Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit

33
SELEKSI DAN PERENCANAAN OBAT DI RUMAH SAKIT I. Pendahuluan Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Pelayanan farmasi juga merupakan revenue center rumah sakit, maka masalah perbekalan farmasi sebaiknya dikelola secara cermat dan penuh tanggung jawab sehingga pendapatan rumah sakit dapat terkontrol dengan baik (Maimun, 2008). Pengelolaan obat di rumah sakit merupakan aspek manajemen yang penting, karena ketidakefisiensinya akan memberikan dampak negatif bagi rumah sakit baik secara medis maupun ekonomis. Untuk menghindari terjadinya permasalahan yang berkaitan dengan ketersediaan obat-obatan maka unit pelayanan kesehatan dituntut untuk membuat manajemen obat yang sistematis sebagaimana dijelaskan dalam drug management cycle. Langkah awal dalam pengelolaan obat sebelum dilakukan pengadaan ialah tahapan seleksi, dan perencanaan obat. Kedua tahapan tersebut dilakukan untuk mendukung pengadaan obat yang tepat bagi rumah sakit. II. Tinjauan Pustaka

Transcript of Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit

SELEKSI DAN PERENCANAAN OBAT DI RUMAH SAKIT

I. PendahuluanPelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Pelayanan farmasi juga merupakan revenue center rumah sakit, maka masalah perbekalan farmasi sebaiknya dikelola secara cermat dan penuh tanggung jawab sehingga pendapatan rumah sakit dapat terkontrol dengan baik (Maimun, 2008). Pengelolaan obat di rumah sakit merupakan aspek manajemen yang penting, karena ketidakefisiensinya akan memberikan dampak negatif bagi rumah sakit baik secara medis maupun ekonomis. Untuk menghindari terjadinya permasalahan yang berkaitan dengan ketersediaan obat-obatan maka unit pelayanan kesehatan dituntut untuk membuat manajemen obat yang sistematis sebagaimana dijelaskan dalam drug management cycle. Langkah awal dalam pengelolaan obat sebelum dilakukan pengadaan ialah tahapan seleksi, dan perencanaan obat. Kedua tahapan tersebut dilakukan untuk mendukung pengadaan obat yang tepat bagi rumah sakit.II. Tinjauan PustakaMenurut Hassan (1981) farmasi rumah sakit merupakan bagian atau pelayanan di rumah sakit yang dipimpin oleh seorang profesional apoteker dengan suatu kualifikasi tertentu secara resmi. Mengingat peran, tugas dan nilai barang, serta akibat yang akan timbul pada pasien, maka farmasi rumah sakit harus dikelola oleh orang yang mempunyai kemampuan tinggi dalam hal manajerial dan profesional di profesinya. Pada kesempatan ini yang akan dibahas adalah khusus mengenai manajemen dan dasar utama yang digunakan dalam hal manajemen obat adalah Drug Management Cycle (Pudjaningsing, 2006). Drug management cycle merupakan suatu siklus yang tidak berputus pada suatu rumah sakit. Dimulai dari pemilihat obat, kemudian perencanaan jumlah obat yang akan diadakan, pengadaan, penyimpanan, distribusi, dan penggunaan, sampai kembali lagi ke seleksi obat.Pengelolaan obat di RS meliputi tahap-tahap perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian serta penggunaan yang saling terkait satu sama lainnya, sehingga harus terkoordinasi dengan baik agar masing-masing dapat berfungsi secara optimal. Ketidakterkaitan antara masing-masing tahap akan mengakibatkan tidak efisiennya sistem suplai dan penggunaan obat yang ada (Maimun, 2008).

Gambar 1. Drug management cycleManagement support yang terdiri dari manajemen organisasi, finansial, sumber daya manusia dan sistem informasi merupakan hal yang sangat penting diperhatikan karena akan mendukung pelaksanaan tahapan pengelolaan obat yang meliputi tahap-tahap selection, procurement, distribution dan use. Selection adalah tahapan pemilihan obat yang akan dipakai di rumah sakit yang nanti akan berakhir dengan dibuatnya formularium (Pudjaningsing, 2006).Berdasarkan Kepmenkes No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, formularium adalah himpunan obat yang diterima/disetujui oleh Panitia Farmasi dan Terapi untuk digunakan di rumah sakit dan dapat direvisi pada setiap batas waktu yang ditentukan. Penyusunan formularium rumah sakit merupakan tugas PFT. Adanya formularium diharapkan dapat menjadi pegangan para dokter staf medis fungsional dalam memberi pelayanan kepada pasien sehingga tercapai penggunaan obat yang efektif dan efisien serta mempermudah upaya menata manajemen kefarmasian di rumah sakit.1. Seleksi ObatSeleksi obat dilakukan oleh oleh panitia farmasi dan terapi (PFT) dengan menyusun suatu daftar obat dan alat kesehatan yang akan digunakan di rumah sakit sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit. Setelah dilakukan seleksi, maka pengadaan obat dimulai dengan perencanaan obat (Maimun, 2008).Seleksi obat adalah suatu proses untuk menetukan jenis obat yang benar-benar diperlukan yang sesuai dengan pola penyakit. Dasar seleksi kebutuhan obat meliputi :a. Obat dipilih berdasarkan seleksi ilmiah, medis, dan statistik yang memberikan efek terapi jauh lebih baik disbanding resiko efek samping yang ditimbulkan.b. Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin untuk menghindari duplikasi dan kesamaan jenis. Apabila jumlah obat dengan indikasi sama dalam jumlah banyak, maka kita memilih berdasarkan drug of choice dari penyakit yang prevalensinya tinggi.c. Jika ada obat baru, harus ada bukti yang spesifik untuk terapi yang lebih baik.d. Menghindari penggunaan obat kombinasi, kecuali jika obat kombinasi tersebut mempunyai efek yang lebih baik daripada apabila digunakan secara tunggal.

Gambar 2. Seleksi Obat dalam Penyusunan Formularium

2. Perencanaan ObatPerencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan obat. Metode yang dapat digunakan yaitu: metode konsumsi dan metode epidemiologi. Pedoman perencanaan obat untuk rumah sakit yaitu DOEN, Formularium Rumah Sakit, Standar Terapi Rumah Sakit, ketentuan setempat yang berlaku, data catatan medis, anggaran yang tersedia, penetapan prioritas, siklus penyakit, sisa persediaan, data pemakaian periode yang lalu, atau dari rencana pengembangan.Perencanaan dilakukan untuk menetapkan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar. Tahap-tahap yang dilalui dalam proses perencanaan obat adalah:a. Tahap pemilihan obat, dimana pemilihan obat didasarkan pada Obat Generik terutama yang tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), dengan harga berpedoman pada penetapan Menteri.b. Tahap kompilasi pemakaian obat, untuk memperoleh informasi:1) Pemakaian tiap jenis obat pada masing-masing unit pelayanan kesehatan/puskesmas pertahun.2) Persentase pemakaian tiap jenis obat terhadap total pemakaian setahun seluruh unit pelayanan kesehatan/puskesmas.3) Pemakaian rata-rata untuk setiap jenis obat untuk tingkat Kab/Kota secara periodik.c. Tahap perhitungan kebutuhan obat, dilakukan dengan:1) Metode konsumsi adalah metode yang didasarkan atas analisa data konsumsi obat tahun sebelumnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengumpulan dan pengolahan data, analisa data untuk informasi dan evaluasi, perhitungan perkiraan kebutuhan obat dan penyesuaian jumlah kebutuhan obat dengan alokasi dana. Rumus yang digunakan adalah:

A = ( B + C + D ) - E

A = Rencana pengadaanB = Pemakaian rata-rata x 12 bulanC = Stok Pengaman 10% - 20%D = Waktu tunggu 3 6 bulanE = Sisa stokKeunggulan metode konsumsi adalah data yang diperoleh akurat, metode paling mudah, tidak memerlukan data penyakit maupun standar pengobatan. jika data konsumsi lengkap pola penulisan tidak berubah dan kebutuhan relatif konstan maka kemungkinan kekurangan atau kelebihan obat sangat kecil. Kekurangannya antara lain tidak dapat untuk mengkaji penggunaan obat dalam perbaikan penulisan resep, kekurangan dan kelebihan obat sulit diandalkan, tidak memerlukan pencatatan data morbiditas yang baik.2) Metode Morbiditas / Metode Epidemologiadalah perhitungan kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit. Langkah-langkah perhitungan metode morbiditas adalah:a) Menetapkan pola morbiditas penyakit berdasarkan kelompok umur penyakit.b) Menyiapkan data populasi penduduk.c) Menyediakan data masing-masing penyakit/tahun untuk seluruh populasi pada kelompok umur yang ada.d) Menghitung frekuensi kejadian masing-masing penyakit/tahun untuk seluruh populasi pada kelompok umur yang ada.e) Menghitung jenis, jumlah, dosis, frekuensi dan lama pemberian obat menggunakan pedoman pengobatan yang ada.f) Menghitung jumlah yang harus diadakan untuk tahun anggaran yang akan datang.Keunggulan metode epidemiologi adalah perkiraan kebutuhan mendekati kebenaran, standar pengobatan mendukung usaha memperbaiki pola penggunaan obat. Sedangkan kekurangannya antara lain membutuhkan waktu dan tenaga yang terampil, data penyakit sulit diperoleh secara pasti, diperlukan pencatatan dan pelaporan yang baik. d. Tahap proyeksi kebutuhan obat, dengan kegiatan-kegiatan:1) Menetapkan perkiraan stok akhir periode yang akan datang, dengan mengalikan waktu tunggu dengan estimasi pemakaian rata-rata/bulan ditambah stok pengaman.2) Menghitung perkiraan kebutuhan pengadaan obat periode tahun yang akan datang, dengan rumus:

a = b + c + d - e - fa = perkiraan kebutuhan pengadaan obat tahun yang akan datang.b = kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan untuk sisa periode berjalan (sesuai tahun anggaran yang bersangkutan).c = kebutuhan obat untuk tahun yang akan datang.d = perkiraan stok akhir tahun (waktu tunggu dan stok pengaman).e = stok awal periode berjalan atau sisa stok per 31 Desember tahun sebelumnya di unit pengelola obat.f = rencana penerimaan obat pada periode berjalan (Jan s.d Des).3) Menghitung perkiraan anggaran untuk total kebutuhan obat dengan melakukan analisis ABC-VEN, menyusun prioritas kebutuhan dan penyesuaian kebutuhan dengan anggaran yang tersedia.4) Pengalokasian kebutuhan obat berdasarkan sumber anggaran dengan melakukan kegiatan: menetapkan kebutuhan anggaran untuk masing-masing obat berdasarkan sumber anggaran; menghitung persentase anggaran masing-masing obat terhadap total anggaran dan semua sumber.5) Mengisi lembar kerja perencanaan pengadaan obat, dengan menggunakan formulir lembar kerja perencanaan pengadaan obat.e. Tahap penyesuaian rencana pengadaan obat Dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai jumlah rencana pengadaan, skala prioritas masing-masing jenis obat dan jumlah kemasan, untuk rencana pengadaan obat tahun yang akan datang. Beberapa teknik manajemen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan dana dalam perencanaan kebutuhan obat adalah dengan cara:1) Analisa ABC dilakukan dengan mengelompokkan item obat berdasarkan kebutuhan dananya yaitu:a) Kelompok A: kelompok obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 70% dari jumlah dana obat keseluruhan.b) Kelompok B: kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 20%.c) Kelompok C: kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 10% dari jumlah dana obat keseluruhan.Langkah-langkah menentukan kelompok A, B dan C:a) Hitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk masing-masing obat dengan cara kuantum obat x harga obat.b) Tentukan rankingnya mulai dari dana terbesar sampai terkecil.c) Hitung persentasenya terhadap total dana yang dibutuhkan.d) Hitung kumulasi persennya.e) Obat kelompok A termasuk dalam kumulasi 70%.f) Obat kelompok B termasuk dalam kumulasi > 70% s/d 90%.g) Obat kelompok C termasuk dalam kumulasi > 90% s.d 100%.1) Analisa VEN dilakukan dengan mengelompokkan obat yang didasarkan kepada dampak tiap jenis obat pada kesehatan, yaitu:a) Kelompok V: kelompok obat yang vital antara lain: obat penyelamat, obat untuk pelayanaan kesehatan pokok, obat untuk mengatasi penyakit-penyakit penyebab kematian terbesar.b) Kelompok E: kelompok obat yang bekerja kausal yaitu obat yang bekerja pada sumber penyebab penyakit.c) Kelompok N: kelompok obat penunjang yaitu obat yang kerjanya ringan dan biasa dipergunakan untuk menimbulkan kenyamanan atau untuk mengatasi keluhan ringan.Langkah-langkah menentukan VEN : menyusun kriteria menentukan VEN, menyediakan data pola penyakit, dan merujuk pada pedoman pengobatan (Dhendianto, 2010).Jenis-jenis metode perencanaan dalam pengadaaan obat: a. Metode Konsumsi Merupakan suatu metode perencanaan obat berdasarkan pada kebutuhan riil obat pada periode lalu dengan penyesuaian dan koreksi berdasarkan pada penggunaan obat tahun sebelumnya. Cara perhitungannya : 1) Hitung pemakaian tiap jenis obat dalam periode lalu2) Koreksi hasil pemakaian tiap obat periode lalu terhadap kecelakaan dan kehilangan obat3) Koreksi langkah sebelumnya (koreksi hasil pemakaian tiap jenis obat dalam periode lalu terhadap kecelakaan dan kehilangan obat) terhadap stock out4) Lakukan penyesuaian terhadap kesepakatan langkah a dan b5) Hitung periode yang akan datang untuk tiap jenis obatatau :

Rencana kebutuhan obat tahun ini = jumlah pemakaian tahun lalu + stok kosong + kebutuhan lead time + safety stock sisa stok tahun lalu

Tabel 1. Keunggulaan dan Kelemahan Metode KonsumsiKeunggulanKelemahan

Mudah dilakukan, data akurat Tidak butuh data penyakit, standar terapi Memakan waktu lebih banyak Aspek medik pemakaian obattidak dapat dipantau

b. Metode EpidemiologiMerupakan metode berdasarkan pada pola penyakit yang ada dan didasarkan pada penyakit yang ada di rumah sakit atau yang paling sering muncul di masyarakat. Metode ini paling banyak digunakan di rumah sakit. Tahap-tahap yang diperlukan antara lain menentukan jumlah penduduk yang akan dilayani, menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan frekuensi penyakit, menyediakan standar pengobatan yang digunakan untuk perencanaan dan menghitung perkiraan kebutuhan obat dan penyesuaian kebutuhan obat dengan alokasi dana. Perencanaan dengan metode epidemiologi ini lebih ideal, namun prasyaratnya lebih sulit untuk dipenuhi. Tabel 2. Keunggulaan dan Kelemahan Metode EpidemiologiKeunggulanKelemahan

Perkiraan kebutuhan mendekati kebenaran standar pengobatan mendukung usaha memperbaiki pola penggunaan obat

membutuhkan waktu dan tenaga terampil data penyakit sulit diperoleh secara pasti perlu pencatatan dan pelaporan yang baik

c. Metode kombinasi Merupakan suatu metode perencanaan obat berdasarkan kombinasi antara metode konsumsi dan metode epidemiologi.Beberapa faktor untuk perencanaan antara lain : Sasaran sasaran Tindakan tindakan Sumber sumber daya yang diperlukan ImplementasiSecara tipikal rencana sederhana dibagi dalam :1. Perencanaan jangka pendek2. Perencanaan jangka menengah3. Perencanaan jangka panjangPeriode jangka pendek, menengah atau panjang ini yang tercakup oleh perencanaan tergantung pada sifat sasaran/target yang kita tuju dalam waktu yang diperlukan untuk menyelesaikannya.a. Perencanaan jangka pendek biasanya dilakukan oleh pelaksana, misalnya renovasi sebuah kamar ditargetkan 1 minggu maka diharapkan di dalam waktu 1 minggu itu sudah bisa diselesaikan penggantian wallpaper, penggantian keramik kamar mandi, pembersihan lantai dan sebagainya.b. Perencanaan jangka menengah paling banyak dilakukan oleh manajer manajer di rumah sakit yaitu perencanaan 1 tahun. Misalnya : mulai 1 April 31 Maret tahun berikutnya atau ada juga yang memulai

I. STUDI KASUS4. Kasus 1Skripsi oleh Arvianti pada tahun 2008, dengan judul Analisis Perencanaan Obat Berdasarkan ABC-Indeks Kritis Serta Evaluasi Pengadaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Wates Tahun 2004-2006. Didapatkan data selama 3 tahun berturut selama periode 2004-2006. Kemudian data yang didapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perencanaan pengadaan obat pada tahun 2007.a. Analisa Kasus1) SeleksiData pemakaian obat pada periode 2004-2006 dianalisis menggunakan metode ABC (Nilai pakai dan Nilai investasi) :a) Nilai Pakai ABCDiambil seluruh populasi item obat yang digunakan pada tahun 2004-2006. Pada penelitian ini, yang diteliti adalah item obat sebanyak 711 item, sedangkan alat kesehatan tidak dihitung.Pemakaian obat dihitung per tahun, kemudian dikalikan dengan harga satuan masing-masing obat, lalu diurutkan dari pemakaian tertinggi sampai terendah. Kemudian dikelompokkan menjaid klasifikasi ANP, BNP, dan CNP. Klasifikasi ANP meliputi item obat dengan pemakaian sebesar 70%, BNP meliputi 20% pemakaian dan klasifikasi CNP menunjukkan item obat dengan nilai pemakaian sebesar 10%.

Tabel 3. Pengelompokan obat berdasarkan analisis ABC nilai pakai tahun 2004KelompokJumlah Item obatPersentase (%)Jumlah Pemakaian (Rp)Persentase (%)

ANP6511,782. 796.398.186,0069,97

BNP12121,92817.572.122,0020,46

CNP36666,30382.553.027,009,57

Total5521003.996.523.335,00100

Tabel 4. Pengelompokan obat berdasarkan analisi ABC nilai pakai tahun 2005KelompokJumlah Item obatPersentase (%)Jumlah Pemakaian (Rp)Persentase (%)

ANP7211,753.659.241.423,0070,27

BNP13722,351.102.559.246,0021,17

CNP40465,90445.724.757,008,56

Total6131005.207.525.426,00100

Tabel 5. Pengelompokan obat berdasarkan analisi ABC nilai pakai tahun 2006KelompokJumlah Item obatPersentase (%)Jumlah Pemakaian (Rp)Persentase (%)

ANP7410,963.993.940.564,0070,44

BNP12117,931.136.018.875,0020,04

CNP48071,11539.928.718,009,52

Total6751005.669.888.157,00100

b) Nilai Investasi ABCDiambil seluruh populasi item obat yang digunakan pada tahun 2004-2006. Pada penelitian ini, yang diteliti adalah item obat sebanyak 711 item, sedangkan alat kesehatan tidak dihitung.Menghitung jumlah penggunaan obat dan stok akhir, dikalikan dengan harga satuan obat, kemudian disusun urutan tertinggi sampai terendah. Kemudian dikelompokkan menjaid klasifikasi ANI, BNI, dan CNI. Klasifikasi ANI meliputi item obat dengan pemakaian sebesar 70%, BNI meliputi 20% pemakaian dan klasifikasi CNI menunjukkan item obat dengan nilai pemakaian sebesar 10%.Tabel 6. Pengelompokan obat berdasarkan analisi ABC nilai investasi tahun 2004KelompokJumlah Item obatPersentase (%)Jumlah Pemakaian (Rp)Persentase (%)

ANI7012,683.225.708.20570,35

BNI12823,19921.329.95820,09

CNI35464,13437.874.1999,56

Total5521004.584.912.362100

Tabel 7. Pengelompokan obat berdasarkan analisi ABC nilai investasi tahun 2005KelompokJumlah Item obatPersentase (%)Jumlah Pemakaian (Rp)Persentase (%)

ANI8113,214.143.342.09670,32

BNI13522,021.186.000.35020,13

CNI39764,76561.075.0019,55

Total6131005.892.417.457100

Tabel 8. Pengelompokan obat berdasarkan analisi ABC nilai investasi tahun 2006KelompokJumlah Item obatPersentase (%)Jumlah Pemakaian (Rp)Persentase (%)

ANI8011,854.584.188.67170,47

BNI13620,151.298.291.60919,96

CNI45968,00621.827.0649,57

Total6751006.504.807.244100

c) Nilai KritisSampel yang diambil adalah obat-obat yang masuk dalam kelas A nilai pakai dan nilai investasi (ANP dan ANI). Karena jumlah obat yang masuk dalam kelas ANP dan ANI cukup banyak, dan adanya beberapa perbedaan obat yang masuk ke dalam kelas tersebut selama tauhn 2004-2006, maka digunakan kriteria inklusi berikut, sampel adalah item obat yang masuk ke dalam kelas ANP dan ANI peling tidak selama 2 tahun pada periode 2004-2006. Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel yang diambil sebanyak 81 item obat.Obat yang termabil sebanyak 81 item obat disusun membentuk kuesioner untuk menetapkan obat masuk ke dalam kategori vital, esensial, dan non esensial.Hasilnya dari 81 item obat, 15 obat termasuk kelas vital (18,52%), 60 obat merupakan obat esensial (74,07%), dan obat merupakan nonesensial (7,41%).

d) Nilai Indeks Kritis (NIK)Setelah mengklasifikasikan obat-obat kedalam kelas A,B dan C berdasarkan nilai pakai dan nilai investasi, dan mengelompokkan obat ke dalam klasifikasi vital, esensial, dan nonesensial, maka selanjutnya dapat ditentukan nilai indeks kritis obat dengan menggunakan rumus :NIK = nilai pakai + nilai investasi + (2x nilai kritis)Adapun penilaian sebagai berikut :1) Nilai Pakai (NP) dan Nilai Investasi (NI)A = 3, B = 2, C= 12) Nilai Kritis (NK)V = 3, E = 2, N = 1

Tabel 9. Pengelompokan Obat Dengan Analisis ABC Indeks Kritis tahun 2004-2006

Pada kasus 1 tidak dilakukan rencana pengadaan karena tidak diketahui total anggaran yang dibutuhkan serta pemakaian tiap bulan untuk setiap item obat.5. Kasus 2Dari data diketahui penggunaan obat pada bulan Januari-Maret 2010, kemudian dilakukan analisis kebutuhan obat untuk bulan November 2010 di Rumah Sakit MP.a. SeleksiSeleksi obat dilakukan oleh Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) dengan menyusun suatu daftar obat dan alat kesehatan yang akan digunakan di rumah sakit sebagai bagian pelayanan rumah sakit. Pada studi kasus ini kelompok 1 tidak melakukan seleksi obat karena keterbatasan yang ada. Data yang digunakan pada kasus ini merupakan data dari Rumah Sakit MP, dari data didapatkan pola pengggunaan obat pada bulan Januari-Maret 2010 (Tabel 10). Data ini selanjutnya digunakan untuk memproyeksikan kebutuhan obat-obatan pada bulan November 2010. Tabel 10. Penggunaan Obat Tahun 2007NoNama ObatJumlah PemakaianRata-rata

JanFebMar

1KETOROLAC 3% 297128142

2METHYLPREDNISOLON INJ 125MG1114414444657

3RANITIDIN INJ1813328389843

4BROAD CED INJ 1 GRM80706070

5CEFTRIAXONE 1GR INJ39251030121305

6CEFTAZIDIM INJ 1GR17467145129

7Metronidazol INFUS1020910643

8TAXEGRAM INJ 1 GRM80706070

9MEROPENEM 1GR INJ5306032

10ONDANCETRON 4MG INJ180110100130

11LANSOPRAZOLE539333291

12CEFOTAXIME 1GR INJ500250135295

13AZITROMYCIN 500MG25422531

14FUROSEMIDE INJ 1679064107

15MEROPENEM 0,5GR INJ354426

16RANITIDIN TAB23148176186

17METHYLPREDNISOLON97758084

18OPINACEA TAB300320340320

19LEVOFLOXACIN INFUS 100ML328037

20CERNEVIT INJ 20222422

21Ciprofloxacin Infus 17659

22AMINOPHYLLIN INJ17121816

23AMOXYCYLLIN 500MG68323645

24CEFADROXIL 500MG130964590

25ISDN 5 MG293203207234

26AMLODIPIN 10MG533429

27AMLODIPIN 5MG758010085

28DEXAMETHASONE INJ18121013

29ASAM TRANEKSAMAT 500MG INJ255025

30KETOROLAC 1% NJ214622

31ASAM MEFENAMAT 500MG1221076498

32PHYTOMENADION INJ41391833

33CLINDAMISIN 300MG36342431

34ATROPIN 1ML INJ 564

35ALKOHOL 70% 100ML708236

36AVITER40605652

37ASAM TRANEKSAMAT 500MG51057

38TRAMADOL 50MG75504657

39PARACETAMOL 500MG1813512

40PROPILTIOURASIL3081016

41Antasida Doen SYR300180160213

42METFORMIN 500MG100153249

43ALPRAZOLAM 0.5MG4013

44GENTAMISIN INJ 1001037

45CIPROFLOXACIN 500 MG20865955

46KETOKONAZOL59252035

47CEFADROXIL SYR 125MG77453753

48SIMVASTATIN 10MG 14011853

49MELOXICAM 7,5MG4181427

50ZEGAVIT150180200177

51DIGOKSIN 0,25MG 55572044

52RIFAMPICIN 450MG10847

53Miconazole cream200120107

54CAPTOPRIL 25MG 65382743

55NIFEDIPIN 10MG3273433

56GLISODIN CAP701008083

57CARBAMAZEPIN 200MG23131316

58DILTIAZEM23261521

59KETOKONAZOL CREAM 2%176504289

60CAPTOPRIL 12.5MG 50264540

61MELOXICAM 15MG252511

62HYDROCORTISON CR 2,5%9619296128

63GLIMEPIRIDE 1MG155022

64PARACETAMOL SYR18015590142

65CALSIUM LAKTAT8245

66ACYCLOVIR 400MG15358

67POVIDON IODIN 60ML16956

68ALPRZOLAM 1MG83

69INH 300mg3323

70DEKSTROMETORFAN 60ML2602040107

71FUROSEMIDE TAB40452035

72Omeprazole4013

73Phytomenadion 8445

74VERAPAMIL 854

75AMITRIPTILIN 25MG18191216

76ERITROMICIN 250MG3454

77LEVOFLOXACIN 500MG83107

78DOKSISIKLIN 100 MG15749

79ALOPURINOL 100MG 10234225

80PREDNISONE5545

81ANTIHEMOROID SUPP22229

82PYRAZINAMIDE 500MG1979

83VITAMIN-B COMPLEX1166

84CTM10101010

85NATRIUM DICLOFENAC 50MG4415

86DIPHENHYDRAMINE INJ6545

87GLIBENCLAMIDE14201015

88SPIRAMYCIN 500MG4555

89OBH 100ML 1489581

90DEXAMETHASONE TAB1824

91KETOPROFEN INJ2125

92HALOPERIDOL 5 MG1456

93ALLOPURINOL 300MG3354

94GEMFIBROZIL 300MG1533

95FERO SULFAT823

96Salbutamol 2mg25202423

97VITAMIN B1 TAB 50MG584

98IBUPROPEN 400MG1151510

99DEKSTROMETORFAN 15MG131

100TRIHEKSIFENIDIL 2MG8103016

101OFLOXACIN 400MG62

102KETOROLAC 10MG221

103PIRIDOXIN 10MG196

104GENTAMYCIN EYE DROP5017

105Piroksikam 10mg111138

106Antasida Doen1142

107PARACETAMOL DROP2010512

108HALOPERIDOL 1.5MG8687

109AMOXILLIN SYR5202316

110ACYCLOVIR CREAM 5GR371016

111BETAMETASON CREAM5017

112HALOPERIDOL 0.5MG9366

113KETOPROFEN 100MG31

114SALBUTAMOL 4MG5354

115CLONIDINE522

116Propanolol 40mg564

117Vit. C 50MG TAB131

118Metronidazol 500MG52

119CLINDAMISIN 150MG221

120PHENOBARBITAL 30MG 121

121PIROKSIKAM 20MG232

b. PerencanaanPerencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan obat. Pada kasus ini metode yang digunakan untuk perencaaan obat adalah metode konsumsi karena perencanaan ini berdasarkan kebutuhan riil obat pada periode lalu. Metode epidemiologi tidak dapat diaplikasikan karena keterbatasan data yang dimiliki.Cara perhitungan kebutuhan untuk bulan November adalah sebagai berikut ;1) Hitung pemakaian obat pada bulan Januari-Maret kemudian diambil rerata (CA)2) Menentukan Lead Time (T)3) Menghitung Safety Stock (SS) setiap item obat (T/Bulan x CA)4) Menghitung sisa stock pada periode lalu5) Menghitung total kebutuhan (CT) sebagai berikut :CT = (CaxT)+SS-Sisa StockHasil perhitungan total kebutuhan obat pada bulan November dapat dilihat pada Lampiran 1. Sebagai contoh adalah perencaaan kebutuhan obat Ketorolac 3%. Dari data didapatkan rata-rata pemakaian adalah sebanyak 142. Data yang ada kemudian dianalisis menggunakan metode ABC dan VEN untuk mengetahui prioritas pengadaan obat pada bulan November 2010.Analisis dengan metode Pareto bertujuan untuk mengetahui penyerapan anggaran oleh setiap item obat. Langkah metode ini adalah dengan menghitung pemakaian rata-rata obat selama 3 bulan, kemudian dikalikan dengan harga satuan masing-masing obat, lalu diurutkan dari pemakaian tertinggi sampai terendah. Kemudian dikelompokkan menjadi klasifikasi A, B, dan C. Klasifikasi A meliputi item obat dengan pemakaian sebesar 70%, B meliputi 20% pemakaian dan klasifikasi C menunjukkan item obat dengan nilai pemakaian sebesar 10%. Selain analisis Pareto, juga dilakukan analisis VEN untuk setiap item obat.Analisis VEN tidak dilakukan karena dari pihak Rumah Sakit telah menetapkan nilai kekritisan dari tiap item obat. Setelah dilakukan analisis tersebut maka kita dapat mengetahui jenis item obat mana yang menjadi prioritas pengadaan ((Lampiran 2).

DAFTAR PUSTAKADhendianto. 2010. Pengadaan Alat Kesehatan. Ditama Binbangkum. Jakarta.Lidya, A., 2009, Perencanaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Tembakau Deli Medan Tahun 2008, Skripsi, Universitas Sumatra Utara, Medan.MENKES. 2006. Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.Quick,J, 1997, The Selection, Distribution and use of pharmaceuticals. In Managing Drug Supply. Second Edition. Kumarian Press Book on International Development.Pudjaningsih, D. & B. Santoso. 2006. Pengembangan Indikator Efisiensi Pengelolaan Obat Di Farmasi Rumah Sakit. Logika, Vol. 3, No. 1. Yogyakarta.

Sheet1NoNama ObatNilai PakaiNilai investasiNilai KritisNIKKategori1Actrapid HM Penfil33312AIK2Adalat OROS332.7511.5AIK3Amicillin 1 gram inj332.2510.5AIK4Amoxan 1 gram inj332.2510.5AIK5Amoxicillin332.2510.5AIK6Asam Askorbat3318BIK7Asam Folat331.79.4BIK8Aspilet332.1710.34AIK9Assering 500 cc33210AIK10Bactesyn 1,5 gram inj332.511AIK11Berotec 200 mcg33312AIK12Brainact 250 mg inj332.811.6AIK13Brainact 500 mg332.811.6AIK14Broadced 1 gram inj332.511AIK15Ca Laktat331.69.2BIK16Captropil 12,5 mg332.210AIK17Captropil 25 mg332.210AIK18Catapres inj332.410.8AIK19Cefotaxim332.5711.14AIK20Ceftazidim inj332.5711.14AIK21Ceftriaxon inj332.5711.14AIK22Ciprodloxacin 500 mg332.3810.76AIK23Ciprofloxacin inj332.3810.76AIK24D 5% OTSU33210AIK25Deksametason332.1410.28AIK26Dexacap 12,5 mg332.210.4AIK27Dumozol 0,25 gram332.2510.5AIK28Ferofort331.59BIK29Fimalbulin 50 ml332.7511.5AIK30Frego 10 mg331.759.5AIK31Furosemid 40 mg332.2510.5AIK32Glibenklamid 5 mg332.2510.5AIK33Glucodex332.2510.5AIK34HCT 25 mg33210AIK35Hexer33210AIK36Hexilon 1 gram332.220.4AIK37Humulin N332.6711.34AIK38Imunos331.258.5BIK39Insulatard Hm Penfil33312AIK40ISDN 5 mg332.7511.5AIK41Isoprinosin332.6711.34AIK42KA EN 3 A 500 ml331.759.545Kalmethason3321046Kalmoxilin 500 mg332.1410.28

Sheet142KA EN 3 A 500 ml331.759.5AIK43KA EN 3 B 500 ml33210AIK44Kalchef 0,75 gram332.210.4AIK45Kalmethason33210AIK46Kalmoxilin 500 mg332.1410.28AIK47Kalmoxilin332.1410.28AIK48Kaltrofen332.1710.34AIK49Ketalar 100 mg33210AIK50KSR 600 mg332.210.4AIK51Lovenox inj3318BIK52Madopar33210AIK53Mertigo331.719.42BIK54Metformin33210AIK55Metil Pretnisolon 4 mg33210AIK56Metronidazole 100 cc332.210.4AIK57Miloz inj331.759.5AIK58Mocileps331.759.5AIK59NaCl OTSU331.69.2BIK60Neurocet 3 gram inj33210AIK61Neurochol331.59BIK62Neurodex331.388.76BIK63Paracetamol 500 mg331.719.42BIK64Piracetam 3 gram inj332.1410.28AIK65Pyridoksin 10 mg331.59BIK66Radin332.3310.66AIK67Radin332.3310.66AIK68Ranitidin332.3310.66AIK69Rantin332.3310.66AIK70Recofol33210AIK71Remopain 3% inj33210AIK72Renadinac 50 mg33210AIK73RL OTSU 500 cc331.89.6AIK74Salbutamol 2 mg331.89.6AIK75Syntosinon332.611.2AIK76Thiamin331.89.6AIK77Thidim inj 1 gram331.679.34BIK78THP331.69.2BIK79Unalium 5 mg33210AIK80Voltadex 50 mg331.89.6AIK81Zegase331.178.34BIK