Sejarah Kota Surabaya

39
Sejarah Kota Surabaya SEJARAH Sejarah perjuangan arek-arek Surabaya melawan dan mempertahankan kota Surabaya dari jajahan bangsa Ingris, Belanda, Jepang.

Transcript of Sejarah Kota Surabaya

Sejarah Kota SurabayaSEJARAH

Sejarah perjuangan arek-arek Surabaya melawan dan mempertahankan kota Surabaya dari jajahan bangsa Ingris, Belanda, Jepang.

..KATA PENGANTAR..

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

Karena dengan Rahmat dan Hikmat-Nya, kami dapat menyelesiakan Tugas ini. Tugas ini membahas tentang perjuangan Pahlawan Kota Surabaya, untuk mempertahankan Kota Surabaya dari jajahan negara lain.

Kami berusaha menyusun Tugas kami ini semenarik mungkin agar mudah dipahami. Untuk mempudah pemahaman disajikan juga info,dan profil tokoh.

Akhir kata kami mengharapkan dari pembaca untuk memberikan saran demi kesempurnaan dalam tugas ini.

SUASANA GENCATAN SENJATA DI DEPAN GEDUNGINTERNASIO, JEMBATAN MERAH

PADA TANGGAL 30 OKTOBER 1945.

Setelah pertemuan itu hari-hari atau malam hari Mustopo beberapa kali bertemu dengan Mallaby atau stafnya. Mallaby tetap bersikeras menerjunkan pasukannya ke pusat kota. Pernah mereka bertemu dengan kapasitasnya sebagai tentara di Prapatkurung, tidak dapat persetujuan. Pernah juga Mustopo diculik dari markasnya di Gedung HVA diharuskan membebaskan kpara interniran di penjara Kalisosok. Para tawanan asing, termasuk Huiyer, dibebaskan. Dalam keadaan panik Mustopo mengumumkan akan pidato di RRI, menolak kehadiran tentara Inggris di Surabaya. Siang hari sebelum pidato, Mustopo disertai para BKR anak buahnya berkeliling naik kendaraan mengumumkan penolakannya terhadap pendaratan tentara Inggris. Para Arek-arek Surabaya yang sudah merasa merdeka dan punya senjata, dengan berapi-api mendukung penolakan Mustopo. Ketika berpidato di RRI sanja harinya, Mustopo hanya berteriak, “Nica! Nica! (baca nika) Jangan mendarat! Kamu tahu aturan! Kamu tahu aturan, Inggris! Kamu sekolah tinggi! Jangan mendarat!” Tetapi pasukan Mallaby secara beregu maupun berkelompok lebih banyak, dengan senjata lengkap memasuki kota, menduduki tempat-tempat yang strategis seperti: Gedung Internatio (Jembatan Merah), gedung BPM (pertamina Jl. Veteran), Gereja Kristen dan Kantor Polisi di Bubutan, Kompleks SMAN Wijayakusuma, RRI Surabaya Jl. Simpang

(depan rumahsakit yang sekarang jadi Surabaya Plaza), Konsulat Inggris dan Gedung olahraga dayung di Kayun, Rumahsakit Darmo dan sekitarnya, Kantor BAT Ngagel. Dengan keadaan seperti itu Mustopo menganjurkan kepada rakyat Surabaya supaya menghalang-halangi tentara asing itu menduduki bumi Surabaya yang merdeka. Mustopo sendiri lalu mengatur siasat Himitsu senso sen (perang rahasia) dikombinasikan dengan Senga sen (perang kota). Untuk melakukan siasat itu Mustopo pergi keluar Surabaya, singgah dulu ke Markas Besar PRI di Simpangs-club. Di sana diinterogasi oleh pemuda-pemuda PRI antara lain Sumarsono. Menuju keluar Surabaya, Mustopo melalui Wonocolo, memberi instruksi perang kepada kelompok BKR di sana (pabrik kulit Wonocolo), lalu ke Sidoarjo, Krian, Mojokerto, hendak menuju ke Gresik. Di Mojokerto ditawan oleh anggota PTKR Sabarudin, ditawan di Mojosari. Baru tanggal 30 Oktober 1945 dibawa oleh Sabarudin menghadap Bung Karno/Bung Hatta di rumah Gubernur Simpang (Grahadi).

Apa instruksi Mustopo dilaksanakan benar oleh Arek-arek Surabaya di segala lapisan, baik yang masuk organisasi masa seperti PRI, Hisbullah, BPRI, BKR kota, maupun sebagai orang kampung perorangan. Jalan-jalan besar seluruh Kota Surabaya yang pada zaman Jepang tidak pernah dilalui kendaraan (karena kendaraan bermotor hanya untuk berperang), maka kini dirintangi dengan segala barang tak berguna, misalnya batang pohon yang ditebang, almari atau kursi, dan di perempatan jalan selalu berkerumun rayat untuk menghalangi kendaraan asing yang lewat. Selain jalan, juga rakyat banyak tadi mengepung tempat-tempat yang diduduki oleh pasukan Inggris yang jumlahnya hanya beberapa regu saja. Karena tegang, kemudian tidak lagi ada kesabaran, terjadilah tembak-menembak antara rakyat Surabaya yang mengepung gedung, dengan seregu-empat regu pasukan Inggris yang di gedung. Alioran listrik dan air dimatikan. Meskipun pasukan Inggris dilengkapi dengan senjata hingga timbul kurban di antara rakyat yang mengepung, tapi mati satu tumbuh seribu. Pengepungan rakyat tidak bakal surut. Selama tiga hari (27-28-29 Oktober) terkurung di gedung, tentara Inggris tentu tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Peluru habis, makan habis, minta pertolongan lewat udara tidak mungkin, lari lewat darat juga tidak mungkin lagi. Sebentar lagi pasti hancur. Dendam rakyat Surabaya tidak bisa dibendung. Misalnya di Gedung RRI yang tingkat dua. Semula dengan senjata otomatis pasukan Inggris (kebanyakan sewaan dari India yang disebut Gukha) bisa membunuh rakyat yang berkerumun di depan gedung, ditembaki dari tingkat dua. Namun akhirnya rakyat yang dibantu oleh Polisi Istimewa, dapat membakar gedung RRI itu dari tingkat bawah. Tentu tentara Gurkha yang di tingkat dua akan terbakar juga. Mereka terpaksa lari keluar lewat ruang bawah yang terbakar. Yang selamat bisa melintas diterima oleh rakyat yang sudah terlalu banyak menderita korban jiwa. Jadi mereka yang lari dari gedung juga langsung saja dibunuhi.

Tanggal 28 Oktober 1945, baru dikurung dua hari saja, pasukan Inggris bisa dipastikan akan hancur seluruhnya. Brigadir Mallaby jadi was-was. Dia harus menghentikan kehancuran ini. Kepada siapa harus minta tolong? Minta tolong berdamai dari pihak pemerintah Surabaya tidak mungkin. Satu-satunya jalan minta tolong ke markas pusatnya di Jakarta.

Minta dikirimkan orang yang bakal dipatuhi oleh Arek-arek Surabaya. Siapa? Setelah dirunding-runding, akhirnya jatuh pilihan mendatangkan Presiden Sukarno. Padahal pasukan Sekutu pemenang perang belum mengakui adanya proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tapi akhirnya memenuhi permintaan Mallaby, mereka meminta Presiden Sukarno mendamaikan pertempuran di Surabaya. Kabar kedatangan Presiden Sukarno sudah diumumkan. Tapi rakyat Surabaya sudah tidak mau lagi percaya dengan janji-janji orang Inggris. Sudah beberapa kali sebelum tembak-menembak di Surabaya, patinggi bangsa Indonesia di Surabaya berunding dengan pihak Mallaby, sudah disepakati sesuatu, tapi kemudian dilanggar. Maka kabar bakal datangnya Presiden Sukarno juga harus diwaspadai. Radio Pembrontakan Rakyat Surabaya dengan suara Bung Tomo yang selalu memantau perkembangan pertempuran bersuara keras, para pemuda di Lapangan Terbang Morokrembangan harus sigap. Kalau yang turun bukan Presiden Sukarno, harap ditembak saja dengan penumpangnya yang lain.

Ternyata betul. Yang datang Bung Karno diikuti Wakil Presiden Mohamad Hatta, dan Menteri Penerangan Amir Syarifuddin. Turun dari pesawat mereka disambut oleh pemuda, dinaikkan kendaraan, dibawa lari masuk kota dengan bendera Merah-Putih selalu dikibarkan di konvoi mubil. Waktu itu Kota Surabaya sedang hujan peluru, dan jalan-jalan besar dihalangi baik oleh barang, maupun gerombolan pemuda. Namun rombongan Presiden Sukarno bisa dilarikan ke rumah Residen Sudirman di Van Sandicctstraat (Jl. Residen Sudirman). Di sana diberi laporan dulu oleh pihak pemerintah Indonesia.

Baru keesokan harinya berunding dengan Mallaby di rumah dinas Gubernur (Grahadi). Sebelum Mallaby tiba, datang dulu Drg. Mustopo yang digiring oleh Sabaruddin. Oleh para petinggi negara, antara lain Wakil Presiden Moh. Hatta, Mustopo dianggap sebagai pemicu pertempuran dengan pasukan Inggris di Surabaya. Perbuatan yang salah. Makanya langsung dipecat dari jabatannya oleh Presiden Sukarno.

Hasil perundingan dengan Mallaby, harus secepatnya diumumkan gencatan senjata. Pengumuman tadi harus segera disiarkan. Di siarkan lewat mana, wong RRI Simpang sudah terbakar hangus? Akhirnya diumumkan lewat siaran Radio Pemberontakan Rakyat Surabaya Jalan Mawar 10. Bung Karno dan Mallaby bersama staf pergi ke sana untuk mengumumkan gencatan senjata.

Baru keesokan harinya (30 Oktober) diadakan perundingan yang mengatur jalan tugasnya Mallaby mengangkut para tawanan keluar Surabaya. Perundingan diadakan di Kantor Gubernur. Harus menunggu kedatangan Panglima Divisi India 23, Mayor Jendral D.C.Hawthorn, atasan Mallaby. Hawthorn tiba dengan pesawat dari Jakarta jam 09.15.Sementgara itu para pemuda Surabaya berdemonstrasi di depan tempat berunding, mereka dengan gagah mengendarai tank rampasan dari Jepang, berputar-putar tak berhenti di depan bekas gedung Kenpeitai yang sudah menjadi gedung PTKR. Arek-arek Surabaya saat itu sebagai pihak yang menang perang!

Diperoleh hasil, bahwa pasukan Mallaby diperbolehkan mengangkut tawanan dengan mobil-mobil pasukan Inggris dari segala tempat tawanan

(tawanan bangsa Eropa terbanyak di Rumah Sakit Darmo, sedang prajurit Jepang di Jaarmarkt (Hitech Plaza) dan Penjara Koblen. Jalan-jalan besar yang akan dilalui mobil angkutan harus dibuka lebar. Untuk mengawasi penyelenggaraan itu maka dibentuk Kontak Biro, yaitu yang terdiri dari petinggi pasukan Inggris dan petinggi pemerintah Kota Surabaya. Anggota Kontak Biro (Contact Bureau) Inggris adalah: Brig. AWS Mallaby, Colonel LPH Pugh, Mayor M.Hodson, Capt. H.Show, Wing Commander Groom. Dari Indonesia: Sudirman (Resident), Dul Arnowo, Atmadji, HR.Mohammad, Sungkono, Suyono, Kusnandar, Ruslan Abdulgani, T.D.Kundan.

Jam 13 Kontak Biro sudah selesai disusun, ditandatangani oleh Hawthorn dan Presiden Sukarno. Karena Kontak Biro sudah terbentuk, tinggal pelaksanaannya saja, maka Mayor Jendral D.C.Hawthorn dan rombongan Presiden Sukarno meninggalkan tempat terbang kembali ke Jakarta.

Kontak Biro terus berunding, akan bekerja menurut aturan yang ditetapkan. Rencana bekerja selesai jam 16.30. Waktu itu di sana sini masih terdengar tembak-menembak..Maka harus dicegah. Gencatan senjata harus dilaksanakan. Maka para perunding langsung bekerja akan mendatangi tempat yang masih terdengar tembak-menembak. Yaitu yang pertama di Jembatan Merah. Dengan beberapa mobil dari depan gedung Gubernur tempat mereka berunding, mereka menuju pertama kali ke Jembatan Merah. Waktu melalui jalan Societeitstraat (Jl. Veteran), rombongan mobil sering dihadang oleh pemuda-pemuda Surabaya yang memprotes mengapa harus gencatan senjata, wong kita menang. Tentara Inggris harus meninggalkan gedung, agar aman. Mendapat hadangan begitu gaanti-berganti Dul Arnowo dan Residen Sudirman memberikan penerangan tentang pentingnya gencatan senjata. “Ya, tentara Inggris harus meninggalkan gedung, baru aman!”Gedung Internatio di sebelah barat lapangan Jembatan Merah, diduduki tentara Inggris. Mereka dikurung oleh rakyat Surabaya, tapi masih saja melawan. Maka rombongan mobil Kontak Biro melalui Herenstraat (Rajawali) mendekati gedung Internatio. Berhenti di pertiga depan gedung. Hanya mobil Mallaby yang menuju depan gedung. Di sana, komandan pasukan Inggris Mayor Venu Gopal (Gurkha) keluar di teras, bercakap-cakap dengan Mallaby. Setelah itu, Mallaby dengan mobilnya berangkat lagi ke utara, lalu belok ke timur melalui Willemplein Noord (jalan sebelah utara lapangan) menuju Jembatan Merah. Sepanjang perjalanan dikerumuni para pengepung gedung Internatio, minta supaya tentara Inggris angkat kaki dari gedung. Sampai di ujung barat Jembatan Merah bertemu lagi dengan rombongan mobil dari Kontak Biro Indonesia. Permintaan rakyat kian ramai, sehingga rombongan sulit berjalan. Maunya meneruskan misi ke daerah Kembangjepun yang juga masih terdeengar tembak-menembak. Tetapi karena penuh sesak dikerumuni rakyat, para pihak Kontak Biro berunding di tempat. Akhirnya Mallaby setuju mengutus stafnya datang ke gedung, untuk membicarakan hal meninggalkan gedung. Yang diutus Kapten Show, perwira penyelidik yang sudah beberapa kali ikut berunding dengan pihak Indonesia. Kepergian Kapten Show akan diikuti oleh utusan dari Indonesia. Dipilih HR.Mohammad, yang berpakaian tentara dan yang paling tua. Untuk mengetahui bahasa

mereka di gedung, pihak Indonesia menyertakan TD.Kundan (warga Surabaya keturunan India) sebagai jurubahasa. Ketiga orang tersebut menyeberangi taman Willemplein (Taman Jayengrono), lalu masuk ke gedung. Namun belum sampai 15 menit, terlihat TD Kundan lari keluar dari gedung, dan menyuruh orang bertiarap atau berlindung. Akan ada tembakan. Belum jelas teriakan TD Kundan, ternyata benar terdengar rentetan tembakan dari dalam gedung. Maka gemparlah pengepung gedung di lapangan. Termasuk para anggota Kontak Biro Indonesia. Mereka pada menyelamatkan diri, kebanyakan terjun ke Kalimas, dan menyeberang ke sebalah timur. Karena sudah berunding begitu lama (dari pagi sampai magrip) dengan akhir begitu, para petinggi Kontak Biro Indonesia tidak bertemu lagi malam itu, masing-masing pulang sendiri-sendiri. HR. Mohammad masih terkurung di dalam gedung. (Baru keesokan harinya dilepas oleh tentara Inggris di gedung itu). Keesokan harinya (31 Oktober 1945) mobil Mallaby ditemukan hancur di tempat, Dan Brigadir Mallaby tewas di dalamnya. Konon ditemukan oleh Dr. Sugiri, dan dibawa ke Rumah Sakit Simpang Surabaya.

Hari Rabu 31 Oktober 1945, Jendral Christison selaku Panglima Tentara Sekutu untuk Asia Tenggara mengeluarkan pengumuman yang mengandung ancaman (Warning to Indonesian), Presiden Sukarno mendapat perintah untuk datang jam 11 di Markas Besar Jendral Christison di Jakarta. Diberi tahu bahwa Brigadir AWS Mallaby telah dibunuh secara keji sekali, ketika menjalankan tugas berunding dengan pemimpin extremis Indonesia (Kantor Berita Belanda ANP). Dul Arnowo memberikan laporan berdasarkan kenyataan. Malam itu juga Presiden Sukarno berpidato melalui radio, menyesalkan kejadian tersebut. Dalam pidatonya antara lain mengemukakan: Surabaya merupakan satu kekuatan nasional kita. Di Surabaya TKR tersusun sangat baik. Pemuda dan kaum buruh telah membentuk persatuan-persatuan yang sangat teguh.

GENCATAN SENJATA YANG DI SAKSIKANOLEH PRESIDEN SOEHARTO DI DEPAN KANTOR

GUBERNUR JAWA TIMUR

PARA

ANGGOTA KOMISI KONSULERDAN ROMBONGAN DENGAN DI ANTAR OLEH

DR.MUSTOPO

PANGLIMA BESAR SUDIRMANDAN MAYJEN URIP MENYAKSIKAN

LATIHAN PERANG

DI ANTARA PARA PEJUANGKEMERDEKAAN YANG MENYAKSIKAN

DETIK-DETIK PROKLAMASI DI GEDUNG PROKLAMASI,JAKARTA.

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia diumumkan di Jakarta jam 10 pagi. Beritadengan kode morse diterima di kantor berita Domei (Jl. Pahlawan 29) jam 11 pagi. Berita sempat diralat bahwa kejadian proklamasi itu tidak benar. Tapi orang Indonesia yang bekerja di Domei kadung membaca yang sudah diketik huruf ABC. Domei merupakan kantor berita yang menyuplai berita-berita ke suratkabar Suara Asia (Jl. Pahlawan 31), suratkabar sore di Jawa Timur. Meskipun sudah disensor oleh redaksi bangsa Jepang, ada juga yang menyelundupkan berita proklamasi tadi ke Suara Asia. Yang bekerja di Domei antara lain: Yacob (morsis), RM Bintarti, Sutomno (Bung Tomo), Astuti Askabul (kemudian jadi isteri A.Azis dan pemilik Surabaya Post). Yang bekerja di Suara Asia: Mohamad Ali (adik Imam Supardi, kemudian pemilik Panjebar Semangat). Oleh Suara Asia dibikin selebaran, disebar di tempat-tempat tempelan Suara Asia di seluruh Jawa Timur. Disiarkan dalam warta berita bahasa Madura oleh Radio Hoshokyoku Surabaya tanggal 18 Agustus 1945 jam 19.00 waktu Tokyo. Yang bahasa Indonesia baru tanggal 19 Agustus 1945.

UPACARA PEBGIBARAN SANG SAKAMERAH PUTIH UNTUKPERTAMA KALINYA.

PARA PENGUNGSI TIBA DI MALANGPADA TAHUN 1946

ANGGOTA-ANGGOTA ALRIDI FRONT JAWA TIMUR

PEROBEKAN BENDERA MERAH PUTIH BIRUMENJADI MERAH PUTIH

BARISAN LASKAR DALAM PAWAI KEMERDEKAAN MENYAMBUT PROKLAMASI DI TRIBUNE KEHORMATAN YANG SANGAT SEDERHANA DIDEPAN GEDUNG

PROKLAMASI JL.PEGANGSAAN TIMUR 56,JAKRTA(18 AGUSTUS 1945)

SERANGAN TENTARA SEKUTU DARI UDARADI SEPANJANG JALAN BUBUTAN

PEJUANG-PEJUANG SEDANG BERGERILYA MENGADAKAN PENGHADANGAN DI DAERAH BUKIT DAN HUTAN

DI DAERAH MOJOSARI,MOJOKERTO

19 SEPTEMBER 1945 ADALAH HARI INSIDEN BENDERA HOTEL YAMATOMASYARAKAT SURABAYA YG MARAH MEROBEK BAGIAN BIRU

DAN BENDERA BELANDA YG TELAH DI NAIKAN DAN MEMBIARKAN‘‘MERAH PUTIH‘‘ NYA BERKIBAR BEBAS

SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IXPADA KONGRES PEMUDI DI YOGYAKARTA

RAPAT RAKSASA MENYAMBUT HONGIG PEMDA DI ALUN-ALUN YOGYAKARTA

(10 NOVEMBER 1945)

PANGLIMA BESAR SOEDIRMAN DENGAN DI DAMPINGI MAYJEN DR.MUSTOPO MENGADAKAN INSPEKSI

PADA PASUKAN DARI DEVISIP YANG AKANDI BERENGKATKAN KE FRONT (DESEMBER 1947)

KORBAN-KORBAN KEGANASAN PENGHIANATAN PEMBERONTAKANPKI MUSO DI SEKITAR MADIUN (SEPTEMBER 1948)

PRESIDEN SOEKARNO MEMBERIKAN AMANAT PADA SIDANG PLENO KNIP DI MALANG (25 FEBRUARI 1947)

RAMAH TAMAH ANTAR PRAJURIT TNIDAN RAKYAT MERUPAKAN KUNCI SUKSES

SUASANA PEMAKAMAN PARA PAHLAWAN KORBAN PERTEMPURAN BRIMOB-BELANDA DI PRONOJIWO,LUMAJANG SEKITAR OKTOBER 1947

DEVISI DISERAHKAN DALAM UPACARA HARI ANGKATAN PERANGYANG PERTAMA DI ALUN-ALUN YOGYAKARTA

(5 OKTOBER 1946)

DEFILE T.R.I DI ALUN-ALUN YOGYAKARTA PADAUPACARA HARI ANGKATAN PERANG YANG PERTAMA

(5 OKTOBER 1946)

SURABAYA BANGKIT MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA, DGN MEMPERTAHANKAN APA ADANYA MEREKA MENGGEMPUR

PASUKAN SEKUTU (PERISTIWA 10 NOV 1945)

KEGIATAN JAWATAN POS DAN TELEGRAF PASAR BARU JAKARTA (JUNI 1946)

RANGKAIAN INSIDEN TUNJUNGAN BERUPA:PEROBEKAN BENDERA MERAH PUTIH BIRU OELH PEJUANG DIFRONT

SURABAYA,TANGGAL 19 SEPTEMBER 1945

KEBAKARAN TERJADI DI PELABUHAN TANJUNG PERAK & SEKITARNYAMEWARNAI PERTEMPURAN MELAWAN TENTARA SEKUTU

(PERISTIWA 10 NOVEMBER 1945)

OPHOAL BURG (JEMBATAN GANTUNG)DI PETEKAN, SURABAYA

KORBAN BERJATUHAN DAN KERUSAKAN TERJADI DI BEBERAPA TEMPAT DI DALAM KOTA SURABAYA, AKIBAT PERTEMPURAN ANTARA

PEJUANG DENGAN PASUKAN SEKUTU(PERISTIWA 10 NOVEMBER 1945),SURABAYA

AREAL BENGKEL TEKNIK KOTAMANYA SURABAYASEKARANG BERDIRI GEDUNG DPRD TINGKAT 1 JAWA TIMUR

KALIMAS WESTERKADE, TEMPAT BERSANDARSEBELAH BARAT,KALIMAS

BERSANDAR SEBELAH TIMUR

GEDUNG SOERABIASCH HANDEL BLOD YANG SEKARANG DITEMPATI OLEH MEMORANDUM

LIBERTY DLL,TERLETAK DI JL.PAHLAWAN,SURABAYA

TEMPAT TINGGAL RESIDEN BELANDASEKARANG MENJADI GEDUNG NEGARA GRAHADI

JL.PEMUDA,SURABAYA

GEDUNG HSA (HANDEL SVERENIGING AMSTERDAM)DI KOMEDIUPTEIR LKNI GEDUNG

DITEMPATI PTP XXIV-XXVDI JL.MERAK,SURABAYA

PAHLAWAN KEMERDEKAAN NASIONAL:

YANG TERDIRI DARI:

1. LETNAN JENDRAL URIP SUMOHARJO

URIP SUMOHARJO ketika masih anak-anak ,ia dikenal sebagai Muhammad Sidik. Ketika belajar di OSVIA atau sekolah pegawai calon pemerintah (pangreh praja) pribumi di Magelang, ia berubah haluan. Ia ingin menjadi tentara. Oleh karena itu , ia memasuki

sekolah militer di Jatinegara,Jakarta. URIP SUMOHARJO yang dilahirkan di Purworejo pada tanggal 23 Februari 1893 itu berhasil menyelesaikan pendidikannya sebagai perwira teladan. Dinas Tentara KNIL dimasuki yang memberinya pangkat Letnan Dua. Meskipun ia telah menjadi tentara KNIL perhatiannya terhadap masyarakat tidak berkurang. Bagi perwira KNIL bumiputera, Urip dianggap sebagai panutan dan sesepuh.

Setelah proklamasi kemerdekaan dirasakan kebutuhan tentara nasional. Untuk itu, bekas perwira PETA dan KNIL ditarik memasuki jajaran Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yg semula dinamakan BKR (Badan Keamanan Rakyat).sebagai kepala staf, ia harus membenahi TKR hingga menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).Akibat Perjanjian Renville, pada tahun 1948 Urip mengundurkan diri dari jabatan Kepala Staf Angkatan Perang.Meskipun demikian , pemerintah mengangkatnya sebagai penasihat militer Presiden.Jabatannya itu diembannya hingga tutup usia pada tanggal 17 November 1948.jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki,Yogyakarta. Letnan Jendral Urip

Sumoharjo bersama dengan Jendral Sudirman diakui sebagai Bapak Angkatan Perang Republik Indonesia.

2. JENDRAL SUDIRMAN.

Tubuhnya yang kurus akibat penyakit paru-paru yang diidapnya tidak mematahkan semangat juangnya. Itulah Panglima Besar Jendral Sudirman yg dilahirkan di Bodas Karangjati, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah pada tanggal 24 Januari 1916. Keterlibatannya

dala perjuangan fisik untuk mempertahankan kemerdekaan memiliki sejarah yang panjang. Setamat sekolah dasar di Purwokerto, ia meneruskan pendidikannya di Taman Siswa dan Sekolah Guru Muhammadiyah namun tidak tamat.Sudirman kemudian mengajar di salah satu sekolah Muhammadiyah di Cilacap,sekaligus aktif di organisasi tersebut. Di samping aktif dlm organisasi itu , Sudirman masih meluangkan waktu untuk mengikuti gerakan kepanduan dengan disiplin organisasi yang keras.

Ketika Letnan Kolonel Isdman, Komandan Resimen Banyumas, gugur dalam pertempuran melawan tentara Inggris dan sekutu, Kolonel Sudirman turun langsung ke medan pertempuran Ambarawa . Kehadiran Kolonel yang berkharisma itu memberi semangat baru kepada pasukan TKR. Di bawah kepemimpinannya, TKR berhasil menghalau pasukan Inggris dari Ambarawa setelah pertempuran sengit selama empat hari. Pertempuran itu kemudian di kenal sebagai ‘‘Palagan Ambarawa‘‘. Pada tanggal 12 November 1945,dalam konperensi TKR di Yogyakarta, Sudirman diangkat sebagai Panglima Besar TKR sedangkan Kepala Stafnya dipilih Oerip Soemoharjo.Walaupun keadaan kesehatannya terganggu , ia mampu bergerilya masuk hutan dan mendaki gunung selama 7 bulan. Strategi militer dan diplomasi sangat jitu untuk memaksa belanda mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Penyakitnya makin parah karena tidak tersedianya obat dan makanan yang memadai selama perang. Setelah perang berakhir, ia jatuh sakit meskipun kepemimpinannya sangat dinantikan seluruh jajaran militer. Jendral Sudirman wafat di Magelang pada tanggal 29 Januari 1950 dan jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.

3. KYAI HAJI FACHRUDDIN (PAHLAWAN PERGERAKAN NASIONAL)

Pendidikan agama yang mendalam tidak akan menjauhkan seseorang dari masyarakat tetapi malahan mendorongnya untuk lebih giat dalam pengabdiannya. Hal ini di alami oleh Muhammad Jazuli yang kemudian lebih dikenal dengan nama Haji Fachrudin. Fachrudin yang dilahirkan di Yogyakarta

pada tahun 1890 mendapat pendidikan agama dari ayahnya haji Hasyim. Kemudian ia belajar dari beberapa ulama terkenal di daerah Jawa Tengah &Jawa Timur sampai akhirnya menimba ilmu keagamaannya dari kota suci Mekkah selama delapan tahun.

Tenaga dan pengabdiannya tidak hanya dalam lingkup organisasi tetapi juga bagi umat islam secara keseluruhan. Pada tahun 1921 ia diutus ke Tanah Suci untuk meneliti keadaan jemaah haji di sana, Jemaah haji dari Indonesia pada masa itu sering mendapat perlakuan yang kurang baik. Kesibukannya itu menyebabkan dia kurang memperhatikan kesehatannya. Menjelang Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada tahun 1929, ia jatuh sakit dan meninggal dunia dengan tenang pada tanggal 27 Februari 1929. Jenazahnya dimakamkan di Pakuncen, Yogyakarta.

4. ABDUL HALIM PERDANA KUSUMAAbdul Halim Perdana Kusuma lahir di kota Sampang,Pulau Madura, pada tanggal 18 November 1922. Setelah menyelesaikan pendidikan HIS dan MULO, ia meneruskan pendidikannya ke Sekolah Pamongpraja di magelang, namun tidak tamat. Bersama dengan Iswahyudi, Halim Perdana Kusuma di tunjuk menjadi wakil AURI pada

Komandemen Tentara Sumatra untuk membangun Angkatan Udara di Sumatera pada tahun 1947. Selain itu, mereka juga mendapat perintah untuk memperoleh senjata dari luar negri.

Sepulang menjalankan tugas negara dari Thailand pesawat yang dikemudikannya bersama Iswahyudi mengalami kecelakaan di Tanjung Hantu, Malaysia, tanggal 14 Desember 1947. Abdul Halim Perdana Kusuma gugur dan dimakamkan di Lumut, Malaysia. Pada tahun 1975 jenazahnya di pindahkan ke Taman Makam Pahlawan

Kalibata, jakarta. Pemerintah Indonesia menganugrahinya gelar Pahlawan Nasional. Namanya juga di abadikan untuk nama lapangan terbang di jakarta.

5. DR. MUWARDIMuwardi lahir di Pati pada tahun 1907. Ia lulusan Sekolah dokter Bumiputera (STOVIA) Jakarta dan kemudian memperdalam pengetahuan kedokterannya dengan mengambil spesialis THT (Telinga Hidung dan Tenggorokan).Pada waktu masih mahasiswa,ia tergabung dalam organisasi Jong Java dan juga Indonesia Muda. Ia juga menjadi ketua Barisan

Pelopor Jakarta pada masa pendudukan Jepang. Menjelang kemerdekaan, ia di tunjuk menjadi Barisan Pelopor seluruh jawa. Ia juga menjadi salah satu saksi langsung lahirnya Indonesia karena ia turut memberikan sambutan setelah pembacaan proklamasi oleh Soekarno-Hatta.

Situasi politik yang memanas di Jakarta pada tahun 1946 menyebabkan kegiatan barisan Pelopor dialihkan ke kota Solo. Di Solo ia membentuk Devisi Laskar Banteng. Situasi di kota Solo menjadi rusuh setelah PKI terus menebarkan permusuhan dan pertentangan. Untuk menghadapi PKI, Muwardi membentuk Gerakan Reolusi Rakyat. PKI membuat Solo menjadi daerah kacau sedangkan Madiun mereka jadikan sebagai basis gerilya. PKI juga melenyapkan orang-orang yang di anggap musuh. Dokter Muwardi yang tengah melakukan operasi di rumah sakit Jebres, Solo, mereka di culik dan kemudian dibunuh 13 September 1948. Jenazah dokter Muwardi mereka buang tanpa diketahui di mana tempat pembuangannya itu hingga kini.

Pemerintah mengangkat dokter Muwardi sebagai Pahlawan Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1964.

PAHLAWAN PROKLAMATOR :

YANG TERDRI DARI :

1. DR.IR. SOEKARNO. (PAHLAWAN PROKLAMATOR)Ir. Soekarno, proklamator

dan Presiden Pertama RI dilahirkan di Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901. Setamat Hogere Burgerschool (HBS atau SMP dan SMA), ia melanjutkan pendidikannya dan memperoleh gelar insinyur.

Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, Soekarno bersama Hatta atas

nama Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Ia dingkat sebagai Presiden RI Pertama Berbagai krisis dan kesulitan dihadapinya seperti Pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) sesudah Konferensi Meja Bundar (KMB), berbagai pergolakan daerah, dan Dekrit 5 Juli 1959 yang memaksa Presiden untuk membubarkan parlemen hasil pemilu 1955.

Krisis yang diakibatkan oleh Peristiwa G 30 S/PKI sangat merosotkan pamornya Kemampuannya sebagai penggalang kesatuan (solidarity maker) dengan program Tri-kora (Tri Komando Rakyat) utk membebaskan Irian Barat dan Dwi-kora (Dwi Komando Rakyat) uk menggagalkan terbentuknya Federasi Malaysia dijalankan untuk mengem-balikan reputasinya. Namun, peristiwa G 30 S itu juga menjadi salah satu sebab tersingkirnya dari panggung politik nasional. Soekarno dengan semangat revolusinya tergeser digantikan oleh kepemimpinan Angkatan Darat dengan konsep dwifungsi dan program pembangunan ekonominya.

Soekarno wafat di RS Gatot Subroto pada tanggal 21 Juni 1970 ditunggui anak-anak nya setelah beberapa tahun menjalani tahanan rumah. Sebelum di makamkan di Blitar banyak pelayat dari mancanegara yang datang. Salah satunya adalah Tengku Abdul Rahman Putera, mantan Perdana Menteri Malaysia, musuh

bebuyutannya dalam Politik Konfrontasi. Tengku abdul Rahman berujar :‘‘seorang sahabat yang baik telah pergi‘‘.Dengan kepergiannya, orang diingatkan akan jasa-jasanya yang besar. Beliau diangkat sebagai Pahlawan Proklamasi pada tahun 1986.

2. DR. MOHAMMAD HATTA (PAHLAWAN PROKLAMATOR)

Pada masa awal kependudukan Jepang yang dianggapanti-Jepang bersama seseorang dari Jepang yang bernama Miyoshi, seorang juru bahasa, ke Bandung. Dalam perjalanan ke Puncak, akan dibuat suatu tabrakan yang fatal bagi Hatta dan juru bahasa itu. Miyoshi yang sadar bahwa dirinya akan turut menjadi korban mengajukan satu usul kepada

Mayor Jendral Yamamoto, Direktur Urusan Umum Pemerintahan, agar dilakukan penyelidikan lebih dahulu terhadap Hatta. Untuk itu, Letnan Kolonel Murase, kepala Urusan Umum Kempetai mewawancarai Hatta dengan dihadiri Miyoshi, Murase bertanya apakah Hatta anti-Jepang. Hatta menjelaskan bahwa ia tidak anti Jepang tetapi anti-impe-rialisme, termasuk imperialisme Jepang, seperti yg di praktekkan Jepang pada tahun 1930 dalam menghadapi Cina.

Rencana pembunuhan itu di urungkan tetapi Hatta yang dilahirka di Bikut Tinggi pada tanggal 12 Agustus 1902 itu masih harus mempelajari Nippon Seishin (semangat Jepang) agar lebih memahami tujuan Jepang melancarkan Perang. Murase terkesan terhadap Hatta yang dilukiskannya sebagai orang yang ‘‘dingin‘‘ tetapi ‘‘lurus‘‘ dan ‘‘terus terang‘‘.

Salah satu jasanya yang penting adalah rumusan dalam pasal 33 UUD 1945. Ia mengajukan pandanga mengenai pentingnya koperasi, baik sebagai konsep ekonomi maupun untuk membangun kekuatan golongan ekonomi lemah. Hatta mengetahui bahwa pedagang dan petani Indonesia rentan terhadap konsorsium internasional dan sistem pasar dunia. Penekanan dalam kebijakan ekonomi yang dirumuskannya itu merupakan perlindungan bagi anggota masyarakat yang lemah di dalam proses ekonomi.

Meskipun sudah tidak aktif di tampuk pimpinan negara dan panggung politik tetapi Hatta tidak pernah absen dari permasalahan negaranya. Berbagai ceramah dn diskusi dengan generasi muda masih terus dilakukannya. Tokoh proklamator ini wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di Jakarta. Jenazahnya di makamkan di Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta

Beliau diangkat sebagai Pahlawan Proklamasi pada tahun 1986.

PROFIL PAHLAWAN :

1. BUNG TOMO.

Nama aslinya Sutomo, namun lebih di kenal dengan nama Bung Tomo. Bung Tomo lahir di Surabaya pada tanggal 3 Oktober 1920. Soetomo di lahirkan dari kampung Blauran di pusat kota Surabaya. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo, yaitu seorang kepala keluarga dari kelas menengah. Ibunya berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura.

Sutomo pernah menjadi seorang jurnalis yang sukses, kemudian ia

bergabung dengan sejumlah kelompok politik & sosial. Ketika ia terpilih pada tahun 1944 utk menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru, yang disponsori oleh Jepang. Hampir tak seorang pun yg mengenal Sutomo. Namun semua ini mempersiapkan Sutomo dalam peranannya yang sangat penting, ketika Oktober & November 1945, ia berusaha membangkitkan semangat rakyat, sementara Surabaya di serang habis-habis an oleh tentara-tentara NICA. Sutomo terutama sekali di kenang karena seruan-seruan pembukaannya di dalam siaran-siaran radio nya yang penuh dengan emosi , ‘‘Allahu Akbar!! Alahhu Akbar!! Alahhu Akbar!!‘‘.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Sutomo sempat terjun dalam dunia politik pada tahun 1950-an, namun ia merasa bahagia dan kemudian menghilang dari panggung politik. Pada akhir masa pemerintahan Soekarno & awal pemerintahan Soeharto yang mula-mula didukungnya. Sutomo kembali muncul sebagai tokoh nasional.

Sutomo sangat bersungguh-sungguh dalam kehidupan imannya, namun ia tidak merasa sebagai seorang Muslim yang Saleh atau pun calon pembaharu dalam agama. Pada tanggal 7 Oktober 1981 ia wafat di Padang Arafah, ketika sedang menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan tradisi untuk memakamkan para jemaah haji yang meninggal dalam ziarah ke tanah suci, jenazah Bung Tomo di bawa kembali ke tanah air & dimakamkan bukan di sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di tempat Pemakaman Umum, Ngagel, Surabaya.

Nama Bung Tomo memuncak ketika rakyat Surabaya terlibat pertempuran amat dahsyat melawan sekutu pada tanggal 10 November 1945. Sejarah mencatat bahwa pertempuran Surabaya 10 November 1945, sebagai pertempuran terdahsyat selama perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga pemerintah Indonesia

pun menetapkannya sebagai Hari Pahlawan. Jadi setiap tanggal 10 November semua rakyat indonesia pasti akan teringat pada Bung Tomo! Teringat pada pekiknya Alahhu Akbar! Yang diteriakannya berkali-kali untuk membakar semngat rakyat surabaya dalam berjuang melawan tentara sekutu.

Gelar Pahlawan akhirnya di berikan Ke Bung Tomo bertepatan pada peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November 2008. Keputusan ini di sampaikan oleh mentri Komunikasi 7 Informatika Kebinet Indonesia Bersatu, Muhammad Nuh pada tanggal 2 November 2008.

2. BASUKI RAHMAT.

Basuki Rahmat dilahirkan di Tuban, 4 November 1921. Semula ia ingin menjadi guru hingga ia meneruskan pendidikannya pada Sekolah Guru Muhammadiyah Yogyakarta. Namun ia tidak meneruskan minatnya menjadi pengajar dan memasuki dunia militer. Ia mengikuti pendidikan Pembela Tanah Air (PETA) sela kependudukan Jepang. Selepas Pendidikan (PETA), Basuki Rahmat di tempatkan di daerah Pacitan dengan pangkat shodancho

(Komandan Pelopor).Basuki Rahmat menjabat Menteri Dalam Negeri berturut-turut

dalam 4 Kabinet, dimulai dari Kabinet Dwikora II, Kabinet Ampera I, Kabinet Ampera II, dan Kebinet Pembangunan I. Basuki Rahmat wafat pada tanggal 8 Januari 1969. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta, dengan upacara kebesaran militer.

Pemerintah Indonesia mengangkat Basuki Rahmat selaku Pahlawan Pembela Kemerdaan tak lama setelah kematiannya, 1969.

3. AHMAD YANI

Ahmad Yani dilahirka di daerah Jenar, Purworejo, 19 Juni 1922. Ia hanya sempat mengenyam pendidikan kelas 2 AMS (Sekolah menengah Atas) untuk seterusnya berkiprah ke dunia militer. Ia pernah mengikuti pendidikan pada Dinas Topografi Militer di Malang dan Bogor pada zaman Pemerintahan Kolonial Belanda. Ketika Jepang menduduki Indonesia, ia mengikuti pendidikan Heiho

(Pembantu Prajurit Jepang) di Magelang. Bekal pelatihan militer Belanda dan Jepang itu sangat berguna baginya untuk melawan dan meluncuti persenjataan Nakamura Butai setelah melakukan pertempuran 7 hari di Magelang pada awal kemerdekaan Indonesia.

Karier militer Ahmad Yani terus menanjak. Berbagi tugas mengamankan negara dari rongrongan berbagai pihak berhasil ia tuntaskan dengan baik. Ia berperan aktif memadamkan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang melancarkan pemberontakannya di Madiun tahun 1948. Kemudia ia di tugaskan untuk belajar pada Command And General Staff college, Amerika Serikat. Tahun 1962 ia menyelesaikkan pendidikan militernya tersebut.

Keberhasilan-keberhasilan yang ditunjukkannya dalam mengemban tugas negara membuatnya diangkat menjadi kepala staff Angkatan Darat (KSAD).

Namun di puncak kariernya itu, ia menjadi korban keganasan Gerakan 30 September. Pada tanggal 30 September 1965. Ia ‘di jemput‘ dan diberondong senjata membabi buta di depan rumahnya. Ahmad Yani gugur selaku kusuma bangsa dengan mempersembahkan jiwa raganya untuk Ibu Pertiwi yang tercinta. Seperti korban0korban penculikan lainnya, jenazahnya dimasukkan ke dalam sumur tua yang terletak di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur. Lima hari kemudian, jenazah Letnan Jendral Ahmad Yanidimakamkan kembali di Taman makam Pahlawan Kalibata,Jakarta,dengan upacara kebesaran militer.

Pemerintah indonesia mengankat Ahmad Yani menjadi Pahlawan Revolusi pada tanggal 5 Oktober 1965 setelah sebelunnya menaikkan pangkatnya satu tingkat menjadi jendral anumerta.

PERANG PASIFIK

Sejarah-perang pasifik,yang di kenal di Jepang dengan nama Perang Asia Timur Raya & di Tiongkok sebagai Perang Perlawanan Terhadap Agresi Jepang, yang terjadi di Samudra Pasifik, pulau-pulau, & Asia.

Konflik ini terjadi antara tahun 1937 & 1945, namun peristiwa-peristiwa yang lebih penting terjadi setelah 7 Desember 1941, ketika Jepang menyerang Amerika Serikat

serta wilayah-wilayah yang di kuasai Britania Raya &banyak negara lainnya.

Perang ini dimulai lebih awal dr Perang Dunia ll yaitu, tanggal 8 Juli 1937 oleh sebuah insiden yang di sebut insiden Jembatan Marco Polo, Peristiwa tersebut menyulut peperangan antara Tiongkok dengan Jepang.

Konflik antara jepang & Tiongkok dan beberapa dari peristiwa & serangan yang penting juga merupakan bagian dari perang tersebut. Perang ini terjadi antara Jepang & Pihak Sekutu (yang termasuk Tiongkok, Amerika Serikat, Britania Raya, Filipina, Australia, Belanda, & Salendia Baru)

Uni Soviet berhasil memukul mundur Jepang pada tahun 1939 & tetap netral hingga 1945, saat ia memaikan peranan penting di pihak Sekutu pada masa-masa akhir perang.

Thailand, setelah di jajah pada 1941, dipaksa bergabung dengan pihak Jepang. Jerman Nazi & Italia juga adalah Sekutu Jepang, dan angkatan laut mereka beroprasi di Samudra Pasifik &Hindia antara tahun 1940 &1945.

Antara tahun 1942 & 1945, terdapat empat wilayah otorita Sekutu yang berperang melawan jepang:Tiongkok, wlayah Samudra Pasifik, Asia Tenggara &pasifik Barat Daya.

Perang Pasifik berakhir pada 15 Agustus 1945 &perjanjia menyerahnya Jepang ditandatangani oleh wakil dari Sekutu yaitu, Jendral Douglas Mcarthur &Jepang diwakili oleh Mamorou Shigemitsu di atas kapal Uss Missouri.

Akibat dari Perang Pasifik adalah sebagai berikut: Kekalahan Jepang membuatnya kehilangan wilayah jajahannya

seperti Manchuria, Korea, Asia Tenggara, dan dareah mandat di Kepulauan Pasifik yang di berikan pada akhir Perang Dunia l

Beberapa negara yang sebelumnya di jajah oleh negara-negara Eropa berhasil memperoleh kemerdekaan seperti Indonesia

Kaisar Jepang kehilangan statusnya sebagai dewa Amerika Serikat sebagai pemenang Perang Pasifik tidak ingin

mengaili hirohito, kaisar jepang saat itu. Amerika Serikat membutuhkan Daerah penyangga (buffer) untuk

menahan arus pengaruh komunisme karena Rusia sudah mencapai kawasan Timur Asia.

Jepang tidak diperbolehkan mempunyai angkatan perang, kecuali pasukan pembela diri