Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

39
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BANYUWANGI – JAWA TIMUR TAHUN 2010 Dosen : Dra.HENNY FITRIAH,M.Pd.

Transcript of Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Page 1: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)BANYUWANGI – JAWA TIMUR

TAHUN 2010

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)BANYUWANGI – JAWA TIMUR

TAHUN 2010

Dosen :Dra.HENNY FITRIAH,M.Pd.

Page 2: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)BANYUWANGI – JAWA TIMURTAHUN 2010

Mata Kuliah : ANTROPOLOGI DAN SOSIOLOGI DASARKode Mata Kuliah : MKK 4.2.1Beban Studi : 2 SKSPokok Bahasan : 3. Perkembangan Antropologi KesehatanSub Pokok Bahasan:

3.1 Hubungan antara sosial budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antro kesehatan

3.2 Perkembangan antro kesehatan dan sisi biological pole3.3 Perkambangan antro kesehatan dari sisi sosio cultural pole3.4 Beda antara perkembangan antro kesehatan biological pole

dan sosio cultural pole3.5 Kegunaan antro kesehatan

Waktu : 2 x 50 menitDosen : HENNY FITRIAH, S.Pd., M.Pd.

Page 3: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Antropologi biologi

Antropologi

Antropologi budaya

Paleantropologi

Antropologi fisik

Phehistori/Prasejarah

Etnolinguistik

Etnologi

Etnopsikologi

Antropologi diakronik (Ethnology)

Antropologi sinkronik (Sosial anthropology)

Antropologi

Spesialisasi

Antropologi

terapan

Antropologi ekonomi

Antropologi politik

Antropologi kependudukan

Antropologi kesehatan

Antropologi kesehatan jiwa

Antropologi pendidikan

Antropologi perkotaan

Antropologi hukum

Page 4: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

A. Perkenalan dengan AntropologiApakah antropologi itu? Seorang ahli antropologi bangsa Amerika pernah

mengatakan, bahwa pokok-pokok yang tercakup oleh antropologi “dibatasi hanya oleh manusia”. Dalam pernyataan yang sederhana itu Alfred Kroeber memberi penghargaan kepada ruang lingkup yang sangat luas dari pengetahuan yang dicakup oleh antropologi. Jenis makhluk yang disebut Homo Sapiens memang merupakan satu pokok yang sangat luas, karena meliputi manusia sebagai makhluk fisik, manusia dalam masa prasejarahnya dan manusia dalam sistem kebudayaannya, yaitu sebagai pewaris suatu sistem yang kompleks, yang terdiri dari adat-adat, sikap-sikap dan pelaku. Secara harafiah dalam bahasa Yunani kata antropos berarti “manusia” dan logos berarti “studi” jadi antropologi merupakan suatu disiplin yang berdasarkan rasa ingin tahu yang tiada henti-hentinya tentang umat manusia.

B. Ruang Lingkup Antropologi

Ilmu antropologi berbeda dari disiplin-disiplin ilmu yang lain tentang manusia, ilmu

antropologi lebih luas ruang lingkupnya. Ilmu tersebut memang dimaksudkan sebagai ilmu

yang khusus dan langsung menyoroti segala jenis manusia ( tidak hanya bangsa tetangga

saja) dan manusia dalam semua zaman diperhatikannya, mulai dari jenis manusia yang

muncul lebih dari sejuta tahun yang lalu dan ditelusurinya perkembangannya sampai zaman

sekarang. Jadi, para ahli antropologi berusaha memperluas ilmu yang mendalami tentang

manusia, melalui pendekatan perbandingan maupun pendekatan historis terhadap

kebudayaan di seluruh dunia. Setiap bagian dari dunia yang pernah didiami oleh manusia

menarik perhatian para ahli antropologi.

Page 5: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Perkembangan antropologi dapat diketahui melalui beberapa fase sebagai berikut :

Fase pertama Dimulai dari abad ke-16 sampai pertengahan abad ke-19. Penemuan “dunia baru” yang kita kenal sekarang sebagai benua Asia, Afrika, Amerika dan Australia mendorong bangsa-bangsa Eropa Barat terutama para pelaut, musfir, penyiar agama, dan para pedagang untuk mengenal penduduk pribumi yang mereka anggap “aneh”. Keanehan itu antara lain terlihat dari bentuk tubuh, warna kulit, bahasa dan benda-benda hasil budaya yang sangat berbeda dengan budaya orang-orang Eropa.

Fase Kedua Dimulai dari pertengahan abad ke-19 sampai awal abad ke-20. Pada saat itu, antropologi sudah menampakkan kegiatannya, yaitu menghimpun dan mengintegrasikan tulisan-tulisan mengenai kebudayaan umat manusia yang tersebar di seluruh permukaan bumi. Para ahli antropologi pada waktu itu berupaya untuk merekonstruksi sejarah tumbuh dan berkembangnya kebudayaan manusia. Mereka berkesimpulan bahwa kebudayaan umat manusia berkembang secara evolusi. Perkembangan itu dimulai dari bentuk-bentuk kebudayaan yang “primitif” atau sederhana menuju bentuk-bentuk kebudayaan yang lebih maju atau “modern”.

Page 6: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Fase KetigaDimulai pada permulaan abad ke-20 sampai dengan tahun 1930-an. Pada saat itu, penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa Barat terhadap bangsa-bangsa Asia dan Afrika sedang mencapai puncaknya. Negara-negara besar seperti Inggris, Perancis, Jerman dan Amerika Serikat berlomba-lomba untuk memperluas daerah jajahannya, termasuk Belanda pada saat itu sedang menjajah Indonesia.

Fase KeempatTerjadi pada kurun waktu sesudah tahun 1930-an. Pada fase ini, antropologi sudah memperlihatkan perkembangannya, baik untuk kepentingan akademis dengan segala metode dan konsep-konsep ilmiahnya maupun untuk kepentingan praktis dengan segala analisis dan metode penelitian lapangannya. Hal ini justru terjadi setelah para ahli antropologi sadar benar bahwa apa yang disebut masyarakat dan budaya primitif yang belum tersentuh budaya Barat sudah hampir hilang. Apalagi setelah berakhirnya Perang Dunia II, kolonialisme cenderung berakhir, sehingga antropologi seolah-olah kehilangan objek penelitiannya.

Page 7: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Para ahli antropologi dunia sepakat untuk mengadakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

• Anthropology atau “ilmu tentang manusia” adalah suatu istilah yang pada awalnya mempunyai makna yang lain, yaitu “ilmu tentang ciri-ciri tubuh manusia”.

• Cultural anthropology akhir-akhir ini terutama digunakan di Amerika, tetapi kemudian digunakan juga di negara-negara lain untuk bagian dari antropologi yang tidak mempelajari physical anthropology, yaitu yang secara khusus mempelajari tubuh manusia. Universitas Indonesia secara resmi memakai istilah “antropologi budaya” untuk menggantikan istilah G.J. Held, “ ilmu kebudayaan”.

• Social anthropology dipakai di Inggris untuk fase ketiga antropologi, untuk membedakannya dari ethnology, yang dinegara itu dipakai untuk fase-fase pertama dan kedua ilmu itu.

Di bidang akademisDi bidang penelitian praktis atau terapan (applied)

Page 8: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

C. Ilmu-ilmu Bagian dari AntropologiAntopologi berasal dari kata Latin antropos yang berarti manusia, dan logos yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi antropologi berarti ilmu yang mempelajari tentang manusia.

Dalam garis besanya, antropologi terbagai atas dua bagian ilmu, yakni :

• Antropologi fisik mempelajari fisik manusia seperti bentuk tubuh dan ciri-ciri tubuh yang dominan.

• Antropologi budaya mempelejari aspek-aspek kebudayaan manusia.

Antropologi fisik terbagi atas dua subbagian ilmu, yakni paleoantropologi

dan antropologi fisik dalam arti khusus yang biasa juga disebut

somatologi.

Antropologi budaya terbagi atas tiga subbagian ilmu, yakni : Etnolinguistik Prasejarah Etnologi

Page 9: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Paleoantropologi :mempelajari asal usul dan evolusi manusia mulai dari bentuk-bentuk pramanusia sampai menjadi manusia homosapiens.

Antropologi fisik dalam arti khusus biasa disebut somatologi mempelajari keanekaragaman ras manusia. Ras adalah penggolongan manusia berdasarkan ciri-ciri tubuh yang khas atau dominan.

Etnolinguistik yang biasa juga disebut antropologi linguistik mempelajari penyebaran bahasa-bahasa yang ada di dunia.

Praserajah yang biasa juga disebut prehistori mempelajari semua kebudayaan manusia, semenjak manusia ada kira-kira pada satu juta tahun yang lalu sampai dikenalnya tulisan.

Etnologi (etnos = bangsa, logos = ilmu) adalah bagian ilmu antropologi yang mempelajari dasar-dasar kebudayaan manusia, terutama mengenai sejarah pertumbuhan dan persebarannya.

Untuk lebih jelasnya kelima bagian ilmu tersebut akan dijelaskan batasannya pada uraian berikut ini.

Page 10: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Antropologi

Antropologi Fisik (Antropologi Regawi)

Antropologi Budaya

Paleoantropologi

Somatologi (Antropologi

fisik dalam arti khusus)

Etnolinguistik

Prasejarah/Arkeologi

Etnologi

Bagian-bagian antropologi dapat dipelajari melalui bagan

berikut ini.

Page 11: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

D. Spesialisasi Dalam Antropologi Budaya

Sebelum mendalami spesialisasi, biasanya seorang ahlli

antropologi terlebih dahulu mempelajari bagian-bagian ilmu

antropologi budaya, yakni etnolinguistik, prasejarah dan etnologi.

Ketiga bagian ilmu antropologi budaya tersebut dipelajari sebagai

ilmu pengetahuan murni atau pure science. Artinya mata pelajaran

akademis yang diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan.

Spesialisasi antropologi terapan mulai menampakkan

kegaitannya sebagai ilmu pengetahuan praktis pada tahun 1930-an.

Pelopornya antara lain R. Firth, seorang sarjana antropologi dari

Inggris. Firth aktif mengadakan penelitian-penelitian lapangan

mengenai gejala-gejala ekonomi pedesaan seperti penumpukan

modal, pengerahan tenaga kerja, peningkatan produksi pertanian

rakyat, dan pemasaran hasil-hasil produksinya. Daerah penelitiannya

antara lain Malaysia dan melanesia di Kepulauan Ocenia

Page 12: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

E. Aspek-Aspek Budaya

1. Pengertian Budaya

Secara harfiah kata budaya berasal dari bahasa Sangsekerta

buddayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau

akal. Budaya dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan

dengan akal. Ada juga hal yang menyatakan bahwa budaya berasal

dari kata budi-daya yang berarti daya dari budi. Jadi, kata budaya

atau daya dari budi itu berarti cipta, karsa dan rasa.

Berikut ini adalah beberapa definisi tentang budaya menurut beberapa ahli.

• Sir Edwar Burnett Tylor, seorang ahli antropologi dari Inggris,

pada tahun 1871 untuk pertama kalinya mendefinisikan

budaya secara rinci sebagai pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, hukum, moral, kebiasaan, dan lain-lain kecakapan

yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Page 13: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

• Prof. Dr. Koentjaraningrat, seorang ahli antropologi Indonesia yang

besar jasanya dalam pengembangan antropologi di Indonesia,

mendefinisikan budaya sebagai seluruh sistem gagasan dan rasa,

tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan

bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan cara belajar.

• William A. Haviland, seorang ahli antropologi Amerika,

mendefinisikan budaya sebagai seperangkat peraturan yang standar,

yang apabila dipenuhi atau dilaksanakan oleh anggota masyarakatnya

akan mengahasilkan perilaku yang dianggap layak dan dapat diterima

oleh anggota masyarakatnya.

Dari beberapa definisi tersebut diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :a) Adanya unsur-unsur budaya berupa perilaku yang nyata di satu pihak

dan di lain pihak adanya unsur-unsur budaya berupa nilai-nilai, kepercayaan, norma dan perilaku manusia.

b) Budaya dimiliki oleh seluruh anggota masyarakat pendukung budaya yang bersangkutan.

c) Budaya terbentuk sebagai hasil belajar.

Page 14: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

2. Wujud Budaya

⌂ Sistem Gagasan

Budaya dalam wujud ini bersifat abstrak, tidak dapat diraba

atau difoto, hanya ada dalam alam pikiran tiap warga

pendukung budaya yang bersangkutan.

Sistem gagasan yang telah dipelajari oleh setiap warga

pendukung budaya semenjak dini sangat menentukan sifat

dan cara berpikir serta tingkah laku warga pendukung

budaya tersebut. Itulah sebabnya wujud budaya dalam

bentuk sistem gagasan ini biasa juga disebut sistemniali

budaya.

Gagasan-gasasan inilah yang akhirnya menghasilkan

berbagai hasil karya manusia berdasarkan nilai-nilai, cara

berpikir dan pola tingkah laku.

Page 15: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

⌂ Sistem Tindakan

Budaya dalam wujud ini bersifat konkret, dapat dilihat dan

difoto. Misalnya, petani bekerja di sawah, karyawan bekerja di

pabrik, atau siswa belajar di sekolah.

Untuk kegiatan tertentu, warga pendukung budaya tertentu

melakukan serangkaian tingkah laku berdasarkan pola atau

sistem tertentu pula.

Dengan memperhatikan contoh di atas, kita dapat melihat

petani bekerja di sawah, karyawan bekerja di pabrik dan siswa

belajar di sekolah. Masing-masing aktivitas tesebut berada

dalam satu sistem tindakan dan tingkah laku yang berbeda.

Page 16: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

⌂ Hasil Karya Manusia

Wujud budaya dalam kategori ini konkret, dapat dilihat, diraba,

dan difoto. Sebagai contohnya, dapat kita lihat hasil karya

manusia mulai dari proyek-proyek raksasa seperti waduk

pembangkit tenaga listrik, industri-industri besar, bagunan-

bangunan megah, sampai pada karya dalam bentuk benda-benda

kecil sperti jarum dan kancing baju.

3. Substansi Utama Budaya- Sistem Pengetahuan

- Sistem Nilai Budaya

- Persepsi

- Pandangan Hidup

- Etos Budaya

Page 17: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

- Sistem Pengetahuan

Salah satu upaya manusia untuk mempertahankan dan mengembangkan budayanya adalah untuk mengembangkan sistem pengetahuan.

Melalui sistem pengetahuan, manusia mampu beradaptasi untuk menyesuaikan hidupnya dengan alam sekitarnya.

Disamping itu, melalui sistem pengetahuan, manusia juga mampu meningkatkan produktivitas kebutuhan hidupnya.

Pengetahuan manusia tentang flora dan fauna dapat membantu upaya manusia untuk mengembangkan produktivitas di bidang perburuan, penangkapan ikan, peternakan, dan pertanian.

Pengetahuan manusia tentang pengobatan tradisional melalui dukun atau tabib membantu upaya manusia mengobati dan menyembuhkan berbagai penyakit atau luka akibat kecelakaan dan peperangan.

Sekarang ini, sistem pengetahuan manusia telah berkembang sedemikian canggih, terutama di bidang elektronik dan komunikasi. Bidang ini telah menghantarkan kita kepada suatu upaya peningkatan kesejahteraan manusia sebagai bagian masyarakat dunia, dalam suatu era yang disebut sebagai era globalisasi.

Page 18: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

- Sistem Nilai Budaya

Koentjaraningrat menyatakan bahwa sistemnilai budaya

terdiri atas konsep-konsep yang hidup dalam pikiran

sebagaian besar warga masyarakat.

Konsep-konsep tersebut berkenaan dengan hal-hal yang

harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup.

Oleh karena itu, suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi

sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.

Dalam kehidupan sehari-hari, sistem nilai budaya merupakan

suatu pedoman hidup yang ideal, yang dicita-citakan.

Page 19: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

- Persepsi

Persepsi biasanya disebut juga sudut pandang dari seorang individu

atau kelompok masyarakat mengenai suatu hal atau suatu masalah.

Dalam hal-hal tertentu, sering terjadi persepsi yang satu berbeda

dengan persepsi yang lain. Akibatnya, akan terjadi konflik atau

ketegangan, mulai dari hal yang sederhana sampai yang serius.

Konflik yang sederhana mungkin hanya sekadar menimbulkan

kesalah pahaman di antara pihak-pihak yang berbeda persepsi

tersebut.

Melalui suatu konsensus atau penyesuaian persepsi, bisa saja

diambil semacam kesepakan untuk mempersamakan persepsi,

sehingga konflik itu akan mereda, bahkan hilang sama sekali.

Akan tetapi, kalau sering konflik itu malah dapat menimbulkan

berbagai benturan persepsi.

Persepsi dapat timbul suatu perdebatan sengit sehingga

mengakibatkan terjadinya pertengkaran atau perkelahian.

Page 20: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

- Pandangan Hidup

Koentjaraningrat menjelaskan, bahwa pandangan hidup

biasanya mengandung sebagian nilai-nilai yang dianut oleh

suatu masyarakat.

Nilai-nilai itu dipilih secara selektif oleh individu-individu dan

golongan-golongan dalam masyarakat.

- Etos Budaya

Koentjaraningrat menyatakan bahwa etos adalah watak khas

dari suatu kebudayaan yang tampak (dari luar).

Clifford Geertz menyatakan bahwa etos budaya adalah sifat,

watak, kualitas kehidupan sekelompok masyarakat atau

bangsa.

Termasuk ke dalam cakupan etos adalah moral, sikap

perilaku, dan gaya estetika atau kepekaan seseorang

terahdap seni dan keindahan.

Page 21: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

4. Sistem Sosial Budaya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa

sistem adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling

berkaitan, sehingga membentuk suatu totalitas. Berdasarkan

batasan tersebut, sistem sosial budaya dapat diartikan sebagai

sperangkat unsur sosial budaya yang secara teratur saling

berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.

Koentjaraningrat menyebutkan adanya tujuh komponen

sistem sosial budaya, yaitu :

Bahasa

Sistem pengetahuan

Organisasi sosial

Sistem peralatan hidup atau teknologi

Sistem mata pencaharian

Sistem religi dan kepercayaan hidup

Sistem kesenian.

Page 22: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Bahasa

Bahasa adalah sistem perlambang bunyi yang berartikulasi (yang dihasilkan oleh alat-alat ucap di rongga mulut), yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran manusia.

Sistem perlambang bunyi yang dipakai manusia dalam berinteraksi sosial sedemikian sistematis dan efektif, sehingga hanya manusialah yang dikatakan memiliki bahasa. Adapun binatang tidak memiliki bahasa.

Sebagai salah satu unsur sistem sosial budaya, bahasa mempunyai berbagai fungsi dan karakteristik.

Fungsi dan karakteristik bahasa itu sejalan dengan perkembangan masyarakat yang bersangkutan.

Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi, sosialisasi, artikulasi, dan berbagai kegiatan sosial lainnya.

Page 23: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Sistem pengetahuan

Sistem pengetahuan merupakan salah satu upaya manusia untuk mempertahankan dan mengembangkan budayanya.

Melalui sistem pengetahuan yang dimilikinya, manusia mampu beradaptasi dengan alam sekitarnya.

Melalui sistem pengetahuan pula, mereka mampu meningkatkan produktivitas kebutuhan hidupnya.

Organisasi sosial

Dalam Kamus Sosiologi, organisasi sosial dinyatakan sebagai cara-cara perilaku manusia yang terorganisis secara sosiol.

Dikatakan terorganisir secara sosial karena adanya sekelompok individu yang merasa terikat oleh aturan-aturan atau adat istiadat tertentu yang mengatur kehidupan kelompoknya.

Itulah sebabnya kelompok sosial semacam ini disebut kesatuan sosial.

Kelompok sosial mengorganisasikan anggota kelompoknya pada kesatuan sosial

Page 24: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Sistem peralatan hidup atau teknologi

Peralatan produksi. Yakni alat-alat untuk membuat atau memproduksi kebutuhan hidup.

Peralatan distribusi dan transportasi. Yakni alat-alat untuk mengangkut benda atau barang-barang hasil produksi ke tempat pemasaran atau konsumen.

Peralatan komunikasi. Pada masyarakat tradisional, sudah dikenal teknologi komunikasi.

Peralatan konsumsi. Dalam bentuk wadah seperti keranjang, bakul, koli atau peraltan dapur seperti tembikar, gentong, mangkuk, pring dan gayung.

Senjata. Yakni peralatan untuk mempertahankan diri dari serangan binatang buas atau musuh.

Pakaian dan kelengkapannya.

Makanan dan minuman.

Peralatan berlindung atau istirahat

Page 25: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Sistem Mata pencaharian

Para ahli antropologi menyatakan bahwa sistem mata pencaharian manusia yang paling tua adalah berburu (termasuk menangkap ikan0 dn meramu hasil hutan.

Dalam kurun waktu yang cukup lama, pemenuhan kebutuhan manusi asangat bergantung pad aalam skitarnya.

Dengan teknologi yang sangat sederhana, yaitu alat-alat yang terbuat dari batu, tulang dan kayu, manusia berburu dan meramu hasil hutan untuk memenuhi kebuuthan hidupnya.

Sistem mata pencaharian semacam ini disebut “food gathering” atau mengumpulkan/meramu makanan. Masyarakat hidup secara nomaden, artinya berpindah-pindah tempat sesuai dengan pola food gathering itu.

Pada awalnya, sistem pertanian dimulai secara sederhana dalam bentuk perladangan yang berpindah-pindah tempat.

Produksinya belum begitu intensif.

Page 26: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Sistem Religi Dan Kepercayaan Hidup

Sistem religi dalam kerangka budaya suatu masyarakat memiliki tiga unsur utama yaitu Sistem keyakinan, Sistem upacara keagamaan dan Umat yang menganut religi tersebut.

Sistem upacara keagamaan mengandung lima komponen sebagaimana tertera pada bagan dibawah ini.

Sistem Keyakinan

Emosi Keagamaan

Peralatan Ritus dan Upacara

Umat beragama

Sistem Ritus dan Upacara

Page 27: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Sistem Kesenian

Sistem kesenian merupakan salah satu perwujudan budaya manusia akan rasa seni dan keindahan.

Pada berbagai suku bangsa di Indonesia dikenal berbagai ragam seni tradisional.

Dalam banyak hal, dapat kita perhatikan bahwa sistem kesenian tradosional erat sekali hubungannya dengan unsur budaya lainnya, terutama unsur religi atau keagamaan.

Page 28: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Budaya adalah Milik Bersama Budaya Berkaitan dengan Situasi Masyarakatnya Budaya Berfungsi untuk Membantu Manusia Budaya Diteruskan dan Diwariskan Melalui Proses

Belajar

5. Sifat-sifat Budaya

Budaya memiliki sifat universal, artinya terdapat sifat-sifat umum

yang melekat pada setiap budaya, kapapun dan dimana pun

budaya itu berada

Sifat-sifat itu adalah sebagai berikut :

Page 29: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

F. Konsep-Konsep Realitas Sosial dan Budaya

Sosialisasi

Perilaku Menyimpang

Pengendalian Sosial

Proses Sosial

Perubahan Sosial Budaya

Kebudayaan

Sosialisasi

Perilaku Menyimpang

Pengendalian Sosial

Proses Sosial

Perubahan Sosial Budaya

Kebudayaan

Page 30: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Masyarakat – Interaksi Sosial Nilai – Norma Norma – Masyarakat Masyarakat – Kebudayaan Kebudayaan – Perubahan Sosial Budaya Masyarakat – Penyimpangan Sosial Penyimpangan Sosial – Pengendalian Sosial Masyarakat – Sosialisasi Norma – Penyimpangan Sosial Status dan Peran - Masyarakat

G. Hubungan Berbagai Konsep Realitas Sosial Budaya di

Masyarakat

Page 31: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

H. HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI BUDAYA ATAU SOSIAL DAN SOSIOLOGI

Persamaan dan Perbedaan antara Kedua Ilmu. Sepintas lalu

tampak tidak ada perbedaan antara sub ilmu antropologi sosial

(atau antropologi sinkronik) dan sosiologi.

Namun secara lebih khusus ada beberapa perbedaan yang lebih

mendasar, yaitu :

Kedua ilmu itu masing-masing mempunyai asal mula dan

sejarah perkembangan yang berbeda

Perbedaan sejak awal itu menyebabkan pengkhususan pada

pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmu itu masing-masing

pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmu itu masing-masing

Perbedaan sejak awal itu juga telah menyebabkan

berkembangnya metode-metode dan masalah-masalah yang

khusus pada antropologi budaya maupun sosial dan sosiologi.

Page 32: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Sejarah Perkembangan Sosiologi

Mula-mula sosiologi hanya merupakan bagian dari imu filsafat. Dalam menganalisa hal-hal yang ada dalam alam sekelilingnya, para ahli filsafat juga memikirkan masyarakatnya, sehingga juga ada filsafat sosial yang menjadi bagian dari ilmu filasafat. Sejak abad ke-19 itu, sesuai dengan perubahan filsafat dan cara berpikir orang di Eropa Barat, teori-teori dan konsep-konsep filsafat sosial tertentu telah berubah pula.

Setelah timbul krisis-krisis besar dalam kehidupan masyarakat bangsa-bangsa Eropa (seperti revolusi Perancis, revolusi industri, dan lain-lain), kegiatan menganalisa masalah-maslah masyarakat makin digalakkan, sehingga ketika pada ahli filsafat seperti H de Saint-Simon (1760-1825) dan A. Comte (1789-1857) mengumumkan pendapat mereka mengenai sifat positif dari segala cabang ilmu pengetahuan, termasuk ilmu tentang masyarakat (sosiologi), timbul kesadarn akan adanya ilmu yang berdiri sendiri, yaitu sosiologi. Namun ketika sosiologi memisahkan diri sebagai suatu ilmu khusus, pemikiran tentang masyarakat manusia yang sebelumnya masih dapat diklasifikasikan sejajar dengan aliran-aliran filsafat yang besar yang ada, menjadi sukar. Perjuangan mengenai dasar, tujuan, dan metode yang digunakan dalma ilmu yang baru itu telah menimbulkan berbagai aliran yang saling bertentangan dan berubah-ubah, yang baru menjadi mantap setelah tahun 1925.

Page 33: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Dari perbadingan mengenai sejarah perkembangan

antropologi budaya atau sosial dan sosiologi, tampak bahwa

perbedaan yang besar di antara kedua ilmu tersebut.

Antropologi budaya atau sosial berasal dari himpunan bahan

keterangan tentang berbagai masyarakat dan kebudayaan

masyakarat pribumi bukan-Eropa, yang menjadi suatu ilmu

khusus karena adanya kebutuhan untuk mencapai pengertian

tentang tingkat-tingkat awal dari sejarah perkembangan

masyarakat dan kebudayaan bangsa-bangsa Eropa Barat itu

sendiri. Sebaliknya, sosiologi dimulai sebagai suatu bagian

dari ilmu filsafat, yang menjadi suatu ilmu khusus karena

masyarakat Eropa yang tengah dilanda krisis memerlukan

pengetahuan yang lebih mendalam mengenai asas-asas dari

masyarakat dan kebudayaannya sendiri.

Page 34: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Hubungan antara Geologi dan Antropologi

Hubungan antara Paleontologi dan Antropologi

Hubungan antara Ilmu Anatomi dan Antropologi

Hubungan antara Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Antropologi

Hubungan antara Ilmu Psikiatri dan Antropologi

Hubungan antara Ilmu Linguistik dan Antropologi

I. HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI DAN ILMU-ILMU LAIN

Page 35: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Hubungan antara Arkeologi dan Antropologi

Hubungan antara Ilmu Sejarah dan Antropologi

Hubungan antara Geografi dan Antropologi

Hubungan antara Ilmu Ekonomi dan Antropologi

Hubungan antara Ilmu Hukum Adat Indonesia dan Antropologi

Hubungan antara Ilmu Administrasi dan Antropologi

Hubungan antara Ilmu Politik dan Antropologi

Page 36: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

J. MAKHLUK MANUSIA

1. MAKHLUK MANUSIA DI ANTARA MAKHLUK-MAKHLUK LAIN

Dari sudut biologi, manusia hanya satu di antara lebih

dari sejuta jenis makhluk yang pernah atau masih hidup di

dunia. Pada pertengahan abad ke-19 para ahli biologi (di

antaranya yang terpenting adalah C. Darwin) mengumumkan

pendirian (proposisi) tentang proses evolusi biologi, yang

mengatakan bahwa bentuk-bentuk hidup yang tertua adalah

makhluk bersel satu yang sangat sederhana, yaitu antara lain

protozoa. Dalam waktu puluhan juta tahun, kemudian

berkembang berbagai bentuk kehidupan, yaitu makhluk-

makhluk yang memiliki organisme yang makin lama makin

kompleks, sampai pada kera dan manusia.

Page 37: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Seperti halnya beribu-ribu jenis makhluk lain, makhluk manusia

menyusui keturuannya, dan berdasarkan ciri itulah manusia

dikelaskan bersama makhluk-makhluk tersebut di dalam golongan

binatang menyusui, atau mamalia. Dalam kelas mamalia ini terdapat

sub-golongan (disebut juga “suku”) Primat. Termasuk dalam suku

Prima adalah semua jenis kera, mulai dari yang rupa dan ukurannya

mirip tupai (yaitu Tarsii), sampai pada yang besar, seperti gorila.

Memang, sebelum zaman Darwin para ahli biologi telah lama

mengamati bahwa antara organisme kera dan organisme manusia

terdapat banyak persamaan ciri.

Suku Primat terbagi ke dalam dua sub-suku, yaitu

- Sub-suku prosimii,

- Sub suku Anthropoid.

Page 38: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Para ahli biologi menempatkan manusia ke dalam sub suku

Anthropoid, yang kemudian masih dibagi menjadi tiga infrasuku,

yaitu

- Infrasuku Ceboid,

- Infrasuku Cercopithecoid,

- Infrasuku Hominoid

2. EVOLUSI CIRI-CIRI BIOLOGI

→ Sumber ciri-ciri Organisme Fisik. Dalam proses evolusi,

terjadilah percabangan pada bentuk-bentuk makhluk yang

tua, sehingga terjadi bentuk-bentuk makhluk yang baru.

Pada proses tersebut ciri-ciri biologi yang baru berwujud

pada organisme dari suatu makhluk, sehingga terjadi

bentuk yang agak berbeda dari yang ada semula

Page 39: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)

Primat

Anthropoid

Prosimii

Tarsiiformes

Lorisiformes

Daubentonioid

Taupaioid

Lemuoid

Ceboid

Cereopitcheoid

Hominoid

Homonidae

Ramapithecus

Pongidae

Homo Sapiend

Neandertal

Pithecanthropus

Australoid

Negoroid

MongoloidCausasoid

SUKU PRIMAT DAN SUB-SUB GOLONGANNYA

Suku Subsuku Infrasuku Keluarga Jenis Ras