seminar katarak.revisi.docx

57
TUGAS MAKALAH Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia dengan Kasus katarak Kepada keluarga Tn. Y Khususnya Tn. M RT 01 RW 01 Loram Kulon Jati Kudus Dosen Pembimbing : Ns. Dewi Hartinah S.Kep.,M.Si.Med Disusun Oleh : 1. Subechan Anggoro (III.11.3090) 2. Sukiswati (III.11.3091) 3. Tito Arinto ( III.11.3092) 4. Vera Fitria R 5. Wiwit W ( III.11.3094) 6. YanuarLuki F( III.11.3095) 7. Yayan A ( III.11.3096) 8. Yeni N F ( III.11.3097) 1

Transcript of seminar katarak.revisi.docx

Page 1: seminar katarak.revisi.docx

TUGAS MAKALAH

Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia dengan Kasus katarak Kepada

keluarga Tn. Y Khususnya Tn. M RT 01 RW 01 Loram Kulon Jati

Kudus

Dosen Pembimbing : Ns. Dewi Hartinah S.Kep.,M.Si.Med

Disusun Oleh :

1. Subechan Anggoro (III.11.3090)

2. Sukiswati (III.11.3091)

3. Tito Arinto ( III.11.3092)

4. Vera Fitria R ( III.11.3093)

5. Wiwit W ( III.11.3094)

6. YanuarLuki F( III.11.3095)

7. Yayan A ( III.11.3096)

8. Yeni N F ( III.11.3097)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS

PRODI S1 KEPERAWATAN TINGKAT III B

TAHUN AKADEMIK 2013/2014

1

Page 2: seminar katarak.revisi.docx

Lembar Pengesahan

Asuhan Keperawatan Pada Lansia dengan Masalah Kesehatan

Penyakit katarak

Disusun Oleh :

1. Subechan Anggoro

2. Sukiswati

3. Tito Arinto

4. Vera Fitria R

5. Wiwit W

6. YanuarLuki F

7. Yayan A

8. Yeni N F

Telah diterima dan disahkan

Oleh :

Kudus ,Agustus 2014

Pembimbing

Ns. Dewi Hartinah S.Kep.,M.Si.Med NPP : 990015

2

Page 3: seminar katarak.revisi.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa.Berkat karunia-

Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun secara khusus untuk memenuhi tugas seminar akhir semester

6 .Makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak.

Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat :

1. Rusnoto S.K.M, M,Kes (Epid) selaku Ketua Stikes MuhammadiyahKudus

2. Ns. Dewi Hartinah S.Kep.,M.Si.Med selaku pembimbing

3. Berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu/satu

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Kudus, Agustus 2014

Penulis

3

Page 4: seminar katarak.revisi.docx

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………1

PENGESAHAN ……………………………………2

KATA PENGANTAR ………………………………...….3

DAFTAR ISI ……………………………………4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ……………………………………6

1.2 TUJUAN ……………………………………7

1.3 RUMUSAN MASALAH ……………………………………7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Teori Lansia

2.1.1 Batasan Lansia ……………………………………8

2.1.2 Proses Menua ……………………………………8

2.1.3 Teori Proses Menua ……………………………………10

2.1.4 Permasalahan Yang Terjadi Pada Lansia……………………………… 11

2.1.5 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Ketua ……………………12

2.1.6 Perubahan – perubahan Yang Terjadi Pada Lansia……………………..12

2.1.7 Penyakit Yang Sering Dijumpai Pada Lansia……………………………13

2.2 KOnsep katarak

2.2.1 PENGERTIAN ……………………………………13

2.2.2 ETIOLOGI ……………………………………14

2.2.3 KLASIFIKASI ……………………………………14

2.2.4 TANDA DAN GEJALA ……………………………………16

4

Page 5: seminar katarak.revisi.docx

2.2.5 PATOFISIOLOGI ……………………………………16

2.2.6 PATHWAY ……………………………………18

2.2.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ……………………………………19

2.2.8 PENATALAKSAAN MEDIS ……………………………………19

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN ……………………………………22

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN…………………………………31

3.3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ……………………34

3.4 IMPLEMENTASI KEP ……………………………………36

3.5 EVALUASI ……………………………………37

BAB IV

PENUTUP

4.1 SIMPULAN ..………………………...…38

4.2 SARAN ………………………….....38

DAFTAR PUSTAKA

5

Page 6: seminar katarak.revisi.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang

semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah

lansia meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2 %

dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006 usia harapan

hidup meningkat menjadi 66,2 tahun dan jumlah lansia menjadi 19 juta orang, dan di

perkirakan pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4%. Hal ini menunjukan

bahwa jumlah lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu.

Semakin tingginya harapan hidup, maka semakin tinggi pula factor resiko terjadinya

berbagai masalah kesehatan.Masalah umum yang di alami para lansia adalah rentannya

kondisi fisik para lansia terhadan berbagai penyakit karena berkurangnya daya tahan tubuh

dalam menghadapi pengaruh dari luar serta menurunnya efisiensi mekanisme homeostatistik

oleh karena hal tersebut lansia mudah terserang berbagai penyakit.

Ada beberapa perubahan fisik pada lansian yang dapat menjadi suatu kondisi lansia

terserang penyakit, seperti perubahan kardiofaskuler yaitu menurunnya kekuatan otot-otot

pernafasan, serta perubahan pada pendengaran dan perubahan pada penglihatan. Terdapat

beberapa macam penyakit yang bisa menimpa para lansia antara lain katarak,

hipertensi,diabetes militus,jantung koroner,stroke dan lain sebagainya.

Macam-macam masalah kesehatan tersebut yang sering menimpa lansia yaitukatarak

kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata.

Katarak terjadi karena faktor usia, namun juga dapat terjadi pada anak-anak yang lahir

dengan kondisi tersebut. Katarak juga dapat terjadi setelah trauma, inflamasi atau penyakit

lainnya.

Berdasarkan studi potong lintang prevalensi katarak pada usia 65 tahun adalah 50% dan

prevalensi ini meningkat hingga 70% pada usia lebih dari 75 tahun (Vaughan & Asbury,

2007).

6

Lenovo, 08/13/14,
Sumber pustaka?
Lenovo, 13/08/14,
idem
Lenovo, 08/13/14,
idem
Lenovo, 08/13/14,
idem
Page 7: seminar katarak.revisi.docx

Oleh karena itu, dari fenomena di atas mahasiswa tertarik untuk membuat makalah

dengan judul lansia dengan katarak agar memberi pengetahuan kepada mahasiswa lain serta

masyarakat pada umumnya dan lansia.

1.2 TUJUAN PENULISAN

A. TUJUAN UMUM

Untuk memahami konsep Asuhan Keperawatan keluarga dengan katarak

B. TUJUAN KHUSUS

Setelah penulisan makalah ini, penulis mampu :

a. Agar mahasiswa mengetahui defenisi lansia dan katarak

b. Agar mahasiswa mengetahui etiologi dari katarak

c. Agar mahasiswa mengetahui patofisiologi dari katarak

d. Agar mahasiswa mengetahui manifestasi klinis dari katarak

e. Agar mahasiswa mengetahui penatalaksanaan dari katarak

f. Agar mahasiswa mengetahui pengkajian dari katarak

g. Agar mahasiswa mengetahui diagnosa keperawatan dari katarak

h. Agar mahasiswa mengetahui intervensi keperawatan dari katarak

1.3 RUMUSAN MASALAH

a. Apakah definisi lansia dan katarak itu ?

b. Apakah etiologi dari katarak ?

c. Bagaimana patofisiolagi dari katarak ?

d. Bagaimana manifestasi klinis dari katarak ?

e. Bagaiman penatalaksanaan dari katarak ?

f. Bagaimana pengkajian dari katarak ?

g. Apa saja diagnosa keperawatan dari katarak ?

h. Bagaimana intervensi keperawatan dari katarak ?

7

Lenovo, 08/13/14,
kalau ada rumusan masalah berarti naruhnya sebelum tujuan,karena tujuan itu tahap untuk menyelesaikan permasalahan
Page 8: seminar katarak.revisi.docx

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Teori Lansia

2.1.1 Batasan Lansia

Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:

1)    Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.

2)    Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun

3)    Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun

4)    Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun

2.1.2 Proses Menua

Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang

telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua

(Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun

psikologis.Memasuki masa tua berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun

psikis.Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih,

penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai

fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah.

Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak

harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat dalam hal

ini diartikan:

1)    Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial,

2)    Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari,

3)    Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat (Rahardjo, 1996)

Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan – perubahan yang

menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus – menerus. Apabila proses

penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbullah berbagai

masalah. Hurlock (1979) seperti dikutip oleh Munandar Ashar Sunyoto (1994)

menyebutkan masalah – masalah yang menyertai lansia yaitu:

1)    Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain,

8

Page 9: seminar katarak.revisi.docx

2)    Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola

hidupnya,

3)    Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal atau

pindah,

4)    Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah

banyak dan

5)    Belajar memperlakukan anak – anak yang telah tumbuh dewasa. Berkaitan dengan

perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan fisik yang mendasar

adalah perubahan gerak.

Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap

diri makin bertambah.Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang.Ketiga

minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap kegiatan – kegiatan

rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan motivasi yang

tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat

secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk melakukan latihan fisik secara benar

dan teratur untuk meningkatkan kebugaran fisiknya.

Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990) mengatakan bahwa

perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap

perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap yang

ditunjukkan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung dari

pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan ynag

diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan masalah

peningkatan kesehatan, ekonomi/pendapatan dan peran sosial (Goldstein, 1992)

Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri – ciri

penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979, Munandar, 1994) adalah:

1)    Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya.

2)    Penarikan diri ke dalam dunia fantasi

3)    Selalu mengingat kembali masa lalu

4)    Selalu khawatir karena pengangguran,

5)    Kurang ada motivasi,

6)    Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan

9

Page 10: seminar katarak.revisi.docx

7)    Tempat tinggal yang tidak diinginkan.

 Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah:

minat yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas, menikmati

kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilkukan saat ini dan memiliki

kekhawatiran minimla trehadap diri dan orang lain.

2.1.3  Teori Proses Menua

1)    Teori – teori biologi

a)    Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk

spesies – spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan

biokimia yang diprogram oleh molekul – molekul / DNA dan setiap sel

pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah

mutasi dari sel – sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional

sel)

b)    Pemakaian dan rusak

Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah (rusak)

c)    Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)

Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu

zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidaktahan terhadap zat

tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.

d)    Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus theory)

Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan

masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkab kerusakan organ

tubuh.

e)    Teori stres

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan

tubuh.Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan

lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel

tubuh lelah terpakai.

f)     Teori radikal bebas

10

Page 11: seminar katarak.revisi.docx

Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya

radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen

bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein.Radikal bebas ini

dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.

g)    Teori rantai silang

Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya menyebabkan

ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan

kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.

h)   Teori program

Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang

membelah setelah sel-sel tersebut mati.

2)    Teori kejiwaan sosial

a)    Aktivitas atau kegiatan (activity theory)

- Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara

langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses

adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.

- Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut

usia.

- Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar

tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia

b)    Kepribadian berlanjut (continuity theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut

usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini

menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut

usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki.

c)    Teori pembebasan (disengagement theory)

Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia,

seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari

kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial

11

Page 12: seminar katarak.revisi.docx

lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga

sering terjaadi kehilangan ganda (triple loss), yakni :

1.    kehilangan peran

2.    hambatan kontak sosial

3.    berkurangnya kontak komitmen

2.1.4 Permasalahan Yang Terjadi Pada Lansia

         Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan

lanjut usia, antara lain: (Setiabudhi, T. 1999 : 40-42)

1) Permasalahan umum

a) Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan.

b) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang

berusia lanjut kurang diperhatikan , dihargai dan dihormati.

c) Lahirnya kelompok masyarakat industri.

d) Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional pelayanan lanjut

usia.

e) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan

lansia.

2)  Permasalahan khusus :

a) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik

fisik, mental maupun sosial.

b) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.

c) Rendahnya produktifitas kerja lansia.

d) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.

e) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan

masyarakat individualistik.

f) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu

kesehatan fisik lansia

2.1.5  Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan

1)    Hereditas atau ketuaan genetik

2)    Nutrisi atau makanan

12

Page 13: seminar katarak.revisi.docx

3)    Status kesehatan

4)    Pengalaman hidup

5)    Lingkungan

6)    Stres

2.1.6  Perubahan – perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

1)    Perubahan fisik

Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistim organ

tubuh, diantaranya sistim pernafasan, pendengaran, penglihatan,

kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastro intestinal,

genito urinaria, endokrin dan integumen.

2)    Perubahan mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :

a)    Pertama-tama perubahan fisik, khsusnya organ perasa.

b)    Kesehatan umum

c)    Tingkat pendidikan

d)    Keturunan (hereditas)

e)    Lingkungan

f)     Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.

g)    Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.

h)   Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman

dan famili.

i)     Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran

diri, perubahan konsep dir.

3)    Perubahan spiritual

Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya

(Maslow, 1970)

Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal ini

terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner,

1970)

2.1.7  Penyakit Yang Sering Dijumpai Pada Lansia

13

Lenovo, 08/13/14,
kok katarak tidak ada???padahal kasusmu kan katarak???
Page 14: seminar katarak.revisi.docx

Menurut the National Old People’s Welfare Council , dikemukakan 12

macam penyakit lansia, yaitu :

1)    Depresi mental

2)    Gangguan pendengaran

3)    Bronkhitis kronis

4)    Gangguan pada tungkai/sikap berjalan.

5)    Gangguan pada koksa / sendi pangul

6)    Anemia

7)    Demensia

2.2 KONSEP KATARAK

2.2.1 PENGERTIAN

Katarak adalah kelainan mata yang terjadi pada lensa di mana cairan dalam lensa

menjadi keruh.Karena cairan dalam lensa keruh, lensa mata kelihatan putih dan cahaya

tidak dapat menmbusnya.Orang yang mengidap katarak melihat seperti melalui kaca

jendela yang kotor karena keruhnya lensa menghalangi masuknya cahaya ke

retina.Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan orang tua.

Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya jernih dan tembus cahaya

menjadi keruh, menyebabkan gangguan pada penglihatan (Klinik mata nusantara, 2008).

Katarak adalah sejenis kerusakan mata yang menyebabkan lensa mataberselaput

dan rabun. Lensa mata menjadi keruh dan cahaya tidak dapat menembusinya, bervariasi

sesuai tingkatannya dari sedikit sampai keburaman total dan menghalangi jalan cahaya

(Wikipedia, 2012)

.

2.2.2 ETIOLOGI

Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia

seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Penyebab

katarak lainnya meliputi :

1. Ketuaan biasanya dijumpai pada katarak Senilis

14

Page 15: seminar katarak.revisi.docx

2. Trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam/tumpul, terpapar oleh sinar X atau

benda – benda radioaktif.

3. Penyakit mata seperti uveitis.

4. Penyakit sistemis seperti DM.

5. Defek kongenital

6. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.

7. Rokok dan Alkohol.

2.2.3 KLASIFIKASI

1. Katarak primer

Katarak primer, menurut umur ada tiga golognan yaitu :

1. Katarak juvenilis (umur <20 tahun ),

2. Katarak presenilis (umur sampai 50tahun)

3. katarak senilis (umur sampai 50tahun )

Katarak primer dibagi menjadi 4 stadium (Yasin, 2009):

a. Stadium Insipien

1. Stadium paling dini

2. Kekeruhan lensa terdapat pada bagian perifer berbentuk bercak-bercak yang

tidak teratur

3. Pasien mengeluh gangguan penglihatan melihat ganda dengan satu mata

4. Tajam penglihatan belum terganggu

5. Proses degenerasi belum menyerap cairan mata yang kedalam lensa sehingga

terlihat bilik mata depan yang kedalaman normal.

b. Stadium Imatur

1. Proses degenerasi mulai menyerap cairan mata kedalam lensa sehingga lensa

2. Menjadi cembung.

3. Terjadi pembengkakan lensa yang dapat menjadi katarak intumesen.

4. Terjadi miopisasi

5. Dapat terjadi glaucoma sekunder

6. Shadow test positif

c. Stadium Matur

15

Page 16: seminar katarak.revisi.docx

1. Terjadi kekeruhan seluruh lensa

2. Tekanan dalam seimbang dengan cairan dalam mata dengan ukuran lensa

normal Kembali.

3. Tajam penglihatan sangat menurun dan hanya tinggal proyeksi sinar positif

4. Di pupil tampak lensa seperti mutiara

d. Stadium Hypermatur

a. Korteks lensa yang seperti bubur telah mencair sehingga nucleus lensa turun

karena daya beratnya.

b. Melalui pupil, nucleus terbayang sebagai setengah lingkaran di bagian bawah

dengan warna berbeda dari atasnya yaitu kecoklatan

c. Terjadi kerusakan kapsul lensa yang menjadi lebih permeabel dsehingga isi

korteks dapat keluar dan lensa menjadi kempis yang dibawahnya terdapat

nucleus lensa (Katarak Morgagni)

2.  Katarak Komplikata

Katarak jenis ini terjadi sekunder atau sebagai komplikasi dari penyakir lain

Penyebab katarak jenis ini adalah :

a. Gangguan okuler, karena retinitis pigmentosa glaucoma, ablasio retinayang

sudah lama, uveitis, myopia maligna.

b. Penyakit sistemik, Diabetes Mellitus, hipoparatiroid, sindrom down,

dermatitis atopik.

c. Trauma, trauma tumpul, pukulan, benda asing di dalam mata, terpajan panas

yang berlebihan, sinar –X, radioaktif, terpajan sinar matahari, toksik kimia.

3.    Katarak Kongenital

Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat

pembentukan lensa.Kekeruhan sudah terdapat pada waktu bayi lahir. Katarak ini

sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang :

1) Menderita rubella

2) Diabetes mellitus

3) Toksoplasmosis,

4) Hipoparatiroidisme

16

Page 17: seminar katarak.revisi.docx

5) Galaktosemia

2.2.4 TANDA DAN GEJALA

Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam pengelihatan secara progresif

(seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Pengelihatan seakan-akan melihat asap

dan pupil mata seakan akan bertambah putih. Pada akhirnya apabila katarak telah matang

pupil akan tampak benar-benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menja di negatif

(-). Bila Katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat

menimbulkan komplikasi berupa Glaukoma dan Uveitis.

Gejala umum gangguan katarak meliputi (Julianto, 2009) :

a. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.

b. Peka terhadap sinar atau cahaya.

c. Dapat melihat dobel pada satu mata.

d. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.

e. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

2.2.5 PATOFISIOLOGI

Lensa yang normal adalah stuktur posterior iris yang jernih, transparan

mempunyai kekuatan refraksi yang besar.lensa mengandung tiga komponen

anotomis.Pada zona sentral terdapat nucleus di perifer ada korteks dan yang mengelilingi

keduanya adalah kapsul anterior dan posterior dengan bertambahnya usia ,nucleus

mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan.Disekitar apasitas terdapat

densitas seperti duri di anterior dan posterior nucleus.apasitas pada kapsul posterior

merupakan bentuk katarakyang paling bermakna Nampak seperti Kristal salju pada

jendela.

Perubahan fisik dan kimia pada lensamengakibatkan hilangnya transpirasi

perubahan pada serabut halus multiple (zanula) yang memanjang dari barang silier

kesekitar daerah diluar lensa.misalnyadapat menyebabkan penglihatan pengalami

distrosi perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koogulasi sehingga

mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya keretina.Salah satu teori

17

Page 18: seminar katarak.revisi.docx

menyebutkan terputusnya protein lensanormal terjadi disertai influk air ke dalam lensa.

Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar . Teori

lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari

degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada

kebanyakan pasien yang menderita katarak. (Brunner dan suddarth , 2002).

Kebanyakan katarak berkembang secara kronik dan “matang” ketika orang

memasuki decade ke tujuh. Katarak dapat bersifat congenital dan di identifikasi awal,

karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan

permanen.(Brunner dan suddarth , 2002).

18

Page 19: seminar katarak.revisi.docx

2.2.6 PATHWAY

Usia lanjut alcohol defek penggunaan penyakitsistemis penyakit

mata / rokok congenital obat : steroid metabolic : DM

jangka panjang

Perubahan nucleus dan korteks lensa

Lensa keruh

Kurang infornasi KATARAK

Non operasi operasi

Rupture kapsul lensa pengganti sayatan selaput lensa semi bening permeable

Tekanan vena-vena jahitan banyak kerusakan lensa mengadakan drainase ruang anterior humor akuos

penyembuhan lama

buta penigkatan TID Gg penerimaan

sensoriGangguan body image

ablasio

19

cemas

Gangguan sensori perceptual penglihatan

Kurang pengetahuan

Resiko cideraNyeri akut

Resti infeksi

Page 20: seminar katarak.revisi.docx

2.2.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

(1)  Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan

kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf,

penglihatan ke retina.

(2)  Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis, glukoma.

(3)  Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg)

(4)   Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.

(5)  Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe gllukoma

(6)  Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik, papiledema,

perdarahan.

(7)  Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.

(8)  EKG, kolesterol serum, lipid

(9)  Tes toleransi glukosa : kotrol DM.

2.2.8 PENATALAKSAAN MEDIS

Salah satu cara pengobatan katarak adalah dengan cara pembedahan ,yaitu:

a. lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga

pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia).

Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.

b. Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa

sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit

seperi glaukoma dan uveitis.

c. Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana isi

lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga

korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. Namun

dengan tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder. Dengan tekhnik

20

Page 21: seminar katarak.revisi.docx

ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak sekunder karena seluruh lensa

bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang matur dan zonula zinn

telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang dari 40 tahun,

katarak imatur, yang masih memiliki zonula zinn.

d. Dapat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu

fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan

insisi kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan rehabilitasi

penglihatan pasien meningkat.

e. Kacamata (aphakic spectacles)

Setelah ekstraksi katarak, mata klien tidak mempunyai lensa yang disebut

afakia.Keadaan ini harus dikoreksi dengan lensa sefris (+) 10D supaya dapat

melihat jauh.Koreksi ini harus diberikan 3bulan pasca operasi sebab sebelum 3

bulan keadaan refraksi masih berubah – ubah, karena keadaan luka belum tenang

dan astigmatismenya tidak tetap.

f. Lensa kontak

Keuntungan pilihan ini adalah ukuran bayangan hanya 7% lebih besar dari pada

ukuran normal, sehingga kedua mata berfungsi bersama.Lapang pandang tidak

berubah/ konstriksi.Kerugiannya dapat terjadi lakrimasi, risiko tinggi komplikasi,

kemungkinan penolakan lensa dan biaya mahal.

21

Page 22: seminar katarak.revisi.docx

BAB III

ASKEP KELUARGA

A. Pengkajian

Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 15 Juli 2014 di rumah keluarga Tn. Y pukul 09.30

WIB

1.    Data Umum

a. Identitas Keluarga

Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. Y

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Suku : Jawa

Umur : 45 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Buruh Pabrik

Alamat : RT 01 RW 01 LOram Kulon Jati Kudus

b. Komposisi Keluarga

N

O

Nama J

K

Hub

dgn

KK

Umur Pendidi

kan

Status Imunisasi KET

BC

G

POLIO DPT Hepatiti

s

Campak

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1 Tn.M L Bapak 80 th Sakit

2 Ny.N P Istri 39 th SMP

3 An.V P Anak 7 th SD ѵ ѵ ѵ v ѵ ѵ Ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ

b. Genogram

22

Lenovo, 08/13/14,
Ganti tidak imunisasi
Page 23: seminar katarak.revisi.docx

 

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Sakit

: meninggal

: Tinggal serumah

d. Tipe Keluarga

keluarga Tn. Y merupakan keluarga Besar (extended family) yang terdiri dari

kakek, ayah, ibu, anak.

e. Suku Bangsa

Tn. Y menyatakan bahwa keluarganya merupakan suku jawa dan tinggal di

lingkungan orang-orang yang bersuku jawa.Tn. Y berkomunikasi dengan bahasa Jawa

dan bahasia Indonesia baik antara anggota keluarga maupun kelurga sekitar.

f. Agama

Semua anggota keluarga Tn. Y beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai

keyakinan di rumah karena jauh dari masjid.

g. Status Sosial Ekonomi Keluarga

penghasilan keluarga ± Rp. 700.000 perbulan yang diperoleh dari hasil Buruh

Pabrik Tn. Y. Namun Penghasilannya tidak Tetap. Sedangkan Ny. N bekerja sebagai

ibu rumah tangga. Pengeluaran perbulan untuk keperluan makan sekitar ± Rp.

500.000,- dan sisanya untuk keperluan lain –lain seperti membayar listrik, kebutuhan

anak sekolah.

23

Page 24: seminar katarak.revisi.docx

h. Sifat Keluarga

1. Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan dilakukan oleh Tn. Y( kepala keluarga ). Setelah

itu meminta keputusan meminta pertimbangan ( dimusyawarahkan ) kepada seluruh

keluarga dirumah.

2. kebiasaan Hidup Sehari-hari

a. Kebiasaan tidur/istirahat

Tn M : tidur malam jam 21.00 dan bangun jam 04.00, tidak pernah tidur siang

Tn Y : tidur malam jam 21.00 dan bangun jam 04.00, tidak pernah tidur siang

Ny. N : tidur malam jam 20.00 dan bangun jam 05.00, tidak pernah tidur siang

An. V : tidur malam jam 20.00 dan bangun jam 06.00, jarang tidur siang

b. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Kegiatan yang dilakukan keluarga setiap hari mereka menonton TV bersama-

sama, dan semua berkumpul menonton TV ketika malam hari.Kadang mereka

berkumpul bersama tetangga atau saudara dekat untuk berbincang-bincang

bersama Jika memiliki tabungan cukup dan kesehatan yang mendukung mereka

berwisata ke tempat rekreasi terdekat.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a.    Tahap perkembangan keluarga saat ini dengan lansia

Tahap perkembangan keluarga Tn. Y saat ini adalah keluarga anak sekolah dan

keluarga Lanjut Usia. Anak pertama berumur 7 tahun yang masih duduk disekolah

dasar.

b.    Tahap perkembangan yang belum terpenuhi

Ingin menyekolahkan anak-anaknya sampai keperguruan tinggi.

c. Riwayat kesehatan keluarga inti

-       Tn. M mempunyai masalah kesehatan Katarak dan DM

- Tn. Y Memiliki keturunan DM

24

Lenovo, 08/13/14,
Lihat tahap2 perkembangan yg harus dilewati di buku panduan
Lenovo, 08/13/14,
Tidak usah ditambahi klg lanjut usia
Page 25: seminar katarak.revisi.docx

-      Ny. N tidak memiliki masalah kesehatan.

-      An. V Tidak memiliki maslah kesehatan

d.   Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Tn. Y mengatakan ada riwayat Penyakit DM keluarga sebelumnya.

3. Data Lingkungan

a. Karakteristik Rumah

Rumah Tn, Y terdiri 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang tv, 1 kamar mandi, dan

1 dapur. Lantai rumah masih berupa tanah.Dindingnya masih terbuat dari batu

bata.Dirumah ada jendela diruang tamu sehingga akses udara masih yang masuk.Cahaya

matahari yang masuk sedikit dikamarnya. Dikamar tengah atau ruang tv tidak ada jendela

dan ventilasi sehingga tidak ada cahaya yang masuk. Kamar mandi masih berupa bak

mandi yang terbuat dari ember dan ada tempat penampungan airnya untuk mencuci baju,

piring dll. Dan didalam Sebelah rumah kebun yang jarang dibersihkan. Dibelakang rumah

terdapat pohon bambu dan tempat pembuangan sampah.Disamping rumah terdapat sungai

untuk pengairan sawah.

Denah Rumah :

U

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas

Rumah Tn. Y berada di wilayah kelurahan yang disekitarnya berupa sawah, dan

kebun.Banyak Sarana jalan tersebut belum diaspal.Sarana kesehatan di lingkungan tersebut

25

Dapur K M

K.T R. TV

K.T

k. T

R.T

Page 26: seminar katarak.revisi.docx

berupa bidan desa, Puskesmas pembantu, Dokter.Sarana Kesehatan mampu ditempuh

dengan montor.Tetangga Tn. Y mayoritas beragama islam serya memiliki sifat

kebersamaan serta menganut adat jawa, misalnya selamatan, yasinan setiap malam jum’at,

dll.

c. Mobilitas Geografis Keluarga

Keluarga Tn. Y Keluarga jarang bepergian ke tempat-tempat yang jauh.Menonton

TV Adalah sarana utama hiburan dirumah.Tempat tinggal keluarga juga tidak berpindah –

pindah. Keluarga Tn.Y yang lain berada di sekitar tempat tinggalnya (masih satu desa).

d. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Keluarga Dengan Masyarakat.

Keluarga Tn. Y mengatakan setiap hari raya semua anak-anak dan Tn. M.Terkadang

Tn. M Pergi kesawah untuk melihat tanamannya di sawah

e. Sistem Pendukung Keluarga

Tn. Y memiliki keluarga yang berada di sekitar rumahnya sehingga sewaktu-waktu

dapat dimintai bantuan.Jika sakit biasanya keluarga Tn. Y dibawa ke Dokter terdekat, dan

jika perlu rujukan ke RS terdekat yang berjarak kurang lebih 3 Kilometer dari rumah

sehingga harus ditempuh menggunakan mobil ataupun montor.

4. Struktur Keluarga

a. Pola Komunikasi Keluarga

keluarga Tn. Y dalam berkomunikasi menggunakan bahasa jawa dan bahasa

Indonesia. Komunikasi antar anggota lancar dan tidak ada konflik dalam keluarga.,

keluarga biasanya bertukar pendapat dan menceritakan hal-hal yang terjadi dalam keluarga.

b. Struktur Kekuatan Keluarga

Dalam keluarga Tn. M adalah penentu keputusan terhadap suatu masalah karena Tn.

M sebagai orang yang paling tua.keluarga Tn. Y sangat menyayangi dan menghargai Tn.

M.

c. Struktur Peran ( Formal Dan Informal )

26

Lenovo, 08/13/14,
Fasilitas pendukung apa yang dimiliki oleh keluarga tsb?
Lenovo, 08/13/14,
Terbalik dengan point b
Page 27: seminar katarak.revisi.docx

-      Tn. M berperan sebagai seorang kakek sekaligus seseorang yang paling tua didalam

keluarga .

- Tn. Y berperan sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah

-       Ny. N berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga.

-       An. V berperan sebagai anak.

d. Nilai Dan Norma Keluarga

Tn. M mengatakan ia terbiasa menanamkan pada anak-anaknya sikap hormat-

menghormati dan menyayangi antar keluarga dan dengan tetangga. Keluarga Tn.Y

menganut agama Islam, dalam kehidupan keseharian menggunakan keyakinan sesuai

syariat islam. Keluarga Tn. Y menganut norma atau adat yang ada di lingkungan sekitar

misalnya takziah atau menjenguk tetangga yang sakit. Disamping itu keluarga menganut

kebudayaan Jawa, norma yang dianut juga kebudayaan jawa.

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afektif

Keluarga Tn. Y mengatakan berusaha memelihara keharmonisan antar anggota

keluarga, saling menyayangi, dan menghormati.Keluarga Tn. S sangat harmonis, rukun

dan tentram. Apabila ada persoalan dibicarakan bersama dan dicarikkan jalan keluarnya

agar tidak terjadi masalah

b. Fungsi Sosialisasi

Tn. S mengatakan interaksi antar anggota keluarga dapat berjalan dengan

baik.keluarga Tn. S menganut kebudayaan jawa. Keluarga Tn. S berusaha untuk tetap

memenuhi aturan yang ada keluarga, misalnya saling menghormati dan menghargai.

Keluarga juga mengatakan mengikuti norma yang ada di masyarakat sekitar, sehingga

dapat menyesuiakan dan berhubungan baik dengan para tetangga atau masyarakat

sekitar.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan

-       Kemampuan mengenal masalah kesehatan

Saat dilakukan pengkajian Keluarga Tn. Y mengatakan belom sepenuhnya

mengetahui penyakit Katarak ini. Keluarga Tn. Y( khususnya Tn. M ) mengatakan

hanya tidak mengetahui tentang penyebab . ???

-       Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan

27

Page 28: seminar katarak.revisi.docx

KeluargaTn Y mengatakan bahwa apabila ada keluarganya yang sakit segera

diperiksakan ke dokter terdekat.

-       Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga Tn Y mengatakan bahwa belum melakukan apa-apa terhadap

penyakit yang diderita oleh Tn.M karena takut untuk dioperasi.

-       Kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan rumah yang sehat

Keluarga mengatakan masih berserakan benda-benda tajam atau yang

berbahaya bagi pasien dan kamar pesien masih jauh dengan kamar mandi.

-       Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan

setempat

Keluarga Tn. Y mengatakan jika ada keluarga yang sakit segera dibawa ke

dokter terdekat.

d. Fungsi Reproduksi

Tn. Y memiliki Satu orang anak., Ny. N menggunakan Tidak menggunakan alat

kontrasepsi untuk mengatur jarak anak selanjutnya .

e. Fungsi Ekonomi

Keluarga Tn. Y termasuk keluarga Kurang mampu, hal ini dapat dilihat dari

penghasilan keluarga tiap bulannya sekitar Rp 750.000/perbulan.Keluarga Tn. Y dapat

memenuhi setiap kebutuhan sandang, pangan dan papan walaupun dengan kapasitas

seadanya saja.

6. Stres Dan koping Keluarga

a. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang

-       Stresor jangka pendek

Keluarga Tn. Y mengatanan takut apabila Tn. M dioperasi apabila ada dampak dari

operasi tersebut dan takut apabila biayanya mahal.

-       Stresor jangka panjang

Belum bisa memenuhi keingginan keluarga yang bagaimana mestinya.

b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stressor

28

Page 29: seminar katarak.revisi.docx

Pemecahan masalah dalam keluarga Tn. Y biasanya dengan cara musyawarah

antar anggota keluarga..

c. Strategi Adaptasi Disfungsional

Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. S biasanya

mengkonsentrasikan pada bagaimana cara pemecahan masalah tersebut.

7. Pemeriksaan Fisik

a. Tn Y

Tekanan Darah : 100/80 mmHg

Berat Badan : 45 kg

Tinggi Badan : 162 cm

Nadi : 80 x/mnt

RR : 20 x/mnt

Termometer : 36,5° C

GDS : 150ml/dl

Keadaan fisik pada kenaikan gula darah

b. Ny. N

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Berat Badan : 40 kg

Tinggi Badan : 158 cm

Nadi : 82 x/mnt

RR : 20 x/mnt

Termometer : 36,5° C

Keadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan

c. An V

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Berat Badan : 19 kg

Tinggi Badan : 95 cm

Nadi : 80 x/mnt

RR : 20x/mnt

Termometer : 36,5° C

29

Page 30: seminar katarak.revisi.docx

d. Tn. M

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Berat Badan : 45 kg

Tinggi Badan : 180 cm

Nadi : 120 x/mnt

RR : 20x/mnt

Termometer : 36,5° C

Pandangan mata kabur

Berjalan tegap tapi ragu-ragu

Jarak pandang K50 mtr

B Analisa Data

TGL Data Masalah Etiologi9 Juli 2014

Data subyektif :Keluarga Tn. Y mengatakan Bahwa takut apabila dioperasi

Data obyektif - TD Tn M. 130/80

mmHg- Nadi Tn. M 120 x/

mnt

Ansietas pre op Ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan

9 Juli 2014

Data Subyektif

Pandangan mata kabur,

Data Obyektif

- Berjalan tegap tapi

ragu-ragu

- Jarak pandang K 50

mtr

- Kamar mandi jauh

dari kamar

Resiko cidera Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang baik

30

Lenovo, 08/13/14,
Ketidak mampuan klg dalam merawat anggota klg yang sakit katarak (kenapa merawat?karena etiologinya ada 2 yaitu ketidakmampuan merawat,dan ketidakmampuan memelihara lingkungan)
Lenovo, 08/13/14,
Ketidakmampuan klg dalam mengenal masalah
Lenovo, 08/13/14,
45 po 80 tahun?
Page 31: seminar katarak.revisi.docx

C priosritas Diagnosa keperawatan

1. Ansietas pre op b/d ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan

KRITERIA SKORE PEMBENARAN

Sifat Masalah ( bobot 1 )

Skala :

3 : Aktual

2 : Resiko

1 : Sejahtera

1/3 x 1 = 1/3 Masalah dapat diatasi apabila

keluarga cepat dalam mengambil

keputusan

Kemungkinan masalah dapat

diubah ( bobot 2 )

Skala :

2 : Mudah

1 : Sebagian

0 : Tidak dapat

2/2 x 2 = 2 Masalah dapat diatasi dengan mudah

kerena keluarga mau diberikan

pendidikan kesehatan tentang bahaya

katarak apabila ditak segera

ditangani

Potensial masalah untuk dicegah

( bobobt 1 )

3 : Tinggi

2 : Cukup

1 : Rendah

3/3 x 1 = 3/3 Masalah dapat diubah karena

keluarga menginginkan keluarganya

sehat

Menonjolnya Masalah ( bobot 1 )

2 : Berat,segera ditangani

1 : Tidak perlu segera ditangani

0 : tidak dirasakan

2/2x 1 = 2 Keluarga menyadari betapa

pentingnya keadaan sehat

Total 5 1/3

31

Page 32: seminar katarak.revisi.docx

2. Resiko cidera b/d Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang Baik

KRITERIA SKORE PEMBENARAN

Sifat Masalah ( bobot 1 )

Skala :

3 : Aktual

2 : Resiko

1 : Sejahtera

1/3 x 1 =

1/3

Masalah dapat diatasi apabila

keluarga mengetahui tentang

lingkungan yang baik untuk

seseorang yang kena katarak

Kemungkinan masalah dapat diubah

( bobot 2 )

Skala :

2 : Mudah

1 : Sebagian

0 : Tidak dapat

½ x 2 = 1 Keluarga kurang tahu tentang

Lingkungan yang baik untuk orang

yang terkena katarak

Potensial masalah untuk dicegah ( bobobt 1

)

3 : Tinggi

2 : Cukup

1 : Rendah

3/3 x 1 =

3/3

keluarga kurang tahu masalah biasa

dicegah dengan menjauhkan Tn. M

dari bahaya

Menonjolnya Masalah ( bobot 1 )

2 : Berat,segera ditangani

1 : Tidak perlu segera ditangani

0 : tidak dirasakan

½ x 1 = ½ Keluarga menyadari betapa

pentingnya lingkungan yang baik

untuk pasien katarak.

Total 3

32

Page 33: seminar katarak.revisi.docx

C. Intervensi masalah

NO

Diagnose

Keperawatan

Keluarga

Tujuan Criteria EvaluasiRencana Tindakan

 

Umum Khusus Criteria Standar

1 Ansietas

keluarga Tn Y

khususnya Tn M

b/d KMK dalam

Mengambil

keputusan untuk

mengatasi

Setelah

dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

selama 3x

pertemuan

diharapkan

keluargamampu

mengambil

keputusan

Setelah 3 x 30

menit keluarga

mampu Mengambil

keputusan untuk

mengatasi katarak

dg :

1. Menyebutka

n akibat dari

katarak bila

tdk segera

diatasi

2. Mengambil

keputusan

utk merawat

anggota

keluarga dg

 Respon

Verbal

Respon

1. Keluarga menyebutkan

pengertian penyakit

katarak yaitukekeruhan

pada lensa tanpa nyeri

yang berangsur – angsur

penglihatan kabur

akhirnya tidak dapat

menerima cahaya.

2. Menyebutkan akibat

katarak jika tdk segera

ditangani :Katarak jika

sudah terlalu parah dan

tidak segera ditangani

akan mengakibatkan

kebutaan. 

3. Keluarga memutuskan

1. Jelaskan kepada keluarga tentang

katarak secara sederhana &

mudah dimengerti

2. Diskusikan dg keluarga tentang

akibat katarak bila tdk segera

ditangani dg menggunakan

leaflet

3. Motivasi keluarga untuk

mengulangi apa yang telah

dijelaskan

4. Fasilitasi untuk merujuk ke

yankes

5. Berikan pujian

33

Lenovo, 08/13/14,
Dirubah sesuai perubahan analisa data
Page 34: seminar katarak.revisi.docx

katarak Afektif untuk membawa

keluarga yang

mengalami katarak ke

yankesterang untuk

dapat membaca.

4. Lensa mata berubah

menjadi buram seperti

kaca susu.

 2  Resiko cidera pada keluarga Tn. Y khusunya Tn . M b/d Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang Baik

 Setelah

dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

selama 3x

pertemuan

diharapkan

keluarga mampu

memodifikasi

lingkungan

Setelah dilakukan

kunjungan selama

1 x 30 menit,

keluarga mampu

memodifikasi

lingkungan

Respon

verbal

 

 

 

 

 

 

Keluarga dapat menyebutkan

cara memodifikasi lingkungan

dg cara mengkondisikan

lingkungan yang dapat

mencetuskan katarak:

1. Menjauhkan benda-

benda tajam atau

berbahaya bagi pasien.

2. Kamar pasien dekat

dengan kamar mandi

 

1. Jelaskan kepada keluarga

mengenai pentingnya

memodifikasi lingkungan bagi

kesehatan klien.

34

Page 35: seminar katarak.revisi.docx

D. Implementasi

No Dx.Kep

Keluarga

Tujuan

Khusus

Tanggal Implementasi Evaluasi

1. Ansietas pada

keluarga Tn. Y

Khususnya pada

Tn M b/d

Ketidakmampuan

keluarga

mengambil

keputusan

Jumat,

11 Juli

2014

Jam :

14.30

o Menjelaskan kepada keluarga tentang

katarak secara sederhana & mudah

dimengerti

o Mendiskusikan dg keluarga tentang

akibat katarak bila tdk segera

ditangani dg menggunakan leaflet

o MeMotivasi keluarga untuk

mengulangi apa yang telah dijelaskan

o Memfasilitasi untuk merujuk ke

yankes

o Memberikan pujian

DS :

- Keluarga megatakan sudah mengerti

/ paham tentang apa yang telah

dijelaskan

- Keluarga mengatakan

akanmelakukan operasi secepatnya.

DO :

- Pasien mampu menjelaskan

kembali apa yang di sampaikan

tentang :

Pengertian

- TD Tn. M 100/80

- Nadi 80 x/mnt

2 Resiko keluarga

Tn. M b/d

Ketidakmampuan

keluarga

memodifikasi

Jum’at

12 Juli

2014

1. menjelaskan kepada keluarga mengenai

pentingnya memodifikasi lingkungan

bagi kesehatan klien

DS :

- Keluarga megatakan sudah mengerti

/ paham tentang apa yang telah

dijelaskan.

DO :

35

Page 36: seminar katarak.revisi.docx

lingkungan - Tn. Y mampu melakukan

modifikasi lingkungan dengan :

1. Menjauhkan benda-benda tajam

atau berbahaya bagi pasien.

2. Membuat kamar pasien dekat

dengan kamar mandi

36

Page 37: seminar katarak.revisi.docx

E. Evaluasi

No

Diagnosa

Evaluasi

1. S :

- Keluarga megatakan sudah mengerti / paham tentang apa yang telah dijelaskan

- Keluarga mengatakan akanmelakukan operasi secepatnya.

O :

- Pasien mampu menjelaskan kembali apa yang di sampaikan tentang :Pengertian

- TD Tn. M 100/80

- Nadi 80 x/mnt

A: Masalah Teratasi

P : Hentikan Intervensi

S :

- Keluarga megatakan sudah mengerti / paham tentang apa yang telah dijelaskan.

O :

- Tn. Y mampu memodifikasi lingkungan dengan :

1. Menjauhkan benda-benda tajam atau berbahaya bagi pasien.

2. Kamar pasien dekat dengan kamar mandi

A : Masalah Teratasi

P : Hentikan intervensi

37

Page 38: seminar katarak.revisi.docx

BAB IV

PENUTUP

4.1 SIMPULAN

Tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap

kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap

ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis.Memasuki masa tua berarti

mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan

kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan

memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional

meningkat dan kurang gairah

Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan – perubahan yang

menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus – menerus. Apabila proses

penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbullah berbagai

masalah.Yaitu slah satunya adalah katarak.

Katarak adalah kelainan mata yang terjadi pada lensa di mana cairan dalam lensa

menjadi keruh.Karena cairan dalam lensa keruh, lensa mata kelihatan putih dan cahaya

tidak dapat menmbusnya.Orang yang mengidap katarak melihat seperti melalui kaca

jendela yang kotor karena keruhnya lensa menghalangi masuknya cahaya ke

retina.Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan orang tua

Penyebab katarak lainnya meliputi :Ketuaan biasanya dijumpai pada katarak

Senilis, Trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam/tumpul, terpapar oleh sinar X

atau benda – benda radioaktif, Penyakit mata seperti uveitis, Penyakit sistemis seperti

DM., Defek congenital, Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid, Rokok dan

Alkohol.

4.2 SARAN

Untukmencapaisuatukeberhasilan yang baikdalampembuatanMakalahselanjutnya,

makapenulismemberikan saran kepada:

1. Rekan- rekanita Mahasiswa

Dalam pengumpulan data, penulis mendapatkan berbagai kesulitan. Dengan

usaha yang sungguh-sungguh, sehingga penulis mendapatkan data untuk dapat

menyelesaikan  makalah ini.

38

Page 39: seminar katarak.revisi.docx

2. Pendidikan

Pada Prodi Keperawatan khususnya perpustakaan. Agar dapat menyediakan

buku-buku yang sudah mengalami perubahan-perubahan yang lebih maju sehingga

buku tersebut bukan saja sebagai sumber ilmu tetapi dapat dijadikan sumber referensi

untuk materi makalah. Khususnya untuk makalah-makalah yang akan dijadikan

makalah selanjutnya.

3. pembaca

Penulis sadar bahwa pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan, jadi

penulis sangat membutuhkan saran dan kritik dari pembaca guna untuk pembuatan

makalah selanjutnya.

39

Page 40: seminar katarak.revisi.docx

Daftar Pustaka

Arif Mansjoer,dkk.(1999). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia : Jakarta

Barbara C, Long.(1996). Perawatan medikal bedah. EGC : Jakarta

Brunner dan Suddarth.(2001).Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3. EGC : Jakarta

Corwin, J Elizabeth.(2000). “buku saku patofisiologi”. EGC : Jakarta

Darling,H Vera dan Thorpe, R Margaret. (1996) “ Perawatan Mata”. Yayasan Essentia Medica

dan Andi : Yogyakarta

Doenges, E. Marilynn. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.EGC : Jakarta

Dorland.(1998).Kamus Saku Kedokteran Dorland.Edisi 25.EGC : Jakarta

Ilyas Sidarta, dkk.(2008). Sari Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia :

Jakarta

N, Indriana Istiqomah.(2004). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. EGC : Jakarta

Smeltzer, Suzanne C.(2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta

Anonim, 2013/05. http://debyrahmad.blogspot.com/

40