SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

86
ANALISIS KEBIJAKAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) TERHADAP EFISIENSI BIAYA PADA BANK PERSERO YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Skripsi Untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Manajemen Diajukan oleh: VINGKI PRACILIA 2015211872 KONSENTRASI KEUANGAN DAN PERBANKAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NOBEL INDONESIA MAKASSAR 2019 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Transcript of SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Page 1: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

ANALISIS KEBIJAKAN SEWA GUNA USAHA (LEASING)TERHADAP EFISIENSI BIAYA PADA BANK PERSERO YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SkripsiUntuk memenuhi salah satu persyaratan

Mencapai derajat Sarjana S-1

Program Studi Manajemen

Diajukan oleh:

VINGKI PRACILIA

2015211872

KONSENTRASI KEUANGAN DAN PERBANKAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMINOBEL INDONESIA

MAKASSAR2019

1

2

345678

91011

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

2425

Page 2: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

2

26

27

28

12

Page 3: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

3

Page 4: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

ABSTRACT

VINGKI PRACILIA (2018) .Analysis of leasing policies on cost efficiency atBank Persero registered in Bursa Efek Indonesia (Guided By Syamsul Alam)

This research aims to find out how much the level of cost efficiency willbe achieved by operating lease practices to meet the needs of fixed asset use.

This research used a qualitative descriptive research method, using acase study approach. For research purposes the data used is secondary data. Thedata is in the form of numbers in the company's financial statements Bank Perserothrough the website Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id)

The results of the study show that for fixed assets procurement,especially movable fixed assets such as office inventory, motorized vehicles andcars, at PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk,PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) leasing alternatives leasing) is more efficientthan buying in cash (cash) so that it can reduce the high level of inefficiency.Whereas at PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, alternative purchases incash (cash) are more efficient compared to leasing (leasing).

.Keywords: Cost efficiency, Leasing, Cash, Fixed assets

50

51

52

53

54

5556575859606162636465666768697071727374757677

4

Page 5: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

5

Page 6: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

6

Page 7: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

MOTTO

“Aspire To Inspire”

“Shock Them all. Be happy, be

optimistic, be positive, be kind

for no reason”

-ingkyoo-

“It costs $0,00 To be a kind

human being”

“A dua Can Make the impossible,

possible again.”

Saat kita hidup untuk

membahagiakan orang lain, Allah

akan memberi kita rezeki berupa

orang lain yang akan

membahagiakan kita.

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

7

Page 8: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

PERSEMBAHAN

Sujud syukur ku persembahkan kepada ALLAH yang maha

kuasa, berkat rahmat dan detak jantung, denyut nadi ,

nafas dan putaran roda kehidupan yang diberikan-Nya .

Tiada sesuatupun yang dapat memberikan rasa bahagia

melainkan senyum manis penuh bangga dengan penuh rasa

bakti, cinta dan kasih sayang dan dengan segala

kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini untuk :

Kedua orang tuaku Tercinta

Hj Ediyani

H Makkasau Anas

Diri saya sendiri Kakak saya tersayang

Vera wahyuni

Sahabat-sahabatku tercinta Dan juga untuk yang selalu bertanya

“Kapan skripsimu selesai ?”

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

8

Page 9: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya serta kekuatan lahir dan batin kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisi kebijakan sewa guna usaha

(leasing) terhadap efisiensi biaya pada Bank Persero yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia”. Salam serta shalawat senang tiasa kita curahkan kepada Nabi

Muhammad SAW.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat

dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen

Konsentrasi Perbankan dan Keuangan pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nobel

Indonesia.

Penulisan Skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak yang telah tulus ikhlas memberikan sumbangan berupa pikiran,

motivasi, dan nasihat. Untuk semua itu, dengan segala kerendahan hati pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada Kedua orang tua penulis, Mammiku tercinta Hj Ediyani

dan lelaki yang sangat kucintai Hj Makkasau Anas yang telah membesarkan dan

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

9

Page 10: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

mendidik penulis secara ikhlas serta memberikan motivasi dan do’a yang tiada

henti-hentinya.

Dan ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada :

1 Bapak Dr. H. Mashur Razak, SE., MM selaku Ketua STIE Nobel Indonesia

Makassar 2 Bapak Yuswari Nur SE., M. Si selaku Ketua Jurusan Manajemen STIE Nobel

Indonesia Makassar3 Bapak Dr. Syamsul Alam, S.E, M.Si selaku pembimbing saya dalam

penyusunan skripsi ini, yang dengan sabar membimbing dan menuntun saya

untuk kemudahan penyelesaian skripsi ini4 Bapak/Ibu Dosen dan seluruh Staf STIE NOBEL yang selama ini banyak

membagi ilmunya dan memberikan bantuan kepada penulis. 5 Kakakku tercinta vera wahyuni , sebagai pengganti mama saya yang selalu

memberikan dukungan financial6 Sahabat-sahabatku tercinta Muhammad zuldy aprianto, Siti khadijha,

arviyanti rahman , muhammad riski sua putra, sari ,raniran yang selalu

memberi motivasi, semangat ,yang memberikan inspirasi, pendorong agar

skripsi saya jauh lebih mudah saya kerjakan.7 Untuk pembimbing dua ku yang tidak bisa saya sebutkan siapa namanya,

tanpanya skripsi saya akan jauh lebih sulit8 Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan 2015 STIE NOBEL yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu namanya yang kompak dalam memberikan dukungan

dan membagi pengetahuannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.Penulis menyadari skripsi ini penuh kekurangan segala kritik dan saran

yang membantu sangat diharapkan untuk kesempurnaan penelitian di masa

181

182

183

184

185

186187

188189

190

191192

193194

195196

197

198

199200

201202

203

204205

206

10

Page 11: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

datang. Namun, penulis berharap agar skripsi ini dapat memberi manfaat bagi

pihak-pihak yang berkepentingan.Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, Penulis

Vingki Pracilia

DAFTAR ISI

Halaman

207

208209210211

212

213

214

215

216

217

218219220221222223224225226227228229230231232233234235236237238239240241242

243

11

Page 12: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

HALAMAN JUDUL……………….……………………………………..............i

HALAMAN PENGESAHAN…………….…..…………………………..........…ii

ABSTRAK..............................................................................................................iii

ABSTRACT............................................................................................................iv

MOTTO...................................................................................................................v

PERSEMBAHAN...................................................................................................vi

KATA PENGANTAR...........................................................................................vii

DAFTAR ISI.........................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix

DAFTAR TABEL...................................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah.……………………………………...…….11.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 41.3 Tujuan Penelitian………......………………………………………..51.4 Manfaat Penelitian................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................6

2.1 Leasing .................................................................................................62.1.1 Pengertian Leasing..............................................................62.1.2 Pihak yang terlibat dalam leasing........................................82.1.3 Jenis-jenis leasing...............................................................102.1.4 Proses dan transaksi Leasing..............................................11

2.1.5 Mekanisme dan Teknik-teknik Pembiayaan Leasing....12

2.1.6 Pembayaran Sewa Guna Usaha.......................................17

2.1.7 Kelebihan Leasing Sebagai Sumber Pembiayaan..............192.1.8 Perkembangan Leasing di Indonesia..................................22

2.2 Efisiensi Biaya………………………………………………….........232.3 Pengaruh Leasing terhadap Efisiensi biaya perusahaan ………..........252.4 Konsep Time value of money………………………………….....….262.5 Penelitian terdahulu……. ……………………………………….......282.6 Kerangka Pikir…………………………………………………….....31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................32

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................323.2 Populasi dan Sampel ...........................................................................333.3 Jenis dan Sumber Data.........................................................................333.4 Teknik Pengumpulan Data……………………………………….....343.5 Teknik Analisis Data……………………………………………......34

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256257258259

260

261262263264265

266

267

268269270271272273274

275

276277278279280

12

Page 13: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

3.6 Defenisi Operasional……………………………………………......36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................38

4.1 Gambaran Umum Perusahaan.........................................................................38

4.2 Hasil Penelitian dan pembahasan....................................................................56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan....................................................................................................65

5.2 Saran...............................................................................................................65

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................66

Lampiran

DAFTAR TABEL

NO Uraian Hal

Tabel 4.1 Present value cashoutflow leasing Bank Mandiri..............................56

Tabel 42 Present Value CashOutflow cash Bank Mandiri..............................57

Tabel 4.3 Perbandingan PVCO leasing dan cash Bank Mandiri......................58

Tabel 4.4 Present value cashoutflow leasing Bank BNI....................................59

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

293

294

295296297298299300301302303304305306

307

308

309

310

311

312

313

13

Page 14: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Tabel 4.5 Present Value CashOutflow cash Bank BNI....................................59

Tabel 4.6 Perbandingan PVCO leasing dan cash Bank BNI............................60

Tabel 4.7 Present value cashoutflow leasing Bank BRI......................................61

Tabel 4.8 Present Value CashOutflow cash Bank BRI.....................................61

Tabel 4.9 Perbandingan PVCO leasing dan cash Bank BRI..............................62

Tabel 4.10 Present Value Cashoutflow leasing Bank BTN.................................63

Tabel 4.11 Present Value Cashoutflow cash Bank BTN.......................................63

Tabel 4.12 Perbandingan PVCO leasing dan cash Bank BTN.............................64

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perkembangan Rasio BOPO Bank Persero.........................................2

Gambar 2.1 Transaksi dalam leasing....................................................................12

Gambar 2.2 Mekanisme leasing.............................................................................12

Gambar 2.3 Kerangka pikir ................................................................................ 25

314

315

316

317

318

319

320

321

322

323

324

325

326327328329330331332333

334335336

337

338

339

340

341

14

Page 15: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem

perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai

intermediary instution yaitu lembaga yang mampu menyalurkan kembali dana-

342

343

344

345

346

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

15

Page 16: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

dana yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit yang

membutuhkan bantuan dana atau defisit.

Perbankan diatur dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1998, (UU

Perbankan). Menurut ketentuan pasal 1 angka (1), perbankan adalah segala

sesuatu yang menyangkut tentang bank , mencakup kelembagaan , kegiatan usaha,

serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Masyarakat pada umumnya memberikan kepercayaan untuk menaruh

uangnya di Bank Persero yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dibandingkan

dengan bank swasta.Hal ini karena disamping akses untuk mendapatkannya begitu

mudah yang tersebar hingga di pelosok daerah Bank Persero juga memberikan

dampak positif bagi perekonomian masyarakat. Dengan kondisi ini tentunya

membuat Bank Persero dituntut menjaga kepercayaan masyarakat tersebut dengan

memberikan pelayanan dan fasilitas yang memuaskan masyarakat. Hal ini

tentunya memerlukan dana operasional yang begitu besar untuk

mereleasasikannya dan juga berpengaruh terhadap tingkat efisiensi bank.

Dalam perkembangannya eksistensi sebuah bank tidak hanya bertumpu

pada unsur kepercayaan namun juga dituntut efisiensi yang tinggi agar perbankan

dapat bersaing dalam pasar keuangan yang sangat ketat.

Tingkat efisiensi bank dan kemampuan bank melakukan kegiatan

operasinya diukur dengan rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional), bank yang memiliki nilai rasio BOPO yang tinggi menunjukkan

bank tersebut tidak beroperasi dengan efisien. Nilai ideal rasio BOPO sesuai

ketentuan Bank Indonesia adalah 50-70%.

364

365

366

367

368

369

370

371

372

373

374

375

376

377

378

379

380

381

382

383

384

385

386

16

Page 17: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Gambar 1.1 Perkembangan Rasio BOPO Bank Persero dalam Persen

2014 2015 2016 2017' 2018 (juni)62

64

66

68

70

72

74

76

BOPO

Tahun

persen

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (data diolah)

Dari Gambar 1.1 memberikan informasi bahwa kinerja Bank Persero yang

tergambar pada rasio BOPO dari tahun 2014 sampai 2018 berfluktuatif. Untuk

rasio BOPO beberapa tahun menunjukan rasio yang cukup besar dari acuan Bank

Indonesia yaitu 50 sampai 70 persen. Maka Bank persero sedang mengalami

387388

389390

391

392

393

394

395

396

397

398399400

401

402

403

404

17

Page 18: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

inefisiensi dalam mengelola biaya operasionalnya sehingga harus segera dicarikan

solusinya untuk mengetahui input dan output mana yang penggunaannya kurang

efisien.

Pada penelitian ini yang menjadi fokus utama yaitu Bank Umum yang

tergolong Bank Persero yaitu Bank Mandiri Tbk, Bank Negara Indonesia Tbk,

Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan Bank Tabungan Negara Tbk. Karena

keterbatasan data dan waktu maka penulis memilih Bank Persero untuk dijadikan

objek penelitian dengan alasan Bank Persero mengalami inefisiensi.

Penyewaan aset atau biasa dikenal dengan istilah leasing adalah alternatif

terbaik bagi industri untuk meminimalkan risiko biaya. Hal ini bisa terjadi karena

membeli barang-barang modal bisa menyedot dana yang tidak sedikit, sementara

perusahaan belum mampu menyediakannya, kalau hendak membeli secara tunai

atau meminjam melalui bank tentu memerlukan biaya dan waktu yang relatif

lama, sedangkan penggunaan barang modal itu sudah mendesak. Adapun barang-

barang modal yang dimaksud meliputi peralatan kantor, mobil dan sebagainya.

Kegiatan leasing secara resmi diperbolehkan beroperasi di Indonesia

setelah keluar Surat Keputusan bersama antara Menteri Keuangan, Menteri

Perindustrian dan Menteri Perdagangan No. Kep.122/MK/IV/1974 ,

No.32/M/SK/2/74 dan No.30/Kbp/I/74 tanggal 7 februari 1974 Tentang Perizinan

Usaha Leasing di Indonesia.

Leasing merupakan alternatif yang menarik bagi perbankan untuk

membiayai kegiatan operasionalnya karena sangat sulit mendapatkan dana untuk

jangka waktu panjang untuk membiayai kegiatan operasional dengan tetap

405

406

407

408

409

410

411

412

413

414

415

416

417

418

419

420

421

422

423

424

425

426

427

18

Page 19: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

menjaga tingkat efisiensi operasional, dan juga kebijakan menggunakan leasing

tentunya menghemat modal yang nantinya bisa digunakan untuk membiayai

kegiatan-kegiatan perusahaan yang lain atau melakukan investasi ke berbagai

sektor yang menguntungkan.

Sewa Guna Usaha (Leasing) pada dasarnya merupakan praktik yang biasa

terjadi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bisnis/usaha .

pertimbangannya adalah efisiensi biaya . jika dengan sewa dapat tercapai tujuan

dengan biaya yang lebih murah daripada membeli asset maka suatu entitas (baik

pribadi maupun perusahaan) akan memutuskan untuk menyewa.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian sebagai tugas

akhir dengan judul: “Analisis Kebijakan Sewa Guna Usaha (Leasing) Terhadap

Efisiensi Biaya Pada Bank Persero yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut , maka pokok permasalahan

dalam penelitian ini adalah

Seberapa besar tingkat efisiensi biaya yang akan dicapai dengan

praktik Operating Lease untuk memenuhi kebutuhan penggunaan

asset tetap.

Seberapa efisien Sewa Guna Usaha dibandingkan dengan

Pembelian secara tunai.

428

429

430

431

432

433

434

435

436

437

438

439

440

441

442

443

444

445

446

447

448

449

19

Page 20: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu

untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi biaya yang

akan dicapai dengan praktik Operating Lease untuk memenuhi

kebutuhan penggunaan asset tetap. Untuk mengetahui seberapa efisien sewa guna usaha dibanding

pembelian secara tunai Untuk memenuhi salah satu tugas akhir mahasiswa STIE Nobel

Indonesia

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

yang akurat dan relevan yang dapat digunakan oleh:

1. Perusahaan

Penelitian ini bagi perusahaan yaitu sebagai bahan evaluasi

dan pertimbangan untuk perkembangan perusahaan kedepannya

khususnya mengenai sewa guna usaha (leasing)

2. Penulis

Penelitian ini bagi penulis merupakan sarana belajar untuk

mengetahui sejauh mana teori yang diperoleh dapat diterapkan

dalam praktik dan juga menambah pengetahuan penulis mengenai

sewa guna usaha (leasing)

3. Pembaca

450

451

452

453

454455

456457

458

459

460

461

462

463

464

465

466

467

468

469

470471472

473

20

Page 21: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

1) Memberikan pemahaman mengenai sewa guna usaha (leasing)

secara lebih khusus lagi.

2) Mengembangkan pengetahuan dan menambah sumber referensi

bagi para pembaca mengenai sewa guna usaha (leasing).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Leasing

2.1.1 Pengertian Leasing

Leasing merupakan suatu alternatif baru yang dapat digunakan oleh

perusahaan untuk mengatasi masalah kekurangan dana. Sumber pendanaan ini

memiliki beberapa kelebihan, salah satunya adalah prosedur yang ditawarkan

relatif mudah dan fleksibel, sehingga memudahkan perusahaan untuk memperoleh

barang modal (Hariyani,2011:81)

Pengertian sewa guna usaha menurut Keputusan Menteri Keuangan No.

1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna

Usaha: Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan

barang modal baik secara guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun

sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease), untuk digunakan oleh lessee

selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.

474

475

476

477

478

479

480

481

482

483

484

485

486

487

488

489

490

491

492

493

494

21

Page 22: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan

barang modal baik secara guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun

sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease), untuk digunakan oleh lessee

selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.

Selanjutnya yang dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan sewa

guna usaha dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk

membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati.

Sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa

guna usaha.

Halim (2009), pengertian sewa guna usaha (leasing) pada hakekatnya

merupakan suatu perjanjian atau kontrak antara lessor dengan lesse untuk

menyewakan suatu asset misalnya mesin dan peralatan pabrik, gedung,

kendaraan, mesin fotocopy, computer dan sebagainya. Leasing adalah perjanjian

antara dua pihak lessee dan lessor. Lessee adalah pengguna peralatan dan lessor

adalah pemilik peralatan (Ross et al:2009).

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sewa guna usaha

merupakan suatu kontrak atau persetujuan antara lessor dan lessee, objek-objek

sewa guna usaha adalah barang modal, dan pihak lessee memiliki hak opsi dengan

harga berdasarkan nilai sisa dan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati

berdasarkan kesepakatan bersama.

2.1.2 Pihak-pihak Yang terlibat dalam leasing

495

496

497

498

499

500

501

502

503

504

505

506

507

508

509

510

511

512

513

514

515

516

22

Page 23: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Setiap transaksi leasing sekurang-kurangnya melibatkan 4 (empat) pihak

yang berkepentingan, yaitu : lessor, lessee, supplier, dan bank atau kreditor.

1. Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa

pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk barang modal. Lessor

dalam financial lease bertujuan untuk mendapatkan kembali biaya

yang telah dikeluarkan untuk membiayai penyediaan barang modal

dengan mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam operating lease,

lessor bertujuan mendapatkan keuntungan dari penyediaan barang

serta pemberian jasa-jasa yang berkenaan dengan pemeliharaan serta

pengoperasian barang modal tersebut.

2. Lessee adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan

dalam bentuk barang modal dari lessor. Lessee dalam financial lease

bertujuan mendapatkan pembiayaan berupa barang atau peralatan

dengan cara pembayaran angsuran atau secara berkala. Pada akhir

kontrak, lessee memiliki hak opsi atas barang tersebut. Maksudnya,

pihak lessee memiliki hak untuk membeli barang yang di-lease dengan

harga berdasarkan nilai sisa. Dalam operating lease, lessee dapat

memenuhi kebutuhan peralatannya di samping tenaga operator dan

perawatan alat tersebut tanpa risiko bagi lessee terhadap kerusakan.

3. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau

menyediakan barang untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran

secara tunai oleh lessor. Dalam mekanisme financial lease, supplier

langsung menyerahkan barang kepada lessee tanpa melalui pihak

517

518

519

520

521

522

523

524

525

526

527

528

529

530

531

532

533

534

535

536

537

538

539

23

Page 24: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

lessor sebagai pihak yang memberikan pembiayaan. Sebaliknya, dalam

operating lease, supplier menjual barangnya langsung kepada lessor

dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak,

yaitu secara tunai atau berkala.

4. Bank. Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau

kreditor tidak terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut, namun

pihak bank memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada

lessor, terutama dalam mekanisme leverage lease di mana sumber dana

pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank. Pihak supplier dalam

hal ini tidak tertutup kemungkinan menerima kredit dari bank, untuk

memperoleh barang-barang yang nantinya akan dijual sebagai objek

leasing kepada lessee atau lessor.

2.1.3 Jenis-jenis Leasing

Menurut Amin Widjaja Tunggal dan Arif Djohan Tunggal jenis-jenis

leasing yang sudah dikenal secara umum antara lain:

1. Finance Lease (Sewa Guna Usaha Pembiayaan. Dalam sewa guna

usaha ini, perusahaan sewa guna usaha (lessor) adalah pihak yang

membiayai penyediaan barang modal. Selama masa sewa guna usaha,

penyewa guna usaha melakukan pembayaran sewa guna usaha secara

berkala dimana jumlah seluruhnya ditambah dengan pembayaran nilai

sisa (residual value), kalau ada, akan mencakup pengembalian harga

540

541

542

543

544

545

546

547

548

549

550

551

552

553

554

555

556

557

558

559

560

561

24

Page 25: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

barang modal yang dibiayai serta bunganya, yang merupakan

pendapatan perusahaan sewa guna usaha.

2. Operating Lease (Sewa Menyewa Biasa) Dalam sewa guna usaha ini,

perusahaan sewa guna usaha (lessor) membeli barang modal dan

selanjutnya disewagunausahakan kepada penyewa guna usaha. Dalam

operating lease, jumlah seluruh pembayaran sewa guna berkala tidak

mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang

modal tersebut berikut dengan bunganya. Perusahaan sewa guna usaha

dalam operating lease biasanya bertanggung jawab atas biaya-biaya

pelaksanaan sewa guna usaha seperti asuransi, pajak maupun

pemeliharaan barang modal yang bersangkutan.

3. Sales-Type Lease (Sewa Guna Usaha Penjualan) Sewa guna usaha

jenis ini merupakan transaksi pembiayaan sewa guna usaha secara

berkala (direct finance lease) dimana dalam jumlah transaksi termasuk

laba yang diperhitungkan oleh pabrik atau penyalur yang juga

merupakan perusahaan sewa guna usaha. Sewa guna usaha jenis ini

seringkali merupakan suatu jalur pemasaran bagi produk perusahaan

tertentu.

4. Leveraged Lease Transaksi sewa guna usaha jenis ini melibatkan

setidaknya tiga pihak, yakni penyewa guna usaha, perusahaan sewa

guna usaha, dan kreditor jangka panjang yang membiayai bagian

terbesar dari transaksi sewa guna usaha.

562

563

564

565

566

567

568

569

570

571

572

573

574

575

576

577

578

579

580

581

582

583

584

25

Page 26: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

2.1.4 Proses Transaksi Leasing

Leasing pada prinsipnya merupakan industri multidisiplin yang meliputi

antara lain bidang perpajakan, keuangan dan konsep akuntansi. Dari defenisi

leasing yang telah dibahas pada awal bab ini dapat disimpulkan bahwa leasing

mengandung arti suatu perjanjian antara pemilik barang (lessor) dengan pemakai

barang (lessee). Mekanisme leasing tersebut merupakan dasar-dasar dalam suatu

transaksi leasing (basic lease). Pihak lessee berkewajiban membayar sewa secara

periodic kepada lessor sebagai kompensasi atas penggunaan barang tersebut (lihat

Gambar 2.1). Dalam definisi ini hanya dua pihak yang terkait yaitu lessor dan

lessee padahal dalam praktiknya pihak supplier merupakan pihak yang terlibat

dalam suatu mekanisme transaksi leasing (lihat Gambar 2.2).

Kontrak (leasing)

Angsuran

Gambar 2.1 Transaksi Dasar Leasing

(Sumber: E-book Bank dan Lembaga keuangan lainnya)

2.1.5 Mekanisme dan Teknik-teknik Pembiayaan Leasing

2.1.6

lesseelessor

585

586

587

588

589

590

591

592

593

594

595

596

597

598

599

600

601

602

603

604

605

606

607

26

Page 27: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Gambar 2.2 Mekanisme Leasing

(Sumber: E-book Bank dan Lembaga keuangan lainnya)

Keterangan gambar:

1) Lesse menghubungi pemasok untuk pemilihan dan penentuan jenis barang,

spesifikasi, harga, jangka waktu penagihan, dan jaminan purna jual atas

barang yang akan disewa.

2) Lesse melakukan negoisasi dengan lessor mengenai kebutuhan pembiayaan

barang modal. Dalam hal ini, lessee dapat meminta lease quotation yang tidak

mengikat dari lessor. Dalam quotation terdapat syarat-syarat pokok

pembiayaan leasing, antara lain: keterangan barang, harga barang, cash

security deposit, residual value, asuransi, biaya administrasi, jaminan uang

sewa ( lease rental ), dan persyaratan-persyaratan lainnya.

3) Lessor mengirimkan letter of offer atau comitment letter kepada lessee yang

berisi syarat-syarat pokok persetujuan lessor untuk membiayaai barang modal

yang dibutuhkan, lessee menandatangani dan mengembalikannya kepaada

lessor.

4) Penandatangan kontrak leasing setelah semua persyaratan dipenuhi lessee,

dimana kontrak tersebut mencakup hal-hal: pihak-pihak yang terlibat, hak

milik, jangka waktu, jasa leasing, opsi bagi lessee, penutupan asuransi,

tanggung jawab dan objek leasing, perpajakan jadwal pembayaran angsuran

sewa dan sebagainya.

5) Pengiriman order beli kepada pemasok disertai instruksi pengiriman barang

kepada lessee sesuai dengan tipe dan spesifikasi barang yang telah disetujui.

608

609

610

611

612

613

614

615

616

617

618

619

620

621

622

623

624

625

626

627

628

629

630

27

Page 28: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

6) Pengiriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan serta

menandatangani surat tanda terim dan perintah bayar selanjutnya diserahkan

7) Penyerahan dokumen oleh pemasok kepada lessor termasuk faktur dan bukti-

bukti kepemilikan barang lainnya.

8) Pembayaran oleh lessor kepada pemasok

9) Pembayaran sewa ( lease payment ) secara berkala oleh lessee kepada lessor

selama masa leasing yang seluruhnya mencakup pengembalian jumlah yang

dibiayai beserta bunganya.

Menurut Irham Fahmi (2014) Teknik pembiayaan leasing dapat dilihat dari

jenis transaksi leasing yang dapat dibagi dua kategori pembiayaan yaitu :

2.1.5.1 Finance lease

Teknik pembiayaan menurut finance lease ini, perusahaan leasing

sebagai lessor adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal.

Penyewa guna usaha (lessee) biasanya memilih barang modal yang

dibutuhkan atas nama perusahaan leasing, sebagai pemilik barang

modal tersebut, melakukan pemesanan, pemeriksaan serta

pemeliharaan barang modal yang menjadi objek transaksi leasing.

Selama masa leasing, lessee melakukan pembayaran nilai sisa (residual

value). Jika ada, akan mencakup pengembalian harga perolehan

barang modal yang dibiayai serta bunganya, yang merupakan

pendapatan perusahaan leasing.

631

632

633

634

635

636

637

638

639

640

641

642

643

644

645

646

647

648

649

650

651

652

28

Page 29: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

1. Lessor sebagai pihak pemilik barang atas objek leasing, dimana

objek leasing dapat berupa barang bergerak ataupun tidak

bergerak dan memiliki umur maksimum sama dengan masa

kegunaan ekonomis barang tersebut

2. Lessee berkewajiban membayar kepada lessor secara berkala

sesuai dengan jumlah dan jangka waktu yang disetujui. Jumlah

yang dibayar tersebut merupakan angsuran atau lease payment

yang terdiri atas biaya perolehan barang ditambah dengan

semua biaya lainnya yang dikeluarkan lessor dan tingkat

keuntungan atau spread yang diinginkan lessor

3. Lessor dalam jangka waktu perjanjian yang disetujui tidak

dapat secara sepihak mengakhiri masa kontrak atau pemakaian

barang tersebut. Risiko ekonomis termasuk biaya pemeliharaan

dan biaya lainnya yang berhubungan dengan barang yang di-

lease tersebut ditanggung oleh lessee

4. Lessee pada akhir periode kontrak memiliki hak opsi untuk

membeli barang tersebut sesuai dengan nilai sisa atau residual

value yang disepakati, atau mengembalikan pada lessor, atau

memperpanjang masa lease sesuai dengan syarat-syarat yang

disetujui bersama. Pembayaran berkala pada masa

perpanjangan lease tersebut biasanya jauh lebih rendah

daripada angsuran sebelumnya.

653

654

655

656

657

658

659

660

661

662

663

664

665

666

667

668

669

670

671

672

673

674

29

Page 30: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Adapun beberapa bentuk transaksi finance lease adalah sebagai

berikut:

1. Direct Financial Lease

Ciri-ciri direct financial lease antara lain :

a. Lessee sebelumnya tidak memiliki barang modal

(kebalikan dengan sale and lease back)

b. Pembelian barang oleh lessor semata-mata untuk

kebutuhan lessee

c. Penentuan spesifikasi barang, harga dan supplier dapat

dilakukan oleh lessee

d. Tujuan utama lessee semata-mata untuk mendapatkan

financing untuk tujuan proses produksi atau peningkatan

kapasitas produksi

2. Sale and leaseback

Dalam transaksi ini ,lesse (pihak penyewa) menjual

assetnya kepada lessor (pihak yang menyewakan) sesuai

dengan nilai asset tersebut.

3. Leveraged lease

Dalam proses sewa guna usaha ini, pihak yang terlibat

adalah lessor, lessee, dan kreditor jangka panjang dalam

membiayai objek leasing.Pihak kreditor jangka panjang

inilah yang biasanya justru memberikan porsi yang besar

dalam pembiyaan.

675

676

677

678

679

680

681

682

683

684

685

686

687

688

689

690

691

692

693

694

695

696

697

30

Page 31: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

4. Cross border lease

Cross border lease adalah transaksi leasing yang dilakukan

di luar batas suatu negara, dimana lessor berkedudukan di

negara berbeda dengan negara lessee. Jenis transaksi

leasing ini kadang disebut pula sebagai leasing lintas negara

atau transaksi leasing internasional karena yang dilakukan

melibatkan dua negara yang berbeda.

5. Vendor program

Vendor program adalah suatu metode penjualan yang

dilakukan oleh dealer kepada konsumen dengan

mendapatkan fasilitas leasing, lessor akan membayar

angsuran secara periodik langsung kepada lessor atau

melalui dealer.

2.1.5.2 Operating lease

Dalam teknik operating lease, pihak pemilik objek leasing

atau lessor membelo barang modal dan disewaguna usahakan

kepada lessee, pembayaran periodik yang dilakukan oleh lesse

tidak mencakup biaya yang dikeluarkan oleh lessor untuk

mendapatkan barang modal tersebut dan bunganya. Lessor

mengharapkan keuntungan dari penjualan barang modal yang

disewaguna usahakan. Lessor juga dapat mendapat sumber

penghasilan dari perjanjian sewa lainnya. Karena harapan

keuntungan operating lease ini tergantung pada penjualan barang

698

699

700

701

702

703

704

705

706

707

708

709

710

711

712

713

714

715

716

717

718

719

720

31

Page 32: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

yang sudah selesai disewaguna usahakan , lessor harus memiliki

keahlian khusus untuk memasarkan kembali barang modal

tersebut.

2.1.6 Pembayaran Sewa Guna Usaha

Besarnya sewa yang dibayarkan oleh lessee terdiri dari unsur bunga dan

cicilan pokok yang jumlahnya selalu berubah-ubah . pembayaran bunga terssebut

akan semakin kecil sejalan dengan penurunan saldo pokok. Pembayaran bunga

tersebut akan semakin kecil sejalan dengan penurunan saldo pokok. Pembayaran

sewa dapat dilakukan dengan menggunakan dua acara , yaitu:

1) Pembayaran di bayar di muka (paymentin advance)

Pembayaran angsuran pertama dilakukan saat realisasi. Angsuran in

hanya mengurangi utang pokok karena saat itu belum dikenakan

bunga.

2) Pembayaran sewa di belakang (payment in arrears)

Angsuran dilakukan pada periode berikutnya setelah realisasi.

Angsuran ini mengandung unsur bunga dan cicilan pokok. Besarnya

pembayaran bunga pada setiap periode ditentukan oleh beberapa

faktor berikut ini:

a) Nilai barang modal

Nilai barang modal adalah harga barang modal dengan nilai sisa

pada akhir masa kontrak.

b) Simpanan jaminan

721

722

723

724

725

726

727

728

729

730

731

732

733

734

735

736

737

738

739

740

741

742

743

32

Page 33: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Simpanan jaminan dilakukan atas permintaan lessor sebagai security

deposit yang besarnya tergantung kesepakatan antara kedua belah

pihak. Semakin besar simpanan jaminan semakin sedikit besarnya

uang sewa periodic.

c) Nilai sisa

Nilai sisa adalah perkiraan yang wajar atas nilai suatu barang modal

yang ditransaksikan dalam kontrak lease pada masa kontrak. Metode

apa pun yang digunakan untuk mengatur leasing, nilai sisa adalah

faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam

menetapkan harga setiap jenis sewa guna usaha. Nilai sisa dan

pembayaran sewa adalah sumber utama pendapatan lessor.

d) Jangka waktu

Jangka waktu kontrak leasing dikaitkan dengan jangka waktu

kegunaan ekonomis atau manfaat barang modal tersebut. Meskipun

demikian dalam praktik proyeksi arus kas lesse merupakan faktor

yang sangat penting dalam penentuan jangka waktu leasing.

e) Tingkat Bunga

Tingkat bung yang digunakan dalam perhitungan pembayaran

leasing adalah tingkat bunga efektif yang diterapkan oleh lessor yang

dihitung berdasarkan besarnya biaya dana ditambah dengan tingkat

keuntungn yang diharapkan.

2.1.7 Kelebihan Leasing Sebagai Sumber Pembiayaan

744

745

746

747

748

749

750

751

752

753

754

755

756

757

758

759

760

761

762

763

764

765

766

33

Page 34: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Leasing sebagai alternatif sumber pembiayaan memiliki beberapa

kelebihan dibandingkan dengan sumber-sumber pembiayaan lainnya antara lain

sebagai berikut:

1. Pembiayaan Penuh

Transaksi leasing sering dilakukan tanpa perlu uang muka dan

pembiayaannya dapat diberikan sampai 100% (full pay out). Hal ini

akan membantu cash flow terutama bagi perusahaan (lessee) yang

beru berdiri atau beroperasi dan perusahaan yang mulai berkembang.

2. Sumber Pembiayaan Alternatif

Leasing merupakan sumber pembiayaan lain bagi perusahaan tanpa

mengganggu fasilitas kredit (credit line) yang telah dimiliki. Dari segi

jaminan leasing tidak terlalu menuntut adanya jaminan tambahan yang

lebih banyak dibandingkan apabila lessee memperoleh pinjaman dari

pihak lainnya. Karena hak kepemilikan sah atas objek lease serta

pengaturan pembayaran lease sesuai dengan pendapatan yang

dihasilkan oleh objek lease sehingga merupakan jaminan bagi leasing

itu sendiri. Dengan demikian harta yang telah dijaminkan untuk kredit

tetap dapat menjamin kredit yang sudah ada.

3. Arus Dana

Keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah penting dalam

perencanaan arus dana karena pengaturan ini akan mempunyai

dampak yang berarti terhadap pendapatan lessee. Di samping itu,

persyaratan pembayaran di muka yang relatif lebih kecil akan sangat

767

768

769

770

771

772

773

774

775

776

777

778

779

780

781

782

783

784

785

786

787

788

789

34

Page 35: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

berpengaruh pada arus dana terlebih apabila ada pertimbangan

kelambatan menghasilkan laba dalam investasi.

4. Sumber Pelunasan Kewajiban

Pembatasan pembelanjaan dalam perjanjian kredit dapat diatasi

melalui leasing karena pada umumnya pelunasan atau pembayaran

angsuran hampir selalu diperkirakan berasal dari modal kerja yang

dihasilkan oleh adanya barang yang di lease. Sehingga kekhawatiran

para kreditor terhadap gangguan penggunaan modal kerja yang akan

mempengaruhi pelunasan kredit yang telah diberikan dapat diatasi.

5. Kapitalisasi Biaya

Adanya biaya-biaya tambahan selain harga perolehan seperti biaya

penyerahan, instalasi, pemeriksaan, konsultan, percobaan dan

sebagainya dapat dipertimbangkan sebagai biaya modal yang dapat

dibiayai dalam leasing dan dapat disusutkan berdasarkan lamanya

leasing.

6. Risiko Keusangan

Dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating lease yang

berjangka waktu relatif singkat dapat mengatasi kekhawatiran lessee

terhadap risiko keusangan (obsolescence) sehingga lessee tidak perlu

mempertimbangkan risiko pada tahap dini yang mungkin terjadi.

7. Kemudahan Penyusutan Anggaran

790

791

792

793

794

795

796

797

798

799

800

801

802

803

804

805

806

807

808

809

810

35

Page 36: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Adanya pembayaran sewa secara berkala yang jumlahnya relatif

tetap akan merupakan kemudahan dalam penyusunan anggaran

tahunan lessee.

8. Pembiayaan Proyek Skala Besar

Adanya keengganan untuk memikul risiko investasi dalam

pembiayaan proyek yang seringkali menjadi masalah di antara

pemberi dana, masalah tersebut biasanya dapat diatasi melalui

perusahaan leasing sepanjang tersedianya suatu jaminan penuh yang

dapat diterima dan / serta kemudahan untuk menguasai barang yang

dibiayai apabila terjadi suatu kelalaian.

9. Meningkatkan Debt Capacity

Perolehan barang modal melalui leasing tidak otomatis manaikkan

debt equity ratio yang mempengaruhi bankability dari lessee yang

bersangkutan.

2.1.8 Perkembangan Leasing di Indonesia

Perkembangan leasing di Indonesia terjadi sejak munculnya bussiness

leasing pada tahun 1973. Dan kemudian leasing mulai diatur sejak tahun 1974,

yaitu dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan,

Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian No. Kep. 122/MK/2/974 dan No.

30/Kbp/I/1974 tanggal 7 februari 1974 mengatur tentang “Perizinan Usaha

Leasing”. Dimana menurut SK tersebut yang dapat melakukan usaha leasing

adalah Lembaga Keuangan yang dimaksud dalam SK Menteri Keuangan

811

812

813

814

815

816

817

818

819

820

821

822

823

824

825

826

827

828

829

830

831

832

833

36

Page 37: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

No.kep.38/MK/IV/1/1972 dan Badan Usaha lain non lembaga keuangan yang

bergerak dalam bidang leasing, termasuk subsidiary dari suatu lembaga keuangan,

perwakilan (pasal 1).

Dalam perkembangannya perusahaan leasing di Indonesia makin tahun

makin berkembang. Hal ini dapat dilihat semakin banyaknya perusahaan leasing

yang ada di Indonesia yaitu dari hanya 3 buah perusahaan tahun 1975 menjadi 17

pada tahun 1982, meningkat 47 tahun 1984 dan menjadi 83 tahun 1987 dan

akhirnya pada tahun 1990 menjadi 112 perusahaan leasing.

Pada tahun 1991 telah terjadi perubahan dalam tubuh perusahaan-

perusahaan leasing, karena adanya pengetatan uang sehingga kredit-kredit yang

telah ditanda tangani terpaksa ditunda, apalagi didukung adanya kenaikan suku

bunga, maka perusahaan leasing agar dapat memperoleh kredit baik dari dalam

atau luar negeri untuk membiayai perusahaannya , maka mereka melakukan

penggabungan perusahaan . Sehingga sampai saat ini masih terjadi peleburan-

peleburan perusahaan leasing agar mereka menjadi lebih besar.

2.2 Efisiensi Biaya

Menurut Syahu Sugian (2006) Efisiensi biaya produksi adalah hubungan

perbandingan antara anggaran biaya produksi (input) dengan realisasi biaya

produksi (output) .

2.2.1 Efisiensi

Pengertian efisiensi menurut SP. Hasibuan (2005) yang mengutip

pernyataan H.Emerson adalah:

834

835

836

837

838

839

840

841

842

843

844

845

846

847

848

849

850

851

852

853

854

855

856

37

Page 38: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

“Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input

(masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber

yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai

dengan penggunaan sumber yang terbatas . Dengan kata lain hubungan

antara apa yang telah diselesaikan.”

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) menyatakan

bahwa efisiensi adalah:

“Ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan

tidak membuang waktu, tenaga, biaya) kedayagunaan, ketepatgunaan,

kesangkilan serta kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat

(dengan tidak membuang waktu, tenaga , biaya).”

2.2.2 Biaya

Biaya memiliki berbagai macam arti tergantung maksud dari

pemakai istilah tersebut. Mulyadi membedakan pengertian biaya ke

dalam arti luas dan arti sempit antara lain sebagai berikut (Mulyadi,

2012) :

“Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis

yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau mungkin terjadi

untuk mencapai tujuan tertentu.Dalam arti sempit biaya merupakan

bagian dari harga pokok yang dikorbankan dalam usaha untuk

memperoleh penghasilan.”

857

858

859

860

861

862

863

864

865

866

867

868

869

870

871

872

873

874

875

876

877

38

Page 39: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Supriyono juga membedakan biaya ke dalam dua pengertian

yang berbeda yaitu biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti expense

(Supriyono,2011) :

“Biaya dalam arti cost (harga pokok) adalah “jumlah yang dapat

diukur dalam satuan uang dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang

diperlukan perusahaan, baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah

terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan yang

telah terjadi).

Sedangkan expense (beban) adalah “Biaya yang akan

dikorbankan atau dikonsumsi dalam rangka memperoleh pendapatan

(revenues) dalam suatu perioe akuntansi tertentu.”

Dari defenisi-defenisi biaya tersebut dapat disimpulkan bahwa

biaya adalah sumber ekonomi yang dapat dikur dengan satuan monoter

yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan.

2.3 Pengaruh Leasing Terhadap Efisiensi Biaya Perusahaan

Adapun pengaruh leasing terhadap Efisiensi Biaya Perusahaan (Irham

Fahmi:2014) adalah sebagai berikut :

1. Ongkos lebih rendah

Dengan adanya leasing keuntungan yang paling jelas adalah

ongkos yang rendah, pihak lessor dapat menawarkan pembiayaan dengan

ongkos rendah melalui leasing dengan menahan keuntungan tertentu yang

berasal dari pajak dan menyalurkan sebagian besar simpanan pajak yang

878

879

880

881

882

883

884

885

886

887

888

889

890

891

892

893

894

895

896897

898

899

900

901

39

Page 40: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

ditimbulkan oleh keuntungan-keuntungan semacam itu kepada pihak

lessee dalam bentuk pembayaran sewa yang lebih ringan yang juga secara

tidak langsung terjadi efisiensi biaya pada perusahaan.

2. Biaya perawatan

Efisiensi biaya yang diperoleh dari transaksi leasing. Dalam

perjanjian leasing biasanya biaya instalasi, asuransi dan perawatan

menjadi tanggungan pihak lessor. Dengan kebijakan dalam perjanjian

tersebut otomatis biaya perusahaan menjadi efisien dan laba yang

dihasilkan akan lebih besar. Lessee memiliki hak untuk meminta tambahan

atau menukar barang yang di lease jika barang tersebut mengalai

kerusakan atau memerlukan perbaikan atau pergantian komponen tertentu

dengan cara menukar dengan barang sejenis atau yang lebih canggih hal

ini tentunya dapat mengurangi beban biaya operasional dari perusahaan.

3. Pembiayaan 100%

Leasing biasanya memberikan pembiayaan 100% (yang meliputi

biaya pajak, dan ongkos pemasangan). Sehingga pihak lessee tidak

mengeluarkan biaya sedikit pun atau jika perusahaan membeli dengan

alternatif kredit biasanya memerlukan suatu pembayaran uang muka

(down payment). Dengan hal tersebut terjadi efisiensi biaya pada

perusahaan dengan tidak keluarnya biaya untuk pembayaran di muka atau

biaya pajak, ongkos pemasangan dan biaya lain-lain.

2.4 Konsep Time Value Of Money

902

903

904

905

906

907

908

909

910

911

912

913

914

915

916

917

918

919

920

921

922

923

924

40

Page 41: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Dalam ilmu ekonomi, konsep ini disebut dengan konsep nilai waktu dari

uang atau dalam bahasa populernya disebut dengan Time Value of Money . Sebuah

konsep yang sangat sederhana sekali namun dalam implementasi dan

pengembangannya mampu melahirkan banyak produk investasi dan sekaligus

strategi investi. Dalam konsep Time Valuey of Money, sejumlah uang yang ada

pada saat ini akan lebih berharga ketimbang sejumlah uang dalam jumlah yang

sama yang kita miliki pada waktu yang akan datang (Hidayat:2011) , jadi faktor

yang menentukan nilai waktu uang adalah seseorang memanfaatkan waktu itu.

Semakin efektif (tepat guna) dan efisien (tepat cara), maka akan semakin tinggi

nilai waktunya (Karim:2010).

Konsep Time Value of Money mempunyai metode-metode perhitungan

yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu future value dan present value. Dalam

penulisan ini penulis hanya membahas tentang teori present value.

2.4.1 Present Value

Menurut Abdul Halim (2009), Present Value yaitu menghitung

nilai sekarang dari penerimaan yang akan diterima di waktu mendatang

dengan tingkat bunga tertentu. Berikut ini merupakan jenis-jenis Present

Value :

1) Present value dari penerimaan sekaligus Untuk menghitung berapa

jumlah uang sekarang yang akan diterima beberapa waktu

mendatang dengan tingkat bunga tertentu. 2) Present value dari penerimaan berbeda

925

926

927

928

929

930

931

932

933

934

935

936

937

938

939

940

941

942

943

944

945946

41

Page 42: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Untuk menghitung beberapa jumlah uang sekarang yang akan

diterima beberapa waktu mendatang di mana jumlah penerimaan

tersebut berbeda dengan tingkat bunga tertentu.

3) Present value dari anuitas

Untuk mengetahui berapa jumlah uang sekarang yang akan

diterima beberapa waktu mendatang, di mana jumlah penerimaan

tersebut tetap dengan tingkat bunga tertentu.

2.5 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu mengenai leasing yang telah dilakukan,

Jarot Prasetyo (2018), Arafat Buyung Makatallu (2017) , Lisa Puspa Wijayanti

(2008) , M Rouf Alwi (2015)

Pada Penelitian Jarot Prasetyo (2018) ,”Analisis Struktur Modal yang Paling

Efisien antara Pembiayaan Sewa Guna Kapal Dengan Utang Jangka Panjang

terhadap Nilai Perusahaan PT KLM , Penelitian ini menggunakan penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti mengumpulkan data-data tersebut

dengan mengamati data-data sekunder PT. KLM seperti laporan keuangan ( laba

rugi dan laporan posisi keuangan) . Setelah itu, melakukan forcasting pendapatan

dan biaya-biaya dengan metode regresi pola linear dan kuadratik. Mengestimasi

laporan posisi keuangan PT. KLM dengan sejumlah asumsi-asumsi budgeting.

Peneliti menganalisis struktur modal yang paling efisien dengan menggunakan

metode Net Present Valua (NPV) , Internal Rate of return (IRR) , profitability

947

948

949

950

951

952

953

954

955

956

957

958

959

960

961

962

963

964

965

966

967

968

969

42

Page 43: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

index (PI), dan payback period. Peneliti menggunakan rasio likuiditas ,

solvabilitas dan rentabilitas untuk menunjukkan dampak leasing kapal dan utang

jangka panjang terhadap laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan.

Menganalisis nilai perusahaan baik leasing kapal dan utang jangka panjang

menggunakan metode nilai perusahaan dan rasio rentabilitas ( Rasio return on

asset dan return on equity) . Berdasarkan analisis budgeting, utang jangka panjang

lebih baik daripada leasing kapal dan perhitungan rasio likuidits, solvabilitas, serta

rentabilitas, utang jangka panjang lebih baik daripada leasing kapal. Namun ,

periode tahun pertama, likuiditas leasing kapal lebih baik daripada utang jangka

panjang. Namun, utang jangka panjang mengukit nilai perusahaan lebih besar

daripada leasing kapal.

Selanjutnya pada penelitian Arafat Buyung Makatallu (2017), “Analisis

Pengaruh Kebijakan leasing terhadap Efisiensi Biaya BUMN Sektor Perbankan”,

dalam penelitiannya menggunakan metode penelitian penelitian deskriptif. Hasil

Temuan penelitian menunjukkan bahwa pada Bank BRI dan Bank BNI,

pengadaan aset tetap dengan cara sewa guna usaha (leasing), terutama aset tetap

bergerak seperti inventaris kantor dan kendaraan bermotor dapat menekan

tingginya tingkat inefisiensi. Dengan pengadaan aset tetap dengan alternatif sewa

guna usaha selama kurun waktu 2012 – 2016, pada Bank BRI, diperoleh efisiensi

sebesar Rp 238.199.920. pada Bank BNI diperoleh efisiensi sebesar Rp.

39.838.790.000. sedangkan pada Bank Mandiri diperoleh efisiensi sebesar Rp.

82.369.910.000. melalui pengadaan aset tetap dengan alternatif pembelian.

970

971

972

973

974

975

976

977

978

979

980

981

982

983

984

985

986

987

988

989

990

991

43

Page 44: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Kemudian dalam penelitian Lisa Puspa Wijayanti (2008), “Rencana

Pembiayaan Leasing atau Hutang Jangka Panjang untuk Penggantian Investasi

Aktiva tetap pada PT. Citra Perdana Kendedes Malang” . Metode analisis yang

digunakan dalam analisis pembiayaan antara leasing dan hutang jangka panjang

untuk investasi aktiva tetap pada PT. Citra Perdana Kendedes Malang adalah

analisis NAL (Net Advantage of Leasing) dan NPV (Net Present Value) . Hasil

perhitungan NPV (P) atas pembelian armada taksi pada PT. Citra Perdana

Kendedes dapat dilihat bahwa besarnya NPV (P) sebesar Rp. 388.110.734 ,

dengan tolak ukur penilaian NPV, maka pergantian armada taksi dengan cara

pembelian secara ekonomis menguntungkan atau layak digunakan. Sedangkan

hasil perhitungan NAL sebesar Rp. 2.406.612.041 . Untuk menentukan apakah

sewa guna usaha lebih baik dibanding hutang jangka panjang yaitu dengan

menjumlahkan hasil dari NPV (P) dengan hasil dari NAL . jika NPV (P) + NAL >

0 , maka sewa guna usaha sebagai sumber pembiayaan lebih menguntungkan

daripada hutang jangka panjang . Dapat dilihat dari penjumlahan NPV (P) dengan

NAL atau disebut NPV (L) sebesr Rp. 2.794.722.755 . Besarnya NPV (L) dengan

NAL atau sekarang aktiva yang hendak disewa. Berdasarkan tolak ukur yang

ditentukan , maka pembiayaan dengan sewa guna usaha atau leasing secara

ekonomis lebih menguntungkan dibanding hutang jangka panjang.

Pada penelitian M Rouf Alwi (2015) , “Analisis Alternatif Pendanaa Leasing

dan Hutang Jangka Panjang Dalam Pengadaan Aktiva Tetap Perusahaan Studi

Kasus pada PT . Anta Utama Tour and Travel” . Penelitian ini dilaksanakan

dengan pendekatan deskriptif . Penelitan ini membandigkan pendanaan-

992

993

994

995

996

997

998

999

1000

1001

1002

1003

1004

1005

1006

1007

1008

1009

1010

1011

1012

1013

1014

44

Page 45: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

pendanaan hutang jangka panjang dengan leasing dalam pengadaan aktiva tetap

yang mempunyai karakteristik cash outflow terkecil dan bisa menghemat dana

perusahaan. Hasil diperoleh dari nilai Present Value (PV) cash outflow hutang

jangka panjang Nilai Present Value (PV) cash outflow nya lebih besar

dibandingkan dengan leasing. Jadi, sumber pendanaan yang paling

menguntungkan dengan menggunakan hutang jangka panjang karena PT. Anta

Utama Tour and Trevel bisa menghemat biaya.

2.6 Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah membandingkan pembelian

tunai dan leasing dalam perolehan aktiva tetap perusahaan dalam rangka

mengefisiensikan biaya.

Gambaran dari kerangka penelitian inii sebagai berikut:

Gambar 2.3

BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BANK

Efisiensi biayarekomendasi

Metode

analisis

Pembelian

Tunai

Sewa Guna

Usaha

Kebijakan perusahaaan

1015

1016

1017

1018

1019

1020

1021

1022

1023

1024

1025

1026

1027

1028

1029

1030

1031

1032

1033

1034

1035

1036

45

Page 46: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Penelitian ini dilakukan pada Bank Persero yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia yaitu Bank BRI, Bank BNI , Bank Mandiri , Bank BTN. Dengan

mempertimbangkan bahwa Bank Persero merupakan perusahaan yang go public.

Waktu penelitian dimulai pada saat penulis mengajukan usulan penelitian

yaitu dimulai november 2018- februari 2019

3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2005) “populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan” yang

menjadi populasi penelitian adalah semua yang merupakan Bank Persero yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu Bank BRI, Bank BNI, dan Bank Mandiri

dan Bank BTN .

Sampel adalah sebagian sebagian untuk diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo:2005) .

Penelitian ini menggunakan sampel laporan laba rugi tahun 2016-2018

pada perusahaan BUMN sektor perbankan yaitu Bank BRI, Bank BNI, dan Bank

Mandiri.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif Kualitatif, yaitu

dengan menggunakan pendekatan studi kasus.

1037

1038

1039

1040

1041

1042

1043

1044

1045

1046

1047

1048

1049

1050

1051

1052

1053

1054

1055

1056

1057

1058

46

Page 47: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011: 73), penelitian deskriptif

kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-

fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih

memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan.

Selain itu, Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi

atau pengubahan pada variabel. Variabel yang diteliti, melainkan menggambarkan

suatu kondisi yang apa adanya. Satu-satunya perlakuan yang diberikan hanyalah

penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

Di tahapan ini, penulis akan menganalisa antara pembiayaan melalui

alternatif leasing atau dibeli, dimana dananya berasal dari kas perusahaan, maka

harus membandingkan antara present value cash outflow atas dasar leasing

dengan present value cash outflow atas dasar pembelian yang sumber dananya

dari kas perusahaan. Keputusannya adalah memilih present value cash outflow

terendah, karena di sana terdapat efisiensi cash outflow, sehingga dapat

disimpulkan alternatif manakah yang lebih menguntungkan dan memiliki peran

terhadap efisiensi biaya perusahaan.

Untuk keperluan penelitian data yang digunakan adalah data sekunder.

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui sumber yang ada dan tidak

perlu disimpulkan sendiri oleh peneliti (Sekaran, 2006). Data tersebut berupa

angka-angka dalam laporan keuangan perusahaan Bank Persero melalui website

Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id).

1059

1060

1061

1062

1063

1064

1065

1066

1067

1068

1069

1070

1071

1072

1073

1074

1075

1076

1077

1078

1079

1080

47

Page 48: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Sumber data yang diperoleh dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

ini berupa laporan publikasi perusahaan Bank Persero selama periode penelitian

yakni tahun 2016-2018.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

teknik dokumentasi yaitu melakukan pengumpulan dan pencatatan data dari

laporan keuangan berupa laporan laba rugi perusahaan di situs Otoritas Jasa

Keuangan (OJK). Data yang dikumpulkan tersebut berupa laporan keuangan

perusahaan yang berkaitan dengan variabel penelitian selama periode lima tahun

yakni tahun 2016-2018.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain (Bogdan dalam Sugiyono, 2016).

Teknik analisis data yang dilakukan peneliti yaitu melalui pendekatan

kualitatif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan sebenarnya

yang terjadi pada obyek penelitian dengan membandingkan kenyataan dengan

teori yang ada. Setelah memperoleh gambaran yang cukup, kemudian penulis

melakukan analisis dari data yang diperoleh dari perusahaan, analisis ini

1081

1082

1083

1084

1085

1086

1087

1088

1089

1090

1091

1092

1093

1094

1095

1096

1097

1098

1099

1100

1101

1102

48

Page 49: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

digunakan untuk menilai apakah pembiayaan melalui leasing dapat

menguntungkan perusahaan dengan berbagai keunggulan di dalamnya.

Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisa data tersebut

adalah sebagai berikut:

1) Mengumpulkan data-data yang diperlukan

2) Mengolah data yang dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan

3) Menganalisis data yang telah diolah :

Menghitung Present Value Cash Outflow (PVCO) alternatif leasing

yang di dalamnya termasuk unsur-unsur biaya leasing dan discount

factor.

Menghitung present value berdasarkan formula :

di mana:

PV : nilai sekarang dari sejumlah uang masa yang akan datang

FVn : nilai uang yang diinvestasikan pada akhir tahun ke-n

n : jumlah tahun sampai pembayaran yang akan diterima

i : tingkat diskonto (atau bunga)

Menghitung biaya penyusutan berdasarkan metode straight-line

method :

Biaya penyusutan = nilaiawal−nilai sisa

umur ekonomis

1103

1104

1105

1106

1107

1108

1109

1110

1111

1112

1113

1114

1115

1116

1117

1118

1119

1120

1121

49

Page 50: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Menghitung biaya pemeliharaan berdasarkan formula :

Biaya pemeliharaan = Total biaya leasing x Tingkat biaya pemeliharaan

Menghitung Present Value Cash Outflow (PVCO) alternatif

pembelian langsung yang di dalamnya termasuk unsur-unsur harga

pembelian, biaya penyusutan, biaya pemeliharaan, dan discount

factor.

Menghitung dan membandingkan efisiensi dari Present Value Cash

Outflow (PVCO) alternatif leasing atau pembelian langsung

4) Menarik kesimpulan atas data yang telah di analisis

3.6 Definisi Operasional

Definisi Operasional Variabel dari penelitian ini adalah :

a. Leasing (X) adalah kegiatan pembiaayaan barang modal baik secara leasing

dengan hak opsi (finance lease) maupun leasing tanpa hak opsi atau sewa guna

usaha (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu

berdasarkan pembayaran secara berkala.

b. Efisiensi Biaya (Y) pada pokoknya dimaksudkan sebagai upaya penghematan

biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu hasil tertentu. Tingkat

efisiensi yang dicapai dapat diketahui dengan cara membandingkan alternatif-

alternatif pembiayaan yang dapat ditempuh untuk menghasilkan suatu target

tertentu.

BAB IV

1122

1123

1124

1125

1126

1127

1128

1129

1130

1131

1132

1133

1134

1135

1136

1137

1138

1139

1140

1141

1142

1143

50

Page 51: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

A. Sejarah PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program

restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada

bulan Juli 1999, empat bank pemerintah -- yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang

Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia --

dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki

peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai

dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun

memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.

Setelah melalui proses konsolidasi dan integrasi menyeluruh di segala

bidang, Bank Mandiri berhasil membangun organisasi bank yang solid dan

mengimplementasikan core banking system baru yang terintegrasi menggantikan

core banking system dari keempat bank legacy sebelumnya yang saling terpisah.

Sejak didirikan, kinerja Bank Mandiri senantiasa mengalami perbaikan terlihat

dari laba yang terus meningkat dari Rp1,18 triliun di tahun 2000 hingga mencapai

Rp5,3 triliun di tahun 2004. Bank Mandiri melakukan penawaran saham perdana

pada 14 Juli 2003 sebesar 20% atau ekuivalen dengan 4 miliar lembar saham.

Pencapaian Penting Bank Mandiri 2014

1144

1145

1146

1147

1148

1149

1150

1151

1152

1153

1154

1155

1156

1157

1158

1159

1160

1161

1162

1163

1164

1165

1166

51

Page 52: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Bank Mandiri terus memperkuat peran sebagai lembaga intermediasi

untuk mendorong perekonomian nasional. Hal itu ditunjukkan dengan

pertumbuhan kredit sebesar 12,2% pada akhir 2014 menjadi Rp.530 triliun dari

Rp.472,4 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, dengan rasio NPL

terjaga di level 2,15 %.

Pertumbuhan penyaluran kredit itu mendorong peningkatan aset menjadi

Rp.855 triliun dari Rp733,1 triliun pada Desember 2013. Sedangkan laba bersih

pada 2014 tercatat tumbuh 9,2 % menjadi Rp19,9 triliun atau naik Rp1.7 triliun

jika dibandingkan akhir 2013 sebesar Rp.18,2 triliun. Selain pertumbuhan kredit,

laju kenaikan laba bersih juga ditopang oleh pertumbuhan fee based income yang

mencapai Rp15.06 triliun pada tahun 2014.

Laju kenaikan laba juga ditopang pertumbuhan bunga bersih sebesar

15,7% menjadi Rp 39,1 triliun dan kenaikan fee based income sebesar 3,9 %

sehingga mencapai Rp.15,06 triliun. Dari capaian laba tersebut, kontribusi anak

perusahaan mencapai 9.1% % atau sebesar Rp1,81 triliun.

Sebagai implementasi fungsi intermediasi dalam mendukung

perekonomian nasional, Bank Mandiri juga terus memacu pembiayaan ke sektor

produktif. Hasilnya, pada akhir 2014, kredit ke sektor produktif tumbuh 13.9 %

mencapai Rp 410,6 triliun. dimana kredit investasi tumbuh 9,1 % dan kredit

modal kerja tumbuh 16,7%.

Dilihat dari segmentasi, kenaikan penyaluran kredit terjadi di seluruh

bisnis, dengan pertumbuhan tertinggi pada segmen mikro yang mencapai 33,2%

menjadi Rp.36 triliun pada Desember 2014. Sementara itu, kredit yang tersalurkan

1167

1168

1169

1170

1171

1172

1173

1174

1175

1176

1177

1178

1179

1180

1181

1182

1183

1184

1185

1186

1187

1188

1189

52

Page 53: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

untuk segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mencatat pertumbuhan

sebesar 13,6 % menjadi Rp 73,4 triliun.

Bank Mandiri juga turut menyalurkan pembiayaan khusus dengan skema

penjaminan pemerintah, yaitu melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Hingga akhir 2014, jumlah nasabah KUR Bank Mandiri meningkat 34 % yoy

mencapai 396 ribu nasabah.

Kepercayaan masyarakat kepada Bank Mandiri juga terus tumbuh yang

ditunjukkan dengan naiknya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) menjadi

Rp.636,4 triliun pada akhir 2014 dari Rp.556,4 triliun pada tahun sebelumnya.

Dari pencapaian tersebut, total dana murah (giro dan tabungan) yang berhasil

dikumpulkan Bank Mandiri mencapai Rp380,5 triliun, yang terutama didorong

oleh pertumbuhan tabungan sebesar 6,7% atau Rp15,93 triliun hingga mencapai

Rp252,4 triliun.Capaian tersebut sangat menggembirakan, terutama jika

mempertimbangkan tingkat persaingan likuiditas yang sangat ketat di industri.

Sebagai upaya untuk meningkatkan pengumpulan dana masyarakat

melalui peningkatan kenyamanan bertransaksi, Bank Mandiri terus

mengembangkan jaringan kantor cabang, jaringan elektronik, maupun jaringan

layanan lainnya. Hingga Desember 2014, Bank Mandiri telah memiliki 2.312

cabang, 15.344 unit ATM serta penambahan jaringan bisnis mikro sehingga

menjadi 1.833 unit.

Atas kinerja baik tersebut, Bank Mandiri meraih sejumlah penghargaan

antara lain sebagai bank terbaik di Indonesia dari tiga publikasi terkemuka di

sektor keuangan, yaitu Finance Asia, Asiamoney dan The Banker. Selain itu, Bank

1190

1191

1192

1193

1194

1195

1196

1197

1198

1199

1200

1201

1202

1203

1204

1205

1206

1207

1208

1209

1210

1211

1212

53

Page 54: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Mandiri juga berhasil mempertahankan predikat Best Bank in Service Excellence

dari Marketing Research Indonesia (MRI) dan Majalah SWA selama tujuh tahun

berturut-turut serta predikat Most Trusted Companies selama delapan tahun

berturut-turut dari International Institute for Corporate Governance (IICG).

B. Visi & Misi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Visi Mandiri

Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu

progresif

Misi Mandiri

Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar Mengembangkan sumber daya manusia professional Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder Melaksanakan manajemen terbuka Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan

C. Budaya Organisasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Integrity

Setiap saat berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga martabat

serta menjunjung tinggi kode etik profesi.

Professionalism

Berkomitmen untuk bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi

terbaik dengan penuh tanggung jawab.

Costumer Focus

o Senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling

menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan.

1213

1214

1215

1216

1217

1218

1219

1220

1221

1222

1223122412251226122712281229

1230

1231

1232

1233

1234

1235

1236

1237

1238

54

Page 55: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Excellence

Mengembangkan dan melakukan perbaikan di segala bidang untuk

mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil yang terbaik secara terus-

menerus.

4.1.2 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

A. Sejarah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (selanjutnya disebut “BNI” atau

“Bank”) pada awalnya didirikan di Indonesia sebagai Bank sentral dengan nama

“Bank Negara Indonesia” berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang No. 2 tahun 1946 tanggal 5 juli 1946. Selanjutnya, berdasarkan Undang-

Undang No. 17 tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia

1946”, dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara. Selanjutnya, peran BNI

sebagai Bank yang diberi mandat untuk memperbaiki ekonomi rakyat dan

berpartisipasi dalam pembangunan nasional dikukuhkan oleh UU No.17 tahun

1968 tentang Bank Negara Indonesia 1946.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19 tahun 1992, tanggal 29 April

1992, telah dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi Perusahaan

Perseroan Terbatas (Persero) penyesuaian bentuk hukum menjadi persero,

dinyatakan dalam akta No.131 tanggal 31 juli 1992, dibuat dihadapan Muhani

Salim, S.H., yang telahg diumumkan dalam Berita Negara Indonesia No.73

tanggal 11 September 1992 tambahan No. 1A.

1239

1240

1241

1242

1243

1244

1245

1246

1247

1248

1249

1250

1251

1252

1253

1254

1255

1256

1257

1258

1259

1260

55

Page 56: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

BNI merupakan Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pertama yang

menjadi perusahaan publik setelah mencatatkn sahamnya di Bursa Efek Jakarta

dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1996. Untuk memperkuat struktur keuangan

dan daya saingnya , di tengah industri perbankan nasional, BNI melakukan

sejumlah aksi korporasi, antara lain proses rekapitulasi oleh pemerintah di tahun

1999, divestasi saham pemerintah di tahun 2007, dan penawaran umu saham

terbatas di tahun 2010.

Untuk memnuhi ketentuan Undang-undang No.40 tahun 2007 tanggal 16

Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, Anggaran Dasar BNI telah dilakukan

penyesuaian tersebut dinyatakan dalam Akta No.45 tanggal 13 Juni 2008 yang

dibuat dihadapan Fatiah Helmi, S.H., Notaris di jakarta, berdasarkan keputusan

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggl 28 Mei 2008 dan telah

mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia, dengan Surat Keputusan No. AHU-AH.02-50609 tanggal 12 Agustus

2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 103

Tanggal 23 Desember 2008 tambahan No. 29015.

Perubahan terakhir Anggaran Dasar BNI dilakukan antara lain tentang

penyusunan kembali seluruh Anggaran Dasar sesuai dengan Akta No. 35 tanggal

17 Maret 2015 Notaris Fathiah Helmi, SH., telah mendapat persetujuan dari

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia , dengan surat

keputusan No. AHU-AH.01..03-0776526 tanggal 14 aprl 2015.

Saat ini 60% saham-saham BNI dimiliki oleh Pemerintah Republik

Indonesia sedangkan 40% sisanya dimiliki oleh masyarakat, baik individu

1261

1262

1263

1264

1265

1266

1267

1268

1269

1270

1271

1272

1273

1274

1275

1276

1277

1278

1279

1280

1281

1282

1283

56

Page 57: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

maupun institusi, domestik dan asing. BNI kini tercatat sebagai Bank nasional

terbesar ke-4 di Indonesia. Dilihat dari total aset, total kredit maupun total dana

pihak ketiga. Dalam memberikan layanan finansial secara terpadu , BNI didukung

oleh sejumlah perusahaan anak, yakni Bank BNI syariah, BNI multifinance, BNI

sekuritas, BNI Life Insurance dan BNI Remmitance.

BNI menawarkan layanan penyimpanan dana maupun fasilitas pinjaman

baik pada segmen korporasi, menengah, maupun kecil. Beberapa produk dan

layanan terbaik telah disesuaikan dengan kebutuhan nasabah sejak kecil , remaja,

dewasa , hingga pensiun.

B. Visi & Misi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Visi BNI

Menjadi Lembaga Keuangan yang Unggul dalam Layanan dan Kinerja

Misi BNI

Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada

seluruh nasabah dan selaku mitra pilihan utama Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor Menciptakan kondisi terbaik bagi karyawan sebagai tempat kebanggaan

untuk berkarya dan berprestasi. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab kepada lingkungan dan

komunitas. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang

baik

C. Budaya Perusahaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

1284

1285

1286

1287

1288

1289

1290

1291

1292

1293

1294

1295

1296

1297

1298

129913001301

13021303

13041305

1306

1307

1308

57

Page 58: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Budaya Kerja BNI "PRINSIP 46" merupakan tuntunan perilau insan

BNI, terdiri dari :

4 (Empat) Nilai Budaya Kerja BNI:

Profesionalisme Integritas Orientasi Pelanggan Perbaikan Tiada Henti

6 (Enam) Nilai Prilaku Utama Insan BNI:

Meningkatkan Kompetensi dan memberikan hasil terbaik Jujur, Tulus dan ikhlas Disiplin , Konsisten dan bertanggungjawab Memberikan layanan terbaik melalui kemitraan yang sinergis Senantiasa melakukan penyempurnaan Kreatif dan Inovatif

4.1.3 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

A. Sejarah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah

yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan

di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De

Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan

dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang

melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi).Lembaga tersebut

berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari

kelahiran BRI.

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah

No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah

pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan

1309

1310

1311

1312131313141315

1316

131713181319132013211322

1323

1324

1325

1326

1327

1328

1329

1330

1331

1332

1333

1334

1335

58

Page 59: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara

waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949

dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat.

Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank

Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank

Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan

Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam

Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang

pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam

ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks

BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural,

sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor

(Exim).

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7

tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah

menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan

Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia

memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan

publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih

digunakan sampai dengan saat ini.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah

yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan

1336

1337

1338

1339

1340

1341

1342

1343

1344

1345

1346

1347

1348

1349

1350

1351

1352

1353

1354

1355

1356

1357

1358

59

Page 60: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De

Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan

dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang

melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut

berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari

kelahiran BRI.

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah

No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah

pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan

kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara

waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949

dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu

melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan

(BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan

Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden

(Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia

dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965

tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam

ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks

BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural,

sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor

(Exim).

1359

1360

1361

1362

1363

1364

1365

1366

1367

1368

1369

1370

1371

1372

1373

1374

1375

1376

1377

1378

1379

1380

1381

60

Page 61: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang

Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang

Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank

Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor

dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan

Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21

tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7

tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah

menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan

Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia

memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan

publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih

digunakan sampai dengan saat ini.

B. Visi & Misi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Visi BRI

Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan

nasabah.

Misi BRI

Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan

pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang

peningkatan ekonomi masyarakat.

1382

1383

1384

1385

1386

1387

1388

1389

1390

1391

1392

1393

1394

1395

1396

1397

1398

1399

1400

1401

1402

1403

1404

61

Page 62: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang

tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional

dan teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen

risiko serta praktek Good Corporate Governance (GCG) yang sangat baik. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak

yang berkepentingan (stakeholders).

C. Budaya Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

BRIliaN (BRI dengan Lima Nilai) meliputi nilai-nilai pokok yang

dikelompokkan sebagai berikut:

Integrity Professionalism Trust Innovation Costumer Centric

10 (sepuluh) sikap prilaku insan BRI adalah sikap dan prilaku setiap insan

BRI yang mencerminkan nilai-nilai pokok Budaya Kerja BRI (BRILiaN) Jujur, dapat dipercaya dan taat pada aturan Selalu menjaga kehormatan dan nama baik pribadi dan perusahaan Handal, Prudent, disiplin dan bertanggung jawab Beriorientasi ke masa depan Sebagai panutan dan berjiwa besar Tegas dalam menindaklanjuti adanya penyimpangan Memberikan pelayanan yang terbaik dengan tetap memperhatikan

kepentingan perusahaan Terampil, ramah ,senang melayani Memperlakukan pekerja secara terbuka, adil, saling menghargai Mengembangkan sikap kerja sama dalam menciptakan sinergi untuk

kepentingan perusahaan

1405

1406

1407

14081409

141014111412

1413

1414

141514161417141814191420

14211422142314241425142614271428

1429143014311432

1433

1434

1435

62

Page 63: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

4.1.4 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

A. Sejarah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Bank Tabungan Negara atau yang dikenal dengan BTN, saat ini kita kenal

sebagai Bank untuk KPR (Kredit Perumahan Rakyat). Bank BTN ini telah

mengalami perjalanan panjang hingga menjadi BTN seperti saat ini.

PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk didirikan sebagai bank milik

Negara, semula dengan nama “Bank Tabungan Pos” berdasarkan Undang-undang

Darurat No. 9 Tahun 1950 tanggal 9 Februari 1950. Selanjutnya, berdasarkan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 4 tahun 1963, nama Bank

Tabungan Pos diubah menjadi “Bank Tabungan Negara”.

Pada tanggal 29 April 1989, Bank mulai beroperasi sebagai bank umum

milik negara.Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1992, status Bank

diubah menjadi perseroan terbatas milik negara (Persero). Akta pendirian Bank

sebagai Persero dibuat dihadapan Notaris Muhani Salim, S.H., No. 136 tanggal 31

Juli 1992 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan

No. C2-6587.HT.01.01.TH.92 tanggal 12 Agustus 1992,serta diumumkan dalam

Berita Negara No. 73 tanggal 11 September 1992 Tambahan No. 6A.

Anggaran dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir

dengan perubahan yang didokumentasikan dalam Akta yang dibuat oleh Notaris

Emi Susilowati, S.H., No. 29 tanggal 27 Oktober 2004. Perubahan terakhir ini

telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam

1436

1437

1438

1439

1440

1441

1442

1443

1444

1445

1446

1447

1448

1449

1450

1451

1452

1453

1454

1455

1456

1457

1458

63

Page 64: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Surat Keputusan No. C-27480. HT.01.04.TH.2004 tanggal 3 November 2004,

serta diumumkan dalam Berita Negara No. 1332 tanggal 8 Februari 2005

Tambahan No. 11.51 Berdasarkan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No.

27/55/KEP/DIR tanggal 23 September 1994, Bank memperoleh status sebagai

bank devisa.

Berdasarkan pasal 3 anggaran dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank

adalah menjalankan kegiatan umum perbankan sesuai dengan undang-undang dan

peraturan yang berlaku, termasuk melakukan kegiatan Bank berdasarkan prinsip

syariah. Bank mulai melakukan kegiatan Bank berdasarkan prinsip syariah pada

tanggal 14 Februari 2005 dengan mulai beroperasinya cabang syariah pertama di

Jakarta -Harmoni. Bank berdomisili di Jakarta dan kantor pusat Bank berlokasi di

Jalan Gajah Mada No.1, Jakarta Pusat. Pada tanggal 31 Desember 2007, Bank

memiliki 65 kantor cabang (termasuk 12 kantor cabang syariah), 180 cabang

pembantu, 1 kantor kas dan 1.261 kantor kas SOPP (System Online Payment

Points/Kantor Pos On-line).

Salah satu produk andalan BTN seperti yang kita ketahui adalah KPR atau

Kredit Perumahan Rakyat. Dalam Kredit perumahan , BTN tampil di depan.

Dengan 38 Lebih cabang seluruh Indonesia, kemudahan untuk memperoleh kredit

perumahan makin dirasakan oleh masyarakat.

Berawal dari tahun 1974 Pemerintah menetapkan kebijakan pembangunan

perumahan untuk masyarakat menengah ke bawah. Untuk menunjang berhasilnya

kebijakan tersebut, BTN ditunjuk sebagai wadah pembiayaan Kredit Pemilikan

Rumah (KPR). Tahun 1976 terealisasi KPR pertama kali di Semarang yang

1459

1460

1461

1462

1463

1464

1465

1466

1467

1468

1469

1470

1471

1472

1473

1474

1475

1476

1477

1478

1479

1480

1481

64

Page 65: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

kemudian berlanjut dari tahun ke tahun, mencapai puncaknya pada tahun

1982/1983.Pembiayaan KPR ini berasal dari dana yang dihimpun dari

masyarakat. Untuk itu diversifikasi produk yang bersifat “Operasi Passiva” harus

dilaksanakan. Sejak tahun 1976 pertumbuhan aset BTN meningkat tajam dari Rp.

11 Milyar pada akhir 1976 menjadi Rp. 3,7 Trilyun pada akhir tahun 1991.

Memasuki tahun 1992 terjadi perubahan mendasar dalam bentuk hukum Bank

Tabungan Negara. Sebagai rentetan dari diberlakukannya UU No. 7 tahun 1992

tentang Perbankan, bentuk hukum Bank Tabungan Negara berubah menjadi

Perusahaan Perseroan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan PT Bank Tabungan

Negara (Persero), yaitu dengan dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 29

April 1992.

Perubahan bentuk ini menjadikan gerak PT Bank Tabungan Negara

(Persero) lebih leluasa. Kalau sebelumnya lebih ditekankan sebagai bank

tabungan dan sebagai lembaga pembiayaan perumahan, maka sejak 1 Agustus

1992 bidang kegiatannya diperluas menjadi bank umum.

Dampak krisis ekonomi pada tahun 1997 yang meluluhlantakkan ekonomi

Indonesia telah membuat manajemen BTN untuk memutar kembali haluan

bisnisnya. BTN kembali pada khitahnya, yaitu dengan bisnis pembiayaan

perumahan. Keputusan ini pada akhirnya membantu sukses Bank BTN dalam

proses rekapitalisasi. Dengan rekapitalisasi ini manajemen BTN menetapkan

paradigma baru sebagai bank yang terkemuka dan menguntungkan dalam

pembiayaan perumahan. BTN telah menunjukkan kemampuannya dalam

1482

1483

1484

1485

1486

1487

1488

1489

1490

1491

1492

1493

1494

1495

1496

1497

1498

1499

1500

1501

1502

1503

65

Page 66: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

memberikan kontribusi pembiayaan perumahan meskipun pemerintah berada

dalam kemampuan yang terbatas.

Untuk terus mendukung program pemerintah di bidang perumahan sekaligus

dalam rangka memperkuat struktur pendanaan Bank BTN, pemerintah melalui

Menteri BUMN dengan suratnya No. S-554/M-MBU/2002 tanggal 21 Agustus

2002 telah memutuskan Bank BTN sebagai bank umum dengan fokus

pembiayaan perumahan tanpa subsidi. Kemudian pada tahun 2008 sekuritisasi

aset Bank BTN menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan pendaftaran

transaksi Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) di Bapepam

yang kemudian dilakukan dengan pencatatan perdana dan listing transaksi tersebut

di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.

B. Visi dan Misi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Visi BTN

Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.

Misi BTN

1. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri

terkait,pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.

2. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk,

jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.

3. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, profesional

dan memiliki integritas tinggi.

1504

1505

1506

1507

1508

1509

1510

1511

1512

1513

1514

1515

1516

1517

1518

1519

1520

1521

1522

1523

1524

1525

66

Page 67: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

4. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian

dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value.

5. Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya

C. Budaya Perusahaan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Bank BTN memiliki 5 Nilai Budaya Perusahaan yang menjadi pondasi

bagi seluruh karyawan dalam berperilaku untuk mencapai visi Bank BTN.

Makna Lima Nilai Budaya

Sinergi

Membangun kerjasama yang sinergis dengan seluruh stakeholders

dilandasi sikap tulus, terbuka dan mendorong kolaborasi yang produktif

dengan menjunjung tinggi sikap saling percaya dan menghargai untuk

mencapai tujuan bersama.

Integritas

Konsisten antara pikiran, perkataan dan tindakan sesuai dengan ketentuan

perusahaan, kode etik profesi dan prinsip-prinsip kebenaran yang terpuji.

Inovasi

Senantiasa mengembangkan gagasan baru dan penyempurnaan

berkelanjutan yang memberi nilai tambah bagi perusahaan.

Profesionalisme

Visioner, kompeten di bidangnya, selalu mengembangkan diri dengan

teknologi terkini sehingga menghasilkan kinerja terbaik.

Spirit Mencapai Keunggulan

1526

1527

1528

1529

1530

1531

1532

1533

1534

1535

1536

1537

1538

1539

1540

1541

1542

1543

1544

1545

1546

1547

67

Page 68: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Menunjukkan semangat dan komitmen yang kuat untuk mencapai hasil

terbaik serta memberikan pelayanan yang melebihi harapan pelanggan

(internal dan eksternal) dengan menempatkan pentingnya aspek kualitas di

setiap kegiatan serta risiko yang telah diperhitungkan.

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan alat analisis dengan

metode Net Present Value (NPV) pada alternatif sewa guna usaha (leasing)

dan pembelian secara langsung (cash) ,maka pada sub bab ini penulis akan

menjabarkan hasil penelitian dan pembahasan.

4.2.1 Analisis perbandingan Net Present Value (NPV) pada alternatif

leasing dan alternatif pembelian langsung (cash) pada PT Bank

Mandiri (Persero) Tbk

Pengembalian atas investasi diasumsikan sebesar 15 % per tahun dan

tax rate 15% . sementara itu pada alternatif pembelian langsung (cash)

perusahan menanggung biaya pemeliharaan dan juga biaya penyusutan

selama 3 tahun .

Menghitung present value cash outflow alternatif sewa guna usaha (leasing)

Tabel 4.1

present value cash outflow alternatif sewa guna usaha (leasing)

pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (dalam jutaan rupiah)

KETERANGANALTERNATIF SEWA GUNA USAHA(LEASING)2016 2017 2018

Pembayaran lease (219.594, 33.311,00 24.786,00

1548

1549

1550

1551

1552

1553

1554

1555

1556

1557

1558

1559

1560

1561

1562

1563

1564

1565

1566

1567

1568

68

Page 69: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

00)

Tax shield (15%)32.939,10 (4.996,65) (3.717,90)

Cash outflow (CO)(186.654,90) 28.314,35 21.068,10

Discount factor(15%)*) 0,869565 0,756144 0,657516

Present value CO(162.308,57) 21.409,73 13.852,61

Menghitung present value cash outflow alternatif pembelian langsung

(cash)

Tabel 4.2present value cash outflow alternatif Pembelian langsung (cash) pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (dalam jutaan rupiah)

KETERANGANALTERNATIF PEMBELIANLANGSUNG (CASH)2016 2017 2018

Pemeliharaan (230.573,70)

34.976,55

26.025,30

Penyusutan (144.932,04)

21.985,26

16.358,76

Jumlah (375.505,74)

56.961,81

42.384,06

Tax shield (15%) 56.325,86

(4.556,94)

(3.390,72)

jumlah (319.179,88)

52.404,87

38.993,34

penyusutan 144.932,04

(21.985,26)

(16.358,76)

Cash outflow (CO) (174.247,84)

30.419,61

22.634,58

Discount factor(15%)

0,869565

0,756144

0,657516

Present value CO (151.519,82)

23.001,60

14.882,60

Sumber : Data SekunderDiolah, 2019

Perbandingan Present Value Cash Outflow Alternatif sewa guna usaha

(leasing) dengan Cash

1569

1570

157115721573

15741575

1576

69

Page 70: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Setelah dilakukan beberapa perhitungan atas alternatif sewa

guna usaha (leasing) dan pembelian langsung (cash), maka perlu

dibuat perbandingan antara kedua alternatif tersebut untuk

mengevaluasi atau menilai alternatif mana yang lebih

menguntungkan untuk perusahaan.

Tabel 4.3Perbandingan Present Value Cash Outflow Alternatif sewa guna usaha

(leasing) dengan Cash (dalam jutaan rupiah)

TahunSewa gunausaha (Leasing)

Pembelianlangsung(Cash) Selisih

2016 (162.308,57) (151.519,82)(10.788,75)

2017 21.409,73 23.001,60 (1.591,88)2018 13.852,61 14.882,60 (1.029,98)

Total (127.046,23) (113.635,62)(13.410,60)

Sumber : Data Sekunder diolah,2019

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat perbandingan Perhitungan Present

Value Cash Outflow pada dua alternatif tersebut , dengan alternatif sewa guna

usaha (leasing) lebih menguntungkan dibanding alternatif pembelian secara

langsung (cash) dengan selisih sebesar Rp. 13.410.600.000,- . Berupa

penghematan biaya sebesar Rp. 127.046.230.000,- ,lebih besar dibandingkan

alternatif pembelian secara langsung sebesar Rp. 113.635.620.000

4.2.2 Analisis perbandingan Net Present Value (NPV) pada alternatif

leasing dan alternatif pembelian langsung (cash) pada PT Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk

1577

1578

1579

1580

1581

1582

158315841585

1586

1587

1588

1589

1590

1591

1592

1593

1594

1595

1596

1597

70

Page 71: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Pengembalian atas investasi diasumsikan sebesar 15 % per tahun dan tax

rate 15% .Sementara itu pada alternatif pembelian langsung (cash)

perusahan menanggung biaya pemeliharaan dan juga biaya penyusutan

selama 3 tahun .

Menghitung present value cash outflow alternatif sewa guna usaha (leasing)

Tabel 4.4present value cash outflow alternatif sewa guna usaha (leasing)pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (dalam jutaan rupiah)

KETERANGANALTERNATIF SEWA GUNAUSAHA (LEASING)2016 2017 2018

Pembayaran lease 16.466,00

27.905,00

15.352,00

Tax shield (15%) (2.469,90)

(4.185,75)

(2.302,80)

Cash outflow (CO) 13.996,10

23.719,25

13.049,20

Discount factor(15%)*)

0,869565

0,756144

0,657516

Present value CO 12.170,52

17.935,17

8.580,06

Sumber : Data Sekunderdiolah,2019

Menghitung present value cash outflow alternatif pembelian langsung

(cash)

Tabel 4.5present value cash outflow alternatif Pembelian langsung (cash) pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (dalam jutaan rupiah)

KETERANGANALTERNATIF PEMBELIAN LANGSUNG(CASH)2016 2017 2018

Pemeliharaan17.289,30 29.300,25 16.119,60

Penyusutan14.200,89 18.417,30 10.132,32

1598

1599

1600

1601

160216031604160516061607

1608

1609

1610

161116121613

71

Page 72: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Jumlah31.490,19 47.717,55 26.251,92

Tax shield (15%)(2.519,22) (3.817,40) (2.100,15)

jumlah28.970,98 43.900,15 24.151,77

penyusutan(14.200,89)

(18.417,30) (10.132,32)

Cash outflow (CO)14.770,08 25.482,85 14.019,45

Discount factor(15%) 0,869565 0,756144 0,657516

Present value CO12.843,55 19.268,70 9.218,01

Sumber : Data SekunderDiolah, 2019

Perbandingan Present cash outflow alternatif sewa guna usaha

(leasing) dan alternatif pembelian langsung (cash)Setelah dilakukan beberapa perhitungan atas alternatif sewa

guna usaha (leasing) dan pembelian langsung (cash), maka perlu

dibuat perbandingan antara kedua alternatif tersebut untuk

mengevaluasi atau menilai alternatif mana yang lebih

menguntungkan untuk perusahaaan.Tabel 4.6

Perbandingan Present Value Cash Outflow Alternatif sewa guna usaha

(leasing) dengan Cash (dalam jutaan rupiah)

Tahun

Sewa gunausaha(Leasing)

Pembelianlangsung(Cash) Selisih

2016 12.170,52 12.843,55(673,03)

2017 17.935,17 19.268,70(1.333,53)

2018 8.580,06 9.218,01(637,95)

Total 38.685,75 41.330,26(2.644,51)

Sumber : Data Sekunder diolah, 2019

16141615

16161617

1618

1619

1620

162116221623

1624

1625

72

Page 73: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat perhitungan present value cash

outflow pada alternatif sewa guna usaha (leasing) dan alternatif pembelian secara

langsung (cash) , diketahui bahwa alternatif sewa guna usaha (leasing) lebih

menguntungkan dibanding alternatif pembelian langsung (cash) dengan selisih

sebesar Rp. 2.644.510.000,- . Selisih tersebut menguntungkan bagi perusahaan

disebabkan karena dalam alternatif pembiayaan leasing tidak terdapat

pembebanan biaya-biaya pemeliharaan dan penyusutan atas aset tetap yang

dipergunakan dalam alternatif pembelian langsung.

4.2.3 Analisis perbandingan Net Present Value (NPV) pada alternatif

leasing dan alternatif pembelian langsung (cash) pada PT Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk

Menghitung present value cash outflow alternatif sewa guna usaha

(leasing)Tabel 4.7

present value cash outflow alternatif sewa guna usaha (leasing)pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (dalam jutaan rupiah)

Menghit

ung

present

value

cash outflow alternatif pembelian langsung (cash)

KETERANGANALTERNATIF SEWA GUNA USAHA(LEASING)2016 2017 2018

Pembayaran lease340.410,00 470.029,00

177.567,00

Tax shield (15%)(51.061,50) (70.504,35)

(26.635,05)

Cash outflow (CO)289.348,50 399.524,65

150.931,95

Discount factor(15%)*) 0,869565 0,756144 0,657516

Present value CO251.607,33 302.098,17

99.240,17

Sumber : Data Sekunderdiolah,2019

1626

1627

1628

1629

1630

1631

1632

1633

1634

1635

1636

1637

1638

1639

164016411642164316441645164616471648

1649

1650

1651

1652

1653

1654

73

Page 74: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Tabel 4.7present value cash outflow alternatif Pembelian langsung (cash) pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (dalam jutaan rupiah)

KETERANGANALTERNATIF PEMBELIANLANGSUNG (CASH)2016 2017 2018

Pemeliharaan357.430,50

493.530,45 186.445,35

Penyusutan224.670,60

310.219,14 117.194,22

Jumlah582.101,10

803.749,59 303.639,57

Tax shield (15%)(46.568,09)

(64.299,97) (24.291,17)

Jumlah535.533,01

739.449,62 279.348,40

penyusutan(224.670,60)

(310.219,14)

(117.194,22)

Cash outflow (CO)310.862,41

429.230,48 162.154,18

Discount factor(15%) 0,869565 0,756144 0,657516

Present value CO270.315,07

324.560,05 106.618,97

Sumber : Data SekunderDiolah, 2019

Perbandingan Present cash outflow alternatif sewa guna usaha (leasing)

dan alternatif pembelian langsung (cash)Setelah dilakukan beberapa perhitungan atas alternatif sewa guna

usaha (leasing) dan pembelian langsung (cash), maka perlu dibuat

perbandingan antara kedua alternatif tersebut untuk mengevaluasi atau

menilai alternatif mana yang lebih menguntungkan untuk perusahaaan.Tabel 4.8

Perbandingan Present Value Cash Outflow Alternatif sewa guna usaha

(leasing) dengan Cash (dalam jutaan rupiah)

Tahun

Sewa gunausaha(Leasing)

Pembelianlangsung(Cash) Selisih

2016 251.607,33

270.315,07

(18.707,74)

165516561657

16581659

16601661

1662

1663

166416651666

1667

74

Page 75: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

2017 302.098,17

324.560,05

(22.461,89)

2018 99.240,17

106.618,97

(7.378,80)

Total 652.945,67

701.494,10

(48.548,43)

Sumber : Data sekunder diolah,2019

Pada Tabel 4.8 dapat dilihat perbandingan present value cash outflow

antara dua alternatif tersebut . dengan menggunakan alternatif sewa guna usaha

(leasing) dapat memberikan keuntungan sendiri bagi PT Bank Rakyat Indonesia

(persero) Tbk dimana leasing hanya mengeluarkan cash flow sebesar Rp.

652.945.670.000,- sedangkan melalui alternatif pembelian langsung sebesar Rp. 701.494.100.000,- . dengan demikian dapat diketahui bahwa leasing dapat

memberikan keuntungan cash outflow sebesar Rp. 48.548.430.000,-

4.2.4 Analisis perbandingan Net Present Value (NPV) pada alternatif

leasing dan alternatif pembelian langsung (cash) pada PT Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk

Pengembalian atas investasi diasumsikan sebesar 15 % per tahun dan tax

rate 15% .Sementara itu pada alternatif pembelian langsung (cash)

perusahan menanggung biaya pemeliharaan dan juga biaya penyusutan

selama 1 tahun .

Menghitung present value cash outflow alternatif sewa guna usaha (leasing)Tabel 4.9

present value cash outflow alternatif sewa guna usaha (leasing)pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (dalam jutaan rupiah)

KETERANGAN

ALTERNATIFSEWA GUNAUSAHA(LEASING)

Pembayaran lease 19.232Tax shield (15%) (2.884,80)Cash outflow (CO) 16.347,20

166816691670

1671

1672

1673

16741675

1676

1677

1678

1679

1680

1681

1682

1683

1684168516861687

75

Page 76: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Discount factor(15%)*) 0,756144Present value CO 12.360,84Sumber : Data Sekunder diolah,2019

Menghitung present value cash outflow alternatif pembelian langsung (cash)

Tabel 4.10present value cash outflow alternatif Pembelian langsung (cash) pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (dalam jutaan rupiah)

KETERANGAN

ALTERNATIFPEMBELIANLANGSUNG (CASH)

Pemeliharaan 6.731,20Penyusutan 12.693,1Jumlah 19.424,32Tax shield(15%) (1.553,95)jumlah 17.870,37penyusutan (12.693,12)Cash outflow(CO) 5.177,25Discount factor(15%) 0,756144Present valueCO 3.914,75

Perbandingan Present cash outflow alternatif sewa guna usaha (leasing)

dan alternatif pembelian langsung (cash)Setelah dilakukan beberapa perhitungan atas alternatif sewa guna

usaha (leasing) dan pembelian langsung (cash), maka perlu dibuat

perbandingan antara kedua alternatif tersebut untuk mengevaluasi atau

menilai alternatif mana yang lebih menguntungkan untuk perusahaaan.Tabel 4.11

Perbandingan Present Value Cash Outflow Alternatif sewa guna usaha

(leasing) dengan Cash (dalam jutaan rupiah)

Leasing cash selisih

1688

1689

169016911692

1693

1694

16951696

1697

1698

169917001701

1702

76

Page 77: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

12.360,8

4 3.914,75 8.446,09Sumber: Data sekunder diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 4.11 tentang pebandingan perhitungan present value

cashoutflow antara dua alternatif tersebut, dapat diketahui bahwa dengan alternatif

pembelian langsung (cash) lebih menguntungkan perusahaan dibandingkan

dengan sewa guna usah (leasing) . dengan selisih sebesar Rp. 8.446.090.000,-

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dikemukakan pada bab sebelumnya , maka penulis menarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Alternatif sewa guna usaha

(leasing) lebih efisien dibandingkan pembelian secara tunai (cash) .2. Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Alternatif sewa guna

usaha (leasing) lebih efisien dibandingkan pembelian secara tunai

(cash)3. Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Alternatif sewa guna

usaha (leasing) lebih efisien dibandingkan pembelian secara tunai

(cash)

1703

1704

1705

1706

1707

1708

1709

1710

1711

1712

1713

1714

1715

1716

1717

17181719

1720

17211722

1723

1724

77

Page 78: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

4. Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Alternatif pembelian

secara tunai (cash) lebih efisien dibandingkan dengan sewa guna usaha

(leasing)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis mengajukan saran yang

diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi pihak-pihak yang

berkepentingan.

1. Bagi Perusahaan

Untuk meningkatkan efisiensi dalam biaya penggunaan aktiva

tetap maka penulis sarankan agar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk menggunakan alternatif sewa guna usaha (leasing) karena

lebih efisien dibandingkan dengan pembelian secara tunai (cash) .

sedangkan untuk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk , agar

menggunakan alternatif pembelian secara tunai (cash) karena lebih efisien

dibandingkan dengan alternatif sewa guna usaha (leasing)

2. Bagi pihak lain atau peneliti selanjutnya

Bagi pihak lain yang berkepentingan dengan penelitian ini dimasa

yang akan dating apabila ingin mengadakan penelitian lebih lanjut

diharapkan dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam penelitian

ini, diantaranya :

1725

1726

17271728

1729

1730

1731

1732

1733

1734

1735

1736

1737

1738

1739

1740

1741

1742

1743

1744

1745

1746

1747

78

Page 79: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

1) Memperpanjang periode waktu yang diteliti sehingga

mendapatkan hasil yang lebih kuat2) Melakukan penelitian pada perusahaan lain yang berbeda

dalam penelitian ini.

PERHITUNGAN BIAYA PEMELIHARAAN DAN BIAYA

PENYUSUTAN

1. Perhitungan Biaya Pemeliharaan dan biaya penyusutan pada PT Bank

Mandiri (Persero) Tbk Menghitung Biaya Pemeliharaan

Biaya pemeliharaan untuk tahun 2016 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Total Biaya Leasing = Rp. (219.594.000.000) x 3 Tahun

= Rp. (658.782.000.000)Biaya Pemeliharaan = Total Biaya leasing x Biaya pemeliharaan

= Rp.( 658.782.000.000) x 35 %= Rp.( 230.573.700.000)

Biaya pemeliharaan untuk tahun 2017 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Total biaya Leasing = Rp. 33.311.000.000 x 3 Tahun

= Rp. 99.933.000.000Biaya Pemeliharaan = Total Biaya Leasing x Biaya Pemeliharaan

= Rp. 93.933.000.000 x 35%= Rp. 34.976.550.000

Biaya pemeliharaan untuk tahun 2018 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Total biaya leasing = Rp. 24.786.000.000 x 3 tahun

= Rp. 74.358.000.000Biaya Pemeliharaan = Rp. 74.358.000.000 x 35%

= Rp. 26.025.300.000

Menghitung Biaya Penyusutan

LA

MP

IRA

N

1748

17491750

1751

1752

1753

1754

1755

1756

175717581759

1760176117621763176417651766

1767176817691770177117721773

1774177517761777177817791780

79

Page 80: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Metode yang digunakan untuk menghitung biaya penyusutan yaitu

metode garis lurus (straight line method) sebagai berikut :

Biaya Penyusutan=Nilaiawal−nilai sisa

Umur ekonomis

Biaya Penyusutan pada tahun 2016 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Penyusutan = Rp. (658.782.000.000) x 34%

= Rp. (223.985.880.000)

Biaya Penyusutan = Rp. (658.782.000.000)-Rp. (223.985.880.000)3

= Rp. (434.796.120.000)3

= Rp. (144.932.040.000)

Biaya Penyusutan pada tahun 2017 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Penyusutan = Rp. 99.933.000.000 x 34%

= Rp. 33.977.220.000

Biaya Penyusutan = Rp. 99.933.000.000-Rp. 33.977.220.0003

= Rp. 65.955.780.0003

= Rp. 21.985.260.000

Biaya Penyusutan pada tahun 2018 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Penyusutan = Rp. 74.358.000.000 x 34%

= Rp. 25.307.400.000

1781

1782

1783

1784

178517861787

1788

1789

1790

17911792

179317941795

1796

1797

1798

1799

1800

180118021803

80

Page 81: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Biaya Penyusutan = Rp. 74.358.000.000-Rp. 22.307.400.0003

= Rp. 52.050.600.0003

= Rp. 17.350.200.000

2. Perhitungan Biaya pemeliharaan dan biaya penyusutan pada PT Bank

Negara Indonesia (persero) Tbk Menghitung Biaya Pemeliharaan

Biaya pemeliharaan untuk tahun 2016 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Total Biaya Leasing = Rp. 16.466.000.000 x 3 Tahun

= Rp. 49.398.000.000Biaya Pemeliharaan = Total Biaya leasing x Biaya pemeliharaan

= Rp.49.398.000.000 x 35 %= Rp.17.289.300.000

Biaya pemeliharaan untuk tahun 2017 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Total biaya Leasing = Rp. 27.905.000.000 x 3 Tahun

= Rp. 83.715.000.000Biaya Pemeliharaan = Total Biaya Leasing x Biaya Pemeliharaan

= Rp. 83.715.000.000 x 35%= Rp. 29.300.250.000

Biaya pemeliharaan untuk tahun 2018 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Total biaya leasing = Rp. 15.352.000.000 x 3 tahun

= Rp. 46.056.000.000Biaya Pemeliharaan = Rp. 46.056.000.000 x 35%

= Rp. 16.119.600.000

Menghitung Biaya PenyusutanMetode yang digunakan untuk menghitung biaya penyusutan yaitu

metode garis lurus (straight line method) sebagai berikut :

1804

1805

1806

1807

1808

1809

181018111812

1813181418151816181718181819

1820182118221823182418251826

18271828182918301831183218331834

1835

81

Page 82: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Biaya Penyusutan=Nilaiawal−nilai sisa

Umur ekonomis

Biaya Penyusutan pada tahun 2016 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Penyusutan = Rp. 49.398.000.000 x 34%

= Rp. 16.795.320.000

Biaya Penyusutan = Rp. (49.398.000.000)-Rp. (14.200.893.000)3

= Rp. (42.602.680.000)3

= Rp. 14.200.893.000

Biaya Penyusutan pada tahun 2017 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Penyusutan = Rp. 83.715.000.000 x 34%

= Rp. 28.463.100.000

Biaya Penyusutan = Rp. 83.715.000.000-Rp. 28.463.100.0003

= Rp. 55.251.900.0003

= Rp. 18.417.300.000

Biaya Penyusutan pada tahun 2018 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Penyusutan = Rp. 46.056.000.000 x 34%

= Rp. 15.659.040.000

Biaya Penyusutan = Rp. 46.056.000-Rp. 15.659.040.0003

1836

1837

183818391840

1841

1842

1843

1844

184518461847

1848

1849

1850

1851

1852

185318541855

1856

82

Page 83: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

= Rp. 30.396.960.0003

= Rp. 10.132.320.000

3. Perhitungan Biaya Pemeliharaan pada PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) TbkBiaya pemeliharaan untuk tahun 2016 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Total Biaya Leasing = Rp. 340.410.000.000 x 3 Tahun

= Rp. 1.021.230.000.000Biaya Pemeliharaan = Total Biaya leasing x Biaya pemeliharaan

= Rp.1.021.230.000.000 x 35 %= Rp.357.430.500.000

Biaya pemeliharaan untuk tahun 2017 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Total biaya Leasing = Rp. 470.029.000.000 x 3 Tahun

= Rp. 1.410.087.000.000Biaya Pemeliharaan = Total Biaya Leasing x Biaya Pemeliharaan

= Rp. 1.410.087.000.000 x 35%= Rp. 357.430.500.000

Biaya pemeliharaan untuk tahun 2018 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Total biaya leasing = Rp. 177.567.000.000 x 3 tahun

= Rp. 532.701.000.000Biaya Pemeliharaan = Rp. 532.701.000.000 x 35%

= Rp. 186.445.350.000

Menghitung Biaya PenyusutanMetode yang digunakan untuk menghitung biaya penyusutan yaitu

metode garis lurus (straight line method) sebagai berikut :

Biaya Penyusutan=Nilaiawal−nilai sisa

Umur ekonomis

Biaya Penyusutan pada tahun 2016 perhitungannya adalah sebagai

berikut :

1857

1858

18591860

18611862

1863186418651866186718681869

1870187118721873187418751876

18771878187918801881

1882

18831884

1885

1886

1887

1888

83

Page 84: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

Penyusutan = Rp. 1.021.230.000.000 x 34%= Rp. 347.218.200.000

Biaya Penyusutan =

Rp. (1.021.230.000.000)-Rp. (674.011.800.000)3

= Rp. (674.011.800.000)3

= Rp. 224.670.600.000

Biaya Penyusutan pada tahun 2017 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Penyusutan = Rp. 1.410.087.000.000 x 34%

= Rp. 479.429.580.000

Biaya Penyusutan = Rp. 1.410.087.000.000-Rp. 479.429.580.0003

= Rp. 930.657.420.0003

= Rp. 310.219.140.000

Biaya Penyusutan pada tahun 2018 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Penyusutan = Rp. 532.701.000.000 x 34%

= Rp. 181.118.340.000

Biaya Penyusutan = Rp. 532.701.000.000-Rp. 351.582.660.0003

18891890

1891

1892

1893

1894

1895

1896

189718981899

1900

1901

1902

1903

1904

190519061907

1908

84

Page 85: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

= Rp. 351.582.660.0003

= Rp. 117.194.220.000

4. Menghitung Biaya Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Menghitung Biaya PemeliharaanBiaya pemeliharaan untuk tahun 2017 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Total Biaya Leasing = Rp. 19.232.000.000 x 1 Tahun

= Rp. 19.232.000.000Biaya Pemeliharaan = Total Biaya leasing x Biaya pemeliharaan

= Rp.19.232.000.000 x 35 %= Rp.6.731.200.000

Menghitung Biaya PenyusutanMetode yang digunakan untuk menghitung biaya penyusutan yaitu

metode garis lurus (straight line method) sebagai berikut :

Biaya Penyusutan=Nilaiawal−nilai sisa

Umur ekonomis

Biaya Penyusutan pada tahun 2017 perhitungannya adalah sebagai

berikut :Penyusutan = Rp. 19.232.000.000 x 34%

= Rp. 6.538.880.000

Biaya Penyusutan = Rp. (19.232.000.000)-Rp. (6.538.880.000)1

= Rp12.693.120.000

1909

1910

1911

1912

1913

1914191519161917

191819191920192119221923

1924

19251926

1927

1928

1929

193019311932

1933

1934

85

Page 86: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - STIE Nobel Indonesia

1935

1936

86