Sel Bahan Bakar Hidrogen.pdf

23
Sel Bahan Bakar Hidrogen Diajukan untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Kimia Anorganik I Dosen Pengampu : Setia Budi, M.Si Disusun Oleh : Ade Nurul Hidayat (3315122112) Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta 2013

description

Kimia Anorganik, Hidrogen

Transcript of Sel Bahan Bakar Hidrogen.pdf

  • Sel Bahan Bakar Hidrogen

    Diajukan untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Kimia

    Anorganik I

    Dosen Pengampu : Setia Budi, M.Si

    Disusun Oleh :

    Ade Nurul Hidayat (3315122112)

    Program Studi Pendidikan Kimia

    Jurusan Kimia

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Universitas Negeri Jakarta

    2013

  • 1

    1. OVERVIEW

    Hidrogen , unsur yang paling melimpah di alam semesta , memiliki

    potensi besar sebagai sumber energi . Tidak seperti minyak bumi , dapat dengan

    mudah dihasilkan dari sumber energi takterbarukan, dan hydrogen juga

    nonpolluting , dan membentuk air sebagai produk sampingan tak berbahaya saat

    digunakan .

    Satu gram gas hidrogen menempati sekitar 11 liter ( 2,9 galon ) ruang

    pada tekanan atmosfer , sehingga untuk kenyamanan gas harus intens

    bertekanan untuk beberapa ratus atmosfir dan disimpan dalam bejana tekan .

    Dalam bentuk cair , hidrogen hanya dapat disimpan di bawah suhu

    kriogenik(sangat rendah) .

    Solusi untuk kesulitan-kesulitan ini adalah penyimpanan hidrogen dalam

    bentuk hidrida . Metode ini menggunakan sebuah paduan yang dapat menyerap

    dan menyimpan sejumlah besar hidrogen dengan ikatan dengan hidrogen dan

    membentuk hidrida . Sebuah paduan penyimpanan hidrogen mampu menyerap

    dan melepaskan hidrogen tanpa mengorbankan struktur sendiri .

    gas tak berwarna dengan nyala ungu dalam keadaan plasma

    Gambar 1 : Garis spektrum Hidrogen

    Lain-lain

    Struktur kristal heksagonal

    Pembenahan

    magnetik diamagnetik

    Konduktivitas

    termal 180,5 m Wm1K1

    Kecepatan

    suara

    (gas, 27 C) 1310

    ms1

  • 2

    G

    Gas hidrogen termasuk gas yang mudah terbakar. Gas hidrogen dapat

    bersifat eksplosif jika membentuk campuran dengan udara dengan perbandingan

    volum 4%-75%, sedangkan dengan klorin perbandingan volumnya yaitu 5%-95%.

    Akibat dari gas hidrogen yang sangat ringan maka api yang disebabkan

    pembakaran oleh gas hidrogen cenderung bergerak ke atas dengan cepat

    sehingga dapat mengakibatan kerusakan yang sangat sedikit jika dibandingkan

    dengan api yang berasal dari pembakaran hidrokarbon. Hidrogen sangatlah larut

    dalam berbagai senyawa yang terdiri dari logam tanah nadir dan logam transisi

    dan dapat dilarutkan dalam logam kristal maupun logam amorf.

    Sifat fisika

    Fase gas

    Massa

    jenis

    (0 C, 101.325 kPa)

    0,08988 g/L

    Massa

    jenis

    cairan

    pada t.l.

    0.07 (0.0763 solid)gcm3

    Titik lebur 14,01 K, 259,14 C,

    434,45 F

    Titik didih 20,28 K, 252,87 C,

    423,17 F

    Kalor

    peleburan (H2) 0,117 kJmol

    1

    Kalor

    penguapan (H2) 0,904 kJmol

    1

    Sifat kimia

    Panas Fusi 0,117 kJ/mol H2

    Energi ionisasi 1312 kJmol

    Afinitas electron 72,7711 kJ/mol

    Jumlah kulit 1

    Biloks minimal -1

    Elektronegatifitas 2,18 (skala Pauli)

    onfigurasi

    elektron 1s1

    jari-jari atom 25 pm

    Struktur hcp (hexagonal close

    packed)

  • 3

    Sumber Hidrogen di Alam

    Di alam bebas sangat jarang ditemukan hidrogen dalam bentuk unsurnya

    yang tunggal, misalnya H saja. Pada umumnya hidrogen terdapat dalam bentuk

    gas diatomik yaitu H2 yang dapat keluar dari atmosfer bumi karena disebabkan

    berat molekulnya yang ringan. Hidrogen dalam keadaan bebas banyak

    ditemukan pada gas yang dikeluarkan oleh gunung berapi atau di tempat

    penyulingan gas alam. Akibat hidrogen adalah unsur yang reaktif maka pada

    umumnya hidrogen di alam ditemukan dalam bentuk senyawaanya misalnya

    dalam bentuk hidrokarbon seperti metana (CH4) dan air (H2O).

    INFORMASI

    Kelimpahan Hidrogen di Alam

    Dalam Tabel Periodik Unsur terdapat satu unsur yang memiliki lambing

    huruf H. Unsur ini kemudian dikenal dengan nama Hidrogen. Nama hidrogen

    tersebut diberikan oleh Lavoiser pada tahun 1783 dan berasal dari bahasa Yunani

    yaitu Hydro yang artinya air dan Genes yang artinya membentuk atau

    mengasilkan. Jadi, hidrogen dapat diartikan sebagai unsur pembentuk air atau

    yang menghasilkan air. Hidrogen merupakan unsur yang paling ringan di antara

    unsur lainnya dalam tabel periodik dan merupakan unsur yang paling banyak

    terdapat di alam semesta yang kelimpahannya mencapai 75% berat atau 93%

    mol. Hidrogen ialah unsur ketiga yang terbanyak terdapat di bumi yaitu kadar

    hidrogen di alam mencapai 1400 ppm (0,14% berat) atau 2,9% mol.

    Hidrogen dapat berupa gas diatomik (H2). Gas ini tidak berwarna, tidak

    berbau, dan bersifat mudah terbakar dengan adanya oksigen. Terdapat dua

    bentuk molekuler yaitu orthohidrogen dan parahidrogen, kedua bentuk

    molekular ini berbeda dalam hal spin relatif elektron dan inti atomnya. Pada

    ortohidrogen spin dua protonnya adalah paralel sehingga membentuk keadaan

    olekular yang disebut sebagai triplet dengan bilangan kuantum spin 1 (1/2+1/2),

    sedangkan pada parahidrogen spin protonya antiparalel sehingga membentuk

    keadaan singlet dan bilangan kuantum spinnya 0 (1/2-1/2). Pada keadaan STP

  • 4

    (Standard Temperature Pressure) gas hidrogen tersusun dari 25% bentuk para

    dan 75% bentuk ortho.

    Di alam hidrogen memiliki 3 buah isotop yaitu 1H, 2H, dan 3H. Isotop 1H

    adalah isotop hidrogen yang kelimpahannya mencapai 99,98% yang disebut juga

    dengan Protium. Isotop stabil yang lain adalah 2H (Deuterium) dan intinya terdiri

    dari 1 proton dan 1 neutron. Deuterium bukanlah radioaktif dan tidak berbahaya

    digunakan sebagai penanda dalam sintesis senyawa organik. Deuterium dalam

    bentuk 2H2O sering juga digunakan sebagai pendingin dalam reaktor nuklir dan

    reaksi fusi. Sedangkan isotop 3H disebut sebagai Tritium mengandung 2 netron

    dan 1 proton dalam intinya dan bersifat radioaktif dan meluruh menjadi Helium-

    3 dengan memancarkan sinar beta. Banyak dimanfaatkan sebagai pelacak dalam

    bidang geokimia dan penanda dalam eksperimen kimia maupun biologi.

    Gambar 2 : Isotop Hidrogen

    Senyawa Hidrogen

    Hidrida merupakan nama yang diberikan untuk ion negatif hidrogen H.

    Walaupun ion ini tidak akan ada tanpa kondisi yang khusus, istilah hidrida digunakan

    secara luas untuk menyebut sebuah senyawa hidrogen dengan unsur lain, terutama

    untuk unsur golongan 116. Senyawa-senyawa yang dibentuk oleh hidrogen sangatlah

    banyak, melebihi senyawa yang dapat dibentuk oleh unsur lain.

    Ion hidrida

    Ion hidrida merupakan anion paling sederhana yang dapat terbentuk,

    yakni terdiri dari dua elektron dan sebuah proton. Hidrogen memiliki afinitas

    elektron yang cukup rendah, 72.77 kJ/mol, sehingga hidrida bersifat sangat basa

  • 5

    dan tidak akan ditemukan dalam larutan. Walaupun demikian, reaksi yang

    melibatkan hidrida dalam larutan tetap ada, sama seperti proton yang sangat

    asam sehingga tidak bisa ditemukan dalam larutan. Reaktivitas ion hidrida

    hipotetis didominasi oleh protonasi eksotermik, menghasilkan dihidrogen:

    H + H+ H2; H = 1676 kJ/mol

    Oleh karena itu, ion hidrida merupakan salah satu basa paling kuat yang dikenal.

    Ia akan menarik proton dari hampir seluruh senyawa yang mengandung

    hidrogen. Afinitas elektron hidrogen yang rendah dan ikatan HH bond (HBE =

    436 kJ/mol) yang kuat berarti ion hidrida juga merupakan reduktor yang kuat:

    H2 + 2e 2H; Eo = 2.25 V

    Hidrida ionik

    Hidrida ionik atau salin, hidrogen dianggap sebagai pseudohalida. Hidrida

    salin tidak larut dalam pelarut konvensional, yang merefleksikan struktur

    nonmolekul senyawa ini. H mempunyai konfigurasi elektron helium yang stabil

    dengan orbital 12 yang penih. Hidrida ionik juga mempunyai sifat logam

    elektropositif, biasanya logam alkali atau logam alkali tanah.

    Hidrida-hidrida ini disebut sebagai biner jika ia melibatkan dua unsur

    termasuk hidrogen. Rumus kimia untuk hidrida biner ionik umumnya adalah MH

    (seperti pada LiH). Semakin tinggi muatan logam meningkat, semakin kovalen

    ikatan M-H, seperti yang terdapat pada MgH2 dan AlH3. Hidrida ionik umumnya

    ditemukan sebagai reagen basa dalam sintesis organik:

    C6H5C(O)CH3 + KH C6H5C(O)CH2K + H2

    Reaksi seperti ini heterogen karena KH tidak larut. Pelarut yang umumnya

    digunakan dalam reaksi seperti ini adalah eter. Air tidak dapat digunakan sebagai

    media hidrida ionik murni atau LAH karena ion hidrida merupakan basa yang

  • 6

    lebih kuat daripada hidroksida. Gas hidrogen dilepaskan pada reaksi asam-basa

    ini:

    NaH + H2O H2 (gas) + NaOH H = 83.6 kJ/mol, G = 109.0 kJ/mol

    Hidrida logam alkali bereaksi dengan logam halida. Litium aluminium

    hidrida (sering disingkat sebagai LAH) didaptakan dari reaksi LiH dengan

    aluminium klorida.

    4 LiH + AlCl3 LiAlH4 + 3 LiCl

    hidrida kovalen

    hidrida kovalen, hidrogen berikatan secara kovalen dengan unsur yang

    lebih positif, seperti pada unsur boron, aluminium, dan unsur golongan 4-7 serta

    berilium. Senyawa yang umumnya ditemukan meliputi hidrokarbon dan amonia.

    Hidrida kovalen netral yang berupa molekul biasanya mudah menguap pada

    suhu kamar dan tekanan atmosfer. Beberapa hidrida kovelan tidak mudah

    menguap karena hidrida tersebut bersifat polimerik, seperti pada hidrida

    aluminium dan berilium. Dengan menggantikan beberap atom hidrogen pada

    senyawa ini dengan ligan yang lebih besar, bisa didapatkan turunan senyawa

    molekuler. Sebagai contoh, diisobutilaluminium hidrida (DIBAL) terdiri dari duan

    pusat aluminium yang berjembatan dengan ligan hidrida. Hidrida yang larut

    dalam pelarut umum sering digunakan dalam sintesis organik, misalnya natrium

    borohidrida (NaBH4), litium aluminium hidrida, dan DIBAL.

    Struktur

    Jika dua atau lebih atom terikat dengan ikatan primer, baik berupa ikatan

    ion ataupun ikatan kovalen, mereka membentuk molekul yang diskrit. Dalam

    membentuk padatan kristal, ikatan yang terjadi antar molekul sub-unit ini berupa

    ikatan yang kurang kuat. Kristal yang terbentuk pada situasi ini adalah kristal

    molekul, yang sangat berbeda dari kristal unsur dan kristal ionik. Pada es (H 2O),

  • 7

    ikatan primernya adalah ikatan kovalen dan ikatan sekunder antar sub-unit

    adalah ikatan dipole yang lemah. Atom O [He] 2s 2 2 p4 memiliki enam elektron

    di kulit terluar dan akan mengikat dua atom H 1 s1 . Oleh karena itu molekul air

    terdiri dari satu atom oksigen dengan dua ikatan kovalen yang dipenuhi oleh dua

    atom hidrogen dengan sudut antara dua atom hidrogen adalah 104 o. Dalam

    bentuk kristal, atom-atom hidrogen mengikat molekul-molekul air dengan ikatan

    ionik atau ikatan dipole hidrogen.

    Pada tekanan rendah, molekul hidrogen padat dikenal melalui direct x-ray

    pengukuran difraksi menjadi dekat heksagonal isolasi dikemas padat dengan

    molekul bebas berputar di situs hcp. kesulitan eksperimental, terutama karena

    ukuran sampel makin kecil, sejauh ini mencegah penentuan langsung dari

    struktur kristal pada tekanan tinggi. Namun demikian, berdasarkan spektrum

    fonon akustik, diyakini bahwa molekul tetap berpusat pada situs kisi hcp sampai

    dengan dan melalui transisi fase III. pencarian untuk struktur energi terendah

    karenanya dapat cukup terbatas pada molekul berbeda berorientasi berpusat

    pada situs hcp.

    Gambar : Gambar Struktur

    Hidrogen

    (Hexagonal Closed Packed)

    Gambar : Setiap sphere dalam gambar adalah molekul hidrogen (H2).

  • 8

  • 9

    Elektrolisis

    Elektrolisis berarti melewati sebuah arus listrik melalui air untuk

    memisahkan air menjadi terpisah menjadi hidrogen dan oksigen. Elektrolisis

    telah menjadi perhatian karena hanya menyumbang sebagian kecil dari

    produksi hidrogen dan air yang melimpah. Saati ini, teknik hanya digunakan

    pada tanaman yang relative kecil dengan biaya 2,40-3,60 $/kg hidrogen yang

    dihasilkan.

    6. Fotobiologis

    Teknik hanya dapat dilakukan pada siang hari, yaitu ketika adanya matahari.

    Hal ini dikarenakan mikroba fotosintetik menggunakan energi dari sinar matahari

    sebagai sumber energi mereka.

    7. Teknik Fermentasi

    Teknik ini berlangsung pada siang (seperti Rhodopseudomonas, Rhodobacter,

    Anabaena, Chlamydomonas, Chromatium dan Thicapsa) maupun malam hari

    (dalam keadaan gelap seperti Clostridium, Enterobacter, Azetobacter,

    Metanobacteria dan Eschericia coli). Hal ini tergantung pada tipe mikroba yang

    digunakan dalam fermentasi. Sebagian besar bakteri aerob dan anaerob

    memproduksi biohidrogen dengan pendekatan fotosintesis dan fermentasi

    (fotofermentasi).

    Keunggulan dari biohidrogen antara lain :

    Dapat diperbaharui (renewable energy) dan ramah lingkungan (green energy)

    Hasil samping pembakarannya berupa uap air sehingga tidak menimbulkan efek

    rumah kaca, hujan asam, dan penipisan lapisan ozon

    Proses produksi dapat berlangsung pada tekanan dan suhu normal[16]

    Biaya produksi lebih rendah dibandingkan dengan cara fisik dan kimia

    Dapat memanfaatkan limbah dan sampah organic sebagai substrat fermentasi

    2 H2O(aq) 2 H2(g) + O2(g)

  • 10

    8. Off-gas cleanup

    Beberapa industri melepaskan konsentrasi hidrogen yang begitu pekat dari

    aliran limbah kilang minyak, dapur tinggi, dan beberapa tanaman kimia. Dengan

    mengumpulkan dan memurnikan gas ini maka akan dapat menghemat biaya

    berkisar 80-120/kg. kebanyakan off-gas hidrogen digunakan oleh industry

    tersebut sehingga off-gas cleanup adalah fitur penting saat ini. Tampaknya hal itu

    tidak mungkin bahwa bisa diperluas untuk memenuhi peningkatan permintaan

    yang akan dihasilkan dari meluasnya penggunaaan hidrogen sebagai bahan

    bakar.

    9. Photo Process

    Menggunakan energi khusus dan sifat cahaya lainnya (biasanya sinar

    matahari) untuk menghasilkan hidrogen dari air atau biomassa. Ada tiga kategori

    photo process yaitu :

    Photo Biological Technique

    Didasarkan pada siklus fotosintesis yang digunakan oleh tanaman dan beberapa

    bakteri dan ganggang. Efisiensi produksi hidrogen hanya mencapai 1-5% namun

    para peneliti berharap untuk meningkatkan hingga 10% atau lebih

    Photo Chemical Process

    Meniru fotosinesis secara alami dengan menggunakan molekul sintetik. Efisiensi

    teknik ini hanya sekitar 0,1% tetapi bisa ditingkatkan.

    Photo Electrochemical

    Teknik ini menggunakan lapisan bahan semikonduktor yang dipisahkan oleh air.

    Ketika terkena cahaya, lpisan semikonduktor menghasilkan tegangan listrik yang

    memecah air menjadi hidrogen dan oksigen. Efisiensi yang telah dicapai sudah

    sebesar 13% tetapi efisiensi maksimumnya secara teoritis bisa mencapai 35%.

    10. Thermo Chemical Process

  • 11

    Proses ini menggunakan panas untuk memecah air menjadi hidrogen dan

    oksigen. Secara konseptual, teknik ini adalah konversi termal langsung yaitu

    pemanasan air untuk suhu ekstrim (3400 K). karena suhu tinggi diperlukan,

    namun konversi termal langsung belum begitu praktis untuk dilakukan di luar

    laboratorium karena reaksi kimia dapat digunakan untuk mengurangi suhu yang

    diperlukan. Berbagai alternatif telah dipelajari dengan melibatkan proses

    kompleks multistep. Teknik hybrid yang menggunakan elektrolisis menjadi satu

    atau lebih dengan langkah-langkah yang sedang diselidiki.

    11. Radiolysis

    Proses ini adalah pemisahan air molekul oleh tabrakan dengan partikel

    berenergi tinggi yang diproduksi dalam reactor nuklir. Karena hidrogen dan atom

    oksigen akan menyatu kembali dengan cepat sehingga menghasilkan air. Efisiensi

    radiolysis hanya sekitar 1%.

    12. Solar Hidrogen

    Dalam bentuk asli dan sederhana produksi energi hidrogen, membayangkan

    skenario hidrogen surya memproduksi listrik dari sinar matahari dengan

    menggunakan sel fotovoltatik, mengelektrolisis air untuk menghasilkan hidrogen

    lalu hidrogen ini dipakai untuk mengganti minyak dan lainnya sebagai bahan

    bakar fosil yang sat ini digunakan oleh umum. Sekarang istilah ini sering

    digunakan lebih luas untuk elektrolisis berbasis pada sumber listrik terbaharukan,

    seperti angin. Ide ini telah menerima banyak perhatian sebagian besar karena

    manfaat lingkungan menggunakan hidrogen sebagai alternatif untuk bahan bakar

    alternatif.

    13. Partial Oxidation of Hydrocarbons

    Hidrogen mungkin terbentuk dari tidak adanya katalitik oksidasi parsial (yaitu

    gasifikasi) dari hidrokarbon seperti minyak residu. Hidrokarbon apa saja dapat

    dikompresi atau dipompa dalam teknologi ini. Namun, efisiensi keseluruhan

    proses ini adalah sekitar 50% dan diperlukan oksigen murni. Tersedia dua

  • 12

    komersial teknologi untuk konversi ini yaitu Texaco gasification process dan Shell

    gasification process.

    Pada saat ini, telah dikenal empat sistem penyimpanan hidrogen, yaitu pencairan

    hidrogen, hidrogen bertekanan, metal hidrida, dan adsorpsi pada material

    berpori. Teknik pencairan dan metal hidrida merupakan sistem yang dapat

    mengurangi volume hidrogen 600 sampai 1000 kali dari volume pada kondisi

    kamarnya. Walaupun begitu beberapa kekurangan dari kedua teknik ini

    menyebabkan kurang dapat digunakan secara komersial sebagai penyimpan

    hidrogen. Teknik pencairan hidrogen memerlukan energi yang besar untuk

    mencairkan hidrogen pada temperatur minus 253OC dan sering terjadi boil off.

    Teknik penyimpanan dalam bentuk metal hidrida relatif aman, tetapi memiliki

    bobot yang berat dan memerlukan panas yang tinggi untuk melepaskan hidrogen

    dari ikatan kimia dengan logamnya.

    APLIKASI

    Dalam bidang industry, bidang otomotif, kimia, pembangkit listrik,

    kedirgantaraan, dan industri telekomunikasi.

    Sejumlah besar H2 diperlukan dalam industri petrokimia dan kimia.

    Penggunaan terbesar H2 adalah untuk memproses bahan bakar fosil dan dalam

    pembuatan ammonia. Konsumen utama dari H2 di kilang petrokimia meliputi

    hidrodealkilasi, hidrodesulfurisasi, dan penghidropecahan (hydrocracking). H2

    memiliki beberapa kegunaan yang penting. H2 digunakan sebagai bahan

    hidrogenasi, terutama dalam peningkatan kejenuhan dalam lemak takjenuh dan

    minyak nabati (ditemukan di margarin), dan dalam produksi metanol. Ia juga

    CnHm + n/2 O2 nCO + m/2 H2

  • 13

    merupakan sumber hidrogen pada pembuatan asam klorida. H2 juga digunakan

    sebagai reduktor pada bijih logam.

    Selain digunakan sebagai pereaksi, H2 memiliki penerapan yang luas

    dalam bidang fisika dan teknik. Ia digunakan sebagai gas penameng di metode

    pengelasan seperti pengelasan hidrogen atomik. H2 digunakan sebagai pendingin

    rotor di generator pembangkit listrik karena ia mempunyai konduktivitas termal

    yang paling tinggi di antara semua jenis gas. H2 cair digunakan di riset kriogenik

    yang meliputi kajian superkonduktivitas. Oleh karena H2 lebih ringan dari udara,

    hidrogen pernah digunakan secara luas sebagai gas pengangkat pada kapal udara

    balon.

    Baru-baru ini hidrogen digunakan sebagai bahan campuran dengan

    nitrogen (kadangkala disebut forming gas) sebagai gas perunut untuk

    pendeteksian kebocoran gas yang kecil. Aplikasi ini dapat ditemukan di bidang

    otomotif, kimia, pembangkit listrik, kedirgantaraan, dan industri telekomunikasi.

    Hidrogen adalah zat aditif (E949) yang diperbolehkan penggunaanya dalam

    ujicoba kebocoran bungkusan makanan dan sebagai antioksidan.

    Isotop hidrogen yang lebih langka juga memiliki aplikasi tersendiri.

    Deuterium (hidrogen-2) digunakan dalam reaktor CANDU sebagai moderator

    untuk memperlambat neutron. Senyawa deuterium juga memiliki aplikasi dalam

    bidang kimia dan biologi dalam kajian reaksi efek isotop. Tritium (hidrogen-3)

    yang diproduksi oleh reaktor nuklir digunakan dalam produksi bom

    hidrogen,sebagai penanda isotopik dalam biosains, dan sebagai sumber radiasi di

    cat berpendar.

    Dalam bidang militer

    Bom hidrogen, sejauh ini, merupakan senjata paling merusak yang pernah

    diciptakan manusia, bom ini merupakan jenis yang paling kuat dari bom nuklir,

    dengan kekuatan hingga 25.000 kali bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima dan

  • 14

    Nagasaki, tidak seperti bom atom konvensional (juga dikenal sebagai A-bombs),

    yang melepaskan energi dengan reaksi fisi dari inti atom berat seperti uranium

    dan plutonium, bom hidrogen melepaskan energi dengan menggabungkan

    bersama-sama inti ringan seperti deuterium atau tritium (fusi) yang mampu

    mengubah lebih banyak materi menjadi energi.

    RESET

    PENDAHULUAN

    Banyak aplikasi dari atom hydrogen tersebut, di paper ini akan di jelaskan

    dengan lanjut tentang Sel Bahan Bakar Hidrogen.

    Fuelcell adalah alat elektrokimia yang mengkonversi energi reaksi kimia

    secara langsung menjadi energi listrik arus searah (Fuel Cell Handbook,

    2000). Ia terdiri dari lapisan elektrolit yang berkontak dengan anoda dan

    katoda berpori. Berbeda dengan baterai yang sudah lama dikenal, fuelcell

    bukanlah alat penyimpan energi seperti baterai. Fuelcell mengkonversi energi

    reaksi elektrokimia menjadi energi listrik. Selama bahan bakar diumpankan ke

    dalam fuelcell maka ia akan tetap menghasilkan arus listrik.

    Fuelcell sebagai suatu pilihan penyedia daya masa depan menjanjikan

    manfaat yang tak diperoleh dari sistem penyedia energi lain. Sistem fuelcell

    memberikan efisiensi yang relatif tinggi karena perubahan energi kimia secara

    langsung menjadi listrik tanpa harus dibatasi oleh siklus Carnot. Tingkat

    kebisingannya jauh lebih rendah daripada yang dihasilkan teknologi penyediaan

    daya lainnya yang ada saat ini. Hal ini disebabkan karena tidak ada bagian

    fuelcell yang bergerak dalam pembangkitan listrik.

    Kita ketahui bahwa energi dari bahan bakar fosil seperti minyak

    bumi menimbulkan banyak persoalan bagi manusia yaitu polusi SO2, NOx, dan

    abu dan efek rumah kaca. Emisi CO2 dan asap knalpot kendaraan berbentuk

    jelaga karbon.Oleh karena itu, fuelcell merupakan suatu sistem teknologi energi

  • 15

    yang dampak negatifnya lebih kecil daripada sistem pembakaran bahan bakar

    fosil.

    Fuel cell adalah suatu sistem elektrokimia yang mengubah energi kimia

    dari hidrogen dan oksigen langsung menjadi energi listrik. Keunggulan utama fuel

    cell dibandingkan pembangkit listrik konvensional adalah :

    Mempunyai efisiensi tinggi dari 40% sampai 60%, sedangkan untuk

    kogenerasi dapat mencapai 80%.

    Tidak menimbulkan suara bising.

    Konstruksinya modular sehingga fleksibel dalam menyesuaikan

    dengan sumber bahan bakar yang ada.

    Mampu menanggapi dengan cepat terhadap perubahan bahan bakar

    atau oksigen.

    Fuel cell dapat mengubah hidrogen dan oksigen menjadi listrik dan air

    sebagai alternatif menarik untuk mesin pembakaran bahan bakar fosil untuk

    efisiensi, fleksibilitas, dan ramah lingkungan. Operasi dasar dari sebuah fuel cell

    yang digambarkan pada gambar berikut.

  • 16

    Fuel cell menghasilkan potensi listrik dengan efisiensi 60%, listrik dapat

    digunakan secara langsung atau con-dikonversi menjadi gerak, cahaya atau

    panas. Sebaliknya dalam mesin bensin, beroperasi dengan efisiensi ~25% dan

    digunakan hampir secara eksklusif untuk memproduksi gerak. Analisis hasil dari

    dua tahun pertama dari US Department of Energy pembelajaran fuel cell

    demonstrasi berdasarkan armada 77 kendaraan fuel cell menunjukkan bahwa

    efisiensi sel bahan bakar pada seperempat bagian yang diuji pada dinamometer

    mencapai 52,5-58,1%, dekat dengan efisiensi target 60%.

    Membran elektrolit primer (PEM) fuel cell untuk transportasi

    mengandalkan tersebarnya nanopartikel katalis Pt didukung pada substrat

    karbon untuk meningkatkan reaksi proton, elektron, dan molekul oksigen ke air.

    Meskipun Pt adalah katalis paling terkenal untuk reaksi ini, hidrogen tidak dapat

    memenuhi tuntutan dari ekonomi dewasa ini karena biaya tinggi dan kelangkaan

    relatif. Banyaknya kebutuhan meningkat dalam aktivitas katalitik yang diperlukan

    untuk mengurangi jumlah yang dibutuhkan, atau harus digantikan oleh katalis

    alternatif yang aktif, berlimpah, dan murah.

    Membran Elektrolit

    Komponen ini mempunyai pori yang sangat kecil sehingga tidak mengijinkan atom

    hidrogen untuk melewati pori membran. Membran elektrolit ini bersifat proton

    exchange (H+) di mana dalam strukturnya akan terjadi suatu mekanisme pertukaran ion

    sehingga konduktifitas proton yang diharapkan pada kondisi humidified membrane 2 x

  • 17

    10-2 S/cm (ketahanan 0,05 ohm cm2 untuk membran dengan ketebalan 50 mikrometer).

    Selain itu ketahanan dan kestabilan terhadap zat kimia dan termal (300OC) sangatlah

    menentukan performance arus yang dihasilkan.

    PRODUKSI HIDROGEN

    Salah satu jenis bahan bakar alternatif yang banyak dicermati saat ini adalah

    hidrogen. Seperti diketahui bahwa hidrogen dapat berfungsi sebagai energi untuk

    semua kegunaan sebagaimana layaknya minyak bumi dan gas alam. Hidrogen tersedia

    dalam air dan senyawa organik dalam bentuk senyawa hidrokarbon. Pemotongan

    ikatan-ikatan kimia di dalam air akan menghasilkan hidrogen yang dapat dipergunakan

    sebagai bahan bakar.

    Hidrogen dapat dihasilkan melalui beberapa proses seperti : elektrolisa,

    fotoelektrokimia, steam reforming, fotobiologi, dan lain-lain. Hidrogen dapat pula

    dihasilkan dengan menggandeng sumber-sumber energi terbarukan, seperti : energi air,

    energi surya, energi angin, dan energi panas bumi. Hidrogen yang dihasilkan dapat

    disimpan dalam bentuk gas atau cair, sedangkan transportasi dan distribusinya dapat

    dilakukan dengan berbagai cara. Karena hidrogen hanya ditemukan di alam dalam

    bentuk senyawa, maka hidrogen harus diproduksi melalui penggunaan energi, sebelum

    hidrogen tersebut tersedia sebagai sumber energi.

    Penerapan Fuel Cell di Sektor Transportasi

  • 18

    Gambar : Suatu mobil yang mengguakan sel bahan bakar hidrogen

    Suatu alat transportasi sangat berhubungan dengan berat total kendaraan, dan

    bahan bakar yang digunakan merupakan suatu zat dari sistem yang mempengaruhi

    berat total kendaraan dan kinerjanya. Jika digunakan bahan bakar yang mempunyai

    nilai kalor tinggi, maka kinerja akhir kendaraan dapat dikatakan baik. Seperti diketahui,

    hidrogen sebagai energi

    alternatif merupakan senyawa bahan bakar yang pada saatnya nanti menjadi

    suatu sumber energi yang sangat potensial, bersih, dan efisien. Bila hidrogen digunakan

    sebagai bahan bakar fuel cell, maka mobil listrik akan menjadi ringan dibandingkan

    bahan bakar lain. Hal ini disebabkan energi per satuan beratnya lebih tinggi

    Pengembangan mobil listrik dengan baterai konvensional dirasakan tidak

    realibel karena jarak tempuhnya pendek dan waktu pengisian batere yang lama jika

    dibandingkan mobil konvensional. Namun dengan adanya teknologi fuel cell dan

    reformernya, kendala jarak tempuh dan pengisian batere dapat diatasi. Pada beberapa

    jenis prototipe mobil listrik selain tangki penyimpan gas hidrogen juga digunakan

    reformer di mana campuran metana dan air dirubah menjadi gas hidrogen. Sebagai

    salah satu contoh penerapan fuel cell pada mobil listrik.

  • 19

    Gambar : Mesin mobil sel bahan bakar hydrogen

    KESIMPULAN

    Fuel Cell sebagai teknologi pembangkit energi prospeknya sangat baik di masa

    mendatang, baik diaplikasikan pada sektor pembangkit listrik maupun di sektor

    transportasi. Khusus untuk di Indonesia yang merupakan negara kepulauan,

    teknologi ini merupakan salah satu teknologi alternatif yang sangat sesuai untuk

    penyediaan energi listrik.

    Perkembangan teknologi fuel cell yang pesat dapat meningkatkan pengoperasian

    produksi hidrogen dengan cara digandengkan dengan generator lain seperti

    penggunaan teknologi fotovoltaik.

    Aplikasi sistem fuel cell akan sangat menguntungkan bagi negara kita seperti :

    membuka lahan bisnis baru termasuk bisnis sistem pendukungnya menghemat devisa

    negara, dan mengurangi pencemaran udara di sektor transportasi.

    Aplikasi sistem fuel cell untuk sektor transportasi perlu diprioritaskan, karena sarana

    transportasi merupakan kontributor terbesar, baik dalam penggunaan BBM secara

    nasional maupun pencemaran lingkungan.

  • 20

    Dimulainya penggunaan sistem fuel cell merupakan tantangan dalam

    menghadapi masalah global seperti faktor pencemaran lingkungan akibat penggunaan

    energi fosil, dan terbatasnya sumber daya energi fosil serta penyimpanan energi untuk

    daerah terpencil

    Dampak positif sel bahan bakar hidrogen yaitu :

    1. Kurang Emisi Gas Rumah Kaca

    2. Kurang Polutan Udara

    3. Mengurangi Ketergantungan Minyak

    4. Memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada mesin diesel atau gas.

    5. Menghilangkan ketergantungan ekonomi pada negara-negara politis tidak

    stabil untuk bahan bakar fosil.

    6. Beberapa memiliki panas rendah transmisi-ideal untuk aplikasi militer.

    7. Kebanyakan beroperasi diam-diam dibandingkan dengan mesin

    pembakaran internal.

    8. Pemeliharaan sederhana karena ada beberapa bagian yang bergerak

    dalam sistem.

    9. Waktu operasi yang lebih lama dibandingkan dengan baterai.

    Dampak negatif sel bahan bakar hidrogen yaitu :

    1. Reformasi secara teknis menantang dan tidak ramah lingkungan.

    2. Produksi, transportasi, distribusi dan penyimpanan hidrogen yang sulit.

    3. Jarak tempuh mobil yang lebih pendek daripada di kendaraan tradisional.

    4. Pengisian bahan bakar dan mulai saat kendaraan sel bahan bakar yang

    lebih lama.

    5. Saat mahal untuk diproduksi, karena sebagian besar unit adalah buatan

    tangan.

    6. Sel bahan bakar umumnya sedikit lebih besar daripada baterai sebanding

    atau mesin.

    7. Teknologi ini belum sepenuhnya dikembangkan dan beberapa produk

    yang tersedia.

    8. Sebagian menggunakan bahan-bahan yang mahal.

  • 21

    Referensi

    1. Hasan, Achmad. Aplikasi Sistem Fuel cell sebagai Energi Ramah Lingkungan di

    Sektor Transportasi dan Pembangkit. ISSN 1441-318X Vol.8, No.3 (September

    2007): Pp.277-286.

    2. Sirait LR. 2007. Produksi Gas Produksi Gas Hidrogen Dari Limbah Alumunium.

    Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    3. Habibi, Muhammad Sidiq. 2009. Produksi Biohidrogen Melalui Fermentasi

    Bakteri Fotosintetik Rhodobium marinum dan Isolat Sanur. Bogor. Fakultas

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

    4. Sirait LR. 2007. Produksi Gas Hidrogen dari Limbah Cair Tahu dengan Bakteri

    Fotosintetik Rhodobium marinum [tesis]. Depok: Sekolah Pascasarjana,

    Universitas Indonesia..

    5. Sriyono, Teknologi Proses Produksi Hidrogen Berbasis Energi Nuklir, Sigma

    Epsilon, ISSN 0853-9103, (2008)

    6. Sutarno, Malik A, Analisis Efisiensi Efisiensi Energi dan Energi Listrik pada

    Proses Produksi Hidrogen dengan Elektrolisis Air, Prosiding: Seminar Nasional

    Rekayasa Kimia dan Proses, ISSN 1411-4216, (2004)

    7. Prasodjo, Prolessara. 2010. Studi Kapasitas Adsorpsi serta Dinamika Adsorpsi

    dan Desorpsi dari Nanotube Karbon sebagai Penyimpan Hidrogen [tesis].

    Depok: Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

  • 22

    8. Anonymous. 2013. Hydrogen Energy (online).

    (http://www.renewableenergyworld.com/rea/tech/hydrogen, diakses pada

    tanggal 13 April 2014 )

    9. Anonymous. 2012. Aplikasi Hidrogen (H2) Dalam Dunia Industri (online).

    (http://www.umpgas.com/news/24/Aplikasi-Hidrogen-H2-Dalam-Dunia-

    Industri, diakses pada tanggal 13 April 2014)