Self Directed Learning

4
Self Directed Learning (SDL) / Belajar mandiri Mei 14, 2008 — zulharman Pengertian SDL bervariasi menurut pendapat beberapa pakar. Knowles (1975, disitasi oleh O’Shea, 2003) mendefinisikan SDL adalah sesuatu proses dimana seseorang memiliki inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, untuk menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber–sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar yang sesuai dan mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. Merriam dan Caffarella (1991) mendefinisikan SDL adalah sesuatu metode belajar di mana pelajar mempunyai tanggung jawab yang utama dalam perencanaan, pelaksanakan dan penilaian hasil belajar. Brockett dan Hiemstra (1991) mengemukakan beberapa pernyataan untuk meluruskan pandangan mengenai SDL yaitu, SDL bersifat kontinuitas, tidak benar SDL mengambarkan suatu proses belajar dalam isolasi, tidak benar SDL menghabiskan lebih banyak waktu daripada kegunaannya, dan tidak benar aktivitas SDL hanya terbatas pada membaca dan menuliS Contoh Penerapan. Beberapa waktu yang lalu saya mendiagnosa kebutuhan belajar saya untuk mencari tahu bagaimana cara melakukan adaptasi terhadap instrumen yang menggunakan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Karena saya sudah butuh harus tahu cara adaptasi ini (kebutuhan untuk thesis), lalu saya menetapakan tujuan belajar saya yaitu, mengetahui cara adaptasi instrumen penelitian dari luar. Kemudian saya menyusun strategi belajar untuk mencapai tujuan belajar tersebut. Saya menentukan sumber belajar yaitu internet untuk mencari literatur yang berhubungan dengan cara adaptasi instrumen penelitian dari bahasa luar. Kemudian saya pelajari dengan seksama beberapa artikel yang saya temukan. Saya lakukan critical appraisal terhadap artikel ini. Akhirnya saya telah mengetahui cara adaptasi instrumen penelitian dari bahasa luar.

Transcript of Self Directed Learning

Page 1: Self Directed Learning

Self Directed Learning (SDL) / Belajar mandiri

Mei 14, 2008 — zulharman

Pengertian SDL bervariasi menurut pendapat beberapa pakar. Knowles (1975, disitasi oleh O’Shea, 2003) mendefinisikan SDL adalah sesuatu proses dimana seseorang memiliki inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, untuk menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber–sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar yang sesuai dan mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. Merriam dan Caffarella (1991) mendefinisikan SDL adalah sesuatu metode belajar di mana pelajar mempunyai tanggung jawab yang utama dalam perencanaan, pelaksanakan dan penilaian hasil belajar.

Brockett dan Hiemstra (1991) mengemukakan beberapa pernyataan untuk meluruskan pandangan mengenai SDL yaitu, SDL bersifat kontinuitas, tidak benar SDL mengambarkan suatu proses belajar dalam isolasi, tidak benar SDL menghabiskan lebih banyak waktu daripada kegunaannya, dan tidak benar aktivitas SDL hanya terbatas pada membaca dan menuliS

Contoh Penerapan.

Beberapa waktu yang lalu saya mendiagnosa kebutuhan belajar saya untuk mencari tahu bagaimana cara melakukan adaptasi terhadap instrumen yang menggunakan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Karena saya sudah butuh harus tahu cara adaptasi ini (kebutuhan untuk thesis), lalu saya menetapakan tujuan belajar saya yaitu, mengetahui cara adaptasi instrumen penelitian dari luar. Kemudian saya menyusun strategi belajar untuk mencapai tujuan belajar tersebut. Saya menentukan sumber belajar yaitu internet untuk mencari literatur yang berhubungan dengan cara adaptasi instrumen penelitian dari bahasa luar. Kemudian saya pelajari dengan seksama beberapa artikel yang saya temukan. Saya lakukan critical appraisal terhadap artikel ini. Akhirnya saya telah mengetahui cara adaptasi instrumen penelitian dari bahasa luar. Langkah akhirnya saya mengevaluasi hasil belajar saya tersebut. Untuk mengevaluasi ini saya butuh teman atau guru agar penilaian benar objektif.

Contoh penerapan dalam tutorial PBL

Belajar mandiri tidak hanya terdapat dalam langkah ke enam dari seven jumps. Belajar mandiri sudah dimulai dari langkah pertama dari seven jumps hingga sampai ke langkah tujuh.

Page 2: Self Directed Learning

Contoh penerapan belajar mandiri dalam pengerjaan skripsi

Mengapa harus Problem based Learning?

Februari 20, 2008 — zulharman

Penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan strategi pendekatan problem based learning (PBL) merupakan sebuah inovasi pendidikan kedokteran yang sedang dikembangkan di Indonesia. Banyak institusi pendidikan yang mengeluhkan penerapan PBL karena memerlukan dana yang besar, sumber daya manusia yang banyak dan manajemen yang komplek. Sebenarnya mengapa sih harus PBL? Penulis juga lama merenunginya tentang latarbelakang PBL dan kelebihannya. Di sini penulis mencoba menganalisanya.

1. Teori yang melandasi PBL ditunjang oleh beberapa teori psikologi pendidikan yang terkenal. Misalnya, Albanese mengungkapkan teori yang melatarbelakangi PBL yaitu information processing theory, cooperative learning theories, self determination theory and control theory (Albanese, 2000). Contoh untuk teori information processing terdiri dari tiga komponen yaitu aktivasi prior knowledge, encoding specificity dan elaboration of knowledge. (Albanese 2000, Schmidt, 1983). Dalam PBL tiga komponen ini dapat dilihat dari kasus yang dapat mengaktifkan prior knowled pelajar, kasus juga berdasarkan situasi nyata yang membuat belajar menjadi kontektual, elaboration yang dapat dilihat dari proses diskusi.

2. Kelebihan PBL :

Problem solving

Belajar mandiri/Self directed learning

Belajar sepanjang hayat

Identifikasi dan evaluasi sumber belajar

Critical thingking

Creative thinking

Belajar dari masalah nyata

Cooperative dan collaborative learning

Peer learning

reflection

Page 3: Self Directed Learning

3. Harden mengenalkan konsep the SPICES model untuk pengembangan kurikulum (Harden et al 1984). Konsep SPICES ini erat hubungannya dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi Setelah penulis mencoba memahami konsep ini, penulis mendapatkan bahwa selain PBL merupakan salah satu komponen dari huruf yang ada di SPICES yaitu huruf P, ternyata PBL ini mempengaruhi huruf- huruf yang lainnya misalnya huruf S (Student Centre Learning), huruf I (Integration), huruf S (systematic), huruf C(tema blok community) dan huruf (E) dengan adanya blok elektif di PBL.

.

Student Centre Learning, maksudnya adalah pelajar yang memegang kontrol dalam pembelajaran. Pelajar harus aktif dan diberikan tanggung jawab untuk menjalani pembelajarannya.

Problem Based Learning, maksudnya pembelajaran bertolak dari problem yang ada dalam kontek nyata.

Integration, maksudnya ada integrasi dalam bidang disiplin ilmu. Contohnya dalam pendidikan dokter yaitu penerapan sistem blok dimana ada integrasi beberapa disiplin ilmu dalam satu blok. Integrasi ini ada horizontal integration dan vertical integration.

Community Based, maksudnya kurikulum sekarang harus berorientasi kepada komunitas. Contohnya kuliah kerja nyata (KKN), Praktek belajar lapangan Community oriented (PBL-COME).

Electives, maksudnya kurikulum harus memberikan pilihan bagi pelajar untuk memilih. Misalnya blok elektif yang disusun dengan tema bermacam-macan dan mahasiswa diberi kebebasan untuk memilih.

Systematic, maksudnya kurikulum dikembangkan secara sistematis. Contohnya dapat dilihat dalam bentuk peta kurikulum yang sistematis, perancangan pengalaman belajar dan konten kurikulum dirancang berdasarkan learning outcome yang terlihat dalam blok blueprint.