Seismik Interpret

13
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Metode seismik penting dipelajari baik oleh geologis maupun geofisis dalam mempelajari struktur bawah permukaan bumi. Metode ini masih dipercaya sebagai metode yang paling akurat. Interpretasi data seismik merupakan tujuan dan hasil akhir dari metode seismik, yaitu dengan menerjemahkan arti data seismik. Tidak ada seorang pun yang secara tepat dapat mengetahui kondisi bawah permukaan perut bumi yang sebenarnya, karena hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat mencapainya. Oleh karena itu, hasil interpretasi setiap interpretator boleh berbeda-beda (walau mengerjakan data yang sama sekalipun). Hal yang terpenting adalah hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Hasil interpretasi tergantung dari ilmu dan pengalaman intepretator itu sendiri. Ilmu yang paling tidak harus dimiliki interpretator agar dapat menginterpretasi mendekati kebenaran adalah dasar-dasar akuisisi data seismik, pengolahan data seismik, dan pengetahuan geologi yang cukup. 2. Maksud dan Tujuan Praktikan dapat mengenal tahapan interpretasi seismik dan dapat memutuskan hasil interpretasi yang dapat dipertanggungjawabkan. II. DASAR TEORI

Transcript of Seismik Interpret

Page 1: Seismik Interpret

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Metode seismik penting dipelajari baik oleh geologis maupun geofisis dalam

mempelajari struktur bawah permukaan bumi. Metode ini masih dipercaya sebagai

metode yang paling akurat. Interpretasi data seismik merupakan tujuan dan hasil akhir

dari metode seismik, yaitu dengan menerjemahkan arti data seismik.

Tidak ada seorang pun yang secara tepat dapat mengetahui kondisi bawah

permukaan perut bumi yang sebenarnya, karena hingga saat ini belum ada teknologi yang

dapat mencapainya. Oleh karena itu, hasil interpretasi setiap interpretator boleh berbeda-

beda (walau mengerjakan data yang sama sekalipun). Hal yang terpenting adalah hasilnya

dapat dipertanggung jawabkan. Hasil interpretasi tergantung dari ilmu dan pengalaman

intepretator itu sendiri. Ilmu yang paling tidak harus dimiliki interpretator agar dapat

menginterpretasi mendekati kebenaran adalah dasar-dasar akuisisi data seismik,

pengolahan data seismik, dan pengetahuan geologi yang cukup.

2. Maksud dan Tujuan

Praktikan dapat mengenal tahapan interpretasi seismik dan dapat memutuskan

hasil interpretasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

II. DASAR TEORI

Pulsa seismik merambat melalui batuan dalam bentuk gelombang elastis yang

mentransfer energi menjadi pergerakan partikel batuan.

Acoustic Impedance (AI) merupakan ukuran sifat akustik bidang batas, didefinisikan

sebagai perkalian antara densitas (ρ) dan kecepatan medium menyalurkan gelombang (V). AI

berpengaruh pada amplitudo dan polaritas perambatan gelombang dari sumbernya. Hanya

sebagian amplitudo gelombang datang yang diteruskan menjadi amplitudo sinyal bidang target,

dan energi gelombang berkurang.

K = ρ2 V 2

−ρ1 V 1

ρ2V 2+ρ1 V 1

= Z2−Z1

Z2+Z1

Dengan K = koefisien refleksi,

ρ = densitas medium,

V = kecepatan

Z = acoustic impedance (AI)

Page 2: Seismik Interpret

Interpretasi seismik stratigrafi adalah studi tentang stratigrafi dan fasies pengendapan

yang diinterpretasikan dari data seismik.

Langkah interpretasi stratigrafi :

1. Analisis sekuen seismik

Stratigrafi sekuen merupakan pembagian sedimen berdasarkan kesamaan genetik

yang dibatasi dari satuan genetik lain oleh suatu ketidakselarasan atau bidang non

deposisi. Konsep dasarnya adalah bahwa pengendapan sedimen dikontrol oleh

subsidence (amblesan), deposisi sedimen, eustasy, dan iklim.

Unit-unit sekuen pengendapan dapat diketahui dengan melihat batas sekuen seperti

yang dapat dilihat di gambar.

Erotional trunction sering diakibatkan oleh erosi karena terekspos ke

permukaan

Toplap diakibatkan karena tidak ada sedimentasi maupun erosi

Onlap terjadi di lingkungan shelf (shelf environment) karena kenaikan muka

air laut relatif, pada lingkungan laut yang disebabkan sedimentasi perlahan,

dan pada channel yang tererosi energi rendah.

Downlap diakibatkan peristiwa sedimentasi yang cukup intensif.

Page 3: Seismik Interpret

2. Analisis fasies seismik

Fasies seismik adalah deskripsi dan interpretasi geologi dari parameter-parameter

pantulan seismik yang meliputi konfigurasi pantulan, kontinuitas pantulan,

amplitudo, frekuensi, kecepatan internal, dan geometri ekstrnal. Parameter ini dapat

memberikan informasi mengenai geologi terkait.

Jenis-jenis konfigurasi pantulan seismik dalam analisis stratigrafi seismik :

a. Tekstur umum

Paralel : disebabkan peristiwa pengendapan sedimen yang seragam ata pada

paparan (shelf) dengan subsiden yang uniform atau sedimentasi pada basin

yang stabil

Sub-paralellel : terbentuk pada zona pengisian atau pada lingkungan yang

dipengaruhi arus laut.

Subparallel between parallel : terbentuk pada lingkungan tektonik yang stabil

atau fluvial plain dengan endapan berbutir sedang.

Wavy parallel: terbentuk akibat lipatan kompresi dari lapisan parallel diatas

diapir atau sheet drape dengan endapan berbutir halus.

Divergent: terbentuk akibat permukaan yang miring secara progresif selama

proses sedimentasi.

Chaotic: pengendapan dengan energi tinggi (mounding, cut and fill channel)

atau deformasi seteah proses sedimentasi (sesar, gerakan overpressure shale,

dll.)

Page 4: Seismik Interpret

Reflection free: tidak ada pantulan pada rekaman seismik, karena batuan

yang dilewati homogen dan tidak berlapis , contoh : batuan beku, kubah

garam, interior reef tunggal.

Local chaotic: slump (biasanya laut dalam) yang diakibatkan oleh

gempabumi atau ketidakstabilan gravitasi, pengendapan terjadi dengan cepat.

b. Tekstur tergradasi

Sigmoidal : ditandai dengan bagian atas dan bawah relatf tipis, sedangkan

tengahnya tebal dengan kemiringan lebih besar dibanding atas dan bawah.

Diakibatkan pasokan sedimen rendah, penurunan cekungan atau kenaikan

muka air laut yang cepat. Pada laut dalam, terbentuk pada energi rendah.

Oblique : pengendapan yang terjadi di dekat dasar gelombang dengan energi

tinggi. Terbagi menjadi tiga jenis , yaitu oblique tangential, oblique paralel,

dan complex oblique (gabungan sigmoid dan oblique).

Shingled : pola gradasi yang tipis dan umumnya sejajar dengan batas atas dan

bawah atau miring dangkal, menandakan pengendapan air dangkal.

Hummocky : pola konfigurasi yang tidak menerus, menunjukkan progradasi

yang clinoform ke dalam air dangkal prodelta.

Geometri fasies seismik dalam 3D :

Page 5: Seismik Interpret

3. Analisis muka air laut

Penafsiran perubahan muka air laut relatif berdasarkan analisa sekuen dan fasies

seismik

Indikator hidrokarbon :

1. Bright spot : anomali amplitudo tinggi ( AI litologi sekitar > AI reservoir)

2. Dim spot : anomali amplitudo rendah (AI litologi sekitar << AI reservoir)

3. Polarity reserval : perubahan polaritas ( AI litologi sekitar < AI reservoir)

4. Flat spot : kenampakan lebih rata , water-oil/gas contact

5. Chimney effect : anomali kantung gas.

Interpretasi struktur geologi :

1. Sesar : ditandai dengan ketidak menerusan pola refleksi atau perbedaan karakter refleksi

pada zona dekat sesar, dan difraksi pada zona patahan.

2. Lipatan : pelengkungan horison seismik membentuk antiklin atau sinklin

3. Diapir (kubah garam) : adanya dragging effect pada refleksi horison di kanan atau kiri

diapir (menyebabkan pergeseran sumbu lipatan), penebalan dan penipisan batuan di atas

diapir

4. Intrusi : dragging effect tidak jelas dan batuan sedimen di sekitar intrusi ikut melting.

III. LANGKAH KERJA

Page 6: Seismik Interpret

Berdasarkan referensi yang diperoleh, dapat dirumuskan langkah kerja interpretasi seismik

stratigrafi sebagai berikut :

1. Mencari kenampakan-kenampakan strukur geologi, batas sekuen, konfigurasi, dan bentuk

internal lain pada rekaman data seismik yang diberikan (lintasan GM 1, GM 3, GM 4, GM

6, dan GM 8)

2. Menentukan reflektor yang harus dipick berdasarkan sumur GM 3 dan GM 8 , kemudian

dikorelasikan dengan rekaman seismik lintasan GM 1, GM 4, dan GM 6.

3. Memilih anomali yang menarik.

4. Menganilisis hasil rekaman seismik yang telah diinterpretasi. Hasil interpretasi setiap

interpretator berbeda-beda, yang penting konsisten dan dapat dipertanggungjawabkan.

5. Menyusun laporan atau rekomendasi.

IV. ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI

Pada laporan ini, hasil picking rekaman data seismik akan dianalisis satu per satu. Peta titik

pengamatan maupun penampang rekaman data seismik dilampirkan di akhir laporan.

IV.1. Lintasan GM-1

Lintasan ini melintang dengan arah barat laut-tenggara. Pada lintasan GM-1 tidak

terdapat sumur, sehingga picking dilakukan dengan mengkorelasikan GM-1 dengan

GM-8. Basement merupakan batuan tidak berlapis, ditandai dengan tekstur seismik

yang chaotic. Basement ini berada pada kedalaman ± 1.700. Di atasnya, ditemukan

tekstur subparalel between paralel, menunjukkan pengendapan yang relatif stabil. Pada

kedalaman ± 1.250 ditemukan reflektor ke tiga (garis warna jingga). Sedangkan pada

kedalaman ± 1.000 dan ± 500 ditemukan dua reflektor berikutnya (garis warna hijau

muda dan hijau tua). Terdapat dua sesar, yaitu sesar kecil yang memotong reflektor

hijau muda, dan sesar besar yang memotong reflektor hijau tua dan jingga. Di sekitar

sesar besar, terlihat reflektor-reflektor yang relatif lebih tebal di antara reflektor di

sekitarnya.

IV.2. Lintasan GM-3

Lintasan GM-3 merupakan lokasi sumur X-30 dengan arah lintasan barat

laut-tenggara. Lintasan ini relatif lebih komleks dibandingkan lintasan GM-1. Basement

pada lintasan ini dipotong oleh sesar turun, yaitu pada offset ± 1700-2200.

Diperkirakan, setelah tersesarkan, blok sebelah kanan mengalami kemiringan, sehingga

Page 7: Seismik Interpret

membentuk basin. Setelah itu datang sedimen berikutnya secara paralel. Reflektor

merah tidak ditemukan pada blok kiri karena setelah tersesarkan, blok kiri mengalama

erosi yang cukup kuat yang turut mengerosi reflektor merah, sehingga membentuk

undulasi. Setelah itu, sedimen kembali terendapkan dengan tekstur hampir paralel, dan

banyak terpotong sesar kecil.

IV.3. Lintasan GM-4

Lintasan GM-4 melintang sejajar dengan GM-1 dan GM-3, yaitu berarah

barat daya-tenggara. Kemiripan bentuk basement GM-4 dengan GM-3 dikarenakan

lokasinya yang memang berdekatan. Sama seperti GM-3, setelah basement tersesarkan,

blok kanan mengalami kemiringan, sedangkan blok kanan mengalami erosi yang

mengikutsertakan reflektor ungu. Di atas sesar besar, terdapat anomali gelombang

berupa lapisan yang seperti mengalami kompresi yang berbentuk toplap. Kecuali itu,

rekaman GM-4 menunjukkan tektstur sub paralel dengan beberapa sesar berukuran

sedang.

IV.4. Lintasan GM-6

Lintasan GM-6 memotong lintasan GM-1, GM-3, dan GM-4 dengan arah

barat daya-timur laut. Di sekitar lokasi yang berpotongan dengan lintasan GM-3,

ditemukan basin pada basement yang mirip dengan basement lintasan GM-3 dan GM-4.

Blok kiri dan kanan terpisah cukup jauh, yaitu ± 2.000. Reflektor ungu di blok kiri juga

mengalami erosi setelah blok tersesarkan. Selain itu, terdapat sesar yang cukup besar

memotong basement, lintasan jingga, dan lintasan hijau. Secara keseluruhan, tekstur

perlapisan wavy paralel. Keunikan lain adalah, pada blok kiri, reflektor hijau muda dan

hijau tua terpisah cukup jauh, sedangkan pada blok kanan, reflektor hijau muda dan

hijau tua hanya berjarak dekat (sudah dikorelasikan dengan baik terhadap lintasan-

lintasan yang lain). Hal ini dapat disebabkan di puncak sesar terdapat tekstur tergradasi

kompleks (dapat terlihat jelas karena semakin ke kanan, reflektor hijau, jingga, dan

merah semakin mendekat satu sama lain. Ditemukan juga downlap di sebelah kiri

rekaman seismik, mencangku reflektor hijau, jingga, dan basement.

IV.5. Lintasan GM-8

Lintasain GM-8 sejajar dengan lintasan GM-6, yaitu berarah barat daya-timur

laut. Lintasan GM-8 merupakan lokasi sumur SED 1 dengan basement yang juga

Page 8: Seismik Interpret

terpotong sesar. Blok kiri juga mengalami erosi, menyebabkan basement dan reflektor

ungu hampir berhimpitan, sedangkan reflektor ungu dan basement blok kanan terpisah

cukup jauh. Sama seperti pada lintasan GM-6, ditemukan tekstru tergradasi kompleks di

punak sesar besar. Selain itu ditemukan downlap di sebelah kiri penampang seisik.

Secara keseluruhan, perlapisan pada lintasan ini kurang lebih bertekstur paralel.

IV.6. Pembahasan umum

Dari hasil rekaman data seismik ini, ditemukan struktur geologi berupa sesar turun

yang mengakibatkan basement utama terpotong. Pensesaran diikuti dengan erosi pada

blok kiri dan pemiringan pada blok kanan. Selanjutnya, sedimen terendapkan secara sub

paralel-wavy paralel. Pada tahap berikutnya, juga terbentuk sesar- sesar kecil.

Sesar turun tidak terlalu berpotensi menjadi jebakan hidrokarbon (dibandingkan sesar

naik). Sedangkan pada rekaman data seismik ini, yang banyak ditemukan justru sesar

turun. Hidrokarbon dimungkinkan berada di sekitar sesar turun utama, karena tekanan

yang mengenai batuan induk mengakibatkan hidrokarbon bermigrasi mengikuti jalur

yang lebih terbuka, pada kasus ini adalah sesar. Hidrokarbon bermigrasi ke reflektor di

sekitar sesar.

V. KESIMPULAN

1. Struktur geologi yang ditemukan adalah sesar turun (dominan) dan beberapa sesar naik.

2. Basement ikut terpotong sesar dan setelah itu mengalami erosi dan pemiringan

3. Di sekitar sesar turun utama ditemukan reflektor-reflektor yang relatif lebih tebal

dibanding refletor-reflektor yang lain, dapat mengindikasikan hidorkarbon karena AI

reservoir berbeda dengan AI sekitarnya.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Boggs, Sam, 2005, Principles of Sedimentology and Stratigraphy, pearson Education Inc, New

Jersey.

Lab Sedimentografi Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM, Panduan Pratikum Geologi

Minyak dan Gas Bumi.

Sismanto, 2006, Dasar-dasar Akuisisi dan Pemrosesan Data Seismik, Laboratorium Geosikia

FMIPA UGM, Yogyakarta.

Page 9: Seismik Interpret

Veeken, P.C.H., 2007, Seismic Stratigraphy, Basin Analysis and Reservoir Characterisation,

Elsevier Ltd, Netherland

http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2008/06/analisis-fasies-seismik-seismic-facies.html