Self awareness and johari window (dalam organisasi)

9

Click here to load reader

Transcript of Self awareness and johari window (dalam organisasi)

Page 1: Self awareness and johari window (dalam organisasi)

SELF AWARENESS

Mohamad Faisal Akbar

16 Oktober 2016

Page 2: Self awareness and johari window (dalam organisasi)

keadaan ketika kita membuat diri sendiri sadar tentang emosi yang sedang kita alami dan juga pikiran-pikiran kita mengenai emosi tersebut. 

Page 3: Self awareness and johari window (dalam organisasi)

Menurut John D. Mayer (1990) tiga gaya yang tampil ketika seseorang mengahdapi emosinya

1. Terbebani (Engulfed)

Tipe ini tenggelam dalam emosi-emosinya dan tidak mampu keluar dari situasi ini. Mereka tidak memahami emosinya sendiri sehingga bisa mudah larut terbawa emosi. Akibatnya, mereka tidak banyak berusaha untuk keluar dari kondisi emosi tertentu dan akhirnya tidak mampu mengontrol perilaku emosionalnya.

2. Menerima (Accepting)

Orang-orang ini sebenarnya menyadari emosi apa yang mereka rasakan namun cenderung menerima begitu saja emosi yang sedang terjadi dan tidak mencoba memahami emosi tersebut lebih jauh. Pada akhirnya mereka tidak berusaha untuk beradaptasi dengan emosi yang muncul.

3. Sadar diri (Self-aware)

Orang-orang dengan gaya ini menyadari dan memahami emosi yang terjadi pada dirinya. Mereka mengetahui batas-batas norma yang perlu dijaga dan berpikir untuk mengelola emosi yang dirasakan agar perilakunya masih berada dalam ambang batas tersebut. Pada waktu merasakan emosi positif, orang-orang yang sadar diri mampu menunjukkan kegembiraannya dengan sesuai dan bisa mempertahankan perasaan menyenangkan dari emosi itu untuk beberapa lama. Di lain pihak, ketika mengalami emosi negatif, mereka tidak terlalu terobsesi dengan hal yang memicu emosi tersebut dan bisa segera keluar dari perasaan tidak nyaman.

Page 4: Self awareness and johari window (dalam organisasi)

I MessageI messagemenyadarkan Anda bahwa kendali dari permasalahan yang terjadi ada di tangan Anda. Anda yang merasakan sebuah emosi, Anda yang menyatakan, dan Anda yang memiliki kendali

untuk mengubah keadaan.

Contoh:

• “Saya merasa perilaku Anda sama sekali tidak menghargai kerja keras saya”

• “Saya kecewa dengan keputusan yang kamu buat”.

Page 5: Self awareness and johari window (dalam organisasi)

Show Your Color!• WarnaAnda bisa menggunakannya dalam berpakaian, tinta alat tulis, warna font di komputer, dan sebagainya.

warna kuning untuk emosi senang, biru untuk sedih, merah untuk marah, dan lain lain.

• Skalamemberi gambaran yang cukup terukur kira-kira seberapa kuat intensitas emosi yang Anda alami. Jika Anda bisa mengatakan bahwa kesedihan Anda berskala 50:50, maka tidak ada alasan bagi Anda untuk berlarut-larut dalam kesedihan itu.

“Saya cukup merasa bahagia, kira-kira 80 dari 100 lah”

• AnalogiAnalogi ini juga bisa digunakan sebagai pengukur intensitas emosi Anda.

“Kalau saya ini gunung, saya sudah mau meletus!”

Page 6: Self awareness and johari window (dalam organisasi)

Menuliskan kebutuhan yang tidak terpenuhi

Hal ini ditujukan untuk menjelaskan kepada diri sendiri alasan dari emosi yang sedang Anda rasakan. Semakin banyak kebutuhan/keinginan yang Anda tuliskan, maka Anda akan semakin menyadari keadaan emosi diri.

Contoh: ketika Anda marah pada saat staf Anda tidak ikut memikul beban kerja yang sama, Anda bisa menuliskan “Saya ingin dia ikut lembur ketika saya lembur”

Page 7: Self awareness and johari window (dalam organisasi)

Menuliskan yang ingin dilakukan

Setelah Anda menyadari emosi-emosi yang sedang dialami, langkah selanjutnya adalah menentukan hal apa yang ingin Anda lakukan selanjutnya terkait dengan emosi tersebut.

Pada contoh Anda marah pada staf yang malas-malasan tadi,  Anda bisa menuliskan “Saya ingin memotong gajinya kalau pulang lebih cepat lagi” atau “Saya akan langsung

menegurnya jika ia menolak penugasan”.

Dengan menuliskan hal yang ingin dilakukan, Anda memberikan kesempatan bagi otak untuk kembali berpikir: apakah hal-hal tersebut sudah sesuai dan tidak menyalahi norma yang berlaku.

Page 8: Self awareness and johari window (dalam organisasi)

JOHARI WINDOWJoseph Luft dan Harrington Ingham, mengembangkan konsep Johari Window sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan sebagai sebuah jendela. Jendela tersebut terdiri dari matrik 4 sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut adalah open (daerah public), blind (daerah buta), hidden (daerah tersembunyi), dan unknown (daerah yang tidak disadari).

  Known to Self Not Known to Self

Known to Others

 Open

 Blind

 

Not known to Others

 Hidden

 

 Unknown

Page 9: Self awareness and johari window (dalam organisasi)

1.OpenDiketahui oleh kita dan orang lain. Informasi, tingkah laku, sikap, perasaan, hasrat, motivasi, dan ide. Tapi kita terbiasa membuka diri kita kepada beberapa orang saja, dan kepada orang yang lain kita cenderung menutup diri. Padahal terbuka itu dibutuhkan dalam komunikasi.

2. BlindSeluruh hal mengenai diri kita yang orang lain ketahui namun cenderung kita abaikan. Mulai dari kebiasaan sepele sampai penting, seperti bagaimana kita memiliki ekspresi yang meluap-luap, kebiasaan memegang hidung saat marah, dan sebagainya.

3. HiddenSegala hal yang kita ketahui tentang diri kita namun merupakan rahasia bagi orang lain. Termasuk segala hal yang tidak ingin kita tunjukkan. Dengan tidak berbagi mengenai hidden area, biasanya akan menjadi penghambat dalam berhubungan. Hal ini akan membuat orang lain miskomunikasi tentang kita,  yang kalau dalam hubungan kerja akan mengurangi tingkat kepercayaan orang. Ada hal-hal atau bagian yang saya sendiri tahu, tetapi orang lain tidak. Hal ini sering teramati, ketika seseorang menjelaskan mengenai keadaan hubungannya dengan seseorang.

4. Unknowninformasi yang orang lain dan juga kita tidak mengetahuinya. Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu akan diri kita bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan. Misalnya ketika pertama kali seneng sama orang lain selain anggota keluarga kita. Kita tidak pernah bisa mengatakan perasaan “cinta”.