Seminar asset recovery 11062014

20
Optimalisasi Pengembalian Aset Hasil Kejahatan Yunus Husein, Staf Ahli UKP-PPP

Transcript of Seminar asset recovery 11062014

Page 1: Seminar asset recovery 11062014

Optimalisasi Pengembalian Aset Hasil Kejahatan

Yunus Husein,Staf Ahli UKP-PPP

Page 2: Seminar asset recovery 11062014

Outline Presentasi

1. Hasil Pemetaan Kinerja Pengembalian Aset Hasil Kejahatan

2. Kebijakan Pemerintah terkait Pengembalian Aset Hasil Kejahatan

3. INPRES PPK No. 2 tahun 2014

Page 3: Seminar asset recovery 11062014

1. HASIL PEMETAAN KINERJA PENGEMBALIAN ASET HASIL KEJAHATAN

(UKP-PPP)

Page 4: Seminar asset recovery 11062014

A.Potret Pengembalian Aset Saat Ini (1)

• Jumlah uang pengganti yang berhasil diselamatkan masih kecil (ditengarai Kejaksaan belum mengeksekusi uang pengganti sebesar + Rp. 10 Trilyun –belakangan ini membaik)

• UU yang mendukung pengembalian aset, jarang digunakan (Pasal 3, 4, 5 & 77-78 UU Pencucian Uang, Pasal 38B UU Tipikor, dll) –belakangan ini membaik)

• Pelacakan, penyitaan dan perampasan aset jarang dilakukan (baik di dalam dan di luar negeri) –belakangan ini membaik)

• Kualitas MLA rendah, waktu proses lama (ada surat 6 bulan baru direspon), keberhasilan rendah, dll -–belakangan ini membaik)

Page 5: Seminar asset recovery 11062014

• Kelemahan praktek penegakan hukum (kesalahan pengetikan, tidak ada nexus, prosedur tidak dijalankan, dll)

• Pengelolaan aset tidak optimal: barang rusak/hilang, dll (contoh: kerugian negara krn gula sitaan rusak sebab tidak segera dilelang + Rp. 30-40 milyar)

• Penjualan aset tidak optimal. Terjadi KKN dalam proses lelang, prosesnya lambat, dll (contoh: kerugian negara karena harga lelang kayu rendah sebesar ratusan milyar rupiah tiap tahun

• Penyetoran uang rampasan/hasil lelang kadang terlambat (Contoh, tahun 2005-2006, Kejaksaan di DKI Jakarta terlambat beberapa bulan untuk menyetor uang rampasan/lelang senilai + Rp. 250 milyar)

A.Potret Pengembalian Aset Saat Ini (2)

Page 6: Seminar asset recovery 11062014

B. Akar Masalah: Pelacakan, Pengamanan & Perampasan Aset DALAM NEGERI (1)

Peraturan • Mengedepankan proses pidana / conviction based• Pembatasan aset yang dapat disita (yg terkait perkara saja)• Belum ada UU Pembatasan Transaksi Tunai

Paradigma dan Budaya Kerja

• Tradisi penegakan hukum tidak kondusif (menangkap pelaku)

• Budaya organisasi tidak kondusif: Prestasi diukur dari kecepatan tangani kasus/keberhasilan proses pelaku

• Kolusi antara aparat dan pelaku atau intervensi penguasa• Kesalahan penafsiran peraturan (a.l. terpidana berhak pilih

bayar uang pengganti atau penjara)

Kelembagaan• Ketiadaan Unit Khusus di Polri & Kejaksaan untuk melacak

aset

Mekanisme Kerja & Koordinasi

• Kelemahan teknis terkait SOP, sistem pencatatan dokumen dan mekanisme pengawasan dan akuntabilitas

• Kelemahan koordinasi Polisi dan Jaksa

Page 7: Seminar asset recovery 11062014

B. Akar Masalah:Pelacakan, Pengamanan & Perampasan Aset DALAM NEGERI (2)

SDM• Kelemahan kualitas dan integritas SDM • Kelemahan sistem manejemen SDM (tidak ada

spesialisasi, mutasi terlalu cepat, dll)

Data & Informasi

• Keterbatasan kualitas dan akurasi database aset Kelambatan pemberian informasi dari pengelola/penyedia data

Anggaran • Minimnya anggaran penanganan perkara

Page 8: Seminar asset recovery 11062014

B. Akar Masalah: Pelacakan, Pengamanan & Perampasan Aset LUAR NEGERI (1)

Peraturan • Inkompatibilitas dng peraturan negara lain

Paradigma & Budaya Kerja

• Menyukai koordinasi/kunjungan langsung ke LN

• Tidak memiliki sense of urgency

• Keberadaan CA di Kumham dipertanyakan instansi lain

Kelembagaan • CA tidak memiliki job description yang memadai

Mekanisme Kerja

• CA tidak memiliki SOP (hanya konvensi)

• CA terlalu birokratis (surat keluar-masuk melalui 6 tingkatan)

• Jangka waktu mengirim dan merespon MLA tidak diatur

• Kelemahan sistem komunikasi & dokumentasi di CA (penggunaan email pribadi, pencatatan lemah, data hilang, dll)

• Kerahasiaan dokumen tidak terjaga

Page 9: Seminar asset recovery 11062014

B. Akar Masalah:Pelacakan, Pengamanan & Perampasan Aset LUAR NEGERI (2)

Koordinasi• CA tidak menunjukkan leadership-nya

• Mekanisme koordinasi tidak jelas

SDM• Kualitas SDM CA lemah

• Ada permasalahan integritas pula

Kebijakan Negara Lain

• Sebagian negara memiliki standar hukum yang sangat ketat dan/atau kurang responsif

Page 10: Seminar asset recovery 11062014

B. Akar Masalah: Pengelolaan Aset serta Penjualan dan Penyetoran Hasilnya ke Negara (1)

Peraturan • Barang sitaan tidak dapat digunakan untuk kepentingan negara

• Standar tindak lanjut atas barang rampasan (apakah akan dilelang/ dimanfaatkan/dimusnahkan) belum jelas & penentuannya lambat

Paradigma & Budaya Kerja

• Rupbasan belum dianggap sebagai unit penting oleh Kumham, Polri dan Kejaksaan

Kelembagaan

• Ketepatan kewenangan Rupbasan mengelola barang sitaan dan rampasan dipertanyakan

• Struktur Rupbasan di Ditjen Pemasyarakatan tidak tepat

• Tempat penyimpanan barang bukti di Polri & Kejaksaan tidak di bawah koordinasi Rupbasan

Page 11: Seminar asset recovery 11062014

B. Akar Masalah:Pengelolaan Aset serta Penjualan dan Penyetoran Hasilnya ke Negara (2)

Mekanisme Kerja

• SOP Rupbasan masih terlalu umum dan belum aplikatif

• Mekanisme pencatatan barang belum memadai

• Pengawasan dan akuntabilitas pelaksaan fungsi, lemah

Koordinasi• Rupbasan tidak mengetahui informasi status penanganan

perkara

SDM • Kualitas SDM Rupbasan tidak sesuai kebutuhan

Page 12: Seminar asset recovery 11062014

C. Rekomendasi Perbaikan (1)

1. Penguatan Substansi dan Prosedur Hukum (KUHAP, UU Perampasan Aset, U Pembatasan Transaksi Tunai, dll)

2. Pembentukan Unit Pengembalian Aset di Polri dan Kejaksaan

3. Pembentukan Forum Koordinasi Rutin antar Polri, Kejaksaan, Kemenkumham, KPK, Kemenlu, PPATK dan unit terkait lain)

4. Penguatan Central Authority (sistem pendataan, SOP penanganan MLA, SDM)

5. Penguatan Lembaga Pengelolaan Aset (penguatan Rupbasan dan kajian kemungkinan pengalihannya ke DJKN)

6. Reorientasi proses pengelolaan aset (segera lelangan barang sitaan yang mudah rusak, sulit/mahal menyimpannya-Ps 45 KUHAP, pemanfaatan optimal barang rampasan)

Page 13: Seminar asset recovery 11062014

C. Rekomendasi Perbaikan (2)

7. Penguatan akuntabilitas pelaksanaan tugas penegak hukum (publikasi jumlah uang pengganti yang disetor, nilai sitaan/rampasan yang dikelola, hasil lelang, dll)

8. Peningkatan anggaran penanganan perkara dan insentif bagi apgakum yang berhasil kembalikan aset

9. Penguatan data aset (data kendaraan, properti, tanah, perusahaan dll)

10. Peningkatan diplomasi internasional (terutama untuk mendorong kebijakan yang lebih progresif terhadap negara-negara yang menjadi “surga’ pelaku kejahatan)

Page 14: Seminar asset recovery 11062014

2. KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PENGEMBALIAN ASET

Page 15: Seminar asset recovery 11062014

Presiden: Orientasi pada Pengembalian Aset!

“…jalankan tugas secara profesional, serius dan

tuntas …Kembalikan aset negara”

Sidang Kabinet Terbatas,

Kejaksaan Agung, 25 Juli 2012

Page 16: Seminar asset recovery 11062014

Target Stranas PPK (Perpres 55/2012)

16

* Diperhitungkan dari jumlah uang pengganti yang harus dibayarkan terpidana (berdasarkan putusan pengadilan) dibanding dengan jumlah uang pengganti yang berhasil dieksekusi (oleh Kejaksaan dan KPK).

Page 17: Seminar asset recovery 11062014

3. PROGRAM PENGEMBALIAN ASET DALAM INPRES PPK No. 2/2014 DAN

INISIATIF LAIN

Page 18: Seminar asset recovery 11062014

Inpres PPK No. 2/2014

• Optimalkan Peraturan yang Ada (Penggunaan Pasal 3, 4, 5 & 77-78 UU Pencucian Uang, Pasal 38B UU Tipikor, Penafsiran UU Tipikor dan TPPU secara tepat, dll)

• Pembentukan Unit Pengembalian Aset di Instansi Penegak Hukum (PPA di Kejagung, Sprin Penyidikan Bersama di Polri)

• Penguatan Kapasitas SDM (Polri, Kejaksaan, dll)• Penguatan Central Authority (perbaikan database,

peningkatan koordinasi, dll)• Penguatan Rupbasan (perbaikan kapasitas, database, dll) • Reorientasi Cara Pengelolaan Aset (percepatan lelang

barang sitaan, pemanfaatan aset hasil rampasan

Page 19: Seminar asset recovery 11062014

Inisiatif lain

Percepatan pengundangan: •RUU KUHAP (masih perlu perbaikan beberapa pasal terkait penyitaan)

•RUU Perampasan Aset; dan •RUU Pembatasan Transaksi Tunai

Page 20: Seminar asset recovery 11062014

Terima Kasih

“… masih besar dan banyak pekerjaan rumah kita untuk memberantas korupsi di negeri ini…”

“Jajaran Kepolisian, Kejaksaan Agung, dan KPK sebagai institusi penegak hukum, harus

betul-betul saling mendukung dan menguatkan”

Presiden RI: Sidang Kabinet Terbatas, Kejaksaan Agung, 25 Juli 2012 & Pidato Kenegaraan, 16 Agustus 2012