Sediaan Oral

31
SEDIAAN PADAT ORAL SEDIAAN PADAT ORAL : ada bermacam sediaan obat dalam bentuk padat antara lain adalah : serbuk, kapsul, pil, dan tablet. Untuk sediaan tablet kuliah tersendiri dan tidak termasuk kuliah Farmasetik Dasar. Pemakaian obat secara oral dalam bentuk kering yang paling sering digunakan adalah kapsul dan tablet tetapi serbuk juga masih sering diminta di apotek. Dari sudut pandang farmasetika bentuk sediaan padat umumnya lebih stabil daripada bentuk cair sehingga bentuk sediaan padat lebih cocok untuk obat – obat yang kurang stabil. Menurut Farmakope Indonesia ed. IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas 1

Transcript of Sediaan Oral

SEDIAAN PADAT ORAL

SEDIAAN PADAT ORAL : ada bermacam sediaan obat dalam bentuk

padat antara lain adalah : serbuk, kapsul, pil, dan tablet. Untuk sediaan tablet

kuliah tersendiri dan tidak termasuk kuliah Farmasetik Dasar. Pemakaian

obat secara oral dalam bentuk kering yang paling sering digunakan adalah

kapsul dan tablet tetapi serbuk juga masih sering diminta di apotek.

Dari sudut pandang farmasetika bentuk sediaan padat umumnya lebih stabil

daripada bentuk cair sehingga bentuk sediaan padat lebih cocok untuk obat –

obat yang kurang stabil.

Menurut Farmakope Indonesia ed. IV, serbuk adalah campuran kering bahan

obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau

untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk

lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang

dipadatkan. Anak – anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau

tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk.

Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau dalam ukuran

yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk. Sebelum digunakan biasanya

serbuk oral dicampur dengan air minum. Masalah stabilitas yang sering kali

dihadapi dalam sediaan bentuk cair tidak ditemukan dalam sediaan bentuk

serbuk. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat

1

dalam bentuk serbuk atau granul. Konstitusi sediaan dapat dilakukan oleh

apoteker dengan cara menambahkan sejumlah air sebelum diserahkan.

Karena sediaan yang sudah dikonstitusi ini mempunyai stabilitas yang

terbatas harus dicantumkan waktu kadaluarsa setelah dikonstitusi dan dapat

juga dipersyaratkan untuk disimpan dalam lemari pendingin. Serbuk oral

dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).

SERBUK : Serbuk dapat dipandang dari 2 segi yaitu sebagai bahan baku

dan sebagai sediaan obat. Sebagai sediaan obat dibagi lagi menjadi sediaan

obat dalam dan sediaan obat luar.

Serbuk sebagai bahan baku biasanya dipakai untuk menentukan bentuk fisik

suatu bahan kimia atau suatu obat tunggal. Serbuk bisa dibuat dari bahan

obat tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara alamiah atau campuran dua

atau lebih unsur kimia murni yang dibuat serbuk dalam perbandingan

tertentu. Hampir semua bahan obat diperoleh dalam bentuk serbuk baik

bahan sintetik, semi sintetik , bahan asli sebelum dijadikan sebagai bentuk

sediaan obat apakah berupa tablet, capsul, suspensi dan sebagainya. Diantara

bahan asli yang diambil dari tumbuhan seperti daun, buah, akar, biji, kulit

ataupun getah yang kemudian dijadikan serbuk dan digunakan sebagai obat

yaitu :

2

Serbuk opium

Digitalis yang telah distandarisasi kadar dan khasiatnya

Tragakan, gom arab dan sebagainya.

Sebelum membuat sediaan serbuk kita harus mengetahui kriteria yang

digunakan untuk menyatakan derajat kehalusan suatu serbuk karena serbuk

harus merupakan campuran yang homogen dari seluruh komponen dan harus

sempurna ukuran partikeInya. Ukuran partikel berhubungan dengan daya

larut yang dapat mempengaruhi aktifitas biologi maupun efek terapi.

Derajat Halus Serbuk :

Kehalusan serbuk/ukuran partikel serbuk ditentukan berdasarkan nomor

ayakan sebagai berikut

No Nomor Ayakan Ukuran Lubang Ayakan1 2 9,5 mm2 4 4,75 mm3 8 2,36 mm4 10 2,0 mm5 20 850 µm6 30 600 µm7 40 425 µm8 50 300 µm9 60 250 µm10 70 212 µm11 80 180 µm12 100 150 µm

Semakin besar nomor ayakan ukuran partikel serbuk semakin halus.

3

Klasifikasi Serbuk Berdasarkan Derajat Halus:

Klasifikasi serbuk dari simplisia nabati/hewan

I Serbuk sangat kasar (no 8)1 Batas derajat halus 20 % (no 60) 2

II Serbuk kasar (no 20) Batas derajat halus 40 % (no 60)IIISerbuk cukup kasar (no 40) Batas derajat halus 40 % (no 80)IV Serbuk halus (no 60) Batas derajat halus 40 % (no 100)V Serbuk sangat halus (no 80) Batas derajat halus 100 % (no 80)Ket :

1 : Semua partikel serbuk melewati pengayak dengan nomor nominal

tertentu

2 : Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah

ditentukan

Klasifikasi serbuk dari bahan kimia

I Serbuk kasar (no 20) Batas derajat halus 60 % (no 40)IISerbuk cukup kasar (no 40) Batas derajat halus 60 % (no 60)III Serbuk halus (no 80) Batas derajat halus 60 % (no 120)IV Serbuk sangat halus (no 120) Batas derajat halus 100 % (no 120)

Metode penetapan Keseragaman Derajat Halus

Untuk penetapan dari keseragaman derajat halus serbuk obat dan bahan

kimia cara berikut boleh dilakukan, menggunakan pengayak yang memenuhi

persyaratan tersebut di atas. Hindari penggoyangan lebih lama yang akan

menyebabkan peningkatan derajat halus serbuk selama penetapan.

Untuk serbuk sangat kasar, kasar dan setengah kasar:

Masukkan 25 g sampai l00 g serbuk uji pada pengayak baku yang sesuai

4

yang mempunyai panci penampung dan tutup yang sesuai. Goyang

pengayak dengan putaran arah horizontal dan ketukkan secara vertikal pada

permukaan yang keras selama tidak kurang dari 20 menit atau sampai

pengayakan praktis sempurna. Timbang seksama jumlah yang tertinggal

pada pengayak dan dalam panci penampung.

Untuk serbuk halus atau sangat halus :

Lakukan penetapan seperti pada serbuk kasar kecuali contoh tidak lebih 25 g

dan pengayak yang digunakan digoyang selama tidak kurang 30 menit atau

sampai pengayakan praktis sempurna.

Untuk serbuk berminyak atau serbuk lain yang cenderung menggumpal dan

dapat menyumbat lubang, sikat pengayak secara berkala dengan hati-hati

selama penetapan. Derajat halus serbuk obat dan bahan kimia dapat juga

ditetapkan dengan cara melewatkan pada pengayak yang dapat digoyang

secara mekanik yang memberlkan gerakan berputar dan ketukkan seperti

pada pengayak yang menggunakan tangan, tetapi dengan gerakan mekanik

yang seragam mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat pengayak.

SERBUK SEBAGAI SEDIAAN OBAT

5

Biasanya sediaan obat tersusun dari beberapa komponen antara lain :

Bahan obat

Bahan pengisi

Bahan untuk memperbaiki rasa obat (corrigensia)

Bahan adjuvant

Sediaan serbuk untuk pemakaian internal, bahan pengisi yang paling sering

dipakai adalah saccharum lactis atau laktosa, selain itu dapat juga dipakai

amilum, kalsium laktat dan magnesium oksida dalam keadaan tertentu.

Dilihat dari segi terapi dan kestabilan bahan obat sediaan serbuk mempunyai

Beberapa keuntungan yaitu :

1. Bahan obat berada dalam bentuk kering jadi reaksi kimia tidak mudah

terjadi artinya sediaan obat lebih stabil

2. Pencampuran mudah, dosis dapat diatur sesuai dengan kebutuhan

3. Pembuatannya tidak memerlukan alat yang mahal

4. Penyerapan obat lebih cepat jika dibandingkan dengan tablet atau

kapsul

5. Mudah ditelan dapat bercampur dan dilarutkan di dalam bahan

makanan.

6. Dapat digunakan debagai obat dalam /sediaan internal dan eksternal.

Keburukannya :

6

1. Rasa dan bau obat yang tidak enak dari sediaan ini sukar dihilangkan

sehingga kurang disukai.

2. Anak – anak juga kurang menyukai sediaan ini dibanding dengan

sirup

3. Penyediaan di apotek memerlukan waktu untuk peracikan

4. Untuk obat – obat higroskopis dan mudah menguap tidak sesuai

dibuat serbuk.

5. Serbuk yang tidak terbagi atau serbuk curah sukar dibawa karena

mudah tumpah.

6. Serbuk yang tidak terbagi tidak sesuai untuk obat yang berpotensi

kuat (berkhasiat keras) karena pengambilan dosis bisa tidak seragam.

Cara menghaluskan obat :

Dalam skala kecil di lingkungan farmasi, ahli farmasi biasanya mengecilkan

ukuran partikel dengan menggerus dalam lumpang. Umumnya penghalusan

dikerjakan dengan menggerus dan proses ini disebut triturasi.

Pada skala besar dengan menggunakan alat yaitu : Stokes Tornado, suatu

mesin untuk membuat serbuk atau granul dan menyebarkan bahan – bahan

dalam keadaan kering dan basah.

Pencampuran Serbuk :

7

Cara mencampur serbuk untuk mendapatkan suatu campuran yang seragam

(homogen) adalah penting diperhatikan. Proses pencampuran ini dipengaruhi

oleh sifat fisik serbuk misalnya ukuran partikel, berat jenis serbuk dan lain –

lain.

Pemisahan mungkin saja dapat terjadi jika serbuk yang mempunyai ukuran

partikel atau berat jenis yang berbeda dicampurkan. Jadi sebelum serbuk

dicampur, sedapat mungkin ukuran partikelnya mesti sama. Serbuk harus

halus, kering, dan homogen.

Ada 4 cara mencampur serbuk yaitu :

1. Cara Spatulasi

Serbuk dapat dicampur di suatu wadah yang rata dengan gerakan

spatula obat sehingga didapatkan campuran yang homogen. Cara ini

cocok untuk serbuk yang mempunyai ukuran partikel dan berat jenis

yang sama, tapi tidak cocok untuk serbuk yang mengandung bahan –

bahan berkhasiat keras dan serbuk dalam jumlah besar. Pada cara ini

sedikit sekali terjadi tekanan dan pemampatan serbuk, jadi cocok

untuk zat padat yang mudah mencair membentuk campuran eutectic

seperti camphor, menthol, thymol, aspirin, fenil, salisilat.

2. Cara Triturasi

8

Dapat dikerjakan untuk menghaluskan dan mencampurkan serbuk

dengan cara menggerus dalam lumpang. Penggerusan yang kuat,

hanya untuk bahan – bahan yang kasar. Suatu campuran yang

homogen akan diperoleh apabila bahan berkhasiat keras yang

jumlahnya sedikit ditambah bahan pengisi dengan jumlah yang sama

banyak kemudian digerus lalu ditambah lagi bahan pengisi sebanyak

campuran yang sudah dihaluskan tadi lalu digerus lagi, demikian

seterusnya sampai seluruhnya bercampur homogen.

3. Cara Pengayakan

Serbuk dapat dicampur dengan melewatkannya melalui ayakan dan ini

dapat pula dilakukan untuk serbuk yang sukar dicampur secara

triturasi. Misalnya serbuk yang sangat ringan dan voluminous seperti

MgO dan Norit. Pengayakan harus dilakukan berulang – ulang supaya

pencampuran sempurna.

4. Cara Pembalikan

Serbuk dimasukan ke dalam alat khusus yang dapat ditutup lalu

diputar dengan mesin. Pencampuran dengan cara ini merata tapi

memerlukan waktu dan biasanya dipakai untuk jumlah serbuk yang

banyak seperti di industri – industri.

PULVERES (Serbuk bagi)

9

Pulveres (serbuk bagi) : yaitu serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih

kurang sama dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk

sekali minum. Untuk serbuk bagi yang mengandung bahan yang mudah

menguap ataupun yang mudah meleleh harus dibungkus dengan kertas yang

mengandung lilin dan dibungkus lagi dengan kertas aluminium

Resep pulveres dapat ditulis dengan 2 cara yaitu dengan penulisan sebagai

berikut :

1. R/ Phenobarbital 0,300

Acetaminophen 2,5

C T M 0,050

m.f pulv No. X ( misce fac pulveres devide partes aequales )

2. Bahan -bahan yang tertulis dalam resep untuk satu bungkus.

R/ Phenobarbital 0,030

Acetaminophen 0,250

C T M 0,005

m.f pulv d t d No. X

Untuk pembuatan sediaan pulv dipakai bahan pengisi laktosa yang

fungsinya untuk mencukupkan volume atau berat serbuk. Biasanya berat 1

bungkus serbuk untuk orang dewasa adalah 500 mg dan untuk anak 300 mg

Evaluasi Serbuk

10

Farmakope Indonesia ed III adalah pemeriksaan keseragaman bobot

Cara : Timbang isi dari 20 bungkus satu persatu, campur isi ke 20

bungkus, timbang sekaligus lalu hitung bobot satu rata – rata.

Penyimpangan antara penimbangan satu persatu terhadap bobot isi rata rata

tidak lebih dari 15 % tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10 % tiap18

bungkus

Membagi Serbuk : setelah serbuk dicampur perlu dibagi menjadi tiap bagian

dengan bobot yang sama.

Cara pembagian ada 2 macam yaitu :

1. Cara penimbangan satu persatu

Yaitu menimbang setiap bungkus yang diperlukan. Cara ini

merupakan cara yang paling tepat, di mana setiap bungkus akan

mengandung jumlah obat yang sama banyak. Bagaimanapun, sewaktu

mencampur serbuk, kehilangan serbuk mungkin saja terjadi oleh

sebab itu mula – mula seluruh serbuk ditimbang lebih dahulu

kemudian hitung berat satu bungkus, kemudian timbang serbuk satu

persatu. Jika dosis > atau = 80% harus dilakukan dengan cara ini.

2. Cara taksiran rata –rata

Pembagian secara taksiran rata – rata tidaklah begitu tepat, tetapi bila

dilakukan dengan teliti dan cermat, hasilnya cukup baik. Caranya

11

serbuk yang akan dibagi dikelompokkan sehingga setiap bagian dapat

dibagi paling banyak 10 bungkus dibagi sama banyak secara

penglihatan mata (secara visual) atau ditaksir rata – rata. Jika dosis

resep lebih kecil dari 80 % pembagian serbuk dilakukan dengan cara

ini.

Pencampuran Serbuk Secara Khusus :

1. Serbuk yang bersifat higroskopis yaitu bahan yang dapat menyerap

lembab dari udara sehingga campuran mejnadi cair. Untuk

mencampurkan bahan – bahan ini tidak boleh digerus terlalu halus

karena semakin halus ukuran partikelnya semakin mudah menyerap

lembab. Untuk mengurangi kelembaban sepanjang tidak

mempengaruhi khasiat obat, dapat ditambahkan MgO ringan.

Pembungkus dipakai kertas aluminium. Contoh obat : Ammonium

chloride, kalsium chloride, Natrium iodide, Hyoscine HBr, Alkaloid

pilokarpin dll.

2. Bahan yang mengandung air kristal : dapat menjadi lembab apabila

digerus. Hal ini dapat diatasi dengan menggantikannya dengan garam

anhidratnya atau digerus dalam lumpang panas untuk membebaskan

air kristalnya (asalkan bahan tersebut tahan panas seperti garam

karbonat terurai oleh panas). Contoh bahan yang mengandung air

12

kristal: Kalii bromida, Asam citrat, Kinine HCl, Ferrosulfat, Natrium

karbonat, dll.

3. Bahan berkhasiat keras : karena jumlahnya sedikit, maka

pencampurannya dengan penambahan bahan pengisi sama banyak

digerus menurut metode pengenceran geometrik. Kalau jumlah obat

kurang 50 mg ditimbang dengan pengenceran 1 : 10 atau 1 : 100

dengan penambahan bahan pengisi (laktosa) dan zat warna supaya

dapat dilihat homogenitasnya.

Misalnya : CTM 20 mg dengan pengenceran 1 : 10

Timbang CTM 50 mg

Laktosa 400 mg

Carmin 50 mg

4. Campuran eutektik (bila 2 zat dicampur terjadi penurunan titik

lebur) sehingga serbuk lembab. Bahan – bahan seperti ini dapat

dibuat serbuk dengan memisahkan masing – masing dalam bungkusan

tersendiri atau dengan menambahkan bahan penyerap kepada masing

– masing bahan,baru kemudian dicampurkan. Bahan penyerap yang

biasa dipakai yaitu amilum, laktas, kalsium fosfat, radix liq dll. Kalau

perlu berat serbuk dapat dibuat 1 gram/bks. Contoh obat : acetosal

dan chloralhydrat, antipyrin, piramidon, coffein citrate dengan

13

Gerus Homogen ambil dari campuran :

antipyrin.

5. Cairan atau tincture

Penambahan cairan kepada serbuk, jika jumlahnya sedikit (≤ 1 gr)

dapat dikerjakan dengan menambahkan secara langsung kepada

serbuk yaitu dengan mencampurkan dengan serbuk kemudian

ditambah bahan penyerap supaya kering. Kalau jumlah tincture

banyak dan tahan pemanasan, maka dapat diuapkan di atas waterbath

sampai volume 1/3 kalinya atau sekental sirup kemudian tambahkan

bahan pengisi, aduk dan dipanaskan terus hingga kering atau dapat

juga setelah ditambah pengisi, angkat gerus di lumpang panas sampai

kering.

Jika tincture atau ekstrak cair tidak tahan pemanasan maka

dapat diambil komponen – komponen zat berkhasiat dalam

keadaan kering atau gunakan ekstrak kentalnya, yang

jumlahnya diganti sesuai persen zat berkhasiat yang

dikandungnya.

6. Bahan extract spissum : Extract ditambah etanol encer (70 %)

beberapa tetes lalu diaduk dengan laktosa. Campuran ini digerus

dalam lumpang panas sampai kering.

7. Minyak atsiri (sebagai corrigensi odoris). Ditambahkan terakhir

14

sekali kepada serbuk dan cukup diaduk secara perlahan sampai

merata. Biasanya diminta sebagai Elaeosacharo

menthapiperita .Untuk membuat elaeosacharo m.pip sebanyak 2,4 :

Caranya timbang 2 gr laktosa tambah minyak atsiri (oleum

menthapiperita 2 tetes) gerus lalu timbang 1,2 gr. Sisanya yang 1,2 gr

yaitu laktosa saja diambil.

Pulvis (serbuk yang tidak terbagi – bagi) = serbuk curah

Sediaan pulvis sebgai obat dalam diberikan tanpa dibagi – bagi dan pasien

menakar sendiri untuk setiap dosis yang diberikan, biasanya dipakai sendok

teh. Serbuk yang tidak terbagi – bagi umumnya tidak mengandung zat

berkhasiat keras. Dalam resep pulvis semua bahan obat dengan bahan

pengisi harus tetap jumlahnya, tidak bisa ditambah atau dikurangi karena

apabila jumlah berubah akan mempengaruhi pada dosis pemakaian. Jika

terdapat cairan atau tincture yang harus diuapkan maka kekurangan berat zat

yang sudah diuapkan harus diganti dengan bahan pengisi yang sama

beratnya. Contoh obat : antasida , laxantia.

Untuk resep pulvis, dosis pemakaian harus dihitung melalui serbuk

percobaan yang ditimbang beratnya misal 1 cth (serbuk percobaan yaitu

serbuk yang jumlahnya besar yang terdapat dalam resep).

15

Contoh resep pulvis :

R/ Magnesium karbonat 5

Aluminium hidroksida 5

Papaverin HCl 1,5

Saccharum lactis 10

Ol. M. pip gtt III

S3dd cth I

Serbuk percobaan : timbang bahan – bahan setengah kalinya kecuali

Papaverin HCl. Gerus samapai homogen. Kemudian timbang 1 sendok teh

rata dilakukan sebanyak 3 kali. Hitung berat rata – rata. Misalnya 1 sendok

teh rata beratnya 1 gr. Dosis pemakaian Papaverin HCl 1 kali pakai :

1 hari = 3 x 71.42857 = 214.28571

Bandingkan dengan dosis maksimumnya :

Papaverin HCl : 1 x pemakaian = 200 mg

1 hari = 600 mg

Garam effervescent ialah granul serbuk sangat kasar yang terdiri dari

campuran Natrium bikarbonat dengan suatu asam organik seperti sitrat,

asam tartrat dan natrium asam fosfat yang bila ditambahkan ke dalam

segelas air akan mengeluarkan gas CO2.

16

Penggunaan asam biasanya kombinasi asam sitrat dengan tartrat karena jika

1 macam saja dapat menimbulkan kesukaran. Misalnya apabila asam sitrat

saja yang dipakai akan menghasilkan campuran yang lekat dan sukar

menjadi granul, begitu juga jika asam tartrat saja yang dipakai maka mudah

kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal (terbentuknya granul

disebabkan oleh adanya 1 molekul air kristal pada setiap molekul asam

sitrat) granul biasanya lebih tahan terhadap pengaruh udara dan bentuk

granul lebih stabil secara fisik dan kimia daripada bentuk serbuk. Hal ini

karena luas permukaaan granul lebih kecil dibandingkan serbuk. Larutan

dengan karbonat yang dihasilkan dapat menutupi rasa garam atau rasa lain

yang tidak diinginkan dari bahan obat. Resep untuk garam effervescent

dapat berupa pulvis atau pulveres, serbuk ini dipakai sebagai obat dalam dan

ketika akan diminum dilarutkan dalam air. Hal yang perlu diperhatikan yaitu

pada pencampuran bahan – bahan harus benar – benar kering dan selama

disimpan tidak boleh terjadi reaksi pembebasan CO2.

Pembuatan granul effervescent ada 2 cara yaitu :

I. Secara basah

1. Bahan – bahan untuk pembuatan serbuk effervescent yaitu

basakarbonat dan asam organik dicampurkan dalam suatu

wadah tanpa digerus. Kemudian tambahkan alkohol absolut

17

sambil diaduk sampai didapat massa yang dapat dikepal.

2. Massa ini diayak melalui ayakan dengan diameter lulbang 2,8

mm (mesh 6) lalu granul dikeringkan pada suhu tidak lebih

500C.

3. Granul yang sudah kering diayak lagi melalui mesh 22,

kemudian diisikan ke dalam wadah yang kedap udara.

II. Secara kering

1. Bahan – bahan kecuali asam sitrat yang berada dalam keadaan

kering diayak dengan mesh 60.

2. Serbuk ini ditambahkan asam sitrat yang baru saja dihaluskan

(dihaluskan ketika akan dicampurkan), jadi tambahkan paling

akhir.

3. Campuran ini diletakkan di dalam wadah yang datar dan

masukkan ke dalam oven pada temperatur 95 - 1050C tanpa

diaduk – aduk sampai serbuk lembab dan menggumpal.

4. Massa ini digranulasi melalui mesh no. 6 dan keringkan pada

suhu 500C, masukkan ke dalam wadah yang kedap udara.

Pulvis Obat Luar

Antara lain pulvis adspersorius atau (bedak tabur)

Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dikemas

18

dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus, untuk memudahkan

pemakaian pada kulit. Syarat bedak harus halus, kering dan homogen, bebas

dari partikel yang dapat mengiritasi. Derajat halusnya -------> serbuk halus

(no. 80).

Kehalusan serbuk untuk bahan kimia :

1. Serbuk kasar (No. 20)

2. Serbuk cukup kasar (No. 40)

3. Serbuk halus (No. 80)

4. Serbuk sangat halus (No. 120)

Bedak harus dapat mengalir bebas (tidak menggumpal). Dapat tersebar dan

menempel pada kulit. Mempunyai kemampuan melindungi kulit dari lecet

akibat gesekan, kelembaban. Mempunyai kemampuan menyerap. Bedak

yang mempunyai sifat serapan besar, tidak boleh digunakan pada tempat

yang banyak mengeluarkan cairan karena dapat menyebabkan berkerak pada

kulit. Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.

Bahan pembawa bedak harus mempnyai sifat indifferent dan umumnya yang

sering dipakai amilum, talkum venetum, bolus alba, kaolin, dsbnya. Harus

memenuhi syarat bebas dari bakteri Clostridium tetani, Clostridium welchii,

Bacillus anthracis, disterilasi cara D (pemanasan kering 1500C, 1 jam).

Kadang – kadang pada bedak ditambahkan vaselin atau adeps, supaya bedak

19

lebih mudah menempel. Bahan – bahan obat : asam salisilat, asam benzoat,

camphor, menthol, perlu ditambahkan sedikit etanol 96 % supaya dapat

digerus halus dan tersebar dalam dasar bedak. ZnO diayak dulu sebelum

ditimbang karena sering mengandung batu.

20