SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

download SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

of 115

Transcript of SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    1/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    1

    BAB I

    MASA PERSIAPAN GEREJA

    Lahirnya Gereja diuntungkan oleh beberapa kondisi sesuai dengan rencana Allah:suatu kekaisaran yang sentralistis dan tertib; suatu bahasa yang luas dimengerti dan

    sangat kaya dan tepat perbendaharaan kata dan bahasanya untuk mengekspresikan

    filsafat dan konsep-konsep theologis; suatu system perhubungan dan infra-struktur yang

    sangat maju; suatu kebudayaan yang meliputi seluruh kekaisaran sehingga pekabaran

    Injil lintas budaya dipermudah; suatu perdamaian dan ketentraman yang dijamin oleh

    kekuatan militer Roma; suatu kerinduan yang kuat akan keselamatan dan

    berkembangnya kesadaran akan monotheisme. Tuhan mengaturnya sehingga

    kekristenan dapat berkembang dalam naungan agama Yahudi sampai dapat berdikari;

    terjadinya diaspora sejak abad ke-6 s.M. merupakan suatu persiapan buat gerakan misi

    gereja mula-mula, karena khususnya orang-orang Yahudi perantauan menjadi titik tolak

    pekabaran Injil selama kurang lebih abad pertama dan melalui diaspora konsep-konsep

    theologis Alkitab diperkenalkan kepada dunia luar. Semuanya ini menolong gereja

    untuk berkembang dengan cepat. Tuhan sungguh-sungguh mempersiapkan kelahiran

    AnakNya dan lahirnya gereja mula-mula.

    Pasal 1

    Latar Belakang Gereja

    Sejarah Gereja. Istilah sejarah atau history berasal dari bahasa Yunani,

    historia, kata kerja historio, yang berarti belajar melalui penelitian. Sedangkan Gereja

    berasal dari bahasa Protugis: igreja, yang berasal dari bahasa Yunani:

    (ekklsia) yang berarti dipanggil keluar (ek= keluar; klesia dari kata kaleo=

    memanggil); kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia, yaitu orang-orang yang

    dipanggil keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib. Disamping itu, dalam

    bahasa Yunani ada suatu kata lain yang berarti gereja, yakni kuriakon (rumah) Tuhan.

    Di mana yang pertama-tama dipanggil oleh Kristus adalah para murid, yaitu Petrus dan

    kawan-kawan (kedua belas murid). Sesudah kenaikan Yesus ke sorga dan pencurahan

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    2/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    2

    Roh Kudus pada hari Pentakosta, para murid itu menjadi rasul, artinya mereka yang

    diutus. Mereka diutus ke dalam dunia untuk mengabarkan berita kesukaan, sehingga

    lahirlah Gereja Kristen.1Tugas panggilan mereka dapat dirumuskan dengan tiga istilah,

    yakni: martyria (kesaksian yang mencakup pekabaran Injil dan kesaksian hidup, juga

    dalam arti setia sampai mati syahid), koinonia (persekutuan), dan diakonia

    (pelayanan). Dengan demikian Sejarah Gereja merupakan suatu penelitian tentang

    kesetiaan, keberhasilan dan kegagalan dalam menghayati penggilannya dan mentaati

    Amanat Agung Tuhan Yesus.

    Di dalam suratnya kepada jemaat di Galatia rasul Pulus mengatakan: Tetapi

    setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang

    perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. (Galatia 4:4). Kelahiran Tuhan Yesus

    ke dalam dunia ini adalah suatu penggenapan janji Allah yang disampaikan berabad-

    abad sebelumnya; juga merupakan penggenapan nubuatan para nabi yang dinubuatkan

    ratusan tahun sebelumnya. Dan ini semua sesuai dengan rencana Allah.

    Rencana Allah bagi kelahiran AnakNya, Yesus Kristus telah melalui persiapan

    yang luar biasa. Di mana bukan hanya melalui siapa Ia dilahirkan, tetapi tempat

    kelahirannya, nama yang diberikan untukNya, semuanya sudah ditentukan. Bahkan,

    segala sesuatunya telah dipersiapkan sedemikian rupa untuk menyambut kelahirnNya.

    Berbagai hal yang berikut yang turut mewarnai dan melatarbelakangi kelahiran Tuhan

    Yesus.

    Pemusatan dunia. Hal ini terjadi di bawah pemerintahan Alexander Agung

    (Iskandar Agung: 336-323 s.M.) kerajaan Mekedonia (Yunani) sangat meluas dan

    akhirnya meliputi Yunani, Asia Kecil (Turki), Palestina, Syria, Irak, Persia dan Mesir,

    bahkan Akexander Agung memasuki India dan mencapai sungai Gangga di India Utara.

    Walaupun kerajaannya hanya berlangsung 13 tahun, namun pemerintahannyamempunyai arti yang sangat menentukan bagi perkembangan sejarah dunia dan sejarah

    gereja. Sejak Alexander Agung kebudayaan Yunani (Hellenisme) mempengaruhi dan

    akhirnya mengungguli semua kebudayaan yang lain. Proses Hellenesisasi (pen-

    Yunanian) itu diteruskan juga oleh pemerintah Romawi yang sejak abad ke-2 sebelum

    Masehi menjadi kekuatan politik di dunia.

    1Dr. Th. Van den End, Harta Dalam Bejana, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987 (cetakan ke-6),

    hal.7

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    3/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    3

    Kesatuan kebudayaan di kekaisaran Romawi. Walaupun bangsa Roma

    menguasai hampir seluruh dunia yang dikenal saat itu, mereka tidak memaksa suku dan

    bangsa yang lain untuk memeluk kebudayaan Romawi. Dalam pengetahuan umum,

    kesenian, kesusasteraan dan filsafat, kebudayaan Yunanilah (Hellenisme) yang menjadi

    alat pemersatu. Dalam bidang agama dan dan kepercayaan, agama-agama dari Mesir

    dan Persia yang menjadi dominan dan berkembang di seluruh kekaisaran Romawi. Pola

    keagamaan kekaisaran Romawi pada umumnya sangat bijaksana dan memberikan

    kebebasan kepada masing-masing agama untuk berkembang. Melalui dibentuknya

    kekaisaran Romawi berkembangnya suatu pandangan universalisme yang berdasarkan

    sinkritisme. Dalam batas tertentu perkembangan inipun turut menyiapkan dunia bagi

    Injil yang juga bersifat universal.

    Dimengerti dan dipakainya bahasa Yunani di seluruh kekaisaran Romawi,

    kususnya di kota-kota, seperti Alexandria, Antiokhia, Palestina: Tiberias dan Kaisarea

    Filipi2 itu menjadi lebih penting bagi perkembangan gereja. Oleh karena itu bahasa

    Yunani disebut koine, yaitu bahasa umum atau bahasa pergaulan. Perjanjian Baru

    ditulis dalam bahasa Koine. Dengan demikian kitab-kitab Perjanjian Baru tidak perlu

    diterjemahkan. Para misionaris gereja mula-mula tidak perlu mempelajari bahasa-

    bahasa yang baru setiap kali mereka memasuki daerah baru. Bahasa Koine menjadi

    bahasa Pekabaran Injil. Hal ini sangat mempermudah perkembangan gereja mula-mula.

    Infra-struktur. Bukan hanya bahasa yang Allah persiapkan sebelum mengutus

    Anaknya, Yesus Kristus, tetapi infra-strukturnya juga dipersiapkan. Pemerintahan

    Romawi sangat memperhatikan infra-struktu lalu lintas, perhubungan, hal ini

    dimaksudkan untuk perkembangan perdagangan di antara propinsi-propinsi kekaisaran

    Romawi dan mempermudah pemindahan para pasukan Romawi pada saat

    pemberontakan ada serangan dari luar. Tentunya infra-struktur ini sangat

    mempengaruhi gerak para misionaris gereja mula-mula mewartakan Tuhan Yesus.

    Perdamaian Dunia. Hal lain, selain yang telah dikemukakan di atas yang turut

    mewarnai persiapan lahirnya Tuhan Yesus adalah apa yang disebut Pax Romana.

    Sejak tahun 236 s.M. pemerintah Romawi terus terlibat dalam pertempuran dengan

    bangsa-bangsa di sekitarnya dan satu persatu mereka ditaklukkan. Baru pada tahun 29

    s.M. kaisar Agustus dapat menutup kuil Mars di Roma, yaitu kuil dewa peperangan,

    dan mulailah apa yang disebut Pax Romana, yaitu perdamaian yang dijamin oleh

    2Ibid., hal. 9.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    4/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    4

    kekuatan militer Roma. Dalam hal ini kita melihat persiapan Tuhan bagi lahirnya

    gereja, karena ketentraman dan ketertiban dalam kekaisaran Romawi sengat

    menguntungkan gerak para misionaris gereja mula-mula.

    Sinkritisme di Kekaisaran Romawi. Dalam kekaisaran Romawi, orang-orang

    Yahudi hanya minoritas saja. Mayoritas penduduknya menganut agama-agama dan

    kebudayaan lain, yaitu kebudayaan Hellenisme. Dalam situasi yang sedemikian

    wajarlah orang-orang menjadi gelisah, merasa terasing dalam dunia kekaisaran yang

    terlalu luas (wilayahnya 21/2kali lebih besar dari Indonesia). Dengan demikian, mereka

    mulai mencari sesuatu yang akan memberi mereka pegangan dan harapan baru. Dan hal

    mana mereka jumpai dalam hal-hal yang berikut.

    Sinkritisme yang terjadi di kekaisaran Romawi ternyata salah satu hal yang

    mewarnai persiapan sebelum kelahiran Tuhan Yesus. Di Mesir, Persia, dan Asia Kecil

    (Turki) banyak berkembang yang kemudian juga dibawa ke daerah-daerah lain di

    kekaisaran Romawi, misalnya agama Isis dan Osiris (dari Mesir), agama Mithras (dari

    Persia) dan agama Cybele dan Attis (dari Asia Kecil) dan agama Baal dari Siria.3

    Perkembangan agama-agama tersebut dalam lingkungan kekaisaran Romawi

    mempunyai dua akibat:4 Pertama, penduduk kekaisaran Romawi dapat membanding-

    bandingkan pelbagai agama dan menjadi biasa dengan munculnya dan berkembangnya

    agama-agama yang baru, agama-agama itu keluar dari lingkungan suku dan menjadi

    universal sifatnya. Kedua, terjadinya percampuran agama. Dewa-dewa tertinggi

    pelbagai agama disamakan: Zeus (Yunani), Jupiter (Roma), Ahura Mazda (Persia),

    Marduk (Babylonia-Irak) dianggap sama. Dengan demikian kesadaran akan

    monotheisme berkembang dan menyiapkan jalan untuk kepercayaan kepada Allah yang

    Maha Esa. Semua agama ini juga mempunyai suatu unsur yang sama di kemudian hari

    akan menguntungkan bagi pekabaran Injil: agama-agama ini berkisar di sekitar suatu

    dewa yang meninggal dan yang akhirnya dihidupkan kembali. Semuanya itu dapat

    menjadi jembatan untuk dapat menerima berita tentang Yesus Kristus yang bangkit.

    Ilmu Filsafat. Filsafat zaman Yunani-Romawi berusaha juga untuk memberi

    pegangan baru kepada manusia yang terasing itu. Nampaknya ini merupakan harapan

    baru menyusul tidak ditemukannya jawaban dalam agama-agama misteri. Katafalsafah

    3Ibid., hal. 13.4Dr. Dieter Kuhl, Sejarah Gereja Bagian Umum, Departemen Komunikasi YPPII Bidang Literatur,

    tt.hal. 20.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    5/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    5

    atau filsafat diambil dari bahasa Yunani; philosophia. Dalam bahasa ini,

    kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan,

    cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang

    pencinta kebijaksanaan. Para penganutnya berusaha mengelakkan kepercayaan dan

    tindakan agama-agama misteri yang mereka anggap keterlaluan:5manusia yang ingin

    mematahkan belenggu kehidupan yang fana dan serba terbatas ini, aliran-aliran

    kepercayaan (agama-agama di atas) menunjukkan cara untuk mendapat bagian dalam

    kehidupan alam/dewa yang awet muda (ibarat tumbuhan, musim dingin/kering

    seakan-akan mati, daun gugur, tetapi pada musim panas/hujan tiba, kembali hidup).

    Ada yang menggunakan upacara-upacara yang penuh arti untuk menuntun orang

    kepada hidup yang mengatasi maut. Biasanya upacara-upacara itu dirahasiakan dan

    sekarang pun tidak diketahui apa sebenarnya yang sedang terjadi di dalamnya. Aliran-

    aliran ini dinamakan agama-agama misteri. Contohnya agama Isis dan Mithras. Ada

    pula aliran-aliran yang membawa anggotanya ke hutan belantara agar di situ mengalami

    kesatuan dengan dewa melalui tari-tarian yang membuat orang menjadi kerasukan. Dan

    ada pula yang menggunakan mantera-mantera bahkan guna-guna untuk memberi

    kekuatan lebih dari yang biasa kepada para anggotanya.

    Terdapat beberapa golongan ahli filsafat yang muncul saat itu, seperti Stoa,

    Platonisme, Epikureisme.Mulanya kaum filsuf tak mau tahu tentang keselamatan yang

    harus datang dari luar. Ketenangan batiniah merupakan keselamatan. Manusia harus

    hidup sesuai dengan kodratnya, dengan tidak membiarkan diri digoncangkan oleh

    kejadian-kejadian dunia di sekitarnya. Demikian ajaran aliran Stoa (Yunani:balai).

    Merupakan suatu sekolah filsafat yang berasal dari Athena (Yunani).

    Penyembahan kepada Kaisar. Selain semua yang dipaparkan sebelumnya,

    penyembahan kepada kaisar juga mewarnai dunia sebelum Allah mengurus AnakNya

    ke dalam dunia ini. Hal ini terjadi ketika Kaisar Augustus berkuasa. Ia telah

    memulihkan perdamaian di Negara Romawi, sesudah perang saudara yang setengah

    abad lamanya. Mereka memandang Augustus sebagai penyelamat dan mendirikan kuil-

    kuil dan patung-patung untuk dia. Tetapi sesudah dia, penyembahan terhadap kaisar-

    kaisar semakin meningkat. Bahkan, kaisar-kaisar itu disebut Anak Allah, dan Tuhan

    (Kyrios). Kaisar dianggap membawa ketentraman dan kesejahteraan bagi rakyatnya,

    asalkan rakyatnya menyembah dia, dengan mengucapkan kata-kata Kaisar adalah

    5Th. Van den End, Harta Dalam Bejara. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987, hal.13-14.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani
  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    6/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    6

    Tuhan dan membakar dupa di depan patungnya. Awalnya, kaisar-kaisar itu hanya

    disembah sesudah mangkat, tetapi kemudian Negara menuntut korban bagi kaisar yang

    masih hidup. Dan hal ini diwajibkan bagi semua penduduk (kecuali orang-orang

    Yahudi) di wilayah kekaisaran. Siapa yang tidak menaatinya dianggap musuh Negara.

    Melalui paparan di atas kiranya menjadi jelas apa yang disampaikan oleh rasul

    Paulus kepada jemaat di Galatia (4:4), setelah genap waktunya, maka Allah mengutus

    Anak-Nya,, yakni bagaimana kondisi yang terjadi sebelum lahirnya gereja, dan

    kkondisi tersebut sangat menguntungkan bagi pemberitaan Kabar Baik. Satu negara

    kekaisaran yang tertib, satu bahasa yang dimengerti secara luas dan yang sangat kaya

    dan tepat perbendaharaan kata dan tata bahasanya untuk mengekspresikan filsafat dan

    konsep-konsep teologis; suatu system perhubungan dan infra-struktur yang maju; suatu

    kebudayaan yang meliputi seluruh kekaisaran sehingga pekabaran Injil lintas budaya

    dipermudah; suatu perdamaian dan ketentraman yang dijamin oleh kekuatan militer

    Roma; suatu kerinduan yang kuat akan keselamatan dan berkembangnya kesadaran

    akan monotheisme; Tuhan mengaturnya sehingga kekristenan dapat berkembang dalam

    naungan agama Yahudi sampai dapat berdikari. Juga, terjadinya diaspora sejak abad

    keenam sebelum Masehi merupakan suatu persiapan bagi gerakan misi gereja mula-

    mula, karena khususnya orang-orang Yahudi perantauan menjadi titik tolak pekabaran

    Injil selama lebih kurang abad pertama dan melalui diaspora konsep-konsep teologis

    Alkitab diperkenalkan kepada dunia luar (proselit dan orang-orang yang takut akan

    Allah), yang pada gilirannya mereka menjadi jembatan untuk pemberitaan Kabar Baik.

    Sekarang nyatalah, bahwa Tuhan telah mempersiapkan sungguh-sungguh kelahiran

    AnakNya dan lahirnya gereja mula-mula.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    7/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    7

    Pasal 2

    Permulaan Gereja

    Gereja Kristus mulai timbul di tengah bangsa Yahudi, dan pekabarannya pertama-tama ditujukan kepada orang Yahudi dalam perserakan.6 Berikut keadaan bangsa

    Yahudi pada saat itu.

    Pada masa kelahiran Gereja, tanah Palestina takhluk kepada pemerintahan

    Romawi. Bagian selatan Palestina (Yudea) dikepalai oleh seorang wali negeri Romawi,

    diantaranya Pilatus, Festus, Felix; Raja bagian urata (Galilea) waktu itu ialah Herodes

    Antipas. Pada masa itu, kaum Yahudi masih diberi kebebasan menyembah Allahnya

    menurut hokum tauratnya. Pemimpin agama mereka adalah Sanhedrin yang

    anggotanya terdiri dari para imam dan para ahli taurat, 70 orang banyaknya, dan

    diketuai oleh imam besar. Pusat agama Yahudi adalah Bait Allah di Yerusalem, tetapi

    kebanyakan orang Yahudi tak sempat berbakti ke sana, sehingga tiap-tiap jemaat

    Yahudi dibangunkan Sinagoge, tempat mereka berhimpun pada hari Sabat di bawah

    pimpinan ahli-ahli taurat.

    Kendatipun orang Yahudi tidak dianiaya, namun secara rohani mereka merasa

    tertindas, sebab mereka yang dipilih Tuhan untuk memerintah dunia tetapi realitanya

    justru dikuasai oleh bangsa kafir. Semangat kebangsaan hidup berkobar dalam hati

    banyak orang, sehingga kadang ada yang memberontak seperti orang Zelot (lih.

    Mrk.3:18; Luk 6:15). Biasanya para pemberontak itu akhirnya harus mengaku kalah,

    tetapi hatinya dengan penuh kerinduan menanti kedatangan Mesias yang dijanjikan itu.

    Di tengah-tengah penantian mereka akan kedatangan Masias, mereka bertanya-

    tanya dan berkesimpulan bahwa untuk beroleh bagian dalam kerajaan Mesias harus

    berbuat segala sesuatu sesuai dengan tuntutan Taurat. Diantara mereka terdapat

    golongan ahli-ahli Taurat dengan keras mempelajari dan mengajarkan segala hokum

    dan larangan hokum Musa. Kebanyakan mereka masuk golongan Farisi(artinya: yang

    terasing), yang berusaha melakukan Taurat secermat-cermatnya, seperti berpuasa,

    berdoa, memberi sedekah, menguduskan hari Sabat. Menurut mereka, segala amat itu

    akan membawa manusia kepada pintu sorga. Tetapi saying, kesalehan mereka hanya

    6Dr. H. Berkhof dan Dr. I.H. Enklaar, Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia (cetakan ke-5),

    1986, hal. 4.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    8/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    8

    sebatas lahiriah dan tidak diikuti dengan kesalehan batiniah, itulah sebabnya Tuhan

    Yesus menyebut mereka sebagai orang munafik.

    Berbeda dengan kaum Farisi, ada golongan lain yang hidup di tengah-tengah

    bangsa Yahudi, yakni golongan Saduki. Mereka menolak segala harapan akan

    kedatangan Mesias, dan mereka lebih dekat dan sepakat dengan orang-orang Romawi

    dan Yunani. Terdapat suatu mazhab yang lain lagi yaitu orang Essena, yang

    mementingkan askese; mereka hidup terutama hidup di pesisir Laut Mati, jauh dari

    keramaian kota.

    Pada umumnya kaum Yahudi berpegang teguh pada Kitab Kudusnya, yaitu

    Perjanjian Lama. Sesudah pembuangan di Babel, kaum Yahudi hidup diaspora. Yang

    tinggal di Palestina satu juta saja, sedang yang diluarnya sekitar enam juta orang.

    Sebagai saudagar, mereka berdagang gandum di kota-kota sekitar bagian timur Laut

    Tengah dan di kota Roma. Pada masa Tuhan Yesus di Roma terdapat sepuluh ribu

    orang Yahudi di antara enam ratus ribu penduduk kota itu. Kendati pun berserakan,

    tetapi mereka tetap setia kepada agamanya; mereka dibebaskan dari kewajiban

    mempersembahkan korban kepada kaisar. Sedapat mungkin mereka mentaati Taurat

    Musa. Dimana-mana terdapat rumah ibadah sinagoge.

    Melihat kehidupan kaum Yahudi yang tetap setia dengan sifat penyembahan

    monotheismenya itu maka banyak orang non-Yahudi yang tertarik masuk agama

    Yahudi secara resmi (lih.Kis 2:11; 6:5; 13:43) dan takluk kepada Taurat, mereka

    disebut proselit (proselytes=yang datang kemari dan beralih kepada agama

    Yahudi)7, bandingkan Mat.23:15; Kis. 2:11. Selain orang-orang proselit, masih terdapat

    orang-orang yang tertarik kepada agama Yahudi, yaitu orang-orang yang takut akan

    Allah mereka itu percaya kepada Allah dan suka ikut beribadah dalam sinagoge, tetapi

    belum menganut agama Yahudi secara resmi (lih.Kis 13:16; 17:4). Orang-orang proselit

    yang menyambut Injil dari rasul-rasul, menjadi perantara Gereja untuk memasuki dunia

    Yunani-Romawi.8

    Kaum Yahudi yang tinggal dalam diaspora itu berbahasa Yunani (Koine), karena

    mereka sudah lupa bahasa Ibrani. Karena itu Perjanjian Lama perlu diterjemahkan ke

    dalam bahasa Yunani, kira-kira 200 tahun s.M. di mana terjemahannya dikerjakan di

    7J.D. Douglas, The New International Dictionary of the Christian Church,Zondervan Publisher,

    Grand Rapids 1974, hal. 807.8Dr. H. Berkhof, op.cit., hal. 7.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    9/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    9

    Mesir. Terjemahan itu disebut Septuaginta (artinya tujuh puluh, biasa ditulis LXX)9,

    karena konon ceritanya ada 70 ahli bahasa yang mengarangnya.

    Gereja Mula-mula. Berbagai pandangan tentang berdirinya gereja: antara lain

    seperti, Pertana, gereja adalah umat perjanjian Allah yang dikaitkan dengan panggilan

    Abraham dan janji yang diberikan kepadanya sebagai permulaannya. Kedua, gereja

    adalah orang-orang yang percaya pada janji Allah kepada Adam (Kej. 3:15). Oleh

    karena itu gereja telah mulai jauh sebelum panggilan Abraham. Pendapat berikutnya

    menyatakan bahwa gereja dimulai pada waktu Kristus di dunia, tetapi berdasarkan

    pengakuan bahwa murid-murid Yesus adalah inti gereja, maka gereja belum nyata

    sampai kedatangan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Namun demikian harus diakui

    bahwa gereja sudah ada dalam rencana Allah dikekekalan masa lampau (Ef. 1:4), tetapi

    realitasnya gereja dimulai pada Pentakosta, karena gereja, dengan hakekatnya sebagai

    tubuh Kristus, bergantung pada karya Kristus yang telah selesai (Kis. 20:28) dan

    kedatangan Roh Kudus. Jadi hari kelahiran gereja ialah pada hari turunnya Roh Kudus

    pada hari Pentakosta.10,11,12Hal serupa dikemukakan oleh J.W. Brill yang menegaskan,

    Terbentuknya jemaat yaitu pada hari Pentakosta. Sebelum hari itu sudah ada orang-

    orang yang telah percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi pada hari itulah jemaat terbentuk.

    Murid-murid Tuhan berhimpun dengan sehati di Yerusalem dan tiba-tiba Roh Kudus

    turun ke atas mereka, dan demikianlah jemaat Kristus terbentuk. Akan tetapi dasar

    jemaat telah diletakkan oleh Tuhan Yesus sendiri, yang berkata, Di atas batu karang ini

    Aku akan mendirikan jemaat-Ku. (Matius 16:18,19).13 Murid-murid dipenuhi Roh

    Kudus, sehingga mereka berani bersaksi tentang Yesus, dan melalui kesaksian tersebut

    orang-orang menyambut Injil dan percaya kepada Yesus; di sana terbentuklah jemaat

    kecil. Mereka terdiri dari orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi-Kristen itu awalnya

    masih seperti mazhab Yahudi, di mana mereka tetap mengunjungi Bait Allah dan

    Sinagoge serta mentaati Hukum Taurat dengan setia (Kis 2:46, 3:1).

    Permulaan sejarah Gereja dapat dipelajari dalam kitab Kisah Para Rasul yang

    melukiskan hidup jemaat mula-mula yang rukun bersatu, yang peduli dan yang setia

    dalam pengajaran. Jemaat-jemaat itu bersifat missioner: self-governing (memimpin diri

    9J.D. Douglas, op.cit.,897.10H. Berkhof, op.cit., hal. 7.11Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika. hal. 48512Charles C. Ryrie, Teologi Dasar, Buku 2. Yogyakarta: Yayasan Andi, 2002, hal. 192.13J. Wesely Bril, Dasar yang Teguh, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, t.t., hal. 269.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    10/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    10

    sendiri, berdiri secara kepemimpinan), self-supporting (berdikari secara keuangan),

    self-propagating (giat memberitakan Injil) dan self-reprocing (mendirikan pos-pos

    penginjilan).14

    Berita Injil yang mulanya hanya diterima oleh orang-orang Yahudi, namun

    setelah kematian Stefanus membuat mereka lari dari Yerusalem dan melarikan diri ke

    daerah-daerah orang Samarita dan orang kafir, dan di mana-mana pemberitaan Injil

    diterima oleh penduduk daerah itu (Kis 8; 11:19-30). Petrus tidak mau memasuki rumah

    seorang kafir tetapi Roh Kudus memaksa dia dengan memakai suatu penglihatan (Kis

    10).

    Menyusul setelah Injil berhasil masuk ke dalam dunia orang-orang kafir itu,

    timbullah persoalan yang mengemuka. Hal ini disebabkan karena di satu sisi orang-

    orang Kristen-Yahudi tetap ingin mentaati Hukum Taurat, karena mereka tidak mau

    memutuskan hubungan dengan orang-orang Yahudi lainnya. Haruskah hal yang sama

    diwajibkan kepada orang-orang Kristen-nonYahudi? Petrus ragu-ragu. Ia masuk ke

    rumah Kornelius (Kis 11), tetapi ketika ia dating ke Antiokhia, ia tidak mau makan

    bersama dengan orang-orang Kristen Yunani yang najis karena tidak mau mentaati

    Hukum Taurat (Gal. 2:11-14, bdg juga Kis 15:1-2; 7-21).

    Paulus benar-benar memahami bahwa tidak perlu lagi orang-orang Kristen itu

    mengikuti perintah-perintah Taurat Musa. Sebab orang percaya telah bersatu dengan

    Kristus (Gal.5:6), yaitu dengan kematian dan kebangkitan Kristus (Roma 6; Kol 2:6-

    3:4). Di Antiokhia, Paulus mencela Petrus karena keraguannya (Gal 2:11-14). Lalu

    perkaranya diputuskan dalam sidang para pemimpin Gereja di Yerusalem, kira-kira 18

    tahun sesudah hari Pentakosta, + tahun 48 ses. M. (Kis 15). Di sana Paulus berhasil

    meyakinkan para rasul lainnya untuk tidak memaksa orang-orang kafir mentaati Taurat

    Musa. Kendatipun demikian masih banyak orang Kristen-Yahudi yang tetap

    memperjuangkan Taurat sebagai syarat keselamatan (bdg Gal 2,3). Orang-orang ini kita

    sebut orang-orang Yudais. Paulus dengan keras melawan mereka, dan dalam rangka

    perjuangan ini ia menulis surat kepada jemaat di Galatia.

    Perluasan Gereja Mula-mula.Perluasan Gereja bertolak dari daerah Palestina-

    Siria. Dari sana Injil dibawa ke daerah-daerah di sebelah Barat, Timur dan Selatan.

    14Dr. Dieter Kuhl, Sejarah Gereja Bagian Umum, Departemen Komunikasi YPPII Bidang Literatur,

    tt., hal. 26.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    11/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    11

    Sebelah Barat Palestina. Paulus dan sejumlah orang lain (bdg Kis 18:24-25)

    membawa Injil ke daerah-daerah di sebelah Barat Palestina. Pada masa pertama, salah

    satu pusat penginjilan yang utama ialah kota Ankiokhia. Di sini untuk pertama kali

    timbul suatu jemaat yang terdiri atas orang-orang kafir (Kis 11:20). Jemaat ini dipakai

    Tuhan sebagai alat untuk membawa Injil ke daerah-daerah yang lebih jauh. Utusan

    jemaat Antiokhia yang paling terkenal ialah Paulus. Ia mengabarkan Injil di wilayah

    Asia Kecil (Turki) dan di Yunani (+ 47-57). Tetapi lepas dari usaha ini sudah berdiri

    jemaat di Roma (bdg Roma 16:20-24).

    Siria Timur.Salah satu pusat kekristenan di Siria Timur dan di Mesopotamia ialah

    Edessa. Selama abad ke-2 kota ini merupakan negara merdeka yang kecil. Tahun 179,

    raja Edessa masuk Kristen, sehingga Edessa merupakan Negara Kristen pertama. Salah

    seorang yang mengabarkan Injil di sebelah Timur Edessa adalah Addai. Pada tahun

    104 Addai menahbiskan uskup yang pertama di kota Arbil (Mesopotamia Utara).

    Selatan. Th.van den End menyatakan bahwa rasul Bartolomeus melayani daerah

    ini, bahkan, menurutnya, rasul Thomas melayani di India. Dikatakan bahwa sekitar

    tahun 180 sesudah Masehi, agama Kristen sudah tersebar ke daerah yang membentang

    dari Gallia (Perancis) di Barat sampai Arabia Selatan dan Persia di Timur. Orang-orang

    Kristen paling banyak terdapat di Mesopotamia Utara, Siria, Asia Kecil dan di Afrika

    Utara (sekarang Tunisia).

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    12/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    12

    Pasal 3

    Organisasi

    Gereja Mula-Mula15

    Mula-mula pimpinan Gereja diamanatkan kepada para rasul (yaitu bukan saja

    saksi-saksi kebangkitan Yesus, tetapi juga para utusan Injil), para pengajar(guru-guru

    agama, yang menafsirkan Alkitab, seperti ahli-ahli Taurat dalam agama Yahudi) dan

    para nabi (yang menerima karunia Roh yang istimewa). Mereka itu bukan dipilih,

    melainkan dengan sendirinya mereka dihormati dan diakui kuasanya dalam jemaat

    karena karunianya yang luar biasa. Dan mereka tidak terikat kepada satu jemaat saja.

    Selain itu, ada penatua (presbyteros = presbiter) dalam tiap-tiap jemaat; dari

    antaranya dipilih orang yang diberi tugas mengamati jemaat (episkopos atau uskup,

    artinya penilik). Pejabat-pejabat itu diserahi pimpinan harian jemaat mengenai

    keuangan, organisasi, administrasi dan sebagainya. Mereka dibantu oleh syamas (atau

    diakonos, diaken) yang tugasnya melayani orang miskin, memungut uang derma dan

    menjaga rumah kebaktian. Ketiga kategori ini diangkat melalui pemilihan , untuk tugas

    yang tetap. (bdg Kis 6)

    Setelah ketiga golongan yang disebut pertama meninggal maka penggembalaan

    jemaat beralih kepada presbiter, episkopos dan syamas. Dengan demikian pangkat

    uskup (episkopos) bertambah penting selaku gembala jemaat dan pemimpin ibadah.

    Pada permulaan abad kedua jemaat di Asia Kecil dan Siria dikepalai oleh seorang

    uskup saja. Kemudian peraturan ini diikuti di mana-mana, sehingga susunan Gereja

    menjadi episcopal. Presbiter-presbiter merupakan suatu badan tetap yang memilih

    uskup serta membantunya dalam kebaktian dan pemerintahan jemaat. Dalam Gereja

    mula-mula tak ada perbedaan pangkat di antara mereka. Tetapi sekitar tahun seratus

    para penilik mulai menganggap pelayan-pelayan lainnya sebagai bawahannya.

    Ditetapkanlah suatu hierarki (aturan pangkat): penilik-penatua-diaken.16 Tambahnya,

    lalu berlangsung juga perubahan lain lagi: karena memang lebih praktis bahwa

    pimpinan dilaksanakan oleh satu orang, maka mulailah lazim adanya satu penilik untuk

    satu jemaat.

    15Dr. H. Berkhof, Hal. 10-1116Dr. van den End, Harta Dalam Bejanahal. 33.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    13/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    13

    Dalam surat-suratnya, baik kepada Timotius maupun kepada Titus rasul Paulus

    memaparkan bebagai klasifikasi bagi para penatua, penilik dan diaken (1 Tim 3:1-13;

    Tit 1:5-16). Persyaratan-persyaratan ini penting artinya bagi tugas pelayanan yang

    dipercayakan kepada mereka.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    14/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    14

    Pasal 4

    Peribadatan Gereja

    Pada Tiga Abad Pertama

    Selaras dengan bertambahnya umat yang percaya kepada Kristus dan perlunya

    pelayanan yang lebih baik maka peribadatannya pun tidak mungkin untuk diabaikan.

    Bagaimana Gereja pada tiga abad pertama beribadah?

    A. Doa

    Menurut Gubernur Plinius (th.112-), orang-orang Kristen di Bythynia

    berkumpul pada pagi-pagi benar dan juga pada waktu malam pada hari yang

    telah ditetapkan.17Waktu berkumpul jemaat disuruh berdoa secara silih berganti

    oleh seorang pelayan sebagai kegiatan pertama (disebut Votum) di dalam

    kebaktian.18Adapun rumusannya seperti berikut:

    Pelayan: Datanglah anugerah (=Tuhan) dan binasalah dunia ini!

    Jemaat: Hosana Allah (=Anak) Daud

    Pelayan: Kalau ada orang yang kudus, biarlah ia dating! Kalau ia tidak kudus,

    biarlah ia bertobat! Maranatha!

    Jemaat: Amin!

    Masih terkait dengan doa, Abineno menyatakan bahwa menurut Didache19

    ada doa syafaatuntuk jemaat waktu mengadakan Perjamuan Kudus, yang sebagian

    doa itu sebunyi seperti berikut: Ingatlah Tuhan akan jemaatMu, untuk

    memeliharanya dari segala kejahatan dan menyempurnakannya di dalam kasihMu:

    dan kumpulkan dia, jemaatMu yang dikuduskan, dari keempat penjuru mata

    angina, di dalam kerajaanMu, yang Engkau telah sediakan baginya.20 Di dalam

    surat pertama Clemens dari Roma (th.90-an) terdapat doa yang tertua, di mana ia

    mendoakan jemaat yang sakit, dalam keadaan bahaya, dan lain sebagainya; juga

    berdoa untuk pemerintah, para pemimpin dan penguasa di kekaisaran, serta memuji

    Tuhan dengan kata-kata yang mengharukan.

    17J.L. Ch. Abineno, Ibadah Jemaat Dalam Abad-abad Pertama.DJakarta: Badan Penerbit Kristen,

    1961), 37.18Ibid, demikian Abineno mengutip Didache (th.90-115)19Salah satu tulisan yang terkenal dari zaman sesudah para rasul, yang ditulis di Siria, + 100 M.

    kitab ini singkat saja, kira-kira sebesar surat Yakobus.20Ibid., hal. 36.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    15/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    15

    Doa Bapa Kami. Merupakan doa yang sering diucapkan di Gereja abad tiga

    pertama.Didachemengajarkan bahwa doa bapa kami didoakan sehari tiga kali oleh

    orang-orang Kristen. Terkadang doa ini dipergunakan sebagai doa pengudusan

    sebelum anggur dan roti perjamuan diambi. Doa Bapa Kami biasanya dilakukan

    mengakhiri doa syafaat, di mana seorang imam (setelah khotbah) mengajak jemaat

    untuk berdoa syafaat begi pemerintah, gereja dan para pemimpinnya, perdamaian,

    orang-orang sakit dan orang-orang yang telah meninggal.21 Terkait dengan Doa

    Bapa Kami, Martin Luther, tokoh reformasi ini menegaskan bahwa doa ini adalah

    doa terbaik di dunia ini. Sebab jaminan yang paling pasti ialah bahwa Allah

    berkenan mendengarnya. Lebih daripada segala harta dunia, hendaknya kita jangan

    mengabaikannya.22

    Cara Berdoa dalam Ibadah. Sikap badan orang-orang Kristen waktu berdoa

    bermacam-macam. Kadang-kadang berlutut, berdiri, menutup mata, kadang

    menengadah ke langit dan terkadang berdoa sambil mengangkat tangan. Semuanya

    itu dianggap sikap badan yang pantas, yang mencermintan kerendahan hati dan

    melambangkan jiwa yang tertuju kepada Allah. Biasanya pada hari Minggu jemaat

    berdoa sambil berdiri untuk melambangkan kesukacitaan jemaat atas kebangkitan

    dari maut dan kebebasan dari dosa. Tetapi tidak ada peraturan yang saragam.

    Origenes menekankan sikap yang mengangkat jiwa kepada Allah dan

    membungkukkan hati di hadapanNya. Kata Origenes, doa seseorang masih

    dianggap layak bila ia berdoa sambil duduk, berbaring, atau berdagang, tergantung

    pada keadaan.23

    Doa untuk Orang Mati. Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa di

    berbagai tempat ada kebiasaan mendoakan orang-orang yang sudah meninggal.

    Tertullianus, bapa theologia Latin yang bertobat tahun 197-an, mengaku bahwa

    tidak ada sumber Alkitabiah yang jelas untuk kebiasaan tersebut. Menurut ukir-

    ukiran pada batu-batu nisan dari abad ketiga, doa itu bermacam-macam, misalnya

    seperti, doa syafaat untuk orang yang meninggal itu akan berada di sisi Tuhan, atau

    supaya dosanya diampuni.

    21Dr. J.L.Ch. Abineno, Ibadah Djemaat dalam Abad-abad Pertengahan, Djakarta: Badan Penerbit

    Kristen, 1966, hal. 3522Katekismu Besar Martin Lutherditerjemahkan oleh Anwar Tjen, Jakarta: BPK Gunung Mulia,

    1966, hal. 151.23Phillip Schaff, History of Christian Church (Jilid II). Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans, 1988,

    hal.379.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    16/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    16

    Doa dan Puasa. Di dalam Didache (Ajaran keduabelas rasul) Gereja

    diberitahu bahwa orang-orang benar berpuasa pada hari keempat (Rabu) dan

    keenam (Jumat). Pada tahun-tahun kemudia itu Gereja umumnya berpuasa

    setengah hari pada kedua hari itu, teristimewa pada hari Jumaat, di mana semua

    jemaat berpuasa setengah hari atau paling tidak, tidak makan daging. Pada abad

    kedua Gereja mengadakan puasa. Dalam beberapa tempat puasa tersebut

    dilaksanakan selama 40 jam pada minggu sebelum Paskah. Sedang di tempat-

    tempat lain puasa itu berlangsung beberapa minggu, mungkin selama 40 hari.

    Puasa juga diadakan sebelum hari-hari raya khusus. Clemens dari Alexandria

    memperhatikan Gereja dengan mengutip dari Roma 14:17 supaya orang-orang

    Kristen tidak berpuasa secara berlebihan dengan motivasi yang tidak murni.24

    B. Perjamuan Kudus

    Tujuan. Gereja pada tiga abad pertama merayakan Perjamuan Kudus

    (Eukaristi) bukan sekedar mengingat kembali secara akal akan pengorbanan

    Kristus, tetapi juga untuk mengambil bagian dalam hidup dan sengsaraNya, dengan

    demikian menguatkan baik secara pribadi maupun kesatuan berjemaat dalam kasih.

    Maknanya.Tertullianus, yang nama lengkapnya adalah Quintus Septimius

    Florens Tertullianus, menggambarkan roti sebagai tubuh Kristus. Ia berkata, orang

    percaya memakan tubuh Kristus supaya jiwanya dapat dipenuhi oleh Allah. Di

    pihak lain, Tertullianus juga mengatakan bahwa roti itu adalah gambar (Latin

    figura) tubuh Kristus. Berbeda dengan Tertullianus, Clemens dan Origenes yang

    cenderung mengalegorikan tubuh dan darah itu.25

    Cara Mengadakannya. Diadakan tiap hari Minggu, kegiatan ini merupakan

    puncak ibadah.26Adapun polanya adalah seperti berikut:

    1.

    Setelah doa-doa ibadah ada ciuman (pria dengan pria, wanita dengan wanita).

    2.

    Roti dan cawan berisi campuran air danggur diberi kepada pelayan yang

    mengucapkan doa syukur dan doa penyucian.

    3. Jemaat menjawab amin! atau mengucapkan doa bapa kami.

    24Schaff, History, II, 379-380.25J.N.D. Kelly, Early Christian Doctrine, edisi kelima. New York: Harper & Row, 1978, hal.211-214.26Schaff, op.cit., hal. 235-240.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    17/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    17

    4. Laku para Diaken membagikan roti dan anggur dan juga membawanya ke

    rumah-rumah orang percaya bagi mereka yang sedang sakit.

    5.

    Hanyalah orang-orang percaya yang dibaptis boleh mengikuti perjamuan

    tersebut.

    6. Di abad pertama dan kedua ada Perjamuan Agape yang langsung menyusul.

    Akan tetapi, lama-kelamaan, Perjamuan Kudus itu terpisah dari Perjamuan

    Agape. Yang pertama diadakan di waktu pagi, yang kedua di waktu malam.

    C. Pemberitaan Firman Tuhan

    Firman Tuhan biasanya ditafsirkan segara alegoris. Origenes yang lahir

    tahun 185 dari keluarga Kristen yang saleh itu, dipandang sebagai bapa metode

    penafsiran alegoris. Ia memandang bahwa Alkitab sebagai suatu organisme yang

    hidup yang terdiri dari tiga unsur yang memberikan jawaban kepada tubuh, jiwa

    dan roh. Ayat-ayat Alkitab mempunyai tiga arti, yaitu arti harafiah, etis dan mistis27

    Tata Cara Pemberitaan Firman Tuhan. Berikut penuturan Abineno28

    mengenai tata cara pemberitaan firman Tuhan:

    1. Dimulai dengan pembacaan Taurat, Kitab Nabi-nabi, Surat Rasul Paulus, Kisah

    Para Rasul dan Injil. Lalu surat-surat kiriman uskup dibaca.

    2.

    Mazmur dinyanyikan oleh seorang penyanyi diantara tiap bacaan itu.

    3. Lalu ada Haleluya yang dinyanyikan jemaat.

    4.

    Kemudian khotbah disampaikan, biasanya oleh uskup atau gembala atau penatua

    jemaat. Saat berkhotbah, uskup biasanya tidak berdiri, tetapi duduk di atas

    kursinya. Sedang jemaatnya pun tidak berdiam diri selama khotbah berlangsung,

    tetapi ada berbagai reaksi.29Bagi yang setuju dengan kata-kata uskup, mereka

    sering berseru, Rahmat Allah besar!; ada pula yang berseru sampai 36 kali:

    Syukur kepada Allah! Terpujilah Kristus!. Namun ada pula yang menggerutu:

    itu sudah biasa. Demikian yang pernah terjadi dalam ibadah hari Minggu di

    kota Roma pada tahun 251.

    27F.D. Willem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia,

    1987, hal. 207.28Abineno, Ibadah Djemaat Abad-abad Pertama, 36.29Dr. Th. Van den End, Harta dalam Bejana, hal. 65-66

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    18/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    18

    D. Baptisan

    Makna Baptisan. Justinus Martir, seorang aplologet terkemuka, yang

    dilahirkan pada tahun 95 dari keluarga kafir dan yang bertobat pada tahun 130

    melalui kesaksian seorang nelayan, Fenerable. Menurutnya, baptisan

    menggambarkan sebagai anagenesis (kelahiran kembali) dari hidup lama ke dalam

    hidup baru. Baptisan adalah pembebasan dari dosa, yang melaluinya kita beroleh

    pembebasan dari dosa dan membawa pencerahan supaya dapat melakukan

    kehendak Allah.30 Terdapat pendapat umum, bahwa baptisan itu hampir sama

    seperti upacara magis kafir, membersihkan orang dari dosa turunan; dan dalam hal

    orang dewasa, dari segala dosa yang dilakukannya. Ditegaskan bahwa kalau orang

    belum dibaptiskan, sekalipun dia adalah seorang anak kecil yang belum berbuat

    dosa, pasti tidak selamat. Sebaliknya bila dibaptis ia masuk sorga.31

    Persiapan dan Tata Cara Baptisan. Mengenai persyaratan baptisan,

    Justinus Martir, yang mati sebagai martir pada masa pemerintahan Marcus

    Aurelius, mengatakan bahwa mereka yang dibaptiskan adalah mereka yang telah

    percaya kepada pengajaran Kristen dan yang telah berjanji untuk hidup mengikuti

    ajaran-ajaran tersebut. Calon baptisan harus berdoa dan berpuasa dan bertobat dari

    dosa-dosa yang lampau; dan jemaat pun turut berdoa dan berpuasa. Kemudian pada

    hari yang ditentukan mereka dibaptis.32 Bagi Hippolytus, seorang uskup Portus

    yang terletak di sebelah utara muara sungai Tiber, yakni sekitar 20 km dari Roma,

    menerapkan persiapan yang lebih keras bagi calon baptisan. Di mana seorang yang

    mau dibaptis harus siap diuji secara seksama, dan selama tiga tahun mereka

    diharuskan mengikuti katekisasi secara bertahap, sebelum akhirnya ia

    dibaptiskan.33 Adapun tata caranya demikian: Seseorang harus dibaptis di dalam

    Nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, dalam air yang mengalir. Tetapi, kalai tidak ada

    suangai, ia boleh dibaptis dalam kolam air yang dingin. Kalau tidak ada sungai atau

    kolam, boleh disiram tiga kali dalam Nama Bapa, Anak dan Roh Kudus34

    30Jon Culver, Sejarah Gereja Umum, hal. 33.31Ibid. Hal.66.32 F.D. Willem, op.cit.,hal. 15033Williston Walker,A Historu of the Christian Church. Edisi ke-4. New York: Charles Scribner &

    Sons, 1983, 107.34Jon Culver, Sejarah Gereja Umum.Tp, hal. 34.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    19/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    19

    E. Hari dan Tata Ibadah

    Tentang hal ini, Justinus Martir, seorang apologet Kristen terkemuka dalam

    gereja abad kedua memberikan informasi yang sangat berharga.35 Menurutnya

    ibadah dilakukan pada hari Minggu.36Mengapa pada hari Minggu? Karena dua alas

    an, pertama, Allah menciptakan segala sesuatu selama enam hari lamanya dan

    Tuhan Allah beristirahat pada hari ketujuh. Kedua, karena Kristus bangkit pada

    hari Minggu. Pada hari Minggu orang datang dari kota dan desa berkumpul pada

    suatu tempat. Dalam ibadah itu dibacakan kenangan Para Rasul (Injil-injil) dan

    Kenangan dari Para Nabi (maksudnya Perjanjian Lama). Sesudah pembacaan

    maka pemimpin ibadah menyampaikan khotbah dan nasehat supaya jemaat

    mengikuti contoh-contoh yang baik. Selanjutnya meraka berdiri untuk berdoa dan

    dilanjutkan dengan saling menyalami dan cium persaudaraan serta Perjamuan

    Kudus dilaksanakan. Mengakhiri ibadah, kepada jemaat diberi kesempatan yang

    ingin memberikan korban dengan sukarela; yang mana persembahan ini disimpan

    oleh pemimpin ibadah untuk dibagi-bagikan kepada anak yatim piatu, para janda,

    orang-orang yang terpenjara, orang asing dan orang-orang yang berkekurangan.

    35F.D. Willem, op.cit. hal.150.36Bandingkan Th. Van den End. Hal. 64.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    20/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    20

    BAB II

    MASA PENGANIAYAAN GEREJA

    Awalnya bersanding tetapi kemudian berpaling! Nampaknya itulah kalimat yang

    pantas dialamatkan kepada Gereja pada empat abad pertama. Pada mulanya

    menganggap kaum Kristen sebagai mazhab Yahudi sehingga mereka diberi kebebasan

    kewajiban agamanya. Namun lama-kelamaan pemerintah Romawi mengetahui bahwa

    kaum Kristen bukanlah seperti yang dipahami sebemulnya. Hal itu diketahui dari

    keseharian hidup mereka. Mereka lain daripada yang lain, tidak seperti orang-orang

    Yahudi, juga tidak seperti orang-orang Romawi. Dalam pergaulan hidupnya orang

    Kristen menjauhi apa yang justru didekati oleh orang Yahudi dan Romawi. OrangKristen tidak melakukan seperti apa yang biasa dilakukan oleh orang-orang

    disekitarnya. Misalnya, menjauhi persundalan, menghindari tontotan perkelaian antar

    binatang dan sandiwara-sandiwara dalam teater pun tidak mereka kunjungi. Mereka

    juga menjauhi kuil-kuil dewa, bahkan menghindari upacara-upacara kenegaraan di

    mana kaisar dihormati sebagai seorang dewa.

    Akibat dari semuanya itu maka muncullah kecurigaan dan fitnah terhadap orang

    Kristen. Ada yang menyangka bahwa bahwa orang Kristen menangkap dan membunuh

    anak-anak kecil untuk diminum darahnya dan dimakan dagingnya dalam perkumpulan

    mereka. Ada pula desas-desus bahwa orang Kristen itu peracun, berhubung dengan

    cawan yang dipakainya. Sementara yang lain pun menuduh orang Kristen melakukan

    percabulan keluarga, kerena mereka mendengar tentang cium persaudaraan, yaitu

    semacam salam satu sama lain dalam kebaktian.

    Berbeda dengan masyarakat pada umumnya yang mulai membenci orang Kristen

    atas dasar kecurigaan, tetapi pemerintah Romawi melihatnya dari apa yang dilakukan

    oleh orang-orang Kristen. Mereka melihat orang Kristen menolak kesetiaannya kepada

    Negara dengan membakar dupa di depan patung kaisar, seperti yang dilakukan oleh

    semua rakyat. Dan agamanya, bagi seorang yang berpendidikan hanya merupakan

    tahyul yang keras, memuncak dalam harapan akan datangnya suatu kerajaan lain, dan

    ini jelas merupakan suatu ancaman bagi kekaisaran Romawi.37 Dimata pemerintah

    bahwa orang Kristen adalah selaku orang yang tak dapat dipercaya sebagai

    37Bandingkan dengan sikap dan reaksi raja Herodes terhadap kelahiran Yesus, Matius 2.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    21/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    21

    warganya(subversive dan membahayakan). Mereka dipandang sebagai anasir-anasir

    politik yang jahat, yang hendak memberontak dan melawan kaisar. Tampaknya sekte

    ini cepat merambat kemana-mana. Dengan berkembangnya Gereja Kristen, maka

    persembahan korban di rumah berhala semakin berkurang. Perlu dicatat pula bahwa

    saat itu kepercayaan yang berkembang di Romawi adalah paganisme; yakni adalah

    sebuah kepercayaan/praktik spiritual penyembahan terhadap berhala yang pengikutnya

    disebut Pagan. Pagan pada zaman kuno percaya bahwa terdapat lebih dari satu dewa

    dan dewi dan untuk menyembahnya mereka menyembah patung. Dampak buruknya,

    orang Kristen sering dikambing-hitamkan, seperti penuturan yang berikut.

    Apabila ada kebakaran, kelaparan, banjir menimpa sesuatu kota, nama

    penduduknya berteriak: orang-orang Kristen yang bersala! Biarlah mereka

    dilemparkan kepada binatang buas saja! Lalu rumah-rumah orang Kristen itudidatangi, dan mereka diseret ke pengadilan gubernur (bdg Kis 18:12, 19:29).

    Gubernur itu memulai sidang dengan bertanya: Apakah engkau seorang

    Kristen? Kalau mereka menyangkalnya, maka terus mereka diminta untuk

    mempersembahkan korban kepada kaisar, dan kalau mereka mengiyakannya,

    maka si gubernur, yang sering menyayangi mereka, menanyakannya sekali lagi,

    untuk memberi kesempatan kepada mereka untuk luput. Kalau mereka tetap

    bersikeras dalam pengakuannya, dan juga menolak untuk menyembah patung

    sang kaisar, maka mereka dihukum mati. Kesempatan membela diri sama sekali

    tidak ada: nama Kristen dan penolakan itu sudah cukup. Cara mereka dibunuh

    adalah sama seperti dalam hal penjahat-penjahat yang paling jahat: mereka

    dibakar, disalibkan atau harus berkelai dengan binatang buas.38

    Berbagai penghambatan dan menganiayaan terhadap orang Kristen di tiga abad

    pertama merupakan sebuah realita dalam sejarah. Dan ini merupakan masa

    kegelapan. Penghambatan pertama terjadi di Roma pada tahun 64, yakni pada masa

    pemerintahan Kaisar Nero (tahun 54-68). Berikutnya pada masa pemerintahan Kaisar

    Domitianus (tahun 81-96); pada waktu pemerintahan Kaisar Trayanus (tahun 98-117) di

    Asia Kecil; dibawah pemerintahan Kaisar Aurelius (tahun 161-180) di kota Lyon di

    Perancis Selatan (177). Kemudian dibawah pemerintahan Kaisar Septimus Severus

    (tahun 193-211) di propinsi Afrika Utara.

    Tak berhenti sampai disitu, bahkan penghambatan selanjutnya bersifat umum

    yang mulai terjadi pada tahun 250. Hal ini disebabkan oleh dua hal, pertama, gereja

    semakin kuat dan luas pengaruhnya sehingga gereja itu menjadi suatu factor politik

    yang harus dipertimbangkan. Kedua, kekaisaran Romawi semakin lemah dan kacau

    38Dr. van den End, Harta, hal. 55.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Berhalahttp://id.wikipedia.org/wiki/Dewahttp://id.wikipedia.org/wiki/Dewahttp://id.wikipedia.org/wiki/Berhala
  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    22/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    22

    secara ekonomi dan politik (kepemimpinan semakin beralih kepada panglima-panglima

    militer yang saling bersaing); kelemahan itu mendorong suku-suku Persia di ujung

    Timur dan suku-suku German di ujung Barat untuk menyerang kekaisaran Romawi.

    Perlu diingat pula bahwa kekaisaran Romawi itu bukan suatu kesatuan homogeny

    (serba sama), melainkan mencakup suatu jumlag besar bangsa-bangsa, ras, agama dan

    adat-istiadat. Justru di dalam situasi semacam itu kekaisaran Romawi membutuhkan

    suatu alat pemersatu. Alat pemersatu itu ialah penyembahan kepada Kaisar yang

    disembah sebagai kyrios (Tuhan) dan soter (Juruselamat). Tetapi Gereja tidak dapat

    turut menyembah Kaisar sebagai dewa. Dengan demikian timbullah usaha sistematis

    pemerintahan Romawi untuk melenyapkan gereja. Karena itu timbulkan penghambatan

    berikutnya, mulai dibawah pemerintahan Kaisar Decius (tahun 249-251); pada masa

    pemerintahan Kaisar Valerianus (tahun 253-260) dan pada masa Kasiar Diokletianus

    (tahun 284-305). Hingga akhirnya pada tahun 313, Kaisar Konstantinus melegalkan

    agama Kristen dan bahkan minta untuk dipermandikan, dan 80 tahun setelahnya, Kaisar

    Theodosius (tahun 380-395) melarang segala bentuk paganisme dan menetapkan agama

    Kristen sebagai agama-negara.

    Bukan saja penganiayaan dari luar yang dialami oleh Gereja, yakni dari para

    penguasa yang sedang berkuasa, sebagaimana tersebut di atas. Tetapi Gereja juga

    menghadapi penganiayaan yang datangnya dari dalam, yakni munculnya bidat-bidat.

    Apa yang dimaksud dengan bidat? Bidaah atau bidat berasal dari kata Arab yang berari

    suatu ajaran atau aliran yang menyimpang dari ajaran resmi.39 Sementara menurut

    Berkhof dan Enklaar, bidat ditinjau dari sudut histpris adalah persekutuan Kristen yang

    kecil, yang dengan sengaja memisahkan diri dari gereja besar dan ajarannya

    menekankan iman Kristen secara berat sebelah. Sehingga teologianya dan praktek

    kesalehannya biasanya membengkokkan kebenaran Injil.

    40

    Kata bidat atau bidah, dalambahasa Inggris-heresy, berasal dari bahasa Yunani heiresis yang berarti semacam

    pendapat, pandangan atau credo yang bertentangan dengan credo atau pengakuan dari

    Gereja. Kata bidat juga disejajarkan dengan kata sekte, dari kata Latin secta dan

    berarti a faction, sebagian yang memotong diri dari keseluruhannya. Dengan demikian

    sektedimaksudkan sebagai sekelompok penganut dari sautu agama yang mengambil

    39Dr. J. Verluyl, Gereja dan Bidat. Cetakan kedua. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1966, hal. 12.40Dr. H. Berkhof dan Dr. I.H. Enklaar, Sejarah Gereja. Hal.348-349.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    23/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    23

    sebagian dari keseluruhan pengajaran dan menekankannya sedemikian sehingga mereka

    kehilangan keseluruhan.

    Dalam Perjanjian Baru dikenal sekte orang Saduki (Kis. 5:17) dan sekte orang

    Farisi (Kis. 15: 5; 26:5) yang dibentuk dari kelompok Yudaisme. Sekte orang Saduki

    adalah kelompok yang menolak hal-hal yang bersifat supernatural, seperti ajaran

    tentang kebangkitan, hidup kekal, juga adanya malaikat. Sedangkan sekte orang Farisi

    adalah mereka yang percaya kepada hal-hal tersebut di atas, dan digambarkan di dalam

    Perjanjian Baru sebagai kelompok yang sangat memegang tradisi nenek moyang,

    mengerti dan memelihara Kitab Taurat secara kaku. Karena itu, kelompok ini sering

    bertentangan memusuhi Tuhan Yesus. Perlu diperhatikan bahwa kata yang sama, yaitu

    sekte, juga digunakan oleh non Kristen terhadap kekristenan. Sebagai contoh, kita dapat

    membaca tuduhan yang diberikan kepada rasul Paulus: "Telah nyata kepada kami

    bahwa orang ini adalah penyakit sampar, seorang yang menimbulkan kekacauan di

    antara semua orang Yahudi di seluruh dunia yang beradab, dan bahwa ia adalah seorang

    tokoh dari sekte orang Nasrani (Kis. 24:5,14; 28:22).

    Jadi jika pada mulanya pengertian "hairesis" adalah aliran, opini atau dogma,

    kemudian aliran atau sekte ini diindikasi sebagai aliran yang menyesatkan Dalam

    tulisan rasul Paulus, aliran ini disebut menimbulkan perpecahan yang perlu diwaspadai.

    Karena itu, bidat dapat juga dimengerti sebagai kelompok dalam gereja yang

    memecahkan diri karena alasan-alasan tertentu (band. 1Kor.11:19; Gal.5:20). Dalam

    Tit.3: 10 kata ini digunakan untuk orang tertentu. Rasul Paulus menulis: "Seorang bidat

    yang sudah satu dua kali kau nasehati, hendaklah engkau jauhi. Engkau tahu bahwa

    orang yang semacam itu benar-benar sesat dan dengan dosanya menghukum dirinya

    sendiri"(Tit.3:10-11).

    Dalam Perjanjian Baru, penggunaan kata bidat dalam arti penyimpangan terhadap

    ajaran sebagaimana kita sebut di atas, pertama kali dapat ditemukan dalam surat 2

    Petrus, di mana di sini rasul Petrus menegaskan adanya guru-guru palsu. Petrus

    menulis: "Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan,

    bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan

    jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka sendiri" (2Pet.2: 1).

    Sebernarnya, kita melihat bahwa ada dua kelompok bidat yang paling menonjol dalam

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    24/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    24

    PB. Pertama, kelompok Gnostik Yahudi (Kol.2:8-23) dan Dosetisme(1Yoh.4:2,3 dan 2

    Yoh.7). selain itu, terdapat pula bidat-bidat baru, yang muncul pada abad kedua dan

    ketiga, yaitu bidat Marcionisme, Manicheisme,Montanisme dan Novationisme dan

    Donatisme.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    25/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    25

    BAB III

    MEMBENDUNG AJARAN SESAT

    Munculnya dan merebaknya ajaran-ajaran sesat mendorong Gereja untuk segera

    mengambil langkah preventif sekaligus menetapkan ajaran-ajaran resmi yang

    membedakan dengan ajaran yang benar dan ajaran sesat. Oleh karenanya ditetapkanlah

    kanon, pengakuan iman dan penggantian para pejabat gereja yang diatur melalui prinsip

    pewarisan jabatan rasuli.

    Pasal 1Kanonisasi

    Istilah kanon berasal dari bahasa Yunani yang berarti 'tongkat pengukur, standar

    atau norma'. Secara historis, Alkitab telah menjadi norma yang berotoritas bagi iman

    dan kehidupan bergereja. Proses pengkanonan ini dilakukan oleh berpuluh-puluh ahli

    kitab suci dan bahasa yang dengan teliti dan serius memilah-milah banyak tulisan yang

    dianggap suci untuk menemukan kitab-kitab yang benar-benar suci dan diwahyukanAllah untuk kemudian dijadikan satu.

    Adapun tanda-tanda kanonitas meliputi beberapa hal, seperti: Kitab tersebut

    ditulis atau disahkan oleh para nabi/rasul; Kitab tersebut diakui otoritasnya di kalangan

    gereja mula-mula; Kitab tersebut mengajarkan hal yang selaras dengan kitab-kitab

    lainnya yang jelas termasuk dalam kanon. Hal senada dikemukakan oleh Agustinus41

    yang menyatakan bahwa lima batu uji yang dipakai untuk menentukan kanon, yakni

    ditulis oleh nabi atau rasul, menyatakan kebenaran tentang kuasa Allah, cocok dengan

    bagian yang lain, mempunyai kuasa Allah dan sikap umat Allah terhadapnya sepanjang

    abad.

    41K. Widianto, Tokoh-tokoh Penting Sejarah Gereja. Diktat Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia

    Surabaya, t.t., hal. 35

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    26/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    26

    Setelah Tuhan Yesus naik ke surga, belum sebuah kitab pun ditulis mengenai diri

    dan ajaran-Nya, karena belum dirasa perlu para saksi mata utama masih hidup. Jadi

    Injil masih dalam bentuk verbal, lisan; dari mulut ke mulut, oleh para rasul.

    Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah para saksi mata dan para rasul

    berkurang, dan semakin banyak ancaman pemberitaan ajaran-ajaran sesat. Pada masa

    itu banyak ditemukan tulisan-tulisan yang bercorak rohani, yang sebenarnya bukan

    Firman Allah. Oleh karena itu gereja merasakan pentingnya ditentukan kitab-kitab

    mana sajakah yang dapat diakui berotoritas sebagai Firman Allah. Kemudian para rasul

    mulai menuliskan surat-suratnya untuk para jemaat, lalu perlahan-lahan dibuat salinan

    surat-surat itu untuk berbagai gereja dan salinan itu dibacakan dalam pertemuan gereja

    (Kolose 4:16; 1 Tesalonika 5:7, Wahyu 1:3). Tulisan-tulisan ini diinspirasikan oleh

    Allah (2 Petrus 1:20-21; Wahyu 22:18; Efesus 3:5).

    Pada waktu yang bersamaan, ada banyak orang-orang yang menulis kitab-kitab

    tentang Yesus dan surat-surat ke gereja-gereja, yang tidak termasuk kanon. Lambat-

    laun gereja-gereja mulai jelas mengenai kitab-kitab mana yang diinspirasikan oleh Roh

    Kudus dan mana yang bukan.

    Pada abad ke 2 kanon Perjanjian Baru telah lengkap. Hal ini kita ketahui dari:

    1. The Old Syriac terjemahan PB pada abad kedua dalam bahasa Syria. Semua

    kitab ada, kecuali: 2 Petrus, 2 Yohanes, 3 Yohanes, Yudas, dan Wahyu.

    2. Justin Martyr pada tahun 140 M. Semua kitab PB ada, kecuali: Filipi dan 1

    Timotius.

    3.

    Daftar buku PB yang disusun di Roma pada tahun 140 M oleh seorang bidat

    yang bernama Marcion. Menurut Marcion kitab PL harus ditolak dan juga kitab-kitab PB yang dipengaruhi oleh Yudaisme, karena menurutnya Allah PL

    mempunyai status yang lebih rendah dari Allah yang dinyatakan dalam diri

    Kristus. Itu sebabnya kanon Marcion hanya terdiri dari 2 bagian: Pertama, Kitab

    Injil Lukas (Injil yang tidak dipengaruhi oleh Yudaisme); kedua, 8 Surat Paulus

    (3 Surat Penggembalaan tidak dimasukkan), yaitu: 1 & 2 Korintus, Efesus

    (Laodikia), Filipi, Kolose, 1 & 2 Tesalonika, Filemon.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    27/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    27

    4. Polycarp pada tahun 150 M pernah mengutip: Matius, Yohanes, sepuluh surat

    Paulus, 1 Petrus, 1 Yohanes dan 2 Yohanes.

    5.

    The Muration Canon pada tahun 170 M. Semua PB ada, kecuali: Ibrani,

    Yakobus, 1 Petrus dan 2 Petrus (sama dengan The Old Latin).

    6. Irenaeus (murid Polycarp) pada tahun 170 M. Semua kitab PB ada, kecuali:

    Filemon, Yakobus, 2 Petrus, dan 3 Yohanes.

    7. The Old Latin sebuah terjemahan sebelum tahun 200 M. Terkenal sebagai

    Alkitab dari gereja Barat. Semua PB ada, kecuali Ibrani, Yakobus, 1 Petrus dan

    2 Petrus.

    8. Codex Barococcio pada tahun 206 M. Semua kitab PL dan PB ada, kecuali:

    Ester dan Wahyu.

    9.

    Origen pada sekitar tahun 230 M menulis daftar kitab-kitab PB, sebagai berikut:

    ke-4 Injil, Kisah Para Rasul, ke-13 surat-surat Paulus, 1 Petrus, 1 Yohanes dan

    Wahyu.

    10.

    Tahun 303Eusebius dari Kaisarea juga membuat daftar kitab PB.

    11. Pada tahun 367 M dalam Festal Letter yang ditulis oleh Athanasius, Bishop

    Alexandria, mencantumkan daftar 27 kitab-kitab PB. Daftar itu kemudian

    diterima oleh umat di bagian Timur. Sedangkan di bagian barat, umat menerima

    daftar yang disusun oleh Atanasius. Paus Inosentius I mengirim daftar itu ke

    Perancispada tahun419.

    12.

    Jerome pada tahun 382 M, Ruffinua pada tahun 390 M dan Augustine pada

    tahun 394 M mencatat kanon PB sebanyak 27 kitab.

    13. Akhirnya pada tahun 397 M, konsili gereja di Carthago mengesahkan 27 kitab

    PB.

    14. Daftar ke 27 kitab itu kembali diperteguh dalam Konsili Florence (1441),

    Konsili Trente (1546) sertaKonsili Vatikan I (1870).

    Gereja sebagai persekutuan orang-orang yang telah ditebus, yang beriman

    sungguh-sungguh di dalam Kristus bukan menentukan atau menciptakan kanon, tetapi

    gereja hanya mengesahkan kitab-kitab yang memiliki tanda kanonitas dan karena itu

    kitab-kitab tersebut memiliki otoritas dalam gereja.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Eusebiushttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Atanasius&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Paus_Inosentius_I&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Perancishttp://id.wikipedia.org/wiki/419http://id.wikipedia.org/wiki/Konsili_Florencehttp://id.wikipedia.org/wiki/Konsili_Trentehttp://id.wikipedia.org/wiki/Konsili_Vatikan_Ihttp://id.wikipedia.org/wiki/Konsili_Vatikan_Ihttp://id.wikipedia.org/wiki/Konsili_Trentehttp://id.wikipedia.org/wiki/Konsili_Florencehttp://id.wikipedia.org/wiki/419http://id.wikipedia.org/wiki/Perancishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Paus_Inosentius_I&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Atanasius&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Eusebius
  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    28/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    28

    Pasal 2

    Penetapan Credo

    Kata Kredodalambahasa Latin:credomerupakan pernyataan atau pengakuanrangkuman mengenai suatu kepercayaan; atau dalam bahasa inggris creedyang berari

    Aku percaya, yang tidak lain merupakan Pengakuan Iman. Dalam bahasa Yunani

    disebut dengan Symbolum, yang berarti simbul atau tanda. Pengakuan ini

    merupakan pernyataan daripada suatu kelakuan. Dan pernyataan daripada kelakuan ini

    sekaligus merupakan garis perbatasan antara kebenaran dan bidat. Di dalam Sejarah

    Gereja dikatakan bahwa Cyprianus(200-258) yang pertama kali memakai istilah ini.

    Pada zaman para rasul atau permulaan Gereja, Gereja mempunyai dasar

    kepercayaan yang sama, karenanya tidak ada pengakuan iman orang Kristen yang

    ditetapkan oleh Dewan Gereja-gereja. Pengakuan Iman orang Kristen pertama kali

    ditetapkan pada Sidang Nicea tahun 325 AD.

    Pada abad ke-XI Gereja Barat dan Timur terpecah menjadi Gereja Yunani

    Ortodoks dan Gereja Latin atauKatolik. Gereja Yunani Ortodoks memakai Pengakuan

    Iman sebagai dasar kebenaran yang membedakan antara kebenaran dan bidat dalamagama Kristen. Sedang Gereja Latin, yakni Gereja Katolik atau Roma menggunakan

    Pengakuan Iman Rasul-rasul sebagai dasar. Setelah masa reformasi pada tahun 1517

    M, maka dikeluarkan pengakuan iman yang diakui secara umum.

    Asal Pengakuan Iman. Dalam Roma 10:10 menyatakan bahwa Karena dengan

    hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan

    diselamatkan. Jadi Pengakuan Iman adalah Pengakuan yang diakui dengan mulutdan

    dipercaya dalam hati, seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus, Matius 10:32, yakni

    tentang pengakuan kepercayaan kepada Tuhan Yesus di muka umum.

    Berikut beberapa contoh Pengakuan Iman yang dapat kita ketahui di dalam

    Alkitab, Perjanjian Lama, Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa (Ul 6:4). Dalam

    Perjanjian Baru terdapat banyak pengakuan iman, adalah sebagai berikut:

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latin
  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    29/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    29

    1. Pengakuan iman Natanael, Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang

    Israel (Yoh 1:49).

    2.

    Pengakuan iman Petrus, Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat

    16:16).

    3. Pengakuan iman Thomas, Ya Tuhanku dan Allahku (Yoh 20:28)

    4.

    Pengakuan iman sida-sida, Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak

    Allah (Kis 8:37).

    5. Pengakuan iman Paulus, Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa

    Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah

    membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan

    (Rom 10:9).

    6.

    Pengakuan iman yang ditunjukkan rasul Paulus kepada Timotiun, antara lain

    seperti: 1 Timotius 1:15; 2:4-6; 3:1; 4:8; 6:20; 2 Timotius 1:13, 14; 2:11.

    7. Pengakuan tentang Allah Tritunggal. Awalnya Tuhan Yesus sendiri yang

    memproklamirkan (Mat 28:19), selanjutnya diberitakan pula oleh para rasulNya

    (Kis 19:5; 2 Kor 13:14).

    Sejarah singkat Pengakuan Iman42

    1. Pengakuan Iman yang tertua ditulis oleh Ireniusdan Tertulianuspada tahun 170-

    200 M. Pengakuan ini merupakan sebuah karangan untuk menegur ajaran

    Ebionisme.

    2. Pengakuan Iman Rasul-rasul. Pengakuan ini bukan ditulis oleh para rasul,

    melainkan ditulis antara tahun 200=325 M. beberapa Bishop dan Diaken

    mengambil ajaran-ajaran para rasul yang penting dari Alkitab, kemudian

    dikumpulkan dan ditulis menjadi Pengakuan Iman. Pada tahun + 340 M digunakan

    di Roma. Pengakuan Iman Nicea. Pengakuan iman ini hadir untuk menentang bidat

    Arianisme43, yang ditulis pada tahun 325 M dalam sidang (konsili) Nicea. Setelah

    melalui beberapa koreksi, maka ditetapkan menjadi Pengakuan Iman, yakni pada

    tahun 381 M. Pengakuan Iman Athanasius, 313 M. pengakuan ini

    42Peter Wongso, Penjelasan Tentang Pengakuan-pengakuan Iman Kristen. Malang: Seminari

    Alkitab Asia Tenggara, t.t., hal.8.43J.D. Douglas, The New International Dictionary of the Christian Church. Exeter: Paternoster

    Press. 1974, hal. 67.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    30/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    30

    mengetengahkan tentang kebenaran Allah Tritunggal. Pengakuan Iman Augsburg

    (Augsburg Confession), yang ditulis pada waktu Martin Luther mengadakan

    konferensi pada tahun 1530 M

    3. Pengakuan Iman Dort. Ini adalah dari golongan Presbyterian yang ditulis oleh John

    Calvin pada tahun 1549 M di Genewa. Kemudian disetujui oleh konferensi besar di

    Dort, maka disebut Pengakuan Iman Dort.

    4. Pengakuan Iman Westminster. Pengakuan ini ditetapkan pada tahun 1649 M, dan

    sekarang dipakai oleh Gereja Presbyterian.

    5. Gereja Angklikan Negara Inggris. Pada tahun 1553 ditetapkan 42

    pengakuan/artikel. Di mana 9 tahun kemudian (tahun 1562 M) diubah menjadi 39

    pengakuan/artikel. Sekarang dipakai oleh agama Negara Inggris dan berbagai

    Negara Angklikan,

    6. Gereja Methodis. Pada mulanya menggunakan 39 pengakuan/artikel dari

    pengakuan iman gereja Angklikan, tetapi sampai tahun 1874 diubah menjadi 25

    pengakuan.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    31/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    31

    Pasal 3

    Pewarisan Jabaran Rasuli

    Selain adanya kanonisasi Alkitab dan ditetapkannya berbagai pengakuan iman,terdapat pula pewarisan jabatan rasuli, yang mana eksistensi ketiganya sama-sama

    bertujuan untuk membendung ajaran-ajaran sesat yang muncul di dalam gereja saat itu.

    Pada masa itu gereja dikepalai oleh seorang uskup, dan umumnya para uskup tidak turut

    tersesat oleh bidat-bidat. Karenanya muncullah semboyan, Berpeganglah kepada

    uskupmu, karena dialah yang mengetahui kebenaran!. Tetapi lama-kelamaan

    semboyan ini, yang timbul dari praktek penggembalaan jemaat, berubah menjadu suatu

    suruhan ilahi, oleh karena pangkat uskup makin dijunjung tinggi. Demikianlah pada

    akhir abad ke-2 terjadi keadaan: rasul-rasul telah mengangkat uskup-uskup sebagai

    gantinya. Kemudian uskup itu diganti pula oleh seorang uskup lain, yang juga dipilih

    dan ditahbiskan dengan jalan demikian dan seterusnya. sekarang penggantian yang sah

    itu menjamin penyerahan kebenaran Injili, yang mula-mula dipunyai rasul-rasul, terus-

    menerus di dalam Gereja segala masa. Setiap kali apabila seorang uskup ditahbiskan

    maka bersama dengan jabatan itu kebenaran Injili diwarisi dan dimilikinya pula. Ajaran

    itu dinamai dogma pewarisan atau suksesi jabatan rasuli.44

    44H. Berkhpf dan I.H. Enklaar, Sejarah Gereja, hal. 29

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    32/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    32

    BAB IV

    PERSELISIHAN THEOLOGIS

    Kehadiran Gereja seakan tak pernah sepi dengan berbagai tantangan dan

    rintangan, baik dari luar (kekaisaran) maupun dari dalam (bidat-bidat). Walau Gereja

    sudah mengambil langkah untuk menghentikan ajaran-ajaran sesat dengan terbentuknya

    kanonisasi kitab-kitab serta penetapan Pengakuan Iman, ternyata kini muncullah

    pertikaian yang disebabkan karena beda pemahaman teologis dari para tokoh-tokoh

    sejarah gereja. Di mana yang dipersoalkan adalah oknum Kristus, yaitu hubungan

    dengan Allah Bapa (soal Trinitas) dan hubungan tabiat ilahi dan manusiawi di dalam

    diri Kristus (soal Kristologi). Soal Trinitas diputuskan pada konsili Nicea tahun 325 dan

    Konstantinopel pada tahun 381; sedang soal Kristologi diputuskan pada konsili

    Cahalcedon tahun 451.

    Pasal 1

    Pertikaian Tentang Trinitas

    Terdapat beberapa tokoh sejarah gereja yang turut terlibat dalam persoalan

    Trinitas, satu diantaranya adalah Origenes (185 254). Ia adalah seorang Mesir, dari

    Alexandria yang cerdas dan menguasai filsafat Yunani. Dalam usianya yang ke 17

    tahun sudah menjadi kepala katekisasi bagi mereka yang ingin masuk Kristen.

    Diceritakan bahwa ratusan buku yang telah ditulisnya. Berikut berbagai ajaran

    Origenes.

    Tentang terjadinya dunia dan tubuh kita.45 Bahwa pada awalnya ada Allah,

    dikelilingi oleh malaikat-malaikat yang tak terhitung jumlahnya. Sedang dunia dan

    manusia belum ada. Kemudian para malaikat tersebut, kecuali satu, menjauh dari Allah.

    Semakin jauh dari Allah malaikat-malaikat itu melekat pada sesuatu yang berat dan

    jelek, yang tidak ada sebelumnya, yaitu materi. Demikianlah terjadinya dunia dan kita.

    45Th. Van den End, Harta dalam Bejana, hal 73.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    33/115

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    34/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    34

    malaikat, tetapi dibawah Allah (Bapa), dikatakan bahwa Yesus itu Logos dan Hikmat

    Bapa tetapi Ia beda dengan Logos yang berada (imanen) di dalam Allah.50

    Segera sesudah itu Arius mendapat perlawanan keras dari Athanasius yang

    selama hampir setengah abad (328-373) menjadi uskup Alexandria. Pertikaian theologis

    ini terjadi pada zaman kaisar Konstantinus Agung berkuasa. Athanasius, yang

    theologianya serupa dengan theologia Irenius, mengatakan bahwa Kristus adalah Allah

    sepenuhnya, dan tidak boleh dibedakan dengan Allah Bapa. Kalau Kristus bukan Allah,

    maka bagaimana mungkin kita memperoleh keselamatan?

    Konsili Nicea. Berhubungan banyak uskup yang tidak dapat menerima ajaran

    Arius, juga ajaran Athanasius yang dipandang mereka sebagai berat-sebelah, makaterjadilah pertikaian hebat. Oleh karena itu, kaisar Konstantinus berusaha untuk

    mendamaikannya dengan jalan mengadakan konsili di kota Nicea pada tahun 325

    (pertama) dengan tujuan supaya gereja bersatu. Dalam konsili yang dihadiri sekitar 250

    - 318 uskup kebanyakan dari Timur (Gereja Ortodoks Timur), sementara hanya lima

    orang dari Barat (Gereja Katolik). dan yang dipimpin oleh kaisar sendiri itu

    menghasilkan satu rumusan, yakni Pengakuan Iman Nicea,51(beda dengan Pengakuan

    Iman Nicea-Constantinopel). Salah satu rumusannya menegaskan bahwa Logos atau

    Anak, sehakekat (Yunani:homo-usios) dengan Bapa.52Logos sama sekali sehakekat

    dengan Allah Bapa; sungguhpun Logos dan Allah harus dibedakan, tetapi pada

    hakekatnya mereka satu saja, demikian kata Athanasius.53 Akibat dari konsili Necea

    325 adalah ajaran Arius dianggap sesat, maka Ia dipecat, dikucilkan dan dibuang ke

    IllyriaSementara Eusebiusdari Kaisarea bersama mayoritas uskup yang saat itu hadir

    dalam konsili Nicea mengikuti jalan tengah, karena mereka mencurigai istilah

    homousios karena mereka berpendapat kata itu berbau ajaran Sabellius

    Ketidakpuasan Eusebius dan kawan-kawan ini digunakan oleh pihak Arius untuk

    memajukan ajaran Arius. Akibatnya, kaum Arius muncul dan menjadi kuat antara tahun

    335-357.

    50J.N.D. Kelly, Early Christian Doctrine, The Teaching of Arius, 226-231.51Toni Lane, Runtut Pijar, hal.24.52Ibid., 25.53Berkhof, op.cit., 55.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    35/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    35

    Karena rumusan yang diputuskan dalam konsili Nicea 325 masih belum jelas

    maka pertikaian berlangsung terus. Arius dan Athanasius secara bergiliran dibuang oleh

    kaisar-kaisar. Akibat dari konsili Necea 325 adalah ajaran Arius dianggap sesat, maka

    Ia dipecat, dikucilkan dan dibuang ke Illyria. Begitupun dengan Athanasius, selama

    masa jabatan keuskupannya (menggantikan uskup Alexander) Athanasius mengalami

    lima kali pengusiran. Pada tahun 335 diadakan sinode di Tirus, di mana Athanasius

    dipecat karena ia tidak mau menerima Arius untuk kembali ke dalam persekutuan

    gereja. Kaisar Konstantinus mengusirnya ke Treves pada tahun 336. Pada tahun 337

    Konstantinus meninggal dunia dan Athanasius kembali menduduki keuskupannya di

    Alexandria. Baru saja dua tahun ia menduduki keuskupannya, maka kaisar mengusirnya

    lagi kerana kaisar berpihak kepada golongan Arianisme pada tahun 339. Sesuai dengan

    keputusan sinode Antiokia, maka Athanasius dibuang ke Roma.

    Pertikaian theologia yang hebat dan lama ini baru berakhir sesudah Theodosius

    Agung, yang anti-Arian, menjadi kaisar pada tahun 379. Konsili oikumenis yang kedua

    diselenggarakan di Konstantinopel pada tahun 381, memutuskan bahwa Anak itu homo-

    usios dengan Bapa. Dengan demikian keputusan konsili pertama (di Nicea 325)

    diteguhkan, tetapi dengan pengertian yang lebih terang dan dalam. Dalam konsili ini,

    mengakui pula Roh Kudus juga sezat dengan Bapa, selaras dengan ajaran Athanasius.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    36/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    36

    Pasal 2

    Pertikaian Tentang Kristologi

    Keputusan konsili Konstatinopel 381 ternyata tidak serta merta menghentikanpertikaian teologis yang bergolak di dalam gereja. Buktinya, pertikaian tentang Trinitas

    tersebut disusul pertikaian tentang kedua tabiat Kristus. Yang menjadi persoalan adalah

    bagaimana eratnya hubungan antara kemanusiaan dan keilahian dalam diri Kristus.

    Pertikaian Kristologi dari beberapa tokoh berikut ini berlangung sampai Konsili

    Kalsedon pada tahun 451.

    Apollinaris (310-390). Dilahirkan di Alexandria sekitar tahun 310, seorang yang

    sangat saleh dan pandai. Pada tahun 360 ia telah menjadi presbiter di Laodicea, Siria.

    Demikian ajarannya tentang Kristus, Kristus memiliki tubuh dan jiwa manusia, namun

    rohNya bukanlah roh manusia tetapi Roh Ilahi54 Apollianaris memakai suatu istilah

    teknis: Theos sark hophoros, artinya Allah yang memikul daging.55Di dalam diriNya

    sendiri Allah tidak menderita tetapi di dalam tabiatNya yang memukul daging, Allah

    menderita melalui tubuhNya. Allah tidak makan, tidak menangis, tidak dahaga, namun

    yang makan, menangis, dahaga adalah tubuhNya. Ajaran ini ditolak oleh Konsili

    Konstantinopel tahun 381.

    Nestorius dan Cyrillus. Nestorius dilantik menjadi patriarch/uskup pada tahun

    428. Dalam masa jabatannya, ia bermaksud untuk memperbaharui Gereja dan mengusir

    ajaran bidat-bidat. Dalam kanpanye untuk mengusir para pengikut Apolinaris, dalam

    khotbahnya ia menyerang penggunaan istilah theotokos (bunda Allah) bagi Maria.

    Menurutnya, lebih baik kata itu diganti dengan kristotokos (bunda Kristus).

    Pemahamannya tentang Kristus ialah bahwa hubungan kedua tabiat Kristus itu tidak

    begitu erat, misalnya seperti minyak dengan air dalam satu gelas. Zat-zat itu tidak

    bercampur, tetapi masing-masing mempertahankan sifatnya sendiri.

    Tidak demikian dengan Cyrillus. Menurut uskup Alexandria (tahun 412-444) ini

    bahwa hubungan kedua tabiat Kristus itu sama seperti hubungan antara susu dengan air:

    sifat khusus air tidak nampak lagi ketika dicampur dengan susu. Begitu juga sifat-sifat

    54Berkhof, hal.57.55F.D. Willem, hal. 13.

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    37/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    37

    khusus dari kemanusiaan Kristus menjadi hilang ketika tabiat itu digabungkan dengan

    keilahian Kristus, sehingga tubuh Kristus mengambil alih sifat-sifat ilahi. Pendek kata

    bahwa Nestorius menekankan kamanuiaan Kristus, sedang Cyrillus menekankan

    keilahian Kristus.

    Konsili Oikumenis Ketiga (di Efesus, 431). Untuk mengatasi pertikaian

    Kristologi tersebut di atas, maka kaisar Theodosius II mengadakan konsisi (sidang),

    di mana 60 uskup yang hadir memenuhi undangan kaisar Theosius II memutuskan

    Cyrillus yang menang sedang ajaran Nestorius ditolak oleh Gereja dan Nestorius

    dibuang. Nestorius pergi ke arab, lalu tinggal di Mesir sampai meninggal pada tahun

    439; sedangkan para pengikutnya berlindung di Edessa (Laut Hitam di Rusia Selatan)

    dan di Irak. Walaupun Nestorius meninggal namun ajarannya tidak turut meningeal,

    tetapi tetap hidup dan diteruskan oleh para pendukungnya. Mereka mendirikan

    gerejanya sendiri dengan nama Gereja Nestorian. Gereja ini giat memberitakan Injil

    hingga sampai di India, Tiongkok, Arab, bahkan Indonesia (abad ketujuh) gereja ini

    sudah ada di Sumatera Utara.

    Konsili Chalcedon (451). Tujuh belas tahun kemudian perselisihan itu berkobar

    kembali, taktaka seorang sarjana theologia,56 seorang biarawan tua dari

    Konstantinopel57 yang bernama Eutyches, mengajarkan bahwa sebenarnya Kristus

    hanya bertabiat satu saja. Kemanusiaan Kristus dipengaruhi atau diisi oleh

    keilahianNya, sehinga kemanusiaaNya itu cuma kelihatannya saja. Jadi Yesus itu

    bertabiat satu, yakni Ia ilahi bukan manusia. inilah monophysit(mono = satu, physit =

    tabiat). Dengan kata lain, Eutyches mengorbankan kemanusiaan Kristus dan

    menekankan keilahian Kristus. Maka pada tahun 449, patriarch Alexandria, Dioscurus

    membantu Eutyches lalu mengadakan sidang penyamun di Efesus, bersama rahibnya

    yang bersenjata memaksa supaya monophisitisme Eutyches diakui sebagai ajaran

    ortodoks. Tetapi Leo I, uskup Roma tidak menyetujui putusan ini.

    Satu tahun kemudian (450) seorang kaisar yang lebih kuat pendiriannya naik tahta

    di Byzantium (Konstantinopel). Kaisar ini bermaksud melawan kuasa Alexandria yang

    56Berkhof, hal. 58.57Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    38/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    38

    semakin kuat itu, supaya mewujudkan persatuan baru dalam Gereja dan kekaisarannya.

    Atas ajakan Leo I, maka kaisar sepakat untuk menyelenggarakan konsili oikumenis (ke-

    IV) di Chalcedon (sebuah kota diBithinia diAsia Kecil)yang kini merupakan bagian

    kotaIstanbul di sisi Asia dari selatBosforus.Yang berlangsung dari tanggal8 Oktober

    sampai dengan1 November tahun451.58

    Dalam konsili yang dihadiri oleh enam ratus uskup ini menghasilkan suatu

    keputusan kompromi (jalan tengah) yang menyatakan, Kristus bukan bertabiat satu

    (Alexandria) dan bukan bertabiat dua (Antiokhia), melainkan bertabiat dua dalam

    satu oknum. Kedua tabiat ini tidak bercampur dan tidak berubah (melawan

    Eutyches), dan tidak terbagi dan tidak terpisah (melawan Nestorius). Dengan putusan

    ini Gereja telah mengaku bahwa sebenarnya Yesus Kristus di bumi ini merupakan satu

    rahasia yang tak dapat dipahami oleh akal bubi manusia.

    Selain menghasilkan putusan terkait kedua tabiat Kristus, konsili Kalsedon juga

    memutuskan karya konsili ini terangkum dalam 30kanon disiplin.59

    1. Menyatakan, semua kanon dari konsili-konsili sebelumnya tetap berlaku,

    konsili-konsili yang dimaksud diklarifikasikan oleh kanon 2Konsili Quinisext

    (Konsili Kelima-Keenam),

    2. Menyatakan, bagi mereka yangmembeli jabatannya,anatema,

    3. Melarang para uskup untuk terlibat dalam bisnis,

    4.

    Memberikan, wewenang bagi para uskup atas para biarawan dalam

    keuskupannya, dengan hak untuk mengizinkan atau melarang pendirian biara-

    biara baru,

    5. Mengharuskan, para uskup keliling tunduk pada hukum kanon,

    6.

    Melarang, kaum klerus untuk berpindah keuskupan atau

    7. Menjadi anggota militer

    8.

    Tempat-tempat pelayanan bagi kaum papa ditempatkan di bawah yurisdiksi

    uskup,

    9. Membatasi kemungkinan untuk menuduh seorang uskup melakukan

    penyelewengan,

    58 Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas59Ibid.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bithinia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Kecilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Istanbulhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bosforus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/8_Oktoberhttp://id.wikipedia.org/wiki/1_Novemberhttp://id.wikipedia.org/wiki/451http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukum_kanonik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konsili_Quinisext&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Simonihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anatema&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anatema&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Simonihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konsili_Quinisext&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukum_kanonik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/451http://id.wikipedia.org/wiki/1_Novemberhttp://id.wikipedia.org/wiki/8_Oktoberhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bosforus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Istanbulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Kecilhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bithinia&action=edit&redlink=1
  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    39/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    39

    10.Melarang kaum klerus menjadi anggota dari lebih dari satu gereja,

    11.Memperhatikan surat-surat perjalanan bagi orang miskin,

    12.

    Provinsi tidak akan dibagi-bagi dengan maksud menciptakan gereja lain,

    13.Tak seorangpun dari kaum klerus yang boleh diterima oleh pihak lain tanpa

    surat rekomendasi,

    14.

    Memperhatikan istri dan anak-anak para kantor (penyanyi dalam liturgi) and

    lektor (pembaca dalam liturgi),

    15.Diakones (diakon wanita) harus berusia paling kurang 40 tahun,

    16.Melarang para biarawan dan biarawati untuk menikah dengan ancaman

    ekskomunikasi,

    17.Gereja-gereja pedesaan tidak dapat mengganti uskup,

    18.

    Melarang persekongkolan,

    19.Mengharuskan para uskup untuk menyelenggarakan sinode dua kali dalam

    setahun,

    20.

    Mendaftarkan pengecualian-pengecualian bagi mereka yang telah diusir ke kota

    lain,

    21.Menyatakan, penuduh seorang uskup harus lebih dahulu dicurigai sebelum

    uskup yang bersangkutan,

    22.

    Menyatakan ilegal, menyita barang-barang milik seorang uskup yang telah

    meninggal dunia,

    23.

    Mengizinkan, pengusiran orang luar yang menyulut huru-hara di

    Konstantinopel,

    24.Biara-biara bersifat permanen,

    25.

    Mengharuskan seorang uskup baru diangkat dalam waktu 3 bulan,

    26.Mengharuskan gereja-gereja memiliki seorang penatalayan (kepala urusan

    rumah tangga / steward) untuk memantau urusan gereja,

    27.

    Melarang, membawa lari wanita dengan pernikahan pura-pura (kawin lari)

    28.Memberikan kepada Konstantinopel hak-hak istimewa yang setara (isa presbeia)

    dengan Roma karena Konstantinopel adalah Roma Baru sebagaimana

    diperbaharui oleh kanon 36 dariKonsili Quinisext (parautusan paus tidak hadir

    untuk memberikan suaranya untuk kanon ini, dan kemudian mengajukan

    protes),

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kantor_%28Gereja%29http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lektor&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diakones&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diakones&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Biarawanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Biarawatihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekskomunikasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sinodehttp://id.wikipedia.org/wiki/Biarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Biarahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Roma_Baru&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konsili_Quinisext&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Utusan_paus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Utusan_paus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konsili_Quinisext&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Roma_Baru&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Biarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sinodehttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekskomunikasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Biarawatihttp://id.wikipedia.org/wiki/Biarawanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diakones&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lektor&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kantor_%28Gereja%29
  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    40/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    40

    29.Menyatakan bahwa seorang uskup tidak dapat diturunkan statusnya, melainkan

    hanya disingkirkan,

    30.

    Memberikan waktu kepada pihak Ortodoks Koptik untuk mempertimbangkan

    penolakan mereka atas TomeLeo.

    Akibat yang ditimbulkan dari konsili chalcedon (konsili oikumenis IV) adalah

    merusak kesatuan Gereja, di mana beberapa Gereja memisahkan diri dari Gereja

    Katolik, mislnya, seperti Gereja Armenia (monophysid), Gereja Kopt di Mesir

    (monophysit), Gereja Yakobit di Siria (monophysit), Gereja Kopt di Etiopia

    (monophysit) dan Gereja Nestorian di Persia da Irak (duopfisit), dengan pusatnya di

    Bagdad. Mereka tidak lagi mengakui kepemimpinan Roma dan gereja Katolik. Pada

    abad-abad berikutnya pekabaran Injil oleh kaum Nestorian berkembang sampai ke Asia

    Tengah, bahkan sampai ke Peking. Di mana sekitar tahun 1200 muncullah Gereja yang

    besar pengaruhnya (dari Nestorian) di Tiongkok; tapi akhirnya lenyap karena serangan

    bangsa Mongol pada abad ke-13.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Ortodoks_Koptikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Ortodoks_Koptik
  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    41/115

  • 8/9/2019 SEJARAH GEREJA UMUM.pdf

    42/115

    Sejarah Gereja

    K. Widianto, M. Th

    42

    Asal-mula

    Sejak awal, Gereja mengakui kedudukan istimewa dari tiga orang uskup, yang

    dikenal sebagai patriark: Uskup Roma, Uskup Aleksandria, dan Uskup Antiokhia.

    Kemudian turut bergabung Uskup Konstantinopel dan Uskup Yerusalem, keduanya

    dikonfirmasi sebagai patriarkat oleh Konsili Khalsedon tahun 451. Para patriark itu

    memiliki keutamaan di atas rekan-rekan uskup mereka dalam Gereja. Tatkala Tahta

    Keuskupan Konstantinopel berargumen bahwa dia mesti berada pada peringkat kedua

    karena dia adalah, "Roma Baru" Patriark Roma dengan gigih mempermasalahkan poin

    tersebut, dengan berargumen bahwa alasan dari Primasi (keuskupan) Roma sejak

    semula adalah karena dia merupakan tempat kedudukan Penerus St. Petrus, orang

    nomor satu di antarapara rasul.

    Pemisah-misahan dalam Kekaisaran Romawi pada gilirannya turut berperan pada

    pemisah-misahan dalam Gereja.Theodosius Agung,yang mangkat