SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses...

34
i SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS GROUP DISCUSSION Buku Fasilitator UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN Alamat: Jl. Fauna No. 2, Karangmalang, Yogyakarta 55281, Indonesia Telp. 0274-560862, Fax. 0274-560861 e-mail: [email protected]

Transcript of SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses...

Page 1: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

i

SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN

FOCUS GROUP DISCUSSION

Buku Fasilitator

 

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

Alamat: Jl. Fauna No. 2, Karangmalang, Yogyakarta 55281, Indonesia Telp. 0274-560862, Fax. 0274-560861

e-mail: [email protected]

Page 2: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

ii

Pedoman Pembelajaran dan Focus Group Discussion Semester 1

Edisi Ketiga

2015

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada

Dicetak di Yogyakarta

Didesain oleh: Tim FGD

Page 3: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

1

Buku FGD untuk Fasilitator

Semester 1

Skenario 1-4

Integrasi dan Sinergi Mata Kuliah:

•   Ilmu Peternakan Umum dan Kewirausahaan •   Kesejahteraan Hewan dan Etika Veteriner

•   Agama •   Osteologi, Artrologi, Miologi dan Splanknologi

•   Biokimia Veteriner I •   Biostatistika

Edisi Ketiga Tahun 2015

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

Alamat: Jl. Fauna No. 2, Karangmalang, Yogyakarta 55281, Indonesia Telp. 0274-560862, Fax. 0274-560861

e-mail: [email protected]

Page 4: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

2

TIM PENYUSUN Koordinator

Ketua: Prof. Dr. drh. Siti Isrina Oktavia Salasia Sekretaris:

•   Dr. drh. Tri Untari, M.Si. •   Dr. drh. Amelia Hana, MP •   drh. Christin Marganingsih S., M.Si.

Anggota: Fasilitator:

•   drh. Dewi Kania Musana, MP. •   Dr. drh. Rini Widayanti, MP •   Dr. drh. Irkham Widiyono •   Dr. drh. Doddi Yudhabuntara •   drh. Dwi Liliek Kusindarta, MP., Ph.D •   Dr. drh. Hery Wijayanto, MP. •   drh. Woro Danur Wendo •   Dr. drh. Tri Wahyu Pangestiningsih, MP. •   drh. Teguh Budipitojo, MP., Ph.D •   drh. Ariana, M.Phil •   Prof. Dr. drh. Wayan T. Artama •   Dr. drh. Aris Haryanto, M.Si. •   Dr. drh. Trini Susmiati, MP •   drh. Aris Purwantoro, M.Si. •   Dr. drh. Yuriadi, MP. •   drh. Slamet Raharjo, MP •   Dr. drh. Prabowo Purwono Putro, M.Phil •   Dr. drh. Dhirgo Adji, MP •   drh. Agung Budiyanto, MP, Ph.D. •   drh. Sarmin, MP •   Dr. drh. Yatri Drastini, M.Sc. •   drh. Dyah Ayu Widiasih, Ph.D •   Dr. drh. Widagdo Sri Nugroho, MP. •   Drh. Heru Susetya, M.P., Ph.D. •   Roza Azizah Primatika, S.Si., M.Si.

Pelaksana teknis: •   Heru Dwiatma. S.Pt., M.Si. •   Murjiyo

Page 5: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

3

KATA PENGANTAR

Tujuan pendidikan Fakultas Kedokteran Hewan UGM yang telah ditetapkan dalam Renstra FKH UGM 20013-2017 adalah menghasilkan dokter hewan yang cakap menangani penyakit-penyakit hewan dan menyelaraskan kesehatan hewan, kesehatan manusia dan lingkungannya, sebagai pelopor problem solver persoalan kesehatan hewan, serta siap mengemban tugas-tugas teknis yang memenuhi standar kompetensi profesi dokter hewan. Untuk itu diperlukan kurikulum Pendidikan Tinggi yang senantiasa disesuaikan dan diselaraskan dengan kebutuhan dan perkembangan yang ada, dikaji secara periodik minimal 5 (lima) tahun sekali agar sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat pengguna lulusan Pendidikan Tinggi. Fakultas Kedokteran Hewan UGM selanjutnya mengembangkan kurikulum baru dengan basis kompetensi dengan SK Rektor Nomor: 484/SK/HT/2013 tertanggal 24 Juli 2013, efektif mulai berlaku sejak tahun akademik 2013/2014.

Kompetensi utama lulusan Program Studi FKH UGM yang dikembangkan dalam kurikulum tersebut disesuaikan dengan kesepakatan bersama dalam Ketetapan Majelis Pendidikan Profesi Kedokteran Hewan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (9 kompetensi), ditambah dengan 9 kompetensi penunjang yang merupakan pengembangan dan penciri kompetensi Fakultas Kedokteran Hewan UGM.

Metode pembelajaran yang diterapkan adalah Student Teacher Aesthetic Role-sharing (STAR) atau Student Centered Learning plus (SCL+) yaitu memadukan secara proporsional antara Teacher Centered Learning (TCL) dan Student Centered Learning (SCL) sesuai learning outcome yang akan dicapai dalam pembelajaran. Prinsip STAR adalah adanya hubungan yang serasi dan harmonis antara dosen dengan mahasiswa, peningkatan mitra pembelajaran timbal-balik antara mahasiswa dan dosen, sehingga tercipta Patrap Triloka ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, sudah sewajarnya dosen di depan menjadi contoh bagi mahasiswa, di tengah memotivasi, dibelakang memberi dukungan dengan kewibawaan dosen agar peserta didik berkembang. Hubungan serasi antara dosen dengan mahasiswa diciptakan sejak awal perkuliahan melalui interaksi di kelas dan lebih fokus melalui tutorial dalam Focus Group Discussion (FGD), dan ditambah dengan adanya bimbingan kepada mahasiswa untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat (long life learner).

Metode penyampaian perkuliahan di kelas dilakukan dengan metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning), dosen menyampaikan materi dan diskusi, menyampaikan apa yang akan dipelajari dan mengapa perlu dipelajari oleh mahasiswa. Pada kuliah perdana, koordinator Mata Kuliah (MK) menyampaikan kontrak pembelajaran kepada para mahasiswa, isi kontrak pembelajaran sesuai Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS) yang telah disusun oleh tim dosen, memperkenalkan semua dosen pengampu beserta kepakaran masing-masing dengan tujuan agar mahasiswa mengenal dosen dan keahliannya sejak dari awal perkuliahan, sehingga diharapkan dosen dapat menjadi teladan untuk dicontoh mahasiswa. Setelah perkuliahan di kelas dilaksanakan diikuti pula dengan kegiatan tutorial pada kelas-kelas kecil melalui FGD untuk penerapan SCL. Metode penyampaian dalam FGD pada semester awal dilakukan dengan metode pembelajaran kolaboratif (collaborative learning), sedangkan untuk semester berikutnya dapat dilakukan dengan cara competitive

Page 6: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

4

learning, case-based learning, research-based learning, problem-based learning, dan lain-lain cara yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Buku pedoman pembelajaran dan FGD ini dipakai untuk dosen/fasilitator dalam memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam menjalankan program FGD. Semoga output yang dihasilkan dalam proses pembelajaran dan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan UGM mampu mengedepankan kemampuan intelektualitas untuk mengasah hard skills dan peningkatan soft skills yang dilandasi moral dan etika veteriner, dapat menghantarkan mahasiswa untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

Yogyakarta, September 2015 Dekan

Page 7: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

5

PENDAHULUAN

Focus Group Discussion dilakukan melalui diskusi dalam kelas-kelas kecil untuk membahas tugas-tugas yang ada dalam skenario yang dirancang agar mahasiswa mampu memahami secara lebih bermakna, lebih tajam, tidak hanya dalam bentuk teori tapi lebih realistis dalam bentuk skenario melalui sinergi dan integrasi MK Osteologi, Artrologi, Miologi dan Splanknologi, Ilmu Peternakan Umum dan Kewirausahaan, Biokimia Veteriner I, Agama, Kesejahteraan Hewan dan Etika Veteriner, dan Biostatistika. Diskusi secara integral dari berbagai MK bertujuan untuk mendukung tercapainya kompetensi pembelajaran kurikulum Fakultas Kedokteran Hewan.

Page 8: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

6

DAFTAR ISI

hal TIM PENYUSUN ...................................................................................................................... 2

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 5

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 6

TUJUAN PEMBELAJARAN ................................................................................................... 7

SKEMA PEMBELAJARAN ..................................................................................................... 8

LEARNING OUTCOME ............................................................................................................ 9

AKTIVITAS PEMBELAJARAN ............................................................................................ 11

RUBRIK PENILAIAN FGD ................................................................................................... 14

PENILAIAN UMUM .............................................................................................................. 16

BLUE PRINT PENILAIAN ..................................................................................................... 17

PETUNJUK UNTUK FASILITATOR .................................................................................... 18

REFERENSI ............................................................................................................................ 26

Skenario 1: Sapi perah dan pedet ............................................................................................. 27

Skenario 2: Kuda Pincang ........................................................................................................ 29

Skenario 3: Kambing dan Domba ............................................................................................ 30

Skenario 4: Penyembelihan hewan kurban .............................................................................. 32

Page 9: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

7

TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami MK yang dipelajari melalui implementasi integrasi dan sinergi antar MK untuk saling melengkapi/ meningkatkan/ mempertajam dan berbagi konsep keilmuan, keterampilan dan perilaku. Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa mampu memahami secara lebih bermakna MK Osteologi, Artrologi, Miologi dan Splanknologi, Ilmu Peternakan Umum dan Kewirausahaan, Biokimia Veteriner I, Agama, Kesejahteraan Hewan dan Etika Veteriner, dan Biostatistika yang saling disinergikan dan diintegrasikan dalam suatu skenario untuk diskusi.

Page 10: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

8

SKEMA PEMBELAJARAN

Skenario 4: memahami good farming practices

ternak sapi potong, penerapan prinsip

kesrawan, landasan norma agama,

pemahaman sistem saluran pencernaan dan respirasi, enzim dalam konteks terpadu dan

holistik

FGD Semester I

Osteologi, Artrologi,

Miologi dan Splanknologi

Biokimia

Veteriner I

Agama

Ilmu Peternakan Umum dan

Kewirausahaan

Kesejahteraan Hewan dan Etika

Veteriner

Skenario 1: memahami good farming practices ternak sapi perah, penerapan prinsip

kesrawan, landasan norma agama, pemahaman

osteologi, miologi, karbohidrat,

biostatistika dalam konteks terpadu dan

holistik

Skenario 2: memahami good farming practices

ternak kuda, penerapan prinsip kesrawan,

landasan norma agama, pemahaman osteologi,

artrologi, miologi, lipida dalam konteks terpadu dan holistik

Skenario 3: memahami good farming practices

ternak kambing dan domba, penerapan prinsip kesrawan, landasan norma

agama, pemahaman organ genitalia , asam nukleat dan hormone,

biostatistika dalam konteks terpadu dan

holistik

Sinergi dan integrasi antar mata kuliah untuk membangun pemahaman secara lebih dalam dan komprehensif untuk mencapai kompetensi

 

Biostatistika

Page 11: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

9

LEARNING OUTCOME

Diskusi secara integral dari berbagai MK melalui skenario dalam FGD bertujuan untuk mendukung tercapainya kompetensi pembelajaran kurikulum Fakultas Kedokteran Hewan. Learning outcome MK Biokimia Veteriner I:

Mahasiswa mampu memahami arti dan peran ilmu biokimia dalam dunia kedokteran hewan, meliputi: struktur umum dan fungsi dari mono, oligo dan polisakarida, ikatan glikosidik, perbedaan gula aldosa dan gula ketosa, gula mereduksi dan non mereduksi, struktur umum dan sifat asam lemak, penggolongan asam lemak, penggolongan lipida dan fungsinya; struktur umum nukleosida, nukleotida, asam nukleat (DNA dan RNA), fungsi dan sifatnya; struktur umum, macam dan sifat asam amino, ikatan peptide, perbedaan asam amino esensial-nonesensial, asam amino penyusun protein, fungsi dan sifatnya; Struktur umum, macam, sifat dan fungsi vitamin, mineral, dan enzim.

Learning outcome MK Osteologi, Miologi, Artrologi, dan Splanknologi:

Mahasiswa mampu memahami nomina anatomika terkait dengan bidang ilmu osteologi, artrologi, miologi, splanknologi; mampu memahami petunjuk arah dan kedudukan anggota tubuh, struktur dan letak tulang-tulang penyusun aksial skeleton, apendikular skeleton, dan viseral skeleton; mampu menjelaskan klasifikasi tulang berdasar bentuk atau morfologinya (tulang panjang, tulang pendek, tulang pipih, tulang ireguler, klasifikasi sendi berdasarkan struktur pembentuk sendi, hubungan antar struktur penyusun sendi, pergerakan dan letak sendi; mampu memahami istilah-istilah yang digunakan dalam mempelajari otot, klasifikasi otot menurut tempat perlekatannya, bentuk, dan fungsi, struktur otot dan struktur tambahan (asesori) pada sistem lokomotor (fascia, tendo, ligamen); mampu memahami nama organ utama, saluran dan organ tambahan penyusun sistem organ menurut nomina anatomica serta fungsi secara umum, variasi bentuk dan letak organ-organ visceral penyusun sistem organ pada hewan domestik (sapi, kuda, kambing, babi, anjing, kucing); mampu mengaitkan dan mengintegrasikan struktur-struktur penyusun kerangka tubuh, yaitu tulang, persendian, dan otot; mampu membandingkan variasi bentuk, letak, dan jumlah struktur penyusun kerangka tubuh diantara hewan domestik; mampu mengintegrasikan organ-organ penyusun sistem organ dalam tubuh, mampu membandingkan variasi bentuk dan letak organ-organ penyusun sistem organ; terampil dalam mengamati struktur organ secara detil dengan orientasi arah sesuai nomina anatomica, struktur spesifik yang membedakan antar spesies; mampu mengidentifikasi organ sekaligus identifikasi spesies berdasarkan morfologi organ secara normal, mengintegrasikan struktur-struktur yang dipelajari secara spesifik, parsial. Learning outcome MK Agama:

Mahasiswa mampu menerapkan ilmu veteriner dan ilmu peternakan berdasarkan moral agama. Learning outcome MK Ilmu Peternakan Umum dan Kewirausahaan:

Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik biologis berbagai jenis ternak, produksi ternak (pembibitan, pemeliharaan, pemberian pakan, perkandangan, reproduksi dan produksi, kesehatan, dan pemasaran) dan pengelolaan lingkungan terkait peternakan. Mahasiswa mampu memahami dan mengembangkan pengetahuan serta ketrampilan tentang kewirausahaan.

Page 12: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

10

Learning outcome MK Kesejahteraan Hewan dan Etika Veteriner: Mahasiswa mampu untuk melakukan penilaian/pengukuran (assesment) kesejahteraan

hewan dan mampu menjadi penyelia (supervisor) kesrawan berdasarkan penerapan Lima Kebebasan di berbagai kegiatan yang terkait dengan hewan, dan mampu untuk mengadaptasi tuntutan global mengenai kesrawan yang diselaraskan dengan agama, budaya dan tradisi lokal. Mahasiswa mampu memahami dan mengapliksikan etika dengan perkembangan ilmu kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan hukum, etika kedokteran hewan sebagai perpaduan antara etika medis dan etika bisnis, sumpah/janji dokter hewan dan kode etik dokter hewan diterapkan dalam pokok bahasan tentang aturan perundangan yang berlaku, kebijakan, perlindungan hewan, pemanfaatan dan pengembangan peternakan, kesehatan hewan, kesmavet dan karantina. Learning outcome MK Biostatistika

Mahasiswa   mampu   mengolah   data   penelitian   dan   melakukan   analisis   dengan  menggunakan  statistik  sebagai  alat  ukur  untuk  pengambilan  keputusan  dalam  penelitian  dengan  baik  dan  benar.

Page 13: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

11

AKTIVITAS PEMBELAJARAN Rangkaian aktivitas pembelajaran berikut ini disiapkan untuk mengarahkan mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran: 1.   Metode pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan melalui Student Teacher Aesthetic Role-sharing (STAR), dengan cara memadukan secara proporsional antara teacher centered learning (TCL) dan student centered learning (SCL) sesuai learning outcome yang akan dicapai. Prinsip STAR adalah ada hubungan yang serasi dan harmonis antara dosen dengan mahasiswa, peningkatan mitra pembelajaran timbal-balik antara mahasiswa dan dosen, tercipta Patrap Triloka ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, sudah sewajarnya dosen di depan harus menjadi contoh baik bagi mahasiswa, di tengah memotivasi, dibelakang memberi dukungan dengan kewibawaan dosen agar peserta didik berkembang. Hubungan serasi antara dosen dengan mahasiswa diciptakan sejak awal perkuliahan melalui interaksi di kelas dan lebih fokus melalui kegiatan diskusi dalam focus group discussion (FGD), dan bimbingan mahasiswa menjadi pembelajar sepanjang hayat (long life learner).

2.   Kuliah

Metode perkuliahan dilakukan dengan cara dosen menyampaikan/ presentasi materi dan diskusi, menyampaikan apa yang akan dipelajari mahasiswa dan mengapa perlu dipelajari. Pada kuliah perdana, koordinator Mata Kuliah (MK) menyampaikan kontrak pembelajaran kepada para mahasiswa, isi kontrak pembelajaran sesuai Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS) yang telah disusun oleh tim dosen, memperkenalkan semua dosen pengampu beserta kepakaran masing-masing dengan tujuan agar mahasiswa mengenal dosen dan keahliannya sejak dari awal perkuliahan, sehingga diharapkan dosen dapat menjadi teladan untuk dicontoh mahasiswa. Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS) dan bahan ajar wajib diberikan kepada mahasiswa untuk diperbanyak (atau diberikan di Perpustakaan sebagai narasi/ referensi/ bahan pembelajaran mahasiswa). Koordinator MK memperkenalkan semua tim dosen dan fasilitator yang terlibat dari masing-masing Bagian beserta kepakaran masing-masing. Dalam penerapan kurikulum berbasis kompetensi, perkuliahan diselenggarakan dengan cara dikombinasikan dengan diskusi kelompok dalam kelas-kelas kecil, dengan tujuan mahasiswa memperoleh materi kuliah yang cukup dan diikuti dengan penambahan waktu belajar mandiri. Perkuliahan diselenggarakan sesuai dengan mata kuliah yang telah ditentukan learning outcome dalam mencapai kompetensi. Integrasi dan sinergi antar mata kuliah diselenggarakan melalui FGD yang membahas skenario tertentu, untuk meningkatkan dan mempertajam pemahaman mahasiswa. Diantara jadwal FGD dapat diselenggarakan perkuliahan, untuk memberi kesempatan mahasiswa untuk klarifikasi dan membahas pertanyaan mahasiswa yang tidak dapat dijawab dalam diskusi kelompok.

3.   Diskusi kelompok dalam FGD dengan pendampingan fasilitator

FGD dijadualkan 2 kali dalam seminggu. Jika fasilitator tidak hadir karena suatu halangan tertentu, harus digantikan oleh fasilitator pengganti. Apabila pada jadwal yang ditentukan fasilitator belum hadir, kelompok mahasiswa yang bersangkutan harus memberitahu bagian akademik sesegera mungkin. Selama proses diskusi, semua kelompok harus membawa sumber pembelajaran yang sesuai, yang mungkin dibutuhkan pada saat tutorial.

Page 14: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

12

Untuk mencapai tujuan pembelajaran pada semester pertama, digunakan metode collaborative learning (pembelajaran kolaboratif), yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan diskusi dalam membahas satu skenario yang sama. Pertanyaan dasar yang harus digarisbawahi adalah: Apa yang sudah kita ketahui? Apa lagi yang kita harapkan untuk diketahui?

FGD pertama: l   Seluruh mahasiswa dibagi dalam 11 kelas, masing-masing kelas terdiri atas 15-18 orang l   Fasilitator menjelaskan proses diskusi dan skenario untuk diskusi l   Fasilitator membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 orang l   Fasilitator meminta masing-masing mahasiswa membaca skenario yang terkait dengan

materi yang dipelajari l   Fasilitator meminta mahasiswa mengerjakan tugas yang terkait dengan persepsi dan solusi

terhadap kasus/masalah dalam skenario l   Fasilitator meminta mahasiswa mendiskusikan hasil pekerjaannya dalam kelompok kecil

masing-masing, dipimpin oleh salah satu mahasiswa (sebagai ketua) dibantu oleh salah satu mahasiswa (sebagai sekretaris)

l   Fasilitator meminta masing-masing kelompok kecil mendiskusikan kesepakatan kelompok l   Fasilitator meminta masing-masing mahasiswa membuat laporan hasil diskusi dengan

mencari sumber referensi seluas-luasnya. Isi laporan antara lain berisi: Topik diskusi, tujuan pembelajaran, skema pembelajaran, bahasan, kesimpulan, luaran pembelajaran (yang menguraikan tentang setelah diskusi topik dalam skenario, mahasiswa mampu apa), referensi.

l   Fasilitator meminta masing-masing kelompok kecil menyiapkan hasil diskusi dalam bentuk power point yang dipresentasikan oleh salah satu wakil kelompok pada pertemuan FGD kedua.

FGD kedua: l   Fasilitator meminta masing-masing mahasiswa mengumpulkan laporan lengkap. l   Fasilitator meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya. l   Fasilitator meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan hasil presentasi. Tugas Fasilitator: l   Mengarahkan dan memfasilitasi diskusi, dosen menempatkan diri sebagai trendsetter

menerapkan patrap triloka ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani (di depan menjadi contoh, di tengah memotivasi, dibelakang memberi dukungan dengan kewibawaan guru/dosen agar peserta didik berkembang).

l   Memberi penilaian aktivitas mahasiswa selama diskusi pada FGD pertama dan kedua, dengan penialaian melalui 3 aspek: 1. A = Attitude (sikap mental dan etika) = afektif 2. S = Skill (cakap, ahli, mampu adaptasi pada kompetensi positif) = psikomotor 3. K = Knowledge (membangun intellectual capital) = kognitif

4.   Diskusi kelompok tanpa pendampingan fasilitator

Sesuai dengan kebutuhan kelompok, mahasiswa dapat menyelenggarakan pertemuan tanpa kehadiran fasilitator. Tujuan diskusi tanpa fasilitator bervariasi, misalnya, mengidentifikasi pertanyaan teoritis, identifikasi tujuan pembelajaran kelompok, memastikan bahwa kelompok telah mengumpulkan semua informasi yang diperlukan, dan mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan praktis.

Page 15: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

13

5.   Praktikum

Diselenggarakan oleh Laboratorium di Bagian untuk memperkaya pemahaman mahasiswa tentang konsep yang didiskusikan terkait dengan pengembangan ilmu. Latihan untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan seorang dokter hewan untuk memenuhi kompetensinya juga diberikan secara intensif (misal keterampilan komunikasi dengan klien, keterampilan klinik, dsb.)

6.   Konsultasi ahli

Aktivitas ini diselenggarakan berdasarkan kebutuhan dan diselenggarakan sendiri oleh kelompok-kelompok mahasiswa, dengan cara menghubungi langsung dengan dosen yang berkompeten/pakar yang sesuai. Sangat direkomendasikan agar ketua kelompok terlebih dahulu membuat janji dengan pakar yang bersangkutan.

7.   Belajar mandiri

Sebagai pembelajar dewasa, mahasiswa diharapkan mampu menerapkan cara belajar mandiri, suatu jenis ketrampilan yang penting untuk pengembangan pribadi dan karir di masa depan. Ketrampilan ini meliputi kemampuan menemukan interes pribadi, mencari lebih banyak informasi dari berbagai sumber pembelajaran, menentukan cara belajar yang sesuai, dan mengidentifikasi kebutuhan belajar selanjutnya. Mahasiswa tidak akan pernah merasa cukup hanya belajar dari catatan kuliah atau teksbook. Belajar mandiri merupakan ciri terpenting dari pendekatan SCL, dan pada tahap tertentu, belajar akan menjadi perjalanan tanpa ujung/batas.

8.   Diskusi kelas

Diskusi kelas dapat diselenggarakan melalui kuliah diantara jadwal FGD. Tujuan diskusi ini adalah untuk memberi penjelasan dan membandingan proses pembelajaran diantara kelompok untuk menghindari adanya kelompok yang salah arah dalam diskusi. Semua kelompok boleh mengajukan isu tertentu untuk didiskusikan, dan fasilitator atau dosen akan menjawab pertanyaan sesuai kompetensi masing-masing.

Page 16: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

14

RUBRIK PENILAIAN FGD

Komponen Poin Penilaian

Attitude (afektif, sikap, etika,

disiplin)

Nilai maksimal 100 diberikan kepada mahasiswa yang: •   datang tepat waktu •   berpenampilan rapi dan sopan •   bertutur kata santun •   menghargai atau menyanggah pendapat teman dengan sopan

Nilai dibawahnya diberikan sesuai keadaan pada saat diskusi

Skill (psikomotor, cakap,

ahli, penampilan presentasi, inovatif, aktif, kemampuan

kerjasama, kemampuan leadership)

Nilai maksimal 100 diberikan kepada mahasiswa yang: •   terampil dalam memunculkan topik yang dapat menjadikan diskusi •   berjalan dinamis dan hidup •   terampil dalam bicara secara verbal •   terampil dalam membuat presentasi •   terampil dalam memimpin kelompok •   kemampuan dalam kerjasama yang baik •   memberikan perhatian yang baik pada diskusi

Nilai dibawahnya diberikan pada mahasiswa yang aktivitasnya kurang dari semua yang disebut diatas. Nilai minimal 60 diberikan pada mahasiswa yang sangat pasif meski sudah dipancing oleh fasilitator, maupun teman-teman kelompoknya

Knowledge (kognitif, pemahaman)

Nilai maksimal 100 diberikan kepada mahasiswa yang: •   aktif menjawab/menjelaskan permasalahan/topik diskusi dengan •   penjelasan yang ilmiah, benar dan sesuai dengan topik pembelajaran. •   penjelasan yang diberikan memiliki dasar pustaka yang jelas dan sahih.

Nilai dibawahnya diberikan sesuai bobot ilmiah yang disampaikan. Nilai minimal 60 diberikan kepada mahasiswa yang sama sekali tidak berkontribusi dalam menjawab permasalahan.

Tugas individu (hanya pada FGD kedua)

Nilai maksimal 100 jika: •   tulisan yang diserahkan menjawab semua tugas dengan jelas. •   tulisan runtut dan rapi •   mencantumkan referensi yang memadai dengan sumber yang dipercaya •   minimal 3 pustaka

Nilai minimal 60 diberikan pada mahasiswa jika: •   tulisannya tidak menjawab tugas dengan tepat •   sumber kurang sahih. •   copy paste dari teman lain.

LAPORAN: (tugas mandiri) Masing-masing mahasiswa wajib menyusun laporan secara lengkap l   Judul/Topik diskusi l   Tujuan pembelajaran l   Skema pembelajaran l   Bahasan l   Kesimpulan l   Luaran pembelajaran (yang menguraikan tentang setelah diskusi topik dalam skenario,

mahasiswa mampu apa) l   Referensi l   Format laporan: bebas, kertas kuarto, diketik/atau tulis tangan

Page 17: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

15

PRESENTASI: (kerja kelompok) l   Waktu presentasi tiap sub-kelompok maksimal 35 menit:

-   Presentasi sekitar 10-15 menit -   Diskusi sekitar 20 menit

l   Bahan presentasi: -   Topik: Salah satu dari tugas dalam skenario (masing-masing sub-kelompok topik

berbeda) -   Bentuk power point -   Isi paparan singkat hasil diskusi kelompok

Dipresentasikan pada pertemuan FGD kedua.

Page 18: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

16

PENILAIAN UMUM Beberapa penilaian dilakukan untuk mengevaluasi pencapaian hasil belajar mahasiswa: 1.   Ujian Formatif

Mahasiswa akan diberi serangkaian pre-test atau post-test selama mengikuti perkuliahan. Test ini tidak dijadwalkan, sehingga akan memaksa mahasiswa mempelajari materi sejak dari awal pembelajaran. Test ini memberi kontribusi pada nilai akhir mahasiswa. Sehingga apabila mahasiswa terganggu dalam ujian akhirnya, test-test ini akan membantu hasil penilaian akhirnya.

2.   Ujian Summatif Ujian dilakukan pada tengah semseter (ujian tengah semester/UTS) dan ujian akhir semester (UAS). Mahasiswa harus mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian summatif. Seorang pembelajar dewasa dapat mencapai hasil lebih baik karena dia dapat memanfaatkan waktu secara efektif untuk mencapai tujuan.

3.   Ujian Remidi

Mahasiswa dimungkinkan mengikuti ujian remidi untuk memperbaiki nilai MK tertentu yang tidak lulus. Ujian diselenggarakan pada akhir pelaksanaan ujian akhir semester.

Page 19: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

17

BLUE PRINT PENILAIAN

KOMPONEN PENILAIAN MAHASISWA ü   FGD 15 % ü   Praktikum 25% ü   Ujian UTS+UAS 60 % Jenis Soal: - MCQ dengan tipe jawaban a, b, c, d, e - Essay - dll.

Page 20: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

18

PETUNJUK UNTUK FASILITATOR

E PRINT PENILAIAN Landasan Teori MK Biokimia veteriner I Karbohidrat

Karbohidrat merupakan senyawa organik yang paling berlimpah, merupakan hasil fotosintesis tanaman hijau dengan bantuan sinar matahari. Selain berasal dari pangan yang dikonsumsi, tubuh dapat memproduksi glukosa dari prekursor non karbohidrat (melalui proses yang dikenal sebagai “glukoneogenesis” atau pembentukan glukosa baru).

Berdasar jumlah atom karbon penyusunnya, karbohidrat dikelompokkan menjadi triosa, tetrosa, pentose, heksosa dan heptosa. Berdasar jumlah gula penyusunnya, dibedakan menjadi monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Berdasar gugus fungsionalnya dibedakan menjadi gula aldosa dan gula ketosa. Berdasar reaktivitasnya terhadap reagen Tollens, dikelompokkan menjadi gula mereduksi dan gula non reduksi. Monosakarida atau gula sederhana memiliki satu unit aldehida atau keton. Golongan ini sedikitnya memilki satu atom C asimetris (kecuali dihidroksi aseton tidak memiliki atom C asimetris), dan karenanya, terdapat dalam bentuk stereoisomer (Epimer, diastereomer, enansiomer). Struktut triosa dan tetrosa berbentuk garis lurus. Monosakarida dengan 5 atau lebih atom C, biasanya di dalam larutan kerangkanya berbentuk siklik atau lingkaran, dengan gugus karbonil membentuk ikatan kovalen dengan satu di antara gugus hidroksil pada rantai (piran dan furan). Furanosa dan piranosa terdapat dalam bentuk anomer alfa dan beta. Cincin piran dalam larutan tidak dalam bentuk planar (datar), tetapi dalam konformasi kursi dan kapal.

Disakarida terdiri dari dua monosakarida yang digabungkan oleh suatu ikatan kovalen. Maltosa mengandung dua residu D-glukosa dalam ikatan glikosidik a (1→   4). Laktosa mengandung b-D-galaktosa dan b-D-glukosa dengan ikatan glikosidik b (1→4). Sukrosa, suatu gula nonpereduksi, mengandung unit a-D-glukosa dan a-D-fruktosa yang digabungkan oleh atom anomernya, dengan ikatan glikosidik a (1→2). Polisakarida mengandung banyak unit monosakarida yang berikatan glikosidik. Polisakarida penyimpan yang paling penting adalah pati dan glikogen. Polimer glukosa ada yang bercabang (amilopektin, glikogen) dan ada yang tidak (amilum). Rantai utama dengan ikatan glikosidik a (1→  4), sedangkan rantai percabangan dengan ikatan glikosidik a(1→6). Selulosa tersusun oleh polimer b-D-glukosa dengan ikatan glikosidik b (1→4).

Fungsi karbohidrat adalah sebagai sumber energi (glukosa), sebagai simpanan energi (amilum, glikogen), struktural (misalnya selulosa, lignin, peptidoglikan, glikokaliks). Lipida

Lipid di golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik, karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi biologis terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul.Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau "blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus isoprena; dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi ke dalam delapan kategori: asil lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid, sakarolipid, dan

Page 21: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

19

poliketida (diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi subsatuan isoprena). Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya (termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol, Asam nukleat

Asam nukleat merupakan molekul besar yang membawa semua informasi genetik. Asam nukleat ditemukan di setiap makhluk hidup baik tanaman, hewan, bakteri, virus, jamur, yang menggunakan dan mengubah energi. Ada dua jenis asam nukleat: DNA (yang merupakan singkatan dari asam deoksiribonukleat) dan RNA (yang merupakan singkatan dari asam ribonukleat). Asam nukleat terdiri dari untaian nukleotida, yang terdiri dari basa yang mengandung nitrogen (disebut basa nitrogen), gula yang mengandung molekul lima karbon, dan asam fosfat. Komposisi genetik makhluk hidup secara keseluruhan, sifat, bahkan mungkin kecerdasan bergantung pada molekul yang mengandung senyawa nitrogen, gula, dan asam. Basa nitrogen adalah molekul yang salah satunya disebut purin atau pirimidin.

DNA berisi dua helai nukleotida diatur dalam cara yang membuatnya tampak seperti tangga memutar (disebut double helix). Basa nitrogen yang membangun DNA yang double-helix atas adalah adenin (A), guanin (G), sitosin (C), dan timin (T). Gula yang ada di komposisi DNA adalah 2-deoksiribosa. Adenin selalu berpasangan dengan timin (AT), dan guanin selalu berpasangan dengan sitosin (GC). Basa ini diselenggarakan bersama oleh ikatan hidrogen, yang membentuk "anak tangga" dari "tangga memutar." Sisi tangga terbuat dari molekul gula dan fosfat. Bagian tertentu dari basa nitrogen sepanjang untai DNA membentuk gen. Gen adalah unit yang berisi informasi genetik atau kode untuk produk tertentu dan mengirimkan informasi turun-temurun ke generasi berikutnya.

Gen tidak hanya ditemukan dalam sel-sel reproduksi. Setiap sel dalam organisme mengandung DNA karena DNA juga kode untuk protein yang dihasilkan organisme. Protein mengontrol fungsi sel dan menyediakan struktur. Jadi, dasar kehidupan yang terjadi di setiap sel, setiap kali sebuah sel baru dibuat dalam suatu organisme, materi genetik direproduksi dan dimasukkan ke dalam sel baru. Sel baru dapat membuat protein dalam dirinya sendiri dan juga menyampaikan informasi genetik ke sel baru berikutnya.Urutan basa nitrogen pada untai DNA (atau di bagian DNA yang terdiri dari gen) menentukan asam amino yang dihasilkan. Dan agar asam amino yang dirangkai menentukan protein dihasilkan. Protein yang diproduksi menentukan elemen struktur apa yang diproduksi dalam tubuh (seperti, jaringan otot, kulit, atau rambut) atau fungsi apa yang bisa dilakukan (misalnya, jika hemoglobin yang diproduksi untuk mengangkut oksigen ke semua sel).

MK Osteologi, Miologi, Artrologi, dan Splanknologi: Osteologi, artrologi dan miologi

Ossa extremitatis pelvinae : cingulum extremitatie pelvinae: A. Os coxae: os ilium, os pubis, os ischium B. Femur: os femoris C. Crus : tibia, fibula, patella D. Pes:

1. Ossa tarsi : Proksimal : os tarsi fibulare, os tarsi tibiale, os tarsi centrale Distal : os tarsale primum et secundum, os tarsale tertium 2.  Ossa metatarsalia: os metatarsale primum, os metatarsale secundum, os metatarsale tertium 3. Digiti: phalanx prima, phalanx secunda, phalanx tertia

Page 22: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

20

Articulatio extremitas caudalis ( persendian pada anggota gerak belakang) - sacro-iliaca, - coxae (the hip joint) - genu (the stifle joint) - tarsea (the hock joint): tarsi-talocruralis, intertarseae, tarsometatarsea, metatarso-phalangea - interphalangea proximalis - interphalangea distalis Musculi pada extremitas pelvina - Mm. Lateral Hip a.l : M. Tensor Fascia Latae , M. Gluteus Superficialis Medius - Mm. Caudal Hip : M. Obturatorius , M. Quadratus Femoris - Mm. Caudal Femur: M. Biceps Femoris, M. Semitendinosus, M. Semimembranosus - Mm. Medial Femur: M. Sartorius, M. Gracillis - Mm. Cranial Femur: M. Quadricep Femoris - Mm. Craniolateral Cruris: M. Tibialis Cranialis, M. Ext. Dig. Longus - Mm. Caudal Cruris: M. Flexor Dig. Profundus - Mm Pes : Semua struktur tulang, persendian dan otot saling terkait sehingga memungkinkan hewan untuk dapat berdiri dan bergerak. Pada persendian terdapat ligamentum, facies artikularis, lempeng kartilago dan kapsula kartilago memungkinkan hewan bergerak seperti fleksi (membentuk sudut), extensi, rotasi, adduksi dan abduksi . Otot-otot tergantung letaknya (pelvis, femur, cruris dan pes) membantu untuk membengkokkan dan menegangkan persendian di daerah tersebut sehingga hewan dapat berdiri dan bergerak. Sistem reproduksi jantan dan betina

Organa genitalia feminina tersusun atas bagian interna (ovarium, tuba uterina/salpinx/oviduct, uterus, vagina); externa (vulva, clitoris). Bentuk, ukuran dan letak ovarium bervariasi antas spesies, seperti pada kuda yang mempunyai bentukan spesifik fosa ovulasi yag tidak terdapat pada ovarium mamalia lainnya. Uterus bermacam-macam bentuk/tipe: simplek, dupleks, bicornue, bipartid. Plasentome bervariasi dari diffuse, cotyledonary, zonary, atau discoid.

Organa genitalia jmasculina terdiri dari testes, epididymis, ductus deferentes, urethrae, penis, scrotum dan glandulae accessoriae. Pada umumnya mamalia, testis terletak di scrotum. Letak dan posisi testis bervariasi dari vertical, horizintal atau oblique. Penis bervariasi bentuk, ukuran dan tipe, musculovascular atau fibrous. Pada anjing (dan carnivora umumnya) terdapt os penis/baculum, dan pada anjing terdapat bentukan spesifik yaitu bulbus glandis; pada sapi dan babi mempunyai bentukan huruf S, flexura sigmoidea. Kelenjar asesoria terdiri dari prosta, bulbo uretralis/cowperi, vesicula seminalis, keberadaan dan jumlahnya bervariasi anatar spesies, seperti misalnya pada anjing hanya mempunyai gld. prostate. Sistema respiratoria

Sistema respiratoria tersusun atas: Bagian penghantar yaitu bagian yang dilalui oleh udara untuk mencapai pulmo. Bagian ini terdiri dari nostril, cavum nasi, pharynx, larynx, trachea dan bronchus; Bagian respiratorik meliputi pulmo yang terdiri dari bronchiolus respiratorius, ductus alveolaris, saccus alveolaris dan alveoli pulmonalis; Mekanisme pemompaan: komponen essensial dari perangkat pemompaan adalah dua saccus pleuralis yang

Page 23: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

21

membungkus pulmo dan membentuk rongga hampa udara disekeliling pulmo; skeleton thorax dan musculi yang berhubungan; diaphragm.

Laring tersusun oelh beberapa macam cartilago yaitu cartilago thyroidea, cricoidea, arytenoidea, epiglotis, corniculata, cunieformis yang mempunyai bentuk, jumlah dan keberadaannya bervariasi antar spesies. Demikian juga musculus yang ada di laring baik ekstrinsik, yang menggerakkan laring secara keseluruhan, maupun instrinsik yang menggerakkan masing-masing cartilago pada laring. Trachea mempunyai jumlah cartilago laringis yang berbeda pada setiap spesies. Pulmo sebagai organ utama pertukaran gas dengan lingkungan luar mempunyai letak, bentuk, ukuran dan jumlah lobus berbeda-beda pada setiap spesies, al.: lobus dexter (lobus apicalis, cardiacus, accesorius, diaphragmaticus); sinister (lobus apicalis, diaphragmaticus). Sistema digestoria

Sistema digestoria terdiri dari kanalis alimentarius dan glandula assesoria. Kanalis alimentarius terdiri dari: mulut, faring, esofagus, ventrikulus, intestinum tenue dan intestinum krasum, sedang glandula assesoria terdiri dari glandula saliva, pankreas, hepar. Berdasarkan jenis pakannya, hewan ternak dan kesayangan dikelompokkan menjadi herbivora, karnivora, dan omnivora. Secara anatomis berdasar struktur ventrikulusnya, dikelompokkan sebagai monogastrik dan poligastrik, meskipun istilah tersebut tidak tepat benar, sering juga disebut non ruminansia dan ruminansia. Pada mulut terdapat bibir, lidah, gigi, gld. Salivarius, berbagai hewan prehensi dengan cara berbeda dengan bibir atau lidahnya. Gigi hewan mamalia umumnya diphyodont, mempunyai 2 set gigi dan heterodont, giginya mempunyai bentuk dan fungsi berbeda. Kondisi gigi memberikan informasi prakiraan umur hewan. Gld. Saliva mempunyai ukuran dan letak bervariasi diantara hewan.

Faring merupakan persimpangan jalan pernafasan dan pencernaan, dan karena itu terdapat bentukan yang spesifik untuk mengatur perlintasan tersebut. Esofagus meneruskan pakan terdiri dari pars cervicalis, thoracalis, dan abdominalis. Letak esofagus masuk ke ventrikulus berbeda pada berbagai hewan dan beberapa mempunyai posisi yang spesifik, sehingga menyulitkan/tidak memungkinkan terjadi muntah, selain juga didukung oleh bentuk ventrikulusnya. Sesuai dengan jenis pakannya, ventrikulus mempunyai struktur yang spesifik pada karnivora, herbivora, dan omnivora. Spesifitas tersebut antara lain keberadaan dan keluasan mukosa berkelenjar dan tidak berkelenjar. Ventrikulus tunggal sederhana, seluruh permukaannya dilapisi oleh kelenjar, ventrikulus tunggal komplek, sebagian dilapisi oleh kelenjar dan non kelenjar, dan ventrikulus komplek, pada ruminansia yang mempunyai 4 bagian ventrikulus (rumen, retikulum, omasun dan abdomasum). Intestinum tinue tersusun atas duodenum, jejunum dan ileum. Pada duodenum terdapat muara ductus sisticus, choledocus, dan atau pancreaticus. Intestinum crasum, terdiri dari coecum, colon, dan rectum. Terdapat banyak variasi bentuk dan ukuran pada intetinum crasum, pada karnivora coecum sangat pendek bahkan pada beberapa hewan tidak terdapat coecum, hingga sangat besar seperti pada kuda dengan saccus coecus, haustra dan teanianya. Kolon hewan juga bervariasi baik ukuran, bentuk dan susunannya, pada sapi dan babi mempunyai bentukan ansa spiralis akan tetapi secara morfologi berbeda. Secara umum hewan karnivora mempunyai bentuk dan ukuran yang lebih sederhana dan kecil/pendek dibanding pada herbivora. MK Agama

Tugas manusia adalah bersyukur kepada Allah dengan memakmurkan bumi dan mensejahterakannya semua umat dan makhluk. Realisasinya diperintahkan kepada kita untuk berbuat baik dan kasih sayang kepada kepada seluruh isi bumi. Salah satu ajaran yang mulia diantaranya “Orang-orang yang penyayang niscaya akan disayangi pula oleh Allah. Maka sayangilah yang di atas muka bumi niscaya Yang di atas langit pun akan menyayangi kalian”.

Page 24: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

22

Seorang masuk surga karena memberi minum seekor hewan yang diikat dengan tidak diberi makan dan minum sampai mati.. Salah satu bentuk kasih sayang manusia kepada ternak adalah memberikan kesejahteraan hewan melalui pakan yang baik, ternak yang diperah diberikan pakan yang cukup sehingga dapat memproduksi susu yang cukup, menyediakan kadang yang bersih, perawatan kesehatan termasuk beradab dalam menyembelih maupun mengebiri. Perintah berbuat baik misalnya, sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan atas segala sesuatu, maka jika kalian membunuh, maka perbaguslah dalam membunuhnya, dan jika menyembelih, maka perbaguslah sembelihannya, dan hendaklah kalian menajamkan pisaunya dan menenangkan sesembelihannya. Perintah menyembelih dari sudut pandang agama sangat jelas menunjukkan kasih sayang karena hewan tidak menderita akibat proses sembelihan, tidak mengasah pisau dihadapan hewan yang akan disembelih, membaringkan hewan di atas lambung sebelah kiri, tiga saluran (nafas, pencernaan dan peredaran darah) terpotong, tidak mematahkan leher sebelum hewan benar-benar mati, arah sembelihan yang benar dan menyebut asma-Nya sebagai bentuk permohonan izin. MK Kesrawan dan Etika Veteriner:

Beberapa definisi mengkombinasikan dua atau tiga aspek (mental, fisik atau alami). Beberapa pihak berwenang mengatakan bahwa kesejahteraan adalah mengenai sejauh mana seekor hewan adalah “sehat dan segar (bugar) dan merasa nyaman/baik” (Webster 2005). Lima Kebebasan (Konsil Kesejahteraan HewanTernak,Inggris/UK- dilaporkan dalam The Veterinary Record in 1992) telah diadvokasi oleh banyak kelompok sebagai suatu kerangka acuan kerja yang penting untuk mengukur kesrawan. Ini termasuk ke tiga elemen : - Fisik : cedera, penyakit - Mental: lapar, haus t idak nyaman, rasa sakit, ketakutan dan tertekan - Kealamian: mengekspresikan perilaku normal/alami Contoh lainnya : (a) “Kesejahteraan dari seekor hewan dinyatakan dengan kapasitas kemampuannya menghindari penderitaan dan mempertahankan kebugarannya” (Webster, 1995). (b) “Hewan-hewan tumbuh dan berkembang sangat baik (maju dengan baik) ketika kebutuhan secara fisiologis dan psikologis untuk kehidupannya dipenuhi secara berterusan dan faktor-faktor yang tidak menyenangkan diawasi/dikendalikan agar tidak terjadi atau bahkan tidak ada“ (Seamer, 1993). (c) “Kesejahteraan seekor hewan terganggu ketika kesehatan fisiologisnya dan atau kondisi kejiwaan (psikologis)nya yang berkaitan dengan kapasitas kemampuan mengetahui/mengenali gangguan yang negatif terkena“ (Morton , 2000).

Mau tidak mau, perdebatan dalam kesejahteraan adalah dengan 3 pendekatan yaitu dari aspek ilmiah, etika dan hukum. Aspek ilmiah kesrawan mencoba untuk mengukur secara kuantitatif adanya efek-efek kesejahteraan pada hewan dalam hal fisiologis (normalitas), perilaku dan ukuran kesehatan, serta hal-hal lainnya.

Etika adalah berkenaan tindakan-tindakan manusia ,karena hal ini mempertimbangkan aspek moralitas perilaku manusia. Hal ini meliputi bagaimana saat ini kita memperlakukan hewan dan bagaimana seyogyanya(seharusnya) kita memperlakukan hewan.

Hukum kesrawan adalah tentang aturan-aturan di masyarakat tentang penggunaan dan perlakuan terhadap hewan. Idealnya, hukum kesrawan dapat merefleksikan aspek ilmiah dan etika kesrawan dalam prakteknya, hukum kesrawan bahkan merefleksikan keengganan masyarakat untuk membelanjakan dananya untuk meningkatkan standar-standar kesrawan.

Kematian adalah tentang ukuran/kuantitas hidup yang lebih dari sekedar kualitas hidup artinya kematian mempunyai nilai etikal. Kesejahteraan pada awalnya adalah tentang kualitas

Page 25: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

23

hidup walaupun kematian dapat berkaitan dengan kesejahteraan. Kematian bukanlah isu kesejahteraan dalam hal kejadiannya sendiri. Walaupun kematian sendiri bukanlah suatu isu kesejahteraan, cara menemui kematian adalah relevan. Misalnya, metode penyembelihan pada hewan pangan yang tidak menyebabkan kematian secara langsung atau membuat hewan kesakitan/stress menjelang mati. MK Ilmu Peternakan Umum dan Kewirausahaan

Mata kuliah ini mempelajari metode dan teknik budidaya serta pengelolaan ternak (ruminansia besar, ruminansia kecil, ternak monogastrik dan unggas) sesuai dengan kaidah-kaidah good farming practices, good veterinary practices dan animal welfare. Good farming practices

Prinsip good farming practices adalah kumpulan prinsip untuk meningkatkan produksi dan pasca produksi dan proses on-farm, sehingga produk peternakan yang dihasilkan adalah aman dan sehat dengan mempertimbangkan keberlanjutan ekonomi, sosial dan lingkungan dan kesejahteraan hewan dan ternak. Prinsip tersebut memungkinkan ternak bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari ketidaknyamanan, bebas dari rasa sakit, cedera atau penyakit, perilaku normal, manipulasi, dan bebas dari rasa takut dan tertekan, mendapatkan pengobatan yang rasional, bebas dari penyakit menular dan sumber penularan penyakit. Seluruh rantai produksi dapat dijaga keamananya mulai dari pembibitan, perkandangan, pakan, pengobatan, reproduksi, pemasaran, pengangkutan dan lain sebaginya. Selain itu dapat menghindari dampak negatif pada lingkungan, makanan, air dan udara. Untuk itu diperlukan sistem manajemen pakan, perkandangan yang standar, kesehatan yang memadai, rekording yang baik, dan sistem peternakan yang terpadu dan terintegrasi. Sapi Perah dan Pedet

Sapi perah dibudidayakan untuk produksi air susunya, di samping juga pedet betina sebagai replacement stock dan pedet jantan sebagai hewan potongan. Dalam manajemen sapi perah modern pedet begitu dilahirkan harus segera dipisahkan dari induknya, sehingga pedet tidak kenal induk dan induk juga tidak kenal pedetnya. Namun pedet ini harus tetap mendapatkan kolostrum induk yang jumlahnya sekitar 10-12% dari berat badannya. Pedet tetap diberi minum susu dan mulai diperkenalkan dengan makanan padat setelah mencapai umur minimum 3 bulan. Dengan dipisahkannya pedet segera setelah lahir, maka produksi susu sebagian besar dapat dikonsumsi oleh manusia, serta terhindar dari tertularnya infeksi radang ambing (mastitis) lewat mulut pedet. Pemisahan pedet ini juga bermakna bagi terhindarnya kegagalan milk ejection dari induk akibat tidak beradanya pedet di sekitar induk sewaktu diperah.

Induk sapi pasca melahirkan mulai diperah setelah melewati minggu pertama, berlangsung terus sepanjang masa laktasi yang lamanya 10 bulan atau 305 hari. Sapi perah ini mulai dikawinkan kembali setelah 60 hari pasca beranak dan diharapkan sudah kembali bunting sekitar 3 bulan pasca beranak. Dengan demikian sapi mulai bunting kembali pada masa puncak latsai (peak of lactation). Bila pola produksi dan reproduksi ini dipenuhi maka sapi akan mempunyai days open (hari-hari kosong) 90 hari dan kelak jarak beranaknya (calving interval) dapat mencapai angka optimum yaitu 12 bulan. Dengan menerapkan kaidah-kaidah good management practices dan good veterinary services, serta animal welfare untuk sapi perah maka akan dapat dipenuhi untuk suatu sasaran one cow-one calf-one year (satu induk-satu pedet-satu tahun).

Page 26: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

24

Kuda Kuda sebagai ternak tarik, kerja, olah raga dan pacu membutuhkan perawatan khusus,

terutama pakan yang prima dan perkandangan yang higienis. Dalam manajemen tradisional peternak kuda di Indonesia masih banyak dijumpai adanya manajemen pemeliharaan yang tidak memenuhi persyaratan atau kaidah good farming practices, good veterinary practices dan animal welfare. Hal tersebut termasuk hewan yang undernutrition, defisiensi mineral, terutama pada anak kuda bangsa besar yang sedang berkembang, termasuk banyaknya kasus osteodystrophy fibrosa akibat defisiensi kalsium. Kurangnya tempat untuk bergerak (exercise) akan menambah parah keadaan ini, sehingga kejadian foal muscular dystrophy banyak dijumpai pada kuda rakyat. Domba dan Kambing

Domba dan kambing, meskipun sama-sama sebagai ruminansia kecil namun memiliki perbedaan yang mencolok. Domba merupakan binatang yang sangat senang berkelompok, berbeda dengan kambing yang termasuk hewan soliter. Dilihat dari bentuk ekor, domba hampir sama dengan hewan lainnya, ekor menggantung ke bawah, sedangkan kambing ekornya tegak ke atas dan pendek. Domba dapat dengan mudah diamati dalam kondisi stress, birahi, dan kondisi sakit. Domba yang sedang birahi, ekor akan tegang diangkat ke atas, dan apabila sakit ekor terkadang berada diantara kedua paha. Pada kambing, birahi maupun tidak ekornya tetap ke atas. Domba memiliki rambut tebal yang disebut wool, yang digunakan domba untuk melindungi tubuhnya dari rasa dingin pada iklim subtropis. Kambing memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan. Cara makan domba adalah grazing (merumput), berbeda dengan kambing yang senang meranggas (memakan ramban, leguminosa, dan tanaman yang agak lebih tingg). Perlakuan pemberian pakan yang agak lebih tinggi atau seukuran dengan leher kambing diterapkan agar kambing tersebut nyaman. Sapi Potong dan Pedet

Sapi potong untuk breeding dibudidayakan untuk produksi pedet betina sebagai replacement stock dan pedet jantan sebagai hewan potongan. Dalam manajemen sapi pootong pedet disusukan ke induk sampai lepas sapih setelah umur lebih dari 5 bulan. Setelah itu pedet baru diberi makanan padat dan hijauan. Masa penyapihan yang begitu lama ini menyebabkan terjadinya negative energy balance (NEB) pada induk induk, akibatnya ada penurunan BCS (body condition scoring) induk dan hewan menjadi sub-estrus bahkan anestrus. Keadaan ini menyebabkan tertundanya kawin lagi yang berakibat days open lebih dari 250 hari dan calving interval lebih dari 18 bulan.

Penyapihan pada sapi potong sebetulnya dapat dipercepat sekitar umur 3 bulan (sulcus oesophagus pedet menutup setelah usia 3 bulan) serta dengan penambahan pakan 10-20% pada fase pasca beranak. Induk akan mengalami siklus birahi kembali pasca beranak senelum terjadinya NEB, sehingga days open juga dapat diperpendek menjadi sekitar 100 hari dan calving interval menjadi mendekati 12 bulan. Dengan menerapkan kaidah-kaidah good management practices dan good veterinary services, serta animal welfare untuk sapi potong maka akan dapat dipenuhi untuk suatu sasaran one cow-one calf-one year (satu induk-satu pedet-satu tahun).

MK Biostatistika

Statistika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi data sehingga dapat memberikan informasi yang lebih bermakna.

Page 27: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

25

Statisika dibagi menjadi 2 macam, yaitu: 1.  Statistika deskriptif adalah ilmu yang mempelajari tentang menggambarkan dan

menganalisa data dengan membangun grafik atau tabel, atau dengan membandingkan hasil data yang lain.

2.  Statistika inferensia adalah ilmu yang mempelajari tentang menginterpretasikan hasil-hasil atau menghitung statistik-statistik yang diperoleh dari contoh untuk mengestimasi/menduga parameter populasi (pendugaan parameter populasi dan pengujian hipotesis).

Tehnik penyajian data dalam statistika deskriptif dapat menggunakan tabel dan grafik. Tabel:

�   Data Kualitatif �   Data Kuantitatif

Gambar/Grafik:

�   Data Kualitatif: Pie Chart, Bar Chart �   Data Kuantitatif: Histogram, Diagram Dahan Daun, Diagram Kotak Garis, Plot Garis,

Scatter Plot, Survival Plot Histogram adalah Sebuah grafik dari suatu sebaran frekuensi, dapat berasal dari distribusi dari frekuensi-nya atau frekuensi relatif-nya. Histogram digunakan untuk melihat distribusi dari data: melihat ukuran penyebaran dan ukuran pemusatan data, melihat adanya data outlier, mendeteksi ada bimodus/tidak. Grafik histogram adalah suatu grafik yang berbentuk beberapa segi empat. Langkah-langkah membuat histogram:

�   Membuat absis dan ordinat �   Absis untuk batas interval kelas ataupun titik tengah dan ordinat untuk frekuensi

ataupun frekuensi relatif �   Membuat skala pada absis dan ordinat �   Membuat segiempat pada absis �   Membuat keterangan (bila diperlukan)

Page 28: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

26

REFERENSI Umum: l   Buku Blok untuk Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Hewan UGM 2013 l   Buku Blok untuk Tutor, Fakultas Kedokteran Hewan UGM 2013 Biokimia Veteriner I: •   Lehninger, A.L; D.L. Nelsom; and M.M. Cox. 1993. Principles of Biochemistry Second Edition •   Stryer, Breg J.M; Tymoezko J.L; Stryer L. 2001. Biochemistry. Fith Edition. W.H. Freeman and Co.

New York. •   Harper, Murray R.K; Granner D.K; Mayes P.A; Rod Well V.M. 2003. Biokimia Harper Edisi 25.

Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta •   Conn E.E; Stumpf P.K; Bruening G; Doi R.H. 1987. Outlines of Biochemestry •   Sheehan D. 2009. Physical Biochemistry •   Devlin T.M. 2011. Textbook of Biochemistry Osteologi, artrologi, Miologi, dan Splanknologi: l   Ashdown, R. R., Done, S., and Barnett, S. W., 2001, Color atlas of Veterinary Anatomy:

Ruminants, Mosby-Wolfe l   Ashdown, R. R., Done, S., and Barnett, S. W., 2001, Color atlas of Veterinary Anatomy: Dog

and Cat, Mosby-Wolfe l   Getty.R., 1975, The Anatomy of Domestic Animal l   May, N. D. S., 1954, The Anatomy of The Sheep Shively, B.M.J., 1989 , Veterinary Anatomy

Basic and Comparative, Texas, University Press l   Sisson. S and J.D. Grosman, 1975, The Anatomy of Domestic Animal, Philadelphia, Canada

Agama: l   Al Qaradhawi, Y., 2001. Islam Agama ramah Lingkungan, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta. l   Afzalurrahman, 1997. Muhammad sebagai Seorang Pedagang. Yayasan Swara Bhumy, Jakarta. l   Alim, Sy., Baiquni, A., Sadali, A., dan Lutfi, AM., 1995. Islam untuk Ilmu Pengetahuan Alam dan

Teknologi, Buku Daras Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi. Dit Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Depag RI, Jakara.

l   Saifuddin, A.M., Aziz, A., Rusli, S., dan Widodo, S., 1996. Islam Untuk Disiplin Ilmu Sosiologi, Buku Daras Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi. Dit Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Depag RI, Jakara.

Ilmu Peternakan Umum dan Kewirausahaan: •   Frandson, R.D., Wilke, W.L., and Fails A.D., 2003. Anatomy and Physiology of Farm Animals, 6th

ed. Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia USA •   Gillespie, J.R.,1990. Modern Livestock And Poultry Production. 4ed. Dammar Publisher Inc. •   Noakes, D.E., Parkinson, T.J., and England G.C.W., 2009. Veterinary Reproduction and Obstetrics,

9th ed. Saunders Elsevier, Edinburgh •   Smith, B.P., 2002. Large Animal Internal Medicine. 3rd ed. Mosby, St. Louis. Kesejahteraan Hewan dan Etika Veteriner: •   Morton DB. 2000. A systematic approach for establishing humane endpoints. Institute for Lab

Animal Research Journal 41:80-86. •   Seamer JH 1993. Farm animal welfare in Britain. SCAW (Scientists for Animal Welfare)

Newsletter 14(4): 13-14 •   Webster J 2005. Animal Welfare. Limping towards Eden. Blackwell, Oxford.

Page 29: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

27

Skenario 1

(FGD Semester 1)

Sapi perah dan pedet

Mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Hewan diajak oleh dosen berkunjung ke peternakan sapi perah milik rakyat yang dipelihara secara tradisional, mahasiswa melihat sapi-sapi dibiarkan merumput dengan bebas dengan sapi-sapi lain, pedet-pedet ada yang berlari-lari dan ada yang menyusui induknya dengan nyaman. Ketika berkunjung ke peternakan lain sapi perah dikandangkan dalam kandang dengan lantai yang tidak rata dan nampaknya terlalu licin, sehingga ada sapi yang jatuh, tidak bisa bergerak dan berdiri lagi (ambruk). Disisi lain pedet yang seharusnya menerima susu dari induknya, disingkirkan ketika mereka berusia satu atau dua hari. Pedet diberi makanan buatan dan susu skim yang kualitas lebih rendah dari susu induknya. Menurut pemilik ternak, jumlah susu yang dibutuhkan seekor pedet selama pra-sapih memang cukup besar, sehingga menjadi kurang ekonomis karena akan mengurangi jumlah produksi susu induk yang dapat diperah untuk dijual. Pedet sangat membutuhkan susu induk yang mengandung nutrien misalnya karbohidrat dan lemak untuk pertumbuhan. Pertambahan berat badan harian pedet menjadi turun. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Mahasiswa FKH selama 5 minggu, diperoleh data berat badan 3 pedet dari 2 peternakan yang berbeda seperti pada tabel berikut ini:

No. Pedet Minggu ke: Peternakan 1 (Tradisional)

Peternakan 2 (Kandang berlantai licin)

1 1 70 70 2 75 68 3 77 65 4 80 61 5 85 62

2 1 80 85 2 85 80 3 90 77 4 95 75 5 100 70

3 1 60 65 2 70 63 3 80 62 4 90 61 5 100 60

Kata kunci: sapi perah, pedet, kandang, ambruk, susu, nutrien, karbohidrat, berat badan.

Topik Diskusi:

Page 30: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

28

1.   Diskusikan apa perbedaan dari cara pemeliharaan sapi perah pada skenario diatas, ditinjau dari prinsip kesrawan, good farming pratices dan norma agama. Berikan analisis tentang data pertumbuhan berat badan pedet dengan menggunakan grafik histogram.

2.   Sapi yang terpeleset akibat lantai yang licin menjadi ambruk, tidak dapat berdiri apalagi berjalan. Pergerakan tubuh melibatkan tulang dan otot. Diskusikan struktur yang membentuk tulang, persendian dan otot anggota gerak belakang yang menyokong sapi dapat berdiri dan bergerak.

3.   Susu sapi mengandung karbohidrat yang penting untuk pertumbuhan dan proses pencernaan pada pedet. Diskusikan penggolongan karbohidrat berdasar jumlah atom karbonnya, jumlah gula penyusunnya, gugus fungsionalnya, reaktivitasnya terhadap reagen Tollens, serta fungsinya.

Tujuan Pembelajaran: 1.   Mahasiswa mampu memahami cara pemeliharaan sapi perah melalui good farming

practices, prinsip kesejahteraan hewan, landasan norma agama dalam memelihara hewan, selain itu mahasiswa dapat menganalisis data berdasarkan kasus.

2.   Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan struktur tulang, persendian dan otot pada ekstremitas bagian belakang pada sapi.

3.   Mahasiswa mampu menjelaskan tentang karbohidrat dan fungsinya. 4.   Mahasiswa dapat saling berkolaborasi, berbagi konsep, keterampilan dan perilaku dalam

diskusi.

Page 31: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

29

Skenario 2

(FGD Semester I)

Kuda Pincang

Banu adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan semester satu. Saat libur semester, Banu mengikuti kegiatan magang di peternakan kuda di Salatiga. Banu membantu hampir semua kegiatan di peternakan tersebut dari memberi pakan, yaitu berupa rumput dan konsentrat dengan perbandingan tertentu, memandikan kuda, membawa kuda berjalan-jalan di lapangan dan membersihkan kandang. Kuda setiap hari selalu dilatih berlari agar kuda memiliki body score athelete (tidak gemuk dan tidak kurus). Di kandang yang lain, Banu melihat anak kuda yang berada dalam kandang individu, jarang beraktivitas, terlihat gemuk, berjalan pincang karena bengkak pada pergelangan kaki depan kanan (fetlock joints). Banu memperhatikan ketika kuda tersebut diperiksa oleh dokter hewan. Banu mencoba mengingat kembali pelajaran anatomi dan biokimia yang telah diperolehnya di fakultas. Banu berusaha menghubungkan peran lemak tubuh yang menyebabkan kegemukan dengan kurangnya aktivitas kuda. Setelah liburan usai Banu kembali ke kampus dan berdiskusi dengan teman-teman mengenai pengalamannya selama liburan. Kata kunci:

kuda, body score athelete, pincang, fetlock joints, kegemukan, lemak tubuh Topik Diskusi: 1.   Diskusikan penerapan manajemen pemeliharaan kuda yang dipelajari pada mata kuliah

IPU, apakah prinsip kesrawan dan norma agama sudah diterapkan dalam peternakan kuda? 2.   Diskusikan apa sebabnya kuda menjadi gemuk, bagaimana peran lipida dan apa saja yang

dikelompokkan dalam lipida? 3.   Diskusikan apa saja struktur pembentuk tulang, persendian dan juga otot pada ekstremitas

kuda? Tujuan pembelajaran: 1.   Mahasiswa mampu memahami cara pemeliharaan kuda melalui good farming practices,

prinsip kesejahteraan hewan dan etika veteriner, landasan norma agama dalam pemeliharaan hewan.

2.   Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan struktur tulang, persendian dan otot pada extremitas kaki depan pada kuda.

3.   Mahasiswa mampu memahami tentang pengelompokan lipida dan fungsi lipida dalam tubuh.

4.   Mahasiswa dapat saling berkolaborasi, berbagi konsep, keterampilan dan perilaku dalam diskusi.

Page 32: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

30

Skenario 3

(FGD Semester I)

Kambing dan Domba

Mahasiswa FKH sedang berkunjung ke peternakan domba dan kambing. Mahasiswa baru memahami ternyata domba dan kambing meskipun sama-sama sebagai ternak ruminansia kecil, memiliki perbedaan fisik maupun karakter yang berbeda. Jenis kambing sendiri ternyata juga berbagai macam, ada jenis kambing kacang, kambing Etawah, kambing peranakan Etawah, kambing Boer, dll. Keanekaragaman jenis ruminansia kecil ini menimbulkan berbagai kekaguman tentang ragam genetik makhluk hidup ciptaan tuhan. Untuk memperoleh keuntungan ekonomis, peternak juga melakukan kastrasi pada kambing dan domba jantan dengan maksud untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan kualitas karkas. Tabel berikut ini adalah berat karkas (kg) berdasarkan 3 jenis kambing (kambing Etawah, kambing peranakan Etawah dan kambing Boer):

No. Kambing

Jenis Kambing Kambing Etawah Kambing Peranakan

Etawah Kambing Boer

1 40 45 35 2 45 50 45 3 50 60 40 4 55 70 55 5 60 75 80

Kata kunci:

domba, kambing, ragam genetik, kastrasi, jantan, berat karkas Topik Diskusi: 1.   Diskusikan berbagai perbedaan fisik maupun karakter antara kambing dan domba, good

farming practices, prinsip kesejahteraan hewan dan norma agama dalam manajemen pemeliharaan kambing dan domba. Berikan analisis data tentang berat karkas (kg) 3 jenis kambing dengan menggunakan grafik garis/histogram berdasarkan 3 jenis kambing yang berbeda.

2.   Adanya berbagai ras kambing menggambarkan adanya ragam sifat dan genetik. Diskusikan bahwa dalam satu molekul DNA dalam sel tubuh yang ukurannya sangat kecil terdapat miliaran informasi genetik/sifat melalui materi pembelajaran struktur dan fungsi biologis asam nukleat.

3.   Kastrasi dilakukan pada hewan jantan, jelaskan struktur sistema genitalia pada kambing dan domba jantan, apa bedanya dengan betina, dan diskusikan secara umum klasifikasi hormon berdasarkan struktur kimianya, mekanisme kerja, sifat dan fungsi hormon pada hewan.

Page 33: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

31

Tujuan Pembelajaran 1.   Mahasiswa mampu membedakan karakter kambing dan domba, berbagai jenis kambing

dan domba, mampu menjelaskan good farming practices pada kambing dan domba, pandangan kastrasi pada hewan ditinjau dari norma agama dan kesejahteraan hewan. Selain itu, mahasiswa dapat menganalisis data berdasarkan kasus.

2.   Mahasiswa mampu memahami keanekaragaman hewan melalui pemahaman materi pembelajaran struktur dan fungsi biologis asam nukleat.

3.   Mahasiswa mampu memahami sistem urogenitalia jantan dan memahami macam, jenis dan fungsi hormon yang terlibat dalam kastrasi hewan.

4.   Mahasiswa dapat saling berkolaborasi, berbagi konsep, keterampilan dan perilaku dalam diskusi.

Page 34: SEMESTER 1 PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN FOCUS … · memberikan materi kuliah dan dalam memandu proses FGD dan mahasiswa dalam ... kedokteran hewan, hubungan antara etika, disiplin dan

32

Skenario 4

(FGD Semester I)

Penyembelihan hewan kurban

Mahasiswa FKH sedang mengikuti Program Pengabdian kepada Masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban. Dosen meminta mahasiswa mengawasi hewan kurban, sejak hewan datang, mengenal berbagai macam jenis hewan potong, mempelajari cara menaksir berat badan, memperkirakan harga hewan, cara restrain, dan casting. Pada proses penyembelihan, jagal dan para petugas merebahkan hewan kurban dengan posisi kepala di selatan, ekor diutara, badan bagian kiri menempel di tanah. Hewan kurban kemudian disembelih dengan pisau tajam sampai darah mengalir secara tuntas. Hewan kurban setelah disembelih masih dapat bergerak kemudian mengalami rigormortis. Setelah selesai tugas pengawasan penyembelihan hewan kurban, semua mahasiswa yang berada di berbagai tempat penyembelihan diminta untuk diskusi dalam kelompok kecil. Kata kunci:

hewan potong, berat badan, restrain, casting, penyembelihan, rigormortis Topik Diskusi: 1.   Bagaimana perhitungan ekonomi peternak dalam penjualan sapi potong, cara restrain,

casting dan penyembelihan hewan kurban dengan prinsip kesrawan dan tuntunan penyembelihan sesuai norma agama.

2.   Waktu melakukan penyembelihan ada 3 saluran pada leher yang harus putus, jelaskan sistema respiratoria dan sistema digestiva pada sapi potong.

3.   Mahasiswa juga wajib memahami rigormortis dan perlu memperluas diskusi tentang peran ilmu biokimia yang terlibat dalam rigormortis.

Tujuan Pembelajaran 1.   Mahasiswa mampu melakukan perhitungan ekonomi dalam penjualan sapi potong, cara

restrain dan casting hewan, cara penyembelihan hewan kurban dengan prinsip kesrawan dan tuntunan penyembelihan sesuai norma agama.

2.   Mahasiswa mampu mengenali dan mengidentifikasi saluran respirasi dan saluran pencernaan.

3.   Mahasiswa mampu memahami proses rigormortis ditinjau dari ilmu biokimia 4.   Mahasiswa dapat saling berkolaborasi, berbagi konsep, keterampilan dan perilaku dalam

diskusi.