Putri Hernanda S.P., M.Si.

3. Arfi Irawati, S.P., M.Si.

4. Agung Lasmono, S.P., M.Sc.

5. Dede Rohayana, S.P.

5. Seksi Humas, Publikasi, Dokumentasi dan Sponsorship

1. Erdiansyah, S.P. (*)

2. Reli Hevrizen, S.Pt.

3. Tiara Aprilia Putri Hernanda, S.P., M.Si.

4. Tika Nafiah Ramadhani, A.Md.

6. Seksi Konsumsi 1. Yeni Sepda Nila, A.Md., S.Sos.(*)

2. Yulis Aisyah

3. Tanti Retno Yuliantika, A.Md.

7. Seksi

Perlengkapan dan Transportasi

1. Drs. Dani Purwadi (*)

2. Saptono

3. Asropi, S.T.P., M.Sc.

4. Jhon Tanamera, S.Kom.

5. M. Hairul Anam

6. Medi Suyono

7. Sugiyono

Page 11: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page viii

SAMBUTAN KEPALA BPTP LAMPUNG Dr. Drs. Jekvy Hendra, M.Si

Assalammualaikum wr wb.

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadhirat ALLAH SWT atas segala berkah, hidayah dan bimbingan-NYA. Peran inovasi teknologi pertanian dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat tidak dapat diragukan lagi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian merupakan lembaga penghasil teknologi yang berperan nyata menghasilkan inovasi dan teknologi pertanian seperti varietas unggul, teknologi budidaya, teknologi pascapanen, teknologi pengolahan, alat dan mesin pertanian serta pengembangan kelembagaan pertanian. Bertolak dari paradigma Balitbangtan bahwa “Research for Development” mempunyai makna bahwa Balitbangtan berkomitmen kuat dan memberikan perhatian yang besar terhadap pendayagunaan hasil penelitian dan mempercepat proses penerapan di lapangan. Hal ini berarti inovasi hasil penelitian dan pengkajian pertanian yang telah dihasilkan, baik skala nasional mauoun spesifik lokasi perlu secepatnya sampai kepada khalayak masyarakat pengguna. Paradigma dimaksud sangat mendukung visi Kementerian Pertanian untuk menuju pertanian maju, mandiri dan modern.

Pada era global bahwa penguasaan teknologi, sinergisme dan kolaborasi lembaga riset merupakan kunci untuk membangun pertanian Indonesia. Pemanfaatan inovasi teknologi pertanian, sumberdaya manusia, dan sumberdaya alam secara tepat guna dan tepat pengelolaan penting dilakukan. Untuk itu BPTP Lampung pada tahun 2021 ini menyelenggarakan seminar nasional inovasi teknologi pertanian. Tema yang dipilih pada seminar nasional tahun ini adalah “Inovasi Teknologi Pertanian Lahan Kering Masam Mendukung Kemandirian Pangan dan Ekspor”. Seminar Nasional merupakan media komunikasi terhadap hasil pencapaian inovasi teknologi pertanian oleh para expert, peneliti, dosen, mahasiswa, pemerhati dan praktisi pertanian dari berbagai kalangan yang meliputi berbagai lembaga penelitian (Balit Komoditas dan Puslit-Puslit), perguruan tinggi, BPTP seluruh Indonesia dan beberapa institusi pemerintah dan swasta lain yang terkait pengembangan bidang pertanian.

Page 12: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page ix

Tujuan pelaksanaan seminar nasional ini adalah mengkomunikasikan, mendiskusikan serta mendiseminasikan hasil karya inovasi dan teknologi pertanian lahan kering masam sehingga dihasilkan suatu arah dalam pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Lahan Kering Masam Mendukung Kemandirian Pangan dan Ekspor. Disamping itu, diharapkan hasil-hasil penelitian unggul karya para peneliti-peneliti muda di Indonesia dapat diterbitkan pada jurnal ilmiah nasional terakreditasi. Terdapat sekitar 100 makalah hasil litkaji terseleksi yang akan dipaparkan pada seminar nasional ini.

Tak lupa apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada Tim Steering Committee, Kepala Balitbangda Propinsi Lampung, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Direktur Politeknik Negeri Lampung, dan Stakeholder lainnya yang telah membantu sumbang pemikiran, dan segenap jajaran kepanitiaan dalam penyelenggaraan seminar nasional ini. Terakhir, jalinan kerjasama antara Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian dengan Pemda Propinsi Lampung dalam membangun pertanian harus tetap dieratkan. Semoga seminar memberikan manfaat bagi pengembangan dunia ilmu pengetahuan, inovasi serta teknologi bidang pertanian. Terimakasih.

Wassalammualaikum wr wb.

Page 13: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

1

Susunan Acara

SEMINAR NASIONAL

BPTPLAMPUNG2021

INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN

KERING MASAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN

PANGAN DAN EKSPOR

Page 14: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 2

SEMINAR NASIONAL

BPTP LAMPUNG 2021 INOVASI TEKNOLOGI

PERTANIAN LAHAN

KERING MASAM

MENDUKUNG

KEMANDIRIAN PANGAN

DAN EKSPOR 30 JUNI 2021 08.30-16.30 WIB

LIVE

Keynote Speaker

Ir. H. Arinal Djunaidi

Gubernur Lampung

Kebijakan Pemerintah Provinsi

Terhadap Kemandirian Pangan

dan Ekspor.

Opening Speech

Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si

Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian

Kementerian Pertanian

Inovasi Teknologi Pertanian

Mendukung Kemandirian Pangan dan Ekspor

Page 15: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 3

Pemakalah Utama Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si

Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Lampung (UNILA)

Peran Perguruan Tinggi dalam

mendukung Kemandirian

Pangan pada Lahan Kering

Masam

Pemakalah Utama Dr. Ir. Sarono, M.Si

Direktur Politeknik Negeri Lampung

(Polinela)

Peran Sekolah Vokasi dalam

Penyiapan Kader Pertanian

Tangguh Mendukung

Kemandirian Pangan dan

Ekspor

Pemakalah Utama Husnain, SP, MP, MSc, Ph.D

Kepala Balai Besar Sumberdaya Lahan

Pertanian (BBSDLP)

Inovasi Teknologi Lahan

Kering Masam untuk

Kemandirian Pangan

Page 16: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

SUSUNAN ACARA

SEMINAR NASIONAL BPTP LAMPUNG

Bandar Lampung, 30 JUNI 2021

Waktu Acara Keterangan

07.30-08.30 Host membuka Zoom meeting

dan Persiapan panitia dan

peserta masuk zoom

Host

08.30-08.50 Pembukaan Acara Seminar

Nasional BPTP Lampung

Tahun 2021

MC

Tari Sembah Penari

Menyanyikan Lagu Indonesia Raya Host

08.50-09.00 Sambutan Selamat Datang Ka. BPTP Lampung

(Dr. Drs. Jekvy Hendra, M.Si)

09.00-09.10 Pembacaan Doa Panitia

09.10-09.30 Opening Speech “Inovasi Teknologi Pertanian Mendukung Kemandirian Pangan dan Ekspor”

Ka. Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian

(Dr. Ir. Fadjry Djufry,M.Si)

09.30–09.50 Keynote Speech ”Kebijakan Pemerintah Provinsi Lampung Terhadap Kemandirian Pangan dan Ekspor”

Gubernur Lampung (Ir. H. Arinal Djunaidi)

09.50–10.00 Penandatangan Nota Kesepakatan antara Badan Litbang Pertanian dengan Pemerintah Daerah Kabupaten: 1. Kabupaten Tanggamus 2. Kabupaten Pesawaran 3. Kabupaten Tulang Bawang

Barat 4. Kabupaten Way Kanan 5. Kabupaten Lampung Utara

Sub Koordinator KSPP

Page 17: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Waktu Acara Keterangan

10.00-10.05 Penyerahan Cinderamata: 1. Balitbangtan ke Bupati 2. BPTP ke Sponsor

Panitia

10.05–10.20 Gubernur Lampung beserta jajarannya mengunjungi pameran.

Tim Pameran

10.20-11.20 Pemakalah Utama: Moderator

(KaBalitbangda/ Dr. Ir. Robet A, M.Si)

1. Peran Perguruan Tinggi dalam mendukung Kemandirian Pangan pada Lahan Kering Masam.

Dekan FAPERTA UNILA

(Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri B, M.Si)

2. Peran Sekolah Vokasi dalam Penyiapan Kader Pertanian Tangguh Mendukung Kemandirian Pangan dan Ekspor.

Direktur Polinela

(Dr. Ir. Sarono, MSi)

3. Inovasi Teknologi Lahan Kering Masam untuk Kemandirian Pangan.

Kepala BBSDLP

(Husnain, SP, MP, MSc, Ph.D)

11.20-11.40 Diskusi Moderator

11.40-11.50 Foto Bersama Host

11.50-13.00 Ishoma MC

13.00-15.50 Sesi Paralel (5 Ruang) Sie Acara dan Persidangan

15.50-15.55 Semua Peserta bergabung di

ruang utama Pembagian Link

Absensi untuk pembagian sertifikat

Host

15.55-16.05 Pengumuman

Pemakalah terbaik

Host

16.05-16.30 Penutupan

Panitia

Page 18: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Daftar Abstrak

SEMINAR NASIONAL

BPTP LAMPUNG 2021

“INOVASI TEKNOLOGI

PERTANIAN LAHAN KERING

MASAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN

DAN EKSPOR”

https:bit.ly/SemnasBPTPLampung2021

Page 19: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 7

DAFTAR ABSTRAK

SEMINAR NASIONAL BPTP LAMPUNG 2021

NO. KODE

ABSTRAK NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH

1 PGN 01 Zahara dan Yennita Sihombing

Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian Lahan Kering Masam Mendukung Ketahanan Pangan

2 PGN 02 Slamet Bambang Priyanto, Moch. Arif Subechan

Eksplorasi Karakter Sekunder Untuk Seleksi Tidak Langsung Pada Jagung Di Kondisi Kekeringan

3 PGN 03

Edyson Indawan, Sri Umi Lestari, Reza Prakoso Dwi Julianti, Poppy Indri Hastuti

Perbaikan Lahan Kering Masam Dengan Biochar

4 PGN 04 Ponijan, Etik Puji Handayani, Sutomo

,

Nurleni Kurniawati

Uji Efektifitas Bioinsektisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit (Leptoorisa oratorius. F) Pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.)

5 PGN 05 Ratna sari, Yati Haryati, Bebet Nurbaeti dan Irma Noviana

Kajian Varietas Unggul Baru Kedelai Di Kabupaten Majalengka

6 PGN 06 Soraya, Junita Barus, and Rismawita Sinaga

Seed Germination Of Soybean And Rice Due To Organic And Chemical Solution Treatment

7 PGN 07 Sempurna Ginting

Kejadian Alami Infeksi Nucleopolyhedrovirus Fall Armyworm, Spodoptera frugiperda (J.E.Smith) Pada Jagung Di Bengkulu

8 PGN 08 Mirawanty Amin, Anggella Tesalonika Tombuku

Optimalisasi Lahan Kering Masam Untuk Tanaman Pangan Dengan Pemberian Pupuk Organik

Page 20: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 8

NO. KODE

ABSTRAK NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH

9 PGN 09 Muhammad Saleh

Keragaan Tujuh Asesi Padi Lokal Asal Jambi Di Lahan Rawa Lebak Dangkal Kebun Percobaan Banjarbaru Kalimantan Selatan

10 PGN 10 Tietyk Kartinaty dan Sri Sunardi

Aplikasi Berbagai Amelioran Dan Dosis Rhizobium Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai Di Lahan Kering

11 PGN 11 Eni Maftuah

dan A.

Susilawati

Peran Biochar Untuk Meningkatkan Produktivitas Lahan Masam

12 PGN 12 Doni Wahyu, Wahida Annisa, Yiyi Sulaeman

Ameliorasi Kimia Tanah Masam Tropika: Meta Analisis

13 PGN 13 Sution dan Muhammad Hatta

Pengaruh Penggunaan Beberapa Dosis Pemupukan Urea dan Beberapa Varietas Unggul Jagung Hibrida Terhadap Produktivitas Tanaman Jagung

14 PGN 14 Septiana Simanjuntak, Joko Prasetyo, Sudiono, Titik Nur Aeny

Pengaruh Kombinasi Fungisida Mankozeb dan Trichoderma Sp. Terhadap Penyakit Bulai Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.)

15 PGN 15 Yuli Lestari dan Afthanur Rifqi Hidayat

Optimalisasi Lahan Masam Berbasis Bahan Pembenah Tanah Untuk Budidaya Kedelai

16 PGN 16 Endriani, Dian Meithasari, Tri Kusnanto, Sunaryo

Analisis Vegetasi Gulma Pada Tanaman Tumpangsari Padi Gogo dan Kedelai Di Lahan Kering Masam Lampung

17 PGN 17

Mawardi, Bambang Hendro S., Benito H.P., Putu Sudira

Totok

Gunawan

Distribusi Spasial Fe Di Lahan Sawah Rawa Pasang Surut Akibat Pasang Surut Air Di Kawasan Sungai Barito Kalimantan Selatan Sebagai Acuan Pertanaman Padi

Page 21: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 9

NO. KODE

ABSTRAK NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH

18 PGN 18 Tini Siniati Koesno, Arina Ulfa Hidayati dan Syarif Fajrullah

Dampak Penyelenggaraan Penyebaraluasan Inovasi pada Petani Etnis Madura

19 PGN 19

Yuli Sulistyowati, Ade Nena Nurhasanah, Dwi Astuti, Dwi Widyajayantie,Carla Frieda Pantouw, Vincentia Esti Windiastri, Agus Rachmat, Satya Nugroho

Seleksi dan Evaluasi Sorgum Mutan Generasi M2 Hasil Radiasi Sinar Gamma untuk Peningkatan Karakter Biomassa

20 PGN 20 Yanti Triguna & Baiq Tri Ratna Erawati

Peran Varietas dalam Mendukung Peningkatan Produktivitas Jagung Di Lahan Kering Kabupaten Lombok Timur

21 PGN 21

Agung Lasmono, Setyo Dwi Utomo, Agus Karyanto, dan Kukuh Setiawan

Pengaruh Pemberian Hara Mikro Zn Terhadap Peningkatan Umbi Dan Pati Pada Sistem Tumpangsari Ubi Kayu Dan Sorgum

22 PGN 22 Danarsi Diptaningsari, Edhi Martono

Prospek Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Pengelolaan Hama Tanaman Padi Di Indonesia

23 PGN 23

Slameto, Meidaliyantisyah , D.A. Lisnandar dan Wahyu Wibawa

Dayahasil Padi Gogo dan Kedelai Pada Sistem “Turiman Gole 9-5” Di Lahan Kering Wilayah Lampung Timur

24 PGN 24

Dea Sylva Lisnandar, Endriani, Suryani, Hestiana Karyati, Sandy Nugroho

Pengaruh Olah Tanah pada Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai

25 PGN 25 Jihan Haura, Gina Dania Pratami, Agung Lasmono

Identifikasi Serangan Hama pada Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Di IP2TP Natar

26 PGN 26

Yullianida, Rini Hermanasari, Angelita Puji Lestari, Aris Hairmansis

Galur-Galur Harapan Padi Gogo Toleran Kekeringan Dan Keracunan Aluminium

Page 22: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 10

NO. KODE

ABSTRAK NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH

27 PGN 27

Rini Hermanasari, Yullianida, Angelita Puji Lestari

dan Aris

Hairmansis

Penampilan Galur-Galur Padi Gogo Terpilih di Lahan Kering Masam

28 PGN 28 Fibrianty, Eko Hanudin , dan Azwar Ma’as

Karakteristik Pelindian Udipsamment Pada Ameliorasi Menggunakan Tanah Mineral Dan Polimer Perekat

29 PGN 29 Meidaliyantisyah, Asropi, dan Slameto

Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Usahatani Mendorong Peningkatan Indeks Pertanaman Pangan Di Wilayah Kabupaten Lampung Selatan

30 PGN 30 Rahadian Mawardi dan Sandi Nugroho

Peranan Mikroba Pelarut Fosfat Pada Tanah Ultisol

31 PGN 31 Rahadian Mawardi dan Hestiana Karyati

Studi Sifat-Sifat Tanah Sebagai Dampak Revegetasi Lahan Tambang, Review

32 PGN 32 Rahadian Mawardi dan Herna Suhartin

Logam Berat Pada Tanah Dan Produk Pertanian, Dampak Dari Pertanian Organik

33 PGN 33

Herman Rois Tata, Mahmud Mokan, Eko A. Martanto. Antonius Suparno, Theresia Tan,Linda E. Lindongi, Amelia S. Sarungallo, Liz Yanti Andriyani, Yohanes S. Budiyanto, Adelin E. Tanati, Veronica L. Tuhumena, Fredrick H. Alfons, Muhammad Arif Arbianto, Yohanis Amos Mustamu

Keragaan dan Seleksi 8 Genotipe Ubi Jalar Lokal Papua Terhadap Penyakit Scab (Elsinoe batatas)

34 PGN 34 Arfi Irawati, Erliana Novitasari, Zahara,

Hestiana Karyati

Peranan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) BPTP Lampung dalam adopsi dan pengembangan varietas unggul baru (vub) padi di lampung

Page 23: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 11

NO. KODE

ABSTRAK NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH

35 HRT 01

Eko Darma Husada, Yuni Fitri Cahyaningsih, Nur Salamah Harahap, dan Fauzul Hamdika

Kajian Hubungan Unsur Iklim Terhadap Produktivitas Beberapa Tanaman Buah Di Kabupaten Agam Sumatera Barat

36 HRT 02 Siska Efendi

dan

Reflinaldon

Efikasi Insektisida Alfa Sipermetrin 15 G/L Terhadap Spodoptera litura Dan Pengaruhnya Terhadap Parasitoid Snellenius Manilae Pada Tanaman Cabai

37 HRT 03

Etty Hesthiati, Rizqy Permana dan Inkorena Gern Suzwaina Sukartono

Karakter Morfologi dan Aplikasi Pupuk Organik Pada Pertumbuhan Bibit Tanaman Langka Kepel (Stelechocarpus burahol)

38 HRT 04 Jhon David Komoditas Bawang Merah Dilahan Gambut Di Kalimantan Barat

39 HRT 05 Muhammad Saleh

Keragaman Fenotipe Tanaman Kenikir (Cosmos caudatus) Di Kebun Percobaan Banjarbaru Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa

40 HRT 06

Nia Kurniati Br Marpaung, Mimi Sutrawati, Tunjung Pamekas

Evaluasi Gulma Sebagai Inang Alternatif Virus Di Pertanaman Pepaya

41 HRT 07 Mukhlis dan Yuli Lestari

Formulasi Pupuk Hayati “Marahati” Untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman Bawang Merah Di Lahan Masam

42 HRT 08

Agustin Zarkani, Dwinardi Apriyanto, Cansu Ercan,dan Mehmet Bora Kaydan

Rekam Pertama Serangga Hama Dysmicoccus Carens Williams (Hemiptera: Pseudococcidae) Di Indonesia

43 HRT 09 S. Asikin dan Rusmila Agustina

Efektivitas Ekstrak Gulma Rawa Terhadap Hama-Hama Pemakan Daun Sayuran

Page 24: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 12

NO. KODE

ABSTRAK NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH

44 HRT 10 S.Asikin dan Mala Agustiani

Pengendalian Hama Ramah Lingkungan Dengan Pestisida Nabati Rawa Terhadap Hama Ordo Lipedoptera

45 HRT 11 Astiti Rahayu, Chotimatul Azmi, dan Nurmalita Waluyo

1

Pengaruh Lama Dan Ruang Simpan Terhadap Perkecambahan Benih TSS (True Shallot Seed)

46 HRT 12 Dian Meithasari dan Rr. Ernawati

Inventarisasi Dan Identifikasi Sumber Daya Genetik Lokal Tanaman Di Lampung Barat

47 HRT 13 Helmi Kurniawan dan Chotimatul Azmi

Bobot 1000 Butir Dan Kualitas Benih Tujuh Lot Varietas Cabai

48 HRT 14 Amelia Sebayang, Shaw-Yhi Hwang , Andi Tenrirawe

Pertumbuhan Dan Preferensi Lalat Buah Betina (Bactrocera Dorsalis Hendel) Pada Tujuh Tanaman Tropis Yang Berbeda

49 HRT 15 Shalati Febjislami, Maya Melati, Ani Kurniawati, Yudiwanti Wahyu

Analisis Komponen Utama Pada Peubah Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Aksesi Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus)

50 HRT 16

Rismawita Sinaga, Ernawati, Gohan Octora Manurung dan Edwin Herdiansyah

Pengaruh Pemberian Pupuk Boron Dan Varietas Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah Di Lahan Kering Masam, Lampung

51 HRT 17 Nina Mulyanti , Nila Wardani dan Agung Lasmono

Asal Benih Dan Pemakaian Agensia Hayati Pada Budidaya Bawang Merah Di Tanggamus – Lampung

52 HRT 18

Rismawita Sinaga, Nurmalita Waluyo, Ratna Wylis

dan G.O

Manurung

Uji Adaptasi Beberapa Bawang Merah (Allium cepa var aggregatum l.) pada Musim Hujan (off season) di Lahan Kering Masam, Lampung

Page 25: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 13

NO. KODE

ABSTRAK NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH

53 SEKP 01 Fikri Syahputra, Zulkarnain, Ainul Mardliyah

Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Kopi Bermitra Dengan PT.Nestle Di Kabupaten Lampung Barat

54 SEKP 02 Dwi Haryadi, Zulkarnain, Ainul Mardliyah, Maryati

Dampak Perubahan Faktor Eksternal Dan Internal Pendapatan Rumah Tangga Petani Jagung

55 SEKP 03 Ketut Ratna Sri Rahayu, Zulkarnain, Ainul Mardliyah, Maryati

Kepuasan Petani Cabai Terhadap Pelaksaan Kemitraan CV Metro Global Makmur di Kabupaten Lampung Timur

56 SEKP 04 Adi Asmariadi Budi, Henita Astuti, Gita Paramita Djausal

Pencurian dan Alih Fungsi Lahan Komoditas Lada: Rangkaian Penyebab Dan Rumusan Solusi

57 SEKP 05 Nasriati

Respon Dan Peningkatan Pengetahuan Peserta Temu Teknis Inovasi Pertanian Di Lampung

58 SEKP 06 Suryani, Zahara dan Hestiana Karyati

Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Petani Terhadap Fungsi Kelompok Tani Di Kabupaten Pringsewu

59 SEKP 07 Fauziah Yulia Adriyani dan Betty Meilina

Hambatan Adopsi VUB Padi Sawah: Studi Kasus Kacamatan Trimurjo Lampung Tengah

60 SEKP 08 Fauziah Yulia Adriyani dan Tri Kusnanto

Preferensi Petani Terhadap Penerapan Sistem Tanam Zigzag Pada Budidaya Jagung Berdasarkan Karakteristik Inovasi

61 SEKP 09 Erdiansyah, Yulia Pujiharti, Nila Wardani

Tingkat Adopsi Teknologi PTT Padi Pada Kawasan Pengembangan Pertanian Bioindustri Berbasis Integrasi Padi-Sapi Di Lampung

Page 26: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 14

NO. KODE

ABSTRAK NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH

62 SEKP 10 Ely Novrianty dan Fauziah Yulia Adriyani

Peningkatan Pengetahuan Peserta Bimbingan Teknis Penyuluh Di Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Pesawaran

63 SEKP 11 Asropi, Erliana Novitasari, Widodo

Analisa Usaha Tani Padi Sawah Berdasarkan Tiga Teknik Cara Tanam Di Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah

64 SEKP 12

Zahara, Rangga Ditya Yofa, Anastasia Asri Widyasari, Robet Asnawi

Determinan Penawaran Daging Sapi Di Indonesia

65 SEKP 13 Gohan Octora Manurung dan Edwin Herdiansyah

Pengetahuan Pengunjung Terhadap Teknologi Budidaya Cabai Pada Visitor Plot Taman Sains Pertanian Natar Di Lampung

66 SEKP 14 Tiara Aprilia Putri Hernanda, Erdiansyah

Strategi Pengembangan Agrowisata Petik Jeruk

67 SEKP 15 Eka Miftakhul Jannah Aliran Perdagangan Lada Indonesia di pasar Internasional

68 SEKP 16 M. Naufal Elmuttaqin

Minat Petani Karet dalam Penerapan Pemupukan Berimbang di Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

69 PPMP 01

Etty Hesthiati, Nurul Hanifah, Dena Anggari dan Inkorena G.S. Sukartono

Pengolahan Dessert Mousse Bisbul Dan Alpukat Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Sebagai Pangan Fungsional

70 PPMP 02 Leni Marlina, Hendri, Jumjunidang, dan Mizu Istianto

Efektifitas Minyak Jeruk Nipis Dan Purut Untuk Mengendalikan Jamur Penyebab Penyakit Pascapanen Salak Pondoh Secara Invitro

71 PPMP 03

Nurdeana Cahyaningrum, Muhammad Fajri, dan Heni Purwaningsih

Susut Panen dan Pascapanen Kedelai Di Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta

Page 27: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 15

NO. KODE

ABSTRAK NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH

72 PPMP 04 Astrid Fransisca, Jonri Suhendra Sitompul

Pengaruh Persentase Penambahan Sawi Hijau Terhadap Daya Leleh dan Organoleptik Es Krim

73 PPMP 05 Erliana Novitasari and Tika Nafiah Ramadhani

Bahan Tambahan Makanan (BTM) Buatan: Pengawet dan Pemanis Makanan

74 PPMP 06 Alvi Yani dan Erliana Novitasari

Uji Cita Rasa Kopi Bubuk Robusta Lampung Dari Beberapa Tipe Penyangraian

75 BUN 01 Muhammad Susanto Prabowo

Karakterisasi Morfologi Pada Pertumbuhan Awal Beberapa Aksesi Jambu Mete (Anacardium Occidentale L.)

76 BUN 02 Dini Florina, Marlina Puspita Sari, Dono Wahyuno

Efektivitas Minyak Atsiri Terhadap PertumbuhanColletotrichum Gloeosporioides, Penyebab Penyakit Busuk Basah Buah Pala

77 BUN 03 Rizka Aidina Putri

Strategi Pengelolaan Lahan Kering Masam Pada Kebun Entres Karet Di BPSBP Tungkap, Kalimantan Selatan

78 BUN 04 Darwin Taula’bi, Elisa Winanda

Pengaruh Kemasakan Buah Dan Teknik Skarifikasi Pada Pertumbuhan Benih Pala (Myristica Fragrans)

79 BUN 05 Dewi Rumbaina Mustikawati, Ratna Wylis Arief dan Endriani

Kajian Perbenihan Tanaman Lada Di Lampung Timur

80 BUN 06 Dede Rohayana, Edwin Herdiansyah, dan Rengga Adyatma

Respon Pertumbuhan Stek Lada (Piper Nigrum. L) Terhadap Beberapa Macam Media Tanam Di Polybag

81 BUN 07

Ismail Maskumoro, hengky Novarianto, Asthutiirundu, Syarafuddin, Sudarsono

Inovasi Tanaman Palma mendukung Pembangunan Perkebunan Nasional

Page 28: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 16

NO. KODE

ABSTRAK NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH

82 NAK 01 I Wayan Sudarma dan A.A.N.Badung S.D

Tingkat Efektivitas Serbuk Daun Kelor (Moringa Oleifera) Sebagai Anthelmintik Terhadap Infeksi Cacing Pada Ayam Buras

83 NAK 02 Hevrizen R, Suretno N.D, Silalahi M, Maryanto A

Respon Produksi Kambing Lokal Terhadap Pakan Silase Berbasis Daun Sawit Dan Kulit Kakao Di Lampung Selatan

84 NAK 03 Reli Hevrizen, Nandari Dyah Suretno, Andi Maryanto

Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Dan Produksi Rumput Gajah Di Lahan Kering Masam

85 NAK 04 Adhe Phoppy Wira Etika, Zikril Hidayat, Nuraini

Peningkatan Kualitas Kompos Dari Campuran Kotoran Sapi Dan Serbuk Gergaji Kayu

86 NAK 05

Sionita Gloriana Gunawan, Nur Rizqi Bariroh, Muhammad Dimas Arifin

Helminthiasis Pada Sapi Potong Yang Digembalakan Di Perkebunan Sawit Di Kalimantan Timur (Studi Kasus Di Kabupaten PPU Dan Paser)

87 NAK 06 Sari Yanti Hayanti

dan

Yeny Widyaningrum

Optimalisasi Teknologi Inseminasi Buatan Melalui Program Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB) Di Rpovinsi Jambi

88 NAK 07

Ahmad Subhan, Akhmad Hamdan, Fiqy Hilmawan, Siti Nurawaliah, dan Eni Siti Rohaeni

Kinerja Produksi Pengembangan Ayam Kampung Unggul Balitbangtan Berbasis Rumah Tangga Di Kalimantan Selatan

89 NAK 08 Yeni Widyaningrum dan Dian Ratnawati

Viabilitas Semen Cair Sapi Pogasi Dengan Pengencer Cep Yang Ditambahkan Antioksidan Pada Suhu Yang Berbeda

90 NAK 09 Novita Ardiarini,Jonathan Anugrah Lase

Perilaku Harga Komoditas Peternakan Di Maluku Utara Pada Hari Besar Keagamaan Nasional

Page 29: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 17

NO. KODE

ABSTRAK NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH

91 NAK 10 Reny Debora Tambunan

Anthelmintik Alami Untuk Penanggulangan Cacing Gastrointestinal Pada Ternak Ruminansia Kecil

92 NAK 11

Nandari Dyah Suretno, Reli Hevrizen, Reny Debora Tambunan, Andi Maryanto

Produktivitas Rumput Cloris Gayana Yang Ditanam Pada Lahan Kering Masam

93 NAK 12 Marsudin Silalahi, Reli H

1) dan Panjaitan Imelda

Produktivitas Ayam Kub Berbasis Rumah Tangga Di Empat Kecamatan Kabupaten Tanggamus

94 NAK 13 Akhmad Ansyor, Andi Maryanto, Robinson, dan Marsudin Silalahi

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Pengolahan Pakan Ternak Pada Program Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Di Kabupaten Pringsewu

Page 30: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Panduan Seminar Online

Via Zoom Meeting

SEMINAR NASIONAL

BPTP LAMPUNG 2021

“INOVASI TEKNOLOGI

PERTANIAN LAHAN KERING MASAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN

PANGAN DAN EKSPOR”

https:bit.ly/SemnasBPTPLampung2021

Page 31: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 19

PANDUAN PESERTA SEMINAR NASIONAL

BPTP LAMPUNG

JUNI 2021

Demi kelancaran acara bersama, mohon Peserta Pemakalah dan

Peserta Non Pemakalah memperhatikan Panduan untuk bergabung

dalam kegiatan Seminar Nasional BPTP Lampung 2021

A. Panduan untuk Peserta Non Pemakalah

Kegiatan seminar nasonal ini terdiri atas planery session dan parallel

session:

1. Peserta dapat mengakses Zoom Meeting mulai pukul 07.30 WIB

2. ID peserta menggunakan nama asli, bukan nama perangkat

atau nama Institusi

3. Peserta Non Pemakalah dipersilahkan mengikuti sesi presentasi

dan hanya diperbolehkan memilih 1 Ruang Presentasi yang akan di

ikuti (daftar Ruang Presentasi, nama pemakalah dan judul

makalah terlampir)

4. ID Peserta Non Pemakalah menggunakan nama ruang_nama

Contoh: jika ingin mengikuti sesi presentasi di Ruang 1 maka

peserta non pemakalah menggunakan ID sebagai berikut

R1_Novilia

5. ID peserta digunakan sejak awal bergabung di Zoom Meeting

untuk memudahkan Host dalam melakukan breakout room

6. Selama acara berlangsung diharapkan mematikan suara (mute)

7. Bagi peserta yang mengajukan pertanyaan pada saat planery

session dan parallel session dapat menulis di kolom chat, dengan

format: TANYA_Nama_Pertanyaan singkat. Moderator akan

Page 32: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 20

memilih pertanyaan yang akan diajukan kepada pemateri

8. Sertifikat akan diberikan kepada peserta yang mengisi form

absensi dan mengikuti acara dari awal hingga akhir kegiatan

9. Link daftar hadir akan dibagikan pada saat acara berlangsung dan aktif selama 60 menit

B. Panduan untuk Peserta Pemakalah

1. Kegiatan seminar nasonal ini terdiri atas planery session dan parallel

session

2. Peserta dapat mengakses Zoom Meeting mulai pukul 07.30 WIB

3. ID peserta pemakalah menggunakan nama asli, bukan nama

perangkat atau nama Institusi

4. ID Peserta Pemakalah menggunakan nama ruang_kode

makalah_nama peserta Contoh : Peserta di Ruang 1, kode

makalah PGN 01, nama Novilia Santri maka peserta menggunakan

ID sebagai berikut R1_PGN 01_Novilia

5. ID peserta digunakan sejak awal bergabung di Zoom Meeting untuk

memudahkan Host dalam melakukan breakout room

6. Selama acara berlangsung diharapkan mematikan suara (mute) dan

mengaktifkan video.

7. Bagi peserta yang mengajukan pertanyaan pada saat planery

session dan parallel session dapat menulis di kolom chat, dengan

format: TANYA_Nama_Pertanyaan singkat. Moderator akan

memilih pertanyaan yang akan diajukan kepada pemateri

8. Peserta pemakalah wajib hadir pada saat sesi presentasi sesuai

dengan pembagian ruang yang telah ditentukan oleh panitia (Ruang presentasi terlampir)

9. Bahan tayang berupa Video presentasi disiapkan oleh pemakalah dan share screen dilakukan oleh Operator ruang sesuai urutan

pemakalah.

Page 33: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 21

10. Sertifikat akan diberikan kepada peserta yang mengisi form absensi

dan mengikuti acara dari awal hingga akhir kegiatan.

11. Pengumuman pemakalah terbaik akan diumumkan pada akhir

acara.

Terima kasih

Panitia

Page 34: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 22

Ruang Paralel 1 (Room 1) : Bidang Tanaman Pangan A

Moderator : Arfi Irawati, S.P., M.Si. Operator : Agung Lasmono, SP, M.Si.

Notulis : Hestiana Karyati, A.Md.

NO. KODE

ABSTRAK WAKTU

NAMA PENULIS

JUDUL MAKALAH

Sesi 1

1 PGN 01 13.05 -13.11 Zahara dan Yennita Sihombing

Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian Lahan Kering Masam Mendukung Ketahanan Pangan

2 PGN 02 13.11 -13.17

Slamet Bambang Priyanto, Moch. Arif Subechan

Eksplorasi Karakter Sekunder Untuk Seleksi Tidak Langsung Pada Jagung Di Kondisi Kekeringan

3 PGN 03 13.17 -13.23

Edyson Indawan, Sri Umi Lestari, Reza Prakoso Dwi Julianto Poppy Indri Hastuti

Perbaikan Lahan Kering Masam Dengan Biochar

4 PGN 04 13.23 -13.29

Ponijan, Etik Puji Handayani, Sutomo, Nurleni Kurniawati

Uji Efektifitas Bioinsektisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit (Leptoorisa oratorius. F) Pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.)

Diskusi 13.29 -13.39

Sesi 2

5 PGN 05 13.39 - 13.45

Ratna sari, Yati Haryati, Bebet Nurbaeti dan Irma Noviana

Kajian Varietas Unggul Baru Kedelai Di Kabupaten Majalengka

Page 35: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 23

Ruang Paralel 1 (Room 1) : Bidang Tanaman Pangan A

Moderator : Arfi Irawati, S.P., M.Si. Operator : Agung Lasmono, SP, M.Si.

Notulis : Hestiana Karyati, A.Md.

NO. KODE

ABSTRAK WAKTU

NAMA PENULIS

JUDUL MAKALAH

6 PGN 06 13.45 -13.51

Soraya, Junita Barus, and Rismawita Sinaga

Seed Germination Of Soybean And Rice Due To Organic And Chemical Solution Treatment

7 PGN 07 13.51 -13.57 Sempurna Ginting

Kejadian Alami Infeksi Nucleopolyhedrovirus Fall Armyworm, Spodoptera frugiperda (J.E.Smith) Pada Jagung Di Bengkulu

8 PGN 08 13.57 -14.03

Mirawanty Amin, Anggella Tesalonika Tombuku

Optimalisasi Lahan Kering Masam Untuk Tanaman Pangan Dengan Pemberian Pupuk Organik

Diskusi 14.03 -14.13

Sesi 3

9 PGN 09 14.13 -14.19 Muhammad Saleh

Keragaan Tujuh Asesi Padi Lokal Asal Jambi Di Lahan Rawa Lebak Dangkal Kebun Percobaan Banjarbaru Kalimantan Selatan

10 PGN 10 14.19 -14.25 Tietyk Kartinaty

dan

Sri Sunardi

Aplikasi Berbagai Amelioran Dan Dosis Rhizobium Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai Di Lahan Kering

11 PGN 11 14.25 -14.31 Eni Maftuah

dan A. Susilawati

Peran Biochar Untuk Meningkatkan Produktivitas Lahan Masam

Page 36: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 24

Ruang Paralel 1 (Room 1) : Bidang Tanaman Pangan A

Moderator : Arfi Irawati, S.P., M.Si. Operator : Agung Lasmono, SP, M.Si.

Notulis : Hestiana Karyati, A.Md.

NO. KODE

ABSTRAK WAKTU

NAMA PENULIS

JUDUL MAKALAH

12 PGN 12 14.31 -14.37

Doni Wahyu, Wahida Annisa, Yiyi Sulaeman

Ameliorasi Kimia Tanah Masam Tropika: Meta Analisis

Diskusi 14.37 -14.47

Sesi 4

13 PGN 13 14.47 -14.53 Sution dan Muhammad Hatta

Pengaruh Penggunaan Beberapa Dosis Pemupukan Urea dan Beberapa Varietas Unggul Jagung Hibrida Terhadap Produktivitas Tanaman Jagung

14 PGN 14 14.53 -14.59

Septiana Simanjuntak, Joko Prasetyo, Sudiono, Titik Nur Aeny

Pengaruh Kombinasi Fungisida Mankozeb dan Trichoderma Sp. Terhadap Penyakit Bulai Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.)

15 PGN 15 14.59 -15.05 Yuli Lestari dan Afthanur Rifqi Hidayat

Optimalisasi Lahan Masam Berbasis Bahan Pembenah Tanah Untuk Budidaya Kedelai

16 PGN 16 15.05 -15.11

Endriani, Dian Meithasari, Tri Kusnanto, Sunaryo

Analisis Vegetasi Gulma Pada Tanaman Tumpangsari Padi Gogo dan Kedelai Di Lahan Kering Masam Lampung

Diskusi 15.11 -15.21

Page 37: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 25

Ruang Paralel 2 (Room 2) : Bidang Tanaman Pangan B

Moderator : Erdiansyah, SP. Operator : Meidaliyantisyah, STP., PG.Dip.

Notulis : Zahara, SP. M.Si.

NO. KODE

ABSTRAK WAKTU

NAMA PENULIS

JUDUL MAKALAH

Sesi 1

17 PGN 17 13.05 -13.11

Mawardi, Bambang Hendro S., Benito H.P. Putu Sudira, Totok Gunawan

Distribusi Spasial Fe Di Lahan Sawah Rawa Pasang Surut Akibat Pasang Surut Air Di Kawasan Sungai Barito Kalimantan Selatan Sebagai Acuan Pertanaman Padi

18 PGN 18 13.11 -13.17

Tini Siniati Koesno, Arina Ulfa Hidayati dan Syarif Fajrullah

Dampak Penyelenggaraan Penyebaraluasan Inovasi pada Petani Etnis Madura

19 PGN 19 13.17 -13.23

Yuli Sulistyowati, Ade Nena Nurhasanah, Dwi Astuti, Dwi Widyajayantie,Carla Frieda Pantouw, Vincentia Esti Windiastri, Agus Rachmat, Satya Nugroho

Seleksi dan Evaluasi Sorgum Mutan Generasi M2 Hasil Radiasi Sinar Gamma untuk Peningkatan Karakter Biomassa

Page 38: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 26

Ruang Paralel 2 (Room 2) : Bidang Tanaman Pangan B

Moderator : Erdiansyah, SP. Operator : Meidaliyantisyah, STP., PG.Dip.

Notulis : Zahara, SP. M.Si.

20 PGN 20 13.23 -13.29

Yanti Triguna & Baiq Tri Ratna Erawati

Peran Varietas dalam Mendukung Peningkatan Produktivitas Jagung Di Lahan Kering Kabupaten Lombok Timur

Diskusi 13.29 -13.39

Sesi 2

21 PGN 21 13.39 -13.45

Agung Lasmono, Setyo Dwi Utomo, Agus Karyanto, dan Kukuh Setiawan

Pengaruh Pemberian Hara Mikro Zn Terhadap Peningkatan Umbi Dan Pati Pada Sistem Tumpangsari Ubi Kayu Dan Sorgum

22 PGN 22 13.45 -13.51

Danarsi Diptaningsari, Edhi Martono

Prospek Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Pengelolaan Hama Tanaman Padi Di Indonesia

23 PGN 23 13.51 -13.57

Slameto, Meidaliyantisyah, D.A. Lisnandar dan Wahyu Wibawa

Dayahasil Padi Gogo dan Kedelai Pada Sistem “Turiman Gole 9-5” Di Lahan Kering Wilayah Lampung Timur

24 PGN 24 13.57 -14.03

Dea Sylva Lisnandar

,

Endriani, Suryani Hestiana Karyati, Sandy Nugroho

Pengaruh Olah Tanah pada Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai

Diskusi 14.03 -14.13

Page 39: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 27

Ruang Paralel 2 (Room 2) : Bidang Tanaman Pangan B

Moderator : Erdiansyah, SP. Operator : Meidaliyantisyah, STP., PG.Dip.

Notulis : Zahara, SP. M.Si.

Sesi 3

25 PGN 25 14.13 -14.19

Jihan Haura, Gina Dania Pratami, Agung Lasmono

Identifikasi Serangan Hama pada Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Di IP2TP Natar

26 PGN 26 14.25 -14.31

Yullianida, Rini Hermanasari, Angelita Puji Lestari

,

Aris Hairmansis

Galur-Galur Harapan Padi Gogo Toleran Kekeringan Dan Keracunan Aluminium

27 PGN 27 14.31 -14.37

Rini Hermanasari, Yullianida, Angelita Puji Lestari

dan

Aris Hairmansis

Penampilan Galur-Galur Padi Gogo Terpilih di Lahan Kering Masam

28 PGN 28 14.37 -14.43

Fibrianty, Eko Hanudin, dan Azwar Ma’as

Karakteristik Pelindian Udipsamment Pada Ameliorasi Menggunakan Tanah Mineral Dan Polimer Perekat

Diskusi 14.43 -14.53

Sesi 4

29 PGN 29 14.53 -14.59 Meidaliyantisyah, Asropi, dan Slameto

Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Usahatani Mendorong Peningkatan Indeks Pertanaman Pangan Di Wilayah Kabupaten Lampung Selatan

30 PGN 30 14.59 -15.05

Rahadian Mawardi dan Sandi Nugroho

Peranan Mikroba Pelarut Fosfat Pada Tanah Ultisol

Page 40: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 28

Ruang Paralel 2 (Room 2) : Bidang Tanaman Pangan B

Moderator : Erdiansyah, SP. Operator : Meidaliyantisyah, STP., PG.Dip.

Notulis : Zahara, SP. M.Si.

31 PGN 31 15.05 -15.11

Rahadian Mawardibdan Hestiana Karyati

Studi Sifat-Sifat Tanah Sebagai Dampak Revegetasi Lahan Tambang, Review

32 PGN 32 15.11 -15.17

Rahadian Mawardi dan Herna Suhartin

Logam Berat Pada Tanah Dan Produk Pertanian, Dampak Dari Pertanian Organik

33 PGN 33 15.17 -15.23

Herman Rois Tata, Mahmud Mokan, Eko A. Martanto. Antonius Suparno, Theresia Tan, Linda E. Lindongi, Amelia S. Sarungallo, Liz Yanti Andriyani, Yohanes S. Budiyanto, Adelin E. Tanati, Veronica L. Tuhumena, Fredrick H. Alfons, Muhammad Arif Arbianto4 , Yohanis Amos Mustamu

Keragaan dan Seleksi 8 Genotipe Ubi Jalar Lokal Papua Terhadap Penyakit Scab (Elsinoe batatas)

Diskusi 15.23 -15.33

Page 41: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 29

Ruang Paralel 3 (Room 3) : Bidang Hortikultura

Moderator : Ir. Ratna Wylis Arief, MTA. Operator : Dea Sylva Lisnandar, S.Si., M.Si

Notulis : Rismawita Sinaga, SP.

NO. KODE

ABSTRAK WAKTU NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH

Sesi 1

34 HRT 01 13.05 -13.11

Eko Darma Husada, Yuni Fitri Cahyaningsi, Nur Salamah Harahap, dan Fauzul Hamdika

Kajian Hubungan Unsur Iklim Terhadap Produktivitas Beberapa Tanaman Buah Di Kabupaten Agam Sumatera Barat

35 HRT 02 13.11- 3.17 Siska Efendi

dan

Reflinaldon

Efikasi Insektisida Alfa Sipermetrin 15 G/L Terhadap Spodoptera litura Dan Pengaruhnya Terhadap Parasitoid Snellenius Manilae

Pada Tanaman Cabai

36 HRT 03 13.17 -13.23

Etty Hesthiati, Rizqy Permana dan Inkorena Gern Suzwaina Sukartono

Karakter Morfologi dan Aplikasi Pupuk Organik Pada Pertumbuhan Bibit Tanaman Langka Kepel (Stelechocarpus burahol)

37 HRT 04 13.23 -13.29 Jhon David Komoditas Bawang Merah Dilahan Gambut Di Kalimantan Barat

38 HRT 05 13.29 -13.35 Muhammad Saleh

Keragaman Fenotipe Tanaman Kenikir (Cosmos caudatus) Di Kebun Percobaan Banjarbaru Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa

Diskusi 13.35 -13.45

Page 42: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 30

Ruang Paralel 3 (Room 3) : Bidang Hortikultura

Moderator : Ir. Ratna Wylis Arief, MTA. Operator : Dea Sylva Lisnandar, S.Si., M.Si

Notulis : Rismawita Sinaga, SP.

NO. KODE

ABSTRAK WAKTU NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH

Sesi 2

39 HRT 06 13.45 -13.51

Nia Kurniati Br Marpaung, Mimi Sutrawati, Tunjung Pamekas

Evaluasi Gulma Sebagai Inang Alternatif Virus Di Pertanaman Pepaya

40 HRT 07 13.51 -13.57 Mukhlis dan Yuli Lestari

Formulasi Pupuk Hayati “Marahati” Untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman Bawang Merah Di Lahan Masam

41 HRT 08 13.57 -14.03

Agustin Zarkani, Dwinardi Apriyanto, Cansu Ercan

dan

Mehmet Bora Kaydan

Rekam Pertama Serangga Hama Dysmicoccus Carens Williams (Hemiptera: Pseudococcidae) Di Indonesia

42 HRT 09 14.03 -14.09 S. Asikin dan Rusmila Agustina

Efektivitas Ekstrak Gulma Rawa Terhadap Hama-Hama Pemakan Daun Sayuran

43 HRT 10 14.09 -14.15 S.Asikin dan Mala Agustiani

Pengendalian Hama Ramah Lingkungan Dengan Pestisida Nabati Rawa Terhadap Hama Ordo Lipedoptera

Diskusi 14.15 -14.25

Sesi 3

44 HRT 11 14.25 -14.31

Astiti Rahayu, Chotimatul Azmi, dan Nurmalita Waluyo

Pengaruh Lama Dan Ruang Simpan Terhadap Perkecambahan Benih TSS (True Shallot Seed)

Page 43: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 31

Ruang Paralel 3 (Room 3) : Bidang Hortikultura

Moderator : Ir. Ratna Wylis Arief, MTA. Operator : Dea Sylva Lisnandar, S.Si., M.Si

Notulis : Rismawita Sinaga, SP.

NO. KODE

ABSTRAK WAKTU NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH

45 HRT 12 14.37 -14.43 Dian Meithasari dan Rr. Ernawati

Inventarisasi Dan Identifikasi Sumber Daya Genetik Lokal Tanaman Di Lampung Barat

46 HRT 13 14.43 -14.49 Helmi Kurniawan dan Chotimatul Azmi

Bobot 1000 Butir Dan Kualitas Benih Tujuh Lot Varietas Cabai

Diskusi 14.49 -14.59

Sesi 4

47 HRT 15 14.59 -15.05 Amelia Sebayang, Shaw-Yhi Hwang , Andi Tenrirawe

Pertumbuhan Dan Preferensi Lalat Buah Betina (Bactrocera Dorsalis Hendel) Pada

Tujuh Tanaman Tropis Yang Berbeda

48 HRT 16 15.05 -15.11

Shalati Febjislami,

Maya Melati, Ani Kurniawati, Yudiwanti Wahyu

Analisis Komponen Utama Pada Peubah Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Aksesi Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus)

49 HRT 17 15.11 -15.17

Rismawita Sinaga, Ernawati, Gohan Octora Manurung dan Edwin Herdiansyah

Pengaruh Pemberian Pupuk Boron Dan Varietas Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah Di Lahan Kering Masam, Lampung

50 HRT 18 15.17 -15.23 Nina Mulyanti , Nila Wardani dan Agung Lasmono

Asal Benih Dan Pemakaian Agensia Hayati Pada Budidaya Bawang Merah Di Tanggamus – Lampung

Diskusi 15.23 -15.33

Page 44: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 32

Ruang Paralel 4 (Room 4) : Bidang Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Bidang Pascapanen Mekanisasi Pertanian

Moderator : Dr. Ir. Slameto, M.Si. Operator : Asropi, STP., M.Sc.

Notulis : Erliana Novitasari, STP., M.Sc.

NO. KODE

ABSTRAK WAKTU

NAMA PENULIS

JUDUL MAKALAH

Sesi 1

51 SEKP 01 13.05-3.11 Fikri Syahputra, Zulkarnain, Ainul Mardliyah

Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Kopi Bermitra Dengan PT.Nestle Di Kabupaten Lampung Barat

52 SEKP 02 13.11 -3.17

Dwi Haryadi, Zulkarnain, Ainul Mardliyah, Maryati

Dampak Perubahan Faktor Eksternal Dan Internal Pendapatan Rumah Tangga Petani Jagung

53 SEKP 03 13.17 -3.23

Ketut Ratna Sri Rahayu, Zulkarnain, Ainul Mardliyah, Maryati

Kepuasan Petani Cabai Terhadap Pelaksaan Kemitraan CV Metro Global Makmur di Kabupaten Lampung Timur

54 SEKP 04 13.23 -3.29

Adi Asmariadi Budi, Henita Astuti, Gita Paramita Djausal

Pencurian dan Alih Fungsi Lahan Komoditas Lada: Rangkaian Penyebab Dan Rumusan Solusi

55 SEKP 05 13.29 -3.35 Nasriati

Respon Dan Peningkatan Pengetahuan Peserta Temu Teknis Inovasi Pertanian Di Lampung

Diskusi 13.35 -3.45

Sesi 2

56 SEKP 06 13.45 13.51 Suryani, Zahara dan Hestiana Karyati

Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Petani Terhadap Fungsi Kelompok Tani Di Kabupaten Pringsewu

Page 45: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 33

Ruang Paralel 4 (Room 4) : Bidang Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Bidang Pascapanen Mekanisasi Pertanian

Moderator : Dr. Ir. Slameto, M.Si. Operator : Asropi, STP., M.Sc.

Notulis : Erliana Novitasari, STP., M.Sc.

57 SEKP 07 13.51 -13.57 Fauziah Yulia Adriyani dan Betty Meilina

Hambatan Adopsi VUB Padi Sawah: Studi Kasus Kacamatan Trimurjo Lampung Tengah

58 SEKP 08 13.57 -14.03 Fauziah Yulia Adriyani dan Tri Kusnanto

Preferensi Petani Terhadap Penerapan Sistem Tanam Zigzag Pada Budidaya Jagung Berdasarkan Karakteristik Inovasi

59 SEKP 09 14.03 -14.09 Erdiansyah, Yulia Pujiharti2, Nila Wardani1

Tingkat Adopsi Teknologi PTT Padi Pada Kawasan Pengembangan Pertanian Bioindustri Berbasis Integrasi Padi-Sapi Di Lampung

60 SEKP 10 14.09 -14.15 Ely Novrianty dan Fauziah Yulia Adriyani

Peningkatan Pengetahuan Peserta Bimbingan Teknis Penyuluh Di Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Pesawaran

Diskusi 14.15 -14.25

Sesi 3

61 SEKP 11 14.25 -14.31 Asropi, Erliana Novitasari, Widodo

Analisa Usaha Tani Padi Sawah Berdasarkan Tiga Teknik Cara Tanam Di Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah

62 SEKP 12 14.31 -14.37

Zahara, Rangga Ditya Yofa, Anastasia Asri Widyasari, Robet Asnawi

Determinan Penawaran Daging Sapi Di Indonesia

Page 46: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 34

Ruang Paralel 4 (Room 4) : Bidang Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Bidang Pascapanen Mekanisasi Pertanian

Moderator : Dr. Ir. Slameto, M.Si. Operator : Asropi, STP., M.Sc.

Notulis : Erliana Novitasari, STP., M.Sc.

63 SEKP 13 14.37 -14.43

Gohan Octora Manurung dan Edwin Herdiansyah

Pengetahuan Pengunjung Terhadap Teknologi Budidaya Cabai Pada Visitor Plot Taman Sains Pertanian Natar Di Lampung

64 SEKP 14 14.43 -14.49 Tiara Aprilia Putri Hernanda, Erdiansyah

Strategi Pengembangan Agrowisata Petik Jeruk

65 SEKP 15 14.49 -14.55 Eka Miftakhul Jannah

Aliran Perdagangan Lada Indonesia di pasar Internasional

Diskusi 14.55 -15.05

Sesi 4

66 PPMP 01 15.05 -14.11

Etty Hesthiati, Nurul Hanifah, Dena Anggari dan Inkorena G.S. Sukartono

Pengolahan Dessert Mousse Bisbul Dan Alpukat Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Sebagai Pangan Fungsional

67 PPMP 02 15.11 -15.17

Leni Marlina, Hendri, Jumjunidang, dan Mizu Istianto

Efektifitas Minyak Jeruk Nipis Dan Purut Untuk Mengendalikan Jamur Penyebab Penyakit Pascapanen Salak Pondoh Secara Invitro

68 PPMP 03 15.17 -15.23

Nurdeana Cahyaningrum, Muhammad Fajri, dan Heni Purwaningsih

Susut Panen dan Pascapanen Kedelai Di Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta

79 PPMP 04 15.23 -15.29 Astrid Fransisca, Jonri Suhendra Sitompul

Pengaruh Persentase Penambahan Sawi Hijau Terhadap Daya Leleh dan Organoleptik Es Krim

Page 47: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 35

Ruang Paralel 4 (Room 4) : Bidang Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Bidang Pascapanen Mekanisasi Pertanian

Moderator : Dr. Ir. Slameto, M.Si. Operator : Asropi, STP., M.Sc.

Notulis : Erliana Novitasari, STP., M.Sc.

70 PPMP 05 15.29 -15.35 Erliana Novitasari and Tika Nafiah Ramadhani

Bahan Tambahan Makanan (BTM) Buatan: Pengawet dan Pemanis Makanan

71 PPMP 06 15.35 -15.41 Alvi Yani dan Erliana Novitasari

Uji Cita Rasa Kopi Bubuk Robusta Lampung Dari Beberapa Tipe Penyangraian

Diskusi 15.41 -15.50

Page 48: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 36

Ruang Paralel 5 (Room 5) : Bidang Perkebunan Bidang Peternakan

Moderator : Reny Debora Tambunan, S.Pt., M.Sc. Operator : Reli Hevrizen, S.Pt.

Notulis : Tika Nafiah Ramadhani, A.Md.

NO. KODE

ABSTRAK WAKTU

NAMA PENULIS

JUDUL MAKALAH

Sesi 1

72 BUN 01 13.05-13.11 Muhammad Susanto Prabowo

Karakterisasi Morfologi Pada Pertumbuhan Awal Beberapa Aksesi Jambu Mete (Anacardium Occidentale L.)

73 BUN 02 13.11 -13.17

Dini Florina, Marlina Puspita Sari, Dono Wahyuno

Efektivitas Minyak Atsiri Terhadap PertumbuhanColletotrichum Gloeosporioides, Penyebab Penyakit Busuk Basah Buah Pala

74 BUN 03 13.17 -13.23 Rizka Aidina Putri1

Strategi Pengelolaan Lahan Kering Masam Pada Kebun Entres Karet Di BPSBP Tungkap, Kalimantan Selatan

75 BUN 04 13.23 -13.29 Darwin Taula’bi’, Elisa Winanda

Pengaruh Kemasakan Buah Dan Teknik Skarifikasi Pada Pertumbuhan Benih Pala (Myristica Fragrans)

76 BUN 05 13.29 -13.35

Dewi Rumbaina Mustikawati, Ratna Wylis Arief dan Endriani

Kajian Perbenihan Tanaman Lada Di Lampung Timur

Diskusi 13.35 -13.45

Page 49: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 37

Ruang Paralel 5 (Room 5) : Bidang Perkebunan Bidang Peternakan

Moderator : Reny Debora Tambunan, S.Pt., M.Sc. Operator : Reli Hevrizen, S.Pt.

Notulis : Tika Nafiah Ramadhani, A.Md.

Sesi 2

77 BUN 06 13.45 -13.51

Dede Rohayana, Edwin Herdiansyah, dan Rengga Adyatma

Respon Pertumbuhan Stek Lada (Piper Nigrum. L) Terhadap Beberapa Macam Media Tanam Di Polybag

78 BUN 07 13.51 -13.57

Ismail Maskumoro, hengky Novarianto, Asthutiirundu, Syarafuddin, Sudarsono

Inovasi Tanaman Palma mendukung Pembangunan Perkebunan Nasional

79 NAK 01 13.57 -14.03

I Wayan Sudarma dan A.A.N.Badung S.D

Tingkat Efektivitas Serbuk Daun Kelor (Moringa Oleifera) Sebagai Anthelmintik Terhadap Infeksi Cacing Pada Ayam Buras

80 NAK 02 14.03 -14.09

Hevrizen R, Suretno N.D, Silalahi M, Maryanto A

Respon Produksi Kambing Lokal Terhadap Pakan Silase Berbasis Daun Sawit Dan Kulit Kakao Di Lampung Selatan

81 NAK 03 14.09 -14.15

Reli Hevrizen, Nandari Dyah Suretno, Andi Maryanto

Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Dan Produksi Rumput Gajah Di Lahan Kering Masam

Diskusi 14.15 -14.25

Page 50: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 38

Ruang Paralel 5 (Room 5) : Bidang Perkebunan Bidang Peternakan

Moderator : Reny Debora Tambunan, S.Pt., M.Sc. Operator : Reli Hevrizen, S.Pt.

Notulis : Tika Nafiah Ramadhani, A.Md.

Sesi 3

82 NAK 04 14.25 -14.31 Adhe Phoppy Wira Etika, Zikril Hidayat, Nuraini

Peningkatan Kualitas Kompos Dari Campuran Kotoran Sapi Dan Serbuk Gergaji Kayu

83 NAK 05 14.31 -14.37

Sionita Gloriana Gunawan, Nur Rizqi Bariroh, Muhammad Dimas Arifin

Helminthiasis Pada Sapi Potong Yang Digembalakan Di Perkebunan Sawit Di Kalimantan Timur (Studi Kasus Di Kabupaten PPU Dan Paser)

84 NAK 06 14.37 -14.43

Sari Yanti Hayanti

dan

Yeny Widyaningrum

Optimalisasi Teknologi Inseminasi Buatan Melalui Program Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB) Di Rpovinsi Jambi

85 NAK 07 14.43 -14.49

Ahmad Subhan, Akhmad Hamdan, Fiqy Hilmawan , Siti Nurawaliah, dan Eni Siti Rohaeni

Kinerja Produksi Pengembangan Ayam Kampung Unggul Balitbangtan Berbasis Rumah Tangga Di Kalimantan Selatan

86 NAK 08 14.49 -14.55

Yeni Widyaningrum dan Dian Ratnawati

Viabilitas Semen Cair Sapi Pogasi Dengan Pengencer Cep Yang Ditambahkan Antioksidan Pada Suhu Yang Berbeda

Diskusi 14.55-15.05

Page 51: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 39

Ruang Paralel 5 (Room 5) : Bidang Perkebunan Bidang Peternakan

Moderator : Reny Debora Tambunan, S.Pt., M.Sc. Operator : Reli Hevrizen, S.Pt.

Notulis : Tika Nafiah Ramadhani, A.Md.

Sesi 4

87 NAK 09 14.55 -15.05

Novita Ardiarini,Jonathan Anugrah Lase

Perilaku Harga Komoditas Peternakan Di Maluku Utara Pada Hari Besar Keagamaan Nasional

88 NAK 10 15.05 -14.11 Reny Debora Tambunan

Anthelmintik Alami Untuk Penanggulangan Cacing Gastrointestinal Pada Ternak Ruminansia Kecil

89 NAK 11 15.11 -15.17

Nandari Dyah Suretno, Reli Hevrizen, Reny Debora Tambunan, Andi Maryanto

Produktivitas Rumput Cloris Gayana Yang Ditanam Pada Lahan Kering Masam

90 NAK 12 15.17 -15.23

Marsudin Silalahi , Reli H dan Panjaitan Imelda

Produktivitas Ayam Kub Berbasis Rumah Tangga Di Empat Kecamatan Kabupaten Tanggamus

91 NAK 13 15.23 -15.29

Akhmad Ansyor, Andi Maryanto, Robinson, dan Marsudin Silalahi

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Pengolahan Pakan Ternak Pada Program Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Di Kabupaten Pringsewu

Diskusi 15.35 -15.45

Page 52: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Kumpulan Abstrak

SEMINAR NASIONAL

BPTP LAMPUNG 2021

“INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING

MASAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DAN EKSPOR”

https:bit.ly/SemnasBPTPLampung2021

Page 53: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 41

PGN 01 DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING MASAM

MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN

Zahara1 dan Yennita Sihombing

2

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

Jl. Z.A. Pagar Alam No. 1A, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi lampung, 35145

2Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Jl. Tentara Pelajar No. 10, Bogor, 16114 ABSTRAK

Lahan kering masam berpotensi sangat besar mendukung pembangunan pertanian di Indonesia, baik tanaman pangan, hortikultura (sayuran dan buah-buahan), maupun tanaman tahunan (perkebunan) dalam upaya mencapai ketahanan pangan. Lahan kering masam dicirikan oleh karakternya yang kurang subur, mengandung Al tinggi sehingga dapat meracuni tanaman dan mengganggu penyerapan hara, miskin hara terutama N, P, K, Ca, dan Mg, miskin bahan organik, dan miskin mikroba tanah Tanpa pengelolaan yang tepat produksi tanaman pada lahan kering masam masih rendah dan tidak sesuai dengan potensi hasil tanaman. Tujuan penulisan adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis inovasi teknologi pertanian lahan kering masam yang telah di diseminasikan dalam mendukung ketahanan pangan. Pengkajian dilakukan dengan menggunakan metode Desk Research, kemudian dianalisa dengan mengunakan analisa deskriktif kualitatif untuk menjawab tujuan penulisan melalui telaah literatur dengan mendeskripsikan jenis - jenis inovasi teknologi yang telah di diseminasikan terhadap petani dengan menggunakan data sekunder yang bersumber dari Kementerian Pertanian, berbagai hasil penelitian, jurnal, kebijakan pemerintah, dan lembaga terkait yang dapat mempertajam kedalaman analisis. Diseminasi inovasi teknologi pengelolaan lahan kering masam sudah dilakukan sejak beberapa dekade lalu, akan tetapi tingkat adopsinya masih tergolong rendah Hal ini terjadi karena sebagian besar petani lahan kering masih mengelola lahan pertanian secara subsistem. Dari hasil pengkajian diperoleh kesimpulan bahwa tingkat adopsi inovasi teknologi masih rendah menyebabkan rata-rata produktivitasnya rendah bahkan cenderung menurun. Untuk mewujudkan keberlanjutan pengelolaan lahan kering masam, selain upaya teknis dan teknologis yang dilakukan, harus mempertimbangkan dampak ekologisnya, kesesuaian sosio-kultural dengan masyarakat lokal, serta secara ekonomi menguntungkan petani sebagai pelaku utamanya Kata Kunci : Diseminasi, inovasi teknologi, ketahanan pangan, lahan kering

masam

Page 54: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 42

PGN 02

EKSPLORASI KARAKTER SEKUNDER UNTUK SELEKSI TIDAK LANGSUNG PADA JAGUNG DI KONDISI KEKERINGAN

Slamet Bambang Priyanto*, Moch. Arif Subechan

Balai Penelitian Tanaman Serealia Jln Dr Ratulangi 274 Maros Sulawesi Selatan Indonesia

*Penulis untuk korespondensi. e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Seleksi langsung untuk karakter hasil biji jagung di kondisi kekeringan seringkali tidak sangkil. Penggunaan karakter skunder dalam seleksi tidak langsung diharapkan dapat meningkatkan kesangkilan seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh karakter sekunder yang dapat digunakan untuk seleksi tidak langsung. Penelitian ini akan dilaksanakan di IP2TP Bajeng Balai Penelitian Tanaman Serealia Kabupaten Gowa Propinsi Sulawesi Selatan pada bulan Juli sampai November 2020. Penelitian disusun dalam rancangan Acak kelompok Alpha Lattice dengan 3 ulangan. Genotipe yang digunakan adalah 36 calon jagung hibrida dan 4 varietas pembanding. Karakter yang memiliki keragaman tinggi ditentukan dengan karakter yang memiliki nilai loading factor lebih dari

0,7 korelasi antara karakter sekunder dengan hasil menggunakan korelasi pearson serta nilai heritabiitas diturunkan dari analisis ragam. Hasil penelitian menunjukka bahwa karakter umur berbunga jantan, umur berbunga betina, jumlah tongkol panen dan diameter tongkol merupakan karakter skunder yang bisa digunakan sebagai seleksi tidak langsung jagung pada kondisi kekeringan.

Page 55: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 43

PGN 03

PERBAIKAN LAHAN KERING MASAM DENGAN BIOCHAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL KLON UBIJALAR

Improvement The Biochar Of Acid Upland To Increasing Clones Sweet

Potato Yield

Edyson Indawan*

1), Sri Umi Lestari

1), Reza Prakoso Dwi Julianto

1), Poppy Indri

Hastuti2)

1)

PS Agroteknologi Universitas Tribhuwana Tunggadewi 2)

PS Akuntansi Universitas Tribhuwana Tunggadewi *

)Corresponding authors: Tel./Faks. +62341565500/+62341565522 HP

081333343123 email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi respon klon ubijalar terhadap pemberian biochar jengkok tembakau. Biochar merupakan bahan pembenah tanah yang mampu memperbaiki kesuburan tanah, meningkatan hasil tanaman dan dapat mengurangi kontaminasi. Rancangan percobaan Split Plot yang diulang tiga kali. Klon ubijalar diletakkan sebagai main plot dan dosis biochar sebagai sub-plot. Bahan tanaman ubijalar terdiri 6 klon unggulan koleksi Universitas Tribhuwana Tunggadewi dan Universitas Brawijaya (BIS OP-61-OP-22, 73-6/2, 73 OP-8, BIS OP-61, 73 OP-5, dan BIS OP-61-♀-29). Dosis biochar adalah B0 (0 ton/ha) dan B1 (5 ton/ha). Unit percobaan berukuran panjang 5 m x 0.6 m, terdiri dari satu gulud dan ditanami dengan jarak tanam 25 cm dalam baris (20 stek/gulud). Parameter yang diamati meliputi: jumlah umbi, bobot umbi, bobot brangkasan, %BK umbi, %BK brangkasan, BK umbi dan BK Brangkasan, estimasi hasil umbi (t/ha) dan hasil brangkasan serta Indeks Panen dan estimasi hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klon ubijalar memberikan respon yang sangat nyata terhadap pemberian biochar jengkok tembakau sebesar 5 t/ha, terutama pada bobot umbi pad klon 73 OP-5, bobot kering umbi, bobot kering biomass, IP dan estimasi hasil umbi segar per hektar pada klon BIS OP-61-OP-22. Peningkatan hasil umbi ubijalar dengan pemberian biochar jengkok tembakau mencapai 8,08-43.56%. Ketersediaan N menjadi faktor pembatas pertumbuhan, terjadi kekurangan sebesar 19.1 N, berdampak pada hasil umbi segar yang dicapai berkisar 10.55-22.70 ton/ha. Kata kunci: Biochar, klon, hasil umbi, pembenah tanah.

Page 56: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 44

PGN 04

UJI EFEKTIFITAS BIOINSEKTISIDA TERHADAP MORTALITAS WALANG SANGIT (Leptoorisa oratorius. F) PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)

The Effectiveness Of Bioinsecticide Test To Mortality Of The Stink Bug (Leptoorisa Oratorius. F) In Rice (Oryza Sativa L.)

Ponijan

1, Etik Puji Handayani

2*, Sutomo

2, Nurleni Kurniawati

2

1UPTD Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung *Email:[email protected]

2Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro-Lampung

ABSTRAK

Hama walang sangit (Leptocorisa oratorius. F) merupakan salah satu hama

potensial yang pada waktu tertentu menjadi hama penting yang dapat

menyebabkan kehilangan hasil padi hingga 50%. Karena beras merupakan

bahan pangan pokok terpenting yang dikonsumsi masyarakat Indonesia,

maka perlu dilakukan penelitian upaya mengatasi kerusakan kualitas biji padi

akibat hama dengan menggunakan bioinsektisida dan meminimalkan

penggunaan insektisida kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

berbagai jenis kombinasi dan konsentrasi bioinsektisida terhadap mortalitas

walang sangit serta tingkat serangan walang sangit terhadap hasil padi.

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Proteksi Tanaman Pangan dan

Hortikultura Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah pada bulan Agustus hingga

Oktober 2020, menggunakan rancangan percobaan disusun secara faktor

tunggal, dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) terdiri atas 7

perlakuan kombinasi jenis dan konsentrasi bioinsektisida. Hasil penelitian

menunjukkan jenis kombinasi dan konsentrasi bioinsektisida menentukan

tingkat mortalitas walang sangit. Aplikasi B. bassiana 5 g/l + M. anisopliae 5

g/l merupakan perlakuan terbaik, meningkatkan tingkat mortalitas 143,25 %,

kecepatan kematian 108,02 %, efikasi bioinsektisida 143,31 % dan LT 50

155,56 % lebih cepat dibandingkan kontrol. Aplikasi bioinsektisida

cenderung meningkatkan hasil padi dengan persentase gabah isi sebesar

19,73 %, menekan gabah hampa sebesar 99,40 % dan menekan gabah hampa

terserang walang sangit sebesar 109,63 % dibandingkan kontrol.

Kata kunci: Agen hayati, Padi, Pengendalian hama

Page 57: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 45

PGN 05

KAJIAN VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI DI KABUPATEN MAJALENGKA

Study Of Soybean New Superior Variety In Majalengka District

Ratna sari, Yati Haryati, Bebet Nurbaeti dan Irma Noviana Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

Jl. Kayuambon No. 80, Bandung Barat, Jawa Barat Email: [email protected]

ABSTRAK

Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan yang startegis namun minat petani untuk melakukan usahatani kedelai masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya produktivitas kedelai. Kementerian Pertanian telah merilis berbagai varietas unggul baru (VUB) kedelai yang memiliki produktivitas tinggi. Pengkajian ini dilakukan untuk mengkaji keragaan beberapa VUB kedelai di Kabupaten Majalengka. Pengkajian dilakukan dengan menanam lima varietas VUB dan dibandingkan dengan varietas Anjasmoro yang biasa ditanam oleh petani. Pengkajian dilakukan dilahan petani dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang diulang lima kali. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan tanaman (tinggi dan jumlah cabang) dan komponen hasil (jumlah polong isi, jumlah polong hampa dan berat brangkasan) serta hasil panen. Semua data dianalisa dengan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Duncan. Hasil tersebut lalu dibandingkan dengan deskripsi varietas kedelai untuk melihat kesesuaiannya. Sehingga diperoleh varietas yang sesuai untuk dikembangkan di Kabupaten Majalengka. Hasil pengkajian menunjukan bahwa semua varietas yang diuji sesuai untuk dibudidayakan kecuali varietas DETAP-1. Kata kunci: Kedelai, VUB, keragaan

Page 58: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 46

PGN 06

SEED GERMINATION OF SOYBEAN AND RICE DUE TO PRGANIC AND

CHEMICAL SOLUTION TREATMENT

Soraya, Junita Barus*, and Rismawita Sinaga

Lampung Assessment Institute for Agricultural Technology *Corresponding Author: [email protected]

ABSTRACT

Expired seeds are seeds that have decreased in quality or experienced setbacks. The use of low-quality seeds will produce low seed quality. One way to improve seed quality is through navigation. This study aims to determine the effect of using organic and chemical ingredients on soybean and rice seed invigoration in improving seed quality. This research was done at the Testing Laboratory of Lampung Agricultural Technology Assessment Center from March to April 2019. This study was divided into two experiments, namely using Inpago 12 varieties of rice seeds and Dering 1 varieties of soybean seeds. The study was compiled using a Completely Randomized Design (CRD) with four replications. Each experiment consisted of four seed invigoration treatments, which were without treatment (control), coconut water 60%, KNO3 1% and bio urine 30%. The results showed that the viability of rice seeds in general was still good even though it had been stored for almost six months, as evidenced by its germination and maximum growth potential of> 90%. The soaking treatment of rice seeds in coconut water 60% and KNO3 1% can increase sprout power and maximum growth potential. While the viability of soybean seeds has declined considerably after being stored for more than four months, where the highest germination in the control and coconut water treatment is only around 31-35%. Keywords: seed germination, rice seed, soybean seed

Page 59: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 47

PGN 07

KEJADIAN ALAMI INFEKSI NUCLEOPOLYHEDROVIRUS FALL

ARMYWORM, SPODOPTERA FRUGIPERDA (J.E.SMITH) PADA JAGUNG DI

BENGKULU

Natural Incidence of Nucleopolyhedrovirus Infecting Fall Armyworm,

Spodoptera frugiperda (J. E. Smith) on Corn in Bengkulu

Sempurna Ginting Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu.

Jl. WR. Supratman, Kandang Limun, Bengkulu, Provinsi Bengkulu *Corresponding Author: [email protected]

ABSTRAK

Jagung merupakan salah satu tanaman serealia penting selain gandum dan beras di dunia. Ulat grayak (FAW), Spodoptera frugiperda merupakan hama invasif di Indonesia termasuk Bengkulu. Hama ini asli dari wilayah tropis dan subtropis Amerika, merupakan hama penting pada jagung dan juga menyerang lebih dari 100 tanaman inang. Hal tersebut menyebabkan kerusakan yang penting secara ekonomi. Pengendalian hama ini telah dilakukan umumnya secara kimiawi. Teknik pengendalian hama berbasis PHT (pengendalian hama terpadu) semakin meningkat seiring dengan kesadaran pentingnya pertanian berkelanjutan. Salah satu komponen dari PHT adalah pengunaan musuh alami dengan Biopestisida berbasis mikroba Nucleopolyhedrovirus (NPV). Tujuan penelitian ini untuk mempelajari insidensi alami NPV yang menginfeksi S. frugiperda di sentra jagung

Bengkulu. Metode penelitian dilakukan dengan survei di daerah sentra jagung di Bengkulu dan asosiasi NPV dengan S. frugiperda dikonfirmasi dengan mikroskop fase kontras dan studi patogenisitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa insidensi NPV secara alami terjadi pada larva S. frugiperda dengan tingkat jumlah larva terinfeksi mulai dari 1 hingga 5 ekor, sementara persentase kerusakan tanaman jagung akibat serangan S. frugiperda berkisar antara 40-96%. Larva yang mati terinfeksi virus NPV ditemukan di lapangan dengan tanda tubuh larva menggantung dengan kedua tungkai semu bagian abdomen menempel pada daun jagung membentuk huruf V terbalik. Occlusion bodies (OB) dari NPV berbentuk segi banyak (polyhedral). Pemeriksaan kualitatif terhadap larva mati setelah diberi pakan dengan pakan yang terkontaminasi dengan OB menunjukkan bahwa OB virus tersebut memiliki sifat yang sama dengan OB yang diaplikasikan, baik morfologi (bentuk OB) dan biologis (virulensi OB).

Kata kunci: Spodoptera frugiperda, jagung, Nucleopolyhedrovirus, polyhedra

Page 60: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 48

PGN 08

OPTIMALISASI LAHAN KERING MASAM UNTUK TANAMAN PANGAN

DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK

Optimization Of Dry And Saving Lands For Food Plants With The Supply Of Organic Fertilizer

Mirawanty Amin

1*, Anggella Tesalonika Tombuku

1

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara

Jl. Kampus Pertanian Kalasey, Manado 95013, Sulawesi Utara, Indonesia *Email:[email protected]

ABSTRAK

Lahan kering masam memiliki potensi pengembangan untuk tanaman pangan. Namun, terdapat kendala pada pengemabngan lahan tersebut yaitu kesuburan tanah yang rendah seperti pH tanah kurang dari 5.5, tingginya Al-dd, P dan K yang rendah dan toksisitas Mn. Luasan lahan kering hampir 29% dari total luas lahan di Indonesia. Oleh karena itu, lahan kering masam dapat dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman pangan dalam mendukung pembangunan pertanian nasional. Mengingat kendala yang dimiliki lahan kering masam terkait kesubutan tanah, maka diperlukan masukan teknologi seperti pemberian pupuk organik. Pemupukan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan hara pada tanah. Kata kunci: keseburan tanah, lahan kering, pupuk, pH tanah, toksisitas

Page 61: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 49

PGN 09

KERAGAAN TUJUH ASESI PADI LOKAL ASAL JAMBI DI LAHAN RAWA LEBAK DANGKAL KEBUN PERCOBAAN BANJARBARU KALIMANTAN

SELATAN

Muhammad Saleh Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Jalan Kebun Karet Loktabat Banjarbaru

ABSTRAK

Keragaan tujuh varietas padi lokal asal Jambi di lahan rawa lebak dangkal. Pengujian dilaksanakan pada Musim Kemarau 2015, di Kebun Percobaan Banjarbaru. Sebagai perlakuan adalah tujuh padi varietas lokal yang berasal dari Jambi, yaitu varietas Gadis Jambi, Serendah Kuning, Kotek, Kuning Betung, Serendah Halus, Karya dan Rimbun Daun. Pengamatan dilakukan terhadap skor pertumbuhan vegetatif, generatif, tinggi tanaman, jumlah malai/rumpun, panjang malai, bobot 1000 gabah, dan hasil. Hasil pengujian menunjukkan bahwa : keragaan pertumbuhan vegetatif dan genertif tergolong baik (skor 3). Hasil yang dicapai oleh varietas Gadis Jambi, Rimbun Daun, Karya, Serendah Kuning, Kotek, Kuning Betung dan Serendah Halus masing masing sebesar 5,23 ; 3,80 ; 2,80; 2,13 ; 1,16 ; 1,13 dan 1,00 t/ha. Nilai duga heritabilitas yang tinggi ditunjukkan oleh karakter tinggi tanaman, panjang malai, bobot 1000 gabah dan hasil. Keragaman genetik yang luas ditunjukkan oleh karakter tinggi tanaman, jumlah malai/rumpun dan bobot 1000 gabah.

Kata kunci : keragaan, padi lokal, Jambi, rawa lebak dangkal.

Page 62: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 50

PGN 10

APLIKASI BERBAGAI AMELIORAN DAN DOSIS RHIZOBIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI DI LAHAN KERING

Tietyk Kartinaty

1 dan Sri Sunardi

2

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat [email protected]

ABSTRAK

Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max. L) dilahan kering dihadapkan pada kendala kemasaman tanah dan tingkat kesuburan yang rendah sehingga diperlukan usaha perbaikan melalui pemberian berbagai amelioran dan dosis Rhizobium. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh berbagai amelioran dan dosis rhizobium terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 3 kali ulangan. Petak Utama adalah Amelioran (A) terdiri tiga macam perlakuan yaitu Arang Sekam (A1), Pupuk Kandang (A2) dan Kapur Dolomit (A3). Dosis Rhizobium (R) diletakkan sebagai Anak Petak terdiri dari tiga taraf yaitu: R1 = 5 gr, R2 = 7,5 gr dan R3 = 10 gr. Hasil penelitian menunjukkan pemberian berbagai jenis amelioran dan dosis rhizobium memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong per tanaman, bobot 100 biji dan produksi tanaman kedelai. Pemberian amelioran arang sekam memberikan produksi (2,10 t/ha), bobot 100 biji (22,47 g) dan jumlah polong kedelai per tanaman (33,50) yang tertinggi sedangkan pemberian dosis rhizobium sebanyak 10 gr memberikan produksi (2,03 t/ha), bobot 100 biji (21,00 g) dan jumlah polong kedelai per tanaman (30,56) yang lebih tinggi. Kata Kunci : Amelioran, Rhizobium, Kedelai, Produksi

Page 63: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 51

PGN 11

PERAN BIOCHAR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN MASAM

The Role Of Biochar To Improve The Productivity Of Acid Lands

Eni Maftuah dan A. Susilawati

Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Jl. Kebun Karet, Loktabat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Lahan masam di Indonesia berpotensi untuk dikembangkan sebagai areal pertanian produktif, namun memerlukan perbaikan kualitas lahan. Bahan pembenah tanah mampu memprbaiki sifat tanah diantaranya melalui perbaikan sifat kimia tanah, biologi dan fisika tanah. Biochar dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembenah tanah di lahan masam sebagai bahan pembenah tanah yang ramah lingkungan. Peran biochar di lahan masam antara lain memperbaiki kualitas lahan baik sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Efektivitas biochar dalam memperbaiki sifat tanah tergantung pada jenis biochar, proses pembuatan biochar, dosis biochar, cara aplikasi biochar, ukuran biochar serta jenis tanah. Perbaikan kualitas lahan masam berpengaruh terhadap produktivitas tanaman pangan. Pemberian biochar sekam padi dapat meningkatan produktivitas tanaman padi di lahan masam mencapai 2-67% tergantung pada dosis biochar. Biochar tempurung kelapa juga efektif dalam meningkatkan produksi jagung di lahan kering masam maupun gambut. Selain meningkatkan produktivitas lahan, biochar juga berperan dalam sequetrasi karbon tanah dan mitigasi emisi GRK. Kata kunci: Biochar, sifat tanah, produktivitas lahan, masam

Page 64: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 52

PGN 12

AMELIORASI KIMIA TANAH MASAM TROPIKA: META ANALISIS

Chemical Amelioration Of Tropical Acid Soils: A Meta Analysis

Doni Wahyu, Wahida Annisa, Yiyi Sulaeman Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa

Jalan Kebun Karet, Loktabat Utara, Banjarbaru [email protected] or [email protected]

ABSTRAK

Permasalahan utama pada tanah masam adalah tingginya kelarutan unsur toksik yang menyebabkan ketidaktersedian hara P akibat fiksasi oleh ion-ion Al dan Fe. Perbaikan kimiawi merupakan istilah untuk tindakan kolektif yang bertujuan untuk memperbaiki sifat kimia, fisik, dan lainnya dari tanah berdasarkan regulasi proses tanah asam-basa dan pertukaran ion melalui penambahan berbagai bahan kimia tambahan. Cara termudah untuk menilai keasaman atau alkalinitas tanah adalah dengan menentukan reaksi, atau pH, suspensi air atau pasta jenuh yang dibuat dari tanah (pH menunjukkan logaritma negatif dari aktivitas ion H + dalam larutan; pH = - lgaH +). Paper ini bertujuan untuk mensintesis semua hasil penelitian secara kualitatif untuk mengeksplorasi potensi bahan amelioran dalam upaya meningkatkan produktivitas lahan masam. Paper review ini menggunakan metode Sistematika Review Kualitatif (metode Francis & Baldesari, 2006). Tahapan metode yang digunakan adalah: 1) formulasi pertanyaan tentang permasalahan tanah masam dan upaya perbaikannya, 2) pencarian literatur systematic review (conducting a systematic literature search) 3) skrining dan seleksi artikel penelitian yang cocok dengan topik ameliorasi tanah masam (screening and selecting appropriate research articles) 4) analisis dan sintesis temuan-temuan kualitatif (analyzing and synthesizing qualitative findings ) 5) Menyusun paper (presenting finding). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengapuran efektif menurunkan kemasaman tanah dan memperbaiki pertumbuhan tanaman di lahan masam. Kata Kunci: Kemasaman tanah, Pengapuran, Netralisasi asam, Pertukaran ion

Page 65: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 53

PGN 13

PENGARUH PENGGUNAAN BEBERAPA DOSIS PEMUPUKAN UREA DAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG HIBRIDA TERHADAP

PRODUKTIVITAS TANAMAN JAGUNG

Sution dan Muhammad Hatta

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Barat Jl. Budi Utomo No.45, Siantan Hulu, Pontianak Utara, Kota Pontianak,

Kalimantan Barat Email: [email protected]

ABSTRAK

Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas jagung ialah dengan pemupukan sesuai kebutuhan tanaman dan kondisi lahan. Umumnya lahan pengembangan jagung di Indonesia defisiensi hara N sehingga diperlukan tambahan N melalui pemupukan. Penggunaan pupuk N umumnya diberikan dalam bentuk jenis pupuk urea dengan kebutuhan yang cukup tinggi. Agar penggunaan pupuk Nitrogen sesuai dengan rekomendasi maka perlu dilakukan penelitian. Tujuan dari penelitian ini untuk menghasilkan dosis penggunaan pemupukan urea yang tepat dan penggunaan varietas unggul baru jagung hibrida yang sesuai. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor pertama varietas terdiri dari Bima 19, Nasa 29 dan JH 21. Faktor kedua dosis pemupukan urea yang terdiri dari tanpa penggunaan pupuk urea, pupuk urea 50% dari rekomendasi, pupuk urea 100% dari rekomendasi dan pupuk urea 150% dari rekomendasi. Kombinasi keduannya sebanyak 12 perlakuan, yang diulang sebanyak 3 kali, secara keseluruhan terdapat 36 petak percobaan. Hasil penelitian menujukan terdapat interaksi produktivitas jagung antara penggunaan pupuk urea dengan varietas unggul baru jagung hibrida tertinggi pada perlakuan penggunaan varietas Nasa 29 dan JH 21 dengan dosis pemupukan 100% dari rekomendasi dan Varietas JH 21 dengan dosis pemupukan urea 150% secara signifikan berpengaruh terhadap perlakuan lainnya. Kata kunci : jagung, varietas, toleran naungan, cahaya, produksi

Page 66: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 54

PGN 14

PENGARUH KOMBINASI FUNGISIDA MANKOZEB DAN TRICHODERMA SP. TERHADAP PENYAKIT BULAI DAN PERTUMBUHAN

TANAMAN JAGUNG (ZEA MAYS L.)

Effect of Combination of Mankozeb Fungicide and Trichoderma sp. on Downy Mildew Disease and Growth of Corn (Zea mays L.)

Septiana Simanjuntak

1*, Joko Prasetyo

1, Sudiono

2, Titik Nur Aeny

3

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung *Email:[email protected]

2Mahasiswa dan

3Dosen Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas

Lampung

ABSTRAK

Penyakit bulai yang disebabkan oleh jamur Peronosclerospora sp. merupakan salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh petani jagung. Patogen penyebab penyakit bulai pada jagung di Indonesia telah dilaporkan menurun sensitivitasnya terhadap fungisida metalaksil.Tindakan pengendalian yang dilakukan adalah dengan menggunakan fungisida berbahan aktif mankozeb dan menggunakan agensia hayati Trichoderma sp. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dosis fungisida mankozeb terhadap penyakit bulai,

pengaruh kerapatan spora Trichoderma sp. terhadap penyakit bulai dan pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.), dan interaksi antara dosis fungisida mankozeb dan kerapatan spora Trichoderma sp. terhadap penyakit bulai dan pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.). Perlakuan disusun

dalam Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan 12 perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas mankozeb dengan dosis 0 gr/l, 2 gr/l, dan 4 gr/l dan Trichoderma sp. dengan kerapatan 0, 10

6 spora/ml, 10

7spora/ml, dan 10

8

spora/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis fungisida 4 gr/l memiliki masa inkubasi paling panjang yaitu 13,25 HSI (hari setelah inokulasi). Pada 21 HSI, 28 HSI, dan 35 HSI, perlakuan dosis fungisida mankozeb 2 gr/l dan 4 gr/l dapat menekan keterjadian penyakit bulai lebih baik dan memiliki keparahan penyakit bulai lebih rendah dibandingkan kontrol. Sedangkan perlakuan Trichoderma sp. tidak berpengaruh terhadap masa inkubasi, intensitas penyakit, dan pertumbuhan tanaman. Kata kunci: jagung, pengendalian hayati, pengendalian kimiawi

Page 67: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 55

PGN 15

OPTIMALISASI LAHAN MASAM BERBASIS BAHAN PEMBENAH TANAH UNTUK BUDIDAYA KEDELAI

Optimization of Acidic Soil Based on Soil Conditioner for Soybean

Cultivation

Yuli Lestari dan Afthanur Rifqi Hidayat Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (BALITTRA)

Jl. Kebun Karet, Loktabat Utara, Banjarbaru, Kalimantan Selatan Email: [email protected]

ABSTRAK

Lahan masam baik yang berupa lahan kering maupun lahan rawa mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian. Kedelai merupakan salah satu jenis komoditas yang bisa dibudidayakan di lahan masam. Pada umumnya lahan masam mempunyai tingkat kesuburan dan produktivitas yang rendah. Salah satu usaha untuk mengoptimalkan produkstivitas lahan masam adalah dengan memanfaatkan bahan pembenah tanah. Berdasarkan senyawa penyusunnya, bahan pembenah tanah dapat dikelompokkan menjadi bahan pembenah organik, anorganik dan hayati. Penggunaan bahan pembenah tanah ini bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pemberian bahan pembenah tanah dapat meningkatkan kemantapan agregat, memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Sifat kimia tanah seperti pH, kandungan P dan KTK meningkat sebaliknya toksisitas aluminium menurun akibat pemberian bahan pembenah tanah. Selain itu pemberian bahan pembenah tanah juga dapat mengefisienkan pemupukan anorganik dan menurunkan kejenuhan Al. Pemberian bahan pembenah tanah berupa dolomit di lahan sulfat masam actual dapat meningkatkan hasil kedelai dari 232 kg/ha menjadi 1387-272 kg/ha. Pemberian bahan pembenah tanah berupa dolomit, kotoran ayam dan petroganik, masing-masing dapat meningkatkan hasil kedelai dari 1,5 t/ha menjadi 2 t/ha, 2,5 t/ha dan 1,9 t/ha. Makalah ini bertujuan untuk memaparkan peranan bahan pembenah tanah dalam meningkatkan kesuburan tanah dan produksi kedelai di lahan masam. Kata kunci: lahan kering, lahan rawa dan produktivitas

Page 68: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 56

PGN 16

ANALISIS VEGETASI GULMA PADA TANAMAN TUMPANGSARI PADI GOGO DAN KEDELAI DI LAHAN KERING MASAM LAMPUNG

Vegetation Analysis Of Weed On Intercropping Crops Of Upland Rice And

Soybean In Dryland Acid Of Lampung

Endriani*1, Dian Meithasari

1, Tri Kusnanto

2, Sunaryo

2

1,2Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

JL. Z.A. Pagar Alam No.1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung Email : [email protected]

ABSTRAK

Gulma dapat mengakibatkan berkurangnya tingkat produktivitas tanaman budidaya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui analisis vegetasi gulma pada pertanaman tumpangsari Padi Gogo dan Kedelai di lahan kering masam Lampung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2019 sampai dengan Maret 2019 di Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan, pada ketinggian tempat 135 dpl. Metoda yang digunakan adalah Metoda Kuadran dengan peletakan plot secara acak sebanyak 30 plot dengan ukuran plot 1m

2 pada

tanaman tumpangasari padi gogo dan kedelai, kemudian pada setiap plot pengamatan dilakukan pencatatan tentang jenis gulma, jumlah individu masing-masing jenis dan pengoleksian semua jenis gulma tersebut. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 10 jenis gulma, 374 individu dari 10 spesies gulma pada pertanaman tumpangsari padi gogo dan kedelai dilahan kering masam kebun percobaan Natar.Terdapat 2 jenis gulma yaitu golongan rumput-rumputan dan golongan berdaun lebar.Jumlah individu Imperata cylindrica paling banyak ditemukan (116 individu) dan paling sedikit Borrreria latifolia (2 individu).Gulma yang memiliki nilai SDR tertinggi yaitu gulma jenis Imperata cylindrica (30,43%) dan gulma yang memiliki nilai SDR terendah Borrreria latifolia yaitu (0,63%).Gulma Imperata cylindrica paling dominan diantara jenis lainnya pada

lahan pertanaman tumpangsari padi gogo dan kedelai di lahan kering masam KP Natar. Kata kunci : gulma, jenis, lahan kering, tumpangsari, vegetasi,

Page 69: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 57

PGN 17

DISTRIBUSI SPASIAL FE DI LAHAN SAWAH RAWA PASANG SURUT

AKIBAT PASANG SURUT AIR DI KAWASAN SUNGAI BARITO KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI ACUAN PERTANAMAN PADI

Mawardi1, Bambang Hendro S.

2, Benito H.P.

2, Putu Sudira

3

Totok Gunawan4

ABSTRAK

Keracunan besi (Fe) menyebabkan pertumbuhan, pembentukan anakan, dan pengisian bulir terhambat sehingga produktivitas menurun hingga menyebabkan kematian. Terhambatnya pertumbuhan dan produksi tersebut semakin tinggi pada varietas yang rentan. Di lahan pasang surut distribusi konsentrasi besi bervariasi pada kawasan dan lokasi yang berbeda. Beragam efek buruk keracunan besi pada padi telah banyak dilaporkan, tetapi sebaran spasial besi di sawah pasang surut masih langka diteliti. Distribusi besi di berbagai kedalaman profil tanah juga belum banyak diteliti sehingga ketersediaan data untuk menghindari keracunan Fe di rawa pasang surut belum banyak dilaporkan. Perlu dilakukan penelitian distribusi spasial dan distribusi pada lapisan olah tanah serta konsentrasi Fe sebagai arahan untuk budidaya padi di rawa pasang surut. Penelitian dengan metode survey telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai Maret 2017 di area sawah kawasan Sungai Barito, Kalimantan Selatan, dengan mengunakan peta kerja yang disusun berdasarkan peta tematik seperti peta selisih tinggi (∆) pasang surut, peta tipe luapan pasang surut, dan peta ketebalan lumpur. Hasil penelitian menunjukkan secara spasial konsentrasi Fe tertinggi berada pada zona I yang memiliki selisih tinggi (∆) pasang maksimum dan surut maksimum tertinggi. Sementara pada profil tanah konsentrasi Fe tertinggi pada lapisan 1 dan konsentrasi terendah pada lapisan 3. Berdasarkan tipe luapan konsentrasi Fe tertinggi berada pada tipe A dan tipe B terutama yang dekat muara laut. Untuk mencegah keracunan besi penanaman bibit padi harus mencapai lapisan 2 (> 10 cm) dan memilih zona yang aman yaitu zona II, III, atau IV sehingga menghasilkan poduksi padi optimal

Page 70: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 58

PGN 18

DAMPAK PENYELENGGARAAN PENYEBARALUASAN INOVASI PADA PETANI ETNIS MADURA

Tini Siniati Koesno, Arina Ulfa Hidayati dan Syarif Fajrullah [email protected]

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jln. Raya Karangploso, Km.4, Malang, Email: [email protected]

ABSTRAK

Pulau Madura yang secara pemerintahan masuk dalam wilayah Provinsi Jawa Timur, berpenduduk etnis asli Madura. Agroekosistem lahan pertanian tidak sesubur Pulau Jawa, menjadikan berpengaruh terhadap pembentukan karakter dikenal sulit menerima pembaharuan, inovasi. Ini tantangan bagi penyelenggara penyebarluasan pembaharuan, inovasi dalam rangka pemberdayaan masyarakat petani. Pembaharuan inovasi banyak dilakukan oleh BPTP Jawa Timur melalui pendekatan Research-Extension-Linkage, dengan payung hukum Permentan No. 11 tahun 2019. Oleh sebab itu perlu mereview hasil penerapan inovasi padi sistem tanam jajar legowo 2016 s/d 2018, dan perkembangan hingga tahun 2020. Metode yang digunakan intepretasi data perkembangan hasil penerapan inovasi berdasarkan luasan (ha); jumlah poktan; dan sebaran lokasi (jumlah desa). Pada tahun 2016 kegiatan penerapan inovasi di kecamatan Guluk-Guluk merencanakan satu poktan, seluas 15 ha, di satu desa, namun terealisasi 40 ha dilaksanakan tiga poktan. Pada MH 2020 capaian realisasi penerapan inovasi meningkat menjadi 262 ha, melibatkan 22 poktan tersebar di 7 desa. Di tahun 2018, kegiatan berdampak ke desa gapura Tengah, kecamatan Gapura, dengan menerapkan inovasi yang sama seluas 5 ha dikerjakan oleh 3 poktan. Pada MH 2020, penerapan inovasi berkembang menjadi 168 ha melibatkan 25 poktan tersebar di 5 desa. Dari hasil kegiatan tersebut, nampak bahwa dalam memasifkan inovasi ke petani sampai berdampak penerapannya ke lokasi lainnya (desa atau kecamatan), diperlukan pengulangan hingga beberapa musim tanam. Terlebih pada sasaran yang berkarakter perlu penanganan khusus Hal ini untuk memberikan efek kepada petani agar, membiasakan diri untuk hal tersebut. Kata kunci: dampak, penyebarluasan, inovasi, etnis Madura

Page 71: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 59

PGN 19

SELEKSI DAN EVALUASI SORGUM MUTAN GENERASI M2 HASIL RADIASI SINAR GAMMA UNTUK PENINGKATAN KARAKTER BIOMASSA

Yuli Sulistyowati1*

, Ade Nena Nurhasanah1, Dwi Astuti

1, Dwi Widyajayantie

1,

Carla Frieda Pantouw1, Vincentia Esti Windiastri

1, Agus Rachmat

1, Satya

Nugroho1

1Pusat Penelitian Bioteknologi, LIPI

Jl. Raya Bogor KM 46, Cibinong , Jawa Barat *Email:[email protected]

ABSTRAK

Sorgum (Sorghum bicolor L.) merupakan tanaman serealia yang dapat beradaptasi di lahan kering sehingga cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Sorgum memiliki banyak manfaat yaitu sebagai bahan pangan, pakan dan industri. Salah satu kandungan dalam sorgum yang dapat dimanfaatkan untuk bahan industri adalah lignin yang dapat digunakan dalam pembuatan particle board dan briket. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan seleksi kandungan lignin terhadap 30 genotipe sorgum dan diperoleh genotipe dengan kandungan lignin tertinggi yaitu KS (Konawe Selatan). Namun genotipe KS memiliki biomassa yang masih rendah, sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan biomassa. Mutasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keragaman genetik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan galur mutan sorgum yang memiliki karakter yang berhubungan dengan biomassa seperti tinggi tanaman, diameter batang dan bobot batang lebih baik dibanding induknya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – November 2019 di Kebun Percobaan Citayam, Depok. Materi genetik yang digunakan adalah galur mutan M2 dari radiasi sinar gamma 300, 400 dan 500 Gy dan tanaman kontrol 0 Gy. Sebanyak 50 malai setiap gray ditanam satu baris per malai dan diamati karakter agronominya. Pengamatan agronomi pada galur mutan M2 menunjukkan bahwa populasi galur mutan 300 Gy memiliki nilai kisaran yang lebih luas dibanding populasi 400 dan 500 Gy serta kontrol. Populasi mutan 300 Gy juga memiliki nilai rataan yang lebih tinggi dibanding populasi mutan 400 dan 500 Gy serta kontrol pada karakter tinggi tanaman 309.18 cm (kontrol 305.33 cm), diameter batang 24.09 mm (kontrol 19.37 mm) , bobot batang 860.73 g (kontrol 507.10 g) , panjang malai 42.55 cm (kontrol 39.95 cm) dan bobot malai 95.52 g (kontrol 64.50 g). Mutasi dengan radiasi sinar gamma dapat meningkatkan keragaman genetik dan seleksi pada galur mutan M2 diperoleh galur-galur yang memiliki tinggi, diameter batang dan bobot batang lebih baik dari kontrol yang menunjukkan adanya peningkatan biomassa. Kata kunci: biomassa, keragaman genetik, radiasi sinar gamma, seleksi

Page 72: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 60

PGN 20

PERAN VARIETAS DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN

PRODUKTIVITAS JAGUNG DI LAHAN KERING KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Yanti Triguna & Baiq Tri Ratna Erawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB

Jl. Raya Peninjauan Narmada kabupaten Lombok Barat Email : [email protected]

ABSTRAK

NTB memiliki lahan kering yang sangat luas, namun pengembangannya terkendala oleh ketersediaan air dan tingkat kesuburan tanah yang rendah. Salah satu komoditas yang biasa ditanam petani di lahan kering adalah jagung. Namun penggunaan varietas yang spesik lokasi dan sesuai dengan agroekosistem wilayah belum banyak diterapkan. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian dengan menggunakan beberapa varietas unggul jagung hibrida dengan potensi hasil tinggi di wilayah sentra pengembangan jagung di NTB. Pengkajian dilaksanakan di lahan Tegalan Desa Pererenan kecamatan Pringgabaya kabupaten Lombok Timur pada bulan April – Juli 2020. Penelitian menggunakan Rancangarn Acak Kelompok yang terdiri dari 7 perlakuan varietas yaitu V1 : Hj 21, V2 : JH 27, V3 : Nasa 29, V4 : Bima 20 URI, V5 ; Bima 14, V6 : HJ 37 dan V7 : Pacifik (PAC). Dari hasil pengkajian menunjukkan bahwa varietas PAC memiliki produktivitas yang lebih tinggi yaitu 11,96 ton/ha pipil kering, namun tidak bereda nyata dengan varietas lainnya kecuali varietas HJ 21. Ini menunjukkan bahwa varietas V1 – V6 dengan produktivitas berturut-turut (10,83 ton/ha, 10,02 ton/ha, 9,93 ton/ha, 9,89 ton/ha dan 9,81 ton/ha) cocok ditanam dilahan kering kabupaten Lombok Timur kecuali V7 yaitu HJ 21 dengan produktivitas 8,14 ton/ha. Kata kunci : lahan kering, produktivitas jagung, varietas jagung

Page 73: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 61

PGN 21

PENGARUH PEMBERIAN HARA MIKRO ZN TERHADAP PENINGKATAN

UMBI DAN PATI PADA SISTEM TUMPANGSARI UBI KAYU DAN SORGUM

Agung Lasmono1*

, Setyo Dwi Utomo2, Agus Karyanto

2, dan Kukuh Setiawan

2

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung Jl. Hi.Z.A. Pagar Alam no.1A Raja Basa Bandar Lampung 35145

2Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Jl.Prof. Soemantri Brodjonegoro, No.1 Bandar Lampung 35145 *E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui produksi ubi kayu dengan penambahan hara mikro Zn yang ditanam secara tumpangsari. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret 2017 sampai Maret 2018 di Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial dengan dua dosis pupuk mikro Zn (0 dan 40 kg ha

-1) yang disusun secara Strip

plot dalam rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Homogenitas diuji dengan Uji Bartlett dan dilanjutkan analisis ragam dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) taraf nyata 5% menggunakan software SAS. Pengamatan dilakukan saat tanaman ubi kayu berusia 7 dan 10 bulan. Variabel yang diamati yaitu jumlah umbi per tanaman, bobot umbi per tanaman, dan kadar pati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mikro Zn dapat meningkatkan produksi ubi kayu yaitu jumlah umbi sebesar 46,94% dan 43,36%, bobot umbi 64,58% dan 55,74%, serta kadar pati 2,24% dan 1,2% masing-masing pada umur panen 7 dan 10 bulan. Sistem tumpangsari ubi kayu dengan sorgum menurunkan produksi ubi kayu yaitu untuk jumlah umbi (antara 29,16 – 60,28% dan 33,57 – 65,78%) dan bobot umbi (antara 54,64 – 77,05% dan 66,41 – 85,33%), namun meningkatkan kadar pati sebesar 15,92% dan 13,06% masing-masing pada umur panen 7 dan 10 bulan.

Kata kunci: mikro, pati, tumpangsari, umbi

Page 74: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 62

PGN 22

PROSPEK PEMANFAATAN BIOTEKNOLOGI DALAM PENGELOLAAN

HAMA TANAMAN PADI DI INDONESIA

Prospects of Biotechnology in Pest Management on Rice in Indonesia

Danarsi Diptaningsari1*, Edhi Martono

2

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung 2Departemen Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah

Mada Jln. Flora No. 1 Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta 55281 Indonesia

*Email:[email protected]

ABSTRAK

Pemanfaatan bioteknologi dapat memberikan alternatif teknologi yang dapat

dimanfaatkan dalam pengelolaan hama. Teknologi ini dapat mengatasi

kelemahan cara-cara pengelolaan hama secara konvensional. Aplikasi

bioteknologi dalam pengelolaan hama ini antara lain dapat dilakukan melalui

revolusi genom, transformasi genetik, pengembangan genetik mikroorganisme

entomopatogen, pengembangan genetik musuh alami, serta aplikasi

bioteknologi dalam biosistematika, serta eksploitasi sifat mandul jantan.

Pemanfaatan bioteknologi harus diintegrasikan dengan teknik pengendalian

yang lain, seperti kultur teknis, fisik/mekanik, maupun konservasi musuh alami

menggunakan refugia. Prospek pemanfaatan bioteknologi dalam pengelolaan

hama tanaman padi di Indonesia masih cukup besar. Namun demikian,

pemanfaatan bioteknologi dalam pengelolaan hama harus didasari oleh

pengetahuan mengenai ekologi dan agroekosistem yang baik. Pengambilan

keputusan mengenai pilihan teknologi yang akan diterapkan harus dilakukan

berdasarkan hasil pengkajian dan monitoring agroekosistem, dengan

mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya, serta semua aspek yang

mempengaruhinya, termasuk aspek sosial dan ekonomi.

Kata kunci: bioteknologi, Indonesia padi, pengelolaan hama, prospek

Page 75: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 63

PGN 23

DAYAHASIL PADI GOGO DAN KEDELAI PADA SISTEM “TURIMAN GOLE

9-5” DI LAHAN KERING WILAYAH LAMPUNG TIMUR

The Yield Of Upland Rice And Soybean In “Turiman Gole 9-5” System In Dry Land East Lampung Area

Slameto

1)*, Meidaliyantisyah

2) , D.A. Lisnandar

3) dan Wahyu Wibawa

4)

1) 2) 3)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Jl. Hi. Zainal Abidin Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung,

Provinsi Lampung, Indonesia. 4)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat, Jl.Raya Padang-Solok Km 40 Sukarami, Solok 27366, Indonesia.

Telp. (0755)31122; 31564, Fax. (0755) 731138; e-mail: [email protected]

*e-mail: [email protected]; Telp.085840258333

ABSTRAK

Padi dan kedelai menjadi komoditas utama pemenuhan kebutuhan pangan rakyat. Permintaan kedua komoditas tersebut cenderung meningkat. Kendala yang dihadapi bahwa keberadaan lahan pertanian semakin terbatas. Lahan kering dapat menjadi alternatif dalam pengembangan areal penanaman padi dan kedelai. Sistem tumpangsari tanaman (Turiman) merupakan pilihan solusi inovasi teknologi penanaman di lahan kering. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dayahasil beberapa varietas padi gogo dan kedelai pada sistem tanam “Turiman gole 9-5” di lahan kering. Kajian dilakukan di Desa Margototo, Kecamatan Metro Kibang, Kabupaten Lampung Timur pada MT-1 Desember 2019 - Maret 2020. Padi gogo yang ditanam adalah varietas Inpago-8 dan Luhur-2. Kedelai yang ditanam adalah varietas Anjasmoro, Dena, Devon dan lokal. Sistem tanam tumpangsari “Turiman gole 9-5” menggunakan pola padi gogo-kedelai, dimana pola tanaman berupa tumpangsari tanaman dengan kombinasi 9 baris padi gogo dan 5 baris tanaman kedelai berselang seling. Hasil kajian menunjukkan bahwa sistem tanam “Turiman gole 9-5” memberikan rerata produksi padi gogo sebesar 3826 kg/ha GKP dan rerata produksi kedelai sebesar 1311 kg/ha. Dimasa mendatang untuk mendorong produksi padi dan kedelai maka perlu upaya replikasi dan pengembangan sistem tanam “Turiman gole 9-5” di lahan kering wilayah lainnya. Kata kunci: tumpangsari, turiman gole 9-5, padi gogo-kedelai, lahan kering

Page 76: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 64

PGN 24

PENGARUH OLAH TANAH PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

KEDELAI

Effects Of Tillage On Soybean Growth And Production

Dea Sylva Lisnandar1*

, Endriani1, Suryani

1, Hestiana Karyati

1, Sandy Nugroho

1

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung *Email: [email protected]

ABSTRAK

Kedelai (Glicine max) dikenal sebagai makanan rakyat karena selain merupakan sumber protein nabati paling menyehatkan, kedelai juga dikenal murah dan terjangkau oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Kedelai menjadi salah satu komoditas unggulan strategis, setelah padi dan jagung. Apalagi kebutuhan industri pangan dalam negeri terhadap komoditas tersebut cukup tinggi. Produktivitas kedelai nasional mengalami peningkatan, namun karena luas areal yang tidak meningkat pesat maka produksi nasional peningkatannya tidak terlalu besar. Produktivitas kedelai dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah cara pengolahan lahan. Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh olah tanah terhadap pertumbuhan kedelai. Penelitian ini dilakukan di kelompok tani Suka Maju Desa Giri klopo mulyo kecamatan Sekampung Kabupaten Lampug Timur. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Legkap (RAK) non faktorial dengan 2 perlakuan yaitu, Tanpa Olah Tanah (TOT) dan Olah Tanah Sempurna (OTS) dengan 5 ulangan dan setiap ualanagn tediri dari 10 tanaman. Hasil penelitian menunjukan pengolahan tanah berpengatuh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong dan jumlah cabang, sedangkan pada berat ubinan dan berat bulir tidak ada perbedaan yang nyata. Kata kunci: Kedelai OTS Pengolahan Tanah TOT

Page 77: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 65

PGN 25

IDENTIFIKASI SERANGAN HAMA PADA KACANG HIJAU

(Vigna radiata L.) DI IP2TP NATAR

Identification Of Pest Attacks On Green Bean

(Vigna Radiata L.) In Ip2tp Natar

Jihan Haura1*

, Gina Dania Pratami1, Agung Lasmono

2

1Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lampung Jalan Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar lampung, Lampung

35145 2Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung Jl. Z.A. Pagar Alam no.1A Rajabasa Bandar Lampung

*Email: [email protected]

ABSTRAK

Kacang hijau termasuk polong-polongan (Fabaceae) yang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi hama pengganggu tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) di IP2TP Natar. Penelitian

ini dilakukan pada luasan 1500 m2 dengan dua perlakuan yaitu NPK Phonska

(15kg N1, 30kg N2, 45kg N3) dan Micro Zn (0 g B1, 750 g B2, 1500 g B3) dengan 3 ulangan. Pengamatan dilakukan saat umur tanaman 30 hst dan 45 hst dengan petak ubinan (2,5 m x 2,5 m) memakai pola zig zag. Tanaman diamati dengan memberikan skor serangan hama pada bagian daun yang terserang kemudian melakukan identifikasi jenis hama yang menyerang tanaman kacang hijau. Hasil penelitian menunjukkan pada umur tanaman 30 hst diperoleh skor serangan belalang kembara dengan skor tertinggi pada N3B1 sebesar 46% dan terendah pada N2B3 sebesar 37%, sedangkan skor serangan ulat daun tertinggi pada N2B2 sebesar 60% dan terendah pada N1B2, N1B3 sebesar 8%. Pada umur tanaman 45 hst diperoleh skor serangan belalang kembara teritinggi pada N2B1, N2B2, N3B1, N3B3 sebesar 35% dan terendah pada N1B3 sebesar 32%. Untuk skor serangan ulat daun tertinggi pada N2B2 sebesar 46%, dan terendah pada N3B1 sebesar 0%. Sedangkan skor serangan ulat penggerek polong tertinggi pada N3B3 sebesar 34% dan terendah pada N1B1, N2B3 sebesar 30%. Kata kunci : hama, identifikasi, kacang hijau, umur tanaman.

Page 78: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 66

PGN 26

GALUR-GALUR HARAPAN PADI GOGO TOLERAN KEKERINGAN DAN KERACUNAN ALUMINIUM

Upland Rice Promising Lines Tolerant to Drought and Aluminium Toxicity

Yullianida

1*, Rini Hermanasari

1, Angelita Puji Lestari

1, Aris Hairmansis

1

1Balai Besar Penelitian Tanaman Padi - Balitbangtan

Jl. Raya Sukamandi IX Subang 41256, Provinsi Jawa Barat *Email:[email protected]

ABSTRAK

Budidaya padi di lahan kering masam identik dengan cekaman kekeringan dan keracunan aluminium (Al). Diperlukan solusi yang bersifat lestari atau berkelanjutan untuk mengatasi hal ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh galur-galur harapan padi gogo yang toleran kekeringan dan keracunan Al. Uji daya hasil lanjutan (UDHL) dilakukan pada MT 1 2020 di Tamanbogo, Lampung, sedangkan pengujian tingkat toleransi pada fase vegetatif dilakukan di rumah kaca Muara, Bogor. Materi uji terdiri atas 18 galur harapan padi gogo dan empat varietas pembanding, yaitu Situbagendit, Inpago 8, Inpago 10 dan Inpago 12. Keragaan galur-galur padi gogo di lapang dibandingkan dengan rata-rata varietas pembanding menunjukkan tinggi tanaman lebih tinggi, jumlah anakan produktif, umur bunga, umur panen dan bobot 1000 butir gabah tidak berbeda nyata dengan pembanding (LSD 5%), jumlah gabah isi per malai lebih banyak dan hasil gabah yang lebih tinggi. Rata-rata tingkat toleransi galur uji terhadap keracunan aluminium di lapang lebih toleran dibanding rata-rata varietas pembanding, sedangkan tingkat toleransi berdasarkan hasil uji di rumah kaca menunjukkan rata-rata galur uji setara toleransinya dengan varietas pembanding. Teridentifikasi lima galur harapan terbaik dengan hasil lebih tinggi dari rata-rata hasil galur uji (2.64 t/ha) dan berbeda nyata pada taraf LSD 5% (0.73), yaitu B14987E-MR-6, B14987E-MR-32, B15150E-MR-31, B15150E-MR-10 dan B15152E-MR-45. Kelima galur harapan terbaik berespon agak toleran-toleran Al di lapang dan toleran Al pada fase vegetatif. Kata kunci: keragaan tanaman, lahan kering masam, seleksi, skoring, toleransi

Page 79: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 67

PGN 27

PENAMPILAN GALUR-GALUR PADI GOGO TERPILIH DI LAHAN KERING MASAM

Performance of upland rice breeding lines selected in an acidic dryland

area

Rini Hermanasari*, Yullianida

1, Angelita Puji Lestari

1 dan Aris Hairmansis

1

1Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Jl. Raya Sukamandi No. 9, Subang, Jawa Barat *Email: [email protected]

ABSTRAK

Program pemuliaan padi gogo diarahkan untuk merakit varietas unggul yang toleran terhadap berbagai cekaman abiotik dan biotik. Sejumlah varietas unggul baru padi gogo yang adaptif terhadap berbagai cekaman lingkungan dan memiliki ketahanan terhadap blas yang beragam telah dihasilkan melalui program pemuliaan, namun varietas baru yang dihasilkan masih memiliki kelemahan-kelemahan sehingga perlu diperbaiki. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) telah merakit galur-galur padi gogo tahan terhadap penyakit blas. Galur-galur tersebut perlu diseleksi pada lingkungan target seperti lahan kering masam. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan galur padi gogo berpotensi hasil tinggi, toleran Al, dan tahan terhadap penyakit blas serta beradaptasi baik pada lingkungan lahan kering masam. Percobaan observasi galur-galur padi gogo dilaksanakan di Kebun Percobaan Tamanbogo, Lampung pada musim penghujan tahun 2020. Percobaan ini menggunakan rancangan augmented. Materi yang diseleksi sebanyak 300 galur-galur padi gogo generasi menengah yang berasal dari program pemuliaan BB Padi dan lima varietas pembanding yang di ulang empat kali. Penampilan tanaman dan tingkat ketahanan terhadap blas serta cekaman Al diamati di lapangan. Hasil percobaan menunjukkan dari 300 galur yang diuji, terpilih 16 galur yang memiliki rata-rata hasil melebihi rata-rata hasil varietas pembanding Inpago 9 (4.01 t/ha) dan 11 galur memiliki skor satu untuk ketahanan terhadap blas daun dan blas leher. Galur-galur yang terpilih toleran terhadap keracunan Alumunium. Karakter agronomi galur-galur yang terpilih memiliki jumlah anakan produktif sangat bervariasi antara 5 - 18 batang per rumpun, tinggi tanaman antara 90 – 154 cm, umur tanaman berbunga antara 64 - 82 hari, umur dapat dipanen antara 88 - 104 hari. Kata kunci: lahan kering masam, observasi, padi gogo

Page 80: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 68

PGN 28

KARAKTERISTIK PELINDIAN UDIPSAMMENT PADA AMELIORASI

MENGGUNAKAN TANAH MINERAL DAN POLIMER PEREKAT

Fibrianty1*, Eko Hanudin

2 , dan Azwar Ma’as

2

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta

Jalan Stadion Maguwoharjo No. 22 Ngemplak Sleman Yogyakarta *Email: [email protected]

2Departemen IImu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada

Jalan Flora No 1, Bulaksumur, Yogyakarta

ABSTRAK

Tanah Udipsamment di Pantai Selatan Yogyakarta berasal dari deposit erupsi Gunung Merapi yang diangkut dan bercampur dengan material dari daerah aliran sungai maupun laut. Fraksi pasir > 95%, lepas-lepas, tak berstruktur, dan pelindian sangat tinggi. Ameliorasi dilakukan agar Udipsamment dapat dimanfaatkan untuk pertanian. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh amelioran tanah mineral dan polimer perekat terhadap karakter pelindian hara di Udipsamment. Penelitian menggunakan Rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan. Perlakuan meliputi Inceptisol+bagasse, Vertisol+bagasse, Inceptisol+bagasse+tapioka 1%, Inceptisol+bagasse+tapioka 2%, Vertisol+bagasse+ tapioka 1%, Vertisol+bagasse+tapioka 2%, Inceptisol+bagasse+ampas tapioka 1%, Inceptisol+bagasse+ampas tapioka 2%, Vertisol+bagasse+ampas tapioka 1%, Vertisol+ bagasse+ampas tapioka 2%, Inceptisol+bagasse+Polyvinylalcohol 0,1%, Inceptisol+ bagasse+Polyvinylalcohol 0,2%, Vertisol+bagasse+Polyvinylalcohol 0,1%, dan Vertisol+ Bagasse+polyvinylalcohol 0,2%. Takaran bagasse dan fraksi lempung masing-masing 1 dan 5 % dari berat kering tanah. Takaran tapioka dan ampas tapioka dalam variasi 1 dan 2 %, serta polyvinylalcohol sebanyak 0,1 dan 0,2% dari berat kering tanah. Penelitian pelindian dalam lisimeter dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta. Parameter meliputi: waktu pelolosan air, tekstur, berat volume, C organik, N total, P tersedia, dan kapasitas pertukaran kation (KPK). Pengamatan dilakukan sebelum dan setelah pelindian. Vertisol+bagasse+tapioka 2% terbaik meningkatkan daya pegang lengas. Ameliorasi memperbaiki kemampuan Udipsamment memegang hara, meskipun setelah pelindian selama 6 bulan terjadi penurunan kadar C organik, N total, dan P tersedia dibandingkan sebelum pelindian. Ameliorasi meningkatkan KPK tanah dan hingga pelindian pada bulan ke-6 menunjukkan nilai KPK yang lebih tinggi dibandingkan sebelum pelindian. Jumlah fraksi lempung relatif seragam antara permukaan dan dasar lisimeter menunjukkan bahwa polimer perekat berhasil merekatkan partikel pasir-lempung dan mencegah pelindian lempung. Kata kunci : amelioran, lempung, pelindian, udipsamment

Page 81: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 69

PGN 29

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN USAHATANI MENDORONG

PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN PANGAN DI WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Meidaliyantisyah

1*, Asropi

1, dan Slameto

1

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

Jalan Hi, Zainal Abidin Pagar Alam No, 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung

*Email: meida,garna@gmail,com

ABSTRAK

Upaya peningkatan indeks pertanaman pada lahan usahatani dan produksi pangan khususnya padi dan jagung tetap dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji optimalisasi pemanfaatan lahan usahatani petani dalam mendorong indeks pertanaman dan produksi pangan di wilayah Kabupaten Lampung Selatan. Metode yang dilakukan adalah observasi lapangan dalam bentuk demplot penerapan inovasi teknologi budidaya padi di lahan tadah hujan dan jagung di lahan kering. Desain penelitian dengan membandingkan implementasi inovasi teknologi antar musim tana. Observasi dilakukan pada penerapan inovasi teknologi pertanian cara petani maupun introduksi, Lokasi kajian di Desa Batuliman, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Lahan demplot yang digunakan sekitar 7 ha. Inovasi teknologi introduksi berupa pendekatan pengelolaan tanaman terpadu tanaman pangan dan waktu penanaman MT-1 dan MT-2 tahun 2020. Data yang diamati berupa pola tanam setahun, jenis tanaman setahun dan komponen produksi tanaman. Analisis data statistik dengan membandingkan (compare) rata-rata

produksi, Penyajian hasil secara deskriptif. Hasil kajian menunjukkan sebaran pola tanam satu tahun pada lahan sawah tadah hujan adalah padi-padi/jagung/palawija-bero/palawija/jagung. Pola tanam satu tahun pada lahan kering adalah jagung/padigogo-jagung/palawija-bero/palawija. Rerata produksi padi di lahan sawah tadah hujan pada MT-1 sebesar 6720 kg GKP/ha dan pada MT-2 sebesar 5718 kg GKP/ha. Rerata produksi Jagung MT-2 sebesar 2436 kg pipilan kering/ha, Indeks pertanaman (IP) di lahan sawah tadah hujan adalah 150-200. Perhitungan waktu tanam yang tepat serta inovasi pemanfaatan terbatasnya ketersediaan air, menjadi kunci keberhasilan produksi pada pola tanam setahun di lahan sawah tadah hujan dan lahan kering. Di wilayah Lampung Selatan pada lahan dengan IP 150-200 masih sangat potensial untuk ditingkatkan menjadi IP 200-300. Kata kunci: optimalisasi lahan, indeks pertanaman, lahan usahatani

Page 82: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 70

PGN 30

PERANAN MIKROBA PELARUT FOSFAT PADA TANAH ULTISOL

Rahadian Mawardi* dan Sandi Nugroho

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung

*Email:[email protected]

ABSTRAK

Permasalahan pada tanah ultisol diantaranya adalah tingkat kesuburan tanahnya, seperti ketersediaan fosfor didalam tanah yang rendah. Padahal nutrisi ini merupakan salah satu nutrisi utama yang diperlukan tanaman agar dapat tumbuh dengan baik sehingga dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Pemanfaatan mikroorganisme pelarut fosfat merupakan salah satu jalan yang dapat dimanfaatkan guna menyelesaikan defisit fosfat pada tanah ultisol. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui peran dan mekanisme dari mikroorganisme pelarut fosfat dalam menyediakan unsur tersebut bagi tanaman. Mikroorganisme yang berperan dalam penyediaan fosfat bagi tanaman adalah dari golongan bakteri dan fungi, namun demikian ada juga sedikit dari jenis aktinomisetes yang mampu berperan menyediakan fosfat bagi tanaman. Peranan organisme ini juga harus didukung dengan lingkungan yang memadai, diantaranya adalah ketersediaan bahan organik, tingkat kemasaman tanah, tingkat kelembaban tanah dan juga tingkat ketersediaan oksigen. Mekanisme mikroorganisme dalam menyediakan fosfat bagi tanaman dapat berjalan secara biologi maupun kimia, namun demikian proses kimia merupakan mekanisme terbaik bagi mikroorganisme pelarut fosfat dalam menyediakan fosfat bagi tanaman. Untuk tanah ultisol mikroorganisme dari golongan fungi memiliki peranan yang besar dalam menyediakan fosfat, hal ini terkait dengan kemampuan fungi beradaptasi dengan lingkungan tanah yang masam.

Page 83: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 71

PGN 31

STUDI SIFAT-SIFAT TANAH SEBAGAI DAMPAK REVEGETASI LAHAN

TAMBANG, REVIEW

Study of Soil Properties as The Impact of Revegetation On Mine Soil, A Review

Rahadian Mawardi* dan Hestiana Karyati

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung

*Email:[email protected]

ABSTRAK

Sektor pertambangan merupakan salah satu penunjang perekonomian suatu negara. Namun sayangnya sektor ini tidak hanya memberikan dampak positif saja, akan tetapi juga memberikan dampak negatif. Kerusakan lingkungan, bahaya erosi, kualitas air dan tanah yang menurun, serta bahaya kesehatan merupakan beberapa dampak buruknya. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengembalikan kembali lahan-lahan bekas tambang menjadi lahan yang dapat dimanfaatkan kembali adalah melalui penanaman kembali atau revegetasi lahan bekas tambang tersebut. Makalah ini dibuat dengan tujuan melihat kualitas tanah baik secara fisik, kimia dan biologinya akibat dari revegetasi pada lahan bekas tambang. Pada makalah ini penanaman tanaman pada lahan bekas tambang menunjukan adanya perkembangan tanah yang terbentuk. Secara fisik tanah memiliki struktur, bahan kasar berkurang dan BD tanah yang menurun. Secara kimia penanaman pada lahan bekas tambang berpengaruh terhadap pH, bahan organik, forfor, nitrogen dan juga kapasitas pertukaran kation tanah. Dari sisi biologi tanah revegetasi mempengaruhi aktivitas dehidrogenase tanah, biomasa mikrobia tanah dan juga respirasi tanah. Namun demikian revegetasi tidak bisa berdiri sendiri dalam memperbaiki kondisi tanah pada lahan bekas tambang, waktu juga memiliki peranan yang utama.

Page 84: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 72

PGN 32

LOGAM BERAT PADA TANAH DAN PRODUK PERTANIAN, DAMPAK DARI

PERTANIAN ORGANIK

Rahadian Mawardi* dan Herna Suhartin

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung

*Email:[email protected]

ABSTRAK

Pertanian organik saat ini menjadi salah satu pilihan bagi para petani, hal ini dikarenakan produknya memiliki harga jual yang lebih tinggi dan juga kesadaran konsumen sudah mulai meningkat untuk mengkonsumsi produk-produk organik. Namun demikian, dari beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa ada beberapa produk pertanian organik memiliki kandungan logam berat yang melebihi ambang batas sehingga dapat membahayakan kesehatan para konsumennya. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui sumber asal logam berat dan juga mengetahui bagaimana tanah dan produk pertanian dapat mengandung logam berat akibat dari pertanian organik. Kandungan logam berat didalam tanah bersumber dari dua kemungkinan, pertama adalah secara alami dikarenakan adanya proses geologi dan yang kedua adalah merupakan dampak dari aktivitas manusia. Logam berat tidak membahayakan bagi mahluk hidup selama tidak masuk kedalam metabolisme mahluk hidup dan yang terpenting juga adalah jumlahnya tidak melebihi ambang batas. Terdapat fakta yang menarik bahwasanya beberapa unsur yang termasuk kedalam logam berat, dalam jumlah yang sedikit, ternyata memiliki peranan sebagai unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman agar dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi.

Page 85: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 73

PGN 33

KERAGAAN DAN SELEKSI 8 GENOTIPE UBI JALAR LOKAL PAPUA

TERHADAP PENYAKIT SCAB (ELSINOE BATATAS)

Herman Rois Tata

4, Mahmud Mokan

1, Eko A. Martanto

2. Antonius Suparno

2,

Theresia Tan2, Linda E. Lindongi

2, Amelia S. Sarungallo

2, Liz Yanti Andriyani

2,

Yohanes S. Budiyanto2, Adelin E. Tanati, Veronica L. Tuhumena

2, Fredrick H.

Alfons3, Muhammad Arif Arbianto

4 , Yohanis Amos Mustamu

2*

1Mahasiswa S1 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

Papua 2Dosen Fakultas Pertanian, Universitas papua

3Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPH-Bun) UPTD Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih TPH Papua Barat 4Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian Papua Barat *Penulis untuk korespondensi : [email protected]

ABSTRAK

Scab merupakan penyakit yang menyerang bagian daun dan batang tanaman ubi jalar yang menyebabkan produktivitas tanaman menurun akibat terganggunya proses fotosintesis. Penelitian bertujuan untuk menduga keragaan dan menyeleksi 8 genotipe ubi jalar lokal Papua asal Kabupaten Manokwari terhadap penyakit Scab. Penelitian dilaksanakan selama ± 5 bulan dari bulan Januari 2020 sampai dengan Juni 2020, di Kebun Percobaan Manggoapi Faperta Universitas Papua Manokwari. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 8 klon ubi jalar lokal Papua asal Kabupaten Manokwari yaitu arfai, oransbari, SP 1, SP 4, SP 5, SP 7, amban, dan macuan. Analisis data terdiri dari analisis ragam, regresi, korelasi dan pengaruh langsung, seleksi berdasarkan tingkat ketahanan. Genotipe ubi jalar lokal Papua Asal kabupaten Manokwari yang diuji di kabupaten Manokwari menunjukkan perbedaan yang sangat nyata pada karakter produktivitas dan tidak berbeda nyata pada karakter intensitas penyakit. Sebanyak 62,5% genotipe ubi jalar lokal Papua asal Kabupaten Manokwari agak tahan terhadap serangan penyakit Scab, 25,0% agak rentan dan sebanyak 12,5% rentan. Genotipe Arfai merupakan genotupe yang agak tahan terhadap serangan Penyakit Scab dan memiliki produktivitas 19 - 28 ton/ha. Kata Kunci : Ubi Jalar, Scab, Keragaan, Seleksi

Page 86: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 74

PGN 34

PERANAN UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER (UPBS) BPTP LAMPUNG DALAM ADOPSI DAN PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU (VUB)

PADI DI LAMPUNG

The Role of Production Unit of Stock Seed (UPBS) BPTP Lampung in The Adoption and Development of New Superior Varieties (VUB) of Rice

in Lampung

Arfi Irawati*, Erliana Novitasari, Zahara, Hestiana Karyati

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung *Email:[email protected]

ABSTRAK

Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) BPTP Lampung menjadi bagian penting

dalam upaya mendukung percepatan penyebaran dan adopsi varietas unggul

baru (VUB) padi yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian. Dalam hal ini VUB

padi menjadi salah satu teknologi yang berperan penting dalam meningkatkan

kuantitas dan kualitas padi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

peranan UPBS BPTP Lampung dalam pengembangan VUB padi di Lampung.

Kebutuhan terhadap benih sumber padi yang adaptif di Provinsi Lampung yaitu

varietas yang sesuai dengan agroekologi, mutu benih yang terjamin, tersedia

tepat waktu dan mudah diperoleh merupakan variabel penting yang dalam

upaya untuk meningkatkan produktivitas. Metode penelitian dilaksanakan

secara deskriptif dengan data dukung berupa informasi produksi dan sebaran

VUB padi yang dihasilkan oleh UPBS BPTP Lampung. Sejak produksi tahun

2012 hingga tahun 2020, UPBS BPTP Lampung telah mengembangkan benih

padi Inbrida Padi Irigasi (Inpari), Inbrida Padi Gogo (Inpago) dan Inbrida Padi

Rawa (Inpara) dengan kemampuan sebaran yang masih harus ditingkatkan

agar dapat membantu dalam menyediakan kebutuhan terhadap benih sumber

padi yang adaptif di Provinsi Lampung.

Kata kunci: Lampung, Padi, Peranan, UPBS

Page 87: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 75

HRT 01

KAJIAN HUBUNGAN UNSUR IKLIM TERHADAP PRODUKTIVITAS

BEBERAPA TANAMAN BUAH DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT Eko Darma Husada*, Yuni Fitri Cahyaningsih, Nur Salamah Harahap, dan

Fauzul Hamdika Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika)

Jl. Raya Solok Aripan KM 8 Po Box 5, Aripan 27356, Kab. Solok, Sumatera Barat.

*Email:[email protected]

ABSTRAK

Perubahan iklim berperan besar dalam produktivitas buah. Kabupaten Agam merupakan salah satu sentra produksi di Provinsi Sumatera Barat, namun pembangunan sentra produksi saat ini belum memiliki fokus yang jelas sehingga komoditas buah yang dibudidayakan masih tersebar secara acak. Dalam upaya pembentukan sentra produksi untuk mendukung peningkatan nilai ekspor, kesesuaian kondisi iklim wilayah dengan komoditas yang akan dikembangkan menjadi penting untuk dikaji sehingga sentra produksi yang dibentuk dapat memberikan hasil yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan unsur iklim terhadap produktivitas beberapa buah di Kabupaten Agam. Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika) dengan menggunakan data sekunder yang dapat diakses publik berupa dari unsur iklim dan produktivitas tanaman buah di Kabupaten Agam yang disediakan oleh BPS. Analisis dan interpretasi data sekunder dilakukan menggunakan software SPSS Statistics 22 dengan uji regresi dan korelasi sederhana terhadap unsur iklim dan produktivitas yang akan menghasilkan nilai koefisien korelasi untuk melihat keeratan hubungan dan pengaruh diantara keduanya. Secara umum unsur iklim dan produktivitas buah yang dianalisis memiliki korelasi negatif meskipun tidak signifikan,dimana peningkatannya dapat berdampak pada penurunan produktivitas buah. Suhu dan intensitas matahari menjadi unsur iklim yang berpengaruh signifikan khususnya pada alpukat, pisang, dan pepaya. Populasi tanaman berkolerasi negatif terhadap produktivitas dimana jumlah tanaman yang dibudidayakan tidak berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Ini menjadi penting karena kesesuaian kondisi optimal lingkungan dengan kebutuhan tanaman lebih berpengaruh dalam peningkatan produktivitas buah dibandingkan populasi tanaman, sehingga penentuan lokasi budidaya berdasarkan kesesuaian unsur iklim menjadi penting untuk dilakukan dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman buah di Indonesia. Kata kunci: produksi, produktivitas, buah tropis, iklim, Kabupaten Agam.

Page 88: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 76

HRT 02

EFIKASI INSEKTISIDA ALFA SIPERMETRIN 15 g/l TERHADAP Spodoptera litura DAN PENGARUHNYA TERHADAP PARASITOID Snellenius manilae

PADA TANAMAN CABAI

Siska Efendi1

dan Reflinaldon2

1Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian

Universitas Andalas, Kampus Unand Limau Manis, Padang, Sumatera Barat

2Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian

Kampus III Universitas Andalas Dharmasraya, Sumatera Barat email: [email protected]

ABSTRAK

Pestisida masih menjadi pilihan utama untuk mengendalikan S. litura pada tanaman cabai. Agar memberikan hasil yang optimal maka penggunaan pestisida didasari dengan pengetahuan tentang jenis, takaran, cara dan waktu aplikasi yang tepat. Alfa sipermetrin adalah salah satu bahan aktif pestisida yang termasuk dalam kelompok piretroid. Secara garis besar piretroid termasuk pestisida generasi baru. Untuk itu dilakukan percobaan yang bertujuan menguji keefektifan insektisida Pasto 15 EC dengan bahan aktif Alfa sipermetrin pada beberapa taraf konsentrasi terhadap S. litura. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mempelajari pengaruh insektisida tersebut terhadap parasitoid S. manilae pada tanaman cabai di laboratorium. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan adalah beberapa konsentrasi insektisida Pasto 15 EC yakni 0,125 ml/l; 0,250 ml/l; 0,375 ml/l; dan 0,50 m/l/l. Satuan percobaan adalah satu polybag tanaman cabai berumur 6 minggu setelah tanam. Pengujian dilakukan dengan dua metode yaki secara kontak dan racun perut Data dianalisis sidik ragam, kemudian dilanjutkan uji LSD pada taraf 5%. Analisis ragam menunjukkan bahwa semua konsentrasi insektisida Pasto 15 EC yang diuji berpengaruh nyata terhadap mortalitas S. litura sebagai racun kontak dan racun perut. Mortalitas S. litura tertinggi terdapat pada konsentrasi 0,50 ml/l. Pada uji yang sudah dilakukan nilai efikasi (El)> 80% dan terdapat pada empat waktu pengamatan hanya pada konsentrasi 0,50 ml/l baik sebagai racun kontak atau racun perut. Insektisida Pasto 15 EC tergolong tidak beracun terhadap parasitoid S. manilae. Insektisida Pasto 15 EC direkomendasikan untuk mengendalikan S. litura pada tanaman cabai. Kata kunci: hama, mortalitas, musuh alami, pestisida, dan prod

Page 89: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 77

HRT 03

KARAKTER MORFOLOGI DAN APLIKASI PUPUK ORGANIK PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN LANGKA KEPEL (Stelechocarpus burahol)

Morphological Characters And Application Of Organic Fertilizer In The

Growth Of Rare Kepel Plant (Stelechocarpus Burahol)

Etty Hesthiati1*

, Rizqy Permana1 dan Inkorena Gern Suzwaina Sukartono

1

1Fakultas Pertanian Universitas Nasional

*email : [email protected]

ABSTRAK

Tanaman kepel telah langka dan mulai sulit ditemukan. Nilai ekonomis yang rendah dan sulitnya budidaya menjadi faktor penyebab kelangkaan tanaman kepel. Namun buah kepel mengandung senyawa bioaktif yang bermanfaat sehingga perlu dilakukan konservasi. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari karakter morfologi tanaman kepel dan aplikasi pupuk organik yang tepat untuk pertumbuhan bibit kepel. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif purposif untuk mendeskripsikan tanaman kepel yang dilanjutkan dengan studi eksperimental menggunakan RAK faktorial petak terpisah untuk mempelajari pertumbuhan bibit kepel. Perlakuan yang diujikan adalah 4 jenis pupuk organik yaitu bokashi, kandang sapi, kandang ayam dan kompos, sedangkan faktor perlakuan kedua adalah dosis pupuk yaitu 120, 160 dan 200 kg N.Ha-1. Berdasarkan karakter morfologi diperoleh hasil daun kepel berbentuk lancet, warna hijau tua pada daun tua dan berwarna merah muda pada daun muda. Bunga berumah satu berkelamin tunggal, bunga jantan pada batang sebelah atas atau pada cabang yang lebih tua, berkumpul sebanyak 8-16 kuntum, sedangkan bunga betinanya berada di pangkal batang. Buah kepel berada di sepanjang batang tumbuh secara berkelompok berwarna cokelat. Biji kepel berbentuk lanceolate berukuran besar dalam satu buah terdapat 2-4 biji dengan posisi melintang. Perlakuan pupuk kompos dengan dosis 200 kg N.Ha-1 cenderung menghasilkan jumlah tunas terbanyak sedangkan pada perlakuan pupuk bokashi dosis 120 kg N.Ha-1 dan pupuk kandang sapi dengan dosis 160 kg N.Ha-1 menghasilkan tunas pada batang utama yang lebih panjang. Kotoran sapi cenderung memberikan pengaruh terbaik terhadap jumlah tunas dan panjang tunas, sedangkan dosis 200 kg N.Ha-1 cenderung memberikan pengaruh terbaik terhadap diameter batang dan jumlah tunas.

Kata kunci : kepel, karakter morfologi, pemupukan, tanaman langka

Page 90: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 78

HRT 04

KOMODITAS BAWANG MERAH DILAHAN GAMBUT

DI KALIMANTAN BARAT

Jhon David Peneliti BPTP KALBAR

[email protected]

ABSTRAK

Keterbatasan lahan produktif menyebabkan ekstensifikasi pertanian mengarah pada lahan-lahan marjinal. Lahan gambut adalah salah satu jenis lahan marjinal yang dipilih, terutama oleh perkebunan besar, karena relatif lebih jarang penduduknya sehingga kemungkinan konflik tata guna lahan relatif kecil. Lahan gambut adalah lahan yang memiliki lapisan tanah kaya bahan organic (C-organik > 18%) dengan ketebalan 50 cm atau lebih. Bahan organik penyusun tanah gambut terbentuk dari sisa-sisa tanaman yang belum melapuk sempurna karena kondisi lingkungan jenuh air dan miskin hara ( Balit Tanah, 2008) Sesuai dengan peruntukannya bahwa lahan gambut yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman pangan disarankan pada gambut dangkal (< 100 cm). Dasar pertimbangannya adalah gambut dangkal memiliki tingkat kesuburan relatif lebih tinggi dan memiliki risiko lingkungan lebih rendah dibandingkan gambut dalam. Luas total lahan gambut di Kalimantan Barat 1.729.980, dan yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk tanaman hortikultuta seperti pertanaman bawang merah seluas 694.714 ha. Dengan memanfaatkan luasan tersebut diharapkan produksi bawang merah akan naik dan menjadikan Kalimantan Barat menjadi lumbung tanaman hortikultura khususnya Bawang Merah. Tulisan ini merupakan tinjauan ulang akan pemanfaatan lahan suboptimal (gambut) untuk dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk tanaman bawang merah. Kata kunci : Lahan suboptimal, Bawang Merah, Hortikultura, Teknologi Tepat

Guna

Page 91: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 79

HRT 05

KERAGAMAN FENOTIPE TANAMAN KENIKIR (Cosmos caudatus)

DI KEBUN PERCOBAAN BANJARBARU BALAI PENELITIAN PERTANIAN LAHAN RAWA

Fenotype Variability Of Kenikir (Cosmos Caudatus) Plants In The

Kebun Percobaan Banjarbaru, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa.

Muhammad Saleh Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa

Jalan Kebun Karet, Loktabat Utara, Banjarbaru, Kalimantan Selatan [email protected]

ABSTRAK

Kenikir merupakan tanaman hortikultura yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kenikir berfungsi sebagai tanaman sayuran, tanaman hias, bunga papan dan tanaman refogea. Pengujian dilaksanakan pada kebun Percobaan Banjarbaru, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, dari bulan September 2018 sampai dengan bulan maret 2019. Penelitian bertujuan untuk melihat keragaman fenotif tanaman kenikir. Sebagai perlakuan adalah 3 jenis kenikir yang berasal dari Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi). Pengamatan dilakukan terhadap karakter kualitatif yaitu skor pertumbuhan vegetatif, generatif, warna bunga, warna daun dan warna tulang daun, sedang karakter kuantitatif yang diamati meliputi tinggi tanaman, panjang daun. Lebar anak daun, diameter bunga, panjang mahkota bunga, lebar mahkota bunga, panjang tangkai bunga, jumlah mahkota bunga dan jumlah kelopak bunga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karagaman yang luas ditunjukkan oleh karakter tinggi tanaman, panjang daun, diameter bunga, panjang mahkota bunga, lebar mahkota bunga, dan panjang tangkai bunga. Ketiga jenis juga menunjukkan warna mahkota bunga yang berbeda beda yaitu kuning, jingga dan merah muda.

Kata kunci : Keragaman Fenotif , tanaman kenikir

Page 92: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 80

HRT 06

EVALUASI GULMA SEBAGAI INANG ALTERNATIF VIRUS DI PERTANAMAN PEPAYA

Evaluation of Weeds as Alternate Hosts of Virus in Papaya Crops

Nia Kurniati Br Marpaung

1*, Mimi Sutrawati

1, Tunjung Pamekas

1

1Study Program of Plant Protection, Faculty of Agriculture, University of

Bengkulu, Indonesia Jl. WR Supratman, Kandang Limun Bengkulu 38371

*Email: [email protected]

ABSTRAK

Tanaman pepaya yang terinfeksi Begomovirus dengan insidensi penyakit tinggi banyak ditemukan di Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Beberapa jenis virus telah dilaporkan dapat menginfeksi gulma yang tumbuh di sekitar tanaman budidaya. Hingga saat ini belum dilaporkan jenis dan keragaman jenis gulma yang berasosiasi dengan tanaman pepaya dan belum diketahui apakah gulma tersebut berpotensi sebagai inang alternatif virus. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi gulma-gulma di sekitar pertanaman pepaya, menghitung kerapatan gulma dan mendeteksi virus pada gulma. Pengambilan sampel untuk identifikasi dan perhitungan kerapatan gulma dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat yang berukuran 1 m x 1 m. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil gulma pada petak contoh secara acak sebanyak 10 titik. Pengambilan sampel untuk deteksi virus dilakukan dengan metode purposive sampling berdasarkan gejala gulma yang terinfeksi virus. Deteksi virus dilakukan dengan teknik PCR menggunakan pasangan primer universal Begomovirus (SPG1/SPG2). Berdasarkan hasil identifikasi gulma diperoleh sebanyak 16 spesies gulma yang tersebar dalam 9 famili. Perhitungan kerapatan relatif yang tertinggi di Padang Lekat dan Jalan Dua Jalur yaitu, Ageratum conyzoides sebesar 0,584% dan Eleusine indica sebesar 0,274%. Pita DNA berukuran 912 pb berhasil diamplifikasi dari sampel gulma Sintrong (Crassocephalum crepidioides). Analisis hasil sikuen nukleotida menunjukkan bahwa Begomovirus yang menginfeksi Sintrong (Crassocephalum crepidioides) dari Curup menunjukkan homologi yang sangat tinggi (94.7% sampai 98.7%) dengan isolat Ageratum Yellow Vein Virus (AYVV) asal Taiwan, Jepang, dan China yang terdapat di database GenBank. Kata kunci : Ageratum Yellow Vein Virus, Inang alternatif, Gulma, Pepaya

Page 93: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 81

HRT 07

FORMULASI PUPUK HAYATI “MARAHATI” UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN BAWANG MERAH DI LAHAN MASAM

Formulation of biofertilizer “Marahati” to increase shallot productivity in

acid soil

Mukhlis dan Yuli Lestari Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa

Jl. Kebun Karet, Loktabat Utara, Banjarbaru, Kalsel Email: [email protected]

ABSTRAK

Masalah utama pengembangan lahan masam untuk bawang merah

diantaranya adalah produktivitas rendah. Pemanfaatan pupuk hayati yang sesuai kondisi tanah dan target peruntukkannya merupakan alternatif untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman, mengefisienkan pupuk anorganik, dan mengurangi pencemaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan formula pupuk hayati ”Marahati” berbahan aktif mikroba dekomposer, pelarut P dan penambat N yang adaptif tanah masam. Kegiatan dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi dan Rumah Kaca Balittra. Isolat jamur dekomposer, bakteri penambat N dan pelarut P diformulasi menjadi pupuk hayati ”Marahati” dengan bahan pembawa molases. Uji keefektivan dilakukan di rumah kaca dengan perlakuan: (a) Kontrol; (b) NPK; (c) Formula 1; (d) Formula 2; (e) Formula 3; (f) Formula 1+½ NPK; (g) Formula 1+2/3 NPK; (h) Formula 2+½ NPK; (i) Formula 2+ 2/3 NPK; (j) Formula 3+½ NPK; dan (k) Formula 3+2/3 NPK. Tanah sebagai media tanam diambil dari lahan masam, kecamatan Wanaraya, kab. Batola, Kalsel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi Trichoderma, pelarut P dan penambat N memperlihatkan populasi

yang tinggi (>105 untuk jamur dan >10

8 untuk bakteri), sehingga memenuhi

syarat sebagai pupuk hayati. Diantara 3 formula yang diuji, pupuk hayati formula 3 (Trichoderma + Azospirillium + Azotobacter + Bacillus) memperlihatkan pertumbuhan dan hasil tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya serta dapat mengefisienkan pupuk anorganik sampai 33,33%. Pupuk ini memberikan prospek untuk dikembang lebih lanjut dan perlu diuji efektivitas di lapang.

Page 94: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 82

HRT 08

REKAM PERTAMA SERANGGA HAMA DYSMICOCCUS CARENS

WILLIAMS (HEMIPTERA: PSEUDOCOCCIDAE) DI INDONESIA

A New Record of Insect Pest, Dysmicoccus carens Williams (Hemiptera: Pseudococcidae) in Indonesia

Agustin Zarkani

1*, Dwinardi Apriyanto

1, Cansu Ercan

2,dan Mehmet Bora

Kaydan2

1Departemen Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas

Bengkulu, 383711, Bengkulu, Indonesia. * Correspondence: [email protected]

2Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi, Çukurova University,

01250, Adana, Turki.

ABSTRAK

Dysmicoccus merupakan salah satu genus terpenting dari keluarga Pseudococcidae. Keberadaan spesies dari genus ini sering menjadi hama utama karena sifat serangannya yang massif. Rangkaian survei secara random telah dilakukan pada pertengahan tahun 2020 di wilayah Propinsi Bengkulu dan merekam kehadiran speseis Dysmicoccus carens Williams (Hemiptera:

Pseudococcidae). Spesies kutu putih ini ditemukan menyerang tanaman kecipir Psophocarpus tetragonolobus L., (Leguminosae) di lahan petani Desa Dermayu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma dengan tingkat serangan mencapai 40%. Ini adalah laporan pertama D. carens di Indonesia. Data

morfologi dan gambar spesies juga disediakan. Kata kunci: hama utama, keragaman hayati, kutu putih, perlindungan tanaman,

taksonomi

Page 95: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 83

HRT 09

EFEKTIVITAS EKSTRAK GULMA RAWA TERHADAP HAMA-HAMA PEMAKAN DAUN SAYURAN

S. Asikin dan Rusmila Agustina Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa

ABSTRAK

Hama pemakan daun sayurang yang banyak menerang tanaman sayuran adalah hama ulat grayak, hama plutella, hama krop kubis, hama ulat jengkal. Dalam mengendikan hama-hama tersebut petani pada umumnya selalu bertumpu pada pengendalian dengan bahan pestisida kimiawi. Penggunaan pestisida kimiawi yang terlalu banyak atau berlebighan dan kurang bijak dapat menimbulkan masalah yaitu terhadap pencemaran lingkungan yaitu terbunuhnya musuh akami, terjadinya resurgensi dan dapat berpengaruh buruk bagi manusia dan lingkungan. Untuk mengurangi hal tersebut di atas makan penelitian di arahkan kepada peengendalian ramah lingkungan yang salah satu komponennya yaitu memanfaatan pestisida nabati. Salah satu tumbuhan/tanaman guma rawa yang dapat digunakan adalah gulma Pletekan,gulma Tegari dan gulma Sawi Laut. Dengan demikian ketiga jenis gulma ini dapat digunakan sebagai bahan pestisida/insektisida nabati dalam mengendalikan hama-hama pemakan daun sayuran.

Page 96: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 84

HRT 10

PENGENDALIAN HAMA RAMAH LINGKUNGAN DENGAN PESTISIDA NABATI RAWA TERHADAP HAMA ORDO LIPEDOPTERA

S.Asikin dan Mala Agustiani Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa

ABSTRAK

Hama dan Penyakit merupakan salah satu faktor pembatas dalam peningkatan produktivitas tanaman, Dalam mengendalikan hama pada umumnya petani selalu bernitra dengan bahan pestisida kimiawi. Kalau pengendalian menggunakan bahan kimia terlalu banyak dan penggunaannya kurang bijak akan menimbulkan masalah terutama dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Di lahan rawa di dapatkan sekitar 80-100 jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan pestisida nabati. Pemggunaan ekstrak Tanaman Bintaro, Tanaman Galam, Tanaman Pulai dan Gulma Krinyuh efektif dalam mengendalikan hama dari golongan ordo Lepedoptera terutama hama ulat grayak, Ulat plutella, ulat krop kubis yaitu sebesar 81,33- 85,33 %. Dengan demikian ekstrak tanaman Bintaro, Tanaman Galam, Tanaman Pulai dam Gulma Krinyuh, dapat

Page 97: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 85

HRT 11 PENGARUH LAMA DAN RUANG SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN

BENIH TSS (TRUE SHALLOT SEED)

The Effect of Duration and Storage Condition on Seed Germination of True Shallot Seed

Astiti Rahayu

1*, Chotimatul Azmi

1, dan Nurmalita Waluyo

1

1Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, 40391 *Email:[email protected]

ABSTRAK

Benih biji bawang merah (TSS) disimpan sebelum dilakukan penanaman/distribus oleh produsen benih. Kondisi simpan dan waktu penyimpanan sangat mempengaruhi mutu benih setelahnya. Infomasi terkait itu masih terbatas. Oleh karena itu dilakukan percobaan terkait penyimpanan benih TSS. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dua faktor. Faktor pertama ruang simpan (refrigerator, suhu ruang, dan gudang benih generatif) dan lama simpan (0, 6, 12, 18, 24 bulan) diulang empat kali. Parameter yang diamati antara lain panjang hipokotil, daya berkecambah, jumlah benih mati, kecepatan tumbuh dan laju pertumbuhan. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa refrigerator dan gudang benih generatif dapat mempertahankan daya berkecambah benih dan kecepatan tumbuh hingga 24 bulan, sedangkan suhu ruang dapat menurunkan daya berkecambah dan kecepatan tumbuh benih TSS setelah disimpan 18 bulan. Kata kunci: daya berkecambah, kecepatan tumbuh, laju pertumbuhan, panjang

hipokotil

Page 98: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 86

HRT 12

INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI SUMBER DAYA GENETIK LOKAL

TANAMAN DI LAMPUNG BARAT

Dian Meithasari dan Rr. Ernawati

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung Jl. Z.A Pagar Alam No. 1a. Rajabasa. Bandar Lampung.Telephone (0721)

701328 Fax: (0721) 705273

Email: [email protected] Website : www.lampung.litbang.deptan.go.id Email: [email protected]

ABSTRAK

Lampung Barat memiliki ketersediaan sumber daya genetik yang cukup banyak dan beragam. Dari satu jenis spesies tanaman lokal, bisa memiliki beberapa jenis aksesi yang tersedia, tetapi belum banyak teridentifikasi dengan baik. Kegiatan inventarisasi dan identifikasi merupakan upaya mendapatkan informasi pendahuluan macam kultivar yang menjadi objek pengumpulan untuk diketahui dan dapat dijadikan sebagai sumber perbaikan genetik adaptif lingkungan tertentu dan dasar preferensi konsumen. Hasil inventarisasi dan identifikasi selama tiga bulan di Kabupaten Lampung Barat, berhasil mendapatkan informasi identifikasi dan keberadaan enam sumber daya genetik lokal tanaman yaitu tiga aksesi anggrek, satu aksesi alpukat, satu aksesi pisang, dan satu aksesi pakis. Kata kunci: inventarisasi, identifikasi, sumber daya genetik, tanaman

Page 99: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 87

HRT 13

BOBOT 1000 BUTIR DAN KUALITAS BENIH TUJUH LOT VARIETAS CABAI

The Thousand-Seed Weight And Seed Quality Of Seven Lot Chili Varieties

Helmi Kurniawan

1* dan Chotimatul Azmi

1

1Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, 40391 *Email:[email protected]

ABSTRAK

Kualitas benih dapat diketahui setelah pengujian mutu benih di laboratorium. Pengujian mutu benih cabai dilakukan di Laboratorium benih terakreditasi dari tujuh lot benih cabai OP dan diulang dua kali. Pengamatan dilakukan untuk daya berkecambah, kadar air, kemurnian fisik dan bobot 1000 butir. Hasil penunjukkan bahwa perbedaan varietas dan lot berbeda-beda untuk karakter daya berkecambah, kadar air, dan bobot 1000 butir. Kata kunci: bobot 1000 butir, daya berkecambah, kadar air

Page 100: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 88

HRT 14

PERTUMBUHAN DAN PREFERENSI LALAT BUAH BETINA (BACTROCERA DORSALIS HENDEL) PADA TUJUH TANAMAN TROPIS YANG BERBEDA

Amelia Sebayang1*, Shaw-Yhi Hwang

1, Andi Tenrirawe

2

1,2Balai Penelitian Tanaman Serealia

Jl. DR. Ratulangi No.274, Allepolea, Kec. Lau, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan 90512

*Email: [email protected] 2National Chung Hsing University

No. 145, Xingda Road, South District, Taichung City, Taiwan 402

ABSTRAK Program eradikasi dan manajemen hama lalat buah (Bactrocera dorsalis

Hendel) telah banyak diaplikasikan di beberapa negara dikarenakan kerusakan yang parah yang dialkibatkan hama ini. Pengkajian tentang perkembangan, berat pupa, dan kemampuan untuk menjadi serangga dewasa dapat menjadi data dasar dalam melakukan pengendalian hama tanaman. Selain itu, preferensi serangga merupakan perilaku substansial yang harus diperhatikan dalam keberadaan betina yang mempengaruhi populasi serangga. Oleh karena itu, dalam studi ini memfokuskan pada waktu perkembangan lalat buah dan preferensi betina yang dapat digunakan untuk membangun pengelolaan hama secara ekologis. Penelitian dilakukan pada pengembangan bioassay untuk

mengetahui lama waktu perkembangan lalat buah oriental pada 7 tanaman inang (pisang, jeruk keprok, pepaya, belimbing, lemon, jambu biji, nanas) dan pakan buatan; percobaan tanpa pilihan (non-choice experiment) dan pilihan (choice experiment) untuk mempelajari preferensi betina antara 7 tumbuhan

inang. Berdasarkan hasil penelitian, waktu perkembangan lalat buah berbeda nyata pada setiap tanaman inangnya. Kemampuan pupa menjadi dewasa juga berbeda nyata (lemon dan nanas memiliki kemampuan paling rendah untuk menjadi dewasa). Lalat buah memiliki preferensi dengan meletakkan lebih banyak telur dalam jeruk keprok dan jambu biji dalam percobaan tanpa pilihan dan lebih memilih pisang, lemon, dan jambu biji dalam percobaan pilihan. Preferensi (eksperimen pilihan) lalat buah oriental tidak berkorelasi dengan kemampuan pupa menjadi dewasa. Dari studi ini, kami menyarankan penggunaan pohon jeruk sebagai perangkap pohon dengan preferensi tinggi dan daya tetas rendah yang dapat digunakan sebagai pengendalian hama terpadu. Kata kunci: lalat buah, perkembangan, preferensi betina

Page 101: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 89

HRT 15

ANALISIS KOMPONEN UTAMA PADA PEUBAH PERTUMBUHAN DAN

PRODUKSI BEBERAPA AKSESI TANAMAN KUMIS KUCING (Orthosiphon Aristatus)

Shalati Febjislami

1*, Maya Melati

2, Ani Kurniawati

2, Yudiwanti Wahyu

2

1Program Studi Agroteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakutas Pertanian,

Universitas Andalas Jl. Lingkar Kampus Unand Limau Manis, Padang, Provinsi Sumatera Barat

*Email: [email protected]/[email protected] 2Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor, Provinsi Jawa Barat

ABSTRAK

Tanaman kumis kucing merupakan tanaman berkhasiat obat, salah satunya untuk mengobati penyakit diabetes. Senyawa kimia yang berperan sebagai obat pada tanaman kumis kucing adalah sinensetin. Analisis komponen utama bisa bermanfaat sebagai alat bantu dalam analisis gerombol yaitu untuk eksplorasi posisi objek. Analisis komponen utama dapat digunakan untuk mengetahui ciri atau karakter pembeda dalam pengelompokan. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari karakter pembeda berdasarkan analisis komponen utama pada peubah pertumbuhan dan produksi tanaman kumis kucing asal koleksi eksitu dari daerah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang ditanam di Bogor pada bulan Maret-September 2015. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok lengkap teracak dengan perlakuan 18 aksesi dan satu pembanding (aksesi Lembang yang berbunga ungu) diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan komponen utama pertama pada 11 peubah pertumbuhan dan produksi tanaman kumis kucing mempunyai kontribusi 45.9% terhadap keragaman. Gabungan tiga komponen utama mampu menjelaskan 79% keragaman. Peubah dominan yang membedakan masing-masing aksesi pada komponen utama I adalah akumulasi pertambahan tinggi saat 8 MST, jumlah cabang sekunder, indeks luas daun, bobot kering daun per 4.41 m

2 dan bobot kering

batang per 4.41 m2

yang menyumbang keragaman sebesar 45.9%. Kemudian peubah dominan pada komponen utama II adalah jumlah buku cabang sekunder dan rasio bobot kering daun dan brangkasan per 4.41 m

2 yang

menyumbang keragaman sebesar 20.9%. Diagram pencar hasil analisis komponen utama menunjukkan sebanyak 5 aksesi mengelompok pada kuadran I, 4 aksesi pada kuadran II, 3 aksesi pada kuadran III dan 5 aksesi pada kuadran IV. Kata kunci: AKU, diagram pencar, Orthosiphon stamineus

Page 102: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 90

HRT 16

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK BORON DAN VARIETAS TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

MASAM, LAMPUNG

Rismawita Sinaga*, Ernawati, Gohan Octora Manurung dan Edwin Herdiansyah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung

ZA Pagar Alam, 1A, Rajabasa, Lampung Corresponding author: [email protected]

ABSTRAK

Keberhasilan pengembangan bawang merah perlu didukung dengan peningkatan produktivitas bawang merah. Salah satu cara untuk meningkatan produktivitas bawang merah yaitu dengan melalui teknik budidaya bawang bawang merah yang tepat dan ketersediaan varietas unggul baru berdaya hasil tinggi. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk boron dan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah di lahan kering masam, Lampung. Penelitian ini dilaksanakan di IP2TP Natar, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung dari bulan Juni- Agustus 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Split Plot diulang empat kali. Petak utama adalah pupuk boron terdiri dua perlakukan yaitu tanpa pupuk borate dan diberi pupuk. Anak petak adalah varietas, terdiri dari tiga varietas yaitu Maja Cipanas, Pancasona dan Violetta 3 Agrihorti. Parameter pengamatan mencakup komponen pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan) dan komponen hasil (diameter umbi, jumlah umbi dan bobot kering eskip per Ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi pemberian pupuk boron dan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah. Varietas Maja Cipanas menghasilkan bobot kering eskip terbesar dibandingkan varietas Pancasona dan Violetta 3 Agrihorti dan cukup potensial untuk dikembangkan di Lampung. Kata kunci : bawang merah, varietas, pupuk

Page 103: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 91

HRT 17

ASAL BENIH DAN PEMAKAIAN AGENSIA HAYATI PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH DI TANGGAMUS – LAMPUNG

Seeds Origin and Biological Agents in Onion Cultivation in Tanggamus-

Lampung

Nina Mulyanti , Nila Wardani dan Agung Lasmono

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

Jl. Z.A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung Email:[email protected]

ABSTRAK

Tujuan pengkajian adalah untuk mengetahui penggunaan benih dan agensia hayati terhadap produksi bawang merah. Penelitian dilakukan di Kabupaten Tanggamus, Kecamatan Gisting, Desa Campang, dengan luasan 0,25 ha. Penanaman dilakukan pada bulan April 2017. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 2 tahapan perlakuan.dan 6 ulangan. Perlakuan pertama yaitu bahan tanam berupa benih bawang merah, yaitu: a. Benih bawang merah varietas Bima Brebes berasal dari penangkar di Brebes dan b. Benih bawang merah varietas Bima Brebes berasal dari penangkar dari Kota Gajah Lampung Tengah. Perlakuan ke-dua berupa aplikasi pupuk hayati yang sekaligus sebagai pestisida hayati, yaitu: Biotriba 1, Biotriba 2 Biotriba 3 dan tanpa pemberian agensia hayati (sebagai Kontrol). Parameter yang diamati adalah, komponen pertumbuhan (tinggi tanaman jumlah daun dan jumlah anakan). Komponen hasil produksi total pada saat panen, dan serangan hama penyakit. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan sidik ragam dengan uji lanjut Duncan pada taraf 5 %. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa benih bawang merah varietas Bima Brebes asal penangkar Brebes memberikan keragaan tinggi tanaman dan produksi total panen jauh lebih baik dibanding dengan benih dari penangkar Kota gajah Lampung Tengah. Serangan ulat grayak dan fusarium lebih tinggi dialami tanaman yang tidak mendapatkan aplikasi Bio Triba. Serangan ulat grayak dan fusarium paling tinggi didapati pada kombinasi asal benih penangkar Kota Gajah, yang tidak mendapat aplikasi agensia hayati (8,70%) Sedangkan produksi total panen paling tinggi pada Varietas Bima asal penangkar Brebes yang diberi Bio Triba 1 yaitu mencapai 16,85 ton ha

-1.

Kata kunci: Agensia hayati, Benih Bawang Merah, Lampung

Page 104: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 92

HRT 18

UJI ADAPTASI BEBERAPA BAWANG MERAH (Allium cepa var Aggregatum L.) PADA MUSIM HUJAN (OFF SEASON) DI LAHAN KERING MASAM,

LAMPUNG

Rismawita Sinaga1)

, Nurmalita Waluyo2)

, Ratna Wylis 1)

dan G.O Manurung

1)

1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung, Jl. ZA Pagar Alam 1 A,

Rajabasa, Bandar Lampung, 35145 2)

Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Jl. Tangkuban perahu 517, Lembang, Bandung,

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pengembangan bawang merah off season masih rendah,hal ini terkendala

dengan ketersediaan benih yang adaftif dan teknik budidaya yang tepat. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendapatkan bawang merah (Allium cepa var Aggregatum L.) yang adaftif, berproduksi tinggi sesuai dengan preferensi konsumen pada musim hujan (off season) di lahan kering masam, Lampung.

Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Mei 2019 di Kebun IP2TP Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung, Natar, Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok lengkap dengan lima ulangan. Perlakuan terdiri dari lima varietas unggu baru (VUB) bawang merah yang telah didaftar oleh Badan Litbang Pertanian antara lain Violetta 1 Agrihorti (V1), Violetta 2 Agrihorti (V2), Violetta 3 Agrihorti (V3), Sembrani (V4) dan Maja Cipanas (V5). Parameter pengamatan mencakup komponen pertumbuhan (tinggi tanaman dan jumlah anakan) dan komponen hasil (diameter umbi, jumlah umbi dan bobot kering eskip per Ha, bobot basah per rumpun, per plot dan per Ha) dan uji kualitas bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bawang merah varietas Violetta 3 Agrihorti adaftif pada musim hujan di Lahan kering masam karena mempunyai daya hasil dan mutu fisik yang terbaik dibandingkan dengan varietas lainnya karena mempunyai produksi ekskip per Ha tertinggi, diameter umbi yang paling besar, persentase umbi busuk dan persentase umbi berjamur yang paling rendah, warna umbi yang lebih merah, dan nilai kekerasan yang lebih rendah (tekstur lebih keras). Kata kunci : bawang merah, varietas, off season

Page 105: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 93

SEKP 01

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI KOPI BERMITRA DENGAN PT. NESTLE DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

Factors Affecting The Decision Coffee Farmers In Partner With Pt. Nestle

In The District Lampung Barat

Fikri Syahputra

1, Zulkarnain2, Ainul Mardliyah

3

Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Jl. Kenanga No. 3 Mulyojati, 16C, Kota Metro, Lampung

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) karakteristik petani kopi mitra PT. Nestle, dan (2) faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani kopi di Kabupaten Lampung Barat bermitra dengan PT. Nestle. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan menggunakan data primer dan sekunder. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis logistik. Hasil penelitian yang didapat adalah karakteristik sosial ekonomi petani kopi mitra PT. Nestle sebagian besar terdiri dari laki-laki dengan rata-rata berumur 48 tahun. Tingkat pendidikan petani kopi rata-rata tamatan Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah anggota keluarga petani kopi rata-rata berjumlah 3 orang. Petani kopi mitra PT. Nestle memiliki pengalaman berusahatani rata-rata 25 tahun dengan masing –masing memiliki luas lahan sebesar 0,5 Ha.Kemudian hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani dan luas lahan usahatani kopi berpengaruh terhadap keputusan petani bermitra dengan PT. Nestle. Kata kunci : kemitraan, petani kopi, lampung barat

Page 106: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 94

SEKP 02

DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI JAGUNG

The Impact Of Changes In External And Internal Factors Household

Income Of Maize Farmers

Dwi Haryadi1*

, Zulkarnain1, Ainul Mardliyah

1, Maryati

1

1 Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro

JL.Kenanga No. 3 Mulyojati 16 C Kota Metro *Email: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian yaitu mengetahui pendapatan rumah tangga petani jagung, tingkat kesejahteraan petani jagung dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan jagung. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung Timur. Populasi berjumlah 398 petani yang diambil dengan menggunakan rumus slovin didapatkan sampel sebanyak 80 petani. Metode analisis yang dipergunakan yaitu deskriptif dan kuantitatif. Analisis yang digunakan analisis regresi linier berganda. Hasilnya: 1) tingkat pendapatan rata-rata rumah tangga petani jagung di Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung Timur sebesar Rp.10.064.249/musim; 2) tingkat kesejahteraan rumah tangga petani jagung termaksud kategori sejahtera; 3) Variabel biaya yaitu benih, pupuk kandang, pupuk NPK, pupuk urea, pestisida, tenaga kerja, lama usahatani dan umur mempengaruhi pendapatan petani jagung

Kata kunci : Eksternal, Internal, Jagung, Kesejahteraan, Pendapatan

Page 107: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 95

SEKP 03

KEPUASAN PETANI CABAI TERHADAP PELAKSAAN KEMITRAAN CV METRO GLOBAL MAKMUR DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Chili Farmer Satisfaction Towards The Implementation of CV Metro Global

Makmur Partnership In East Lampung District

Ketut Ratna Sri Rahayu1, Zulkarnain

1, Ainul Mardliyah

1, Maryati

1

1Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro

JL.Kenanga No. 3 Mulyojati 16 C Kota Metro

*E-mail :[email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah menganalisis pola kemitraan dan tingkat kepuasan petani cabai terhadap pelaksanaan kemitraan CV Metro Global Makmur di Kabupaten Lampung Timur. Penelitian di laksanakan di Kecamatan Metro Kibang, Kabupaten Lampung Timur. Populasi petani cabai di Kecamatan Metro Kibang yang bekerja sama dengan CV Metro Global Makmur sebanyak 25 petani cabai mitra. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini di ambil dengan cara non probability sampling yakni dengan sampling jenuh (sensus) yaitu sebanyak 25 petani mitra. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif, analisis Customers Satisfaction Index (CSI) dan analisis adalah Important Performance Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)

pola kemitraan petani cabai dengan CV Metro Global Makmur termasuk ke dalam pola Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA), (2) tingkat kepuasan petani cabai dengan kemitraan CV Metro Global Makmur di Kabupaten Lampung Timur tergolong puas sedangkan, dari hasil analisis Important Performance Analysis (IPA) tingkat kepentingan petani mitra lebih besar daripada atribut tingkat kinerja perusahaan berikan. Kata Kunci: Cabai, CSI, IPA, Kemitraan, Kepuasan, Petani

Page 108: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 96

SEKP 04

PENCURIAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN KOMODITAS LADA: RANGKAIAN PENYEBAB DAN RUMUSAN SOLUSI

Stealing and Land Function Transfer of Pepper Commodities: Series of

Causes and Solution Formulations

Adi Asmariadi Budi

1*, Henita Astuti

2, Gita Paramita Djausal

3

1Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Lampung

Jl. Kantor Pos No.3, Gunung Mas, Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung, Provinsi Lampung

*Email: [email protected] 2Dinas Perkebunan Provinsi Lampung

Jl. Basuki Rahmat No.8, Talang, Teluk Betung Utara, Bandar Lampung, Provinsi Lampung

Email: [email protected] 3Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Jl. Basuki Rahmat No.8, Talang, Teluk Betung Utara, Bandar Lampung, Provinsi Lampung

Email: [email protected]

ABSTRAK

Komoditas lada merupakan komoditi ekspor, yang juga merupakan komoditas andalan bagi Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Utara adalah salah satu Kabupaten sentra penghasil lada di Lampung, namun, produksi lada semakin berkurang. Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui data statistik sementara tahun 2021, studi literatur, observasi lapangan, dan wawancara mendalam, selain ancaman bahaya serangan penyakit busuk yang menyerang akar lada akibat curah hujan tinggi menyebabkan akar basah tergenang air dalam waktu yang panjang terutama jika lahan rata atau datar dan tidak ada teras siring atau lubang pembuangan air, terdapat juga 2 (dua) penyebab lainnya yaitu pencurian dan alih fungsi lahan. Petani cenderung kecewa menghadapi masalah-masalah yang cenderung belum tuntas diatasi sampai saat ini dan berharap pemerintah ikut memikirkan agar permasalahan diatas dapat segera terpecahkan. Berdasarkan hasil kajian diatas, disimpulkan bahwa perlu disusun rekomendasi rumusan solusi berdasarkan kekuatan yang dimiliki oleh petani lada, yaitu pembatasan akses jalan produksi, peningkatan keamanan lahan dengan bekerja sama Babinsa maupun Babinkabtibmas, serta penerapan penegakan hukum adat (komunal). Kata kunci: pencurian, alih fungsi, lada, rumusan solusi

Page 109: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 97

SEKP 05

RESPON DAN PENINGKATAN PENGETAHUAN PESERTA TEMU TEKNIS INOVASI PERTANIAN DI LAMPUNG

Nasriati

Balai PengkajianTeknologi Pertanian (BPTP) Lampung Jln. Z.A. Pagar Alam No.1 A. Rajabasa. Bandar Lampung

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui rsepon peserta dan perubahan peningkatan pengetahuan peserta pada pelaksanaan Temu Teknis Inovasi Pertanian yang dilaksanakan di BPTP Lampung, yang dilaksanakan pada saat kegiatan “Temu Teknis Inovasi Pertanian Peneliti, Penyuluh dan Stakeholder di Lampung. Responden diambil sebanyak 49 orang dipilih berdasarkan peserta dari luar BPTP (Penyuluh Daerah, Guru dan Ka. UPTD tingkat Kabupaten) . Pengumpulan data dilakukan dua kali yaitu sebelum dan sesudah kegiatan ( before and after) melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Jenis data yang dikumpulkan terdiri data: (1) identitas peserta, (2) materi, (3) alokasi waktu, (4) narasumber, (5) sarana dan prasarana , (6) data peningkatan pengetahuan peserta sebelum dan sesudah penyampaian materi. Data yang terkumpul ditabulasi secara sederhana dan dianalisis deskriptif kualitatif. Hasil kajian menunjukkan Respon peserta terhadapa pelaksanaan temu teknis inovasi pertanian secara umum berada pada kategori tinggi, Terjadi peningkatan pengetahuan peserta pada pelaksanaan temu teknis inovasi pertanian, Kegiatan temu teknis dapat dijadikan salah satu metode yang efektif dalam upaya percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian kepada penyuluh serta mampu menjadi sarana untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas penyuluh di daerah.

Kata kunci : Respon, Peningkatan Pengetahuan, Temu Teknis, Inovasi

Pertanian.

Page 110: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 98

SEKP 06

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGETAHUAN PETANI TERHADAP FUNGSI KELOMPOK TANI

DI KABUPATEN PRINGSEWU

Suryani, Zahara dan Hestiana Karyati

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung

Jl. Z.A Pagar AlamNo. 1A Rajabasa Bandar Lampung

ABSTRAK

Kajian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahui responden tentang fungsi kelompoktani sebagai kelas belajar, wahana kerjasama maupun fungsi kelompok sebagai unit usaha melalui bimtek kelembagaan kelompoktani, dilaksanakan pada Tanggal 5 Juli 2019 di KelompokTani Srimakmur VIII, Desa margodadi kec Ambarawa Kabupaten Pringsewu menggunakan metode Ceramah dan diskusi dengan mendalam. Pengambilan data dilakukan setelah memberian materi bimtek tentang fungsi kelompoktani dengan cara memberikan kusioner dan wawancara. kepada peserta yang hadir yaitu sebanyak 30 orang, jenis data yang di kumpulkan adalah umur, pendidikan, pengalaman berusahatani, pernah mengikuti pelatihan. Data yang dikumpulkan kemudian di tabulasi dan di analisis dengan menggunakan analisis korelasi. Hasil analisis menunjukan bahwa, Umur responden mempunyai korelasi yang sangat tinggi terhadap tingkat pengetahuan responden tantang fungsi kelompoktani, Pendidikan mempunyai korelasi yang cukup signifikan,Pengalaman berusahatani juga mempunyai koelasi yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan responden tentang fungsi kelompoktani.Sedangkan jumlah pelatihan yang pernah diikuti oleh responden tidak mempunyai kolerasi terhadap tingkat pengetahuan responden tentang fungsi kelompoktani. Kata kunci : pengetahuan, kelompok tani

Page 111: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 99

SEKP 07

HAMBATAN ADOPSI VUB PADI SAWAH: STUDI KASUS KACAMATAN TRIMURJO LAMPUNG TENGAH

The Problem In Adoption Of New Rice Variety: Case Study In Trimurjo District Central Lampung

Fauziah Yulia Adriyani dan Betty Meilina 1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung *Email:[email protected]

ABSTRAK

Keberadaan varietas unggul baru (VUB) padi berkontribusi dalam peningkatan produksi padi apabila digunakan oleh petani, namun tidak semua VUB disukai petani. Tidak semua VUB mampu berproduksi dengan baik di semua kondisi wilayah. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui keragaan 3 VUB padi sawah hasil litkaji Balitbangtan dan preferensi petani terhadap 3 VUB serta permasalahan dalam adopsi VUB. Perlakuan yang diterapkan adalah 3 (tiga) VUB padi sawah (Inpari 32, Inpari 42, Inpari IR Nutri Zinc) yang ditanam di lahan petani di dalam kelompok tani Desa Untoro Kecamatan Trimurjo seluas 2 ha. Data yang dikumpulkan meliputi tinggi tanaman dan jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah per malai, jumlah gabah isi dan produksi dan preferensi petani terhadap VUB. Data preferensi diambil dari 30 orang petani di wilayah pengkajian. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat keragaan pertumbuhan dan produksi dari 3 VUB yang diuji salah satunya adalah tinggi tanaman Inpari IR Nutri Zinc lebih rendah daripada tinggi tanaman varietas Inpari 32 dan Inpari 42. Inpari 32 merupakan VUB yang disukai berdasarkan ketahanannya terhadap hama dan bentuk gabahnya yang lebih besar daripada VUB Inpari IR Nutri zinc dan Inpari 42. Permasalahan utama dalam adopsi VUB adalah ketersediaan benih VUB.

Kata kunci: keragaan, penggunaan VUB, preferensi.

Page 112: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 100

SEKP 08

PREFERENSI PETANI TERHADAP PENERAPAN SISTEM TANAM ZIGZAG PADA BUDIDAYA JAGUNG BERDASARKAN KARAKTERISTIK INOVASI

Farmer’s Preference In Implementation Of “Zig-Zag” Maize Planting System Based On Characterization of Innovation

Fauziah Yulia Adriyani dan Tri Kusnanto 1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung *Email:[email protected]

ABSTRAK

Selain benih unggul, peningkatan produksi jagung juga dapat diperoleh dari peningkatan populasi tanaman. Pada budidaya jagung telah dikembangkan sistem tanam Zig-Zag, akan tetapi inovasi ini belum banyak diterapkan oleh petani. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan sistem tanam Zig-Zag dan preferensi petani berdasarkan karakterisasi inovasi. Pengkajian dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2020 di lokasi Demplot penerapan sistem tanam Zig-Zag pada budidaya jagung Desa Karangrejo Kecamatan Jatiagung Lampung Selatan seluas 1 ha. Data yang dikumpulkan yaitu tinggi tanaman, panjang tongkol, bobot tongkol, bobot biji per tongkol dan produksi dan preferensi petani berdasarkan karakteristik inovasi. Responden merupakan petani di sekitar lokasi demplot sebanyak 30 orang. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa sistem tanam Zig-Zag menyebabkan pertumbuhan tanaman lebih rendah daripada sistem tanam pada umumnya, namun produksi tanaman pada sistem tanam Zig-Zag lebih tinggi (±4,5 ton/ha). Berdasarkan karakteristik inovasi, sebagian besar petani menyukai sistem tanam Zig-Zag karena menguntungkan secara ekonomi, inovasi ini dinilai juga dapat dicoba terlebih dahulu pada luasan kecil dan petani dapat melihat penerapan inovasi secara langsung. Namun, sebagian besar petani juga tidak ingin menerapkan sistem tanam Zig-Zag karena inovasi ini dianggap rumit.

Kata Kunci: adopsi, jagung, sistem tanam

Page 113: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 101

SEKP 09

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI PTT PADI PADA KAWASAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BIOINDUSTRI

BERBASIS INTEGRASI PADI-SAPI DI LAMPUNG

Erdiansyah1*

, Yulia Pujiharti2, Nila Wardani

1

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Jl. ZA. Pagar Alam No.

1A Rajabasa Bandar Lampung, Provinsi Lampung

*Email: [email protected] 2Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Jl. Merdeka

No. 147 Bogor, Jawa Barat

ABSTRAK

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan salah satu paket teknologi yang diterapkan dalam sistem budidaya padi sawah di Lokasi Pengembangan Pertanian Bioindustri Berbasis Integrasi Tanaman Padi dan Sapi di Lampung. Diseminasi paket teknologi PTT padi telah dilakukan melalui demplot sejak Tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui tingkat adopsi PTT padi sawah di wilayah pengembangan bioindustri berbasis integrasi tanaman padi dan sapi. Lokasi penelitian di Desa Poncokresno, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran sebagai daerah pengembangan kegiatan Bioindustri Berbasis Integrasi Tanaman Padi dan Sapi. Responden penelitian ini berjumlah 30 orang yang dipilih secara acak. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada masing-masing responden menggunakan kuesioner. Tingkat adopsi petani terhadap PTT padi sawah diukur menggunakan formulasi Hendayana (2016), yakni: TA = SA x IA. Hasil penelitian menunjukkan tingkat adopsi petani terhadap PTT padi masuk dalam kategori sedang. Komponen utama PTT padi sawah yang sebaran adopsinya sudah berada pada klasifikasi sangat tinggi yakni pemupukan dan penggunaan benih bermutu masuk dalam kategori tinggi. Kata kunci: adopsi, PTT padi, teknologi

Page 114: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 102

SEKP 10 PENINGKATAN PENGETAHUAN PESERTA BIMBINGAN TEKNIS

PENYULUH DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR DAN KABUPATEN PESAWARAN

Knowledge Improvement Of Extender Technical Guidance

In East Lampung District And Pesawaran District

Ely Novrianty dan Fauziah Yulia Adriyani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung Email : [email protected]

ABSTRAK

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung, sebagai salah satu instansi di bawah Badan Litbang Pertanian yang memiliki tugas pokok melaksanakan pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. BPTP Lampung telah banyak menghasilkan berbagai inovasi teknologi pertanian, namun demikian inovasi tersebut belum sepenuhnya diadopsi oleh petani. Salah satu metode pelaksanaan pendampingan dan diseminasi menggunakan bimbingan teknis kepada penyuluh. Pengkajian bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan peserta bimbingan teknis penyuluh di Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Pesawaran. Bimbingan teknis di Kabupaten Lampung Timur dilaksanakan di Gedung Tani Kecamatan Sukadana pada tanggal 23 Oktober 2019 dengan peserta 60 orang penyuluh. Sedangkan Bimbingan teknis di Kabupaten Pesawaran dilaksanakan di BPP Gedung Tataan pada tanggal 31 Oktober 2019 yang dihadiri 50 orang penyuluh. Metode bimbingan teknis menggunakan metode ceramah dan diskusi. Data primer peningkatan pengetahuan menggunakan kuisioner yang sudah disiapkan (pre dan post-test) sesuai materi yang disampaikan. Data dianalisis secara deskriptif untuk menjelaskan tingkat pengetahuan peserta. Pelaksanaan bimtek peningkatan kapasitas penyuluh di Kabupaten Lampung Timur berhasil meningkatkan pengetahuan peserta sebesar 39-130% bila dibandingkan dengan pengetahuan awal. Peningkatan tertinggi pada pengetahuan mengenai PHT pada tanaman lada (130,23%) dan terendah pada uji kompetensi (39,74%). Sedangkan pelaksanaan bimtek di Kabupaten Pesawaran berhasil meningkatkan pengetahuan peserta sebesar 54-65% bila dibandingkan dengan pengetahuan awal. Peningkatan tertinggi pada pengetahuan mengenai kelembagaan (64,91%) dan terendah pada budidaya ternak (54,29%). Kata kunci: bimbingan teknis, pengetahuan, penyuluh

Page 115: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 103

SEKP 11

ANALISA USAHA TANI PADI SAWAH BERDASARKAN TIGA TEKNIK CARA TANAM DI KECAMATAN SEPUTIH RAMAN KABUPATEN LAMPUNG

TENGAH

Financial Analysis of Rice Farming Based On Three Planting Techniques In Seputih Raman Subdistrict Of Central Lampung Regency

Asropi*, Erliana Novitasari, Widodo

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung *Email: [email protected]

ABSTRAK

Program peningkatan percepatan tanam padi secara serempak berdampak pada terbatasnya ketersediaan tenaga kerja dalam budidaya khususnya tahap tanam padi. Sistem tanam benih langsung (tabela) memberikan keuntungan karena hanya sedikit tenaga kerja yang dibutuhkan namun masih dapat menghasilkan produktifitas yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan analisa kelayakan usaha tani padi sawah berdasarkan teknik penanaman menggunakan sistem tabela tradisional, sistem tabela menggunakan alat, dan sistem pindah tanam. Metode penelitian dilakukan berdasar survei dan wawancara langsung dengan petani responden. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif, analisis biaya, analisis pendapatan, dan kelayakan R/C rasio. Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem tabela menggunakan alat tanam memberikan tingkat keuntungan yang tertinggi dengan nilai R/C rasio 2,81 dan keuntungan rata-rata sebesar Rp. 15.075.000,-/hektar dengan total biaya usaha tani sebesar Rp. 8.325.000,-/ha. Sedangkan sistem pindah tanam memiliki nilai R/C rasio terkecil sebesar 2,59 dengan keuntungan rata-rata sebesar Rp. 13.295.000,-/ha dan total biaya usaha tani sebesar Rp. 8.755.000,-/ha. Kata kunci : padi sawah, tabela, usaha tani

Page 116: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 104

SEKP 12

DETERMINAN PENAWARAN DAGING SAPI DI INDONESIA

Supply Determinan of Beef Meat in Indonesia

Zahara1, Rangga Ditya Yofa

2, Anastasia Asri Widyasari

3, Robet Asnawi

4

1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung 2) Pusat Sosial Ekonomi-Kebijakan Pertanian (PSE-KP) Bogor

3,4) Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Bogor

ABSTRAK

Produk daging sapi merupakan komoditas peternakan kedua terbesar setelah ayam potong. Kontribusi daging sapi terhadap kebutuhan daging nasional sebesar 15,45 persen dan akan terus mengalami peningkatan. Produksi daging sapi dalam negeri mengalami tren yang cenderung meningkat dari tahun 2000-2014 yaitu 401,5 ribu ton, sedangkan konsumsi nasional mencapai 647,8 ribu ton. Angka tersebut menunjukkan ada senjang antara penawaran dan permintaan daging sapi domestik, sehingga pemerintah mengambil kebijakan impor daging sapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi dalam negeri. Data yang digunakan adalah data deret waktu (time series) tingkat nasional selama kurun waktu 37 tahun mulai tahun 1982 - 2018. Metode analisis yang digunakan adalah regresi Error Correction Model (ECM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel

yang berpengaruh terhadap penawaran daging sapi dalam negeri adalah harga pakan, harga daging domestik, populasi ternak dan jumlah impor daging. Sedangkan Variabel harga daging impor, harga ternak, jumlah sapi bakalan impor dan teknologi produksi tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran daging sapi dalam negeri. Kata kunci : Penawaran, daging sapi, ECM

Page 117: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 105

SEKP 13

PENGETAHUAN PENGUNJUNG TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA CABAI PADA VISITOR PLOT TAMAN SAINS PERTANIAN NATAR DI

LAMPUNG

Knowledge Of Visitors To Chili Cultivation Technology In The Visitor Plot Of Natar Agriculture Sains Park In Lampung

Gohan Octora Manurung1)

dan Edwin Herdiansyah 2)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

1) 2)

Jl. Z.A Pagar Alam No 1A Raja Basa Bandar Lampung Email : [email protected]

1)

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan pengunjung terhadap teknologi budidaya cabai pada visitor plot di Taman Sains Pertanian Natar, Lampung. Pengunjung adalah penyuluh, mahasiswa, guru, dan pengunjung umum yang mengunjungi visitor plot teknologi budidaya cabai di Taman Sains Pertanian Natar, Lampung. Jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 30 orang pengunjung secara acak. Pengambilan data dilakukan pada pengunjung yang mengunjungi visitor plot budidaya cabai di Taman Sains Pertanian Natar. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengisi kuesioner yang sudah disiapkan berkaitan dengan pengetahuan pengunjung terhadap teknologi budidaya cabai. Pengkajian ini menggunakan metode analisis statistik deskriptif. Secara keseluruhan, pengetahuan pengunjung terhadap teknologi budidaya cabai pada visitor plot di Taman Sains Pertanian Natar, Lampung dengan kategori sedang sebanyak 80 % dengan persentase pencapan skor 70,60 %. Analisis data menggunakan analisis statistik sosial korelasi pearson dengan program IBM SPSS 19 pada tingkat signifikansi 5%. Korelasi Pengetahuan terhadap teknologi budidaya cabai pada visitor plot tidak memiliki hubungan yang signifikan pada faktor umur, pendidikan, Pengalaman kerja. Kata kunci : pengetahuan, visitor plot, cabai

Page 118: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 106

SEKP 14

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA PETIK JERUK

Orange Picking Agro-Tourism Development Strategy

Tiara Aprilia Putri Hernanda1, Erdiansyah

1

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung Jl. Z.A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lmapung

Email : [email protected] , [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal Agrowisata Petik Jeruk BPTP Lampung. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif guna mengidentifikasi dan mengintepretasikan suatu hal yang dialami dalam objek penelitian. Data dan informasi yang terkumpul diolah dan dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif untuk memperoleh alternatif strategi bagi agrowisata. Penelitian ini dilakukan di Agrowisata Petik Jeruk Visitor Plot BPTP Lampung, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Agustus sampai Oktober 2020. Responden dalam penelitian ini ditetapkan melalui teknik purposive sampling yaitu metode penentuan narasumber yang dilakukan secara sengaja namun dengan pertimbangan tertentu. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation), EFE (Eksternal Factor Evaluation dan analisis SWOT. Terdapat 14 faktor internal dan 14 faktor eksternal yang berhasil diidentifikasi. strategi yang dapat diterapkan adalah strategi terkait pengembangan pasar, produk dan penetrasi pasar, dengan tujuh strategi prioritas dan manajerial. Kata kunci: Agrowisata, IFE, EFE, Jeruk, Strategi Pengembangan, SWOT

Page 119: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 107

SEKP 15

ALIRAN PERDAGANGAN LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

Eka Miftakhul Jannah1)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung Jl. Z.A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Indonesia merupakan salah satu negara produsen dan eksportir kopi terbesar di dunia. Namun pertumbuhan volume ekspor lada Indonesia memiliki pertumbuhan lebih rendah dari pertumbuhan produksinya. Rendahnya ekspor lada Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi perdagangan lada Indonesia di pasar internasional. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perdagangan lada Indonesia di pasar internasional dan menjelaskan potensi perdagangan lada Indonesia di negara tujuan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis data panel dengan gravity model dan analisis potensi perdagangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Aliran perdagangan ekspor lada Indonesia secara signifikan sangat dipengaruhi oleh nilai GDP riil perkapita Indonesia, GDP riil perkapita negara tujuan ekspor, jarak ekonomi Indonesia dengan negara tujuan ekspor, nilai tukar rupiah terhadap negara tujuan ekspor, dan nilai RCA Indonesia. Namun demikian tarif impor negara tujuan ekspor tidak memiliki pengaruh signifikan. (3) Indonesia memiliki potensi untuk terus meningkatkan perdagangan lada terhadap negara China, Malaysia, Taiwan, Belanda, Perancis, dan Jerman. Hal ini disebabkan perdagangan lada Indonesia dengan mitra dagang masih mengalami under trade. Sementara China merupakan negara yang memiliki potensi perdagangan paling tinggi.

Kata Kunci: eksportir, lada, perdagangan, impor, potensi

Page 120: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 108

SEKP 16

Minat Petani Karet dalam Penerapan Pemupukan Berimbang di

Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

M. Naufal Elmuttaqin

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat minat petani karet dalam penerapan pemupukan berimbang dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat petani karet dalam penerapan pemupukan berimbang. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan, pada tanggal 29 Maret sampai dengan 23 Mei 2021. Metode pengumpulan data yaitu observasi, dokumentasi dan wawancara menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reabilitasnya, sementara metode analisis data menggunakan skala likert dan linier berganda dengan bantuan SPSS for windows 22. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat minat petani karet dalam penerapan pemupukan berimbang tergolong sangat tinggi yaitu 90,11%, sementara hasil analisis linier berganda terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi minat petani karet dalam penerapan pemupukan berimbang yaitu pendidikan formal, pengalaman bertani, luas lahan dan ketersediaan sarana dan prasarana, dengan nilai thitung lebih besar dari ttabel

Kata Kunci :Minat, Penerapan, Pemupukan, Tanaman Karet, Kecamatan

Sembawa

Page 121: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 109

PPMP 01

PENGOLAHAN DESSERT MOUSSE BISBUL DAN ALPUKAT UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL

Processing Of Apple Velvet and Avocado Mousse Dessert To Increase

Additional Value As Functional Food

Etty Hesthiati1*

, Nurul Hanifah1, Dena Anggari

1 dan Inkorena G.S.

Sukartono1

1Fakultas Pertanian Universitas Nasional, Jakarta

Jl. Sawo Manila No.61, Pejaten Bar., Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta

*Corresponding author : [email protected]

ABSTRAK

Bisbul (Diospyros blancoi) dan Alpukat (Persea americana Mill) merupakan buah lokal Indonesia. Bisbul merupakan tanaman buah endemik Jawa Barat yang belum banyak dibudidayakan dan dimanfaatkan buahnya walaupun kandungan nutrisinya tinggi, berbeda dengan buah alpukat yang telah banyak dikonsumsi. Kedua buah ini mengandung komponen gizi yang spesifik sehingga keduanya memiliki potensi sebagai pangan fungsional. Salah satu cara memanfaatkan buah-buahan adalah dengan mengolahnya menjadi makanan inovatif, misalnya sebagai dessert mousse. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan mutu mousse yang dihasilkan dari jenis buah yang berbeda yang diberi perlakuan bahan penstabil pengganti gelatin. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial. Faktor pertama adalah jenis buah: alpukat dan bisbul dan faktor kedua adalah bahan penstabil: CMC dan jelly powder. Hasil penelitian menunjukan mousse yang diolah dari buah bisbul dan alpukat dengan bahan penstabil CMC dan jelly powder menghasilkan total padatan terlarut dan pH yang berbeda tidak nyata. Mutu organoleptik mousse bisbul dengan bahan penstabil CMC maupun jelly powder menghasilkan rasa yang cukup disukai, aroma cukup disukai, tekstur lembut dan warna putih gading, sedangkan mousse alpukat dengan bahan penstabil jelly powder lebih baik dibanding CMC yang menghasilkan rasa lebih disukai,

aroma yang cukup disukai, teskturnya lembut dengan warna mousse hijau muda. Baik bisbul maupun alpukat mempunyai prospek diolah menjadi dessert mousse sehingga dapat memberikan nilai tambah. Kata kunci : alpukat, bahan penstabil, bisbul, gelatin, mousse,

Page 122: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 110

PPMP 2

EFEKTIFITAS MINYAK JERUK NIPIS DAN PURUT UNTUK MENGENDALIKAN JAMUR PENYEBAB PENYAKIT PASCAPANEN SALAK

PONDOH SECARA INVITRO

Leni Marlina, Hendri, Jumjunidang, dan Mizu Istianto Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika

Jl. Raya Solok – Aripan KM 8 PO BOX 5 Solok, Sumatera Barat

ABSTRAK

Salak pondoh merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. Akan tetapi dalam pengembangannya masih terkendala karena adanya penyakit pascapanen. Jamur T. paradoxa merupakan jamur utama penyebab penyakit

yang mengakibatkan kehilangan hasil buah salak pondoh setelah panen. Minyak jeruk nipis dan purut merupakan antimikroba alami yang bahan bakunya berlimpah di Indonesia dan berpotensi untuk mengendalikan penyakit pascapanen buah salak pondoh. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektifitas minyak jeruk nipis dan purut untuk mengendalikan jamur penyebab penyakit pascapanen salak pondoh secara invitro. Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai Desember 2020 di Laboratorium Proteksi Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Solok Sumatera Barat. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan, setiap unit perlakuan terdiri dari 2 cawan petri. Perlakuan pada penelitian ini adalah 1) minyak jeruk nipis 3 ml/L, 2) minyak jeruk nipis 2 ml/L, 3) minya jeruk nipis 1 ml/L, 4) minyak jeruk purut 3 ml/L, 5) minyak jeruk purut 2 ml/L, 6) minya jeruk purut 1 ml/L, dan 7) tanpa minyak jeruk nipis/purut (kontrol). Hasil penelitian menunjukkan minyak jeruk nipis 3 ml/L dan 2 ml/L paling efektif mengendalikan jamur T. paradoxa dengan daya hambat 100% , diikuti minyak jeruk purut 3 ml/L dengan daya hambat 78,19%, dan minyak jeruk nipis 1 ml/L dengan daya hambat 63, 68% secara invitro.

Page 123: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 111

PPMP 03

SUSUT PANEN DAN PASCAPANEN KEDELAI DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Soybean Harvest and Postharvest In The District Of Gunungkidul

Special Region Of Yogyakarta

Nurdeana Cahyaningrum1, Muhammad Fajri

1, dan Heni Purwaningsih

1

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta

Jln. Stadion Maguwoharjo No. 22 Karangsari Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta

Email : [email protected]

ABSTRAK

Penanganan pascapanen kedelai merupakan rangkain dari beberapa tahapan yang dimulai sejak pemanenan sampai siap simpan atau siap dipasarkan. Kegiatan ini membutuhkan teknologi penanganan pascapanen untuk menekan kehilangan hasil (susut hasil) dan mempertahankan mutu kedelai agar memiliki harga jual yang tinggi. Susut panen dan pascapanen sangat dipengaruhi oleh proses panen, pengangkutan, pengeringan, perontokan, dan penyimpanan kedelai. Data atau informasi hasil penelitian tentang kehilangan hasil pascapanen kedelai di Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya di kabupaten Gunungkidul masih sangat terbatas. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk mengetahui susut panen dan pascapanen kedelai di kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Penelitian dilakukan di Srikoyo, Bleberan, Playen, Gunungkidul. Varietas kedelai yang digunakan yaitu Anjasmoro, Dega, Dena-1, dan Grobogan . Pelaksanaan panen dan penanganan pascapanen dilakukan dengan dua cara yaitu cara petani (menggunakan alat tradisional) dan dengan penggunaan teknologi (sabit bergerigi dan power thresher). Susut panen dan pascapanen yang diamati yaitu susut panen, susut pengeringan, dan susut perontokan. Hasil peneltian menunjukkan susut panen yang terendah yaitu pada Grobogan dengan menggunakan sabit bergerigi (0,50%) dan yang tertinggi yaitu Dena-1 dengan menggunakan sabit biasa (0,85 %). Susut pengeringan terendah yaitu Grobogan sebesar 0,26 % dan tertinggi Dega sebesar 0,34 %. Susut rontok yang terendah yaitu pada Anjasmoro dengan menggunakan power thresher (2,19 %) dan yang tertinggi yaitu Dega dengan cara dipukul (3,74 %).

Kata kunci : kedelai, susut panen, susut pascapanen

Page 124: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 112

PPMP 04

PENGARUH PERSENTASE PENAMBAHAN SAWI HIJAU TERHADAP DAYA LELEH DAN ORGANOLEPTIK ES KRIM

The Effect of Percentage of Green Mustard Addition on Melting Power And

Organoleptic of Ice Cream

Astrid Fransisca1*,

Jonri Suhendra Sitompul1

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kepulauan Riau

Jl. Pelabuhan S. Jang No.38 Tanjung Ayun Sakti, Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau

*Email:[email protected]

ABSTRAK

Sawi hijau merupakan salah satu sayuran yang banyak dikembangkan di Pulau Bintan. Sawi hijau merupakan produk hortikutura yang mengandung banyak gizi namun memiliki umur yang relatif singkat dan memiliki rasa pahit jika dikonsumsi langsung. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan sawi hijau kedalam pembuatan es krim. Es krim merupakan salah satu bentuk olahan beku yang memiliki daya simpan yang relatif anjang dan banyak disukai oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui es krim dengan tingkat persentase penambahan sawi hijau terbaik serta mengetahui pengaruhnya terhadap daya leleh dan organoleptik es krim yang dihasilkan.Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakuan persentase penambahan sawi hijau (5%,10%, 15%, 20%, 25%) dengan 4 kali ulangan. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah daya leleh dan organoleptik warna, aroma, rasa serta tekstur es krim. Data daya leleh es krim dianalisis dengan Anova dan jika berbeda nyata dilakukan uji lanjut Duncan sedangkan data organoleptik es krim dinalisis dengan Kruskal-Wallis dan jika berbeda nyata dilakukan uji lanjut Mean Whitney. Perlakuan terbaik untuk parameter organoleptik dan daya leleh adalah es krim dengan penambahan sawi sebanyak 5% dengan nilai parameter organoleptik warna 3,3 (suka), aroma 2,9 (agak suka), rasa 3,37 (suka), tekstur 3,1 (suka) dan parameter daya leleh adalah 16,65 menit. Persentase penambahan sawi hijau kedalam pembuatan es krim berpengaruh nyata terhadap parameter organoleptik warna, rasa dan tekstur namun tidak berpengaruh nyata terhadap aroma dan daya leleh es krim yang dihasilkan. Kata kunci : Persentase, Sawi Hijau, Es Krim, Daya Leleh, Organoleptik

Page 125: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 113

PPMP 05

BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM) BUATAN: PENGAWET DAN PEMANIS MAKANAN

Artificial Food Additives: Food Preservatives and Sweeteners

Erliana Novitasari

1* and Tika Nafiah Ramadhani

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung *E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penggunaan bahan tambahan makanan (BTM) ke dalam makanan bertujuan untuk meningkatkan mutu dan daya tarik makanan. Industri makanan saat ini lebih banyak menggunakan BTM buatan dibandingkan dengan BTM alami yang berasal dari tanaman atau hewan. Beberapa jenis BTM antara lain: pengawet, pemanis, pewarna, penambah rasa, dan lain sebagainya. Bahan pengawet merupakan aditif makanan yang digunakan untuk memperpanjang kesegaran dan melindungi produk pangan dari kerusakan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Bahan pemanis atau pengganti gula adalah aditif untuk menambah rasa manis pada makanan. Penggunaan BTM buatan yang berlebihan dapat berpotensi menjadi racun dan menyebabkan gangguan kesehatan. Artikel ini mengulas tentang bahan pengawet dan pemanis artifisial, bahaya bahan pengawet dan pemanis artifisial dan alternatif bahan pengawet dan pemanis alami.

Kata kunci: aditif buatan, pengawet, pemanis

Page 126: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 114

PPMP 06

UJI CITA RASA KOPI BUBUK ROBUSTA LAMPUNG DARI BEBERAPA TIPE PENYANGRAIAN

Taste Examination of Lampung Robusta Ground Coffee From Several Types Of Roasting

Alvi Yani 1 dan Erliana Novitasari

1

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung Jl. Z.A. Pagar Alam No.1A. Rajabasa, Bandar Lampung, Indonesia

Email : [email protected]

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian uji cita rasa kopi bubuk Robusta Lampung dari beberapa tipe penyangraian. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan BPTP Lampung di Natar, Desa Way Harong, Laboratorium BPTP Lampung dan Laboratorium Pangan Polinela pada bulan Mei 2018 sampai Juli 2018. Penelitian bertujuan untuk mengetahui cita rasa kopi bubuk Robusta dari beberapa type penyangraian. Sampel kopi yang digunakan adalah kopi Robusta yang telah melalui proses panen petik merah dan pengolahan secara semi basah. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 taraf perlakuan penyangraian (medium roast, medium dark roast dan dark roast) dengan 5 kali ulangan. Parameter yang diamati meliputi

kadar air, tingkat keasaman dan kadar gula sedangkan uji cita rasa dilakukan melalui uji organoleptik dengan parameter rasa, warna dan aroma serta penampilan menggunakan 20 orang panelis dengan kisaran skor penilaian 1 – 5 (tidak suka – sangat suka). Data dianalisis secara statistik dan kalau berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Duncan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kadar air kopi bubuk dari ketiga type penyangraian berkisar antara 0,41 – 0,58% tertinggi penyangraian dengan tipe dark roast. Kadar keasaman berkisar antara 7,11 – 11, 86% dengan tertinggi pada tipe penyangraian dark roast dan

kadar gula berkisar antara 0,74 – 1,49 dengan tertinggi pada tipe penyangraian medium roast. Uji organoleptik terhadap aroma berkisar antara 2,38 – 3,59 dan yang tertinggi adalah kopi dengan tipe penyangraian medium dark roast (3,59). Uji organoleptik terhadap warna berkisar antara 2,03 – 3,83 dan yang tertinggi kopi dengan tipe penyangraian dark roast (3,83). Selanjutnya uji organoleptik terhadap rasa berkisar antara 2,17 – 3,21 dan yang tertinggi adalah kopi tipe penyangraian dark roast (3,21). Secara keseluruhan diketahui bahwa kopi bubuk terbaik secara uji rasa adalah kopi dengan tipe penyangraian dark roast dan diikuti dengan medium dark roast.

Kata kunci: uji cita rasa, kopi Robusta, type penyangraia

Page 127: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 115

BUN 01

KARAKTERISASI MORFOLOGI PADA PERTUMBUHAN AWAL BEBERAPA

AKSESI JAMBU METE(Anacardium occidentale L.)

Morphological Characterization Of Vegetative Growth Of Accessions Of Mete Jambu (Anacardium Occidental L.)JudulDitulisDalamBahasaInggris

Muhammad Susanto Prabowo1*, co-author

1, co-author

2…..dst

1Balai PengkajianTeknologiPertanian (BPTP) Lampung

Jl. Z. A. PagarAlam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung *Email:[email protected]

2Jl. Raya Tlogomas No.246 Malang, Jawa Timur

Phone: +62 341 464 318 (Hunting) Fax: +62 341 460 435

ABSTRAK

Jambu mete (Anacardium occidentale) adalah salah satu tanaman yang dapat tumbuh dan menghasilkan meski ditanam di daerah-daerah kurang subur. Jambu mete memiliki sifat tahan kekeringan dan pemeliharaan yang mudah, sehingga sangat cocok sebagai tumbuhan penghijauan. Produksi jambu metedi Indonesia berasal dari 9 varietas jambu mete yang berebeda. Varietas-varietas tersebut berkembang dalam lingkungan yang berbeda-beda. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan dan menganalisis hubungan kekerabatan antara jambu mete di beberapa daerah. Metode pengamatan menggunakan buku panduan karakterisasi jambu mete kemudian analisis data menggunakan minitab. Kata kunci: karakterisasi, mete, morfologi

Page 128: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 116

BUN 02

EFEKTIVITAS MINYAK ATSIRI TERHADAP PERTUMBUHAN COLLETOTRICHUM GLOEOSPORIOIDES, PENYEBAB PENYAKIT BUSUK

BASAH BUAH PALA

Dini Florina, Marlina Puspita Sari, Dono Wahyuno Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

Jalan Tentara Pelajar No.3 Cimanggu, Bogor 16111

ABSTRAK

Penyakit busuk buah pala masih menjadi kendala pada budi daya pala di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh suhu dan minyak atsiri terhadap pertumbuhan cendawan penyebab penyakit busuk buah pala secara in vitro. Karakter cendawan patogen diidentifikasi berdasarkan ciri morfologi. Inokulum diperoleh dari isolasi konidia tunggal dari buah pala bergejala. Uji patogenisitas dilakukan dengan mencelupkan buah pala ke dalam suspensi konidia dan diinkubasi pada suhu ruang. Pengujian pengaruh suhu terhadap koloni cendawan dilakukan dengan menanam cendawan uji pada medium agar-agar dekstrosa kentang (ADK) dan diinkubasi pada suhu 25, 28, 31 dan 34 °C, sedangkan pengaruh suhu terhadap perkecambahan konidia dilakukan dengan meneteskan suspensi konidia di permukaan gelas preparat dan diinkubasi pada suhu yang sama. Uji efikasi minyak atsiri (minyak kayu manis, cengkeh, seraiwangi dan daun pala) dan mankozeb sebagai pembanding dilakukan dengan menanam cendawan uji pada medium ADK yang telah diteteskan minyak atsiri dengan konsentrasi 50, 100, 150, 200 dan 250 PPMP menggunakan pelarut tween 80. Pengaruh minyak atsiri terhadap perkecambahan konidia cendawan dilakukan dengan meneteskan suspensi konidia cendawan yang sudah diberi perlakuan minyak atsiri (50, 100, 150, 200 dan 250 PPMP) ke permukan ADK yang sudah dilubangi dengan bor gabus (± 5 mm) dan diletakkan di atas gelas preparat kemudian ditutup dengan kaca penutup dan diinkubasi selama 16 jam pada suhu ruang. Cendawan penyebab busuk basah buah pala diidentifikasi sebagai Colletotrichum gloeosporioides berdasarkan karakteristik morfologinya. Pada uji patogenisitas, kumpulan masa konidia berwarna jingga muncul di bagian tangkai buah (petiole) 14 hari setelah inokulasi. Suhu optimum untuk pertumbuhan cendawan C. gloeosporioides adalah 28 °C. Konidia cendawan mampu berkecambah dan membentuk appressoria pada semua tingkatan suhu yang diuji, sedangkan pada uji efikasi, minyak cengkeh mampu menekan pertumbuhan koloni C. gloeosporioides lebih baik dibandingkan kontrol dengan nilai EC50 dan EC90 sebesar 502 PPMP dan 24.397,86 PPMP. Minyak kayumanis mampu menekan perkecambahan konidia pada konsentrasi 250 PPMP. Kata kunci: cengkeh, fungisida, kayu manis, pestisida nabati, seraiwangi

Page 129: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 117

BUN 03

STRATEGI PENGELOLAAN LAHAN KERING MASAM PADA KEBUN ENTRES KARET DI BPSBP TUNGKAP, KALIMANTAN SELATAN

Strategy of Acid Dry Land Management at The Rubber Entress Plantation

in BPSBP Tungkap, South Borneo

Rizka Aidina Putri

1*

1Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan (BPSBP) Kalimantan

Selatan Jl. A. Yani km 82,5 Sungkai Baru Kec. Simpang Empat, Kab. Banjar,

Kalimantan Selatan *Email: [email protected]

ABSTRAK

Entres adalah komponen penting dalam perbanyakan tanaman karet untuk menghasilkan bahan tanam berkualitas unggul. Salah satu kebun entres tanaman karet di Kalimantan Selatan adalah kebun Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan (BPSBP) Tungkap yang berlokasi di Sungkai Baru. Namun terdapat kendala dalam pengelolaanya yaitu lahan tersebut merupakan lahan kering masam berjenis merah kuning atau podsolik. Kendala utama produksi di lahan kering masam adalah karakteristik lahan yang memiliki tingkat kesuburan rendah berpengaruh besar terhadap kualitas tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya-upaya yang perlu dilakukan dalam pengelolaan kebun entres tanaman karet di lahan kering masam, khususnya di BPSBP Tungkap. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan melakukan dokumentasi, observasi dan wawancara kepada pihak terkait di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kondisi lingkungan di lapangan seperti curah hujan, pH tanah, suhu lingkungan, kemiringan dan tinggi lahan telah memenuhi syarat tumbuh tanaman karet, namun kandungan unsur-unsur penting pada pertumbuhan tanaman karet seperti N, P dan K masih tergolong rendah. Sehingga perlu dilakukan perancangan strategi pengelolaan lahan kering masam, yaitu peningkatan kesuburan tanah dengan aplikasi pemupukan yang tepat, penambahan bahan organik, pengendalian organisme penganggu tumbuhan (OPT), tindakan konservasi tanah dan air yang sesuai, serta pemberdayaan tenaga kerja terampil di lapangan.

Kata kunci: entres karet, lahan kering masam, strategy

Page 130: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 118

BUN 04

PENGARUH KEMASAKAN BUAH DAN TEKNIK SKARIFIKASI PADA PERTUMBUHAN BENIH PALA (Myristica fragrans)

Darwin Taula’bi’, Elisa Winanda

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara Jl. Kampus Pertanian Kalasey, Minahasa – Sulawesi Utara – Indonesia

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Pala (Myristica fragrans Houtt.) adalah salah satu komoditi penting perkebunan Indonesia. Perbanyakan tanaman pala pada umumnya dilakukan secara generatif namun mempunyai kendala dalam pemilihan benih yang tepat berdasarkan kemasakan buah. Kendala lainnya adalah proses perkecambahan dan pertumbuhan yang lama karena cangkang biji keras. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemasakan buah dan teknik skarifikasi terhadap pertumbuhan benih pala. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan februari sampai April 2021 di Green House BPTP Sulawesi Utara. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama yaitu kemasakan buah terdiri dari buah masak petik (MP) dan buah masak petik terbelah (MPT). Faktor kedua yaitu teknik skarifikasi yang terdiri dari tanpa skarifikasi (S0), skarifikasi pengikisan (S1), skarifikasi pengupasan (S2). Parameter yang diamati yaitu panjang radikula, panjang plumula, panjang daun, lebar daun, jumlah daun, jumlah akar lateral. Hasil penelitian menunjukkan faktor teknik skarifikasi berpengaruh sangat nyata pada semua parameter pengamatan. Sedangkan faktor kemasakan buah berpengaruh tidak nyata pada semua parameter pengamatan. Kombinasi perlakuan buah masak petik terbelah (MPT) dengan Skarifikasi Pengupasan (S2) merupakan perlakuan terbaik dengan rata – rata panjang radikula 12,04 cm, rata – rata panjang plumula 17,20 cm, rata – rata panjang daun 10,86 cm, rata – rata lebar daun 3,94 cm, rata – rata jumlah daun 3,21 helai, dan rata – rata jumlah akar lateral 5,41. Kata kunci : buah masak petik, buah masak petik terbelah, skarifikasi

Page 131: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 119

BUN 05

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN LADA DI LAMPUNG TIMUR

STUDY OF PEPPER PLANT SEEDS IN EAST LAMPUNG

Dewi Rumbaina Mustikawati, Ratna Wylis Arief dan Endriani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

Jl. Z.A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung Email: [email protected]

ABSTRAK

Perbenihan sangat diperlukan sebagai suatu cara untuk menyediakan bahan tanaman dalam jumlah banyak. Ketersediaan benih dalam jumlah yang banyak menjadi faktor kunci dalam keberhasilan produksi lada. Pengadaan dan penyebaran benih unggul masih dihadapkan pada berbagai permasalahan diantaranya keterbatasan atau belum tersedianya sumber benih jenis tertentu, pengetahuan masyarakat terhadap manfaat benih unggul bermutu masih rendah, serta keterbatasan informasi mengenai benih. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis sistem produksi perbenihan lada di Lampung. Pengkajian dilakukan di Desa Putra Aji Dua, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur dari bulan September 2017 sampai dengan Juni 2018. Sebagai sumber benih diambil dari blok penghasil tinggi lada yang bersertifikat yang terletak di Lampung Timur. Stek diambil dari bahan tanaman yang berasal dari batang atau sulur panjat. Hasil kajian menunjukkan dengan penggunaan agensia hayati pada media tanam keberhasilan hidup benih lada 99,52%. Perbanyakan benih lada stek satu ruas yang dilakukan petani kooperator di Lampung Timur dinilai positif dan secara ekonomis perbanyakan stek lada satu ruas menguntungkan dengan nilai R/C yaitu 3,03.

Kata kunci: Benih, kajian, lada, produksi

Page 132: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 120

BUN 06

RESPON PERTUMBUHAN STEK LADA(Piper nigrum. L) TERHADAP

BEBERAPA MACAM MEDIA TANAM DI POLYBAG

Dede Rohayana, Edwin Herdiansyah, dan Rengga Adyatma

ABSTRAK

Sekitar 52% areal perkebunan lada di Indonesia terdapat di Lampung dan Bangka Belitung. Sisanya terdapat di provinsi lain, terutama Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Tiga provinsi ini merupakan sentra produksi baru. Akan tetapi, belakangan ini, produktivitas lada di Lampung terus menurun dari 499 kg/ha pada tahun 2016, menjadi 449 kg/ha pada tahun 2017.(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2017. Mengingat propesk lada yang sangat bagus, produksi lada perlu dikembangkan dengan upaya budidaya yang baik. Upaya untuk meningkatkan produksi lada dapat dilakukan peremajaan ulang, perbaikan teknik budidaya dan salah satu aspek penting lainnya adalah dengan penyedaiaan bibit lada yang bemutu dalam jumlah banyak. Tingkat ketersedian bibit dalam jumlah banyak merupakan kunci keberhasilan produksi lada. Karena itu perlu dilakukan upaya pembibitan yang menunjang pembentukan akar yang sehat. Caranya adalah dengan penggunaan media tanam yang baik bagi akar dalam arti suatu media yang mampu menyedaiakan unsure hara dan mendukung perkembangan akar (struktur tanah poros). Adapun Tujuan pengkajian ini untuk mengetahui Respon Pertumbuhan Stek Lada(Piper Nigrum. L) terhadap beberapa macam media tanam di polybag Bahan yang digunakan meliputi stek lada, tanah topsoil, pupuk kandang, Cocopeat (sabut kelapa), Sekam, Zpt, adapun alat yang dgunakan

Gunting stek, Polybag, Cangkul, Cutter, Penggaris/ meteran. Hasil pengkajian menunjukan, perbandingan tanah (top soil) dan pupuk kandang (1:1) mampu meningkatkan pertumbuhan tunas dan akar pada tanaman lada yang berasal dari stek, media tanah (top soil) + pupuk kandang + sekam (1:1:1) memberikan pertumbuhan yang sangat baik terhadap pertumbuhan lada, sehingga sangat cocok untuk digunakan dalam pembibitan stek lada, perbandingan media tanah (top soil) + cocopeat (1:1) kurang baik untuk pertumbuhan stek lada.

Page 133: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 121

BUN 07

Inovasi Tanaman Palma Mendukung Pembangunan Perkebunan Nasional

Ismail Maskromo

1 Hengky Novarianto,

1 Asthutiirundu

1,

Syafaruddin

2

1Balai Penelitian Tanaman Palma, Manado

2Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor

Corresponding author email: [email protected]

Abstrak

Komoditi perkebunan, khususnya tanaman palma memiliki peranan penting dalam peningkatan pendapatan petani dan berkontribusi pada devisa negara. Beberapa tanaman palma dengan nilai ekonomi tinggi yaitu kelapa, aren, pinang, sagu, sawit dan kurma, berpeluang dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia. Masing-masing komoditi memiliki keunggulan kompetitif dalam hal produksi, juga keunggulan komparatif terkait produk olahannya. Dalam rangka mendukung pengembangan tanaman palma, telah dilakukan serangkaian penelitian yang telah menghasilkan invensi maupun inovasi teknologi. Berbagai inovasi teknologi tanaman palma dari hulu sampai hilir telah dihasilkan oleh Balit Palma, Balitbangtan, Kementan. Sampai tahun 2021 telah dihasilkan 51 varietas unggul kelapa, 4 varietas aren, 3 varietas sagu dan 2 varietas pinang. Sawit sedang dilakukan penelitian untuk perakitan varietas unggul tipe baru, sedangkan kurma sedang diuji beberapa varietas introduksi hasil kultur jaringan. Ketersediaan benih perlu didukung dengan perbanyakan massal. Inovasi teknologi budidaya telah tersedia untuk kelapa, aren, sagu dan pinang. Pada bagian hilir telah dihasilkan inovasi pengolahan kelapa menjadi produk utama, produk ikutan dan produk alternatif. Pada Aren telah dihasilkan model pengolahan nira menjadi gula kristal dan gula cetak. Program penelitian tanaman palma lainnya diarahkan untuk menghasilkan inovasi teknologi yang efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan. Semuanya bertujuan untuk menghasilkan inovasi teknologi dalam pengembangan tanaman palma, mendukung pembangunan sektor perkebunan. Keywords: Varietas unggul, kelapa eksotik, perbaikan teknologi budidaya,

perbanyakan massal, diversifikasi produk

Page 134: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 122

NAK 01

TINGKAT EFEKTIVITAS SERBUK DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) SEBAGAI ANTHELMINTIK TERHADAP INFEKSI CACING PADA AYAM

BURAS

I Wayan Sudarma dan A.A.N.Badung S.D Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali

Jl.By Pass Ngurah rai Pesanggaran Denpasar Selatan Email: swayan [email protected]

ABSTRAK

Telah dilakukan kajian pemanfaatan serbuk daun kelor sebagai obat cacing, penelitian dilakukan di kelompok tani “Sari Mekar “ Desa Dawan Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung pada bulan Nopember 2019 terhadap ayam buras umur 4 bulan sebanyak 80 ekor terbagi dalam 4 perlakuan dengan masing – masing 5 ekor sebagai ulangan yaitu P0 ( Ayam tanpa serbuk daun kelor ), P1 (Ayam diberi serbuk daun kelor 3 mg/ekor/hari), P2 (Ayam diberi serbuk daun kelor dosis 5 mg/ ekor/hari ) dan P3 (Ayam diberi serbuk daun kelor dosis 8 mg/ ekor/hari). Serbuk daun kelor mengandung bahan aktif tannin, alkaloid dan saponin. Hasil menunjukkan secara keseluruhan ayam terinfeksi 2 jenis cacing berupa cacing nematoda (Ascaris sp, Heterakhis sp dan Syngamus sp ) dan cacing cestoda ( Relittina sp). Daya antelminthik serbuk daun kelor level 5 mg/ekor / hari memberi hasil paling efektif menurunkan jumlah telur cacing hingga 35 % serta derajat infeksi terjadi tahap ringan.

Kata kunci : Ayam Buras, Parasit Gastrointestinal, Serbuk Daun Kelor

Page 135: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 123

NAK 02

RESPON PRODUKSI KAMBING LOKAL TERHADAP PAKAN SILASE BERBASIS DAUN SAWIT DAN KULIT KAKAO DI LAMPUNG SELATAN

Hevrizen R1, Suretno N.D

1, Silalahi M, Maryanto A

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

email : [email protected]

ABSTRAK

Lampung secara nasional merupakan provinsi urutan ke tiga dengan populasi ternak kambing terbesar setelah provinsi Jawa Timur dengan populasi lebih dari 1,4 juta ekor pada tahun 2019 tersebar di 15 kabupaten/kota. Populasi kambing yang semakin meningkat menjadikan Lampung sebagai provinsi lumbung ternak. Pada perkembangannya upaya mempertahankan populasi, produksi dan reproduksi ternak menemui beberapa kendala utamanya pada aspek produktivitas dan penyediaan pakan pada musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon produksi ternak kambing terhadap pakan silase berbasis limbah perkebunan. Lokasi Penelitian dilakukan di Kandang Percobaan TSP Natar. Penelitian menggunakan ternak kambing jantan lokal 20 ekor. Ternak ditempatkan secara acak dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan R1= Silase Komplit; R2= Silase Kulit Kakao; R3= Silase Daun Sawit; R4= Silase Rumput Lapang. Hasil kajian menunjukkan peningkatan pertambahan berat badan (PBB) yang nyata antar perlakuan dengan respon PBB dan konsumsi pakan terbaik pada perlakuan pakan berbahan limbah kulit kakao. Penelitian ini menunjukkan penggunaan bahan pakan limbah perkebunan meningkatkan produksi ternak dan mampu mengantisipasi ketersediaan pakan pada musim kemarau. Kata kunci : Respon produksi, kambing lokal, pakan silase, sawit, kakao

Page 136: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 124

NAK 03

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN PRODUKSI RUMPUT GAJAH DI LAHAN KERING

MASAM

Reli Hevrizen, Nandari Dyah Suretno, Andi Maryanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung

Jln. Z.A Pagar Alam No.1a Bandar Lampung [email protected]

ABSTRAK

Ketersediaan hijauan pakan ternak sepanjang tahun menjadi kunci utama keberhasilan berbudidaya ternak ruminansia. Keberadaan lahan yang semakin sempit dan bersaingnya dengan tanaman pangan dan perkebunan menjadi kendala penyediaan media tanam untuk hijauan pakan ternak. Salah satu lahan potensial yang dapat dijadikan media tanam untuk lokasi penananam hijauan pakan ternak adalah lahan kering masam. Lahan kering masam adalah lahan dengan kesuburan dan pH yang rendah. Rumput gajah adalah salah satu hijauan pakan ternak yang toleran terhadap lahan kering masam dan di rekomendasikan untuk di tanam oleh peternak. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui keragaan rumput gajah dilahan kering masam dan prediksi biomassa panen pertahun produksi. Hasil penelitian ini menunjukkan pada perlakuan pemupukan biomassa rumput gajah pada pemanenan 90 HST mencapai 37,59 ton; 13,8 ton pada 40 HST-1; dan 10,71 ton pada 40 HST-2, sedangkan tanpa pemupukan hanya mencapai 15,58 ton (90 HST); 8,48 ton (40 HST-1) ; 6,02 ton (40 HST-2). Perbedaan potensi biomassa hasil panen sangat dipengaruhi oleh kandungan nutrisi tanah yang berdampak pada perbedaan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan jumlah anakan.

Page 137: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 125

NAK 04

PENINGKATAN KUALITAS KOMPOS DARI CAMPURAN KOTORAN SAPI

DAN SERBUK GERGAJI KAYU

Adhe Phoppy Wira Etika

1, Zikril Hidayat

2, Nuraini

2

1Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

2Balai Pengkaji dan Pengembangan Teknologi Pertanian Kepulauan BABEL

1Jl. Tentara Pelajar No 10, Cimanggu Bogor

2Jl. Mentok km. 4 Pangkal Pinang 33134

[email protected]

ABSTRAK

Peternakan sapi umumnya menghasilkan limbah padat dan cair yang bila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan polusi air, tanah dan udara. Di sisi lain limbah industri seperti limbah serbuk gergaji juga sering mencemari lingkungan dan perlu dicari solusinya. Pengkajian ini bertujuan mendapatkan komposisi kompos dengan kualitas terbaik yang dihasilkan dari pencampuran limbah kotoran sapi dan serbuk gergaji pada berbagai komposisi. Penelitian berlangsung selama dua bulan di Kepualauan Bangka Belitung. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan tiga perlakuan dan sembilan ulangan. Perlakuan dibagi tiga yakni campuran volume kotoran sapi:serbuk gergaji dengan komposisi: 100:0 (P1), 50:50 (P2), 75:25 (P3). Parameter data yang diambil adalah parameter yang berkaitan dengan kualitas kompos yakni kandungan pH,EC, bahan humat, unsur mikro (Fe, Mn, Cu, Zn), unsur makro (N, P,K), basa-basa (Ca dan Mg), C-organik, C/N, logam berat (Pb dan Cd). Data dianalisis dengan analisis sidik ragam. Apabila uji F pada analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test pada pada taraf 5%. Hasil kajian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap kandungan pH, EC, humat, unsur makro (N, P, K), Mg, Pb dan rasio C/N. Sedangkan ketiga perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan Ca, unsur mikro (Fe, Mn, Cu, Zn), C-organik dan Cd. Komposisi kotoran dan serbuk gergaji dengan perbandingan 100:0 (P1) memiliki kualitas kompos terbaik, namun tidak berbeda nyata dengan perbandingan 75:25 (P2). Sedangkan dari segi ekonomis dan pengurangan limbah, pupuk kompos dengan komposisi 75% kotoran sapi dan 25% serbuk gergaji merupakan yang terbaik dibandingkan perlakuan lainnya. Kata kunci: kotoran sapi, kualitas kompos, lingkungan, serbuk gergaji

Page 138: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 126

NAK 05

HELMINTHIASIS PADA SAPI POTONG YANG DIGEMBALAKAN DI

PERKEBUNAN SAWIT DI KALIMANTAN TIMUR (STUDI KASUS DI KABUPATEN PPU DAN PASER)

Helminthiasis in Beef Cattle Raised Under Palm Oil Plantation in East Kalimantan

(Study Case in PPU and Paser Regency)

Sionita Gloriana Gunawan1*

, Nur Rizqi Bariroh1*

, Muhammad Dimas Arifin1*

1BPTP Balitbangtan Kaltim, Jl. PM Noor Sempaja, Samarinda, East Kalimantan

Email : [email protected]

ABSTRAK

Helminthiasis (kecacingan) berperan penting pada usaha budidaya sapi potong karena berdampak negatif terhadap pertumbuhan sapi. Parasit cacing dapat menyerang ternak yang dipelihara secara ekstensif di bawah perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi existing kecacingan dan produksi ternak di perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur. Metode yang digunakan untuk menentukan kecacingan adalah dengan menghitung persentase infeksi cacing pada sapi dengan menganalisis telur cacing di feses sapi. Sedangkan metode yang digunakan untuk mengetahui produksi ternak adalah menggunakan uji T, dengan membandingkan sistem pemeliharaan ekstensif dan intensif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infeksi cacing pada ternak sapi masing-masing sebesar 66,7% dan 58,3% pada sistem ekstensif dan intensif dari populasi sampel. Jenis parasit yang menginfeksi adalah Fasciola sp., Strongyl sp., dan Trichuris sp. Fasciola sp. merupakan infeksi cacing terbesar pada sapi yang dipelihara di kedua sistem manajemen pemeliharaan. Strongyl sp. merupakan penginfeksi kedua terbesar dan Trichuris sp. adalah penginfeksi terendah di kedua sistem. Rata-rata pertambahan bobot badan harian pada kedua sistem manajemen tidak menunjukkan hasil yang signifikan (P> 0,05). Kata kunci: Helminthiasis, perkebunan kelapa sawit, sapi

Page 139: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 127

NAK 06

OPTIMALISASI TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN MELALUI PROGRAM SAPI INDUKAN WAJIB BUNTING (SIWAB) DI RPOVINSI JAMBI

Optimization Of Artificial Insemination Through Breeding Cattle Program

Of Cattle (Siwab) In Jambi Province

Sari Yanti Hayanti

1 dan Yeny Widyaningrum

2

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi

Jln. Samarinda, Kelurahan Paal 5, Kota Baru, Kota Jambi, Provinsi Jambi *Email: [email protected]

2Loka Penelitian Sapi Potong

Jln. Pahlawan 2 Grati, Pasuruan, Jawa Timur

ABSTRAK

Populasi ternak sapi dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknologi Inseminasi Buatan (IB). Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi dampak program sapi indukan wajib bunting terhadap optimalisasi pelaksanaan inseminasi buatan (IB) pada ternak sapi di Provinsi Jambi. Penelitian dilakukan pada 11 kabupaten/kota di Provinsi Jambi, pada tahun pelaksaanaan kegiatan SIWAB 2017-2019. Penelitian dengan metode survei mengumpulkan data primer melalui aplikasi ISIKHNAS dan data sekunder dari Dinas Ketahanan Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi. Variabel yang digunakan jumlah IB dan kelahiran dengan sistem kawin IB Tahun 2017-2019, angka introduksi IB 2017-2019 serta angka pelayanan IB dan kelahiran dengan sistem kawin IB hasil sensus peternakan Tahun 2011. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan Microsoft Excel 2016 dan dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif. Hasil yang diperoleh terjadi peningkatan angka pelayanan IB di Provinsi Jambi dari Tahun 2011 sebanyak 60.4 % pada Tahun 2017, 70.4 % pada Tahun 2018, dan 69.0 % pada Tahun 2019. Angka kelahiran mengalami peningkatan dari Tahun 2011 sebanyak 72.9% pada Tahun 2018 dan 91.5% pada Tahun 2019. Kesimpulan penelitian adalah kegiatan UPSUS SIWAB mampu mengoptimalkan angka pelayanan IB untuk meningkatkan populasi ternak pada usaha peternakan rakyat di Provinsi Jambi. Kata kunci: IB, Jambi, Sapi, SIWAB

Page 140: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 128

NAK 07

KINERJA PRODUKSI PENGEMBANGAN AYAM KAMPUNG UNGGUL BALITBANGTAN BERBASIS RUMAH TANGGA DI KALIMANTAN SELATAN

Ahmad Subhan1, Akhmad Hamdan

1, Fiqy Hilmawan

1 , Siti Nurawaliah

1, dan

Eni Siti Rohaeni2

1.) BPTP Kalimantan Selatan Jl. P.Batur Barat No.04 Banjarbaru 2.) Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian,

Bogor Email : [email protected]

ABSTRAK

Ayam KUB merupakan ayam kampung murni yang berasal dari Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, merupakan hasil seleksi betina selama enam generasi dengan keunggulan produksi telur tinggi, 45-50% henday dengan sifat mengeram 10% dari total populasi. Selain itu, di samping memiliki keunggulan produksi telur yang tinggi, juga mampu beradaptasi di lingkungan tempat dikembangkan.Warna bulu masih seperti ayam Kampung pada umumnya yaitu beragam, namun demikian didominasi oleh warna hitam, campur coklat dan kehitaman. Kegiatan pengembangan ayam KUB berbasis rumah tangga ini dilaksanakan pada lahan lintas agroeko sistem di Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan, mulai Juni - Desember 2018. Ruang Lingkup Kegiatan pembesaran ayam untuk 100 rumah tangga masing-masing 20 ekor. Parameter yang diamati adalah keragaan produksi, kelembagaan dan perhitungan ekonomi serta pontensi pengembangan dan kelayakan usahatani ayam unggul Balitbangtan. Hasil

kegiatan ini diperoleh beberapa informasi antara lain: 1) penerapan pengembangan ayam KUB berbasis rumah tangga dengan formulasi pakan berupa berupa dedak padi dan bungkil inti sawit untuk mengurangi biaya pakan komersial untuk pakan ayam, 2) adanya dampak penambahan gizi rumah tangga dan pengurangan pengeluaran rumah tangga untuk membeli protein hewani. 3) Petani kooperator berharap bisa lestari dalam mengembangkan ayam KUB berbasis rumah tangga dengan pendampingan berlanjut dari BPTP Kalimantan Selatan.

Kata kunci : Ayam KUB, kinerja, rumah tangga, Kalimantan Selatan.

Page 141: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 129

NAK 08

VIABILITAS SEMEN CAIR SAPI POGASI DENGAN PENGENCER CEP YANG DITAMBAHKAN ANTIOKSIDAN PADA SUHU YANG BERBEDA

Viability Of Pogasi Bull Semen Extended With Cep Added Antioksidant At

Different Temperatures

Yeni Widyaningrum dan Dian Ratnawati Loka Penelitian Sapi Potong

Jl. Pahlawan 2, Grati, Pasuruan, Jawa Timur 67184 Email: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi viabilitas semen cair sapi POGASI yang menggunakan pengencer CEP dengan penambahan antioksidan yang disimpan pada suhu yang berbeda selama 72 jam. Materi penelitian menggunakan 5 ekor sapi POGASI jantan, ditampung dengan vagina buatan. Syarat semen segar yang digunakan adalah mempunyai motilitas progresif >70%. Terdapat 3 formula pengencer yaitu P1: pengencer CEP; P2 : CEP + antioksidan; dan P3 : CEP + rafinosa yang diuji cobakan dengan semen segar tersebut. Terdapat 3 perlakuan penyimpanan semen, yaitu pada suhu 3-5°C, 15-18°C dan 26-28°C. Parameter yang diukur motilitas spermatozoa dan viabilitas dianalisis dengan CASA selama 0, 24, 48 dan 72 jam. Penelitian diulang lima kali, dan dianalisis menggunakan analisis of varian (ANOVA). Hasil dari penelitian ini adalah pengencer spermatozoa baik formula 1, 2, dan 3 mampu menunjang daya hidup spermatozoa pada suhu 3-5

0 C selama

penyimpanan 3 hari dengan tingkat motilitas berturut-turut adalah (62%; 62,1%;56.7%). Sedangkan pada suhu 15

0 C hanya mampu bertahan sampai

jam ke-48 pada formula 1, 2, dan 3 berturut-turut adalah (64%, 54%, 49%). Dan pada suhu penyimpanan 26

0 C tidak dapat mendukung daya hidup

spermatozoa sampai jam ke-72 Pengencer CEP+antioksidan (P2) pada suhu 3-5

0 C memiliki viabilitas spermatozoa yang cukup tinggi secara signifikan (81%)

selama penyimpanan 72 jam dibandingkan P1 (74,6%) dan P2 (66.8 %). Sedangkan pada suhu 15-18

0 C memiliki viabilitas berturut-turut (45,4%;

26,4%;26,2%) dan pada suhu 26-28 0

C formulasi 1,2 dan 3 sebesar (0 – 26,3%). Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa penyimpanan pada suhu ruang 26

0 C belum dapat mendukung daya hidup spermatozoa.

Kata kunci: Antioksidan, CEP, viabilitas, abnormalitas

Page 142: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 130

NAK 09

PERILAKU HARGA KOMODITAS PETERNAKAN DI MALUKU UTARA PADA HARI BESAR KEAGAMAAN NASIONAL

Novita Ardiarini1*

,Jonathan Anugrah Lase1

1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara, Jl. Trans Halmahera

Kompleks Pertanian Kusu No. 1, Sofifi, Kota Tidore Kepulauan *Email korespondensi: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan harga komoditas peternakan yakni daging sapi, daging ayam, dan telur ayam di Provinsi Maluku Utara menjelang dan sesudah hari besar keagamaan nasional khusus hari raya idul fitri. Data yang dibahas dalam review ini merupakan data sekunder yang dihimpun dari Statistik Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian serta berdasarkan update data terakhir di laman PIHPS Nasional. Analisis yang dilakukan merupakan anaisis deskriptif kualitatif dengan membandingkan data tiga tahun terakhir secara berturut-turut mulai tahun 2019, tahun 2020, dan tahun 2021. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi kenaikan harga yang signifikan pada komoditas daging sapi sebelum hari raya idul fitri tahun 2021 sampai hari H idul fitri yang semula Rp. 120.000,00 menjadi Rp. 135.000,00 dengan persentase kenaikan sebesar 12,5%, namun harga daging sapi tersebut kembali turun sesudah H+1 menjadi Rp. 120.000,00. Sementara harga komoditi daging ayam dan telur ayam relative stabil dan tidak terjadi perubahan. Pada kasus terjadinya lonjakan harga produk ternak yang sifatnya sementara yakni umumnya sehari menjelang dan sesudah hari raya idul fitri kemudian kembali turun seiring dengan turunnya permintaan. Diperlukan upaya dari Pemerintah untuk meyakinkan masyarakat supaya tidak panik menghadapi dinamika perubahan harga karena kepanikan masyarakat dapat disalahgunakan oleh spekulan untuk memperoleh keuntungan. Keseimbangan penawaran (supplay) dan permintaan (demand) merupakan salah satu cara yang dapat dioptimalkan oleh pemerintah unuk mengurangi fluktuasi harga karena harga komoditi peternakan di pasaran sangat bergantung pada penawaran, permintaan, sistem distribusi, dan rantai pemasarannya. Kata kunci: Komoditi peternakan, Perilaku harga, Hari besar keagamaan

nasional, Idul fitri

Page 143: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 131

NAK 10

ANTHELMINTIK ALAMI UNTUK PENANGGULANGAN CACING GASTROINTESTINAL PADA TERNAK RUMINANSIA KECIL

Natural Anthelmintics for The Treatment of Gastrointestinal Worms

In Small Ruminants

Reny Debora Tambunan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Cacing gastrointestinal merupakan salah satu sumber utama kerugian ekonomi pada ternak ruminansia terutama kambing dan domba karena dapat menyebabkan anemia dan berisiko pada kematian. Salah satu cara yang paling efektif untuk mengatasinya adalah dengan pemberian obat cacing (anthelmintik) secara rutin. Akan tetapi, resistensi cacing terhadap anthelmintik sintetis komersial telah dilaporkan di seluruh dunia. Adanya resistensi ini menyebabkan peningkatan dosis penggunaan anthelmintik komersial, akibatnya biaya produksi juga bertambah. Hal ini menyebabkan praktisi industri peternakan khususnya pada ruminansia mulai beralih mengurangi penggunaan anthelmintik berbahan kimia dan menggantinya dengan tanaman yang berpotensi sebagai antiparasit. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kejadian nematodiasis pada ternak di padang gembala dapat ditekan dengan pemberian tanaman yang mengandung senyawa metabolit sekunder. Selain berfungsi sebagai antiparasit, tanaman ini dapat juga digunakan sebagai suplementasi protein pakan ruminansia. Beberapa peneliti telah melakukan kajian tentang sifat antiparasit berbagai tanaman lokal di Indonesia dan penggunaannya pada ternak ruminansia kecil. Tulisan ini membahas tentang cacing pada ternak ruminansia kecil dan upaya penanggulangannya dengan anthelmintik alami yang banyak tersedia di Indonesia.

Kata kunci: anthelmintik, cacing, gastrointestinal, ruminansia kecil

Page 144: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 132

NAK 11

PRODUKTIVITAS RUMPUT Cloris gayana YANG DITANAM PADA LAHAN

KERING MASAM

Nandari Dyah Suretno

1, Reli Hevrizen

1, Reny Debora Tambunan

1, , Andi

Maryanto1

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung *Email : [email protected]

ABSTRAK

Pakan merupakan salah satu aspek penting dalam pemeliharaan ternak ruminansia, namum produksinya dibatasi oleh keasaman tanah. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakter morfologi dan produktivitas rumput Cloris gayana yang ditanam di lahan kering masam. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 30 April 2020 sampai dengan 8 Desember 2020 di lahan kering masam TSP Natar, kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput Cloris gayana yang diperoleh dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi. Rumput ditanam dengan jarak baris 0,5 x 0,5 meter. Parameter yang diambil untuk karakter morfologi adalah panjang tanaman, panjang batang, panjang daun, lebar daun, dan diameter batang, sedangkan produktivitasnya diukur melalui jumlah anakan, dan bobot rumpun segar. Pengamatan karakter morfologi dan produktivitasnya dilakukan sebanyak tiga kali dengan jumlah ulangan 4 dan masing-masing ulangan terdiri dari 5 rumpun. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui perbedaan hasil antara waktu panen pertama, kedua dan ketiga. Hasil penelitian menunjukkan karakter morfologi rumput Cloris gayana berupa panjang tanaman, panjang batang, panjang daun, lebar daun, dan diameter batang semakin besar dengan semakin meningkatnya umur tanaman. Produktivitas yang ditunjukkan dengan jumlah anakan juga meningkat dengan meningkatnya umur tanaman. Namun untuk bobot rumput tertinggi adalah pemanenan kedua (1,33 kg), disusul hasil panen ketiga (1,11 kg) dan bobot rumpun terendah adalah panen pertama (0,69 kg). Kata kunci : karakter morfologi, produktivitas, Cloris gayana

Page 145: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 133

NAK 12

PRODUKTIVITAS AYAM KUB BERBASIS RUMAH TANGGA DI EMPAT KECAMATAN KABUPATEN TANGGAMUS

Marsudin Silalahi

1), Reli H

1) dan Panjaitan Imelda

2)

1) Balai Pengkajian Teknologi Lampung 2) Politeknik Negeri Lampung

ABSTRAK

Kabupaten Tanggamus merupakan wilayah yang dipilih untuk introduksi ayam KUB di Provinsi Lampung. Tujuan kegiatan untuk mengkaji produktivitas ayam KUB di kabupaten Tanggamus. Kegiatan melibatkan 4 kelompok wanita tani (KWT) dari wilayah yang berbeda, setiap kelompok terdiri dari 25 peternak kooperator. Setiap Peternak mendapatkan DOC yang dipelihara hingga 12 minggu. Pemberian pakan pada umur 0-4 minggu berupa pakan komersial fase starter. Saat umur 4-12 minggu, diberikan pakan formulasi BPTP terdiri dari 60% pakan komersial dan 40% bekatul ditambah premix. Parameter produktivitas yang diamati : konsumsi, pertambahan bobot badan, konversi dan mortalitas serta kelayakan usaha. Berdasarkan hasil dan pembahasan disimpulkan bahwa performa produktivitas ayam KUB yang dipelihara 4 kelompok peternak kooperator di Tanggamus menunjukkan hasil yang sesuai dengan bobot standar yang direkomendasikan oleh Balai Penelitian Ternak Ciawi. Bobot ayam KUB pada umur 12 minggu didapatkan sebesar 1320 – 1550 gr/ekor dengan konversi pakan 3,19 – 3,50. Analsis usaha dengan skala pemeliharaan 500 ekor dengan asumsi mortalitas maksimal 6% layak diusahakan (B/C=0,21).

Kata kunci: Produktivitas, ayam kampung unggul Balitbangtan, Kabupaten

Tanggamus

Page 146: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 134

NAK 13

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN TERNAK PADA PROGRAM PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN

KAWASAN PERTANIAN NASIONAL DI KABUPATEN PRINGSEWU

Farmers' Adoption Level of Feed Processing Technology Through Program Of Assistance Of National Agricultural Development Area In

Pringsewu Regency

Akhmad Ansyor, Andi Maryanto, Robinson, dan Marsudin Silalahi

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Jalan Zainal Abidin Pagar Alam No. 1A Rajabasa Bandar Lampung,35144

Email: [email protected]

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi kegiatan pendampingan yang pernah diberikan berkaitan dengan pengetahuan dan sikap petani. Kajian ini dilaksanakan pada Juli 2019 di Desa Waringinsari Timur Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Responden pada kajian ini berjumlah 17 orang yang diambil secara purposive. Responden merupakan seluruh petani/peternak kambing, mempunyai kebun kakao dan mengikuti pelatihan Pengolahan Pakan Ternak pada Program Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional. Pengumpulan data dilakukan melalui survey menggunakan kuisioner dan wawancara. Data dianalisis melalui analisis deskriptif. Berdsarkan hasil penelitian didapatkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 28.5% dan peningkatan sikap sebesar 9.3%. Kata kunci: Adopsi, Pengetahuan, Sikap, Petani Kambing, Pringsewu

Page 147: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Daftar Peserta

SEMINAR NASIONAL

BPTP LAMPUNG 2021

“INOVASI TEKNOLOGI

PERTANIAN LAHAN KERING MASAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN

PANGAN DAN EKSPOR”

https:bit.ly/SemnasBPTPLampung2021

Page 148: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 136

DAFTAR PESERTA SEMINAR NASIONAL BPTP LAMPUNG 2021

No NAMA INSTANSI

1 A. Susilawati Balai Penelitian Pertanian Lahan

Rawa (Balittra),

2 Adhe Phoppy Wira Etika BBP2TP Bogor

3 Ade Nena Nurhasanah

4 Adi Asmariadi Budi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Lampung

5 Afthanur Rifqi Hidayat Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (BALITTRA)

6 Agus Karyanto Fakultas Pertanian Universitas Lampung

7 Agung Lasmono BPTP Lampung

8 Agus Rachmat LIPI

9 Agustin Zarkani Fakultas Pertanian, Universitas

Bengkulu

10 Dr. Ahmad Subhan BPTP Kalimantan Selatan

11 Akhmad Ansyor BPTP Lampung

12 Alvi Yani BPTP Lampung

13 Amelia Sabayang

Balai Penelitian Tanaman

Serealia

14 Angelita Puji Lestari BB Padi

15 Anggella Tesalonika Tombuku

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara

16 Andy Maryanto BPTP Lampung

Page 149: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 137

17 Arfi Irawati, SP., M.Si BPTP Lampung

18 Ari Astiti, STP Dinas Pertanian Kota Bandar

Lampung

19 Arina Ulfa Hidayati

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur

20 Arif Muazam, SP Lolit Tungro

21 Asropi BPTP Lampung

22 Astiti Rahayu Balai Penelitian Tanaman Sayur

23 Baiq Tri Ratna Erawati BPTP NTB

24 Bambang Hendro S

25 Bebet Nurbaeti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

26 Benito H.P

27 Betty Mialina, SP BPTP Lampung

28 Carla Frieda Pantouw LIPI

29 Dr. Danarsi Diptaningsari BPTP Lampung

30 Darwin Taula’bi’ dan Elisa BPTP Sulawesi Utara

31 Dea Sylva Lisnandar, S.Si.M.Si BPTP Lampung

32 Dewi Rumbaina M BPTP Lampung

33 Dede Rohayana BPTP Lampung

34 Dian Meithasari BPTP Lampung

35 Dini Florida Balai Penelitian Tanaman Rempah

dan Obat (Balitro)

36 Dwi Astuti LIPI

37 Dwi Widyajayantie

38 Dwi Haryadi

Page 150: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 138

39 Edhi Martono Departemen Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada

40 Edwin Herdiansyah BPTP Lampung

41 Ir. Edyson Indawan, MP FP Universitas Tribhu

42 Eko Darma Husada, SP Balai Penelitian Tanaman Buah

(Balitbu) Tropika

43 Eka Miftakhul Jannah BPTP Lampung

44 Ely Novrianty BPTP Lampung

45 Endriani, SP., M.Si BPTP Lampung

46 Enti Sirnawati Balitbangtan

47 Eni Maftuah Balai Penelitian Lahan Rawa (Balitra)

48 Erdiansyah, SP BPTP Lampung

49 Ir. Ernawarti, MTA BPTP Lampung

50 Ir. Etty Hesthiati, M.Si Universitas Nasional

51 Etik Puji Handayan STIPER Dharma Wacana Metro-

Lampung

52 Fauziah Yulia Adriyani BPTP Lampung

53 Fikri Syahputra, S.Pt., M.Si STIPER Dharma Wacana Metro

54 Gohan Octora Manurung BPTP Lampung

55 Helmi Kurniawan Balai Penelitian Tanaman Sayur

(Balitsa)

56 Herman Rois Tata, SP BPTP Papua Barat

57 Herna Suhartin BPTP Lampung

58 Hestiana Karyati BPTP Lampung

59 Hidayat Saputra Politeknik Negari Lampung

Page 151: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 139

60 Hiryana Windiyani, SP BPTP NTB

61 Ine Indriastuti

62 Irma Noviana Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

63 drh I Wayan Sudarma BPTP Bali

64 Jhon David H, STP BPTP Kalimantan Barat

65 Joko Prasetyo Universitas Lampung

66 Jihan Haura Universitas Lampung

67 Jonathan Anugrah Lase BPTP Maluku Utara

68 Junita Barus BPTP Lampung

69 Ketut Ratna Sri Rahayu STIPER Dharma Wacana Metro

70 Krisna Yusuf, SP

71 Kukuh Setiawan Fakultas Pertanian Universitas

Lampung

72 Leni Marlina Balai Penelitian Tanaman Buah

(Balitbu) Tropika

73 Mawardi Balai Penelitian lahan Rawa (Balitra)

74 Marsudin Silalahi BPTP Lampung

75 Meidaliyantisyah BPTP Lampung

76 Mirawanty Amin BPTP Sulawesi Utara

77 Moch. Arif Subechan Balai Penelitian Tanaman Serealia

78 Muhammad Amin Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia

Page 152: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 140

79 Muhammad Hatta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) Kalimantan Barat

80 Muhammad Susanto Universitas Muhammadiyah Malang

81 Ir. Muhammad Saleh, MP Balai Penelitian Lahan Rawa (Balitra)

82 Mukhlis Balai Penelitian Pertanian Lahan

Rawa (Balittra)

83 Mustika Rini, SP Dinas Pertanian Kota Bandar

Lampung

84 Dr. Nandari Dyah Suretno BPTP Lampung

85 Nasriati BPTP Lampung

86 Nia Kurniati Br. Marpaung Universitas Bengkulu

87 Nina Mulyanti BPTP Lampung

88 Nila Wardani BPTP Lampung

89 Nurdeana Cahyaningrum BPTP Yogyakarta

90 Novilia Santri BPTP Lampung

99 Nurleni Kurniawati STIPER Dharma Wacana Metro-

Lampung

92 Ponijan STIPER Dharma Wacana Metro

93 Poppy Indri Hastuti Universitas Tribhu

94 Putu Sudira

95 Ratna Sari BPTP Jawa Barat

96 Ratna Wilys Arief BPTP Lampung

Page 153: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 141

97 Rahadian Mawardi BPTP Lampung

98 Resti Marlinda Dinas Perkebunan

99 Reli Hevrizen BPTP Lampung

100 Reza Prakoso Dwi Julianto Universitas Tribhu

101 Rizka Aidina Putri, SP

Balai Pengawasan dan Sertifikasi

Benih Perkebunan, Kalimantan

Selatan

102 Dr. Rini Hermanasari, SP Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

103 Rismawati Sinaga BPTP Lampung

104 Robinson Purba, SP, M.Si BPTP Lampung

105 Dr. Sandi Asmara, M.Si Fakultas Pertanian Universitas

Lampung

106 Sandy Nugroho BPTP Lampung

107 Satya Nugroho LIPI

108 Sari Yanti Hayanti BPTP Jambi

109 Septiana Simanjutak Fakultas Pertanian Universitas

Lampung

110 Setyo Dwi Utomo Fakultas Pertanian Universitas

Lampung

111 Sempurna Ginting Universitas Bengkulu

112 Shalati Febjislami Fakultas Pertanian Universitas

Andalas

113 Siska Efendi Universitas Andalas

Page 154: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 142

114 Siswanto, SP Dinas Pertanian Tulang Bawang

Barat

115 Sionita Gloriana Gunawan BPTP Kalimantan Timur

116 Slamet Bambang Priyanto Balai Penelitian Tanaman Serealia

117 Dr. Slameto BPTP Lampung

118 Sri Umi Lestari Universitas Tribhu

119 Sri Sunardi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Kalimantan Barat

120 Sudiono Universitas Lampung

121 Sunaryo BPTP Lampung

122 Suryani BPTP Lampung

123 Sution,SP., MP BPTP Kalimantan Barat

124 Sutomo STIPER Dharma Wacana Metro-

Lampung

125 Syaiful Asikin Balai Penelitian Pertanian Lahan

Rawa (Balittra)

126 Syarif Fajrullah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Jawa Timur

127 Tiara Aprilia PH BPTP Lampung

128 Tietyk Kartinaty BPTP Kalimantan Barat

129 Ir. Tini Siniati Koesno, M.Si BPTP Jawa Timur

130 Tika Nafiah Ramadhani, A.Md BPTP Lampung

131 Totok Gunawan

Page 155: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 143

132 Tri Kusnanto BPTP Lampung

133 Titik Nur Aeny Universitas Lampung

134 Vincentia Esti Windiastri LIPI

135 Wahida Annisa Balai Penelitian Pertanian Lahan

Rawa (Balittra)

136 Wahyu Wibawa BPTP Sumbar

137 Yanti Triguna BPTP Nusa Tenggara Barat

138 Yeni Widyaningrum Loka Penelitian Sapi Potong

139 Yennita Sihombing Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian

140 Yullianida Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

141 Dr. Yuli Lestari, M.Si Balai Penelitian Pertanian Lahan

Rawa (Balittra)

142 Yuli Sulistyowati Puslit Bioteknologi LIPI

143 Yuni Fitri Cahyaningsih Balitbu

144 Yiyi Sulaeman Balai Penelitian Pertanian Lahan

Rawa (Balittra)

145 Zamsidar, SP

146 Zahara BPTP Lampung

Page 156: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Sponsor

Terima Kasih

SEMINAR NASIONAL

BPTP LAMPUNG 2021

“INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING

MASAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DAN EKSPOR”

https:bit.ly/SemnasBPTPLampung2021

Page 157: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Page 145

SPONSOR

SEMINAR NASIONAL BPTP LAMPUNG 2021

Page 158: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

www.lampung.litbang.pertanian.go.id

2021

Page 159: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

PENGOLAHAN DESSERT MOUSSE BISBUL DAN ALPUKAT UNTUK 1

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL 2

3

Processing Of Apple Velvet and Avocado Mousse Dessert To Increase 4

Additional Value As Functional Food 5

6

Etty Hesthiati1*, Nurul Hanifah1, Dena Anggari1 dan Inkorena G.S. Sukartono1 7 1Fakultas Pertanian Universitas Nasional, Jakarta 8

Jl. Sawo Manila No.61, Pejaten Bar., Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 9 *Email : [email protected] 10

11 12

ABSTRAK 13

Bisbul (Diospyros blancoi) dan Alpukat (Persea americana Mill) merupakan buah lokal 14 Indonesia. Bisbul merupakan tanaman buah endemik Jawa Barat yang belum banyak 15 dibudidayakan dan dimanfaatkan buahnya walaupun kandungan nutrisinya tinggi, berbeda 16 dengan buah alpukat yang telah banyak dikonsumsi. Kedua buah ini mengandung 17 komponen gizi yang spesifik sehingga keduanya memiliki potensi sebagai pangan 18 fungsional. Salah satu cara memanfaatkan buah-buahan adalah dengan mengolahnya 19 menjadi makanan inovatif, misalnya sebagai dessert mousse. Penelitian ini bertujuan untuk 20 mengetahui perbedaan mutu mousse yang dihasilkan dari jenis buah yang berbeda yang 21 diberi perlakuan bahan penstabil pengganti gelatin. Penelitian menggunakan rancangan 22 acak kelompok faktorial. Faktor pertama adalah jenis buah: alpukat dan bisbul dan faktor 23 kedua adalah bahan penstabil: CMC dan jelly powder. Hasil penelitian menunjukan mousse 24 yang diolah dari buah bisbul dan alpukat dengan bahan penstabil CMC dan jelly powder 25 menghasilkan total padatan terlarut dan pH yang berbeda tidak nyata. Mutu organoleptik 26 mousse bisbul dengan bahan penstabil CMC maupun jelly powder menghasilkan rasa yang 27 cukup disukai, aroma cukup disukai, tekstur lembut dan warna putih gading, sedangkan 28 mousse alpukat dengan bahan penstabil jelly powder lebih baik dibanding CMC yang 29 menghasilkan rasa lebih disukai, aroma yang cukup disukai, teskturnya lembut dengan 30 warna mousse hijau muda. Baik bisbul maupun alpukat mempunyai prospek diolah menjadi 31 dessert mousse sehingga dapat memberikan nilai tambah. 32 33 Kata Kunci : alpukat, bahan penstabil, bisbul, gelatin, mousse 34 35

36 ABSTRACT 37

38 Bisbul (Diospyros blancoi) and Avocado (Persea americana Mill) are local Indonesian fruits. 39 Bisbul is an endemic fruit plant in West Java that has not been widely cultivated and utilized 40 for its fruit even though its nutritional content is high, in contrast to avocado which has been 41

widely consumed. Both of these fruits contain specific nutritional components so that both of 42 them have potential as functional food. One way to take advantage of fruit is to process it 43 into innovative foods, for example as a dessert mousse. This study aims to determine the 44 differences in the quality of mousse produced from different types of fruit treated with a 45

gelatin substitute as a stabilizer. This research used factorial randomized block design. The 46 first factor is the type of fruit: avocado and bisbul and the second factor is the stabilizer: 47 CMC and jelly powder. The results showed that mousse made from bisbul fruit and avocado 48 with CMC stabilizer and jelly powder resulted in insignificant differences in total dissolved 49

solids and pH. The organoleptic quality of bisbul mousse with CMC stabilizer or jelly powder 50 produces a favorable taste, a pleasant aroma, soft texture and ivory white color, while 51

Page 160: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

avocado mousse with jelly powder stabilizer is better than CMC which produces a preferred 52 taste, a rather favorable aroma. , the texture is soft with a light green mousse color. Both 53

bisbul and avocado have the prospect of being processed into a dessert mousse so that 54 they can provide added value. 55

Keyword : Apple velvet, stabilizer, avocado, gelatin, mousse 56 57

58 PENDAHULUAN 59

60

Buah bisbul (Diospyros blancoi )merupakan salah satu tanaman buah lokal tropis 61

yang tumbuh di Indonesia. Keberadaannya mulai langka sehingga sangat disayangkan 62

karena mengandung senyawa nutrisi yang tinggi. Buah bisbul merupakan salah satu buah 63

lokal exotic yang diduga endemik di daerah tertentu, memiliki rasa dan aroma yang khas 64

dan hingga saat ini baru dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Menurut Rodrigues et.al 65

(2018) buah exotic adalah buah lokal yang dikonsumsi berdasarkan praktek budaya 66

setempat, sering kali bentuknya tidak umum, rasanya unik, bersifat musiman dan endemik 67

akan tetapi memiliki kandungan nutrisi yang lebih kaya dibanding buah umumnya. Widowati, 68

et al. (2010) melaporkan salah satu tanaman yang mempunyai efek antioksidan adalah buah 69

bisbul. Penelitian Noviardi et al., (2019) juga melaporkan kandungan fitokimia buah bisbul 70

adalah golongan senyawa alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, fenolik, triterpenoid dan 71

glikosida. Golongan senyawa flavonoid dan fenolik berpotensi sebagai antioksidan. 72

Antioksidan dapat menghambat proses kerusakan sel kulit akibat oksidasi. Lebih jauh 73

dilaporkan ekstrak kental buah bisbul menggunakan etanol 95 % memiliki kadar antioksidan 74

yang tinggi yaitu memiliki nilai IC50 sebesar 69,13 ppm. Namun demikian, buah bisbul yang 75

merupakan buah endemik Jawa Barat ini belum dimanfaatkan secara maksimal, bahkan 76

buah ini masih memiliki nilai ekonomi yang rendah. Buah bisbul yang matang daging 77

buahnya lembut seperti krim (creammy) dengan aroma harum yang khas. Berdasarkan 78

potensi yang dipunyainya tersebut amatlah sayang apabila bila buah ini tidak diolah agar 79

diperoleh manfaat yang lebih besar. Di sisi yang lain, buah alpukat (Persea americana Mill) 80

merupakan buah yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat dan dikonsumsi sehari-hari 81

sebagai buah meja. Namun tanaman buah dari famili Lauraceae yang dapat tumbuh di 82

daerah tropis dan subtropis ini masih belum banyak diketahui dapat berkhasiat sebagai 83

obat. Alpukat secara empiris berkhasiat mengobati penyakit seperti sariawan, kencing batu, 84

sakit gigi, muka kering, bengkak karena peradangan dan juga kencing manis (Katja dan 85

Wehantouw 2009 dalam Aminah et al., 2017). Dewasa ini pengolahan hasil pertanian 86

khususnya pengolahan buah-buahan mulai banyak dikembangkan. Pengolahan ini pada 87

umumnya bertujuan untuk memperpanjang umur simpan karena sifat khas dari buah-88

buahan adalah mudah rusak ( perishable), selain juga menciptakan diversifikasi produk. 89

Buah-buahan ini diolah bukan hanya berupa hidangan utama tapi juga berupa hidangan 90

Page 161: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

penutup atau dessert. Dessert merupakan makanan ringan yang biasanya mempunyai rasa 91

manis dan menyegarkan. Jenis olahan ini sekarang menjadi tren di kalangan anak muda 92

milenial. Salah satu produk dessert yang sering disantap adalah Mousse. Mousse 93

merupakan dessert yang berasal dari Prancis yang memiliki arti busa yang memiliki tekstur 94

cerah. Mousse memiliki cita rasa manis yang berasal dari perisa buah yang digunakan. 95

Mousse biasanya menggunakan Topping Cream, yang diolah menjadi whipped cream 96

kemudian ditambahkan susu sapi segar serta dengan pemberian gelatin sebagai bahan 97

pensabil/pengikat (Panji et al., 2019). Bahan penstabil merupakan bagian dari bahan 98

tambahan pangan yang sering digunakan pada proses pengolahan produk pangan seperti 99

pada es krim, minuman kemasan, saos sambal, dan masih banyak lagi. Bahan penstabil 100

yang sudah banyak dikenal adalah gelatin. Gelatin yang beredar di pasaran sebagian besar 101

berasal dari kulit dan tulang babi atau sapi. Data dari Gelatin Manufacturers of Europe 102

produksi gelatin dunia terbesar berasal dari bahan baku kulit babi yakni 44,5% (136.000 ton) 103

(Faridah dan Susanti, 2018). Oleh karena itu peluang pemanfaatan bahan lain yang 104

memiliki karakteristik mirip dengan gelatin untuk menggantikan fungsi gelatin cukup terbuka. 105

Carboxy methyl cellulose (CMC) adalah salah satu jenis hidrokoloid atau bahan pengental 106

yang sering digunakan dalam industri makanan (Mailoa et al., 2017). CMC mengandung 107

selulosa yang tinggi sekitar 42-47% yang memiliki pengaruh untuk menjerap air. Jelly 108

powder adalah serbuk yang terbuat dari rumput laut, agar atau agarosa adalah zat yang 109

biasanya berupa gel yang diolah dari rumput laut atau alga (Sari dan Sutiadiningsih, 2016). 110

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu mousse pada perlakuan menggunakan buah 111

bisbul dan buah alpukat yang diberi perlakuan penambahan bahan penstabil pengganti 112

gelatin yaitu CMC dan jelly powder. Variabel yang diamati adalah nilai pH, total padatan 113

terlarut, dan mutu organoleptik mousse. Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk mempelajari 114

pemanfaatan buah bisbul dan alpukat menjadi produk olahan sehingga memberikan nilai 115

tambah (added value) serta untuk mengembangkan potensinya sebagai pangan fungsional. 116

117

BAHAN DAN METODE 118 119

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu-ilmu Pertanian, Pusat Laboratorium 120

Universitas Nasional, Jl. Bambu Kuning, Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada 121

bulan Maret-April 2021. 122

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah bisbul dan buah alpukat 123

sebagai bahan utama, gula pasir, telur, maizena, susu sapi segar full cream, whipped 124

cream, bahan penstabil CMC dan jelly powder sebagai pengganti gelatin. Alat yang 125

digunakan antara lain blender, mangkuk, mixer, kompor, panci, sendok, gelas piala, gelas 126

ukur, timbangan, pisau, pH meter dan hand-refractometer. 127

Page 162: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Percobaan dirancang menggunakan RAK faktorial. Faktor pertama yaitu perbedaan 128

bahan utama (A) yang terdiri atas dua jenis, yaitu: A1= Alpukat; dan A2= Bisbul. Faktor 129

kedua adalah perbedaan bahan penstabil pengganti gelatin (B) yang terdiri dari dua taraf, 130

yaitu: B1= CMC; dan B2= Jelly powder. Pada percobaan ini diperoleh 4 kombinasi perlakuan 131

yang dicobakan pada 2 kelompok percobaan sebagai ulangan, sehingga akan diperoleh 132

sebanyak 8 unit percobaan. Pengaruh perlakuan dianalisis menggunakan Analysis of 133

Variance (ANOVA) dengan taraf signifikansi 0,05. Adanya perbedaan antar perlakuan 134

selanjutnya akan diuji menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 0,05 135

dengan menggunakan aplikasi SPSS. Variabel yang diamati adalah total padatan terlarut, 136

nilai pH dan mutu organoleptik yang meliputi rasa, tekstur, aroma dan warna 137

Pembuatan mousse menggunakan formula Hesthiati et al. (2019) yang dimodifikasi. 138

Daging buah bisbul dan alpukat masing masing sebanyak 200 gram diblender hingga halus. 139

Selanjutnya 1 butir telur ayam yang diambil kuningnya saja, tambahkan 25 gram gula pasir, 140

dicampur dan dikocok hingga gula halus dan kuning telur menjadi lebih pucat. Tambahkan 141

10 gram maizena. Kemudian ditambahkan 165 mL susu sapi segar full cream kemudian 142

diaduk. Adonan dimasak dengan menggunakan api kecil sambil ditambahkan bahan 143

penstabil sesuai perlakuan (CMC atau jelly powder) sebanyak 10 gram sedikit demi sedikit 144

agar tidak menggumpal dan dimasak hingga mengental. Whipped cream 165 mL dikocok 145

atau dimixer hingga kaku dan mengembang lalu ditambahkan adonan yang sebelumnya 146

sudah dimasak. Adonan dimixer hingga tercampur rata dan tidak ada gumpalan, kemudian 147

adonan ditambahkan daging buah sesuai perlakuan (bisbul atau alpukat) lalu diaduk lagi 148

hingga merata. Setelah tercampur rata, adonan atau mousse ini dimasukkan ke dalam 149

plastik segitiga kemudian dimasukkan ke dalam cup yang sebelumnya sudah diberikan base 150

cokelat brownies sebagai pelengkap rasa. 151

152 HASIL DAN PEMBAHASAN 153

154 Kandungan Buah Bisbul dan Alpukat 155 156

Pangan fungsional menurut Halawa (2018) adalah pangan yang karena kandungan 157

komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, di luar manfaat yang 158

diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya. Beberapa fungsi fisiologis yang 159

diharapkan dari pangan fungsional adalah pencegahan dari timbulnya penyakit, 160

meningkatnya daya tahan tubuh, memperlambat proses penuaan, dan sebagai pemulihan. 161

Buah bisbul berdasarkan literatur mengandung komponen nutrisi yang lengkap sehingga 162

berpotensi sebagai pangan fungsional. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan uji 163

kandungan buah bisbul sebagai acuan untuk mengetahui kandungannya sebelum diolah 164

menjadi mousse (Tabel 1). 165

Page 163: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Hasil pengujian daging buah bisbul tersebut diperoleh data komponen gizi yang 166

menonjol tinggi adalah kadar serat kasar (3.25 %), vitamin C (255 mg/100 g), karbohidrat 167

(15.0 %) dan lemak yang cukup rendah (0.21 %) sehingga buah bisbul mempunyai potensi 168

yang besar untuk dikonsumsi sebagai sumber gizi. Selain itu Tim Riset IDNmedis (2020) 169

juga melaporkan bisbul mengandung sejumlah mineral diantara yang tinggi adalah kalsium 170

(42.80/100 g), kalium (19.60 mg/100 g), fosfor (17.00 mg/100 g) juga beberapa mineral lain 171

yaitu magnesium,seng dan zat besi. Oleh karena itu berdasarkan kandungan-kandungan 172

tersebut bisbul sangatlah berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pangan fungsional. 173

174

Tabel 1. Hasil Analisis Laboratorium Kandungan Nutrisi Buah Bisbul per 100 gram 175

Parameter Satuan Kandungan Metode/Uji Teknik

Air % 80,0 SNI 01-2891-1992, butir 5.1

Abu % 0,86 SNI 01-2891-1992, butir 6.1

Protein % 0,69 SNI 01-2891-1992, butir 7.1

Lemak % 0,21 SNI 01-2891-1992, butir 8.2

Serat kasar % 3,25 SNI 01-2891-1992, butir 11

Karbohidrat % 15,0 IK 7.2.3

(cara penghitungan) Beta karoten mg/100 g 0.2 MU/INST/3 (HPLC) Vitamin C (Asam askobat)

mg/100 g 255 MU/INST/9 (HPLC)

Vitamin E (Tokoferol) mg/100 gram <0,01 MU/INST/11(HPLC)

176

Di sisi lain buah alpukat, selain telah diketahui mengandung gizi utama yang tinggi, 177

juga mengandung mineral yang lengkap dan tinggi. Lebih jauh kandungan buah alpukat 178

dalam 100 gramnya menurut Marsigit, dkk (2016) dan Hudayani (2017) seperti disajikan 179

pada Tabel 2 berikut : 180

181

Tabel 2. Kandungan Nutrisi Daging Buah Alpukat Panjang Ijo per 100 gram 182 Komponen Gizi Satuan Kandungan

Air g 81.81

Karbohidrat g 8.84 Protein g 1.32 Lemak g 7.13 Abu g 0.44 Serat g 0.011)

Vitamin A µg 832.39 Vitamin C mg 49.69 Vitamin E mg 40.24 Kalsium mg 14.32 Besi mg 1.75 Magnesium mg 32.34 Natrium mg 10.73 Kalium mg 1587.45 Mangan mg 0.27 Seng mg 3.25

Page 164: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Fosfor mg 271.73

Sumber : Marsigit, dkk (2016) dan 1) Hudayani (2017) 183

184

Pengujian Mutu Mousse Dessert 185

Total Padatan Terlarut 186

Pengukuran total padatan terlarut menggunakan hand refractometer menurut SNI 187

01-3546-2004. Mutu mousse yang dihasilkan berdasarkan total padatan terlarutnya (TPT) 188

disajikan pada Tabel 3 berikut: 189

190

Tabel 3. Pengaruh Jenis Buah dan Bahan Penstabil Terhadap Total Padatan Terlarut 191

Mousse 192

Perlakuan TPT (°Brix)

Jenis Buah : Alpukat 4,75a Bisbul 2,25a

Bahan Penstabil : CMC 3,25a Jelly Powder 3,75a

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama 193 menunjukkan berbeda tidak nyata menurut DMRT 5%. 194

195 Berdasarkan Tabel 3 di atas baik perlakuan perbedaan jenis buah dan perbedaan 196

bahan penstabil tidak menghasilkan total padatan terlarut yang berbeda nyata, namun 197

mousse alpukat cenderung mempunyai TPT yang lebih tinggi dibanding mousse bisbul. 198

Walaupun kandungan karbohidrat total daging buah alpukat lebih rendah dari bisbul namun 199

TPT yang cenderung lebih tinggi ini diduga dipengaruhi oleh komponen-komponen lain 200

seperti glukosa, fruktosa dan sukrosanya juga kemungkinan kandungan asam-asam organik 201

yang dikandungnya. Pada percobaan ini nilai TPT mousse mengalami peningkatan yang 202

signifikan karena pengukuran TPT awal buah alpukat dan bisbul mempunyai nilai yang 203

sama yaitu 0.20Brix. Total padatan terlarut merupakan komponen komponen kimia (lemak, 204

protein, karbohidrat, mineral dan vitamin) yang terkandung dalam bahan pangan setelah 205

kandungan air diuapkan (Ismawati et al., 2016). 206

Pada perlakuan bahan penstabil CMC dan jelly powder menunjukkan total padatan 207

terlarut yang juga berbeda tetapi tidak nyata. Hal ini dikarenakan CMC merupakan salah 208

satu penstabil yang memiliki kemampuan mengikat gula, air, asam asam organik dan 209

komponen lain sehingga menjadi lebih stabil dalam mengikat komponen tersebut 210

(Novidahlia et al., 2018). Menurut (Alistair, 1995 dalam Widjaja et al., 2017) sumber total 211

padatan terlarut “jelly” berasal dari bahan pengental, natrium benzoat dan gula yang 212

ditambahkan. 213

214

215

Page 165: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

216

Tabel 4. Interaksi Jenis Buah dengan Bahan Penstabil Terhadap Total Padatan Terlarut 217 Mousse 218

Jenis Buah Total Padatan Terlarut

CMC Jelly Powder

Alpukat 4,50Aa 5,00Aa Bisbul 2,00Aa 2,50Aa

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf besar yang sama pada kolom yang 219 sama dan angka rata-rata yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada baris 220 yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut DMRT 5% 221 - huruf besar membandingkan perlakuan perbedaan jenis buah. 222 - huruf kecil membandingkan perlakuan bahan penstabil. 223

224

Berdasarkan Tabel 4 di atas terlihat total padatan terlarut yang berbeda namun 225

tidak nyata pada semua interaksi perlakuan yang berbeda. Mousse yang diolah 226

menggunakan buah alpukat dengan bahan penstabil CMC maupun Jelly powder cenderung 227

memiliki kandungan total padatan terlarut yang lebih tinggi dibanding mousse yang diolah 228

menggunakan buah bisbul. Demikian pula pada interaksi bahan penstabil dengan jenis 229

buah. Bahan penstabil CMC berbeda tidak nyata dengan Jelly powder baik pada buah 230

alpukat maupun bisbul. 231

232

Derajat Keasaman (pH) 233

Pengujian mutu mousse selanjutnya adalah penilaian derajat keasaman (pH). Hasil 234

uji pH pada mousse dapat dilihat pada Tabel 5. 235

236

Tabel 5. Pengaruh Jenis Buah dan Bahan Penstabil Terhadap pH Mousse 237

Perlakuan Nilai pH

Jenis Buah : Alpukat 7,33a Bisbul 7,30a

Bahan Penstabil : CMC 7,33a Jelly Powder 7,30a

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama 238

menunjukkan berbeda tidak nyata menurut DMRT 5%. 239

240

Berdasarkan Tabel 5 di atas baik perlakuan perbedaan jenis buah maupun 241

perbedaan bahan penstabil menghasilkan nilai pH yang berbeda tidak nyata. pH yang 242

dihasilkan cenderung netral karena mempunyai nilai sekitar 7. Pada pH netral (7) bakteri E. 243

coli menunjukkan efektivitas inaktivasi terendah dibanding pada pH rendah (73%) maupun 244

pH tinggi (57%) (Kurniati et al., 2020). Hasil ini menunjukkan dessert mousse mempunyai 245

mutu yang relatif baik sehingga diharapkan mempunyai daya tahan yang relatif lama. 246

Penggunaan bahan penstabil CMC maupun jelly powder menghasilkan pH yang berbeda 247

Page 166: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

tidak nyata. Dessert mousse yang dihasilkan mempunyai nilai pH antara 7,20 – 7,40. 248

Kisaran nilai ini wajar karena sesuai dengan penelitian Mahendra dan Mitarlis (2017) 249

bahwa pH CMC mendekati netral, dan CMC terbaik yang dibuat dari eceng gondok memiliki 250

pH sebesar 7,79. 251

252

Tabel 6. Interaksi Jenis Buah dengan Bahan Penstabil Terhadap Nilai pH Mousse 253

Jenis Buah Nilai pH

CMC Jelly Powder

Alpukat 7,25Aa 7,40Aa Bisbul 7,40Aa 7,20Aa

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf besar yang sama pada kolom yang 254 sama dan angka rata-rata yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada baris 255 yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut DMRT 5% 256 - huruf besar membandingkan perlakuan perbedaan jenis buah. 257 - huruf kecil membandingkan perlakuan bahan penstabil. 258

259

Berdasarkan Tabel 6 di atas, interaksi antara jenis buah dengan bahan penstabil 260

menghasilkan pH yang berbeda tidak nyata. Semua interaksi dinyatakan baik karena 261

memiliki pH yang netral, meskipun hingga saat ini mousse belum ada syarat mutu SNInya 262

263

Mutu Organoleptik 264

Pengujian organoleptik dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan mousse. 265

Pengujian ini dilakukan oleh panelis dengan kualifikasi panelis agak terlatih sebanyak 12 266

orang, yang terdiri atas laki laki dan perempuan dengan rentang usia 18-23 tahun. Atribut 267

yang diamati yaitu rasa, aroma dan tekstur dan warna. Hasil uji organoleptik dapat dilihat 268

pada Tabel 7. 269

270

Tabel 7. Hasil Uji Organoleptik Dessert Mousse 271

Perlakuan Mutu Organoleptik Total

Rasa Aroma Tekstur Warna

Alpukat, CMC 3,30

(cukup suka) 3,40

(cukup suka) 4,10

(lembut) 4,20

(hijau muda) 18,90

Alpukat, Jelly Powder

3,90 (suka)

3,70 (suka)

4,10 (lembut)

4,10 (hijau muda)

15,80

Bisbul, CMC 2,90

(cukup suka) 3,50

(suka) 3,50

(lembut) 4,10

(putih gading) 12,00

Bisbul, Jelly Powder

2,90 (cukup suka)

3,30 (cukup suka)

3,50 (lembut)

4,10 (putih gading)

11,80

272

Rasa 273

Mutu organoleptik berdasarkan tingkat kesukaan terhadap atribut rasa dari mousse 274

didapatkan hasil dari cukup suka hingga suka. Pada Tabel 7 terlihat mousse dari alpukat 275

dengan jelly powder menghasilkan skor mutu rasa paling tinggi, yaitu 3,90 (suka). 276

Page 167: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Sedangkan pada mousse dari bisbul dengan CMC menghasilkan mutu rasa yang relatif 277

rendah, yaitu 2,90 (cukup suka). Tingkat kesukaan rasa dari mousse yang dihasilkan diduga 278

disebabkan karena perbedaan jenis buah. Hal ini diduga sangat dipengaruhi oleh belum 279

dikenalnya buah bisbul. Hampir semua panelis belum mengenal dengan baik buah bisbul 280

dan belum pernah mengkonsumsi buah segarnya. 281

Kondisi ini berbeda dengan buah alpukat yang sudah sangat familiar bagi panelis. 282

Walaupun demikian pengolahan mousse alpukat maupun bisbul dapat diterima panelis 283

karena skor yang paling rendah yaitu kurang suka hanya dihasilkan dari penilaian 1 panelis. 284

Pada perlakuan bahan penstabil pengganti gelatin baik CMC maupun jelly powder tidak 285

mempengaruhi rasa dari mousse karena menurut Abdullah dan Mutia (2020) CMC 286

merupakan bahan penstabil yang tidak memiliki rasa. Demikian juga dengan jelly powder 287

yang juga bersifat tidak memiliki rasa dan tidak berpengaruh terhadap pembuatan permen 288

jelly (Kurniawan dan Deglas, 2019). 289

Lebih jauh grafik jumlah panelis yang menyatakan tingkat kesukaan terhadap mutu 290

rasa dari dessert mousse dapat dilihat pada Gambar 1. 291

292

293

Gambar 1. Grafik Uji Organoleptik Rasa 294 295

Pada Gambar 1. dapat dijelaskan bahwa 33,3% menyatakan suka dengan mousse 296

alpukat dengan bahan penstabil CMC, 25% menyatakan cukup suka dan masing masing 297

16,6% menyatakan agak suka dan sangat suka. Pada mousse alpukat dengan bahan 298

penstabil jelly powder sebanyak 41,6% menyatakan suka, dan 33,3% menyatakan sangat 299

suka rasanya. Pada mousse bisbul dengan bahan penstabil CMC dan jelly powder masing 300

masing sebanyak 50% menyatakan cukup suka, 25% menyatakan suka, dan hanya 25% 301

menyatakan agak suka sampai kurang suka. 302

303

Alpukat+CMCAlpukat+Jelly

PowderBisbul+CMC

Bisbul+JellyPowder

Kurang Suka 1 1 1 1

Agak Suka 2 2 2

Cukup Suka 3 2 6 6

Suka 4 5 3 3

Sangat Suka 2 4

01234567

JUM

LAH

PA

NEL

IS

Rasa

Page 168: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

304

305

Aroma 306

Mutu organoleptik berdasarkan kesukaan terhadap atribut aroma diperoleh hasil 307

tingkat kesukaan dari cukup suka hingga suka. Pada Tabel 7 terlihat perlakuan mousse 308

alpukat dengan bahan penstabil jelly powder menghasilkan skor mutu aroma paling tinggi, 309

yaitu 3,70 (suka). Sedangkan pada perlakuan mousse bisbul dengan bahan penstabil jelly 310

powder menghasilkan mutu aroma relatif rendah, yaitu 3,30 (cukup suka). Tingkat kesukaan 311

panelis terhadap aroma diduga dipengaruhi oleh perbedaan jenis buah. Buah bisbul 312

memiliki aroma yang khas dan cukup tajam dibanding dengan buah alpukat. Aroma yang 313

cukup tajam/menyengat inilah yang justru oleh beberapa panelis kurang disukai. Namun 314

secara keseluruhan panelis menyatakan kesukaan terhadap aroma mousse bisbul pada 315

tingkat cukup suka hingga suka. 316

Pada perlakuan bahan penstabil tidak mempengaruhi aroma, hal ini sesuai dengan 317

penelitian Widjaja et al. (2017) bahwa perbedaan konsentrasi jelly powder tidak 318

mempengaruhi aroma pada minuman jeli yang dihasilkan. Demikian pula bahan penstabil 319

CMC juga tidak memiliki komponen volatil yang dapat menguap sehingga tidak memberikan 320

pengaruh yang nyata terhadap aroma bahan makanan (Abdullah dan Mutia, 2020). Lebih 321

jauh grafik jumlah panelis yang menyatakan tingkat kesukaan terhadap mutu aroma dari 322

dessert mousse dapat dilihat pada Gambar 2. 323

324

325

Gambar 2. Grafik Uji Organoleptik Aroma 326 327

Pada Gambar 2. dapat dijelaskan bahwa 41,6% menyatakan cukup suka dan suka 328

dengan mousse alpukat dengan bahan penstabil CMC, serta hanya 8,3% menyatakan 329

Alpukat+CMCAlpukat+Jelly

PowderBisbul+CMC

Bisbul+JellyPowder

Kurang Suka 1 1

Agak Suka 1 1

Cukup Suka 5 2 4 7

Suka 5 7 6 3

Sangat Suka 1 2 1 1

012345678

JUM

LAH

PA

NEL

IS

Aroma

Page 169: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

sangat suka dan kurang suka. Pada mousse alpukat dengan bahan penstabil jelly powder 330

sebanyak 58,3% menyatakan suka, dan masing masing 16,6% menyatakan sangat suka 331

dan cukup suka. Pada mousse bisbul dengan bahan penstabil CMC 50% menyatakan suka 332

dengan aromanya, dan 33,3% menyatakan cukup suka. Sedangkan pada mousse bisbul 333

dengan bahan penstabil jelly powder 58,3% menyatakan cukup suka, 25% menyatakan 334

suka. 335

336

Tekstur 337

Mutu organoleptik berdasarkan kesukaan terhadap atribut tekstur diperoleh hasil 338

rata-rata pada tingkatan lembut. Pada Tabel 7. terlihat bahwa semua perlakuan tidak 339

menghasilkan mutu tekstur yang berbeda, semua dinyatakan lembut (skor 3,50- 4,10). 340

Tekstur mousse sangat dipengaruhi oleh dari tekstur dari buah yang digunakan, baik 341

alpukat maupun bisbul keduanya memiliki tekstur buah yang lembut. Hal ini juga diduga 342

karena pada proses pengolahan mousse daging buah dilembutkan dengan cara diblender. 343

Penambahan bahan lainnya pada proses pengolahan seperti telur juga dapat menambah 344

kelembutan tesktur. Lebih jauh grafik jumlah panelis yang menyatakan tingkat kesukaan 345

terhadap mutu tekstur dari dessert mousse dapat dilihat pada Gambar 3. 346

347 Gambar 3. Grafik Uji Organoleptik Tekstur 348

Pada Gambar 3. dapat dijelaskan bahwa 58,3% panelis menyatakan lembut pada 349

tekstur mousse alpukat dengan bahan penstabil CMC, dan sebanyak 25% menyatakan 350

sangat lembut. Pada mousse alpukat dengan bahan penstabil jelly powder sebanyak 41,6% 351

panelis menyatakan sangat lembut, 33,3% menyatakan lembut dan hanya 25% menyatakan 352

agak kasar terhadap teksturnya. Pada mousse bisbul dengan bahan penstabil CMC, 353

sebanyak 41,6% panelis menyatakan lembut, 50% menyatakan agak kasar dan 8,3% 354

menyatakan sangat lembut. Sedangkan pada mousse bisbul dengan bahan penstabil jelly 355

Alpukat+CMCAlpukat+Jelly

PowderBisbul+CMC

Bisbul+JellyPowder

Sangat Kasar

Kasar 1

Agak Kasar 1 3 6 5

Lembut 8 4 5 5

Sangat Lembut 3 5 1 1

0123456789

JUM

LAH

PA

NEL

IS

Tekstur

Page 170: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

powder masing-masing 41,6% menyatakan agak kasar dan lembut, dan masing-masing 356

8,3% menyatakan kasar dan sangat lembut. Tingkat kelembutan mousse bisbul yang sedikit 357

lebih rendah dibanding mousse alpukat diduga disebabkan oleh kadar serat yang lebih 358

tinggi pada bisbul dibanding alpukat. Namun kadar serat yang tinggi ini justru menunjukkan 359

bahwa bisbul mempunyai nilai pangan fungsional yang tinggi. 360

361

Warna 362

Warna yang berbeda pada mousse bisbul dan mousse alpukat disebabkan oleh 363

warna asli dari masing-masing jenis buah tersebut. Mousse bisbul berwarna putih 364

kecoklatan/krem, putih gading hingga putih bersih. Perbedaan warna atau gradasi warna 365

pada mousse bisbul ini diduga karena terjadinya reaksi browning yang disebabkan enzim 366

polifenol oksidase yang dikandung buah bisbul pada proses pengolahannya. Hal ini sesuai 367

dengan yang dilaporkan Abdullah dan Mutia (2020) bahwa bahan penstabil CMC berwarna 368

putih, hampir tidak memiliki bau dan rasa dan memiliki bentuk higroskopis sehingga tidak 369

menyebabkan perubahan warna hasil olahannya. Selanjutnya jelly powder adalah contoh 370

dari hidrokoloid yang merupakan bahan biodegradable yang tidak memiliki warna sehingga 371

tidak berpengaruh terhadap karakteristik warna suatu bahan pangan yang digunakan 372

(Nurzakiyah, 2017). Sedangkan mousse alpukat berwarna hijau dan hijau muda. Perbedaan 373

warna ini diduga disebabkan adanya penambahan susu full cream dan whipped cream yang 374

ditambahkan pada pengolahan mousse. Warna dari mousse alpukat dan bisbul disajikan 375

pada Gambar 4 berikut ini : 376

377

378

379

380

Lebih jauh grafik jumlah panelis yang menyatakan tingkat kesukaan terhadap mutu 381

warna dari dessert mousse dapat dilihat pada Gambar 5. 382

383

Gambar 4. Mousse Alpukat dan Bisbul dengan Warna yang berbeda sesuai Warna Buahnya

Page 171: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

384

Gambar 5. Grafik Uji Organoleptik Warna 385

386

Pada Gambar 5. dapat dijelaskan bahwa 75% panelis menyatakan warna mousse 387

alpukat dengan bahan penstabil CMC adalah hijau muda, dan sebanyak 25% menyatakan 388

hijau. Pada mousse alpukat dengan bahan penstabil jelly powder sebanyak 83,3% panelis 389

menyatakan hijau muda, dan 16,6% menyatakan hijau terhadap warna mousse yang 390

dihasilkan. Pada mousse bisbul dengan bahan penstabil CMC maupun jelly powder masing 391

masing sebanyak 66,67% panelis menyatakan warnanya adalah putih gading, 25% 392

menyatakan putih kecoklatan/krem dan 8,3% menyatakan putih. 393

394

395

KESIMPULAN 396

Mousse bisbul maupun alpukat menggunakan bahan penstabil pengganti gelatin 397

CMC maupun jelly powder menghasilkan total padatan terlarut dan pH yang tidak berbeda. 398

Mutu organoleptik mousse bisbul dengan bahan penstabil CMC maupun jelly powder 399

menghasilkan rasa yang cukup disukai, aroma cukup disukai, tekstur lembut dan warna 400

putih gading, sedangkan mousse alpukat dengan bahan penstabil jelly powder lebih baik 401

dibanding CMC pada tingkat kesukaan rasa lebih disukai, aroma cukup disukai, teskturnya 402

lembut dengan warna mousse hijau muda. Baik bisbul maupun alpukat mempunyai prospek 403

diolah menjadi dessert mousse yang saat ini menjadi tren di kalangan anak muda milenial 404

sehingga dapat memberikan nilai tambah. 405

406

407

408

409

410

Alpukat+CMCAlpukat+Jelly

PowderBisbul+CMC

Bisbul+JellyPowder

Putih 1 1

Putih Gading 8 8

Krem 3 3

Hijau Muda 9 10

Hijau 3 2

02468

1012

JUM

LAH

PA

NEL

IS

Warna

Page 172: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

DAFTAR PUSTAKA 411

Abdullah, F., dan Mutia, A.K. 2020. Pengaruh Penambahan CMC (Carboxyl Methyl 412 Cellullose) Terhadap Uji Organoleptik Otak Otak Ikan Nike. Jurnal Pendidikan 413 Teknologi Pertanian, 6 (2) : 171-180. 414

Aminah, A., Tomayahu, N., dan Abidin, Z. 2017. Penetapan kadar flavonoid total ekstrak 415 etanol kulit buah alpukat (Persea Americana Mill.) dengan metode spektrofotometri 416 Uv-Vis. Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 4(2) : 226-230. 417

Faridah, H.D. dan Susanti, T. 2018. Polisakarida Sebagai Material Pengganti Gelatin Pada 418 Halal Drug Delivery System. Journal of Halal Product and Research (JHPR), 1(2) : 419 16-21. 420

Hesthiati, E., Rasyad R.N., dan Sukartono, I.G.S. 2019b. Pengolahan Alkesa (Pouteria 421 campechiana) Menjadi Mousse Brownies. Artikel Ilmiah. Fakultas Pertanian 422 Universitas Nasional. Jakarta. 423

Hudayani, A., & Daningsih, E. 2017 Kelayakan Media Pembelajaran Poster Kandungan Gizi 424 Buah Alpukat dan Buah Naga pada Sub Materi Zat Makanan. Jurnal Pendidikan dan 425 Pembelajaran Khatulistiwa, 6(4). 426

Ismawati, N., Nurwantoro, N., Pramono, Y.B. 2016. Nilai pH, Total Padatan Terlarut , dan 427 Sifat Sensoris Yoghurt dengan Penambahan Ekstrak Bit (Beta vulgaris L.) Jurnal 428 Aplikasi Teknologi Pangan, 5 : 89-93. 429

Kurniati, E., Anugroho, F., dan Sulianto, A. A. 2020. Analisis pengaruh pH dan suhu pada 430 desinfeksi air menggunakan microbubbble dan karbondioksida bertekanan. Journal 431 of Natural Resources and Environmental Management, 10(2): 247-256. 432

Kurniawan, T.W., dan Deglas, W. 2019. Pemanfaatan Kulit Buah Jeruk Mandarin (Citrus 433 reticulata) dalam Pembuatan Permen Jelly dengan Variasi Konsentrasi Bubuk Agar. 434 Jurnal Pertanian dan Pangan, 1 (2) : 1-5. 435

Mahendra, A dan Mitarlis. 2017. Sintesis dan Karakterisasi Carboxymethyl Cellulose (CMC) 436 dari Selulosa Eceng Gondok (Eichhornia crassipes). UNESA Journal of Chemistry, 437 6(1). 438

Mailoa, M., Rodiyah, S., dan Palijama, S. 2017. Pengaruh Konsentarasi Carboxymethyl 439 Celulose Terhadap Kualitas Es Krim Ubi Jalar (Ipomea batatas L.). AGRITEKNO. 440 Jurnal Teknologi Pertanian, 6(2) : 45-51. 441

Marsigit, W., Astuti, M., Anggrahini, S., & Naruki, S. 2016. Kandungan Gizi, Rendemen 442 Tepung, dan Kadar Fenol Total Alpukat (Persea americana, Mill) Varietas Ijo 443 Panjang dan Ijo Bundar. agriTECH, 36(1), 48-55. 444

Noviadahlia, N., Pangandian, G. P., dan Aminullah. 2018. Karakteristik Red Smoothies dari 445 Buah Pisang Ambon dan Naga Merah dengan Penambahan CMC (Carboxyl Methyl 446 Cellullose). Jurnal Agroindustri Halal, 4 (2) : 183-191. 447

Noviardi, H., Ratnasari, D., dan Fermadianto, M. 2019. Formulasi Sediaan Krim Tabir Surya 448 dari Ekstrak Etanol Buah Bisbul (Diospyros blancoi). Jurnal Ilmu Kefarmasian 449 Indonesia, 17(2): 262-271. 450

Nurzakiyah, U. 2017. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Hidrokoloid Terhadap Karakteristik 451 Mie Basah Tepung Komposit (Terigu dan Bekatul). Skripsi. Universitas Al Ghifari. 452 Bandung. 453

Page 173: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Panji, D. D., Octaviany, V., dan Gusnandi, D. 2019. Pemanfaatan Buah Nangka Sebagai 454 Subtitusi Gula dan Lemak Nabati Pada Mousse 2019. e-Proceeding of Applied 455 Science, 5(3) : 2785. 456

Sari, A.A.A., dan Sutiadiningsih, A. 2016. Pengaruh Proporsi Sari Buah Belimbing dan 457 Tomat Serta Bahan Pengental (Jelly Powder dan Agar) terhadap Sifat Organoleptik. 458 E-Journal Boga, 5(1) : 211-220. 459

Widowati, W., Safitri, R., Rumumpuk, R., & Siahaan, M. (2010). Penapisan aktivitas 460 superoksida dismutase pada berbagai tanaman. Jurnal Kedokteran Maranatha, 461 5(1): 33-47 462

Widjaja, W.P., Sumartini, dan Rifani. 2017. Pengaruh Konsentrasi Jelly Powder Terhadap 463 Karakteristik Minuman Jeli Ikan Lele (Clarias sp.). Jurnal Pasundan Food 464 Techonology, 4 (3) : 197-207. 465

Page 174: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

PENGOLAHAN DESSERT MOUSSE BISBUL

DAN ALPUKAT

UNTUK MENINGKATKAN

NILAI TAMBAH SEBAGAI

PANGAN FUNGSIONAL

Fakultas Pertanian, Universitas Nasional

Oleh :

Etty Hesthiati, Nurul Hanifah, Dena Anggari dan Inkorena G.S. Sukartono

Page 175: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

2

Bisbul (Diospyros blancoi ) merupakan buah eksotik dan endemik asal Jawa Barat yang belum

dimanfaatkan padahal mengandung sejumlah senyawa golongan alkaloid, saponin, tanin,

flavonoid, fenolik, triterpenoid dan glikosida sehingga bermanfaat sebagai antioksidan

Mousse merupakan dessert yang berasal dari Prancis yang memiliki arti busa yang memiliki cita

rasa manis yang berasal dari perisa buah yang digunakan.

Alpukat (Persea americana Mill) merupakan buah yang mudah ditemukan dan sudah banyak olahannya.

Mengandung Kalium, Magnesium, Karbohidrat, Protein dan Folat serta Vitamin A, B,C,E dan K sehingga juga

sangat bermanfaat sebagai obat

Peggunaan gelatin sebagai bahan penstabil dalam pembuatan mousse diganti dengan bahan penstabil

yang lebih aman

Page 176: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Bahan dan Metode

Laboratorium Pertanian Universitas

Nasional di Jalan Bambu Kuning, Pasar

Minggu, Jakarta Selatan. Bulan Maret-

April 2021

Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial Petak

Terpisah

Faktor utama yaitu

perbedaan bahan utama

(A) :

A1= Alpukat

A2= Bisbul

Anak Faktor yaitu

perbedaan bahan

penstabil (B) :

B1= CMC

B2= Jelly powder

Page 177: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Kandungan Buah BisbulParameter Satuan Kandungan Metode/Uji Teknik

Air % 80,0 SNI 01-2891-1992, butir 5.1

Abu % 0,86 SNI 01-2891-1992, butir 6.1

Protein % 0,69 SNI 01-2891-1992, butir 7.1

Lemak % 0,21 SNI 01-2891-1992, butir 8.2

Serat kasar % 3,25 SNI 01-2891-1992, butir 11

Karbohidrat % 15,0IK 7.2.3

(cara penghitungan)

Beta karoten mg/100 g 0.2 MU/INST/3 (HPLC)

Vitamin C

(Asam askobat)mg/100 g 255 MU/INST/9 (HPLC)

Vitamin E

(Tokoferol)mg/100 gram <0,01 MU/INST/11(HPLC)

Komponen Gizi Satuan Kandungan

Air g 81.81

Karbohidrat g 8.84

Protein g 1.32

Lemak g 7.13

Abu g 0.44

Serat g 0.011)

Vitamin A µg 832.39

Vitamin C mg 49.69

Vitamin E mg 40.24

Kalsium mg 14.32

Besi mg 1.75

Magnesium mg 32.34

Natrium mg 10.73

Kalium mg 1587.45

Mangan mg 0.27

Seng mg 3.25

Fosfor mg 271.73

Kandungan Buah

Alpukat

Page 178: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

• Perlakuan perbedaan jenis buah

menghasilkan TPT berbeda tidak nyata,

namun mousse alpukat cenderung

memiliki TPT lebih tinggi.

• Perlakuan bahan penstabil bahan

penstabil menghasilkan TPT berbeda

tidak nyata

TOTAL PADATAN

TERLARUT

• Mousse yang diolah menggunakan buah

alpukat dengan bahan penstabil CMC

maupun Jelly powder cenderung memiliki

kandungan total padatan terlarut yang

lebih tinggi dibanding mousse yang

diolah menggunakan buah bisbul

Perlakuan TPT (°Brix)

Jenis Buah :

Alpukat 4,75a

Bisbul 2,25a

Bahan Penstabil :

CMC 3,25a

Jelly Powder 3,75a

Jenis

BuahBahan Penstabil

CMCJelly

Powder

Alpukat 4,50Aa 5,00Aa

Bisbul 2,00Aa 2,50Aa

Page 179: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Derajat Keasaman (pH)

• Baik perlakuan jenis buah dan bahan penstabil

sama sama menghasilkan mousse dengan pH

yang berbeda tidak nyata. pH yang dihasilkan

cenderung netral (sekitar 7)

• Semua interaksi dinyatakan baik karena memiliki pH

yang netral, meskipun hingga saat ini mousse belum

ada syarat mutu SNInya

Perlakuan Nilai pH

Jenis Buah :

Alpukat 7,33a

Bisbul 7,30a

Bahan Penstabil :

CMC 7,33a

Jelly Powder 7,30a

Jenis

Buah

Bahan Penstabil

CMC Jelly Powder

Alpukat 7,25Aa 7,40Aa

Bisbul 7,40Aa 7,20Aa

Page 180: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

WARNA

• Warna yang berbeda pada mousse bisbul dan

mousse alpukat disebabkan oleh warna asli

dari masing-masing jenis buah tersebut

• Perlakuan bahan penstabil menghasilkan

warna yang berbeda tidak nyata karena bahan

penstabil tidak memiliki warna.

PENILAIAN ORGANOLEPTIK

AROMA

• Perlakuan jenis buah menghasilkan aroma yang cukup disukai

sampai disukai karena masing masing buah yang digunakan

memiliki bau yang khas

• Perlakuan bahan penstabil tidak memberikan perubahan aroma

pada produk olahan makanan.

TEKSTUR

• Tekstur yang dihasilkan lembut disebabkan karena tesktur buah

bisbul dan alpukat itu sendiri.

RASA

• Mousse bisbul cukup disukai, namun mousse alpukat lebih disukai

• Perlakuan bahan penstabil tidak memberikan perubahan rasa pada

produk olahan makanan

PerlakuanMutu Organoleptik Total

Rasa Aroma Tekstur Warna

Alpukat,

CMC

3,30

(cukup

suka)

3,40

(cukup

suka)

4,10

(lembut)

4,20

(hijau

muda)

18,90

Alpukat,

Jelly

Powder

3,90

(suka)

3,70

(suka)

4,10

(lembut)

4,10

(hijau

muda)

15,80

Bisbul,

CMC

2,90

(cukup

suka)

3,50

(suka)

3,50

(lembut)

4,10

(putih

gading)

12,00

Bisbul,

Jelly

Powder

2,90

(cukup

suka)

3,30

(cukup

suka)

3,50

(lembut)

4,10

(putih

gading)

11,80

Page 181: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

KESIMPULAN

Mousse bisbul maupun alpukat menggunakan bahan penstabil

pengganti gelatin CMC maupun jelly powder menghasilkan total

padatan terlarut dan pH yang tidak berbeda.

Mutu organoleptik mousse bisbul dengan bahan penstabil CMC

maupun jelly powder menghasilkan rasa yang cukup disukai, aroma

cukup disukai, tekstur lembut dan warna putih gading, sedangkan

mousse alpukat dengan bahan penstabil jelly powder lebih baik

dibanding CMC pada tingkat kesukaan rasa lebih disukai, aroma

cukup disukai, teskturnya lembut dengan warna mousse hijau muda.

Baik bisbul maupun alpukat mempunyai prospek diolah menjadi

dessert mousse yang saat ini menjadi tren di kalangan anak muda

milenial sehingga dapat memberikan nilai tambah.

Page 182: Seminar Nasional 2021 - repository.unas.ac.id

Sebagai Pemakalah Oral

Ir. Etty Hesthiati, M.Si