SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara...

21
SEKITAR PENYITAAN (Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu) A. Pengertian Penyitaan Sita (Beslag) adalah suatu tindakan hukum pengadilan atas benda bergerak ataupun benda tidak bergerak milik Tergugat atas permohonan Penggugat untuk diawasi atau diambil untuk menjamin agar tuntutan Penggugat/Kemenangan Penggugat tidak menjadi hampa. 1 Pengertian penyitaan menurut Retno Wulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartowinata untuk menjamin pelaksanaan suatu putusan dikemudian hari, atas barang-barang miliki Tergugat baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak selama proses perkara berlangsung terlebih dahulu disita, atau dengan lain perkataan bahwa terhadap barang-barang yang sudah disita tidak dapat dialihkan, diperjualbelikan atau dipindahkan atau dipindahtangankan kepada orang lain. 2 Pengertian penyitaan menurut M. Yahya Harahap, Penyitaan berasal dari terminology Beslag (Belanda) dan istilah Indonesia “Beslag” tetapi istilah bakunya ialah sita atau penyitaan. Pengertian yang terkandung di dalamnya ialah : a. Tindakan menempatkan harta kekayaan tergugat secara paksa berada ke dalam keadaan penjagaan (to take into custody the property of a defendant); b. Tindakan paksa penjagaan (Custody) itu dilakukan secara resmi (official) berdasarkan perintah pengadilan atau hakim; 1 Wildan Suyuthi, Sita Eksekusi, PT. Tatanusa, Jakarta. 2004, hal 20 2 Retno Wulan S dan Iskandar O, Hukum Acara Perdata dan Praksely, CV Mandar Maju, Bandung, 2002, hal. 98

Transcript of SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara...

Page 1: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

SEKITAR PENYITAAN

(Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

A. Pengertian Penyitaan

Sita (Beslag) adalah suatu tindakan hukum pengadilan atas benda bergerak

ataupun benda tidak bergerak milik Tergugat atas permohonan Penggugat untuk

diawasi atau diambil untuk menjamin agar tuntutan Penggugat/Kemenangan Penggugat

tidak menjadi hampa.1

Pengertian penyitaan menurut Retno Wulan Sutantio dan Iskandar

Oeripkartowinata untuk menjamin pelaksanaan suatu putusan dikemudian hari, atas

barang-barang miliki Tergugat baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak selama

proses perkara berlangsung terlebih dahulu disita, atau dengan lain perkataan bahwa

terhadap barang-barang yang sudah disita tidak dapat dialihkan, diperjualbelikan atau

dipindahkan atau dipindahtangankan kepada orang lain.2

Pengertian penyitaan menurut M. Yahya Harahap, Penyitaan berasal dari

terminology Beslag (Belanda) dan istilah Indonesia “Beslag” tetapi istilah bakunya

ialah sita atau penyitaan. Pengertian yang terkandung di dalamnya ialah :

a. Tindakan menempatkan harta kekayaan tergugat secara paksa berada ke dalam

keadaan penjagaan (to take into custody the property of a defendant);

b. Tindakan paksa penjagaan (Custody) itu dilakukan secara resmi (official)

berdasarkan perintah pengadilan atau hakim; 1 Wildan Suyuthi, Sita Eksekusi, PT. Tatanusa, Jakarta. 2004, hal 20 2 Retno Wulan S dan Iskandar O, Hukum Acara Perdata dan Praksely, CV Mandar Maju, Bandung, 2002, hal. 98

Page 2: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

2

c. Barang yang ditempatkan dalam penjagaan tersebut, berupa barang yang

disengketakan, tetapi boleh juga barang yang akan dijadikan sebagai alat

pembayaran atas pelunasan utang debitur atau Tergugat, dengan jalan menjual

lelang (Exetorial Verkoop) barang yang disita tersebut;

d. Penetapan dan penjagaan barang yang disita, berlangsung selama proses

pemeriksaan sampai ada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, yang

menyatakan sah atau tidak tindakan penyitaan itu.3

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa sita atau

penyitaan adalah :

a. Mengambil atau menahan barang harta kekayaan dari kekuasaan orang lain

dilakukan berdasarkan atas penetapan dan perintah ketua pengadilan atau ketua

majelis.

b. Barang-barang yang sudah diletakkan sita tidak dapat dialihkan, diperjualbelikan

atau dipindahkan atau dipindahtangankan kepada orang lain.

c. Sita merupakan tindakan hukum eksepsional, sebagai tindakan hukum yang diambil

oleh pengadilan mendahului pemeriksaan pokok perkara atau mendahului putusan

atau dilaksanakan pada saat pemeriksaan perkara sedang berjalan.

d. Menjamin suatu hak atas barang yang telah diletakkan sita agar tidak dialihkan,

dihilangkan dan dirusak, sehingga dapat merugikan pihak pemohon sita dan

diharapkan agar gugatan penggugat tidak hampa (illusoir) dengan kata lain hanya

menang dalam kertas.

3 M.Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hal 283

Page 3: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

3

Dalam proses penyitaan apabila pemohon sita dikabulkan oleh ketua pengadilan

agama atau oleh ketua majelis hendaknya juru sita melaksanakan tugasnya secara

profesional dan proporsional artinya dengan cermat dan hati-hati, sebab juru sita

sedang berhadapan dengan orang yang sedang bersengketa, maka tidak ada salahnya

sebelum melaksanakan tugas penyitaan terlebih dahulu memberi pemahaman yang

konferhensif terhadap tersita dengan penjelasan bahwa dengan diletakkan sita bukan

berarti tersita telah kalah dalam pengadilan akan tetapi sita hanyalah menghentikan

barang sengketa agar tidak dialihkan dan tetap dalam penguasaan tersita.

Pandangan masyarakat umum, dalam penyitaan seolah-olah pengadilan telah

menghukum tergugat lebih dahulu sebelum pengadilan menjatuhkan putusan atau

pandangan bahwa sebelum pengadilan menyatakan pihak tergugat bersalah

berdasarkan putusan, tergugat sudah dijatuhi hukuman berupa penyitaan harta sengketa

atau harta kekayaan yang dikuasai tergugat.

Menurut M. Yahya Harahap bahwa pengabulan penyitaan sebagai tindakan

hukum eksepsional atau pengecualian, maka penerapannya harus dilakukan oleh Ketua

Pengadilan atau majelis hakim dengan pertimbangan yang sangat hati-hati sekali

dengan alasan yang kuat dan didukung dengan fakta yang kuat pula.

Dalam mengabulkan sita hendaknya ketua pengadilan atau majelis hakim sejak

awal sebaiknya sudah dilandasi dengan bukti-bukti yang kuat tentang kemungkinan

akan dikabulkannya gugatan penggugat.

Page 4: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

4

1. Sifat Penyitaan

a. Penyitaan dapat bersifat permanen apabila penyitaan dikemudian hari dilanjutkan

dengan amar putusan menyatakan sita yang telah diletakkan sah dan berharga

dilanjutkan dengan perintah penyerahan kepada penggugat berdasarkan putusan

yang telah berkekuatan hukum tetap, atau apabila penyitaan dilanjutkan

kemudian dengan penjualan lelang untuk melunasi pembayaran hutang tergugat

kepada penggugat.

b. Penyitaan dapat bersifat temporer (sementara) apabila penyitaan dikemudian hari

dilanjutkan dengan amar putusan hakim memerintahkan pengangkatan sita.

Perintah pengangkatan sita jaminan yang seperti ini terjadi berdasarkan surat

penetapan majelis hakim pada saat proses persidangan mulai berlangsung, dan

bisa juga dilaksanakan oleh majelis hakim pada saat menjatuhkan putusan ketika

gugatan penggugat ditolak.

2. Hakikat Penyitaan :

a. Sita hanya sebagai jaminan

Hakikat dilaksanakan penyitaan semata-mata untuk menjamin gugatan penggugat

agar tidak hampa (Illusoir)

b. Benda sitaan tetap dikuasai tergugat

Walaupun benda milik tergugat telah diletakkan oleh juru sita atas perintah ketua

pengadilan atau majelis hakim, barang tersebut masih tetap berada ditangan

tergugat sampai dengan pelaksanaan putusan (eksekusi) hal ini sesuai maksud

pasal 197 ayat 9 HIR atau pasal 212 R.bg.

Page 5: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

5

Maksud Pasal 197 Ayat 9 HIR / Pasal 212 R. Bg sebagai berikut : Memberi

kewenangan juru sita untuk menyerahkan penjagaan, penguasaan dan

pengusahaan barang yang disita ditangan tersita atau dibawah penjagaan

pengadilan.

B. Tujuan Penyitaan

Tujuan penyitaan adalah agar tergugat tidak memindahkanatau membebankan

harta benda yang telah disita kepada pihak ketiga agar benda sitaan tersebut tetap untuk

selama proses pemeriksaan perkara berlangsung sampai perkara tersebut memperoleh

putusan yang berkekuatan hukum tetap atau sampai dengan pelaksanaan putusan

(eksekusi).

Dengan adanya perintah penyitaan atas harta tergugat atas harta sengketa,

secara hukum telah terjamin keutuhan keberadaan barang yang disita misalnya di

dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian

penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita jaminan terhadap

barang-barang yang disengketakan.4

Dari uraian tersebut diatas, penyitaan merupakan upaya hukum agar terjaga

keutuhan harta yang disita sampai putusan hakim dapat dieksekusi, sekaligus menjaga

agar gugatan penggugat pada saat eksekusi, tidak hampa sehingga dengan telah

diletakkan sita pada harta sengketa milik kekayaan tergugat, dan pelaksanaan

penyitaan telah didaftarkan dan diumumkan kepada masyarakat, terhitung sejak

tanggal pendaftaran dan pengumuman sita, sesuai pasal 198 HIR / 213 R. Bg. Telah

4 Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti. Bandung, 2000, hal 57

Page 6: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

6

digariskan akibat hukumnya sebagaimana diatur dalam pasal 200 HIR / 215 R. Bg

yaitu :

a. Demi hukum melarang Tergugat untuk menjual, memindahkan barang sitaan

kepada siapapun

b. Pelanggaran atas itu, menimbulkan dua sisi akibat hukum

1) Akibat hukum dari segi perdata :

Jika terjadi transaksi jual beli terhadap barang sitaan yang telah diletakkan sita,

maka batal demi hukum.

2) Akibat hukum dari segi pidana :

Jika terjadi transaksi Tergugat menjual barang yang telah diletakkan sita maka

tergugat telah melakukan tindakan kejahatan yang diancam dengan hukuman

pidana penjara maksimal 4 tahun sesuai pasal 31 KUHP.

Dari uraian tersebut di atas, maka semakin jelas tujuan perlunya peletakan sita

terhadap barang yang menjadi obyek sengketa dalam gugatan penggugat, lagi pula ini

akan memudahkan pelaksanaan eksekusi apabila gugatan penggugat terkabulkan

dengan menyatakan sita sah dan berharga.

Kepastian objek eksekusi atas barang sitaan semakin sempurna sesuai dengan

penegasan Mahkamah Agung RI. Yang menyatakan, bila putusan telah berkekuatan

hukum tetap maka barang yang disita demi hukum langsung menjadi sita eksekusi.5

5 Himpunan tanya jawab Rakerda, MARI, 1987, hal 177

Page 7: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

7

C. Syarat Penyitaan

1. Sita berdasarkan adanya permohonan

a. Permohonan sita diajukan dalam surat gugatan

Para advokat / kuasa hukum biasanya mengajukan permohonan sita

jaminan diajukan bersama-sama dalam surat gugatan, bentuk dan tata cara

permohonan sita secara tertulis dalam bentuk surat gugatan, sekaligus bersamaan

dengan pengajuan gugatan pokok. Pengajuan permohonan sita yang demikian

tidak dapat dipisahkan dari dalil gugatan pokok kecuali penyitaan harta bersama

dengan alasan salah satu pihak dikhawatirkan melakukan perbuatan yang

merugikan dan membahayakan harta bersama seperti judi, mabuk, boros dan

sebagainya. Hal ini diatur dalam Pasal 95 Ayat (1) Kompilasi Hukum Islam

sebagai berikut : “Dengan tidak mengurangi ketentuan Pasal 24 Ayat (2) Huruf c

PP. Nomor 9 Tahun 1975 dan Pasal 136 Ayat (2) suami atau isteri dapat meminta

Pengadilan Agama untuk meletakkan sita jaminan atas harta bersama tanpa

adanya permohonan gagasan cerai, apabila salah satu melakukan perbuatan yang

merugikan dan membahayakan harta bersama seperti judi, mabuk, boros, dan

sebagainya.

1) Permohonan sita dirumuskan setelah uraian posita/ dalil gugatan

2) Permohonan sah dan berharga diajukan pada petikan kedua

3) Permohonan terpisah dari pokok perkara disamping gugatan tentang pokok

perkara, penggugat dapat mengajukan permohonan sita dalam surat yang

lain, atau dapat mengajukan permohonan sita secara lisan, walaupun yang

Page 8: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

8

lazim mengajukan permohonan sita bersamaan dengan gugatan pokok

perkara secara tertulis.

2. Memenuhi tenggang waktu pengajuan sita

Penentuan tenggang waktu pengajuan sita diatur dalam pasal 227 HIR / 261 ayat R.

Bg.

a. Ketentuan tenggang waktu yang dibenarkan karena hukum yaitu selama putusan

belum dijatuhkan atau selama putusan belum berkekuatan hukum tetap

b. Sejak mulai berlangsung pemeriksaan perkara di sidang pengadilan sampai

putusan dijatuhkan. Sesuai pasal 227 (1) HIR / 261 ayat 1 R. Bg sebagai :

“Selama putusan belum dijatuhkan”.

c. Selama putusan belum dapat dieksekusi

Dalam pasal 227 (1) HIR / 261 ayat 1 R.Bg juga memuat ketentuan yang

berbunyi “Selama putusan belum dapat dieksekusi (dilaksanakan), selama

putusan belum dapat dilaksanakan untuk mengandung arti yuridis selama putusan

yang bersangkutan belum memperoleh kekuatan hukum yang tetap.6

D. Alasan Penyitaan

Berdasarkan pasal 227 HIR / 261 RBG alasan pokok permintaan sita.

a. Ada kekhawatiran atau persengketaan bahwa tergugat mencari akal untuk

menggelapkan atau mengasingkan harta kekayaannya selama proses pemeriksaan

perkara sedang berlangsung.

b. Kekhawatiran atau persangkaan itu harus nyata dan beralasan secara obyektif.

6 Ibid hal 27

Page 9: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

9

Penggugat harus dapat menunjukkan fakta tentang adanya langkah-langkah tergugat

untuk menggelapkan atau mengasingkan hartanya selama proses pemeriksaan

berlangsung, paling tidak tergugat dapat menunjukkan indikasi objektif tentang

adanya daya upaya tergugat untuk menghilangkan atau mengasingkan barang-

barangnya guna menghindari gugatan.

E. Permohonan Sita diajukan pada instansi yang berwenang

1. Pengadilan agama berwenang melaksanakan penyitaan berdasarkan Pasal 38

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama yang telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan terakhir diubah dengan Undang-

Undang Nomor 50 Tahun 2009.

2. Pengadilan tinggi agama berwenang memerintahkan sita melalui pengadilan agama

yang mewilayahi pengadilan agama dimana harta objek sengketa berada.

Menurut pendapat Prof. Subekti7 Pemohon penyitaan dapat diajukan kepada

pengadilan tinggi selama pokok perkaranya belum diputus oleh pengadilan tingkat

banding, alasan beliau berpijak pada pasal 261 R.Bg, yang di dalamnya terdapat

kalimat “Sebelum putusan memperoleh kekuatan hukum tetap” disini beliau

menyimpulkan kalimat tersebut, menunjukkan bahwa permohonan sita dapat juga

ditunjukkan kepada pengadilan tinggi selama pokok perkaranya belum diputus dalam

tingkat banding.

F. Penggugat Wajib Menunjukkan Barang yang akan disita

a. Menjelaskan letak, sifat dan ukuran barang

7 Subekti, Hukum Acara Perdata, Bina Cipta, Jakarta, 1977 hal 49

Page 10: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

10

b. Mengemukakan surat-surat yang berkenaan dengan identitas barang

c. Status kepemilikan barang

Setelah penggugat telah dapat mengajukan bukti kepemilikan dan identitas barang

yang akan diajukan sita, maka tugas hakim yang akan menilai apakah layak atau

tidaknya barang tersebut disita.

Menurut Prof. Supomo yang menjelaskan dalam peradilan perdata tugas hakim

adalah mempertahankan tata hukum perdata.8

G. Bentuk-bentuk Penyitaan

1. Penyitaan Berdasarkan Jenisnya

Penyitaan menurut jenisnya ada dua macam, ialah :

a. Penyitaan terhadap barang milik sendiri

Penyitaan terhadap barang milik sendiri barang milik penggugat yang

dikuasai oleh orang lain atau tergugat. Penyitaan ini bertujuan penyerahan barang

yang disita kepada penggugat apabila putusan hakim telah berkekuatan hukum

tetap.

Sila jaminan terhadap barang milik sendiri ada 2 macam ialah :

1. Sita Revindikasi (Revindikatoir) dalam pasal 260 R.Bg menurut pasal 1977

Ayat (2) KUH perdata disebutkan bahwa hanyalah pemilik benda yang

bergerak yang barangnya dikuasai oleh orang lain yang dapat mengajukan sita

revindikasi, tuntutan sita revindikasi ini dapat dikabulkan langsung terhadap

orang yang menguasai barang sengketa tanpa meminta pembatalan lebih

8 K. Wantjik Saleh, Hukum Acara Perdata BRG/HIR, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002, hal 9

Page 11: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

11

dahulu tentang jual beli dan barang yang dilakukan oleh orang tersebut

dengan pihak lain.9 dan ciri-ciri dari bentuk sita revindikasi yaitu antara lain

benda yang menjadi objek sengketa tersebut telah dikuasai atau berada

ditangan tergugat secara tidak sah atau dengan cara melawan hukum, serta ciri

khas lainnya pada bentuk sita revindikasi hanya terbatas pada benda bergerak

saja, sehingga tidak mungkin diajukan dan dikabulkan terhadap benda tidak

bergerak walaupun dalil gugatan berdasarkan hak milik.

Menurut pasal 505 KUH perdata barang bergerak ini dapat dibagi atas

benda yang dapat dihabiskan dan benda yang tidak dapat dihabiskan. Sita

revindikasi hanya dapat dimohonkan sita berdasarkan sengketa hak milik, dan

dasar alasan sengketa hak milik itu terbatas pada :

a. Benda yang dikuasai oleh tergugat dengan jalan melawan hukum (dicuri

atau digelapkan)

b. Benda yang dikuasai tergugat dengan secara tidak sah seperti dari

penadahan atau hasil penipuan

Pada saat sita revindikasi dikabulkan dan dalam amar putusannya

menyatakan sah dan berharga, maka majelis hakim secara langsung

memerintahkan tergugat menyerahkan langsung kepada Penggugat. Sehingga

penjagaan dan penguasaan berpindah.

2. Sita Marital (Maritale Beslag) dalam pasal 823 RV sita marital dapat

dimohonkan oleh seorang isteri kepada pengadilan dalam perkara perceraian,

9 Subekti, Kumpulan Putusan, MA, hal 243

Page 12: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

12

tujuannya agar pihak suami tidak memindahtangankan barang tersebut sesuai

pasal 190 KUH Perdata.

Sita marital tidak diatur dalam R.Bg atau HIR tetapi diatur dalam pasal

823 RV. Sita ini hanya dapat diajukan terhadap harta bersama dalam

perkawinan supaya harta tersebut, tetap utuh sampai perkara tersebut

mendapat putusan yang berkekuatan hukum tetap atau sampai pelaksanaan

eksekusi.

Sita marital hanya dapat diajukan perhubungan dengan adanya perkara

perceraian.10 menurut UU Nomor 01 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan PP

Nomor 9 Tahun 1975 pihak isteri maupun suami berhak mengajukan

permohonan sita terhadap harta bersama dalam perkawinan selama proses

pemeriksaan perkara perceraian berlangsung, bahkan dalam Pasal 95 KHI

pihak suami atau isteri dapat mengajukan permohonan sita terhadap harta

bersama yang diperoleh dalam perkawinan sekalipun tanpa disertai dengan

gugat perceraian.

Menurut Pasal 35 dan 36 UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

membedakan antara harta bersama yang menjadi hak bersama suami isteri,

dan harta pribadi (bawaan) yang menjadi hak penuh secara perseorangan bagi

suami atau isteri. Sita marital tidak meliputi sharta bawaan atau harta pribadi

suami atau isteri.

b. Penyitaan Terhadap Barang Milik Tergugat (Debitur)

10 P.N.H, Simanjuntak, Pokok-pokok Hukum Perdata Indonesia, Djambatan, Surakarta, 2009, hal. 206

Page 13: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

13

Menurut Sudikno Merto Kusumo, sita conservatoir ini merupakan

tindakan persiapan dari pihak penggugat dalam bentuk permohonan kepada ketua

pengadilan untuk menjamin dapat dilaksanakannya putusan perdata. Penyitaan

dapat menjaga barang agar tidak dialihkan atau tidak dijual.11

Menurut Prof. Subekti dalam bukunya hukum acara perdata beliau tegas

mengalihkan istilah conservatoir Beslag menjadi istilah yang bernama sita

jaminan.12

Penegasan Prof. Subekti itu diperkuat dengan SEMA No. 05/1975

Tanggal 1 Desember 1975, yang telah mengalih bahasa conservatoir Beslag

menjadi sita jaminan. Sita jaminan diatur dalam Pasal 261 R.Bg. sita jaminan

dapat berupa barang bergerak dan barang tidak bergerak baik terhadap benda

berwujud maupun tidak berwujud (Lychammelijk on Lychammelijk). Tentang

benda berwujud tentunya dapat kita temukan dengan mudah, sedangkan benda

tidak berwujud misalnya macam-macam hal-hal tersebut seperti hak gadai, hak

merek dan lainnya.13

Sita jaminan yang diletakkan atas harta kekayaan tergugat dengan

sendirinya akan berubah menjadi sita eksekusi, hal ini terjadi apabila gugatan

dikabulkan yang terhitung sejak putusan mempunyai kekuatan hukum tetap.

Sita jaminan menurut asasnya otomatis menjadi sita eksekusi apabila

telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Oleh karena sita jaminan otomatis

11 Sutikno, Mertokusumo, op. cit, hal 93 12 Subekti, Op. Cit, hal 48. 13 C.S.T. Konsil, Pengantar Ilmu Hukum Umum dan Tata Hukum Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta, 2002, hal 244

Page 14: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

14

mempunyai kekuatan hukum executorial Beslag, dengan demikian tidak ada lagi

diperlukan tahap proses executorial Beslag.14

Sita jaminan dalam penjaganya diatur dalam pasal 212 R.Bg dan pasal

508 RV, yakni diberikan kepada tersita (Tergugat). Tersita sebagai penjaganya

demi hukum. Tersita boleh memanfaatkan barang yang telah disita dengan syarat

harga barang yang disita tidak boleh turun.

Menurut Sudikno Mentokusumo dalam bukunya hukum acara perdata

Indonesia, yang dapat disita berdasarkan sita jaminan adalah :

1. Sita jaminan atas barang-barang bergerak milik debitur

2. Sita jaminan atas barang-barang tetap milik debitur

3. Sita jaminan atas barang-barang bergerak milik debitur yang adapada pihak

ketiga

4. Sita jaminan atas kreditur

5. Sita gadai (panden Beslag)

6. Sita atas barang-barang debitur yang tidak mempunyai tempat tinggal yang

dikenal di Indonesia atau orang yang bukan penduduk Indonesia

7. Sita jaminan terhadap pesawat terbang

8. Sita jaminan terhadap barang milik negara, ditambah

9. Sita jaminan atas kapal (manurut M. Yahya Harahap) 15

H. Penyitaan Berdasarkan Pelaksanaannya

a. Sita Persiapan (permulaan)

14 M. Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hal 70 15 Sudiko Merto Kusumo, Op Cit Hal 95

Page 15: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

15

Sita dilaksanakan agar nantinya apabila putusan telah berkekuatan hukum tetap,

putusan segera dapat dilaksanakan (dieksekusi) dan memastikan agar gugatan

tidak hampa (illusoir)

Contoh sita persiapan adalah :

1) Sita jaminan (Consevatoir Beslag).

2) Sita revindikasi (revinikatoir Beslag).

3) Sita marital (marital Beslag).

b. Sita Eksekusi

Dari segi kewenangan, kewenangan memerintahkan sita eksekusi berada pada

pimpinan Ketua Pengadilan Agama, hal ini diatur dalam Pasal 208 R.Bg Tentang

Tata Cara Pelaksanaan Sita Eksekusi sama dengan tata cara sita jaminan.

Sita eksekusi timbul akibat Tergugat (pihak yang kalah) tidak mau melaksanakan

isi putusan secara sukarela. Dengan demikian salah satu prinsip yang melekat pada

eksekusi merupakan tindakan yang timbul secara sukarela.16

c. Sita Lanjutan

Apabila harta kekayaan tersita telah habis yang hanya cukup untuk memenuhi

sebagian tuntutan saja sedangkan pemohon yang lain belum mendapatkan bagian

maka dapat diajukan lagi sita lanjutan agar terpenuhi semua tuntutan.

I. Sita Berdasarkan Jangka Waktu

a. Sita yang bersifat permanen

16 M. Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan dan Kewenanangan Eksekusi Bidang Perdata, Op.Cit , hal 12

Page 16: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

16

Dengan putusan menyatakan sita sah dan berharga dan putusan tersebut telah

berkekuatan hukum tetap, penyitaan dapat dilanjutkan dengan perintah penyerahan

benda atas barang penggugat dan dapat juga dilanjutkan dengan penjualan lelang

guna memenuhi isi putusan.

b. Sita yang bersifat temporer

Penyitaan yang bersifat temporer ini belum dilandasi kekuatan hukum yang pasti

berupa putusan yang telah berkekuatan hukum tetap. Sewaktu-waktu sita yang

demikian dapat diangkat bilamana gugatan penggugat ditolak.

J. Ruang Lingkup Penerapan Sita

a. Sita Revindikasi (Revindikatoir Beslag)

Sita revindikasi terbatas pada sengketa hak milik saja, barang sitaan diperoleh

dengan cara tidak sah atau dengan cara melawan hukum dan objek sengketa hanya

terbatas benda bergerak saja.

b. Sita Marital (Maritale Beslag)

Mengacu pada Pasal 190 KUH Perdata, Pasal 24 Ayat (2) Huruf c PP No. 9 Tahun

1975 dan Pasal 95 KHI, sita marital penerapannya dapat didasarkan pada sengketa

yang timbul antara suami isteri antara lain :

1. Pada perkara perceraian

2. Pada perkara pembagian harta bersama

3. Pada perbuatan yang membahayakan harta bersama

c. Sita Jaminan (Conservatoir Beslag)

Page 17: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

17

Sita jaminan dapat diletakkan terhadap barang-barang milik debitur, barang-barang

bergerak dan tidak bergerak, sita jaminan dapat didasarkan pada gugatan hak milik,

ganti rugi.

d. Sita Penyesuaian

Sita penyesuaian hanya bisa diletakkan pada barang yang menjadi objek sengketa

telah lebih dahulu disita oleh orang lain.

e. Sita Eksekusi

Sita eksekusi hanya terbatas pada telah adanya putusan yang berkekuatan hukum

tetap, jadi bila putusan telah berkekuatan hukum tetap, maka sita eksekusi dapat

dilaksanakan, sita eksekusi dapat berjalan bilamana pihak yang kalah tidak mau

melaksanakan isi putusan secara sukarela. Sehingga diperlukan upaya paksa bahkan

sampai memohon kekuatan kepolisian.

f. Sita Lanjutan

Ruang lingkup penerapan sita lanjutan terbatas pada suatu keadaan dimana barang-

barang yang menjadi objek sitaan tersebut tidak cukup memenuhi tuntutan para

kreditur.

K. Tata Cara Sita Jaminan (Conservatoir Beslag)

1. Permohonan Sita

Penggugat mengajukan gugatan pokok perkara dapat sekaligus mohon diletakkan

sita jaminan, atau dapat pula diajukan dalam proses persidangan yang sedang

berlangsung.

2. Permohonan sita harus beralasan

Page 18: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

18

Penggugat mempunyai alasan yang kuat bahwa Tergugat berusaha akan

menghilangkan, memindah tangankan atau menyingkirkan dengan maksud

menjauhkan barang-barang tersebut.

3. Ketua Pengadilan Agama (apabila belum menetapkan PMH) atau Ketua Majelis

(apabila telah ditetapkan PMH)

a. Memeriksa obyek sengketa yang dimohonkan sita tentang bukti kepemilikan,

jenis, ukuran merek dan batas-batas kalau berupa benda tetap.

b. Memeriksa apakah beralasan bahwa Tergugat berusaha akan menghilangkan,

memindah tangankan atau menyingkirkan atau mebnjauhkan barang tersebut.

c. Ketua Pengadilan Agama atau Ketua Majelis memberikan penetapan.

Penetapan tersebut ada tiga kemungkinan.

1) Mengabulkan permohonan sita dengan demikian Ketua Pengadilan Agama

atau Ketua Majelis memerintahkan juru sita untuk melaksanakan

penyitaan.

2) Menolak permohonan sita, karena tidak terbukti Tergugat akan

menghilangkan, memindah tangankan atau menyingkirkan atau

menjauhkan barang tersebut.

3) Menangguhkan permohonan sita karena majelis perlu mendengarkan

jawaban dari Tergugat.

4. Penetapan dapat dijatuhkan oleh Ketua Pengadilan Agama sebelum menunjuk

Majelis Hakim dan dapat juga oleh Ketua Majelis Hakim setelah mempelajari

berkas perkara secara seksama.

Page 19: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

19

5. Ketua majelis dalam menjatuhkan penetapan sita dapat bersama-sama dengan

PHS, penetapan hari sidang dan dapat pula dalam sidang insidentil.

6. Pelaksanaan sita

Penyitaan dilaksanakan oleh juru sita atau juru sita pengganti dengan dibantu oleh

2 (dua) orang saksi.

7. Jurusita atau juru sita pengganti sebelum melaksanakan penyitaan sebaiknya

memberitahukan kepada Kepala Desa / Lurah dan Termohon sita.

8. Penyitaan dilaksanakan di tempat letak barang tersita.

9. Jurusita atau juru sita pengganti membuat berita acara sita.

10. Jurusita atau juru sita pengganti menyerahkan salinan Berita Acara Sita kepada

Termohon sita, Pemohon sita, Ketua Majelis / Ketua Pengadilan Agama dan

Kepala Desa / Lurah untuk diumumkan.

11. Jurusita mendapatkan penyitaan tersebut kepada BPN jika barang yang disita

berupa tanah yang bersertifikat dan mendaftarkan penyitaan tersebut kepada

Kepala Desa / Lurahnya bila tanah yang disita belum bersertifikat serta

mendaftarkan ke kepolisian bila yang disita berupa kendaraan bermotor.

12. Penjagaan barang sitaan diserahkan kepada tersita atau ketempat lain yang

dianggap lebih aman (Pasal 212 R.Bg)

Bagaimana kalau juru sita atau juru sita pengganti dalam melaksanakan penyitaan

tidak ditemukan barang yang akan disita? Atau barang yang akan disita tidak

sesuai dengan penetapan sita.

Dalam hal yang demikian juru sita atau juru sita pengganti membuat Berita Acara

yang menyatakan sita tidak dapat dilaksanakan karena barang-barang tersebut

Page 20: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

20

tidak dapat ditemukan selanjutnya dilaporkan kepada Ketua Pengadilan Agama

atau Ketua Majelis.

Tata cara sita eksekusi

1. Permohonan sita eksekusi diawali dari permohonan eksekusi dari Penggugat atau

pihak yang memang setelah putusan berkekuatan hukum tetap sedangkan Tergugat

atau yang kalah tidak mau melaksanakan isi putusan secara sukarela

2. Pemanggilan terhadap tereksekusi untuk diberi teguran (aanmaning).

Apabila tereksekusi dipanggil tidak hadir dan ketidakhadirannya beralasan, maka

tereksekusi dipanggil sekali lagi untuk di aanmaning.

3. Apabila tereksekusi ketidakhadirannya tanpa alasan yang sah maka Ketua

Pengadilan Agama dapat langsung mengeluarkan perintah sita eksekusi dengan

membuat penetapan yang intinya memerintahkan juru sita atau juru sita pengganti

untuk melaksanakan sita eksekusi.

4. Apabila tereksekusi hadir dalam panggilan tersebut maka Ketua Pengadilan Agama

mengadakan sidang insidentil didampingi panitera sidang yang intinya menegur

tereksekusi supaya melaksanakan isi putusan dengan member kesempatan selama 8

hari.

5. Panitera sidang membuat Berita Acara Aanmaning. Apabila dalam waktu 8 hari

tereksekusi tidak melaksanakan isi putusan secara sukarela, maka Ketua Pengadilan

Agama membuat penetapan yang isinya memerintahkan kepada juru sita atau juru

sita pengganti melaksanakan sita eksekusi terhadap objek sengketa.

Page 21: SEKITAR PENYITAAN penyitaan.pdf · dalam contoh surat gugatan perkara harta bersama dalam perkara warisan pada bagian penyitaan biasanya dimohonkan kepada hakim agar dilakukan sita

21

6. Juru sita atau juru sita pengganti sebelum melaksanakan penyitaan sebaiknya

memberitahukan kepada Kepala Desa / Lurah dan termohon sita.

7. Penyitaan dilaksanakan di tempat letak barang tersita.

8. Juru sita atau juru sita pengganti melaksanakan penyitaan didampingi 2 (dua) orang

saksi dan membuat Berita Acara sita eksekusi.

9. Juru sita atau juru sita pengganti menyerahkan salinan Berita Acara sita kepada

tereksekusi, Pemohon eksekusi dan Ketua Pengadilan Agama serta Kepala Desa /

Lurah untuk diumumkan.

10. Juru sita atau juru sita pengganti mendaftarkan penyitaan tersebut kepada BPN jika

barang yang disita berupa tanah yang bersertifikat dan mendaftarkan kepada Kepala

Desa / Lurah jika berupa tanah yang belum bersertifikat serta mendaftarkan ke

kepolisian bila yang disita berupa kendaraan bermotor.

11. Penjagaan barang sitaan diserahkan kepada tersita atau ketempat lain yang dianggap

lebih aman (Pasal 212 R.Bg)

12. Setelah objek sengketa diletakkan sita eksekusi maka proses selanjutnya adalah

eksekusi melalui proses selanjutnya adalah eksekusi melalui proses pelelangan

dengan bantuan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).