Seminar

16
SEMINAR KASUS (12 Mei 2010) P r e s e n t e d B y ; I C P u s k e s m a

Transcript of Seminar

SEMINAR KASUS

(12 Mei 2010)

Presented By;

Kelompok VI CPuskesmas Batua

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. S

DENGAN MASALAH UTAMA GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM

CURIGADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUA

MAKASSAR

Kasus Keperawatan

Jiwa Komunitas

Definisi

Waham adalah kepercayaan yang salah terhadap objek dan tidak konsisten dengan latar belakang intelektual dan budaya (Rawlin, 1993). Suatu sistem kepercayaan yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas (Haber 1982). Keyakinan yang salah yang tidak dapat diubah dengan alasan logis kejadian nyata

ETIOLOGI Adapun faktor predisposisi terjadinya waham yaitu :

Faktor genetik Dianggap mempengaruhi tansisi gangguan efektif melalui riwayat keluarga atau keturunan.

Teori kehilangan objek

Menurut kepada perpisahan traumatik individu dengan benda

Teori organisasi kepribadian Mengurakian bagaimana konsep diri yang negatif dan harga diri rendah mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian seseorang terhadap stressor

TANDA DAN GEJALA Usaha bunuh diri atau membunuh orang lain Menolak makan/obat Gembira atau takut Gerakan tidak terkontrol Mudah tersinggung Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan Tidak bisa membedakan antara yang nyata dan tidak

nyata. Menghindar dari orang lain Mendominasi pembicaraan Mengajukan kegiatan keagamaan secara berlebihan

atau sama sekali tidak melaksanakannya Permusuhan dan curiga Perwatan diri terganggu Merasa dirinya kaya, walaupun sebenarnya tidak punya

KLASIFIKASI

Waham AgamaKeyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan

Waham KebesaranKeyakinan klien yang berlebihan terhadap kemampuan yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai kenyataan

Waham SomatikKlien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai kenyataan

Waham CurigaKlien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai kenyataan

KLASIFIKASI ………

Waham Sisip FikirKlien yakin bahwa ada fikiran orang lain yang disisipkan/dimasukkan kedalam fikiran yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai kenyataan

Waham NihilistikKlien yakin bahwa dirinya sudah tidak didunia/meninngal yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai kenyataan

Waham Siar FikirKlien yakin bahwa ada orang lain mengetahui apa yang dia butuhkan walaupun dia tidak menyatakan pada orang tersebut apa yang dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai kenyataa

PROSES TERJADI WAHAM

Perasaan diancam oleh lingkungan, cemas, merasa sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi

 

Mencoba mengingkari ancaman dari persepsi diri atau obyek realitas dengan

menyalahartikan kesan terhadap kejadian 

Individu memproyeksi pikiran dan perasaan internal pada lingkungan sehingga perasaan, pikiran, dan keinginan negatif/tidak dapat

diterima menjadi bagian internal 

Individu mencoba memberi pembenaran/rasional/alasan interpretasiPersonal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain

1. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dalam mengumpulkan data pada klien. Pada tahap ini klien Ny. S adalah sumber informasi utama dalam pengumpulan data selain itu data juga didapatkan dari keluarga (anaknya) serta tetangganya, Data yang di dapatkan sesuai dengan tanda dan gejala pada klien dengan perubahan proses pikir: waham curiga.Untuk mendapatkan data pada klien waham agak sulit karena klien mengalami gangguan proses pikir sehingga perlu divalidasi terus.

Pembahasan

Pada kasus ini kami mengangkat diagnosa perubahan proses pikir: waham curiga karena berulang kali klien mengatakan kecurigaan terhadap tetangganya yang ingin mencuri barang-barang dan merusak rumahnya. Diangkat diagnosa resiko perilaku kekerasan karena waham curiga yang dialami klien yang menyebabkan klien emosi dan curiga serta bila wahamnya tidak diterima orang lain. Kerusakan komunikasi verbal diangkat karena pembicaraan klien cepat dan keras bila waham curiganya muncul.

2. Dx. Keperawatan

3. Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan disusun berdasarkan landasan teori yang disesuaikan dengan kondisi klien / berdasarkan masalah yang ditemukan pada klien pada pengkajian.

Pada dasarnya intervensi pada pasien waham merupakan hal yang sulit karena klien mengalami gangguan proses pikir sehingga klien tidak mampu mempertahankan perhatiannya atau mudah teralihkan, konsentrasinya buruk, tidak mampu mengorganisir pemikiran. Pendapatnya tidak dapat digoyahkan atau diubah dengan alasan yang logis.

5. Evaluasi

Tindakan evaluasi dilakukan dengan sudut pandang pelaksanaan SP (Strategi Pelaksanaan) untuk memantau kemajuan yang telah dicapai klien, hal ini juga untuk memudahkan menyusun rencana selanjutnya, atau melaksanakan intervensi selanjutnya. Evaluasi berorientasi pada klien dan keluarga klien.

Tingkat pencapaian yang telah dicapai berdasarkan masalah keperawatan yang ditetapkan pada klien Ny. “S” secara singkat dapat kami uraikan sebagai berikut: Hari pertama telah dilakukan SP1P dan dilakukan evaluasi pada

hari kedua. SP1P dimodifikasi pada hari kedua dan diperoleh kriteria yaitu

bahwa klien mampu menerima realita dan kenyatan yang ada. Hari ketiga dilakukan SP2P dan diperoleh hasil bahwa klien

mampu menyebutkan kemampuan dan potensi yang dimiliki. Hari keempat dilakukan SP3P dan diperoleh hasil bahwa klien

mampu menyebutkan kemampuan dan potensi lain yang dimilikinya.

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

 Pelaksanaan intervensi dengan pendekatan CMHN (Community Mental Health Of Nursing) dengan kunjungan rumah untuk mengajarkan pada klien agar mandiri. Serta diharapkan keluarga mampu merawat klien dengan waham. Tindakan lainnya dengan mengikutsertakan klien dalam kegiatan sehari-sehari. Pelaksanaaan implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi SP (Strategi Pelaksanaan) yang ada dan secara bertahap berdasarkan tingkat pencapaian pada tiap diagnosa.

KESIMPULAN Waham merupakan perubahan proses

pikir terhadap rangsangan internal dan eksternal

Perencanaan keperawatan dengan masalah utama waham curiga berfokus pada intervensi: Membina hubungan saling percaya. Orientasi alam realita. Tingkatkan aktifitas.

Tidak semua gejala waham yang terdapat dalam teori di jumpai pada kasus dilahan.

Keluarga merupakan faktor pendukung utama

dalam membantu klien mengatasi masalahnya.

SARAN Perlunya adanya dukungan dari segala pihak baik pemerintah maupun masyarakat terutama dukungan dari lingkungan dimana klien berada.

Perlunya peningkatan pelayanan CMHN. Waham merupakan perubahan proses pikir terhadap

rangsangan eksternal dan atau internal sehingga menimbulkan kerusakan komunikasi verbal serta berisiko perilaku kekeresan untuk itu diperlukan penyuluhan kesehatan yang ditujukan pada keluarga agar keluarga dapat mendukung perawatan klien di rumah

Komunikasi terapeutik antara perawat, klien dan keluarga harus dipertahanakan agar orientasi klien dapat meningkat

Oleh karena keluarga merupakan faktor pendukung utama dalam perawatan klien maka keluarga perlu di motivasi untuk terlibat secara aktif dalam perawatan klien melalui kunjungan rumah oleh perawat

WASSALAM

THANK YOU