SejarahPerlindunganKonsumen PSP ToT

19
Sejarah Perlindungan Konsumen Materi yang disampaikan pada Pelatihan Komunitas Konsumen Cerdas Tingkat SMA Se-Kabupaten Karawang di Ruang Mout Court Fakultas Hukum Universitas Singaperbangsa Karawang Tanggal 28 Maret 2015 Disusun oleh : Pamungkas Satya Putra, S.H., M.H Oci Senjaya, S.H., M.H Imam Budi Santoso, S.H., M.H

description

perdata perlindungan konsumen

Transcript of SejarahPerlindunganKonsumen PSP ToT

  • Sejarah Perlindungan Konsumen Materi yang disampaikan pada Pelatihan Komunitas Konsumen Cerdas Tingkat SMA Se-Kabupaten Karawang di Ruang Mout Court Fakultas Hukum Universitas Singaperbangsa Karawang Tanggal 28 Maret 2015Disusun oleh : Pamungkas Satya Putra, S.H., M.HOci Senjaya, S.H., M.HImam Budi Santoso, S.H., M.H

  • LATAR BELAKANGPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbanding lurus dengan perkembangan dunia usaha baik dari sektor barang maupun jasa.Posisi konsumen dalam menghadapi para pelaku usaha dapat diuntungkan dan dirugikan. Ketidakberdayaan masyarakat dalam menghadapi para pelaku usaha dapat merugikan kepentingan masyarakat.Kepastian hukum dan kepastian usaha merupakan upaya kesinambungan di dalam menjaga kedudukan pemerintah, pelaku usaha, serta konsumen sebagai bagian yang satu dan bagian yang lain saling mempengaruhi (simbiosa mutualisme).

  • Teori Perjalanan Siklus: Overzight dan InzichtPamungkas Satya Putra*Perlindungan KonsumenIlmu Pengetahuan dan TeknologiBarang dan JasaKeterbatasan InformasiKedudukan KonsumenKepastian dan Kesejahteraan

    Pamungkas Satya Putra

  • Consumerism Sustainability Paradigms

  • LATAR BELAKANG LANJUTAN (...)Edukasi Pendidikan Perlindungan Konsumen secara persuasif yang bertujuan untuk:Terbangunnya konsumen yang lebih cerdas;Terwujudnya pelaku usaha yang bertanggung jawab;Produk barang dan jasa yang beredar di pasar Indonesia semakin berkualitas.Demi terciptannya bargain position yang seimbang antara produsen dan konsumen.

  • SEJARAH PERLINDUNGAN KONSUMEN DI BERBAGAI NEGARAAmerika Serikat United States

    1881-1903 1906-1940 1950-1960 Pasca 1965 Gerakan Consumers Movent:1.Tahun 1881 Upon Sinclair dalam buku The Jungle mengkritisi pabrik pengolahan daging di U.SNew York tahun 1981 terbentuk Liga Konsumen, 2.Tahun 1898 di Tingkat Nasional dibentuk Liga Konsumen Nasional The National Consumers League 1.Berlaku The Food and Drugs Act dan The Meat Inspection Act Tahun 1906;2.Dibentuk komisi di Bidang Perlindungan Konsumen atau Federal Trade Comission dan The Federal Trade Comission Act Tahun 1914;3. Chase dan Schlink dalam buku Your Moneys Worth : Fair, Deal, Best Buy.4. TragediElixir Sulfanilamide tahun 1937: 93 orang meninggal.1.Tahun 1960 merupakan awal dari era Hukum Perlindungan Konsumen: Consumers Law;2.Tahun 1962 Presiden U.S John F. Kennedy menyampaikan dalam Pidato Consumer Message: Consumer bill of rights;3. Gerakan Konsumen Dunia 1 April 1960, didirikan International Organization of Consumer Union IOCU Tahun 1995 menjadi Consumen International CI.

    Pasca Tahun 1965 gerakan perlindungan konsumen tersebar di tingkat regional dan internasional. Lima (5) kantor regional CI Amerika Latin dan Karibia berpusat di Cile, Asia Pasifik berpusat di Malaysia, Afrika berpusat di Zimbabwe, Eropa Timur berpusat di London.

  • Gerakan Perlindungan Konsumen melalui penerapan Undang-undang Perlindungan Konsumen Di Berbagai NegaraSingapura: The Consumer Protection (Trade Description and Safety Requirement Act), tahun 1975;Thailand: Consumer Act, tahun 1979;Jepang: The Consumer Protection Fundamental Act, tahun 1968;Australia: Consumer Affairs Act, tahun 1978;Irlandia: Consumer Information Act, tahun 1978;Inggris: The Consumer Protection Act, tahun 1970 yang diamandemen tahun 1971;Kanada: The Consumer Protection Act dan The Consumer Protection Amendment Act, tahun 1971;Amerika Serikat: The Uniform Trade Practices and Consumer Protection Act (UTPCP), tahun 1967 (diamandemen tahun 1969 dan 1970), serta Unfair Trade Practices and Consumer Protection (Lousiana) Law, tahun 1973.

  • Perhatian terhadap gerakan perlindungan hak-hak konsumen (konsumerisme) mendapatkan pengakuan dan didukungan dari Dewan Ekonomi dan Sosial PBB dengan Resolusi Nomor 2111 Tahun 1978.Kemudian pada tanggal 16 April 1985 diterbitkan Resolusi Nomor A/RES/39/248 yang menegaskan hak-hak konsumen yaitu:Perlindungan terhadap konsumen dari bahaya-bahaya kesehatan dan keamanan;Promosi dan perlindungan kepentingan sosial ekonomi konsumen;Tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen untuk memberikan kemempuan mereka untuk melakukan pilihan yang tepat sesuai dengan kehendak dan kebutuhan pribadi;Pendidikan konsumen;Tersedianya upaya ganti rugi yang efektif;Kebebasan untuk membentuk organisasi konsumen;

  • Tinjauan Historis Terhadap Perkembangan Perlindungan Konsumen Di Republik Indonesia Peraturan perundang-undangan pada zaman Hindia Belanda yang berkaitan dengan Perlindungan Konsumen:Reglement Industriele Eigendom (S.1912-545 jo. S.1913-214);Loodwit Ordonnatie (Ordonansi Timbal Karbon S.1931-28);Hinder Ordonnantie (Ordonansi Gangguan S. 1926-226 jo. S.1927-449, jo. S.1940-14&450);Tin Ordonnatie (Ordonansi Timah Putih S.1931-509);Vuurwerk Ordonnantie (Ordonansi Petasan S.1932-143);Verpakkings Ordonnantie (Ordonansi Kemasan S.1932-143);Ordonnantie Op de Slacth Belasting (Ordonansi Pajak Sembelih S.1936-671);Sterkwerkannde Geneesmiddelen Ordonnantie (Ordonansi Obat Keras S.1937-641);Bedrijfsrelementerings Ordonnantie (Ordonansi Penyaluran Perusahaan S.1938-86);Ijkodonnatie (Ordonansi Tera S.1949-175);Gevaarlijke Stoffen Ordonnantie (Ordonansi Bahan-bahan Berbahaya S. 1949-377);Pharmaceutische Stoffen Keurings Ordonnantie (S.1955-660).

  • Peraturan perundang-undangan R.I yang berkaitan dengan Perlindungan Konsumen:Kitab Hukum Perdata Buku III, Bab V, Bagian II Ps. 1365;Kitab Hukum Dagang Pihak ketiga yang harus dilindungi, tentang perlindungan penumpang/barang muatan (...);Kitab Hukum Pidana: Pemalsuan, penipuan, pemalsuan merek, persaingan curang;Hukum Adat: Prinsip kekerabatan, prinsip terang;UU No. 10 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1961 tentang Barang menjadi Undang-undang;UU No. 2 Tahun 1966 tentang Hygiene;UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah;UU No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal;UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan;UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;UU No. 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan;UU No. 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang Industri;

  • UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatal;UU No. 7 Tahun 1994 tentang Agreement Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia);UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroaan Terbatas;UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil;UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan;UU No. 12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta;UU No. 13 Tahun 1997 tentang Hak Paten;UU No. 14 Tahun 1997 tentang Merek;UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;UU No. 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran;UU No. 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan;UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan;

  • Dibentuk Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sebagai lembaga swadaya masyarakat (NGOs) Akta Notaris G.H.S. Loemban Tobing, S.H. Nomor 26 tanggal 11 Mei 1973.Dibentuk Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Februari 1988.Dibentuk Yayasan Lembaga Bina Konsumen Indonesia (YLBKI) di Bandung.Tujuan utama:Upaya melakukan promosi produk-produk dalam negeri;Memberikan pendidikan tentang kedudukan konsumen tanpa mengkerdilkan kedudukan pelaku usaha;Peran serta secara representatif kepada pemerintah.

  • Pada tanggal 20 April 1999 Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan dan mengundangkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang terdiri atas lima belas (15) bab dan enam puluh lima (65) pasal.Perlindungan Konsumen:segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen. (Ps. 1 angka 1)Konsumen:setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. (Ps. 1 angka 2)

  • Pelaku Usaha:setiap perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. (Ps. 1 angka 3)Barang:setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen. (Ps. 1 angka 4).Jasa:setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen. (Ps. 1 angka 4)

  • Peraturan Negara Bidang Perlindungan Konsumen Di Republik IndonesiaUndang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan;Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen;Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1962 tentang Perdagangan Barang Dalam Pengawasan;Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14/M-DAG/PER/3/2007 tentang Standardisasi Jasa Bidang Perdagangan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Terhadap Barang dan Jasa yang Diperdagangkan;Peraturan Menteri Perdagangan No.19/M-DAG/PER/5/2009 tentang Pendaftaran Petunjuk Penggunaan (Manual) dan Kartu Jaminan/ Garansi Purna Jual Dalam Bahasa Indonesia Bagi Produk Telematika dan Elektronika;Peraturan Menteri Perdagangan No.20/M-DAG/PER/11/2013 tentang Kewajiban Pencantuman Label Dalam Bahasa Indonesia Pada Barang Sebagaimana Telah Dirubah Dengan Permendag No.10/M-DAG/PER/1/2014;Peraturan Menteri Perdagangan No.57/M-DAG/PER/12/2010 tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu;Peraturan terkait lainnya.

  • Sustainable Smart ConsumersKonsumen Cerdas yang BerkelanjutanUpaya sadar dan terencana berdasarkan penguatan visi, misi, dan tujuan, serta manfaat komunitas di bidang perlindungan konsumen merupakan landasan dari sikap tegas dan konkrit dalam memberikan satu upaya pendidikan perlindungan konsumen yang berkelanjutan (sustainable consumers protection) dengan tujuan utama mewujudkan Konsumen Cerdas yang Berkelanjutan (Sustainable Smart Consumers disingkat dengan SSC).

  • Sustainable Smart ConsumersKokoncer Kab.Kokoncer Kab.Kokoncer Kab.Kokoncer Kab.Kokoncer Prov.Kokoncer Prov.Kokoncer Pusat

  • Kiat Konsumen Cerdas*Pamungkas Satya PutraTELITI SEBELUM MEMBELIBELI SESUAI KEBUTUHAN BUKAN KEINGINANPASTIKAN PRODUK SESUAI STANDARPERHATIKAN LABEL DAN MANUAL GARANSI BAHASA INDONESIAPERHATIKAN MASA KADALUARSA

    Pamungkas Satya Putra

  • Terima Kasih*Pamungkas Satya PutraWaasalamualaikum WR. WB.

    Pamungkas Satya Putra

    *