semen.docx
-
Upload
weka-bathari -
Category
Documents
-
view
44 -
download
0
Transcript of semen.docx
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan Tutorial dengan
baik.
Laporan Tutorial ini kami buat sebagai salah satu sarana untuk lebih
mendalami materi pembelajaran tentang Semen dalam Blok Ilmu Bahan
Teknologi Kedokteran Gigi II yang telah kami diskusikan dalam Tutorial.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada :
1. drg. Depi Praharani,M.Kes sebagai Tutor dalam kelompok diskusi
Tutorial, memberikan pengarahan dengan baik.
2. Petugas dan Anggota Tutorial 5 yang telah berperan aktif dalam diskusi
maupun pembuatan laporan ini.
Semoga laporan Tutorial ini dapat bermanfaat untuk pendalaman materi
pada Blok Ilmu Bahan Teknologi Kedokteran Gigi II. Kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan, untuk itu kritik dan saran kami butuhkan.
Jember, 28 November 2013
Kelompok 5
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................
Daftar Isi .................................................................................................................
SKENARIO ............................................................................................................
STEP 1 ( Identifikasi Kata Sulit ) ..........................................................................
STEP 2 ( Menetapkan permasalahan ) ...................................................................
STEP 3 ( Analisis Masalah ) ..................................................................................
STEP 4 ( Mapping ) ...............................................................................................
STEP 5 ( Learning Objective ) ...............................................................................
STEP 7 ...................................................................................................................
Kesimpulan ..... ....................................................................................................
Daftar Pustaka ......................................................................................................
2
SKENARIO
MAHKOTA GIGI TIRUAN LEPAS DAN RENCANA TUMPATAN
Penderita laki-laki datang ke praktek dokter gigi dengan keluhan mahkota
gigi tiruannya sebelah depan atas lepas (mahkota tersebut dipasang 3 bulan yang
lalu), dan juga ingin menambal pada gigi-giginya yang berlubang karena terasa
ngilu apabila terkena rangsangan dinggin ataupun beban kunyah. Pemeriksaan
klinis didapatkan 11 mahkota pigura lepas; 22 karies media pada servikal gigi dan
36 karies media pada oklisal. Penderita mengiginkan mahkota gigi tiruannya
direkatkan kembali dengan harapan lebih tahan lama. Pada 22 penderita
menghendaki tumpatan yang sewarna dengan gigi, kuat, dan memenuhi
persyaratan estetis. Sedangkan pada 36 penderita mengiginkan tumpatan yang
kuat dan harganya murah. Dokter gigi memutuskan untuk memberikan tumpatan
amalgam pada gigi 36 dan komposit pada gigi 22. Kasus tersebut di atas perlu
mendapat perhatian yang cermat dari dokter gigi. Dokter gigi harus menguasai
teori bahan tumpatan dan cara manipulasi yang tepat, sehingga keberadaan bahan
tersebut tidak merugikan/membahayakan jaringan di sekitarnya. Seperti paa kasus
tersebut operator harus tahu tentang sifat-sifat dan pemilihan basis di bawah
tumpatan tetap ataupun bahan perekat yang tepat dapat mempertahankan restorasi
lebih lama di dalam mulut. Komposit akan menghasilkan radikal bebas setelah
setting. Sedangkan amalgam merupakan konduktor panas yang baik sehingga di
bawah tumpatan tidak dilapisi insulator/semen akan membahayakan pulpa.
3
STEP 1
( IDENTIFIKASI KATA SULIT )
1. Mahkota Pigura
Restorasi yang menyelubungi seluruh permukaan klinis gigi yang
terbuat dari logam dilapisi oleh bahan yang sewarna dengan gigi.
2. Insulator
Materi yang dapat mencegah penghantaran muatan panas dan
mencegah pemasukan energy radian atau listrik pada sekeliling ruang
tubuh.
3. Amalgam
Alloy yang berisi bahan merkuri apabila dicampur akan mengeras,
berwarna perak ketika sudah dicampur, mengandung Ag, Sn, Pb.
Amalgam sendiri biasanya digunakn pada restorasi klas II pada gigi
posterior.
4. Komposit
Gabungan dua bahan atau lebih dengan sifat lebih unggul
dibandingkan jika bahan itu berdiri sendiri. Warna serupa dengan warna
gigi.
5. Bahan basis
Digunakan pada kedokteran gigi sebagai bahan restorasi, perekat,
basis, liner, varnish, bahan pengantar panas yang lemah yang diletakkan
antara gigi dan restorasi.
4
STEP 2
( MENETAPKAN PERMASALAHAN)
1. Apa indikasi dari penggunaan mahkota figura?
2. Apa saja bahan tumpatan dan bagaimana manipulasinya?
3. Bagaimana sifat dan syarat dari bahan tumpatan?
4. Apa alasan menggunakan tumpatan amalgam pada gigi 36 dan tumpatan
komposit pada gigi 22?
5. Mengapa komposit dapat menimbulkan radikal bebas? Apa efek dari
radikal bebas tersebut dan bagaimana cara meminimalisir adanya radikal
bebas?
6. Insulator atau bahan apa yang diberikan untuk menekan sifat konduktor
amalgam?
STEP 3
( ANALISIS MASALAH )
1. Indikasi penggunaan mahkota figura :
- Gigi mengalami kerusakan enamel secara menyeluruh ( hipoplasia
enamel)
- Digunakan untuk gigi permanen
2. Jenis bahan tumpatan dan cara manipulasinya.
Bahan tumpatan secara umum dibagi menjadi plastis dan non plastis.
Contoh plastis yaitu amalgam, komposit, dan semen ionomer kaca.
Sedangkan untuk yang non plastis yaitu inlay dan onlay.
a. Amalgam
Sebelum dilakukan manipulasi terlebih dahulu harus menentukan ratio
perbandingan bubuk dan cairan. Untuk amalgam ratio bubuk dan
cairan bisa bermacam-macam. Biasanya 5:7 / 5:8 atau bahkan 1: 1
5
Manipulasi amalgam terdiri atas tahap :
- Triturasi : pengadukan bubuk dan cairan
- Kondensasi : mengadaptasikan amalgam dengan gigi
- Carving : untuk mendapatkan bentuk anatomis gigi
- Polishing : mencegah korosi dan perlekatan plak
b. Semen Ionomer Kaca
Ratio perbandingan antara bubuk : cairan adalah bervariasi bergantung
pada merek, namun biasanya digunakan perbandingan 1,23-1,5g bubuk
per 1 ml cairan. Tahap pengadukan dapat dilakukan secara manual atau
dengan tangan dan menggunakan alat khusus. Working time dari
manipulasi SIK biasanya 2,5 menit.
c. Komposit
Manipulasi dapat dilakukan secara self cured dengan kimia ataupun
light cured dengan sinar. Untuk manipulasi dengan sinar dapat
dilakukan menggunakan sinar UV dan akhir-akhir ini lebih sering
menggunakan sinar tampak dengan panjang gelombang 468nm.
3. a. Syarat bahan tumpatan :
- Biokompatibilas baik
- Tahan lama dan mudah dimanipulasi
- Tidak larut dalam saliva
- Mengembalikan fungsi kunyah
- Daya penyerapan air rendah
- Tampak radiopak dalam radiografi
- Adhesive
b. Sifat bahan tumpatan
- Amalgam
- fisik : a. perubahan dimensi
b. ekspansi berlebih (lebih dari 20nm)
6
c. difusi thermal ( 4x lebih besar daripada dentin)
d. abrasi (saat gigi digunakan untuk mastikasi)
- kimia : korosif
- mekanik : kekuatan tekan 80mpa
- thermal : konduktor yang baik
- biologis : a. toksisitas dalam bentuk uap, cair, dan padat
b. menimbulkan reaksi berlebih pada penderita
hipersensitivitas
- Semen Ionomer Kaca
- fisik : anti karies, ekspansi termal sama dengan dentin
dan enamel, tahan terhadap abrasi, warna lebih
stabil
- kimia : tahan terhadap suasana asam
- biologis : biokompatibilitas yang baik
- Komposit
- fisik : warna serupa dengan gigi, kekuatan bergantung
pada setting
- mekanis : adhesi, tidak berikatan kimia dengan enamel.
4. a. alasan menggunakan amalgam karena amalgam lebih kuat dan tahan
lama, mudah dikerjakan, digunakan pada gigi posterior, dan biaya murah
b. alasan menggunakan komposit karena untuk gigi anterior sehingga
estetika sangat diperhatikan, tidak mudah aus, warna mirip dengan gigi,
permukaan lebih halus, dan
tidak bersifat korosif
5. a. penyebab radikal bebas adalah aktivasi kimia atau pengaktifan energy
eksternal
b. efek dari radikal bebas adalah iritasi pada jaringan pulpa
c. untuk meminimalisasi adanya radikal bebas dapat digunakan basis dan
pelapik dari bahan semen Oxyde Eugenol
7
6. Insulator yang digunakan berupa semen sebagai basis yang dapat memacu
perbaikan pulpa. Semen yang digunakan biasanya Zink Oxyde
Polycarboxilate dan Oxyde Eugenol
7.
STEP 4
( MAPPING )
8
Tumpatan
Kekurangan Kelebihan
Semen
Fungsi Klasifikasi Syarat
STEP 5
( LEARNING OBJECTIVE )
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan :
1. Definisi dari semen kedokteran gigi
2. Syarat semen kedokteran gigi
3. Fungsi semen kedokteran gigi
4. Klasifikasi semen kedokteran gigi
a. Komposisi
b. Sifat
c. Manipulasi
d. Kekurangan dan kelebihan
9
STEP 7
1. DEFINISI SEMEN KEDOKTERAN GIGI
Semen dalam bidang kedokteran gigi, istilah yang mencakup bahan
yang digunakan bagi perlekatan, pelapisan dan sebagai bahan tambal
sementara (misalnya Zn, fosfat, Zn-oksida dll) atau tambalan permanen
(misalnya silikat, inomer kaca), basis, dan varnish. Komponennya dicampur
dalam proporsi yang tepat sehingga terbentuk massa plastis yang akan
mengeras setelah beberapa waktu (Harty, 2012). Semen merupakan suatu
bahan yang bisa dibentuk untuk menutup sebuah celah atau untuk menyemen
dua komponen menjadi satu (Anusavice, 2003). Semen KG adalah bahan non
logam yang penting untuk keperluan klinis karena aplikasi penggunaannya
sebagai lutting (perekat) untuk meletakkan denture dan orthodontic band pada
gigi sebagai cavity liner dan basis untuk melindungi pulpa serta sebagai
bahan restorasi (Baum, 2002).
2. SYARAT SEMEN KEDOKTERAN GIGI
Syarat semen dalam kedokteran gigi antara lain:
1. Tidak mengandung racun dan tidak mengiritasi pulpa serta jaringan lain
yang berada di dalam rongga mulut
2. Tidak mudah larut dalam saliva
3. Mempunyai sifat mekanik
4. Melindungi pulpa dari efek-efek yang ditimbulkan dari bahan-bahan
restorasi
a. Insulasi termal
Semen digunakan dibawah restorasi metal yang besar seperti
amalgam untuk melindungi pulpa dari perubahan temperature
b. Insulasi kimia
Semen harus dapat mencegah penembusan dari materi atau bahan
restorasi ke dalam pulpa
10
c. Insulasi elektril
Semen digunakan dibawah restorasi metal untuk memperkecil efek
galvanic
5. Mempunyai sifat optis yaitu mempunyai warna yang mirip dengan gigi
6. Semen dapat beradhesi atau melekat pada enamel dan dentin, gold alloy,
porcelain dan akrilik
7. Semen harus bakteriostatik jika diletakkan di dalam kavitas
Mempunyai sifat reologi yang sangat penting untuk semen luting dan
harus mempunyai viskositas rendah untuk memberikan film thickness
(selapis tipis) dan harus memenuhi syarat di dalam temperatur rongga
mulut untuk menggantikan restorasi (Combe, 1986).
Sifat yang harus ada pada semen yang berfungsi sebagai luting agent
atau bahan perekat yaitu: a) Flow, b) Wetting, c) Film Thickness. Ketiga
sifat ini tergantung dari viskositas yang ditentukan oleh rasio bubuk dan
cairan yang dicampurkan. Sedangkan sifat yang harus ada pada semen
yang berfungsi sebagai base atau bahan basis adalah mechanical strength
yang tinggi. Sifat ini didapatkan dari rasio bubuk dan cairan lebih
daripada bahan perekat, sehingga sifat bahan basis ini cenderung lebih
keras dan kuat karena harus melindungi pulpa dari stress maupun
mechanical strength dari bahan restorasi yang ada di atasnya (Roberson,
2002).
3. FUNGSI SEMEN KEDOKTERAN GIGI
a. Semen sebagai bahan restorasi
Semen kedokteran gigi dijadikan alternatife bahan restorasi karena
semen gigi mempunyai kekuatan yang rendah dibandingkan resin
komposit dan amalgam, sehingga penggunaannya dipakai kepada gigi
yang mendapat tekanan rendah. Namun, semen ini memiliki sifat khusus
yang dinginkan. Sehingga penggunaan semen sebagai bahan restorasi
11
mencapai 60 %. Dalam penggunaannya semen dapat digunakan sebagai
bahan tambal sementara atau jangka pendek, jangka menengah, jangka
pendek, dan sebagai restorasi estetik pada gigi anterior (Anusavice,2003).
b. Semen sebagai Luthing
Ada banyak peralatan gigi dan restorasi yang dibuat dilua rmulut
pasien lalu diaplikasikan / direkatkan dengan bahan luting semen. Seperti
mahkota logam, jembatan, dan inlay. Semen sebagai luting harus cukup
kuat untuk menahan fraktur ketika beban direkatkan. Kelarutan semen
luting haruslah rendah karena margin semen sering terkena cairan mulut.
Dimana erosi semen dapat menyebabkan hilangnya retensi / inisiasi
karies pada suatu gigi (McCabe,2008).
c. Semen sebagai pelindung pulpa
Yang dimaksud dengan perlindungan pulpa ini adalah pelapik
kavitas. Contohnya adalah vernis kavitas dan bahan bonding dentin. Dua
contoh tersebut berfungsi melindungi jaringan pulpa terhadap efek-efek
dari komponn tertentu dari bahan restorasi dan kebocoran mikro
(Anusavice, 2003).
d. Semen sebagai pelapik (liner)
Adalah bahan-bahan yang diletakkan berupa lapisan tipis dan
fungsinya adalah untuk suatu pelindungan terhadap iritasi kimiawi.
Bahan ini tidak berfungsi sebagai penyekat panas dan tidak digunakan
untuk menghasilkan suatu bentuk struktural preparasi. Contoh : tipe
vernis yang di dalamnya ditambahkan bubuk Kalsium hidroksida /
Oksida seng (Anusavice, 2003).
Liner sebagai medikasi pulpa. Selain sebagai bahan untuk melindungi
pulpa dari kemungkinan kebocoran (microleakage) dari bahan-bahan
kimia penyusun bahan restorasi maupun penetrasi mikroorganisme
rongga mulut, semen juga dapat berfungsi untuk medikasi pulpa.
Medikasi pulpa dilakukan ketika pasien yang ingin melakukan perawatan
pada giginya, terutama perawatan tumpatan, mengalami peradangan pada
12
pulpanya. Pulpa yang meradang ini harus ditangani terlebih dahulu, salah
satunya dengan menggunakan semen.
Semen ini digunakan untuk menyembuhkan atau meredakan
inflamasi pada pulpa dan memfasilitasi dentin untuk membentuk dentin
reparatif sebagai perlindungan fisiologis. Semen yang dapat digunakan
untuk medikasi pulpa adalah semen yang memiliki kandungan eugenol,
seperti zinc oxide eugenol dan semen calcium hydroxide ketika dari
pemeriksaan klinis ditemukan pulpa yang terlihat secara mikroskopis
(Roberson, 2002).
e. Varnish
Vernis kavitas pada dasarnya adalah karet alam(misalnya copal), gala
(rosin), atau resin sintetik yang dilarutkan dalam pelarut organik
(misalnya aseton,kloroform,eter) yang dioleskan disekeliling kavitas.
Pelarut kemudian akan menguap dan meninggalkan selapis tipis. Vernis
ini berfungsi untuk melindungi pulpa sehingga dapat mengurangi iritasi
pulpa, juga dapat mencegah penetrasi produk korosi dari amalgam
kedalam tubuli dentin,sehingga mengurangi perubahan warna gigi yang
tidak diinginkan. Untuk melapisi tambalan amalgam atau emas. Salah
satu fungsi lain vernis adalah mengurangi kebocoran mikro yang terjadi
seperti pada restorasi amalgam. Varnish bukan isolasi panas yang baik,
karena ketebalannya hanya 4 µm sehingga terlalu tipis untuk menyekat
panas (Anusavice, 2003).
f. Basis
Bahan basis berfungsi sebagai pelindung terhadap iritasi kimia,
menghasilkan penyekat terhadap panas, dan menahan tekanan yang
diberikan selama pemampatan bahan restorative. Bahan ini dapat
dibentuk dan dikontur menjadi bentuk-bentuk preparasi yang spesifik.
Contoh-contoh bahan ini adalah oksida seng eugenol, seng fosfat,
polikarboksilat dan semen-semen ionomer kaca, dan bahan-bahan yang
berisi kalsium hidroksida. (Baum, 2012)
13
Semen sebagai bahan basis juga berfungsi untuk mendistribusikan
stress atau tekanan ke daerah lateral sehingga tidak langsung mengenai
struktur dentin atau pulpa yang lebih lemah di bawahnya (Roberson,
2002).
g. Fungsi lain
Beberapa macam semen yang mengandung flourida dapat digunakan
sebagai penutup fisura, pentup saluran akar dan perbaikan gigi yang
patah (Anusavice,2003)
4. KLASIFIKASI SEMEN KEDOKTERAN GIGI
Bahan semen dapat diklasifikasikan atas:
1. Semen dengan reaksi asam
a. Semen Oksida Seng Eugenol
b. Semen Zinc Fosfat
c. Semen Polikarboksilat
d. Semen Silikat
e. Semen Siliko Fosfat
f. Semen Ionomer Kaca
2. Semen dengan bahan yang berpolimerisasi
a. Resin Komposit
14
(Combe, 1992)
A. Zinc Fosfat
Pemakaian utama dan tradisional dari bahan ini adalah untuk mrtrkatkan
restorasi-restorasi pengecoran ke gigi. Juga digunakan sebagai bahan basis
bila diperlukan kekuatan kompresif yang besar.
a. Komposisi
- Bubuk : oksida seng.
- Cairan : asam orto fosforik, garam-garam logam dan air.
b. Sifat
Semen seng fosfat umumnya keras dan kuat, tetapi mengiritasi pulpa.
c. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dari semen jenis ini adalah mudah dimanipulasi, memiliki
kekuatan yang besar untuk suatu basis, dapat menahan trauma mekanis
dan memberikan perlindungan yang baik terhadap rangsang panas.
Semen fosfat yang baru diaduk sangat mengiritasi pulpa. Penggunaan
tanpa perlindungan vernis atau jenis bahan basis lainnya dapat
menyebabkan kerusakan pulpa yang irreversible. Kekurangan lain dari
15
semen jenis ini adalah mudah pecah dan tidak baik digunakansebagai
tambalan sementara.
d. Manipulasi
1. 3-6 tetes cairan bersama dengan bubuk diletakkan pada glass plate.
Pada proses pencampuran, harus digunakan bubuk dalam jumlah
maksiman untuk mengurangi kelarutan dan meningkatkan kekuatan
semen. Kelarutan dan kekuatan sangat dipengaruhi oleh ratio
bubuk:cairan. Semakintu=inggu ratio, semakin baik sifat-sifatnya.
2. Temperature glass plate tidak boleh dibawah kelembaban
ruang,kalau tidak, kelembaban akan berkondensasi pada permukaan
dan mengencerkan semen. Glass plate yang dingin akan menunda
pengerasan dan memungkinkan operator memasukkan jumlah bubuk
yang maksiman sebelum kristalisasi berlanjut.
3. Pengadukan diawali dengan menambahkan sejumlah kecil bubuk.
Prosedur ini akan membantu menetralkan asam. Setelah 30 detik,
aksi buffer dari garam dalam asam selesai. Lalu jumlah bubuk yang
lebih banyak dimasukkan dengan spatula dan dengan gerakan
memutar. Pengadukan dilakukan selama 15 detik setelah setiap
kalipenambahan bubuk.
4. Konsistensi yang baik akan memperlihatkan benang-benang semen
dapat ditarik keatas dengan spatula ½ - ¾ inci. Apabila tinggi kurang
dari ½ inci, harus ditambhankan lebih banyak bubuk. Namun apabila
tingginya lebih dari ¾ inci, maka prosedur harus diulang.
(Baum, 2012).
16
B. Oksida Seng Eugenol
Terdapat empat jenis OSE:
- Tipe I: semen sementara
- Tipe II: semen permanen restorasi
- Tipe III: restorasi sementara dan basis penahan panas
- Tipe IV: pelapik kavitas
(Anusavice, 2003).
a. Komposisi
- Bubuk : ZnO 69%, white rosin 29,3%, zinc stearate 1%, zinc acetate
0,7% yang berfungsi sebagai akselerator pada waktu reaksi. Semen
yang dibuat dari partikel bubuk Oksida seng yang lebih kecil akan lebih
cepat mengeras dibandingkan semen dari partikel yang lebih besar.
- Cairan : eugenol 85% dan olive oil 15%, serta asam asetat yang
berfungsi sebagai akselerator.
b. Sifat
Zinc Oxide Eugenol (ZOE) tidak sekuat zinc phosphate, kekuatannya lebih
rendah 3x daripada zinc phosphate. Memiliki sifat mekanik yang lebih
lemah dari semua semen. Dapat melindungi pulpa dari asam fosfor dari
fosfat atau semen silikat.
- Ketebalan : Untuk restorasi sementara ketebalan tidak lebih dari 25µm,
sedang untuk restorasi permanen ketebalan tidak lebih dari 40µm
- Waktu setting : Pada umumnya 4-10 menit, sedangkan bila digunakan
untuk bahan pengisi dan basis 2-10 menit
- Compressive strength : Tambalan sementara maksimum 35Mpa.
Bahan pengisi dan basis maksimum 25Mpa. Untuk lining 5MPa
c. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dari semen ini adalah ampu meminimalkan kebocoran mikro dan
memberikan perlindungan terhadap pulpa serta memiliki daya
antibakteri. Kekurangan dari semen jenis ini sendiri adalah mempunyai
potensi iritasi terhadap jarring (Combe, 1992).
17
d. Manipulasi
Peralatan :
Semen oksida seng eugenol (bubuk dan cairan)
Kertas pencampur dan spatula logam
Eksplorer berujung panjang (Tipe No.6 atau No.23)
Kapas-kapas kecil dan pinset kapas
(Baum, 2002)
Pada semen, penambahan bubuk dilakukan sedikit demi sedikit ke
dalam cairan sampai konsistensi kenyal. Rasio antara bubuk dengan
cairannya adalah sebesar 4:1 atau 6:1. Alat yang dipergunakan adalah
glass slab dan spatula stainless steel (Combe, 1986).
Prosedur untuk basis :
Untuk mencampur semen lebih sering digunakan kertas pad daripada
glass slab.
Bubuk dalam jumlah yang cukup ditambahkan ke beberapa tetes
eugenol dan diaduk sampai mencapai suatu tekstur yang seperti pasta
kental, yang dapat dipegang tanpa melekat pada jari.
Sebagian kecil, kira-kira seukuran biji wijen dilengketkan ke ujung
eksplorer dan dioleskan dengan hati-hati dalam kavitas.
Hindari mengenai tepi-tepi kavitas.
Kapas yang sangat kecil dijepit dengan pinset dan digunakan sebagai
alat untuk “menekan” bahan tersebut dan membentuknya di dalam
kavitas.
Kapas harus kering, karena semen yang baru diaduk cenderung lengket
ke instrumen logam atau plastik
Penambahan bahan bisa dilakukan beberapa kali, dengan cara yang
sama sampai diperoleh ketebalan yang cukup. (Baum, 2002)
Yang perlu diperhatikan saat melakukan manipulasi adalah waktu
setting dapat dipercepat dengan meningkatkan suhu dan
kelembabannya. Karna reaksinya bukan merupakan reaksi eksotermal,
18
maka tidak memerlukan alas aduk yang dingin. ZOE diaplikasikan
untuk basis, tambalan sementara, tambalan permanen, dan dalam
perawatan endodontik (Craig, 2002).
Biasanya dikemas dalam bentuk bubuk dan cairan atau kadang-kadang
dalam bentuk pasta. pH 7 saat dimasukkan ke dalam gigi. Rasio bubuk
dari semen OSE akan mempengaruhi kecepatan pengerasan. Rasio
bubuk > cairan maka pengerasan akan semakin cepat. Pendinginan alas
aduk akan memperlambat waktu pengerasan kecuali temperatur di
bawah titik pengembunan. Di bawah titik embun, kondensat akan
bergabung dengan adukan dan reaksi pengerasan akan dipercepat.
Ukuran partikel mempengaruhi kekuatan, ukuran pertikel kecil
meningkatkan kekuatan (Anusavice, 2003).
C. Polikarboksilat
Pemakaian utama dari semen polikarboksilat adalah sebagai bahan
penyemen, tetapi dapat pula digunakan sebagai basis, lapik penyekat, dan
sebagai bahan penutup dibawah email yang tipis. Selain itu, semen jenis
ini biasa digunakan sebagai mahkota dan jembatan, digunakan pada inlay
dan onlay, sebagai bahan perekat pada komposit dan amalgam, basis
penahan pnas, dan restorasi jangkan menengah
a. Komposisi
- Bubuk : oksida seng dan sejumlah kecil oksida magnesium. Oksida-
oksida lainnya lainnya, misalnya bismuth dan alumunium juga dapat
ditambahkan. Bubuk ini juga mengandung sejumlah kecil stannous
fluorida, yang mengubah waktu pengerasan dan memperbaiki sifat
manipulasi. Unsur ini ,merupakan bahan penambah yang penting
karena juga meningkatkan kekuatan.
- Cairan : asam poliakrilik dan air.
(Baum, 2012).
19
b. Sifat
- Sifat mekanis : kekuatan kompresi dari semen polikarbosilat adalah
sekitar 55Mpa karena itu dalam hal ini semen ini lebih rendah
daripada semen seng fosfat.
- Daya larut : daya larut semen di dalam air memang rendah, tetapi jika
terpajan asam-asam organic dengan pH 4,5 atau kurang, daya larutnya
meningkat besar(kelarutannya 0,2%).
- Pertimbangan biologi : pH dari cairan semen adalah sekitar 1,7 tetapi
cairan ini dapat dinetralkan dengan cepat oleh bubuknya.
- Waktu pengerasan : waktu kerja untuk semen polikarborsilat jauh
lebih pendek daripada semen seng fosfat, yaitu sekitar2,5menit
disbanding 5menit untuk seng fosfat.
(Combe, 1992).
c. Kelebihan dan kekurangan
Semen jenis ini memiliki kelebihan tidak mengiritasi pulpa, dapat
merekat baik pada struktur gigi dan merupakan insulator panas yang
baik.
Kelemahan dari semen jenis ini sendiri adalah tidak melekat baik pada
logam mulia, sulit membuang kelebihan setelah semen mengeras dan
daya larut semen dalam air akan meningkat jika terpajan asam-asam
organic dengan pH 4,5. (Anusavice, 2003)
d. Manipulasi
1. Rasio bubuk : cairan yang dibutuhkan untuk mendapat semen
dengan kekentalan yang memadai akan bervariasi dari satu produk
dengan produk lainnya. Tetapi pada umumnya, rasio nya adalah 1,5
bagian bubuk dengan 1 bagian cairan menurut beratnya.
2. Semen ini harus dicampur pada permukaan yang tidak menyerap
cairan, misalnya alas aduk dari kaca.. temperature dingin dapat
memperpanjang waktu kerja tapi yang didinginkan hanya bubuk
semennya.
20
3. Cairan tidak boleh dikeluarkan dulu sebelum pengadukan siap,
karena cairan akan cepat kehilangan kandungan airnya di udara
terbuka. Hilangnya air dari cairan akan sangat meningkatkan
kekentalannya
4. Bubuk dicampurkan dengan cepat ke dalam cairan. Setelah
pengadukan selama 30 detik semen akan mengental. Semen jangan
diaduk terlalu lama atau dibiarkan lebih lama diatas alat aduk
karena permukaan semen akan menjadi buram dan adukan menjadi
lengket.
5. Agar terjadi ikatan yang baik antara semen dengan struktur gigi
maka semen harus segera ditempatkan pada gigi sebelum
tampilannya yang mengkilat hilang.
(Anusavice, 2003).
D. Semen Silikat
Penggunaan semen silikat sebagai bahan restorasi gigi anterior saat ini
sudahlah menurun, hal ini dikarenakan dengan berkembangnya ilmu bahan
kedokteran gigi yang dimana penggunaan semen ionomer kaca lebih
banyak digunakan sebagai restorasi gigi anterior beberapa tahun terakhir
ini. Kelebihan dari semen ionomer kaca tersebut tingkat mengiritasi pulpa
lebih kecil dibandingkan semen silikat. Namun, semen silikat layak untuk
dibahas karena memiliki sifat anti-karies dan sifat mekanik yang cukup
besar.
a. Komposisi
Bubuk semen silikat sendiri terdiri dari silica, alumina, senyawa
fluoride, seperti natrium fosfat, kalsium fosfat, dan Na3AlF6; dan
beberapa garam kalsium. Bahan-bahan ini dipanaskan sampai 1400°C
untuk membentuk kaca. Tujuan senyawa fluoride adalah menurunkan
temperature pencampuran dari kaca.
b. Sifat
- Sifat Fisik, semen silikat relatife kuat menahan tekanan kompresi
namun lemah didalam menahan tekanan tarik. Dari hasil penelitian
21
dibuktikan bahwa semen silikat memiliki daya tahan tekanan
kompresi 180 MPa lebih tinggi dibandingkan ionomer kaca tipe 2
yaitu 150 MPa. Namun pada daya tahan akan tekanan tarik hanya
sebesar 3,5 MPa lebih kecil dibandingkan ionomer kaca tipe 2 yaitu
6,6 MPa.
- Sifat Biologi, semen silikat merupakan semen yang memiliki potensi
sebagai iritan pada pulpa yang parah , pH dari semen silikat ini sendiri
adalah kurang dari 3 pada saat dimasukkan dalam kavitas, dan tetap
dibawah 7 bahkan setelah satu bulan, oleh sebab itu, silikat termasuk
iritan pulpa, dimana penggunaanya harus disertai dengan penggunaan
pelapik.
- Silikat mengandung flouride yang membuat nya mempunyai sifat anti
karies, flouride akan dilepaskan oleh silikat dan semen lain yang
mengandung flouride ke media berair dalam gigi dengan massa kecil
namun terus menerus selama bahan restorasi tersebut terdapat dalam
rongga mulut. Ion-ion flouride yang dilepaskan akan bergabung
dengan kristal-kristal hidroksi apatit seperti pada mekanisme
pemberian flour topikal. Ion-ion flouride yang berada dalam cairan,
didalam plak,enamel dan dentine menggeser titik keseimbangan antara
demineralisasi-remineralisasi ke arah remeineralisasi.
c. Kelebihan dan kekurangan
Semen silikat relatife kuat menahan tekanan kompresi namun lemah
didalam menahan tekanan tarik. Silikat mengandung flouride yang
membuat nya mempunyai sifat anti karies. Kelemahan lain dari semen
silikat karena semen ini merupakan semen yang memiliki potensi
sebagai iritan pada pulpa yang parah karena pHnya yang rendah
(Anusavice, 2003).
22
E. Semen Ionomer Kaca
GI atau semen ionomer kaca adalah hybrid atau kombinasi dari semen
silikat dan semen polikarboksilat. Tujuan dari kombinasi ini adalah untuk
mendapatkan sifat optikal & kemampuan melepas fluoride (sifat
antikaries) dari semen silikat dan sifat biokompatibel & kemampuan
adhesi kimia yang kuat dari semen polikarboksilat (Craig, 2002).
Semen ionomer kaca diklasifikasikan berdasarkan formula dan potensi
penggunaannya:
a. Tipe I : untuk bahan perekat. Semen ini mengikat struktur gigi seperti
semen-semen ionomer kaca lainnya dan semen polikarboksilat, yaitu
melalui reaksi gugus karboksil dari poliasam dengan kalsium digigi.
b. Tipe II : untuk restorasi
c. Tipe III : untuk basis / pelapik
(Anusavice,2003).
a. Komposisi
- Bubuk : kaca kalsium fluoroaluminosilikat yang terdiri atas SiO2,
Al2O3, AlF3, CaF2, NaF, dan AlPO4. Untuk membentuk kaca
dipanaskan dengan temperature 1100-1500ᵒC. lalu untuk mendapatkan
sifat radiopak bisa ditambahkan lanthanum, strontium, karium, atau
oksida seng. Setelah itu digerus hingga berukuran 20-30 mikrometer.
- Cairan : larutan dari asam poliakrilat dengan konsentrasi 50%,
sehingga larutan ini dapat mengental bahkan membentuk gel. Hal ini
dapat ditanggulangi dengan adanya aplikasi baru berupa asam
itakonik, maleik, atau trikarboksilik. Kelebihannya adalah dapat
meningkatkan reaktivitas cairan dan menguurang kekentalan.
(Anusavice, 2003).
23
b. Sifat
1. Sifat Fisik :
- Semen ionomer kaca memiliki ketebalan lapisan berkisar pada 24 μm,
dengan kekuatan kompresif 86 MPa dan kekuatan tensil diametral 6,2
MPa. SIK memiliki modulus elastisitas 7,3 GPa
- Kuat terhadap fraktur, meskipun pada SIK tipe II jauh lebih inferior
daripada komposit.
- Lebih rentan terhadap keausan daripada komposit jika dikenai uji
abrasi.
- Dapat melekat pada enamel dan dentin karena punya kecocokan
biologis. Perlekatan ini melibatkan proses kelasi dari gugus karboksil
dengan Kristal apatit enamel dan dentin. Perlekatan yang terjadi pada
enamel lebih tinggi daripada perlekatan yang terjadipada dentin. Hal
ini mungkin disebabkan karena kandungan anorganik dari enamel
yang lebih banyak serta homogenitasnya yang tinggi.
2. Sifat Biologis :
Sifat anti karies yang sama dengan silikat. Dimana SIK melepaskan
Fluoride dalam jumlah yang sama dengan silikat pada tahap awal, dan
terus berlanju tsampai jangka waktu yang panjang. Pada enamel yang
bersebelahan / area yang lebih jauh, sama-sama mendapatkan asupan
Fluoride yang sebanding.
c. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan semen jenis ini yaitu dapat melekat pada enamel dan dentin
karena punya kecocokan biologis, kuat terhadap fraktur, dan memiliki
sifat anti karies. Sedangkan kelemahannya sendiri adalah lebih rentan
terhadap keausan.
d. Manipulasi
Rasio bubuk dan cairan yang digunakan adalah 1,3 : 1 jika cairan yang
digunakan adalah asam karboksilat kental, dan 3,3 : 1 jika cairan yang
digunakan adalah air, atau larutan yang konsentrasinya sama/mirip
dengan air.
24
Waktu setting semen ionomer kaca adalah 6-8 menit. Secara umum
inomer kaca sebagai pengikat mempunyai waktu kerja lebih singkat
dibandingkan semen seng fosfat, yaitu sekitar 3-5 menit (Craig, 2002).
F. Semen Siliko Fosfat
Semen siliko fosfat biasa digunakan sebagai bahan perekat untuk
restorasi, bahan tambalan sementara, bahan tambalan gigi desidui dan untk
semen semi translusen untuk porcelain jacket crowns dan pembuatan die.
a. Komposisi
- Umumnya terdiri dari 12%-25% fluorida
- Bubuk : Campuran dari bubuk silikat dan zinc oxide
- Cairan : Zinc fosfat dan silikat
b. Sifat
1. Sifat Mekanis
- Compressive strengh tinggi antara 140-170 Mpa yang akan
dicapai setelah 24 jam.
- Ketebalan lapisan sekitar 30-40 mikromili menyebabkan sifat
toughness yang baik dan sifat tahan abrasif
2. Sifat Biologis
Keasaman pada semen ini ditimbulkan karena adanya kandungan
asam folat, ph semen ini sangat rendah pada awal pengaplikasian pada
kavitas dan setelah 1 jam ph-nya menjadi 4-5. Oleh karena itu harus
diberi perlindungan pada pulpa agar tidak teriritasi dengan
menggunakan calcium hidroksida.
(O’brien dalam Hermanto,L.FM.2007).
c. Manipulasi
Untuk manipulasinya hampir sama dengan semen silika dan zinc
fosfat tang terdiri dari dua metode yaitu pemanipulasian manual dan
pemanipulasian mekanik.
1. Pemanipulasian manual dilakukan dengan menggunaka tangan.
Rasio antara bubuk dan cairan adalah 2,2 gr : 1 ml. Pencampuran
25
dilakukan dengan menggunakan glass plate dan spatula berbahan
plastik atau cobalt chromium tidak dianjurkan untuk menggunakan
spatula berbahan besi (steel).
2. Pemanipulasian mekanis dilakukan dengan menggunakan alat.
Bahan yang tersedia dalam bentuk kapsul. Keuntungannya adalah
bahan tidak dipegang sampai pengadonan sehingga kemungkinan
terkontaminasi berkurang, diperoleh perbandingan yang tepat
antara bubuk dengan cairan tanpa perlu menimbang dan
menghemat waktu, hasil pencampuran dapat diperoleh dalam
waktu yang lebih cepat misalkan 10-15 detik (Combe, 1986).
Waktu setting tidak boleh terlalu panjang karena bila waktu yang
panjang akan mengakibatkan pekerjaan terhadap gigi akan lama.
Waktu setting yang sesuai pada suhu mulut bagi semen silikofosfat
adalah 5-7 menit pada temperatur 37o C.
Faktor – faktor berikut ini bersifat memperpanjang waktu setting, yaitu :
1) Mengurangi perbandingan bubuk dan cairan dengan menambah
jumlah cairan.
2) Suhu yang lebih rendah dengan menggunakan glass slab yang dingin.
3) Waktu pencampuran yang lebih lama dengan mengurangi kecepatan
dalam hal mencampur bubuk ke dalam cairan dan tiap-tiap
penambahan. Penghentian sesaat setelah pencampuran awal sejumlah
bubuk ke dalam cairan juga akan menambah waktu setting. Semakin
lama bubuk di tambahkan ke cairan maka akan memperpanjang
setting time (Phillips, 1991).
G. Resin Komposit
Resin ini menggunakan teknik etsa asam untuk melekatkan resin ke
enamel, dan molekul-nolekul yang berpotensi mengikat dentin yang telah
diulasi kondisioner asam organik atau anorganik.
26
Penggunaan :
1. Jembatan berikatan-resin. Semen berbasis resin tersebut digunakan
sebagai retensi atau jembatan logam-keramik. Permukaan yang akan
menghadap jarngan gigi dari abutment dikasarkan terlebih dahulu
dengan etsa elektro-kimia atau cara lain, dan permukaan email dari
gigi yang sudah dipreparasi di etsa dengan asam untuk memberikan
daerah retensi mekanis bagi semen resin.
2. Bracket Ortodontik. Semen berbasis resini juga dimanfaatkan sebagai
retensi pada bracket ortodontik. Namun dalam hal tersebut semen ini
memiliki kekurangan yaitu ikatan antara bracket dengan etsa sangat
kuat sedangkan semennya sendiri sangat keras. Hal ini menyebabkan
bracket sulit untuk dilepaskan dari gigi.
3. Restorasi Kaca-Keramik. Restorasi ini seringkali translusen dan
memerlukan bahan semen berwarna tertentu untuk memaksimalkan
tampilan estetik. Dan akhir-akhir ini semen berbass resin juga
digunakan sebagai bahan sementasi pilihan untuk inlai,mahkota, dan
jembatan yang seluruhnya keramik karena mampu mengurangi fraktur
dari struktur keramik.
a. Sifat
Resin ini mempunyai sifat tidak larut dalam cairan rongga mulut, hal
ini mendukung dari salah satu syarat bahan pengikat untuk menegah
adanya kehilangan bahan pengkat pada bagian tepi.
b. Kelebihan dan kekurangan
Seperti komposit pada bahan tambal, resin sebagai bahan pengikat
juga akan mengiritasi pulpa jadi diperlukan bahan lapisan pelindung
pulpa yaitu menggunakan kalsium hidroksida atau pelapik ionomer
kaca. Jika area ikatan hanya terjadi pada enamel atau dengan
ketebalan dentine yang mencukupi sifat iritasi tidak terlalu menonjol
(Anusavice,2003).
27
c. Manipulasi
Jenis semen yang diaktifkan secara kimia terdapat dalam 2 komponen,
bubuk dan cairan / 2 pasta. Pada manipulasinya, kedua komponen
digabungkan dengan mengaduknya di atas kertas aduk khusus selama
20-30 detik. Pembuangan kelebihan semen harus dilakukan sebelum
terjadinya polimerisasi. Tetapi dilakukan segera setelah restorasi
dipasang dengan benar. Pembuangan kelebihan semen dapat dilakukan
dengan menariknyan keluar dari bawah tepi restorasi, sehingga
akhirnya menyisakan ruang yang kosong yang akan meningkatkan
resiko penumpukan plak dan pembentukan karies sekunder.
(Anusavice, 2003)
28
KESIMPULAN
Dalam kedokteran gigi semen sangat dibutuhkan untuk bahan restoratif.
Semen kedokteran gigi ini berfungsi sebagai luting,basis,liner dan juga varnis.
Semen yang digunakan pun juga harus memenuhi banyak persyaratan yang
baik,karena penggunaannya sendiri diletakkan pada area sensitif dalam gigi.
Banyak sekali klasifikasi semen dalam kedokteran gigi,namun dapat
dikelompokkan berdasarkan sifat asam dan komposisi bahannya. Dalam
klasifikasi yang telah dijelaskan kita dapat mengetahui komposisi, sifat,
manipulasi, kekurangan serta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
semen kedokteran gigi.
29
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. 2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta :
EGC
Baum, Lloyd. 2012. Buku Ajar imlu Konservasi Gigi. Jakarta : EGC.
Combe,E. C. 1992. Sari Dental Material. Alih Bahasa : Slamat Tarigan. Jakarta :
Balai Pustaka.
Combe, E. C. 1986. Notes On Dental Materials 5th ed. Churchill Livingstone
Craig, Robert G dan John M.Powers. 2002. Restorative Dental Material 11th ed.
USA : Mosby
Harty, F.J & Ogston, R. 2012. Kamus Kedokteran Gigi. Alih Bahasa : Narlan
Sumawinata. Jakarta : EGC
Hermanto,L.FM.2007.Penggunaan semen silikofosfat di Kedokteran
Gigi .Medan : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatra Utara
McCabe, John F. 2008. Applied Dental Material. UK : Blackwell Publishing.
Phillips, W. Ralph. 1991. Science Of Dental Materias. Philadelphia USA : W.B
Saunders Company.
Roberson, Theodore M. 2002. Studervant’s Art and Science of
Operative Dentistry 4th Ed. USA : Mosby Inc.
30