Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan...

32
Hukum Membuat Sholawat Kepada Nabi Muhammad SAW HUKUM MEMBUAT SHOLAWAT KEPADA NABI MUHAMMAD SAW Diatas sudah dikemukakan bahwa bentuk shalawat ada dua macam, yaitu Shalawat Ma’tsur dan Shalawat Ghoiru Ma’tsur . Kalau terhadap Shalawat Ma’tsur, artinya shalawat yang diajarkan oleh Nabi SAW jelas tidak menimbulkan persoalan apapun, baik susunan maupun hukum pengamalanya . Namun Shalawat Ghoiru Ma’tsur shalawat tidaklah diterima begitu saja di kalangan ulama.Karena itu, timbullah permasalahan, bolehkan seseorang mengamalkan shalawat yang tidak pernah diajarkan oleh Rasululloh SAW ? .Dalam hal ini ulama Ahlussunnah Wal Jamaah menyatakan boleh mengamalkan shalawat – shalawat yang disusun para ulama dan auliya .dan bahkan disunnahkan sebagai paradigma umum yang mengakui adanya bid’ah hasanah. Pandangan inilah yang dianut oleh mayoritas ulama Ahlussunnah wal Jamaah. Namun permasalahan hukum bolehnya mengamalkan shalawat ghairu ma’tsur itu pada akhir – akhir ini rupanya diusik kembali dengan munculnya tuduhan yang dilancarkan oleh H.Mahrus Ali terhadap keberadaan shalawat – shalawat itu melalui bukunya “ Mantan Kiai NU Menggugas Shalawat dan Dzikir Syirik” . Menurutnya, setiap shalawat yang tidak pernah dibaca dan diajarkan oleh Rasululloh SAW dan para shahabatnya adalah bid’ah, syirik, kufur, harus dibuang jauh – jauh , pembacanya hraus bertaubat dan tidak membaca lagi.

Transcript of Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan...

Page 1: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

Hukum Membuat Sholawat Kepada Nabi Muhammad SAW

HUKUM MEMBUAT SHOLAWAT KEPADA NABI MUHAMMAD SAW

Diatas  sudah dikemukakan bahwa bentuk shalawat ada dua macam, yaitu   Shalawat

Ma’tsur dan Shalawat Ghoiru Ma’tsur . Kalau terhadap Shalawat Ma’tsur, artinya shalawat

yang diajarkan oleh Nabi SAW jelas tidak menimbulkan persoalan apapun, baik susunan

maupun hukum pengamalanya . Namun Shalawat Ghoiru Ma’tsur  shalawat tidaklah diterima

begitu saja di kalangan ulama.Karena itu, timbullah permasalahan, bolehkan seseorang

mengamalkan shalawat  yang tidak pernah diajarkan oleh Rasululloh SAW ? .Dalam hal ini

ulama Ahlussunnah Wal Jamaah menyatakan boleh mengamalkan shalawat – shalawat  yang

disusun para ulama dan auliya  .dan bahkan disunnahkan sebagai paradigma umum yang

mengakui adanya bid’ah hasanah. Pandangan inilah yang dianut oleh mayoritas ulama

Ahlussunnah wal Jamaah.

Namun permasalahan hukum bolehnya mengamalkan shalawat ghairu ma’tsur itu pada

akhir – akhir ini rupanya diusik kembali dengan munculnya tuduhan yang dilancarkan oleh

H.Mahrus Ali terhadap keberadaan shalawat – shalawat itu melalui bukunya “ Mantan Kiai

NU Menggugas Shalawat dan Dzikir Syirik” . Menurutnya, setiap shalawat yang tidak pernah

dibaca dan diajarkan oleh Rasululloh  SAW dan para shahabatnya adalah bid’ah, syirik,

kufur, harus dibuang jauh – jauh , pembacanya  hraus bertaubat dan tidak membaca lagi.

Kita kutip salah satu komentar H.Mahrus Ali yang menyatakan kebid’ahan shalawat

Nariyah misalnya,“ Kita buang shalawat bid’ah itu dan kita bertobat untuk tidak membacanya

lagi” .   H.Mahrus Ali memandang semua shalawat yang tidak pernah dibaca dan diajarkan

Nabi adalah bid’ah dan harus dibuang. 

Dan diakhir pembahasan ia mengutip pendapat Syekh Muhammad bin Shaleh Al-

Utsaimin, dimana dinyatakan oleh  Al- Utsaimin: Orang – orang yang mengada- ada dzikir

dan shalawat tanpa dalil dari hadits Nabi SAW menyatakan bahwa Nabi adalah sayyid.

Padahal arti dan makna dalam kandungan kata “ sayyid” adalah tidak diperkenankan bagi

seorang untuk menambah atau mengurangi syari’atnya. Hendaklah seseorang memperhatikan

apa yang dikatakan hingga persoalanya jelas dan dia tahu  bahwa dirinya ikut pada

Rasululloh SAW dan tidak mengada- ada syari’at .

Pernyataan ini sempat meresahkan masyarakat, terutama dari kalangan Ahlussunnah

wal Jamaah yang sudah ribuan tahun mengamalkanya dan senang  dengan amalan shalawat

Page 2: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

tersebut.  Bahkan  gara –gara  buku, banyak anak mudah NU mulai bimbang dengaan

amaliah yang  selama ini mereka jalankan.

Untuk menepis keresahan dan keraguan ini, terpaksa penulis ikut berbicara, urun

rembug, tanpa ada maksud apa – apa kecuali meluruskan pandangan yang keliru dan

sepertinya sangat dermawan dengan cap syirik dan kufur.

Kalau H.Mahrus Ali berpandangan bahwa setiap shalawat yang tidak diajarkan dan

dibaca oleh Rasululloh SAW harus dibuang,menyuruh bertaubat dan tidak boleh

membacanya lagi, maka sesungguhnya pendapat itu malah bertentangan dengan sunnah

Rasululloh SAW dan amaliah para shahabat  sendiri. Mengapa demikian ?,karena ia telah

melarang apa yang diperbolehkan oleh Rasululloh SAW dan menyalahkan amaliah para

shahabat.

Pandangan tersebut bertentangan dengan sunnah Rasululloh SAW, sebab Rasululloh

SAW tidak pernah melarangnya. Selain itu, pada saat Rasululloh SAW masih hidup ada

beberapa shahabat yang mengamalkan shalawat yang tidak pernah diajarkan Nabi, mereka

membuat shalawat sendiri. Diantaranya adalah Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a, salah seorang

Shahabat Rasululloh yang dijamin masuk surga, mendapat julukan pintu ilmu dan tidak

pernah tersentuh kekufuran.

Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir, disebutkan  bahwa Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a

mengajarkan shalawat kepada Rasululloh SAW. Sebagaimana diceritakan oleh:

ي الله عنه يعلم  عن سالمة الكندي قال: كان علي رضالة على النبي صلى الله عليه وسلم يقول : الناس الص

ات, وبارئ المسموكات, وجبار القلوب اللهم داحى المدحو على فطرتها شقيها وسعيد ها,اجعل شرائف صلواتك

د عبد ك ورسولك, ونوامي بركاتك ورأفة تحننك , على محم بالحق الفاتح لما أغلق والخاتم لما سبق والمعلن الحق

ل ,فاضطلع بأمرك والدامغ لجيشات االباطي كما حم بطاعتك ,مستوفزا فى مرضاتك,بغير نكل فى قدم والوهي

 فى عزم ,واعيا لوحيك ,حافظا لعهد ك ,ماضيا على نفاذ ال ء الله تصل بهأمرك ,حتى أور ى قبسا لقابس , ا

أسبابه ,به هديت القلوب بعد حوضات الفتن واالثم ,وأبهج

Page 3: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

مو ضحات االعالم ونائرات االحكام ومنيرات االسالم,فهو أمينك المأمون وخازن علمك المخزون وشهيدك يوم الدين

وبعيثك نعمة ورسولك بالحق رحمة. اللهم افسح له فى عدنك واجزه مضا عفات الخير من فضلك له مهنئات غير

مكدرات من فوز ثوابك المحلول وجزيل عطائك المعلول . مثواه لديك ونزله  بناءه وأكرم اللهم أعل على بناء الناس

هادة وأتمم له نوره واجزه من ابتعاثك له مقبول الش

ومرضي المقالة ذا منطق عدل وخطة فصل وبرهان عظيم“ Salamah al Kindi berkata,” Ali bin Abi Thalib r.a mengajarkan kami cara vershalawat

kepada Nabi SAW  dengan berkata:” Ya Alloh, pencipta bumi yang menghampar, pencipta

langit yang tingi, dan penuntun hati yang celaka dan yang bahagia pada ketetapanya,

jadikanlah shalawat –Mu yang mulia, berkah-Mu yang tidak terbatas dan kasih saying-Mu

yang lebut pada Muhammad hamba dan utusan-Mu, pembuka segala hal yang tertutup,

pamungkas yang terdahulu, penolong agama yang benar dengan kebenaran,dan penkluk

bala tentara kebatilan seperti yang dibebankan padanya, sehingga ia bangkit membawa

perintah-Mu dengan tunduk kepada-Mu, siap menjalankan ridha-Mu, tanpa gentar dalam

semangat dan tanpa kelemahan dalam kemauan, sang penjaga wahyu-Mu, pemelihara janji-

Mu, dan pelaksana perintah-Mu sehingga ia nyalakan cahaya kebenaran pada yang

mencarinya, jalan – jalan nikmat Alloh terus mengalir pada ahlinya dengan Muhammad hati

yang tersesat memperoleh petunjuk setelah menyelami kekufuran dan kemaksiatan,  ia

( Muhammad ) telah memperindah rambu – rambu yang terang, hukum – hukum yang

bercahaya, dan cahaya – cahaya  Islam yang menerangi, dialah ( Muhammad )orng yang

jujur yang dipercayai oleh-Mu dan penyimpan ilmu-Mu yang tersembunyi, saksi-Mu di hari

kiamat, utusan-Mu yang membawa nikmat, rasul-Mu yang membawa rahmat dengan

kebenaran. Ya Alloh, luaskanlah surga-Mu baginya, balaslah dengan kebaikan yang berlipat

ganda dari anugerah-Mu baginya, yaitu kelipatan yang mudah dan bersih, dari pahala-Mu

yang dpat diraih dan anugerah-Mu yang agung dan tidak pernah terputus . Ya Alloh, berilah

ia derajat tertinggi diantara manusia, muliakanlah tempat

         Mengenai dalil tentang bolehnya seorang membuat susunan shalawat terhadap

Rasululloh SAW juga dikuatkan dengan hadits Nabi yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud r.a:

Page 4: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

ي الله عنه قال: اذا صليتم على وعن أبن مسعود رضالة عليه رسول الله صلى الله عليه وسلم فاحسنوا الص

لعل ذلك يعرض عليه فقالوا له : فعلمنا, فانكم التدرون قال: اللهم اجعل صلواتك ورحمتك وبركاتك على سيد

د عبدك المرسلين وامام المتقين وخاتم النبيين محمحمة , الهم ورسولك امام الخير وقائد الخير ورسول الر

لون واالخرون.رواه ابن ابعثه مقاما محمودا يغبطه به االوماجه.

“ Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata,” Apabilah kalian bershalawat kepada Rasululloh SAW

maka buatlah redaksi shalawat yang bagus kepada beliau, siapa tahu barangkali shalawat

kalian itu diberitahukan kepada beliau” , Mereka bertanya,” Ajari kami cara bershalawat

yang bagus kepada beliau” Beliau menjawab,” Katakanlah, ya Alloh jadikanlah segala

shalawat, rahmat, dan berkah-Mu kepada Sayyid para rasul, pemimpin orang – orang yang

bertaqwa, pamungkas para Nabi, yaitu Muhammad hamba dan rasul-Mu, pemimpin dan

pengarah kebaikan dan rasul yang membawa rahmat. Ya Alloh anugerahkanlah beliau

maqam terpuji yang menjadi harapan orang – orang terdahulu dan orang – orang yang

kemudian” ( H.R.Ibnu Majah )

Berdasarkan hadits – hadits diatas, tampak jelas bahwa  tidak ada larangan bagi semua

umat Islam untuk mengamalkan shalawat yang tidak pernah diajarkan dan dibaca oleh Nabi

dan para shahabatanya.

Lebih  dari itu, ada beberapa shahabat yang membuat shalawat tersendiri untuk

Rasululloh SAW. Diantaranya adalah shahabat Abdullah bin Abbas seperti yang disebutkan

pada hadits berikut ini:

ي الله عنه انه كان اذا صلى على النبي وعن ابن عباس رضد صلى الله عليه وسلم قال : اللهم تقبل شفاعة محم

  فى االخرة الكبرى وارفع درجته العليا وأعطه سؤلهواالولى كما اتيت ابراهيم وموسى

“ Ibn Abas r.a apabila membaca shalawat kepada Nabi SAW beliau berkata,” Ya Alloh

kabulkanlah syafaat Muhammad yang agung, tinggikanlah derajatnya yang luhur, dan

Page 5: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

berilah permohonanya di dunia dan akhirat sebagaimana Engkau kabulkan permohonan

Ibrahim dan Musa”

Melihat apa yang diceritakan oleh para shahabat Rasululloh SAW  dalam hadits –

hadits ini maka tidak ada dasar yang kuat untuk melarang pengamalan shalawat yang tidak

pernah diajarkan oleh Rasululloh SAW. Seandainya Rasululloh SAW melarang membuat

shalawat sendiri tentu belia akan melarangnya agar tidak membuat shalawat selain yang

beliau ajarkan. Dan kalau sesuatu perbuatan itu jelas – jelas dilarang Rasululloh sudah tentu

para shahabat seperti Sayyidina Ali bin Abi Thalib,Sayyidina Ibnu Mas’ud dan Sayyidina

Ibnu Abbas, yang sudah tidak diragukan lagi kecintaan dan ketaatanya pada Rasululloh SAW

akan berani melanggarnya. Oleh sebab itu ,kita tidak perlu bimbang dan ragu dalam

mengamalkan shalawat yang tidak disusun dan tidak pernah diamalkan oleh Nabi.  Karena ,

disamping tidak menyebabkan syirik juga belum ditemukan larangan tegas bershalawat dan

berdo’a yang tidak diajarkan Nabi Muhammad SAW.

Karena itu, sekali lagi, pandangan kaum Wahabi yang melarang pengamalan shalawat 

yang tidak diajarkan oleh Rasululloh SAW tidak beralasan. Bahkan, kita  malah perlu balik

bertanya kepada mereka, mana dalil yang menunjukkan larangan bershalawat dengan

mengamalkan shalawat dan do’a yang tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

                                                                         Dikutip dari Buku : HUJJAH ASWAJA

Page 6: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema Selawat Gairu Ma'tsur)

Page 7: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema Selawat Gairu Ma'tsur)

Teman-teman PustamaSalah satu tanda orang yang beriman adalah dia mencintai Rasulullah

saw.. Banyak cara seseorang mengekspresikan rasa cintanya kepada Rasulullah saw.. Diantara cara itu adalah menjalankan sunah beliau, mengerjakan seluruh perintahnya dan menjauhi larangannya, menjaga kehormatan beliau, mencintai keluarga dan keturunan beliau, dan juga bisa diekspresikan dengan rajin membaca selawat kepada beliau.

Semua cara-cara di atas adalah sudah menjadi kelaziman bagi seluruh umat Islam. Namun pada kesempatan ini, Pustaka Madrasah sebagai media belajar bersama akan mencoba meneropong tentang selawat untuk Rasulullah saw..

A.       Selawat dan Keselamatan Rasulullah saw.Secara bahasa, selawat berarti kemuliaan atau kesejahteraan.

Perintah selawat terpampang dengan jelas dalam firman Allah:

إن الله ومالئكته يصلون على النبى ياأيها الذين آمنواصلوا عليه وسلموا تسليما

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (Q.S. Al-Ahzab' 33:56)

Jika dilihat, selawat itu memang hampir mirip seperti doa, tapi sesungguhnya tidak bermakna seperti doa kita pada umumnya. Berselawat dari Allah berarti memberi rahmat. Maksud malaikat berselawat kepada Nabi yaitu malaikat turut memohon ampunan kepada Allah. Sedangkan selawat orang-orang beriman kepada Nabi maksudnya ucapan salam dan penghormatan atas rahmat dan kesejahteraan diberikan kepada Nabi Muhammad saw..

Jadi ayat di atas menegaskan bahwa selawat itu adalah perintah dari Allah, lantas apakah itu berarti Nabi Muhammad belum selamat, sebagaimana persangkaan orang yang 'belum tahu' dan dugaan 'orang hasud'? 

Page 8: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

Seperti nabi-nabi sebelumnya, Rasulullah saw. juga telah mendapatkan jaminan masuk surga, sebagaimana dijelaskan dalam surah al-Fath berikut secara implisit.

إنا فتحنا لك فتحا مبينا ليغفر لك الله ما تقدم منر ويتم نعمته عليك ويهديك صراطا ذنبك وما تأخ

مستقيما"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang

nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu (Muhammad) terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus," (QS. Al-Fath' 48:1-2)

Walau Rasulullah saw. telah mendapatkan jaminan masuk Surga, beliau justru menambah ibadahnya sebagai rasa syukur beliau, sebagaimana diceritakan oleh istri beliau:

Sungguh Nabi Muhammad saw salat malam hingga merekah kedua telapak kakinya. Aisyah berkata kepada beliau, ”Mengapa engkau melakukan hal ini, wahai Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?”, Beliau menjawab, “Apa aku tidak ingin menjadi hamba yang bersyukur?” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Lalu untuk apakah umat Islam berselawat kepada Rasulullah saw.?Tujuan Allah menyuruh manusia berselawat kepada Nabi Muhammad

selain untuk kebaikan dirinya juga agar umat Islam seluruhnya menaruh rasa hormat kepada beliau. Sebab beliau adalah pilihan-Nya untuk menjadi Nabi terakhir dan penutup para Nabi, yang membebaskan manusia dari kehidupan jahiliyah. Beliaulah yang mengantarkan umat manusia dari kehidupan hewani menjadi kehidupan yang manusiawi. Jika tidak ada beliau, entah kebejatan moral apa yang dilakukan oleh umat manusia.

Oleh sebab itu, sebagai orang yang tahu diri, umat manusia sangat wajib untuk mensyukuri jasa beliau. Untuk mengabadikan rasa syukur dan jasa beliau inilah maka 'selawat serta salam' dijadikan sebagai salah satu rukun zikri, yaitu suatu bacaan rukun bagi umatnya setiap mengerjakan salat. Begitu juga dikatakan oleh para ulama dalam kitab Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyah dan Raudhah al-Muhibbin "Barangsiapa yang mencintai sesuatu maka dia akan sering menyebutnya."

Di masyarakat modern inipun kita melihat mereka mempunyai cara tersendiri untuk mengenang jasa orang yang menurut mereka pahlawan, contohnya membuat patungnya, gambarnya, atau seperti para pahlawan Indonesia yang wajah mereka diabadikan dalam uang kertas. Sedangkan Allah memberi petunjuk kepada kita untuk mengenang jasa Nabi terakhir; pahlawan terbesar dan terpuji umat manusia dengan mengucapkan selawat kepada beliau Nabi Muhammad saw..

Page 9: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

Seandainya Allah tidak memberikan contoh dan petunjuk tentang tata cara mensyukuri karunia-Nya yang telah diberikan melalui baginda Nabi, tentu akan terjadi bermacam-macam cara dalam mensyukuri nikmat tersebut. Misalnya, dengan memberikan sesajian, tumbal, korban hewan dan lain-lain menurut selera dan keinginan masing-masing dan akhirnya mengarah pada pengkhultusan kemusyrikan.

Lalu, apakah perintah berselawat hanya ditujukan kepada Rasulullah semata? Ternyata tidak. Allah swt. menjelaskan di dalam al-Qur’an bahwa para rasul juga diselawatkan.

1.        Selawat untuk para Rasul Allah (Q.S. ash-Shaffat: 180-183)2.        Selawat untuk nabi Ibrahim as. (Q.S. ash-Shaffat: 108-109)3.        Selawat untuk nabi Musa as. (Q.S. ash-Shaffat: 119-120)4.        Selawat untuk nabi Nuh as. (Q.S. ash-Shaffat: 78-79)5.        Selawat untuk nabi Ilyas as. (Q.S. ash-Shaffat: 129-130)6.        Selawat untuk nabi Isa as. (Q.S. Maryam: 30-33)7.        Selawat untuk nabi Yahya as. (Q.S. Maryam: 12-15)

B.       Selawat Ma’tsur dan Selawat Gairu Ma’tsurBagi semua orang Islam, membaca selawat kepada Rasulullah adalah

sesuatu yang masyru’, bahkan sangat dianjurkan. Namun tata caranya saja yang membedakan satu dengan lainnya.

Sebagian umat Islam mencukupkan diri dengan selawat yang diajarkan oleh Rasulullah saw. saja atau biasa disebut dengan selawat ma’tsur. Sebagian lagi mereka tidak hanya menggunakan selawat ma’tsur, tetapi juga selawat gairu ma’tsur. Perbedaan ini tidak terjadi kecuali karena perbedaan cara menyikapi selawat itu sendiri.

Bagi yang mencukupkan diri dengan selawat ma’tsur, mereka sangat hati-hati agar tidak terjerembab pada sesuatu yang baru (baca: bid’ah). Sedangkan orang Islam yang menggunakan selawat gairu ma’tsur (selain yang ma’tsur) berpijak bahwa lafal selawat yang diajarkan Rasulullah adalah sebagai lafal yang bukan paten, sehingga tidak menghalanginya untuk menggunakan ‘pujian’ lainnya untuk beliau selama masih dalam koridor syariat. Oleh karena itu, kita mengenal selawat munjiyat, selawat nariyah, selawat fatih, selawat thibbul qulub, dan lain sebagainya. Selawat-selawat tersebut adalah contoh dari selawat ghairu ma’tsur. Tentu, redaksi dari selawat-selawat tersebut tidak akan ditemukan dalam lembaran-lembaran hadis. Namun redaksi tersebut tertata di buku-buku para ulama.

Pembaca Pustama semua, berikut akan sedikit diuraikan tentang dalil yang digunakan oleh umat Islam yang mencukupkan diri dengan selawat ma’tsur dan juga yang membolehkan menggunakan selawat gairu ma’tsur.

Bagi umat Islam yang mencukupkan diri dengan selawat ma’tsur, mereka menguatkan dasarnya pada hadis berikut.

Page 10: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

ا نزلت هذه اآلية (ان الل°°ه عن كعب بن عجرة قال: لملوا و مالئكته يصلون على النبى ياأيها الذين آمنوا ص°° عليه و سلموا تسليما) قلنا: يا رسول الله ق°°د علمن°°ال الة؟ قال: قول°°وا اللهم ص°° الم عليك، فكيف الص السليت على د، كم°°°°°°ا ص°°°°°° د، و على آل محم على محم ابراهيم، و آل ابراهيم، انك حميد مجيد، و ب°°ارك علىليت على د، كم°°ا ب°°اركت و ص°° د، و على آل محم محم

ابراهيم، و آل ابراهيم، انك حميد مجيد.Ka’ab ibn `Ajrah ra berkata, “Ketika turun firman Allah swt,

‘Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya membacakan selawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bacakanlah selawat untuk dia dan ucapkanlah salam penghormatan.’ (al-Ahzab: 56). Para sahabat berkata: ‘Wahai Nabi, kami sudah mengetahui bacaan salam untuk Tuan, maka bagaimana kami membaca selawat untuk Tuan?’ Nabi saw membimbing mereka: ‘Ucapkanlah: ‘Allahumma shalli ‘ala Muhammad… (ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau melimpahkan kesejahteraan kepada Ibrahim dan keluarganya…).’” (H.R. Ismail bin Ishaq al-Qadhi)

Hadis ini diriwayatkan oleh Ismail bin Ishaq al-Qadhi dalam Fahdl ash-Shalat. Sanad (mata rantai perawi) hadis ini adalah: Husyaim dari Yazid bin Abi Ziyad dari Abdurrahman bin Abi Laila dari Ka`ab bin `Ajrah RA.

Adapun bagi umat Islam yang berpegangan bahwa dibolehkannya menggunakan selawat ghairu ma’tsur, mereka menguatkan dasarnya pada hal-hal berikut.

a.        Hadis Anas bin Malik RA.

Page 11: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

لى الل°°ه ول الل°°ه ص°° عن أنس رضي الل°°ه عن°°ه أن رس°°الته وه°°و عليه وسلم مر ب°°أعرابي وه°°و ي°°دعو فى ص°° يقول: يا من ال تراه العي°°ون وال تخالط°°ه الظن°°ون والى فون وال تغيره الح°°°وادث وال يخش°°° فه الواص°°° يص°°° ال°°دوائر يعلم مثاقي°°ل الجب°°ال ومكابي°°ل البح°°ار وع°°دد قطر األمطار وعدد ورق األشجار وعدد ما أظلم عليهماء ماء س°° الليل وأشرق عليه النهار ال توارى من°°ه س°° وال أرض أرضا وال بحر ما فى قع°°ره وال جب°°ل م°°ا فى وعره اجعل ما فى عمرى آخره وخي°°ر عملى خواتم°°ها انصرف دع°°اه النبي وخير أيامى يوم ألقاك فيه, فلمن ووهب ل°°ه ذهب°°ا وق°°ال ل°°ه وهبت ل°°ك ال°°ذهب لحس°° ثنائك على الله عز وجل (رواه الطبرانى فى المعجم

– بسند جيد)9448األوسط – “Anas bin Malik berkata: “Suatu ketika Rasulullah saw  bertemu

dengan laki-laki a’rabi (pedalaman) yang sedang berdoa dalam shalatnya dan berkata: “Wahai Tuhan yang tidak terlihat oleh mata, tidak dipengaruhi oleh keraguan, tidak dapat diterangjkan oleh para pembicara, tidak diubah oleh perjalanan waktu dan tidak oleh malapetaka; Tukan yang mengetahui timbangan gunung, takaran lautan, jumlah tetesan air luijan, jumlah daun-daun pepohonan, jumlah segala apa yang ada di bawah gelaapnya malam dan terangnya siang, satu langit dan satu bumi tidak menghalanginya ke langit dan bumi yang lain, lautan tidak dapat menyembunyikan dasarnya, gunung tidak dapat menyembunyikan isinya, jadikanlah umur terbaikku akhimya, amal terbaikku pamungkasnya dan hari terbaikku hari aku bertemu dengan-Mu.”

Setelah laki-laki a’rabi itu selesai berdoa, Nabi SAW memanggilnya dan memberinya hadiah berupa emas dan beliau berkata kepada laki-laki itu: “Aku memberimu emas itu karena pujianmu yang bagus kepada Allah ‘azza wa jalla”.

Hadis ini diriwayatkan oleh al-Thabarani dalam al-Mu’jam al- Ausath (9447) dengan sanad yang jayyid.

b.        Hadis Abdullah bin Mas’ud

Page 12: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

وعن أبن مسعود رضي الله عنه قال: اذا صليتم علىالة نوا الص°° لم فاحس°° رسول الله صلى الله علي°°ه وس°°

الوا عليه فانكم التدرون لع°°ل ذل°°ك يع°°رض علي°°ه فق°°لواتك ورحمت°°ك ل°°ه : فعلمن°°ا, ق°°ال: اللهم اجع°°ل ص°° وبركاتك على سيد المرسلين وام°°ام المتقين وخ°°اتمد عبدك ورسولك امام الخير وقائد الخي°°ر النبيين محمحمة , الهم ابعثه مقاما محمودا يغبطه به ورسول الر

لون واالخرون (رواه ابن ماجه) االو“Abdullah bin Mas’ud berkata: “Apabila kalian berselawat kepada

Rasulullah SAW, maka buatlah redaksi selawat yang bagus kepada beliau, siapa tahu barangkali selawat kalian itu diberitahukan kepada beliau.” Mereka bertanya: “Ajari kami cara selawat yang bagus kepada beliau.” Beliau menjawab: “Katakan, ya Allah jadikanlah segala selawat, rahmat dan berkah-Mu kepada sayyid para rasul, pemimpin orangorang yang bertakwa, pamungkas para nabi, yaitu Muhammad hamba dan rasul-Mu, pemimpin dan pengarah kebaikan dan rasul yang membawa rahmat. Ya Allah anugerahilah beliau maqam terpuji yang menjadi harapan orang--orang terdahulu dan orang-orang terkemudian.” 

Hadis sahih ini diriwayatkan oleh Ibn Majah (906), Abdurrazzaq (3109), Abu Ya’la (5267), al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir (9/115) dan Ismail al-Qadhi dalam Fadhl al-Shalat (hal. 59). Hadis ini juga disebutkan oleh Ibn al-Qayyim dalam kitabnya Jala’ al-Afham (hal. 36 dan hal 72).

c.        Hadis Ali bin Abi Thalib

Page 13: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

ي الل°ه عن°ه  عن سالمة الكن°دي ق°ال: ك°ان علي رض°الة على النبي صلى الله عليه وسلم  يعلم الناس الص

موكات, ات, وب°°ارئ المس°° يقول : اللهم داحى المدحو وجبار القلوب على فطرتها شقيها وسعيد ه°°ا,اجع°°ل

ونوامي بركاتك ورأفة تحننك , على  شرائف صلواتكد عبد ك ورسولك, الفاتح لما أغلق والخ°°اتم لم°°ا محم

بالحق والدامغ لجيشات االباطي سبق والمعلن الحقل توفزا فى كما حم طلع ب°°أمرك بطاعت°°ك ,مس°° ,فاض°°

مرضاتك,بغير نكل فى قدم والوهي فى ع°°زم ,واعي°°ا أمرك ,حتى لوحيك ,حافظا لعهد ك ,ماضيا على نفاذ

بابه ,ب°°ه ل ب°°ه أس°° أور ى قبسا لقابس , آال ء الله تص°° هديت القلوب بع°°د حوض°°ات الفتن واالثم ,وأبهج م°°والم, حات االعالم ون°°ائرات االحك°°ام ومني°°رات االس°° ض°° فهو أمينك المأمون وخازن علمك المخزون وشهيدك يوم الدين وبعيثك نعمة ورسولك بالحق رحم°°ة. اللهمات الخي°°ر من ا عف°° ح ل°°ه فى ع°°دنك واج°°زه مض°° افس°°لك ل°°ه مهنئات غي°°ر مك°°درات من ف°°وز ثواب°°ك فض°° المحلول وجزي°°ل عطائك المعل°°ول . اللهم أع°°ل على

مثواه لديك ونزله وأتمم ل°°ه  بناءه وأكرم بناء الناسي هادة ومرض°° نوره واجزه من ابتعاثك له مقبول الش°°

  المقالة ذا منطق عدل وخطة فصل وبرهان عظيم

Page 14: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

“Salamah al Kindi berkata,” Ali bin Abi Thalib r.a mengajarkan kami cara verselawat kepada Nabi SAW  dengan berkata:” Ya Allah, pencipta bumi yang menghampar, pencipta langit yang tingi, dan penuntun hati yang celaka dan yang bahagia pada ketetapanya, jadikanlah selawat –Mu yang mulia, berkah-Mu yang tidak terbatas dan kasih saying-Mu yang lebut pada Muhammad hamba dan utusan-Mu, pembuka segala hal yang tertutup, pamungkas yang terdahulu, penolong agama yang benar dengan kebenaran,dan penkluk bala tentara kebatilan seperti yang dibebankan padanya, sehingga ia bangkit membawa perintah-Mu dengan tunduk kepada-Mu, siap menjalankan ridha-Mu, tanpa gentar dalam semangat dan tanpa kelemahan dalam kemauan, sang penjaga wahyu-Mu, pemelihara janji-Mu, dan pelaksana perintah-Mu sehingga ia nyalakan cahaya kebenaran pada yang mencarinya, jalan – jalan nikmat Allah terus mengalir pada ahlinya dengan Muhammad hati yang tersesat memperoleh petunjuk setelah menyelami kekufuran dan kemaksiatan,  ia (Muhammad) telah memperindah rambu – rambu yang terang, hukum – hukum yang bercahaya, dan cahaya – cahaya  Islam yang menerangi, dialah (Muhammad) orang yang jujur yang dipercayai oleh-Mu dan penyimpan ilmu-Mu yang tersembunyi, saksi-Mu di hari kiamat, utusan-Mu yang membawa nikmat, rasul-Mu yang membawa rahmat dengan kebenaran. Ya Allah, luaskanlah surga-Mu baginya, balaslah dengan kebaikan yang berlipat ganda dari anugerah-Mu baginya, yaitu kelipatan yang mudah dan bersih, dari pahala-Mu yang dpat diraih dan anugerah-Mu yang agung dan tidak pernah terputus . Ya Allah, berilah ia derajat tertinggi diantara manusia, muliakanlah tempat tinggal dan jamuannya di surga-Mu, sempurnakanlah cahayanya, balaslah jasanya sebagai utusan-Mu dengan kesaksian yang diterima, ucapan yang diridhai, pemilik ucapan yang lurus, jalan pemisah antara yang benar dan yang batil dan hujah yang kuat.

Hadis ini diriwayatkan oleh Sa’id bin Manshur, Ibn Jarir (224- 310 H/839-923 M) dalam Tahdzib al-Atsar, Ibn Abi Ashim, Ya’qub bin Syaibah dalam Akhbar ‘Ali, Ibn Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (29520), al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath (9089) dan lain-lain. Hadis ini juga dikutip oleh ahli hadis sesudah mereka seperti al-Hafizh al- Qadhi Iyadh dalam al-Syifa, al-Hafizh al-Sakhawi dalam al-Qaul al- Badi’, Ibn Hajar al-Haitami dalam al-Durr al-Mandhud, al-Hafizh al- Ghummari dalam Itqan alShan’ah dan lain-lain. Menurut al-Hafizh Ibn Katsir, redaksi selawat ini populer dari Ali bin Abi Thalib.

d.        Hadis Abdullah bin AbbasLebih  dari itu, ada beberapa sahabat yang membuat selawat

tersendiri untuk Rasulullah saw. Diantaranya adalah sahabat Abdullah bin Abbas seperti yang disebutkan pada hadis berikut ini:

Page 15: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

وعن ابن عباس رضي الله عنه انه كان اذا صلى علىلم ق°°°ال : اللهم تقبل لى الل°°°ه علي°°°ه وس°°° النبي ص°°°د الكب°°رى وارف°°ع درجت°°ه العلي°°ا وأعط°°ه فاعة محم ش°°

ؤله واالولى كم°°°ا اتيت اب°°°راهيم  فى االخ°°°رة س°°°وموسى

“Ibn Abas r.a apabila membaca selawat kepada Nabi SAW beliau berkata,” Ya Allah kabulkanlah syafaat Muhammad yang agung, tinggikanlah derajatnya yang luhur, dan berilah permohonanya di dunia dan akhirat sebagaimana Engkau kabulkan permohonan Ibrahim dan Musa” 

Hadis ini diriwayatkan oleh Abd bin Humaid dalam al-Musnad, Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf (3104) dan Ismail al-Qadhi dalam Fahdl al-Shalat ‘Ala al-Nabiy (hal 52). Hadis ini juga disebutkan oleh Ibn al-Qayyim dalam Jala’ al-Afham (hal 76). Al-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam al-Qaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadis ini jayyid, kuat dan sahih.

Demikian pembaca Pustama, makna di balik selawat kepada Rasulullah saw. dan hal-hal yang mendasari umat Islam dalam ikhtilafnya tentang selawat ghairu ma'tsur. Oleh karena itu, hal yang perlu dikedepankan adalah sikap tasamuh dalam perbedaan furu' ini. Begitu juga, sudah selayaknya umat Islam juga memperhatikan adab-adab saat berselawat sebagai bentuk ta'dzim kita kepada Rasulullah saw..

Page 16: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

Hukum membuat sholawat kepada nabi muhammad18 April 2015 by anwarusy

Bentuk shalawat ada dua macam, yaitu Shalawat Ma’tsur dan Shalawat Ghoiru Ma’tsur . Kalau terhadap Shalawat Ma’tsur, artinya shalawat yang diajarkan oleh Nabi SAW jelas tidak menimbulkan persoalan apapun, baik susunan maupun hukum pengamalanya . Namun Shalawat Ghoiru Ma’tsur shalawat tidaklah diterima begitu saja di kalangan ulama.Karena itu, timbullah permasalahan, bolehkan seseorang mengamalkan shalawat yang tidak pernah diajarkan oleh Rasululloh SAW ? .

Dalam hal ini ulama Ahlussunnah Wal Jamaah menyatakan boleh mengamalkan shalawat – shalawat yang disusun para ulama dan auliya .dan bahkan disunnahkan sebagai paradigma umum yang mengakui adanya bid’ah hasanah. Pandangan inilah yang dianut oleh mayoritas ulama Ahlussunnah wal Jamaah.

Namun permasalahan hukum bolehnya mengamalkan shalawat ghairu ma’tsur itu pada akhir – akhir ini rupanya diusik kembali dengan munculnya tuduhan yang dilancarkan oleh H.Mahrus Ali terhadap keberadaan shalawat – shalawat itu melalui bukunya “ Mantan Kiai NU Menggugat Shalawat dan Dzikir Syirik” . Menurutnya, setiap shalawat yang tidak pernah dibaca dan diajarkan oleh Rasululloh SAW dan para shahabatnya adalah bid’ah, syirik, kufur, harus dibuang jauh – jauh , pembacanya hraus bertaubat dan tidak membaca lagi.Kita kutip salah satu komentar H.Mahrus Ali yang menyatakan kebid’ahan shalawat Nariyah misalnya,“ Kita buang shalawat bid’ah itu dan kita bertobat untuk tidak membacanya lagi” . H.Mahrus Ali memandang semua shalawat yang tidak pernah dibaca dan diajarkan Nabi adalah bid’ah dan harus dibuang.

Dan diakhir pembahasan ia mengutip pendapat Syekh Muhammad bin Shaleh Al- Utsaimin, dimana dinyatakan oleh Al- Utsaimin: Orang – orang yang mengada- ada dzikir dan shalawat tanpa dalil dari hadits Nabi SAW menyatakan bahwa Nabi adalah sayyid. Padahal arti dan makna dalam kandungan kata “ sayyid” adalah tidak diperkenankan bagi seorang untuk menambah atau mengurangi syari’atnya. Hendaklah seseorang memperhatikan apa yang dikatakan hingga persoalanya jelas dan dia tahu bahwa dirinya ikut pada Rasululloh SAW dan tidak mengada- ada syari’at .

Pernyataan ini sempat meresahkan masyarakat, terutama dari kalangan Ahlussunnah wal Jamaah yang sudah ribuan tahun mengamalkanya dan senang dengan amalan shalawat tersebut. Bahkan gara –gara buku, banyak anak mudah NU mulai bimbang dengaan amaliah yang selama ini mereka jalankan.

Untuk menepis keresahan dan keraguan ini, terpaksa penulis ikut berbicara, urun rembug, tanpa ada maksud apa – apa kecuali meluruskan pandangan yang keliru dan sepertinya sangat dermawan dengan cap syirik dan kufur.

Kalau H.Mahrus Ali berpandangan bahwa setiap shalawat yang tidak diajarkan dan dibaca oleh Rasululloh SAW harus dibuang,menyuruh bertaubat dan tidak boleh membacanya lagi, maka sesungguhnya pendapat itu malah bertentangan dengan sunnah Rasululloh SAW dan amaliah para shahabat sendiri. Mengapa demikian ?,karena ia telah melarang apa yang diperbolehkan oleh Rasululloh SAW dan menyalahkan amaliah para shahabat.

Page 17: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

Pandangan tersebut bertentangan dengan sunnah Rasululloh SAW, sebab Rasululloh SAW tidak pernah melarangnya. Selain itu, pada saat Rasululloh SAW masih hidup ada beberapa shahabat yang mengamalkan shalawat yang tidak pernah diajarkan Nabi, mereka membuat shalawat sendiri. Diantaranya adalah Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a, salah seorang Shahabat Rasululloh yang dijamin masuk surga, mendapat julukan pintu ilmu dan tidak pernah tersentuh kekufuran.Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir, disebutkan bahwa Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a mengajarkan shalawat kepada Rasululloh SAW. Sebagaimana diceritakan oleh:

الة ��اس الص �ه يعلم الن� �ه عن�ي الل �� عن سالمة الكندي قال: كان علي رضهم داحى المدحوات, وبارئ م يقول : الل ي صلى الله عليه وسل ب على الن�ل��ا,اجع�عيد ه ��ها وس قي ���ا ش��وب على فطرته�ار القل موكات, وجب �� المس�د ك� �ك , على محمد عب� ن �ة تحن��ك ورأف� �وامي بركات� لواتك ون �رائف ص �� ش�الحق بق والمعلن الح�ق ب ���ا س��اتم لم��ق والخ �ا أغل��اتح لم� ورسولك, الف�أمرك���� طلع ب ������ا حمل ,فاض�����اطي كم���� ات االب ������دامغ لجيش���� وال�دم والوهي فى��ل فى ق� �ر نك� اتك,بغي ��توفزا فى مرض ���ك ,مس� بطاعتى أور ى ا على نفاذ أمرك ,حت عزم ,واعيا لوحيك ,حافظا لعهد ك ,ماضي قبسا لقابس , اال ء الله تصل به أسبابه ,به هديت القلوب بعد حوضات�رات� �ام ومني���ائرات االحك� حات االعالم ون ���و ض� الفتن واالثم ,وأبهج م�وم� هيدك ي ���زون وش��ك المخ��ازن علم��أمون وخ��ك الم� �و أمين� االسالم,فه�دنك��ه فى ع� ح ل ��هم افس �ة. الل� الدين وبعيثك نعمة ورسولك بالحق رحم�درات من ف�وز �ر مك �ه مهنئات غي واجزه مضا عفات الخير من فضلك لاس �اء الن� �ل على بن�هم أع �ول . الل� �ل عطائك المعل� ثوابك المحلول وجزي�ه��ك ل� �زه من ابتعاث��وره واج� �ه ن� �ه وأتمم ل� بناءه وأكرم مثواه لديك ونزل�ان�ل وبره ���دل وخطة فص�هادة ومرضي المقالة ذا منطق ع مقبول الش

عظيم

“ Salamah al Kindi berkata,” Ali bin Abi Thalib r.a mengajarkan kami cara vershalawat kepada Nabi SAW dengan berkata:” Ya Alloh, pencipta bumi yang menghampar, pencipta langit yang tingi, dan penuntun hati yang celaka dan yang bahagia pada ketetapanya, jadikanlah shalawat –Mu yang mulia, berkah-Mu yang tidak terbatas dan kasih saying-Mu yang lebut pada Muhammad hamba dan utusan-Mu, pembuka segala hal yang tertutup, pamungkas yang terdahulu, penolong agama yang benar dengan kebenaran,dan penkluk bala tentara kebatilan seperti yang dibebankan padanya, sehingga ia bangkit membawa perintah-Mu dengan tunduk kepada-Mu, siap menjalankan ridha-Mu, tanpa gentar dalam semangat dan tanpa kelemahan dalam kemauan, sang penjaga wahyu-Mu, pemelihara janji-Mu, dan pelaksana perintah-Mu sehingga ia nyalakan cahaya kebenaran pada yang mencarinya, jalan – jalan nikmat Alloh terus mengalir pada ahlinya dengan Muhammad hati yang tersesat memperoleh petunjuk setelah menyelami kekufuran dan kemaksiatan, ia ( Muhammad ) telah memperindah rambu – rambu yang terang, hukum – hukum yang bercahaya, dan cahaya – cahaya Islam yang menerangi, dialah ( Muhammad )orng yang jujur yang dipercayai oleh-Mu dan penyimpan ilmu-Mu yang tersembunyi, saksi-Mu di hari kiamat, utusan-Mu yang

Page 18: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

membawa nikmat, rasul-Mu yang membawa rahmat dengan kebenaran. Ya Alloh, luaskanlah surga-Mu baginya, balaslah dengan kebaikan yang berlipat ganda dari anugerah-Mu baginya, yaitu kelipatan yang mudah dan bersih, dari pahala-Mu yang dpat diraih dan anugerah-Mu yang agung dan tidak pernah terputus . Ya Alloh, berilah ia derajat tertinggi diantara manusia, muliakanlah tempatMengenai dalil tentang bolehnya seorang membuat susunan shalawat terhadap Rasululloh SAW juga dikuatkan dengan hadits Nabi yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud r.a:

يتم على رسول الله صلى وعن أبن مسعود رضي الله عنه قال: اذا صل�رض��ك يع� كم التدرون لعل ذل م فاحسنوا الصالة عليه فان الله عليه وسل�ك��ك وبركات� لواتك ورحمت ���ل ص�هم اجع منا, قال: الل عليه فقالوا له : فعل�دك�� ين محمد عب بي �اتم الن��قين وخ �ام المت��لين وام ���د المرس ي ��� على س�ا��ه مقام� هم ابعث �ة , ال�حم ول الر ���ر ورس� ورسولك امام الخير وقائد الخي

محمودا يغبطه به االولون واالخرون.رواه ابن ماجه “ Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata,” Apabilah kalian bershalawat kepada Rasululloh SAW maka buatlah redaksi shalawat yang bagus kepada beliau, siapa tahu barangkali shalawat kalian itu diberitahukan kepada beliau” , Mereka bertanya,” Ajari kami cara bershalawat yang bagus kepada beliau” Beliau menjawab,” Katakanlah, ya Alloh jadikanlah segala shalawat, rahmat, dan berkah-Mu kepada Sayyid para rasul, pemimpin orang – orang yang bertaqwa, pamungkas para Nabi, yaitu Muhammad hamba dan rasul-Mu, pemimpin dan pengarah kebaikan dan rasul yang membawa rahmat. Ya Alloh anugerahkanlah beliau maqam terpuji yang menjadi harapan orang – orang terdahulu dan orang – orang yang kemudian” ( H.R.Ibnu Majah )Berdasarkan hadits – hadits diatas, tampak jelas bahwa tidak ada larangan bagi semua umat Islam untuk mengamalkan shalawat yang tidak pernah diajarkan dan dibaca oleh Nabi dan para shahabatanya.Lebih dari itu, ada beberapa shahabat yang membuat shalawat tersendiri untuk Rasululloh SAW. Diantaranya adalah shahabat Abdullah bin Abbas seperti yang disebutkan pada hadits berikut ini:

بي صلى الله ه كان اذا صلى على الن اس رضي الله عنه ان وعن ابن عبل شفاعة محمد الكبرى وارفع درجته العليا هم تقب م قال : الل عليه وسل

وأعطه سؤله فى االخرة واالولى كما اتيت ابراهيم وموسى

“ Ibn Abas r.a apabila membaca shalawat kepada Nabi SAW beliau berkata,” Ya Alloh kabulkanlah syafaat Muhammad yang agung, tinggikanlah derajatnya yang luhur, dan berilah permohonanya di dunia dan akhirat sebagaimana Engkau kabulkan permohonan Ibrahim dan Musa”Melihat apa yang diceritakan oleh para shahabat Rasululloh SAW dalam hadits – hadits ini maka tidak ada dasar yang kuat untuk melarang pengamalan shalawat yang tidak pernah diajarkan oleh Rasululloh SAW. Seandainya Rasululloh SAW melarang membuat shalawat sendiri tentu belia akan melarangnya agar tidak membuat shalawat selain yang beliau ajarkan. Dan kalau sesuatu perbuatan itu jelas – jelas dilarang Rasululloh sudah tentu para shahabat

Page 19: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

seperti Sayyidina Ali bin Abi Thalib,Sayyidina Ibnu Mas’ud dan Sayyidina Ibnu Abbas, yang sudah tidak diragukan lagi kecintaan dan ketaatanya pada Rasululloh SAW akan berani melanggarnya. Oleh sebab itu ,kita tidak perlu bimbang dan ragu dalam mengamalkan shalawat yang tidak disusun dan tidak pernah diamalkan oleh Nabi. Karena , disamping tidak menyebabkan syirik juga belum ditemukan larangan tegas bershalawat dan berdo’a yang tidak diajarkan Nabi Muhammad SAW.

Dikutip dari Buku : HUJJAH ASWAJAPengarang : Drs. Moh. Syaifulloh Al Azizi

Page 20: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

Kebolehan Aneka Redaksi Shalawat Nabi

Dalam amaliah sehari-hari mayoritas kaum Muslimin, yang sangat mencintai dan menghormati Nabi Muhammad SAW dengan penuh ta’zhim, telah dikenal sekian banyak redaksi shalawat kepada Nabi SAW, seperti Shalawat Munjiyat, Shalawat Nariyah, Shalawat Fatih, Shalawat Thibbul Qulub dan lain-lain. Kebanyakan redaksi shalawat-shalawat tersebut tidak disusun oleh Nabi sendiri, tapi disusun oleh para ulama dan auliya terkemuka yang tidak diragukan dalam keilmuan dan ketakwaannya.

Pertanyaan yang sering diajukan oleh kaum Wahhabi seperti Ibn Baz, al-Utsaimin, al-Albani, Mahrus Ali, dan lain-lain adalah: Bolehkah mengamalkan shalawat yang tidak disusun oleh Nabi SAW, bahkan tidak dikenal pada masa beliau?. Bahkan terakhir, tayangan Khazanah Trans 7 pada hari Jum’at 12 April 2013 menayangkan hal tersebut dengan membid’ahkan amaliah sholawat yang dikarang oleh ulama.

Sedangkan mengenai bentuk redaksinya, shalawat itu ada dua macam, yaitu Shalawat Ma’tsur dan Shalawat Ghoiru Ma’tsur. Shalawat Ma’tsur adalah shalawat yang dibuat oleh Rasululloh SAW sendirir, baik kalimat, cara membaca, waktu maupun fadhilahnya.

Adapun Shalawat yang masuk kategori Ghoiru Ma’tsur, adalah seperti shalawat yang disusun oleh Imam Al Ghazali, shalawat Quthbul Aqthab yang disusun oleh Sayid Abdullah bin Alawi Al-Hadad, Shalawat Nariyah, Shalawat Munjiyat, Shalawat Mukhathab dan lain – lain.Mayoritas kaum “muslimin, berpandangan bahwa mengamalkan shalawat-shalawat yang disusun oleh para ulama dan auliya seperti Shalawat Munjiyat, Shalawat Nariyah, Shalawat al-Fatih, Shalawat Thibbul Qulub dan lain-lain adalah dibolehkan dan disunnahkan sesuai dengan paradigma umum yang mengakui adanya bid’ah hasanah dalam agama. Terdapat sekian banyak dalil -selain dalil-dalil bid’ah hasanah sebelumnya- yang menjadi dasar kebolehan membaca doa-doa dan shalawat-shalawat yang belum pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Di antara dalil- dalil tersebut akan kami sebutkan satu persatu di bawah.

1. Hadits Anas bin Malik RA.

“Anas bin Malik berkata: “Suatu ketika Rasulullah SAW bertemu dengan laki-laki a’rabi (pedalaman) yang sedang berdoa dalam shalatnya dan berkata: “Wahai Tuhan yang tidak terlihat oleh mata, tidak dipengaruhi oleh keraguan, tidak dapat diterangjkan oleh para pembicara, tidak diubah oleh perjalanan waktu dan tidak oleh malapetaka; Tukan yang mengetahui timbangan gunung, takaran lautan, jumlah tetesan air luijan, jumlah daun-daun pepohonan, jumlah segala apa yang ada di bawah gelaapnya malam dan terangnya siang, satu langit dan satu bumi tidak menghalanginya ke langit dan bumi yang lain, lautan tidak dapat menyembunyikan dasarnya, gunung tidak dapat

Page 21: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

menyembunyikan isinya, jadikanlah umur terbaikku akhimya, amal terbaikku pamungkasnya dan hari terbaikku hari aku bertemu dengan-Mu.”

Setelah laki-laki a’rabi itu selesai berdoa, Nabi SAW memanggilnya dan memberinya hadiah berupa emas dan beliau berkata kepada laki-laki itu: “Aku memberimu emas itu karena pujianmu yang bagus kepada Allah ‘azza wa jalla”.

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Thabarani dalam al-Mu’jam al- Ausath (9447) dengan sanad yang jayyid.

Hadits ini menunjukkan bolehnya berdoa dengan doa yang belum pernah diajarkan oleh Nabi Dalam hadits tersebut, Nabi tidak menegur si a’rabi yang berdoa dengan susunannya sendiri, juga tidak berkata kepadanya: “Mengapa kamu berdoa dengan doa yang belum pernah aku ajarkan?!”. Akan tetapi Nabi SAW justru memujinya dan memberinya hadiah.

2. Hadits Abdullah bin Mas’ud

يتم على رسول الله صلى وعن أبن مسعود رضي الله عنه قال: اذا صلكم التدرون م فاحسنوا الصالة عليه فان �رض الله عليه وسل� لعل ذلك يع

�ك��ك وبركات� لواتك ورحمت ���ل ص�هم اجع منا, قال: الل عليه فقالوا له : فعلين محمد بي �اتم الن��قين وخ �ام المت��لين وام ���د المرس ي ����دك على س�� عب

�ا��ه مقام� هم ابعث �ة , ال�حم ول الر ���ر ورس� ورسولك امام الخير وقائد الخيمحمودا يغبطه به االولون واالخرون.رواه ابن ماجه

“Abdullah bin Mas’ud berkata: “Apabila kalian bershalawat kepada Rasulullah SAW, maka buatlah redaksi shalawat yang bagus kepada beliau, siapa tahu barangkali shalawat kalian itu diberitahukan kepada beliau.” Mereka bertanya: “Ajari kami cara shalawat yang bagus kepada beliau.” Beliau menjawab: “Katakan, ya Allah jadikanlah segala shalawat, rahmat dan berkah-Mu kepada sayyid para rasul, pemimpin orangorang yang bertakwa, pamungkas para nabi, yaitu Muhammad hamba dan rasul-Mu, pemimpin dan pengarah kebaikan dan rasul yang membawa rahmat. Ya Allah anugerahilah beliau mcujam terpuji yang menjadi harapan orangorang terdahulu dan orang-orang terkemudian.”

Hadits shahih ini diriwayatkan oleh Ibn Majah (906), Abdurrazzaq (3109), Abu Ya’la (5267), al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir (9/115) dan Ismail al-Qadhi dalam Fadhl al-Shalat (hal. 59). Hadits ini juga disebutkan oleh Ibn al-Qayyim -ideolog kedua faham Wahhabi- dalam kitabnya Jala’ al-Afham (hal. 36 dan hal 72).

3. Hadits Ali bin Abi Thalib

Page 22: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

المة الكن°°دي ق°°ال: ك°°ان علي ي الل°°ه عن°°ه يعلم  عن س°° رض°°لم لى الل°°ه علي°°ه وس°° الة على النبي ص°° ول : الناس الص°° يق°°

موكات, وجبار القل°°وب ات, وبارئ المس°° اللهم داحى المدحولواتك رائف ص°° عيد ه°°ا,اجع°°ل ش°° قيها وس°° على فطرته°°ا ش°°ولك, د عبد ك ورس°° ونوامي بركاتك ورأفة تحننك , على محم

بق والمعلن الح°°ق ب°°الحق الفاتح لما أغل°°ق والخ°°اتم لم°°ا س°°ل ات االب°°اطي كم°°ا حم طلع ب°°أمرك وال°°دامغ لجيش°° ,فاض°°

بطاعتك ,مستوفزا فى مرضاتك,بغير نكل فى قدم والوهياذ يا على نف°  فى عزم ,واعيا لوحيك ,حافظ°ا لعه°°د ك ,ماض°

ل ب°°°ه ابس , آال ء الل°°°ه تص°°° ا لق°°° أم°°°رك ,حتى أور ى قبس°°° أسبابه ,به هديت القلوب بع°°د حوض°°ات الفتن واالثم ,وأبهجالم,فه°°و مو ضحات االعالم ونائرات االحك°°ام ومني°°رات االس°° أمينك المأمون وخازن علمك المخزون وشهيدك ي°وم ال°دينح ل°°ه فى ولك ب°°الحق رحم°°ة. اللهم افس°° وبعيثك نعم°°ة ورس°°لك ل°°ه مهنئات غي°°ر ات الخي°°ر من فض° عدنك واجزه مضا عف°° مكدرات من فوز ثوابك المحلول وجزي°°ل عطائك المعل°°ول .

مثواه لديك ونزل°°ه  بناءه وأكرم اللهم أعل على بناء الناسهادة وأتمم ل°°ه ن°°وره واج°°زه من ابتعاث°°ك ل°°ه مقب°°ول الش°° ومرضي المقالة ذا منطق عدل وخطة فصل وبرهان عظيم

“ Salamah al Kindi berkata,” Ali bin Abi Thalib r.a mengajarkan kami cara vershalawat kepada Nabi SAW dengan berkata:” Ya Alloh, pencipta bumi yang menghampar, pencipta langit yang tingi, dan penuntun hati yang celaka dan yang bahagia pada ketetapanya, jadikanlah shalawat –Mu yang mulia, berkah-Mu yang tidak terbatas dan kasih saying-Mu yang lebut pada Muhammad hamba dan utusan-Mu, pembuka segala hal yang tertutup, pamungkas yang terdahulu, penolong agama yang benar dengan kebenaran,dan penkluk bala tentara kebatilan seperti yang dibebankan padanya, sehingga ia bangkit membawa perintah-Mu dengan tunduk kepada-Mu, siap menjalankan ridha-Mu, tanpa gentar dalam semangat dan tanpa kelemahan dalam kemauan, sang penjaga wahyu-Mu, pemelihara janji-Mu, dan pelaksana perintah-Mu sehingga ia nyalakan cahaya kebenaran pada yang mencarinya, jalan – jalan nikmat Alloh terus mengalir pada ahlinya dengan Muhammad hati yang tersesat memperoleh petunjuk setelah menyelami kekufuran dan kemaksiatan, ia ( Muhammad ) telah memperindah rambu – rambu yang terang, hukum – hukum yang bercahaya, dan cahaya – cahaya Islam yang menerangi, dialah ( Muhammad )orang yang jujur yang dipercayai oleh-Mu dan penyimpan ilmu-Mu yang tersembunyi, saksi-Mu di hari kiamat, utusan-Mu yang membawa nikmat, rasul-Mu yang membawa rahmat dengan kebenaran. Ya Alloh, luaskanlah surga-Mu baginya, balaslah dengan kebaikan yang berlipat ganda dari anugerah-Mu baginya, yaitu kelipatan yang

Page 23: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

mudah dan bersih, dari pahala-Mu yang dpat diraih dan anugerah-Mu yang agung dan tidak pernah terputus . Ya Alloh, berilah ia derajat tertinggi diantara manusia, muliakanlah tempat tinggal dan jamuannya di surga-Mu, sempurnakanlah cahayanya, balaslah jasanya sebagai utusan-Mu dengan kesaksian yang diterima, ucapan yang diridhai, pemilik ucapan yang lurus, jalan pemisah antara yang benar dan yang bathil dan hujjah yang kuat.

Hadits ini diriwayatkan oleh Sa’id bin Manshur, Ibn Jarir (224- 310 H/839-923 M) dalam Tahdzib alAtsar, Ibn Abi Ashim, Ya’qub bin Syaibah dalam Akhbar ‘Ali, Ibn Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (29520), al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath (9089) dan lain-lain. Hadits ini juga dikutip oleh ahli hadits sesudah mereka seperti al-Hafizh al- Qadhi Iyadh dalam al-Syifa, al-Hafizh al-Sakhawi dalam al-Qaul al- Badi’, Ibn Hajar al-Haitami dalam al-Durr al-Mandhud, al-Hafizh al- Ghummari dalam Itqan alShan’ah dan lain-lain. Menunit al-Hafizh Ibn Katsir, redaksi shalawat ini popular dari Ali bin Abi Thalib.

4. Hadits Abdullah bin Abbas

Lebih dari itu, ada beberapa shahabat yang membuat shalawat tersendiri untuk Rasululloh SAW. Diantaranya adalah shahabat Abdullah bin Abbas seperti yang disebutkan pada hadits berikut ini:

لى الل�ه �بي ص ه كان اذا صلى على الن اس رضي الله عنه ان وعن ابن عب�ا� ل شفاعة محمد الكبرى وارفع درجته العلي هم تقب م قال : الل عليه وسل

واالولى كما اتيت ابراهيم وموسى  فى االخرة وأعطه سؤله“ Ibn Abas r.a apabila membaca shalawat kepada Nabi SAW beliau berkata,” Ya Alloh kabulkanlah syafaat Muhammad yang agung, tinggikanlah derajatnya yang luhur, dan berilah permohonanya di dunia dan akhirat sebagaimana Engkau kabulkan permohonan Ibrahim dan Musa” Hadits ini diriwayatkan oleh Abd bin Humaid dalam al-Musnad, Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf (3104) dan Ismail al-Qadhi dalam Fahdl al-Shalat ‘Ala al-Nabiy (hal 52). Hadits ini juga disebutkan oleh Ibn al-Qayyim dalam Jala’ alAfham (hal 76). Al-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih.

5. Shalawat al-Hasan al-Bashri

Al-Hasan al-Bashri, ulama generasi tabi’in terkemuka mengatakan: “Barangsiapa berkeinginan minum dengan gelas yang sempuma dari telaga Nabi maka bacalah:

“Ya Allah curahkanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarganya, sahabatnya, anak-anaknya, istri-istrinya, keturunannya, ahli baitnya, keluarga istri-istrinya, para penolongnya, pendukungnya, kekasihnya dan umatnya dan kepada kami bersama mereka semuanya ya

Page 24: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

arhamarrahimin.” Hadits ini diriwayatkan oleh al-Hafizh al-Qadhi Iyadh dalam al Syifa dan al-Hafizh al-Sakhawi dalam al-Qaul al-Badi’ (hal. 47).

6. Shalawat al-Imam al-Syafi’i

Abdullah bin al-Hakam berkata: “Aku bermimpi bertemu al-Imam al- Syafi’i setelah beliau meninggal. Aku bertanya: “Bagaimana perlakuan Allah kepadamu?” Beliau menjawab: “Allah mengasihiku dan mengampuniku. Lalu aku bertanya kepada Allah: “Dengan apa aku memperoleh derajat ini?” Lalu ada orang yang menjawab: “Dengan shalawat yang kamu tulis dalam kitab al-Risalah:

“Semoga Allah mencurahkan rahmat kepada Muhammad sejumlah ingatan orang-orang yang berdzikir kepada-Nya dan sejumlah kelalaian orang-orang yang lalai kepada-Nya”.

Abdullah bin al-Hakam berkata: “Pagi harinya aku lihat kitab al Risalah, ternyata shalawat di dalamnya sama dengan yang aku lihat dalam mimpiku.”

Kisah ini diriwayatkan oleh banyak ulama seperti Ibn al-Qayyim dalam Jala’ alAjham (hal. 230), al-Hafizh al-Sakhawi dalam al-Qaul al-Badi’ (haL 254) dan lain-lain.

Hadits-hadits di atas, dan ratusan riwayat lain dari ulama salaf dan ahli hadits yang tidak disebutkan di sini, dapat mengantarkan kita pada beberapa kesimpulan di antaranya:

Pertama, dalam Islam tidak ada ajaran yang mengajak meninggalkan shalawat-shalawat atau doa-doa yang disusun oleh para ulama dan auliya.

Seperti Dalail al-Khairat, Shalawat al-Fatih, Munjiyat, Nariyah, Thibbul Qulub, Badar dan lain-kin. Bahkan sebaliknya, ajaran Islam menganjurkan untuk mengamalkan shalawat-shalawat dan doa-doa yang disusun oleh para ulama dan auliya. Sejak generasi sahabat Nabi SAW kita dianjurkan untuk menyusun shalawat yang baik kepada Nabi SAW, sebagai tanda kecintaan dan ekspresi keta’zhiman kita kepada beliau. Mereka juga mengajarkan kita cara menyusun shalawat yang baik kepada Nabi SAW, seperti shalawat yang disusun oleh Sayidina Ali, Ibn Mas’ud, Ibn Abbas dan ulama-ulama sesudahnya. Dari sekian banyak shalawat yang disusun oleh mereka, lahirlah karya-karya khusus dalam shalawat vang ditulis oleh para hafizh dari kalangan ahli hadits seperti Fadhl al-Shalat ‘aha. al-Nabi karya al-Imam Ismail bin Ishaq al- Qadhi, Jala’ al-Ajham karya Ibn al-Qayyim, al-Qahl al-Badi’ karya al-Hafizh al-Sakhawi dan ratusan karya shalawat lainnya.

Dengan demikian, ajakan Wahhabi agar meninggalkan shalawat dan doa yang disusun oleh para ulama dan auliya, termasuk bid’ah madzmumah yang berangkat dari paradigma Wahhabi yang anti bid’ad hasanah, serta bertentangan dengan Sunnah Rasul yang membolehkan dan memuji doa-doa yang disusun oleh para sahabatnya.

Page 25: Selawat dalam Sorotan (Keselamatan Nabi dan Problema ... Web viewAl-Hafizh al- Sakhawi mengatakan dalam alQaul al-Badi’ (hal. 46), sanad hadits ini jayyid, ku at dan shahih. 5. Shalawat

Kedua, di antara susunan shalawat yang baik adalah bacaan shalawat yang disertai dengan pujian kepada Nabi SAW.

Seperti yang dicontohkan dalam shalawat Sayidina Ali bin Abi Thalib dengan menyertakan nama-nama dan sifat-sifat Nabi yang terpuji seperti, ‘alfatih lima ughliq, aldafi’ lijaysyat alabathil, al-khatim lima sabaq’ dan lain-lain. Oleh karena itu, Shalawat al-Fatih dan lain-lain yang mengandung pujian kepada Nabi SAW dengan kalimat ‘alfatih lima ughliq, al-khatim lima sabaq, thibbil qulub wa dawaiha’ dan lain-lain termasuk mengikuti Sunnah Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang diakui sebagai salah satu Khulafaur Rasyidin oleh kaum Muslimin. Rasulullah sendiri memerintahkan kita agar mengikuti sunnah Khulafaur Rasyidin sebagaimana juga diakui oleh al-’Utsaimin (Ulama Wahabi) dalam Syarh al-’Aqidah al- Wasithiyyah (hal. 639).

Ketiga, hadits-hadits di atas, dapat mengantarkan kita pada kesimpulan bahwa para sahabat telah terbiasa menyusun doa-doa dan bacaan shalawat kepada Nabi.

Hal ini kemudian diteladani oleh para ulama salaf yang saleh dari kalangan ahli hadits hingga dewasa ini. Lalu bagaimana dengan pernyataan Ustadz Mahrus Ali dalam bukunya Mantan Kiai NU Menggugat Sholaunt & Dzikir Syirik (hal. 91) berikut ini:

“Para sahabat yang fasih berbahasa Arab, lihai berbicara bahasa Arab dan ahli sastra bahasa Arab pun tidak mau membuat dan mereka-reka sendiri kalimat atau bacaan sholawat untuk Rasulullah Padahal bila mereka mau, tentunya mereka akan dengan mudah sekali membuat bacaan tersebut”