Self Help Group dan Supportif Group Komunitas.doc
-
Upload
zaki-azki-tigabelas -
Category
Documents
-
view
1.749 -
download
211
Embed Size (px)
description
Transcript of Self Help Group dan Supportif Group Komunitas.doc

SELF HELP GROUP
A. Pengertian
Pengertian self help group pada keluarga dengan gangguan jiwa merupakan
sekumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai keinginan untuk berbagi
permasalahan, saling membantu terhadap hal yang dialami atau yang menjadi
fokus perhatian, bertujuan mengatasi gangguan jiwa dan meningkatkan
kemampuan kognitif dan emosional sehingga tercapai perasaan sejahtera.
Mutual help group atau self help group adalah grup komunitas baru dan supportif
yang berhubungan satu sama lain dalam jaringan social, memuaskan oranglain
yang membutuhkan yang berada dalam suatu lingkaran dan mereka belajar
bagaimana menghadapi pengalaman baru (Silverman, 1980 dalam Hunt, 2004).
B. Tujuan self help group
Tujuan self help group dalam kelompok adalah memberikan support terhadap
sesama anggota dan membuat penyelesaian masalah secara lebih baik dengan cara
berbagi perasaan dan pengalaman, belajar tentang penyakit dan memberikan
asuhan, memberikan kesempatan caregiver untuk berbicara tentang permasalahan
dan memilih apa yang akan dilakukan, saling mendengarkan satu sama lain,
membantu sesama anggota kelompok untuk berbagi ide-ide dan informasi serta
memberikan support, meningkatkan kepedulian antar sesama anggota sehingga
tercapainya perasaan aman dan sejahtera, mengetahui bahwa mereka tidak sendiri
C. Prinsip Self help group
Pembentukan self help group harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1. Tiap anggota kelompok berperan secara aktif untuk berbagi pengetahuan dan
harapan terhadap pemecahan masalah serta menemukan solusi melalui
kelompok.
4

2. Sesama anggota saling memahami, mengetahui dan membantu berdasarkan
kesetaraan, respek antara satu dengan yang lain dan hubungan timbal balik
3. Self help group merupakan kelompok informal dan dibimbing oleh volunteer
4. Self help group adalah kelompok self supporting. anggota self help group
berbagi pengetahuan dan harapan terhadap pemecahan masalah serta
menemukan solusi melalui kelompok. Pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan
ditanggung bersama kelompok
5. Kelompok harus menghargai privacy dan kerahasiaan dari anggota
kelompoknya.
6. Pengambilan keputusan dengan melibatkan kelompok dan kelompok harus
bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan
D. Karakteristik self help group
Kelompok kecil berjumlah 10 -12 orang, homogen, berpartisipasi penuh,
mempunyai otonomi, kepemimpinan kolektif, keanggotaan sukarela, non politik
dan saling membantu.
E. Aturan dalam self help group
Aturan dalam self help group adalah sebagai berikut :
1. Kooperatif,.
2. Menjaga keamanan dan keselamatan kelompok
3. Mengekspresikan perasaan dan keinginan berbagi pengalaman
4. Penggunaan waktu efektif dan efisien.
5. Menjaga kerahasiaan
6. Komitmen untuk berubah
7. Mempunyai rasa memiliki, berkontribusi,dapat menerima satu sama lain,
mendengarkan, saling ketergantungan, mempunyai kebebasan, loyalitas, dan
mempunyai kekuatan.
5

F. Keanggotaan
Syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota self help group ini adalah
1. Keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa
2. Tinggal serumah dengan klien
3. Bersedia untuk berpartisipasi penuh
4. Sukarela
5. Dapat membaca dan menulis
G. Pengorganisasian kelompok
1. Leader
Leader dipilih oleh anggota kelompok. Setiap anggota kelompok bergantian
menjadi leader. Tugas leader adalah :
a. Memimpin jalannya diskusi
b. Memilih topik pertemuan sesuai dengan daftar masalah bersama dengan
anggota kelompok
c. Menentukan lama pertemuan (120 menit)
d. Mempertahankan suasana yang bersahabat agar anggota dapat kooperatif,
produktif dan berpartisipasi.
e. Membimbing diskusi dan menstimulasi anggota kelompok
f. Memberikan kesempatan peserta untuk mengekspresikan masalahnya,
berpartisipasi dan mencegah monopoli saat diskusi
g. Memahami opini yang diberikan anggota kelompok.
2. Anggota kelompok
Anggota kelompok bertugas mengikuti jalannya proses pelaksanaan self help
group sesuai dengan yang kesepakatan kelompok dan leader. Anggota
kelompok juga harus berpartisipasi aktif selama proses kegiatan berlangsung.
Memberikan masukan, umpan balik selama proses diskusi, dan melakukan
simulasi.
6

3. Fasilitator
Fasilitator dalam kelompok ini adalah terapis. . Tugas fasilitator mendampingi
leader, memberikan motivasi peserta untuk mengungkapkan pendapat dan
pikirannya tentang berbagai macam informasi. Memberikan penjelasan ,
masukan dan umpan balik positif jika diperlukan.
H. Waktu pelaksanaan self help group
Waktu pelaksanaan sesuai dengan kesepakatan kelompok. Pertemuan
dilaksanakan seminggu sekali, seminggu dua kali atau dua minggu sekali
disesuaikan dengan kebutuhan kelompok. Alokasi waktu yang diperlukan selama
kegiatan adalah 120 menit
I. Tempat pelaksanaan self help group
Tempat pelaksaanaan terapi ini menggunakan setting komunitas dapat dilakukan
dirumah salah satu keluarga, balai pertemuan, ataupun sarana lainnya yang
tersedia dimasyarakat
J. Pelaksanaan self help group
Strategi pelaksanaan self help group terbagi menjadi dua tahap yaitu
1. Pembentukan self help group terdiri dari tiga kali pertemuan : pertemuan
pertama menjelaskan tentang konsep self help group, pertemuan kedua
melakukan role play lima langkah kegiatan self help group dan pertemuan
ketiga melakukan role play lima langkah kegiatan self help group.
Kelima langkah kegiatan tersebut adalah :
A. Langkah I : Memahami masalah
Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan masalah yang oleh
masing-masing peserta. Setiap peserta mengungkapkan masalah yang
dihadapinya. Pertemuan kedua dan seterusnya mendiskusikan kembali apa
7

ada masalah lain yang dialami oleh peserta. Hasil dari langkah pertama
adalah kelompok memiliki daftar masalah.
B. Langkah II : cara untuk menyelesaikan masalah.
Kegiatan yang dilakukan adalah peserta saling berbagi informasi
bagaimana cara mengatasi permasalahan yang terjadi berdasarkan daftar
masalah yang sudah dibuat. Bila penyelesaian masalah tidak ditemukan
kelompok dapat meminta tenaga kesehatan atau orang yang ditunjuk dan
sepakati oleh kelompok untuk memberikan cara peneyelesaian masalah.
Pertemuan kedua dan seterusnya kegiatan yang dilakukan adalah
mendiskusikan cara penyelesaian masalah yang lain, apakah ada
tambahan. Jika cara penyelesaian masalah tidak ditemukan dapat konsul
kepada ahlinya. Hasil dari langkah kedua adalah kelompok memiliki
daftar cara penyelesaian masalah
C. Langkah III: Memilih cara pemecahan masalah
Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan tiap-tiap cara
penyelesaian masalah yang ada dalam daftar penyelesaian masalah dan
memilih cara penyelesaian masalah dengan mempertimbangkan faktor
pendukung dan penghambat dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Pertemuan ke dua dan seterusnya adalah mendiskusikan apakah ada cara
lain yang dipilih dalam mengatasi masalah. Hasil dari langkah ke tiga ini
adalah Daftar cara penyelesaian masalah yang dipilih
D. Langkah IV : melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah.
Kegiatan yang dilakukan adalah tiap peserta melakukan role play
(bermain peran) cara penyelesaian masalah yang telah dipilih. Pertemuan
ke dua dan selanjutnya melakukan role play cara lain yang telah dipilih
oleh kelompok. Hasil dari langkah ke empat adalah kelompok memiliki
daftar penyelesaian masalah yang sudah dilatih.
8

E. Langkah V : Pencegahan kekambuhan.
Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan cara – cara mencegah
kekambuhan, tanda dan tanda kekambuhan dan tindakan yang dilakukan
saat kekambuhan terjadi. Pertemuan kedua dan selanjutkan adalah
mendiskusikan tentang cara lain untuk mencegah kekambuhan dan
tindakan yang dilakukan saat kekambuhan terjadi. Hasil dari langkah
kelima adalah daftar cara mencegah kekambuhan dan tindakan yang
dilakukan jika kekambuhan terjadi.
2. Implementasi
Implementasi adalah penerapan kegiatan self help group. Implementasi
dilakukan sebagai upaya menjaga keberlangsungan kegiatan self help group
agar dapat mencapai tujuan pelaksanaan self help group itu sendiri. Kegiatan
yang dilakukan adalah : menyusun jadual kegiatan self help group, menyusun
topik setiap pertemuan, menyusun leader setiap pertemuan ( leader yang
dipilih merupakan anggota kelompok itu sendiri, dan setiap anggota
kelompok mempunyai kesempatan untuk menjadi leader) , melaksanakan
lima langkah kegiatan self help group yang dimulai dengan pembukaan, kerja
dan penutup, mencatat kemampuan yang dimiliki oleh kelompok, melakukan
evaluasi pelaksanaan kegiatan kelompok.
9

PERTEMUAN PERTAMA
Tujuan Umum: Memahami tentang self help group
Tujuan Khusus:
1. Memahami konsep self help group
2. Memahami langkah-langkah kegiatan self help group
Setting:
Terapis dan peserta duduk bersama setengah lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
Alat:
Flipchart
Buku kerja dan pulpen
Metode:
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Role Play
Langkah-langkah:
a. Orientasi
1. Salam
2. Doa
3. Memperkenalkan diri terapis dan peserta
10

4. Menanyakan perasaan peserta hari ini
5. Menjelaskan tujuan, waktu dan tempat
b. Kerja
1. Menjelaskan tentang konsep: pengertian, tujuan, prinsip, membuat beberapa
kesepakatan (nama kelompok, anggota kelompok) dan aturan
2. Menjelaskan 5 langkah kegiatan
a. Memahami masalah
b. Cara untuk menyelesaikan masalah
c. Memilih cara pemecahan masalah
d. Melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah
e. Pencegahan kekambuhan
c. Terminasi
1. Express feeling dan evaluasi pemahaman anggota tentang SHG
2. Rencana Tindak lanjut
3. Kontrak untuk pertemuan berikutnya
4. Doa
5. Mengucap salam
Evaluasi: Format Evaluasi
Dokumentasi: Dokumentasi kemampuan yang dimiliki peserta ditulis pada buku
kerja masing-masing anggota
11

PERTEMUAN KEDUA
Tujuan umum: Peserta melakukan 5 langkah self help group
Tujuan khusus:
a. Identifikasi masalah
b. Mengetahui cara penyelesaian maslah
c. Memilih cara penyelesaian masalah
d. Melakukan cara penyelesaian masalah
e. Mengetahui cara mencegah kambuh
Setting:
Terapis dan peserta duduk bersama setengah lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
Alat / bahan:
Flipchart
Buku kerja dan pulpen
Spidol
Metode:
Curah pendapat
Diskusi
Tanya jawab
Role Play
12

Langkah-langkah:
a. Orientasi
1. Salam
2. Doa
3. Menanyakan perasaan anggota hari ini dan evaluasi rencana tindak lanjut
pertemuan sebelumnya.
4. Menyepakati topic permasalahan, tujuan, waktu dan tempat
b. Kerja
a. Memahami masalah
b. Cara untuk menyelesaikan masalah
c. Memilih cara pemecahan masalah
d. Melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah
e. Pencegahan kekambuhan
f. Memberikan pujian
c. Terminasi
Express feeling dan evaluasi tentang masalah yang dipilih
Rencana tindak lanjut
Kontrak pertemuan selanjutnya
Doa
Mengucap salam
Evaluasi: Format Evaluasi
Dokumentasi: Dokumentasi kemampuan yang dimiliki peserta ditulis pada buku
kerja masing-masing anggota
13

SUPPORTIF GROUP
A. Pengertian
Pengertian supportif group merupakan sekumpulan orang-orang yang berencana,
mengatur dan berespon secara langsung terhadap issue-isue dan tekanan yang
khusus maupun keadaan yang merugikan. (Grant-Iramu, 1997 dalam Hunt, 2004).
Supportif group hampir mirip dengan self help group, pada support group
fasilitator kelompok merupakan orang professional yang terlatih dalam pekerjaan
social, psikologi, keperawatan dan lainnya yang dapat memberikan arti dan aturan
kepemimpinan yang benar dalam kelompok. Sedangkan self help group bisanya
berawal dan didirikan oleh orang-orang yang mempunyai masalah yang sama,
memberikan dukungan antar masing-masing anggota dengan lingkungan yang
saling mengerti dan aman.
Tabel 1. Perbedaan antara self help group dan support group serta orientasi proses
dalam kelompok (Striegel-Moore & Steiner-Adair, 1998 dalam Hunt, 2004).
Self help group Support group Orientasi proses dalam kelompok
Self help group merupakan kumpulan satu atau lebih orang dengan satu masalah utama yang sama (contoh: eating disorder) yang membuat suatu kelompok
Suatu organisasi atau orang profesional yang memulai group dan berespon terhadap kenginan yang dibutuhkan
Keanggotaan kelompok merupakan faktor yang penting dalam perubahan teraupuetik
Fasilitator atau pemimpin dalam group berrotasi dan berbagi dengan anggota group yang lain.
Orang yang memfasilitasi / memimpin merupakan profesional yang telah terlatih
Anggota berhati-hati dalam menjaga kekohesivan dari kelompok
Semua anggota grup Fasilitator diluar dari Fokus penting adalah
14

mempertimbangkan kesamaan
pertemuan hubungan dan interaksi antara anggota kelompok
Topik diputuskan oleh kelompok.
Fasilitator memutuskan topik dan kegiatan kelompok untuk anggotanya
Tujuan untuk memulihkan isue yang teeridentifikasi pada individu anggota kelompok
Anggota kelompok mengidentifikasi pengalaman yang biasa dan melindungi keamanan dan kontinuitasnya dalam kelompok..
Aturan pemimpin adalah memfasilitasi anggota untuk berbagi, mengidentifikasi pengalaman, melindungi dan menjaga kontinuitas kelompok
Rotasi ledaer/fasilitator menunjukkan bahwa semua anggota kelompok sama
Leader menggunakan dirinya secara terang-terangan untuk menarik perhatian dari anggota kelompok
Kelompok terbuka, keanggotaan dapat tidak stabil dan kehadiran sukarela..
Anggota mempunyai keragaman keinginan, hidup dan sejarahnya
Fokus utama adalah sejarah hidup dan pengalaman pribadi partisipan
Tujuannya untuk memberikan support,
15

validasi dan informasi
b. Tujuan
Maksud didirikannya supportift group adalah untuk memberikan support, focus
untuk pemulihan, aksi social termasuk kebijakan organisasi. Tujuan dan harapan
dalam group adalah pengalaman kelompok yang positif. Tujuan penting adalah
resolusi permasalahan dengan segera, memberikan motivasi dan perubahan
prilaku individu
c. Indikasi
Mental health, weight loss, addiction related recovery, bereavement, diabetes,
caregiver, elderly people, cancer dan chronic illness (Kyrouz & Humphreys,
2008). Indikasi keperawatan ditemukan pada pasien dengan:
1. Potensial pertumbuhan dan perkembangan
2. Masalah keperawatan resiko
3. Masalah gangguan kesehatan jiwa dan fisik
d. Jumlah peserta
Grup kecil 5-8 anggota untuk grup yang berpengalaman, drop out dan grup stabil
Grup kecil 7-8 orang
e. Waktu
Lama waktu yang digunakan dalam terapi disesuaikan dengan kesepakatan
anggota kelompok
16

f. Kegiatan
Kegiatan dipimpin oleh perawat, dapat terstruktur atau tidak struktur bervariasi
sesuai kebutuhan, seperti alternative meeting dimana waktu dibagi menjadi
kegiatan yang terstruktur dan tidak terstuktur, atau semua pertemuan memiliki
alokasi waktu untuk sharing cerita atau setengah pertemuan untuk pembicara
tamu atau kegiatan lain.
Kegiatan dapat berupa:
1. Reading dalam rentang topic: harga diri, coping pada saat kritis
2. Art dan drawing
3. Game dan latihan
4. Menulis
5. Mendatangkan pembicara / tamu yang berkompeten untuk memberikan materi
yang sesuai dengan topik yang disepakati
6. Role Play
7. Imaginatif tehnik
8. Sharing stories personal dan pengalaman
g. Aktivitas
Menurut Dombec & Moran (2000), aktivitas yang dapat dilakukan adalah
Sesi 1-4 analisa masalah
a. Memahami masalah, tiap anggota harus memahami isu, gejala atau masalah
yang dialami, langkah pertama ke self help, selanjutnya memahami issue dan
sifat masalah. Perhatikan kecenderungan yang mungkin terjadi terhadap
masalah. Pertanggungjawaban ketika membuat atau mempertahankan suatu
masalah
17

b. Memecahkan maslah kedalam bagian-bagian kecil ketika sudah memahami
masalah, kemungkinan masalah dirasakan terlalu besar untuk digambarkan
yang dapat dilakukan adalah mencoba menangkap semua masalah, membagi
kedalam bagian-bagian selanjutnya buat rencana bagaimana memperbaiki
bagian demi bagian
c. Menentukan tujuan, pada sesi ini setiap masalah sudah dibagi menjadi bagian-
bagian kecil, selanjutnya membuat tujuan, dimana, berapa lama akan
diselesaikan
d. Menentukan bagaimana mengukur pencapaian tujuan. Beberapa cara untuk
mengukur pencapaian tujuan adalah apa permasalahan utama yang terlihat,
berapa lama waktu untuk mencapai tujuan, apa yang telah dilakukan untuk
mencapai tujuan
Sesi 5-7 merencanakan suatu solusi
e. Membuat pendidikan tentang pemecahan maslah dengan belajar metode-
metode yang tersedia untuk mengelola issue-issue dan permasalahan sehingga
kita akan tahu apa yang akan dilakukan dalam memecahkan masalah yang
dialami. Bicarakan dengan anggota yang lain bagaimana tiap anggota atau
yang pernah mengalami permasalahan
f. Memilih solusi yang terbaik. Setelah mempelajari sebanyak mungkin tentang
cara memecahkan maslah. Pilih cara yang akan dipakai berdasarkan faktor
kekuatan dan kelemahan yang ada
g. Menulis rencana
Hal ini dilakukan setelah mengerti:
1. Apa permaslahan yang ingin diubah
2. Bagaimana cara merubahnya
3. Apa tujuan dan sasaran dari permaslahan
4. bagaimana cara mengukur kemajuan
18

5. Pemecahan maslah apa yang akan dipilih
6. Metode dan pilihan upaya yang terbaik sesuai dengan situasi dan kondisi.
Tulis rencana kedalam kertas, pilih metode, pendekatan dan tehnik yang
akan digunakan untuk menyelesaikan rencana dan batas waktu
h. Melakukan tindakan sesuai rencana
Aktivitas pada sesi ini melakukan rencana yang disusun dan komitmen untuk
tetap berpegang pada rencana. Tanamkan dalam diri bahwa masalah yang
sedang diselesaikan akan membantu mengatasi masalah yang lebih besar,
tindakan yang dilakukan saat ini agar masalah tidak bertambah buruk
i. Setia kepada rencana
Hindari kekambuhan (relaps). Bagian akhir dari self help group adalah tetap
berpedoman pada rencana bila terjadi kekambuhan. Relaps terjadi ketika
seseorang gagal untuk melkuakn sesuai rencana
PERTEMUAN PERTAMA
Tujuan Umum: Memahami tentang Supportif group
Tujuan Khusus:
1. Memahami konsep Supportif group
2. Memahami langkah-langkah kegiatan Supportif group
Setting:
Terapis dan peserta duduk bersama setengah lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
19

Alat:
Flipchart
Buku kerja dan pulpen
Metode:
Diskusi dan tanya jawab
Role Play
Langkah-langkah:
a. Orientasi
1. Salam
2. Doa
3. Memperkenalkan diri terapis dan peserta
2. Menanyakan perasaan peserta hari ini
3. Menjelaskan tujuan, waktu dan tempat
b. Kerja
1. Menjelaskan tentang konsep: pengertian, tujuan, prinsip, membuat beberapa
kesepakatan (nama kelompok, anggota kelompok) dan aturan
2. Menjelaskan 5 langkah kegiatan
a. Memahami masalah
b. Cara untuk menyelesaikan masalah
c. Memilih cara pemecahan masalah
d. Melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah
e. Pencegahan kekambuhan
20

c. Terminasi
1. Express feeling dan evaluasi pemahaman tentang permasalahan
2. Kontrak
3. Doa
4. Mengucap salam
Evaluasi: Format Evaluasi
Dokumentasi: Dokumentasi kemampuan yang dimiliki peserta ditulis pada buku
kerja masing-masing anggota
21

PERTEMUAN KEDUA
Tujuan umum: Peserta melakukan 5 langkah supportif group
Tujuan khusus:
1. Identifikasi masalah
2. Mengetahui cara penyelesaian masalah
3. Memilih cara penyelesaian masalah
4. Melakukan cara penyelesaian masalah
5. Mengetahui cara mencegah kambuh
Setting:
Terapis dan peserta duduk bersama setengah lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
Alat / bahan:
Flipchart
Buku kerja dan pulpen
Spidol
Metode:
Curah pendapat
Diskusi
Tanya jawab
Role Play
22

Langkah-langkah:
a. Orientasi
1. Salam
2. Menanyakan perasaan peserta hari ini dan evaluasi rencana tindak lanjut
pertemuan sebelumnya
3. Menyepakati topic ( permasalahan ), tujuan, waktu dan tempat
b. Kerja
a. Memahami masalah
b. Cara untuk menyelesaikan masalah
c. Memilih cara pemecahan masalah
d. Melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah
e. Pencegahan kekambuhan
f. Memberikan pujian
c. Terminasi
Express feeling dan evaluasi pemahamann anggota tentang topik yang diangkat
Rencana tindak lanjut
Kontrak
Doa
Mengucap salam
Evaluasi: Format Evaluasi
Dokumentasi: Dokumentasi kemampuan yang dimiliki peserta ditulis pada buku
kerja masing-masing anggota
23

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI (SHG)
1. PROSES KEPERAWATANA. Kondisi Kelompok :
Pertemuan pertama telah terbentuk kelompok SHG yang bernama “Sayang Anak”. Anggota kelompok ada 8 orang. Anggota adalah kumpulan ibu-ibu yang mempunyai anak dengan gangguan jiwa.Pertemuan kedua ini berada di rumah salah seorang anggota kelompok.
B. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah
C. Tujuan :
Kelompok dapat menetapkan masalahnya dan menemukan cara penyelesaian masalahnya.
D. Intervensi
1. Memahami masalah
2. Cara untuk menyelesaikan masalah
3. Memilih cara pemecahan masalah
4. Melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah
5. Memberikan pujian
2. STRATEGI PELAKSANAANa. ORIENTASI
Salam: Selamat siang teman-teman semuanya, assalammu’alaikum wr wb. Sebelum kita memulai acara kita ini baiknya kita awali dengan doa, berdoa dimulai…………….. Amin……
Evaluasi/validasi: Bagaimana perasaannya hari ini teman-teman? Bagaimana teman-teman apa masih ingat tugas kita pada pertemuan sebelumnya? Benar, kita diminta untuk memikirkan tentang masalah-masalah apa saja yang kita temukan dengan anak kita yang mengalami gangguan jiwa.
24

Kontrak: Baiklah teman hari ini kita akan mendiskusikan tentang masalah apa saja yang sering kita temukan dirumah dengan mempunyai anak gangguan jiwa. Kira – kira akan berapa lama kita akan berdiskusi? Tempatnya diruang tamu ini atau ditaman depan? Baiklah kalau begitu.
b. KERJANah siapa yang pertama nih yang mau mengungkapkan masalah-masalahnya? O…ibu A, silahkan bu…Kalau Ibu B gmn? Jadi Ibu C merasa malu dengan tetangga, bingung bila anak tidak mau minum obat. Terus Ibu D gimana? Benar bu E, saya (Bu F) juga merasakan hal seperti itu takut kalau anak mengamuk dan kita atau anggota keluarga lainnya dilukai. Itu juga Bu G kadang memang dia tiba-tiba tertawa-tawa sendiri atau menangis tanpa sebab. Kalau ibu H gimana dengan pengalamannya di rumah? Jadi memang banyak masalah yang kita hadapi ya ibu-ibu. Ini ada buku kerja yang disampaikan oleh fasilitator kita kemarin, ibu-ibu sekarang tuliskan semua masalahnya masing-masing kedalam lembaran buku ini. Tadi kita semua telah menyampaikan masalah masing-masing, nah untuk pertemuan hari ini masalah yang mana yang akan kita coba diskusikan? Baiklah, jadi kita akan diskusikan masalah anak kita yang kadang malas untuk minum obat. Apakah ada ibu-ibu yang punya pengalaman bagaimana menghadapi anak yang seperti ini? Ya ibu G gimana pengalamannya? Wah bagus ya bu G dapat mengatasi anaknya yang malas minum obat dengan cara menjelaskan kepada anak apa manfaat obat tersebut bagi dirinya. Oh ya bu A gimana? Hebat ya bu A, dengan mendiskusikan bersama anak akibat yang akan terjadi bila dia berhenti minum obat tiba-tiba. Saya juga pernah mengalaminya ibu-ibu, saat itu yang saya lakukan adalah dengan meyakinkan kepadanya bahwa dia tidak akan tinggal lagi di rumah sakit kalau dia tetap minum obat dan obat itu lama-lama bisa dikurangi bila dia mengikuti semua yang disarankan oleh perawatnya dan dokternya. Begitu tadi cara-cara ibu-ibu yang sudah pernah digunakan dan cukup berhasil ya. Cara-cara itu semua bisa ibu-ibu tulis pada buku kerja masing-masing, pada bagian tindakan yang dilakukan untuk masalah tersebut. Sekarang tinggal Ibu C dan ibu-ibu lainnya yang punya masalah sama memilih cara yang dirasa cocok untuk anak masing-masing. O.. jadi bu C memilih cara ibu A dulu untuk dicoba laksanakan ke anaknya. Mungkin Bu A bisa contohkan cara ibu menyampaikan kepada anaknya agar bu C dapat mencobakannya juga.Wah bagus bu A telah mempraktekkan dengan baik sehingga kita semua jadi lebih paham. Bu D mau cara yang digunakan bu G. Silahkan bu G praktekkan. Bagus ya ibu-ibu cara bu G menyampaikan ke anaknya.
25

3. TERMINASI
Evaluasi : Sudah cukup lama kita berbagi pengalaman ya ibu-ibu, gimana perasaannya sekarang setelah diskusi? Jadi apa saja cara yang bisa kita gunakan untuk mengatasi anak yang malas untuk minum obat tadi bu? Ya benar sekali ibu-ibu. Berate kita memang sudah paham semua ya…
Rencana tindak lanjut
Kalau begitu tinggal nanti kita coba dirumah cara yang kita pilih tadi bila kita menemukan masalah yang sama.
Kontrak
Gimana ibu-ibu kapan kita akan kumpul lagi? Dan jam berapa ibu-ibu? Dimana kita kumpul berikutnya bu? Terus masalah mana lagi yang akan kita coba diskusikan penyelesaiannya? Baiklah kalau begitu minggu depan kita bertemu dirumahnya bu D jam 2 untuk membahas tentang anak yang kadang bicara-bicara sendiri dan menangis tanpa sebab.Kita tutup acara kita ini dengan doa ya bu. Berdoa mulai………………. Assalammu’alaikum Wr.Wb.
26

DAFTAR PUSTAKA
Kyrouz & Humphreys (2008). A Review Of Research On The Effectiveness Of Self-Help Mutual Aid Groups dibuka pada http://telosnet.com/review/selfres.html tanggal 14 Februari 2008 Jam 19.00 WIB
Hunt (2004). A Resource Kit for Self Help / Support Groups for People Affeccted by an Eating Disorder dibuka pada http://www.medhelp.org/njgroups/VolunteerGuide.pdf tanggal 14 januari 2008 pada Jam 19.30 WIB
Frisch & Frisch (2006). Psychiatric Mental Health Nursing. Canada: Thomson Delmar Learning.
27