SELASA, 8 MARET 2011 | MEDIA INDONESIA LINTAS BERITA ... filengerti karena jamkesmas juga kayaknya...

1
Rapat APBD Kota Bekasi Tertunda ANGGARAN pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Bekasi lambat dicairkan. Alasannya pun tak jelas. Bahkan, rapat paripurna yang seharusnya dilangsungkan hari ini untuk mem- bicarakan APBD terpaksa ditunda tanpa alasan yang jelas juga. Penundaan pengesahan APBD merupakan kali keempat dalam dua pekan terakhir. Demikian dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bekasi Dudy Setiabudhi. “Kami tengah mengakomodasi aspirasi anggota dewan,” kata dia. Di tempat terpisah, Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi Tumai mem- bantah hal itu. “Tidak benar rapat paripurna terlambat karena ada aspirasi dewan,” ujarnya. Tumai mengaku dewan mencoba mera- sionalisasikan anggaran yang diajukan pihak eksekutif dengan kondisi lapangan. “Tidak ada jatah aspirasi DPRD,” jelas dia. Ketua DPRD Azhar Laena mengatakan dewan telah siap melak- sanakan rapat paripurna. “Kalau lambat, berarti eksekutif yang tidak siap,” katanya. (GG/J-4) Gubernur belum Bayar Ganti Rugi SUDAH sembilan bulan pas- caputusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas kasus penai- kan tarif parkir sepihak tertang- gal 26 Mei 2010 lalu. Namun, Gubernur DKI Jakarta selaku tergugat III yang diharuskan membayar Rp3.333 kepada Da- vid Tobing tak juga membayar ganti rugi itu. Dalam putusan pengadilan, PT Securindo Packatama Indonesia yang mengelola parkir Se- cure Parking (tergugat I), Dinas Perhubungan DKI Jakarta Unit Pelaksana Teknis Perparkiran (tergugat II), dan Gubernur DKI Jakarta dinyatakan bersalah. Kesalahan berupa perbuatan mela- wan hukum karena menetapkan tarif parkir di luar ketentuan SK Gubernur DKI Jakarta No 48 Tahun 2004 mengenai tarif biaya parkir. Majelis hakim menetapkan menghukum para tergugat membayar biaya ganti rugi sebesar Rp10 ribu. Berarti masing- masing harus membayar Rp3.333. (*/J-4) Pemkot Jaksel Tertibkan PKL PEDAGANG kaki lima dianggap sangat mengganggu ketertiban. Karena itu, Pemerintah Kota Jakarta Selatan melakukan pener- tiban, kemarin. Lokasi yang ditertibkan adalah Jalan Tebet Timur II, Kelurahan Tebet Timur, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Di sana, ada 84 pedagang kaki lima ditertibkan. Sebelum penertiban, para pedagang telah disuruh mengosongkan kios mereka yang mengelilingi lapangan sepanjang 200 meter. Saat penertiban, pedagang hanya bisa melihat kios mereka yang telah ditempati puluhan tahun dibongkar paksa oleh petugas dengan menggunakan alat berat. Aryo, 40, pedagang makanan burung, mengatakan awalnya para pedagang ingin mengadakan perlawanan. Namun, niat itu diurungkan karena para pedagang telah dijanjikan dipindah ke tempat yang lebih baik. (*/J-4) Remaja Tusuk Ibu Tiri KARENA tidak terima ditegur, seorang remaja atau anak baru gede (ABG) di Bogor, nekat menusuk ibu tiri di kediamannya di Kelurahan Kebon Pedes, RT 06/08, Tanah Sareal, Kota Bogor, kemarin.Korban, Dede Zubaedah alias Dewi, 30, yang tengah hamil muda ditusuk Daniel Klaifat, 15, dengan dibantu teman mainnya, Muhammad Suryadin, 16, alias Adin. Beruntung peristiwa itu tidak sampai membuat nyawa Dede melayang. Dede berhasil diselamatkan setelah Diana Damayanti, 28, tetangganya, mendengar kegaduhan dan teriakan di rumah korban. Dede segera dibawa ke Rumah Sakit Islam Bogor (RSIB) dan sempat menjalani perawatan sebelum dibawa pulang. Ia harus mendapatkan jahitan di punggung dan bawah ketiaknya karena mengalami luka tusukan cukup dalam. (DD/J-2) A IR mata meleleh di pipinya yang terbalut debu jalanan, saat perempuan 53 tahun itu mengisahkan penyakit yang dideritanya dua tahun terakhir ini. “Rasanya nyut...nyut... gitu, De. Mau duduk aja enggak bisa, jalan susah, apalagi kerja enggak mampu, makanya saya tidur miring saja,” keluh Karsiah yang saat itu terbaring dengan posisi menyamping di bantaran rel kereta api Bendungan Hilir. Karsiah menuturkan, penderitaannya bermula sejak terjatuh beberapa kali di kamar mandi dengan posisi duduk. Ia sempat berobat ke RSCM berkat kepedulian warga rumah susun yang mengumpulkan uang sejumlah Rp2,4 juta untuk pengobatannya. Namun uang hasil patungan itu seperti menguap begitu saja saat diagnosis menyatakan ia menderita kanker dan harus melalui proses pelengkapan berkas serta rontgen. “Sudah tiga bulan saya bolak-balik Cipto (RSCM), tapi sama dokternya enggak diapa- apain,” ungkapnya di sela deru kereta api yang lewat di belakangnya. “Dokternya pasti lihat dulu siapa yang menjamin. Kalau tidak ada, ya enggak diapa-apain. Kami juga enggak ngerti karena jamkesmas juga kayaknya enggak diurusin,” timpal Subur, satpam Rusun Benhil 2 yang rutin mengontrol kondisi janda ini. Penyakit yang semakin menggerogoti tubuhnya membuat Karsiah tidak bisa lagi beraktivitas. Tak hanya itu, pemilik rumah kontrakan yang ia sewa memintanya pergi karena penyakit Karsiah mulai mengganggu kenyamanan penghuni kontrakan. Tempat tinggalnya kini hanyalah dipan beratap terpal biru rombeng tanpa dinding untuk menahan dinginnya udara malam. Jika hujan turun, dengan susah payah ia melintasi rel kereta untuk berteduh di bekas kontrakannya. Bukan hanya penyakit yang membuat air mata kembali mengambang di sudut kelopak mata Karsiah. Sambil menerawang, perempuan itu menceritakan kepedihannya saat keluarganya di Indramayu, Jawa Barat, menolak kepulangannya. Padahal saat itu Karsiah yang sudah tidak mampu berjalan bersusah payah menempuh perjalanan menggunakan bus dengan diantar tetangganya. “Saat kembali lagi ke Jakarta, di bus saya tidak bisa melihat apa-apa karena sepanjang perjalanan mata saya dipenuhi air mata,” tuturnya. Kini, Karsiah hanya bisa tergolek tidak berdaya sambil menunggu uluran bantuan kaum dermawan yang sudi membantu menyembuhkan penyakitnya. Karsiah tidak bisa masuk rumah sakit untuk mendapat perawatan karena tidak ada biaya. Berbeda dengan Karsiah, tidak adanya biaya malah membuat Anon Priyono, 35, tidak bisa keluar dari rumah sakit. Anon dirawat di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, karena gagal ginjal. Sejak mulai masuk ke rumah sakit pada 29 Januari hingga kemarin (7/3), biaya pengobatan Anon mencapai Rp62 juta untuk biaya rawat inap, cuci darah, dan obat- obatan. Berbagai upaya sudah dilakukan pihak keluarga agar Anon bisa pulang ke rumah. Di antaranya dengan surat dari RT/RW dan kelurahan yang menerangkan Anon adalah pasien miskin. Kementerian Kesehatan juga memberikan surat keterangan yang ditujukan kepada Rumah Sakit Fatmawati, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail, dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Hardiono. Namun, semua surat yang dibawa hanya menjadi bahan tertawaan seorang staf Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok. “Capek-capek Ibu urus surat tak bakal dibantu. Ha...ha... ha... saudara saya saja tidak bisa dibantu, apalagi Ibu. Ibu legowo ajalah,” katanya kepada Titi, kakak Anon. (*/Kisar Rajagukguk/J-3) Sumantri Handoyo A PARAT Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta kembali mengga- galkan upaya penyelundupan sabu ke Indonesia. Dua warga negara (WN) Iran, satu di antaranya adalah mantan atlet tinju, dibekuk petugas karena kedapatan membawa metham- petamine (sabu) 2,16 kg atau senilai Rp3,24 miliar. Mantan atlet tinju berinisial AAS, 35, ditangkap bersama seorang temannya, AAF, 28, di Terminal D, Bandara Soekar- no-Hatta. Menurut Kepala Kantor Pen- gawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandara Soekarno- Hatta, Iyan Rubiyanto, penang- kapan dilakukan pada Minggu (6/3) malam. Penangkapan berawal dari kecurigaan petu- gas Bea dan Cukai saat melihat gerak-gerik dua penumpang pesawat Emira tes (EK 358), rute Teheran-Dubai-Jakarta yang tampak aneh. Karena dari hasil pemerik- saan tas milik tersangka tidak ditemukan barang terlarang, petugas melakukan pemerik- saan badan. Hasilnya, ditemu- kan gumpalan di celana dalam tersangka. Setelah dibuka, ternyata gumpalan di celana dalam yang dibentuk sedemikian rupa itu merupakan kristal putih yang positif sabu sehingga kedua tersangka diamankan untuk diperiksa lebih lanjut. Di hadapan petugas, AAF yang berprofesi sebagai kar- yawan asuransi di Iran menga- ku bahwa barang itu milik Has- san yang dititipkan kepadanya untuk diberikan kepada salah seorang di salah satu hotel di Jakarta. “Kedua tersangka ini di- janjikan akan diberi imbalan masing-masing US$20 ribu,” kata Iyan Rubianto. Kapolres Metropolitan Ban- dara Soekarno-Hatta Komisaris Besar Tornagogo Sihombing mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Kantor Kedutaan Besar Iran yang ada di Jakarta sebelum menindak- lanjuti kasus ini. Kepolisian ingin melihat catatan mengenai dua orang itu di negaranya. “Kalau di negaranya itu mereka memang sudah memi- liki catatan ‘merah’, berarti mereka itu memang jaringan narkotika tingkat nasional. Tapi kalau tidak, bisa saja mereka itu adalah orang biasa yang dikorbankan untuk menjadi kurir,” ujar Tornagogo. Dimusnahkan Sementara itu, belum lagi dinyatakan lengkap (P21) oleh kejaksaan, Polres Metropolitan Jakarta Utara memusnahkan narkoba senilai Rp15 miliar yang merupakan barang bukti atas kasus kepemilikan narko- ba dengan tersangka Nico. Nico ditangkap karena menem- baki bus Trans-Jakarta di Pluit. Saat ditangkap, di rumahnya ternyata ditemukan juga narko- ba dan bahan pembuatnya. Kapolres Jakarta Utara Kombes Andap Budhi Revi- anto menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari proses hukum atas kasus narkotika mi- lik Nico. “Pemusnahan ini juga dilakukan untuk menghindari adanya penyimpangan,” kilah Andap. Andap menambahkan, sam- pai saat ini kasus narkotika dengan tersangka Nico ini masih dalam proses penyelidik- an dan penyidikan bekerja sama dengan Polda Metro Jaya dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Kasat Narkoba Komisaris Polisi Suparmo menambah- kan, proses kasus kepemilikan narkoba dengan tersangka Nico masih ada di tingkat pe- nyidikan. Dalam waktu dekat, berkas penyidikan akan segera dilimpahkan ke Kejaksaan Ja- karta Utara. “Kita tunggu saja, tidak akan lama lagi,” ujarnya. Terkait dengan barang bukti yang dimusnahkan, Suparmo mengatakan barang bukti pada kasus ini tidak dimusnahkan semuanya. “Sebagian barang bukti ini diserahkan ke kejak- saan untuk proses persidangan nantinya,” tandasnya. (*/J-2) sumantri @mediaindonesia.com Polisi akan berkoordinasi dengan Kedubes Iran guna mengecek track record pembawa sabu ini. Mantan Atlet Tinju Iran Bawa Sabu Sulitnya Akses Kesehatan bagi si Miskin 6 M EGA POLITAN SELASA, 8 MARET 2011 | MEDIA INDONESIA David Tobing Pengacara publik LINTAS BERITA TERBARING LEMAH: Ibu Karsiah, 53, terbaring lemah di bawah pohon mangga di belakang Rumah Susun Benhil 2, Pejompongan, Jakarta Pusat, Minggu (6/3). PENYELUNDUPAN SABU: Petugas Bea dan Cukai memeriksa barang bukti sabu seberat 2.16 kg yang disimpan dalam celana dalam milik dua warga negara Iran berinisial AF, 28, dan AS, 35, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, kemarin. MI/JHONI KRISTIAN MI/ANGGA YUNIAR MI/PANCA

Transcript of SELASA, 8 MARET 2011 | MEDIA INDONESIA LINTAS BERITA ... filengerti karena jamkesmas juga kayaknya...

Rapat APBD Kota Bekasi TertundaANGGARAN pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Bekasi lambat dicairkan. Alasannya pun tak jelas. Bahkan, rapat paripurna yang seharusnya dilangsungkan hari ini untuk mem-bicarakan APBD terpaksa ditunda tanpa alasan yang jelas juga. Penundaan pengesahan APBD merupakan kali keempat dalam dua pekan terakhir. Demikian dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bekasi Dudy Setiabudhi. “Kami te ngah mengakomodasi aspirasi anggota dewan,” kata dia.

Di tempat terpisah, Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi Tumai mem-bantah hal itu. “Tidak benar rapat paripurna terlambat karena ada aspirasi dewan,” ujarnya. Tumai mengaku dewan mencoba mera-sionalisasikan anggaran yang diajukan pihak eksekutif dengan kondisi lapangan. “Tidak ada jatah aspirasi DPRD,” jelas dia.

Ketua DPRD Azhar Laena mengatakan dewan telah siap melak-sanakan rapat paripurna. “Kalau lambat, berarti eksekutif yang tidak siap,” katanya. (GG/J-4)

Gubernur belum Bayar Ganti Rugi SUDAH sembilan bulan pas-caputusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas kasus penai-kan tarif parkir sepihak tertang-gal 26 Mei 2010 lalu. Namun, Gubernur DKI Jakarta selaku tergugat III yang diharuskan membayar Rp3.333 kepada Da-vid Tobing tak juga membayar ganti rugi itu.

Dalam putusan pengadilan, PT Securindo Packatama Indonesia yang mengelola parkir Se-cure Parking (tergugat I), Dinas Perhubungan DKI Jakarta Unit Pelaksana Teknis Perparkiran (tergugat II), dan Gubernur DKI Jakarta dinyatakan bersalah. Kesalahan berupa perbuatan mela-wan hukum karena menetapkan tarif parkir di luar ketentuan SK Gubernur DKI Jakarta No 48 Tahun 2004 mengenai tarif biaya parkir. Majelis hakim menetapkan menghukum para tergugat membayar biaya ganti rugi sebesar Rp10 ribu. Berarti masing-masing harus membayar Rp3.333. (*/J-4)

Pemkot Jaksel Tertibkan PKLPEDAGANG kaki lima dianggap sangat mengganggu ketertiban. Karena itu, Pemerintah Kota Jakarta Selatan melakukan pener-tiban, kemarin. Lokasi yang ditertibkan adalah Jalan Tebet Timur II, Kelurahan Tebet Timur, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Di sana, ada 84 pedagang kaki lima ditertibkan. Sebelum penertiban, para pedagang telah disuruh mengosongkan kios mereka yang mengelilingi lapangan sepanjang 200 meter.

Saat penertiban, pedagang hanya bisa melihat kios mereka yang telah ditempati puluhan tahun dibongkar paksa oleh petugas dengan menggunakan alat berat. Aryo, 40, pedagang makanan burung, mengatakan awalnya para pedagang ingin mengadakan perlawanan. Namun, niat itu diurungkan karena para pedagang telah dijanjikan dipindah ke tempat yang lebih baik. (*/J-4)

Remaja Tusuk Ibu TiriKARENA tidak terima ditegur, seorang remaja atau anak baru gede (ABG) di Bogor, nekat menusuk ibu tiri di kediamannya di Kelurahan Kebon Pedes, RT 06/08, Tanah Sareal, Kota Bogor, kemarin.Korban, Dede Zubaedah alias Dewi, 30, yang tengah hamil muda ditusuk Daniel Klaifat, 15, dengan dibantu teman mainnya, Muhammad Suryadin, 16, alias Adin.

Beruntung peristiwa itu tidak sampai membuat nyawa Dede melayang. Dede berhasil diselamatkan setelah Diana Damayanti, 28, tetangganya, mendengar kegaduhan dan teriakan di rumah korban.

Dede segera dibawa ke Rumah Sakit Islam Bogor (RSIB) dan sempat menjalani perawatan sebelum dibawa pulang. Ia harus mendapatkan jahitan di punggung dan bawah ketiaknya karena mengalami luka tusukan cukup dalam. (DD/J-2)

AIR mata meleleh di pipinya yang terbalut debu jalanan,

saat perempuan 53 tahun itu mengisahkan penyakit yang dideritanya dua tahun terakhir ini.

“Rasanya nyut...nyut...gitu, De. Mau duduk aja enggak bisa, jalan susah, apalagi kerja enggak mampu, makanya saya tidur miring saja,” keluh Karsiah yang saat itu terbaring dengan posisi menyamping di bantaran rel kereta api Bendungan Hilir.

Karsiah menuturkan, penderitaannya bermula sejak terjatuh beberapa kali di kamar mandi dengan posisi duduk. Ia sempat berobat ke RSCM berkat kepedulian warga rumah susun yang mengumpulkan uang sejumlah Rp2,4 juta untuk pengobatannya. Namun uang hasil patungan itu seperti menguap begitu saja saat diagnosis menyatakan ia menderita kanker dan harus melalui proses pelengkapan berkas serta rontgen. “Sudah tiga bulan saya bolak-balik Cipto (RSCM), tapi sama dokternya enggak diapa-apain,” ungkapnya di sela deru kereta api yang lewat di belakangnya.

“Dokternya pasti lihat dulu siapa yang menjamin. Kalau tidak ada, ya enggak diapa-apain. Kami juga enggak ngerti karena jamkesmas juga

kayaknya enggak diurusin,” timpal Subur, satpam Rusun Benhil 2 yang rutin mengontrol kondisi janda ini.

Penyakit yang semakin menggerogoti tubuhnya membuat Karsiah tidak bisa lagi beraktivitas. Tak hanya itu, pemilik rumah kontrakan yang ia sewa memintanya pergi karena penyakit Karsiah mulai mengganggu kenyamanan penghuni kontrakan. Tempat tinggalnya kini hanyalah dipan beratap terpal biru rombeng tanpa

dinding untuk menahan dinginnya udara malam. Jika hujan turun, dengan susah payah ia melintasi rel kereta untuk berteduh di bekas kontrakannya.

Bukan hanya penyakit yang membuat air mata kembali mengambang di sudut kelopak mata Karsiah. Sambil menerawang, perempuan itu menceritakan kepedihannya saat keluarganya di Indramayu, Jawa Barat, menolak kepulangannya. Padahal saat itu Karsiah yang

sudah tidak mampu berjalan bersusah payah menempuh perjalanan menggunakan bus dengan diantar tetangganya. “Saat kembali lagi ke Jakarta, di bus saya tidak bisa melihat apa-apa karena sepanjang perjalanan mata saya dipenuhi air mata,” tuturnya. Kini, Karsiah hanya bisa tergolek tidak berdaya sambil menunggu uluran bantuan kaum dermawan yang sudi membantu menyembuhkan penyakitnya.

Karsiah tidak bisa masuk

rumah sakit untuk mendapat perawatan karena tidak ada biaya. Berbeda dengan Karsiah, tidak adanya biaya malah membuat Anon Priyono, 35, tidak bisa keluar dari rumah sakit.

Anon dirawat di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, karena gagal ginjal. Sejak mulai masuk ke rumah sakit pada 29 Januari hingga kemarin (7/3), biaya pengobatan Anon mencapai Rp62 juta untuk biaya rawat inap, cuci darah, dan obat-obatan.

Berbagai upaya sudah dilakukan pihak keluarga agar Anon bisa pulang ke rumah. Di antaranya dengan surat dari RT/RW dan kelurahan yang menerangkan Anon adalah pasien miskin. Kementerian Kesehatan juga memberikan surat keterangan yang ditujukan kepada Rumah Sakit Fatmawati, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail, dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Hardiono.

Namun, semua surat yang dibawa hanya menjadi bahan tertawaan seorang staf Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok. “Capek-capek Ibu urus surat tak bakal dibantu. Ha...ha...ha... saudara saya saja tidak bisa dibantu, apalagi Ibu. Ibu legowo ajalah,” katanya kepada Titi, kakak Anon. (*/Kisar Rajagukguk/J-3)

Sumantri Handoyo

APARAT Bea dan C u k a i B a n d a r a Soekarno-Hatta kembali mengga-

galkan upaya penyelundup an sabu ke Indonesia. Dua warga negara (WN) Iran, satu di antaranya adalah mantan atlet tinju, dibekuk petugas karena kedapatan membawa metham-petamine (sabu) 2,16 kg atau senilai Rp3,24 miliar.

Mantan atlet tinju berinisial AAS, 35, ditangkap bersama seorang temannya, AAF, 28, di Terminal D, Bandara Soekar-

no-Hatta. Menurut Kepala Kantor Pen-

gawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandara Soekar no-Hatta, Iyan Rubiyanto, penang-kapan dilakukan pada Minggu (6/3) malam. Penangkapan berawal dari kecurigaan petu-gas Bea dan Cukai saat melihat gerak-gerik dua penum pang pesawat Emira tes (EK 358), rute Teheran-Dubai-Jakarta yang tampak aneh.

Karena dari hasil pemerik-saan tas milik tersangka tidak ditemukan barang terlarang, petugas melakukan pemerik-saan badan. Hasilnya, ditemu-kan gumpalan di celana dalam tersangka.

Setelah dibuka, ternyata gumpalan di celana dalam yang dibentuk sedemikian rupa itu merupakan kristal putih yang positif sabu se hingga kedua tersangka di amankan untuk diperiksa lebih lanjut.

Di hadapan petugas, AAF

yang berprofesi sebagai kar-yawan asuransi di Iran menga-ku bahwa barang itu milik Has-san yang dititipkan kepadanya untuk diberikan kepada salah seorang di salah satu hotel di Jakarta.

“Kedua tersangka ini di-janjikan akan diberi imbalan masing-masing US$20 ribu,” kata Iyan Rubianto.

Kapolres Metropolitan Ban-dara Soekar no-Hatta Komisaris Besar Tornagogo Sihombing mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Kantor Kedutaan Besar Iran yang ada di Jakarta sebelum menindak-lanjuti kasus ini. Kepolisian ingin melihat catat an mengenai dua orang itu di negaranya.

“Kalau di negaranya itu mereka memang sudah memi-liki catatan ‘merah’, berarti mereka itu memang jaringan narkotika tingkat nasional. Tapi kalau tidak, bisa saja mereka itu adalah orang biasa yang

dikorbankan untuk menjadi kurir,” ujar Tornagogo.

DimusnahkanSementara itu, belum lagi

dinyatakan lengkap (P21) oleh kejaksaan, Polres Metropolitan Jakarta Utara memusnahkan narkoba senilai Rp15 miliar yang merupakan barang bukti atas kasus kepemilikan narko-ba dengan tersangka Nico. Nico ditangkap karena menem-baki bus Trans-Jakarta di Pluit. Saat ditangkap, di rumahnya ternyata ditemukan juga narko-ba dan bahan pembuatnya.

Kapolres Jakarta Utara Kombes Andap Budhi Revi-anto menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari proses hukum atas kasus narkotika mi-lik Nico. “Pemusnahan ini juga dilakukan untuk menghindari adanya penyimpangan,” kilah Andap.

Andap menambahkan, sam-pai saat ini kasus narkotika

dengan tersangka Nico ini masih dalam proses penyelidik-an dan penyidikan bekerja sama dengan Polda Metro Jaya dan Badan Narkotika Nasional (BNN).

Kasat Narkoba Komisaris Polisi Suparmo menambah-kan, proses kasus kepemilikan narkoba dengan tersangka Nico masih ada di tingkat pe-nyidikan. Dalam waktu dekat, berkas penyidikan akan segera dilimpahkan ke Kejaksaan Ja-karta Utara. “Kita tunggu saja, tidak akan lama lagi,” ujarnya. Terkait dengan barang bukti yang dimusnahkan, Suparmo mengatakan barang bukti pada kasus ini tidak dimusnahkan semuanya. “Sebagian barang bukti ini diserahkan ke kejak-saan untuk proses persidangan nantinya,” tandasnya. (*/J-2)

[email protected]

Polisi akan berkoordinasi dengan Kedubes Iran guna mengecek track record pembawa sabu ini.

Mantan Atlet Tinju Iran Bawa Sabu

Sulitnya Akses Kesehatan bagi si Miskin

6 MEGAPOLITAN SELASA, 8 MARET 2011 | MEDIA INDONESIA

David TobingPengacara publik

LINTAS BERITA

TERBARING LEMAH: Ibu Karsiah, 53, terbaring lemah di bawah pohon mangga di belakang Rumah Susun Benhil 2, Pejompongan, Jakarta Pusat, Minggu (6/3).

PENYELUNDUPAN SABU: Petugas Bea dan Cukai memeriksa barang bukti sabu seberat 2.16 kg yang disimpan dalam celana dalam milik dua warga negara Iran berinisial AF, 28, dan AS, 35, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, kemarin.

MI/JHONI KRISTIAN

MI/ANGGA YUNIAR

MI/PANCA