Sejarah Nasionalisme Pancasila Dan Faktor

4
Sejarah Nasionalisme Pancasila dan Faktor yang Mempengaruhinya Sejarah Nasionalisme Pancasila Nasionalisme Indonesia tidak bisa dan tidak boleh lepas dari Dasar Negara RI Pancasila. Nasionalisme Indonesia yang benar dan kuat hanya terwujud bila dilandasi Pancasila. Bung Karno, Presiden RI pertama, yang pada 1 Juni 1945 menyampaikan pandangannya kepada Badan Penyelidik Usaha nPersiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tentang Pancasila. Beliau katakan bahwa negara Indonesia yang akan kita dirikan memerlukan satu Weltanschauung atau Pandangan Hidup Bangsa. Kemudian beliau menguraikan pandangan yang beliau namakan Pancasila. Bung Karno menyatakan bahwa negara yang kita dirikan harus dilandasi Nasionalisme. Akan tetapi nasionalisme yang kita bangun harus nasionalisme yang tumbuh dalam tamansari internasionalisme, bukan nasionalisme yang sempit dan Chauvinis. Melainkan nasionalisme yang ber-Perikemanusiaan yang adil dan beradab. Selain itu nasionalisme yang kita bangun harus menjunjung tinggi Kerakyatan atau Demokrasi, bukan nasionalisme yang diktatur. Sebab kedaulatan bangsa harus di tangan Rakyat. Nasionalisme juga mengutamakan kesejahteraan yang tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia disertai Keadilan Sosial yang menjadikan Rakyat selalu setia kepada negara dan bangsa. Dan Nasionalisme Indonesia ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan nasionalisme atheis atau sekular. Nasionalisme yang menjunjung

description

sejarah nasionalisme

Transcript of Sejarah Nasionalisme Pancasila Dan Faktor

Sejarah Nasionalisme Pancasila dan Faktor yang Mempengaruhinya

Sejarah Nasionalisme Pancasila

Nasionalisme Indonesia tidak bisa dan tidak boleh lepas dari Dasar Negara RI Pancasila. Nasionalisme Indonesia yang benar dan kuat hanya terwujud bila dilandasi Pancasila.

Bung Karno, Presiden RI pertama, yang pada 1 Juni 1945 menyampaikan pandangannya kepada Badan Penyelidik Usaha nPersiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tentang Pancasila. Beliau katakan bahwa negara Indonesia yang akan kita dirikan memerlukan satu Weltanschauung atau Pandangan Hidup Bangsa.

Kemudian beliau menguraikan pandangan yang beliau namakan Pancasila. Bung Karno menyatakan bahwa negara yang kita dirikan harus dilandasi Nasionalisme. Akan tetapi nasionalisme yang kita bangun harus nasionalisme yang tumbuh dalam tamansari internasionalisme, bukan nasionalisme yang sempit dan Chauvinis. Melainkan nasionalisme yang ber-Perikemanusiaan yang adil dan beradab.

Selain itu nasionalisme yang kita bangun harus menjunjung tinggi Kerakyatan atau Demokrasi, bukan nasionalisme yang diktatur. Sebab kedaulatan bangsa harus di tangan Rakyat. Nasionalisme juga mengutamakan kesejahteraan yang tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia disertai Keadilan Sosial yang menjadikan Rakyat selalu setia kepada negara dan bangsa. Dan Nasionalisme Indonesia ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan nasionalisme atheis atau sekular. Nasionalisme yang menjunjung tinggi kehidupan bermoral sesuai ajaran agama-agama yang ada dalam kehidupan umat manusia.

Sidang BPUPKI menerima dan menyetujui pandangan Bung Karno. Ketika kemudian Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) merumuskan Pancasila maka digunakan beberapa istilah lain dan susunan berbeda dari yang dikemukakan Bung Karno pada 1 Juni 1945, namun pengertiannya tetap sama. Kata nasionalisme diganti dengan Persatuan Indonesia, internasionalisme dengan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Dalam susunan Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi Sila Pertama, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sila Kedua, Persatuan Indonesia Sila Ketiga, Sila Keempat adalah Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat indonesia Sila Kelima. Dasar NegaraPancasila ini menjadi landasan setiap aspek kehidupan Negara Republik Indonesia dan bangsanya.

Nasionalisme Indonesia akan tangguh dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa serta mencapai Tujuan Nasional bangsa selama ia dilandasi Pancasila Dasar Negara.

Faktor yang Mempengaruhi Nasionalisme Pancasila

Faktor dari dalam (Internal)

A. Kejayaan Bangsa Indonesia sebelum Kedatangan Bangsa BaratSebelum kedatangan bangsa Barat, di wilayah Nusantara sudah berdiri kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya, Mataram dan Majapahit. Kejayaan masa lampau itu menjadi sumber inspirasi untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan.

B. Penderitaan Rakyat akibat Politik Drainage(Pengerukan Kekayaan)Politik drainage itu mencapai puncaknya ketika diterapkan sistem tanam paksa yang dilanjutkan dengan sistem ekonomi liberal.

C. Adanya Diskriminasi Rasial Diskriminasi merupakan hal menonjol yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda dalam kehidupan sosial pada awal abad ke-20. Dalam bidang pemerintahan, tidak semua jabatan tersedia bagi kaum pribumi.

D. Munculnya Golongan Terpelajar Pada awal ke-20, pendidikan mendapatkan perhatian yang lebih baik dari pemerintah kolonial. Hal itu sejalan dengan diterapkannya politik etis. Melalui penguasaan bahasa asing yang diajarkan di sekolah-sekolah modern, mereka dapat mempelajari berbagai ide-ide dan paham-paham baru yang berkembang di Barat, seperti ide tentang HAM, liberalisme, nasionalisme, dan demokrasi.

Faktor dari luar (eksternal)

A. Kemenangan Jepang terhadap Rusia (1904-1905)

Kemenangan Jepang dalam Perang Rusia-Jepang telah berhasil mengguncangkan dunia. Kemenangan Jepang tersebut berhasil menggugah kesadaran bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk melawan penjajahan bangsa-bangsa kulit putih.

B. Kebangkitan Nasionalisme Negara-Negara Asia-Afrika

Kebangkitan nasional bangsa-bangsa Asia-Afrika memberikan dorongan kuat bagi bangsa Indonesia untuk bangkit melawan penindasan pemerintahan kolonial. Revolusi Tiongkok (1911) dan pementukan partai Kuomintang oleh Sun Yan Set yang berhasil menjadikan Cina sebagai negara mereka pada tahun (1912)

C. Masuknya Paham-Paham Baru

Paham-paham baru seperti liberalisme, demokrasi dan nasionalisme muncul setelah terjadinya Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis. Hubungan antara Asia dan Eropa menyebabkan paham-paham itu menyebar dari Eropa ke Asia, termasuk ke Indonesia.