SEKAR JAGAT BALI JILID IIrepo.isi-dps.ac.id/3671/1/15.SEKAR JAGAD JILID II.pdf · xi 139 139 145...

13

Transcript of SEKAR JAGAT BALI JILID IIrepo.isi-dps.ac.id/3671/1/15.SEKAR JAGAD JILID II.pdf · xi 139 139 145...

Page 1: SEKAR JAGAT BALI JILID IIrepo.isi-dps.ac.id/3671/1/15.SEKAR JAGAD JILID II.pdf · xi 139 139 145 150 155 164 171 63 63 70 76 81 86 101 106 115 121 127 131 11 26 32 37 51 V VII IX
Page 2: SEKAR JAGAT BALI JILID IIrepo.isi-dps.ac.id/3671/1/15.SEKAR JAGAD JILID II.pdf · xi 139 139 145 150 155 164 171 63 63 70 76 81 86 101 106 115 121 127 131 11 26 32 37 51 V VII IX

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASARUPT. PENERBITAN

2015

SEKAR JAGAT BALI JILID IIMenguak Kiprah Serta Ketokohan Seniman dan

Budayawan Bali

Editor: I NYOMAN SEDANA

1. Barang slapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatansebagaimanadlmaksuddalamPasal2 ayat (1)atauPasal49 ayat (1)danayat (2) dipidanadengan pidana penjara masing-masingpalingslngkat1 (satu)bulandan/ataudenda paling sediklt Rp. 1.000.000,00(satu jutarupiah),atau pldanepenjarapaling lama 7 (tujuh) tahundanlataudendapalingbanyakRp. 5.000.000.000,00(Limamilyarrupiah).

2. Barangsiapa dengensengaja menyiarkan,memamerkan,atau menjualkepada umum satu ciptaan atau barang hasil pelanggaranHak Ciptaatau HakTerkaitsebagaimanadlmaksud pada ayat (1) dipidanadenganpidana penjara paling lama 5 tahun danlatau denda paling banyakRp.500.000.000,00(limaratusjuta rupiah).

Sanksl Pelanggaran Pasal 72Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Clpta

Page 3: SEKAR JAGAT BALI JILID IIrepo.isi-dps.ac.id/3671/1/15.SEKAR JAGAD JILID II.pdf · xi 139 139 145 150 155 164 171 63 63 70 76 81 86 101 106 115 121 127 131 11 26 32 37 51 V VII IX

v

Puji syukur dihaturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi WasalTuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan segala rahmatNya sehinggabuku Sekar Jagat Bali; Menguak Kiprah Serta Ketokohan Sentman danBudayawan Bali, ini bisa terselesaikan sesuai harapan. Buku ini merupakankelanjutan Sekar Jagat Bali; Kumpulan Rekam Jejak Para TokohSeni danBudaya Bali melanjutkan pendokumentasian dari puluhan seniman danbudayawan Bali yang belum termuaat. Buku ini dimaksudkan sebagaidokumentasi dari kisah pergulatan serta lika-tiku perjalanan sejumlahseniman dan budayawan terkemuka Bali yang telah banyak berjasa, berbuat,dan berkorban demi keberlangsungan hidup seni dan budaya Bali. Karenaberupa lanjutan maka rancangan juduLpun pada awalnya Sekar Jagat Bali;Menguak Kiprah Serta Ketokohan Seniman dan Budayawan Balililid II,namun ketika untuk memperoleh nomor ISBN & KDT + Bercode, pibakPerpustakaan Nasional RI, Nasional ISBN Agency menyarankan untukmenganti judulnya karen a Sekar Jagat Bali; Kumpulan Rekam Jejak ParaTokohSen; dan Budaya Bali tidak terdapat Jilid I, dengan logika tersebutmaka tidak aka nada jilid II. Sesuai saran tersebut agar dapat memperolehISBN maka judul direvisi menjadi Sekar Jagat Bali; Menguak KiprahSerta Ketokohan Seniman dan Budayawan Bali, di mana spirit motivasipenerbitannya tetap sarna.

Penyaj ian rekam jejakpara tokob seni dan budaya Bali dikelompokkanmenjadi dua. Di kelompok budayawan ditampilkan para pemikir seni,akademisi, pemerbati dan budaya Bali dari bidang keahlian yang berbeda­beda. Di kelompok seniman ditampilkan para senimanlseniwati terbaikdari seni tari, karawitan dan musik, pedalangan, seni rupa, arsitektur, danmedia, bidang seni sastra dan drama. Di antara beberapa hal penting yangmenjadi fokus sajian terbadap para tokoh ini adalah identitas dan latarbelakang, pendidikan serta pelatihan, kiprahnya di masyarakat, sumbangankarya dan atau pemikiran mereka, serta penghargaan yang pemah diterima.Diupayakan bahwa semua unsur ini disajikan sesuai fakta-fakta dan reaJitayang ada sehingga setiap artikel mampu menyajikan eksistensi, reputasi,serta kontribusi dan masing-masing tokoh seni dan budaya secara obyektifdan apa adanya.

Terselesaikannya buku yang berisikan lebih dari lima pulub tujuhartikel ini adalah berkat adanya dukungan dan kerja sarna dari berbagai

PENGANTAR EDITOR

IU. " ... 14m '~I~HtI'AkulI1'1 I ~.~llllHn Hnll. n (llljnh Mntlulll Denpasar 80112,I'll (olftll1\1f",I,),,,I}1 .I \-\ I HI I h 1",1" i)lIlllflO, I'nlll!l-\ul pcngukuhan DKP: 01 Juli 2006.

1~"f\I" lilt111'1, 1'1""'1hilnn lSI Dcnpasar, Jalan Nusa lndah Denpasar 80235,I, h 1,,111(0 \1") 227'\ I C\ Ftlx. (0361) 236100

('I"II,klln pertama : Juli 2013

Sekar Jagat Bali Jilid U .Menguak Kiprab Serta Ketokohan Seniman dan Budayawan BallI~ditor: I Nyoman Sedana

ISBN: 978-602-9164-16-9

KATALO(, OAt.AM TERBITAN

Rl'kllf Jagat BaUJiUd II .Mcnguak KJpnh Serta Ketokohan Seniman dan Budayawan BahDcnpasar, UPT Penerbitan lSI Denpasarxii t 217 him; 15,5em x 23 em

Page 4: SEKAR JAGAT BALI JILID IIrepo.isi-dps.ac.id/3671/1/15.SEKAR JAGAD JILID II.pdf · xi 139 139 145 150 155 164 171 63 63 70 76 81 86 101 106 115 121 127 131 11 26 32 37 51 V VII IX

vii

1. Prof. Dr. 1 Nyoman Sedana., MA sebagai penggagas dan sekaligussebagai penulis beberapa artikel, serta sebagai editor dari buku ini;

2. Para penulis, atas sumbangan serta kerja kerasnya dalam melahirkanartikcl-artikel bemuansa akademi yang sangat rnenarik untuk dibaca;

3. Kepada Unit Penerbitan lSI Denpasar Press, I Wayan Setem, S.Sn.,M.Sn, yang telah bekerja keras menangani segala urusan administrasidan proses pencetakan dari buku ini;

4. Kepada pihak-pihak lainnya, yang namanya tidak bisa disebutkansatu persatu, yang juga telah memberikan dukungan sepanjang prosespenulisan dan penerbitan buku ini.

Om Swastyastu,Puja dan puji syukur, rasa angayu bagya, saya... panjatkan

kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, yang telahmelimpahkan segala rahmatNya sehingga buku bcrjudul Sekar Jagat Bali;Menguak Kiprah Serta Ketokohan Seniman dan Budayawan Bali ini bisatcrsclcsaikan sesuai harapan. Selaku Rektor Institut Seni Indonesia (lSI)Dcnpasar, saya menyambut baik penulisan dan pencrbitan buku yangcukup spesial ini yang di dalamnya secara kornprehensif memaparkankisah perjuangan, usaha kerja keras, dan sumbangan besar dari para tokohseniman dan budayawan Pulau Dewata terhadap kehidupan seni danbudaya Bali. Buku ini menyajikan banyak hal positif yang kiranya akanbisa dijadikan panutan dan teladan, terutama oleh para generasi muda Baliyang menimba ilmu di lembaga ini.

Terbitnya buku ini, yang bertepatan dengan Dies Natalis kc X lSIDenpasar, patut dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan, secaraperlahan-lahan namun pasti, iklim akadcmik di kampus seni ini. Untuksernuanya itu, pada kescmpatan yang baik ini, saya mcnyampaikan ucapanterima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

KATA SAMBUTANREKTOR lSIDENPASAR

VI

INyoman Sedana

Denpasar, 2015

Permohonan maaf yang sebesar-besarnya disampaikan: pertama,kepada para penulis (konstributor artikel) sekiranya selama proses editingterjadi hal-hal yang kurang berkenan di hati; kedua, kepada para senimandan budayawan yang karena keterbatasan ruang dan waktu sehingganamanya belum bisa masuk dalam buku ini,

Disadari bahwa buku ini masib jauh dari sempuma. Oleh sebab itukritik dan saran para pengguna dan pembaca buku ini sangat diharapkan.Akhirnya, dengan segala kekurangan dan keterbatasannya, buku inidipcrsembahkan kepada para pencinta seni dan budaya Bali, semogabermanfaat adanya.

plhak. Untuk itu, pudn kescmpatan yang baik ini, editor mcnyampaikanucapan tcrima kaslh dan pcnghargaan yang setinggi-tingginya kepada:I. Rckror lnstitut Scni Indonesia Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha,

SSKar., M.Hul11, etas sambutan dan segala dukungannya terhadappcnulisan buku ini, dari sejak perencanaan, proses penulisan, hinggakc tahap penerbitan;

2. Para penulis, atas sumbangan artikel-artikelnya, serta kerja kerasnyasehingga dalam waktu yang relatifsingkat sudah mampu menyelesaikantulisan-tulisan yang dipercayakan kepada masing-masing penulis;

3. Kepada Kepala UPI. Penerbitan, I Wayan Setem, S.So., M.Sn, yangtelah bekerja keras menangani scgala urusan administrasi dan prosespencetakan buku ini;

4. Kepada pihak-pihak lainnya, yang namanya tidak bisa disebutkansatu persatu, yang juga telah memberikan dukungan sepanjang prosespenulisan dan penerbitan buku ini.

Page 5: SEKAR JAGAT BALI JILID IIrepo.isi-dps.ac.id/3671/1/15.SEKAR JAGAD JILID II.pdf · xi 139 139 145 150 155 164 171 63 63 70 76 81 86 101 106 115 121 127 131 11 26 32 37 51 V VII IX

IX

Sebagai kelanjutan Sekar Jagatjilid pertama, buku ini masih sebatasusaha awal untuk melengkapi data biografi para senirnan dan budayawanyang meliputi pengalaman di bidang keahlian yang ditekuninya, karya­karya seni yang dihasilkan, dan penghargaan yang dicapai oleh scjumlahseniman dan budayawan Bali baik di bidang seni rupa maupun senipertunjukan.

Untuk meningkatkan mutu publikasi ini ke depan dibutuhkanpendaJaman terhadap karya-karya seni yang dihasilkan, baik dari segibentuk, fungsi dan makna, maupun yang Jebih urgen bisa menginspirasimahasiswa dan seniman muda mengenai konsep-konsep estetika, metode­metode artistik, pengaruh ekternal dan dorongan internal, ekspektasi sertaidealisme yang memotivasi setiap seniman bersangkutan mengekpresikankarya seni kekhahasannya sendiri.

Nanti bila pendataan biografi para abdi seni ini lengkap denganasesmen terhadap ide-ide yang ditawarkan, peranan dan makna yangdirefleksikan dalam karya-karyanya, baik dalam konteks ekologi,bumanism, multikultur, agama, politik, maupun sosio-kultural masyarakatIndonesia, niscaya akan dapat digunakan sebagai referensi, pertimbangan,dan indikator dalam pemilihan para Mpu Seni kernudian.

Meskipun hingga sekarang rencana pengangkatan Mpu Seni inibelum terealisasi, tetapi Forum Guru Besar dan Empu Seni (FGBES)yang dilantik oleh Menteri Pendidikan Nasional serangkaian acara FK.Ivr pada tanggal 5-6 Oktobcr 2009 di Gedung IKJ 1akarta telah meyakinipentingnya pengangkatant Mpu Seni pada setiap Prodi Seni di seluruh PTSeni di Indonesia. Mpu Seni tentunya akan diposisikan untuk membentengiseluruh kegiatan praktik seni agar seimbang dan bersinergi dengan kegiatanakademik / teori seni yang dibentengi oleh Guru Besarnya.

Jalur Mpu Seni juga memberi peluang bagi para dosen praktisi yangkurang berbasil memenuhi berbagai persyarakan ketat menujujenjang GuruBesar. Profesor bukan saja dituntut persyaratan publikasi dan presentasiinternational di luar negeri, tetapi terutama standar kompetensi yangdijelaskan oleh Director Akademik Dikti, Dr. lIa Sahila dalam pertemukanGuru Besar pada FKI di Yogyakarta 2014 adalah ability fa communicateeffectively yang tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Menyusul pernbagian rugas pada pertemuan pertama tanggal 17April 2009 di lSI Surakarta, Komisi ITyang membidangi CapacityBuilding

EDITORiAL

VIII

Dr. I Gede Arya Sugiartha, SSKar. M.Hum.

Denpasar, 2015Rektor lSI Denpasar,

Om Shuuti, Shanti, Shanti, Om.

Dernikiun sambutan ini saya, sernoga buku ini bisa mencapaitujuunnyn, menynjlkan tokoh-tokoh panuian di bidang seni dan budaya,khususnyu Bali, kcpada para gcncrasi muda pencrus bangsa.

Page 6: SEKAR JAGAT BALI JILID IIrepo.isi-dps.ac.id/3671/1/15.SEKAR JAGAD JILID II.pdf · xi 139 139 145 150 155 164 171 63 63 70 76 81 86 101 106 115 121 127 131 11 26 32 37 51 V VII IX

xi

139139145150155164171

636370768186101106115121127131

1126323751

V

VII

IX

XI

x

TigaTokoh-tokoh Scni Rupa .

1. Ida Bagus Jelantik Purwa .2. Ida Bagus Made Togog .3. Ida Bagus Made Widja .4. I Ketut Muja .5. I Kctut Mumbul .6. I Nyoman Narsa .

7. Ni Gusti Ayu Raka Rasmi ..8. I Ketut Surung .9. Tjokorda Oka Tublen .10. Jro Mangku Dalang I Nyoman Rugada .II. Potcnsi Abu Bakar Scbagai Empu Seni .

I Made Monog .I Wayan Konolan .I Wayan Wija .I Putu Sumiasa ...................................................................

4.5.6.

Prof. DR. I Nyoman Sedana, MA.

DuaTokoh-tokoh Seni Pertunjukan .

1. Made Oerindem .................................................................2. I Limbak ............................................................................3.

SatuTokoh-tokoh Budaya '" .

I. Tjokorda Ode Putra Sukawati .2. Pande Wayan Suteja Neka .3. Anak Agung Ode Rai .4. I Nyoman Rudana .5. I Ousti Ngurah Putu Wijaya .6. I Ousti Putu Bawa Samar Oantang .

Pengantar Editor .Kata Sarnbutan Rektor lSI Dcnpasar .Editorial ....................................................................................~ .Daftar lsi . .

DAI<IAR lSII (IBI S telnh mula: mcmbahus agenda Mpu Seni pada tanggal 5 sid 6()kIUbcl'dl l lotcl 'l rcva Jakarta dan pada tanggal 15 Oktober 2009 di HotelMclin Purusum. Yogyakarta. Akhimya, pada tanggal I s/d 2 Nopember2009 til l lorcl Sindhu Sanur Dcnpasar, bersama Komisi I yang mebidangi/1I.\fiIIIlWIla/ BUilding dan Komisi TIl bidang Social Awarenes. FOBESbet hasil rnerurnuskan beberapa usulan kepada Kemendiknas, termasuk diuntaranya TOR, kriteriaJpersyaratan Mpu Seni yang pada intinya sbb.

Syarat umum: 1) Memiliki kelakuan baik yang layak diteladmasyarakat; 2) Warga Negara Indonesia; 3) Umur minimal 50 tahunatau dengan kajian rekomendasi khusus FOBES; dan 4) Mampurncngkornunikasikan keahliannya secara verbal/tulisan/karya. Sedangkansyarat khusus yaitu 1)Prcstasi seni (A rtistic accotnplishmenti; 2) Popularitasscni/legitimasi masyarakat (Social recognition); 3) Pengakuan/legitimasiakademik (Academic justification); 4) Rekomendasi FOBES (OfficialRecommendations

Demikian sernoga Sekar Jagat segera dikembangkan agar lebihmcnginspirasi tumbuhnya para Mpu Seni. Akhir kata, lim editormengucapkan rerimakasih kepada semua kontributor dan suporter yangrncndukung publikasi ini, serta mengharapkan masukan visioncr daripemerhati guna meningkatkan rnutu publikasi berikutnya. Astungkarai

Page 7: SEKAR JAGAT BALI JILID IIrepo.isi-dps.ac.id/3671/1/15.SEKAR JAGAD JILID II.pdf · xi 139 139 145 150 155 164 171 63 63 70 76 81 86 101 106 115 121 127 131 11 26 32 37 51 V VII IX

XII

Biodata Para Penulis 213

7. Mangku Mura 176H. Anak Agung Gcde Bagus Ardana 1849. Anak Agung Gede Dharma Agung....... 19010. 1Gusti Ketut Kobot 197I I. I Ketut Budiana 204

Page 8: SEKAR JAGAT BALI JILID IIrepo.isi-dps.ac.id/3671/1/15.SEKAR JAGAD JILID II.pdf · xi 139 139 145 150 155 164 171 63 63 70 76 81 86 101 106 115 121 127 131 11 26 32 37 51 V VII IX

Sef(gr JaBal fBal1JiM /I I 27

Masa Kecil Gung RaiMasa kecil Gung Rai tidakjauh beda dengan anak-anak sezarnannya.

Beliau amat mengagumi tokoh-tokoh yang heroik tampil sebagai lakonpemenang, seperti Hanoman, Gatot Kaca, atau Birna. Tokoh-tokoh itumenjadi panutan, figur acuan perilaku. Begitu kesemsemnya dengantokoh-tokoh pewayangan tersebut, Gung Rai tak segan-segan menciptakanwayang-wayang dari daun, digunting, diukur sendiri, serta dimainkan dipekarangan rumah dengan ternan-ternan sebaya. Gung Rai lahir 17 Juli1955, di Banjar Tengah Kauh Peliatan Ubud Gianyar dari pasangan AnakAgung Gede Punia dengan Anak Agung Biang Ngurah. Mempersuntinggadis cantik dan lembut hati bernama Anak Agung Rai Suartini, SE. Darihasil perkawinannya lahirlah: AnakAgung RakaJeniari (lulusan Marketingdi Australia), Anak Agung Rai Sadona (Lulusan Sastra di UNUD, danpemah mengenyam pendidikan di Australia), Anak Agung Dina Puspita(lulusan Internasional Bisnis di Australia). Gung Rai punya anak angkatbernama Agung Ayu Susanti (seorang Notaris).

Hidup Gung Rai penuh dengan kesederhanaan, seperti diceritakanGung Rai "memang orang tua saya, dan saya sendiri lahir sebagi orangtak punya, tinggal di tebe dauhne, di pembuangan limbah, sebuah tempatyang biasa diperuntukkan bagi mereka yang nista", Gung Rai mulaimengenyam pendidikan di sekolah dasar berumur tujuh tahun. Selarna

akhirnya dapat diwujudkan oleh Gung Rai. ARMA dibuka sccara resmioleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof.Dr. lng Wardiman Djojonegoro pada hari Minggu 9 Juni 1996 yangsebelumnya telah dibuka dengan upacara adat Bali oleh Gubemur Bali,Prof Ida Bagus Oka pada Nopember 1995. ARMA didirikan bukansemata sebagai museum umumnya yang sekedar menyimpan karya agungmaestro-maestro seni rupa Indonesia maupun dunia tetapi juga diniatkansebagai pusat kebudayaan dan kesenian. ARMA sebagai living museum,museum hidup yang secara arsitekturnya mencerrninkan kosmologi Baliyang selalu menjunjung nilai-nilai keselarasan dan keharmonisan denganalam. Kini ARMA hadir sebagai wahana yang turut memberi arti sebagaidinamika kesenian dan kebudayaan Bali. Sejalan dengan visi Gung Rai,ARMA secara berkesinambungan menggagas dan melaksanakan kegiatankesenian, memberi ruang bagi capaian karya berbagai seniman, sekaligustumbuh sebagai lembaga yang merepresentasikan kekayaan kulturaldi masa lalu, yang direfleksikan dalam kekinian lewat agenda-agendapameran, diskusi, dan juga pertunjukan seni.

26

Gung Rai panggiJannya adalah seorang seniman sekaliguspengusaha yang memiliki semangat tinggi dan rneluap-luap untukmenggapai impiannya. Dia sangat cerdas, jeli, dan teliti dalam melihatataupun menciptakan peluang, jiwa optimistis selalu ada dalam dirinya.Bermula dan sebuah cita-cita yang diidamlcannya sedari muda disertainiat tulus dan kesabaran, Museum ARMA (Agung Rai Museum of Art)

ANAKAGUNG GDE RAISeniman yang Visioner

N iLuh Sustiawati

Page 9: SEKAR JAGAT BALI JILID IIrepo.isi-dps.ac.id/3671/1/15.SEKAR JAGAD JILID II.pdf · xi 139 139 145 150 155 164 171 63 63 70 76 81 86 101 106 115 121 127 131 11 26 32 37 51 V VII IX

S~wrJoaot(BafiJiM II I 29

tcknik-teknik dasarnya pada GungRai (belajarsambil bckerja). Di sampingitu Gung Rai sering melihat teman-temannya belajar melukis dan dia terusmemperhatikan. Ia melihat bagaimana kawannya menggambar denganrealisme ala Bonnet, adegan-adegan wanita di pasar, dan mencerrnatitangan sahabatnya yang terampil dan cekatan menggambar tokoh-tokohpewayangan. Ia kerap juga bertanya pada guru gambar tentang arti kode­kode wayang: kenapa Arjuna memakai gelungan yang ini dan Gatotkacabaju yang itu. Gambar-gambar tersebut dijadikan laban pembelajaran.Waktu itu, selain tentang tokoh-tokoh wayang, saya juga sering bertanyaten tang kualitas bahan yang digunakan, bagaimana mendapatkannya, danberapa harganya. Jadi saya makin tabu juga, m.isalnya, oh, ini namanyatinta cina, dapatnya begini, biaya belinya sekian. Daya tahannya begini,dan cara perawarannya agar karyanya tidak cepat rusak itu seperti ini, dansebagainya, Dan agaknya, dan sanalah naluri bisnis saya mulai tumbuh.Takjarang saya bilcin kalkulasi biayanya, ya meski Jebih sekadar mengikutiintuisi saya saja.

Hasilnya lumayan: "Pada waktu kelas VI SD, saya sudah bisamenjual garnbar buatan saya sendiri," kenangnya bangga". Gung Raisenantiasa belajar. Dia membeli karya seorang seniman karena orang ituterkenal, tetapi pembelian itu selalu dipakainya untuk belajar. Misalnyaketika pertama kali dia menetapkan hatinya pada scbuah lukisan karyaBonnet, pada waktu itu banya demi memiliki "Bonnet", yang namanyaharum di wilayab Ubud. Tetapi setelab dia memiliki sejumlab karyaBonnet, dia menjadi lebih selektif. Dia tidak hanya akan membeli lukisanBonnet yang benar-benar sangat bagus, tetapi juga dia mampu menilaidengan lebihjitu pengaruh Bonnet di kalangan pelukis Bali dan melakukanapresiasi. Sejak dini Gung Rai melalui buku mempelajari kekhasan WalterSpies, mengkonstruksi di dalam karyanya suatu keseimbangan idealantara alam dan manusia, antara lain mengandaikan dialektika gelap­tcrang-chiaroscuro di dalam karyanya. Adapun Arie Smit lama diajadikandasar untuk mempelajari warna, demikian pula maestro-maestro nasionalscperti Affandi dan Srihadi. Yang tidak kalah penting adalah kejelian GungRai menyeleksi karya yaitu kemampuan memilih lukisan-luk:isan yanghcrmutu baik, dan dengan sopan menolak yang Jrurang berkualitas.

Gung Rai ini bukan pedagang acung biasa, ia tidak hanya kuasamenilai kualitas lukisan berikut penjualannya, namunjuga mampu bercakaplmcah dengan berbagai tamu mancanegara dalam bahasa lnggris, Perancis,bahkan juga sedikit ltalia dan Jepang. Kesaksian pelukis Ketut Budiana,maestro seni rupa warisan Ubud "Saya berkenalan dengan Gung Rai sejak

Kiprah Gung RaiSebenarnya usai menempuh pcndidikan di SMPN Ubud tahun 1970,

saya berkeinginan melanjutkan sekolah di PGA (Pendidikan Guru Agama)dan menjadi guru," kenang dia, "namun karen a letak sekolah yang jauh,yakni di Gianyar, saya harus punya sepeda, sebab tidak mungkin jalankaki dan angJrutan mahal. Ada keluarga jauh yang konon punya sepeda,saya minta izin untuk meminjamnya, namun tidak diberi, Oleh karenaito say a urung menjadi guru. Gagal menjadi guru, apakah akan menjadipclukis? Atau pedagang acung? Pikir Gung Rai.

Kcmampuan Gung Rai sebagai pelukis didapat dari Iingkungan""'''''Iilta (Anak Agung Raka Turas); Gurunya (Pande Neka Suteja) danI ,.'II~VIIIIYtl. rempnt dia menjadi "pernbantu" yang sering menunjukkan

di SI). in tidak sempat mcnjadi murid yang menonjol, karena dia baruskcrja: "Pukul 04 saya bangun, gosok gigi sekilas pakai garam dan kulitbuah pinang, atau bata mcrah (ampo); selanjutnya membersihkan halamandari guguran daun jambu, menimba air sumur untuk bak mandi dan dapur.Lalu memberi makan bebek dan pergi ke sawah untuk kerja. Berangkat kesekolah berbekal nasi dicampur garam dan minyak yang dibungkus dengandaun pisang. Sepulang sekolab, pergi ke sawah dan pulang malam hari. Soalmakan tuturnya, "sulit", Yang kita makan sering ketela saja. Tapi, bukanketela yang bagus, ketela hasil munuh (sisa-sisa basil panen) yang berek­berek (busuk) itu. Agar dapat dimakan, harus di jemur dulu, baru dijadikansejenis nasi cacah. Setelah naik kelas dua SD, kerniskinan lebih parah lagi,harus bekerja pada orang lain. "Saya jadi pembantu", membantu bersih­bersihkan rumah, mengasuh anak (ngempu), mengisi bak air (ngisiningebeh), sebagai imbalan saya dikasih makan.

Apakah say a berputus asa, dan larut dalam kesedihan yang tak.selesai? "Tidak". Justru dan hal itulah saya mulai menyadari bahwa sesulitapapun, realita kehidupan itu harus dihadapi, dan kalau bisa ditaklukkandengan keteguhan dan kegigihan kerja, bukan malahan menghindar. Jelekelawan melah setate mesanding, artinya yang jelek dan yang baik selaluberdampingan. Gung Rai meminjam kalimat orang tua Bali yang bijak.Kita semua tak ayal, tunduk pada Rwa Bhineda, ada saatnya bahagia, adakalanya juga sebalik:nya. Selain itu Ibu saya pernah berkata "yang pentingpandai-pandai bawa diri. Eden ngaden awak bisa, jangan sesumbardengan merasa din mampu". Pitutur itulah yang tetap saya pegang sampaisekarang. Gung Rai menyelesaikan pendidikan sekolah dasar pada tahun1968 di desa Peliatan Ubud (wawancara dengan Gung Raj, 13 Juli 2014).

Page 10: SEKAR JAGAT BALI JILID IIrepo.isi-dps.ac.id/3671/1/15.SEKAR JAGAD JILID II.pdf · xi 139 139 145 150 155 164 171 63 63 70 76 81 86 101 106 115 121 127 131 11 26 32 37 51 V VII IX

Sel((lr JlIfJ01 (]JaRJifu! II 31

ReferensiJean Counteau & Warih Wisatsana. (2013), Gung Rai: Kisah Sebuah

Museum. Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), Jakarta.Richard Mann. (2014), Guide To The Agung Rai Museum 0/AI" Ubud­

Bali.

Tuturan Kerabat dan SababatGung Rai, di mata ternan-temannya, sosok yang pantang menyerah,

ulet berusaba dan sebagai sosok berkarakter sederhana, pandai bergaul,humoris, gigih, dan memiliki jiwa kesetiakawanan. "Gung Rai itu salahsatu kawan yang paham betul kehidupan saya, terutama semasa mudadulu. Dialah yang selalu badir mendampingi, tidak hanya di saat babagia,namun juga di waktu-waktu susah sekalipun," ungkap Nyoman Gunarsa,maestro seni rupa Bali. Apakah sesungguhnya yang membuat Gung Raitumbub menjadi pribadi yang tekun, gigih, dan ulet? Cokorda Gde RakaSukawati, salah satu sababat dekat Gung Rai punya jawabannya sendiri.Ia menuturkan, "sifat dan karakter Gung Rai tersebut tentulab dikarcnakankecintaannya yang mendalam terhadap kesenian dan kebudayaan Bali,pikiran-pikiran perihal pentingnya edukasi seni bagi anak-anak usia dini,serta upaya-upaya membangun institusi tradisi yang memiliki agendabudaya berkesinambungan. Pandangan-pandangannya selalu membikinsaya terkaget-kaget. Terutama setelah mengingat Gung Rai bahkan tidakpcrnab menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Dari mana semua ituberasal, kalau Gung Rai sendiri tidak dengan sungguh dan terus-rnenerusmemikirkan persoalan-persoalan kebudayaan di Bali?" tambah Tjok RakaSukawati (dalarn Jean Counteau & Warih Wisatsana, 2013).

Mari kita ikuti semangat Gung Rai sebagai seniman Bali yangvisioner, gemar membaca, teladani kepribadiannya yang bersahaja danprinsipnya terus belajar, belajar, belajar.

terkandung di dalam karya-karyanya serta menyelarni lebih jauh perihalmakna-rnakna atas karya yang diciptakannya. Untuk itulah di sanggarARMA, kami tidak banya mendorong anak-anak untuk mempelajariteknik rnaupun latihan-latihan dasar berkesenian, mereka selalu diarahkanguna memabami kekayaan seni-budayanya, berikut semangat paraseniman pendahulunya sekaligus mengembangkan wawasan pengetahuanmereka terutarna mengenai keberadaan dan perkembangan kesenian ataukebudayaan Bali umumnya.

Aprcslasl Seniman SepuhGung Rai selalu mengingatkan pentingnya penghargaan generasi

uuulu tcrhadap seniman pendahulunya. Tujuannya bukan semata-rnata1I11111k mcmnhami sosok dan juga kiprahnya serta teknik ataupun gayanya,1lIIIIlIUl III~JIditclusuri pikiran-pikiran para senimannya dan semangat yang

Perjalanan dan Penghargaan yang diterima Gung RaiBeberapa negara yang telah dikunjungi Gung Rai dalam rangka

kegiatan muhibah seni, pameran, bisnis, memberi ceramah dan perjalananspiritual, diantaranya: Belanda, Perancis,Austral ia,Amerika Serikat, Jepang,Paris, Swiss, Malaysia. Sedangkan di Indonesia, diantaranya: Bandung,Jakarta, Yogyakarta, Solo. Penghargaan yang diterima diantaranya: LempadPrize dari Sanggar Dewata Indonesia (1984), Penghargaan dari MenteriPemuda dan 01ahraga RI (1989), Penghargaan dari Gubemur Bali, ataspartsipasinya dalam PKB (1991), Penghargaan dari Menteri PendidikanNasional Rl atas Kepeloporan dan Semangat Juangnya MemotivasiSeniman untuk Mendorong Perkembangan Seni Rupa Indonesia (2000)dan tabun 2006 dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan intemasional"Quest/or Global Healing II: Focus inspiring Action For Word Renewal"Tahun 2013 diundang oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatifsebagai nara sumber tentang Seni Rupa dan Pijakan Budaya. Tahun 2014,Museum ARM A memperoleh Penghargaan dari Fhilip Asian Center(Darmawan Kertajaya) dalam kontribusinya mempromosikan desa Ubudsebagai desa Seni Budaya.

dulu," Din mcmang dagang acung dan di antara dagang acung banyak yangsuka bohong! Tctapi bukan Gung Rai. Pcrtama kali dia membeli karyasayu, semasih saya sedang belajar melukis. Gambar yang saya kerjakan ituditukar dcngan beras. ltu awalnya, dan oke. Kernudian, ketika bisnisnyalebih mantap,janjinya selalu tepat. Kalau dia pes an gambar, barganya relatiflebih tinggi. Dia tidak ngebon dan bahkan berani membayar lebih duluan.Jadi kalau mencari kunci sukses Gung Rai, arnat sederhana: kepercayaandan kejujuran. Singkatnya: saya percaya pada Gung Rai dan dia percayapada saya" (dalam Jean Counteau & Warih Wisatsana, 2013). Setelahmenjadi pedagang acung selama 8-9 tahun, Gung Rai menyadari: diaharus berubah hidup. Perubahan itu sangat didukung seorang perempuan,yang kini menjadi istrinya. Sedangkan kiat sukses Gung Rai sebagai guide(pengantar tamu) adalah bermodalkan bahasa Inggris, bersikap sopan danjauh dari lagak memaksa.

Page 11: SEKAR JAGAT BALI JILID IIrepo.isi-dps.ac.id/3671/1/15.SEKAR JAGAD JILID II.pdf · xi 139 139 145 150 155 164 171 63 63 70 76 81 86 101 106 115 121 127 131 11 26 32 37 51 V VII IX

101

Salah satu seniman karawitan dari Bali Utara yang sangat dikenalsebagai pemain kendang bernama J Putu Sumiasa, memiliki kepribadianbersahaja, ketulusiklasan dan semangat berkaryanya tinggi. Dalamperjalanan hidupnya sebagai empu seni penuh dengan tantangan, ke sanakemari melatih, pentas dari satu desa ke desa lain melewati sungai, hutanbelantara, karena jaman itu belum ada transportasi seperti sekarang ini.

Ni Luh Sustiawati

I PUTU SUMIASAKetulusiklasan Seorang Pemain Kendang

Page 12: SEKAR JAGAT BALI JILID IIrepo.isi-dps.ac.id/3671/1/15.SEKAR JAGAD JILID II.pdf · xi 139 139 145 150 155 164 171 63 63 70 76 81 86 101 106 115 121 127 131 11 26 32 37 51 V VII IX

SeR.f,lr JaeQt <BaaJif"uf If 103

Kecintaan pada Seni dan OlahragaSemenjak Sekolah Dasar, Surniasa sudah aktif dari satu desa ke

desa lainnya menabuh bersama ayahnya, INyoman Sukandia (aim.), dans~ng p~an, IKetut Merdana (aim). Kemahirannya dalam menabuhjugadiekspresikan dalam mebarung. Awaloya mulai memainkanlmemegangugal ~alat mu~ik tradisional Bali yang menentukan arab irama gamelan),selanjutnya dtpercaya memainkan kendang. Sumiasa mengatakan bahwa"mabarung, dapat memberi semangat dan dorongan untuk terus berkreasidengan menciptakan tabuh dan tari yang barn. Seperti dalam mebarungGong Kebyar, Oangin Njung (Buleleng Timur, diwakili desa Jagaraga)mengeluarkan tari Terunajaya, maka Dauh Njung (Buleleng Barat, yangdiwakili desa Kedis) diciptakan tari Wiranjaya oleh IKetut Merdana dan) Putu Sumiasa. "Pokokne asal mekire mabarung, pasti ngae gendinganyar apang sing ada ane nawang tur nengkejutin .. (Pokoknya setiap akanmabarung, pasti membuat gendingyang barn supaya tidakada yangmendugad~ mampu membikin kejutan). Sedapat mungkin gending-gending yangdibuat Desa Kedis (mewakili Dauh Njung) belum pemah dipentaskan olehsekaa-s~kaa !ainnya. Menurut Sumiasa, desanya merupakan desa yang~uku~ diperhitungkan dalam mebarung itu. Pemenang dalam mebarungitu ditentukan ole.h masyarakat sendiri. Jadi tidak ada juri, tandasnya.~aksudnya pembicaraan masyarakat setelah pentas usai, menunjukkansiapa pemenangnya? Jawabnya: siapa yang paling banyak dibicarakanitulah pemenang mebarung itu, karenanya tidak pernah terjadi perkelahianfisik gara-gara mebarung (wawancara, 4 Juli 2014).

Mawar, diAsrama Bali. Di sana para seniman itu berkumpul gun a rnelakukanaktivitas keseoian dan setiap bari raya Galuogan mereka selalu pentasbe~ama. Di. kota perju~ngan inilah Sumiasa bertemu senirnan kondangdan Jawa yaitu Bapak Tjokrowasito. Sumiasa sering bertandang ke rumahempu karawitan Jawa itu, sekedar berdiskusi. Berbagai hal meluncur dalamperbincangan, terutama persoalan nada-nada musik dalam gamelao Jawamaupun Bali. Begitu pula Surniasa sering mengadakan latihan karawitandi pe.ndapa Bapak Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional),sekah~s ~enengok adi~ya, Ni Nyoman Musiasi, yang juga seorangpenan Ball bersekolah di Taman Siswa. Begitu menamatkan sekolah diS~A, Sumiasa langsung ditarik oleh keluarganya kembali ke Bali. "Sayadisuruh pulang karena giliran adik-adik saya yang disekolahkan", mulaisaat itulah Sumiasa kembali menabuh dari satu desa ke desa lainya bersamaayab dan sang paman, sembari men gurus tanah peninggalan leluhumya.

102 I fJ"o~1i to~1i Seni rpertunjuf<9n

Kenangan di YogyakartaSetelah menamatkan Sekolah Dasar, Sumiasa merantau ke

Yogyakarta guna meneruskan pendidikan formal di Sekolah MenengahEkonomi Pertama (SMEP) dan tinggal di daerah Pakualaman. Setelah tigatahun di kota Gudeg, Sumiasa melanjutkan studi pada bidang yang sarnapada Sekolah Menengah Ekonomi Atas di Yogyakarta. Oi kota perjuanganini pula, Sumiasa bertemu tokoh-tokoh seni dari Bali, di antaranya WayanBadra (Belaluan Denpasar), Made Kajcng, dan Wayan Kaya (DirekturKokar). Mereka sedang studi di Yogyakarta. Kesemuanya bertemu di Jln

Kccintaannyu tcrhadap dunia seni, mcmbawa Sumiasa dalam melaksanakanswadarma (panggilan hati) sebagai seniman mendapatkan kebahagiaaoyang sulit terungkapkan dengan kata-kata. "Bagaimana ya ..., yangnamanya seni di Bali akan berkaitan dengao kehidupan beragama yaitungayah, "nyake maan upah, nyake sing. sing kenapa" (sebagai pengabdiseni, "dapat bayaran atau tidak, ini tidak jadi masalah bagi saya"). Upahtergantung keiklasan orang memberikan, ungkap Sumiasa (wawancara, 1Juli 2014).

Sumiasa dilahirkan dari pasangan I Nyoman Sukandia dan NiWayan Mudani di Desa Kedis Busungbiu Buleleng, 27 September 1931.Pada tgl 9Agustus 1957 Sumiasa menyunting gadis pengagumnya, seorangpenari legong dari desa Bubunan Buleleng, yang bekerja sebagai guruSON IKedis, yang bemama Ni Nengah Musti. Dari hasil perkawinannyalahir dua orang putri dan tiga orang putra: Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd;Ir. 1 Made Sudarisma; Ni Nyoman Susmiati, S.Pd; I Ketut Suhandrika,S.Sn., M.Si dan I Ketut Suparlianta, SSTPar., MM. Surniasa punya limasaudara: Drs. IMade Vasa; Ni Nyoman Musiasi; IKetut Surniada, Sm.Hk;Ni Ketut Muliani, dan Drs. I Ketut Budiana, MM. Sumiasa lahir darikeluarga seniman, ayabnya, INyoman Sukandia, seorang seniman tabuh diBuleleng berjasa dalam pelatihan gending-gending tua dan kekebyaran diBuleleng, di antaranya melatih tabuh di desa Pakisan; Runuh; Nagesepehe;Pelapuan; Banyuatis; Kekeran. Di Kabupaten lain Sukandia juga melatihtabuh, seperti di Oesa Besang Klungkung; di Oesa Bantiran Tabanan.Salah satu bukti adanya pelatihan oleh INyoman Sukandia adalah sampaisekarang masih dipakai gending-gending tua dan kekehyaran baik di DesaKedis, maupun di Desa Bantiran, Tabanan. Pelatihan dilakukan pada awalpertumbuhan Gong Kebyar yang pada saat itu jurnlah jenis tungguhan yangdigunakan relatif sedikit dibandingkan dengan sekarang (l Putu Sumiasa,wawancara 1 Juli 2014).

Page 13: SEKAR JAGAT BALI JILID IIrepo.isi-dps.ac.id/3671/1/15.SEKAR JAGAD JILID II.pdf · xi 139 139 145 150 155 164 171 63 63 70 76 81 86 101 106 115 121 127 131 11 26 32 37 51 V VII IX

St~r JaBal (/JanJiIitf JJ 105

ReferensiPuri Agung Peliatan, Ubud Gianyar. 1995. Tokoh-Tokoh Seniman Werdha.

Ubud - Gianyar-BaliOinas Kebudayaan Propinsi Bali, 2004. Penghargaan Seni Dharma

Kusuma Tahun 2004. Oenpasar Bali.

Kini di usia uzur (83 tahun/saat buku ini ditulis), Sumiasa masihmcmiliki semangat untuk tetap menabuh. Jajuga tidaksegan-segan membagiilmu dan keahliannya kepada generasi mud a dan para seniman denganmernberikan pelatihan penguasaan tabuh dan tari. Para seniman akademikdan non akademik silih berganti mendatangi Sumiasa untuk merninta ilmudalam teknik makendung, menan serta pengalamannya sebagai seniman,di antaranya Pande Made Sukerta, Nyoman Chaya, Wayan Suweca Big,Ourpa, Trip, Indra Sadguna, Gde Jineng, para mahasiswa lSI Oenpasarserta sekaa-sekaa gong di lingkungan Kecamatan Busungbiu. Sumiasajuga pemah memberi workshop tabuh tari Nelayan dan tari Wiranjaya dilSI Oenpasar atas undangan Rektor lSI Oenpasar Prof Wayan Rai S, MA.

Oalam menjalani segala jenis aktivitasnya tersebut, Sumiasaberpegangteguhpadafilosofihidupnya,yaitubekerjasecaraikhlas(ngayah).Konon menurutnya, jika dibarengi dengan ikhlas, maka ia bisa menjalanisegala aktivitas dengan baik meski saat ini kepekaan pendengarannya telahberkurang. Beliau senantiasa berharap kepada generasi muda untuk tetapmempeJajari seni tabuh dan tari sesuai dengan aturan-aturan dasar maupunpakem-pakem yang diwariskan leluhur secara turun termurun. Begitupula generasi muda belajar yang sungguh-sungguh, mempeJajari gending,teknik menabuh (nekep gangse, biar tidak melumbar gangsenya).

Pengalaman dan PenghargaanSumiasa telah rnendapat kesempatanmelanglang buana. Ia mernbawa

sekaa gong kebyar Desa Kedis ke Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Solo,Cilacap, Madiun, Surabaya, Magetan, Sumatera, hingga kc Pematangsiantardan Perapat (Danau Toba) Selain keliling Indonesia, Sumiasa jugamengikuti misi kesenian Indonesia ke rnancancgara, di antaranya ke UniSoviet, Pbilipina, Thailand, Pakistan, Korea Utara, RRC, Jepang, Amerika,Australia. Sebagai seniman yang berjasa besar dalam pengembangan senitabuh, Sumiasa telab menerima tanda penghargaan dari Pemerintah DaerahTingkat ITBulelcng, berupa Penghargaan Seni Wija Kusuma; PenghargaanScni Scbagai Pernain Kendang Terbaik tahun 1995; Penghargaan SebagaiSeniman Tabuh, tabun 2001 dan Penghargaan Seni Dharma Kusuma tahun2004 dari Pemerintah Daerah Provinsi Bali.

Suminsa mcnuturkan "mengaku tidak bisa lepas dan kehidupanbcrkcscnian, scminggu saja tidak menabuh, ada yang dirasakan kurang padadirinya' (wawancara, 7 Juli 2014). Tumbuhnyajiwa semangat ngayah danmebarung "rnembakar" kegairaban Sumiasa untuk terus mencipta tabubdan tari serta belajar dan berguru pada ayah dan pamannya. Hasil ciptaantabuh dan tan bersama sang parnan (I Ketut Merdana), di antaranya (a)TabuhLelambatan Galang Kangin; (b) Tabuh Kreasi Kebyar Susun; (c)Tabuh Kreasi GambangSulingVersi Bali; (c) Tabuh lringan Tari Merpati;(d) Tabuh Kreasi Tukang Becak; (e) Tabuh lringan Fragmen tari PuputanMargarana; (f) Tabuh lringan Tari Wiranjaya; (g) Tabuh lringan TariNelayan; (h) Tabuh Kreasi Hujan Mas. Sedangkan bidang tari di antaranyatari Wiranjaya, Nelayan, Merpati, Palawakya versi Dauh Njung (BulelengBarat), Pragmen Puputan Margarana, Tenun versi Merdana. Bukan hanyaitu, keterampilan memainkan bilah-bilah kuningan dalam satu laras iramamenjadikan dia diangkat sebagai pelatih, maupun pembina sekaa gong diluar desanya. Oi Buleleng dia rnelatih di Oesa Tinggarsari, Busungbiu,Banyuatis, Tunjuk, Munduk, Umejero, Titab, Bubunan, Runuh, Pacung.Di Klungkung Sumiasa didaulat sebagai pelatih gong di Oesa Kaliakah,dan Desa Besang Kawan, dan sempat melatih di Oesa Oatab Karangasem.Selain menjadi pelatih, Sumiasajuga ditugaskan sebagai tim penilai lombaGong Kebyar Dewasa pada PKB 1988 dan 1989. Oi samping sebagaiseniman, Sumiasa juga memiliki kegemaran berolahraga, di antaranyabulutangkis dan sepak bola yang sudah digernari sejak kecil, karen akeluarganya adalah keluarga seniman dan olahraga.