Selvia Harum Sari-LP Poli THT

9
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN EPISTAKSIS DI POLIKLINIK THT RSUD ULIN BANJARMASIN Tanggal 29 Juni-1 Juli 2015 Oleh: SELVIA HARUM SARI, S.Kep NIM. I4B111007

description

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Epistaksis

Transcript of Selvia Harum Sari-LP Poli THT

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN EPISTAKSISDI POLIKLINIK THT RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 29 Juni-1 Juli 2015

Oleh:SELVIA HARUM SARI, S.KepNIM. I4B111007

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT2015

LEMBAR PENGESAHANNAMA:Selvia Harum Sari, S.Kep

NIM:I4B111007

JUDUL LP:Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Epistaksis di Poliklinik THT RSUD Ulin Banjarmasin

Banjarmasin, Juli 2015

Mengetahui,Pembimbing Akademik

Noor Diani, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Kep.MBNIP. 19780317 200812 2 001Pembimbing Lahan

Hj. Intan PermatasariNIP. 19710316 199503 2 003

DEFINISIEpistaksis adalah perdarahan akut yang berasal dari lubang hidung, rongga hidung, atau nasofaring. Epistaksis bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu kelainan yang hampir 90% dapat berhenti sendiri.ETIOLOGIFaktor lokalTrauma nasalPenggunaan obat semprot hidung secara terus menerusKelainan anatomiTumor intranasal atau sinonasalIritasi zat kimia, obat-obatan, atau narkotikaIritasi karena pemakaian oksigenKelainan vaskular Faktor sistemik Sindrom Rendu Osler WeberEfek sistemik obat-obatan golongan antokoagulan dan antiplateletsKegagalan fungsi organ seperti uremia dan sirosis hepatisAterosklerosis, hipertensi, dan alkoholKelainan hormonalPENATALAKSANAANEPISTAKSIS

MANIFESTASI KLINISEpistaksis anterior: perdarahan berasal dari septum (pemisah lubang hidung kiri dan kanan) bagian depan, yaitu dari pleksus Kiesselbach atau arteri etmoidalis anterior. Biasanya perdarahan tidak begitu hebat dan bila pasien duduk, darah akan keluar dari salah satu lubang hidung. Seringkali dapat berhenti spontan dan mudah diatasi.Epistaksis posterior: perdarahan berasal dari bagian hidung yang paling dalam, yaitu dari arteri sfenopalatina dan arteri etmoidalis posterior. Epistaksis posterior sering terjadi pada usia lanjut, penderita hipertensi, arteriosklerosis atau penyakit kardiovaskular. Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti spontan. Darah mengalir ke belakang, yaitu ke mulut dan tenggorokan.PENATALAKSANAAN MEDISTiga prinsip utama dalam menanggulangi epistaksisyaitu: menghentikan perdarahan, mencegah komplikasi dan mencegah berulangnya epistaksis. Kalau ada syok, perbaiki dulu kedaan umum pasien. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain:Perbaiki keadaan umum penderita, penderita diperiksa dalam posisi duduk kecuali bila penderita sangat lemah atau keadaaan syok.Pada anak yang sering mengalami epistaksis ringan, perdarahan dapat dihentikan dengan cara duduk dengan kepala ditegakkan, kemudian cuping hidung ditekan ke arah septum selama beberapa menit(metode Trotter).Tentukan sumber perdarahan dengan memasang tampon anterior yang telah dibasahi dengan adrenalin dan pantokain/ lidokain, serta bantuan alat penghisap untuk membersihkan bekuan darah.ASUHAN KEPERAWATAN

KLASIFIKASIEpistaksis anteriorEpistaksis posterior

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKRinoskopi anteriorRinoskopi posteriorPengukuran tekanan darahRontgen sinus dan CT-Scan atau MRIEndoskopi hidungSkrining tes terhadap koagulopatiKOMPLIKASISinusitisSeptal hematomaKerusakan jaringan hidungSyokAnemia

Web of Caution

Faktor lokalFaktor sistemikPerdarahan berasal dari pleksus KiesselbachPerdarahan berasal dari arteri sphenopalatina dan arteri ethmoid posterior Epistaksis posterior

Epistaksis anterior PK PerdarahanNyeri akutCemas

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN EPISTAKSIS

PENGKAJIANIdentitasData yang diperoleh meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal masuk MRS dan diagnosa medis.Keluhan UtamaRiwayat Kesehatan SekarangRiwayat Kesehatan Penyakit DahuluRiwayat Kesehatan KeluargaRiwayat psikososialPola Fungsi Gordon:Pola persepsi dan tata laksana hidupPola nutrisi dan metabolismePola aktivitas dan latihanPola eliminasiPola tidur dan istirahatPola persepsi dan konsep diriBagaimana persepsi klien terhadap tindakan operasi yang akan dilakukan dan bagaimana dilakukan operasi.Pola sensori dan kognitifBagaimana pengetahuan klien tarhadap penyakit yang dideritanya selama di rumah sakit.Pola reproduksi sexualPola hubungan peranApakah terjadi perubahan hubungan dengan orang terdekat akibat penyakitnya.Pola penaggulangan stressPola nilai dan kepercayaan

Diagnosa KeperawatanPK perdarahanNyeri akutCemas

PK PerdarahanNOC:Meminimalkan perdarahanKriteria Hasil:Tidak terjadi perdarahan, tanda-tanda vital normal, pasien tidak anemisNIC:Monitor keadaan umum pasienMonitor tanda-tanda vital pasienMonitor jumlah perdarahan yang terjadiKolaborasi pemberian transfuse atau medikasi jika diperlukanNyeri akutNOC:Pain ControlKriteria hasil:setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x60 menit nyeri pasien akan berkurang dengan kriteria hasil pasien akan:Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan hal yang memperberat nyeri)Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri)Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurangNIC:Pain ManagementKaji tingkat nyeri pada pasien dengan menggunakan alat self-report pasien yang valid dan reliable, seperti skala tingkat nyeri numerik 0-10. Kaji nyeri pasien secara rutin dengan interval waktu yang konsisten bersama dengan pengukuran vital sign. Jelaskan pasien mengenai manajemen nyeri, termasuk intervensi farmakologi dan nonfarmakologi, proses pengkajian dan pengkajian ulang, serta potensi efek yang merugikan.Ajarkan intervensi nonfarmakologi ketika nyeri relatif dapat dikontrol dengan intervensi farmakologi.Sebagai tambahan pemberian analgesik, dukung klien untuk menggunakan metode nonfarmakologi untuk membantu mengontrol nyeri, seperti distraksi, imagery, relaksasi.Kolaborasi pemberian analgesik sesuai tipe dan beratnya nyeri.Cemas NOC:Anxiety LevelKriteria hasil:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien akan mampu:Mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala-gejala kecemasan yang dialaminya.Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan mendemonstrasikan teknik untuk mengontrol kecemasan.NICAnxiety ReductionKaji tingkat kecemasan klien dan reaksi fisik akibat kecemasan.Jika kecemasan adalah respon terhadap situasi yang normal, gunakan pendekatan dengan teknik empati dan katakana kepada klien bahwa kecemasan adalah respon yang normal.Jelaskan mengenai tindakan pengobatan yang akan dilakukan pada klien dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.Ajarkan teknik untuk mengurangi kecemasan misalnya dengan mendengarkan musik atau teknik relaksasi nafas dalam.NOC dan NIC

DAFTAR PUSTAKA1. Blackwell W. 2014. Nursing diagnoses: Definitions and classification 2015-2017. 2. Ackley BJ & Ladwig GB. 2011. Nursing diagnosis handbook ninth edition: an evidence-based guide to planning care. Mosby Elsevier.3. Budiman BJ dan Hafiz A. Epistaksis dan hipertensi: adakah hubungannya?. Jurnal Kesehatan Andalas, 2012: 1(2).4. Schlosser RJ. Epistaxis.N Engl J Med. 2009 Feb 19; 360: 784-9.5. Soyka MB, Nikolau G, Rufibach K, Holzmann D. On the effectiveness of treatment options in epistaxis: an analysis of 678 interventions. Rhinolology J. 2011 Oct; 49(4): 474-8.6. Willemsa PWA, Farba RI, Agida R. Endovascular treatment of epistaxis. AJNR. 2009 Apr 16; 30: 1637-45.7. Mudunuri RKR, Murthy MAN. The treatment of spontaneous epistaxis: Conservaive vs cautery. J Clin Diagn Res. 2012 Nov 15; 6(9): 1523-4.8. Ho EC, Chan JY. Front-line epistaxis management: lets not forget the basics. J Laryngol Otol. 2008 Jul; 122(7): 696-9.

Lampiran

Metode TrotterTampon Anterior Tampon BellocqueTampon Posterior