Sejarah Karantina

42
PHEIC (Public Health Emergency of International Concern) Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia dr. Hannie Masyita

description

PHEIC ( Public Health Emergency of International Concern ) Kedaruratan Kesehatan Masyarakat y ang Meresahkan Dunia dr. Hannie Masyita. Sejarah Karantina. Karantina, Quarantine , Quadraginta, Quaranta : berarti 40. Dulu semua penderita diisolasi selama 40 hari . - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Sejarah Karantina

Page 1: Sejarah Karantina

PHEIC(Public Health Emergency of International Concern) Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan

Dunia

dr. Hannie Masyita

Page 2: Sejarah Karantina

Sejarah Karantina

– Karantina, Quarantine, Quadraginta, Quaranta : berarti 40. Dulu semua penderita diisolasi selama 40 hari.

– Tindakan KARANTINA tersebut pertama kali dilakukan di VENESIA (1348) terhadap kapal yang dicurigai terjangkit penyakit PES (PLAGUE) 1348 : 60 juta kematian disebabkan Pes (Black Death) Venesia menolak kapal & penumpang dari daerah terjangkit.

Page 3: Sejarah Karantina

FLU SPANYOL (1918): 40 JUTA ORANG MENINGGAL DUNIA

Page 4: Sejarah Karantina

- Pada jaman Belanda penanganan kesehatan di pelabuhan di laksanakan oleh HAVEN ARTS (Dokter Pelabuhan) dibawah HAVEN MASTER (Syahbandar)

- Saat itu di Indonesia hanya ada 2 Haven Arts yaitu di Pulau Rubiah di Sabang & Pulau Onrust di Teluk Jakarta

- Pada tahun 1949/1950 oleh Pemerintah RI dibentuk 5 Pelabuhan Karantina, yaitu :- 1. Pelabuhan Karantina Klas I : Tg. Priok dan Sabang- 2. Pelabuhan Karantina Klas II : Surabaya dan Semarang- 3. Pelabuhan Karantina Klas III : Cilacap

PERAN RESMI PEMERINTAH RI DLM KES PELABUHAN DIMULAI

Page 5: Sejarah Karantina

Tahun 2008 terbit Permenkes No.356 tentang Organisasi dan Tata Kerja KKP:

a. KKP Kelas I (eselon II B) : 7 KKPb. KKP Kelas II (eselon III A) : 21 KKPc. KKP Kelas III (eselon III B) : 20 KKP

Page 6: Sejarah Karantina

meningitisAnimal Flu

Chemical

pollutioncholera

SAFETY-PANDEMIC & BIOTERORISME

BSE/

NvCJD NipahAnthrax

SARS

HIV/AIDS

XDR-TBChernobyl

PestVHV /E

bola

/ Marburg

Page 7: Sejarah Karantina

SARSMarch 2003

Page 8: Sejarah Karantina

May 2003

Mad Cow Disease in Canada (Bovine Spongiform Encephalopathy)

Page 9: Sejarah Karantina

PANDEMI FLU BABI

Page 10: Sejarah Karantina

10

Page 11: Sejarah Karantina

International Health Regulations (2005)merupakan

Peraturan Kesehatan Internasional yang disetujui oleh 194 negara anggota WHO

dalam sidang WHA(World Health Assembly) ke -58

Page 12: Sejarah Karantina

Bertujuan mencegah, melindungi dan mengendalikan penyebaran penyakit lintas negara dengan melakukan tindakan sesuai dengan risiko kesehatan yang dihadapi tanpa menimbulkan gangguan yang berarti bagi lalu lintas dan perdagangan internasional

Penyakit yang dimaksud: penyakit menular yang sudah ada, baru dan yang muncul kembali serta penyakit tidak menular (contoh: bahan radio-nuklir dan bahan kimia) yang dapat menyebabkan (PHEIC)

International Health Regulations (IHR) 2005

Page 13: Sejarah Karantina
Page 14: Sejarah Karantina

IHR 2005 Sesuai pasal 22 U.U WHO dan prgf 2 psl 59 IHR 2005 , IHR 2005

mulai efektif setelah 2 th dari tgl pemberitahuan (15 Juni 2005), artinya mulai tgl 15 Juni 2007 setiap negara anggota harus sudah memasukan IHR kedalam peraturan negaranya .

Sesuai psl 61 ,62 IHR 2005 Setiap negara anggota WHO bisa menolak atau keberatan thd IHR 2005 yg disampaikan ke Dir Gen WHO selambat-lambatnya 18 bln dari 15 Juni 2005, artinya batas akhir pengajuan penolakan atau penundaan tgl 15 Des 2006 .

Indonesia sampai batas tgl 15 Desember tidak mengajukan penolakan atau penundaan artinya Indonesia dianggap menerima untuk memberlakukan IHR mulai tgl 15 Juni 2007

Page 15: Sejarah Karantina

TUJUAN IHR 2005 a

1. Mencegah, melindungi terhadap dan menanggulangi penyebaran penyakit antar negara tanpa pembatasan perjalanan dan perdagangan yang tidak perlu.

2. Penyakit yang dimaksud ialah penyakit menular yang sudah ada, baru dan yang muncul kembali serta penyakit tidak menular (contoh: bahan radio-nuklear dan bahan kimia) yang bisa menyebabkan Public Health Emergency of International Concern (PHEIC ) / Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia.

Page 16: Sejarah Karantina

TUJUAN IHR 2005 b3. Jadi lebih luas dibandingkan dengan tujuan IHR 1969

yang hanya menjamin tidak terjadinya penularan penyakit kholera, pes dan yellow fever dari satu negara ke negara lain dengan seminimal mungkin gangguan pada lalu lintas internasional.

4. Public Health Emergency of International Concern (PHEIC ) adalah KLB yang dapat merupakan ancaman kesehatan bagi negara lain dan kemungkinan membutuhkan koordinasi internasional dalam penanggulangannya

Page 17: Sejarah Karantina

PERBEDAAN IHR 2005 DENGAN IHR 1969IHR 1969 Penyakit kholera, pes dan yellow fever Yang terlibat terutama Karantina di pintu masuk (pelabuhan

laut dan bandara udara Internasional)IHR 2005 Penyakit yang bisa menyebabkan Public Health Emergency of

International Concern (PHEIC)/Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yg meresahkan dunia. Penyakit yg dimaksud ialah: Penyakit menular yang sudah ada, baru dan yang muncul kembali serta penyakit tidak menular contohnya bahan radio-nuklear dan bahan kimia

Lintas sektor terkait mulai tk Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota, Puskesmas sampai masyarakat (lihat pada penjelasan Core Capacities)

Page 18: Sejarah Karantina

PERUBAHAN DALAM IHR 2005

• Memberitahu WHO semua PHEIC• National IHR Focal Points beserta pejabat yg

berwenang• Definisi core capacities/kemampuan utama pada

berbagai tingkatan administrasi (+KKP,Pos lintas batas) untuk mendeteksi, melapor dan menanggulangi risiko thdp kesehatan atau munculnya PHEIC

• Rekomendasi tindakan oleh WHO• Pertimbangan eksternal : Emergency Committee, IHR

Review Committee

Page 19: Sejarah Karantina

PENETAPAN PHEIC

1. Direktur Jenderal WHO harus menetapkan berdasarkan informasi yang diterima, khususnya dari Negara Peserta yang di dalam wilayahnya kejadian itu berlangsung, bahwa kejadian itu merupakan suatu PHEIC menurut kriteria dan prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan ini.

Page 20: Sejarah Karantina

PENETAPAN PHEIC 2. Bila Direktur Jenderal WHO mempertimbangkan,

berdasarkan suatu penilaian menurut Peraturan ini, bahwa suatu PHEIC sedang berlangsung, Direktur Jenderal harus berkonsultasi dengan Negara Peserta yang di dalam wilayahnya kejadian tersebut muncul, tentang penetapan awal itu. Bila Direktur Jenderal dan Negara Peserta sepakat mengenai penetapan itu, maka berdasarkan prosedur yang ditetapkan dalam Pasal 49, Direktur Jenderal harus meminta pendapat dari Komite yang dibentuk menurut Pasal 48 (selanjutnya disebut “Komite Kedaruratan”) mengenai rekomendasi sementara yang tepat.

Page 21: Sejarah Karantina

PENETAPAN PHEIC

3. Jika, setelah konsultasi sesuai ayat 2 di atas, Direktur Jenderal WHO dan Negara Peserta yang di dalam wilayahnya kejadian itu berlangsung, tidak mencapai konsensus dalam waktu 48 jam mengenai apakah kejadian tersebut merupakan PHEIC, maka harus diambil keputusan berdasarkan prosedur yang ditetapkan dalam Pasal 49.

Page 22: Sejarah Karantina

PENETAPAN PHEIC d

4. Dalam menetapkan bahwa suatu kejadian merupakan PHEIC, Direktur Jenderal WHO harus mempertimbangkan:

(a) informasi yang diberikan oleh Negara Peserta;(b) bagan keputusan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 2(c) saran dari Komite Kedaruratan;(d) prinsip ilmiah dan bukti ilmiah yang ada, serta informasi relevan lainnya;

(e) penilaian risiko terhadap kesehatan manusia, risiko penyebaran penyakit secara internasional, dan risiko gangguan terhadap lalu lintas internasional.

Page 23: Sejarah Karantina

PENETAPAN PHEIC

5. Bila Direktur Jenderal, setelah berkonsultasi dengan Negara Peserta yang di dalam wilayahnya telah terjadi PHEIC, mempertimbangkan bahwa PHEIC telah berakhir, Direktur Jenderal harus mengambil keputusan menurut prosedur yang ditetapkan dalam Pasal 49.

Page 24: Sejarah Karantina

UNTUK MERESPONS KEJADIAN YANG DAPAT MENIMBULKAN PHEIC

1. Menyediakan respon emergensi kesehatan masyarakat yang memadai dengan menetapkan dan memantapkan rencana kontingensi emergensi kesehatan masyarakat, termasuk penunjukan koordinator dan contact-point yang berhubungan dengan pintu masuk, layanan kesehatan masyarakat dan layanan agen lainnya;

2. Melakukan penilaian dan perawatan bagi pelaku perjalanan atau hewan yang terjangkit oleh pengaturan yang tepat pada fasilitas medis dan kesehatan hewan setempat dalam pengisolasian, pengobatan dan layanan pendukung lainnya yang diperlukan;

Page 25: Sejarah Karantina

UNTUK MERESPONS KEJADIAN YANG DAPAT MENIMBULKAN PHEIC

3. Menyediakan ruangan yang memadai, dan dipisahkan dari pelaku perjalanan lain, untuk mewawancarai orang yang terjangkit atau tersangka;

4. Menyediakan sarana diagnosis dan, bila perlu, karantina terhadap pelaku perjalanan yang diduga, lebih baik bila di sarana kesehatan yang jauh dari pintu masuk;

Page 26: Sejarah Karantina

UNTUK MERESPONS KEJADIAN YANG DAPAT MENIMBULKAN PHEIC

5. menerapkan tindakan yang direkomendasikan bila perlu untuk hapus serangga, hapus tikus, hapus hama, dekontaminasi atau penanganan bagasi, kargo, peti kemas, alat angkut, barang dan paket pos, di lokasi khusus yang ditunjuk dan dilengkapi untuk keperluan ini.

6. menerapkan pengawasan masuk dan keluarnya pelaku perjalanan; dan

7. menyediakan akses berupa peralatan yang dirancang khusus dan personel terlatih dengan alat pelindung diri yang memadai, dalam merujuk pelaku perjalanan yang membawa atau terkontaminasi penyakit menular.

8.

Page 27: Sejarah Karantina

SKEMA OPERASIONAL

ada sinyal EpidPenanggulangan cepat termasuk

containment

Pusat

Verifikasipemeriksaan

sinyal virologi

sinyal virologi

+

Klaster ILI/ISPA Sedang,Berat

Penyelidikan Epidemilogi

Tidak ada sinyal Epid

Segera

Lapor

I x 24 jam

+ WHO

Sinyal virologi -

Dirjen WHOMinta Saran Emergency Committe

WHO Perwakilan

Indonesia

Focal Point IHR ( Dirjen PP&PL )

Menetapkan

Telah terjadi

PHEIC

Lapor

2 x 24 jam

Page 28: Sejarah Karantina

LANGKAH-LANGKAH ALGORITMEANNEX 2

Page 29: Sejarah Karantina
Page 30: Sejarah Karantina

Instrumen Menentukan PHEIC

Terdeteksi oleh Sistem Surveilans dan Pelaporan Lain

Cholera; Pneumonic plague; Yellow fever; Viral haemorrhagic fevers (Ebola; Lassa; Marburg); West Nile fever; dan Prioritas nasional (dengue fever)

Potensi PHEIC

lain

Smallpox, Polio (VPL), Influenza ( baru) dan SARS

Dampak kesehatan masyarakat serius ?

KLB (unusual/unexpected event)

Berisiko penyebaran internasional ?

Pembatasan perjalanan dan perdagangan internasional ?

Informasi WHO (IHR)

Page 31: Sejarah Karantina

CONTOH PENERAPAN I NSTRUMEN KEPUTUSAN DALAM PENI LAIAN DAN PEMBERI TAHUAN MENGENAI KEJ ADI AN YANG DAPAT MERUPAKAN PHEI C

Contoh yang terdapat dalam lampiran ini tidak terikat dan hanya sebagai petunjuk dengan maksud untuk membantu dalam menafsirkan kriteria instrumen keputusan tersebut APAKAH KEJ ADI AN I NI MEMENUHI MI NIMAL 2 DARI KRI TERI A BERI KUT I NI ?

Ap

ak

ah

dam

pa

k K

ese

ha

tan

mas

yara

ka

t d

ari

ke

jad

ian

in

i s

eriu

s?

I . Apakah dampak Kesehatan masyarakat dari kejadian ini serius? 1. Apakah jumlah kasus dan/atau jumlah kematian dari jenis kejadian ini cukup besar berdasarkan tempat, waktu atau populasi ?

2. Sudahkah kejadian ini berpotensi menimbulkan dampak besar terhadap kesehatan masyarakat ?

BERIKUT INI ADALAH CONTOH KONDISI YANG MEMPERBESAR DAMPAK KESEHATAN MASYARAKAT :

Kejadian yang disebabkan oleh kuman patogen yang sangat berpotensi menyebabkan wabah (kemampuan menular dari bibit penyakit, menyebabkan banyaknya kasus kematian,banyaknya cara penularan atau adanya karier yang sehat);

Indikasi kegagalan pengobatan (resistensi antibiotik, kegagalan vaksin, kegagalan atau resistensi antidote)

Kejadian yang mempunyai risiko bermakna bagi kesehatan masyarakat, meskipun tidak ada atau sangat sedikit kasus yang telah diketahui.

Adanya kasus diantara petugas kesehatan yang dilaporkan; Penduduk yang berisiko adalah yang rentan (para pengungsi, cakupan imunisasi yang rendah, anak-

anak, orang tua, imunitas rendah, kurang gizi, dll.). Faktor yang bersamaan yang dapat menghalangi atau menunda respons kesehatan masyarakat

(bencana alam, konflik bersenjata, kondisi cuaca buruk, fokus berganda di Negara anggota). Kejadian disuatu wilayah dengan penduduk yang padat; Penyebaran bahan beracun, infeksius atau berbahaya yang dapat menimbulkan atau mencemari atau

berpotensi mencemari penduduk dan/atau suatu wilayah geografis yang luas.

3. Apakah bantuan luar negri diperlukan untuk mendeteksi, investigasi, respons dan mengendalikan kejadian yang sedang berlangsung, atau mencegah timbulnya kasus baru ? BERIKUT INI ADALAH CONTOH BILA BANTUAN DIPERLUKAN: Kurangnya sumberdaya manusia, dana, bahan dan kemampuan teknis, khususnya:

- kurangnya kapasitas laboratorium atau kemampuan epidemiologi untuk menyelidiki kejadian ( sumberdaya peralatan, personel, keuangan)

- kurangnya antidotes, obat dan/atau vaksin dan/atau alat pelindung, alat dekontaminasi, atau alat penunjang untuk mencakup perkiraan kebutuhan;

- sistem surveilans yang ada belum dapat mendeteksi kasus baru tepat waktu.

APAKAH DAMPAK KEJADIAN INI BAGI KESEHATAN MASYARAKAT SERIUS ? Jawab “ya” bila anda memiliki jawaban “ya” pada pertanyaan nomor 1, 2 atau 3 diatas.

Page 32: Sejarah Karantina

Apak

ah k

ejad

ian

ini l

uarb

iasa

ata

u ta

k te

rdug

a ?

II. Apakah kejadian ini luarbiasa atau tak terduga ?

4. Apakah kejadian ini luar biasa ? BERIKUT INI ADALAH CONTOH DARI KEJADIAN LUAR BIASA: Kejadian yang disebabkan oleh penyebab atau sumber yang tidak diketahui, media, cara penularan

yang tidak biasa atau tidak diketahui. Perkembangan kasus lebih berat dari pada yang diperkirakan (termasuk kasus kesakitan dan yang

fatal) atau dengan gejala yang tidak biasa. Merupakan kejadian luar biasa untuk daerah tsb, musim atau populasinya; 5. Apakah kejadian ini diluar perkiraan dari perspektif kesehatan masyarakat ? BERIKUT INI ADALAH CONTOH KEJADIAN YANG TIDAK TERDUGA:

Kejadian yang disebabkan oleh suatu penyakit/penyebab yang telah lenyap atau terbasmi dari Negara Peserta atau yang sebelumnya tidak dilaporkan

APAKAH KEJADIAN INI LUAR BIASA ATAU TIDAK TERDUGA ? Jawab “ya” bila anda memiliki jawaban “ya” pada pertanyaan nomor 4 atau 5 diatas.

Page 33: Sejarah Karantina

Adak

ah ri

siko

yan

g be

rmak

na d

ari p

enye

bara

n in

tern

asio

nal ?

I I I . Adakah risiko yang bermakna dari penyebaran internasional ?

6. Adakah bukti epidemiologi yang berkaitan dengan kejadian serupa di Negara anggota lain ? 7. Adakah faktor yang harus di waspadai yang berpotensi dalam pergerakan lintas batas dari penyebab (agent), kendaraan atau host ? BERIKUT INI ADALAH CONTOH YANG DAPAT MEMPENGARUHI PENYEBARAN INTERNASIONAL: Dimana ada bukti penyebaran lokal, kasus pertama (atau kasus terkait lainnya) dengan riwayat dalam

bulan yang lalu melakukan: - perjalanan internasional ( yang waktunya sama dengan masa inkubasi, bila penyakitnya diketahui) - ikutserta dalam pertemuan internasional (haji, olahraga, konperensi, dll.) - kontak erat dengan seorang pelaku perjalanan internasional atau penduduk dengan mobilitas

tinggi Kejadian yang disebabkan oleh pencemaran lingkungan yang berpotensi menyebar melintasi batas

internasional. Kejadian dalam suatu wilayah dengan lalu-lintas internasional yang ramai, dengan kapasitas terbatas

bagi pengendalian sanitasi, atau deteksi lingkungan atau dekontaminasi.

ADAKAH RISIKO YANG BERMAKNA BAGI PENYEBARAN I NTERNASIONAL ? J awab “ya” bila anda memiliki jawaban “ya” pada pertanyaan nomor 6 atau 7 diatas.

Page 34: Sejarah Karantina

da

kah

risik

o da

ri pe

mba

tasa

n in

tern

asio

nal ?

IV. Adakah risikonya bermakna dalam pembatasan perjalanan dan perdagangan internasional ?

8. Apakah kejadian yang serupa dalam waktu yang lalu menyebabkan pembatasan pada perdagangan dan/atau perjalanan internasional ?

9. Apakah sumber yang dicurigai atau diketahui adalah produk makanan, air atau barang-barang lainnya yang terkontaminasi yang telah di ekspor/impor ke/dari Negara anggota lain ?

10. Apakah kejadian ini telah terjadi dalam hubungan dengan suatu pertemuan internasional atau dalam suatu wilayah yang banyak wisatawan internasional ?

11. Apakah kejadian ini menyebabkan permintaan informasi lebih banyak dari pejabat asing atau media internasional ? ADAKAH RISIKO YANG BERMAKNA DALAM PEMBATASAN PERJALANAN DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL ? Jawab “ya” bila anda memiliki jawabn “ya” pada pertanyaan nomor 8, 9, 10, atau 11 diatas.

Negara anggota yang menjawab “ya” pada pertanyaan apakah kejadiannya memenuhi 2 dari 4 kriteria (I-IV) diatas, harus memberitahu WHO berdasarkan Pasal-6 dari Peraturan Kesehatan Internasional.

Page 35: Sejarah Karantina

Pengertian- Pengertian

Page 36: Sejarah Karantina

Episenter adalah wilayah geografis yang menjadi pusat/awal terjadinya Pandemi Influenza (PI).

Influenza Like Illness (ILI) adalah penyakit dengan gejala demam mendadak (>=38 0C, suhu aksila) disertai batuk dan atau sakit tenggorokan, yang tidak didiagnosis sebagai penyakit lain.

Isolasi adalah pemisahan orang sakit, bagasi, kontainer, alat angkut, atau barang bawaan lainnya yang terkontaminasi dengan maksud untuk mencegah penularan atau penyebaran penyakit atau kontaminasi.

Page 37: Sejarah Karantina

Kasus suspect ISPA adalah seseorang yang menderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dengan gejala demam (temperatur > 38º C), batuk dan atau sakit tengorokan dan beringus serta ada riwayat kontak dengan unggas yang terjangkit flu burung.

Karantina adalah pemisahan dan pembatasan ruang gerak orang sehat yang diperkirakan terpapar sumber infeksi.

Karantina rumah adalah pemisahan orang sehat dari sumber penyakit atau seseorang yang menderita penyakit yang berada dalam satu rumah.

Page 38: Sejarah Karantina

Klaster (cluster) adalah kelompok kecil yang mempunyai karakteristik yang sama (kasus, tempat,waktu) dalam satu kumpulan yang heterogen.

Masa inkubasi adalah periode masuknya kuman/virus sampai timbulnya gejala penyakit.

Pandemi influenza adalah penyebaran penyakit influenza secara internasional.

Penatalaksanaan kasus adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosa dan pengobatan.

Pembatasan/kontainmen adalah tindakan untuk membatasi pergerakan orang dalam rangka mencegah penyebaran penyakit.

Page 39: Sejarah Karantina

• Pembatasan cepat adalah tindakan pembatasan yang dilakukan pada awal terjadinya pandemi.

• Pengendalian perimeter adalah tindakan penyehatan yang dilakukan di wilayah pembatasan sehingga tidak terjadi penyebaran Pandemi Influenza.

• Personal Protective Equipment (PPE) adalah peralatan yang harus dikenakan untuk melindungi petugas dari kemungkinan kecelakaan dan atau tertular penyakit menular.

• Profilaksis adalah pemberian obat kepada seseorang dengan tujuan mencegah tejangkitnya penyakit.

Page 40: Sejarah Karantina

• Sinyal virologi adalah adanya gambaran antigenik dan genetik baru (seperti penyusunan ulang genetik virus yang berisi material genetik manusia dan hewan atau adanya gambaran isolat virus influenza dari manusia yang menunjukan beberapa mutasi yang tidak tampak pada isolat virus dari hewan.)

• Strategi adalah teknik atau cara yang dilakukan untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pencegahan Pandemi Influenza.

• Surveilans adalah pengamatan secara terus menerus dan sistematis terhadap suatu penyakit yang di mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisa data, dan interpretasi data untuk mengambil keputusan penanggulangan.

Page 41: Sejarah Karantina

• Respon cepat (rutin) adalah tindakan yang dilakukan pada saat kejadian luar biasa (Avian Influenza).

• Ring II adalah wilayah perimeter yang dimulai dari area pintu masuk bandara/pelabuhan.

• Ring I adalah area publik di terminal bandara/pelabuhan sampai pintu masuk penumpang ke ruang check-in.

• Sinyal epidemiologis adalah peningkatan jumlah penderita saluran pernapasan yang belum diketahui penyebabnya, pada suatu daerah/kelompok masyarakat tertentu dalam periode waktu yang singkat dan pola berbeda dari influenza manusia yang biasa dikenal.

Page 42: Sejarah Karantina

• Suspek adalah seseorang dengan suhu ≥ 38°C dengan salah satu/lebih gejala: sakit tenggorokan, batuk, pilek, sesak nafas. Dalam tujuh hari terakhir sebelum sakit ada kontak dengan penderita influenza pandemic atau berkunjung ke daerah terjadinya episenter pandemi influensa.

• Wilayah penanggulangan adalah wilayah geografis dan penduduknya yang ada klaster petunjuk dan dimana dilakukan intervensi luas.

• Zona karantina adalah tempat berlabuh bagi kapal yang datang dari pelabuhan di daerah/negara terjangkit penyakit yang berpotensi Public Health Emergency of International Concern. Dengan jarak minimum 2 mil dari dermaga.