sejarah sastra

21
No Periode Latar Belakang Ciri-ciri Sastrawan Terkenal Karya 1 Angkatan ‘20 Balai Pustaka a) Didirikan untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah b) Pemerintah Belanda khawatir terhadap kegemaran membaca di kalangan rakyat c) Untuk mengembangkan bahasa- bahasa daerah utama di Hindia-Belanda o Tema pokok kawin paksa o Latar belakang cerita pertentangan antara kaum muda dan kaum tua o Unsur nasionalitas belum jelas o Cerita sesuai dengan realitas kehidupan o Menggunakan bahasa melayu tinggu o Analisis psikologis pelaku belum dilukiskan secara dalam o Termasuk sastra bertendes dan bersifat didaktif o Genre sastra berbentuk novel, puisi berupa a) Nur Sutan Iskandar b) Abdul Muis c) Marah Rusli d) Merari siregar e) Tulis Sutan Sati - Apa Dayaku karena Aku Seorang Perempuan (1923) - Salah Pilih (1928) - Hulubalang Raja (1934) Salah Asuhan (1928) Siti Nurbaya (1922) Azab dan Sengsara

Transcript of sejarah sastra

Page 1: sejarah sastra

No Periode Latar Belakang Ciri-ciri Sastrawan

Terkenal

Karya

1 Angkatan ‘20

Balai

Pustaka

a) Didirikan untuk mencegah

pengaruh buruk dari bacaan

cabul dan liar yang dihasilkan

oleh sastra Melayu Rendah

b) Pemerintah Belanda khawatir

terhadap kegemaran membaca

di kalangan rakyat

c) Untuk mengembangkan bahasa-

bahasa daerah utama di Hindia-

Belanda

o Tema pokok kawin paksa

o Latar belakang cerita pertentangan

antara kaum muda dan kaum tua

o Unsur nasionalitas belum jelas

o Cerita sesuai dengan realitas

kehidupan

o Menggunakan bahasa melayu

tinggu

o Analisis psikologis pelaku belum

dilukiskan secara dalam

o Termasuk sastra bertendes dan

bersifat didaktif

o Genre sastra berbentuk novel,

puisi berupa pantun dan syair

a) Nur Sutan

Iskandar

b) Abdul Muis

c) Marah Rusli

d) Merari

siregar

e) Tulis Sutan

Sati

f) Aman Datuk

Madjoindo

- Apa Dayaku karena Aku

Seorang Perempuan

(1923)

- Salah Pilih (1928)

- Hulubalang Raja (1934)

Salah Asuhan (1928)

Siti Nurbaya (1922)

Azab dan Sengsara

- Tak Disagka (1923)

- Sengsara Membawa

Nikmat

- Si Doel Anak Betawi

- Si Cebol Rindukan

Bulan (1934)

Page 2: sejarah sastra

Di Luar

Balai

Pustaka

Karya-karya ini lebih bertendes

politik dan kadarnya lebih tinggi

dibandingkan dengan bacaan Balai

Pustaka

Karangan bertendes politik dan

sering disebut bacaan liar

Topik penceritaan seperti

perkawinan, pertentangan adat,

sosial, politik

Menggunakan bahasa lisan sehari-

hari, spontan, dan bebas dari

ikatan-ikatan tata bahasa melayu

tinggi

a) Marco

Kartodikromo

b) Semaun

c) G. Francis

Student Hijo (1919)

Hikayat Kadirun (1924)

Nyai Dasimah

2 Angkatan ‘30

Pra

Pujangga

Baru

Karangan-karangan lebih bersifat

sastra, pengarang ini kemudian

disebut sebagai Pujangga Baru

o Menggunakan bahasa Indonesia

yang masih terpengaruh bahasa

Melayu

o Persoalan yang diangkat adalah

tentang adat kedaerahan dan

kawin paksa

o Dipengaruhi kehidupan tradisi

sastra daerah/lokal

o Cerita yang diangkat seputar

romantisme

o Sensornya ketat. Balai Pustaka

a) Moh. Yamin

b) Rustam

Effendi

c) Sanusi Pane

- Tanah Air (1922)

- Ken Arok dan Ken

Dedes (1934

- Bebasari

- Percikan pemenungan

Puspa Mega

Page 3: sejarah sastra

Pujangga

Baru

o Muncul sebagai reaksi atas

banyaknya sensor yang

dilakukan oleh Balai Pustaka

terhadap karya tulis sastrawan

pada masa tersebut, terutama

terhadap karya sastra yang

menyangkut rasa nasionalisme

dan kesadaran kebangsaan.

Sastra Pujanga Baru adalah

sastra intelektual, nasionalitik

dan elitis.

o Selain itu di latar belakangi oleh

terbitnya majalah "Poedjagga

Baroe" bertujuan sebagai

pembawa kehidupan dan

semangat kesusastraan,

seni,kebudayaan.dan soal

masyrakat umum, didirikan oleh

Armijn Pane, Amir Hamzah dan

STA tahun 1933

berhak mengubah naskah apabila

dipandang perlu

Tema cerita tentang kehidupan

kota atau kehidupan masyarakat

modern

Mengandung unsur nasionalitas

Memiliki kebebasan pengucapan

sesuai dengan kepribadiannya

Menggunakan bahasa Indonesia

Karya-karyanya mengandung

suasana romantic idealistic

Adanya pengaruh dari angkatan

’80 (Belanda)

a) Sutan Takdir

Alisjahbana

b) Amir Hamzah

c) Sanusi Pane

d) Armijn Pane

- Tak Putus dirundung

Malang (1929)

- Dian yang Tak Kunjung

Padam (1932)

- Anak Perawan di Sarang

Penyamun (1932)

- Layar Terkembang

(1936)

- Tebaran Mega (1936)

- Buah Rindu (1941)

- Nyanyi Sunyi (1935)

- Setanggi Timur

Puspa Mega (1927)

- Belenggu (1938)

- Jiwa Berjiwa

- Gamelan Jiwa

- Jinak-jinak Merpati

(1953)

Page 4: sejarah sastra

Diluar

Pujangga

Baru

- Roman

Picisan

o Karya bersifat lebih banyak

diarahkan pada selera pembaca

o Watak pelaku kurang mendalam

dan tidak cocok dengan kenyataan

hidup manusia

o Persoalan cerita tentang

kebudayaan modern

o Komposisi dan bahasa cerita yang

digunakan umumnya kurang

terpelihara

e) J.E

Tetengkeng

f) Sanusi Pane

g) M. Yamin

h) Rustam

Effendi

a) Matu Mona

b) A. Damhuri

c) Yusuf Sou’yb

d) Imam Supardi

Rindu Dendam (1934)

- Pancaran Cinta

- Airlangga

- Tanah Air

- Ken Arok dan Ken

Dedes

Bebasari

Zaman Gemilang

Mayapada

Elang Emas

Kintamani

Page 5: sejarah sastra

Hamka Cerita penuh dengan nuansa ke-

Islaman

Karangan meliputi bidang sastra,

filsafat, agama, kemasyarakatan,

ketatanegaraan, sejarah, dll.

a) Di Bawah Lindungan

Ka’bah (1938)

b) Tenggelamnya Kapal

van der Wijck (1939)

3 Angkatan ‘40

Angakatan

1945

o Rosihan Anwar dalam sebuah

tulisannya di majalah Siasat

tanggal 9 Januari 1949,

memberikan nama angkatan 45

bagi pengarang-pengarang yang

muncul pada tahun 1940-an.

Diantara mereka yang lazim

digolongkan sebagai pelopornya

adalah Chairil Anwar, Asrul

Sani, Rivai Apin, Idrus,

Pramudya, Usmar Ismail dsb

o Sastrawan angkatan ’45

memiliki konsep seni yang

berjudul “Surat Kepercayaan

Gelanggang”. Konsep ini

menyatakan bahwa para

o Revolusioner dalam bentuk dan

isi.

o Mengutamakan isi dalam

pencapaian tujuan yang nyata.

Bahasanya pendek, terpilih,

padat dan berbobot

o Ekspresionis, mengutamakan

ekspresi yang jernih

o Individualis, megutamakan cara-

cara pribadi

a) Chairil Anwar

b) Idrus

c) Asrul sani,

Rivai Apin,

Chairil Anwar

d) Achdiat K.

Mihardja

e) Trisno

Sumardjo

Antopologi puisi :

- Deru Campur Debu

(1949)

- Kerikil Tajam (1949)

Dari Ave Maria ke Djalan

Lain ke Roma (1948)

Tiga Menguak Takdir

Atheis

Kata Hati dan Perbuatan

(1952)

Page 6: sejarah sastra

Di Masa

Jepang

sastrawan ingin bebas berkarya

sesuai alam kemerdekaan dan

hati nurani.

Berawal dari reaksi terhadap sastra

yang menghamba pada

pemerintahan Jepang di Indonesia.

Kehadiran angkatan 45 meletakkan

pondasi kokoh bagi sastra

Indonesia, karena angkatan

sebelumnya dinilai tidak memiliki

jati diri ke-Indonesiaan. Jika

Angkatan Balai Pustaka dinilai

tunduk pada”Volkslectuur”,

lembaga kesusastraan kolonial

Belanda, dan angkatan Pujangga

Baru dinilai mengkhianati identitas

bangsa karena terlalu berkiblat ke

Barat, maka Angkatan 45 adalah

reaksi penolakan terhadap

angkatan-angkatan tersebut.

o Berupa sastra kritik ketidakadilan

terhadap masyarakat

o Genre sastra berbentuk puisi

o Ekspresionis, mengutamakan

ekspresi yang jernih.

o Individualis, lebih mengutamakan

cara-cara pribadi.

o Humanisme universal, bersifat

kemanusiaan umum. Indonesia

dibawa dalam perjuangan

keadilan dunia.

a) Rosihan

Anwar

b) Amal Hamzah

c) Chairil Anwar

d) Ismail M.

Radio Masyarakat

Pembebasan Pertama

Aku, Sajak Berjudul (1943)

Drama Cinta

4 Angkatan ‘50

Page 7: sejarah sastra

Angkatan

1953

Ditandai dengan terbitnya majalah

sastra Kisah asuhan H.B Jassin

Karya sastra yang didominasi

dengan cerita pendek dan

kumpulan puisi

Muncul gerakan komunis

dikalangan sastrawan, bergabung

dalam Lembaga Kebudaiaan

Rakjat (Lekra) berkonsep sastra

realisme-sosialis

Adanya perpecahan dan polemik

di antara kalangan sastrawan

Indonesia.

a) Nugroho

Notosusanto

b) W.S Rendra

c) Toha

Mochtar

d) Ali Akbar

Navis

e) Ayip Rosidi

f) Motinggo

Boesy

Hujan Kepagian

Balada Orang-orang

Tercinta

Pulang

Robohnya Surau Kami

Sebuah Rumah Buat Hari

Tua

Malam Jahannam

5 Angkatan ‘60

Angkatan

1966

Angkatan ini ditandai dengan

terbitnya Horison (majalahsastra)

pimpinan Mochtar Lubis.

o Semangat avant-garde sangat

menonjol a) Taufik Ismail - Tirani

- Benteng

Page 8: sejarah sastra

o Menegakkan keadilan dan

kebenaran bnerdasarkan Pancasila

dan UUD 45, menentang

komunisme dan kediktatoran,

bersama Orde Baru yang

dikomandani Jendral Suharto ikut

menumbangkan Orde Lama,

mengikis habis LEKRA dasn PKI.

b) Sapardi Djoko

Damono

c) Goenawan

Mohamad

d) Hartoyo

Andangiaya

e) Bur Rasuanto

f) Ramadhan

K.H

Dukamu Abadi

Parikesit

Buku Puisi

Mereka Telah Bangkit

- Royan Revolusi

- Priangan Si Jelita

6 Angkatan ‘70

Munculnya angkatan 70-an karena

adanya pergeseran sikap berpikir

dan bertindak dalam menghasilkan

wawasan estetik dalam

menghasilkan karya sastra

bercorak baru, baik di bidang

>> Novel

Mengangkat masalah

keterubingan manusia dan

kehidupan yang absurd (tidak

masuk akal)

Identitas tokoh menjadi tidak

a) Iwan

Simatupang

b) Kuntowijoyo

- Merahnya Merah

- Ziarah

- Mantra Pejinak Ular

- Isyarat

- Khotbah di Atas Bukit

Page 9: sejarah sastra

puisi, prosa maupun drama.

Pergeseran ini mulai kelihatan

setelah gagalnya kudeta G30

S/PKI.

penting. Latar tempat dan latar

waktu, dapat berlaku dimana saja

Alur, tidak lagi menekankan

hubungan sebab akibat

>> Cerpen

Tokoh yang muncul dapat berupa

apa saja (air, batu, hewan,

tanaman atau benda dan

binatang) dapat menjadi tokoh

dan berdialog dengan tokoh

utama

>> Drama

Identitas tokoh yang tidak jelas,

juga memungkinkan bagi seorang

pemalu, dapat memajukan peran

dua tokoh atau lebih.

Panggung tidak lagi menjadi

c) Damarto

d) Putu Wijaya

e) Sutardji

Calzoum

Bachri

- Godlob

- Adam Ma’rifat

- Perawan Desa

- Kembang Kertas

- Bila Malam

- O

- Amuk

Page 10: sejarah sastra

penting. Artinya, pemerataan itu

dapat dilangsungkan dimana saja.

Bahkan, tampil dengan drama

mini kata, yaitu drama yang

sengaja lebih mementingkan

lakuan daripada dialog

>> Puisi

Ikatan pada bait dan larik, sama

sekali diabaikan.

Lebih memetingkan ekspresi

untuk mendukung tema yang

hendak disampaikan

7 Angkatan ‘80 Adanya pengaruh benturan

budaya Barat dan Timur yang

kian hebat.

Banyaknya roman percintaan

Munculnya sastrawan wanita

terkenal

Tokoh utama mengalahkan peran

antagonis

Tumbuhnya sastra beraliran pop

Pada umumnya, tokoh utama

dalam novel adalah wanita.

a) N.H Dini

b) Hilman

Hariwijaya

c) Arswendo

Atmowiloto

d) Mira W.

Pada Sebuah Kapal

Lupus

Canting

- Kemilau Kemuning

Page 11: sejarah sastra

e) Marga T.

f) Umar Kayam

g) Arifin C. Noer

h) Seno Gumira

Adjidarma

Senja

- Disini Cinta Pertama

Kali Bersemi

- Kamar 27

- Rumahku Adalah

Iatanaku

Ronggeng Dukuh Paruk

- Mega-mega

- Para Priyayi

- Saksi Mata

- Mengapa Kau Culik

Anak Kami

- Wisanggeni

8 Angkatan ‘90

Angkatan

Reformasi

o Akibat terjadinya pergeseran

kekuasaan politik dari tangan

Soeharto ke B.J Habibie lalu

K.H Abdurahman Wahid dan

Megawati Soekarno Putri lalu

muncul wacana tentang

o Maraknya karya sastra bertema

sosial-politik

o Sastrawan angkatan Reformasi

memiliki ciri tema refleksi tentang

keadaan sosial dan politik yang

a) Widji Thukul

b) Emha Ainun

Najib

- Puisi Pelo

- Darman

- Sesuka Buku Harian

- Lautan Jilbab (drama)

Page 12: sejarah sastra

“Sastrawan Angkatan

Reformasi”

o Bahkan, penyair-penyair yang

semula jauh dari tema-tema

sosial politik, seperti Sutardji

Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi

Herfanda, dan Acep Zamzam

Noer, juga ikut meramaikan

suasana dengan sajak-sajak

sosial politik mereka.

Adanya keinginan untuk

memberikan napas lain

dalam karya sastra dengan

pembongkaran bahasa

terjadi pada akhir tahun 1990-an,

seiring dengan jatuhnya Orde

Baru pimpinan Presiden Soeharto.

o Berbeda dengan tingkatan lain

dari estetika dan lebih berwarna

o Diikat dengan tema yaitu tentang

kebebasan dan perlawanan

- Bercorak surealisme

(memntingkan aspek bawah

sadar dan nonrasional dalam

citraan)

- Bersikap nihil (hampa)

- Memunculkan masalah gender

- Ada pula yang bercorak vulgar

c) Seno Gumira

Ajidarma

a) Dorothea

Rosa Herliani

b) Oka Rusmini

c) Joko

Ariadinata

d) Joko Pinurbo

Iblis Tidak Pernah Mati

- Nikah Ilalang

- Kill The Radio

Sagra

- Kalimati

- Kastil Angin Menderu

Celana

Page 13: sejarah sastra

e) Abdul

Wachid B.S.

f) Pemusuk

Eneste

g) Ayu Utami

h) Fira Basuki

Rumah Cahaya

Tuan Generik

Saman, Larung

Biru, Jendela, Pintu

9 Angkatan

2000

- Akibat wacana angkatan

Reformasi tidak berhasil di

kukuhkan karena tidak memiliki

juru bicara, Korrie Layun

Rampan tahun 2002 membuat

wacana tentang lahirnya

“Sastrawan Angkatan 2000”

yang diterbitkan oleh Gramedia,

Jakarta

- Mengenai media yang

digunakan, masa ini bias

dibilang masa yang

a) Karakteristik Puisi

Menggunakan bentuk prosais

Diksi penuh metafor

Tema realitas dan cinta

Gaya bahasa hiperbola dan

personifikasi

Eksplorasi lepas

b) Karakteristik Prosa

Eksplorasi sangat kuat dan

a) Seno Gumira

Ajidarma

b) Dewi Lestari

c) Andrea Hirata

d) Habiburrah-

man El

Shirazy

e) Yanusa

Biola tak Berdawai

Supernova 1,2,3

Laskar Pelangi

Ayat-ayat Cinta

Segulung Cerita Tua

Page 14: sejarah sastra

memudahkan penulis dalam

memublikasikan karyanya

melalui media elektronik. Baik

melalui website, blog atau

facebook.

dominan

Tema pada umumnya tentang

realitas dan tradisi

Varian gaya dan aliran sangat

kaya

c) Karakteristik Cerpen

Eksplorasi pada bentuk menjadi

hal utama, yaitu pada perwatakan,

diksi dan alur sangat kuat

dominan

Tema mengangkat realitas dan

loyalitas

Nugraha

f) Benny ArnasBulan Celurit Api

Page 15: sejarah sastra