Seminar Akhir Lapas
-
Upload
yusshy-kurnia -
Category
Documents
-
view
101 -
download
0
Transcript of Seminar Akhir Lapas
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 1/20
SEMINAR AKHIR PRAKTIK KEPERAWATAN JIWA
PADA KLIEN PSIKOSOSIAL (REMAJA)
DI RUMAH TAHANAN KELAS I BANDUNG
Disusun Oleh:
1. Neng Fenny Surya N
2. Dini Fitriani
3. Isrudwita Fearanti
4. Agni Laili Perdani
5. Anggita Citra M.K
6. Maya Kartika Pratiwi7. Dila Agustine Iriana Putri
8. Agung Try Yuliana Yusup
9. Lian Mulyantina
10. Tetty
11. Fitri Kurniasih
12. Ari Tri Purnamasari
13. Wiwin Iryanti Siddik
14. Anisa Lestari
15. Hardianto
16. Dian Wisma Pratiwi
17. Nur Fadila Shaumy
18. Tri Antika Rizki Kusuma Putri
19. Nurulita Istiqomah A.
20. Santi Rinjani
21. Erlita Mutia R.22. Jimmy Febriyanto
23. Ade Novian Pramuditya
24. Rosanti
25. Ressa Andriyani Utami
26. Tika Rahayu
27. Nenden Dewiyuni Reslina
28. Siti Subagja Noer Sodariyah
29. Yusshy Kurnia Herliani
30. Arief Budi Santoso
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROFESI KEPERAWATAN JIWA ANGKATAN XXII
BANDUNG
2011
1
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 2/20
1. TAHAP PERKEMBANGAN REMAJA
Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama individu
mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya
antara usia 13 dan 20 tahun (Perry, 2005). Istilah adolesens biasanya
menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika puberitas menunjukkan titik
dimana reproduksi mungkin dapat terjadi. Penyesuaian dan adaptasi dibutuhkan
untuk mengkoping perubahan stimulan ini dan usaha untuk membentuk perasaan
identitas yang matur. Adaptasi yang dibutuhkan mendorong remaja
mengembangkan mekanisme koping dan gaya perilaku yang akan digunakan atau
diadaptasi sepanjang kehidupan. Tantangan ini, dapat menyebabkan remaja
menjadi suka murung. Remaja dapat menampilkan tingkat yang berbeda dalam
situasi yang berbeda berdasarkan pengalaman masa lalunya, pendidikan formal,
dan motivasi.
1) Perubahan fisik dan maturasi seksual
Perubahan fisik terjadi dengan cepat pada remaja. Maturasi seksual terjadi
seiring dengan perkembangan karakteristik seksual primer dan sekunder.
Karakteristik primer berupa perubahan fisik dan hormonal yang penting untuk
reproduksi, dan karakteristik sekunder secara eksternal berbeda pada laki-laki
dan perempuan. Empat fokus utama perubahan fisik adalah :
1. Peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot, dan visera
2. Perubahan spesifik-seks, seperti perubahan bahu dan lebar pinggul
3. Perubahan distribusi otot dan lemak
4. Perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder
Variasi yang luas terjadi dalam waktu perubahan fisik berkaitan dengan
pubertas, dan pada anak perempuan perubahan fisik cenderung mulai lebihawal daripada anak laki-laki.
2) Perkembangan Kognitif
Tanpa lingkungan pendidikan yang sesuai, orang muda yang memiliki
perkembangan neurologis cukup untuk mencapai tahap ini mungkin tidak
dapat memperolehnya dan yang diarahkan untuk berpikir rasional dapat
mencapai tahap ini lebih awal.
2
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 3/20
3) Keterampilan berbahasa
Pengalaman berbahasa pada remaja hampir lengkap, meskipun kosakatanya
terus meluas. Fokus utama pada keterampilan komunikasi yang dapat
digunakan secara efektif dalam berbagai situasi. Remaja perlu
mengomunikasikan pemikiran, perasaannya, dan kenyataan pada sebaya,
orang tua, guru, dan orang-orang yang berwenang lain. Keterampilan yang
digunakan dalam situasi komunikasi yang berbeda ini bervariasi. Remaja
harus memilih orang yang dapat diajak berkomunikasi, memutuskan pesan
yang pasti, dan memilih cara untuk memindahkn pesan. Misalnya, cara remaja
memberitahu orang tua tentang kegagalannya di kelas (tidak naik kelas) tidak
sama dengan cara mereka memberitahu teman-temannya. Remaja
mengembangkan keterampilan dan gaya komunikasi yang berbeda dan belajar
bagaimana dan kapan menggunakan dan disaring sepanjang kehidupan.
Keterampilan komunikasi yang baik merupakan hal yang kritis sehingga remaj
dapat mengatasi tekanan sebayanya untuk ikut dalam perilaku yang tidak
sehat.
4) Perkembangan psikososial
Pencarin identits diri merupkan tugas utama perkembangan psikosial remaja.
Remaja harus membentuk hubungan sebaya yang dekat atau tetap terisolasi
secara sosial. Perilaku yang menunjukkan solusi negatif pada tugas
perkembangan pada usia ini adalah kebimbangan dan ketidakmampuan
menentukan pilihan bekerja.
5) Identitas kelompok
Remaja mencari identitas kelompok karena mereka membutuhkan hrga diri
dan penerimaan. Kelompok sebaya memberi remaja perasaan saling memiliki, pembuktian, dan kesempatan untuk belajar perilaku yang dapat diterima.
6) Identitas keluarga
Beberapa remaja dan keluarga mengalami kesulitan selama masa ini daripada
masa yang lain. Remaja perlu membuat pilihan, bersikap mandiri dan
mengalami konsekuensi dari sikapnya ini. Keluarga perlu memungkinkan
kemandirian sambil menyediakan tempat berlindung, tempat remaja dapat
3
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 4/20
merenungkan sikapnya. Keluarga yang tidak mampu memberi dukungan ini
menyulitkan perpindahan pembentukan identitas.
7) Identitas moral
Mengenai peraturan, remaja belajar menggunakan penilaian mereka sendiri
daripada menggunakan peraturan. Remaja menili diri mereka sendiri dengan
ide internal, yang sering menyebabkan konflik antara nilai diri dan kelompok.
2. TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
Robert Havigurst (Ingersol, 1989) menyatakan bahwa remaja memiliki
tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhinya sebelum mencapai dewasa.
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang harus dipenuhi individu,
pemenuhan tugas perkembangan akan memberikan kebahagiaan pada individu
dan akan dapat memenuhi tugas perkembangan selanjutnya. Sedangkan apabila
tugas perkembangan tersebut tidak dipenuhi, maka akan membuat individu tidak
bahagia, tidak diterima oleh lingkungan dan akan mengalami kesulitan dalam
memenuhi tugas perkembangan selanjutnya. Tugas perkembangan remaja yang
harus dipenuhi, yaitu :
1) Remaja harus menyesuaikan diri dengan image tubuh yang baru.
Seiring dengan perkembangan usianya, remaja akan mengalami perubahan
pada fisik dan seksualitasnya. Ia akan merasa berbeda dengan kebanyakan
teman-temannya. Hal ini khususnya terjadi pada masa remaja awal. Oleh
karena itu, remaja harus dapat menyesuaikan image tubuh pada saat ia masih
kecil dengan saat ia sudah mulai tumbuh dan berubah.
2) Remaja harus menyesuaikan diri dengan peningkatan kognitif.
Pada periode ini, remaja mengalami peningkatan pada intelektualitasnya.Remaja akan mengembangkan pola pikir yang sudah tidak lagi konkrit.
Inhelder dan Piaget (1958) mengungkapkan bahwa transisi dalam pola pikir
ini merupakan perubahan dari konkret operational menjadi formal
operational . Pada masa ini muncul idealisme yang membuat remaja dengan
orang tua sering berbeda pendapat. Seringkali pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan kepada orang tuanya dapat menimbulkan konflik apabila orang tua
tidak dapat menahan kesabarannya.
4
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 5/20
3) Remaja harus menyesuaikan diri dengan peningkatan tuntutan kognitif di
sekolah.
Pelajaran di sekolah menengah diutamakan untuk dapat menyiapkan remaja
dalam melakukan peran-peran sebagai orang dewasa. Kurikulum sekolah
menengah semakin sulit dan abstrak serta tidak melihat apakah remaja sudah
dapat mulai berpikir secara formal atau tidak. Oleh karena itu, transisi
intelektual diantara remaja tidak sama, bagi remaja yang belum dapat berpikir
secara formal operational , maka akan sulit untuk menyesuaikan diri dalam
lingkungan sekolah menengah.
4) Remaja harus dapat mengembangkan verbal repertoire.
Seiring peningkatan intelektual dan penyesuaian kemampuan remaja dalam
bidang akademik dan sosial, maka remaja harus dapat memiliki kemampuan
bahasa untuk berhubungan dengan masalah dan tugas yang sulit. Remaja
akan mengalami kesulitan apabila tidak dapat mengekspresikan dirinya
sendiri.
5) Remaja harus mengembangkan identitas diri.
Erik Erikson (1968) mengungkapkan bahwa masa remaja merupakan periode
dimana adanya perbedaan yang jelas antara masa anak-anak dan masa dewasa
awal. Selama masa remaja, individu harus mulai untuk menyadari keunikan
dan identitas dirinya. Remaja mengalami pengalaman awal, termasuk krisis
pada perkembangan awal seperti, “ Siapakah saya?” dan “Apa peran saya di
dalam hidup ini?” Pada saat identitas individu mulai terbentuk, remaja dapat
mengalami krisis identitas. Remaja memerlukan tempat untuk mengetahui
peran-peran yang sesuai dalam perkembangannya. Tempat tersebut ada dalam
kelompok-kelompok teman sebaya. Namun dengan dibutuhkannya kelompok teman sebaya ini, remaja cenderung untuk melakukan konformitas terhadap
kelompoknya.
6) Remaja harus menetapkan tujuan pendidikan (vocational ) masa dewasa.
Sebagai bagian dari proses mengembangkan identitas dirinya, remaja harus
memiliki rencana untuk mencapai peran vocational masa dewasa. Remaja
5
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 6/20
harus dapat mengidentifikasikan apa yang akan dia lakukan pada saat dewasa
dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
7) Remaja harus memantapkan independensi emosional dan psikologis dari
orang tua.
Periode ini mungkin merupakan masa yang paling membuat stress karena
remaja harus dapat memantapkan independensi emosional dan psikologis dari
orang tua. Remaja mengalami kebimbangan antara keinginan untuk
tergangtung (dependence) dengan tidak tergantung (independence).
Kebutuhan untuk mengekspresikan individualitas dan kebebasan masa
dewasa dapat menjadi suatu bentuk permusuhan dan kurangnya kerjasama
dengan orang tua atau figur otoritas lainnya. Namun seiring masa dewasa, hal
tersebut akan berganti dengan hubungan antara sesama orang dewasa,
termasuk saling menghormati dan menghargai tetapi tidak tergantung.
8) Remaja harus mengembangkan hubungan teman sebaya yang stabil dan
produktif, termasuk hubungan dengan lawan jenis.
Interaksi remaja dengan teman sebayanya merupakan salah satu hal yang
penting pada masa remaja awal dan tengah. Derajat dimana seorang remaja
dapat memiliki teman sebaya dan diterima oleh suatu kelompok merupakan
indikator utama dalam bagaimana remaja tersebut dapat dengan sukses
menyesuaikan diri pada area perkembangan sosial dan psikologi (Hartup,
1977). Pertemanan awal dengan lawan jenis merupakan langkah awal dalam
hubungan yang intim dan matang.
9) Remaja harus belajar untuk mengatur seksualitasnya.
Dengan perkembangan kematangan fisik dan seksual, remaja harus
mengetahui identitas dirinya, yaitu suatu sikap yang mengetahui apa artinyamenjadi laki-laki atau perempuan, serta nilai-nilai tentang tingkah laku
seksualitas mereka. Selain itu, remaja juga harus mengetahui konsep-konsep
maskulinitas dan feminitas pada diri mereka.
10) Remaja harus mengadopsikan sistem nilai yang efektif.
Selama masa remaja, pada saat individu-individu mengembangkan sistem
pengetahuan yang kompleks, mereka juga mengadopsikan nilai-nilai atau
moral yang terintegrasi. Namun, sistem nilai yang diajarkan oleh orang tua
6
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 7/20
dan lingkungan dapat menimbulkan konflik dengan sistem nilai pada teman
sebaya maupun sekelompok orang. Untuk menengahkan perbedaan tersebut,
remaja menstrukturkan semua nilai-nilai ke dalam suatu ideologi personal.
11) Remaja harus dapat meningkatkan kontrol terhadap impuls atau
tingkah laku yang matang.
Pada saat remaja berkembang dari masa remaja awal menuju masa remaja
akhir, hedonisme, tingkah laku untuk menyenangkan diri sendiri berganti
dengan tingkah laku yang matang dan sesuai dengan lingkungan sosial. Masa
remaja awal ditandai dengan tingkat impulsif dan berlaku yang tinggi,
khususnya pada remaja yang gagal untuk mengontrol impulsnya. Secara
bertahap, remaja mengembangkan kontrol diri dimana mereka belajar untuk
mengetahui tingkah laku mana yang diperbolehkan dan tidak.
3. MASALAH KESEHATAN SPESIFIK PADAPERIODE REMAJA
Penyelahgunaan NAPZA merupakan kenyataan masalah utama bagi
mereka yang bekerja dengan remaja. Remaja dapat meyakini bahwa zat yang
mengubah alam perasaan menciptakan perasaan sejahtera atau membuktikan
tingkat penampilan. Semua remaja berada pada resiko penggunaan zat untuk
eksperimental atau rekreasional, tetapi bagi mereka yang memilih nilai di luar
kebiasaan atau berasal dari keluarga yang tidak stabil lebih beresiko terhadap
penggunaan kronik dan ketergantungan fisik. Beberapa remaja percaya bahwa
penggunaan zat membuat mereka lebih matur.
Human Immunodeficiency Virus (HIV), yang menyebabkan AIDS,
ditularkan melalui hubungan seksual tanpa perlindungan, penggunaan jarum
bersama, dan melalui produk dagang yang terinfeksi. Oleh karena itu, perilakuseksual remaja yang beresiko dan penggunaan obat membuat remaja mudah
terkena ancaman AIDS. Saat ini sekitar 30.000 remaja terinfeksi-AIDS tinggal di
Amerika Serikat; AIDS merupakan penyebab utama pada individu berusia antara
15 dan 16 tahun. Remaja yang menepatkan dirinya pada resiko AIDS harus diuji
adanya HIV.
7
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 8/20
4. PERSENTASE DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa jumlah diagnosa
keperawatan terbanyak adalah ansietas (kecemasan) dengan jumlah klien
sebanyak 11 orang, diikuti oleh diagnosa keperawatan kehilangan dengan jumlah
klien sebanyak 6 orang, Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan sebanyak 2 orang,
Harga Diri Rendah Situasional sebanyak 2 orang, dan Koping Individu Tidak
Efektif sebanyak 1 orang klien.
5. ANSIETAS (KECEMASAN)
1. Pengertian
Gangguan ansietas adalah sekelompok kondisi yang memberi gambaran
pentinng tentang ansietas yang berlebihan disertai respon perilaku, emosi dan
fisiologis. Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak di dukung
oleh situasi. Ketika merasa cemas individu merasa tidak nyaman atau takut
atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa kemalangan padahal ia tidak
mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi (Videbeck, S.L,
2008). Tidak ada objek yang dapat diidentifikasikan sebagai stimulus ansietas.
Ansietas merupan alat peringatan internal yang memberikan tanda bahaya
kepada individu.
Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian
intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional
terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk
8
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 9/20
bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan dengan
kehidupan (Stuart, G.W and Sundeen, S.J., 1998).
2. Tingkat Ansietas
a) Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
seharai-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan
meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi belajar dan
menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
b) Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal
mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian
yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
c) Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang
cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan
tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan
untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.
d) Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan
dan teror. Karena mengalami kehilangan kendali orang yang mengalami
paniktidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.
Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi
peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan
kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan
dengan kehidupan, dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama,
dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian.
3. Rentang Respon Ansietas
Respon adaptif Respon
maladaptive
Anstisipasi Ringan Sedang Berat Panik
9
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 10/20
4. Respon Fisiologis terhadap ansietas
Sistem Tubuh Respon
Kardiovaskular Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat, rasa mau pingsan*,
pingsan*, tekanan darah menurun*, denyut nadi menurun*
Pernapasan Napas cepat, napas pendek, tekanan pada dada, napas dangkal, pembengkakan
pada tenggorok, sensasi tercekik, terengah-engah.
Neuromuskular Refleks meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor,
rigiditas, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, kaki goyah, gerakan yang
janggal.
Gastrointestinal Kehilangan nafsu makan, menolak makanan, rasa tidak nyaman pada
abdomen*, mual*, rasa terbakar pada jantung*, diare*.
Traktus urinarius Tidak dapat menahan kencing*, sering berkemih.
Kulit Wajah kemerahan, berkeringat setempat (telapak tangan), gatal, rasa panas dan
dingin pada kulit, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh.
Ket. * Respon Parasimpatis
5. Respon perilaku, kognitif dan afektif terhadap ansietas.
Sistem Respon
Perilaku Gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung
mendapat cedera, menarik diri dari hubungan interpersonal, menghalangi, melarikan
diri dari masalah, menghindar, hiperventilasi.
Kognitif Perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam memberikan penilaian,
preokupasi, hambatan berpikir, bidang persepsi menurun, kreativitas menurun,
produktivitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri meningkat,
kehilangan objektivitas, takut kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual, takut
cedera atau kematian.
Afektif Mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, nervous, ketakutan, alarm, teror,
gugup.
6. Sumber dan Mekanisme Koping
Sumber Koping
Individu dapat mengatasi stress dan ansietas dengan menggerakkan sumber
koping di lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal ekonomik,
kemampuan menyelesaikan masalah, dukungan sosial, dan keyakinan budaya
dapat membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan
stress dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.
Mekanisme Koping
Ketika mengalami ansietas, individu menggunakan berbagai mekanisme
koping untuk mencoba mengatasinya, dan ketidakmampuan mengatasi ansietas
secara konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku patologis.
10
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 11/20
Jenis mekanisme koping :
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistic tuntutan situasi
stress.
a) Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi
hambatan pemenuhan kebutuhan.
b) Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik
untuk memindahkan seseorang dari sumber stress.
c) Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang
mengoperasikan, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek
kebutuhan personal seseorang.
2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan
dan sedang, tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan
melibatkan penipuan diri dan distorsi realitas, maka mekanisme ini dapat
merupakan respon maladaptive terhadap stress.
7. Pengkajian
Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan
fisiologis dan perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala tau
mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan ansietas. Intensitas perilaku
akan meningkat sejalan dengan peningkatan ansietas.
Faktor Predisposisi :
a. Dalam pandangan psikoanalitik ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili
dorongan insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan superego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua
elemen yang bertentangan, dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego
bahwa ada bahaya.
b. Menurut pandangan interpersonal ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas
juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan
11
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 12/20
kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga
diri rendah terutama mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
c. Menurut pandangan perilaku ansietas merupakan produk frustasi yaitu
segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku lain menganggap ansietas sebagai
suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dalam bentuk
menghindari kepedihan. Pakar tentang pembelajaran meyakini bahwa
individu yang terbiasa dalam kehidupan dininya dihadapkan pada
ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas pada
kehidupan selanjutnya.
d. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal
yang biasa ditemui dalam suatu keluarga.
e. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
untuk benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu ansietas.
Penghambat asam aminobutirik-gamma neuroregulator (GABA) juga
mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya dengan endorphin.
Selain itu, telah dibuktikan bahwa kesehatan umum seseorang mempunyai
akibat nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin
disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas
seseorang untuk mengatasi stressor.
Faktor Pencetus
1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan
aktivitas hidup sehari-hari.2. Ancaman terhadap system diri seseorang dapat membahayakan identitas,
harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
6. POHON MASALAH
12
Isolasi Sosial
Kehilangan dan
krisis
ANSIETA
S
Resiko Perilaku
Kekerasan
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 13/20
7. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Respons Ansietas Berat dan Panik
Diagnosa Keperawatan : Ansietas tingkat berat/panik
Tujuan Umum : Pasien akan mengurangi ansietasnya sampai tingkat sedang atau
ringan.
Tujuan Khusus Intervensi Rasional
Pasien akan terlindung
dari bahaya
a. Pada awalnya terima dan
dukung, ketimbang
menyerang, pertahanan
diri pasien.
b. Kenalkan realitas nyeri
yang berhubungandengan mekanisme
koping pasien sekarang.
Jangan fokuskan pada
fobia, ritual atau keluhan
fisik sendiri.
c. Berikan umpan balik
pada pasien tentang
perilaku, stressor,
penilaian stressor dan
sumber koping.
d. Perkuat ide bahwa
kesehatan fisik
berhubungan dengan
kesehatan emosional dan
bahwa area ini akan
a. Ansietas tingkat
berat/panik dapat
dikurangi dengan
membiarkan pasien
untuk menentukan
jumlah stress yangdapat ditangani.
b. Jika pasien tidak
mampu
menghilangkan
ansietas, ketegangan
dapat mencapai tingkat
panic dan pasien dapat
kehilangan kendali.
c. Sekarang ini pasien
tidak mempunyai
alternatif untuk
mekanisme koping.
13
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 14/20
membutuhkan
penggalian di masa
depan.
e. Sementara itu, mulailah
untuk menerapkan
batasan perilaku
maladaptif pasien
dengan cara yang
mendukung.
Pasien akan mengalami
situasi yangmembangkitkan
ansietas lebih sedikit
a. Lakukan cara yang
tenang dengan pasien. b. Kurangi stimulasi
lingkungan.
c. Batasi interaksi pasien
dengan pasien lain untuk
meminimalkan
menularnya aspek
ansietas.d. Identifikasi dan
modifikasi situasi yang
dapat membangiktkan
ansietas pasien.
e. Berikan tindakan yang
mendukung fisik, seperti
mandi hangat dan
masase.
Perilaku pasien dapat
dimodifikasi denganmengubah lingkungan
dan interaksi pasien di
dalamnya.
Pasien akan terlibat
dalam aktivitas yang
dijadwalkan sehari-
hari.
a. Awalnya berbagi
aktivitas dengan pasien
untuk memberikan
dukungan dan penguatan
perilaku produktif secara
sosial.
b. Berikan beberapa jenis
Dengan memberikan
dorongan aktivitas keluar
rumah, perawat
membatasi waktu pasien
yang tersedia untuk
mekanisme koping yang
destruktif sambil
14
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 15/20
latihan fisik.
c. Rencanakan jadwal atau
daftar aktivitas yang
dapat dilakukan sehari-
hari.
d. Libatkan keluarga dan
sistem pendukung
lainnya sebanyak
mungkin.
berpartisipasi dan
menikmati aspek
kehidupan lainnya.
Pasien akan mengalami
penyembuhan darigejala-gejala ansietas
berat.
a. Berikan medikasi yang
dapat membantumengurangi rasa tak
nyaman pasien.
b. Amati efek samping
medikasi dan lakukan
penyuluhan kesehatan
yang relevan.
Hubungan efek terapeutik
dapat ditingkatkan jikakendali terhadap gejala
kimiawi memungkinkan
pasien untuk
mengarahkan perhatian
pada konflik yang
mendasari.
Respons Ansietas Sedang
Diagnosa Keperawatan : Ansietas Tingkat Sedang
Tujuan umum : Pasien akan menunjukkan cara koping adaptif terhadap stress.
Tujuan Khusus Intervensi Rasional
Pasien akan
mengidentifikasi dan
menguraikan perasaan
tentang ansietas.
a. Bantu pasien
mengidentifikasi dan
menguraikan perasaan yang
mendasari.
b. Kaitkan perilaku pasien
dengan perilaku dengan
perasaan tersebut.
c. Validasikan semua perubahan
dan asumsi dengan pasien.
d. Gunakan pertanyakan terbuka
untuk beralih dari topik yang
Untuk mengadopsi
respon koping yang
baru, pasien pertama
harus waspada
terhadap masalah dan
untuk mengatasi
kesadaran atau
ketidaksadaran
menyangkal dan
resistens.
15
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 16/20
tidak mengancam ke isu-isu
konflik.
e. Variasikan besarnya ansietas
untuk meningkatkan motivasi
pasien.
f. Sementara itu, dapat
digunakan konfrontasi
suportif dengan bijaksana.
Pasien akan
mengidentifikasi
antesedens ansietas.
a. Bantu pasien menggambarkan
situasi dan interaksi yang
mendahului ansietas. b. Tinjau penilaian pasien
terhadap stressor, nilai-nilai
yang terancam dan cara
konflik yang berkembang.
c. Hubungkan pengalaman
pasien sekarang dengan
pengalaman yang relevan pada masa lalu.
Manakala perasaan
ansietas telah dikenali,
pasien harus mengerti perkembangannya
termasuk stressor yang
mencetuskan, penilaian
stressor dan
ketersediaan sumber.
Pasien akan
menguraikan respon
koping maladaptif dan
adaptif.
a. Gali bagaimana pasien
menurunkan ansietasnya di
masa lalu dan tindakan apa
yang digunakan untuk
menurunkannya.
b. Tunjukkan efek maladaptif
dan destruktif dari respon
koping sekarang.
c. Berikan dorongan pada pasien
untuk menggunakan respon
koping adaptif yang efektif di
masa lalu.
d. Fokuskan tanggung jawab
pada pasien.
Respon koping adaptif
yang baru dapat
dipelajari melalui
penganalisaan
mekanisme koping
yang digunakan pada
masa yang lalu,
penilaian ulang
terhadap stressor,
menggunakan sumber-
sumber yang tersedia
dan menerima
tanggung jawab untuk
berubah.
16
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 17/20
e. Dengan aktif bantu pasien
menghubungkan penyebab
dan efek hubungan sementara
mempertahankan ansietas
dalam batasan yang sesuai.
Pasien akan
mengimplementasikan
dua respon adaptif
untuk mengatasi
ansietas.
a. Bantu pasien
mengidentifikasi cara untuk
membangun kembali pikiran,
memodifikasi perilaku,
menggunakan sumber-sumber
dan menguji respon kopingyang baru.
b. Berikan dorongan untuk
melakukan aktivitas fisik
untuk mengeluarkan energy.
c. Libatkan orang terdekat
sebagai sumber dan dukungan
sosial dalam membantu pasien belajar tentang respon
koping yang baru.
d. Ajarkan pasien latihan
relaksasi untuk meningkatkan
kendali dan relians diri serta
mengurangi stress.
Seseorang juga dapat
mengatasi stress
dengan mengatur
distress emosional
yang menyertainya
melalui penggunaanteknik penatalaksanaan
stress.
8. RESUME HASIL PENGKAJIAN DAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
Hari Pertama : Perkenalan dan pengkajian
Hari Kedua : Pengkajian dan Intervensi
Hari Ketiga : Intervensi
Hasil Pengkajian
Dari hasil pengkajian dapat diketahui bahwa jumlah diagnosa keperawatan
terbanyak adalah ansietas (kecemasan) dengan jumlah klien sebanyak 11
17
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 18/20
orang dan penyebab kecemasan terbanya adalah ketakutan akan penerimaan
masyarakat dan kekhawatiran pada orang tua, diikuti oleh diagnosa
keperawatan kehilangan dengan jumlah klien sebanyak 6 orang, Resiko Tinggi
Perilaku Kekerasan sebanyak 2 orang, Harga Diri Rendah Situasional
sebanyak 2 orang, dan Koping Individu Tidak Efektif sebanyak 1 orang klien
Intervensi
• Membina hubungan saling percaya
• Mendorong klien mengungkapkan perasaannya yang berhubungan dengan
cemas yang dirasakannya
• Bersama klien mengidentifikasi penyebab kecemasan
• Mengidentifikasi mekanisme koping yang biasa dilakukan dalam
menghadapi cemas
• Memberikan alternatif pilihan mekanisme koping yang efektif
• Meningkatkan motivasi klien untuk masa depan yang lebih baik
9. RESUME PENDIDIKAN KESEHATAN
Hari keempat: Kesehatan Reproduksi (Penyakit Menular Seksual)
Pendidikan kesehatan reproduksi ini disajikan dalam bentuk ceramah,
berupa penjelasan mengenai penyakit-penyakit menular seksual (PMS)
seperti pengertian PMS, tanda dan gejala, macam-macam PMS, cara
penyebaran serta pencegahan PMS.
Permainan yang dilakukan, yaitu games transmisi merupakan permainan
yang diharuskan memindahkan kertas yang dibuat menyerupai bola yang
harus disebarkan melalui jabatan tangan dalam waktu yang ditentukan.
Permainan ini mempunyai makna bahwa bola-bola kertas adalah virus penyakit dan jabatan tangan adalah cara penyebarannya. Permainan ini
mempunyai tujuan untuk meningkatkan kewaspadaan karena virus atau
penyakit dapat menyebar kepada siapapun dalam waktu yang cepat.
Evaluasi : pada saat penyampaian materi, warga binaan cukup
memperhatikan materi yang disampaikan terlihat dari beberapa warga
binaan yang antusias memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan
18
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 19/20
materi PMS. Ketika diberikan pertanyaan mengenai macam-macam PMS,
warga binaan dapat menyebutkan beberapa macam PMS.
Hari kelima: manajemen marah.
Pendidikan kesehatan ini disajikan dalam bentuk ceramah, berupa
penjelasan mengenai cara-cara untuk mengatur emosi: marah dari 3 aspek,
yaitu aspek verbal, fisik, dan spiritual. Pendidikan kesehatan ini dilakukan
untuk meningkatkan kognitif klien mengenai manajemen marah.
Permainan yang dilakukan, yaitu 1.) Dordor, merupakan permainan logika
dimana setiap orang menyebutkan angka secara berurutan, dengan
ketentuan yang telah ditentukan panitia. Permainan ini dilakukan dengan
maksud untuk meningkatkan perhatian klien, 2.) Bola Pingpong,
merupakan permainan ketangkasan dimana setiap kelompok diharuskan
memindahkan bola pingpong dari garis start sampai finish dengan hanya
menggunakan kertas yang diberikan oleh panitia. Permainan ini dilakukan
dengan tujuan untuk meningkatkan kesabaran dan kerjasama dalam tim.
Role Play Manajemen Marah. Permainan peran yang dilakukan oleh
panitia bertujuan untuk mengasah aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
klien saat menghadapi situasi yang dapat menimbulkan marah.
Saat dilakukan permainan peran, respon yang diberikan oleh klien
berbeda-beda, mulai dari acuh tak acuh, prihatin, sampai bertindak secara
langsung untuk melerai. Dari hasil permainan peran yang dilakukan,
diketahui bahwa terdapat 3-5 klien yang dengan aktif berusaha untuk
menyelesaikan persoalan baik dari aspek verbal maupun fisik.
10. SARAN DAN REKOMENDASI TINDAK LANJUT
• Memberikan perhatian yang lebih banyak pada warga binaan
• Memperbanyak frekuensi kunjungan keluarga
• Memberikan jadwal aktivitas yang berbeda setiap hari
• Memberikan pendidikan selama di rutan
•
Mempersiapkan warga binaan sebelum keluar dari rutan
19
5/10/2018 Seminar Akhir Lapas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/seminar-akhir-lapas 20/20
20