SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL...

105
SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-INAAYAH RAWAKALONG GUNUNG SINDUR BOGOR (1991-2012) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh: M. Aries Budiman 1112022000058 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M / 1439 H

Transcript of SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL...

Page 1: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

AL-INAAYAH RAWAKALONG GUNUNG SINDUR

BOGOR (1991-2012)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh:

M. Aries Budiman

1112022000058

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M / 1439 H

Page 2: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal
Page 3: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skrlpsi ini bettudul SEJARAH PERKE■ /1BANGAN PONDOK PESANTREN AL…

INAAYAH RAWAKALONG GUNUNG SINDUR BOGOR(1991-2012)telah diaukandalanl sidang munaqasyah Fakultas Adab dan HulnanioFa lJIN Sya五f Hidayatullah Jakaia

pada tangga1 17 Ap五 12018.Sk五 psi ini telah ditc五ma sebagai salall satu syarat memperoleh

gelar Sttalla Humalliora(S.Hum)pada program studi Slarah dan Peradaban lslam.

Jakafia,17 April2018

Panitia Sidang Munaqasyah

Sekretaris Merangkap Anggota,

Anggota,

Penguji I Penguji II

Dro Zakiva Daroiat,M.A

NIP。 197405302005012006

Pembimbing

, 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1 97504172005012007

92000031002

Drs.Ho A浙丘rShaleh,M.A

NIP:195810121992031004

Page 4: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

LEVIIBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan:

Skripsi ini merupakan hasil karya asli dari saya sendiri yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana dalam jenjang strata satu

(s1) di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullafl Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan daiam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain. Maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.

つ乙

3.

Ciputat,17 April

M Aries Bucliruan

Page 5: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

i

ABSTRAK

Pondok Pesantren Al-Inaayah berdiri atas prakarsa empat bersaudara

putra-putri H. Abdullah, yaitu : H. Muhammad, Hj. Muhaya, H. Mawardi, Hj

Romlah, yang membeli tanah seluas 5 hektar di desa Rawakalong pada tahun

1983. Pada awalnya Pondok Pesantren Al-Inaayah mempunyai 37 santri dn 3

orang ustad yang mengabdi di dalamnya. Adapun tujuan dari penulisan ialah

memberi gambaran yang menyeluruh tentang sejarah dan perkembangan Pondok

Pesantren. Dikarenakan belum ada seseorang yang menjelaskan dan menulis

tentang sejarah dan perkembangan pondok pesantren ini dalam sebuah karya

ilmiah.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan Metode penelitian sejarah,

yaitu merekontstruksi kembali sosok sejarah dan perkembangan Pondok Pesantren

Al-Inaayah Rawakalong, melalui tahapan heuristik, kritik, interprertasi,

historiografi, sedangkan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah

melalui telaah pustaka, wawancara, dan observasi langsung ketempat penelitian.

Dengan menggunakan pendekataan analisis.

Temuan studi Mengenai Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong yang

telah memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar Rawakalong terutama

pada bidang pendidikan Agama. Hal ini ditandai oleh adanya lembaga pendidikan

yang bersifat umum. Sehingga masyarakat sekitar Rawakalong mudah untuk

menyekolahkan anak-anaknya, dalam bidang dakwah kontribusi yang diberikan

pondok pesantren kepada masyarakat yaitu diadakannya Majlis Ta’lim di

pesantren dan praktek pengabdian masyarakat yang dialakuakn oleh santri kelas

Akhir pesantren, dengan diadakan kegiatan tersebut masyarakat sekitar

lingkungan menjadi agamis dan bidang sosial kegamaannya berhasil menyadarkan

serta mengislamkan masyrakat Rawakalong, karena sebelum pondok pesantren

berdiri keadaan sosial keagamaanya masyarakat Rawakalong masih

mengkhawatirkan dan belum mengenal Islam.

Kata Kunci: Sejarah, Perkembangan, dan Peranan Pondok Pesantrern Al-

Inaayah

Page 6: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukut penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa penulis limpahkan

kepada bagi Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan kita sebagai

umatnya.

Penulis sangat bersyukur atas terselesainya tugas akhir untung jenjang

pendidikan Strata Satu (S1) yang penulis tempuh. Serta penulis yakin di dalam

penulisan skripsi ini pasti banyak kekurangan di dalam menyelesaikannya. Maka

dari itu penulis menyadari dan mempunyai kewajiban untuk menghanturkan

permintaan maaf kepada pembaca atas ketidaksempurnaan yang memang itu telah

kodrat bagi manusia itu sendiri.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah mungkin dapat

tercapai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu sebagai

ungkapan rasa hormat, penulis megucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A, selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak H. Nurhasan, M.A, selaku Ketua Program Studi Sejarah Dan

Peradaban Islam yang banyak membantu penulis selama menjadi

mahasiswa di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Shalikatus Sa’diyah, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Sejarah

Dan Peradaban Islam yang telah banyak membantu dan memberikan

nasihat kepada penulis saat menjadi mahasiswa yang berkenaan dengan

surat menyurat.

5. Bapak Drs. H. Azhar Shaleh, M.A selaku pembimbing skrispsi yang selalu

memberikan nasehat, petunjuk dan bimbingan yang berharga di tengah-

tengah kesibukan beliau dari awal hingga akhir penulisan skripsi.

Page 7: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

iii

6. Ibu Amelia Fauzia, Ph.D. Penasehat Akademik yang telah membimbing

penulis dari awal masuk sampai akhir perkuliahan.

7. Para Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Adab dan Humaniora, terutama dosen

Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam yang telah banyak memberikan

ilmunya selama penulis mengikuti kuliah.

8. Bapak Drs. KH. Asnawi HT, M.Pd I, Selaku Pimpinan PonPes Al-

Inaayah Rawaklong Ke-2 yang telah mengizinkan kepada penulis untuk

melakukan penelitian serta Ustad dan Ustadzah PonPes Al-Inaayah

Rawakalong terkhusus kepada Ust.Irfan Kosasi, Ust.Sandi Sanri, Ust

Muhaimin dan lain-lain yang telah berkenan membantu dan memberikan

informasi yang penulis butuhkan untuk penulisan skripsi ini.

9. Staf Pemerintah Kelurahan Rawakalong Gunung Sindur Bogor yang telah

mengizinkan penulis dalam rangka penelitian untuk penulisan di daerah

setempat.

10. Seluruh staf perpustakaan utam dan Fakultas Adab dan Humaniora yang

telah menyediakan fasilitas dalam rangka `penulisan skripsi ini.

11. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Murdiman Ap, Ibunda Lita Sulaswati,

Adikku tercinta Ipah Aripah, Tri Septianingsih, dan Badriyatul Uyun yang

tak henti-hentinya memberikan motivasi, dorongan dan dukungan

terhadap penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Terima kasih untuk sahabat Rizky Maulana, S.Ag yang telah memberikan

banyak dukungan dan motivasi kepada penulis sehingga bisa

menyelesaikan skripsi ini

13. Untuk sahabat-sahabati PMII KOMFAKA dan Pengurus Cabang PMII

UIN Jakarta yang telah membantu penulisan dalam berproses dan belajar

berorganisasi yang baik dan benar diranah kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

14. Untuk Kawan-kawan tersayang yang membuat penulis tersanjung, selalu

memberikan semangat untuk penulis yakni kawan-kawan angkatan 2012

Sejarah dan Peradaban Islam terutama sahabat Achmad Syahri, kawan-

kawan KLB Fathzry Ardilah, M Haidir Al-Karomi, Waaliman dan yang

Page 8: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

iv

lainnya, Kawan-kawan Ustad dan Ustadzah di Pesantren Darul Hikmah

Cicayur, kawan-kawan kosan yakni Prima Kurniawan dan Ricky Ardian,

dan KKN MUFAKAT yang telah memberi motivasi dan dukungan serta

menemani penulis dalam berproses di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sekali lagi penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dan mendukung serta membimbing penulis hingga selesai.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Semoga skripsi ini

bermanfaat untuk pembaca sekalian.

Page 9: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL DAN DAFTAR GAMBAR ............................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 7

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................. 8

D. Tujuan dan Maanfaat Penelitian ......................................................... 8

E. Kerangka Teori ................................................................................... 9

F. Metodologi Penelitian ........................................................................ 12

G. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 16

H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 18

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH RAWAKALONG

A. Letak Geografi Kampung Rawakalong .............................................. 19

B. Kondisi Sosial Keagamaan Masyarakat Rawakalong ........................ 26

C. Kondisi Pendidikan Masyarakat Rawakalong .................................... 30

BAB III PONDOK PESANTREN AL-INAAYAH RAWAKALONG

A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong ....... 37

B. Tokoh-Tokoh Pendiri ......................................................................... 45

C. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Al-Inaayah ............................. 47

D. Respon Masyarakat Ketika Pondok Pesantren Berdiri ....................... 55

E. Alumni-Alumni Pondok Pesantren ..................................................... 57

Page 10: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

vi

BAB IV PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-INAAYAH

RAWAKALONG

A. Bidang Pendidikan .............................................................................. 59

B. Bidang Dakwah .................................................................................. 62

C. Bidang Sosial Keagamaan .................................................................. 66

D. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan ...................................... 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 70

B. Saran-Saran ......................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

vii

DAFTAR TABEL

Data Jumlah Bangunan yang dibuat oleh Desa Rawakalong .............................. 20

Data Jarak Kantor Desa Rawakalong ke Provinsi Jawa Barat ........................... 23

Rekapitulasi Penduduk menurut Jenis KelaminTahun 2014-2016 ..................... 24

Rekapitulasi Penduduk Berdasarkan Usia pada Tahun 2014-2016 .................... 24

Rekapitulasi Penduduk Berdasarkan Pendidikan 2015-2016 ............................. 25

Rekapitulasi Penduduk Berdasarkan Agama Tahun 2015-2016 ........................ 25

DAFTAR GAMBAR

Letak Geografi Desa Rawakalong ..................................................................... 22

Page 12: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membicarakan pesantren atau pondok pesantren yaitu suatu lembaga

pendidikan Islam sangat penting dan menarik, khususnya praktisi pendidikan dan

pemimpin umat. Dengan membicarakan pendidikan pondok pesantren, kita dapat

mengetahui peran, fungsi, dan kontribusi pondok pesantren sebagai lembaga

pendidikan Islam dan dakwah Islam dalam mewujudkan masyarakat madani di

Indonesia.1 Orang yang berada di Jawa mengetahui tempat pengajaran keagamaan

menyebutnya dengan nama pesantren atau pondok, sedangkan untuk daerah Aceh

tempat pengajaran agama bisa disebut dengan dayah atau rangka sedangkan

daearah Sumatra Barat tempat pengajarah keagamaan disebut surau. Ketiganya

mempunyai makna yang sama artiannya yaitu sebagai tempat pengajaran

keagamaan. Istilah pondok sebenarnya berasal dari bahasa Arab Funduq yang

artinya hotel atau asrama. Adapun istilah pesantren tersebut mengandung artian

yaitu tempat untuk menumpang para santri yang tinggal di pondok. Tidak ada

makna yang lain untuk mengartikan sebutan pondok atau pesantren, karena

keduanya merujuk kepada satu pengertian yang sama.2

Pesantren tidak saja memberikan pengetahuan dan keterampilan, akan

tetapi memberikan berbagai opsi yang lain (misalnya di setiap sekolah memiliki

berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler, begitu juga halnya dengan pesantren,

misalnya nasyid, pramuka,marawis dan hadroh, seni bela diri atau karate dan lain

sebagainya), tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan agama. Hal ini telah

disepakati oleh mayoritas para peneliti, seperti Karel Steenbrink, Clifford Geerts,

Martin Van Bruinnessen dan lainnya.3 Pondok pesantren adalah suatu lembaga

pendidikan Islam tradisional yang di mana orang tersebut tinggal di asrama atau

tempat singgah sementara bagi orang yang menuntut ilmu agama yang sering

1 Abdullah Syukri Zarkasyi, Pembaruan Pendidikan Pesantren, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo, 2005), hlm: 1 2Abdullah Syukri Zarkasyi, Pembaruan Pendidikan Pesantren, ..., hlm.2

3 Mastuki HS, Intelektual Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2006), hlm.7

Page 13: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

2

dikenal dengan nama pondok, dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Pendapat yang dikatakan oleh Dhofier yaitu “ pesantren adalah sebuah

lembaga pendidikan Islam yang dapat dikelompokan menjadi dua kategori yaitu:

pesantren tradisional (salafi) dan pesantren modern (khalafi).4 Pesantren

tradisional (salafi) adalah pesantren yang masih tetap mempertahankan sistem

pengajarannya dengan menggunakan kitab-kitab klasik sebagai inti dari

pendidikan yang diterapkan oleh kebanyakan pesantren yang ada di Indonesia.

Sistem madrasah tetap diterapkan untuk memudahkan sistem sorogan yang

dipakai dalam lembaga-lembaga pengajian bentuk lama, tanpa mengenalkan

pelajaran umum, sedangkan pesantren modern (khalafi) adalah pesantren yang

telah memasukan pelajaran-pelajaran umum ke dalam lingkungan pesantren.

Secara garis besar, inti pokok pesantren ialah pusat pengkajian ilmu-ilmu

keagamaan Islam, yang mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan agama Islam

seperti fikih, tauhid, hadist, Bahasa Arab, dan lain sebagaianya.5 Pengertian ini

bisa diartikan bahwa pondok pesantren yang di maksud adalah pesantren yang

sudah mulai berkembang dan maju yang biasa kita sebut dengan pesantren

modern, karena pesantren tersebut mulai mencampurkan antara ilmu pengetahuan

umum dengan ilmu pengetahuan agama yang dapat disesuaikan dengan

pendidikan pesantren. Pondok pesantren semacam ini juga memasukan bahasa

asing seperti Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.

Pada awal pertumbuhan Pondok Pesantren sampai datangnya masa

pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal apa

yang disebut dengan ilmu-ilmu umum dan begitu juga metode penyampaian

belum bersifat klasik, serta hafalan metodenya memakai metode

sorogan,bandongan, dan wetonan.6

4 Zakamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,(

Jakarta: LP3Es, 1982), hlm.41 5 Haidar putra daulay, Sejarah Pertumbuhan dan pembaharuan Pendidikan Islam di

Indonesia,(Jakarta: Kencana, 2007), hlm.71 6 Kata sorogan berasal dari bahasa Jawa yang berarti “ sodoran atau yang

disodorkan”. Maksudnya suatu sistem pengajian dimana seorang santri berhadapan

dengan seorang kyiai kemudian kyiai memberikan tuntunan bagaimana cara

Page 14: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

3

Di mana dalam hal ini Pondok Pesantren terdiri atas lima elemen penting

yakni : (1) kyai (2) santri (3) kitab klasik/kuning (4) asrama dan (5) masjid.7

Semua ini merupakan unsur penting dalam terbentuknya pesantren. Apabila di

pesantren tidak ada salah unsur tersebut maka boleh jadi komponen unsur yang

tidak lengkap tersebut tidak dapat berjalan sesuai apa yang diharapkan.

Sejak abad ke-20 keadaan pesantren yang semula bukan pendidikan yang

bersifat formal dan pada akhirnya berbenah diri , para pengelola pesantren

menyesuaikan lembaga pendidikan formal dengan manajamen pengelolaan

modern sesuai dengan perkembangan zaman, pendidikan yang diberikan tidak

hanya ilmu agama Islam semata, tetapi ditambah dengan pelajaran Bahasa Inggris

dan Arab.8 Karena pada waktu Indonesia di jajah oleh belanda sistem pendidikan

Islam khususnya pesantren oleh Belanda dibatasi sebab Bangsa Belanda

menerapkan sistem pendidikannya di Indonesia ini dengan pendidikan barat mau

tidak mau pendidikan yang ada di Indonesia harus mengikuti sistem tersebut,

karena sistem yang di pakai orang indonesia terilhat kuno dan sudah ketinggal

jauh oleh bangsa asing yang pendidikannya sudah banyak mengalami perubahan.

Masuknya peradaban Bangsa Barat ke Indonesia melalui penjajah

BangsaBelanda banyak mempengaruhi corak dan pandangan bangsa Indonesia,

termasuk dalam dunia pendidikan sehingga dengan demikian timbul upaya-upaya

pembaharuan dalam dunia pendidikan Islam. Sistem klasikal mulai diterapkan dan

mata pelajaran umum mulai diajarkan.9 Awalnya pendidikan Islam khususnya di

pesantren menggunakan sistem pembelajarannya dengan kitab-kitab klasik/kitab

kuning, karena pada waktu itu kiai yang ada di Indonesia mengajarkan kepada

santri-santri dengan menggunakan kitab-kitab kuning sebab pada waktu itu para

membacanya, menghapalnya, dan apabila telah meningkat , juga tentang terjemahan dan tafsirnya

tafsirnya lebih mendalam. Metode ini adalah merupakan metode yang paling intensif, karena

dilakukan seorang demi seorang dan ada kesempatan untuk Tanya jawab langsung, sedangkan

yang diartikan dengan sistembandongan atau wetonan dalam sistem pengajian ini seorang kyiai

membacakan dan menerjemakan kalimat-kalimat yang mudah di ikuti oleh sebagian besar santri

dan masing-masing memegang kitabnya sendiri lalu santri mendengarkan dan menyimak bacaan

kyiai. 7 Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: LP3ES,

1994), hlm.5 8 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta : INIS, 1994), hlm.85

9 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, ..., hlm.72

Page 15: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

4

kiai belajarnya di timur tengah dan setelah mereka menyelesaikan pendidikan

Islamnya di sana para kiai itu membawa kitabnya kemudian diajarkan pula kepada

santrinya. Ketika bangsa lain masuk ke Indonesia membawa pengaruh yang

sangat besar khususnya pendidikan Islam corak dari sistem pendidikan di

Indonesia mulai mengalami banyak perubahan dan pembaruan. Pendidikan Islam

khususnya pesantren dahulunya mengajarkan kitab kuning, dengan kedatangan

bangsa lain ke Indonesia mau tidak mau Indonesia juga harus mengikutinya sebab

kalau tidak mengikutinya Indonesia bisa ketinggalan jauh oleh bangsa lain khusus

di dunia pendidik. Maka dari itu pesantren sedikit demi sedikit mulai memasukan

pelajaran klasik dan pelajaran umum. Akan tetapi ada juga pesantren yang sudah

memasukan pelajaran umum dan kemudian diterapkan dan ada juga pesantren

yang masih mempertahankan sistem pembelajaran dengan mengunakan kitab-

kitab kuning.

Dengan memahami dinamika perkembangan dunia pembelajaran di tanah

air sangatlah perlu adanya penyesuaian pembelajaran secara radikal, dimana

setelah gejolak kolonialisme Belanda di Indonesia semakin banyak melahirkan

tokoh pendidikan Muslim dan organisasu yang membawai misi keislaman.10

Di

Indonesia, belakang ini penelitian sejarah pesantren mulai dirasakan penting,

khususnya perkembangan dan perannya bagi masyarakat di sekitarnya. Paling

tidak, karena perubahan pertumbuhan dan perkembangan pesantren menunjukan

pada suatu dinamika pemikiran keagamaan itu sendiri dan menggambarkan pola

agama dengan perkembangan sosial budaya masyarakat. Dimana hal tersebut

merupakan persoalan yang tidak pernah usai dimanapun dan kapanpun, terutama

masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam yang sedang mengalami

modernisasi.

Menurut pendapat KH. Didin Hafidudin mengatakan bahwa pesantren

adalah salah satu badan iqomatuddien, yang memiliki 2 fungsi utama, yaitu fungsi

kegiatan tafaquhu fiddien (pengajaran, pemahaman, dan pendalaman ajaran

agama Islam) dan fungsi indzar (menyampaikan dan mendakwahkan ajaran Islam

10 Bisri Affandi, Pembaharu dan Pemurni Islam di Indonesia, (Jakarta: Al-Kautsar,

1999), hlm.2

Page 16: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

5

kepada masyarakat).11

Kehadiran pesantren di tengah masyarakat hanya sebagai

lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai lembaga dakwah.12

Maksud pernyataan

diatas yaitu pesantren mempunyai peran yang sangat andil bagi masyarakat di

mana, pesantren merupakan pendidikan islam yang mengajarkan berbagai ilmu

agama dimana para santri dituntun untuk memahami dan mendalami ilmu agama

yang sudah dia peroleh di pesantren dan ketika dia selesai belajar di pesantren

mau tidak mau harus memberikan ilmu-ilmu agama yang dia sudah peroleh di

pesantren kemudian memberitahukan kepada masyarakat luar tentang agama

Islam khusus masyarakat yang belum tahu sama sekali tentang agama islam.

Memang masyarakat hanya mengetahui pesantren itu sebagai pusat pendidikan

Islam akan tetapi di sisi lain pesantren juga bisa dikatakan sebagai pusat dakwah

karena di pesantren juga mengajarkan berbagai kegiatan lainnya di luar ilmu

agama seperti mengajar bagaimana tata cara berpidato/ceramah yang baik,

berpramuka, belajar seni islam seperti marawis/hadroh dan belajar seni bela diri.

Tentu saja kegiatan tersebut hanya terdapat di pondok modern saja sedangkan

pesantren tradisional titik fokusnya hanya belajar kitab-kitab klasik saja. Akan

tetapi inti dari pendidikan yang diajarkan pesantren semuanya mempunyai fungsi

yang sama yaitu mengajarkan ilmu-ilmu agama.

Penulis memilih Pondok Pesantren Al-Inaayah, karena Pondok Pesantren

Al-Inaayah didirikan oleh empat bersaudara putra putri H. Abdullah yaitu;

H.Muhammad, Hj.Muhayah, H, Mawardi, dan Hj, Romelah, yang membeli tanah

seluas 5 hektar di desa Rawakalong pada tahun 1983. Untuk mewujudkan niat

mendirikan pondok pesantren timbullah pemikiran keempat bersaudara putra putri

H, Abdullah untuk membangun Pondok Pesantren Al-Inaayah di kampung

Pondok Miri Rawakalong Gunung Sindur Bogor, di atas tanah yang mereka beli

pada tahun 1989. Pondok Pesantren Al-Inaayah mulai berdiri pada tahun 1990 dan

tahun 1991, pembangunan selesai tapi hanya meliputi 7 ruang kelas dan 5 ruang

kamar, masjid belum dibangun, serta aula belum ada. Pada tanggal 15 Juli 1991

Pondok Pesantren Al-Inaayah mulai membuka pendaftaran murid baru dengan

11 Didin Hafidudun, Dakwah Aktual (Jakarta : Gema Insani Press,1998), hlm. 120-122

12

Mustahu, Dinamika Sistem Pesantren (Jakarta : INIS, 1994) hlm. 60

Page 17: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

6

jumlah murid baru sebanyak 37 orang putra dan putri dimana jumlah pengajarnya

hanya 9 orang guru, diantara yaitu bapak pimpinan Pondok Pesantren Al-Inaayah

K.H. Ahmad Falak Ibrahim sebagai pimpinan pondok pesantren, Drs H. Asnawi

HT sebagai ketua TMI (tarbiyatul muallimin wal muallimat) Abdullah S,Ag

sebagia kepala sekolah tsanawiyah dan Haerison S.Ag sebagai bagian pengajaran.

Selain itu Pondok Pesantren Al-Inaayah juga memiliki visi dan misi dalam

menunjang perkembangan dan kemajuan pondoknya yaitu visi adalah rumah

belajar bagi para pemimpin masa depan. Misi adalah mendidik untuk menjadi

teladan di masyarakat agar menjadi inspirasi bagi umat, membuka, menjembatani

dan mendukung aspirasi dan potensi santri untuk ditumbuh kembangkan.13

Pondok Pesantren Al-Inaayah sebelum berdiri memang kehidupan

masyarakat Rawakalong bisa di katakan jauh dari agama oleh karena itu, salah

satu putra dan putri bapak Abdullah bin Dansan yang bernama H.Muhammad

berinisiatif untuk mendirikan pondok pesantren Al-Inaayah di Rawakalong ide

awal ingin mendirikan pesantren di Jakarta karena pertimbangan yang lain maka

dari itu pesantren Al-Inaayah didirikan di Rawakalong guna untuk

menyelamatkan dan menyadarkan masyarakat Rawakalong tentang agama Islam

yang benar.

Awal berdirinya pondok memang menggunakan sistem pendidikannya

dengan memadukan sistem Pondok Darussalam Gontor dan Pondok Darunnajah

Jakarta yang didalamnya ada pengajaran kitab-kitab kuning dan sampai sekarang

sistem tersebut masih pergunakan. Selain itu Pesantren Al-Inaayah juga

mempunyai program tahfidz Al-qur’an.

Pondok Pesantren Al-Inaayah dari memiliki keunggulan tersendiri dari

pesantren yang lain yaitu dari segi bahasa dan metode belajarnya santri. Sebab

santri Al-Inaayah mengasah kemampuan basahanya dengan belajar sendiri atau

otodidak tanpa perlu bimbingan dari guru. Perbedaan pembelajaran antara Pondok

Pesantren Al-Inaayah dengan Pesantren Darunnajah Jakarta ataupun Darul

13

Brosur, Penerimaan Santri Baru Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong, T.A

2017/ 2018 Tsanawiyah dan Aliyah, ( dilihat pada tanggal 12 Januari 2018)

Page 18: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

7

Muttaqien Bogor bisa dipresentasikan misalnya kalau Al-Inaayah 60% sampai

70% pembelajaran santri bisa dikatakan belajar otodidak tanpa harus dibimbing

langsung gurunya, sedangkan pesantren Darunnajah dan Darul Muttaqien Bogor

100% langsung dari guru-gurunya. Walaupun sistem belajarnya sepertri itu yang

dilakukan oleh santri Al-Inaayah tetapi masih ada perlu pengawasan dan

bimbingan dari guru mauapun pengurus organisasi santri Al-Inaayah. Akan tetapi

perkembangan bahasa pondok pesantren Al-Inaayah bisa dikatakan menurun dari

3 tahun terakhir tetapi, bahasa mereka masih unggul dalam hal yang lain seperti

mengikuti perlombaan bahasa seperti pidato 3 bahasa, story telling (bercerita

menggunakan Bahasa Arab ataupun Inggris) dan lain-lainnya. Santri-santri yang

masuk ke pondok pesantren Al-Inaayah bisa dikatakan termasuk orang-orang

pilihan karena santri Al-Inaayah yang khusus mondok hanya berjumlah 250 santri

baik putra dan putri.14

Atas dasar uraian diatas, maka penulis merasa terdorong untuk melakukan

suatu kajian tentang “ Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Al-Inaayah

Rawakalong Gunung Sindur Bogor (1991-2012)”. Disamping itu, sebagai suatu

lembaga pendidikan dan dakwah Islam, pondok pesantren mempunyai peranan

bagi ajaran agama Islam, khususnya pada masyarakat sekitar pondok pesantren.

B. Identifikasi Masalah

Dari judul yang penulis angkat, yaitu “Sejarah Perkembangan Pondok

Pesantren Al-Inaayah Rawakalong Gunung Sindur Bogor (1991-2012)”, penulis

dapat mengidentifikasikan permasalahan-permasalahan tersebut sebagai berikut:

1. Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Al-Inaayah

2. Pesantren sebagai lembaga pendidik

3. Pesantrens sebagai lembaga penyiaran Islam

4. Pondok Pesantren sebagai wadah mencari jati diri dan mengembangkan

bakat yang ada pada diri santri.

14

Wawancara pribadi dengan Ustaz H. Usamah, Lc, MA, Selaku Direktur TMII Pondok

Pesantren Al-Inaayah periode ke-2, Rawakalong, 12 Januari 2018 Pukul. 16.30 Wib.

Page 19: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

8

C. Pembatasan dan Perumusan masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan penjelasan dan permasalahan yang telah diidentifikasikan di

atas, maka penulis merasa perlu untuk memberikan batasan kajian dan

merumuskan terlebih dahulu masalah yang akan dibahas oleh penulis agar arah

tujuan dan sasaran yang hendak disamp`aikan akan lebih jelas dan terarah.

Dengan demikian pembahasan masalah hanya difokuskan pada sejarah

perkembangan Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong.

2. Perumusan Masalah

Dengan pembahasan masalah seperti itu maka pembahasan dapat

dirumuskan dalam pertanyaan berikut:

1. Bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong?

2. Bagaimana perkembangan Pondok Pesantren Al-Inaayah dari tahun 1991-

2012?

3. Bagaimana Pengaruh Perkembangan Pondok Pesantren Terhadap

Masyarakat sekitarnya?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penilitian merupakan pernyataan mengenai ruang lingkup dan

kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang dirumuskan. Tujuan

penelitian ini adalah:

Mengetahui sejarah berdirinya Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong.

1. Mengetahui perkembangan Pondok Pesantren Al-Inaayah dari tahun

1991-2012.

2. Mengetahui apa sajakah pengaruh perkembangan yang dilakukan Pondok

Pesantren Al-Inaayah kepada masyarakat sekitarnya.

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dapat diterima sebagai tugas akhir dan syarat pencapaian gelar S1 pada

Jurusan Sejarah Peradaban Islam.

2. Dapat memperkenalkan pondok pesantren Al-Inaayah terhadap

masyarakat luas

3. Sebagai wawasan tambahan pesantren di Indonesia.

Page 20: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

9

E. Kerangka Teori

Setiap masyarakat pasti mengalami apa yang dinamakan dengan perubahan.

Adanya perubahan tersebut dapat kita cermati apabila melakukan suatu

pengamatan dan perbandingan dengan cara meneliti suatu kelompok atau

masyarakat pada masa tertentu dan kemudian kita bandingkan dengan keadaan

masyarakat pada waktu yang lain (sebelum-sesudah).

Metode sosiologis, garis perkembangan utama kedua dalam analisis

Durkheim berbicara mengenai penempatan pertimbangan empiris yang luas ke

dalam apa yang saya namakan kerangka acuan Cartesian. Titik tolaknya adalah

konsepsi aktor sebagai anggota suatu sistem sosial dan yang diorientasikan pada

lingkungan dimana aktor tersebut bertindak. Aktor ini, yang dipandang sebagai

model ilmuwan-filsuf, mengamati dan menafsirkan fakta dari dunia eksternal:

masalahnya di sini bukan mengenai statusnya sebagai fakta lingkungan, tetapi

sebagai fakta sosial. Di sini Durkheim secara sadar dan eksplisit menolak

lingkungan fisik sebagai suatu kenyataan unik. Lingkungan sosial (milieu social)

baginya adalah lingkungan yang relevan, sebagai dari masyarakat, suatu

“kenyataan sui generis”, yang harus dipelajari ditempatnya sendiri. Masalah

sentral di sini membuat batasan-batasan mengenai sifat kategori “realitas” ini.

Masalah ini pada gilirannya mempunyai dua aspek utama. Dari sudut

pandang pengamatan ilmiah, realitas ini jelas adalah aktual, atau sebagaimana kita

mengatakannya, bersifat empiris. Tetapi dari sudut pandang aktor, dalam tahap

kedua yang mana Durkheim menggunakan pandangan Cartesian. Masyarakat

adalah suatu realitas tertentu dari sudut pandang para anggotanya sendiri, tetapi ia

juga mengatur (kendala) tindakan mereka. Dalam arti tidak saja mengatur dalam

lingkungan fisik di mana lingkungan tadi menentukan kondisi yang harus

dipertimbangkan tetapi juga harus merumuskan tujuan dan tolak ukur normatif

bagi tindakan. Durkheim dengan jelas memandang kendala ini bukan masalah

kondisi tetap saja, ia memandangnya justru sebagai sebuah sistemhukum yang

dipaksakan oleh sanksi manusiawi. Dalam mengembangkan teori ini, Durkheim

jelas mengikuti analisis hukumnya terdahulu (dalam Division of Labor) baik

sebagai suatu indeks struktur masyarakat (misalnya hukum alam dan

Page 21: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

10

diferensiasinya) maupun, bila hal itu dibahas bersama-sama dengan keinginan dan

sentimen Conscience Collective, sebagai suatu komponen normatif yang sangat

penting dalam semua masyarakat.

Namun demikian, dari persoalan tersebut memang masih ada satu aspek

yang lebih dalam. Seorang pengamat ilmiah dari peristiwa fisik tidaklah sama

dalam arti sebagai seorang “anggota” suatu sistem yang ia amati dengan seorang

aktor sosial, walaupun tidak dapat kita katakan bahwa tidak ada kesamaan sama

sekali dalam arti di mana mereka sama-sama “anggota”. Oleh karena itu, kita

perlu merelatifkan pengertian sistem yang oleh Durkheim disebut sebagai

masyarakat, hanya sebagai pembentuk suatu lingkungan, sedangkan para aktorlah

yang menyusun lingkungan itu. Masalah ini kemudian dikaitkan dengan masalah

status dari berbagai aspek normatif masyarakat.

Kesimpulan penting dari pemikiran Durkheim ialah bahwa bagi sosiolog,

batas di antara “individu” dan “masyarakat” tidak dapat ditunjukkan oleh akal

sehat. Jika kita menafsirkan konsep pertama sebagai sesuatu seperti kepribadian

manusia, berarti konsep tersebut harus meliputi suatu sektor sistem sosial,

khususnya aspek normatif dari sistem, keyakinan dan sentimen bersama yang

membentuk conscience collective tersebut. Lewat jalan ini Durkheim tiba pada

sebuah pandangan yang sangat penting, bahwa unsur-unsur utama dari suatu

kebudayaan dan struktur sosial diinternalisasikan (internalised) sebagai bagian

dari kepribadian individual. Dalam hal ini ia bersentuhan dengan Freud dan aliran

dalam psikologi sosial Amerika, Charles H. Cooley sampai dengan George

Herbert Mead dan W.I. Thomas. Kesimpulan Durkheim yang sangat revolusioner

ini tak bisa disangkal lagi ditarik kurang lebih dari premisnya, manakal dia

mencoba secara serius mencocokkan suatu tingkat normatif dari sistem sosial baik

sebagai suatu “ kenyataan sui generis”, bagi aktor maupun bagi pengamat,

ataupun sebagai suatu lingkungan yang sekedar lingkungan belaka dengan

kerangka acuan Cartesian.15

Pendekatan sosiologi dalam hal ini ialah menggunakan teori-teori sosiologi,

untuk melihat perubahan di masyarakat Rawakalong dan Pondok Pesantren Al-

15

Emile Durkheim, Sosiologi dan Filsafat,(Jakarta: Erlangga,1991), hlm. 5.

Page 22: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

11

Inaayah maka dari itu teori yang di gunakan untuk mengetahui teori perubahan

sosial maka peneliti menggunakan teori fungsionalisme struktural yang

dikembangkan oleh Talcot Parson dan Emile Durkheim.

Teori fungsionalisme struktural adalah sebuah pandangan dalam sosiologi

yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktural dengan bagian-

bagian yang saling berhubungan dengan teori fungsional struktural untuk

menekankan kepada keteratural (order) dan lebih cenderung mengabaikan konflik.

Namun yang paling penting adalah konsep fungsi dan konsep struktural yang di

maksud disini ialah fungsi yang menggunakan berbagai bidang kehidupan

masyarakat, yang menunjukan kepada aktifitas dan dinamika manusia dalam

mecapai tujuan hidupnya, kegitan manusia merupakan fungsi dan mempunyai

fungsi juga. Secara kualitatif fungsi ini dilihat dari segi kegunaan dan manfaat

seseorang, kelompok atau organisasi tertentu.

Untuk masalah konflik yang terjadi antara pondok pesantren dengan

masyarakat Rawakalong sebelum dan sesudahnya pondok berdiri bisa dikatakan

tidak ada konflik yang perlu dimasalahkan, cuma banyak halang-halangan saja

yang terjadi ketika pondok hendak berdiri misalnya di desa Rawakalong masih

banyak kemusyrikan yang merajarela seperti perjudian, persugihan, perzinahan

dan lain sebagainya. Halangan setelah pondok berdiri dengan masyarakat bisa

dibilang tidak sebegitu rumit hanya saja masalah akses masuk ke kuburan bagi

masyarakat Rawakalong yang hendak meletakan sesajen ke kuburan keramat itu

awalnya mendapatkan penolakan dari pesantren, tetapi masalah tersebut bisa

diselesaikan antara pihak pesantren dan masyarakat Rawakalong dengan cara

bermusyawarah secara kekeluargaan. Karena sebelum pondok berdiri jalan yang

menuju ke kuburan keramat. Tetapi hal tersebut sekarang sudah tidak lagi

dilakukan oleh masyarakat Rawakalong sebab hal-hal seperti itu sudah

ditinggalkan dan masyarakat Rawakalong lebih mengisi kekosongan tersebut

dengan cara mengaji di Pesantren Al-Inaayah baik bapak-bapak dan ibu-ibu.

Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri

dari atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan menyatu dalam

Page 23: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

12

keseimbangan yang terjadi pada satu bagian yang akan membawa perubahan pula

terhadap bagian yang lain. 16

Teori Fungsionalisme struktural yang dipakai oleh peneliti ialah untuk

memudahkan penulis menganalisis dan memaparkan keberadaan Pondok

Pesantren Al-Inaayah sesuai dengan fungsi yang dijalankan dan dipenuhinya,

permasalahan ini dapat dimulai dari adanya adaptasi atau penyesuaian diri yang

mengarahkan pada satu tujuan yang sama dalam perkembangan dan kemjuan

pendidikan yang ada di Rawakalong.

F. Metode Penelitian

Dalam karya ilmiah metode penelitian mempunyai peranan yang sangat

penting, karena metode sangat terkait dengan tata cara mengkaji dan menganalisis

sebuah persoalan atau masalah yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan

metode sejarah. Metode sejarah adalah suatu proses menguji dan menganalisis

secara kritis terhadap jejak rekaman atau peninggalan masa lampau berdasarkan

data-data dan fakta-fakta yang telah diperoleh.17

Setelah itu penulis menetapkan dan menentukan objek pembahasannya yaitu

tentang Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong

Gunung Sindur Bogor 1991-2012 adalah lembaga pendidikan yang tentunya

dalam mendirikan lembaga tersebut memiliki latar belakang atau sejarah sendiri.

dengan demikian penulis akan melakukan penelitian mengenai sejarah dan

perkembangan Pondok Pesantren Al-Inaayah dan perkembangan pendidikan,

sosial keagamaan dan dakwah di Rawakolong.

Skripsi ini menggunakan metode sejarah dengan pendekatan sosiologi.

Menurut Sartono Kartodirjo dalam bukunya “ Pendekatan Ilmu Sosial Dalam

Pendekatan Metodologi Sejarah”.18

Pendekatan sosiologi yaitu melihat suatu

gejala dari aspek sosial yang mencakup hubungan sosial, interaksi, jaringan

hubungan sosial yang ada hubungannya dengan manusia.

16

George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda (Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada, 2011), hlm.21 17

Louis Gottshalck, Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Susanto (Jakartta: Universitas

Indonesia, Press, 2008), hlm. 39. 18

Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metode Sejarah ( Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm.5

Page 24: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

13

Sama hal nya dengan pendapat Dudung Abdurrahaman dalam bukunya “

Metode Penelitian Sejarah” pendekatan sosial adalah penggambaran peristiwa

masa lalu yang didalamnya akan terungkap segi-segi sosial, sejarah sosial yakni

pembahasannya mencakup golongan sosial yang berperan, jenis hubungan sosial,

konflik yang berdasarkan kepentingan, pelapisan sosial, peranan dan status sosial.

Metode historis dengan pendekatan sosial dapat dikatakan sebagai sejarah sosial.

Metode sejarah yang dilakukan oleh peneliti bertumpu pada empat langkah,

yaitu pengumpulan data (heuristik), kritik sumber (verifikasi), interpertasi atau

analisis dan histografi atau penulisan.19

Tahapan-tahapan yang digunakan dalam metode penelitian ini sebagai berikut

1. Tahapan Pencarian Sumber (Heuristik)

Ini adalah tahapan pertama, dimana penulis mengumpulkan sumber melalui

survey lapangan, data-data tertulis berupa dokumen,buku-buku, majalah, meminta

dokumen kepada pihak Pondok Pesantren Al-Inaayah, dan wawancara langsung

dengan pihak pesantren. Untuk itu penulis dalam melakukan penelitian ini

menggunakan pengumpulan data penelitian berupa:

Library Research (Penelusuran Kepustakaan) yang dimaksud di sini ialah

penulis mengadakan penelusuran terhadap data-data tertulis, berupa buku-buku,

skripsi-skripsi yang berhubungan dengan tema skripsi, terkait dengan pencarian

sumber penulis mencarinya di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Perpustakaan Adab dan Humaniora dan dokumen-dokumen pribadi milik

Pondok Pesantren Al-Inaayah.

Field Research (Penelitian Lapangan) yaitu dengan mengunjungi kantor

kelurahan Rawakalong dan kantor sekretariat Pondok Pesantren Al-Inaayah.

Pengumpulan data yang dilakukan secara tertulis dengan mengajukan beberapa

pertanyaan melalui wawancara kepada pimpinan pondok, pengurus yayasan,

pengurus ustadz dan ustadzah, begitupun pengurus organisasi pondok yang

terlibat maupun kader-kader tokoh Al-Inaayah dan santri-santri maupun alumni.

19

Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,

2007), hlm. 63, Lihat Juga Sarono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sejarah Metodologi Sejarah,

(Yogya: Bentang Pustaka, 2005), hlm. 90

Page 25: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

14

a. Observasi

Observaasi adalah penelitian dengan mengumpulkan data-data dengan

menggunakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala

yang diteliti. Dalam hal ini penulis akan berusaha mengumpulkan data-data yang

ada hubungannya drngan kondisi Pondok Pesantren Al-Inaayah, bagaimana

proses penyelenggaraan program pendidikan, komunikasi (hubungan) yang terjadi

antara pimpinan pesantren dengan ustaz, ustazah, para santri dan pengurus

organisasi santri, pondok pesantren dengan masyarakat umum.

b. Wawancara

Yaitu dengan wawancara peneliti akan mengumpulkan data dengan

melakukan wawancara secara langsung ke beberapa responden. Seperti pengelola

yayasan, pengasuhan, pengurus, santri, alumni pesantren masyarakat umum dan

pengurus pemerintahan desa Rawakolong, terlihat kepada mereka yang

mengetahui tentang berdirinya Pondok Pesantren Al-Inaayah, serta sebelum dan

sesudah berdirinya pesantren.

c. Dokumentasi

Data sejarah ini sejarah yang berupa tertulis dapat diperoleh dengan cara

dokumentasi. Data tertulis yang ditemukan dalam penelitian ini adalah buku-buku

arsip, dan dokumen yang diperoleh dari pengurus pondok pesantren, selain itu itu

penulis juga mengumpulkan daata dari catatan tertulis, berupa undangan rapat dan

rapat-rapat sekolah.

2. Kritik Sumber (Verifikasi)

Pada tahapan ini dilakukan verifikasi terhadap data yang ada untuk menguji

keabsahan data tersebut, dalam hal ini yang di uji adalah kebenaran. Sumber yang

dilakukan melalui kritik ekster dan kritik intern melalui langkah ini diharapkan

akan memperoleh data yang valid dan kreibel.

a. Kritik Eksteren (Otentisitas)

Tahapan ini dilakukan dalam rangka menguji apakah sumber yang

didapatkan tersebut asli atau tidak, baik sumber yang tertulis maupun lisan,sumber

tertulis dilakukan dengan memperhatikan aspek fisik sumber tertulis baik dari segi

gaya tulisan maupun penampilan luar yang lainnya. Dalam menguji sumber lisan

Page 26: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

15

peneliti mencoba melihat latar belakang informasi atau responden terkait apakah

ada hubungannya dengan Pondok Pesantren Al-Inaayah atau tokoh masyarakat

yang sekiranya melalui kedekatan waktu atau yang lainnya (sezaman) dengan

penelitian ini.

b. Kritik Intern (Kredibilitas)

Langkah ini dilakukan guna menguji sumber apakah sumber tersebut dapat

dipercaya atau tidak untuk sumber tertulis. Peneliti mencoba membandingkan isi

sumber tersebut dengan karya lain, untuk data yang diperoleh dari hasil

wawancara atau sumber lisan peneliti membandingkan hasil wawancara mulai

dari kondisi fisik, dan informasi yang di ungkapankan oleh responden terkaita

hubungannya dengan Pondok Pesantren Al-Inaayah dan masyrakat Rawakalong.

3. Interpretasi (Analisis Fakta Sejarah)

Di tahap ini penulis melakukan tahapan menghubungkan suatu sumber yang

terkait satu dengan yang lain untuk dapat di tulis dan di teliti dengan ke-absahan

serta validitas hingga menjadi ke selarasan dalam penulisan skripsi ini maka dari

itu penulis juga mengedepankan teori sosialogi tentang perubahan Sosial dalam

pengamatan mengenai masyarakat di sekitar Pondok Pesantren Al-Inaayah, Desa

Rawakalong Gunung Sindur Bogor, maka dengan inilah penulis dapat

menafsirkan kejadian-kejadian yang penulis lihat dan alami untuk menulis objek

penelitian

4. Historiografi (Penulisan Sejarah)

Adalah menuliskan kembali sejarah masa lampau berdasarkan data yang

didapat. Data-data tersebut diperoleh berdasarkan pengujian dan analisis kritik

terhadap peristiwa masa lampau yang memperhatikan aspek kronologi. Lebih jauh

lagi, historiografi disini merupakan cara penulisan, pemaparan atau laporan. Hasil

penelitian sejarah yang sudah dilakukan.

Oleh karena itu, peneliti ingin berusaha untuk menyajikan fakta sejarah

secara sistematis dan dalam penulisannya disajikan dalam beberapa bab yang

saling berkaitan satu sama lain agar mudah dipahami oleh pembaca. Sebagai

pedoman teknik penulisan skripsi ini, penulis merujuk pada buku pedoman

Page 27: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

16

penulisan karya ilmiah (skripsi,tesis, dan disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.20

G. Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai sejarah perkembangan pondok pesantren

sepengetahuan penulis sudah banyak di tulis dalam skripsi dan buku-buku. Oleh

karena itu penulisan suatu peristiwa dipandang perlu untuk menggunakan tinjauan

pustaka, karena kegunaanya untuk memudahkan dalam hal penulisan skripsi dan

penelitian, penulis sendiri akan menggunakan tinjauan pustaka. Penelitian yang

membahasa mengenai pondok pesantren masih bersifat umum dan hanya di

bedakan dari bidang perkembangan pesantrennya saja. Oleh karena itu penulis

mengangkat tema ini sebagai bahan penelitian. Adapun beberapa karya sejarah

yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain:

Buku karya K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi pada tahun 2005 dalam

karyanya berjudul “Gontor dan Pembaruan Pendidikan Pesantren”. Buku ini

membahas tentang Pondok Pesantren Gontor, bagaimana pembaruan pendidikan

pesantren, dan Gontor merupakan pondok pesantren modern yang sudah diakui

sistem pendidikannya oleh pemerintah. Kajian ini memberikan sebuah analisis

mengenai Gontor dan sistem pendidikan yang di pakai Gontor yang

menitikberatkan pada sistem pembaruan pendidikan di Pondok Pesantren Gontor.

Buku karya Karel A Steenbrink cetakan pertama tahun 1986 dalam

karyanya berjudul, “Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan Islam dalam Kurun

Modern”. Buku ini menjelaskan tentang sejarah pondok pesantren dan sistem

pendidikan yang ada di Indonesia dari masa ke masa termasuk didalamnya

pembaharuan-pembaharuan dunia pendidikan Islam di Indonesia.

Buku karya Zamakhsyari Dhofier pada tahun 2001 dalam karyanya

berjudul, “Tradisi Pesantren studi pandangan hidup Kyai dan Versinya mengenai

masa depan Indonesia”. Buku ini selain mengupas sejarah dan karakteristik

pondok pesantren di dalamnya juga tertulis semangat umat Islam, khususnya para

20

Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis, Disertasi)

(Jakart : ceqda, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), hlm. 117

Page 28: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

17

kiai dalam memimpin pondok pesantren dan didalamnya terdapat pula ciri-ciri

pondok pesantren.

Beberapa referensi atau rujukan diatas menjelaskan mengenai sejarah

perkembangan pesantren secara umum, bagaimana kiai memimpin pondok

pesantren, dan ciri-ciri pondok pesantren. Selain sebagai sumber dalam penulisan

ini, sumber-sumber di atas cukup dapat memberikan bantuan dalam penelitian

yang dilakukan oleh penulis. Melihat dari penulisan diatas, maka penelitian ini

merupakan penelitian pelengkap dari usaha mencari sudut pandang yang berbeda

dari hasil karya sebelumnya. Di sini peneliti berusaha menjelaskan mengenai

sejarah perkembangan pondok pesantren dari sudut historis, keagamaan/dakwah

dan sosial serta dengan menggunakan pendekatan historis dan sosial.

Page 29: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

18

H. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mempermudah penulisan ini, penulisan mengklasifikasikan

permasalahan dalam 5 bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Merupakan BAB Pendahuluan yang membahas A. Tentang

Latar belakang Masalah, B. Identifikasi masalah, C. Pembatasan

dan Perumusan Masalah, D. Tujuan dan maanfaat penelitian, E.

Kerangka teori, F. Metodologi penelitian, G. Tinjauan pustaka

H. Sistematika penulisan.

Bab II Merupakan BAB Tentang Gambaran Umum Wilayah

Rawakalong, A. Letak Geografi Kampung Rawakalong, B.

Kondisi Sosial Keagamaan Masyarakat Rawakalong. dan C.

Kondisi Pendidikan Masyarakat Rawakalong

Bab III Merupakan BAB Tentang Sejarah Perkembangam Pondok

Pesantren Al-Inaayah Rawakalong Gunung Sindur yang

Membahas Sekilas Tentang A. Sejarah Berdirinya Pondok

Pesantren Al-Inaayah yang meliputi 1. Latar Belakang, 2.

Stuktur Organisasi, 3. Sarana dan Prasarana, B. Tokoh-Tokoh

Pendiri, C. Tujuan Berdirinya Pondok Pesantren, D. Visi dan

Misi Pondok Pesantren, E. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren

Al-Inaayah, Dan F. Respon Masyarakat Ketika Pondok

Pesantren Berdiri

Bab IV Merupakan BAB Tentang Perkembangan Pondok Pesantren Al-

Inaayah Meliputi A.Bidang Pendidikan, B. Bidang Dakwah, C.

Bidang Sosial Keagamaan dan D. Faktor Yang Mempengaruhi

Perkembangan

Bab V Merupakan BAB Tentang Kesimpulan dari Penelitian yang

peneliti buat

Page 30: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

19

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH RAWAKALONG

A. Gambaran Umum Desa Rawakalong

1. Sejarah Singkat dan Kondisi Geografi Desa Rawakalong

Sebelum Pondok Pesantren Al-Inaayah berdiri Desa Rawakalong dulunya

merupakan hutan berantara yang dimana desa tersebut banyak binatang seperti

kelelawar atau masyarakat Rawakalong menyebutnya dengan sebutan “ kalong “

dan hewan tersebut hidup atau berada di atas pohon mangga besar yang terletak di

tengah pematang “ rawa “. Di setiap malam dan siang banyak kalong yang hingap

di pohon itu, sebagai tempat persinggahan kalong tersebut.

Buah mangga yang besar-besar itu merupakan makanan lezat bagi kalong

tersebut. Singkat cerita maka asal usul Desa Rawakalong berawal dari

sekelompok kalong yang hidup di atas pohon mangga yang dimana merupakan

makanan utama bagi kalong, maka dari itu dinamakan oleh masyarakat sekitar

dengan nama “ Kampung Rawakalong “. Selain itu pula banyak pohon besar

lainnya yang ada disekitarnya. Dan pada jaman kolonial Belanda Kampung

Rawakalong sering menjadi incaran orang-orang kulit putih. Seperti orang

Belanda itu sendiri dan orang-orang Cina sehingga banyak orang-orang pribumi

yang tertindas oleh kaum penjajah.21

Banyak lahan-lahan pertanian masyarakat Rawakalong yang dikuasai oleh

kaum penjajah dan dimana lahan-lahan tersebut mereka ribut paksa dari tangan

masyarakat Rawakalong untuk dijadikan sebagai perkebunan karet. Singkatnya

dari jaman ke jaman selalu berubah maka pada tahun 1936 terpilih seorang Kepala

Desa yaitu :

21

http://www.rawakalong.desa.id/desa-kami/sejarah (diakses, 04 Oktober 2017 Pukul,

14.44 Wib).

Page 31: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

20

Gambal 1 : Kepala Desa Rawakalong mulai dari tahun 1936 hingga sekarang

Sumber Data: Kantor Kepala Desa Rawakalong Tahun 1963 Hingga Sekarang

1. Bapak Ahmad ( Tahun 1936-1952 )

2. Bapak H. Icang bin Lisan ( Tahun 1952-1968 )

3. Bapak Naiman bin H. Icang ( Tahun 1968-1978 )

4. Bapak Drs. H. Namar Soemantri ( Tahun 1978-1998 )

5. Bapak Wardi ( Tahun 1998-2007 )

6. Bapak H. Mawar Rias Asmara (Masih menjabat sebagai Kepala Desa

Rawakalong )

Sedangkan Tanah Kas desa seluas 198.300 M2, penggunaannya adalah sebagai

berikut :

Tabel 1.1 : Data Jumlah Bangunan yang dibuat oleh Desa Rawakalong

No Nama Bangunan Luas Bangunan

1 Bangunan Kantor Desa 755 M2

2 Bangunan SD / SMP / MI 12.500 M2

3 Tanah Makam / Kuburan 50.000 M2

4 Masjid / Musholah / Majlis Tak'lim 42.000 M2

5 Jalan Desa 48.000 M2

6 Lapangan Olah Raga 40.0 M2

Sumber Data : Kelurahan Rawakalong 2016

2. Visi Dan Misi Desa Rawakalong

Visi

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan

yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Penyuluhan Visi

Desa Rawakalong ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif, melalui

Page 32: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

21

penelusuran wilayah (Transek) analisis potensi, peluang dan hambatan yang ada

atau mungkin timbul melibatkan pihak – pihak yang berkepentingan di Desa

Rawakalong seperti pemerintah desa, LPM, tokoh masyarakat, tokoh agama,

lembaga masyarakat desa dan masyarakat desa pada umumnya.22

Dan melalui

hasil musyawarah ditingkat desa berdasarkan pertimbangan diatas sepakat

menetapkan visi Desa Rawakalong adalah : “ membangun Desa Rawakalong yang

beriman, taqwa, berbudaya, berdaya guna menuju masyarakat yang sejahtera “

Misi

Selain menyusun visi juga telah ditetapkan misi – misi yang memuat suatu

pernyataan yang harus dilaksanakan oleh desa agar tercapainya visi desa tersebut.

visi berada diatas misi. Pernyataan visi kemudian dijabarkan kedalam Misi agar

dapat dioperasionalkan/dikerjakan. Sebagaimana penyusunan visi, Misipun dalam

penyusunan menggunakan pendekatan partisipatif dan pertimbangan potensial dan

kebutuhan Desa Rawakalong sebagaimana proses yang dilakukan maka misi Desa

Rawakalong adalah :

1. Mewujudkan pembangunan disegala bidang dengan landasan Iman dan

Taqwa

2. Membudayakan gotong-royong sebagai sarana untuk meningkatkan

pembangunan yang berdaya guna

3. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat yang profesional,

prima, cepat, tepat dan transparan

4. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pelaksanaan Pemerintahan,

pembangunan dan ekonomi untuk menuju masyarakat yang sejahtera

5. Meningkatkan sumber daya manusia yang handal, terampil, mandiri,

beriman dan taqwa

6. Mewujudkan layanan informasi kepada masyarakat.

Menurut pengamatan penulis dari visi dan misi yang diterangkan oleh

kelurahan Rawakalong sudah tercapai dengan baik dalam hal point ke 5 dari misi

22

http://www.rawakalong.desa.id/desa-kami/sejarah (diakses, 06 Oktober 2017 Pukul, 10.30

Wib).

Page 33: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

22

dan visi kelurahan yang telah melaksanakan programnya tersebut dengan cara

bekerjasama antara Pondok Pesantren Al-Inaayah yang dimana kedua belah pihak

saling mendukung satu dengan yang lain dalam hal meningkatkan sumber daya

manusia yang handal, terampil, mandiri, beriman dan bertaqwa khususnya bagi

masyarakat sekitar Rawakalong yang berterima kasih banyak terhkusus untuk

pesantren Al-Inaayah yang telah menyelenggarakan pendidikan Islam bagi

masyarakat sekitar Rawakalong serta supaya masyarakat memiliki akhlak yang

baik dan selalu beriman kepada Allah SWT.

3. Kondisi Geografis Rawakalong

Gambar 2: Letak Geografi Desa Rawakalong

Sumber Data: Kelurahan Desa Rawakalong 2016

Desa Rawakalong merupakan salah satu Desa di wilayah Kecamatan

Gunungsindur Kabupaten Bogor, dengan luas wilayah 525 ha, di atas permukaan

laut 125 M, dan tingggi curah hujan 2.004 M3, yang terdapat dalam 4 (Empat)

dusun, 17 (tujuh belas) Rukun warga (RW) dan 68 (enam puluh delapan) Rukun

Tetangga (RT) dan rencana pembentukan 2 RT baru.23

Batas wilayah Desa Rawakalong adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bhakti Jaya Tangerang Selatan

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pengasinan Gunungsindur

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pondok Petir Kota Depok

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Curug Gunungsindur.

23

http://www.rawakalong.desa.id/desa-kami/sejarah (diakses, 08 Oktober 2017 Pukul,

09.00 Wib).

Page 34: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

23

Jarak Kantor Desa ke Ibu Kota Kecamatan Gunungsindur, Kabupaten Bogor,

Provinsi Jawa Barat dank e Ibu Kota Negara adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2: Jarak Kantor Desa

Rawakalong ke Provinsi Jawa Barat

Ibu Kota

Kecamindur

7 Km

2. Ibu Kota Kabupaten

Bogor

35

Km

3. Ibu Kota Provinsi

Jawa Barat

135

Km

4. Ibu Kota Negara 30

Km

Sumber Data: Kelurahan Rawakalong 2016

Pada tahun 1990an ke bawah masyarakat Rawakalong rata-rata bermata

pencarian bertani dan berkebun. Mereka menghidupi kesehariannya dengan

bertani, ketika memasuki musim panen mereka menjual hasil kebunnya ke pasar

dan ada juga yang menjualkan barang hasil panennya dengan cara menjajakan

dagangannya berkeliling kampung sekitar Rawakalong. Ketika jaman sudah

memasuki era yang sudah maju di tahun 90an mata pencarian masyarakat

Rawakalong berubah drastis yang awalnya mereka banyak melakukan bercocok

tanam ataupun berkebun dan sekarang masyarakat Rawakalong sudah berubah

alih profesi menjadi wiraswasta dan banyak juga masyarakat bekerja mejadi

karyawan pabrik, itu semua terjadi akibat banyak lahan pertanian dan perkebunan

mereka sudah dijual ke pihak orang asing untuk dijadikan perumahan ataupun

pabrik.24

Di Kelurahan Rawakalong Kecamatan Gunung Sindur Bogor terdapat 4

dusun yang mengelilingi Desa Rawakalong yaitu Dusun Rawakalong, Dusun

Pakis, Dusun Pondok Miri, dan Dusun Ciater.

24 Bapak Ayadi, Sebagai Kasi Pelayanan Kelurahan Rawakalong, Wawancara Pribadi,

di Kantor Kelurahan Rawakalong, ( Rawakalong, 26 September 2017 Pukul, 10.56 Wib)

Page 35: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

24

4. KONDISI DEMOGRAFI

Demografi

a. Rekapitulasi Penduduk berdasarkan jenis kelamin

Jumlah penduduk Desa Rawakalong dengan kepadatan penduduk per/Km +

150 Jiwa , dikelompokan berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut:

Tabel 2.1 : Rekapitulasi Penduduk menurut Jenis KelaminTahun 2014-

2016

Sumber Data: Kelurahan Desa Rawakalong 2014-2016

b. Rekapitulasi Penduduk Berdasarkan Usia

Jumlah penduduk Desa Rawakalong dengan kepadatan penduduk per/Km +

150 Jiw dikelompokan berdasarkan usia sebagai berikut:

Tabel 2.2: Rekapitulasi Penduduk Berdasarkan Usia pada Tahun 2014-

2016

Sumber Data: Kelurahan Desa Rawakalong 2014-2016

Jenis

Kelamin

Tahun Jumlah

Laki-laki 2014-

2015

7066

Jiwa

Perempuan 2014-

2015

7145

Jiwa

Laki-laki 2015-

2016

7346

Jiwa

Perempuan 2015-

2016

7426

Jiwa

Usia (Tahun) Tahun Jumlah

0-5 2014-2015 2000 Jiwa

6-16 2014-2015 1800 Jiwa

17-24 2015-2016 1500 Jiwa

25-50 2015-2016 1000 Jiwa

50+ 2014-2016 2000 Jiwa

Page 36: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

25

c. Rekapitulasi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Penduduk Desa Rawakalong dikelompokan berdasarkan pendidikan sebagai

berikut:

Tabel 2.3: Rekapitulasi Penduduk Berdasarkan Pendidikan 2015-2016

Sumber Data: Kelurahan Desa Rawakalong dari

2014-2016

d. Rekapitulasi Penduduk Berdasarkan Agama

Tabel 2.4: Rekapitulasi Penduduk Berdasarkan Agama Tahun 2014-

2015

Desa Rawakalong dikelompokan

berdasarkan agama adalah sebagai

berikut:

Sumber Data: Kelurahan Desa Rawakalong 2014-2016

Dalam hal data tentang jumlah kependuduk Rawakalong dari tahun 1991-

2012 menurut dari informasi kasi pelayanan Rawakalong Bapak Ayadi tahun 90an

belum ada data langsung jumlah kependudukannya karena pada zaman itu oleh

kelurahan Rawakalong belum begitu diperlukan dan untuk mengumpulkan data

SD 2014-2015 1826 Jiwa

SLTP 2014-2015 784 Jiwa

SMA 2014-2015 451 Jiwa

AKADEMI 2014-2015 58 Jiwa

S1 2014-2015 73 Jiwa

S2 2014-2015 14 Jiwa

S3 2014-2015 0 Jiwa

Pra Sekolah 2014-2015 100 Jiwa

Tidak Tamat SD 2014-2015 605 Jiwa

Agama Tahun Jumlah

Islam 2014-2015 7357 Jiwa

Katolik 2014-2015 152 Jiwa

Protestan 2014-2015 180 Jiwa

Hindu 2014-2015 0 Jiwa

Budha 2014-2015 102 Jiwa

Konghucu 2014-2015 19 Jiwa

Page 37: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

26

penduduk masih menggunakan sistem manual yang dimana pengumpulan data

jumlah penduduk untuk dimasukan ke komputer belum secangging zaman

sekarang ini. Misalnya ada penduduk Tangerang yang pindah ke kelurahan

Rawakalong ada orang yang ingin membuat KTP untuk tempat tinggal sekarang

mudah untuk dibuatkan oleh pihak kelurahan tanpa syarat apapun yang harus

disediakan, akan tetapi kalau zaman sekarang orang pindahan ingin membuat

KTP ditempat sekarang orang itu tinggal agak sulit untuk dibuatkan KTP karena

awal prosedur untu membuat KTP yang orang itu terlebih dahulu yang harus ada

surat penghantar dari desa orang itu berasal dan barulah bisa dibuat oleh pihak

Kelurahan KTP tersebut.

Barulah ketika memasuki tahun 2000 ada sosialisasi yang dilakukan oleh

pihak kelurahan Rawakalong kepada masayarakat tentang masalah permintaan

dan pengumpulan jumlah data kependuduk Rawakalong baru dilakukan dari tahun

2012,2013,2014 hingga sekarang guna untuk melacak warga baru yang datang ke

desa Rawakalong itu berapa jumlah total keselurahan warga Rawakalong sekarang

itu untuk melacak di komputer itu mudah dibandingkan, tahun 90an untuk

melacak data jumlah warga Rawakalong di komputer itu agak sulit untuk dilacak

karena ketika pergantian kepala desa yang baru data-data tersebut tidak ada yang

lengkap dan untuk melacak ada warga baru atau tidak ketika Kepala Desa yang

baru melacaknya sulit untuk menemukan berapa jumlah penduduknya. Jadi pada

intinya penulis kekurangan sumber data untuk masalah jumlah penduduk Desa

Rawakalong dari mulai 1991-2012 dan penulis hanya mendapatkan data jumlah

penduduk Desa Rawakalong dari mulai tahun 2012 hingga 2016.25

B. Kondisi Sosial Keagamaan Masyarakat Rawakalong

Agama memberi makna dalam kehidupan individu dan kelompok, juga

memberikan harapan tentang kelanggengan hidup sesudah mati. Demikian pula

halnya dengan agama Islam, sebagai agama wahyu yang diturunkan Allah kepada

Rasul-Nya (Muhammad), merupakan agama yang mengatur hubungan dalam

kehidupan, baik hubungan manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan

25

Bapak Ayadi, Sebagai Kasi Pelayanan Kelurahan Rawakalong, Wawancara Pribadi,

di Kantor Kelurahan Rawakalong, ( Rawakalong, 24 Mei 2018 Pukul, 10.00 Wib)

Page 38: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

27

alam sekitarnya, dan manusia manusia dengan Tuhan sebagai sang penciptanya.

Maka tidak mengherankan jika agama Islam disebut agama yang paling sempurna

dan menjadi rahmat bagi sekalian alam. Kerukunan antar umat beragama

setidaknya dapat diupayakan saling menghormati satu dengan yang lain supaya

terbina dengan baik, aman dan tentram demi bisa terlaksananya kesinambungan

pembangunan, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.Hal ini juga

merupakan usaha membentengi diri terhadap dampak negatif modernisasi dan

globalisasi.26

Kondisi sosial keagamaan masyarakat yang ada di Rawakalong bisa

dikatakan stabil saja karena dilihat dari data penduduk Rawakalong hampir 85%

beragama Islam sebab perkembangan penduduk yang ada di Rawakalong pada

waktu itu belum ada penduduk pendatang yang dari luar desa Rawakalong dan

mayoritas penduduk Rawakalong asli orang Rawakalong sendiri atau orang

pribumi Rawakalong, sedangkan kalau sekarang masyarakat Rawakalong lebih

banyak orang pendatangnya daripada orang asli pribumi Rawakalong.

Perbandingan penduduk pribumi dan pendatang sekitar 60% bagi masyarakat

pendatang di desa Rawakalong sedang orang asli pribumi Rawakalong hanya 40%

saja.27

Awal sebelum pondok pesantren berdiri kondisi keagamaan masyarakat

Rawakalong bisa dibilang tidak mengenal betul apa itu Islam dan Masyarakat

Rawakalong juga jarang ada yang mengerjakan sholat sama sekali, masyarakat

Rawakalong khususnya perempuan belum ada yang berpakaian muslimah, masih

tidak memakai kerudung, dan pakaian itu hanya sebatas menutupi bagian atas

dada perempuan. Waktu masih awal-awal pondok pesantren tahap pembangunan

keluarga Hj.Romelah selaku pendiri, pewakaf dan sekaligus istri dari pimpinan

Pondok Pesantren Al-Inaayah pertama yang bernama K.H. Ahmad Falaq Ibrahim

26

Uka Tjandrasasmitha, Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-Kota Muslim di

Indonesia, (Pt Menara Kudus, 2002), hlm.2 27

Bapak Ayadi, Sebagai Kasi Pelayanan Kelurahan Rawakalong, Wawancara Pribadi,

di Kantor Kelurahan Rawakalong, ( Rawakalong, 26 September 2017 Pukul, 10.56 Wib)

Page 39: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

28

selalu meluangkan waktu untuk menengok sejenak bagaiamana proses

pembangunan pondok pesantren dan sudah berapa presankah yang sudah jadi,

maka dari itu sebelum pondok pesantren berdiri keluarga Hj. Romelah tinggalnya

sementara di Cipete Jakarta ke Rawakalong hanya untuk mengunjungi pesantren.

Ketika keluarga Hj.Romelah sedang berada di pesantren dan sudah masuk waktu

sholat keluarga Hj.Romelah bingung untuk mencari tempat wudhunya karena

sebelum pondok pesantren berdiri belum ada tempat wudhu mau tidak mau harus

mencari hammam (kamar mandi) dan akhirnya mereka menemukan sebuah

pancuran air yang mengalir dari bambu baru mereka bisa berwudhu.

Ketika Hj.Romelah beserta keluarganya ingin melaksanakan sholat

kebingungan kembali untuk mencari tempat sholatnya karena pada waktu itu di

Rawakalong belum sama sekali ada masjid dan akhirnya keluarga Hj.Romelah

berinisiatif untuk melaksanakan sholatnya itu di bawah pohon bambu sambil

membawa sejadah karena masyarakat sini tidak ada sama sekali yang

mengerjakan sholat itupun ketika tahun 1990, memang masyarakat sini itu belum

mengerti dan belum mengenal apa itu sholat maka dari itu, semenjak berdiri

Pondok Pesantren Al-Inaayah masyarakat Rawakalong sekarang sedikit demi

sedikit mengerti apa itu yang namanya sholat bisa mengenal dan sudah banayak

masyarakat Rawakalong yang mengerjakan sholat.

Ketika pondok sudah berdiri ada sebuah pemikiran dari pimpinan pondok

pesantren Al-Inaayah KH.Ahmad Falaq untuk mendirikan majlis ta’lim pesantren

yang dikhususkan untuk masyarakat sekitar pondok pesantren supaya masyarakat

sekitar paham agama sedikit demi sedikit. Lalu KH.Ahmad Falaq berkerja sama

dengan RT dan RW berusaha untuk mengumpulkan masyarakat Rawakalong

disebuah mushola guna untuk membahas pembuatan pengajian di pondok

pesantren tapi sasaran yang paling utama dikhususkan untuk bapak-bapak sekitar

masyrakat Rawakalong. Pertama-tama yang diajarkan oleh K.H Ahmad Falaq

Ibrahim kepada masayarakat ialah tentang sholat dan akhirnya masyarakat sini

mulai mengerjakan sholat walaupun sholatnya itu masih ada yang setengah hati

mengerjakan sholatnya. Tahun berganti tahun akhirnya gabunglah pengajian

khususnya untuk kaum perempuan sekitar pondok pesantren dan majlis ta’lim pun

Page 40: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

29

didirikan. Majlis kaum perempuan juga awal berdirinya dikumpulkan oleh RT,

RW, Bapak Lurah dan Bapak Camat kalau pondok pesantren Al-Inaayah ingin

mendirikan majlis pengajian juga khusus Ibu-ibunya.

Mulai dari situlah masyarakat Rawakolong mengenal sholat. Khusus untuk

Ibu-ibu masyarakat sudah mulai berbusana muslimah dan kalau keluarga

Hj.Romelah datang ke pesantren ketika pondok masih tahap pembangaun Ibu-ibu

sekitar pesantren itu belum berbusana muslim karena masyarakat sini sudah

ketinggalan jauh benar tentang pengetahuan agamanya. Sampai saat ini setiap

pesantren mengadakan pengajian ibu-ibu sudah banyak jamaah ibu-ibu dari

masyarakat yang mengikuti pengajian, malah sekarang jamaah ibu-ibu pengajian

yang mengaji di pondok pesantren sudah hampir mencapai 100 orang lebih

jamaah yang mengikutinya dan tempat yang biasa di pakai untuk pengajian Ibu-

ibu oleh yaitu kediaman rumah KH. Ahmad Falaq dan Hj Romlah serta teras

masjid Al-Inaayah.

Sekarang masyarakat Rawakalong bisa kita nilai dari segi keagamaanya

yang dahulu belum paham agama sekarang sudah jauh berubah, dimulai dari ibu-

ibunya yang sudah berpakaian muslimah semuanya, sedangkan waktu itu belum

paham agama ibu-ibunya belum sama sekali tidak berpakaian muslimah karena

ibu-ibu pada jaman pondok pesantren belum berdiri berpakaiannya itu hanya

menutupi bagian dada nya saja dan tidak pakai kerudung untuk menutupi

auratnya.

Ketika ada salah satu warga yang akan mengadakan acara hajatan

pernikahan atau sunatan di malam minggu biasanya itu kaum bapak-bapaknya itu

suka main kartu poker atau kartu gaple, kalau dulu memang begitu kelakuan

masayarakat Rawakalong khusus Bapak-bapaknya, akan tetapi sekarang semua

yang biasa dilakukan oleh Bapak-bapak ditinggal jauh perbuatan yang tidak baik

itu, malah sekarang bapak-bapaknya lebih mengutamakan mengikuti pengajian

daripada main gaple. Pada saat ini semua yang biasa mereka lakukan itu sudah

tinggalkan jauh dan tidak ada lagi masyarakat yang main gaple. Jadi memang

seharusnya sekarang waktunya untuk Pondok Pesantren Al-Inaayah maju dan

berkembang diibarat seperti pepatah bilang Pondok Pesantren Al-Inaayah

Page 41: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

30

harusnya sudah mulai membokar hutan yang lebat, maka dari itu ketika Hj.

Romelah berbicara kepada anak-anaknya tentang Pondok Pesantren Al-Inaayah

kedepannya itu tidak maju atau berkembang malu karena Pondok Pesantren Al-

Inaayah tinggal meneruskan saja perjuangan yang telah diusahakan oleh KH.

Ahmad Falaq supaya pondok lebih maju dan berkembang. Keinginan yang belum

tercapai bagi HJ. Romelah terhadap kemajuan dan perkembangan Pondok

Pesantren Al-Inaayah yaitu ingin mempunyai Universitas sendiri guna untuk

kelangsungan tenaga pengajar yang mengajar di Pondok Pesantren Al-Inaayah.28

C. Kondisi Pendidikan Masyarakat Rawakalong

Masalah pendidikan yang ada di Rawakalong pada saat pondok pesantren

belum berdiri masih cukup kurang tentang pendidikannya karena masih belum

berkembang pesat seperti saat ini, dikarenakan pada waktu itu di Rawakalong

hanya memiliki sekolah SD itupun pendidikan yang diajarkan hanya pendidikan

umum. Jadi untuk pendidikan Islamnya itu desa Rawakalong belum begitu ada

sekolah yang mengajarkan pendidikan Islamnya. Maka dari itu munculah Pondok

Pesantren Al-Inaayah di Rawakalong yang pendidikan sudah berbasis Islam.29

Secara umum pondok pesantren mempunyai tujuan dan fungsi sebagai lembaga

pendidikan dan sekaligus tempat untuk penyiaran agama Islam, supaya bisa

membentuk manusia yang mempunyai kesadaran tinggi akan pentingnya ajaran-

ajaran agama Islam.

Tujuan pendidikan tidak semata-mata untuk memperkaya pikiran murid

dengan penjelasan, tetapi untuk meningkatkan moral, melatih dan mempertinggi

semangat , menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan sikap

dan tingkah laku yang jujur dan bermoral, dan menyiapkan para murid untuk

hidup sederhana dan berhati yang bersih. Diantara cita-cita pendidikan pesantren

adalah latihan untuk dapat berdiri sendiri dan membina diri agar tidak

menggantungkan sesuatu kepada orang lain kecuali kepada Tuhan.

28

Hj. Romelah, Selaku Pendiri dan Pewakaf Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong,

Wawancara Pribadi, Pondok Pesantren Al-Inaayah, ( Rawakalong, 24 Desember 2016 Pukul.

17.00 Wib)

29

Bapak Ayadi, Sebagai Kasi Pelayanan Kelurahan Rawakalong, Wawancara Pribadi,

di Kantor Kelurahan Rawakalong, ( Rawakalong, 26 September 2017 Pukul, 10.56 Wib)

Page 42: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

31

Dilihat dari kondisi pendidikan di Rawakalong awal pondok pesantren

belum ada hanya memiliki 1 sekolah SD saja sedang berbanding terbalik pada

saat pondok sudah berdiri kondisi pendidikan masyarakat sini sudah cukup bagus

walaupun anak-anak sekitar sudah sekolah di pesantren, dan termasuk di sebelah

pondok juga ada sekolah SD, sudah rame dan cukup bagus pendidikannya,

sekarang sudah ada TPA-TPA di daerah sekitar pondok pesantren walaupun Al-

Inaayah tidak memilikinya, tapi banyak anak-anak masyarakat sini ada juga yang

bersekolah di Pondok Pesantren Al-Inaayah walaupun tidak menetap di pondok

pesantren alias hanya sekolah saja pulang pergi dari pondok ke rumah itu semua

hanya di khususkan masyarakat sini, ibu-ibunya sudah bagus dan anak-anaknya

juga sudah banyak yang sekolah di TPA maupun Tk-Tk Islami walaupun bukan

100% milik Pondok Pesantren Al-Inaayah tapi di masyarat sudah banyak anak-

anaknya yang sekolah dan sudah banyak yang belajar. Selain itu ada juga

masyarakat sini yang jebolan alumni Pondok Pesantren Al-Inaayah yang mengajar

di SD sekitar Rawakalong, dan ada juga yang bisa membuat TPA sendiri

sekaligus mengajar ditempatnya.

Jadi kondisi pendidikan yang ada di Rawakalong ini bisa dikatakan banyak

berubah yang awalnya desa Rawakalong hanya memiliki SD, akan tetapi sekolah-

sekolah yang lain juga sudah banyak didirikan di sekitar Rawakalong. Itu semua

disebabkan karena di Rawakalong ada pesantren Al-Inayah.

Di bab selanjutnya penulis akan menjelaskan tentang sejarah berdirinya

pondok pesantren, tokoh-tokoh pendiri, sistem pendidikan yang digunakan,

alumni-alumni pondok pesantren Al-Inaayah dan Respon masyarakat terhadap

pondok pesantren.

Page 43: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

32

BAB III

PONDOK PESANTREN AL-INAAYAH RAWAKALONG

Secara etimologi perkataan pesantren berasal dari akar kata santri dengan

awalan “pe” dan akhiran “an” berarti “tempat tinggal santri”, selain itu, asal kata

pesantren terkadang dianggap gabungan dari kata “sant” (manusia baik) dengan

suku kata “ira” (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat

pendidikan manusia baik-baik.30

Kemudian Profesor John berpendapat bahwa

istilah santri berasal dari bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji. Adapun CC

Berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari kata shastni yang dalam

bahasa India adalah orang-orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu, atau

seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu.31

Pondok Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah” tempat

belajar para santri”, sedangkan Pondok berarti rumah atau tempat tinggal

sederhana yang terbuat dari bambu. Disamping itu kata “Pondok” mungkin juga

berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti “hotel atau asrama”. Perhatian

yang diberikan Pondok Pesantren sebenarnya menunjukan bahwa di lapangan dan

dibidangnya sendiri Pesantren memiliki peranan yang cukup berarti, Peran itu

dapat diktegorikan pada peranan murni yang bersifat keagamaan, dan yang

bersifat kultural (budaya), sosial, dan ekonomi.32

Berbicara tentang masalah perkembangan Islam yang ada di Indonesia

tentunya tidak lepas dari membicarakan Pondok Pesantren. Di samping

merupakan salah satu benteng pertahanan ajaran Islam, Pondok Pesantren juga

merupakan salah satu lembaga pendidikan yang baik bagi kita untuk bisa

menggali serta mengembangkan ajaran agama Islam secara lebih mendasar dan

mendalam. Peranan ini telah ada sejak zaman pra penjajah dan masih ada hingga

saat ini.

30

Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren, ( Jakarta: Gema Insani Press, 1997), hlm.5 31

Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, ( Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), hlm. 20 32

Abdurahman Wahid, Penggerak Tradisi, (Yogyakarta: LKIS 2001), hlm. 7

Page 44: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

33

Dewasa ini, Pesantren terbagi menjadi dua jenis, yaitu pesantren salafiyah

(masih menggunakan sistem pendidikan sederhana atau tradisional) dan pondok

pesantren khalafi/modern ( sudah mengadopsi sistem pendidikan modern atau

umum). Keberhasilan Pesantren telah diakui oleh berbagai pihak sebagai sebuah

lembaga pendidikan yang telah ikut andil mencerdaskan kehidupan bangsa

terutama di zaman kolonial, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan

yang sangat berjasa bagi umat Islam.

Pondok pesantren yang merupakan “Bapak” dari pendidikan Islam yang

ada di Indonesia, didirikan karna adanya Tuntunan dan kebutuhan zaman. Hal ini

bisa dilihat dari perjalanan sejarah, di mana bila dilihat kembali, sesungguhnya

pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiyah, yakni

menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam.33

Pesantren adalah sebuah kompleks dengan lokasi yang umumnya terpisah

dari kehidupan disekitarnya. Dalam kompleks itu berdiri beberapa bangunan:

rumah kediaman pengasuhan ( di daerah pedesaan Jawa disebut kiai, di daerah

Sunda disebut ajengan, dan di daerah Madura disebut nun atau bendara, disingkat

ra), sebuah surau atau masjid tempat pengajaran diberikan (madrasah/sekolah),

dan asrama tempat tinggal para siswa pesantren (santri).34

Secara historis, lembaga pesantren telah dikenal luas di kalangan

masyarakat Indonesia pra Islam. Dengan kata lain, pesantren seperti yang

dikatakan oleh Nurcholis Madjid, tidak hanya identik dengan makna keislaman,

tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia ( indigeneous), disebabkan

oleh lembaga pesantren ini sudah ada sejak kekuasaan Hindu dan Budha. Sangat

tepat para wali dan penganjur agama pada masa lampau memilih metode dakwah

mereka melalui saluran pendidikan, bukan perang, sehingga proses Islamisasi

yang begitu sempurna di negeri ini hampir tidak ada yang dilaksanakan kekuatan

33

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: LSIK, 1996), hlm. 139 34

Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi: Esai-Esai Pesantren, (Yogyakarta: LkiS,

2001), hlm. 139

Page 45: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

34

militer, walau dengan begitu harus dibayar dengan toleransi dan kompromi yang

tinggi.35

Unsur-unsur pokok pesantren, yaitu kiai, masjid, santri, pondok dan kitab

Islam klasik( atau kitab kuning), adalah elemen-elemen unik yang membedakan

sistem pendidikan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya.36

Secara lebih detail, Mukti Ali menjelaskan ciri-ciri pesantren sebagai

berikut:

a. Adanya hubungan yang akrab antara murid ( para santri) dengan sosok

kiai. Hal ini dimungkinkan karena mereka tinggal dalam satu

lingkungan pondok.

b. Tunduknya santri kepada kiai. Para santri menganggap bahwa

menentang kiai selain tidak sopan juga bertentangan dengan ajaran

agama.

c. Hidup hemat dan sederhana benar-benar dilakukan dalam kehidupan

pesantren.

d. Semangat menolong diri sendiri amat terasa dan kentara di pesantren.

Hal ini disebabkan santri menyuci pakaiannya sendiri, membersihkan

kamar tidurnya sendiri dan bahkan tidak sedikit mereka yang memasak

makanannya sendiri.

e. Jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan sangat mewarnai

pergaulan di pesantren.37

f. Disiplin sangat ditekankan dalam kehidupan di lingkungan pondok

pesantren.

g. Berani menderita untuk mencapai sesuatu tujuan merupakan salah satu

pendidikan yang diperoleh di pesantren.

35

Mustajab, Masa Depan Pesantren: Telaah atas Model Kepemimpinan dan Manajemen

Pesantren Salaf, ( Yogyakarta: LkiS, Cetakan I: 2015), hlm. 57

36

Mustajab, Masa Depan Pesantren: Telaah atas Model Kepemimpinan dan Manajemen

Pesantren Salaf, ..., hlm.58. 37

Ali Mukti, Beberapa Persoalan Agama Dewasa ini, (Jakarta: Rajawali Press, 1987),

hlm.19-20.

Page 46: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

35

Perkembangan pondok pesantren sangat variatif. Dhofier membaginya

menjadi dua macam, yaitu: salafi dan khalafi. Pondok Pesantren Salafi adalah

pondok pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab klasik

sebagai inti pendidikan di pondok pesantren. Sistem madrasah diterapkan untuk

memudahkan sistem sorogan yang dipakai dalam pengajian bentuk lama, tanpa

mengenal pelajaran umum. Pondok Pesantren Khalafi adalah pondok pesantren

yang telah memasukan pelajaran-pelajaran umum dalam madrasah-madrasah yang

dikembangkannya, atau membuka tipe sekolah-sekolah umum di lingkungan

pondok pesantren.

Abdullah Syukri Zarkasyi membagi varian pondok pesantren menjadi tiga,

yakni: pondok pesantren tradisional, pondok pesantren modern, dan pondok

pesantren perpaduan antara tradisional dan modern. Yaitu sistem dan metode serta

prasarananya sudah menuju pendidikan modern, bahkan komputer dan sebagainya

yang menitikberatkan pada masalah efisiensi dan efektivitas pendidikan. Namun

sekalipun demikian, Pondok Gontor bukan berarti bersih dari kitab klasik, kata

Mastuhu. Hasil pemetaan Departemen Agama (2005), bahwa jumlah pondok

pesantren di Indonesia mencapai 14.656 lembaga, masing-masing: pondok

pesantren tradisional 9.105 lembaga, pondok pesantren modern 1.172 lembaga,

dan pondok pesantren terpadu 4.370 lembaga.38

Keragaman dan keunikan pesantren juga terdapat pada sistem

pembelajarannya. Hal ini terkait dengan kenyataan sejauh mana sebuah pondok

pesantren tetap mempertahankan sistem pembelajaran lama yang cenderung

menggunakan pedekatan individual atau kelompok dan sejauh mana pondok

pesantren menyerap sistem pendidikan modern yang lebih mengedepankan klasik.

Dari berbagai tingkat konsistensi dengan sistem lama dan keterpengaruhan oleh

oleh sistemmodern, secara garis besar pondok pesantren dapat dikategorikan ke

dalam tiga bentuk yaitu a) Pondok Pesantren salafiyyah, b) Pondok Pesantren

khalafiyah, dan c) Pondok Pesantren campuran/kombinasi.39

38

Abd. Halim Soebahar, Kebijakan Pendidikan Islam dari Ordonansi Guru sampai UU

Sisdiknas, ( Yogyakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, Cet. Ke-1 Maret 2013), hlm. 84

39

Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI, Pondok Pesantren dan madrasah

Diniyah; Pertumbuhan dan Perkembangannya, ( Jakarta: Departemen Agama, 2003), hlm. 28-30.

Page 47: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

36

Tujuan utama pesantren adalah menyiapkan calon lulusan yang hanya

menguasai masalah agama semata. Rencana pelajaran (kurikulum) ditetapkan oleh

kiai dengan merujuk kitab-kitab apa yang harus dipelajari. Penggunaan kitab

dimulai dari jenis kitab yang rendah dalam satu disiplin ilmu keIslaman sampai

pada tingkat yang lebih tinggi. Kenaikan kelas atau tingkat ditandai dengan

bergantinya kitab yang telah ditelaah setelah kitab-kitab sebelumnya selesai

dipelajarinya. Ukuran kealiman seorang santri bukan dari banyaknya kitab yang

dipelajari tetapi diukur dari praktek mengajar sebagai guru mengaji, dapat

memahami kitab-kitab yang sulit dan mengajarkan kepada santri-santrinya.

Imam Zarkasih mengatakan, nilai-nilai yang dikembangkan di pondok

pesantren adalah, yaitu: jiwa keikhlasan, jiwa kesederhanaan, jiwa kemandirian,

dan jiwa ukhuwah islamiyah.40

Keberadaanya pondok pesantren di tengah-tengah masyarakat tidak hanya

sebagai lembaga pendidikan tetapi juga sebagai lembaga penyiaran Islam. karena

pembinaan yang dilakukan pesantren biasanya tidak hanya fokus kepada santri di

lingkungan pesantren, tetapi juga masyarakat sekitar melalui dakwah atau

pengajian yang dilakukan oleh para kiai.41

Selanjutnya pondok pesantren tumbuh dan berkembang dewasa ini dengan

memadukan tiga unsur pendidikan yang sangat penting, yaitu: Ibadah

menanamkan Iman. Tabligh untuk menyebarkan ilmu agama Islam. Amal untuk

memujudkan kegiatan kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari.42

Pondok

pesantren di Nusantara menjadi pusat-pusat perhatian masyarakat dari dahulu

sampai sekarang.

Peranan pondok pesantren di masa lalu, selain sebagai lembaga pendidikan

juga sebagai penggerak perjuangan rakyat dalam mengusir penjajah. Pada masa

sekarang ini Pesantren selain sebagai lembaga pendidikan keagamaan, juga

berperan dalam pembangunan masyarakat baik bersifat sosial, ekonomi, maupun

40

Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan: Visi, Misi, dan Aksi,

(Jakarta: PT. Gamawindu Panca Perkasa, 2000), hlm. 222 41

Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Cet.1, (Jakarta: Rajawali, 1996), hlm.42 42

Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan: Visi, Misi, dan A

ksi, (Jakarta: PT.Gamawindu Panca Perkasa, 2000), hlm.222

Page 48: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

37

budaya. Bentuk pondok pesantren di Indonesia yang telah ada sejak 300-400

tahun yang lalu, khususnya di Jawa Barat, sangat bervariasi. jika diusahakan

dengan baik, pesantren dapat dijadikan sekolah unggulan. Secara makro, karena

keterlibatan pesantren dalam melaksanakan konsep unggulan dan terpadu, Pondok

Pesantren dapat dijadikan aset yang lebih potensial dalam upaya meningkatkan

sumber daya manusia dan menunjang keberhasialn pembangunan nasional.43

Maka dari itu bahwasannya Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong

tergolong kepada kategori pesantren khalafi dan memiliki pola sikap pesantren

yang dapat menerima arus modernisme secara mayoritas atau menerima

modernisme secara selektif. Karena Pondok Pesantren Al-Inaayah dapat

menerima modernisasi pada masa sekarang sebagai modernisme kemudian dipadu

dengan tradisi pesantren.

A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong

1. Latar Belakang Berdirinya PonPes Al-Inaayah Rawakalong Gunung

Sindur

Pondok Pesantren Al-Inaayah didirikan oleh empat bersaudara putra putri

H. Abdullahyaitu; H. Muhammad, Hj. Muhayah, H. Mawardi, Hj. Romelah, yang

membeli tanah seluas 5 hektar di desa Rawakalong pada tahun 1983. Rencana

awal pembangunan PonPes Al Inaayah akan berlokasi di jalan Cipete Raya,

Cipete Selatan, Cilandak Jakarta Selatan, sesuai dengan domisili para pengurus

yayasan Al-Inaayah yang mayoritas tinggal di daerah tersebut. Namun melihat

situasi di lingkungan tersebut kurang memungkinkan karena suasana kota Jakarta

yang ramai dan padat dengan para pengusaha yang ingin mengembangkan

usahanya, maka rencana untuk mendirikan Pondok Pesantren Al-Inaayah di

daerah Jakarta tidak jadi dilaksanakan.

Maka dari untuk mewujudkan niat mendirikan pondok pesantren timbullah

pemikiran di keempat bersaudara putra putri H Abdullah membangun Pondok

Pesantren Al-Inaayah di kampung Pondok Miri Rawakalong Gunung Sindur

Bogor, di atas tanah yang mereka beli pada tahun 1989. Dengan tekad yang bulat

43

Pupuh Faturrahman, Alternatif sistem pendidikan terpadu, ( Bandung:, Tunas

Nusantara , 2000), hlm. 12.

Page 49: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

38

dan doa restu dari beberapa kiai sepuh di Jawa, di antaranya kiai pondok

pesantren Lirboyo, kiai Jampes Kediri, kiai Gontor, dan dengan bantuan kiai

Mahrus Amin. Kemudian pada tanggal 15 agustus 1989 mulailah peletakan batu

pertama pembangunan Pondok Pesantren Al-Inaayah, dengan dihadiri langsung

oleh para ulama dari Jakarta dan aparat pemerintah, antara lain bapak Camat

Gunung Sindur dan bapak Lurah Rawakalong.

Tahun 1991 pembangunan selesai tapi hanya meliputi 7 ruang kelas dan 5

kamar, Masjid belum dibangun, aula belum ada. Mulai tanggal 15 Juli 1991

Pondok Pesantren Al-Inaayah membuka pendaftaran murid baru dengan jumlah

murid baru sebanyak 37 orang putra dan putri44

, yang dikelola oleh 9 orang tenaga

guru, antara lain Bapak Pimpinan Pesantren K.H. Ahmad Falak Ibrahim sebagai

pimpinan Pondok Pesantren Al-Inaayah45

, Drs. H. Asnawi HT sebagai Ketua

TMI (Tarbiyatul Muallimin Wal Muallimat), Abdullah, S.Ag sebagai Kepala

Sekolah Tsanawiyah dan Haerison, S.Ag sebagai Bagian Pengajaran. kepala

pengasuhan yang mana mempunyai beberapa peraturan-peratutan yang diterapkan

di asrama untuk para santri mukim Selama 24 jam, yang dibimbing langsung oleh

para wali kamar atau guru-guru yang tinggal di asrama, seperti, kegiatan-kegiatan

yang di luar KBM (Kegiatan belajar mengajar) muhadoroh, kelompok Ta’lim

Qur’an, dan ekstrakulikuler lainnya.

Jumlah guru mukim dan non mukim di pondok pesantren Al-Inaayah

berjumlah 30 orang, dan ada beberapa kelas pergi pulang mempunyai 4 rombel

kelas, kelas 1c berjumlah 37 siswa, kelas 2c 22 siswa, kelas 3c 29siswa, dan 4b

44

Rincian 37 orang itu, 18 orang anak yatim dari kali mukti cirebon, kemudian ditambah

lagi ada beberapa dari lemparan santri pesantren Darunnajah jakarta, dan ada juga beberapa santri

yang daftar dari sanak keluarganya. 45

Menurut penuturan Umi Hj. Romelah, pada mulanya KH. Ahmad Falaq Ibrahim berniat

akan Brunei Darussalam selepas masa studinya di Mesir dan Madinah. Namun rencana itu tidak

disetujui oleh keluarga besar Umi, utamanya dari Abi Muhammad. Beliau menyarankan KH.

Ahmad Falaq menyebarkan ilmunya di kampung Rawakalong, di mana keluarga ini memiliki

tanah. Di situlah niatan mendirikan pesantren bermula. Drs. KH. Asnawi HT, M.Pd I, Selaku

Pimpinan Pon. Pes Al- Inaayah Ke-2, Rawakalong Gunung Sindur Bogor, Wawancara pribadi ,

PonPes Al-Inaayah Rawakalong, 24 Desember 2016 Pukul 05.00 Wib.

Page 50: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

39

7orang ,dan kelas pergi pulang ini mempunyai organisasi tersendiri yakni OSIS

Al-Inaayah yang mana kegiatannya hanya di waktu sekolah saja yang langsung di

bimbing oleh ustz Totoh. Dan ada juga program tahfidz Qur’an yang mana

kegiatan ini sebagian dari ekstrakulikuler yang mana lembaga ini baru terbentuk

pada tahun ini, dengan jumlah santri 10 putra, dan 10 putri.

Osal (organisasi santri Al-inaayah) organisasi ini yang dimandatkan

langsung kepada kelas 2 dan 3 aliyah, dan dibimbing oleh para asatidz. Organisasi

ini memiiki beberapa bagian-bagian yang akan dijalankan oleh para santri Aliyah,

seperti, bagian Keamanan, Pengajaran, Bahasa, Kesehatan, Olahraga, IT,

Kesenian, dan Perpustakaan. Para santri Aliyah yang sudah mendapat bagian-

bagian tersebut lalu menjalankan apa yang sudah di bimbing langsung oleh para

asatidz.

Dengan tekad yang bulat dan doa restu dari beberapa kiai sepuh di Jawa,

di antaranya kiai Pondok Pesantren Lirboyo, Kiai Jampe Kediri, Kiai Gontor, dan

dengan bantuan Kiai Mahrus Amin pimpinan Pondok Pesantren Daarunnajah

Jakarta, maka pada tanggal 15 Agustus 1989 dimulai peletakan batu pertama

pembangunan Pondok Pesantren Al-Inaayah, dengan dihadiri oleh para ulama dari

Jakarta dan aparat pemerintahan, antara lain Bapak Camat Gunung Sindur dan

Bapak Lurah Rawakalong.

Tahun 1991 pembangunan selesai tapi hanya meliputi 7 ruang kelas dan 5

kamar, Masjid belum dibangun, aula belum ada. Mulai tanggal 15 Juli 1991

Pondok Pesantren Al-Inaayah membuka pendaftaran murid baru dengan jumlah

murid baru sebanyak 37 orang putra dan putri yag dikelola oleh 9 orang tenaga

guru, antara lain Bapak Pimpinan Pesantren K.H. Ahmad Falak Ibrahim sebagai

pimpinan PonPes, Drs. H. Asnawi HT sebagai Ketua TMI (Tarbiyatul Muallimin

Wal Muallimat), Abdullah, S.Ag sebagai Kepala Sekolah Tsanawiyah dan

Haerison, S.Ag sebagai Bagian Pengajaran.

Untuk melengkapi administrasi maka keluarga besar H. Muhammad

bersaudara membentuk Yayasan Al-Inaayah pada tanggal 29 Mei 1990 di kantor

Akte Notaris Ny. Yetty Taher S.H. SK. Men. Keh. NO. Y.A.7/16/13. Tgl. 22

Oktober 1974 di Jakarta dengan Nomor Akte 101.

Page 51: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

40

Berikut ini adalah pengurus Yayasan Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong

Gunung Sindur Bogor :

Dewan Penyantun : 1. Bupati Bogor

2. H. Muhammad

Penasehat : 1. H. Manaf Muhayyar (Pengasuh Pesantren

Daarunnajah Jakarta)

2. K.H.Abdur Rahman Said

3. K.H. Abdul Hay Naim

Pembina : Drs. K.H. Mahrus Amin (Pimpinan Pondok

Pesantren Daarunnajah Jakarta)

Direktur : Drs. K.H. Ahmad Falak Ibrahim,Lc

Wakil Direkur : Drs. H. Halwanih

Bag. Administrasi dan Keuangan : H. Abdul Aziz, S.E.

Bidang Pengajaran : 1. Drs. H. Asnawi,HT

2. Dra. Hj.Aguswati

Bidang Humas dan Majlis

Pengembangan Masyarakat : 1. H. Zaenudin Zen,BA Somad S.H

2. Drs. Syihul Basyar

Bidang Pembangunan : 1. H. Hasan Niin

2. Hj. Muhayya

Namun seiring berjalannya waktu ada 2 orang pengurus yayasan yang

harus mengalami pergantian karena yang bersangkutan telah meninggal dunia

yaitu H. Hasan Niin dan Hj Muhayya yang kemudian digantikan oleh H. Marzuki,

Lc dan H. Jalaludin S.H.

Rumusan tujuan Pendirian Yayasan Al-Inaayah dalam Anggaran dasar antara lain

:

1. Membangun manusia Indonesia sejahtera, Berpengetahuan luas, cinta pada

nusa dan bangsa serta taqwa kepada Allah SWT, dan mampu

mengamalkan ajaran Islam.

2. Bidang garapan Yayasan Pondok Pesantren Al-Inaayah yaitu :

3. Mendirikan Balai Pendidikan Pondok Pesantren

Page 52: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

41

4. Menyelenggarakan pendidikan formal tingkat Madrasah Tsanawiyah dan

Madrasah Aliyah.

5. Mendirikan Balai Kesehatan untuk santri Al-Inaayah khususnya dan untuk

masyarakat sekitar.

6. Memberikan BeaSiswa bagi santri berprestasi.

7. Menyelenggarakan pendidikan ketrampilan.

8. Menerbitkan buletin pesantren dan brosur-brosur yang bernafaskan Islam.

9. Namun ada satu bidang yang belum terealisasi sampai saat ini yaitu

mendirikan balai kesehatan untuk santri dan masyarakat.

Sebagai Balai Pendidikan Islam, Pondok Pesantren Al-Inaayah

mempunyai kewajiban untuk ikut mencerdaskan bangsa, selain itu juga memiliki

visi dan misi yaitu membenuk generasi muslim Indonesia yang sarat dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang diimbangi dengan iman dan taqwa sehingga

terbentuk generasi Qurani. Sedangkan tujuan berdirinya Pondok Pesantren Al-

Inaayah adalah menghasilkan output dengan prestasi tinggi dari segi ilmu dan

amal dengan wawasan iman dan taqwa, serta membentuk generasi yang mampu

berkomunikasi dengan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris secara benar

Respon masyarakat bagus, walaupun disini masih banyak orang yang

belum sholat, itupun ketika Pondok Pesantren Al-Inaayah baru dibangun. Akan

tetapi oleh H. Muhammad bersama almarhum K.H. Ahamad Falaq Ibrohim

masyrakat Rawakalong dirangkul dan diajak bergabung di majlis ta’lim pesantren

untuk diajarkan mengaji atau mengenali ilmu agama.46

Hubungan Pondok Pesanten Al-Inaayah dengan pesantren yang lain

berjalan dengan baik. Karena kita selalu menjalani silahturahmi dengan pesantren

yang lain seperti Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta, dan kita juga saling sering

bersama-sama tukar pikiran tentang pesantren-pesantren yang kita pimpin ini. Jadi

hubungannya sangat terjaga baik.

Kemudian setelah suaminya Hj.Romelah meninggal dunia estafet

kepemimpinan Pondok Pesantren Al-Inaayah dilanjutkan perjuangannya oleh

46

Salah satu peninggalan upaya ini adalah majlis ta’lim hari senin yang kini diasuh oleh

putra KH. Ahmad Falaq Ibrahim, yakni Ust. Usamah Ahmad Falaq Ibrahim. Wawancara bersama

Umi Romelah

Page 53: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

42

ustaz H. Asnawi yang merupakan ustaz yang dikirim dari Pondok Pesantren

Darunnajah 1 Jakarta untuk membantu Pondok Pesantren Al-Inaayah. Kemudian

dari tahun awal berdirinya sampai sekarang bentuk fisik dari Pondok Pesantren

Al-Inaayah sudah mulai banyak yang berubah dan Hj.Romelah berharap semoga

Pondok Pesantren Al-Inaayah ini semakin maju dan berkembang, memang

kedepannya Hj.Romelah berkata kita harus memikirkan bagaimana masa depan

anak-anak dan cucu kita ini mengingat zaman sekarang itu sudah memasuki

zaman modern atau globalisasi karena zaman tersebut sudah mulai maju baik dari

segi ilmu pengetahuan, teknologi yang semakin maju dan lain-lain oleh karena itu

kita harus bisa membekali anak-anak dan cucu kita dengan ilmu pengetahuan baik

umum maupun agama supaya kelak anak dan cucu kita bisa bersaing dengan

orang lain di zaman yang sudah canggih dan maju ini.47

2. Sarana dan Prasarana

Fasilitas adalah salah satu faktor yang menunjang kegiatan-kegiatan

belajar mengajar di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilakukan guru dan

siswa, keberhasilannya begitu besar dipengaruhi oleh fasilitas belajar atau sarana

dan prasarana yang tersedia. Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong salah satu

lembaga Islam yang telah berstatus terakredetasi oleh pemerintah. Untuk

mencapai pendidikan yang dicita-citakan Pondok Pesantren Al-Inaayah

Rawakalong menyediakan sarana dan prasarana, sarana dan prasarana yang

disediakan adalah sebagai berikut:

1. Masjid Jami’ Al-Inaayah

2. Aula Serba Guna

3. Gedung Sekolah MTS & MA

4. Asrama Putra & Putri

5. Lab. Bahasa Arab dan Inggris

6. Lab. Komputer

7. Lab. IPA

47 https://ponpesalinaayah.wordpress.com/2010/02/22/sejarah-pon-pes-al-

inaayah/,(diakses,10 November 2017 Pukul, 10.00 Wib).

Page 54: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

43

8. Perpustakaan

9. Lapangan Volly

10. Lapangan Futsal

11. Lapangan Basket

12. Lapangan Sepak Bola Mini

13. Lapangan Badmiton

14. Mobil Operasional 3 Unit

15. Kantin

16. Ruang Kantor Kepala MA

17. Ruang Kantor Kepala MTS

18. Lapangan Upacara

19. Kantor Pengasuhan Santri

20. Ruang Penyimpanan Alat-Alat Drum Band

21. Ruang Pendaftaran/ Penerimaan Santri Baru

22. Dapur

23. Pos Penjaga Siang & Malam

24. Asrama Santri Tahfidzul Qur’an Putra & Putri

25. Ruang Kantor Tata Usaha

Kegiatan-kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong antara

lain:

1. Pendidikan Formal memakai kurikulum Departemen agama, kementrian

pendidikan nasional dan kurikulum pesantren

Tarbiyatul Mu’allimin wamu’allimat Al-Islamiyah (TMII) selama enam Tahun

dan setara dengan sekolah menengah pertama (Mts/SMP) dan tingkat menengah

atas (MA/SMU) yang mengacu kurikulum DEPAG/DIKNAS (Mts dan MA,

keduanya Terakreditasi A) diperkaya dengan kurikulum pesantren.

2. Pendidikan Pesantren

Pendidikan pesantren atau Boarding School yang dipakai oleh Al-Inaayah

ialah pendidikan yang mengadopsi perpaduan antara sistem pesantren modern

Gontor dan Darunnajah Jakarta yang dimana didalamnya terdapat pendidikan

salafiyah, yang mewajibkan seluruhnya santri tinggal secara penuh di asrama

Page 55: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

44

terpisah antara putra dan putri dengan bimbingan para guru selama 24 jam.48

Pengawasan yang dilakukan secara intensif oleh guru agar santri menaati serta

berdisiplin dan terbiasa berbahasa Arab & Inggris dalam keseharian di pondok.

Bisa dibilang yang mendukung modernnya pondok pesantren Al-Inaayah adalah

percampuran antara pelajaran lokal atau pelajaran yang berbasis bahasa Arab yang

dipadukan dengan pelajaran-pelajaran asing seperti Bahasa Indonesia dan Bahasa

Inggris. Walaupun pesantren ini bisa dikatakan modern hampir semuanya tetapi

didalamnya masih terdapat pelajaraan kitab-kitab kuning yang diajarkan langsung

oleh guru-guru Al-Inaayah terdahulu yang dimana guru-gur tersebut pernah

belajar di pesantren salafiyah dan pesantren Al-Inaayah juga santrinya masih

mengamalkan tradisi-tradisi keagamaan dari pesantren salafi.

3. Pendidikan Ekstrakulikuler

Di pesantren Al-Inaayah selain mengadakan pendidikan Formal terdapat

pendidikan yang diluar jam KBM yaitu pendidikan ekstrakulikuler yang biasa

dilakukan santri pada sore hari. Pendidikan ekstrakulikuler yang terdapat di Al-

Inayaah adalah sebagai berikut:

a. Tahfidz Al-Qur’an

b. Tahsin Al-Qur’an

c. Kajian Kitab Kuning

d. Muhadrah (Arab, Inggri, & Indonesia)

e. LDK

f. Praktek Pengabdian Masyarakat (PPM)

g. Amaliyah Tadris

h. Marawis

i. Pramuka

j. Olahraga

k. Seni Bela Diri Tapak Suci

l. Drumband

m. Kesenian dan Keterampilan

48 Brosur, Penerimaan Santri Baru Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong, T.A 2017/

2018 Tsanawiyah dan Aliyah, ( dilihat pada tanggal 12 Januari 2018)

Page 56: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

45

Untuk mengasah bakat-bakat yang terpendam pada diri santri di

pendidikan ekstrakulikuler itu santri-santri Al-Inaayah mengasahnya dengan cara

santri tersebut berlatih dan belajara secara otodidak tanpa perlu diajarkan oleh

ustaz-ustaz. Bakat-bakat santri yang paling menonjol di pesantren Al-Inaayah bisa

dibilang banyak sekali diantaranya ekstrakulikuler pramuka, berpidato 3 bahasa,

kesenian Islam seperti marawis dan hadroh, futsal, dan lain-lainnya. Tetapi

kebanyakan santri minat ekstrakulikulernya itu terdapat pada bidang pramuka,

olahrga, dan berpidato.49

B. Tokoh-Tokoh Pendiri

Pendirian Pondok Pesantren Al-Inaayah tidak terlepas dari pemikiran

awal H. Muhammad putra pertama bapak H. Abdullah bin Dansan. Mereka di

warisan tanah sebanyak 5 hektar, kemudian mereka berfikir tanah seluas itu mau

dibangun apa. Kemudian salah satu anak dari bapak H. Abdullah berfikir yang

paling tanah seluas itu lebih baik dibangun sebuah lembaga pendidikn Islam atau

pondok pesantren karena waktu dulu warga Rawakalong belum mengenal apa itu

Agama Islam walaupun agama mereka Islam tapi mereka masih mempercayai

agama kepercayaan seperti animisme dan dinamisme oleh sebab itu mereka

berfikir alangkah baik tanah seluas itu dibangun sebuah pondok pesantren supaya

masyarakat Rawakalong bisa lebih mengenal agama Islam sepenuhnya. Mereka

berfikir bagaimana landasan awal untuk mendirikan sebuah pondok pesantren.

Akhirnya mereka datang ke Pesantren Darul Muttaqien Bogor yang di

pimpin oleh KH. Mad Rodja Sukarta, dan kebetulan ada salah seorang anaknya

pendiri atau pewakaf yang mondok di sana. Ketika berbincang-bincang dengan

pimpinannya, lalu berkata saya belum bisa membantunya bagaiamana cara

mendirikan pondok pesantren alasannya karena pondok pesantren Darul

Muttaqien merupakan filial dari Pondok Pesantren Darunnajah jakarta, kemudian

kiai Rodja menyarankan kepada salah satu dari mereka untuk datang ke Pondok

Pesantren Darunnajah jakarta.

49

Ustaz Sandi Sanri, Selaku Sekretaris dan Alumni Pondok Pesantren Al-Inaayah,

Wawancara pribadi, di Rawakalong, 21 Mei 2018 pukul.15.30 Wib.

Page 57: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

46

Secara garis besar tokoh-tokoh pendiri sekaligus pewakif Pondok

Pesantren Al-Inaayah Rawakalong adalah sebagai berikut:

H. Muhammad sebagai pewakif dan ketua yayasan

Almr. Hj. Muhayya Sebagai Pewakif dan yayasan

Almr. H. Mawardi sebagai pewakif dan yayasan

KH. Ahmad Falaq Ibrahim, Lc Sebagai Pendiri dan Pimpinan Pondok Pesantren

Al-Inaayah ke-1.

Mereka semua merupakan pendiri dan sekaligus juga pewakif dari Pondok

Pesantren Al-Inaayah yang kemudian dibantu oleh Drs. Asnawi, HT, M. Pd.I

sebagai direktur TMII periode pertama sekaligus merangkap 2 jabatan yaitu

kepala sekolah Mts dan MA dari Darunnajah, ada lagi ustad-ustad seperti

Purwanto Fais dan ustaz Qomar yang merupakan Alumni Pondok Pesantren Al-

Inaayah yang sampai sekarang masih tetap mengajar di Pondok Pesantren Al-

Inaayah, ada juga ustaz Muhammad Rois Rizwan yang sekarang menjabat sebagai

kepala sekolah Tsanawiah beliau merupakan alumni Pondok Pesantren Al-

Inaayah, termasuk juga anak kedua umi romlah yaitu ustaz Ahmad Nabil yang

sekarang menjabat sebagai kepala sekolah Aliyah, ada juga Ustaz Usamah Ahmad

Falaq Ibrahim sebagai direktut TMII periode yang kedua merupakan anak pertama

Umi Romlah termasuk juga Ustad Farhan yang menjabat bagian kepala

pengasuhan santri Pondok Pesantren Al-Inaayah.50

Termasuk mantu-mantu Hj.Romelah dan guru-guru yang tinggal di

Pondok Pesantren Al-Inaayah seperti ustaz Sandi, ustaz Irfan dan ustazah-ustazah

yang tinggal di pondok pesantren dan kita di pesantren tidak bisa hidup sendiri

dan harus berjuang bersama-sama untuk memajukan dan mengembang pondok

pesantren itu harus kerja tim atau bekerja sama satu dengan yang lainnya.51

50

Brosur, Penerimaan Santri Baru Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong, T.A 2017/

2018 Tsanawiyah dan Aliyah, ( dilihat pada tanggal 12 Januari 2018) 51

HJ. Romelah, Selaku Pendiri dan Pewakaf Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong

Gunung Sindur Bogor, Wawancara pribadi , PonPes Al-Inaayah Rawakalong, 24 Desember 2016

Pukul. 17.00 Wib

Page 58: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

47

C. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Al-Inaayah

Dalam proses pendidikan, setiap apa pun yang direncanakan harus melihat

tujuan yang telah ditetapkan. Semakin mantap tujuan yang direncanakan, semakin

fokus proses pembelajaran.Tujuan menduduki posisi penting dalam pendidikan.

Pendidikan akan kehilangan spirit dan arahnya, apabila tujuan pendidikan tidak

direncanakan sejak awal. Apabila spirit dan arah proses pendidikan sudah hilang

baik dalam skala kecil maupun skala luas pendidikan akan menemukan

kegagalan.52

Kurikulum merupakan sebuah sistem yang memiliki komponen-komponen

yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, isi, organisasi, dan strategi. Karena

Pondok Pesantren Al-Inaayah juga mengadopsi sebagian kurikulum Pondok

Modern Gontor, maka kurikulum pun disesuaikan dengan materi – materi dari

Depag atau Diknas, dan disesuaikan pula dengan program pondok secara

keseluruhan.

Kurikulum TMI (Tarbiyatul Muallimin Wal Muallimat Al-

Islamiah) berbeda dengan kurikulum madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah

Aliyah Negeri. Di Pondok Pesantren Al-Inaayah ini diterapkan perpaduan

kurikulum Pondok Modern Gontor, Kurikulum DEPAG dan DIKNAS serta

memasukkan juga kurikulum salafiah (mempelajari kitab-kitab kuning seperti

Ta’lim Mutaalim, Imriti, Nasoihul Ibad, Kifayatul Ahyar, Bulughul Maram dan

lain sebagainya). Namun aplikasinya tetap mengacu pada kurikulum KTSP

(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Program pendidikan di Pondok Pesantren Al-Inaayah adalah :

a. Formal

Program Pendidikan MTs dan MA meliputi mata pelajaran : Alquran dan

Hadits, Bahasa Arab, Aqidah Akhlak, Fiqih, SKI ( Sejarah Kebudayaan Islam).

Dipadukan dengan mata pelajaran kurikulum DEPAG/DIKNAS seperti

51

Samsul Nizar, M. A., Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di

Nusantara, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grop Cetakan ke-1,Februari 2013 , hlm.289

Page 59: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

48

matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PPKN, Penjaskes,

Sosiologi, Antropologi. Dan beberapa materi kitab kuning seperti kifayatul

Akhyar, Bulughul Maram, Tafsir Jalalain, pelajaran nahwu, dan shorof.

b. Informal

Latihan pidato 3 bahasa : Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan Bahasa

Inggris), PPM ( Praktik Pengabdian Masyarakat), Amaliyah Tadris (Praktik

Mengajar), Ta’lim qiroatul Quran, Gerakan Pramuka, LDK (latihan Dasar

Kepemimpinan), Drumband, Komputer, Olahraga, Kesenian, dan ketrampilan.

Pengaturan kurikulum diintegrasikan dengan sistem pondok pesantren di

mana santri hidup selama 24 jam dalam asrama dengan bimbingan guru dan kiai.

Maka kurikulum TMI sebenarnya tidak terbatas pada pelajaran di kelas saja,

melainkan keseluruhan kegiatan baik di dalam dan di luar kelas merupakan proses

pendidikan yang tak terpisahkan.

Jam belajar santri di kelas berlangsung dari jam 07.00-13.40 WIB, dengan

waktu istirahat 2 kali yaitu istirahat pertama pukul 09.00-0920, dan istirahat kedua

pukul 11.20-1140. Waktu belajar tersebut dibagi menjadi 9 jam pelajaran, masing-

masing jam mendapat alokasi waktu 40 menit. Kecuali pada hari Jumat jam

belajar hanya berlangsung sampai pukul 11.00 untuk 7 jam pelajaran dengan

alokasi waktu masing-masing 30 menit.

Isi kurikulum di Pondok Pesantren Al-Inaayah dibagi menjadi 2 yaitu

kurikulum lokal dan kurikulum negeri (nasional) pembagiannya sebagai berikut :

1. Kurikulum Lokal

Mata pelajaran lokal ini terdiri dari mata pelajaran Bahasa Arab, Nahwu,

Shorof, Mutholaah, Mahfudzot, Tarbiyah, Hadits, Balaghoh, Mustholahul Hadits,

Fiqih, Usul Fiqih, Tafsir, Tarikh Islam, imla’, Khot, yang diadopsi dari kurikulum

Pondok Modern Gontor, dan Pondok Pesantren Salafi semua materi disampaikan

dalam bahasa Arab.

2. Kurikulum Negeri (Nasional)

Mata pelajaran Negeri /nasional seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,

Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, PPKN, Geografi, Sosiologi, Ekonomi,

akuntansi, Seni Budaya, KTK, Sejarah Nasional Umum, TIK (Teknologi

Page 60: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

49

Informasi dan Komunikasi), Penjaskes (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan)

Semua mata pelajaran ini diadopsi dari kurikulum KTSP.

Berdasarkan pembagian kurikulum tersebut maka buku rapor yang

dimilliki santri pun ada dua yaitu rapor negeri yang di pakai selama 3 tahun

(MTs)/(MA), dan rapor lokal yang dipakai selama 6 tahun (TMI), demikian juga

dengan ijazah, santri yang telah mampu menamatkan masa belajarnya selama 6

tahun akan mempunyai 2 ijazah yaitu ijazah lokal (TMI) dan Ijazah

Negara/nasional karena selain mengikuti ujian Nihai (ujian akhir kelas 6) dengan

materi lokal, santri kelas 6 TMI juga wajib mengikuti Ujian Nasional (UN).

Pengorganisasian kurikulum yang digunakan dalam Pondok Pesantren Al-

Inaayah adalah sistem semester, satu tahun dibagi menjadi 2 semester, alokasi

waktu untuk tiap-tiap materi bervariasi dari yang paling kecil alokasinya sampai

yang paling besar. Adapun alokasi waktu untuk tiap-tiap pokok bahasan

juga bervariasi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Setiap materi

telah ditentukan pokok-pokok bahasan dan batas-batas yang harus dicapai pada

setiap semester.

Kegiatan TMI (Tarbiyatul Mualliamin Wal Mualliamat Al-Islamiah) tidak

melulu bersifat intrakurikuler, tetapi juga meliputi segala kegiatan yang dilakukan

oleh lembaga TMI, ada yang bisa digolongkan ke dalam kegiatan ko-kurikuler

atau bahkan ekstrakurikuler. Kegiatan TMI ini terdiri dari kegiatan harian,

mingguan, semester, dan tahunan. Dengan perincian sebagai berikut:

1. Kegiatan Harian

Kegiatan ini meliputi :

Supervisi proses pengajaran, dilakukan oleh kepala TMI, bagian pengajaran,

kepala sekolah MTs.

Pengawasan disiplin masuk kelas mulai pukul 06.45 WIB, oleh staf guru

yang ditunjuk agar tidak ada santri yang terlambat masuk kelas. Pengawasan ini

juga berlaku pada waktu masuk kelas setelah istirahat pertama dan kedua.

Pengontrolan kelas saat pelajaran berlangsung oleh guru piket. Jika ada kelas

kosong, guru piket tersebut akan menghubungi staf TMI untuk mencari guru

pengganti, hasil kontrol dicatat di buku yang telah disediakan untuk dievaluasi

Page 61: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

50

dalam rapat guru. Penyelenggaraan belajar malam dibimbing oleh wali kelas

masing-masing atau juga oleh santri senior. Diantaranya pembagian tugas-

tugasnya sebagai berikut:

Pembagian tugas Upacara bendera Hari Senin.

Pembagian tugas Tandhiful Aam (Kerja Bakti) setiap hari Ahad pagi

setelah olahraga massal.

2. Kegiatan Mingguan

Kegiatan ini antara lain:

Pertemuan guru TMI setiap hari selasa malam untuk mengevaluasi

kegiatan belajar mengajar selama seminggu, meliputi absensi guru, kontrol

persiapan mengajar mengajar guru. Forum ini juga digunakan oleh pimpinan

Pondok untuk membicarakan program-program dan permasalahan Pondok

Pesantren secara keseluruhan. Pertemuan ketua-ketua kelas setiap hari Sabtu siang

untuk aktifitas belajar mengajar, disiplin dalam kelas, dan pemberian nasehat-

nasehat.

3. Kegiatan Tengah Tahunan (Semester)

Program tengah Tahunan yang dilaksanakan oleh TMI adalah Ujian

semester ganjil dan Ujian semester Genap. Ujian ini dilaksanakan oleh

kepanitiaan yang diketuai oleh guru yang telah ditunjuk/diberi amanat, biasanya

terlebih dahulu diadakan ujian Mid Semester 3 bulan sebelumnya.

4. Kegiatan Tahunan

Kegiatan-kegiatan ini merupakan program penunjang untuk keberhasilan

belajar siswa. Program ini meliputi :

A. Amaliyah Tadris yaitu praktik mengajar untuk santri kelas 6

B. Praktik Pengabdian Masyarakat (PPM), yaitu program yang dilaksanakan

oleh santri kelas 6 dengan tinggal di masyarakat/desa selama minimal 12

hari untuk belajar mengamalkan ilmu yang dimilikinya, dan untuk

mengenal lebih jauh kondisi masyarakat secara riil.

C. Bimbingan belajar intensif untuk menghadapi Ujian Nasional

D. Pergantian pengurus organisasi santri dan pengurus GUDEP pramuka.

Page 62: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

51

E. Diskusi Santri berkaitan dengan permasalahan keagamaan, sosial, dan

tema yang berhubungan dengan dunia pendidikan.

F. PORSEKA (Pekan Olahraga Seni dan Pramuka) yang diadakan setiap

awal tahun.

G. Language Fair, yaitu perlombaan-perlombaan yang berkaitan dengan

bahasa Arab dan Bahasa Inggris, seperti puisi 2 bahasa, drama 2 bahasa,

cerdas cermat 2 bahasa, lomba pidato 3 bahasa.

H. Amaliyah Ramadhan yaitu kegiatan-kegiatan keagamaan dan sosial yang

diadakan setiap bulan Ramadhan untuk para santri dan masyarakat Pondok

Miri.

I. Apel Tahunan/Pekan Perkenalan/Khutbatul Arsy yang diawali dengan

upacara bendera, dilanjutkan karnaval keliling Desa Rawakalong, dan

ceramah tentang kepesantrenan mulai dari sistem pengajaran, disiplin

santri, kegiatan-kegiatan kepesantrenan. kemudian biasanya diakhiri

dengan pementasan seni mulai seni suara, seni tari, drama, Nasyid, bela

diri, marawis dan sebagainya.53

Di bagian TMI ada salah satu program atau bagian yang terdapat di TMI

yang dinamakan program tersebut yaitu program santri atau siswa pergi pulang.

Di sini ada perbedaan antara santri mukim dan santri pergi pulang. Menurut

pengertian yang dipakai dalam lingkungan orang-orang pesantren, seorang alim

hanya bisa disebut kiai bilamana memiliki pesantren dan santri yang tinggal

dalam pesantrenuntuk mempelajari kitab-kitab Islam klasik. Oleh karena itu,

santri merupakan elemen penting dalam suatu lembaga pesantren. Perlu diketahui

bahwa, menurut tradisi pesantren, santri terdiri dari dua:

1. Santri mukim, yaitu murid-murid yang berasal dari yang jauh dan menetap

dalam kelompok pesantren. Santri mukim yang paling lama tinggal di

pesantren biasanya merupakan satu kelompok tersendiri yang memang

bertanggung jawab mengurusi kepentingan pesantren sehari-hari, mereka

53

Drs. KH. Asnawi HT, M.Pd I, Selaku Pimpinan Pon. Pes Al- Inaayah Ke-2,

Rawakalong Gunung Sindur Bogor, Wawancara pribadi , PonPes Al-Inaayah Rawakalong, 12

Januari 2018 Pukul 10.00 Wib.

Page 63: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

52

juga memikul tanggung jawab mengajar santri-santri muda tentang kitab-

kitab dasar dan menengah.

2. Santri Kalong, yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa di sekitar

pesantren, biasanya tidak menetap dalam pesantren. Untuk mengikuti

pelajarannya di pesantren, mereka bolak-balik (nglaju) dari rumahnya

sendiri. Biasanya perbedaan antara pesantren besar dan pesantren kecil

dapat dilihat dari komposisi santri kalong. Semakin besar sebuah

pesantren, semakin besar jumlah santri mukimnya. Dengan kata lain,

pesantren kecil memiliki lebih banyak santri kalong daripada santri

mungkim.54

Itu terjadi di Pondok Pesantren Al-Inaayah di mana pondok pesantren tersebut

mempunyai santri pergi pulang atau bisa disebut santri kalong karena santri pergi

pulang yang ada di Pondok Pesantren Al-Inaayah basis tempat tinggalnya di

daerah sekitar pesantren dan rata-rata orang tua mereka yang berasal dari desa

Rawakalong mempercayakan anak-anaknya itu untuk bersekolah di Pondok

Pesantren Al-Inaayah ketimbang sekolah umum yang berada di sekitar mereka.

Bisa dihitung banyaknya santri yang ada di Pondok Pesantren Al-Inaayah itu rata-

rata lebih banyak santri pergi-pulang daripada santri yang mukim di Pondok

Pesantren Al-Inaayah yang jumlahnya hanya 300 santri.

Pondok Pesantren Al-Inaayah selain mempunyai program santri pergi-pulang

atau santri kalong mempunyai sistem pendidikan yang mereka terapkan yaitu

mengacu kepada kurikulum Pondok Pesantren Gontor serta mengambil model

kurikulumnya pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta. Di

sini ada perbedaan yang mencolok dari kedua kurikulum pendidikan yang Pondok

Pesantren Al-Inaayah terapkan.55

Pelajaran kitab kuning yang diajarkan di Pondok Pesantren Al-Inaayah yaitu

kitab-kitab kuning seperti Ta’lim Mutaalim, Imriti, Nasoihul Ibad, Kifayatul

54

Dhofier, Zakamakhsyari, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, ...,

hlm.89

55 Ustad H. Usamah, Lc, MA, Selaku Direktur TMII PonPes Al-Inaayah periode ke-2,

Wawancara pribadi, Ponpes Al-Inaayah Rawakalong, 12 Januari 2018 Pukul. 16.30 Wib.

Page 64: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

53

Ahyar, Bulughul Maram dan lain sebagainya. Perkembangan yang dialami

Pondok Pesantren Al-Inaayah dari awal berdiri hingga sekarang khususnya di

bidang pendidikan bisa dikatakan masih terus berkembang sesuai dengan apa

yang berkembang pada zaman sekarang.

Jadi dapat diambil inti penjelasannya bahwa sistem pendidikan yang

diterapkan Pondok Pesantren Al-Inaayah adalah memakai sistem pendidikan

kurikulum pesantren modern yang dipadukan dengan Depag/DikNas dan salafi.

Di sini yang termasuk kurikulum pesantren modern yaitu TMI. TMI adalah salah

satu jenjang pendidikan yang terprogram dan tengah diselanggarakan secara

klasikal. Dengan rentang masa belajar 6 tahun diperentukan bagi siswa dan siswi

lulusan SD atau MI, Kurikulum TMI (Tarbiatul Muallimin Wal Muallimat Al

Islamiah) berbeda dengan kurikulum madrasah tsanawiyah maupun madrasah

Aliyah negeri.

Selain pesantren memiliki sistem pendidikan yang modern, pesantren juga

mempunyai berbagai macam-macam kegiatan ekstrakulikuler, seperti pramuka,

muhadroh, pancak silat, drum band, marawis, memakai 3 Bahasa, Bahasa Arab,

Inggris dan Indonesia. Sedang untuk pendidikan salafinya ada pengajian kitab

kuning, seperti kitab Ta’lim muta’allim dan kitab fiqih.

Dalam pandangan bagian pengajaran TMI Al-Inaayah, Kurikulum yang

dirumuskan di Pondok Pesantren Al-Inaayah ini kurikulum yang Mengambil dari

Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta, kurikulum yang diambil kurikulum paduan

Pondok Pesantren Gontor dan kurikulum Departemen pendidikan dan

Departemen Agama, jadi seratus persen agama dan seratus persen umum, dan

kurikulum salafi atau kitab kuning kita ambil diluar KBM di waktu ba’da sholat

shubuh dan ba’da sholat ashar.56

Kurikulumnya seperti itu, kurikulum yang dari

gontor kita ambil dan kita sesuaikan, seperti pelajaran Bahasa Arab, Muthola’ah,

Tajwid, Mahfudzot, Hadist, Tafssir dan lain sebagainya sedangkan dari

56

Kurikulum dirumuskan yaitu dirapatkan oleh pengasuh-pengasuh seperti pimpinan

pondok, TMI, guru, bagian pengajaran, dan kepala sekolah maka disitulah ada yang namanya

rpp,silabus dan lain sebagainya maka terbentuklah kurikulum di pondok pesantren al-Inaayah.

Kurikulum, serta sasarannya disusun untuk program enam tahun. KH. Asnawi HT, M.Pd I, Selaku

Pimpinan Pondok Pesantren Al- Inaayah Ke-2, Rawakalong Gunung Sindur Bogor, Wawancara

pribadi , Rawakalong, 12 Januari 2018 Pukul 10.00 Wib.

Page 65: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

54

departemen agama, seperti bahasa Indonesia, bahasa inggris, mattimatika,biologi,

fisika, Ipa, Ips, dan laim sebagainya.57

Dengan demikian hubungan sistem TMI dan pola Pengasuhan jelas, terutama

dari segi waktu saja , seperti beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh santriwan

–santriwati tersebut:

Tabel 3.1: Kegiatan santi Al-Inaayah di bagian Kepala Pengasuhan

Santri bekerjasama dengan TMII

Jam Kegiatan pengasuhan dan TMI

04.00-06.00 Tadarus, sholat shubuh berjama’ah dan Muhaddasah

06.00-07.00 Persiapan sekolah dan sarapan

07.00-02.00 KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

02.00-03.00 Makan siang dan istirahat

03.00-04.00 Sholat Ashar jama’ah dan tadarus

04.00-05.00 Olahraga dan Ekstrakulikuler

17.00-18.00 Persiapan ke masjid

18.00-19.00 Sholat Magrib berjama’ah dan Talimul Qur’an

19.00-21.30 Sholat Isya berjama’ah dan belajar malam

21.30-04.00 Istirahat

Sumber Data: Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong

Jadi hubungan kegiatan TMII dan pengasuhan sangat menunjang maka setiap

santriwan-santriwati wajib mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di pengasuhan

dan TMI.58

Di bagian sistem kurikulum TMI terdapat 2 masa periode

kepemimpinan yaitu periode petama atau ketika Pondok Pesantren Al-Inaayah

baru berdiri pada tahun 1991 itu di pimpin oleh Ustad Asnawi, HT, M. Pd.I.

ketika beliau menjabat direktur TMI pertama sistem kurikulum yang dipakai oleh

beliau yaitu menyalin kembali sistem yang ada di Pondok Pesantren Darunnajah

Jakarta baik dari segi kurikulumnya, pelajrannya baik tingkat MTs dan MA serta

57

Drs. KH. Asnawi HT, M.Pd I, Selaku Pimpinan Pondok Pesantren Al- Inaayah Ke-2,

Rawakalong Gunung Sindur Bogor, Wawancara pribadi , di Rawakalong, 12 Januari 2018 Pukul

10.00 Wib. 58

Ustad Farhan Syah, S.E, Selaku Kepala Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Al-

Inaayah Rawakalong, Wawancara pribadi, di Rawakalong, 11 Januari 2018 Pukul. 11.30 Wib.

Page 66: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

55

semua yang ada di sana beliau salin kembali untuk diterapkan ke sistem

pendidikan di Pondok Pesantren Al-Inaayah. TMI periode pertama itu belum

independen masih bersifat tercampur atau masih merangkap banyak jabatan,

selain menjabat sebagai direktur TMI yang pertama beliau juga menjabat 2

jabatan sekaligus yaitu kepala sekolah MTs dan MA karena ketika awal

berdirinya Pondok Pesantren Al-Inaayah gurunya yang menetap di Pondok

Pesantren Al-Inaayah baru 3 guru saja.59

Kemudian di masa kedua periode TMII yang sekarang dipimpin oleh salah satu

anak dari pendiri dan pewakif Pondok Pesantren Al-Inaayah yaitu Ustaz H.

Usamah, Lc, MA. TMI yang di pimpin oleh beliau itu sudah bersifat independen

atau sudah berdiri sendiri naungan karena kepala sekolah MTs dan MA sudah

juga berdiri sendiri naungan bagian sistem pendidikannaya. Di TMI itu

mempunyai program-program khusus yang tidak ada sangkut pautnya dengan

kepala pengasuhan santri dan bagian pengajaran ataupun kepala sekolah baik MTs

dan MA, program khususnya yaitu seperti PPM (Praktek Pengabdian Masyarakat)

di mana yang melaksanakannya itu santri kelas 6 TMI atau santri akhir niha’i.

Mereka diterjunkan langsung ke masyarakat selama 10 hari. Mereka di terjunkan

untuk membantu masyarakat baik dari yang sifatnya pendidikan formal seperti

mengajar Tpa, SD, SMP atau SMA yang ada di sekitar masyarakat, ada juga

sifatnya seperti dakwah mereka di masyarakat harus mengikuti acara-acara

keagamaan seperti ikut tahlilan, maulidan, atau ada salah satu santri yang bisa

ceramah atau bisa khutbah jumat mau tidak mau mereka harus siap melakukannya

dan acara-acara lainnya di masyarakat.

D. Respon Masyarakat Ketika Pondok Pesantren Berdiri

Ketika Pondok Pesantren Al-Inaayah berdiri di Rawakalong tanggapan atau

respon masyarakat terhadapat pesantren terlihat baik dan bagus itu dikarenakan

ada salah satu kompenen bagian yang ada dipondok yaitu TMI yang berperan

andil bagi masyarakat Rawakalong, sebab ada salah satu bagian dari TMI yaitu

bagian santri atau siswa pergi pulang di mana mereka merupakan siswa-siswa

59 Ustad H. Usamah, Lc, MA, Selaku Direktur TMII PonPes Al-Inaayah periode ke-2,

Wawancara pribadi, Ponpes Al-Inaayah Rawakalong, 12 Januari 2018 Pukul. 16.30 Wib.

Page 67: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

56

yang berbasis tempat tinggalnya dekat pondok pesantren atau sekitar lingkungan

Pondok Pesantren Al-Inaayah dari situ kita dapat melihat betapa antusiasnya

mereka memasukan anak-anaknya sekolah ke pesantren karena di lingkungan

mereka ada sebuah lembaga pendidikan Islam yang ada di lingkungan mereka

sehingga mereka percaya pada kami anak-anak mereka dimasukkan ke pesantren

untuk menjadi siswa-siswa Pondok Pesantren Al-Inaayah. Secara garis besarnya

mereka melihat karena posisi rumah atau lingkungan mereka dekat dengan

pesantren jadi mungkin untuk orang tua mereka langsung berpikiran untuk

anaknya itu dimasukan ke dalam pesantren karena memudahkan mereka bolak

balik ke pesantren.

Masyarakat Rawakalong dalam merespon menjadi baik dan bagus ialah di

pesantren ada pengajian yang dikhususkan bagi bapak-bapak dan ibu-ibu sekitar

Pondok Pesantren Al-Inaayah. Pengajian yang ada di Pondok Pesantren Al-

Inaayah biasa dilakukan seminggu sekali yaitu senin siangnya untuk ibu-ibunya di

pimpin langsung oleh Hj. Romelah tapi terkadang pengajian Ibu-ibu suka di isi

pengajiannya oleh Ustad H. Usamah yang tidak lain anak pertama Hj. Romelah.

Pengajian bapak-bapak biasanya dilakukan pada senin malamnya yang

dipimpin langsung oleh H. Muhammad atau pimpinan Pondok Pesantren Al-

Inaayah Ustaz Asnawi. Pengajian yang diadakan oleh Pondok Pesantren Al-

Inaayah bertujuan untuk supaya masyarakat rawakalong memahami Agama Islam

yang baik dan benar serta supaya lebih mendekat diri kepada Allah khususnya

soal ibadah sholat karena sebelum berdirinya Pondok Pesantren Al-Inaayah

masyarakat jauh dengan Agama Islam dan yang anehnya mereka masih heran apa

itu sholat sebab waktu dulu masyarakat Rawakalong masih mempercayai yang

nama datang ke makam keramat atau bisa disebut kepercayaannya animisme dan

dinamisme.

Tetapi sekarang semua apa yang mereka dahulu lakukan pada saat ini

sudah mereka tinggalkan dan sekarang masyarakat Rawakalong sudah sedikit

demi sedikit memahami apa itu yang dinamakan Agama Islam. Masyarakat

Page 68: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

57

Rawakalong sudah rajin sekali melaksanakan solat dan sering mengikuti

pengajian mingguan yang diadakan oleh Pondok Pesantren Al-Inaayah.60

E. Alumni-Alumni Pondok Pesantren

Lulusan Pondok Pesantren Al-Inaayah sudah tersebar di mana-mana ada

yang menjadi tokoh masyarakat di kampung sendiri, Dosen, ada yang menjadi

tokoh masyarakat yang memajukan kampung orang lain, PNS dan banyak profesi

yang dijalani oleh Alumni Pondok Pesantren Al-Inaayah.

Salah satu contoh alumni Al-Inaayah yang sukses ialah ustaz Qomar.

Beliau merupakan alumni angkatan pertama yang masih mengajar di Al-Inaayah

dari tahun 1997 samapai saat ini. Di samping itu beliau juga tokoh masyarakat di

daerah Cipete Jakarta beliau merupakan pengajar dari pelajaran mutholaah,

mahfudzot, dan matematika. Selain mengajar kesibukan beliau diluar sekolar

yang lainnya yaitu mengisi ceramah, ktubah, dan pengajian bapak-bapak dan ibu-

ibu di daerah jakarta. Pesan dari ustaz qomar untuk perkembangan dan kemajuan

pondok pesantren Al-Inaayah yaitu meningkatkan kualitas guru-guru di Al-

Inaayah dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan atau workshop dan memperat

kekompakan antara pimpinan tertinggi pondok pesantren Al-Inaayah yakni

pengurus yayasan Al-Inaayah dengan dewan guru, supaya pondok Al-Inaayah

menjadi lebih maju dan berkembah di masa yang akan datang.61

Selain itu alumni-alumni Pondok Pesantren Al-Inaayah banyak yang

tersebar di berbagai perguruan tinggi nasional seperti UI, UIN, UNPAD, PTIQ,

dan lain-lain juga di sejumlah perguruan tinggi di manca negara seperti di IIU

Islamabad Pakistan, Universitas Khourttoum Sudan, Universitas Antar Bangsa

Malaysia, dan lain-lain.

Jumlah alumni lulusan Pondok Pesantren Al-Inaayah berjumlah kurang

lebih 1000 orang terhitung mulai dari berdirinya Pondok Pesantren Al-Inaayah

pada tahun 1991 sampai pondok masih berdiri dan berkembang hingga saat ini.

60

Ustad H. Usamah, Lc, MA, Selaku Direktur TMII PonPes Al-Inaayah periode ke-2,

Wawancara pribadi, Ponpes Al-Inaayah Rawakalong, 12 Januari 2018 Pukul. 16.30 Wib. 61

Ustaz Sandi Sanry, selaku sekretaris pondok sekaligus Alumni Al-Inaayah angkatan

2012, Wawancara pribadi, di pondok pesantren Al-Inaayah Rawakalong, 20 Mei 2018 Pukul.16.00

Wib.

Page 69: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

58

Sekarang jumlah angkatan yang lulus di Pondok Pesantren Al-Inaayah berjumlah

21 angakatan di mulai dari awal berdirinya Pondok Pesantren Al-Inaayah hingga

sekarang.62

Adapun salah satu wadah yang menaungi alumni Al-Inayaah jika lulus

dari pesantren ialah IKBAL (ikatan keluarga besar Al-Inaayah), fungsi IKBAL ini

selain sebagai wadah alumni-alumni Al-Inaayah yang peduli terhadap pesantren.

ketika ada kegiatan berkaitan tentang pondok misalnya pesantren mengadakan

acara para alumni berantusias dalam mendonasikan biaya untuk acara tersebut

dan bahkan tidak sedikt bantuan donasi dari para alumni yang masuk ke

pesantren, akan tetapi selain donasi ada juga berupa bantuan tenaga,pemikiran,

dan yang lainnya. sehingga dengan bantuan para alumni pesantren menjadi maju

dan berkembang atau bisa di kata dengan istilah alumni besar karena pesantrennya

memang pesantren besar karena alumninya sebab alumni memahami kekurangan

dan kelebihan pesantren makanya alumni tahu segalanya.

Di bab selanjut penulis akan menerangkan tentang perkembangan pondok

pesantren Al-Inaaayah yang meliputi seperti di Bidang Pendidikan, Bidang

Dakwah, dan Bidang Sosial Keagamaan serta peran atau kontribusi pondok Al-

Inaayah terhadap masyarakat Rawakalong.

62

Brosur, Penerimaan Santri Baru Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong, T.A 2017/

2018 Tsanawiyah dan Aliyah, ( dilihat pada tanggal 12 Januari 2018)

Page 70: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

59

BAB IV

PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-INAAYAH

RAWAKALONG

A. Bidang Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu ciri dari pembentukan atau pembangunan

watak (character building) manusia. Untuk menghasilkan watak yang baik,

memiliki mental yang kuat, dan jiwa yang kokoh, harus diperlukan suatu dasar

dan pondasi yang kuat dalam membangun watak tersebut. Al-Qur’an sebagai

sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup bagi umat Islam, yang didalamnya

memuat totalitas prinsip yang berkaitan dengan kehdidupan manusia termasuk

masalah pendidikan.

Lembaga pendidikan pondok pesantren yang ada di Indonesia memiliki

perjalanan sejarah yang cukup panjang sama halnya dengan pendidikan nasional

yang ada di Indonesia. Keduanya memiliki ciri khas masing-masing dalam sistem

pendidikan dan cara metode pengajaran yang diterapakan. Pesantren memulai

pendidikannya dengan menggunakan metode sorogan, akan tetapi dalam

perkembangan selanjutnya tampaklah pendidikan pesantren mulai mengikuti

perkembangan zamannya, yaitu dengan melakukan perubahan didalam sistem dan

metode pendidikan pesantren yang diterapkannya, sehingga didalamnya berdiri

lembaga pendidikan madrasah di lingkungan pondok pesantrern, dengan cara

menyatukan antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu umum.

Membicarakan pendidikan pondok pesantren tidak akan ada kata habisnya

karena disitu kita bisa mengetahui bagaimana peran, fungsi dan kontribusi pondok

pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dan dakwah Islam dalam

mewujudkan masyarakat madani di Indonesia.

Perkembangan Pondok Pesantren Al-Inaayah bisa dikatakan masih terus

berkembang karena kembali kepada dasarnya kami sebagai pesantren Al-Inaayah

ini tidak pernah merasa puas untuk kita sudah sampai titik akhir kita karena walau

bagaimanapun pendidikan yang ada di Al-Inaayah itu kita berusaha untuk

menampilkan atau berusaha untuk memperbarui apa yang ada di dalam pesantren

Page 71: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

60

Al-Inaayah dari mulai segi finansial, dan segi kualitas bahkan kuantitas yang ada

di Pondok Pesantren Al-Inaayah, itupun kami yakin sangat membutuhkan yang

namanya tenaga, biaya, dan semuanya. Pro kontra berkembangannya Pondok

Pesantren Al-Inaayah dalam bidang pendidikan itu sendiri bisa disesuaikan

dengan kebutuhan zaman, kebutuhan santri, dan kebutuhan umat jadi kita

menerima segala bentuk perubahan-perubahan, dari mulai perubahan hal positif

tentunya tapi tidak menghilangkan ciri khas dan etensi pondok pesantren itu

sendiri itu.

Dalam mengembangkan pesantren khusus dibidang pendidikan Al-Inaayah

merupakan pondok yang bisa dikatakan sebagai pondok modern yang dimana ada

satu bagian pendidikan Al-Inaayah yang bisa dibilang modernya pesantren yaitu

TMI (Tarbiyatul Muallimin Wal Muallimat Al-Islamiah) yang mengadopsi dari

sistem pendidikan Darunnajah Jakarta. Di mana sistem pendidikan tersebut lebih

menitikberatkan kepada Bahasa, karena mewajibkan santrinya menggunakan

Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dalam berkomunikasi sehari-hari di pesantren.

Di mana TMI merupakan salah satu badan yang mendukung modernnya

pesantren, kata-kata yang menjadikan modern pesantren itu berasal dari

pencampuran antara pelajaran lokal dengan pelajaran yang berbasis Bahasa Arab

itu dipadukan dengan pelajaran-pelajaran asing seperti Bahasa Indonesia dan

Bahasa Inggris. Setidaknya perkembangan pendidikan yang ada di Al-Inayah

terus mengikuti perkembangan zaman terutama dalam bidang-bidang pelajaran-

pelajaran Negeri seperti pelajaran-pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, IPA, IPS

dan juga Teknologi Informatika.

Adapun yang menjadi arah dan tujuan pendidikan Pondok Pesantren Al-

Inaayah adalah sebagai berikutr:

1. Mendidik kader-kader pemimpin umat yang mampu dan terampil di

tengah-tengah masyarakat.

2. Menyiapkan tenaga-tenaga ahli atau pengajar atau guru di bidang agama

Islam.

Page 72: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

61

3. Melatih dan membina kader-kader pemimpin bangsa atau umat yang

berwawasan nasional, berpengetahuan luas, berbadan sehat, berfikir bebas,

penuh loyalitas, dan bertanggung jawab terhadap agama, nusa, serta bangsa.

4. Menyelenggarakan latihan-latihan dakwah Islamiyah, kepramukaan, seni

budaya, dan ketrampilan lainnya guna untuk mengembangkan potensi dan

bakat yang dimiliki santri.

Sampai saat ini semua tujuan pendidikan pondok pesantren Al-Inaayah sudah

terlaksana, namun hasil yang maksimal baru terealisasi baru pada poin 2 dan 4.

Dalam mengembangkan pendidikannya pondok pesantren Al-Inaayah

menggunakan sistem pendidikan terpadu. Dengan maksud agar kekurangan sistem

yang satu dapat diisi dengan sistem yang lainnya. Tiga sistem yang diterapkan

adalah pendidikan madrasah yang dipadukan dengan nonformal, pendidikan

pesantren salafi serta sains dan teknologi, agar pelaksanaan sistem tersebut

terpadu secara optimal , maka pendidikan dilaksanakan selama 24 jam, dengan

pembinaan atau bimbingan dari guru secara terus menerus.

Pondok pesantren Al-Inaayah menyelaraskan antara pendidikan dan

pengajaran, karena keduanya tidak hanya mengasah daya nalar santri, tetapi juga

membentuk sikap pribadi dalam seluruh hidupnya. Pendidikan pesantren adalah

pendidikan manusia seutuhnya yang mencakup pendidikan lahiriyah maupun

batiniyah yang akan tercermin dalam kepribadian, sikap hidup, dan manfaat santri

bagi manusia serta sekitarnya.63

Jadi perkembangan Pondok Pesantren Al-Inaayah dalam bidang

pendidikan itu adalah pesantren pro aktif dari segi pendidikan sesuai dengan

kebutuhan zaman, sesuai kebutuhan santri, dan sesuai kebutuhan umat. Jadi kita

menerima segala bentuk perubahan-perubahan, dari perubahan hal positif tentunya

tapi tidak menghilangkan ciri khas dan etensi pondok pesantren itu sendiri itu dari

segi pendidikan, lalu dari hal yang inovatif, Pondok Pesantren Al-Inaayah selalu

63

Ustad H. Usamah, Lc, MA, Selaku Direktur TMII PonPes Al-Inaayah periode ke-2,

Wawancara pribadi, Ponpes Al-Inaayah Rawakalong, 12 Januari 2018 Pukul. 16.30 Wib.

Page 73: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

62

melihat perkembangan-perkembangan lembaga pendidikan yang lainnya diluar

pondok pesantren.64

B. Bidang Dakwah

Pengertian dakwah secara etimologis adalah panggilan, seruan, ajakan

yang berasal dari bahasa arab yaitu isim masdar dari kata da’aa-yad’u-

da’wah.Sedangkan menurut istilah, dakwah yaitu setiap kegiatan yang menyeru,

mengajak dan memanggil orang untuk beriman kepada Allah sesuai dengan garis

aqidah, syari’at, dan ahlak Islamiyah.Adapun tujuan utama dakwah adalah

mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang di

ridhoi Allah sesuai dengan segi atau bidang masing-masing.65

Dakwah adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan dan menggunakan

bermacam-macam metode yang dapat dilakukan oleh perorangan, sekelompok

komunitas ataupun masyarakat. Kegiatan ini telah berlangsung sejak dunia belum

berkembang pada saat ini, jelasnya ketika pada zaman Nabi yang pertama yaitu

Nabi Adam hingga sampai sekarang dakwah sudah banyak berkembang.

Pesantren selain sebagai sebuah lembaga pendidikan, pesatren juga

sebagai pusat penyiaran Islam ke masyarakat. Dalam bidang dakwah Pondok

Pesantren Al-Inaayah sangat berperan aktif. Kegiatan yang dilakukan di Pondok

Pesantren Al-Inaayah diantara lain:

1. Dakwah Bil Lisan

Dakwah bil lisan adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah

melalui (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah).66

Dakwah bil lisan yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren Al-Inaayah di

antaranya yaitu:

1) Melalui pengajian majlis ta’lim

64 Drs. KH. Asnawi HT, M.Pd I, Selaku Pimpinan Pon. Pes Al- Inaayah Ke-2, Rawakalong

Gunung Sindur Bogor, Wawancara pribadi , PonPes Al-Inaayah Rawakalong, 12 Januari 2018

Pukul 10.00 Wib 65

Dewan Redaksi Ensklopedi Islam, Ensklopedi Islam cet 3 (Jakarta: Ikhtiar Baru Van

Hoeve, 1994 ), h. 280-281. 66

Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002),

hlm.72

Page 74: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

63

2) Melalui kegiatan tabligh akbar yang diadakan pada hari besar

Islam

3) Dan Praktek Pengabdian Masyarakat

Kegiatan pengajian majlis ta’lim yang diadakan Pondok Pesantren Al-

Inaayah awalnya didirikan oleh Alm.KH.Ahmad Falaq Ibrahim yang tujuan untuk

menyadarkan dan mengislamkan masyarakat Rawakalong karena ketika pondok

belum ada masyarakat sekitar masih mempercaya yang namanya menyembah

benda-benda ataupun makam keramat yang berada di sekitar desa Rawakalong

atau masih percaya agama dinamisme atau aninisme walaupun agama masyarakat

rawakalong sudah agama Islam. Ketika pondok sudah berdiri pada tahun 1991

KH. Ahmad Falaq mempunyai inisiatif untuk mendirikan pengajian buat

masyarakat sekitar yang diadakan di pondok pesantren. Pengajian yang berdiri

awal di pondok pesantren adalah pengajian yang dikhususkan awalnya untuk

kaum ibu-ibu, pengajian tersebut juga turut diresmikan langsung oleh bapak

Camat Gunung Sindur, bapak Lurah Rawakalong, dan bapak RT serta RW

setempat.

Pengajian yang dilakukan Pondok Pesantren Al-Inaayah memang

dipimpin langsung oleh KH. Ahmad Falaq dari awal berdiri pondok pesantren

sampai tahun 2010 dikarenakan KH. Ahmad Falaq pada tahun 2010 dipanggil

oleh sang maha kuasa Allah SWT. Pengajian yang diadakan pesantren itu awalnya

mengajarkan kaum ibu-ibu bagaimana cara sholat, karena pada waktu pondok

belum berdiri orang-orang masyarakat Rawakalong itu jauh dan belum tahu apa

itu agama Islam yang benar maka dari itu KH.Ahmad Falaq beserta istrinya

mengajarkan tata cara wudhu dan sholat yang benar kepada ibu-ibu Rawakalong.

Pengajian ibu-ibu Rawakalong di Pondok Pesantren Al-Inaayah rutin

dilaksanakan pada hari senin siang setelah sholat dzuhur sampai menjelang sholat

ashar.

Setelah pengajian ibu-ibu rutin dilaksanakan, barulah pondok pesantren

juga mengadakan pengajian dikhususkan untuk bapak-bapak desa Rawakalong

yang diadakan pada hari senin malam selasa yang juga turun diresmikan langsung

oleh bapak Camat Gunung Sindur, bapak Lurah Rawakalong, dan bapak RT serta

Page 75: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

64

RW setempat. Pengajian bapak-bapak langsung dipimpin oleh KH.Ahmad Falaq,

sama seperti ibu-ibu pengajian bapak-bapak juga awalnya mengajarkan tata cara

sholat yang benar dan baik serta belajar membaca Al-Qur’an.

Pada saat ini pengajian rutin ibu-ibu dan bapak-bapak masih tetap berjalan

sampai sekarang akan tetapi bukan KH.Ahmad Falaq yang memimpin

pengajiannya lagi melainkan istri beliau yang bernama ustazah Hj. Romelah yang

memimpin pengajian khusus ibu-ibu masyarakat sekitar pesantren. Terkadang

ketika umi Romelah ada halangan atau kesibukan yang lain diluar pondok

pesantren yang menggantikan pengajian ibu-ibu yang anak pertama umi romelah

yaitu ustaz Usamah atau menantu-menantu umi romelah, sedangkan untuk

pengajian bapak-bapak setiap senin malamnya dipimpin langsung oleh pemakaf

sekaligus pendiri Pondok Pesantren Al-Inaayah yaitu H. Muhammad serta saling

bergantian dengan pimpinan Pondok Pesantren Al-Inaayah yang sekarang yaitu

ustad Asnawi untuk memimpin pengajian bapak-bapak sekitar pesantren.

Biasanya pengajian bapak-bapak yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Al-

Inaayah dimulai setelah sholat Isya sampai jam 21.30 wib.67

Selain pengajian yang dilaksanakan pondok pesantren ada lagi

perkembangan pesantren yang lainnya di bidang dakwah yaitu selalu mengadakan

acara Tablig Akbar pada hari besar Islam, contoh Tablig Akbar menyambut hari

lahir Nabi Muhammad SAW yang lebih dikenal masyarakat umum dengan maulid

Nabi Rosulullah SAW atau tablig akbar dalam rangka menyambut ulang tahun

pondok pesantren Al-Inaayah yang ke-25 bertepatan pada tanggal 31 Agustus

2016. Dalam acara Tablig Akbar tersebut Pondok Pesantren Al-Inaayah

mengadakan perlombaan-perlombaan Islami diantaranya yaitu pidato 3 Bahasa

Arab, Inggris dan Indonesia, Qosidahan, Marawis, MTQ dan lain-lainya.

Mengadakan Tablig Akbar itu merupakan salah satu dari dakwah Pondok

Pesantren Al-Inaayah kepada masyarakat luas.

67 HJ. Romelah, Selaku Pendiri dan Pewakaf Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong

Gunung Sindur Bogor, Wawancara pribadi , PonPes Al-Inaayah Rawakalong, 24 Desember 2016

Pukul.17.30 Wib

Page 76: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

65

Perkembangan dakwah yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Inaayah

selain berjalannya pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak, Tablig Akbar dalam

memperingati hari besar Islam ada yang lebih menarik dan mendapat respon yang

baik di masyarakat yakni praktek pengabdian di masyarakat yang dilakukan oleh

santri akhir kelas 6 TMI atau niha’i. Program praktek pengabdian masyarakat di

pesantren Al-Inaayah mempunyai dasar awalnya penggemblengan terhadap santri

yang langsung di kontrol oleh ustad dan ustadzah dalam suatu program yang ada

di pondok yakni program muhadroh (berpidato didepan orang banyak dalam

menggunakan Bahasa Arab, Inggris dan Indonesia). Program ini melatih para

santri untuk bisa tampil percaya diri, dan tidak gugup saat tampil didepan banyak

orang. Kemudian pelaksanaan praktek pengabdian masyarakat diselenggarakan

atas dasar kerjasama antara bagian pengasuhan santri dan TMI di mana para santri

akhir kelas 6 TMI dterjuankan langsung ke masyarakat selama 10 hari yang

dimana daerah tempat praktek pengabdiannya sudah ditentukan oleh pihak

pondok pesantren.

Kegiatan praktek pengabdian masyarakat ini sejenis seperti KKN yang

biasa dilakukan oleh mahasiswa kuliahan, namun kegiatan ini hanya dibatasi

selama 10 hari. Di mana santri-santri tesebut langsung praktek di masyarakat.

Setiap santri ada yang mengajar di pendidikan informal dan nonformal, informal

mereka mengajar di TK atau TPA, SD dan SMP, sedangkan untuk nonformal

mereka mengajar anak-anak kecil mengaji di mushola yang mereka sedang

praktek pengabdian. Praktek pengabdian tersebut merupakan salah dakwah

pesantren untuk masyrakat karena santri tersebut sudak tidak diragukan lagi oleh

masyarakat dalam berdakwahnya di masyarakat sebab para santri tersebut berasal

dari pondok pesantren.

Selain mengajar para santri harus mengikuti kegiatan apa saja yang ada

ditempat pengabdian tersebut misalnya apabila di masyrakat ada pengajian,

tahlilan dan lain-lainya mereka harus mengikuti acara tersebut dan apabila ada

masyarakat yang menunjuk santri untuk jadi imam, khotib, muazin atau yang lain

mereka harus siap karena para santri sebelum diterjunkan langsung ke masyarakat,

Page 77: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

66

mereka sudah di bekali oleh pondok pesantren dengan segala bentuk kegiatan

keagamaan dan dakwahnya.68

Jadi pada intinya perkembangan pondok pesantren Al-Inaayah khusus di

bidang dakwah terhadap masyarakat Rawakalong yaitu pertama dengan

mengadakan pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak di lingkungan pesantren,

mengadakan Tablig Akbar dalam rangka menyambut hari besar Islam, dan

praktek pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh santri akhir Al-Inaayah, itu

semua merupakan bagian dakwah yang dilakukan pesantren terhadap masyarakat

sekitar.

C. Bidang Sosial Keagamaan

Hubungan pondok pesantren dengan masyarakat sekitar sangat berbeda-beda,

sesuai dengan fungsi dan peranan pondok pesantren tersebut serta kegiatan-

kegiatan yang dilakukan.

Pondok Pesantren Al-Inaayah selain sebagai lembaga pendidikan dan

pengajaran, juga sebagai lembaga sosial karena ketika pondok pesantren belum

berdiri awalnya pondok merupakan hutan berantara dan akses jalan pada waktu itu

masih jalan setapak atau jalan kampung saja. Kemudian peran sosial keagamaan

yang dilakukan oleh pesantren terhadap masyarakat yang paling dahulu

diutamakan yaitu dalam soal agama karena waktu itu agama yang mereka percaya

itu sudah Islam akan tetapi mereka masih percaya tradisi nenek moyang dan

kepercayaan yang lain misalnya dengan menyembah benda-benda dan kuburan

kramat atau bisa dibilang animisme dan dinamisme oleh sebab itu peran awal dari

berdirinya pondok pesantren yaitu untuk melurus dan menyadarkan mereka ke

jalan yang diridhoi Allah SWT.

Masyarakat Rawakalong pada tahun 1990 tidak mengenal apa itu sholat

hanya Islam saja di ktpnya, sebab baik perempuan dan laki-lakinya pada waktu itu

tidak banyak orangnya yang mengerjakan sholat. Rata-rata kaum laki-lakinya

ketika pondok belum berdiri kebiasaanya suka berjudi, mabuk-mabukan, dan

68 Ustad H. Usamah, Lc, MA, Selaku Direktur TMII PonPes Al-Inaayah periode ke-2,

Wawancara pribadi, Ponpes Al-Inaayah Rawakalong, 12 Januari 2018 Pukul. 16.30 Wib.

Page 78: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

67

sering main kartu remi atau gaple, sedangkan warga Rawakalong khususnya

perempuan ketika pondok pesantren masih tahap pembangunan, belum menutup

aurat. Tapi dengan ada pesantren Al-Inaayah kegiatan kemusyrikan tersebut sudah

tidak ada dan sudah ditinggal jauh oleh masyarakat Rawakalong, karena

perbuatan tersebut sangat dilarang oleh Allah SWT.

Jadi perkembangan pondok pesantren Al-Inaayah terhadap masyarakat

Rawakalong khususnya dalam bidang sosial keagamaan adalah berhasil dalam

memberantas kemusyrikan yang ada di Rawakalong dengan cara pondok

pesantren mengadakan pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak di lingkungan Pondok

Pesantren Al-Inaayah, dari yang awalnya masyarakat Rawakalong belum

mengenal apa itu sholat hingga sekarang sudah semua warga Rawakalong bisa

mengerjakan sholat. Semua itu merupakan salah satu peran utama Pondok

Pesantren Al-Inaayah dalam soal keagamaan guna memberi pandangan kepada

masyarakat Rawakalong tentang pentingnya mengetahui apa itu agama Islam

yang sesungguhnya dan sekarang masyarakat Rawakalong sudah tahu apa itu

agama Islam yang mereka dahulu sudah percayai sebelum Pondok Pesantren Al-

Inaayah berdiri di Rawakalong.69

D. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Pesantren

Berdirinya dan berkembang Pondok Pesantren Al-Inaayah sampai

sekarang dikarenakan adanya berbagai macam faktor yang mendukungnya. Unuk

mencapai apa yang di cita-citakan oleh para pendiri pondok pesantren serta

menjada keseimbangan pondok pesantren perlu mendapat dukungan dari berbagai

pihak-pihak tertentu, karena dengan adanya dukungan tersebut suatu pondok

pesantren tidak akan dapat berjalan hingga sekarang, Untuk menjadi suatu pondok

pesantren yang sangat besar , setiap pondok pesantren tidak akan lahir dengan

begitu saja, melaikan harus bertahap-tahan proses sedikit demi sedikit dengan

kurun waktu yang begitu lamanya.

69 KH. Asnawi HT, M.Pd I, Selaku Pimpinan Pon. Pes Al- Inaayah Ke-2, Rawakalong

Gunung Sindur Bogor, Wawancara pribadi , PonPes Al-Inaayah Rawakalong, 12 Januari 2018

Pukul 10.00 Wib

Page 79: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

68

Dalam proses berkembangnya Pondok Pesantren Al-Inaayah pasti tidak

selalu menunjuk grafik yang naik terus, melainkan mengalami pasang surutnya

perkembangan oleh karena para pendiri pondok pesantren nampaknya memiliki

peranan yang lain dalam mengatasi pasang surutnya perkembangan di sebuah

pondok pesantren. Ada faktor yang turut andil dalam memperlancar

perkembangan Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong sebagai berikut:

1. Masyarakat Rawakalong

Masyarakat adalah jumlah kelompok manusia yang dalam artinya

memiliki arti seluas-luasnya yang mempunyai keterikat oleh suatu kebudayaan

yang mereka anggap sama, dalam pengertiannya masyarakat sekitar Rawakalong,

misalnya yang pernah belajar di pondok dan menjadi alumninya, dalam hal ini

masyarakat Rawakalong mempunyai peran penting dalam mendukung

perkembangan Pondok Pesantren Al-Inaayah. Adanya peran yang dilakukan

masyarakat Rawakalong ke Pondok Pesantren Al-Inaayah pastinya akan memiliki

dampak yang sangat besar dalam mempengaruhi perkembangan pondok pesantren

misalnya turut mendukung dan berpartisipasi dalam segala kegiatan yang

diadakan Pondok Pesantren Al-Inaayah seperti menghadiri acara Porseka, Milad

Pondok Pesantren Al-Inaayah, kegiatan akhir tahun yaitu wisuda santri, dan

perlepasan santri akhir ke tempat Praktek Pengabdian masyarakat, mereka ikut

turut andil dan aktif dalam segala kegiatan tersebut.

Sebaliknya apabila di masyarakat ada salah satu warga yang

mendapatkan musibah maka diundanglah perwakilan dari pihak pondok

pesantren, misalnya mengikuti acara tahlilan, mengisi ceramah dan khutbah di

mesjid sekitar pondok pesantren, pihak pondok pesantren selalu berpartisipasi

mengikutinya. Itu semua merupakan suatu pengaruh yang sangat besar terhadap

perkembangan Pondok Pesantren Al-Inayah.

2. Pemerintah

Pemerintah dalam hal ini yaitu pemerintah Kelurahan Rawakalong yang

telah mengijikan berdirinya Pondok Pesantren Al-Inaayah serta memberikan ijin

kepada Pondok Pesantren Al-Inaayah untuk mendirikan pengajian majlis ta’lim

yang dikhususkan kepada bapak-bapak dan ibu-ibu. Dalam hal kegiatan yang ada

Page 80: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

69

di pemerintahan desa Rawakalong biasanya turut mengunndang Pondok Pesantren

Al-Inaayah seperti kegiatan memperingati kemerdekaan Indonesia atau 17

Agustusan pihak kelurahan terkadang suka menunjuk pihak pondok pesantren

misalnya santri untuk menjadi petugas menaikkan bendera merah putih di upacara

hari kemerdekaan bangsa Indonesia dan terkadang para santri menjadi pesertanya.

Apabila di lingkungan Rawakalong mengadakan perlombaan 17 agustus pihak

kelurahan terkadang suka mengundang pihak Pondok Pesantren Al-Inaayah.

3. Prestasi-prestasi yang di dapat oleh Pondok Pesantren Al-Inaayah

Kalau membicarakan prestasi-prestasi yang didapat oleh pondok

pesantren sudah tak terhitung pencapaian yang diraih oleh pondok pesantren, baik

perlombaannya umum dan agama. Prestasi-prestasi yang didapat misalnya juara 1

lomba futsal tingkat kabupaten, pramuka pernah sampai Provinsi, sepak bola

pernah juga sampai Provinsi serta ada 3 santri yang mengikuti seleksi pemain bola

se-provinsi, ada juga lomba MTQ, lomba cerdas cermat, lomba pidato dan yang

lainnya.70

Apa yang penulis jelaskan didalam skripsi ini bisa dijadikan sebagai

tolak ukur penulis dalam menjelaskan dan menerangkan skripsi ini tentang

perkembangan pondok pesantren. Apabila dalam penulisan skripsi ini masih

terdapat kekurangan dalam hal menjelaskan mohon dimaafkan khilafannya

penulisan sekian dan terima kasih atas perhatiannya, semoga skripsi ini menjadi

tolak ukur bagaiamana pondok pesantren bisa berkembang maju dalam hal

pendidikan, Dakwah, dan yang lainnya. Selanjutnya penuliskan akan menjelaskan

Bab V tentang penutup dan kesimpulan dalam skripsi ini.

70 Ustad H. Usamah, Lc, MA, Selaku Direktur TMII PonPes Al-Inaayah periode ke-2,

Wawancara pribadi, pondok pesantren Al-Inaayah Rawakalong, 12 Januari 2018 Pukul. 16.30

Wib.

Page 81: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menguraikan, mempelajari, meneliti, berbagai macam

permasalahan dalam penulisan yang berjudul “Sejarah Perkembangan Pondok

Pesantren Al-Inaayah Rawakalong Gunung Sindur Bogor (1991-2012)” akhirnya

penulis pada tahap kesimpulan dari seluruh pembahasan dalam bab sebelumnya,

maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:

1. Pondok Pesantren Al-Inaayah berdiri atas empat bersaudara putra putri H.

Abdullah yaitu; H. Muhammad, Hj. Muhayah, H. Mawardi, dan Hj.

Romelah, yang membeli tanah seluas 5 hektar di desa rawakalong pada

tahun 1983. Untuk mewujudkan niat mendirikan pondok pesantren

timbullah pemikiran di keempat bersaudara putra putri H Abdullah

membangun PonPes Al Inaayah di kampung Pondok Miri Rawakalong

Gunung Sindur Bogor, di atas tanah yang mereka beli pada tahun 1989.

Berdiri tahun 1990 dan tahun 1991 pembangunan selesai tapi hanya

meliputi 7 ruang kelas dan 5 ruang kamar, masjid belum dibangun, aula

belum ada. Mulai tanggal 15 juli 1991 Pondok Pesantren Al-Inaayah

membuka pendaftaran murid baru dengan jumlah murid baru sebanyak 37

orang putra dan putri.

2. Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong telah mampu menumbuhkan

kepercayaan bagi masyarakat sekitar. Dengan berbagai dukungan dan

bantuan dari masyarakat sekitar baik moral dan material, pondok pesantren

Al-Inaayah tumbuh dan masih terus berkembang. Hal ini bisa kita lihat

dari ada berbagai infrastruktur sarana prasarana yang dibuat Al-Inaayah

serta sistem metode pendidikan yang diterapkan. Dengan mengikuti model

pendidikan yang ada di pondok pesantren Gontor dan pondok pesantren

Darunnajah Jakarta yang dipadukan dengan DEPAG dan DIKNAS tanpa

menghilangkan pendidikan Salafi.

Page 82: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

71

3. Dalam hal perkembangan Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong

mempunyai peranan terhadap masyarakat Rawakalong dalam hal

Pendidikan, Dakwah, dan Sosial Keagamaan.

a. Bidang Pendidikan

Pondok Pesantren Al-Inaayah memakai sistem pendidikan yang

bersifat formal dan informal yang mengacu pada sistem pendidikan Pondok

Modern Gontor, dengan mengambil model pendidikan Pesantren Darunnajah

Jakarta yaitu dengan mewajibkan santrinya mengikuti jenjang pendidikan

selama 6 tahun dan memofukuskan Bahasa untuk dipelajari baik Bahasa Arab

dan Bahasa Inggris, dengan memadukan pelajaran madrasah dan pelajaran-

pelajaran Negeri seperti pelajaran-pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, IPA,

IPS dan juga Teknologi Informatika.

b. Bidang Keagaaman

Pondok Pesantren Al-Inaayah mengembangkan Dakwahnya

dengan cara mendirikan Majlis Ta’lim, dan mengadakan praktek pengabdian

masyarakat yang dilakukan santri akhir pesantren. Majlis Ta’lim merupakan

sarana Dakwah yang diberikan pesantren kepada masyarakat, kerena dengan

dakwah orang bisa mengambil ilmu pengetahuan agamanya secara luas dan

dengan adanya santri yang mengabdi kepada masyarakat jadi bisa menegetahui

masyarakat bahwa ada generasi-generasi muda dalam lembaga pendidikan

Islam, jadi masyarakat bisa mengambil ilmu agama secara luas dari para santri

yang mondok di pesantren.

c. Bidang Sosial Keagamaan

Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong dalam perkembangannya di

bidang sosial keagamaan telah berhasil mengIslamkan dan menyadarkan

masyarakat Rawakalong karena ketika pondok pesantren belum berdiri

kemusyrikan di daearah tersebut merajarela baik yang laki-laki suka berjudi,

mabuk-mabukan, dan perempuan belum menutup aurat serta masyarakat belum

tahu apa itu sholat. Sekarang kegiatan kemusyrikan tersebut sudah ditinggalkan

total oleh masyarakat Rawakalong dan masyarakat sekarang lebih mengisi

Page 83: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

72

dengan mengikuti pengajian majlis ta’lim yang diadakan di Pondok Pesantren

Al-Inaayah.

3.Faktor Mempengaruhi perkembangan Pondok Pesantren Al-Inaayah

sebagai berikut:

1. Mayarakat

2. Pemerintah dan

3. Prestasi Santri

B. Saran

Untuk meningkatkan serta memajukan Kualitas dan Kuantitas Pondok

Pesantren Al-Inaayah Rawakalong penulis memberikan saran-saran sebagai

berikut:

a. Sebagai pondok pesantren yang menjadi kebanggaan masyarakat

setidaknya pondok harus berani bertujuaan unuk meningkatkan mutu dan

kualitas pendidikan, lebih teratur, lebih tertib dan lebih disiplin.

b. Sukses selalu dalam mencetak kader-kader alaumni yang berwawasan luas

baik ilmu agama dan umum, berkompeten, sabar dan jujur.

c. Diharapkan ada penelitian lebih lanjut terkait dengan perkembangan dan

kemajuan Pondok Pesantren Al-Inaayah secara baik dan benar.

Page 84: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

73

DAFTAR PUSTAKA

Data Tertulis

Abdurrahman Dudung, Metode Penelitian Sejarah, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,

2007

Affandi Bisri, Pembaharu dan Pemurni Islam di Indonesia, Jakarta, Al-Kautsar,

1999.

Ali Mukti, Beberapa Persoalan Agama Dewasa ini, (jakarta: Rajawali Press,

1987

Brosur, Penerimaan Santri Baru Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong, T.A

2017/ 2018 Tsanawiyah dan Aliyah, ( dilihat pada tanggal 12 Januari

2018)

Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994

Daulay Putra Haidar, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam

di Indonesia, Kencana Prenada Media Group. Cetak Ke-1, 2007.

Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI, Pondok Pesantren dan madrasah

Diniyah; Pertumbuhan dan Perkembangannya, Jakarta: Departemen

Agama, 2003

Dhofier Zamahsyari, Tradisi Pesantren: Study Tentang Pnadangan Hidup Kiyai,

Jakarta LP3ES, 1994.

Durkheim Emile, Sosiologi dan Filsafat, Jakarta: Erlangga, 1991

Faturrahman Pupuh, Alternatif sistem pendidikan terpadu, Bandung:, Tunas

Nusantara , 2000

Gottshalck Louis, Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Susanto (Jakartta: Universitas

Indonesia, Press, 2008

Hafidudun Didin, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Insani Press, 1991

Halim Soebahar Abd, Kebijakan Pendidikan Islam dari Ordonansi Guru sampai

UU Sisdiknas, Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-1 Maret

2013

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: LSIK, 1996

Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Cet. I Jakarta: Rajawali Press, 1996

Page 85: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

74

HS Mastuki, Intelektual Pesantren, Jakarta; Diva Pustaka, 2006

Louis Gottshalck, Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Susanto (Jakartta: Universitas

Indonesia, Press, 2008)

Kartodirdjo Sartono, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metode Sejarah Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama, 1992

Madjid, Nurcholis, Bilik-bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta,

LP3ES ,1994

Mastuhu, Dinamika Sistem Pesantren, Jakarta, INIS, 1994.

Muriah Siti, Metodologi Dakwah Kontemporer, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002

Mustajab, Masa Depan Pesantren: Telaah atas Model Kepemimpinan dan

Manajemen Pesantren Salaf, Yogyakarta: LkiS, Cetakan I: 2015

Nasuhi Hamid, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis, Disertasi),

Jakarta : ceqda, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007

Nizar Samsul, Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di

Nusantara, Jakarta: Kencana Prenada Media Grop Cetakan ke-1,Februari

2013

Rachman Shaleh Abdul, Pendidikan Agama dan Keagamaan: Visi, Misi, dan

Aksi, (Jakarta: PT. Gamawindu Panca Perkasa, 2000)

Ritzer George, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Jakarta : PT

Raja Grafindo Persada, 2011

Sokanto Sooejono, Teori Sosiologi Tentang Perubahan Sosial (Jakarta : Ghalia,

Indonesia, 1983)

Tjandrasasmitha Uka, Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-Kota Muslim di

Indonesia, PT Menara Kudus, 2002

Wahid Abdurrahman, Menggerakkan Tradisi: Esai-Esai Pesantren, Yogyakarta:

LkiS, 2001

Wahid Abdurahman, Penggerak Tradisi, Yogyakarta: LKIS 2001

Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren, Jakarta: Gema Insani Press, 1997

Zarkasyi Abdullah Syukri, Pembaruan Pendidikan Pesantren, jakarta, PT.Raja

Grafindo, 2005.

Page 86: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

75

Sumber Elektronik/Internet

http://www.rawakalong.desa.id/desa-kami/sejarah (diakses, 04 Oktober 2017

Pukul, 14.44 Wib).

Wawancara Pribadi

Wawancara Pribadi dengan Bapak Ayadi, Sebagai Kasi Pelayanan Kelurahan

Rawakalong dan masyarakat sekitar, di Kantor Kelurahan Rawakalong, (

Rawakalong, 26 September 2017 Pukul, 10.56 Wib)

Wawancara Pribadi dengan Hj. Romelah, Selaku Pendiri dan Pewakaf Pondok

Pesantren Al-Inaayah Rawakalong, Pondok Pesantren Al-Inaayah, (

Rawakalong, 24 Desember 2016 Pukul. 17.00 Wib).

Wawancara pribadi dengan Ustaz H. Usamah, Lc, MA, Selaku Direktur TMII

Pondok Pesantren Al-Inaayah periode ke-2, Pondok Pesantren Al-

Inaayah Rawakalong, 12 Januari 2018 Pukul. 16.30 Wib.

Wawancara pribadi dengan Ustaz Farhan Syah, S.E, Selaku Kepala Pengasuhan

Santri Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong, Pondok Pesantren Al-

Inaayah Rawakalong, 11 Januari 2018 Pukul. 11.30 Wib.

Wawancara pribadi dengan Drs. KH. Asnawi HT, M.Pd I, Selaku Pimpinan

Pondok Pesantren Al- Inaayah Ke-2, Rawakalong Gunung Sindur Bogor,

Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong, 12 Januari 2018 Pukul 10.00

Wib

Wawancara pribadi dengan Bapak Nisam, Selaku Tokoh Masyarakat desa

Rawakalong, Wawancara Pribadi, Pos Satpam Pondok Pesantren Al-

Inaayah, 25 Desember 2017 Pukul. 14.00 Wib.

Wawancara pribadi dengan Ustaz Sandi Sanri, Selaku Sekretaris dan Alumni

Pondok Pesantren Al-Inaayah, Wawancara pribadi, di Rawakalong, 21

Mei 2018 pukul.15.30 Wib.

Page 87: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

76

LAMPIRAN

Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong

Lampiran 1 :

Foto Pewakaf dan Pendiri serta Pimpinan Pondok Pesantren Al-Inaayah

Rawakalong 1 dan 2

Page 88: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

77

Lampiran 2 :

Foto Sepanduk Penerimaan Santri Baru Tahun Pelajaran 2018-2019

Lampiran 3 :

Foto Gerbang Masuk Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong Gunung Sindur

Bogor

Lampiran 4 :

Foto Masjid Jami Al-Inaayah Rawakalong Sebagai Tempat Belajar dan Ibadah

Santri PonPes Al-Inaayah Rawakalong

Page 89: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

78

Lampiran 5 :

Foto Gedung Aula PonPes Al-Inaayah sebagai tempat Pertemuan wali santri dan

kegiatan acara santri Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong

Lampiran 6 :

Foto Pos Satpam Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong

Lampiran 7 :

Foto Lapangan Kegiatan sehari-hari Santri Al-Inaayah Rawakalong

Page 90: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

79

Lampiran 8 :

Foto Rumah Kediaman Pimpinan Pondok Pesantren Al-Inaayah Ke-2

Lampiran 9 :

Foto Ruang Kantor Kepala Sekolah Mts Dan Kepala Sekolah Aliyah Pondok

Pesantren Al-Inaayah Rawakalong

Lampiran 10 :

Foto Kegiatan Ekstrakulikuler Marching Band Santri Pondok Pesantren Al-

Inaayah Rawakalong

Page 91: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

80

Lampiran 11 :

Foto Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka Santri Pondok Pesantren Al-Inaayah

Rawakalong

Lampiran 12 :

Foto PORSEKE KE III yang merupakan salah satu kegiatan Tahunan Pondok

Pesantren Al-Inaayah Rawakalong

Lampiran 13 :

Foto Praktek Pengabdian Masyarakat yang merupakan Kegiatan Tahunan

dilakukan Oleh Santri Akhir Kelas 6 TMI/Nihai Pondok Pesantren Al-Inaayah

Rawakalong

Page 92: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

81

Lampiran 14 :

Foto Haul ke-7 ALM. KH. AHMAD FALAQ IBRAHIM, Lc Dan Santunan

Yatim & Dhuafa bersama (Ikatan Keluarga Besar Alumni Al-Inaayah) IKBAAL

di Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong

Lampiran 15 :

Foto Dewan Guru Dan Alumni Angkatan ke-21 Pondok Pesantren Al-Inaayah

Rawakalong

Data Dewan Guru Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong

No Nama Satminkal Jabatan

1 Drs. H. Asnawi, HT.M.Pd.I. MTs Pimpinan

2 H. Aguswati. S.Ag. MTs Guru

3 H. Umar Wildan, S.Ag. MTs Guru

4 Qomar Nurzaman, S.Pd.I. MTs Guru

5 Zainun Nasichah, S.Pd.,M.Pd. MTs Guru

6 Sukron, S.Ag. MTs Guru

7 Suherman Umar Isu, S.H.,M.H. MTs Guru

8 Farhan Syah, S.E. MTs Guru

9 Mohammad Rois Rizwan, S.HI.,M.A. MTs Kamad MTs

Page 93: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

82

10 Irfan Kosasih, S.Pd. MTs Guru

11 Ratna Komalasari, S.H. MTs Guru

12 Jubaidah Sau, S.Pd. MTs Guru

13 Muslim Asbanu, S.H. MTs Guru

14 Rahmawati Tino MTs Guru

15 Hani Rahmania MTs Guru

16 Nur Annisa MTs Staff

17 Ludy Dwi Cahya MTs Staff

18 Rajab Muslim Wijaya MTs Guru

19 Tri Mulyono MTs Guru

20 Fidya Hayya MTs Staff

21 Shafa Hana Kamila MTs Staff

22 Akbar Wijaya Taek MTs Staff

23 Fitriawati MTs Staff

24 Sandy Sanri MTs Guru

25 Moehammad Arief Budiman Isu MTs Staff

26 H. Usamah Lc.MA.IRK. MA Kepala TMI

27 H. Ahmad Nabil, LL.B.Hons.,M.H. MA Kamad MA

28 Purwanto, S.Pd. MA Guru

29 Sholihin Shobroni, S.HI.,M.A. MA Guru

30 Karyati, S.H.I. MA Guru

31 Narsin, S.E. MA Guru

32 Rizka Argafani MA Guru

33 Winda Maulida, S.Pd.,S.E. MA Guru

34 Toufik Hidayat, M.H.I. MA Guru

35 Sumayya Noor, S.H.I. MA Guru

36 Drs. Pepen Efendi MA Guru

37 Rahmat Kurnia MA Staff

38 Nisam Ponpes Keamanan

39 Muhaimin MTs Guru

Page 94: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

83

40 AI TSAMROTUL FUADAH MTs Guru

41 AGRIFA YESHONYA M TA'EK MTs Guru

Data Santri Al-Inaayah Rawakalong Tingkat Mts

Tahun SANTRI Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1991-1992 13 24 37

1992-1993 18 28 46

1993-1994 15 26 41

1994-1995 22 31 53

1995-1996 15 25 40

1996-1997 20 28 48

1997-1998 23 34 57

1998-1999 24 37 61

1999-2000 19 30 49

2000-2001 23 36 59

2001-2002 17 28 45

2002-2003 27 36 63

2003-2004 20 32 52

2004-2005 31 40 71

2005-2006 22 33 55

2006-2007 25 37 62

2007-2008 20 34 54

2008-2009 30 43 73

2009-2010 36 47 83

20010-2011 31 27 58

2011-2012 45 33 78

2012-2013 30 29 59

2013-2014 40 32 72

2014-2015 37 30 67

Page 95: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

84

Data Santri Al-Inaayah Rawakalong Tingkat MA

Tahun SANTRI Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1991-1992 8 13 21

1992-1993 15 21 36

1993-1994 12 19 31

1994-1995 17 20 37

1995-1996 11 13 24

1996-1997 13 20 33

1997-1998 14 26 40

1998-1999 11 19 30

1999-2000 13 23 36

2000-2001 10 15 25

2001-2002 14 18 32

2002-2003 10 17 27

2003-2004 16 19 36

2004-2005 13 15 28

2005-2006 14 17 31

2006-2007 11 15 26

2007-2008 15 22 37

2008-2009 17 24 41

2009-2010 13 16 29

20010-2011 24 15 39

2011-2012 16 17 33

2012-2013 13 21 34

2013-2014 15 23 38

2014-2015 13 25 38

Page 96: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

85

Prestasi Santri Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong sebagai berikut:

1. Medali Emas, Perak dan Perunggu Lomba Silat di PP Darul Rahman (atas

nama: Yusuf Zaenudin, Aufa Rizik, dan Ahmad Fauzn)

2. Juara ke-1 Lomba Futsal Se-Tangsel di PP Jagat Arsy

3. Juara 1 Lomba MTQ Tingkat Kota Jakarta Selatan (atas nama M. Hannan)

4. Juara II Lomba Lentera (Pramuka Putra Gudep 13.015)

5. Juara II Lomba Gagak ke VI Se-JABODETABEK & Banten di Pondok

Pesantren Darul Mutaqien (Pramuka Putri Gudep 13.016)

6. Juara Ke III Pidato Bahasa Inggris Se-JABODETABEK (atas nama Zahra

Nabila Surya Putra)

7. Juara III Story Telling Bahasa Arab Se-JABODETABEK (atas nama Cyka

Anggraini Katili)

8. Juara ke-II Lomba Pidato Bahasa Arab Se-JABODETABEK (atas nama

M.Yasier)

Page 97: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

86

LAMPIRAN

Daftar Pertanyaan Wawancara

Daftar pertanyaan wawancara ini berfungsi untuk menjawab rumusan

masalah pada penelitian yang berjudul “Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren

Al-Inaayah Rawakalong Gunung Sindur Bogor (1991-2012)”. Berikut ini adalah

daftar pertanyaan dan wawancara antara peneliti dengan pihak internal yaitu

dengan Dewan guru dan tokoh masyarakat Rawakalong sebagai berikut:

Pewawancara : M.Aries.Budiman

Responden : Ust Asnawi

Jabatan : Pimpinan Pondok Pesantren Al-Inaayah yang Ke-2

Temapat : Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong Gunung Sindur

Bogor

1. Bagaiaman sejarah berdirinya pondok Pesantren Al-inaayah ini?

2. Dari mana tenaga pengajar pondok pesantren Al-Inaayah berasal?

3. Adakah susunan Organisasi Ponpes Al-Inaayah?

4. Bagaimana perkembangan pondok pesantren Al-Inaayah dari awal berdiri

sampai sekarang?

5. Bagaimana peran pondok pesantren Al-Inaayah dalam bidang pendidikan,

dakwah, dan social terhadap masyarakat rawakalong?

6. Adakah Alumni pondok pesantren yang sangat berpengaruh di daerah

rawakalong?

Page 98: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

87

Pawancara : M.Aries.Budiman

Responden : Hj. Romelah

Jabatan : Pendiri dan Pewakaf Pondok Pesantren Al-Inaayah

Temapat : Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong Gunung Sindur

Bogor

1. Apakah Umi bisa menceritakan secara detail Sejarah berdirinya Pondok

Pesantren Al-Inaayah?

2. Siapakah tokoh-tokoh pendiri Ponpes Al-Inaayah?

3. Bagaimana kondisi sosial keagamaan masyarakat sekitar sebelum dan sesudah

pesantren ini berdiri?

4. Bagaimana kondisi pendidikan masyarakat sekitar sebelum dan sesudah

pesantren ini berdiri?

5. Bagaimana respon masyarakat rawakalong terhadap pondok pesantren Al-

Inaayah?

Page 99: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

88

Pewawancara : M.Aries.Budiman

Responden : Pak Nisam Tokoh Masayarakat Rawakalong

Temapat : Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong Gunung Sindur

Bogor

1. Bagaimana kondisi sosial keagamaan masyarakat rawakalong sebelum dan

sesudah Ponpes Al-Inaayah Berdiri?

2. Bagaimana Kondisi pendidikan masyarakat rawakalong sebelum dan sesudah

Ponpes Al-Inaayah berdiri?

3. Bagaiamana respon masyarakat rawakalong sebelum dan sesudah pondok ini

berdiri?

Page 100: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

89

Pewawancara : M.Aries.Budiman

Responden : Bapak Ayadi Sebagai Staff Bagian Kasi Pelayanan

Kelurahan Rawakalong sekaligus masyarakat sekitar

Temapat : Kantor Kelurahan Desa Rawakalong

1. Bagaimana letak geografis Desa Rawakalong?

2. Bagaimana kondisi sosial keagamaan masyarakat rawakalong sebelum dan

sesudah Ponpes Al-Inaayah Berdiri?

3. Bagaimana Kondisi pendidikan masyarakat rawakalong sebelum dan sesudah

Ponpes Al-Inaayah berdiri?

4. Bagaimana Respon Masyarakat Rawakalong terhadap berdirinya PonPes Al-

Inaayah?

Page 101: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

90

Pewawancara : M.Aries.Budiman

Responden : Ust. Farhan

Jabatan : Kepala Pengasuhan Santri

Tempat : Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong Gunung Sindur

Bogor

1. untuk alumni pesantren Al-Inaayah sudah menghasilkan berapa alumi ya ustad?

2. Sarana dan Prasarana apakah yang tersedia di Pondok pesantren Al-Inaayah?

3. Bagaimana peran pondok pesantren Al-Inaayah dalam bidang dakwah dan

bidang sosial?

4. Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan pondok pesantren Al-

Inaayah?

5. Ada berapa santri yang mukim di pesantren ini mulai berdiri hingga sekarang?

6. Prestasi apakah yang telah di raih oleh Pondok Pesantren ini?

7. Di Al-Inaayah ada berapa kepengurusan organisasi?

Page 102: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

91

Pewawancara : M.Aries.Budiman

Responden : Ust. Asnawi

Jabatan : Direktur TMI Ke-1 Di Pondok Pesantren Al-Inaayah

Temapat : Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong Gunung Sindur

Bogor

1. Bagaimana asal muasal berdirinya TMI ketika ustad pimpin di awal-awal

berdirinya ponpes Al-Inaayah?

2. Dari mulai jenjang pendidikan apa saja yang ada di pesantren Al-Inaayah ini?

3. Kalau untuk pengajar pondok pesantren Al-Inaayah ini lulusan dari mana

aja ustad?

Page 103: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

92

Pewawancara : M.Aries.Budiman

Responden : Ust. Usamah

Jabatan : Direktur TMI Ke-2 Pondok Pesantren Al-Inaayah

Temapat : Pondok Pesantren Al-Inaayah Rawakalong Gunung Sindur

Bogor

1. Bagaiamana perbedaan TMI yang dipimpin ustaz asnawi dengan TMI yang

ustaz pimpin sekarang?

2. Dari mulai jenjang pendidikan apa saja yang ada di PonPes Al-Inaayah ini?

3. Kalau sekarang untuk pengajaran di Pondok Pesantren Al-Inaayah ini lulusan

dari mana saja ustad?

4. Ustad bagaimana perkembangan pondok pesantren Al-Inaayah dalam bidang

pendidikan, bidang dakwah, dan bidang sosial keagamaan dari awal berdiri hingga

sekarang ?

5. Ketika adanya Pesantren adakah Konflik yang terjadi di masyarakat

Rawakalong dan kira-kira bagaimana Penyelesaian konflik tersebut?

6.Yang unik dari Pondok Pesantren Al-Inaayah dengan Pondok Pesantren lainnya

apa Ustaz?

Page 104: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

93

Pewawancara : M.Aries.Budiman

Responden : Ust Sandi Sanry

Jabatan : Sekretaris dan Alumni Pondok Pesantren Al-Inaayah

Tempat : Gedung Sekretaris Pondok

1. Adakah perbedaan Pondok Pesantren Al-Inaayah yang dahulu dengan Pondok

Pesantren Al-Inaayah yang sekarang?

a. Keilmuan

b. Kuantitas para santri

2. Apa pesan Ustad sebagai alumni untuk kemajuan dan perkembangan Pondok

Pesantren Al-Inaayah?

Page 105: SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40669/1/AZHAR... · pembaharuan sekitar awal abad ke-20, Pondok Pesantren belum mengenal

94

Nama : Ahmad Rasyikul Akly

Kelas: kelas 6

Hari, tanggal wawancara : Sabtu, 20 Januari 2018

Tempat : Di Halaman Pondok Pesantren Al-Inaayah

1. Nama adek siapa?

2. Sudah berapa lama mondok di Pondok Pesantren Al-Inaayah?

3. Apa saja yang sudah didapat dari Pondok Pesantren Al-Inaayah ini?

4. Bagaimana pembelajaran yang diberikan di pondok pesantren ini?

5. Berasal dari mana tempat tinggalnya?

6. Bagaimana menurut adek dengan guru/ustad yang ada di Pondok

Pesantren Al-Inaayah ini?

7. Apakah adek aktif dalam ekstrakurikuler atau tidak?

8. Apa harapan adek kepada Pondok Pesantren Al-Inaayah kedepannya?