Seminar Akhir Lapas

20
 SEMINAR AKHIR PRAKTIK KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN PSIKOSOSIAL (REMAJA) DI RUMAH TAHANAN KELAS I BANDUNG Disusun Oleh: 1. Neng Fen ny S ury a N 2. Dini Fitriani 3. Isr ud wi ta Fe aran ti 4. Agni La ili Perdan i 5. Anggita Citra M.K  6. Ma ya Kar ti ka Pra ti wi 7. Dila Ag us ti ne Ir ia na Pu tri 8. Ag un g Try Yu li ana Yus up 9. Lian Mulyantina 10. Tetty 11. Fitri Kurniasi h 12. Ari Tri Pur namasa ri 13. Wiwin Iryant i Si ddi k 14. An isa L estari 15. Ha rdia nt o 16. Di an Wi sma Pra ti wi 17. Nur Fad il a Sha umy 18. Tri An tika Rizk i Kus uma P utr i 19. Nur uli ta Isti qomah A. 20. Sant i R injani 21. Er li ta Mut ia R. 22. Ji mmy Febr iyanto 23. Ade Nov ian Pramudi tya 24 . Rosan ti 25. Res sa Andr iya ni Utami 26. Ti ka Rahay u 27. Nen den Dewi yun i Res lin a 28. Sit i Subagj a Noer Soda riyah 29. Yus shy Kur nia Herli ani 30. Ar ief Budi San toso UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS KEPERAWATAN PROFESI KEPERAWATAN JIWA ANGKATAN XXII BANDUNG 2011 1

Transcript of Seminar Akhir Lapas

Page 1: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 1/20

SEMINAR AKHIR PRAKTIK KEPERAWATAN JIWA

PADA KLIEN PSIKOSOSIAL (REMAJA)

DI RUMAH TAHANAN KELAS I BANDUNG

Disusun Oleh:

1. Neng Fenny Surya N

2. Dini Fitriani

3. Isrudwita Fearanti

4. Agni Laili Perdani

5. Anggita Citra M.K 

6. Maya Kartika Pratiwi7. Dila Agustine Iriana Putri

8. Agung Try Yuliana Yusup

9. Lian Mulyantina

10. Tetty

11. Fitri Kurniasih

12. Ari Tri Purnamasari

13. Wiwin Iryanti Siddik 

14. Anisa Lestari

15. Hardianto

16. Dian Wisma Pratiwi

17. Nur Fadila Shaumy

18. Tri Antika Rizki Kusuma Putri

19. Nurulita Istiqomah A.

20. Santi Rinjani

21. Erlita Mutia R.22. Jimmy Febriyanto

23. Ade Novian Pramuditya

24. Rosanti

25. Ressa Andriyani Utami

26. Tika Rahayu

27. Nenden Dewiyuni Reslina

28. Siti Subagja Noer Sodariyah

29. Yusshy Kurnia Herliani

30. Arief Budi Santoso

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

PROFESI KEPERAWATAN JIWA ANGKATAN XXII

BANDUNG

2011

1

Page 2: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 2/20

1. TAHAP PERKEMBANGAN REMAJA

Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama individu

mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya

antara usia 13 dan 20 tahun (Perry, 2005). Istilah adolesens  biasanya

menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika puberitas menunjukkan titik 

dimana reproduksi mungkin dapat terjadi. Penyesuaian dan adaptasi dibutuhkan

untuk mengkoping perubahan stimulan ini dan usaha untuk membentuk perasaan

identitas yang matur. Adaptasi yang dibutuhkan mendorong remaja

mengembangkan mekanisme koping dan gaya perilaku yang akan digunakan atau

diadaptasi sepanjang kehidupan. Tantangan ini, dapat menyebabkan remaja

menjadi suka murung. Remaja dapat menampilkan tingkat yang berbeda dalam

situasi yang berbeda berdasarkan pengalaman masa lalunya, pendidikan formal,

dan motivasi.

1) Perubahan fisik dan maturasi seksual

Perubahan fisik terjadi dengan cepat pada remaja. Maturasi seksual terjadi

seiring dengan perkembangan karakteristik seksual primer dan sekunder.

Karakteristik primer berupa perubahan fisik dan hormonal yang penting untuk 

reproduksi, dan karakteristik sekunder secara eksternal berbeda pada laki-laki

dan perempuan. Empat fokus utama perubahan fisik adalah :

1. Peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot, dan visera

2. Perubahan spesifik-seks, seperti perubahan bahu dan lebar pinggul

3. Perubahan distribusi otot dan lemak 

4. Perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder 

Variasi yang luas terjadi dalam waktu perubahan fisik berkaitan dengan

 pubertas, dan pada anak perempuan perubahan fisik cenderung mulai lebihawal daripada anak laki-laki.

2) Perkembangan Kognitif 

Tanpa lingkungan pendidikan yang sesuai, orang muda yang memiliki

  perkembangan neurologis cukup untuk mencapai tahap ini mungkin tidak 

dapat memperolehnya dan yang diarahkan untuk berpikir rasional dapat

mencapai tahap ini lebih awal.

2

Page 3: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 3/20

3) Keterampilan berbahasa

Pengalaman berbahasa pada remaja hampir lengkap, meskipun kosakatanya

terus meluas. Fokus utama pada keterampilan komunikasi yang dapat

digunakan secara efektif dalam berbagai situasi. Remaja perlu

mengomunikasikan pemikiran, perasaannya, dan kenyataan pada sebaya,

orang tua, guru, dan orang-orang yang berwenang lain. Keterampilan yang

digunakan dalam situasi komunikasi yang berbeda ini bervariasi. Remaja

harus memilih orang yang dapat diajak berkomunikasi, memutuskan pesan

yang pasti, dan memilih cara untuk memindahkn pesan. Misalnya, cara remaja

memberitahu orang tua tentang kegagalannya di kelas (tidak naik kelas) tidak 

sama dengan cara mereka memberitahu teman-temannya. Remaja

mengembangkan keterampilan dan gaya komunikasi yang berbeda dan belajar 

  bagaimana dan kapan menggunakan dan disaring sepanjang kehidupan.

Keterampilan komunikasi yang baik merupakan hal yang kritis sehingga remaj

dapat mengatasi tekanan sebayanya untuk ikut dalam perilaku yang tidak 

sehat.

4) Perkembangan psikososial

Pencarin identits diri merupkan tugas utama perkembangan psikosial remaja.

Remaja harus membentuk hubungan sebaya yang dekat atau tetap terisolasi

secara sosial. Perilaku yang menunjukkan solusi negatif pada tugas

  perkembangan pada usia ini adalah kebimbangan dan ketidakmampuan

menentukan pilihan bekerja.

5) Identitas kelompok 

Remaja mencari identitas kelompok karena mereka membutuhkan hrga diri

dan penerimaan. Kelompok sebaya memberi remaja perasaan saling memiliki, pembuktian, dan kesempatan untuk belajar perilaku yang dapat diterima.

6) Identitas keluarga

Beberapa remaja dan keluarga mengalami kesulitan selama masa ini daripada

masa yang lain. Remaja perlu membuat pilihan, bersikap mandiri dan

mengalami konsekuensi dari sikapnya ini. Keluarga perlu memungkinkan

kemandirian sambil menyediakan tempat berlindung, tempat remaja dapat

3

Page 4: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 4/20

merenungkan sikapnya. Keluarga yang tidak mampu memberi dukungan ini

menyulitkan perpindahan pembentukan identitas.

7) Identitas moral

Mengenai peraturan, remaja belajar menggunakan penilaian mereka sendiri

daripada menggunakan peraturan. Remaja menili diri mereka sendiri dengan

ide internal, yang sering menyebabkan konflik antara nilai diri dan kelompok.

2. TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

Robert Havigurst (Ingersol, 1989) menyatakan bahwa remaja memiliki

tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhinya sebelum mencapai dewasa.

Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang harus dipenuhi individu,

 pemenuhan tugas perkembangan akan memberikan kebahagiaan pada individu

dan akan dapat memenuhi tugas perkembangan selanjutnya. Sedangkan apabila

tugas perkembangan tersebut tidak dipenuhi, maka akan membuat individu tidak 

  bahagia, tidak diterima oleh lingkungan dan akan mengalami kesulitan dalam

memenuhi tugas perkembangan selanjutnya. Tugas perkembangan remaja yang

harus dipenuhi, yaitu :

1) Remaja harus menyesuaikan diri dengan image tubuh yang baru.

Seiring dengan perkembangan usianya, remaja akan mengalami perubahan

 pada fisik dan seksualitasnya. Ia akan merasa berbeda dengan kebanyakan

teman-temannya. Hal ini khususnya terjadi pada masa remaja awal. Oleh

karena itu, remaja harus dapat menyesuaikan image tubuh pada saat ia masih

kecil dengan saat ia sudah mulai tumbuh dan berubah.

2) Remaja harus menyesuaikan diri dengan peningkatan kognitif.

Pada periode ini, remaja mengalami peningkatan pada intelektualitasnya.Remaja akan mengembangkan pola pikir yang sudah tidak lagi konkrit.

Inhelder dan Piaget (1958) mengungkapkan bahwa transisi dalam pola pikir 

ini merupakan perubahan dari konkret operational  menjadi formal

operational . Pada masa ini muncul idealisme yang membuat remaja dengan

orang tua sering berbeda pendapat. Seringkali pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan kepada orang tuanya dapat menimbulkan konflik apabila orang tua

tidak dapat menahan kesabarannya.

4

Page 5: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 5/20

3) Remaja harus menyesuaikan diri dengan peningkatan tuntutan kognitif di

sekolah.

Pelajaran di sekolah menengah diutamakan untuk dapat menyiapkan remaja

dalam melakukan peran-peran sebagai orang dewasa. Kurikulum sekolah

menengah semakin sulit dan abstrak serta tidak melihat apakah remaja sudah

dapat mulai berpikir secara formal atau tidak. Oleh karena itu, transisi

intelektual diantara remaja tidak sama, bagi remaja yang belum dapat berpikir 

secara formal operational , maka akan sulit untuk menyesuaikan diri dalam

lingkungan sekolah menengah.

4) Remaja harus dapat mengembangkan verbal repertoire.

Seiring peningkatan intelektual dan penyesuaian kemampuan remaja dalam

 bidang akademik dan sosial, maka remaja harus dapat memiliki kemampuan

  bahasa untuk berhubungan dengan masalah dan tugas yang sulit. Remaja

akan mengalami kesulitan apabila tidak dapat mengekspresikan dirinya

sendiri.

5) Remaja harus mengembangkan identitas diri.

Erik Erikson (1968) mengungkapkan bahwa masa remaja merupakan periode

dimana adanya perbedaan yang jelas antara masa anak-anak dan masa dewasa

awal. Selama masa remaja, individu harus mulai untuk menyadari keunikan

dan identitas dirinya. Remaja mengalami pengalaman awal, termasuk krisis

 pada perkembangan awal seperti, “ Siapakah saya?” dan “Apa peran saya di

dalam hidup ini?” Pada saat identitas individu mulai terbentuk, remaja dapat

mengalami krisis identitas. Remaja memerlukan tempat untuk mengetahui

 peran-peran yang sesuai dalam perkembangannya. Tempat tersebut ada dalam

kelompok-kelompok teman sebaya. Namun dengan dibutuhkannya kelompok teman sebaya ini, remaja cenderung untuk melakukan konformitas terhadap

kelompoknya.

6) Remaja harus menetapkan tujuan pendidikan (vocational ) masa dewasa.

Sebagai bagian dari proses mengembangkan identitas dirinya, remaja harus

memiliki rencana untuk mencapai peran vocational  masa dewasa. Remaja

5

Page 6: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 6/20

harus dapat mengidentifikasikan apa yang akan dia lakukan pada saat dewasa

dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.

7) Remaja harus memantapkan independensi emosional dan psikologis dari

orang tua.

Periode ini mungkin merupakan masa yang paling membuat stress karena

remaja harus dapat memantapkan independensi emosional dan psikologis dari

orang tua. Remaja mengalami kebimbangan antara keinginan untuk 

tergangtung (dependence) dengan tidak tergantung (independence).

Kebutuhan untuk mengekspresikan individualitas dan kebebasan masa

dewasa dapat menjadi suatu bentuk permusuhan dan kurangnya kerjasama

dengan orang tua atau figur otoritas lainnya. Namun seiring masa dewasa, hal

tersebut akan berganti dengan hubungan antara sesama orang dewasa,

termasuk saling menghormati dan menghargai tetapi tidak tergantung.

8) Remaja harus mengembangkan hubungan teman sebaya yang stabil dan

 produktif, termasuk hubungan dengan lawan jenis.

Interaksi remaja dengan teman sebayanya merupakan salah satu hal yang

 penting pada masa remaja awal dan tengah. Derajat dimana seorang remaja

dapat memiliki teman sebaya dan diterima oleh suatu kelompok merupakan

indikator utama dalam bagaimana remaja tersebut dapat dengan sukses

menyesuaikan diri pada area perkembangan sosial dan psikologi (Hartup,

1977). Pertemanan awal dengan lawan jenis merupakan langkah awal dalam

hubungan yang intim dan matang.

9) Remaja harus belajar untuk mengatur seksualitasnya.

Dengan perkembangan kematangan fisik dan seksual, remaja harus

mengetahui identitas dirinya, yaitu suatu sikap yang mengetahui apa artinyamenjadi laki-laki atau perempuan, serta nilai-nilai tentang tingkah laku

seksualitas mereka. Selain itu, remaja juga harus mengetahui konsep-konsep

maskulinitas dan feminitas pada diri mereka.

10) Remaja harus mengadopsikan sistem nilai yang efektif.

Selama masa remaja, pada saat individu-individu mengembangkan sistem

  pengetahuan yang kompleks, mereka juga mengadopsikan nilai-nilai atau

moral yang terintegrasi. Namun, sistem nilai yang diajarkan oleh orang tua

6

Page 7: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 7/20

dan lingkungan dapat menimbulkan konflik dengan sistem nilai pada teman

sebaya maupun sekelompok orang. Untuk menengahkan perbedaan tersebut,

remaja menstrukturkan semua nilai-nilai ke dalam suatu ideologi personal.

11) Remaja harus dapat meningkatkan kontrol terhadap impuls atau

tingkah laku yang matang.

Pada saat remaja berkembang dari masa remaja awal menuju masa remaja

akhir, hedonisme, tingkah laku untuk menyenangkan diri sendiri berganti

dengan tingkah laku yang matang dan sesuai dengan lingkungan sosial. Masa

remaja awal ditandai dengan tingkat impulsif dan berlaku yang tinggi,

khususnya pada remaja yang gagal untuk mengontrol impulsnya. Secara

 bertahap, remaja mengembangkan kontrol diri dimana mereka belajar untuk 

mengetahui tingkah laku mana yang diperbolehkan dan tidak.

3. MASALAH KESEHATAN SPESIFIK PADAPERIODE REMAJA

Penyelahgunaan NAPZA merupakan kenyataan masalah utama bagi

mereka yang bekerja dengan remaja. Remaja dapat meyakini bahwa zat yang

mengubah alam perasaan menciptakan perasaan sejahtera atau membuktikan

tingkat penampilan. Semua remaja berada pada resiko penggunaan zat untuk 

eksperimental atau rekreasional, tetapi bagi mereka yang memilih nilai di luar 

kebiasaan atau berasal dari keluarga yang tidak stabil lebih beresiko terhadap

 penggunaan kronik dan ketergantungan fisik. Beberapa remaja percaya bahwa

 penggunaan zat membuat mereka lebih matur.

Human Immunodeficiency Virus (HIV), yang menyebabkan AIDS,

ditularkan melalui hubungan seksual tanpa perlindungan, penggunaan jarum

 bersama, dan melalui produk dagang yang terinfeksi. Oleh karena itu, perilakuseksual remaja yang beresiko dan penggunaan obat membuat remaja mudah

terkena ancaman AIDS. Saat ini sekitar 30.000 remaja terinfeksi-AIDS tinggal di

Amerika Serikat; AIDS merupakan penyebab utama pada individu berusia antara

15 dan 16 tahun. Remaja yang menepatkan dirinya pada resiko AIDS harus diuji

adanya HIV.

7

Page 8: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 8/20

4. PERSENTASE DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa jumlah diagnosa

keperawatan terbanyak adalah ansietas (kecemasan) dengan jumlah klien

sebanyak 11 orang, diikuti oleh diagnosa keperawatan kehilangan dengan jumlah

klien sebanyak 6 orang, Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan sebanyak 2 orang,

Harga Diri Rendah Situasional sebanyak 2 orang, dan Koping Individu Tidak 

Efektif sebanyak 1 orang klien.

5. ANSIETAS (KECEMASAN)

1. Pengertian

Gangguan ansietas adalah sekelompok kondisi yang memberi gambaran

 pentinng tentang ansietas yang berlebihan disertai respon perilaku, emosi dan

fisiologis. Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak di dukung

oleh situasi. Ketika merasa cemas individu merasa tidak nyaman atau takut

atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa kemalangan padahal ia tidak 

mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi (Videbeck, S.L,

2008). Tidak ada objek yang dapat diidentifikasikan sebagai stimulus ansietas.

Ansietas merupan alat peringatan internal yang memberikan tanda bahaya

kepada individu.

Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian

intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional

terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk 

8

Page 9: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 9/20

  bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan dengan

kehidupan (Stuart, G.W and Sundeen, S.J., 1998).

2. Tingkat Ansietas

a) Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan

seharai-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan

meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi belajar dan

menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

 b) Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal

mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian

yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

c) Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang

cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan

tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk 

mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan

untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

d) Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan

dan teror. Karena mengalami kehilangan kendali orang yang mengalami

  paniktidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.

Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi

  peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk 

  berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan

kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan

dengan kehidupan, dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama,

dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian.

3. Rentang Respon Ansietas

Respon adaptif Respon

maladaptive

Anstisipasi Ringan Sedang Berat Panik  

9

Page 10: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 10/20

4. Respon Fisiologis terhadap ansietas

Sistem Tubuh Respon

Kardiovaskular Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat, rasa mau pingsan*,

 pingsan*, tekanan darah menurun*, denyut nadi menurun*

Pernapasan Napas cepat, napas pendek, tekanan pada dada, napas dangkal, pembengkakan

 pada tenggorok, sensasi tercekik, terengah-engah.

  Neuromuskular Refleks meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor,

rigiditas, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, kaki goyah, gerakan yang

 janggal.

Gastrointestinal Kehilangan nafsu makan, menolak makanan, rasa tidak nyaman pada

abdomen*, mual*, rasa terbakar pada jantung*, diare*.

Traktus urinarius Tidak dapat menahan kencing*, sering berkemih.

Kulit Wajah kemerahan, berkeringat setempat (telapak tangan), gatal, rasa panas dan

dingin pada kulit, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh.

Ket. * Respon Parasimpatis

5. Respon perilaku, kognitif dan afektif terhadap ansietas.

Sistem Respon

Perilaku Gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung

mendapat cedera, menarik diri dari hubungan interpersonal, menghalangi, melarikan

diri dari masalah, menghindar, hiperventilasi.

Kognitif Perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam memberikan penilaian,

  preokupasi, hambatan berpikir, bidang persepsi menurun, kreativitas menurun,

  produktivitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri meningkat,

kehilangan objektivitas, takut kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual, takut

cedera atau kematian.

Afektif Mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, nervous, ketakutan, alarm, teror,

gugup.

6. Sumber dan Mekanisme Koping

Sumber Koping

Individu dapat mengatasi stress dan ansietas dengan menggerakkan sumber 

koping di lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal ekonomik,

kemampuan menyelesaikan masalah, dukungan sosial, dan keyakinan budaya

dapat membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan

stress dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.

Mekanisme Koping

Ketika mengalami ansietas, individu menggunakan berbagai mekanisme

koping untuk mencoba mengatasinya, dan ketidakmampuan mengatasi ansietas

secara konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku patologis.

10

Page 11: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 11/20

Jenis mekanisme koping :

1. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan

 berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistic tuntutan situasi

stress.

a) Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi

hambatan pemenuhan kebutuhan.

 b) Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik 

untuk memindahkan seseorang dari sumber stress.

c) Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang

mengoperasikan, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek 

kebutuhan personal seseorang.

2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan

dan sedang, tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan

melibatkan penipuan diri dan distorsi realitas, maka mekanisme ini dapat

merupakan respon maladaptive terhadap stress.

7. Pengkajian

Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan

fisiologis dan perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala tau

mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan ansietas. Intensitas perilaku

akan meningkat sejalan dengan peningkatan ansietas.

Faktor Predisposisi :

a. Dalam pandangan psikoanalitik ansietas adalah konflik emosional yang

terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili

dorongan insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan superego

mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua

elemen yang bertentangan, dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego

 bahwa ada bahaya.

  b. Menurut pandangan interpersonal ansietas timbul dari perasaan takut

terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas

 juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan

11

Page 12: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 12/20

kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga

diri rendah terutama mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.

c. Menurut pandangan perilaku ansietas merupakan produk frustasi yaitu

segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai

tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku lain menganggap ansietas sebagai

suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dalam bentuk 

menghindari kepedihan. Pakar tentang pembelajaran meyakini bahwa

individu yang terbiasa dalam kehidupan dininya dihadapkan pada

ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas pada

kehidupan selanjutnya.

d. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal

yang biasa ditemui dalam suatu keluarga.

e. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus

untuk benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu ansietas.

Penghambat asam aminobutirik-gamma neuroregulator (GABA) juga

mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis

  berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya dengan endorphin.

Selain itu, telah dibuktikan bahwa kesehatan umum seseorang mempunyai

akibat nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin

disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas

seseorang untuk mengatasi stressor.

Faktor Pencetus

1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan

fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan

aktivitas hidup sehari-hari.2. Ancaman terhadap system diri seseorang dapat membahayakan identitas,

harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

6. POHON MASALAH

12

Isolasi Sosial

Kehilangan dan

krisis

ANSIETA

S

Resiko Perilaku

Kekerasan

Page 13: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 13/20

7. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Respons Ansietas Berat dan Panik 

Diagnosa Keperawatan : Ansietas tingkat berat/panik 

Tujuan Umum : Pasien akan mengurangi ansietasnya sampai tingkat sedang atau

ringan.

Tujuan Khusus Intervensi Rasional

Pasien akan terlindung

dari bahaya

a. Pada awalnya terima dan

dukung, ketimbang

menyerang, pertahanan

diri pasien.

 b. Kenalkan realitas nyeri

yang berhubungandengan mekanisme

koping pasien sekarang.

Jangan fokuskan pada

fobia, ritual atau keluhan

fisik sendiri.

c. Berikan umpan balik 

 pada pasien tentang

 perilaku, stressor,

 penilaian stressor dan

sumber koping.

d. Perkuat ide bahwa

kesehatan fisik 

 berhubungan dengan

kesehatan emosional dan

 bahwa area ini akan

a. Ansietas tingkat

 berat/panik dapat

dikurangi dengan

membiarkan pasien

untuk menentukan

 jumlah stress yangdapat ditangani.

 b. Jika pasien tidak 

mampu

menghilangkan

ansietas, ketegangan

dapat mencapai tingkat

 panic dan pasien dapat

kehilangan kendali.

c. Sekarang ini pasien

tidak mempunyai

alternatif untuk 

mekanisme koping.

13

Page 14: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 14/20

membutuhkan

 penggalian di masa

depan.

e. Sementara itu, mulailah

untuk menerapkan

 batasan perilaku

maladaptif pasien

dengan cara yang

mendukung.

Pasien akan mengalami

situasi yangmembangkitkan

ansietas lebih sedikit

a. Lakukan cara yang

tenang dengan pasien. b. Kurangi stimulasi

lingkungan.

c. Batasi interaksi pasien

dengan pasien lain untuk 

meminimalkan

menularnya aspek 

ansietas.d. Identifikasi dan

modifikasi situasi yang

dapat membangiktkan

ansietas pasien.

e. Berikan tindakan yang

mendukung fisik, seperti

mandi hangat dan

masase.

Perilaku pasien dapat

dimodifikasi denganmengubah lingkungan

dan interaksi pasien di

dalamnya.

Pasien akan terlibat

dalam aktivitas yang

dijadwalkan sehari-

hari.

a. Awalnya berbagi

aktivitas dengan pasien

untuk memberikan

dukungan dan penguatan

 perilaku produktif secara

sosial.

 b. Berikan beberapa jenis

Dengan memberikan

dorongan aktivitas keluar 

rumah, perawat

membatasi waktu pasien

yang tersedia untuk 

mekanisme koping yang

destruktif sambil

14

Page 15: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 15/20

latihan fisik.

c. Rencanakan jadwal atau

daftar aktivitas yang

dapat dilakukan sehari-

hari.

d. Libatkan keluarga dan

sistem pendukung

lainnya sebanyak 

mungkin.

 berpartisipasi dan

menikmati aspek 

kehidupan lainnya.

Pasien akan mengalami

 penyembuhan darigejala-gejala ansietas

 berat.

a. Berikan medikasi yang

dapat membantumengurangi rasa tak 

nyaman pasien.

 b. Amati efek samping

medikasi dan lakukan

 penyuluhan kesehatan

yang relevan.

Hubungan efek terapeutik 

dapat ditingkatkan jikakendali terhadap gejala

kimiawi memungkinkan

 pasien untuk 

mengarahkan perhatian

 pada konflik yang

mendasari.

Respons Ansietas Sedang

Diagnosa Keperawatan : Ansietas Tingkat Sedang

Tujuan umum : Pasien akan menunjukkan cara koping adaptif terhadap stress.

Tujuan Khusus Intervensi Rasional

Pasien akan

mengidentifikasi dan

menguraikan perasaan

tentang ansietas.

a. Bantu pasien

mengidentifikasi dan

menguraikan perasaan yang

mendasari.

 b. Kaitkan perilaku pasien

dengan perilaku dengan

 perasaan tersebut.

c. Validasikan semua perubahan

dan asumsi dengan pasien.

d. Gunakan pertanyakan terbuka

untuk beralih dari topik yang

Untuk mengadopsi

respon koping yang

 baru, pasien pertama

harus waspada

terhadap masalah dan

untuk mengatasi

kesadaran atau

ketidaksadaran

menyangkal dan

resistens.

15

Page 16: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 16/20

tidak mengancam ke isu-isu

konflik.

e. Variasikan besarnya ansietas

untuk meningkatkan motivasi

 pasien.

f. Sementara itu, dapat

digunakan konfrontasi

suportif dengan bijaksana.

Pasien akan

mengidentifikasi

antesedens ansietas.

a. Bantu pasien menggambarkan

situasi dan interaksi yang

mendahului ansietas. b. Tinjau penilaian pasien

terhadap stressor, nilai-nilai

yang terancam dan cara

konflik yang berkembang.

c. Hubungkan pengalaman

 pasien sekarang dengan

 pengalaman yang relevan pada masa lalu.

Manakala perasaan

ansietas telah dikenali,

 pasien harus mengerti perkembangannya

termasuk stressor yang

mencetuskan, penilaian

stressor dan

ketersediaan sumber.

Pasien akan

menguraikan respon

koping maladaptif dan

adaptif.

a. Gali bagaimana pasien

menurunkan ansietasnya di

masa lalu dan tindakan apa

yang digunakan untuk 

menurunkannya.

 b. Tunjukkan efek maladaptif 

dan destruktif dari respon

koping sekarang.

c. Berikan dorongan pada pasien

untuk menggunakan respon

koping adaptif yang efektif di

masa lalu.

d. Fokuskan tanggung jawab

 pada pasien.

Respon koping adaptif 

yang baru dapat

dipelajari melalui

 penganalisaan

mekanisme koping

yang digunakan pada

masa yang lalu,

 penilaian ulang

terhadap stressor,

menggunakan sumber-

sumber yang tersedia

dan menerima

tanggung jawab untuk 

 berubah.

16

Page 17: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 17/20

e. Dengan aktif bantu pasien

menghubungkan penyebab

dan efek hubungan sementara

mempertahankan ansietas

dalam batasan yang sesuai.

Pasien akan

mengimplementasikan

dua respon adaptif 

untuk mengatasi

ansietas.

a. Bantu pasien

mengidentifikasi cara untuk 

membangun kembali pikiran,

memodifikasi perilaku,

menggunakan sumber-sumber 

dan menguji respon kopingyang baru.

 b. Berikan dorongan untuk 

melakukan aktivitas fisik 

untuk mengeluarkan energy.

c. Libatkan orang terdekat

sebagai sumber dan dukungan

sosial dalam membantu pasien belajar tentang respon

koping yang baru.

d. Ajarkan pasien latihan

relaksasi untuk meningkatkan

kendali dan relians diri serta

mengurangi stress.

Seseorang juga dapat

mengatasi stress

dengan mengatur 

distress emosional

yang menyertainya

melalui penggunaanteknik penatalaksanaan

stress.

8. RESUME HASIL PENGKAJIAN DAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

Hari Pertama : Perkenalan dan pengkajian

Hari Kedua : Pengkajian dan Intervensi

Hari Ketiga : Intervensi

Hasil Pengkajian

Dari hasil pengkajian dapat diketahui bahwa jumlah diagnosa keperawatan

terbanyak adalah ansietas (kecemasan) dengan jumlah klien sebanyak 11

17

Page 18: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 18/20

orang dan penyebab kecemasan terbanya adalah ketakutan akan penerimaan

masyarakat dan kekhawatiran pada orang tua, diikuti oleh diagnosa

keperawatan kehilangan dengan jumlah klien sebanyak 6 orang, Resiko Tinggi

Perilaku Kekerasan sebanyak 2 orang, Harga Diri Rendah Situasional

sebanyak 2 orang, dan Koping Individu Tidak Efektif sebanyak 1 orang klien

Intervensi

• Membina hubungan saling percaya

• Mendorong klien mengungkapkan perasaannya yang berhubungan dengan

cemas yang dirasakannya

• Bersama klien mengidentifikasi penyebab kecemasan

• Mengidentifikasi mekanisme koping yang biasa dilakukan dalam

menghadapi cemas

• Memberikan alternatif pilihan mekanisme koping yang efektif 

• Meningkatkan motivasi klien untuk masa depan yang lebih baik 

9. RESUME PENDIDIKAN KESEHATAN

Hari keempat: Kesehatan Reproduksi (Penyakit Menular Seksual)

Pendidikan kesehatan reproduksi ini disajikan dalam bentuk ceramah,

  berupa penjelasan mengenai penyakit-penyakit menular seksual (PMS)

seperti pengertian PMS, tanda dan gejala, macam-macam PMS, cara

 penyebaran serta pencegahan PMS.

Permainan yang dilakukan, yaitu games transmisi merupakan permainan

yang diharuskan memindahkan kertas yang dibuat menyerupai bola yang

harus disebarkan melalui jabatan tangan dalam waktu yang ditentukan.

Permainan ini mempunyai makna bahwa bola-bola kertas adalah virus penyakit dan jabatan tangan adalah cara penyebarannya. Permainan ini

mempunyai tujuan untuk meningkatkan kewaspadaan karena virus atau

 penyakit dapat menyebar kepada siapapun dalam waktu yang cepat.

Evaluasi : pada saat penyampaian materi, warga binaan cukup

memperhatikan materi yang disampaikan terlihat dari beberapa warga

  binaan yang antusias memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan

18

Page 19: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 19/20

materi PMS. Ketika diberikan pertanyaan mengenai macam-macam PMS,

warga binaan dapat menyebutkan beberapa macam PMS.

Hari kelima: manajemen marah.

Pendidikan kesehatan ini disajikan dalam bentuk ceramah, berupa

 penjelasan mengenai cara-cara untuk mengatur emosi: marah dari 3 aspek,

yaitu aspek verbal, fisik, dan spiritual. Pendidikan kesehatan ini dilakukan

untuk meningkatkan kognitif klien mengenai manajemen marah.

Permainan yang dilakukan, yaitu 1.) Dordor, merupakan permainan logika

dimana setiap orang menyebutkan angka secara berurutan, dengan

ketentuan yang telah ditentukan panitia. Permainan ini dilakukan dengan

maksud untuk meningkatkan perhatian klien, 2.) Bola Pingpong,

merupakan permainan ketangkasan dimana setiap kelompok diharuskan

memindahkan bola pingpong dari garis start sampai finish dengan hanya

menggunakan kertas yang diberikan oleh panitia. Permainan ini dilakukan

dengan tujuan untuk meningkatkan kesabaran dan kerjasama dalam tim.

Role Play Manajemen Marah. Permainan peran yang dilakukan oleh

 panitia bertujuan untuk mengasah aspek kognitif, afektif, dan psikomotor 

klien saat menghadapi situasi yang dapat menimbulkan marah.

Saat dilakukan permainan peran, respon yang diberikan oleh klien

 berbeda-beda, mulai dari acuh tak acuh, prihatin, sampai bertindak secara

langsung untuk melerai. Dari hasil permainan peran yang dilakukan,

diketahui bahwa terdapat 3-5 klien yang dengan aktif berusaha untuk 

menyelesaikan persoalan baik dari aspek verbal maupun fisik.

10. SARAN DAN REKOMENDASI TINDAK LANJUT

• Memberikan perhatian yang lebih banyak pada warga binaan

• Memperbanyak frekuensi kunjungan keluarga

• Memberikan jadwal aktivitas yang berbeda setiap hari

• Memberikan pendidikan selama di rutan

Mempersiapkan warga binaan sebelum keluar dari rutan

19

Page 20: Seminar Akhir Lapas

5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 20/20

20