Sejak anak saya sekolah TK, saya - acch.kpk.go.id · PDF filedan tidak mengelola uang negara....
-
Upload
hoangxuyen -
Category
Documents
-
view
244 -
download
0
Transcript of Sejak anak saya sekolah TK, saya - acch.kpk.go.id · PDF filedan tidak mengelola uang negara....
1
Sejak anak saya sekolah TK, saya terbiasa memberikan oleh-oleh
pada guru kelasnya, karena saya perlu berterima kasih dan
membalas perhatian guru kepada anak saya. Sekolah anak saya
adalah sekolah swasta.
2
Atasan saya akan ulang tahun bulan depan. Saya tidak mampu membelikan hadiah yang pantas
untuk beliau. Saya mengajak beberapa rekan kerja untuk mengumpulkan uang dan
membelikan kado yang tepat. Pada hari ulang tahun, kami
memberikan kado tersebut beserta kartu ucapan dengan nama-nama
kami.
3
Di sekolah anak saya, ada kebiasaan setiap kenaikan kelas
atau guru berulang tahun, orangtua memberikan hadiah
untuk guru kelas. Saya pun mengikuti kebiasaan yang sama.
Menurut saya, hal ini tidak masalah karena sekedar ucapan terima
kasih dan ikut merayakan ulang tahun guru.
4
Beberapa kali saya meminta uang dari suami dengan alasan untuk
membeli keperluan sekolah anak, tapi sebenarnya saya gunakan
untuk membayar arisan atau iuran-iuran lainnya.
5
Runa dan teman-temannya sering keluar kantor untuk makan siang bersama. Saking asiknya, mereka
seringkali terlambat sampai di kantor kembali sekitar 1 jam.
6
Saya selalu berusaha mematuhi aturan lalu lintas ketika menyetir
mobil.
7
Ibu RH selaku istri walikota sering menerima pemberian berupa bingkisan atau oleh-oleh dari
rekan-rekan/bawahan suaminya.
8
Pimpinan perusahaan TRK menghimbau karyawannya
untuk menghentikan kebiasaan membawa oleh-oleh. Tindakan
pimpinan perusahaan ini bertujuan untuk memberantas korupsi mulai
dari hal kecil.
9
Saya ingin sekali tidak memberikan uang pada petugas yang mengurus
KTP. Saya paham, bahwa hal itu tidak baik tetapi semua tetangga
saya memberi. Bila tidak memberi, bisa saja KTP baru selesai enam
bulan. Karena perlu memiliki KTP segera, akhirnya saya memberi uang rp.50ribu. Hanya memberi sedikit tapi urusan cepat beres.
10
Di perusahaan swasta SENTOSA ada peraturan memberi uang lembur karyawan yang kerja
sampai lewat pukul 21.00. Seringkali Asep tetap nongkrong
di kantor sampai lewat pukul 21.00 walaupun pekerjaannya sudah selesai, supaya mendapat uang lembur. Padahal ia cuma buka-
buka Facebook atau ngobrol saja.
11
Rekan kerja saya sering berhubungan dengan rekanan kantor di luar urusan pekerjaan.
Ia sering diajak makan ke restoran dan diberi hadiah saat ulang
tahun. Perusahaan rekanan kantor tersebut sering memenangkan
tender di kantor kami. Hal ini membuat saya curiga rekan kerja saya tersebut melakukan tindak
korupsi dalam perusahaan.
12
Setiap hari kita bersentuhan dengan korupsi. Ketika membaca berita tentang tindakan korupsi
trilyunan, kita ikut mengutuk perbuatan para koruptor. Ramai-
ramai kita bilang “Berantas korupsi!”. Padahal ketika mengurus
KTP atau surat identitas lain, kita menyuap petugas kelurahan supaya cepat selesai. Ketika
ditilang, kita sogok Polisi supaya lepas dari hukum.
13
Karena ingin cepat sampai kantor, Rama memacu motornya masuk jalur khusus bis. Ternyata
di ujung jalur itu Polisi sudah menunggunya. Rama kena tilang. Ia memberi uang pada Polisi, agar
urusan cepat beres.
14
Sebagai karyawan kantor Kepala Desa, Pak Wisnu tahu pasti ada
penyelewengan dana ADD yang dilakukan Kepala Desa dan
kroninya. Ia menyimpan bukti-bukti tentang hal itu. Itu sebabnya, Pak Wisnu akan melaporkan pada
pihak Kepolisian.
15
Sebagai istri pejabat Pemerintah, saya dan keluarga selalu menerima
parsel/ bingkisan lebaran. Beberapa kami nikmati, beberapa
lainnya kami berikan lagi pada orang lain.
16
Seringkali saya diminta suami yang pegawai Pemerintah, untuk
menerima amplop berisi uang dari seseorang. Sebagai istri yang patuh
pada suami, saya melaksanakan permintaannya.
17
Menurut saya, korupsi hanya dilakukan oleh pejabat/orang kaya
saja. Orang biasa-biasa saja yang bukan pegawai negeri, rasanya
tidak mungkin melakukan korupsi, karena tidak memegang kekuasaan dan tidak mengelola uang negara.
18
Dalam agama, kita selalu diajarkan untuk berbuat baik
dan bersyukur/berterima kasih. Salah satu bentuknya adalah
memberikan bingkisan pada guru/atasan/bawahan, memberikan uang tambahan pada petugas
administrasi di kelurahan/kepolisian/kecamatan dsb,
sepanjang pemberian tersebut ikhlas.
19
Sesungguhnya banyak sekali pungutan liar di sekolah-sekolah, mulai dari dana ekstra kurikuler,
uang seragam, uang buku atau lembaran kerja siswa, dsb.
Seragam/buku bisa dibeli di luar dengan harga lebih murah, tetapi sekolah mengharuskan membeli dari sekolah dengan
harga lebih mahal. Saya meminta sekolah menjelaskan dengan rinci mengapa harga di sekolah lebih
mahal.
20
Anak saya kurang pintar, tapi saya ingin anak saya naik kelas. Jujur
saya sering berfikir untuk memberi apa saja kepada guru anak saya
yang penting anak saya berhasil.
21
Selama ini pihak sekolah jika kedatangan Pengawas pasti
menjamu dan memberikan sesuatu sebagai ucapan terima kasih. Ini
dilakukan dengan ikhlas dan tanpa diminta, sebagai kewajiban tuan
rumah untuk menjamu tamu yang datang.
22
Seringkali saya memberikan uang jajan lebih besar dari nilai uang yang diminta, karena tidak ada
uang kecil. Namun anak-anak tidak mengembalikan dan saya pun
tidak meminta uang kembalinya.
23
Saya menerima kaos dan uang kampanye dari salah satu peserta
pemilihan Kepala Desa.
24
Saya seorang pegawai honorer di Kelurahan, membantu seorang
nenek (tetangga) untuk mengambil uang pensiunnya di Kantor Pos.
Nenek tersebut memberikan uang kepada saya dan saya terima.
25
Saya menerima pembagian raskin, padahal sesungguhnya saya bukan sasaran tepat menerima bantuan
tersebut. Beras ini dibagikan begitu saja secara acak. Karena merasa
tidak pantas menerima, maka saya mengembalikannya.
26
Sebagai pejabat di Kabupaten, saya seringkali menerima banyak
tamu. Ada beberapa tamu dari Provinsi yang terus terang meminta
oleh-oleh tetapi ada juga yang tidak. Karena saya pusing, akhirnya
saya memutuskan memberikan oleh-oleh pada semua tamu yang
datang dari Provinsi. Anggaran oleh-oleh, saya dapat dari
memotong anggaran kegiatan lain.
27
Saya akan selalu menanyakan asal setiap uang dan barang-barang
yang diberikan oleh suami kepada saya dan anak-anak.
28
Setelah sekian lama selalu memberi hadiah ulang tahun kepada atasan, sekarang saya
berani hanya memberi salam dan ucapan “Selamat Ulang Tahun,
Pak…”.
29
Memperkaya diri dan orang lain, menyalahgunakan kewenangan,
penyuapan, pemerasan dan penggelapan dalam jabatan,
serta gratifikasi merupakan tindak pidana korupsi, sebagaimana diatur dalam UU No. 31/1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan UU No. 20/2001
tentang Perubahan Atas UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
30
Koruptor melanggar UU No. 31/1999 dan UU No. 20/2001. Semua pelaku korupsi harus dihukum, agar mereka tidak
mengulanginya lagi dan dapat mencegah orang lain untuk melakukan hal yang sama.
31
Saya bertekad untuk tidak memberikan uang damai saat terkena tilang oleh Polisi lalu
lintas. Tidak memberikan uang lebih dalam pengurusan KTP atau
dokumen administrasi lainnya.
32
Saya akan selalu mengingatkan anak-anak saya untuk tidak menyontek sebagai contoh perbuatan tidak jujur yang
potensial berkembang menjadi perilaku korupsi. Anak yang
menyontek telah berbuat curang dengan merugikan temannya yang sudah belajar keras dan mendapatkan nilai yang tidak
seharusnya.
33
Saya akan berusaha untuk meminta uang kembalian belanja
atau jajan pada anak-anak saya. Kelalaian meminta uang
kembalian, memberikan peluang pada anak-anak berbuat tidak
jujur yang bisa berpotensi menjadi perilaku korupsi.
34
Saat ini begitu banyak perkara korupsi yang ditangani Penegak
Hukum, namun korupsi masih saja terjadi. Oleh karena itu saya tergerak untuk berbagi
pengetahuan anti korupsi pada keluarga dan lingkungan terdekat,
serta berusaha untuk senantiasa bersikap anti korupsi.
35
Hanif ditugaskan oleh instansinya ke kota Banjarmasin. Biaya akomodasi diberikan untuk
hotel berbintang empat, tapi Hanif memilih menginap di
hotel melati, agar ada kelebihan uang untuk membeli oleh-oleh. Hanif kemudian meminta pada
kenalannya yang kebetulan bekerja di salah satu hotel bintang
empat di Banjarmasin, dengan memberikan uang rp.250,000 (dua
ratus lima puluh ribu rupiah).
36
Sebagai petugas keamanan SDN 01 di sebuah Kabupaten,
setiap tiga bulan saya menerima sembako dari ibu Pratikno
Harjosumantri – orangtua dari Bagus Pradana Harjosumantri. Bagus sering terlambat sampai
sekolah. Harusnya saya tidak boleh membukakan gerbang sekolah untuk Bagus, tetapi saya selalu
membukakan pintu untuk Bagus karena teringat kebaikan ibu
Pratikno.
37
Saya bahagia sekali ketika teman suami saya meminta saya menjadi Direktur di perusahaan batu bara
miliknya. Awalnya saya ragu, karena setelah menikah 15 tahun yang
lalu, saya tidak pernah bekerja lagi. Ketika saya tanyakan pada suami dan temannya, mengapa mereka
memilih saya, mereka mengatakan bahwa mereka hanya percaya pada
saya. Saya tidak perlu khawatir karena sudah ada tim yang akan
membantu mengelola Perusahaan.
38
Saya adalah panitia pembangunan tempat ibadah yang akan menjadi
terbesar di kota tempat saya tinggal. Ada seorang pegawai Pemerintah
yang katanya juga memiliki banyak usaha lain, selalu siap memberikan bantuan dalam jumlah besar. Saya
merasa bersyukur dan gembira karena pembangunan lancar, meski
saya bertanya-tanya, darimana beliau mendapatkan uang, karena
tempat tinggal beliau tergolong biasa-biasa saja.
39
Sebagai istri pejabat di Pemda, saya sering mendampingi suami melakukan kunjungan kerja ke
daerah-daerah. Setiap kunjungan selalu saja saya dan suami
dibawakan buah tangan hasil kerajinan tangan atau makanan.
Suami selalu menerima, sehingga saya pun menerima, karena rasanya tidak pantas menolak. Kadang saya
menemukan kartu ucapan atau kartu nama di dalam bungkusan
buah tangan tersebut.
40
Sudah 23 tahun saya bekerja sebagai seorang guru dan
selalu menerima hadiah dari para orangtua murid setiap kali kenaikan kelas. Menurut saya,
itu cara mereka berterima kasih dan membina hubungan baik.
Saya membalas kebaikan dengan menelpon mereka, bila anak-anaknya terlambat dijemput.
41
Suatu kali secara tidak sengaja saya mendengar para orangtua
murid berkata: “itu tuh guru yang sok – tidak mau menerima hadiah
dari orangtua murid. Sekarang beberapa guru lain jadi ikut-ikutan
menolak hadiah”. Saya hanya tersenyum sambil berlalu.
42
Saya seringkali terlibat dalam proses lelang. Saya tidak pernah
bertemu atau menerima pemberian apa pun dari peserta
lelang, sebelum pemenang diumumkan. Namun, biasanya pemenang lelang atas inisiatif sendiri, memberikan voucher
belanja, hotel atau restoran. Saya menerima karena proses lelang
sudah selesai.
43
Setiap kali rekanan kerja suami saya datang ke rumah, dia selalu
membelikan anak-anak saya makanan atau mainan yang
mahal-mahal. Awalnya saya tidak keberatan, karena anak saya sangat
gembira. Lama kelamaan saya mendengar cerita suami saya,
bahwa rekanan tersebut sering menang tender. Akhirnya saya
katakan pada rekanan tersebut: “Jangan berikan apa pun lagi pada
anak-anak saya, karena itu bikin susah saya dan suami”.
44
Saya seorang pegawai swasta. Saya punya teman baik yang bekerja di sekretariat Pemda. Ketika teman
baik ini menginginkan tas tangan seperti milik saya, langsung saya
belikan. Saya perlu membina hubungan baik dengannya, agar lancar bila mengurus surat-surat
terkait pekerjaan saya.
45
Seorang Kepala Desa menarik biaya pembelian map untuk pengurusan akte kelahiran sebesar Rp.20,000. Semua harus membeli di kantor Kepala Desa. Harga ini tentu saja
jauh lebih mahal dari harga map di luar kantor.
46
Sudah 5 tahun saya bekerja di biro perjalanan. Selama itu, saya seringkali menerima permintaan
dari beberapa orang untuk menyediakan kuitansi kosong. Saya
merasa kesal. Akhirnya di meja kerja, saya letakkan tulisan: “Tidak
menyediakan kuitansi kosong”.
47
Pada hari ulang tahun saya, suami membawa saya ke sebuah ruko. Suami mengatakan bahwa ruko itu adalah hadiah ulang tahun
saya. Uang pembelian didapat dari sahabatnya yang katanya baru
memenangkan tender.
48
Perusahaan saya berencana ikut tender pengadaan barang
pemerintah di salah satu Kementerian. Ketua Panitia
Lelang di Kementerian tersebut meminta komisi dan berjanji akan memenangkan Perusahaan saya.
49
Anak saya gagal masuk SMA favorit dalam Ujian Penerimaan, tapi salah
seorang Guru di SMA tersebut menjamin anak saya diterima kalau
membayar biaya tambahan Rp. 30 juta.
50
Anak saya sudah belajar keras agar lulus ujian sekolah. Untuk menjamin kelulusannya, saya
daftarkan dia ikut les dengan salah satu Guru di sekolahnya.