SEJARAH SINGKAT RSUWB

3
SEJARAH SINGKAT RSU. WILLIAM BOOTH SEMARANG Desa Sapuran-Purworejo Jawa Tengah merupakan tempat dimana Bala Keselamatan memulai pelayanannya di indonesia yang dirintis oleh dua orang opsir Bala Keselamatan berkebangsan Belanda yang bernama: Staf Kapten Jacob Gerrit Brouwer dan Ensign Adolf Teodorus Van Emmerick pada tahun 1894. Pelayanan Klinik Mata di RS.William Booth dimulai dari perintisan sebuah pelayanan kesehatan sederhana dan kuno sejak Zaman pemerintahan Hindia Belanda yang dimulai sejak : Awal Tahun 1907 : Kapten (dokter) Vilhelm A. Wille dan Nyonya ditugaskan oleh Pemimpin Bala Keselamatan untuk memimpin pelayanan bagi orang-orang miskin dan orang-orang sakit di Bugangan Semarang. Banyak diantara mereka yang menderita penyakit mata, Kapten V.A. Wille yang juga seorang dokter ahli mata berkebangsaan Denmark, mengalami kesulitan merawat para pasien karena keterbatasan peralatan serta kondisi bangunan klinik yang tidak memenuhi syarat untuk sebuah pelayanan kesehatan. Namun dr. Wille tetap melakukan pelayanannya meskipun dengan kondisi yang serba minim serta tidak menjadikannya sebagai kendala dalam pelayanannya. Keberhasilan serta kemampuan dr. Wille dalam menangani penyakit mata, tersiar keseluruh pelosok negeri, bahkan sampai ke luar negeri. Para pasien berdatangan dari Singapura, Muangthai dan Asia Timur. Tahun 1914 : Dr. Wille untuk pertama kalinya menemukan penyakit mata yang dikenal dengan nama Xerophthalmia, penyakit mata ini banyak terdapat pada anak- anaik karena kekurangan vitamin. Dan pelayanan Dr. Wille telah menyelamatkan anak-anak dari kebutaan. Dr. Wille dipuji sebagai seorang dokter ahli mata yang paling efisien di seluruh Hindia Belanda. Karena fasilitas dan tempat pelayanan yang ada pada saat itu sudah mencapai taraf yang sangat memprihatinkan, maka diperlukan suatu lokasi yang baru serta peralatan yang memadai untuk sebuah rumah sakit, dan hal ini menggugah seorang pasien mata yang mendapat kembali penglihatannya setelah dirawat oleh dr. Wille, untuk menyumbangkan sebidang tanah di daerah perbukitan di selatan kota Semarang. Ketulusan hati pasien tersebut, telah menggugah hati para penyumbang untuk memberikan sejumlah dana baik dari perorangan maupun dari Ratu Wilhelmina, sehingga jumlah dana yang terkumpul adalah 94.000 gulden. Tanggal 23 Juni 1915 : Residen Semarang Yang Mulia Bapak PKW Kern, meresmikan RS. Mata William Booth (masyarakat pada waktu itu mengenal dengan nama "Madurangin") dengan ruangan dan peralatan yang sangat baik pada masa itu, dan seluruh pasien dipindahkan ke tempat yang baru ini. Dengan diresmikannya tempat pelayanan yang baru ini, maka rumah sakit ini mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga dibutuhkan beberapa orang

description

SEJARAH SINGKAT RSUWB

Transcript of SEJARAH SINGKAT RSUWB

SEJARAH SINGKAT RSU. WILLIAM BOOTH SEMARANG

Desa Sapuran-Purworejo Jawa Tengah merupakan tempat dimana Bala Keselamatan memulai pelayanannya di indonesia yang dirintis oleh dua orang opsir Bala Keselamatan berkebangsan Belanda yang bernama: Staf Kapten Jacob Gerrit Brouwer dan Ensign Adolf Teodorus Van Emmerick pada tahun 1894.

Pelayanan Klinik Mata di RS.William Booth dimulai dari perintisan sebuah pelayanan kesehatan sederhana dan kuno sejak Zaman pemerintahan Hindia Belanda yang dimulai sejak :

Awal Tahun 1907 : Kapten (dokter) Vilhelm A. Wille dan Nyonya ditugaskan oleh Pemimpin Bala Keselamatan untuk memimpin pelayanan bagi orang-orang miskin dan orang-orang sakit di Bugangan Semarang. Banyak diantara mereka yang menderita penyakit mata, Kapten V.A. Wille yang juga seorang dokter ahli mata berkebangsaan Denmark, mengalami kesulitan merawat para pasien karena keterbatasan peralatan serta kondisi bangunan klinik yang tidak memenuhi syarat untuk sebuah pelayanan kesehatan. Namun dr. Wille tetap melakukan pelayanannya meskipun dengan kondisi yang serba minim serta tidak menjadikannya sebagai kendala dalam pelayanannya.Keberhasilan serta kemampuan dr. Wille dalam menangani penyakit mata, tersiar keseluruh pelosok negeri, bahkan sampai ke luar negeri. Para pasien berdatangan dari Singapura, Muangthai dan Asia Timur.

Tahun 1914 : Dr. Wille untuk pertama kalinya menemukan penyakit mata yang dikenal dengan nama Xerophthalmia, penyakit mata ini banyak terdapat pada anak-anaik karena kekurangan vitamin. Dan pelayanan Dr. Wille telah menyelamatkan anak-anak dari kebutaan. Dr. Wille dipuji sebagai seorang dokter ahli mata yang paling efisien di seluruh Hindia Belanda. Karena fasilitas dan tempat pelayanan yang ada pada saat itu sudah mencapai taraf yang sangat memprihatinkan, maka diperlukan suatu lokasi yang baru serta peralatan yang memadai untuk sebuah rumah sakit, dan hal ini menggugah seorang pasien mata yang mendapat kembali penglihatannya setelah dirawat oleh dr. Wille, untuk menyumbangkan sebidang tanah di daerah perbukitan di selatan kota Semarang. Ketulusan hati pasien tersebut, telah menggugah hati para penyumbang untuk memberikan sejumlah dana baik dari perorangan maupun dari Ratu Wilhelmina, sehingga jumlah dana yang terkumpul adalah 94.000 gulden.

Tanggal 23 Juni 1915 : Residen Semarang Yang Mulia Bapak PKW Kern, meresmikan RS. Mata William Booth (masyarakat pada waktu itu mengenal dengan nama "Madurangin") dengan ruangan dan peralatan yang sangat baik pada masa itu, dan seluruh pasien dipindahkan ke tempat yang baru ini.Dengan diresmikannya tempat pelayanan yang baru ini, maka rumah sakit ini mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga dibutuhkan beberapa orang tenaga untuk membantu pelayanan tersebut, antara lain : dr. Nana Krudsen, dr. Fast, dr. Soemitro, dr. M.M. Webert dan dr. P. Pilon.

Sekitar tahun 1946 : Pekerjaan RS. Mata William Booth sempat terhenti pada masa perang dunia ke II, dimana rumah sakit ini sepenuhnya diambil alih oleh pemerintah Jepang dengan menempatkan seorang dokter ahli mata yang bernama dr. Enoi, dibantu oleh dr. Suryatin dari CBZ (sekarang RS. Dr. Kariadi). Setelah Jepang kalah, pemerintah Belanda masih menempatkan dr. Horst (seorang Belanda) untuk melayani di rumah sakit ini.

Tahun 1947 : Kedudukan Pemerintah Indonesia mulai nampak sehingga Belanda menyerahkan rumah sakit ini kepada Pemerintah Indonesia.Setelah rumah sakit ini ditangani oleh Pemerintah, maka ditempatkanlah dr. Oey Khoen Lian bersama dr. Lie Kay Hoo serta seorang dokter dari Jerman bernama dr. Kernbacht untuk melaksanakan pekerjaan di rumah sakit serta semua karyawan rumah sakit adalah pegawai pemerintah kecuali dr. Kernbacht.

Mendekati tahun 1948 : Pemerintah masih menambah beberapa orang dokter untuk bekerja di rumah sakit ini, ialah : dr. Soetrisno, dr. Wahyu, dr. Kho, dr. Tan Hik Soen.

Tahun 1948 : Pemerintah menyerahkan rumah sakit ini secara utuh kepada Bala Keselamatan. Mayor Bass Karnbel adalah Opsir pertama yang memulai kembali pelayanan Bala Keselamatan di RS. William Booth.

Tahun 1968 : Seiring dengan perkembangan pelayanan di bidang kesehatan, maka RS. William Booth berusaha untuk terus meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat dengan membuka pelayanan bagian Penyakit Dalam yang dirintis oleh dr. Theo Soehardjono, Sp PD dan selanjutnya dibuka unit-unit pelayanan lainnya antara lain :Bagian T.H.T dirintis oleh dr. A. Dullah, Sp.THTBagian Anak dirintis oleh dr. Soeharyono, Sp.ABagian Umum dirintis oleh dr. Mery Soeparwan.Bagian Syaraf dirintis oleh dr. Rahardjo, Sp.SBagian Bedah dirintis oleh dr. Riwanto, Sp.B

Tahun 1984 : Untuk lebih meningkatkan cakupan pelayanannya, RS. William Booth memperoleh ijin penyelenggaraan Rumah Sakit Umum. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. YM.02.04.3.5.6448, RSU. William Booth masuk dalam kategori Rumah Sakit type D.

Sejak tahun 1984 Sampai sekarang : setelah mendapat ijin dan predikat sebagai Rumah Sakit Umum, RSU.William Booth Semarang mengalami perkembangan namun masih terus didominasi oleh kunjungan pasien mata. Hal ini dipengaruhi dengan adanya latar belakang sejarah RSUWB yang pernah menjadi rumah sakit mata andalan, baik di kota Semarang, bahkan sampai seluruh propinsi Jawa Tengah.