SELASA, 21 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA ERP … filemengatasi kemacetan di Ja-karta. Saat ini...

1
4 | Megapolitan SELASA, 21 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA ERP Tekan Kemacetan 10% Penerapan electronic road pricing terhambat oleh ketidakjelasan sikap pemerintah. Nesty Trioka Pamungkas pemberlakuan ERP tidak kun- jung diterbitkan. “Sampai sekarang belum ada payung hukumnya. Peraturan pemerintah (PP) atau peraturan daerah (perda) harus ada tahun ini. Memang prosesnya tidak semudah dan secepat yang di- perkirakan,” pungkasnya. Dalam pembahasan terakhir mengenai penanganan kema- cetan Jakarta di Kantor Wakil Presiden, ERP masuk 17 ren- cana aksi yang disusun peme- rintah. Wapres Boediono telah me- minta Kementerian Perhubung- an segera menyelesaikan pera- turan pemerintah (PP) yang melandasinya. “Draf PP akan selesai seming- gu setelah Lebaran,” ujar Juru Bicara Wapres Boediono, Yopie Hidayat. Secara khusus, lanjut Yopie, Wapres juga menginstruksikan Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pem- bangunan (UKP4) untuk memantau berbagai upaya yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah dalam mengatasi kemacetan di Ja- karta. Saat ini masalah kemacetan memang dirasakan semakin berat oleh warga Jakarta dan sekitarnya. Mereka berharap ada solusi yang cukup jitu dari pemerintah untuk mengurai kemacetan yang terjadi di ham- pir setiap wilayah saat pagi dan sore atau malam hari. (*/Tup/J-2) [email protected] K EMACETAN yang mendera warga Ja- karta membutuhkan solusi penanganan yang cepat. Salah satu yang bisa diterapkan adalah pember- lakuan electronic road pricing (ERP) atau pungutan penggu- naan jalan. Dengan ERP, kendaraan yang melintas pada satu ruas jalan akan dipungut bayaran. Hasil dari pungutan itu dapat dikem- balikan kepada pengguna jalan lainnya berupa peningkatan sarana dan prasarana angkutan umum dan jalan. Pemerintah Daerah DKI da- pat membentuk badan usaha milik daerah (BUMD) untuk mengelola dana hasil ERP. Berkaca dari pengalaman be- berapa negara yang telah mene- rapkan ERP, tingkat kemacetan dapat turun setelah ERP dite- rapkan. Dengan menerapkan ERP, di Jakarta tingkat kema- cetan dapat turun 10%. “Di London, tingkat kema- cetannya berkurang sebanyak 30%. Sementara itu, di Singapu- ra sebesar 40%. Kita perkirakan ERP dapat mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta sebesar 10%,” kata anggota Koalisi Masyarakat untuk Transport Demand Management (TDM) Ari Muhammad di Jakarta, kemarin. Berkurangnya kemacetan akan meningkatkan kecepatan ra ta-rata kendaraan dari 20 km per jam menjadi 30 km per jam. Akibatnya waktu yang dibutuhkan masyarakat dalam perjalanan lebih singkat. jadi lebih sehat,” tan- dasnya. Terkendala aturan Meski sederet keuntungan menanti dengan pemberlakuan ERP, hingga saat ini penerapan ERP masih terhambat karena ti- dak ada aturan hukumnya. Sikap pemerintah baik pusat maupun daerah yang tidak jelas membuat dasar hukum “Selain itu, penggunaan ba- han bakar seperti bensin dapat dihemat. Selama ini konsumsi bahan bakar terbesar di Indo- nesia sebesar 88% untuk sektor transportasi. Dari total tersebut, sebesar 51% untuk transportasi darat,” ungkap Ari TMD menghitung bahwa kerugian masyarakat akibat kemacetan di jalan mencapai Rp5,5 triliun. Dari jumlah itu, JAKARTA Investment Forum (Jakvest) 2010 membuka peluang sek- tor perdagangan, turisme, dan investasi bagi investor mancanegara. Diharapkan dalam ajang ini ada kenaikan investasi 0,2% dari tahun lalu yang mencapai Rp10 triliun. Harapan itu dikemukakan Kepala Badan Penanaman Modal Provinsi DKI Jakarta Terman Siregar kepada wartawan di Jakarta, kemarin. Hadir pula Nora Kity, perwakilan Indonesian French Chamber of Commerce and Industry (Kadin Prancis). “Jakvest diselenggarakan pada 30 September-3 Oktober 2010 di Balai Kartini, Jakarta. Beberapa negara telah memastikan berparti- sipasi, seperti Prancis, Belanda, Inggris, Amerika, Kanada, Jepang, dan Jerman. Dari dalam negeri ada 16 provinsi,” ujar Terman. Jakvest membuka peluang investasi di bidang turisme, agro- industri, dan agrowisata. “Hasil Jakvest akan kami bawa ke Paris dalam event Indonesian Trade Tourism International,” ujar Nora. (Faw/J-4) Peluang Usaha di Jakvest 2010 LINTAS BERITA DUA kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor bagian selatan diter- jang angin puting beliung. Kedua kecamatan itu yakni Cigombong dan Caringin. Akibat peristiwa tersebut, puluhan rumah menga- lami kerusakan berat dan ringan. Selain itu, sejumlah papan nama atau plang dan pepohonan bertumbangan. Bencana alam itu terjadi pada Minggu (19/9) petang di saat hujan dengan intensitas tinggi tengah mengguyur wilayah Kabu- paten Bogor. Angin kencang tiba-tiba saja datang dan membuat warga panik. Pohon-pohon bertumbangan dan rumah warga pun diterjang. Kerusakan rumah rata-rata terjadi pada bagian atap, yang beterbangan tersapu angin. Menurut Djohari, Kepala Desa Pasir Muncang, yang rumahnya juga rusak, angin puting beliung tiba-tiba datang dan dalam hi- tungan menit menyapu rumah warga. “Enggak lama, tapi karena kencangnya, banyak rumah yang rusak. Termasuk rumah saya,” kata Djohari. (DD/J-4) Puluhan Rumah Kena Puting Beliung LIMA mahasiswa Fakultas Ekonomi President University menga- lami kecelakaan lalu lintas. Satu tewas dan empat lainnya terluka. Korban tewas adalah Rina Rosliana, 18, warga Perumahan SBS Blok II No 5 RT003/11, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kabupaten Bekasi. Sementara Mohamad Reza Ramadhani, 18, Haula Arifa Prayekti, 18, dan Syifa, 19, dan Rizal, 18, mengalami luka-luka. Awal kejadian pukul 07.30 WIB saat kelimanya menumpang mobil Toyota Avanza warna hitam B 1532 VPB. Tiba-tiba mobil yang dikemudikan Reza menabrak beton pem- batas beberapa meter menuju pintu keluar tol Cikarang Barat atau tepatnya di Km 29. Mobil terguling beberapa kali. Petugas Jasa Marga dan kepolisian yang mengetahui insiden segera mengevakuasi korban ke RS Medirossa Cikarang. Haula mengalami luka parah di bagian perut dan hati hingga harus menjalani operasi. Sementara luka yang diderita Reza dan Syifa tidak begitu mengkhawatirkan. (GG/J-4) Kecelakaan di Tol, Satu Mahasiswa Tewas Rp3 triliun akibat perawatan kendaraan ekstra dan Rp2,5 triliun akibat waktu yang ter- buang. Dampak ikutan dari ERP adalah mempengaruhi tingkat pencemaran udara. “Ini semua nantinya bisa mengurangi polusi udara. Lingkungan pun

Transcript of SELASA, 21 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA ERP … filemengatasi kemacetan di Ja-karta. Saat ini...

4 | Megapolitan SELASA, 21 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

ERP Tekan Kemacetan 10%Penerapan electronic road pricing terhambat oleh

ketidakjelasan sikap pemerintah.

Nesty Trioka Pamungkaspemberlakuan ERP tidak kun-jung diterbitkan.

“Sampai sekarang belum ada payung hukumnya. Peraturan pemerintah (PP) atau peraturan daerah (perda) harus ada tahun ini. Memang prosesnya tidak semudah dan secepat yang di-perkirakan,” pungkasnya.

Dalam pembahasan terakhir mengenai penanganan kema-cetan Jakarta di Kantor Wakil Presiden, ERP masuk 17 ren-cana aksi yang disusun peme-rintah.

Wapres Boediono telah me-minta Kementerian Perhubung-an segera menyelesaikan pera-turan pemerintah (PP) yang melandasinya.

“Draf PP akan selesai seming-gu setelah Lebaran,” ujar Juru Bi cara Wapres Boediono, Yopie Hidayat.

Secara khusus, lanjut Yopie, Wapres juga menginstruksikan

Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan

Pengendalian Pem-bangunan (UKP4) untuk memantau berbagai upaya yang dilakukan

pemerintah pusat dan daerah dalam

mengatasi kemacetan di Ja-karta.

Saat ini masalah kemacetan memang dirasakan semakin be rat oleh warga Jakarta dan se kitarnya. Mereka berharap ada solusi yang cukup jitu da ri pemerintah untuk mengu rai kemacetan yang terjadi di ham-pir setiap wilayah saat pagi dan sore atau malam hari. (*/Tup/J-2)

[email protected]

KEMACETAN yang men dera warga Ja-kar ta membutuhkan solusi penanganan

yang cepat. Salah satu yang bi sa diterapkan adalah pember-lakuan electronic road pricing (ERP) atau pungutan penggu-na an jalan.

Dengan ERP, kendaraan yang melintas pada satu ruas jalan akan dipungut bayaran. Hasil dari pungutan itu dapat dikem-balikan kepada pengguna jalan lainnya berupa peningkatan sa rana dan prasarana angkutan umum dan jalan.

Pemerintah Daerah DKI da-pat membentuk badan usaha milik daerah (BUMD) untuk mengelola dana hasil ERP.

Berkaca dari pengalaman be-berapa negara yang telah mene-rapkan ERP, tingkat kemacetan dapat turun setelah ERP dite-rap kan. Dengan menerapkan ERP, di Jakarta tingkat kema-cetan dapat turun 10%.

“Di London, tingkat kema-cetannya berkurang sebanyak 30%. Sementara itu, di Singapu-ra sebesar 40%. Kita perkirakan ERP dapat mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta sebesar 10%,” kata anggota Koalisi Ma syarakat untuk Transport De mand Management (TDM) Ari Muhammad di Jakarta, ke marin.

Berkurangnya kemacetan akan meningkatkan kecepatan ra ta-rata kendaraan dari 20 km per jam menjadi 30 km per jam. Akibatnya waktu yang dibutuhkan masyarakat dalam perjalanan lebih singkat.

jadi lebih sehat,” tan-das nya.

Terkendala aturanMeski sederet keuntungan

menanti dengan pemberlakuan ERP, hingga saat ini penerapan ERP masih terhambat karena ti-dak ada aturan hukumnya.

Sikap pemerintah baik pusat maupun daerah yang tidak jelas membuat dasar hukum

“Selain itu, penggunaan ba-han bakar seperti bensin dapat dihemat. Selama ini konsumsi bahan bakar terbesar di Indo-nesia sebesar 88% untuk sektor transportasi. Dari total tersebut, sebesar 51% untuk transportasi darat,” ungkap Ari

TMD menghitung bahwa kerugian masyarakat akibat kemacetan di jalan mencapai Rp5,5 triliun. Dari jumlah itu,

JAKARTA Investment Forum (Jakvest) 2010 membuka peluang sek-tor perdagangan, turisme, dan investasi bagi investor mancanegara. Diharapkan dalam ajang ini ada kenaikan investasi 0,2% dari tahun lalu yang mencapai Rp10 triliun.

Harapan itu dikemukakan Kepala Badan Penanaman Modal Provinsi DKI Jakarta Terman Siregar kepada wartawan di Jakarta, kemarin. Hadir pula Nora Kity, perwakilan Indonesian French Chamber of Commerce and Industry (Kadin Prancis).

“Jakvest diselenggarakan pada 30 September-3 Oktober 2010 di Balai Kartini, Jakarta. Beberapa negara telah memastikan berparti-sipasi, seperti Prancis, Belanda, Inggris, Amerika, Kanada, Jepang, dan Jerman. Dari dalam negeri ada 16 provinsi,” ujar Terman.

Jakvest membuka peluang investasi di bidang turisme, agro-industri, dan agrowisata.

“Hasil Jakvest akan kami bawa ke Paris dalam event Indonesian Trade Tourism International,” ujar Nora. (Faw/J-4)

Peluang Usaha di Jakvest 2010

LINTAS BERITA

DUA kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor bagian selatan diter-jang angin puting beliung. Kedua kecamatan itu yakni Cigombong dan Caringin. Akibat peristiwa tersebut, puluhan rumah menga-lami kerusakan berat dan ringan. Selain itu, sejumlah papan nama atau plang dan pepohonan bertumbangan.

Bencana alam itu terjadi pada Minggu (19/9) petang di saat hujan dengan intensitas tinggi tengah mengguyur wilayah Kabu-paten Bogor. Angin kencang tiba-tiba saja datang dan membuat warga panik. Pohon-pohon bertumbangan dan rumah warga pun diterjang. Kerusakan rumah rata-rata terjadi pada bagian atap, yang beterbangan tersapu angin.

Menurut Djohari, Kepala Desa Pasir Muncang, yang rumahnya juga rusak, angin puting beliung tiba-tiba datang dan dalam hi-tungan menit menyapu rumah warga. “Enggak lama, tapi karena kencangnya, banyak rumah yang rusak. Termasuk rumah saya,” kata Djohari. (DD/J-4)

Puluhan Rumah Kena Puting Beliung

LIMA mahasiswa Fakultas Ekonomi President University menga-lami kecelakaan lalu lintas. Satu tewas dan empat lainnya terluka. Korban tewas adalah Rina Rosliana, 18, warga Perumahan SBS Blok II No 5 RT003/11, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kabupaten Bekasi.

Sementara Mohamad Reza Ramadhani, 18, Haula Arifa Prayekti, 18, dan Syifa, 19, dan Rizal, 18, mengalami luka-luka. Awal kejadian pukul 07.30 WIB saat kelimanya menumpang mobil Toyota Avanza warna hitam B 1532 VPB.

Tiba-tiba mobil yang dikemudikan Reza menabrak beton pem-batas beberapa meter menuju pintu keluar tol Cikarang Barat atau tepatnya di Km 29. Mobil terguling beberapa kali.

Petugas Jasa Marga dan kepolisian yang mengetahui insiden segera mengevakuasi korban ke RS Medirossa Cikarang. Haula mengalami luka parah di bagian perut dan hati hingga harus menjalani operasi. Sementara luka yang diderita Reza dan Syifa tidak begitu mengkhawatirkan. (GG/J-4)

Kecelakaan di Tol, Satu Mahasiswa Tewas

Rp3 triliun akibat perawatan kendaraan ekstra dan Rp2,5 triliun akibat waktu yang ter-buang.

Dampak ikutan dari ERP adalah mempengaruhi tingkat pencemaran udara. “Ini semua nantinya bisa mengurangi polusi udara. Lingkungan pun