SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI...

84

Click here to load reader

Transcript of SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI...

Page 1: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI CIANJUR

(1836-1919 M)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh:

Mahbub Haikal Muhammad

NIM: 1113022000089

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

i

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Mahbub Haikal Muhammad

N I M : 1113022000089

Program Studi : Sejarah dan Peradaban Islam

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri

yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan

merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang

lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi

dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul

dikemudian hari menjadi tanggungjawab saya.

Jakarta, 11 Januari 2018

Mahbub Haikal Muhammad

Page 3: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

ii

SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI CIANJUR

(1836-1910 M)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.)

Oleh

Mahbub Haikal Muhammad

NIM: 1113022000089

Pembimbing,

Usep Abdul Matin S.Ag. M.A. M.A. Ph.D.

NIP: 19680807 199803 1 002

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 4: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH

KHALIDIYAH DI CIANJUR (1836-1919 M) telah diujikan dalam sidang

skripsi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 11

Januari 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) pada program studi Sejarah dan Peradaban

Islam.

Jakarta, 11 Januari 2018

Sidang Skripsi

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

H. Nurhasan, M.A. Sholikatus Sa’diyah, M.Pd.

NIP: 19690724 199703 1 001 NIP: 19750417 200501 2 007

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Dr. H. Abdul Wahid Hasyim, M.A. Prof. Dr. Didin Saepudin, M.A.

NIP: 19560817 198603 006 NIP: 19611025 199403 1 001

Pembimbing,

Usep Abdul Matin S.Ag. M.A. M.A. Ph.D.

NIP: 19680807 199803 1 002

Page 5: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

iv

ABSTRAK

Tarekat Naqsyabandiyah didirikan oleh Syekh Muhammad Bahauddin an-

Naqsyabandi. Ia lahir di Bukhara, Rusia, pada tahun 717 H/1318 M, dan

meninggal pada tahun 791 H/1389 di Bukhara, Rusia. Pada perkembangan

selanjutnya, Tarekat Naqsyabandiyah melahirkan cabang baru, yaitu Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah, dan telah berkembang ke berbagai negara muslim di

dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

berkembang sangat pesat, khususnya di Sumatera, Madura, dan Jawa, bahkan

telah sampai ke Cianjur. Awal ketertarikan saya untuk mengkaji tema ini adalah

pernyataan Martin van Bruinessen yang mengatakan bahwa tahun 1850 telah ada

kegiatan Tarekat Naqsyabandiyah, dan pada tahun 1886 Tarekat Naqsyabandiyah

telah semakin berkembang. Tetapi Martin tidak menyebutkan Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah atau bukan, dan hanya menyebutkan masih ada

hubungan Tarekat Naqsyabandiyah di Cianjur dengan Syekh Ismail al-

Minangkabawi, seorang tokoh Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah dari Simabur,

Sumatera Barat. Sehingga apa yang dimaksud Martin, Tarekat Naqsyabandiyah

yang berada di Cianjur saat itu, adalah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah. Fakta

di atas penulis dapatkan, dalam buku Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia

(1996) yang ditulis oleh Martin van Bruinessen. Tetapi jauh sebelum itu, Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur telah lebih dulu ada, dan dibawa pertama

kali oleh R.H. Muhammad Hasan, pada tahun 1252 H/1836 M. Kemudian

diteruskan oleh cucunya yaitu Muhammad Isa al-Khalidi yaitu dari tahun 1910-

1919 M. Muhammad Isa al-Khalidi lahir di Singapura pada tahun 1247 H/1831

M, dan meninggal pada tahun 1338 H/1919M di Singapura. Muhammad Isa al-

Khalidi mendapat ijazah, dari gurunya, Sulaiman al-Zuhdi, di Jabal Abu Qubais,

Mekah. Setelah mendapat ijazah, ia kembali ke Cianjur, dan mengajarkan Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah. Kajian terekat ini akan penulis batasi, dari tahun

1836 M sampai dengan 1919 M. Alasan pembatasan ini adalah karena pada tahun

1836 Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur berdiri, kemudian pada

tahun 1910, di bawah kepemimpian Muhammad Isa al-Khalidi, mulai

berkembang, dan aktif melakukan kegiatan seperti membangun Madrasah Gedong

Asem, mendirikan sekolah perempuan, dan pengajian keagamaan. Tahun 1919 M

merupakan tahun wafatnya Muhammad Isa al-Khalidi, tokoh tarekat tersebut.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif, dan menggunakan

sumber data berupa buku, arsip, jurnal, dan wawancara kepada pemimpin Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur.

Kata Kunci: Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah Cianjur, Muhammad Isa al-

Khalidi, Perkembangan dan aktivitasnya.

Page 6: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kepada Allah SWT yang selalu

melimpahkan nikmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam senantiasa kita

persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat, dan

pengikutnya. Rasa syukur penulis telah menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Sejarah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur (1836-1919 M)”.

Meskipun penulis sadar betul terdapat kekurangan dalam skripsi ini.

Tidak dapat dipungkiri terdapat orang-orang yang rela meluangkan waktu

dan dukungannya untuk penyelesaian skripsi ini, penulis tuturkan terimakasih

kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M. A. selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Sukron Kamil, M. A. selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora.

3. Nurhasan, M.A. selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam.

4. Solikhatus Sa‟diyah, M. Pd. selaku sekretaris Jurusan Sejarah dan

Peradaban Islam.

5. Usep Abdul Matin, S.Ag. M.A. M.A. Ph.D. selaku dosen pembimbing

skripsi. Terima kasih atas perhatian, yang telah meluangkan waktunya

untuk berdiskusi, memberikan arahan, dan masukan selama penulis

menyusun skripsi.

6. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim M.A. selaku dosen pembimbing akademik.

Terima kasih atas nasehat dan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

7. Dr. H. Abdul Wahid Hasyim M.A. Terima kasih telah memberikan

nasehat dukungan, dan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini.

8. Ahmad al-Margoni dan Endah Jubaedah, selaku orang tua penulis. Terima

kasih atas cinta, kasih sayang, dan motivasi selama ini untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

vi

9. Keluarga besar H. Zaini Dahlan dan keluarga besar Ahmad bin Muchtar,

selaku keluarga penulis. Terima kasih atas dukungan dan motivasi selama

ini.

10. R. Hadi Sirojudin dan para pemimpin Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

Cianjur. Terima kasih telah meluangkan waktu, arahan, dan dukungan

selama selama menyusun skripsi ini..

11. R. Jamaludin Rahmat selaku ketua Yayasan Pendidikan Islam (YPI)

Riyadhul Muttaqien Gedong Asem Cianjur. Terima kasih atas waktu dan

arahan selama menyusun skripsi ini.

12. Yulia Kartika selaku sahabat penulis, terima kasih atas dukungan dan

motivasi selama ini.

13. Komunitas Anak Panah selaku rekan-rekan seperjuangan penulis. Terima

kasih atas semangat, dukungan, dan kebersamaan selama ini.

14. Rekan-rekan Gerakan Pemuda Patriotik Indonesia (GPPI) Komisariat

Kampus UIN Jakarta. Terima kasih selalu meluangkan waktunya untuk

berdiskusi.

15. Patali Wargi Mahasiswa Sunda Cianjur (PATWA SUCI), selaku reka-

rekan penulis di perantauan. Terima kasih atas dukungan, dan

kebersamaan selama ini.

16. Rekan-rekan seperjuangan Sejarah dan Peradaban Islam tahun 2013.

Terima kasih atas dukungan selama ini.

Ciputat, 11 Januari 2018

Mahbub Haikal Muhammad

Page 8: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 8

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 9

F. Kerangka Teori ....................................................................... 11

G. Metode Penelitian .................................................................. 12

H. Sistematika Penulisan ............................................................ 15

BAB II ASAL-USUL TAREKAT NAQSYABANDIYAH DAN

PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA ...................................................... 16

A. Pengertian Tarekat ................................................................. 16

B. Asal-usul Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia ................... 20

C. Perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di

Indonesia........................................................................................ 23

BAB III DESKRIPSI HISTORIS TAREKAT NAQSYABANDIYAH

KHALIDIYAH DI CIANJUR ............................................................................ 28

A. Masuknya Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur .. 28

B. Silsilah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur ....... 30

C. Ajaran Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur ........ 36

1. Bai‟at ................................................................................ 38

2. Dzikir ............................................................................... 39

3. Khalwat atau Suluk .......................................................... 40

Page 9: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

viii

BAB IV AKTIVITAS TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

CIANJUR (1910-1919) ........................................................................................ 42

A. Muhammad Isa al-Khalidi ..................................................... 44

B. Berdirinya Madrasah Gedong Asem ...................................... 46

C. Pengaruh Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur .... 48

1. Bidang Keagamaan .......................................................... 49

2. Bidang Pendidikan ........................................................... 50

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 52

A. Kesimpulan ............................................................................ 52

B. Saran ....................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 55

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 59

Page 10: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan tarekat di dunia Islam dimulai sejak abad ke-3 sampai abad

ke-4 H, akan tetapi masih sangat sederhana. Tarekat mulai mengalami

perkembangan pada abad ke-6 H sampai 7 H, yang pertama kali mendirikan

tarekat, adalah Syekh Abd al-Qadir al-Jailani (470-561 H/1077-1166 M) dengan

Tarekat Qadariah.1 Perkembangan tarekat di Indonesia, bermula dengan adanya

ajaran tasawuf, yang dipadukan dengan ajaran sufistik India dan sufistik pribumi,

kemudian dianut oleh kalangan masyarakat Islam Indonesia.2 Dengan adanya

proses tersebut, secara berangsur-angsur tarekat mulai berkembang di Indonesia.

Kemudian pada abad ke-18 M, berbagai macam tarekat telah mendapat pengikut

yang tersebar di Indonesia, termasuk Tarekat Naqsyabandiyah.3

Tarekat Naqsyabandiyah adalah tarekat yang cukup berkembang di

Indonesia, khususnya di Sumatera, Madura dan Jawa. Tarekat Naqsyabandiyah

didirikan oleh Syekh Muhammad bin Muhammad Bahauddin Bukhari an-

Naqsyabandy, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Syekh Naqsyabandy. Ia

lahir di Bukhara, Rusia, pada tahun 717 H/1318 M, dan meninggal pada tahun 791

H/1389 di Bukhara, Rusia.4 Menurut Najmuddin Amin, nama Tarekat

Naqsyabandiyah diambil dari nama pendirinya Syekh Naqsyabandy, beliau

senantiasa terus menerus berzikir mengingat Allah, sehingga lafadz Allah telah

melekat di dalam hatinya.5

Bukti adanya Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, tertuang dalam tulisan-

tulisan Syekh Yusuf Makassar (1035-1110 H/1626-1699 M). Ia orang pertama

1 Alwi Shihab, Antara Tasawuf Suni dan Tasawuf Falsafi: Akar Tasawuf di Indonesia,

(Jakarta: Pustaka Iman, 2009), h. 184. 2 Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII

dan XVII, (Bandung: Mizan 1995), h. 188 3 Martin van Bruinessen, Kitab Kuning: Pesantren dan Tarekat, (Bandung: Mizan, 1995),

h. 197. 4 Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedia Islam. Cet 3, (Jakarta: Ichtiar Baru

Van Hoeve, 1994), h. 10. 5 A. Fuad Said, Hakikat Tarikat Naqsyabandi, (Jakarta: Pustaka al-Husna Baru, 2007), h.

7.

Page 11: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

2

yang menulis tentang tarekat ini dan mengarang risalah mengenai tasawuf, serta

surat-surat yang berisikan nasihat kerohanian.6 Meskipun belum dapat dipastikan

apakah ia orang Indonesia pertama yang menganut Tarekat Naqsyabandiyah atau

bukan, karena Syekh Yusuf tidak hanya belajar Tarekat Naqsyabandiyah saja,

tetapi juga tarekat lain kepada beberpa guru di Makkah dan Madinah, baik Tarekat

Naqsyabandiyah, Qadariyah dan Syattariyah.7

Pada abad ke-19, perkembangan tarekat di Indonesia menjadi perhatian

Pemerintah Hindia Belanda, mereka menganggap keberadaan tarekat sangat

membahayakan, terbukti perkembangan tarekat melahirkan sebuah perlawanan.

Pada saat itu tarekat melahirkan sebuah gerakan pemberontakan di Banten,

tepatnya di Cilegon pada tahun 1888 M. Dari hasil penyelidikan yang dilakukan

Pemerintah Hindia Belanda mengenai motif pemberontakan, salah satunya karena

dilatarbelakangi oleh organisasi tarekat. Pertama, menurut surat kabar Java Bode

bahwa peristiwa pemberontakan di Cilegon merupakan pemberontakan lokal,

yaitu fanatisme agama yang dikobarkan oleh pemuka agama dan penganut tarekat,

kemudian melahirkan suatu gerakan untuk melawan Pemerintah Hindia Belanda.8

Kedua, menurut Direktur Departemen Dalam Negeri Batavia, J.M. van Vleuter

berpendapat bahwa fanatisme agama merupakan salah satu penyebab utama

pemberontakan. Vleuter telah banyak belajar mengenai Tarekat Naqsyabandiyah

termasuk ajarannya dari karya-karya van Berg dan Holle.9 Dari kedua hasil

penyelidikan mengenai latar belakang terjadinya pemberontakan di Banten,

Tarekat Naqsyabandiyah memiliki peranan yang sangat penting, khususnya para

pimpinan tarekat tersebut telah membangkitkan semangat perlawanan terhadap

Pemerintah Hindia Belanda.10

Perlawanan tersebut merupakan bukti

6 Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia; Survei Historis,

Geografis, dan Sosiologis, (Bandung: Mizan 1992), h. 36. 7 Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 34.

8 Java Bode merupakan surat kabar setengah resmi yang mempunyai monopoli atas

berita-berita resmi, dan menyokong penuh kebijakan pemerintah Belanda mengenai Koch atas

sifat surat kabar itu dalam tahun 1880-an. Lihat, Sartono Kartodirjo, Pemberontakan Petani

Banten 1888, (Jakarta: Komunitas Bambu 2015), h. 391. 9 Kartodirjo. Pemberontakan. h. 396-397.

10 Mengenai hasil penyelidikan pemerintaha Belanda, pembenrontakan di Banten, tidak

hanya di latar belakangi oleh keberedaan tarekat saja. Banyak pendapat yang memngenai motif

Page 12: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

3

perkembangan tarekat di Indonesia pada abad ke-19, karena tidak hanya di

Banten, akan tetapi gerakan perlawanan oleh pengikut tarekat terdapat di daerah

lain, seperti Lombok dan Sidoarjo.11

Selanjutnya perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah, tidak berhenti sampai

di situ. Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah turut berkembang di Indonesia, dan

sering dikaitkan dengan Syekh Ismail atau lebih dikenal dengan Ismail al-

Minangkabawi, seorang ulama tarekat dari Simabur, Sumatera Barat. Syekh

Ismail dibaiat oleh Abdallah Arzinzani, seorang khalifah yang diangkat oleh

Maulana Khalid di Hijaz.12

Kemudian Tarekat Naqsyabandiayah Khalidiyah di

Jawa berkembang pada tahun 1880-an, melalui Syekh Abd al-Qadir Semarang,

yang diangkat menjadi khalifah oleh Sulaiman al-Zuhdi, dan berhasil menarik

dalam jumlah yang sangat besar terutama dari kalangan rakyat kecil.13

Perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah telah sampai ke tanah

Priangan, khususnya Cianjur. Dalam hal ini, K.F Holle pada 1886 melaporkan

saat itu Tarekat Naqsyabandiyah di Cianjur mulai mengalami perkembangan,

hampir seluruh bangsawan telah bergabung dengan tarekat tersebut.14

Dalam hal

ini, Holle tidak menyebutkan apakah tarekat yang dimaksud Naqsyabandiyah

Khalidiyah atau bukan. Tetapi di Cianjur pada tahun 1850, Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah sudah mulai menunjukkan kegiatannya.15

Apabila

dilihat dari silsilah serta nama gelar penghulu Cianjur, dapat dikatakan bahwa

yang dimaksud K.F Holle tersebut adalah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah.

Perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur bermula

pada saat residen mengangkat pengikut Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

pemberontakan tersebut. Akan tetapi dapat disimpulkan bahwa adanya tarekat membawa pengaruh

di Banten. 11

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 27-29. 12

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 99. 13

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 106. 14

K.F Hole pada saat itu merupakan penasihat kehormatan untuk bumi putera, ia tinggal

di Waspada dekat Bandung. Holle mengirimkan surat kepada Gubernur Jenderal di Batavia

mengenai bahanyanya perkembangan tarekat Naqsyabandiyah. Lihat, Bruinessen, Tarekat

Naqsyabandiyah, h. 23. 15

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 102.

Page 13: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

4

sebagai penghulu Cianjur. Bahkan beberapa dari saudara kepala penghulu tersebut

sebagai guru Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah.16

R.H Muhammad Hasan, pernah menjadi penghulu Gede II di Cianjur

selama 4 tahun, 1830-1834 M, tetapi R.H Muhammad Hasan juga sekaligus tokoh

pelopor Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur yang pertama. Ia pernah

pergi ke Mekkah dan mendapat ijazah al-Khalidi, sebelum akhirnya kembali ke

Cianjur dan mengajarkan serta menyebarkan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

di Cianjur.17

Pada masa Muhammad Isa al-Khalidi, cucu R.H Muhammad Hasan, yang

memimpin dari tahun 1910-1919 M, Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah mulai

mengalami perkembangan, terutama dalam bidang keagamaan. Dalam

melaksanakan kegiatan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Muhammad Isa al-

Khalidi membangun Madrasah di atas tanah waqaf yang digunakan untuk

kegiatan keagamaan. Madrasah yang dibangun Muhammad Isa al-Khalidi menjadi

tempat yang sangat penting, tidak hanya untuk menggelar kegiatan tarekat saja,

akan tetapi untuk kegiatan seperti mengaji, dan juga sebagai pusat belajar

mengajar.18

Pada masa awal perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah, di

bawah kepemimpinan Muhammad Isa al-Khalidi, tarekat tidak hanya terpusat

pada keagamaan saja. Pada saat itu Muhammad Isa al-Khalidi berinisiatif

membangun Madrasah Gedong Asem tahun 1911 M, sebagai pusat kegiatan

keagamaan, dan juga aktivitas tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur.

Kemudian Madrasah Gedong Asem menjadi pusat kegiatan belajar mengajar yang

dikhususkan dalam bidang keagamaan, dan dikenal dengan ”Sekolah Istri Gedong

Asem” sekolah tersebut diambil dari tempat sekolah itu berdiri, yaitu di kampung

Gedong Asem, dan dikususkan bagi para perempuan.19

16

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 23-24 17

Selayang Pandang Tentang KH R Isa al-Khalidi bin R.H Yahya al-Khalidi, Cianjur:

Koleksi pribadi, h. 7. 18

Selayang Pandang, h. 4-5. 19

Selayang Pandang, h. 4.

Page 14: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

5

Muhammad Isa al-Khalidi juga dikenal sebagai tokoh yang alim dan paham

tentang agama yang mendalam, sehingga ia sangat disegani oleh banyak orang.

Muhammad Isa al-Khalidi dianggap sebagai ulama besar, dan para pemerintah

saat itu sering menanyakan solusi kepadanya, di samping itu ia juga menjalin

hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar, bahkan menjadi panutan.

Sikapnya yang terbuka terhadap setiap hal, tentu berimbas pada semakin

berkembangnya tarekat yang ia pimpin, sehingga masyarakat setempat menerima

keberadaan tarekat dengan sangat baik.

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah masih berdiri dan aktif melakukan

kegiatan. Jika bulan Ramadhan tiba, ada kegiatan Uzlah, yaitu kegiatan di mana

para jamaah mengasingkan diri dari berbagai ikatan duniawi, dan dilakukan

selama 10 hari sepuluh malam, tepatnya pada awal hingga pertengahan bulan

Ramadhan.20

Tidak hanya itu, setiap satu minggu sekali tarekat tersebut

berkumpul untuk melakukan Tawajjuh, yaitu berzikir yang diucapkan dalam hati,

selain itu ada ceramah yang disampaikan oleh perwakilan pimpinan Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah, dalam setiap kegiatannya dilakukan di Madrasah

Gedong Asem, Cianjur.21

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah berada di kampung Gedong Asem,

Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Cianjur Kota, Cianjur, Jawa Barat. Tarekat

tersebut merupakan pusat Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur.

Menurut Hadi Sirodjudin selaku pimpinan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah,

sekarang ini memiliki 16 cabang di Cianjur, dari setiap cabang rutin menggelar

kegiatan dalam setiap minggunya.22

Ketertarikan penulis dalam membahasan tarekat ini, selain dari sejarah dan

berkembangnya Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur, Tarekat

20

Anita K Wardhani (editor), Berlatih Mati di Bilik Kholwat, Tribun Jabar, 2013, dalam,

www.news.viva.co.id/news/read/336533-ramadhan-unik-120-tahun-tarekat-naqsabandiahdiakses

pada 7September 2017 22.15 WIB. 21

Informasi tersebut penulis dapatkan dari mursyid atau guru tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur, dan melihat langsung aktivitas tarekat tersebut disaat melakukan ibadah

tawajjuh. 22

Informasi tersebut penulis dapatkan dari mursyid atau guru tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur, dan melihat langsung aktivitas tarekat tersebut disaat melakukan ibadah

tawajjuh.

Page 15: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

6

Naqsyabandiyah Khalidiyah telah memberikan peran dalam perkembangan

agama, dan pendidikan bagi masyarakat Cianjur.

B. Identifikasi Masalah

Sampai dengan saat ini, telah banyak peneliti yang memfokuskan kajiannya

terhadap perekembangan tarekat di Indonesia. Selain mempunyai pengikut yang

banyak, gerakan tarekat setidaknya terdapat pengaruh yang sangat besar dalam

dunia intelektual Islam. Selain itu gerakan tarekat melahirkan beberapa

perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda, atau dalam bukunya Martin

Bruinessen menyebut dengan gerakan anti kolonial (Belanda).23

Di Cianjur, Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah telah menunjukkan

aktivitasnya pada tahun tahun 1850 M, kemudian dalam laporan Holle pada tahun

1886 M, bahwa telah terjadi perkembangan yang cukup pesat pada Tarekat

Naqsyabandiyah di Cianjur. Merujuk laporan tersebut, bahwa yang dimaksud

Holle adalah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah, karena pimpinan dan sebagian

pengikutnya bernamakan Khalidi, sehingga bisa disimpulkan bahwa mereka para

penganut Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah. Tetapi jauh sebelum itu, Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah telah ada. Tokoh pertama yang menyebarkan tarekat

tersebut yaitu R.H. Muhammad Hasan. Ia mendapat ijazah dari Abdullah Affandi

pada tahun 1836 M, di Jabal Abu Qubais, Mekkah. Meskipun pada masa awal

penyebarannya tidak begitu berkembang, tetapi pada tahun 1910-1919 M, Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur, mengalami perkembangan yang sangat

pesat. Tokoh utama tarekat tersebut yaitu Muhammad Isa al-Khalidi, cucu dari

R.H. Muhammad Hasan, orang pertama yang menyebarkan Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur. Muhammad Isa al-Khalidi kemudian

membangun Madrasah Gedong Asem dan mendirikan sekolah yang berpusat

dalam bidang keagamaan, yaitu Sekolah Istri Gedong Asem, dan kegiatan belajar

mengajar dilakukan di Madrasah Gedong Asem. Sehingga Madrasah Gedong

Asem dijadikan sebagai pusat kegiatan belajar dan tempat kegiatan tarekat

berlangsung.24

23

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 30. 24

Selayang Pandang, h. 4.

Page 16: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

7

Dari uraian di atas, terdapat beberapa permasalahan yang berhasil peulis

identifikasi, antara lain:

Pertama, Perkembangan tarekat membawa tasawuf ke arah baru, dengan

masuknya berbagai tarekat ke Nusantara dan berkembang sangat pesat pada abad

18-19 M. Tarekat Naqsyabandiyah merupakan salah satu tarekat yang sangat

berpengaruh di Nusantara pada saat itu, karena di berbagai daerah, telah berhasil

merekrut banyak pengikut. Pada awal perkembangannya, banyak yang

menyatakan, bahwa Syekh Yusuf Makassar (1626-1699 M) adalah tokoh penting

dalam perjalanan Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, dan orang pertama yang

menyebutkan Tarekat Naqsyabandiyah dalam tulisannya.25

Kedua, tokoh pertama yang menyebarkan Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur, adalah R.H. Hasan al-Khalidi. Ia mendapat gelar al-Khalidi

pada tahun 1836 M. Mungkin pada tahun yang sama R.H. Hasan pergi ke Cianjur

dan mengajarkan tarekat tersebut untuk pertama kalinya. Kemudian pada tahun

berikutnya 1886 M, Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur telah

berkembang cukup pesat dan menjadi perhatian Pemerintah Hindia Belanda saat

itu, karena para pimpinan dan penghulu Cianjur menjadi bagian dari tarekat

tersebut.26

Ketiga, pada masa kepemimpinan Muhammad Isa al-Khalidi, pergerakan

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyh lebih dinamis, tidak terfokus pada masalah

keagamaan saja, tetapi turut berdiri sekolah. Pada masa kepemimpinan

Muhammad Isa al-Khalidi tahun 1910-1919, Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

mengalami perkembangan yang sangat pesat dan terdapat pengaruh cukup besar

terhadap masyarakat Cianjur, sepert didirikannya madrasah sebagai tempat

pendidikan dan pusat keagamaan.27

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar pembahasan tidak melebar dari hasil identifikasi, maka penulis hanya

membahas mengenai awal mula masuknya Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia,

25

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 34. 26

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 102. 27

Selayang Pandang, h. 4.

Page 17: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

8

kemudian sejarah awal masuknya Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur.

Yang terakhir Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur, pada masa

kepemimpinan Muhammad Isa al-Khalidi tahun 1910-1919 M, yang merupakan

awal dari perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah. Selain itu, Tarekat

Naqsyabandiyah Khaldiyah mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi

masyarakat Cianjur, baik dalam bidang sosial keagamaan dan pendidikan.

Berdasarkan pembatasan masalah, maka perumusan masalah yang dapat penulis

rumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah, dan perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah di

Indonesia?

2. Bagaimana sejarah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur?

3. Bagaimana aktivitas Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah Cianjur di bawah

kepemimpinan Muhammad Isa al-Khalidi?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah di

Indonesia.

2. Untuk mengetahui sejarah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur.

3. Untuk mengetahui aktivitas Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur

tahun 1910-1919 M.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menambah khazanah keilmuan, dan penelitian terkait sejarah lokal, di mana

sampai saat ini belum ada penelitian oleh mahasiswa Sejarah dan

Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah

yang membahas Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur.

2. Untuk melengkapi hasil-hasil penelitian sebelumnya tentang tarekat

Naqsyabandiyah, khususnya Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur.

Karena Martin van Bruinessen pernah menyebutkan Tarekat Naqsyabandiyah

di Cianjur dalam bukunya, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia. Tetapi ia

Page 18: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

9

tidak membahas secara detail mengenai kapan masuknya Tarekat

Naqsyabandiyah di Cianjur, hanya menyebutkan dan membahasnya secara

sepintas. Diharapkan penelitian ini dapat melengkapi serta mempertajam

pembahasan dalam buku tersebut, dengan pembahasan yang lebih spesifik

dan lebih detail mengenai Tarekat Naqsyabandiyah di Cianjur yang ditinjau

dari sejarahnya.

3. Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan, dan menambah referensi mengenai

sejarah Islam di Cianjur. Di mana sampai sejauh ini, masih kurangnya

sumber-sumber mengenai sejarah, karena masih minimnya perhatian

Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur terhadap sejarah lokal.

4. Dapat dijadikan sebagai pembelajaran, khsusunya bagi penulis. Karena

penulis sadar betul, masih sangat banyak kekurangan dalam penelitian ini.

Maka diharapkan, tulisan ini dapat dijadikan bahan evaluasi, agar lebih baik

ke depannya.

E. Tinjauan Pustaka

Penulis mencari beberapa literatur seputar Tarekat Naqsyabandiyah

khususnya, Naqsyabandiyah Khalidiyah. Terdapat beberapa literatur yang

membahas tarekat Naqsyabandiyah, tetapi literatur yang membahas tentang

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah hanya sedikit yang ditemukan. Dalam skripsi

di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sepengatahuan penulis

telah ditemukan beberapa pembahasan mengenai Tarekat Naqsyabandiyah, dan

juga Naqsyabandiyah Khalidiyah, tatapi berbeda dengan apa yang penulis teliti.

Sampai saat ini tidak ditemukan, baik buku maupun skripsi yang membahas

mengenai Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur. Di antara buku dan

skripsi yang berhasil penulis temukan di antaranya:

1. The Guardian of The Integral Vision of Islamic Practice: The Naqsyabandi

Sufi Order in Indonesia, ditulis oleh Saiful Umam, dan berisikan mengenai

perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia. Saiful Umam

menjelaskan, Tarekat Naqsyabandiyah telah berkembang pada abad ke-17,

dan mencapai puncak kejayaannya sebelum abad ke-19, atau lebih tepatnya

Page 19: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

10

pada abad ke-18. Selanjutnya perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah di

Indonesia telah sampai ke Jawa, bahkan sampai ke Cianjur. Ia mengatakan

bahwa perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah sampai ke Cianjur

dikarenakan ada hubungan antara pemerintahan Cianjur dengan Syekh Ismail

al-Minangkabawi.28

Dalam tulisan tersebut, tidak begitu jelas mengenai

perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah, dan siapa pembawa tarekat tersebut

sehingga dapat berkembang di Cianjur.

2. Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia yang ditulis oleh Martin van

Bruinessen merupakan literatur yang sangat penting mengenai tarekat

Naqsyabandiyah. Buku tersebut membahas Tarekat Naqsyabandiyah secara

detail dan menyeluruh. Dari awal tarekat tersebut hadir di Indonesia,

kemudian respon pemerintah Hindia Belanda, perkembangannya yang hampir

di seluruh Indonesia, bahkan sampai masa kemunduran Tarekat

Naqsyabandiyah. Kemudian buku tersebut juga memuat fakta-fakta yang

sangat penting yang membuka wawasan seputar tarekat. Dengan dibantu

sumber primer seperti arsip, naskah yang ditulis para tokoh Tarekat

Naqsyabandiyah, dan beberapa risalah lainnya.29

Mengenai persebaran

Tarekat Naqsyabandiyah didukung oleh beberapa fakta mengenai tempat, dan

peran dari para ulama. Dalam buku tersebut juga ditemukan pembahasan

terkait Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah, terutama di Cianjur. Akan tetapi

penulis rasa pembahasan yang ada hanya sepintas, tidak secara detail. Buku

tersebut menurut penulisnya merupakan buku pertama yang mengkaji secara

umum mengenai tarekat di Indonesia.30

3. Buku Di Sekitar Masalah Thariqah Naqsyabandiyah yang ditulis oleh Imron

Aba membahas beberapa masalah mengenai Tarekat Naqsyabandiyah, di

mana setiap masalah yang menjadi pertanyaan bahkan menjadi perdebatan

dijelaskan dengan cukup detail. Meskipun tidak begitu detail membahas

perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah, akan tetapi buku tesebut memuat hal

28

Saiful Umam, The Guardian of The Integral Vision of Islamic Practice: The

Naqsyabandi Sufi Order in Indonesia, Studia Islamika, Vol 13 No 2, 2006, h. 270. 29

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 18 30

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 17.

Page 20: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

11

yang sangat kompleks dalam setiap praktik dan amalan Tarekat

Naqsyabandiyah, terlebih silsilah Tarekat Naqsyabandiyah dibahas dari awal

mula adanya tarekat tersebut.31

F. Kerangka Teori

Perkembangan tarekat, menurut ahli sejarah, sosial, dan intelektual Islam

Azyumardi Azra, pada akhir abad ke-18 tarekat-tarekat menjadi semakin eksklusif

dan terpusat, yaitu kesetiaan penuh seorang murid terhadap suatu tarekat dan

mursyid. Kemudian pada saat itu, tarekat menjadi terpusat, tidak hanya sebatas

melakukan penyebaran Islam (seperti sebelum abad ke-18), tetapi juga berupaya

untuk merekrut masa, berjihad, dan melawan bangsa Eropa.32

Sehingga hal

tersebut mendorong perkembangan tarekat di Indonesia, terlihat perkembangan

tarekat telah sampai ke Cianjur, yaitu dengan berkembangnya Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah. Bukti pertama mengenai perkembangan tarekat

tersebut, yaitu dalam laporan K.F Holle pada tahun 1886. Pada saat itu telah

terjadi aktivitas tarekat. Akan tetapi jauh sebelum itu, Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur telah ada.33

Pada masa Muhammad Isa al-Khalidi, menjadi awal perkembangan Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah, sehingga memiliki pengaruh terhadap masyarakat

Cianjur. Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah yang merupakan kelompok sosial,

yang berada di tengah masyarakat tentu akan sangat tergantung perkembangannya

terhadap masyarakat. Sehingga dapat dikatakan perkembangan Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah tergantung masyarakat sekitar, antara menerima

dengan baik atau menolak keberadaannya.

Dalam upaya merekonstruksi masa lampau mengenai Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah, penulis menggunakan pendekatan ilmu sosial untuk

melihat hubungan antara tarekat tersebut dengan masyarakat. Ilmu-ilmu sosial

pada masa kini telah mengalami perkembangan pesat, sehingga melahirkan teori

31

Imron Aba, Di Sekitar Masalah Tarekat Naqsyabandiyah, (Kudus: Menara Kudus,

1980), h. 11. 32

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama, h. 165. 33

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 102.

Page 21: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

12

dan konsep sebagai alat analisis yang relevan untuk keperluan analisis historis.34

Terkait pendekatan ilmu sosial, penulis akan menggunakan teorisocial experience.

Menurut Emory S Bogratus seperti yang di tulis dalam buku Soerjono Soekanto,

Sosiologi Suatu Pengantar, social experience yaitu saling tukar-menukar

pengalaman di dalam kehidupan berkelompok, di mana hal tersebut mempunyai

pengaruh dalam membentuk kepribadian orang-orang yang bersangkutan.35

Ketika melihat perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur,

tentu harus melihat juga dari sudut pandang eksternal, yaitu masyarakat sekitar,

pertama bagaimana respon masyarakat terhadap keberadaan tarekat tersebut.

Kedua sejauh mana pengaruh tarekat tersebut terhadap masyarakat sekitar.

Dengan demikian, dari keduanya itu keberadaan tarekat sangat bergantung

bagimana berkembang, dan bertahan sampai dengan saat ini.

Dalam hal ini, penulis memandang bahwa tarekat merupakan suatu

kelompok sosial, yang tentu akan menjalin interaksi dengan lingkungan sekitar.

Dengan menggunakan teori sosial experience, diharapkan penulis bisa melihat

sampai sejauh mana pengaruh Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah Cianjur

terhadap individu, dan bagaimana reaksi individu terhadap tarekat tersebut,

sebelum pada akhirnya pengalami suatu proses sejarah yang sangat panjang.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian sejarah merupakan proses menganalisis secara kritis

peninggalan masa lampau yang dijadikan objek kajian penelitian. Dengan

menggunakan metode penelitian tersebut, penulis bisa merekontruksi masa

lampau dengan mengumpulkan berbagai sumber yang ada.36

Di samping itu

penulis menggunakan pendekatan ilmu sosial. Seperti halnya yang di lakukan

Jajat Burhanudin, dalam buku Ulama & Kekusasaan yang menekankan pada

sejarah sosial dan intelektual.37

Sehingga dalam hal ini penulis berupaya

34

Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 120. 35

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1982), h. 112. 36

Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, (Jakarta: UI-Press, 2008), h. 39. 37

Jajat Burhanudin,Ulama & Kekuasaan: Pergumulan Elit Muslim dalam Sejarah

Indonesia, (Jakarta: Mizan, 2012), h. 6.

Page 22: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

13

menggunakan pendekatan sosial untuk mencari penjelasan historis mengenai

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode sejarah analisis atau

analitycal history yaitu penulisan sejarah yang memanfaatkan teori dan

metodologi.38

Analitycal history terdapat beberapa tahapan, seperti heuristik atau

pengumpulan data, kritik sumber seperti eksternal dan internal, kemudian

interpretasi, dan yang terakhir historiografi yakni penulisan.39

Dalam proses heuristik atau pengumpulan data menganai sumber, penulis

menggunakan studi kepustakaan, dimana menghimpun beberapa sumber baik

primer dan sekunder. Terkait sumber primer, menulis akan menggunakan arsip.

Arsip yang ada berupa surat-surat yang dilaporkan Holle kepada Gubernur

Jenderal di Batavia terkait kebangkitan Tarekat Naqsyabandiyah, lalu surat izin

yang dikeluarkan pemerintah Cianjur pada masa Pemerintah Hindia Belanda,

untuk kegiatan tarekat, dan arsip pribadi Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

Cianjur.40

Kemudian untuk memperoleh sumber primer dalam penelitian ini juga

melakukan observasi langsung, di mana melakukan penelitian secara terlibat dan

melakukan wawancara kepada pimpinan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

Cianjur. Wawancara merupakan bagian yang sangat penting, dalam melakukan

penelitian lapangan. Tanpa wawancara, akan kehilangan informasi yang

objektif.41

Maka dari itu, dalam wawancara tidak menggunakan satu narasumber,

akan tetapi melakukan perbandingan dengan berbagai narasumber.

Untuk mendapatkan sumber skunder menggunakan beberapa buku, artikel,

jurnal, dan surat kabar. Adapun buku yang saya pakai salah satunya karya dari

Martin van Bruinessen yang berjudul Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia

terbitan mizan 1996. Buku tersebut menyimpan banyak khazanah seputar Tarekat

38

M. Dien Madjid & Johan Wahyudi, Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar, (Jakarta:

Kencana, 2014), h. 218. 39

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995),

h. 89. 40

Kebangkitan tarekat Naqsyabandiyah yang dipandang berbahaya menurut Holle, yaitu

tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah yang berada di Cianjur pada saat itu. Bruinessen, Tarekat

Naqsyabandiyah, h. 23, Atau lihat h. 102. 41

Irawati Singarimbun, Teknik Wawancara, dalam buku Masri Singarimbun & Sofian

Efendi (Editor), Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3S, 1889), h. 192.

Page 23: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

14

Naqsyabandiyah di Indonesia. Tentu masih banyak buku-buku lain yang penulis

pakai untuk dijadikan sumber sekunder lainnya. Selanjutnya untuk mendapatkan

sumber tambahan, penulis juga menggunakan dokumen pribadi yang berbentuk

tulisan pribadi, tanpa diterbitkan. Dokumen pribadi bisa berbentuk surat kabar,

buku harian, surat-surat dan sebagainya.42

Selanjutnya kritik sumber, dalam tahap ini penulis melakukan penilaian

kelayakan atau kredibilitas terhadap sumber yang didapatkan yaitu dengan kritik

intern. Dalam kritik intern penulis membandingkan berbagai sumber untuk

mendapatkan sumber yang benar-benar objektif, terutama mengenai sumber

primer yang berupa arsip. Terkait dengan observasi seperti wawancara dan

pengamatan langsung, penulis tidak hanya terpaku pada satu narasumber saja,

akan tetapi melakukan perbandingan narasumber lain yang masih ada

hubungannya dengan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah. Kritik ekstren yang

penulis lakukan, melihat dari bentuk fisik sumber primer. Apakah arsip tersebut

masih asli atau tidak, kemudian dari tanggal yang terdapat dari arsip tersebut yang

berupa surat apakah sesuai dengan setiap peristiwa atau tidak. Sedangkan dari

hasil lapangan penulis menanyakan kelayakan narasumber untuk mendapatkan

sumber yang objektif. Narasumber harus ada keterkaitannya dengan Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidyah di Cianjur, seperti narasumber tersebut sebagai

pimpinan ataupun jamaah dari tarekat tersebut. Dasar dari kritik sumber yaitu agar

hati-hati untuk mendapatkan informasi yang dikandung dalam sumber sejarah,

kemudian mempelajari sumber tersebut, memahami, dan menarik kesimpulan.43

Tahap selanjutnya yaitu interpretasi, dimana dalam tahap ini penulis

menafsirkan sumber-sumber yang terkait dengan pembahasan. Kemudian dalam

tahap ini juga menguraikan setiap pesistiwa yang terjadi secara sistematis, seperti

awal perkembangan tarekat di mana dilatarbelakangi oleh adanya perkembangan

intelektual dunia Islam. Setelah itu, kemudian tarekat mulai masuk dan

berkembang di Indonesia, termasuk Tarekat Naqsyabandiyah. Perkembangan

42

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1999), h. 114. 43

Muin Umar, dkk (Penerjemah), dalam Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana IAIN

Jakarta, Metode Penelitian Sejarah,(Jakarta: Departemen Agama R.I 1986), h. 79-80.

Page 24: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

15

selanjutnya terdapat beberapa cabang Tarekat Naqsyabandiyah, salah satunya

Naqsyabandiyah Khalidiyah yang mulai terlihat di Cianjur pada tahun 1950-an.

Yang terakhir historiografi, yaitu penulisan. Dalam tahap ini penulis melihat

fakta-fakta yang ada dari berbagai sumber, kemudian diuraikan sesuai pokok inti

dari permasalahan dan pembahasan penelitian.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan, tulisan ini secara sitematis dan

keseluruhan terdiri dari 5 bab, diantaranya:

BAB I Berisikan pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka,

kerangka teori, terakhir sistematika penulisan.

BAB II Berisikan pembahasan mengenai Tarekat Naqsyabandiyah, yaitu

pengertian tarekat, asal-usul Tarekat Naqsyabandiyah, dan

perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Indonesia.

BAB III Berisikan mengenai deskripsi historis Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur, yaitu bagaimana awal masuknya Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur, ajaran Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah Cianjur, dan silsilah Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur.

BAB IV Berisikan pembahasan mengenai aktivitas Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur pada tahun 1910-1919 M, membahas

biografi Muhammad Isa al-Khalidi sebagai tokoh tarekat, pendirian

madrasah, dan pengaruh Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

dalam bidang keagamaan dan pendidikan.

BAB V Berisikan penutup, yang terdiri dari kesimpulan, dan saran.

Page 25: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

16

BAB II

ASAL-USUL TAREKAT NAQSYABANDIYAH DAN

PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

A. Pengertian Tarekat

Tarekat secara bahasa adalah jalan, cara, garis, kedudukan, keyakinan, dan

agama. Dalam kamus Modern Dictionary Arabic-English bahwa tarekat ialah way

(cara atau jalan), method, dan system of belief (metode atau system kepercayaan.44

Sedangkan menurut istilah, tarekat yaitu suatu perjalanan seorang salik (pengikut

tarekat) menuju Tuhan dengan cara mensucikan diri, atau perjalanan yang harus

ditempuh seseorang untuk dapat mendekatkan diri sedekat mungkin dengan Allah

SWT.45

Tarekat menurut makna luasnya adalah jalan atau petunjuk dalam

melaksanakan suatu ibadah, yang sesuai dengan ajaran Rasulullah dan

dicontohkan beliau serta dikerjakan oleh para sahabatnya, tabi‟in, dan turun-

temurun sampai kepada guru-guru, ulama, secara bersambung serta jelas

silsilahnya.46

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tarekat yaitu jalan menuju

Allah dengan mengamalkan ilmu tauhid, fiqih, dan tasawuf, dengan cara

mengerjakan amalan untuk mencapai suatu tujuan.47

Zamakhsary Dhofier, seorang antropolog Islam, membagi tarekat ke dalam

dua bentuk. Pertama, tarekat yang dipraktekkan menurut tatacara yang dilakukan

oleh organisasi-organisasi tarekat. Kedua, tarekat yang dipraktekkan menurut tata

cara di luar ketentuan orgaisasi-oganisasi tarekat.48

Selanjutnya Zamakhsary

Dhofier mengatakan, bahwa tarekat secara khusus dapat dikatakan sebagai suatu

organisasi, yaitu suatu kelompok yang melakukan amalan-amalan dzikir tertentu,

dan menyampaikan suatu sumpah yang telah ditentukan oleh pimpinan organisasi

tersebut (mursyid). Sedangkan tarekat yang tidak dilakukan sesuai tata cara

44

A. Fuad Said, Hakikat Tarikat Naqsyabandiyah, h. 1. 45

Ensiklopedi Islam, h. 66. 46

Imron Aba, Di Sekitar Masalah Tareka, h. 11. 47

A. Fuad Said, Hakikat Tarikat Naqsyabandiyah, h. 6. 48

Zamakhsary Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kiyai,

(Jakarta: LP3ES, 1982), h. 136.

Page 26: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

17

organisasi tarekat, terdapat di dalam lingkungan pesantren dan kehidupan sehari-

hari, di mana seorang kiyai pada umumnya memimpin masyarakat dan melakukan

dzikir setelah sholat, dan bersama-sama diikuti oleh para penduduk setempat

khususnya para santri di pesantren. Sehingga pada intinya, apa yang dilakukan

oleh seorang kiyai tidak berbeda jauh dengan apa yang dipraktekkan oleh

organisasi tarekat.49

Menurut Martin van Bruinessen, seorang antropolog dari Belanda, tarekat

yaitu jalan yang mengacu kepada system latihan meditasi, maupun amalan

(muraqabah, dzikir, wirid dan sebagainya), yang dihubungkan dengan sederet

guru sufi, dan organisasi yang tumbuh diseputar metode sufi yang memiliki ciri

khas tersendiri. Dalam segi fungsinya, tarekat tidak hanya terpusat pada

keagamaan. Tetapi setiap tarekat merupakan keluarga besar, dan semua

anggotanya menganggap diri mereka bersaudara satu sama lain.50

Melihat pengertian tarekat, tentu mempunyai kesamaan dengan tasawuf

yaitu mendekatkan diri kepada Allah Swt. Tasawuf berasal dari kata shafa yang

artinya kesucian, yaitu mensucika diri dari kotoran-kotoran atau pengaruh-

pengaruh jasmani dalam tujuan mendekatkan diri kepada Allah Swt.51

Tetapi

dalam hal praktik, tarekat dan tasawuf tentu berbeda, di mana tatacara ibadah

tarekat dilakukan secara organisasi, yaitu telah ditentukannya segala aturan oleh

gurunya, atau mursyid, dan harus terlebih dahulu mengucapkan sumpah sebelum

melakukan praktik ibadahnya, atau baiat.52

Sedangkan tasawuf, dilakukan secara

individual, dan tidak terikat secara keorganisasian.

Terlepas dari definisi tarekat yang ada, lebih jelas Martin van Bruinessen

mengatakan, bahwa tarekat secara relatif merupakan tahap paling akhir dari

perkembangan tasawuf di dunia Islam, dan menjelang abad ke-13 tarekat berada

dalam masa kejayaannya, di mana pada saat itu Islam sudah tersebar luas di

Nusantara.53

Ilmuan Australia, Anthony Jhons, mengatakan bahwa Islamisasi di

49

Zamakhsary Dhofier, Tradisi Pesantren, h. 136-137. 50

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 15. 51

Mulyadi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawuf, (Jakarta: Erlangga 2006), h. 4. 52

Zamakhsary Dhofier, Tradisi Pesantren, h. 136. 53

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 15.

Page 27: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

18

Indonesia disebabkan adanya pengislaman yang secara aktif dilakukan oleh para

tarekat-tarekat sufi yang berdatangan dengan para pedagang asing, dan

mendorong keberlangsungan Islamisasi. Sehingga sampai dengan saat ini, Islam

di Indonesia masih memiliki sifat sufistik, dan pengikut tarekat yang cukup

banyak.54

Selain itu, tarekat memiliki posisi yang sangat penting, terutama bagi

penyebaran Islam di Indonesia, bahkan Islam yang tersebar di Melayu, salah

satunya dilakukan oleh para pengikut tarekat, bahkan pada saat itu tarekat menjadi

sebuah penomena baru, dikalangan orang melayu, terutama di istana.55

Pada masa awal perkembangan tarekat, salah satu pusat terpenting yang

mempengaruhi perkembangan tarekat di Indonesia adalah Gujarat (India), diduga

para sufi seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin al-Sumatrani, dan Nurudin al-

Raniri belajar dan mendapatkan ijazah dari Gujarat. Ketiga sufi Sumatera tersebut,

memiliki pengaruh cukup besar, bagi perkembangan tarekat dan tasawuf di

Nusantara pada masa itu. Melihat bukti dan sumber yang ada mengenai

perkembangan tarekat, disebut bahwa tarekat Qadariyah yang pertama kali

disebutkan dalam sumber-sumber pribumi.56

Selain Gujarat, pusat paling penting

bagi berlangsungnya perkembangan tarekat di Indonesia, yaitu Makkah dan

Madinah. Pada saat itu, orang yang pergi haji didominasi oleh orang Asia

Tenggara, khususnya Indonesia. Adapun yang pergi haji, mereka sesekali menetap

beberapa tahun untuk memperdalam ilmu keislaman dan tarekat kepada ulama

besar di Tanah Arab. Pada abad ke-17, ulama ini terdiri dari Ahmad al-Qusyasyi

(w. 1660), dan Ibrahim al-Qurani (w. 1691).57

Pada perkembangan selanjutnya, menurut Azyumardi Azra, seorang

sejarawan Islam Indonesia, ciri yang paling mencolok dari keberadaan tarekat,

bahwa mereka semua (pengikut tarekat) diorganisasi secara longgar, tidak ada

batasan tertentu untuk menjadi guru dan murid dalam satu tarekat saja, melainkan

54

Bruinessen, Kitab Kuning, h. 189. 55

Oman Fathurahman, Reinforcing Neo-Sufism in the Malay-Indonesia Word:

Shattariyyah Order in West Sumatera, dalam jurnal, (Jakarta: Studia Islamika, vol. 10, no. 3,

2003), h. 33. 56

Sri Mulyati, Tarekat-tarekat Mukhtabarah di Indonesia, h. 13. 57

Bruinessen, Kitab Kuning, h. 192.

Page 28: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

19

bebas untuk mengikuti setiap tarekat yang ada.58

Menjelang akhir abad ke-18,

berbagai tarekat telah memperoleh pengikut yang tersebar di Nusantara. Orang-

orang yang baru kembali dari Makkah dan Madinah yang menjadi faktor

tersebarnya tarekat di Nusantara. Dalam perkembangannya, tarekat mulai

mendapatkan pengikutnya dari kalangan istana, dan barulah tersebar ke

masyarakat awam.59

Selain peranan para haji, perkembangan tarekat pada abad ke-18 didorong

dengan adanya perkembangan dalam tubuh organisasi tarekat sendiri. Menjelang

akhir abad ke-18, tarekat menjadi terpusat. Sehingga dari situlah tarekat tidak

hanya menyebarkan Islam, akan tetapi merekrut pengikut massa. Dalam

perkembangan selanjutnya, tarekat digunakan sebagai sarana efektif untuk

berjihad, melawan masyarakat yang dianggap korup secara religius, sosial,

maupun politis, dan melawan kekuatan Eropa, khusunya para penjajah.60

Setelah mengalami perkembangan, serta tersebarnya tarekat ke berbagai

kota di Nusantara, timbulah pemberontakan terhadap para penajajah. Seperti yang

terjadi di Palembang, di mana pengikut tareket Samaniyah memainkan peran

penting dalam perlawanan terhadap tentara Belanda pada tahun 1819. Beberapa

kelompok orang berpakaian putih berdzikir dengan keras, sampai di luar

kesadaran dan kemudian tanpa rasa takut menyerang musuh (bangsa Belanda).

Mereka meyakini bahwa tubuh mereka sudah kebal karena dzikir itu.61

Pemberontakan lain terjadi di Kalimantan Selatan pada tahun 1860-an,

bangsa Belanda menghadapi perlawanan serupa dari gerakan rakyat yang kuat,

dari amalan yang dipraktekkan kalangan tarekat, dan tarekat tersebut diperkirakan,

tarekat Samaniyah. Hal serupa terjadi di Pulau Lombok pada tahun 1891, akan

tetapi ditujukan kepada orang Bali, yang mayoritas beragamakan Hindu. Di Jawa

Timur, pemberontakan petani terjadi pada tahun 1903 dan masih dalam kasus

yang sama, yaitu masih ada kaitannya dengan tarekat. Tarekat Syatariyah

58

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama, h. 128. 59

Bruinessen. Kitab Kuning, h. 197. 60

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama, h. 165. 61

Sumber tersebut tertuang dalam teks, Syair Perang Menteng, disunting dalam: M.O.

Wolders, Het Sultanat Palembang, 1811-1825. („s Gravenhage: Nijhoff, 1975), h. 194-222. Lihat,

Bruinessen, Kitab Kuning, h. 198.

Page 29: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

20

memainkan peran penting dalam pemberontakan di Sumatera Barat, dikarenakan

adanya sistem pajak yang merugikan masyarakat setempat.62

Pemberontakan petani di Banten pada tahun 1888, dapat dikatakan

pemberontakan terbesar di Jawa yang dilakukan oleh kalangan Tarekat Qadariyah

dan Naqsyabandiyah. Meskipun peranan tarekat tidak murni secara langsung,

tetapi perlawanan tersebut ditujukan kepada bangsa Belanda, dan ditukangi

sebagian kalangan tarekat.63

Dari pemberontakan-pemberontakan yang ada, yang melibatkan tarekat,

diantaranya yaitu menentang masuknya pemerintah Belanda, dan adanya

penindasan yang dirasakan kaum pribumi. Adanya pemberontakan tersebut,

menjadi gambaran bahwa sampai abad ke-20 tarekat sudah sangat berkembang.

Perkembangan yang ada, didorong oleh bertambahnya jumlah muslim di

Indonesia yang melakukan ibadah haji, di mana mereka belajar mengenai Islam

dan juga masuk tarekat, dan mengajarkan berbagai amalan spiritual tarekat

mereka.64

B. Asal-usul Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia

Tarekat Naqsyabandiyah merupakan salah satu tarekat mukthabarah (yang

bersambung sanadnya kepada Nabi Muhammad Saw.) yang sangat berkembang

dan memiliki pengikut yang banyak di dunia Islam. Pendiri tarekat ini, yaitu

Syekh Muhammad bin Muhammad Bahaudin Bukhari an-Naqsyabandy. Syekh

Naqsyabandy lahir di Bukhara, Rusia, pada tahun 717 H/1318 M, dan meninggal

pada tahun 791 H/1389 di Bukhara, Rusia.65

Naqsyabandy lahir dari lingkungan

keluarga yang paham agama Islam cukup baik. Saat ia lahir, Naqsyabandy segera

dibawa oleh ayahnya kepada Baba al-Samasi (w. 740 H/1340M), di mana pada

saat itu Baba al-Samasi merupakan salah satu wali yang cukup besar. Kedatangan

Naqsyabandy disambut hangat dan penuh kegembiraan.66

62

Bruinessen, Kitab Kuning, h. 198-199. 63

Kartodirjo, Pemberontakan Petani Banten, h. 396-397. 64

Bruinessen, Kitab Kuning, h. 199. 65

Imran Abba, Diseputar Masalah Tarekat, h. 26. 66

Sri Mulyati, Tarekat-tarekat Mukhtabarah di Indonesia, h. 89

Page 30: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

21

Naqsyabandy sangatlah rajin menuntut ilmu dan senang menekuni tasawuf.

Menginjak usia dewasa sekitar 18 tahun, ia belajar tasawuf kepada Muhammad

Baba as-Samasi, dan bermukim di Samas, sekitar 4 km dari Bukhara tempat ia

dilahirkan. Naqsyabandy diangkat menjadi khalifah oleh Muhammad Baba as-

Samasi, sebelum gurunya tersebut meninggal. Naqsyabandy kemudian

memperdalam ilmu tarekat kepada seorang Syekh Amir Sayyid Kulal al-Bukhari

(w. 772 H/1371 M). Amir Sayyid adalah salah seorang khalifah yang diangkat

oleh Baba as-Sammasi, sama seperti Naqsyabandy.67

Dalam perkembangannya di dunia Islam, Tarekat Naqsyabandiyah berhasil

mendapatkan pengikut dari berbagai belahan dunia, karena kedekatan Syekh-

Syekh Naqsyabandiyah inilah, sehingga dapat dengan mudah disebarluaskan.

Pusat berkembangan pertama kali Tarekat Naqsyabandiyah berada di kawasan

Asia Tengah, bahkan sampai ke India dan Turki. Dalam perkembangannya,

banyak pusat-pusat Tarekat Naqsyabandiyah berdiri di kota maupun daerah,

seperti di Samarkand, Merv, Chiva, Tashkent, Harrat, Bukhara, Cina, Turkestan,

Khokand, Afganistan, Iran, Baluchistan, dan India.68

Dalam perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah, sampai sejauh ini belum

dapat dipastikan, siapa orang Indonesia pertama yang menganut Tarekat

Naqsyabandiyah. Sumber-sumber pribumi yang ada, yang membahas dan

menyebutkan Tarekat Naqsyabandiyah, yaitu tulisan karya Syekh Yusuf Makassar

(1626-1699), di mana ia mengarang berbagai risalah yang berisikan nasihat-

nasihat keruhanian untuk orang-orang penting, seperti pemimpin Kerajaan Gowa

pada masa itu.69

Syekh Yusuf dikenal juga sebagai tokoh yang mengembangkan Tarekat

Khalwatiyah di Makassar. Dalam perjalanan hidupnya, banyak sumber yang

mengatakan bahwa, Syekh Yusuf tidak hanya belajar satu tarekat saja. Ia di bai’at

oleh satu sufi terkenal di Sumatera, yaitu al-Raniri dari Aceh dan mendapat izajah

Tarekat Qodariyah. Kemudian setibanya di Yaman, Syekh Yusuf mempelajari

Tarekat Naqsyabandiyah kepada Syekh terkenal di Arab, yaitu Muhammad Abd

67

Ensiklopedi Islam, h. 10-11. 68

Ensiklopedi Islam, h. 8. 69

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 34-36.

Page 31: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

22

al-Baqi. Di Madinah, ia belajar tarekat kepada Ibrahim al-Karani, lalu berselang

beberapa tahun ia di bai’at masuk tarekat Khalwatiyah di Damaskus.70

Dengan

demikian, Syekh Yusuf tidak hanya sebagai pengikut tarekat Naqsyabandiyah

saja, tetapi beberapa tarekat ia pelajari dan masuk tarekat tersebut.

Setelah kembalinya Syekh Yusuf dari Makkah dan berada di Banten,

keberadaan Tarekat Naqsyabandiyah terus berkembang dan mendapatkan

pengikut yang sangat banyak. Dibalik perkembangan Terekat Naqsyabandiyah,

Syekh Yusuf rupanya aktif dalam keterlibatan politik kerajaan di Banten, dan

menjadi penasihat kerajaan pada saat itu.71

Tidak hanya itu, keberadaan Tarekat

Naqsyabandiyah dipadukan dengan Tarekat Syatariyah, sehingga pada masa itu

perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah meluas hingga keluar Banten. Dengan

dipadukannya Tarekat Naqsyabadiyah dengan Tarekat Syatariyah terlihat dari

cara ibadah, di mana wirid atau dzikir yang telah dilakukan oleh pengikut tarekat

akan mendapatkan khasiat yang menakjubkan. Hal seperti itulah yang dirasa

sangat berpengaruh dalam perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah sehingga

tersebar luaslah tarekat tersebut.72

Perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah terjadi pada abad ke-19, di mana

pada saat itu tarekat berkembang dan dilatarbelakangi orang yang pergi haji, dan

belajar Islam di Tanah Arab, kemudian kembali lagi ke Indonesia. Pada abad ke-

19, di Makkah telah berdiri sebuah pusat Tarekat Naqyabandiyah di bawah

pimpinan Sulaiman al-Zuhdi, tepatnya di Jabal Abu Qubais. Meurut Snouck

Hurgronje Tarekat Naqyabandiyah yang dipimpin oleh Sulaiman al-Zuhdi di

Makkah, mempunyai banyak pengikut dari berbagai daerah, seperti Turki,

Indonesia, dan juga Malaysia. Dari Makkah inilah, kemudian tarekat

Naqsyabandiyah menyebar luas ke berbagai daerah di Indonesia.73

Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, berkembang dengan bentuknya

sendiri, yaitu Tarekat Naqyabandiyah Muzhariyah dan Tarekat Naqsyabandiyah

70

Saiful Umam, The Guardian of The Integral Vision of Islamic Practice, h. 268. 71

Martin van Bruinessen, Sufi and Sultan in Southeasia and Kurdistan: A Comparative

Survei, (Jakarta: Studia Islamika, Volume 3, No. 3, 1996), h. 11. 72

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah,h. 44-45. 73

Ensiklopedi Islam, h. 9.

Page 32: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

23

Khalidiyah. Tarekat Naqyabandiyah Muzhariyah, bersumber dari Muhammad

Saleh az-Zawawi dan penyebaran tarekat tersebut menyebar sangat luas, sampai

ke Turki. Di Indonesia, Tarekat Naqyabandiyah Muzhariyah tersebar di daerah

Pontianak, Madura, dan Jawa Timur. Sedangkan Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah, bersumber dari Syekh Ismail al-Minangkabawi.74

Adapun di Indonesia, tarekat Naqsyabandiyah ada yang mengalami

penggabungan dua tarekat, yaitu Tarekat Qadariyah wa Naqsyabadiyah. Tarekat

tersebut merupakan penggabungan antara tarekat Qadariyah dan tarekat

Naqsyabandiyah, yang didirikan oleh Syekh Ahmad Khatib Sambasi (w. 1875 M).

tarekat ini sangatlah berkembang di Indonesia, khsusnya di Pulau Jawa, bahkan

dianggap sebagai salahsatu tarekat terbesar di Indonesia, dan tersebar hingga ke

Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.75

C. Perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Indonesia

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Tarekat Naqsyabandiyah

merupakan salah satu tarekat yang memiliki pengikut yang cukup banyak. Dalam

penyebarannya, tarekat ini telah sampai ke kawasan muslim di Asia, yaitu Turki,

Bosnia-Herzegovina, dan wilayah Volga Ural, Rusia. Perkembangan Tarekat

Naqsyabandiyah didorong dengan adanya cabang baru, seperti Tarekat

Naqsyabandiyah Mujjadidiyah, dan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah. Adapun

perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah, didorong ke arah yang lebih

modern oleh Maulana Khalid al-Baghdadi (1779 M/1193 H-1827 M/1242 H).76

Maulana Khalid memiliki peran penting dalam perkembangan Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah, sehingga keturuan dan pengikutnya dikenal sebagai

kaum Khalidiyah. Bahkan Maulana Khalid dianggap sebagai tokoh pembaharu

74

Ensiklopedi Islam, h. 9-10. 75

Ensiklopedi Islam, h. 10. 76

Maulana Khalid membawa perubahan dalam tarekat Naqsyabandiyah, yaitu mendorong

tarekat Naqsyabandiyah ke arah yang lebih modern, dengan memberanikan diri untuk tidak

terfokus dalam masalah keagamaan saja. Tarekat Naqsyabandiyah dituntut untuk lebih peduli

terhadap aspek keduniawian, seperti peduli terhadap dunia politik, dan keberlangsungan akan

kesejahteraan umat Islam. Hal semacam itu yang mendorong tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

menjadi lebih modern dibandingkan tarekat lain pada masa itu.

Page 33: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

24

Islam pada abad ke-13.77

Pengaruh Maulana Khalid dalam mengembangkan

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di dunia Islam, begitu pesat pada abad ke-19

dan abad ke-20, bahkan berhasil tersebar ke wilayah Suriah, Hijaz, Iraq, Anatolia,

Balkan, dan Kurdistan.78

Maulana Khalid mendorong terjadinya perubahan ditubuh Tarekat

Naqsyabandiyah, dan menanamkan semangat puritan dan aktivis. Bahkan banyak

khalifah dan penerusnya yang terjun langsung ke dalam dunia politik. Terdapat

beberapa syekh-syekh Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah yang berperan sebagai

pimpinan-pimpinan politik, bahkan pemimpin militer. Salah satu diantaranya

yaitu, Syekh Syamil dari Daghistan, yang bertahun-tahun memimpin perjuangan

melawan Rusia. Di Kurdistan, Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah menjadi

organisasi politik yang sangat kuat, dan sesekali melakukan pemberontakan.79

Di Indonesia, Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah mengalami

perkembangan yang pesat. Tokoh dibalik perkembangan tarekat tersebut salah

satunya dipelopori oleh Syekh Ismail al-Minangkabawi, yang hidup pada tahun

1125-1260 H/1694-1825, yang berasal dari Minangkabau.80

Ia juga dianggap

sebagai tokoh tarekat pertama dari Minangkabau, yang masuk dan menyebarkan

Tarekat Naqsyabandiyah, dan dikenal dengan nama lain, yaitu Ismail Simaboer.81

Pendidikan Ismail al-Minangkabawi, dimulai dengan belajar di surau atau masjid,

dan mempelajari berbagai ilmu agama Islam. Menginjak usia dewasa ia pergi ke

Tanah Arab, dan belajar seputar agama Islam, termasuk tarekat. Ia belajar kurang

lebih 30 tahun di Makkah, dan 5 tahun di Madinah.82

Ismail al-Minangkabawi dibaiat masuk Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

oleh khalifah dari Maulana Khalid, yaitu Abdallah Arzinjani, di Makkah. Tidak

lama kemudian, Ismail al-Minangkabawi diangkat menjadi khalifah dan

77

Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf, h. 179-180. 78

Hamid Algar, The Naqsyabandi Order: A Preliminary Survei of Its History and

Signicance, (Jakarta: Studia Islamika, No. 44, 1976), h. 149. 79

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 67. 80

M. Solihin, Melacak Pemikiran Tasawuf di Nusantara, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2005), h.76. 81

B.J.O. Schrieke, Pergolakan Agama di Sumatra Barat: Sebuah Sumbangan

Bobliografi, (Jakarta: Bhratara, 1973), h. 28. 82

Sri Mulyati. Tasawuf Nusantara, Rangkaian dan Mutiara Sufi Terkemuka, (Jakarta:

Kencana, 2006), h. 160.

Page 34: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

25

mengajarkan tarekat tersebut di Makkah selama bertahun-tahun, sebelum pada

akhirnya mengadakan perjalanan ke Asia Tenggara. Dalam perjalanannya, Ismail

singgah terlebih dahulu di Singapura, karena pada waktu itu Singapura menjadi

salah satu tempat singgah bagi para Haji. Tetapi, pada kenyataannya Ismail turut

menyebarkan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Singapura, dan berhasil

mendapatkan pengikut yang banyak, termasuk orang-orang Indonesia. Ismail

sesekali melakukan perjalanan menuju Indonesia, tetapi ia tidak menetap di

Indonesia dikarenakan menjadi perhatian bangsa Belanada. Meski berhasil

mendapatkan pengikut yang banyak, bukan berarti tarekat yang dibawa Ismail

tidak ada yang menentang, bahkan ketika ada gerakan anti-Naqsyabandiyah,

Ismail lantas kembali ke Makkah, setelah beberapa tahun berada di Singapura.

Meskipun telah kembali ke Makkah, perkembangan tarekat yang ia bawa tetap

berkembang, karena telah ada murid-murid Ismail yang meneruskan

perjuangannya.83

Di Indonesia, pengaruh Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah yang dibawa

Ismail al-Minangkawi telah berkembang dengan begitu pesat. Di Pulau Jawa,

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah telah ada pada tahun 1850-an, kurang lebih

bersamaan waktunya dengan perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

di Singapura. Di Pulau Jawa sendiri Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah, telah

sampai ke Jawa Barat dan Jawa Tengah. Menurut Van den Berg, penguasa

Yogyakarta sekitar tahun 1855-1866 M terlihat melakukan ritual Tarekat

Naqsyabandiyah. Yang dimaksud, yaitu Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah.84

Meskipun banyak diterima oleh masyarakat Indonesia dan berkembang pesat,

bukan berarti kehadiran Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah yang dibawa oleh

Ismail al-Minangkabawi tidak ada yang menentang, seperti yang dilakukan oleh

Sayyid Usman dan Salim bin Samir yang paling gencar melakukan kritikan

terhadap tarekat yang dibawa oleh Ismail al-Minangkabawi.85

83

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h 99-101 84

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 102. 85

Azyumardi Azra, Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara, (Bandung: Mizan,

2002), h. 141.

Page 35: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

26

Selain Ismail al-Minangkabawi, Sulaiman al-Zuhdi, yang dikenal Syekh

Jabal Abu Qubais, dari Makkah, mempunyai peran besar dalam perkembangan

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Indonesia. Ia mengangkat seorang

khalifah dari semarang, yaitu Abd al-Qadir, atau yang lebih di kenal Muhammad

Hadi, dari Girikusumo. Ia berhasil menarik pengikut dalam jumlah besar, baik

bangsawan, maupun masyarakat bawah. Kemudian pada tahun 1883 M,

Muhammad Hadi mempunyai 28 wakil di berbagai tempat di Pantai Utara, dan

murid yang paling berpengaruh yaitu K.H. Manshur (w. 1955 M), tidak lain yaitu

putranya sendiri. Tidak hanya K.H. Manshur, Muhammad Hadi memiliki salah

satu putra lagi, yaitu kiyai Zahid, yang mana nantinya akan meneruskan

kepemimpinan dari Muhammad Hadi di Girikusumo. Berbeda dengan kiyai

Zahid, K.H. Manshur dari Popongan ini mendirikan sebuah pesantren di dekat

Solo dan dibantu oleh Kiyai Arwani dari Kudus untuk mengajarkan tarekat

kepada ribuan orang, ia mengangkat beberapa khalifah, dan disinilah menjadi

pusat Tarekat Naqsyabandiyah di Jawa Tengah.86

Tidak hanya di Jawa, pengaruh Sulaiman al-Zuhdi telah sampai ke Sumatera

dan Malaya. Penyebaran Tarekat Naqsyabadiyah Khalidiyah dibawa oleh Syekh

Abdul Wahab dari Rokan, Sumatera Tengah. Ia belajar tarekat kepada Sulaiman

al-Zuhdi, setelah kembali ke Indonesia, Abdul Wahab membangun desa juga

madrasah Babussalam (1883 M). Ia berhasil mengangkat 120 khalifah, yang

tersebar ke Riau dan juga Malaya.87

Perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Indonesia semakin

terlihat, tepatnya pada tahun1880-an. Faktor utama dibalik perkembangan tarekat

yang semakin pesat, salah satunya karena keberadaan para haji yang kemudian

berguru kepada syekh-syekh di Tanah Arab. Menurut seorang sarjana Belanda,

Snouck Horgronje, hampir semua orang Sumatera yang bermukim di Mekkah

pada tahun 1880-an menjadi bagian dari tarekat, apakah Tarekat Naqyabandiyah

Khalidiyah, maupun Tarekat Qadariyah. Di Jawa, pada tahun 1880-an

perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah sudah mendapatkan pengikut

86

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 163. 87

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 135-136.

Page 36: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

27

yang cukup banyak, bahkan sampai ke kalangan bawah, tidak hanya elite

tradisional saja. Pada tahun tersebutlah perkembangan Tarekat Naqyabandiyah

Khaldiiyah mengalami perkembangan yang sangat pesat, karena telah sampai ke

berbagai daerah, khsususnya di Jawa. Di Jawa Barat, Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah telah sampai ke Bogor bahkan sampai ke Cianjur.88

Bahkan di Cianjur

hampir dari kalangan elite taradional setempat sebagai pengikut Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah.89

88

Akan tetapi sejauh pengamatan penulis, di Bogor lebih didominasi oleh tarekat

Qadariyah Naqsyabandiyah. Sampai dengan saat ini, keberadaan tarekat Qadariyah Naqsyabadiyah

berada di. Hasil penelusuran penulis, 11 November 2017. 89

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 106-108.

Page 37: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

28

BAB III

DESKRIPSI HISTORIS TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

DI CIANJUR

A. Masuknya Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur

Menurut Martin van Bruinessen, perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah

dalam dunia Islam, didorong dengan adanya pembaharuan dalam tarekat

Naqsyabandiyah. Pembaharuan tersebut dibawa oleh Maulana Khalid, di mana ia

mendorong terjadinya dinamika dalam tubuh Tarekat Naqsyabandiyah, sehingga

terlibat aktif dalam dunia politik.90

Dengan adanya hal seperti itu, tentu mendorog

tersebarnya Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah ke berbagai daerah di Indonesia.

Di Cianjur, awal masuknya Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah tidak terlepas

dalam dunia politik. Bukti pertama yang menyatakan Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah telah sampai dan berkembang di Cianjur, yaitu adanya laporan pada

tanggal 5 September 1886 M. Pada saat itu K.F. Holle yang menjabat sebagai

Penasihat Kehormatan untuk Urusan Bumiputera, mengirim surat kepada

Gubernur Jenderal di Batavia.91

Surat tersebut berisikan kekhawatiran mengenai

perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah di Cianjur, dan telah mendapatkan

pengikut yang banyak, bahkan dari kalangan bangsawan.92

Tentu jauh sebelum pengamatan K.F. Holle, Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah telah lebih dulu masuk, dan pada tahun 1886 M Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah telah berkembang cukup pesat, dan dianggap sangat

berbahaya bagi keberadaan bangsa Belanda saat itu. Akan tetapi, tidak begitu

banyak sumber yang menyebutkan kapan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

90

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 66-67. 91

K.F. Holle merupakan penasihat kehormatan untuk Bumiputera dalam urusan

keagamaan. Ia mempunyai misi untuk mengurangi pengaruh Islam di Hindia Belanda, terutama

bagi masyarakat Sunda. Untuk tujuannya itu, ia pergi ke Singapura untuk melihat dampak pan-

Islamisme terhadap meningkatnya semangat jihad anti Belanda. Dari penyelidikannya itu, bahwa

para haji lah yang membawa fanatisme Islam di Hindia Belanda. Sehingga dengan apa yang terjadi

di Cianjur, aktivitas kegiatan tarekat akan menimbulkan semangat jihad anti penjajahan Hindia

Belanda. Dengan demikian Holle beranggapan bahwa kegiatan tarekat tersebut sangatlah

berbahaya. Lihat, Jajat, Ulama dan Kekuasaan, h. 162. 92

Laporan tersebut termuat dalam arsip MGS 23-5-1885, No 91/c di Arsip Nasional,

lihat, Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 23.

Page 38: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

29

pertama kali masuk ke Cianjur, dan siapa pembawanya. Akan tetapi sejauh ini,

sumber yang berhasil didapatkan, bahwa Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

pertama kali masuk dibawa oleh R.H Hasan al-Khalidi.93

R.H Muhammad Hasan pernah bermukim di Mekkah selama 19 tahun, dan

belajar Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah kepada Syekh Abdullah Affandi, di

Jabal Qubais, Mekkah. Setelah R.H Muhammad Hasan kembali ke Cianjur, ia

diangkat menjadi Penghulu Gede II Cianjur dan menjabat selama 4 tahun (1830-

1834 M). Setelah berhenti dari jabatannya sebagai Penghulu Gede II Cianjur, R.H

Muhammad Hasan kembali ke Mekkah untuk belajar Tarekat Naqsyabadiyah

Khalidiyah. Pada tahun 1836 M, R.H Muhammad Hasan mendapat ijazah al-

Khalidi dari gurunya, yaitu Abdullah Affandi Arjinzani.94

Setelah mendapat

ijazah al-Khalidi, R.H Muhammad Hasan kembali ke Cianjur, dan menyebarkan

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur kepada para keluarga dan

kerabatnya. R.H Muhammad Hasan merupakan orang pertama yang membawa

dan menyebarkan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah ke Cianjur. Adapun

kegiatan yang dilakukan R.H. Muhammad Hasan yaitu dengan menggelar Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah, balagoh, dan qiro’ah bertempat di Masjid Agung

Cianjur dengan waktu kegiatan yang telah ditentukan.95

Setelah mengajarkan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur selama

hampir 12 tahun, pada tahun 1264 H R.H Muhammad Hasan pergi ke Singapura,

dan menetap disana sampai akhir hayatnya (1275 H/1848 M), dan dikebumikan di

kampung Roco (Rochore), Singapura. Sebelum ia wafat, R.H Muhammad Hasan

membeli sebidang tanah seluas 5 hektar di Singapura, tepatnya di pinggir laut di

kampung Bedok dan mendirikan semacam pesantren, atau langgar.96

Pada saat R.H. Muhammad Hasan menetap di Singapura, R.H Yahya,

putranya pergi menyusul R.H Muhammad Hasan ke Singapura. Di Singapura R.H

Yahya kemudian menikah dengan Siti Nurqolbi, seorang gadis yang berasal dari

Bengkulu. Pernikahannya dengan Siti Nurqolbi dikaruniai 4 orang putra, R.H

93

Lihat, Selayang Pandang Tentang KH R Isa al-Khalidi bin R.H Yahya al-Khalidi, h. 7. 94

Lihat, Selayang Pandang Tentang KH R Isa al-Khalidi bin R.H Yahya al-Khalidi, h. 7. 95

Tarekat Naqsyabadiyah di Cianjur, Cianjur: Koleksi Pribadi, tidak diterbitkan, h. 1. 96

Tarekat Naqsyabadiyah di Cianjur, h. 1.

Page 39: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

30

Musa, R.H. Isa, R.H. Maksum, R.H. Muhidin, dan 2 orang putri, N.R Jamilah,

N.R Mujibah.Kemudian, setelah ayahnya wafat, R.H. Yahya mengurus sebuah

pesantren yang dibangun oleh ayahnya. Pada tahun 1877 M, kemudian R.H.

Yahya dengan seluruh keuarganya pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah

haji, bahkan dari ke 3 putranya belajar tarekat di Mekkah, dan mendapat ijazah

Tarekat Naqsyabandiyah.97

R.H Yahya kemudian wafat di Mekkah, sebelum

sempat kembali lagi ke Singapura. Setelah R.H. Yahya meninggal di Mekkah,

keluarganya kembali ke Singapura dan pergi ke Cianjur, sesuai permintaan R.H

Yahya sebelum meninggal.

B. Silsilah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur

Menurut keyakinan para pengikut Tarekat Naqsyabandiyah, bahwa dasar-

dasar pemikiran dan amalan tarekat berasal dari Nabi Muhammad Saw. Para

pengikut tarekat, menganggap bahwa silsilah para guru yang telah mengajarkan

dasar-dasar tarekat secara turun-temurun itu sangat penting. Garis keturunan para

guru yang turun-temurun tersebut, disebut dengan silsilah. Setiap guru tarekat

harus berhati-hati dalam menjaga silsilah untuk menunjukkan siapa gurunya,

sampai kepada Nabi Muhammad saw.98

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur, mempunyai silsilah yang

mereka yakini merupakan guru secara turun temurun, yang sampai kepada Nabi

Muhammad Saw. Silsilah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur berasal

dari R. H. Muhammad Hasan, ia merupakan orang pertama yang mengenalkan

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur, yang mendapat Ijazah Khalidiyah

dari Syaid Syarif Abdullah Affandi Arjinzani di Jabal Abu Qubais, pada tahun

1252 H.

97

Tarekat Naqsyabadiyah di Cianjur, h. 1. 98

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 48.

Page 40: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

31

Silsilah Kemursyidan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur

Rasulullah SAW

Abu Bakar As-Shidiq

Salman Farrisy

Qosyim Muhammad

Iman Ja‟far Siddiq

Abu Yazid Al-Bustami

Syekh Ali Ferromac

Syekh Yusuf Hamdani

Syekh Abdul Kholik Fudjduani

Syekh Syarif Riyamkari

Syekh Mahmud Andjiri

Syekh Ali ar-romitani

Syekh Muhammad Baba Samasi

Syekh Amir Kulal

Syekh Bahauddin Naqsyabandi

Syekh Muhammad Alauddin Attori

Syekh Yakub Al-Jaris

Syekh Ubaidillah Ahrorie

Page 41: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

32

Syekh Muhammad Azzahidie

Syekh Darwis Muhammad As-Sormanhendi

Syekh Muhammad Al-Hauraqi

Syekh Muhammad Al-Baqi

Syekh Achmad Faruqis Sarhendi

Syekh Muhammad Ma‟sum

Syekh Muhammad Syaffiudin

Syekh Nur Muhammad Baduani

Habibullah Djamdjani

Syekh Abdullah Addah Lawi

Syekh Maulana Khalid

Abdullah Affandi

R.H Muhammad Hasan

(Sumber: Silsilah Para Masaich Naqsyabandiyah, Surat Nugas).

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa yang pertama membawa

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah ke Cianjur adalah R.H Muhammad Hasan.

Setelah R.H Muhammad Hasan wafat, Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

dilanjutkan oleh R.H Abdussalam, meskipun pada saat itu R.H Hasan memiliki

soeorang putra, yaitu R.H Yahya.99

Kemudian R.H Abdussalam digantikan oleh

99

Sebenarnya penerus tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah bisa saja di lanjutkan oleh

putranya R.H Hasan, yaitu R.H Yahya. Akan tetapi setelah R.H Hasan wafat, dan ia memilki

pesantren di Singapura, kemudian R.H Yahya lah yang meneruskan kegiatan pesantren di

Singapura. Sehingga Penerus tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur diteruskan oleh R.H

Abdussalam.

Page 42: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

33

R.H Ma‟moen, atau yang lebih dikenal dengan Haji Meong atau Juragan Waas.

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur, pada masa kepemimpinan kedua

tokoh di atas, nampaknya cukup mengalami perkembangan, bahkan telah berhasil

merangkul tokoh-tokoh masyarakat untuk bergabung ke dalam Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah, dan setelah itu barulah merangkul rakyat setempat.

Perkembangan tersebut, tentu menjadi perhatian bangsa Belanda, karena dianggap

sangat berbahaya.100

Setelah R.H Ma‟moen, Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur di

teruskan oleh R.H Muhammad Isa al-Khalidi. Ia merupakan cucu dari R.H

Muhammad Hasan, orang pertama yang memperkenalkan Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah tersebut di Cianjur. Pada masa Muhammad Isa inilah

perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur begitu pesat, dan

berhasil merekrut banyak masyarakat. Tidak hanya itu, dalam upaya menyebarkan

tarekat, Muhammad Isa mendirikan sebuah madrasah di kampung Gedong Asem,

Cianjur, dan disanalah tempat kegiatan tarekat berlangsung. Madrasah yang

didirikan Muhammad Isa, tidak hanya dipakai untuk kegiatan tarekat, tetapi juga

dipakai untuk kegiatan keagamaan lainnya, seperti mengaji, dan mendirikan

Sekolah Istri Agama Gedong Asem.101

Setelah R.H Muhammad Isa al-Khalidi wafat pada tahun 1919 M,

dilanjutkan oleh R.H Muhammad, setelah itu dilanjutkan R.H. Muhidin. Dari

kedua tokoh tersebut, tidak diketahui secara pasti bagaimana perkembangan

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur. Bahkan setelah R.H Muhidin,

yang dilanjutkan oleh R.H Ma‟moer, kemudian oleh R.H Ma‟soem, sampai R.H

Mansoer, perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah Khaldiyah di Cianjur tidak

ketahui secara pasti. Akan tetapi, pada masa itu R.H Mansoer telah membai‟at

R.H Muhammad Rozie pada 17 Oktober 1948, untuk memimpin tarekat

100

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 24. 101

Sekolah Istri Gedong Asem merupakan cikal bakal berdirinya Madrasah Ibtidaiyah

(MI), atau setara dengan Sekolah Dasar (SD), karena pada masa Muhammad Isa, tidak hanya

menggelar tarekat saja, akan tetapi menyelenggarakan pengajian al-Qur‟an dan kitab kuning bagi

anak-anak. Lihat, Selayang Pandang Tentang KH R Isa al-Khalidi bin R.H Yahya al-Khalidi, h. 5.

Lihat, Risalah Berdirinya Madrasah-Madrasah, YPI Riyyadhul Muttaqien dan Status Tanah

Wakaf Gedong Asem, Cianjur, h. 1.

Page 43: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

34

Naqysbandiyah Khalidiyah di Cianjur.102

Pada masa R.H Muhammad Rozie

inilah, Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah berkembang cukup pesat. Ia

meneruskan apa yang telah dilakukan oleh R.H Muhammad Isa al-Khalidi, yaitu

dengan merenovasi madrasah tempat kegiatan belajar mengajar, dan kegiatan

Tarekat Naqsyabandiyah Khaldiyah pada tahun 1950 M.103

Setelah Muhammad Rozie meninggal pada tahun 1966, kemudian memberi

wasiat untuk melanjutkan kepemimpinan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di

Cianjur kepada tiga orang, yaitu R.H. Abdullah, R.H. Affandi, dan R.H. Djaja.104

Selanjutnya, setelah di wakilkan kepada tiga orang, Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur di teruskan oleh R.H. Abbas Sahabuddin. Pada tahun 1967,

R.H. Abbas mendirikan sebuah yayasan, yaitu Yayasan Pendidikan Islam (YPI)

Gedong Asem. Sehingga setiap kegiatan belajar mengajar, yang awal mulanya

dirintis oleh R.H. Muhammad Isa al-Khalidi, pada masa R.H.Abbas berada dalam

ruang lingkup dan tanggung jawab yayasan tersebut.105

Pada tahun 1979 didirikan juga Madrasah SKPI, kemudian berubah menjadi

Madrasah Tsanawiyah (MTs). Keberadaan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan

Madrasah Tsanawiyah (MTs), berada dalam tanggung jawab Yayasan Pendidikan

Islam (YPI) Gedong Asem. Kemudian Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Gedong

Asem, berganti nama menjadi Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Riyyadhul

Muttaqien Gedong Asem, dengan akta No. 25 tanggal 24, September 1985.106

Pada masa R.H Abbas inilah perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah, tidak hanya terpusat pada keagamaan saja, tetapi ikut memberikan

sumbangsing bagi perkembangan pendidikan di Cianjur, dengan mendirikan

Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Gedong Asem. Setelah R.H Abbas, Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur diteruskan oleh enam perwakilan, yaitu

102

Sumber tersebut termuat dalam arsip, Verklaring, 25-11-1948 dan ditandatangani oleh

Kepala Penghulu Cianjur, R.H. Boestoem. Arsip tersebut didapatkan dari Hadi Sirojudin, selaku

salahsatu pimpinan tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur pada saat ini. 103

Selayang Pandang, h. 5. 104

Silsilah Para Masaich Naqsyaabndiyah. 105

Pendirian Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Gedong Asem, yaitu dengan Akta Notaris

Abu Bakar Yakub, pada tanggal 22 April 1967 No. 8. 106

Risalah Berdirinya Madrasah-Madrasah, YPI Riyyadhul Muttaqien dan Status Tanah

Wakaf Gedong Asem, Cianjur, h. 2.

Page 44: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

35

R.H Ma‟sum, H. Kamaludin, R.H Jaliludin, R. Hadi Sirojudin, H. Habib Umar,

dan H. Abd Fatah.107

Enam perwakilan yang memimpin tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di

Cianjur, masih bertahan sampai dengan sekarang, dan masih aktif dalam kegiatan

tarekat tersebut. Tidak hanya itu, keberadaan Yayasan Pendidikan Islam (YPI)

Riyyadhul Muttaqien Gedong Asem, sampai dengan saat ini masih tetap ada.

Sedangkan untuk tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur, untuk saat ini

telah memiliki 16 cabang di Cianjur, dan masih aktif melakukan kegiatan

tarekat.108

Adapun para pemimpin Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur dari

awal berdiri, sampai dengan sekarang, adalah sebagai berikut:

No Pemimpin Tarekat Tahun Memimpin Keterangan

1. R.H. Muhammad Hasan 1252-1257 H Pendiri

Tarekat/mendapat

ijazah dari Abdullah

Affandi

2. R.H. Abdussalam 1257-1305 H Penerus

3. R.H. Ma‟moen 1305-1326 H Penerus

4. R.H Muhammad Isa 1326-1338 H Cucu dari R.H

Muhammad Hasan, ia

mendapat ijazah dari

Sulaiman al-

Zuhdi/Sulaiman

Effendi di Jabal Abu

Qubais, Mekkah.

5. R.H. Muhammad 1338-1343 H Penerus

6. R.H Muhidin 1343-1353 H Penerus

7. R.H. Ma‟moer 1353-1354 H Penerus

8. R.H. Ma‟sum 1354-1358 H Penerus

9. R.H. Mansoer 1358-1368 H Penerus

107

Pergantian kepemimpinan tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur, tertuang

dalam risalah, dengan judul Surat Tugas. Risalah tersebut ditulis pada Tanggal 5 Ramadhan 1434

H oleh R.H Abbas. Risalah tersebut ditulis dengan bahasa Arab-Sunda. 108

Hasil observasi, wawancara dengan R. Hadi Sirojuddin selaku salah satu pimpinan

tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur. Tanggal 18, Agustus 2017.

Page 45: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

36

10. R.H. Muhammad Rozzie 1368-1386 H Penerus/menantu dari

R.H. Muhammad Isa

11. a. R.H. Abdullah

b. R.H. Affandie

c. R. Djadja

-

-

-

Setelah R.H.

Muhammad Rozzie

wafat, kemudian ia

memberikan wasiat

kepada 3 perwakilan

untuk

melanjutkannya.

12. R.H. Abbas Shabuddin - Penerus/putra dari

R.H Muhammad

Rozzie

13. a. R.H. M‟soem

b. H. Kamaludin

c. K.H. Khalilidin

d. R. Hadi Sirojudin

e. H. Habib Umar

f. Ustadz Abdul Fatah

1434 H-Sekarang Penerus/R.H. Abbas

memberikan surat

tugas kepada 6

perwakilan untuk

melanjutkan

kepemimpinan

tarekat.

Sumber: Silsilah Para Masaich Naqsyabandiyah

C. Ajaran Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur

Sebelum melihat lebih jauh mengenai ajaran Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur, tentu yang harus diketahui adalah bentuk ajaran yang ada

pada Tarekat Naqsyabandiyah itu sendiri. Meskipun ada sebagian Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah yang belum dapat diketahui ciri-ciri amalan dan

ajarannya, seperti yang berada di Minangkabau.109

Seperti dibahas dalam bab sebelumnya, bahwa pendiri Tarekat

Naqsyabandiyah, adalah Muhammad Bahauddin an-Naqsyabandy yang belajar

tarekat kepada Muhammad Baba as-samasi. Akan tetapi dzikir tarekat

Muhammad Baba as-Samassi diucapkan dengan keras, sementara Tarekat

Naqsyabandiyah dzikir dalam hati, atau tidak dengan suara. Dzikir Tarekat

Naqsyabandiyah sama halnya seperti dzikir tarekat Abdul Khaliq Gujdawani (w.

109

M. Jamil, Cakrawala Tasawuf: Sejarah, Pemikiran, dan Kontekstualitas, (Jakarta:

Gaung Persada Press, 2007), h. 125.

Page 46: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

37

1220 M), salah seorang khalifah Abu Ya‟qub Yusuf al-Hamadani (w. 535 H/ 1140

M), yang mengamalkan tasawuf Uwais al-Qarni. Sehingga dapat dikatakan, ajaran

TarekatNaqsyabandiyah bersumber dari Abu Ya‟qub Yusuf al-Hamadani, yaitu

seorang sufi dan wali besar yang hidup pada masa Syekh Abdul Qadir al-Jailani

(470 H/1077 M-561 H/1166 M) seorang sufi, dan pendiri tarekat Qadariyah. Jadi

cara dzikir Tarekat Naqsyabandiyah sama seperti yang dilakukan oleh Abdul

Khaliq Gujdawani, yang merupakan salah seorang khalifah yang dikenal sebagai

penyebar tarekat Khwajagan.110

Tidak hanya dzikir saja, tetapi terdapat delapan prinsip tarekat

Naqsyabandiyah yang sama seperti prinsip yang diterapkan oleh Abdul Khaliq,

yang selanjutnya kedepalan prinsip tersebut ditambah tiga oleh Naqsyabandi, dan

dijadikan prinsip dasar Tarekat Naqsyabandiyah. Kedelapan prinsip Abdul Khaliq

tersebut yaitu:111

1. Husy dar dam (kesadaran dalam bernafas), suatu latihan konsentrasi:

sufi yang bersangkutan haruslah sadar ketika manarik nafas,

menghembuskan nafas dan disaat berhenti diantara keduanya.

2. Nazhar bart qadam (memperhatikan tiap langkah diri), sewaktu

berjalan, sang murid haruslah menjaga setiap langkah, agar setiap

tujuan rohaninya tidak dikacaukan oleh hal disekelilingnya.

3. Safar dar wathan (melakukan perjalanan di tanah kelahirannya),

melakukan perjalanan batin, yakni meninggalkan bentuk

ketidaksempurnaan sebagai manusia menuju kesadaran akan

hakikatnya sebagai makhluk yang mulia.

4. Khalawat dar anjuman (kesendirian dalam keramaian), menyibukan

diri dengan terus menerus berdzikir kepada Allah, meski berada di

tengah-tengah keramaian masyarakat, atau disaat berinteraksi dengan

masyarakat sekitar.

110

A. aziz Masyhuri. Ensiklopedi. 182 111

A. aziz Masyhuri. Ensiklopedi. 182

Page 47: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

38

5. Yad kard (ingat atau menyebut), terus menerus mengulangi nama

Allah, dzikir tauhid, yang diberikan oleh seorang guru, dalam hati

maupun lisan.

6. Baz gasyt (kembali atau memperbarui), demi mengendalikan hati

seseorang agar tidak condong kepada hal-hal menyimpang.

7. Nigah gasyt (waspada), menjaga pikiran dan perasaan terus-menerus

sewaktu melaksanakan dzikir tauhid, untuk mencegah pikiran dan

perasaan agar tidak menyimpang akan adanya Allah.

8. Yad dasyt (megingat kembali), penglihatan yang diberkahi: secara

langsung menangkap Dzat Allah dan mengalami puncak spiritualitas

atas Allah yang esa.112

Kemudian prinsip di atas ditambah tiga oleh Naqsyabandy, yaitu

1. Wuquf zamani (control yang dilakukan oleh pengikut tarekat tentang

ingat atau tidaknya ia kepada Allah SWT setiap dalam 2 atau 3 jam)

2. Wuquf adadi (control dalam memelihara bilangan ganjil dalam

melaksanakan dzikir naïf dan isbat)

3. Wuquf qalbi (hadirnya seorang pengikut tarekat bersama Allah setiap

saat).

Mengenai 11 prinsip dasar ajaran tarekat Naqsyabandiyah, yang mana

delapan prinsip tersebut diambil dari prinsip Abdul Khaliq Gujdawani, yaitu salah

satu khalifah tarekat Khwajagan. Sehingga banyak yang mengatakan tarekat

Naqsyabandiyah disebut tarekat Khwajagan.113

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur, tentu memiliki dasar-

dasar ajaran tertentu. Adapun praktek ritual ibadah yang dilakukan Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur adalah:

1. Bai’at

Bai’at adalah ucapan sumpah setia seorang murid kepada seorang

mursyid114

tarekat yang biasanya diucapkan setelah sang murid menjalani

112

A. aziz Masyhuri. Ensiklopedi, h. 182. 113

Ensiklopedi Islam, h. 11. 114

Mursyid adalah seorang pemimpin tarekat yang mengawasi setiap murid-muridnya.

Mursyid memiliki posisi sangat penting dalam tarekat, karena tidak hanya sebagai pemimpin saja,

Page 48: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

39

sejumlah upacara, atau persyaratan untuk memasuki suatu organisasi tarekat.115

Dengan demikian, sebelum bergabung, atau masuk Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur seseorang harus menjalani upacara pembaitan. Adapun

ritual atau syarat sebelum masuk tarekat tersebut yaitu, seseorang harus terlebih

dahulu bertaubat, dengan mengingat dosa-dosa yang telah dilakukan, kemudian

mengingat mati dengan cara dibalut dengan kain kafan ketika malam disaat tidur,

seperti halnya orang yang meninggal. Hal seperti itu dilakukan selama tujuh

malam, dan harus dalam keadaan suci, serta harus melakukan istikharah. Selama

tujuh malam, seseorang dilarang untuk berbicara, apabila berbicara maka harus

kembali berwudhu. Ketika melakukan hal tersebut, seseorang diawasi langsung

oleh perwakilan syekh yang telah ditunjuk, dan kegiatan itu biasanya dilakukan

malam harinya saja. Barulah setelah selesai selama tujuh malam, syekh dan murid

melakukan ikrar, atau janji kesetiaan untuk menjalani setiap ritual Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah, setelah itu seseorang diperbolehkan mengikuti setiap

ibadah, dan menjadi bagian dari tarekat tersebut.116

2. Dzikir

Dzikir yang dilakukan jamaah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di

Cianjur, sama halnya seperti Tarekat Naqsyabandiyah pada umumnya, di mana

dzikir yang dilakukan tidak diucapkan dengan keras, akan tetapi didalam hati.117

Dzikir yang dilakukan yaitu dengan mengingat nama Allah secara berulang-ulang,

dan hanya diucapkan dalam hati. Tujuan tersebut dilakukan untuk mengingat

nama Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Jumlah dzikir yang dilakukan,

tentu sangatlah beragam, tergantung kemampuan murid. Seperti halnya murid

melainkan sebagai perantara dalam ibadah dan hubungan antara murid dan Tuhan. Hal tersebut

sangat diyakini oleh kalangan pengikut Tarekat Naqsyabandiyah. Lihat, Abu Bakar Atjeh,

Pengatar Ilmu Tarekat, (Solo: CV Ramadhani, 1985), h. 79. 115

J. Spencer Trimingham, The Sufi Orders in Islam, London: Oxford University Press,

1973), h. 186-187. 116

Hal semacam ini, tentu sangatlah berat karena tarekat lain pada umumnya tidak ada

hal semacam ini. Kegiatan ini, kadang disebut juga dengan ngamayit (menyerupai mayat), dengan

tujuan untuk mengingat mati, dan bertaubat kepada Allah Swt. Hasil observasi, wawancara dengan

R. Hadi Sirojuddin selaku salah satu pimpinan tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur.

Tanggal 18, Agustus 2017. 117

Hasil observasi, wawancara dengan R. Hadi Sirojuddin selaku salah satu pimpinan

tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur. Tanggal 18, Agustus 2017.

Page 49: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

40

yang sudah lama, tentu berbeda dengan murid yang baru saja masuk, di mana

murid yang telah lama akan diberikan jumlah dzikir yang lebih banyak ketimbang

murid yang baru masuk. Dzikir yang dilakukan biasanya ada yang secara

berjamaah, ada juga yang sendiri-sendiri. Adapun dua dzikir dasar Tarekat

Naqsyabandiyah yaitu,pertama, dzikir ism al-dzat, di mana dzikir tersebut terdiri

dari pengucapan nama Allah secara berulang kali dalam hati, ribuan kali dan

dihitung dengan tasbih, sambil memusatkan perhatian kepada Allah. Kedua, dzikir

tauhid, atau dzikir nafiy wa isbat, yaitu terdiri atas bacaan perlahan disertai

dengan pengaturan nafas, dan menyebutkan kalimah la ilaha illallah, yang

dibayangkan seperti menggambar jalan (garis) melalui tubuh. Bunyi la permulaan

digambar dari daerah pusar, kemudian sampai ke ubun-ubun. Bunyi ilaha turun ke

kanan, dan berhenti di ujung bahu kanan. Berikutnya illa dimulai dan turun

melewati bidang dada sampai ke jantung, dan ke arah jantung inilah kata Allah

dihujamkan sekuat tenaga.118

3. Khalwat atau Suluk

Penganut Tarekat Naqsyabandiyah biasanya melakukan khalwat atau

suluk, yaitu dengan mengasingkan diri ke sebuah tempat, di bawah pimpinan

seorang mursyid. Biasanya masa berkhalwat ada yang 10 hari, 20 hari dan 40

hari.119

Dalam Tarekat Naqsyabandyah Khalidiyah di Cianjur, kegiatan tersebut

disebut juga dengan uzlah, dan biasanya dilakukan secara serentak pada awal

bulan Ramadhan selama 10 hari, dan bertempat di Madrasah Gedong Asem,

Cianjur. Dalam melakukan uzlah, jumlah pengikut tarekat tidak kurang dari 50

orang, baik laki-laki ataupun perempuan, dan rutin dilakukan setiap bulan

Ramadhan. Dalam kegiatan tersebut, biasanya para pengikut tarekat diberikan

tempat khusus, yang berukuran 2x1 meter, dan berdindingkan kain kafan, dan

semuanya telah disediakan para mursyid untuk melakukan suluk, tempat tersebut

118

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 80. 119

A. Fuad Said, Hakikat Tarikat Naqsyabandiyah, h. 79.

Page 50: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

41

dinamakan bilik khalwat.120

Dalam bilik khalwat tersebut, setiap pengikut tarekat

melakukan berbagai ritual atau ibadah, seperti dzikir, istikharah, dan sholat sunah

lainnya. Selama melakukan uzlah seseorang tidak boleh memakan sesuatu yang

bernyawa, seperti daging, ikan, telor, dan setiap makanan yang ada telah

disiapkan ditempat tersebut. Selain itu, ada beberapa peraturan yang harus

dijalankan yaitu, pertama, rukun suluk atau uzlah haruslah diperhatikan. Kedua,

setiap ikhwan (pengikut tarekat laki-laki) tidak boleh masuk tempat akhwat

(pengikut tarekat perempuan). Ketiga, tidak banyak berbicara, dan sekedar

seperlunya saja. Keempat, makan dengan secukupnya, tidak berlebihan. Kelima,

tidak diperkanankan untuk meninggalkan bilik khalwat tanpa seizin dari mursyid.

Keenam, menggunakan handphone hanya untuk seperlunya saja.121

Kegiatan

uzlah sendiri, biasanya menjadi momentum para mursyid untuk memberi ujian

terhadap para muridnya, untuk mengetahui sejauh mana dzikir yang telah

dilakukan. Jika seorang murid telah berhasil menyelesaikan ujian dalam

dzikirnya, maka murid tersebut berhak naik ketahap yang jauh lebih tinggi dari

sebelumnya.122

120

Anita K Wardhani (editor). Berlatih Mati di Bilik Kholwat. Tribun Jabar, 2013.

www.news.viva.co.id/news/read/336533-ramadhan-unik-120-tahun-tarekat-naqsabandiah. Diakses

pada 7 September 2017. 121

Peraturan tersebut terdapat disetiap bilik khalwat. Hasil observasi, 30 Mei 2017. 122

Hasil observasi, wawancara dengan R. Hadi Sirojuddin selaku salah satu pimpinan

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur. Tanggal 18, Agustus 2017

Page 51: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

42

BAB IV

AKTIVITAS TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH CIANJUR

(1910-1919)

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur telah memberikan pengaruh

positif bagi masyarakat sekitar, karena secara tidak langsung keberadaan tarekat

tersebut membawa kearah yang lebih baik. Tidak hanya dalam masalah

keagamaan saja, dalam dunia pendidikan tentu akan berdampak serupa. Seperti

yang dikatakan ahli sejarah, sosial dan intelektual Islam, Azyumardi Azra, bahwa

setelah abad ke-18, tarekat semakin ekskusif dan terpusat, yaitu tarekat tidak

hanya sebatas melakukan penyebaran Islam, tetapi berupaya untuk merekrut

massa.123

Dengan demikian, apabila melihat langkah yang dilakukan Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur, dengan mendirikan dan ikut berperan

dalam memajukan pendidikan di Cianjur (khususnya pendidikan Islam), adalah

cara untuk merekrut massa.

Perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur sebelum

abad ke-19, belum begitu terlihat. Adapun perkembangan yang ada, hanya

terpusat pada kegiatan tarekat saja. Kemudian apabila dilihat dari silsilah

pemimpin tarekat, setelah wafatnya R.H Hasan sebagai orang pertama yang

membawa Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah ke Cianjur, tidak dilanjutkan oleh

putranya, karena pada saat itu putra R.H Hasan, yaitu R.H. Yahya melanjutkan

pesantren milik R.H Hasan di Singapura. Tentu hal tersebut tidak seperti tarekat di

Indonesia pada umumnya, seperti Muhammad Hadi, yang merupakan salah satu

tokoh tarekat yang mendirikan pondok pesantren di Girikusumo, Jawa Tengah.

Kepemimpinan Muhammad Hadi, kemudian dilanjutkan oleh putranya sendiri

yaitu Kiyai Zahid, dan K.H. Manshur. Pada saat itu tarekat yang mereka pimpin

menjadi pusat Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Jawa Tengah.124

Meskipun setelah R.H Hasan meninggal dunia tidak dilanjutkan oleh

putranya, tetapi perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah selanjutya

123

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama, h. 165. 124

Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah, h. 163.

Page 52: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

43

dipimpin oleh cucu dari R.H Hasan, yaitu Muhammad Isa al-Khalidi. Muhammad

Isa al-Khalidi merupakan tokoh yang sangat berperan besar dalam perkembangan

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur. Ia juga merintis cikal bakal

lahirnya pendidikan di Cianjur, khsusunya di kampung Gedong Asem.

Perhatiannya terhadap dunia pendidikan, berbarengan dengan semangat dakwah

Islam yang dibawanya.125

Emory S Bogratus, seorang sosiolog mengemukakan sebuah teori social

experience, yaitu jika saling tukar-menukar pengalaman, pikiran, pendapat, dalam

kehidupan berkelompok, maka hal tersebut akan berpengaruh dalam membentuk

kepribadian orang-orang yang bersangkutan, dan masyarakat.126

Dalam hal ini,

pengaruh keberadaan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur, terhadap

masyarakat dapat dilihat dalam bidang keagamaan dan pendidikan. Keberadaan

Madrasah Gedong Asem, yang dijadikan tempat belajar mengajar, khususnya

agama Islam, menjadikan masyarakat mengenal pendidikan, dan lebih

memperdalam ilmu keislamannya. Dengan demikian, keberadaan Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah (sebuah kelompok dan organisasi Islam) di Cianjur,

secara perlahan akan memberikan pengaruh, baik terhadap pribadi diri sendiri,

orang lain, maupun masyarakat luas. Hal tersebut, tidak terlepas dari adanya

aktivitas Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur.

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, Muhammad Isa al-Khalidi,

mempunyai peran besar dalam perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur. Tarekat yang ia pimpin (1910-1919 M), selain semakin

berkembang, juga mempunyai pengaruh lain, tidak hanya dalam keagamaan saja,

tetapi juga mempunyai pengaruh dalam dunia pendidikan di Cianjur, dengan

mendirikan Madrasah di kampung Gedong Asem, Cianjur.

125

Hasil observasi, wawancara dengan R. Jamaludin Rahmat, selaku ketua Yayasan

Pendidikan Islam Riyadhul Muttaqien, Gedong Asem, Cianjur, Tanggal 18, Agustus 2017. 126

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 112.

Page 53: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

44

A. Muhammad Isa al-Khalidi

Muhammad Isa al-Khalidi merupakan salah satu tokoh Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur, ia lahir di Singapura 5 Muharam 1272

H/1855 M. Muhammad Isa adalah cucu dari R.H. Hasan, tokoh pertama yang

membawa Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah ke Cianjur, ayahnya yaitu R.H.

Yahya dan ibunya Siti Nurqolby, dan Muhammad Isa merupakan salah satu

keturunan Dalem Cikundul.127

R. Aria Wangsigofarana Sagaraherang

R. Aria Wiratanudatar Tjikoendoel

R. Aria Wiratanudatar Tarikolot

R. Aria Wiratanudatar Ditjondre

R. Aria Wiratanudatar Sobiruddin

R. Aria Wiratanudatar Muhjiddin

R.H Muhjiddin Natapraja

R.H Hasan al-Khalidi

R.H. Muhammad Isa al-Khalidi

127

Dalem Cikundul merupakan tempat asal-asul lahirnya para pendiri Cianjur. pendiri

Cianjur yaitu Raden Aria Jayasasana, di mana ia bersama para pengikutnya hijrah dari

Sagaraherang ke daerah Cikundul, Cikalong Kulon. Raden Aria kemudian membuka tempat

pemukiman baru yang akan mereka tempati, dan dikemudian hari menjadi sebuah perkampungan.

Kampung tersebut bisa disebut negeri atau nagara. Dari negeri/nagara itulah kemudian disebut

Padaleman dan kepalanya disebut Dalem. Karena tempatnya di Cikundul, maka disebut Dalem

Cikundul. Lihat, Bayu Suryaningrat, Mengenal Kabupaten Daerah Tingkat II Cianjur, (Cianjur:

Pemda Tk. II, 1982), h. 37.

Page 54: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

45

Muhamaad Isa juga dikenal dengan Guru Mama Isa, dan Juragan Guru Isa.

Ia merupakan tokoh yang sangat disegani pada saat itu. Muhammad Isa, selain

menjadi pemimpin Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur, juga

mengajarkan ilmu-ilmu keagamaan, dan menjadi guru Madrasah Gedong

Asem.128

Sebelum menjadi pemimpin tarekat dan menjadi guru di Madrasah Gedong

Asem, Muhammad Isa belajar ilmu agama kepada ayahnya terlebih dahulu.

Kemudian untuk memperdalam ilmu tarekatnya, Muhammad Isa ketika berumur

22 tahun pergi ke Mekkah dan bermukim disana. Di Mekkah, ia belajar ilmu

tarekat kepada Syekh Sulaiman al-Zuhdi, dan berhasil mendapatkan ijazah al-

Khalidi, dari gurunya di Jabal Abu Qubais, Mekkah. Setelah selesai belajar

tarekat, Muhammad Isa tidak langsung pergi ke Cianjur, melainkan ke Singapura

terlebih dahulu, di mana ayahnya pada saat itu memiliki Pesantren di Singapura.

Perginya Muhammad Isa beserta keluarganya ke Cianjur, merupakan perintah dan

wasiat ayahnya sebelum meninggal, karena R.H Yahya merupakan keturunan

Cianjur, sehingga anaknya diharuskan untuk kembali ke Cianjur. Pada saat itu

ayahnya, R.H Yahya meninggal di Mekkah, dan memberikan wasiat kepada istri

dan anak-anaknya.

“ wahai anak-anakku, abah akan menyampaikan wasiat kepada kalian semua. Abah tidak akan

lama lagi hidup di dunia ini, dan abah ikhlas meninggal di sini (Mekkah), dan hendaknya abah di

makamkan di perkuburan Ma‟la (berada di Mekkah). Dan jika kalian telah membereskan segala

urusan di Singapura, kalian harus pergi ke Cianjur, karena kalian semua adalah keturanan

Tjikoendoel (Cianjur). Kemudian bawa ibumu, dan jaga baik-baik”.129

Setelah R.H Yahya meninggal, dan memberikan wasiat, Muhammad Isa

beserta keluarganya pergi ke Singapura untuk membereskan segala urusannya,

setelah itu barulah pergi ke Cianjur. Sesampainya di Cianjur pada tahun 1887 M,

yang memimpin Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah yaitu R.H. Ma‟moen.

128

Ade Supartini, Cianjur Gembongnya Ulama Jumhur, dalam,

https://www.kompasiana.com/adesupartini/cianjur-gembongnya-ulama-

jumhur_58cc92444ef9fd6e3c02c7cb, diakses pada Kamis, 07 Desember 2017, pukul 22.24 WIB. 129

Selayang Pandang Tentang KH R Isa al-Khalidi bin R.H Yahya al-Khalidi, h. 8.

Page 55: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

46

Kemudian karena kepandaiannya dalam masalah agama Islam R.H. Muhammad

Isa al-Khalidi, diangkat oleh R.H. Ma‟moen untuk dijadikan wakilnya, dalam

memimpin kegiatan tarekat Naqsyabandiyah. Selain itu Muhammad Isa, terkenal

karena menguasai ajaran-ajaran Islam, sehingga sangat disegani oleh penduduk

sekitar, bahkan Snouck Hurgronje yang datang ke Cianjur, dengan tujuan

menyelidiki masalah agama Islam, dan sempat berdiskusi dengan Muhammad Isa

masalah keislaman, Snouck Hurgronje sangat menghormati Muhammad Isa

karena ia sangat menguasai ajaran-ajaran Islam.130

Setelah R.H. Ma‟moen meninggal, Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

dipimpin oleh R.H Muhammad Isa al-Khalidi. Ia merupakan cucu R.H. Hasan,

orang pertama yang membawa Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah ke Cianjur.

Pada masa R.H Muhammad Isa al-Khalidi inilah, Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur mengalami perkembangan yang sangat pesat.131

Sebelum Muhammad Isa wafat, ia memberikan wasiat terlebih dahulu

kepada Muhammad Rozie132

, untuk melanjutkan kegiatan pengajian dan kegiatan

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah. Muhammad Isa kemudian mengajak istri

dan anak-anaknya pergi ke Singapura pada tahun 1919 M, dan berpamitan terlebih

dahulu kepada regent Cianjur saat itu, untuk meminta izin. Tidak lama berselang

Muhammad Isa wafat di Singapura pada tanggal 16 November 1919.133

B. Berdirinya Madrasah Gedong Asem

Seperti madrasah pada umumnya, dalam tradisi Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur, keberadaan madrasah merupakan suatu elemen yang sangat

penting. Madrasah pada dasarnya adalah sekolah agama yang megajarkan bahasa

Arab, dan pengetahuan agama Islam. Adapun pembelajaran di madrasah,

menggunakan sistem kelas, di mana murid-murid dikelompokkan ke dalam kelas-

130

Ruddy AS, Ulama Jumhur, h. 38 131

Tarekat Naqsyabadiyah di Cianjur, h. 3. 132

Muhammad Rozie merupakan tokoh pemimpin Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

Cianjur, ia mempunyai peran yang sangat penting karena berhasil melanjutkan kepemimpinan

Muhammad Isa al-Khalidi. Muhammad Rozie merupakan menantu dari Muhammad Isa al-

Khalidi. 133

Tarekat Naqsyabadiyah di Cianjur, h. 4.

Page 56: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

47

kelas yang telah ditentukan.134

Tetapi, dalam tradisi Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur, keberadaan madrasah tidak hanya digunakan sebagai

tempat belajar-mengajar saja, melainkan dijadikan tempat kegiatan tarekat. Di

madrasah sendiri para pengikut tarekat, melakukan ritual ibadahnya, seperti

dzikir, suluk, dan beberapa ritual lainnya. Tradisi Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur tersebut, secara turun-temurun menggunakan madrasah

sebagai pusat kegiatan.135

Berbeda dengan tradisi kegiatan tarekat yang ada di Minangkabau, di mana

kagiatan tarekat dilakukan di surau. Mereka menyesuaikan diri dengan sistem

surau yang ada di Minangkabau, mereka melakukan ritual seperti suluk dan

upacara ratib. Dengan demikian, adanya kegiatan tarekat di surau berhasil

menarik banyak masyarakat, dan upaya tersebut dilakukan sebagai cara untuk

menyebarkan Islam.136

Dalam hal ini, keberadaan surau di Minangkabau tidak

jauh berbeda dengan madrasah yang ada di Cianjur, digunakan untuk kegiatan

tarekat. Selain itu, surau dan madrasah juga digunakan sebagai tempat belajar

agama Islam dan dari akivitas yang ada, secara tidak langsung dijadikan tempat

penyebaran Islam pada saat itu.137

Pusat kegiatan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur, dikenal

dengan nama Madrasah Gedong Asem, nama tersebut diambil dari kampung di

mana madrasah itu berada, yaitu kampung Gedong Asem, Cianjur. Madrasah

Gedong Asem didirikan oleh Muhammad Isa al-Khalidi pada tahun 1911,

tepatnya di depan rumahnya.138

Madrasah Gedong Asem berdiri di atas tanah

wakaf yang diberikan oleh seorang bangsawan, Hj. Hadidjah kepada Muhammad

Isa. Semula Hj. Hadidjah membeli tanah tersebut dari R.H Sulaiman, seorang

Penghulu Agung di Cianjur. Tanah tersebut seluas 5000 m. Pemberian tanah

134

Pradjarta Dirdjosanjoto, Memelihara Umat: Kiai Pesantren-Kiai Langgar di Jawa,

(Yogyakarta: LKiS, 1999), h. 165. 135

Hasil observasi, wawancara dengan R. Hadi Sirojuddin selaku salah satu pimpinan

tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur. Tanggal 18, Agustus 2017. 136

Azyumardi Azra, Surau: Pendidikan Islam Tradisional dalam Tradisi Modernisasi,

(Jakarta: Kencana, 2017), h. 35-36. 137

Azyumardi Azra, Surau, h. 36. 138

Risalah Berdirinya Madrasah-Madrasah, YPI Riyyadhul Muttaqien dan Status Tanah

Wakaf Gedong Asem, Cianjur, h. 1.

Page 57: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

48

wakaf tersebut bermaksud sebagai rasa terimakasih Hj. Hadidjah kepada

Muhammad Isa al-Khalidi, karena telah berpindah ke Cianjur, dari Singapura.

Selain itu Hj. Hadidjah memberikan wakaf tersebut, dikarenakan sangat

bahagianya, karena keponakannya R.Muhammad Rozie139

, menikah dengan putri

Muhammad Isa al-Khalidi N.R. Aisah.140

Setelah Muhammad Isa mendapatkan tanah wakaf tersebut, yang

dikhususkan untuk kegiatan keagamaan, tidak lama berselang kemudian

didirikanlah madrasah, bentuk dari madrasah tersebut, pada awalnya sangat

sederhana, yaitu seperti halnya rumah panggung, dan dibangun di atas kolam

besar (Bale Kembang) di kampung Gedong Asem, Cianjur.141

C. Pengaruh Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pada masa kepemimpinan Muhammad

Isa al-Khalidi, Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur, berkembang

dengan sangat pesat. Perkembangan tersebut, terlihat dari semakin banyaknya

pengikut tarekat, karena Muhammad Isa, berhasil mendapatkan simpati dari

masyarakat setempat. Selain itu, Muhammad Isa merupakan ulama karismatik,

sehingga banyak kalangan masyarakat setempat yang sangat menyegani

Muhammad Isa, bahkan mengangkatnya mejadi penasihat keagaaman pemerintah

Cianjur pada saat itu.142

Keberadaan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah, di bawah kepemimpinan

Muhammad Isa, mempunyai pengaruh terhadap masyarakat setempat, tidak hanya

dalam bidang keagamaan saja, tetapi keberadaan Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah, berpengaruh sampai dunia pendidikan di Cianjur pada saat itu.

Bahkan kampung Gedong Asem, tempat Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

berada, menjadi salah satu pusat pendidikan di Cianjur, karena pada saat itu

139

R.H Muhammad Rozie merupakan salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam

perkembangan tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur. Di mana ia melanjutkan

kepemimpinan Muhammad Isa, sebagai pemimpin tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Canjur 140

Tarekat Naqsyabadiyah di Cianjur, h. 4. 141

K.H. R. Muhammad Isa al-Khalidi, dalam, http://www.dicianjur.com/kh-r-

muhammad-isa-al-kholidi.php, diakses pada, 15 Desember 2017, Pukul 23.15 WIB. 142

Hasil observasi, wawancara dengan R. Hadi Sirojuddin selaku salah satu pimpinan

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur. Tanggal 18, Agustus 2017

Page 58: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

49

Muhammad Isa mendirikan Madrasah Gedong Asem, yang digunakan untuk

kegiatan belajar mengajar, disamping kegiatan tarekat.Pada tahun 1910-1919 M,

Tarekat Naqsyabandiyah di bawah Muhammad Isa al-Khalidi, memiliki pengaruh

yang sangat besar terhadap masyarakat Cianjur, khususnya masyarakat setempat,

dalam bidang keagamaan, dan pendidikan. Sehingga dalam hal ini, Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah berhasil mendapatkan pengikut yang cukup banyak.

1. Bidang Keagamaan

Setelah Muhammad Isa al-Khalidi mendirikan Madrasah Gedong Asem,

pada tahun 1911 M, yang berpengaruh terhadap keberlangsungan kehidupan umat

Islam di daerah setempat. Madarasah Gedong Asem, menjadi pusat kegiatan

keagamaan pada saat itu. Meskipun keberadaan Madarasah Gedong Asem tidak

jauh dengan keberadaan Masjid Agung Cianjur. Kegiatan keagamaan Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah, seperti khataman, suluk, dzikir, tawajuh, sepenuhnya

dilakukan di Madrasah Gedong Asem. Selain itu, Madrasah Gedong Asem juga

dijadikan tempat berdakwah Muhammad Isa al-Khalidi untuk meyebarkan agama

Islam, sehingga secara perlahan banyak masyarakat sekitar yang mulai ikut serta

dalam setiap kegiatan yang ada.143

Dengan semangat Muhammad Isa, yang ingin memajukan dan menyebarkan

agama Islam. Madrasah Gedong Asem, tidak hanya dijadikan sebagai tempat

kegiatan tarekat saja, tetapi juga dijadikan sebagai tempat belajar membaca al-

Quran beserta tajwid dan lagamnya. Setiap kegiatan yang ada, dikhususkan hanya

untuk anak-anak perempuan pada saat itu. Dengan adanya kegiatan-kegiatan

keagamaan yang dilakukan di Madrasah Gedong Asem, membuat nama Madrasah

Gedong Asem, di Cianjur menjadi sangat terkenal bahkan hingga ke luar

daerah.144

Tidak hanya belajar membaca al-Qur‟an saja, tetapi di Madarasah Gedong

Asem, juga pengajian kitab kuning, berikut maksud dan terjemahanannya.

143

Hasil observasi, wawancara dengan R. Hadi Sirojuddin selaku salah satu pimpinan

tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur. Tanggal 18, Agustus 2017 144

http://www.dicianjur.com/kh-r-muhammad-isa-al-kholidi.php, diakses pada 12

Desember, 2017, pukul 22.00 WIB.

Page 59: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

50

Adapun dalam pengajian kitab kuning, yang dipakai tentu kitab-kitab karya ulama

terdahulu, dan yang dikaji seperti kitab ilmu fiqih, akhlak, tauhid, tasawuf, dan

lai-lain. Kegiatan pengajian kitab kuning tersebut, biasanya dilaksanakan sesudah

sholat subuh, dan diikuti oleh para santri-santri masyarakat sekitar.145

2. Bidang Pendidikan

Sama halnya dalam bidang keagamaan, pengaruh Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur dalam bidang pendidikan dapat dilihat dari aktivitas dan

kegiatan yang dilakukan oleh Muhammad Isa al-Khalidi. Dalam bidang

pendidikan, pengaruh Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah Cianjur pada masa

Muhammad Isa al-Khalidi, bisa dilihat dari berdirinya Sekolah Istri Gedong Asem

yang khusus mengajarkan seputar agama Islam, dan sekolah umum, yang saat ini

dikenal dengan SDN Ibu Jenab 1.

Kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan Muhammad Isa, dikenal dengan

Sekolah Istri Gedong Asem. Sekolah Istri Gedong Asem, merupakan tempat

kegiatan belajar mengajar agama Islam, yang dikhususkan bagi para santri-santri

perempuan, adapun tempat kegiatan dilakukan di Madrasah Gedong Asem. Nama

Sekolah Istri Gedong Asem, diambil dari nama kampung tempat sekolah itu

berada, yaitu di kampung Gedong Asem, Cianjur. Sedangkan istri, dalam bahasa

Sunda berarti perempuan. Jadi, Sekolah Istri Gedong Asem adalah sekolah yang

dikhususkan bagi para perempuan, yang mempelajari ilmu-ilmu Islam.146

Sekolah Istri Gedong Asem, berdiri pada tahun 1911 M, berbarengan

dengan didirikannya Madrasah Gedong Asem. Tempat yang digunakan untuk

melakukan kegiatan belajar mengejar, dilakukan di Madrasah Gedong Asem, dan

juga digunakan untuk kegiatan aktivitas tarekat. Pada saat itu yang menjadi

gurunya yaitu Muhammad Isa al-Khalidi. Selain sebagai ulama, ia ikut serta

dalam mengembangkan pendidikan Islam di Cianjur.147

145

http://www.dicianjur.com/kh-r-muhammad-isa-al-kholidi.php, diakses pada, 12

Desember, pukul 22.00 WIB. 146

Tarekat Naqsyabandiyah di Cianjur, h. 4. 147

Tarekat Naqsyabandiyah di Cianjur, h. 4.

Page 60: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

51

Sekolah Istri Gedong Asem merupakan cikal bakal lahirnya perndidikan di

Cianjur, khususnya di kampung Gedong Asem. Sampai dengan saat ini, Sekolah

Istri Gedong Asem telah berubah bentuk, dan menjadi sebuah Yayasan, yaitu

Yayasan Pedidikan Islam Riyadhul Muttaqien. Yayasan tersebut terdapat

Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan juga Madrasah Tsanawiyah (MTs).

Selain mendirikan Sekolah Istri Gedong Asem, Muhammad Isa al-Khalidi

juga turut mengembangkan sekolah yang didirikan oleh Siti Jenab.148

Sekolah

tersebut didirikan pada 1906 dari tanah wakaf yang diberikan oleh tokoh asal

Cianjur, Siti Jenab. Dibangunnya sekolah tersebut, bertujuan untuk menunjang

pendidikan terutama bagi para perempuan di Cianjur.149

Berbeda dengan Sekolah

Istri Gedong Asem, yang lebih fokus dalam bidang keagamaan, sekolah yang

didirikan oleh Siti Jenab lebih bersifat umum. Muhammad Isa al-Khalidi turut

mengembangkan sekolah tersebut, dengan menjadi salah satu guru, bersama Ibu

Jenab.

Meskipun telah ada sekolah umum, tetapi keberadaan Sekolah Istri Gedong

Asem masih tetap berjalan, sehingga kedua lembaga pendidikan tersebut berjalan

berbarengan, sekolah umum yang didirikan oleh Siti Jenab dilaksanakan pada

pagi hari, sedangkan Sekolah Istri Gedong Asem pada saat sore dan setelah sholat

subuh.150

148

Siti Jenab merupakan salah satu pionir pendidikan di Jawa Barat, terutama Cianjur,

sampai dengan saat ini, sekolah tersebut diberi nama SDN Ibu Jenab, karena atas dasar jasanya

itulah, sekolah tersebut menggunakan namanya. 149

Shofira Hanan, Pemkab Cianjur: SDN Ibu Jenab Bukan Cagar Budaya,

http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2018/01/10/pemkab-cianjur-sdn-ibu-jenab-bukan-

cagar-budaya-417599, diakses pada 11 Januari 2018, pukul 22.00. 150

Hasil observasi, wawancara dengan R. Jamaludin Rahmat, selaku ketua Yayasan

Pendidikan Islam Riyadhul Muttaqien, Gedong Asem, Cianjur, Tanggal 18, Agustus 2017.

Page 61: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

52

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tarekat Naqsyabandiyah didirikan oleh Syekh Muhammad bin Muhammad

Bahauddin Bukhari an-Naqsyabandy, ia lahir pada tahun 717 H/1318 M-791

H/1389 di Bukhara, Rusia.. Di Indonesia, tarekat Naqsyabandiyah sangatlah

berkembang, dan berhasil mendapatkan pengikut yang cukup banyak, yang

tersebar di berbagai daerah, seperti Sumatera, Madura, dan Jawa. Tarekat

Naqsyabandiyah berkembang dengan adanya cabang baru, yaitu Tarekat

Naqsyabandiyah Mujjadidiyah, dan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah.

Adapun perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah, didorong ke

arah yang lebih modern oleh Maulana Khalid al-Baghdadi (1779 M/1193 H-

1827 M/1242 H). Di Indonesia, Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

berkembang berkat adanya zawiyah di Jabal Abu Qubais, Makkah. Tokoh

yang sangat berperan besar dalam perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Indonesia, yaitu Ismail al-Minangkabawi dan Sulaiman al-

Zuhdi, di mana kedua tokoh tersebut berhasil mengangkat khalifah-khalifah

pribumi, dan berhasil menyebarkan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah ke

berbagai daerah di Indonesia.

2. Martin van Bruinessen dalam buku Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia,

mengatakan bahwa pada tahun 1850 M, telah terlihat adanya aktivitas

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur, kemudian pada tahun 1886

K.F Holle, melihat Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur telah

berkembang pesat. Tetapi jauh sebelum itu, Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur telah lebih dulu hadir. Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur pertama kali dibawa oleh R.H. Hasan al-Khalidi, ia

mendapat ijazah al-Khalidi dari gurunya, yaitu Abdullah Affandi pada tahun

1836 M, di Jabal Abu Qubais, Makkah. Tepat pada tahun 1836 M, R.H.

Muhammad Hasan kembali ke Cianjur, dan mulai mengajarkan Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah.

Page 62: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

53

3. Pada masa awal kepemimpinan Muhammad Isa al-Khalidi (w.1919 M),

Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah di Cianjur telah berkembang sangat

pesat. Pada saat itu Muhammad Isa al-Khalidi membangun sebuah

madrasah yang dugunakan untuk kegiatan belajar mengajar keagamaan

Islam, dan juga aktivitas kegiatan tarekat. Kegiatan belajar mengajar yang

ada, merupakan bentuk kepedulian Muhammad Isa al-Khalidi untuk

mengembangkan pendidikan di Cianjur. Dengan adanya aktivitas kegiatan

belajar yang dilakukan di Madrasah Gedong Asem, merupakan awal

berdirinya Sekolah Istri Gedong Asem. Sekolah Istri Gedong Asem

dikhususkan untuk para perempuan, dan hanya dalam bidang keagamaan

saja. Selain adanya Sekolah Istri Gedong Asem, pada masa Muhammad Isa

juga, ikut berkontibusi untuk mendirikan sekolah umum, yaitu mendirikan

sekolah di dekat kantor pemerintahan Cianjur, yang mana sampai saat ini

masih berdiri, dan dikenal dengan SDN Ibu Jenab.

B. Saran

Terkait pembahasan penulis, mengenai Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah, tentu penulis berharap semakin banyak para peneliti, terutama

mahasiswa yang menjadikan tarekat sebagai kajian penelitianya. Tetapi disamping

itu, bagi Fakultas Adab dan Humaniora, terutama Program Studi Sejarah dan

Peradaban Islam, UIN Syarif Hidayatullah, agar lebih memperhatikan dan

memberikan ruang khusus bagi para peneliti, dengan memberikan akses,

bimbingan yang intensive, serta menyediakan sumber-sumber dan risalah-risalah

mengenai tarekat. Dengan demikian, setiap mahasiswa dan peneliti yang ingin

melakukan kajian mengenai tarekat, akan dengan mudah mendapatkan fakta-fakta

yang ada, di mana nantinya setiap hasil penelitian, dapat dijadikan bahan bacaan

yang layak, yang akan menambah khazanah keilmuan bagi dunia akademisi.

Dalam penelitian ini, mengenai Tarekat Naqsyabadiyah Khalidiyah yang

berada di Cianjur, tentu penulis mengalami kesulitan untuk mendapatkan sumber.

Disamping kurangnya sumber-sumber berupa buku yang membahas daerah

Cianjur, tentu kurangnya perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur

Page 63: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

54

terhadap sejarah, tentu menjadi kendala dalam melakukan penelitian ini.

Kedepannya diharapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur, lebih peduli

terhadap sejarah, dan memberikan tempat khusus bagi peneliti ataupun mahasiswa

yang ingin meneliti, khususnya yang menelit sejarah mengenai Cianjur. Selain itu,

Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur harus lebih peduli terhadap tempat-tempat

yang memiliki perjalanan sejarah yang panjang, seperti Madrasah Gedong Asem,

tempat kegiatan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah Cianjur, dan lebih

memperhatikan keberadaan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyidah, yang mana

telah memberikan kontribusi bagi keberadaan Islam dan pendidikan di Cianjur.

Page 64: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

55

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Aba, Imron. Di Sekitar Masalah Tarekat Naqsyabandiyah. Kudus: Menara

Kudus, 1980.

Asyarie, Ruddy.Ulama Jumhur dari Cianjur. Cianjur: Yaspumah, 2016.

Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara

Abad XVII dan XVII. Bandung: Mizan 1995.

__________ Surau: Pendidikan Islam Tradisional dalam Tradisi Modernisasi.

Jakarta: Kencana, 2017.

__________ Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara. Bandung: Mizan, 2002.

Atjeh, Abu Bakar. Pengatar Ilmu Tarekat. Solo: CV Ramadhani, 1985.

Bruinessen, Martin van. Kitab Kuning: Pesantren dan Tarekat. Bandung: Mizan,

1995.

__________ Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia; Survei Historis, Geografis,

dan Sosiologis. Bandung: Mizan 1992.

Burhanudin, Jajat.Ulama & Kekuasaan: Pergumulan Elit Muslim dalam Sejarah

Indonesia. Jakarta: Mizan, 2012.

Dhofier, Zamakhsary. Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kiyai.

Jakarta: LP3ES, 1982.

Dirdjosanjoto, Pradjarta. Memelihara Umat: Kiai Pesantren-Kiai Langgar di

Jawa. Yogyakarta: LKiS, 1999.

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedia Islam. Cet 3, (Jakarta: Ichtiar

Baru Van Hoeve, 1994).

Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI-Press, 2008.

Jamil, M. Cakrawala Tasawuf: Sejarah, Pemikiran, dan Kontekstualitas. Jakarta:

Gaung Persada Press, 2007.

Kartanegara, Mulyadi. Menyelami Lubuk Tasawuf. Jakarta: Erlangga 2006.

Kartodirjo, Sartono. Pemberontakan Petani Banten 1888. Jakarta: Komunitas

Bambu 2015.

Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah.Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya,

1995.

Page 65: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

56

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1999.

Madjid, M. Dien. Johan Wahyudi. Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar. Jakarta:

Kencana, 2014.

Masyhuri, A. Aziz. Ensiklopedi 22 Aliran dalam Tasawuf. Surabaya: Imtiyaz,

2011.

Mulyati, Sri. Tasawuf Nusantara, Rangkaian dan Mutiara Sufi Terkemuka.

Jakarta: Kencana, 2006.

__________ Tarekat-tarekat Mukhtabarah di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2011.

Said, A Fuad.Hakikat Tarikat Naqsyabandi. Jakarta: Pustaka al-Husna Baru,

2007.

__________ Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama. 1992.

Schrieke, B.J.O. Pergolakan Agama di Sumatra Barat: Sebuah Sumbangan

Bobliografi. Jakarta: Bhratara, 1973.

Shihab, Alwi.Antara Tasawuf Suni dan Tasawuf Falsafi: Akar Tasawuf di

Indonesia. Jakarta: Pustaka Iman, 2009.

Singarimbun, Irawati.Teknik Wawancara.dalam Masri Singarimbun & Sofian

Efendi (Editor),Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3S, 1889.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 1982.

Solihin, M. Melacak Pemikiran Tasawuf di Nusantara. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2005.

Suryaningrat, Bayu. Mengenal Kabupaten Daerah Tingkat II Cianjur. Cianjur:

Pemda Tk. II, 1982.

Trimingham, J. Spencer. The Sufi Orders in Islam. London: Oxford University

Press, 1973.

Umar,Muin. dkk (Penerjemah). Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana IAIN

Jakarta,Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Departemen Agama R.I 1986.

Page 66: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

57

Tidak diterbitkan

Selayang Pandang Tentang KH R Isa al-Khalidi bin R.H Yahya al-Khalidi.

Cianjur: Koleksi pribadi.

Tarekat Naqsyabadiyah di Cianjur. Cianjur: Koleksi pibadi.

Risalah Berdirinya Madrasah-Madrasah, YPI Riyyadhul Muttaqien dan Status

Tanah Wakaf Gedong Asem, Cianjur

Arsip

R.H Abbas, Surat Nugas. Risalah. Cianjur, 5 Ramadhan 1434 H.

Silsilah Para Masaich Naqsyaabndiyah. Cianjur: 1 November 1997.

Verklaring 25-11-1948.

Jurnal

Algar, Hamid. The Naqsyabandi Order: A Preliminary Survei of Its History and

Signicance. Jakarta: Studia Islamika, No. 44, 1976).

Bruinessen, Martin van. Sufi and Sultan in Southeasia and Kurdistan: A

Comparative Survei. Jakarta: Studia Islamika, Volume 3, No. 3, 1996.

Fathurahman, Oman. Reinforcing Neo-Sufism in the Malay-Indonesia Word:

Shattariyyah Order in West Sumatera. Jakarta: Studia Islamika, vol. 10,

no. 3, 2003.

Umam, Saiful. The Guardian of The Integral Vision of Islamic Practice: The

Naqsyabandi Sufi Order in Indonesia. Jakarta: Studia Islamika, Vol 13 No

2, 2006.

Artikel

Ade, Supartini, Cianjur Gembongnya Ulama

Jumhur,https://www.kompasiana.com/adesupartini/cianjur-gembongnya-

ulama-jumhur_58cc92444ef9fd6e3c02c7cb

K.H. R. Muhammad Isa al-Khalidi. http://www.dicianjur.com/kh-r-muhammad-

isa-al-kholidi.php

Page 67: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

58

Hanan, Shofira. Pemkab Cianjur: SDN Ibu Jenab Bukan Cagar Budaya,

http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2018/01/10/pemkab-cianjur-

sdn-ibu-jenab-bukan-cagar-budaya-417599

Wardhani, Anita K (editor). Berlatih Mati di Bilik Kholwat, Tribun Jabar, 2013,

dalam, www.news.viva.co.id/news/read/336533-ramadhan-unik-120-

tahun-tarekat-naqsabandiah

Wawancara

R. Hadi Sirojuddin selaku salah satu pimpinan Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur. Tanggal 18, Agustus 2017.

R. Jamaludin Rahmat, selaku ketua Yayasan Pendidikan Islam Riyadhul

Muttaqien, Gedong Asem, Cianjur, Tanggal 18, Agustus 2017.

Page 68: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

59

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Transkip Wawancara

Narasumber : R. Hadi Sirojudin

Jabatan : Pemimpin Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah Cianjur

Tanggal : 28 Agustus 2017

Pertanyaan : Bagaimana awal mula adanya Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah di Cianjur pak?

Jawaban : Jadi begini, yang membawa dan memperkenalkan Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah pertama kali di Cianjur yaitu R.H

Muhammmad Hasan. Nah itu tokoh atau ulama pertama yang

menggelar Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur. Terus

setelah wafat, Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah terus berjalan,

sampai pada akhirnya R.H Muhammad Isa, yang sering sering

disebut Guru Mama Isa, cucu dari R.H. Muhammad Hasan,

menjadi pemimpin Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Cianjur.

Pertanyaan : Lalu Bagaimana perkembangannya pada masa R.H.

Muhammad Isa?

Jawaban : Perkembangannya tidak jauh berbeda denga saat ini, yaitu adanya

pengajian tarekat, nah kalo dulu ada juga sekolah agama setiap

sore, kalo sekarang sudah gak ada. Sekarang udah modern, tidak

ada lagi sekolah agama, tapi adanya MI, MTs. Dulu itu pengajian

di Gedong Asem sangat banyak yang ikut, bahkan sangat terkenal,

apalagi lagam ngajinya. Kalo tarekatnya, dulu sangat berkembang

juga pada masa Guru Isa, dan banyak juga pengikutnya.

Pertanyaan : Terus ada gak pa, pengaruh dari bidang sosialnya?

Jawaban : Kalo dari bidang social ada mungkin ya, tetapi tidak begitu

terlihat, pada masa itu lebih menonjol dalam bidang keagamaan

dan juga pendidikan.

Page 69: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

60

Pertanyaan : Pada Masa Muhammad Isa, apa ada perlawanan dari

Pemerintah Belanda?

Jawaban : Kalo perlawanan dari para penjajah, bisa dibilang tidak ada,

biasanya saja. Hubungan dengan Belanda sangat baik waktu itu.

Bahkan Guru Mama Isa sangat dihormati dan disegani oleh orang-

orang Belanda.

Pertanyaan : Selain kegiatan tarekat yang berkembang, lalu dari segi

pendidikannya bagaimana pak saat itu?

Jawaban : Perkembangannya sangat bagus, adanya madrasah dan kegiatan

belajar mengajar, banyak masyarakat sekitar yang ikut dan datang

untuk belajar ke Guru Mama Isa. Bahkan sampai dengan saat ini

masih banyak yang memilih sekolah di Gedong Asem, mungkin

masyarakat sana secara turun temurun sekolah di Gedong Asem.

Terus sampai saat ini, madrasah dan kegiatan belajar yang

didirikan Guru Mama Isa masih terus berjalan, karena dilanjutkan

secara turun temurun, sehingga sampai dengan saat ini masih terus

berdiri, tapi sekarang bentuknya udah modern, dengan adanya MI

dan MTs.

Pertanyaan : Berarti pa, pada Masa Guru Mama Isa, tarekat sangat

berkembang ya pak?

Jawaban : Iya jelas sangat berkembang, pendidikannya juga sangat

berkembang dengan merintis cikal bakal lahirnya pendidikan di

Gedong Asem. Pokoknya pas zaman Guru Mama Isa berkembang,

dan sangat dihormati. Bahkan, banyak sekali orang-orang pergi

berziarah ke makam Guru Mama Isa. Guru Mama Isa meninggal

kan di Singapura, dan banyak yang pergi kesana untuk berziarah.

Pertanyaan : Terus bagaimana gitu pak, untuk masuk Tarekat

Naqsyabandiyah Khalidiyah sekarang?

Jawaban : Begini ya, mohon maaf nih, kalo di tarekat lain kan tidak ada

yang namanya istikharah, kalo disini ada. Tapi yang dimaksud

istikharah disini dilakukan selama 7 malam, dan sering disebut

Page 70: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

61

dengan ngamayit. Jadi setiap yang mau masuk, harus istikharah,

dan harus selalu punya wudhu ketika melakukannya itu, tidurnya

tidak boleh pake bantal, harus pakai kain kafan dan menghadap ke

kiblat, kemudian jangan berbicara, kalo bicara yaa batal dan harus

mandi lagi, kalo gak bicara cukup berwudhu saja. Semuanya

dilakukan saat malam hari, kalo siang seperti biasa, aktivitas bisa.

Kalo tempatnya biasanya ditunjuk oleh pemimpin tarekat dan

diawasi langsung dan selalu didampingi setiap malamnya.

Pertanyaann : Tujuan dari semua itu untuk apa ya pak?

Jawaban : yaa tujuannya untuk membersihkan diri dari setiap dosa-dosa, dan

untuk selalu mengingat kalo kita itu bakalan meninggal, jadi kita

itu seolah oleh sudah jadi mayat.

Pertanyaan : Terus pak, kalo sudah masuk Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah disini, seperti apa pak?

Jawaban : Kalo udah masuk tarekat, tentu harus melakukan kegiatan tarekat.

Banyak sekali kegiatan dan ajarannya. Seperti adanya tawajuh,

yaitu ketemu dan bertatap muka dengan guru atau syekh. Intinya

tawajuh itu yaa berdzikir, dan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

disini dzikirnya di dalam hati, tidak dikeraskan. Kemudian kalo pas

bulan Ramadhan biasanya ada uzlah biasanya dilakukan selama 7

hari diawal bulan Ramadhan. Dan selalu banyak yang ikut, bahkan

sampai ratusan, dilakukannya di Madrasah Gedong Asem. Nah

kalo uzlah itu biasaya, setiap murid dikasih tempat khusus,

namanya bilik khalwat, disitu para murid melakukan ibadah sholat

sunah, dan berdzikir. Uzlah juga bisa dibilang kaya ujian, di mana

murid dites sudah sampai mana kemampuan dzikirnya, kalo udah

lulus barulah diberi tambahan dzikirnya, misalnya dari 1000

menjadi 2000.

Page 71: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

62

Transkip Wawancara

Narasumber : R. Jamaludin Rahmat.

Jabatan : Pengurus Yayasan Pendidikan Islam Riyadhul Muttaqien,

Gedong Asem

Tanggal : 28 Agustus 2017

Pertanyaan : Terkait hubungan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah dan

Yayasan Pendidikan Islam Riyadhul Muttaqien, di Gedong

Asem, bagaimana awal mula sejarahnya pak?

Jawaban : Jadi begini, pada tahun 1911 Guru Mama Isa mendirikan

madrasah, yang tujuannya mengarah ke bidang pendidikan dan

keagamaan. Pada saat itu Guru Mama Isa mendirikan sekolah

agama, yang bertempat di madrasah dan bentuknya masih

sederhana sekali. Jadi tujuan dari didirikan madrasah tersebut ya

untuk pengajian tarekat, dan pendidikan. Beliau memiliki semangat

ingin memajukan Islam di Cianjur. Guru Mama Isa lahir di

Singapur, kemudian belajar agama Islam di Mekkah. Nah dengan

latar belakang seperti itu, sehingga Guru Mama Isa memiliki

semangat Islam, dengan menggelar tarekat. Disamping itu, ada juga

sekolah agama, dan sampai sekarang masih ada, awalnya Sekolah

Istri Gedong Asem.

Pertanyaan : Kemudian pak, untuk santri atau muridnya apakah banyak?

Jawaban : Ya banyak, masyarakat sekitar sangat antusias sekali, bahkan

hampir tidak cukup di Madrasah itu. Kemudian sebagian ada yang

di pindah ke dekat kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur

(pada saat ini), tapi kalo disana untuk sekolah umum. Saat ini

sekolah itu dikenal dengan SDN Ibu Jenab, karena pada saat itu

yang menjadi kepala sekolahnya Ibu Jenab, dan Guru Mama Isa

juga mengajar disana.

Page 72: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

63

Pertanyaan : Pada masa Guru Mama Isa tarekat dan pendidikan

berkembang ya pak, nah apakah pada masa selanjutnya tetap

berkembang?

Jawaban : Jadi begini, tujuan awal itukan untuk meyebarkan agama Islam,

dengan menggelar tarekat dan membangun pendidikan, dan

keduanya berjalan dan berkembang pada massa Guru Mama Isa.

Setelah Guru Mama Isa meninggal pada tahun 1919 M, keduanya

itu antara tarekat dan pendidikan tetap ada yang melanjutkan, yaitu

menantunya sendiri, Muhammad Rozie, pada masa itu ya tarekat

dan pendidikannya semakin berkembang, buktinya sampai dengan

saat ini masih ada.

Pertanyaan : Lalu bagaimana respon pemerintah pada saat awal mula

berdirinya?

Jawaban : Responnya cukup bagus, bahkan saat itu banyak orang Dalem

(Orang-orang pemerintah) yang ikut kegiatan tarekat, kemudian

mengaji,dan belajar agama di Gedong Asem.

Pertanyaan : Pada saat itu, siapa yang menjadi gurunya pak?

Jawaban : Iya untuk gurunya tentu ada, salah satunya Guru Mama Isa, dan

saat itu dibantu juga oleh teman-temannya. Guru Mama Isa kan

sangat paham betul akan bidang keagamaan.

Pertanyaan : Kalo untuk saat ini, bagaimana pak perkembagan pendidikan

di Gedong Asem?

Jawaban : Kalo untuk saat ini, alhamudulillah masih eksis. Setelah diurus

secara turun temurun, dari awal didirikannya oleh Guru Mama Isa

sampai dengan saat ini. Sekarang tentu sudah semakin modern,

sudah gak ada lagi sekolah agama, tapi adanya MI dan juga MTs,

kalo untuk muridnya tentu banyak banget. Begitupun dengan

tarekat, masih tetap berdiri dan aktif melakukan kegiatannya.

Page 73: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

64

Gambar 1. Bersama para mursyid Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah Cianjur.

Gambar 2. Gambar 1. Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah Cianjur.

Page 74: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

65

Gambar 3. Para mursyid Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah Cianjur di depan bilik Khalwat.

Gambar 4. Bilik khalwat atau suluk.

Page 75: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

66

Gambar 5. Salah satu peraturan pada saat melakukan ibadah di dalam bilik khalwat.

Gambar 6. Rukun Tarekat dan rukun Suluk pada saat kegiatan Uzlah.

Gambar 7. Jadwal kegiatan Uzlah Tarekat Naqsyabadiyah Khalidiyah Cianjur

Page 76: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

67

Gambar 8. Acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Madrasah Gedong Asem. Diadakan oleh

pemimpin Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah Cianjur.

Gambar 9. Acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Madrasah Gedong Asem.

Gambar 10. Acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Madrasah Gedong Asem.

Page 77: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

68

Gambar 11. Gerbang Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Riyadhul Muttaqien di Gedong Asem,

Cianjur, terdapat MI, MTs, dan MA. Yayasan tersebut dirintis oleh Muhammad Isa al-Khalidi.

Gambar 12. Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Riyadhul Muttaqien di Gedong Asem, Cianjur.

Page 78: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

69

Gambar 13. Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Riyadhul Muttaqien di Gedong Asem, Cianjur.

Gambar 14. Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Riyadhul Muttaqien di Gedong Asem, Cianjur.

Page 79: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

70

Gambar 15. Arsip: Surat izin melakukan kegiatan Tarekat Naqsyabadiyah Khalidiyah Cianjur dan

pendidikan

Gambar 16. Arsip: surat izin dari pemerintah Ciajur untuk R.H. Muhammad Rozie sebagai guru

dan bagian dari Tarekat Naqsyabadiyah Khalidiyah Cianjur.

Page 80: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

71

Gambar 17. Arsip: Surat pernyataan (Izajah) untuk R.H. Muhammad Rozie telah masuk

Tarekat Naqsyabadiyah Khalidiyah Cianjur

Gambar 18. Kumpulan arsip-arsip

Page 81: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

72

Gambar 19. Risalah, Surat Nugas. Risalah tersebut ditulis dengan aksara Arab-Sunda

Gambar 20. Silsilah Tarekat Naqsyabandiyah, dan para pemimpin Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah Cianjur.

Page 82: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

73

Gambar 21. Foto Syekh Muhammad Bahauddin an-Naqsyabandy, pendiri tarekat Naqsyabandiyah,

dan R.H Muhammad Isa al-Khalidi, pemimpin Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah Cianjur.

Gambar 22. Foto R.H Muhammad Isa al-Khalidi, tokoh dan pemimpin Tarekat Naqsyabandiyah

Khalidiyah Cianjur 1910 M-1919 M.

Page 83: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

74

Gambar 23. Makam R.H Muhammad Isa al-Khalidi di Singapura.

Gambar 24. Makam R.H Muhammad Isa al-Khalidi di Singapura.

Page 84: SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37916/1/MAHBUB... · Skripsi berjudul SEJARAH TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH

75

Gambar 23. Madrasah Gedong Asem, tempat kegiatan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah

Cianjur.