Sejarah Kota Medan Dan Perjuangan Mempertahankannya

5
SEJARAH KOTA MEDAN DAN PERJUANGAN MEMPERTAHANKANNYA KOTA Medan berawal dari sebuah kampung bernama Kampung Medan Putri yang didirikan Guru Patimpus sekitar tahun 1590-an. edan berawal dari sebuah kampung bernama Kampung Medan Putri yang didirikan Guru Patimpus sekitar tahun 1590-an. Guru Patimpus adalah seorang putra Karo bermarga Sembiring Pelawi dan beristrikan seorang putri Datuk Pulo Brayan. Dalam bahasa Karo, kata “Guru” berarti “Tabib” ataupun “Orang Pintar”, kemudian kata “Pa” merupakan sebutan untuk seorang Bapak berdasarkan sifat atau keadaan seseorang, sedangkan kata “Timpus” berarti bundelan, bungkus atau balut. Dengan demikian, maka nama Guru Patimpus bermakna sebagai seorang Tabib yang memiliki kebiasaan membungkus sesuatu dalam kain yang diselempangkan di badan untuk membawa barang bawaannya. Hal ini dapat diperhatikan pada Monumen Guru Patimpus yang didirikan di sekitar Balai Kota Medan. Disebabkan letaknya yang berada di Tanah Deli, Kampung Medan juga sering dikenal sebagai Medan Deli. Lokasi asli Kampung Medan adalah sebuah tempat di mana Sungai Deli bertemu dengan Sungai Babura. Terdapat berbagai kerancuan dari berbagai sumber literatur mengenai asal-usul kata “Medan” itu sendiri. Dari catatan penulis-penulis Portugis yang berasal dari awal abad ke-16, disebutkan Kota Medan berasal dari nama “Medina”, sedangkan sumber lainnya menyatakan Medan berasal dari bahasa India “Meiden”. Yang lebih kacau lagi ada sebagian masyarakat menyatakan Medan merupakan tempat atau area

description

menemukan berbagai macam sejarah seperti pertempuran, dan juga bisa mengetahui ada budaya di kota medan tersebut, dengan memlihat dan membaca sejarah tersebut kita banyak mengetahui asal usul dari kota medan, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau tepat nya di kota medan,dan adat istiadatnya masih terlalu kental dabn bermacam agama, tetapi tetap rukun dan sejahtera. tingkat sosial nya tinggi dan sangat rukun dan damai. cerita seajarah kota medan sangat tertarik untuk di baca dan kita ketahui karen berbagai macam kejadian yang akan kita ketahui . KOTA Medan berawal dari sebuah kampung bernama Kampung Medan Putri yang didirikan Guru Patimpus sekitar tahun 1590-an. edan berawal dari sebuah kampung bernama Kampung Medan Putri yang didirikan Guru Patimpus sekitar tahun 1590-an. Guru Patimpus adalah seorang putra Karo bermarga Sembiring Pelawi dan beristrikan seorang putri Datuk Pulo Brayan.Dalam bahasa Karo, kata “Guru” berarti “Tabib” ataupun “Orang Pintar”, kemudian kata “Pa” merupakan sebutan untuk seorang Bapak berdasarkan sifat atau keadaan seseorang, sedangkan kata “Timpus” berarti bundelan, bungkus atau balut. Dengan demikian, maka nama Guru Patimpus bermakna sebagai seorang Tabib yang memiliki kebiasaan membungkus sesuatu dalam kain yang diselempangkan di badan untuk membawa barang bawaannya. Hal ini dapat diperhatikan pada Monumen Guru Patimpus yang didirikan di sekitar Balai Kota Medan.Disebabkan letaknya yang berada di Tanah Deli, Kampung Medan juga sering dikenal sebagai Medan Deli. Lokasi asli Kampung Medan adalah sebuah tempat di mana Sungai Deli bertemu dengan Sungai Babura. Terdapat berbagai kerancuan dari berbagai sumber literatur mengenai asal-usul kata “Medan” itu sendiri. Dari catatan penulis-penulis Portugis yang berasal dari awal abad ke-16, disebutkan Kota Medan berasal dari nama “Medina”, sedangkan sumber lainnya menyatakan Medan berasal dari bahasa India “Meiden”. Yang lebih kacau lagi ada sebagian masyarakat menyatakan Medan merupakan tempat atau area bertemunya berbagai suku sehingga disebut sebagai medan pertemuan.Adapula yang mengatakan ketika para saudagar Arab yang kebetulan melihat tanah Medan sekarang, mengatakan Median yang berarti datar atau rata dan memang pada kenyataannya Medan memiliki kontur tanah yang rata mulai dari pantai Belawan hingga daerah Pancur Batu. Dalam salah satu Kamus Karo-Indonesia yang ditulis Darwin Prinst SH: 2002, Kata “Medan” berarti “menjadi sehat” ataupun “lebih baik”. Hal ini memang berdasarkan pada kenyataan Guru Patimpus benar adanya adalah seorang tabib yang dalam hal ini memiliki keahlian dalam pengobatan tradisional Karo pada masanya.Medan pertama kali ditempati suku Karo. Hanya setelah penguasa Aceh, Sultan Iskandar Muda, mengirimkan panglimanya, Gocah Pahlawan Bergelar Laksamana Khoja Bintan untuk menjadi wakil Kerajaan Aceh di Tanah Deli, barulah Kerajaan Deli mulai berkembang.Perkembangan ini ikut mendorong pertumbuhan dari segi penduduk maupun kebudayaan Medan. Di masa pemerintahan Sultan Deli kedua, Tuanku Panglima Parunggit (1669-1698), terjadi perang kavaleri dan sejak itu Medan menjadi pembayar upeti kepada Sultan Deli.Era “90-an dan 2000 Pada 4-7 Mei 1998, Medan dilanda kerusuhan besar yang menjadi titik awal kerusuhan-kerusuhan besar yang kemudian terjadi di sepanjang Indonesia, termasuk “Peristiwa Mei 1998″ di Jakarta. Dalam kerusuhan yang terkait gerakan “Reformasi” ini, terjadi pembakaran, perusakan maupun penjarahan yang tidak dapat dihentikan. Saat ini, kota Medan telah kembali tersenyum. Pembangunan sarana dan prasarana umum gencar dilakukan. Meski jumlah jalan-jalan yang rusak dan berlubang masih ada. Kendala klasik yang dihadapi kota modern seperti Medan adalah kemacetan dan membludaknya timbunan sampah. Ya, kini Medan menyerupai ibukota yang juga mengalami kondisi serupa. (berbagai sumber)Setelah menghancurkan Jepang, Komando Sekutu Asia Tenggara di Singapura memerintahkan tujuh perwira Inggris untuk datang

Transcript of Sejarah Kota Medan Dan Perjuangan Mempertahankannya

SEJARAH KOTA MEDAN DAN PERJUANGAN MEMPERTAHANKANNYAKOTA Medan berawal dari sebuah kampung bernama Kampung Medan Putri yang didirikan Guru Patimpus sekitar tahun 1590-an. edan berawal dari sebuah kampung bernama Kampung Medan Putri yang didirikan Guru Patimpus sekitar tahun 1590-an. Guru Patimpus adalah seorang putra Karo bermarga Sembiring Pelawi dan beristrikan seorang putri Datuk Pulo Brayan.Dalam bahasa Karo, kata Guru berarti Tabib ataupun Orang Pintar, kemudian kata Pa merupakan sebutan untuk seorang Bapak berdasarkan sifat atau keadaan seseorang, sedangkan kata Timpus berarti bundelan, bungkus atau balut.Dengan demikian, maka nama Guru Patimpus bermakna sebagai seorang Tabib yang memiliki kebiasaan membungkus sesuatu dalam kain yang diselempangkan di badan untuk membawa barang bawaannya. Hal ini dapat diperhatikan pada Monumen Guru Patimpus yang didirikan di sekitar Balai Kota Medan.Disebabkan letaknya yang berada di Tanah Deli, Kampung Medan juga sering dikenal sebagai Medan Deli. Lokasi asli Kampung Medan adalah sebuah tempat di mana Sungai Deli bertemu dengan Sungai Babura. Terdapat berbagai kerancuan dari berbagai sumber literatur mengenai asal-usul kata Medan itu sendiri. Dari catatan penulis-penulis Portugis yang berasal dari awal abad ke-16, disebutkan Kota Medan berasal dari nama Medina, sedangkan sumber lainnya menyatakan Medan berasal dari bahasa India Meiden. Yang lebih kacau lagi ada sebagian masyarakat menyatakan Medan merupakan tempat atau area bertemunya berbagai suku sehingga disebut sebagai medan pertemuan.Adapula yang mengatakan ketika para saudagar Arab yang kebetulan melihat tanah Medan sekarang, mengatakan Median yang berarti datar atau rata dan memang pada kenyataannya Medan memiliki kontur tanah yang rata mulai dari pantai Belawan hingga daerah Pancur Batu.Dalam salah satu Kamus Karo-Indonesia yang ditulis Darwin Prinst SH: 2002, Kata Medan berarti menjadi sehat ataupun lebih baik. Hal ini memang berdasarkan pada kenyataan Guru Patimpus benar adanya adalah seorang tabib yang dalam hal ini memiliki keahlian dalam pengobatan tradisional Karo pada masanya.Medan pertama kali ditempati suku Karo. Hanya setelah penguasa Aceh, Sultan Iskandar Muda, mengirimkan panglimanya, Gocah Pahlawan Bergelar Laksamana Khoja Bintan untuk menjadi wakil Kerajaan Aceh di Tanah Deli, barulah Kerajaan Deli mulai berkembang.Perkembangan ini ikut mendorong pertumbuhan dari segi penduduk maupun kebudayaan Medan. Di masa pemerintahan Sultan Deli kedua, Tuanku Panglima Parunggit (1669-1698), terjadi perang kavaleri dan sejak itu Medan menjadi pembayar upeti kepada Sultan Deli.Era 90-an dan 2000Pada 4-7 Mei 1998, Medan dilanda kerusuhan besar yang menjadi titik awal kerusuhan-kerusuhan besar yang kemudian terjadi di sepanjang Indonesia, termasuk Peristiwa Mei 1998 di Jakarta. Dalam kerusuhan yang terkait gerakan Reformasi ini, terjadi pembakaran, perusakan maupun penjarahan yang tidak dapat dihentikan.Saat ini, kota Medan telah kembali tersenyum. Pembangunan sarana dan prasarana umum gencar dilakukan. Meski jumlah jalan-jalan yang rusak dan berlubang masih ada. Kendala klasik yang dihadapi kota modern seperti Medan adalah kemacetan dan membludaknya timbunan sampah. Ya, kini Medan menyerupai ibukota yang juga mengalami kondisi serupa. (berbagai sumber)Setelah menghancurkan Jepang, Komando Sekutu Asia Tenggara di Singapura memerintahkan tujuh perwira Inggris untuk datang ke Indonesia dibawah pimpinan Mayor A.G. Greenhalg. Mereka tiba di Indonesia pada tanggal 8 September 1945 dengan tugas mempelajari dan melaporkan keadaan di Indonesia. Kedatangan sekutu di Indonesia yang diboncengi tentara NICA (Netherland Indies Civil Administration mengakibatkan tugas TNI makin berat untuk mempertahankan kemerdekaan. Usaha mempertahankan kemerdekaan demudian dilakukan dengan cara militer dan perundingan (aklamasi).Konflik Indonesia-Belanda banyak terjadi di daerah-daerah, seperti pertempuran di Surabaya, Bandung, Medan, Manado, Biak, dan sebagainya.Pertempuran Medan AreaKarena sulitnya komunikasi, proklamasi kemerdekaan baru diumumkan secara resmi di Medan pada tanggal 27 Agustus 1945 oleh Mr. Teuku Muhammad Hasan selaku Gubernur Sumatra. Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan AFNEI dibawah pimpinan Brigjen T.E.D. Kelly mendarat di Belawan. Kedatangan pasukan AFNEI ini diboncengi oleh pasukan NICA yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan.Kedatangan pasukan AFNEI disambut baik oleh pemerintah RI karena pemerintah RI menghormati tugas AFNEI di Indonesia.Namun dibalik itu, sehari setelah AFNEI mendarat di Belawan, pasukan AFNEI mendatangi kamp-kamp tawanan untuk membebaskan tawanan perang yang kebanyakan orang Belanda. Tawanan yang dibebaskan itu, kemudian dipersenjatai dan dibentuk menjadi Batalyon KNIL di Medan.Hal tersebut memancing kemarahan para pemuda sehingga meletuslah pertempuran di Medan pada tanggal 13 Oktober 1945. Pertempuran tidak hanya terjadi di Medan, melainkan menyebar ke kota-kota lain, seperti Pematangsiantar dan Brastagi. Dalam menghadapi kedatangan Sekutu dan NICA, para pemuda membentuk kekuatan militer, yaitu TKR Sumatra Timur yang dikomandani oleh Achmad Tahir. Juga, para pemuda membentuk Laskar Perjuangan Pemuda Republik Indonesia Sumatra Timur.Pada tanggal 18 Oktober 1945 AFNEI mengeluarkan ultimatum yang memerintahkan TKR dan Laskar Perjuangan supaya menyerahkan senjata. Tanggal 1 Desember 1945 AFNEI membatasi daerah Medan dengan memasang papan pembatas yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area (Batas Resmi Medan Area) di sudut-sudut pinggiran kota Medan. Selain itu, pasukan AFNEI dan NICA mengadakan aksi pembersihan unsur-unsur RI diseluruh kota.Aksi ini menimbulkan reaksi tembak menembak dan pertempuran tidak bisa dihindari lagi. Dalam bulan April 1946, kota Medan dikuasai oleh pasukan AFNEI. Gubernur, TKR, dan Wali Kota Medan memindahkan pusat pemerintahan ke Pematangsiantar.Karena tidak adanya komando yang jelas, mengakibatkan serangan para pejuang Indonesia terhadap AFNEI tidak berarti dan tidak membuahkan hasil yang baik. Untuk mengefektifkan serangan terhadap pasukan AFNEI, para komandan yang berjuang di Medan mengadakan pertemuan di Tebing Tinggi dan membentuk satuan komando yang bernama Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Pertemuan ini berlangsung pada tanggal 19 Agustus 1946. Dengan terbentuknya Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area, serangan terhadap pasukan AFNEI menjadi lebih efektif