Sejarah Dan Budidaya Stroberi

download Sejarah Dan Budidaya Stroberi

of 46

description

agriculture

Transcript of Sejarah Dan Budidaya Stroberi

sejarah dan budidaya stroberi 1. SEJARAH SINGKATStroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.2. JENIS TANAMANKlasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut:Divisi : SpermatophytaSub divisi : AngiospermaeKelas : DicotyledonaeKeluarga : RosaceaeGenus : FragariaSpesies : Fragaria spp.Stroberi yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hibrid yang merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x annanassa var Duchesne. Varitas stroberi introduksi yang dapat ditanam di Indonesia adalah Osogrande, Pajero, Selva, Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella dan Red Gantlet. Di Cianjur ditanam varitas Hokowaze asal Jepang yang cepat berbuah. Petani Lembang (Bandung) yang sejak lama menanam stroberi, menggunakan varitas lokal Benggala dan Nenas yang cocok untuk membuat makanan olahan dari stroberi seperti jam.3. MANFAAT TANAMANBuah stroberi dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya. Produk makanan yang terbuat dari stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup, jam, ataupun stup (compote) stroberi.4. SENTRA PENANAMANDapat dikatakan bahwa budidaya stroberi belum banyak dikenal dan diminati. Karena memerlukan temperatur rendah, budidaya di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi. Lembang dan Cianjur (Jawa Barat) adalah daerah sentra pertanian di mana petani sudah mulai banyak membudidayakan stroberi. Dapat dikatakan bahwa untuk saat ini, kedua wilayah tersebut adalah sentra penanaman stroberi.5. SYARAT PERTUMBUHAN5.1. IklimTanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600-700 mm/tahun.Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 810 jam setiap harinya.Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur 1720 derajat C.Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80-90%.5.2. Media TanamJika ditanam di kebun, tanah yang dibutuhkan adalah tanah liat berpasir, subur, gembur, mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara baik.Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun adalah 5.4-7.0, sedangkan untuk budidaya di pot adalah 6.57,0.Jika ditanam dikebun maka kedalaman air tanah yang disyaratkan adalah 50-100 cm dari permukaan tanah. Jika ditanam di dalam pot, media harus memiliki sifat poros, mudah merembeskan airdan unsur hara selalu tersedia.5.3. Ketinggian TempatKetinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000-1.500 meter dpl.6. PEDOMAN BUDIDAYA6.1. PembibitanStroberi diperbanyak dengan biji dan bibit vegetatif (anakan dan stolon atau akar sulur). Adapun kebutuhan bibit per hektar antara 40.000-83.350.Perbanyakan dengan bijiBenih dibeli dari toko pertanian, rendam benih di dalam air selama 15 menit lalu keringanginkan.Kotak persemaian berupa kotak kayu atau plastik, diisi dengan media berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang (kompos) halus yang bersih (1:1:1). Benih disemaikan merata di atas media dan tutup dengan tanah tipis. Kotak semai ditutup dengan plastik atau kaca bening dan disimpan pada temperatur18-20 derajat C.Persemaian disiram setiap hari, setelah bibit berdaun dua helai siap dipindahtanam ke bedeng sapih dengan jarak antar bibit 2-3 cm. Media tanam bedeng sapih sama dengan media persemaian. Bedengan dinaungi dengan plastik bening. Selama di dalam bedengan, bibit diberi pupuk daun. Setelah berukuran 10 cm dan tanaman telah merumpun, bibit dipindahkan ke kebun.Bibit vegetatif untuk budidaya stroberi di kebun Tanaman induk yang dipilih harus berumur 1-2 tahun, sehat dan produktif. Penyiapan bibit anakan dan stolon adalah sebagai berikut:Bibit anakan : Rumpun dibongkar dengan cangkul, tanaman induk dibagi menjadi beberapa bagian yang sedikitnya mengandung 1 anakan. Setiap anakan ditanam dalam polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang halis (1:1:1), simpan di bedeng persemaian beratap plastik.Bibit stolon : Rumpun yang dipilih telah memiliki akar sulur pertama dan kedua. Kedua akar sulur ini dipotong. Bibit ditanam di dalam atau polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Setelah tingginya 10 cm dan berdaun rimbun, bibit siap dipindahkan ke kebun.Bibit untuk budidaya stroberi di polibag : Pembibitan dari benih atau anakan/stolon dilakukan dengan cara yang sama, tetapi media tanam berupa campuran gabah padi dan pupuk kandang (2:1). Setelah bibit di persemaian berdaun dua atau bibit dari anakan/stolon di polibag kecil (18 x15) siap pindah, bibit dipindahkan ke polibag besar ukuran 30 x 20 cm berisi media yang sama. Di polibag ini bibit dipelihara sampai menghasilkan.6.2. Pengolahan Media TanamBudidaya di Kebun Tanpa Mulsa PlastikDi awal musim hujan, lahan diolah dengan baik sedalam 30-40 cm.Keringanginkan selama 15-30 hari.Buat bedengan: lebar 80 x 100 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 40 x 60 cm atau guludan: lebar 40 x 60 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar guludan 40 x 60 cm.Taburkan 20-30 ton/ha pupuk kandang/kompos secara merata di permukaan bedengan/ guludan.Biarkan bedengan/guludan selama 15 hari. f) Buat lubang tanam dengan jarak 40 x 30 cm, 50 x 50 cm atau 50 x 40 cm.Budidaya di Kebun Dengan Mulsa Plastik.Di awal musim hujan, lahan diolah dengan baik dan keringanginkan 15-30 hari.Buatlah bedengan: lebar 80 x 120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 60 cm atau guludan: lebar bawah 60 cm, lebar atas 40 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 60 cm.Keringanginkan 15 hari.Taburkan dan campurkan dengan tanah bedengan/guludan 200 kg urea, 250 kg SP-36 dan 100 kg/ha KCl.Siram hingga lembab.Pasang mulsa plastik hitam atau hitam perak menutupi bedengan/guludan dan kuatkan ujung-ujungnya dengan bantuan bambu berbentuk U.Buat lubang di atas plastik seukuran alas kaleng bekas susu kental manis. Jarak antar lubang dalam barisan 30, 40 atau 50 cm, sehingga jarak tanam menjadi 40 x 30, 50 x 50 atau 50 x 40 cm.Buat lubang tanam di atas lubang mulsa tadi.Pengapuran : Bila tanah masam, 2-4 ton/ha kapur kalsit/dolomit ditebarkan di atas bedengan/guludan lalu dicampur merata. Pengapuran dilakukan segera setelah bedengan/guludan selesai dibuat.6.3. Teknik PenanamanSiram polybag berisi bibit dan keluarkan bibit bersama media tanamnya dengan hati-hati.Tanam satu bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar pangkal batang.Untuk tanaman tanpa mulsa, beri pupuk dasar sebanyak 1/3 dari dosis pupuk anjuran (dosis anjuran 200 kg/ha Urea, 250 kg SP-36 dan 150 kg/ha KCl). Pupuk diberikan di dalam lubang sejauh 15 cm di kiri-kanan tanaman.Sirami tanah di sekitar pangkal batang sampai lembab.6.4. Pemeliharaan TanamanPenyulaman : Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 15 hari setelah tanam. Tanaman yang disulam adalah yang mati atau tumbuh abnormal.Penyiangan : Penyiangan dilakukan pada pertanaman stroberi tanpa ataupun dengan mulsa plastik. Mulsa yang berada di antara barisan/bedengan dicabut dan dibenamkan ke dalam tanah. Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan gulma, biasanya dilakukan bersama pemupukan susulan.Perempelan/Pemangkasan : Tanaman yang terlalu rimbun, terlalu banyak daun harus dipangkas. Pemangkasan dilakukan teratur terutama membuang daun-daun tua/rusak. Tanaman stroberi diremajakan setiap 2 tahun.PemupukanPertanaman tanpa mulsa: Pupuk susulan diberikan 1,5-2 bulan setelah tanam sebanyak 2/3 dosis anjuran. Pemberian dengan cara ditabur dalam larikan dangkal di antara barisan, kemudian ditutup tanah.Pertanaman dengan mulsa: Pupuk susulan ditambahkan jika pertumbuhan kurang baik. Campuran urea, SP-36 dan KCl (1:2:1,5) sebanyak 5 kg dilarutkan dalam 200 liter air. Setiap tanaman disiram dengan 350-500 cc larutan pupuk.Pengairan dan Penyiraman : Sampai tanaman berumur 2 minggu, penyiraman dilakukan 2 kali sehari. Setelah itu penyiraman dikurangi berangsur-angsur dengan syarat tanah tidak mengering.

TEKNOLOGI TEPAT GUNAWARINTEK - Menteri Negara Riset dan Teknologi Alat Pengolahan | Budidaya Pertanian | Budidaya Perikanan | Budidaya Peternakan | Pengelolaan dan Sanitasi | Pengolahan Pangan

TTG - BUDIDAYA PERTANIANSTROBERI( Fragaria chiloensis L. / F. vesca L. )

1. SEJARAH SINGKATStroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia. 2. JENIS TANAMANKlasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Keluarga : Rosaceae Genus : Fragaria Spesies : Fragaria spp. Stroberi yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hibrid yang merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x annanassa var Duchesne. Varitas stroberi introduksi yang dapat ditanam di Indonesia adalah Osogrande, Pajero, Selva, Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella dan Red Gantlet. Di Cianjur ditanam varitas Hokowaze asal Jepang yang cepat berbuah. Petani Lembang (Bandung) yang sejak lama menanam stroberi, menggunakan varitas lokal Benggala dan Nenas yang cocok untuk membuat makanan olahan dari stroberi seperti jam.3. MANFAAT TANAMANBuah stroberi dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya. Produk makanan yang terbuat dari stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup, jam, ataupun stup (compote) stroberi.4. SENTRA PENANAMANDapat dikatakan bahwa budidaya stroberi belum banyak dikenal dan diminati. Karena memerlukan temperatur rendah, budidaya di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi. Lembang dan Cianjur (Jawa Barat) adalah daerah sentra pertanian di mana petani sudah mulai banyak membudidayakan stroberi. Dapat dikatakan bahwa untuk saat ini, kedua wilayah tersebut adalah sentra penanaman stroberi. 5. SYARAT PERTUMBUHAN5.1. Iklim1. Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600-700 mm/tahun.2. Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 810 jam setiap harinya.3. Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur 1720 derajat C.4. Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80-90%. 5.2. Media Tanam1. Jika ditanam di kebun, tanah yang dibutuhkan adalah tanah liat berpasir, subur, gembur, mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara baik.2. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun adalah 5.4-7.0, sedangkan untuk budidaya di pot adalah 6.57,0.3. Jika ditanam dikebun maka kedalaman air tanah yang disyaratkan adalah 50-100 cm dari permukaan tanah. Jika ditanam di dalam pot, media harus memiliki sifat poros, mudah merembeskan airdan unsur hara selalu tersedia.5.3. Ketinggian TempatKetinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000-1.500 meter dpl.6. PEDOMAN BUDIDAYA6.1. PembibitanStroberi diperbanyak dengan biji dan bibit vegetatif (anakan dan stolon atau akar sulur). Adapun kebutuhan bibit per hektar antara 40.000-83.350.1. Perbanyakan dengan biji 1. Benih dibeli dari toko pertanian, rendam benih di dalam air selama 15 menit lalu keringanginkan.2. Kotak persemaian berupa kotak kayu atau plastik, diisi dengan media berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang (kompos) halus yang bersih (1:1:1). Benih disemaikan merata di atas media dan tutup dengan tanah tipis. Kotak semai ditutup dengan plastik atau kaca bening dan disimpan pada temperatur18-20 derajat C.3. Persemaian disiram setiap hari, setelah bibit berdaun dua helai siap dipindahtanam ke bedeng sapih dengan jarak antar bibit 2-3 cm. Media tanam bedeng sapih sama dengan media persemaian. Bedengan dinaungi dengan plastik bening. Selama di dalam bedengan, bibit diberi pupuk daun. Setelah berukuran 10 cm dan tanaman telah merumpun, bibit dipindahkan ke kebun.2. Bibit vegetatif untuk budidaya stroberi di kebun Tanaman induk yang dipilih harus berumur 1-2 tahun, sehat dan produktif. Penyiapan bibit anakan dan stolon adalah sebagai berikut: 1. Bibit anakan : Rumpun dibongkar dengan cangkul, tanaman induk dibagi menjadi beberapa bagian yang sedikitnya mengandung 1 anakan. Setiap anakan ditanam dalam polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang halis (1:1:1), simpan di bedeng persemaian beratap plastik.2. Bibit stolon : Rumpun yang dipilih telah memiliki akar sulur pertama dan kedua. Kedua akar sulur ini dipotong. Bibit ditanam di dalam atau polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Setelah tingginya 10 cm dan berdaun rimbun, bibit siap dipindahkan ke kebun.3. Bibit untuk budidaya stroberi di polibag : Pembibitan dari benih atau anakan/stolon dilakukan dengan cara yang sama, tetapi media tanam berupa campuran gabah padi dan pupuk kandang (2:1). Setelah bibit di persemaian berdaun dua atau bibit dari anakan/stolon di polibag kecil (18 x15) siap pindah, bibit dipindahkan ke polibag besar ukuran 30 x 20 cm berisi media yang sama. Di polibag ini bibit dipelihara sampai menghasilkan. 6.2. Pengolahan Media Tanam1. Budidaya di Kebun Tanpa Mulsa Plastik 1. Di awal musim hujan, lahan diolah dengan baik sedalam 30-40 cm.2. Keringanginkan selama 15-30 hari.3. Buat bedengan: lebar 80 x 100 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 40 x 60 cm atau guludan: lebar 40 x 60 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar guludan 40 x 60 cm.4. Taburkan 20-30 ton/ha pupuk kandang/kompos secara merata di permukaan bedengan/ guludan.5. Biarkan bedengan/guludan selama 15 hari. f) Buat lubang tanam dengan jarak 40 x 30 cm, 50 x 50 cm atau 50 x 40 cm. 2. Budidaya di Kebun Dengan Mulsa Plastik. 1. Di awal musim hujan, lahan diolah dengan baik dan keringanginkan 15-30 hari.2. Buatlah bedengan: lebar 80 x 120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 60 cm atau guludan: lebar bawah 60 cm, lebar atas 40 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 60 cm.3. Keringanginkan 15 hari.4. Taburkan dan campurkan dengan tanah bedengan/guludan 200 kg urea, 250 kg SP-36 dan 100 kg/ha KCl.5. Siram hingga lembab. 6. Pasang mulsa plastik hitam atau hitam perak menutupi bedengan/guludan dan kuatkan ujung-ujungnya dengan bantuan bambu berbentuk U.7. Buat lubang di atas plastik seukuran alas kaleng bekas susu kental manis. Jarak antar lubang dalam barisan 30, 40 atau 50 cm, sehingga jarak tanam menjadi 40 x 30, 50 x 50 atau 50 x 40 cm.8. Buat lubang tanam di atas lubang mulsa tadi. 3. Pengapuran : Bila tanah masam, 2-4 ton/ha kapur kalsit/dolomit ditebarkan di atas bedengan/guludan lalu dicampur merata. Pengapuran dilakukan segera setelah bedengan/guludan selesai dibuat.6.3. Teknik Penanaman1. Siram polybag berisi bibit dan keluarkan bibit bersama media tanamnya dengan hati-hati.2. Tanam satu bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar pangkal batang. 3. Untuk tanaman tanpa mulsa, beri pupuk dasar sebanyak 1/3 dari dosis pupuk anjuran (dosis anjuran 200 kg/ha Urea, 250 kg SP-36 dan 150 kg/ha KCl). Pupuk diberikan di dalam lubang sejauh 15 cm di kiri-kanan tanaman.4. Sirami tanah di sekitar pangkal batang sampai lembab.6.4. Pemeliharaan Tanaman1. Penyulaman : Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 15 hari setelah tanam. Tanaman yang disulam adalah yang mati atau tumbuh abnormal.2. Penyiangan : Penyiangan dilakukan pada pertanaman stroberi tanpa ataupun dengan mulsa plastik. Mulsa yang berada di antara barisan/bedengan dicabut dan dibenamkan ke dalam tanah. Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan gulma, biasanya dilakukan bersama pemupukan susulan.3. Perempelan/Pemangkasan : Tanaman yang terlalu rimbun, terlalu banyak daun harus dipangkas. Pemangkasan dilakukan teratur terutama membuang daun-daun tua/rusak. Tanaman stroberi diremajakan setiap 2 tahun.4. Pemupukan 1. Pertanaman tanpa mulsa: Pupuk susulan diberikan 1,5-2 bulan setelah tanam sebanyak 2/3 dosis anjuran. Pemberian dengan cara ditabur dalam larikan dangkal di antara barisan, kemudian ditutup tanah.2. Pertanaman dengan mulsa: Pupuk susulan ditambahkan jika pertumbuhan kurang baik. Campuran urea, SP-36 dan KCl (1:2:1,5) sebanyak 5 kg dilarutkan dalam 200 liter air. Setiap tanaman disiram dengan 350-500 cc larutan pupuk.5. Pengairan dan Penyiraman : Sampai tanaman berumur 2 minggu, penyiraman dilakukan 2 kali sehari. Setelah itu penyiraman dikurangi berangsur-angsur dengan syarat tanah tidak mengering. Pengairan bisa dengan disiram atau menjanuhi parit antar bedengan dengan air.6. Pemasangan Mulsa Kering : Mulsa kering dipasang seawal mungkin setelah tanam pada bedengan/ guludan yang tidak memakai mulsa plastik. Jerami atau rumput kering setebal 35 cm dihamparkan di permukaan bedengan/guludan dan antara barisan tanaman.7. HAMA DAN PENYAKIT7.1. Hama1. Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii) Kutu berwarna kuning-kuning kemerahan, kecil (1-2 mm), hidup bergerombol di permukaan bawah daun. Gejala: pucuk/daun keriput, keriting, pembentukan bunga/buah terhambat. Pengendalian: dengan insektisida Fastac 15 EC dan Confidor 200 LC.2. Tungau (Tetranychus sp. dan Tarsonemus sp.) Tungau berukuran sangat kecil, betina berbentuk oval, jantan berbentuk agak segi tiga dan telur kemerah-merahan. Gejala: daun berbercak kuning sampai coklat, keriting, mengering dan gugur. Pengendalian: dengan insektisida Omite 570 EC, Mitac 200 EC atau Agrimec 18 EC.3. Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar (Otiorhynchus rugosostriatus) dan kumbang penggerek batang (O. sulcatus). Gejala: di bagian tanaman yang digerek terdapat tepung. Pengendalian: dengan insektisida Decis 2,5 EC, Perfekthion 400 EC atau Curacron 500 EC pada waktu menjelang fase berbunga.4. Kutu putih (Pseudococcus sp.) Gejala: bagian tanaman yang tertutupi kutu putih akan menjadi abnormal. Pengendalian: kimia dengan insektisida Perfekthion 400 EC atau Decis 2,5 EC.5. Nematoda (Aphelenchoides fragariae atau A. ritzemabosi) Hidup di pangkal batang bahkan sampai pucuk tanaman. Gejala: tanaman tumbuh kerdil, tangkai daun kurus dan kurang berbulu. Pengendalian: dengan nematisida Trimaton 370 AS, Rugby 10 G atau Nemacur 10 G.7.2. Penyakit1. Kapang kelabu (Botrytis cinerea) Gejala: bagian buah membusuk dan berwarna coklat lalu mengering. Pengendalian: dengan fungisida Benlate atau Grosid 50 SD.2. Busuk buah matang (Colletotrichum fragariae Brooks) Gejala: bah masak menjadi kebasah-basahan berwarna coklat muda dan buah dipenuhi massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian: dengan fungisida berbahan aktif tembaga seperti Kocide 80 AS, Funguran 82 WP, Cupravit OB 21.3. Busuk rizopus (Rhizopus stolonifer). Gejala: 1. buah busuk, berair, berwarna coklat muda dan bila ditekan akan mengeluarkan cairan keruh; 2. di tempat penyimpanan, buah yang terinfeksi akan tertutup miselium jamur berwarna putih dan spora hitam. Pengendalian: membuang buah yang sakit, pasca panen yang baik dan budidaya dengan mulsa plastik.4. Empulur merah (Phytophthora fragariae Hickman) Gejala: jamur menyerang akar sehingga tanaman tumbuh kerdil, daun tidak segar, kadang-kadang layu terutama siang hari.5. Embun tepung (Sphaetotheca mascularis atau Uncinula necator). Gejala: bagian yang terserang, terutama daun, tertutup lapisan putih tipis seperti tepung, bunga akan mengering dan gugur. Pengendalian: dengan fungisida Benlate atau Rubigan 120 EC.6. Daun gosong (Diplocarpon earliana atau Marssonina fragariae) Gejala: Daun berbercak bulat telur sampai bersudut tidak teratur, berwarna ungu tua. Pengendalian kimia dengan fungisida Dithane M-45 atau Antracol 70 WP.7. Bercak daun Penyebab : 1. Ramularia tulasnii atau Mycosphaerella fragariae, Gejala: bercak kecil ungu tua pada daun. Pusat bercak berwarna coklat yang akan berubah menjadi putih; 2. Pestalotiopsis disseminata, Gejala: bercak bulat pada daun. Pusat bercak berwarna coklat fua dikelilingi bagian tepi berwarna coklat kemerahan atau kekuningan, daun mudah gugur;3. Rhizoctonia solani, Gejala : bercak coklat-hitam besar pada daun. Pengendalian kimia dengan fungisida bahan aktif tembaga seperti Funguran 82 WP, Kocide 77 WP atau Cupravit OB 21.8. Busuk daun (Phomopsis obscurans). Gejala: noda bula berwarna abu-abu dikelilingi warna merah ungu, kemudian noda membentuk luka mirip huruf V. Pengendalian: dengan Dithane M-45, Antracol 70 WP atau Daconil 75 WP.9. Layu vertisillium (Verticillium dahliae) Gejala: daun terinfeksi berwarna kekuning-kuningan hingga coklat, layu dan tanaman mati. Pengendalian: melalui fumigasi gas dengan Basamid-G. 10. Virus Ditularkan melalui serangga aphids atau tungau. Gejala: terjadi perubahan warna daun dari hijau menjadi kuning (khlorosis) sepanjang tulang daun atau totol-totol (motle), daun jadi keriput, kaku, tanaman kerdil. Pengendalian: menggunakan bibit bebas virus, menghancurkan tanaman terserang, menyemprot pestisida untuk mengendalikan serangga pembawa virus. Pencegahan hama dan penyakit umumnya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun/tanaman, menanam secara serempak (untuk memutus siklus hidup), menanam bibit yang sehat, memberikan pupuk sesuai anjuran sehingga tanaman tumbuh sehat, melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan keluarga Rosaceae dan memangkas bagian tanaman/mencabut tanaman yang sakit. Membudidayakan stroberi dengan mulsa plastik juga akan menekan pertumbuhan hama/penyakit. Khusus untuk penyakit, perbaikan drainase biasanya dapat menurunkan serangan.8. PANENTanaman asal stolon dan anakan mulai berbung ketika berumur 2 bulan setelah tanam. Bunga pertama sebaiknya dibuang. Setelah tanaman berumur 4 bulan, bunga dibiarkan tumbuh menjadi buah. Periode pembungaan dan pembuahan dapat berlangsung selama 2 tahun tanpa henti.8.1. Ciri dan Umur Panen1. Buah sudah agak kenyal dan agak empuk.2. Kulit buah didominasi warna merah: hijau kemerahan hingga kuning kemerahan.3. Buah berumur 2 minggu sejak pembungaan atau 10 hari setelah awal pembentukan buah.8.2. Cara PanenPanen dilakukan dengan menggunting bagian tangkai bunga dengan kelopaknya. Panen dilakukan dua kali seminggu.7.3. Perkiraan ProduksiProduktivitas tanaman stroberi tergantung dari varietas dan teknik budidaya: 1. Varitas Osogrande: 1,2 kg/tanaman/tahun.2. Varitas Pajero: 0,8 kg/tanaman/tahun.3. Varitas Selva: 0,6-0,7 kg/tanaman/tahun.Teknik budidaya stroberi dengan naungan UV memberikan hasil 1-1,25 kg/tanaman/tahun.9. PASCAPANEN1. Pengumpulan : Buah disimpan dalam suatu wadah dengan hati-hati agar tidak memar, simpan di tempat teduh atau dibawa langsung ke tempat penampungan hasil. Hamparkan buah di atas lantai beralas terpal/plastik. Cuci buah dengan air mengalir dan tiriskan di atas rak-rak penyimpanan.2. Penyortiran dan Penggolongan : Pisahkan buah yang rusak dari buah yang baik. Penyortiran buah berdasarkan pada varietas, warna, ukuran dan bentuk buah. Terdapat 3 kelas kualitas buah yaitu: 1. Kelas Ekstra: (1) buah berukuran 20-30 mm atau tergantung spesies; (2) warna dan kematangan buah seragam.2. Kelas I: (1) buah berukuran 15-25 mm atau tergantung spesies; (2) bentuk dan warna buah bervariasi.3. Kelas II: (1) tidak ada batasan ukuran buah; (2) sisa seleksi kelas ekstra dan kelas I yang masih dalam keadaan baik.3. Pengemasan dan Penyimpanan : Buah dikemas di dalam wadah plastik transparan atau putih kapasitas 0,25-0,5 kg dan ditutup dengan plastik lembar polietilen. Penyimpanan dilakukan di rak dalam lemari pendingin 0-1 derajat C.10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN10.1 Analisis Usaha BudidayaPerkiraan analisis budidaya 1 hektar stroberi selama 2 tahun dengan jarak tanam 50 x 40 cm mengunakan mulsa plastik hitam perak (MPHP) di daerah Jawa Barat pada tahun 1999.1. Biaya produksi 1. Sewa tanah selama 2 tahun Rp. 5.000.000,-2. Bibit 50.000 anakan @ Rp. 1.000,- Rp. 50.000.000,-3. Pupuk dan kapur Pupuk kandang 30 ton @ Rp. 150.000,- Rp. 4.500.000,- Urea: 2 x 200 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 600.000,- SP-36: 2 x 250 kg @ Rp. 1.800,- Rp. 900.000,- KCl: 2 x 100 kg @ Rp. 1.800,- Rp. 360.000,- Kapur: 4 ton @ Rp. 400.000 Rp. 1.600.000,- Pupuk daun: 20 kg @ Rp. 20.000 Rp. 400.000,-4. Pestisida 20 kg Rp. 1.300.000,-5. Peralatan dan bangunan Mulsa plastik 20 rol @ Rp. 300.000,- Rp. 6.000.000,- Alat pertanian Rp. 1.250.000,- Gubug 1 unit Rp. 1.000.000,-6. Tenaga kerja Pengolahan tanah, buat bedeng: 150 HKP @ Rp.7.500,- Rp. 1.125.000,- Pupuk, kapur dan pasang mulsa 50 HKP Rp. 375.000,- Penanaman 10 HKP + 30 HKW (@ Rp. 5.000) Rp. 225.000,- Pemeliharaan 2 tahun 80 HKP + 100 HKW Rp. 1.100.000,- Gaji pekebun 2 orang selama 2 tahun Rp. 12.000.000,-7. Panen dan pascapanen Panen dan pasca panen 100 HKP + 200 HKW Rp. 1.750.000,-8. Lain-lain : Pajak dan iuran Rp. 500.000,-9. Jumlah biaya produksi Rp. 89.985.000,-2. Produksi 1 th/ha: 0,45 kg/tahun x 40.000 tanaman x Rp. 5.500,- Rp.198.000.000,-3. Keuntungan selama 2 tahun Rp.108.015.000,- --> Keuntungan per tahun Rp. 54.007.500,-4. Parameter kelayakan usaha : 1. Output/Input rasio (dalam 1 tahun) = 1,1Keterangan: HKP Hari kerja Pria, HKW Hari kerja wanita.10.2. Gambaran Peluang AgribisnisBuah stroberi enak rasanya, harum dan sangat menarik dipandang, jadi pertanaman stroberi bisa atau berpotensi dijadikan kawasan agrowisata dimana pengunjung dapat memetik langsung buah di bawah pengawasan.11. STANDAR PRODUKSI11.1. Ruang LingkupStandard ini meliputi klasifikasi/penggolongan dan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan.11.2. Diskripsi : 11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu : Berdasarkan ukurannya, stroberi diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu: Kelas AA: > 20 gram/buah Kelas A : 11-20 gram/buah Kelas B : 7-12 gram/buah Kelas C1 : 7-8 gram/buah Kualitas stroberi ditentukan oleh rasa (manis-agak asam-asam), kemulusan kulit dan luka mekanis akibat benturan atau hama-penyakit.11.4. Pengambilan ContohSatu partai/lot buah stroberi terdiri dari maksimum 1.000 kemasan. Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan dalam 1 (satu) partai/lot.1. Jumlah kemasan dalam partai/lot 1 s/d 5, contoh pengambilan semua2. Jumlah kemasan dalam partai/lot 6 s/d 100, contoh pengambilan sekurang-kurangnya 53. Jumlah kemasan dalam partai/lot 101 s/d 300, contoh pengambilan sekurang-kurangnya 74. Jumlah kemasan dalam partai/lot 301 s/d 500, contoh pengambilan sekurang-kurangnya 95. Jumlah kemasan dalam partai/lot 501 s/d 1000, contoh pengambilan sekurang-kurangnya 10Petugas pengambil contoh harus orang yang memenuhi persyaratan yaitu orang yang telah berpengalaman atau dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum.11.5. PengemasanBuah stroberi segar disajikan dalam bentuk lepasan, dibungkus bahan kertas, jaring plastik atau bahan laian yang sesuai, lalu dikemas dengan keranjang bambu atau kotak karton/kayu/bahan lain yang sesuai dengan atau tanpa penyangga, dengan berat bersih maksimum 10 kg. Pada bagian luar kemasan, diberi label yang bertuliskan antara lain : 1. Produksi Indonesia.2. Nama barang/kultivar.3. Golongan ukuran.4. Jenis mutu.5. Nama Pprusahaan/eksportir.6. Berat bersih/kotor.12. DAFTAR PUSTAKA1. Dr. Livy Winata Gunawan, Ir. Stroberi. 1996. Penebar Swadaya. Jakarta2. H.Rahmat Rukmana, Ir. 1998. Stroberi Budidaya dan Pascapanen. Penerbit Kanisius Yogyakarta.3. Onny Untung. 1999. Stroberi Pagi di Bali Sore di Jakarta. Trubus no. 350 hal. 52- 53.4. Catatan Perjalanan Kunjungan Kerja Wakil Gubernur Ke Bali dan NTB5. 6. ( Tulisan Pertama )

Perjalanan Roadmap kunjungan kerja Pemprov Sumbar yang dimotori oleh Wakil Gubernur Muslim Kasim, Ketua Komisi II DPRD Sumbar Drs. Marlis dengan SKPD terkait, Ka Badan Ketahanan Pangan Ir. Syahrial Syam, Kadis Koperidag dan UKM Ir. Afriandi Laudin, Kadis Pertanian Holtikultura Ir. Djoni, Kepala BUMD PT ATS, Ramat Saleh, serta Kadis Perindag, Kadis Ketahanan Pangan Solok, Kadis Perindag Agam, Kasubag Binaan Industri Dinas Koperindag dan UKM Ir. Ronald , Msi, dan Kasubag Pemberitaan Biro Humas dan Protokol Zardi Syahrir, SH. Kunjungan kerja ini dimaksudkan dalam rangka mencari formasi-formasi baru yang mampu meningkat potensi produksi pertanian dan perkebunan serta bidang perikanan usaha kelompok masyarakat. Kunjungan ke Provinsi Bali dan NTB kali ini juga melakukan kunjungan pada tempat-tempat usaha UKM masyarakat pada bidang pertanian, perkebunan dan industri kecil menengah. Pada kunjungan hari pertama Wagub Muslim Kasim dan rombongan pada Kamis (21/4) ke lokasi Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya, kelompok Tani Karya sari desa candi Kuning di sekitar Danau Beratan, Pertanian organic Golden Leaf Farm Desa Wanagiri Bedugul serta kunjungan pada produksi pengolahan coklat Magic Chocolate di jalan Dewi Sri Gn.Salak 1/1 Batubulan Gianyar Bali. Wakil Gubernur disela-sela perjalanan itu menyampaikan, dalam rangka meningkatkan kualitas produk serta memanfaatkan hasil yang selama ini belum optimal untuk kesejahteraan masyarakat, pemerintah Provinsi terus berupaya mencarikan solusi dan langkah-langkah yang mampu memberikan sebuah motivasi dalam pengembangan potensi produksi masyarakat. Dalam upaya tersebut kita mencoba membandingkan kegiatan perkembangan daerah dan Negara lain untuk melihat secara dekat dalam pemberikan alternative dan inovatif serta meningkatkan kreatifitas petani untuk meningkat kesejahteraan mereka. Dengan penyaluran KUR tentu para petani dan masyarakat kita akan dapat terbantu dalam permodalan guna meningkatkan usaha mereka. Selain itu kita juga perlu memberikan masukan dan bentuk-bentuk produk lain dapat menjadi inspirasi bagi mereka, karena di daerah-daerah lain seperti Bali dan NTB ini masyarakatnya memiliki produk yang kreatif, bagi yang ada dan unggulan dimasyarakat kita tentu akan terus didorong, sedangkan hasil produksi daerah lain yang belum ada dan itu amat baik sesuai dengan kondisi daerah akan kita kembangkan lebih baik, sehingga menjadi milik produk masyarakat kita. Kita amat yakin jika, masyakar kita mau berkerja dan bertekad merubah nasibnya agar lebih baik, semua jalan akan dibukakan oleh Allah SWT. Daerah kita yang secara alam amat kaya dalam kualitas tanah, air dan iklim yang baik hamper semua produk tanaman dapat tumbuh subur di daerah ini, walaupun lahan terbatas, kita sesungguhnya bisa melipatkan ganda produksi dengan cara pengelolaan yang baik dan kreatifitas peningkatan yang ada, harapnya. Saat kunjungan ke lokasi Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya Kelompok Tani Karya Sari Desa Candi Kuniang Bedugul merupakan Argowisata Strawberry Stop , merupakan pertanian holtikultural Stroberry dan sayuran-sayuran. Tempat ini selain tempat pembibitan, pelatihan juga merupakan tempa kunjungan wisata buah-buah yang dapat dinikmati langung oleh para pengunjung. Daerah yang iklim dan sejuknya hamper sama dengan kondisi Alahan panjang, Padang Panjang serta beberapa daerah di Kabupaten Agam dan 50 kota. Dilokasi ini wakil gubernur dan rombongan disuguhkan makanan khas yang cukup enak Panking Cake Ice Creem dan Jus Stroberry . Rasanya yang manis menyejukan, ada khas yang luar bisa, sehingga hampir setiap orang yang berkunjung ke daerah ini tidak akan melewati lokasi ini. Yang paling menarik kita perdapat disini adalah adanya swadana masyarakat, mereka tidak terlalu mengharapkan bantuan pemerintah akan tetapi mereka berkerjasama dengan pemerintah daerah setempat. Masyarakat Bali memang masyarakat yang pekerja keras dan tekun dalam mengelola usaha sesuatu, walapun kehidupan mereka tetap sederhana dan bersabahat. Argowisata Strawberry Stop yang dirintis oleh I Nyoman Suta dimulai dari usaha sederhana,merupakan pekerjaan sambilan, karena pada saat itu masih aktif sebagai PNS aktif di Dinas Kehutanan serta istri Dra Ketut Wasih sebagai Guru salah satu SMA di Bali. Pada tahun 1986, mulai merintis usaha budidaya strawberry dan juga sebagai supplayer sayuran ke hotel-hotel yang ada di Kuta sekitarnya serta juga mensuplay buah strawberry ke perusahaan es cream seperti danamon salah satu perusahaan ice cream maju di Kuta, dan lain-lain. Karena merasa usaha petanian dirasa cukup untuk menumpang hidupnya, maka kedua pasangan ini mengundurkan diri sebagai PNS dan konsentrasi penuh pada usaha pertanian dan menata lahan pertanian menjadi objek wisata yang dilengkapi dengan restoran dengan menu utama buah strawberry. Usaha ini berkembang dengan baik dan telah mampu meningkatkan kehidupannya serta menyekolahkan anak-anak hingga perguruan tinggi yang saat ini telah berkerja di Askes sedang menempuh pendidikan S2 dan anak ketiganya sedang kuliah di UNUD Denpasar. Kemudian I Nyoman Suta juga merintis kelompok tani untuk mewadahi pertanian sekitarnya dengan nama Kelompok Tani Karya sari Candikuning I, yang pada tahun 2009 lalu mendapat penghargaan dari Presiden Republik Indonesia SBY, sebagai petani teladan nasional. Karena mendapat kunjungan dari berbagai daerah dan lembaga,baik yang bertujuan pelatihan, study banding maka pada tahun 2008 dibentuklah Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya ( P4S) Hidayah Bali yang berintegrasi dengan Pontren Al- Hidayah Candikuning, sebagai symbol kehidupan teloransi antar umat beragama secara baik. Adapun fasilitas Argowisata Strawberry Stop hingga saat ini antara lain, Restoran dengan unggulan menu strawberry, ruang meeting/pertemuan, Green Hause Buah Strawberry, Green Hause Tanaman Hias, Green Hause Bunga Kisan, Green Hause Cabe/ Pabrika, lahan tanaman strawberry, Peternakan Kelinci, Pengolahan pupuk organic, Taman Bermain-bermain, Penginapan, Guest Hause, dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya ( P4S). Kelompok Tani Karya sari juga melakukan kerjasama dan binaan dengan beberapa kelompok tani disekitanya, sehingga dengan demikian perkembangan hasil produksi pertanian masyarakat sekitar juga terangkat dan saling memajukan kesejahteraan bagi masing-masing petani. Dalam kesempatan tersebut Wagub Muslim Kasim dan Ketua Komisi II DPRD Sumbar juga melakukan pendekatan pembicaan bagaimana program ini dilaksanakan pula di salah satu daerah di Sumbar dengan melakukan study banding sekaligus pelatihan kepada petani sebagai pilot proyek. Karena persoalan kewenangan maka daerah yang ditunjuk mesti mempersiapkan dana pendamping, sedangkan pemprov akan bersifat memotivasi, membantu dan mendorong pengembangan kegiatan ini yang tentu juga akan dibantu APBD Sumbar. Mudah-mudah suatu ketika Sumbar mampu menjadi produsen buah strawberry yang terbaik, dengan spesefika daerah dan kualitas produksi yang unggul dimasa-masa yang akan datang. ( bersambung )

Asparagus adalah tanaman sub tropis yang diambil rebungnya untuk dikonsumsi. Sup asparagus adalah menu yang wajib tersedia di hotel dan restoran berbintang. Namun beda dengan sayuran sub tropis lain seperti kol, brokoli, kentang dan wortel yang sudah dibudidayakan di Indonesia, maka aspargus masih harus diimpor. Budidaya asparagus memang pernah dilakukan di kab. Sukabumi dan Cianjur di Jawa Barat, serta kab. Mojokerto dan Malang di Jawa Timur. Namun, budidaya asparagus secara besar-besaran pada tahun 1980an tersebut telah mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan tersebut ada beberapa hal.Pertama, secara manajemen kelembagaan, perusahaan yang mengelola kebun asparagus tersebut tidak terlalu profesional. Hingga terjadi sengketa intern, termasuk sengketa soal status kepemilikan lahan. Kedua, karena faktor budidaya, maka rebung asparagus yang dihasilkan belum bisa memenuhi persyaratan sesuai dengan standar pasar internasional. Pada waktu rebung masih dalam kondisi lunak, ukurannya (diameter dan panjang) masih belum mencapai standar. Sebaliknya, ketika ukuran standar telah dicapai, kondisi rebung telah berserat. Padahal, pada waktu itu para pengusaha telah melakukan impor benih asparagus berupa semai (bukan biji) secara langsung dari Negeri Belanda. Ketiga, biaya produksi rebung asparagus dalam skala perkebunan besar, ternyata tidak mampu bersaing di pasar internasional. Padahal, pada waktu itu semangat para investor rebung asparagus adalah untuk menjangkau pasar ekspor. Akibat dari kendala-kendala tersebut, tahun 1990an kebun-kebun asparagus tadi telah tutup dan tidak lagi beroperasi.Sayuran sub tropis yang sampai saat ini berhasil dibudidayakan di Indonesia, semuanya dikerjakan oleh rakyat dalam skala sangat mikro. Mulai dari kol, kentang, wortel, bawang daun, seledri dan lain-lain. Bunga krisan, leli, gladiol, anyelir dan lain-lain yang memasok para floris, juga dibudidayakan oleh rakyat dalam skala kecil sampai dengan menengah. Budidaya kentang dan bunga yang pernah dilakukan dalam skala besar, misalnya dengan luas lahan di atas 50 hektar, hampir semuanya mengalami kegagalan. Budidaya krisan, gladiol dan leli di kawasan Bandungan, Jawa Tengah misalnya, bisa eksis sampai sekarang karena dilakukan secara tradisional oleh para petani dalam skala mikro (hanya ratusan m2). Bahkan, bunga krisan tunggal, sebelum krisan spray populer, selalu dilakukan dalam petak sangat kecil yang diberi naungan atap jerami padi. Leli putih malahan dibudidayakan di pinggir ladang jagung, di sela-sela singkong dan mawar tabur. Sampai sekarang Bandungan tetap secara rutin menghasilkan bunga leli meskipun dalam volume yang sangat kecil.Asparagus penghasil rebung, sebenarnya juga sudah sejak jaman Belanda tumbuh di kawasan dataran tinggi, terutama di Bandungan, Tawangmangu dan Selecta. Namun asparagus yang ditanam di pematang dan di sela-sela tanaman jagung serta sayuran ini, fungsinya untuk dipanen daunnya sebagai tanaman hias. Daun asparagus adalah "hijauan" untuk ornamen rangkaian bunga, sebelum ornamen lain seperti florida beauty diintroduksi dan populer. Sebenarnya, asparagus yang ditanam untuk diambil daunnya, adalah jenis Asparagus setactus yang marambat. Asparagus jenis ini banyak ditanam di teras rumah dan dirambatkan dengan tali, kawat atau kayu. Selain itu masih ada Asparagus densiflorus dan Asparagus umbellatus yang banyak dijadikan elemen taman karena bentuk tajuknya yang tebal dan indah mirip ekor tupai. Juga Asparagus falcatus yang daunnya besar-besar hingga sepintas tidak tampak sebagai asparagus. Barangkali karena volume daun Asparagus setaceus tidak mencukupi untuk dipanen sebagai ornamen rangkaian bunga, maka petani pun mensubstitusinya dengan Asparagus officinalis yang merupakan tanaman penghasil rebung. Hingga masyarakat setempat pun tidak pernah mengenal rebung asparagus ini sebagai bahan sayuran. Padahal, apabila dipanen dan dikumpulkan, rebung asparagus hasil tanaman rakyat akan tetap bisa mamasok pasar. Sama halnya dengan bunga leli mereka yang dengan volume sangat terbatas, tetap bisa mensubstitusi leli tanaman PTPN XII di Pegunungan Ijen dan tanaman perusahaan-perusahaan besar di kawasan Puncak, Jawa Barat.Tanaman asparagus (Asparagus officinalis), merupakan terna tahunan. Asparagus memiliki batang dalam tanah (rizoma), yang akan menumbuhkan rebung asparagus. Sementara "batang" yang tampak di luar tanah merupakan tempat tumbuhnya cabang, ranting dan daun. Daun asparagus berbentuk jarum. Sepintas tanaman asparagus penghasil rebung ini mirip dengan cemara. Namun tinggi tanaman hanya sekitar 1 m, dengan diameter batang hanya 1 cm. Dalam satu rumpun asparagus, biasanya akan tumbuh 4 sd. 5 batang tanaman. Karena di Bandungan asparagus dipanen daunnya, maka rebung yang tumbuh selalu dibiarkan menjadi individu tanaman baru. Setelah mencapai ketuaan tertentu, maka daun asparagus akan dipanen dengan cara dipotong mulai bagian pangkal batangnya. Pemanenan daun asparagus (juga rebungnya), dilakukan dengan interval 1 sd. 1,5 di kawasan tropis, sementara di kawasan sub tropis antara 1,5 sd. 2 bulan.Budidaya asparagus, dilakukan dengan benih yang berasal dari perbanyakan generatif melalui biji. Asparagus berbuah buni berbentuk bulat dengan diameter 0,5 cm. Warna buah hijau ketika masih muda dan akan berubah menjadi cokelat kehitaman ketika telah tua. Buah masak ditandai dengan warna hitam serta lembeknya kulit buah dengan daging buahnya yang sangat tipis. Biji asparagus juga berwarna hitam dengan kulit biji sangat keras. Untuk mempercepat perkecambahan, biasanya petani melakukan perendaman biji dalam air hangat (suhu 40 - 45 C) yang dicampur dengan zat perangsang tumbuh (ZPT), paling tidak selama 12 jam. Selama itu air rendaman diganti 1 X untuk menjaga suhu serta ketersediaan oksigen. Dengan perendaman demikian, perkecambahan benih bisa berlangsung lebih cepat, dengan tingkat keberhasilan lebih tinggi. Rebung asparagus sebenarnya merupakan ujung rizome yang akan tumbuh menjadi individu tanaman baru. Rebung ini berwarna putih ketika masih berada dalam tanah, kemudian berwarna hijau muda dengan pangkal agak kemerahan ketika sudah menyembul di permukaan tanah. Rebung asparagus berdiameter sedikit lebih besar (lebih gemuk) dibanding dengan batang dewasanya. Panen umumnya dilakukan ketika rebung tersebut masih berada di dalam tanah. Warna rebung putih, masih sangat lunak dengan kulit yang juga lembut. Panjang rebung yang dipanen antara 15 sd. 20 cm. Namun ada pula konsumen yang menghendaki rebung yang sudah keluar dari permukaan tanah dan berwarna hijau.Di kawasan tropis, tanaman asparagus akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan di kawasan sub tropis. Sebab di kawasan sub tropis, fotosintesis hanya akan terjadi selama musim panas. Sementara pada musim dingin, tanaman akan mengalami masa dorman (istirahat). Di kawasan tropis, tanaman akan berfotosintesis penuh sepanjang tahun. Pada musim kemarau, apabila lahan diberi pengairan cukup baik, maka produksi rebung akan lebih tinggi daripada pada musim penghujan. Meskipun tidak berpengairan teknis, lahan-lahan vulkanis di pegunungan biasanya akan tetap lembap pada musim kemarau. Hingga volume produksi rebung di kawasan tropis, rata-rata juga lebih tinggi daripada produksi di kawasan sub tropis. Rata-rata produksi rebung asparagus dengan budidaya monokultur akan menghasilkan sekitar 10 ton rebung segar per hektar per tahun. Namun, budidaya asparagus secara monokultur dengan manajemen modern, telah terbukti kurang efisien dibanding dengan budidaya secara tradisional oleh rakyat. Di Indonesia, asparagus cocok dibudidayakan pada lahan dengan ketinggian antara 600 sd. 1700 m. dpl. Misalnya di Brastagi (Sumut). Bukittinggi (Sumbar), Curub (Bengkulu), Puncak, Selabintana, Lembang dan Pangalengan (Jabar). Baturaden, Dieng, Temanggung, Bandungan, Kopeng dan Tawangmangu (Jateng), Kaliurang (DIY), Tretes, Selecta, Batu dan pegunungan Ijen (Jatim), Bedugul (Bali), Sembalun (Lombok) dan Toraja (Sulsel). Kawasan ini bertanah vulkanis yang gembur dan kaya bahan organik. Namun produksi asparagus akan bisa lebih optimal apabila lahan diberi pupuk organik. Para petani sayuran di kawasan tersebut, biasanya menggunakan pupuk kandang berupa kotoran sapi atau domba untuk menyuburkan lahan mereka. Lahan gembur dan kaya bahan organik mutlak diperlukan oleh asparagus untuk membentuk rizome dan memproduksi rebung.Sayangnya, sampai saat ini asparagus tanaman rakyat ini tidak pernah dipanen rebungnya untuk dipasarkan sebagai "sayuran elite". Padahal kebun-kebun asparagus skala besar telah tutup. Hingga selama ini, hotel-hotel dan restoran bintang selalu menggunakan rebung asparagus impor, terutama yang telah dikalengkan. Beberapa hotel bintang malahan secara rutin mendatangkan rebung asparagus segar meskipun volumenya tetap sangat terbatas. Seandainya hotel-hotel bintang ini bisa kontak dengan para petani asparagus di Bandungan, maka dua belah pihak akan sangat diuntungkan. Konsumen akan memperoleh asparagus segar dengan harga lebih murah daripada yang impor. Sementara petani akan mendapatkan harga yang baik dibanding dengan memanen asparagus mereka untuk ornamen rangkaian bunga. (R) + + + Budidaya Kentang( Solanun tuberosum L. )UMUM

1.1. Sejarah SingkatTanaman ini berasal dari daerah subtropis di Eropa yang masuk ke Indonesia pada saat bangsa Eropa memasuki Indonesia di sekitar abad ke 17 atau 18.

1.2. Sentra PenanamanSentra tanaman yang utama adalah Lembang dan Pangalengan (Jawa Barat), Magelang (Jawa Timur), Bali. Produksi kentang pada tahun 1998 mencapai 1.011.316 ton.

1.3. Jenis Tanaman

Kentang (Solanum tuberosum L) termasuk jenis tanaman sayuran semusim, berumur pendek dan berbentuk perdu/semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu kali berproduksi, setelah itu mati. Umur tanaman kentang antara 90-180 hari.

Dalam dunia tumbuhan, kentang diklasifikasikan sebagai berikut:a) Divisi : Spermatophytab) Subdivisi : Angiospermaec) Kelas : Dicotyledonaed) Famili : Solanaceaee) Genus : Solanumf) Species : Solanun tuberosum L.

Dari tanaman ini dikenal pula spesies-spesies lain yang merupakan spesies liar, di antaranya Solanum andigenum L, Solanum anglgenum L, Solanum demissum L dan lain-lain. Varitas kentang yang banyak ditanam di Indonesia adalah kentang kuning varitas Granola, Atlantis, Cipanas dan Segunung .

1.4. Manfaat Tanaman

Melihat kandungan gizinya, kentang merupakan sumber utama karbohidrat. Kentang menjadi makanan pokok di banyak negara barat. Zat-zat gizi yang terkandung dalam 100 gram bahan adalah kalori 347 kal, protein 0,3 gram, lemak 0,1 gram, karbohidrat 85,6 gram, kalsium (Ca) 20 gram, fosfor (P) 30 mg, besi (Fe) 0,5 mg dan vitamin B 0,04 mg

II. SYARAT PERTUMBUHAN

2.1. Iklim

Daerah dengan curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun sangat sesuai untuk membudidayakan kentang. Daerah yang sering mengalami angin kencang tidak cocok untuk budidaya kentang.

Lama penyinaran yang diperlukan tanaman kentang untuk kegiatan fotosintesis adalah 9-10 jam/hari. Lama penyinaran juga berpengaruh terhadap waktu dan masa perkembangan umbi.

Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 18-21 derajat C. Pertumbuhan umbi akan terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10 derajat C dan lebih dari 30 derajat C.

Kelembaban yang sesuai untuk tanaman kentang adalah 80-90%. Kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman mudah terserang hama dan penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan.

2.2. Media Tanam

Secara fisik, tanah yang baik untuk bercocok tanaman kentang adalah yang berstruktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam. Sifat fisik tanah yang baik akan menjamin ketersediaan oksigen di dalam tanah.

Tanah yang memiliki sifat ini adalah tanah Andosol yang terbentuk di pegunungan-pegunungan.

Keadaan pH tanah yang sesuai untuk tanaman kentang bervariasi antara 5,0-7,0, tergantung varietasnya. Untuk produksi yang baik pH yang rendah tidak cocok ditanami kentang. Pengapuran mutlak diberikan pada tanah yang memiliki nilai pH sekitar 7.

2.3. Ketinggian TempatDaerah yang cocok untuk menanam kentang adalah dataran tinggi/daerah pegunungan, dengan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl. Ketinggian idealnya berkisar antara 1000-1300 m dpl. Beberapa varitas kentang dapat ditanam di dataran menengah (300-700 m dpl).

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

3.1. Pembibitan

Bibit Tanaman kentang dapat berasal dari umbi, perbanyakan melalui stek batang dan stek tunas daun.

Umbi

Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram. Pilih umbi yang cukup tua antara 150-180 hari, umur tergantung varietas, tidak cacat, umbi baik, varitas unggul.

Umbi disimpan di dalam rak/peti di gudang dengan sirkulasi udara yang baik (kelembaban 80-95%). Lama penyimpanan 6-7 bulan pada suhu rendah dan 5-6 bulan pada suhu 25 derajat C.

Pilih umbi dengan ukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas.

Gunakan umbi yang akan digunakan sebagai bibit hanya sampai generasi keempat saja.

Setelah bertunas sekitar 2 cm, umbi siap ditanam.

Bila bibit diusahakan dengan membeli, (usahakan bibit yang kita beli bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa dan dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi yang dibelah harus direndam dulu di dalam larutan Dithane M-45 selama 5-10 menit. Walaupun pembelahan menghemat bibit, tetapi bibit yang dibelah menghasilkan umbi yang lebih sedikit daripada yang tidak dibelah. Hal tersebut harus diperhitungkan secara ekonomis.Stek Batang dan stek tunasCara ini tidak biasa dilakukan karena lebih rumit dan memakan waktu lebih lama. Bahan tanaman yang akan diambil stek batang/tunasnya harus ditanam di dalam pot. Pengambilan stek baru dapat dilakukan jika tanaman telah berumur 1-1,5 bulan dengan tinggi 25-30 cm. Stek disemaikan di persemaian. Apabila bibit menggunakan hasil stek batang atau tunas daun, ambil dari tanaman yang sehat dan baik pertumbuhannya.

3.2. Pengolahan Media Tanam

Lahan dibajak sedalam 30-40 cm sampai gembur benar supaya perkembangan akar dan pembesaran umbi berlangsung optimal. Kemudian tanah dibiarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan.

Pada lahan datar, sebaiknya dibuat bedengan memanjang ke arah Barat-Timur agar memperoleh sinar matahari secara optimal, sedang pada lahan berbukit arah bedengan dibuat tegak lurus kimiringan tanah untuk mencegah erosi. Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Lebar dan jarak antar bedengan dapat diubah sesuai dengan varietas kentang yang ditanam. Di sekeliling petak bedengan dibuat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.

3.3. Teknik Penanaman

3.3.1. Pemupukan Dasar

a) Pupuk dasar organik berupa kotoran ayam 10 ton/ha, kotoran kambing sebanyak 15 ton/ha atau kotoran sapi 20 ton/ha diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam.b) Pupuk anorganik berupa SP-36=400kg/ha.

3.3.2. Cara Penanaman

Bibit yang diperlukan jika memakai jarak tanam 70 x 30 cm adalah 1.300-1.700 kg/ha dengan anggapan umbi bibit berbobot sekitar 30-45 gram.

Jarak tanaman tergantung varietas. Dimanat dan LCB 80 x 40 sedangkan varietas lain 70 x 30 cm.

Waktu tanam yang tepat adalah diakhir musim hujan pada bulan April-Juni, jika lahan memiliki irigasi yang baik/sumber air kentang dapat ditanam dimusim kemarau. Jangan menanam dimusim hujan. Penanaman dilakukan dipagi/sore hari.

Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit dimasukkan ke lubang tanam, ditimbun dengan tanah dan tekan tanah di sekitar umbi. Bibit akan tumbuh sekitar 10-14 hst.

Mulsa jerami perlu dihamparkan di bedengan jika kentang ditanam di dataran medium.3.4. Pemeliharaan Tanaman

3.4.1. Penyulaman

Untuk mengganti tanaman yang kurang baik, maka dilakukan penyulaman. Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang telah disiapkan bersamaan dengan bibit produksi. Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati/kurang baik tumbuhnya dan ganti dengan tanaman baru pada lubang yang sama.

3.4.2. PenyianganLakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan. Jadi penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman. Penyiangan harus dilakukan pada fase kritis yaitu vegetatif awal dan pembentukan umbi.

3.4.3. Pemangkasan BungaPada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara untuk pembentukan umbi dan pembungaan.

3.4.4. Pemupukan

Selain pupuk organik, maka pemberian pupuk anorganik juga sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk yang biasa diberikan Urea dengan dosis 330 kg/ha, TSP dengan dosis 400 kg/ha sedangkan KCl 200 kg/ha. Secara keseluruhan pemberian pupuk organik dan anorganik adalah sebagai berikut:

Pupuk kandang: saat tanam 15.000-20.000 kg.

Pupuk anorganik

Urea/ZA: 21 hari setelah tanam 165/350 kg dan 45 hari setelah tanam 165/365 kg.

SP-36: saat tanam 400 kg.

KCl: 21 hari setelah tanam 100 kg dan 45 hari setelah tanam 100 kg.

Pupuk cair: 7-10 hari sekali dengan dosis sesuai anjuran.Pupuk anorganik diberikan ke dalam lubang pada jarak 10 cm dari batang tanaman kentang.

3.4.5. Pengairan

Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air. Pengairan harus dilakukan secara rutin tetapi tidak berlebihan. Pemberian air yang cukup membantu menstabilkan kelembaban tanah sebagai pelarut pupuk. Selang waktu 7 hari sekali secara rutin sudah cukup untuk tanaman kentang. Pengairan dilakukan dengan cara disiram dengan gembor/embrat/dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).

3.5. Hama dan Penyakit

3.5.1. Hama

Ulat grayak (Spodoptera litura)Gejala: ulat menyerang daun dengan memakan bagian epidermis dan jaringan hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) mekanis dengan memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2) kimia dengan Azordin, Diazinon 60 EC, Sumithion 50 EC.Kutu daun (Aphis Sp)Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus bagi tanaman kedelai. Pengendalian: dengan cara memotong dan membakar daun yang terinfeksi, menyemprotkan Roxion 40 EC, Dicarzol 25 SP.

Orong-orong (Gryllotalpa Sp)Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri. Pengendalian: menggunakan tepung Sevin 85 S yang dicampur dengan pupuk kandang.Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)Gejala: pada daun yang berwarna merah tua dan terlihat adanya jalinan seperti benang yang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, akan terlihat adanya lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian: secara kimia menggunakan Selecron 500 EC, Ekalux 25 EC, Orthene &5 SP, Lammnate L.Hama trip ( Thrips tabaci )Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, selanjutnya berubah menjadi abu-abu perak dan kemudian mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda. Pengendalian: (1) secara mekanis dengan cara memangkas bagian daun yang terserang; (2) secara kimia menggunakan Basudin 60 EC, Mitac 200 EC, Diazenon, Bayrusil 25 EC atau Dicarzol 25 SP.

3.5.2. Penyakit

Penyakit busuk daunPenyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah, lalu bercak-bercak ini akan berkembang dan warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium. Selanjutnya daun akan membusuk dan mati. Pengendalian: menggunakan Antracol 70 WP, Dithane M-45, Brestan 60, Polyram 80 WP, Velimek 80 WP dan lain-lain.

Penyakit layu bakteriPenyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: dengan cara menjaga sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Pemberantasan secara kimia dapat menggunkan bakterisida, Agrimycin atu Agrept 25 WP.

Penyakit busuk umbiPenyebab: jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Pada bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik.Penyakit fusariumPenyebab: jamur Fusarium sp. Gejala: infeksi pada umbi menyebabkan busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: dengan menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran. Pengendalian kimia dengan Benlate.Penyakit bercak kering (Early Blight)Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang biak di daerah kering. Gejala: daun terinfeksi berbercak kecil yang tersebar tidak teratur, berwarna coklat tua, lalu meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian: dengan pergiliran tanaman.

Penyakit karena virusVirus yang menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3) Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung; (6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian: tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit, memberantas vektor dan pergiliran tanaman.3.6. Panen

3.6.1. Ciri dan Umur Panen

Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Pada varietas kentang genjah, umur panennya 90-120 hari; varietas medium 120-150 hari; dan varietas dalam 150-180 hari.

Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap panen kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.

3.6.2. Cara Panen

Waktu memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore hari/pagi hari dan dilakukan pada saat hari cerah. Cara memanen yang baik adalah sebagai berikut: cangkul tanah disekitar umbi kemudian angkat umbi dengan hati hati dengan menggunakan garpu tanah. Setelah itu kumpulkan umbi ditempat yang teduh. Hindari kerusakan mekanis waktu panen.

3.6.3. Prakiraan Produksi

a) Granola/Atlantis: produksi 35-40 ton/ha.b) Red Pontiac: produksi 15 ton/ha.c) Desiree: produksi 18 ton/ha.d) DTO: produksi 20 ton/ha.e) Klon no. 17: produksi 30-40 ton/ha.f) Klon no. 08: produksi 25-30 ton/ha.

3.7. Pascapanen

3.7.1. Penyortiran dan PengolonganUmbi yang baik dan sehat dipisahkan dengan umbi yang cacat dan terkena penyakit. Kegiatan ini akan mencegah penularan penyakit kepada umbi yang sehat. Kentang di sortir berdasarkan ukuran umbi (tergantung varitas).

3.7.2. PenyimpananSimpan umbi kentang dalam rak-rak yang tersusun rapi, sebaiknya ruangan tempat penyimpanan dibersihkan dan disterilisasi dahulu agar terbebas dari bakteri. Simpan di tempat yang tertutup dan berventilasi.

3.7.3. Pengemasan dan PengangkutanAlat pengemas harus bersih dan terbuat dari bahan yang ringan. Pengemas harus berventilasi dan di bagian dasar dan tepi diberi bahan yang mengurangi benturan selama pengangkutan.

3.7.4. Pembersihan

Petani konvensional hampir tidak pernah membersihkan umbi. Untuk memasarkan kentang di pasar swalayan/ke luar negeri, kentang harus dibersihkan terlebih dulu. Bersihkan umbi dari segala kotoran yang menempel dengan lap. Lakukan perlahan-lahan jangan sampai menimbulkan lecet-lecet. Selain itu umbi dapat dibersihkan dengan cara dicuci di air mengalir yang tidak terlalu deras kemudian dikeringanginkan. Umbi yang bersih akan memperpanjang keawetan umbi selain itu juga akan menarik konsumen.

Keterangan: HKP hari kerja pria.

4.2. Gambaran Peluang AgribisnisDi awal krisis ekonomi harga komoditi kentang meningkat sampai lebih dari dua kalinya. Saat ini ketika harga komoditi hortikultur lainnya seperti bawang daun dan cabe menurun drastis, harga kentang di pasaran relatif masih sangat baik.

Kentang adalah salah satu komoditi hortikultura yang harganya relatif stabil dan tidak terlalu tergantung musim. Harga yang stabil ini lebih menjamin masa depan agribisnis kentang daripada komoditi hortikultura lainnya.

Walaupun Indonesia sudah mengekspor kentang ke Malaysia melalui Brastagi, peluang ekspor ke negara lainnya harus diambil.

V. STANDAR PRODUKSI

5.1. Ruang lingkupStandar ini meliputi klasifikasi dan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara pengujian contoh, syarat penandaan dan pengemasan.

5.2. DiskripsiKentang yang segar adalah umbi batang dari tanaman kentang dalam keadaan utuh bersih dan segar, sesuai dengan SNI-01-3175-1992

5.3. Klasifikasi dan Standar Mutu

Menurut ukuran berat, kentang segar digolongkan dalam:a) Kecil: 50 gram kebawah.b) Sedang: 51-100 gram.c) Besar: 101-300 gram.d) Sangat besar: 301 gram ke atas.

Menurut jenis mutunya kentang segar digolongkan dalam 2 jenis mutu, yaitu mutu I dan mutu II.a) Keseragaman warna dan bentuk: mutu I=seragam; mutu II=seragam.b) Keseragaman ukuran: mutu I=seragam; mutu II=seragam.c) Kerataan permukaan kentang: mutu I=rata; mutu II=tidak disyaratkan.d) Kadar kotor (bobot/bobot): mutu I=maksimum 2,5%; mutu II=maksimum 2,5%.e) Kentang cacat (bobot/bobot): mutu I=maksimum 5%; mutu II=maksimum 10%.f) Ketuaan kentang: mutu I=tua; mutu II=cukup tua.

Untuk mendapatkan hasil kentang yang sesuai dengan standar maka dilakukan pengujian Yang meliputi:

Penentuan keseragaman ukuran kentangTimbang seluruh cuplikan, kemudian timbang tiap butir dalam cuplikan. Pisahkan butir-butir yang beratnya diatas/dibawah ukuran berat yang telah ditentukan dan timbanglah semuanya. Bila presentase berat butir yang diatas/dibawah ukuran berat masing-masing sama/kurang dari 5% maka contoh dianggap seragam.

Penentuan kerataan permukaan kentangTimbang seluruh cuplikan dan ukur benjolan yang terdapat pada tiap butir dalam cuplikan. Pisahkan butir-butir cuplikan yang mempunyai benjolan lebih dari 1 cm sama/kurang dari 10% jumlah cuplikan maka cuplikan dianggap mempunyai permukaan rata.

Penentuan kadar kotoranTimbanglah sampai mendekati 0,1 gram sebanyak lebih kurang 500 gram cuplikan dalam wadah yang telah ditera sebelumnya dan tuanglah kedalalam sebuah bak kayu yang disediakan khusus untuk itu. Pilihlah kotoran-kotoran dan timbanglah berat masing-masing.

Penentuan cacat pada kentang segarTimbang seluruh cuplikan dan tentukan butir-butir kentang yang cacat. Pisahkan butir-butir yang cacat dan timbanglah semuanya. Bila presentase berat butir-butir yang cacat sama/kurang dari 50%, maka cuplikan dianggap Mutu I dan bila sama/kurang dari 10% maka cuplikan dianggap Mutu II.

Penentuan ketuaan pada kentang segarTimbanglah seluruh cuplikan dan tentukan butir contoh yang tua/cukup tua. Pisahkan butir yang tua/cukup tua dan timbanglah semuanya. Bila presentase berat butir contoh yang kulitnya mengelupas beratnya lebih dari bagian permukaannya sama/kurang dari 5%, maka cuplikan dianggap tua dan bila sama/kurang dari 10%, maka cuplikan dianggap cukup tua.

5.4. Pengambilan Contoh

Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat berikut ini. Tiap kemasan diambil contoh sebanyak 10 kg dari bagian atas, tengah dan bawah. Contoh tersebut dicampur merata tanpa menimbulkan kerusakan, kemudian dibagi menjadi empat dan dua bagian diambil secara diagonal. Cara ini dilakukan beberapa kali sampai contoh mencapai 10 kg.a) Untuk jumlah kemasan dalam lot 1 sampai 3, contoh yang diambil semua.b) Untuk jumlah kemasan dalam lot 4 sampai 25, contoh yang diambil 3.c) Untuk jumlah kemasan dalam lot 26 sampai 50, contoh yang diambil 6.d) Untuk jumlah kemasan dalam lot 51 sampai 100, contoh yang diambil 8.e) Untuk jumlah kemasan dalam lot 101 sampai 150, contoh yang diambil 10.f) Untuk jumlah kemasan dalam lot 151 sampai 200, contoh yang diambil 12.g) Untuk jumlah kemasan dalam lot 201 atau lebih, contoh yang diambil 15.

Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang berpengalaman atau dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan badan hukum.

5.5. Pengemasan

Kentang disajikan dalam bentuk utuh dan segar. Dikemas dengan keranjang/bahan lain dengan berat netto maksimum 80 kg dan ditutup dengan anyaman bambu kemudian diikat dengan tali rotan/bahan lain. Isi kemasan tidak melebihi permukaan.

Di dalam keranjang atau kemasan diberi label yang bertuliskan :a) Nama barang.b) Jenis mutu.c) Nama/kode perusahaan/eksportir.d) Berat netto.e) Produksi Indonesia.f) Negara/tempat tujuan.

VI. REFERENSI

6.1. Daftar Pustaka

a) Budi Samadi, Ir. 1997. Usaha Tani Kentang. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.b) Bonus Trubus no. 342. 1998. Analisis Komoditas Kebal Resesi.Kembang Kol / Blum Kol( Brassica oleracea var. botrytis L. subvar. cauliflora DC)

I. UMUM

1.1. Sejarah SingkatKol bunga putih merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae (jenis kol dengan bunga putih kecil) berupa tumbuhan berbatang lunak. Masyarakat di Indonesia menyebut kubis bunga sebagai kol kembang atau blumkol (berasal dari bahasa Belanda Bloemkool). Tanaman ini berasal dari Eropa subtropis di daerah Mediterania. Kubis bunga yang berwarna putih dengan massa bunga yang kompak seperti yang ditemukaan saat ini dikembangkan tahun 1866 oleh Mc.Mohan ahli benih dari Amerika. Diduga kubis bunga masuk ke Indonesia dari India pada abad ke XIX.

1.2. Sentra PenanamanWalaupun tanaman ini adalah tanaman dataran tinggi triopka dan wilayah dengan lintang lebih tinggi, beberapa kultivar dapat membentuk bunga di dataran rendah sekitar khatulisiwa.

Daerah dataran tinggi (pegunungan) adalah pusat budidaya kubis bunga. Pusat Produksi tanaman ini terletak di Jawa Barat yaitu di Lembang, Cisarua, Cibodas. Tetapi saat ini kubis bunga mulai ditanam di sentra-sentra sayuran lainnya seperti Bukit Tinggi (Sumatera Barat), Pangalengan, Maja dan Garut (Jawa Barat), Kopeng (Jawa Tengah) dan Bedugul (Bali).

1.3. Jenis TanamanKlasifikasi botani tanaman kubis bunga adalah sebagai berikut:a) Divisi : Spermatophytab) Sub divisi : Angiospermaec) Kelas : Dicotyledonaed) Keluarga : Cruciferaee) Genus : Brassicaf) Spesies : Brassica oleracea var. botrytis L.g) Sub var : cauliflora DC

Brassica oleracea varitas botrytis terdiri atas 2 subvaritas yaitu cauliflora DC. yang kita kenal sebagai kubis bunga putih dan cymosa Lamn. yang berbunga hijau dan terkenal sebagai brokoli. Penentuan kultivar berdasarkan ukuran, kemampatan dan warna massa bunga.

Kultivar lokal adalah kultivar Cirateun yang banyak ditanam di Lembang, sedangkan kultivar introduksi adalah kultivar Farmers Early No 2 (umur panen 63 hari) dan Fengshan Extra Early (umur panen 59 hari) asal Taiwan untuk dataran rendah sampai medium, Snown Crown asal Jepang untuk dataran menengah dan dataran tinggi serta Tropical Early asal jepang untuk dataran rendah.

1.4. Manfaat TanamanWalaupun biasanya hanya bagian massa bunga yang dimanfaatkan sebagai sayuran yang mengandung mineral cukup lengkap, daun tanaman ini bisa dimakan dan rasanya manis tanpa ada rasa pahit.

II. SYARAT PERTUMBUHAN

2.1. Iklim

1. Kubis bunga merupakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah sub tropis. Di tempat itu kisaran temperatur untuk pertumbuhan kubis bunga yaitu minimum 15.5-18 derajat C dan maksimum 24 derajat C2. Kelembaban optimum bagi tanaman blumkol antara 80-90%.3. Dengan diciptakannya kultivar baru yang lebih tahan terhadap temperatur tinggi, budidaya tanaman kubis bunga juga dapat dilakukan di dataran rendah (0-200 m dpl) dan menengah (200-700 m dpl). Di dataran rendah, temperatur malam yang terlalu rendah menyebabkan terjadinya sedikit penundaan dalam pembentukan bunga dan umur panen yang lebih panjang.

2.2. Media Tanam

1. Tanah lempung berpasir lebih baik untuk budidaya kubis bunga daripada tanah berliat. Tetapi tanaman ini toleran pada tanah berpasir atau liat berpasir.2. Kemasaman tanah yang baik antara 5,5-6,5 dengan pengairan dan drainase yang memadai.3. Tanah harus subur, gembur dan mengandung banyak bahan organik. Tanah tidak boleh kekurangan magnesium (Mg), molibdenum (Mo) dan Boron (Bo) kacuali jika ketiga unsur hara mikro tersebut ditambahkan dari pupuk.

2.3. Ketinggian TempatDi Indonesia, sebenarnya kubis bunga hanya cocok dibudidayakan di daerah pegunungan berudara sejuk sampai dingin pada ketinggian 1.000-2.000 m dpl.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

3.1. Pembibitan

3.1.1. Persyaratan BenihBenih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:a) Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat.b) Benih harus bebas hama dan penyakit.c) Benih harus murni, artinya tidak tercampur dengan biji-biji atau benih lain serta bersih dari kotoran.d) Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat.e) Mempunyai daya kecambah 80% sehingga untuk satu hektar kebun diperlukan 100-250 gram tergantung pada ukuran benihf) Benih yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air.

3.1.2. Penyiapan Benih

Penyiapan benih dimaksudkan untuk mempercepat perkecambahan benih dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Cara-cara penyiapan adalah sebagai berikut:

1. Sterilisasi benih, dengan merendam benih dalam larutan fungisida dengan dosis yang dianjurkan atau dengan merendam benih dalam air panas 55 derajat C selama 15-30 menit.2. Penyeleksian benih, dengan merendam biji dalam air, dimana benih yang baik akan tenggelam.3. Rendam benih selama 12 jam atau sampai benih terlihat pecah agar benih cepat berkecambah.

Benih harus disemai dan dibumbun sebelum dipindahtanam ke lapangan. Penyemaian dapat dilakukan di bedengan atau langsung di bumbung (koker). Bumbung dapat dibuat dari daun pisang, kertas makanan berplastik atau polybag kecil.

3.1.3. Teknik Penyemaian Benih

Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi persemaian antara lain: (1) tanah tidak mengandung hama dan penyakit atau faktor-faktor lain yang merugikan; (2) lokasi mendapat penyinaran cahaya matahari cukup; dan (3) dekat dengan sumber air bersih.

Penyemaian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Penyemaian di bedenganSebelum bedengan dibuat, lahan diolah sedalam 30 cm lalu dibuat bedengan selebar 110-120 cm memanjang dari arah utara ke selatan. Tambahkan ayakan pupuk kandang halus dan campurkan dengan tanah dengan perbandingan 1:2 atau 1:1. Bedengan dinaungi dengan naungan plastik, jerami atau daun-daunan setinggi 1,25-1,50 m di sisi timur dan 0,8-1,0 m di sisi Barat. Penyemaian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu disebar merata di atas bedengan atau disebar di dalam barisan sedalam 0,2-1,0 cm. Cara pertama memerlukan benih yang lebih sedikit daripada cara kedua. Sekitar 2 minggu setelah semai, bibit dipindahkan ke dalam bumbung. Bumbung dapat dibuat dari daun pisang atau kertas berplastik dengan ukuran diameter 4-5 cm dan tinggi 5 cm atau berupa polibag 7x10 cm yang memiliki dua lubang kecil di kedua sisi bagian bawahnya. Bumbung diisi media campuran ayakan pupuk kandang matang dan tanah halus dengan perbandingan 1:2 atau 1:1. Keuntungannya adalah hemat waktu, permukaan petak semaian sempit dan jumlah benih persatuan luas banyak. Sedangkan kelemahannya adalah penggunaan benih banyak, penyiangan gulma sukar, memerlukan tenaga kerja terampil terutama saat pemindahan bibit ke lahan.

2. Penyemaian di bumbung (koker atau polybag)Dengan cara ini, satu per satu benih dimasukkan ke dalam bumbung yang dibuat dengan cara seperti di atas. Bumbung dapat terbuat dari daun pisang atau daun kelapa dengan ukuran diameter dan tinggi 5 cm atau dengan polybag kecil yang berukuran 7-8 cm x 10 cm. Media penyemaian adalah campuran tanah halus dengan pupuk kandang (2:1) sebanyak 90%. Sebaiknya media semai disterilkan dahulu dengan mengkukus media semai pada suhu udara 55-100 derajat C selama 30-60 menit atau dengan menyiramkan larutan formalin 4%, ditutup lembar plastik (24 jam), lalu diangin-anginkan. Cara lain dengan mencampurkan media semai dengan zat fumigan Basamid-G (40-60 gram/m2) sedalam 10-15 cm, disiram air sampai basah dan ditutup dengan lembaran plastik (5 hari), lalu plastik dibuka, dan lahan diangin-anginkan (10-15 hari).

3. Kombinasi cara a) dan b).Pertama benih disebar di petak persemain, setelah berumur 4-5 hari (berdaun 3-4 helai), dipindahkan ke dalam bumbung.

4. Penanaman langsung.Yaitu dengan menanam benih langsung ke lahan. Kelebihannya adalah waktu, biaya dan tenaga lebih hemat, tetapi kelemahannya adalah perawatan yang lebih intensif.

Lahan persemaian dapat diganti dengan kotak persemaian dan dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) buat medium terdiri dari tanah, pasir dan pupuk kandang (1:1:1); (2) buat kotak persemaian kayu (50-60 cm x 30-40 cm x 15-20 cm) dan lubangi dasar kotak untuk drainase;(3) masukkan medium kedalam kotak dengan tebalan 10-15 cm.

3.1.4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian

1. Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari tergantung cuaca.2. Pengatur naungan persemaian dibuka setiap pagi hingga pukul 10.00 dan sore mulai pukul 15.00. Diluar waktu diatas, cahaya matahari terlalu panas dan kurang menguntungkan bagi bibit.3. Penyiangan dilakukan terhadap tanaman lain yang dianggap mengganggu pertumbuhan bibit, dilakukan dengan mencabuti rumput-rumput/gulma lainnya yang tumbuh disela-sela tanaman pokok.4. Dilakukan pemupukan larutan urea dengan konsentrasi 0,5 gram/liter dan penyemprotan pestisida 1/2 dosis jika diperlukan.5. Hama yang menyerang biji yang belum tumbuh dan tanaman muda adalah semut, siput, bekicot, ulat tritip, ulat pucuk, molusca dan cendawan. Sedangkan, penyakit adalah penyakit layu. Pencegahan dan pemberantasan digunakan Insektisida dan fungisida seperti Furadan 3 G, Antrocol, Dithane, Hostathion dan lain-lain.

3.1.5. Pemindahan BibitBibit dipindahtanam ke lapangan setelah memiliki 3-4 helai daun atau kira-kira berumur 1 bulan.

3.2. Pengolahan Media Tanam

3.2.1. Pembentukan BedenganLahan dibersihkan dari tanaman liar dan sisa-sisa akar, dicangkul sedalam 40-50 cm, lalu dibuat bedengan selebar 80-100 cm, tinggi 35 cm dengan jarak antar bedengan 40 cm. Pada lahan miring perlu dibuat parit di antara bedengan tetapi jika lahan datar, parit ini tidak perlu dibuat.

3.2.2. PengapuranPengapuran hanya dilakukan jika pH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dosis kapur yang sesuai dengan nilai pH tanah tetapi umumnya berkisar antara 1-2 ton/ha dalam bentuk kalsit atau dolomit. Kapur dicampurkan merata dengan tanah pada saat pembuatan bedengan.

3.2.3. PemupukanPada saat pembuatan bedengan berlangsung, campurkan 12,5-17,5 ton/ha pupuk kandang matang ditambahkan dengan asumsi populasi tanaman per hektar antara 25.000-35.000. Selain itu juga diberikan pupuk dasar berupa ZA, urea, SP-36 dan KCl dengan dosis masing-masing 250 kg disebar merata dan dicampur dengan tanah di bedengan. Setelah itu lubang tanam dibuat dengan menggunakan cangkul.

3.3. Teknik Penanaman

3.3.1. Penentuan Pola TanamanJarak tanam kubis bunga adalah 50 x 50 cm untuk kultivar yang tajuknya melebar dan 45 x 65 cm untuk kultivar tegak. Waktu tanam terbaik di pagi hari antara jam 06.00-09.00 atau sore hari antara jam 03.00-05.00.

3.3.2. Cara PenanamanBibit di dalam bumbung daun pisang ditanam langsung tanpa membuang bumbungnya. Jika digunakan bumbung kertas berplastik atau polibag, bibit dikeluarkan dengan cara membalikkan bumbung dan mengeluarkan bibit dengan hati-hati tanpa merusak akar. Satu bibit di tanam di dalam lubang tanam dan segera disiram sampai tanah menjadi basah benar.

3.4. Pemeliharaan

3.4.1. PenyulamanJika ada tanaman yang rusak atau mati, penyulaman dapat dilakukan sampai sebelum tanaman berumur kira-kira 2 minggu.

3.4.2. PenyianganPenyiangan yang bersamaan dengan penggemburan dilakukan bersama-sama dengan pemupukan susulan yaitu pada 7-10 hari setelah tanam (hst), 20 hst dan 30-35 hst. Penyiangan dan penggemburan harus dilaksanakan dengan hati-hati dan jangan terlalu dalam agar tidak merusak akar kubis bunga yang dangkal. Pada akhir pertumbuhan vegetatif (memasuki masa berbunga) penyiangan dihentikan.

3.4.3. PerempalanPerempelan tunas cabang dilakukan seawal mungkin supaya ukuran dan kualitas massa bunga yang terbentuk optimal. Segera setelah terbentuk massa bunga, daun-daun tua diikat sedemikian rupa sehingga massa bunga ternaungi dari cahaya matahari. Penutupan ini berfungsi untuk mempertahankan warna bunga supaya tetap putih.

3.4.4. PemupukanSelama masa pertumbuhan tanaman diberi pupuk susulan sebanyak 3 kali.

1. Pupuk susulan I diberikan 7-10 hst terdiri atas ZA 150 kg/ha, Urea 75 kg/ha, SP-36 150 kg/ha dan KCl 75 kg/ha di sekeliling tanaman sejauh 10-15 cm dari batangnya lalu ditimbun tanah.2. Pupuk susulan II diberikan 20 hst terdiri atas ZA 150 kg/ha, Urea 75 kg/ha, SP-36 75 kg/ha dan KCl 150 kg/ha di larikan sejauh 20 cm dari batangnya lalu ditimbun tanah.3. Pupuk susulan III diberikan 30-35 hst terdiri atas ZA 150 kg/ha, Urea 100 kg/ha, dan KCl 150 kg/ha di larikan sejauh 25 cm dari batangnya lalu ditimbun tanah. Bersamaan dengan pupuk susulan III tanaman disemprot dengan pupuk daun dengan N dan K tinggi.

3.4.5. Pengairan dan Penyiraman

Pengairan dilakukan secara rutin di pagi atau sore hari. Pada musim kemarau penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari terutama pada saat tanaman berada pada fase pertumbuhan awal dan pembentukan bunga.

3.5. Hama dan Penyakit

3.5.1. Hama

1. Ulat Plutella (Plutella xylostella L.)Ulat yang berwarna hijau ini memakan permukaan daun bagian bawah dengan meninggalkan tulang-tulang daun sehinggn daun berlubang.

2. Ulat Croci (Crocidolomia binotalis Zeller)Ulat berwarna hijau bergaris punggung hijau muda dan berwarna kuning di sisi perut. Akibat serangan ulat ini, massa bunga atau daun disekelilingnya menjadi bolong-bolong.

3. Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.)Ulat menyerang tanama kubis dengan cara memotong titik tumbuh atau pangkal batang tanaman sehingga tangkai daun atau batang rebah dan layu terutama di siang hari.

4. Kutu daun (Aphis brassicae)Kutu daun menghisap cairan sel sehingga daun menguning dan massa bunga berbintik-bintik kotor. Biasanya, kutu ini hidup berkelompok di permukan bawah daun atau pada massa bunga. Serangan yang hebat biasanya terjadi di musim kemarau.

5. Ulat jengkal (Trichoplusiana sp.) dan ulat grayak (Spodoptera sp.)Ulat jengkal berukuran 4 cm, hijau pucat dan berpita merah muda pada tiap sisi badannya sedangkan ulat grayak memiliki bintik-bintik segitiga berwarna hitam dan bergaris-garis kekuning-kuningan pada sisinya. Keduanya menyerang daun pada musim kemarau sehingga daun rusak, bolong-bolong meninggalkan tulang daunnya saja. Ulat grayak menyerang tanaman beramai-ramai dalam satu kelompok besar.

Pengendalian hama dilakukan dengan cara terpadu: melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman selain famili Cruciferae, menyebarkan mikroba yang menjadi musuh alami dan menggunakan pestisida baik yang biologis maupun kimiawi.

3.5.2. Penyakit

1. Busuk hitamPenyebab: bakteri Xanthomonas campestris Dows. Penyakit ini bersifat tular benih (seed born) yang menyerang semua fase pertumbuhan kubis bunga. Infeksi di lapangan melalui bekas gigitan serangga atau luka. Gejala: terdapat bercak coklat kehitam-hitaman pada daun, batang, tangkai, bunga maupun massa bunga. Batang dan massa bunga menjadi busuk sehingga tidak dapat dipanen.

2. Busuk lunakPenyebab: bakteri Erwinia carotovora Holland. Penyakit ini menyebabkan busuk lunak pada tanaman di kebun dan pasca panen. Infeksi terjadi setelah busuk hitam melalui luka pada pangkal bunga yang hampir dipanen atau melalui akar yang terluka. Gelaja: busuknya batang atau pangkal bunga dengan tiba-tiba.

3. Akar bengkakPenyebab: jamur Plasmodiophora brassicae Wor. Gejala: tanaman layu seperti kekurangan air dan segar kembali di malam hari, lama-lama pertumbuhan terhambat dan kerdil serta tidak bisa berbunga. Selain akar tanaman membengkak terlihat pula ada bercak hitam di akar tersebut.

4. Bercak hitamPenyebab: jamur Alternaria sp. Penyakit tular benih ini menyerang daun dan bagian tanaman lainnya. Gejala: daun menjadi berbercak coklat muda atau tua bergaris konsentris. Pada akar, batang dan tangkai terdapat bercak bergaris berwarna kehitam-hitaman.

5. Semai roboh (damping off)Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. dan Phytium sp. Penyakit ini biasanya menyerang persemaian menyebabkan busuknya pangkal batang. Pengendalian: dapat dilakukan dengan melakukan bibit yang bebas penyakit, merendam benih di air panas (50 derajat C) atau di dalam fungisida/bakterisida selama 15 menit, sanitasi kebun, rotasi tanaman, menanam kultivar tahan penyakit, menghindari tanaman dari kerusakan mekanis atau gigitan serangga, melakukan sterilisasi media semai atau lahan kebun (khusus untuk akar bengkak), pengapuran pada tanah masam dan mencabut tanaman yang telah terserang penyakit.

Untuk mencegah serangan hama dan penyakit, penyemprotan pestisida telah dilakukan walaupun belum ada gejala serangan. Penyemprotan dilakukan setiap 2 minggu.

3.6. Panen

3.6.1. Ciri dan Umur PanenPemanenan dilakukan saat massa bunga mencapai ukuran maksimal dan mampat. Umur panen antara 55-100 hari tergantung dari kultivar.

3.6.2. Cara PanenSebaiknya panen dilakukan di pagi atau sore hari dengan cara memotong tangkai bunga bersama sebagian batang dan daunnya sepanjang 25 cm.

3.6.3. Perkiraan ProduksiHasil panen per hektar antara 15-40 ton tergantung dari kultivar, populasi tanaman dan pemeliharaan.

3.7. Pascapanen

3.7.1. PengumpulanSetelah bunga kubis dipanen, hasil panen disimpan di tempat yang teduh untuk dilakukan sortasi.

3.7.2. PenyortiranSortasi dilakukan berdasarkan diameter kepala bunga yang dibagi menjadi 4 kelas yaitu > 30 cm, 25-30 cm, 20-25 cm dan 15-20 cm.

3.7.3. PenyimpananPenyimpanan terbaik di ruang gelap pada temperatur 20 derajat C, kelembaban 75-85% atau kamar dingin dengan temperatur 4.4 derajat C dengan kelembaban 85-95%. Pada ruangan-ruangan tersebut kubis akan tetap segar selama 2-3 minggu.

3.7.4. Pengemasan dan PengangkutanPengemasan dilakukan dalam peti kayu dengan kapasitas 25-30 kg. Untuk transportasi jarak jauh, sertakan kira-kira 6 helai daun dan daun yang berada di atas massa bunga dipatahkan untuk menutupi bunga. Untuk transportasi jarak dekat ujung-ujung daun dipotong.

IV. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN

4.1. Gambaran Peluang Agribisnis

Di Indonesia, kubis bunga termasuk salah satu sayuran yang dikonsumsi oleh kalangan terbatas karena harganya yang relatif lebih tinggi daripada sayuran lainnya. Budi daya tanaman kubis bunga dalam skala yang lebih besar agaknya cukup menjanjikan mengingat saat ini Indonesia sudah mengekspor bunga kol ke Hongkong, Jepang, Singapura dan Brunei.

Nilai gizi yang dikandung kubis bunga dapat dikatakan istimewa terutama kandungan mineralnya. Dengan demikian sayuran ini dapat menarik perhatian konsumen terutama dari kalangan menengah atas yang telah sadar akan arti kualitas makanan.LobakDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum Diperiksa?Lobak

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:Plantae

(tidak termasuk)Eudicots

(tidak termasuk)Rosids

Ordo:Brassicales

Famili:Brassicaceae

Genus:Raphanus

Spesies:R. sativus

Nama binomial

Raphanus sativusL.

Lobak adalah tumbuhan yang termasuk famili: Cruciferae. Bentuk umbi lobak seperti wortel, tapi isi dan kulitnya berwarna putih.Tanaman lobak berasal dari negeri Cina, tapi, telah banyak diusahakan di Indonesia. Tanaman mudah ditanam baik di dataran rendah maupun tinggi (pegunungan).Saat ini daerah yang banyak ditanami lobak adalah dataran tinggi Pangalengan, Pacet, Cipanas, dan Bedugul. Luas areal tanaman lobak di Indonesia saat ini berkisar 15.700 ha.Tanah yang baik untuk tanaman lobak adalah tanah gembur, mengandung humus (subur) dan lapisan atasnya tidak mengandung kerikil (batu-batu kecil).Kemudian derajat keasaman tanah 5-6, sementara waktu tanam adalah musim hujan atau awal musim kemarau. Namun kalau menanam pada musim kemarau, tanaman harus cukup air.Daftar isi[sembunyikan] 1 Cara Tanam 2 Pemeliharaan tanaman 3 Pemanenan 4 Manfaat lobak

[sunting] Cara TanamLobak ditanam dari bijinya. Bibit lobak tidak perlu didatamgkan dari luar negeri (impor), cukup dari hasil biji sendiri karena tanaman ini mudah berbunga dan berbiji. Biji-biji tersebut dapat ditanam langsung di kebun tanpa disemai terlebih dulu. Untuk penanaman seluas 1 ha diperlukan biji sebanyak 5 kg.Menurut teori, untuk lahan seluas 1 ha diperlukan 4 kg biji dengan daya kecambah 75%. Sebelum biji ditanam, lahan yang akan ditanami diolah terlebih dulu dengan dicangkul sedalam 30-40 cm, kemudian diberi pupuk kandang atau kompos 10 ton/ha. Setelah tanah diratakan, dibuat alur dengan jarak antaralur 30 cm.Sebaiknya alur tersebut dibuat membujur dari arah barat ke timur agar sinar matahari masuk ke tanaman sebanyak-banyaknya. Selanjutnya biji-biji tersebut ditaburkan tipis merata sepanjang alur, kemudian ditutup tanah dengan tipis-tipis. Biji akan tumbuh setelah 4 hari kemudian.Setelah umur 2-3 minggu, tanaman mulai disiang sanmbil dibuat guludan. Guludan dibuat dengan cara tanah di sepanjang barisan tanaman ditinggikan. Sambil tanah didangir, tanaman diperjarang. Caranya tanaman yang tumbuh kerdil dicabut dan yang subur ditinggalkan.Setelah diperjarang, jarak tanaman menjadi 10-20 cm. Pada umumnya petani jarang memberikan pupuk buatan. Akan tetapi agar diperoleh hasil yang memuaskan, tanaman lobak sebenarnya perlu diberikan pupuk buatan.Pupuk buatan yang perlu diberikan adalah urea, TSP dengan perbandingan 1:2 sebanyak 6 g tiap tanaman. Pupuk di kanan-kiri batang tanaman dengan jarak 5 cm. Dengan demikian, untuk tanaman seluas 1 ha diperlukan 100 kg pupuk urea dan 200 kg TSP. Pupuk sebaiknya diberikan pada waktu tanah didangir.[sunting] Pemeliharaan tanamanTanaman lobak penting untuk dijaga dari kutu-kutu daun yang mungkin menyerang. Hama ini dapat diberantas dengan semprotan insektisida, seperti Kelthin 0,2% atau Decis 2,5 EC 0,2-0,3%.[sunting] PemanenanHasil tanaman dapat dipungut setelah umbi-umbinya cukup besar, kira-kira setelah tanaman berumur 2 bulan. Keterlambatan dalam memungut hasil akan menyebabkan umbi menjadi kayu dan rasanya juga tidak enak (kapus-kapus). Jika hal tersebut terjadi, umbi lobak tidak akan laku dijual.Tanaman yang terawat dapat menghasilkan umbi 15-20 ton/ha. Bahkan ada jenis lobak yang dapat menghasilkan umbi beratnya hingga mencapai 0,5-1 kg tiap tanaman dan rasa umbinya pun enak dimakan.[sunting] Manfaat lobakLobak dapat digunakan sebagai obat gangguan ginjal dan demam. Di samping itu, dapat pula menghasilkan lender dalam kerongkongan sehingga baik sekali untuk obat batuk. Lobak, terutama umbinya dapat dimakan mentah atau dibuat acar (asinan), tetapi umumnya dibuat sebagai campuran soto.

GECKO MAAFIntro : B F#m E G A B

B F#m E G A BSejenak hatiku perih melihat kamu B F#m E G A Bsesaat bibirku tak mampu tuk berucapB F#m E G A Bakankah terjadi semua yang ku pikirkanB F#m E G A jiwaku tlah larut dalam kesedihan

Bridge :C#m Eku tak sanggup menjalani C#m E G A Bku tak sanggup semua ini

Reff : B F#m E G A Bmaafkanlah.. hati ini.. ku hanya ingin kau tahu B F#m E G A Bku tak bisa.. jauh darimu, ku mohon maafkan aku...

B F#m E G A Bsempatku berpikir kau bukanlah untukku B F#m E G Adan kini ku tahu hanyalah khayalan

Bridge :C#m Eku tak sanggup ( tak sanggup) menjalani C#m E G A Bku tak sanggup ho.. uoho..uyea... Reff : B F#m E G A Bmaafkanlah.. hati ini.. ku hanya ingin kau tahu B F#m E G A Bku tak bisa.. jauh darimu, ku mohon maafkan aku...(maafkanlah hati ini..)B F#m E G A Bku tak bisa.. jauh darimu, ku mohon maafkan aku..~ B F#m E G A B ~~ Sejenak hatiku perih melihat kamu..~