Secure Download
-
Upload
maya-dwi-wulan-sari-ii -
Category
Documents
-
view
136 -
download
10
Transcript of Secure Download
Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat mempunyai karakteristik dan
tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika berada dalam sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul
atau ada pula obat yang dimaksudkan larut dalam usus bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus demi
tercapainya efek terapi yang diinginkan. Ketikapun bagi kita yang berpraktek di apotek, maka perlu diperhatikan
benar etiket obat yanbg dibuat. Misalnya tablet dengan kaplet itu berbeda, atau tablet yang harus dikunyah dulu
(seperti obat maag golongan antasida), seharusnyalah etiket obat memuat instruksi yang singkat namun benar dan
jelas. Jangan sampai pasien menjadi bingung dengan petunjuk etiket obat. Oleh karena itu penting sekali bagi kita
semua untuk mengetahui bentuk sediaan obat. Diantara bentuk dan tujuan penggunaan obat adalah sebagai berikut :
1. Pulvis (serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian luar.
2. Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang
cocok untuk sekali minum.Contohnya adalah puyer.
3. Tablet (compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua
permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
a. Tablet kempa
paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung desain
cetakan.
b. Tablet cetak
Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan
c. Tablet trikurat
tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. sudah jarang ditemukan
d. Tablet hipodermik
Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi
hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
e. Tablet sublingual
dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakan tablet di bawah lidah.
f. Tablet buka l
Digunakan dengan meletakan diantara pipi dan gusi
g. Tablet Effervescent
Tablet larut dalam air. harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab.
Pada etiket tertulis "tidak untuk langsung ditelan"
h. Tablet kunyah
Cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak dirongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan
rasa pahit atau tidak enak.
4. Pil (pilulae)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral.
Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
5. Kapsul (capsule)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :
a. menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b. menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan
kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
e. Mudah ditelan
6. Kaplet (kapsul tablet)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval seperti kapsul.
7. larutan (solutiones)
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air,
yang karena bahan-bahannya,cara peracikan, atau penggunaannya,tidak dimasukan dalam golongan produk lainnya.
Dapat juga dikatakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara
molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu
larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).
8. Suspensi (suspensiones)
Merupakan sedian cair mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara
lain : suspensi oral (juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga
(telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.
9. Emulsi (elmusiones)
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat
halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.
10. Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang disari.
11. Ekstrak (extractum)
Merupakan sediaan yang pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisisa nabati atau simplisia
hewani menggunakan zat pelarut yang sesuai.kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.
12.Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90 derajat celcius
selama 15 menit.
13.Imunoserum (immunosera)
Merupakan sediaan yang mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian.
Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular0 dan mengikut kuman/virus/antigen.
14. Salep (unguenta)
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep dapat
juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus
larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
15. Suppositoria
Merupakan sedian pad at dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau
uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan adalah :
a. Penggunaan lokal -> memudahkan defekasi serta mengobati gatal,iritasi, dan inflamasi karena hemoroid.
b. Penggunaan sistematik -> aminofilin dan teofilin untuk asma,klorpromazin untuk anti muntah,kloral hidrat untuk
sedatif dan hipnitif,aspirin untuk analgesik antipiretik.
16. Obat tetes (guttae)
Merupakan sediaan cair berupa larutan,emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar.
Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang
dihasilkan penetes baku yang disebutkan farmakope indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain : guttae
(obat dalam), guttae oris (tetes mulut), guttae auriculares (tetes telinga), guttae nasales (tetes hidung), guttae
opthalmicae (tetes mata).
17. Injeksi (injectiones)
Merupakan sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan
terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit
atau selaput lendir. Tujuannya agar kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima
pengobatan melalui mulut.
DEFINISI MACAM-MACAM BENTUK SEDIAAN FARMASI
1. Aerosol adalah bentuk sediaan yang diberi tekanan, mengandung satu atau lebih bahan aktif
(terapeutik) yang bila diaktifkan pada saat sistem katup yang sesuai akan memancarkan butiran-
butiran cairan dan atau bahan-bahan padat dalam media gas. Sediaan ini digunakan untuk pemakaian
topikal pada kulit dan juga untuk pemakaian lokal pada hidung (aerosol nasal), mulut (aerosol
lingual) atau paru-paru (aerosol inhalasi).
2. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
Digunakan untuk oral.
3. Tablet yaitu sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
4. Krim adalah sediaan setengah padat mengandung sat atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi
dalam bahan dasar yang sesuai.
5. Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain dalam
bentuk tetesan kecil.
6. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia hewni
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa
atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedimikian rupa sehingga memenuhi syarat baku yang
ditetapkan.
7. Gel (jeli) adalah sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang
kecil atau molekul orgnik yang besar, terpentrasi oleh suatu cairan.
8. Imunoserum adalah sediaan yang mengandung immunoglobulin khas yang diperoleh dari serum
hewan dengan pemurnian.
9. Implant atau pelet adalah sediaan dengan massa padat steril berukuran kecil, berisi obat dengan
kemurnian tinggi (dengan atau tanpa eksipien), dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan.
Implan atau pelet dimaksudkan untuk ditanam di dalam tubuh (biasanya secara subkutan) dengan
tujuan untuk memperoleh pelepasan obat secara berkesinambungan dalam jangka waktu lama.
10. Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu
90 C selama 15 menit.
11. Inhalasi adalah sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu atau lebih bahan obat yang
diberikan melalui saluran nafas hidung atau mulut untuk memperoleh efek lokal atau sistemik.
12. Injeksi arti secara luas adalah sediaan obat steril bebas pirogen yang dimaksudkan untuk diberikan
secara parenteral.
Istilah parenteral menunjukkan pemberian lewat suntikan. Parenteral berasal dari bahasa Yunani
yakni: para dan enteron berarti diluar usus halus dan merupakan rute pemberian lain dari rute oral.
13. Irigasi adalah larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau membersihkan luka terbuka atau
rongga-rongga tubuh, secara topikal.
14. Lozenges atau tablet hisap adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat,
umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur
perlahan dalam mulut.
15. Sediaan obat mata
a. Salep mata adalah salep steril yang digunakan pada mata.
b. Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing yang merupakan sediaan dibuat
dan dikemas sedimikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata.
16. Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk
pemakaian topikal.
17. Plester adalah bahan yang digunakan untuk pemakaian luar terbuat dari bahan yang dapat melekat
pada kulit dan menempel pada pembalut.
18. Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, berupa serbuk yang
dibagi-bagi (pulveres) atau serbuk yang tak terbagi (pulvis).
19. Solutio atau larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
Jenis larutan:
a. Larutan oral adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk pemberian oral.
Yang termasuk dalam larutan oral yaitu:
- Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi.
- Elixir adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai pelarut.
b. Larutan topikal yaitu sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan topikal pada kulit
atau mukosa.
c. Larutan otik sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan dalam telinga.
d. Larutan optalmik adalah sediaan cair yang digunakan pada mata.
e. Spirit adalah larutan mengandung etanol atau hidro alkohol dari zat yang mudah menguap,
umumnya merupakan larutan tunggal atau campuran bahan.
f. Tingtur adalah larutan mengandung etanol atau hidroalkohol di buat dari tumbuhan atau
senyawa kimia.
20. Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rectal,
vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.
BENTUK-BENTUK
SEDIAAN OBAT YANG UMUM DIPRODUKSI
1. Produk Non Steril
a. Preparat oral atau internal
I. solida :
- serbuk oral: sirup kering
- tablet atau kaplet : tablet biasa, salut, lepas lambat.
- Kapsul : kapul keras dan lunak
II. Liqiud: sirup; suspensi; emulsi
b. Preparat topikal atau eksternal
I. solida : supositoria dan ovula
II. liquid - linimenta, lotion
- oil base (minyak telon, kayu putih, minyak tawon)
III. Semi solid : krim atau salep
2. Produk Steril
a. Topikal atau eksternal
I. Preparat obat mata: tetes mata, salep mata
II. Preparat obat luka/luka bakar: sediaan kasa steril, krim/salep steril.
b. Preparat intramuskular, intravena, intradermal
I. injeksi steril dalam vial atau ampul
II. larutan infus.
Beberapa pengertian tentang sediaan farmasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku :
1. Obat jadi adalah sediaan atau paduan bahan-bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sitem fisiologis atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan , pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi ( Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 917/Menkes/Per/X/1993 tentang wajib daftar obat jadi)
2. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewa, bahan mineral, sediaan sarian(galenik) atau campuran dari bahan tersebut secara turun menurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor :72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan)
3. Kosmetika adalah paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan,menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan, tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor :72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan)
4. Obat Palsu adalah obat yang diproduksi oelh yang tidak berhak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, obat yang tidak terdaftar, dan obat yang kadar zat khasiatnya menyimpang lebih dari 20% dari batas kadar yang ditetapkan (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 917/Menkes/Per/X/1993 tentang wajib daftar obat jadi)
5. Obat Patent adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau yang dikuasakannya dan dijual dengan bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya
6. Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau INN (International Non-Propietary Name) untuk obat berkhasiat yang dikandungnya
7. Obat esensial adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat terbanyak dan tercantum dalam Daftar Obat Esensia Nasional (DOEN) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI PROBIOTIK
Kata probiotik berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah “untuk hidup” dan pertama
kali istilah probiotik digunakan oleh L. ILLEY dan S. TILLWELL
pada tahun 1965 untuk menjelaskan substansi yang dihasilkan oleh suatu organisme yang
merangsang pertumbuhan organisme lain. Probiotik didefinisikan juga sebagai organisme yang
memberikan kontribusi terhadap keseimbangan mikroba dalam usus. Probiotik adalah istilah yang
digunakan pada mikroorganisme hidup yang dapat memberikan efek baik atau kesehatan pada
organisme lain/inangnya beberapa contoh pada makanan suplemen diet yang mengandung bakteri
berguna dengan asam laktat bakteri ( lactic acid bacteria – LAB) sebagai mikroba yang paling umum
dipakai. LAB telah dipakai dalam industri makanan bertahun-tahun karena mereka mampu untuk
mengubah gula (termasuk laktosa) dan karbohidrat lain menjadi asam laktat. Ini tidak hanya
menyediakan rasa asam yang unik dari dairy food fermentasi seperti susu fermentasi, tapi juga
berperan sebagai penyedia, dengan cara mengurangi pH dan membuat kesempatan organisme
merugikan untuk tumbuh lebih sedikit. Probiotik seringkali direkomendasikan oleh dokter, dan, lebih
sering lagi, oleh ahli nutrisi, setelah pengkonsumsian antibiotik, atau sebagai bagian dari pengobatan
candidiasis. Banyak probiotik disediakan dalam sumber alaminya seperti Lactobacillus pada yoghurt
dan sauerkraut. Beberapa mengklaim probiotik mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Menurut C. RAWFORD (1979) probiotik adalah kultur dari suatu mikroorganisme hidup yang
dimasukkan pada ternak melalui pencampuran dalam ransum untuk menjamin ketersediaan populasi
bagi organisme di dalam usus.
M. ATTHEWS (1988) mendefinisikan probiotik sebagai mikroorganisme hidup dalam bentuk kering
yang mengandung media tempat tumbuh dan produksi metabolisme. F.
ULLER (1989) mendefinisikan probiotik adalah suatu mikrobial hidup yang diberikan sebagai
suplemen pakan, memberikan keuntungan bagi induk semang dengan cara memperbaiki
keseimbangan populasi mikroba usus. H. ADDADIN et al. (1996)
menyatakan bahwa probiotik adalah organisme beserta substansinya yang dapat mendukung
keseimbangan mikro-flora dalam saluran pencernaan.
F. ULLER (1992) menyatakan bahwa probiotik efektif bila mampu bertahan dengan baik dalam
beberapa kondisi lingkungan dan tetap hidup dalam beberapa bentuk kemasan. Karakteristik
probiotik yang efektif adalah dapat dikemas bentuk hidup dalam skala industri, stabil dan hidup pada
kurun waktu penyimpanan lama dan kondisi lapangan, bisa bertahan hidup di dalam usus dan
menguntungkan bagi ternak.
Menurut L. EESON dan S. UMMERS (1996) probiotik diklasifikasikan dalam dua tipe, yaitu kultur
mikrobial hidup, sebagai contoh adalah probiotik PROMIX dan
produk mikrobial fermentasi.
Sejarah Probiotik
Pengamatan asli dari peran positif yang dimainkan oleh bakteri tertentu pertama kali
diperkenalkan oleh ilmuwan Rusia dan pemenang Nobel Eli Metchnikoff, yang pada awal abad ke-20
menyatakan bahwa akan ada kemungkinan untuk memodifikasi flora usus dan untuk menggantikan
mikroba berbahaya oleh mikroba yang berguna . Bifidobacteria pertama kali diisolasi dari bayi yang diberi
ASI oleh Henry Tissier yang juga bekerja di Institut Pasteur. Bakteri diisolasi bernama bifidus Bacillus
communis kemudian berganti nama ke dalam genus Bifidobacterium. Tissier menemukan bahwa bifido
dominan dalam flora usus bayi yang diberi ASI dan ia mengamati manfaat klinis dari mengobati diare
pada bayi dengan bifido. Pengaruh mengklaim adalah perpindahan bifidobacterial bakteri proteolitik yang
menyebabkan penyakit. Selama wabah Shigellosis pada tahun 1917, Jerman profesor Alfred Nissle
mengisolasi strain Escherichia coli''''dari kotoran seorang prajurit yang tidak terkena penyakit. Metode
mengobati penyakit menular yang dibutuhkan pada waktu itu ketika antibiotik belum tersedia, dan Nissle
menggunakan Escherichia coli''''Nissle 1917 ketegangan dalam salmonellosis menular akut
gastrointestinal dan Shigellosis. Pada 1920, Rettger menunjukkan bahwa Bacillus "Metchnikoff"'s
Bulgaria, kemudian disebut''Lactobacillus delbrueckii subsp, bulgaricus.''Tidak bisa hidup dalam usus
manusia, dan fenomena Makanan yang difermentasi mereda. teori Metchnikoff adalah diperdebatkan
(pada tahap ini), dan orang-orang meragukan teorinya tentang umur panjang.
Setelah kematian Metchnikoff pada tahun 1916, pusat kegiatan pindah ke Amerika Serikat. Hal
ini beralasan bahwa bakteri berasal dari usus lebih mungkin untuk menghasilkan efek yang diinginkan
dalam usus, dan pada tahun 1935 strain tertentu dari Lactobacillus acidophilus''''ditemukan sangat aktif
ketika ditanamkan dalam saluran pencernaan manusia. Ujian dilakukan dengan menggunakan organisme
ini, dan hasil yang menggembirakan diperoleh terutama di relief sembelit kronis.
Istilah "probiotik" pertama kali diperkenalkan pada tahun 1953 oleh Kollath. Berbeda dengan
antibiotik, probiotik didefinisikan sebagai faktor microbially berasal yang merangsang pertumbuhan
mikroorganisme lainnya. Pada tahun 1989 Roy Fuller mengusulkan definisi probiotik yang telah banyak
digunakan: "''A pakan tambahan mikroba hidup yang menguntungkan mempengaruhi hewan inang
dengan meningkatkan keseimbangan usus mikroba . D efinisi Fuller menekankan kebutuhan untuk
kelangsungan hidup probiotik dan memperkenalkan aspek efek yang menguntungkan pada host. Dalam
dekade berikutnya spesies bakteri asam laktat yang menguntungkan kesehatan usus dengan sifat diduga
telah diperkenalkan sebagai probiotik, termasuk rhamnosus Lactobacillus, Lactobacillus casei,
Lactobacillus dan johnsonii.
Manfaat Probiotik
Manfaat probiotik :1. menurunkan kadar kolesterol2. menurunkan tekanan darah3. memperbaiki fungsi imun4. mencegah infeksi5. memperbaiki kesehatan urogenital6. menurunkan kadar calon kanker7. mengurangi inflamasi8. meningkatkan penyerapan mineral9. mengurangi kekacauan intestin dan sintesis nutrien
APA YNG DI MAKSUD PROBIOTIK DAN PREBOITIKProbiotik adalah bakteri hidup yang diberikan sebagai suplemen makanan yang mempunyai pengaruh menguntungkan pada kesehatan pada manusia dan binatang, dengan memperbaiki keseimbangan mikroflora intestinal. Mikroflora yang digolongkan sebagai probiotik adalah yang memproduksi asam laktat terutama dari golongan Lactobacilli dan Bifidobacteria..Probiotik yang efektif harus memenuhi beberapa kriteria :1) memberikan efek yang menguntungkan pada host, 2) tidak patogenik dan tidak toksik, 3) mengandung sejumlah besar sel hidup, 4) mampu bertahan dan melakukan kegiatan metabolisme dalam usus, 5) tetap hidup selama dalam penyimpanan dan waktu digunakan, 6) mempunyai sifat sensori yang baik, 7) diisolasi dari host.Efek kesehatan yang menguntungkan dari probiotik adalah :1) memperbaiki keluhan malabsorsi laktosa, 2) meningkatkan ketahanan alami terhadap infeksi di usus, 3) supresi kanker, 4) mengurangi kadar kholesterol darah, 5) memperbaiki pencernaan, 6) stimulasi imunitas gastrointestinal.Prebiotik adalah nondigestible food ingredient yang mempunyai pengaruh baik terhadap host dengan memicu aktivitas, pertumbuhan yang selektif, atau keduanya terhadap satu jenis atau lebih bakteri penghuni kolon. Prebiotik pada umumnya adalah karbohidrat yang tidak dicerna dan tidak diserap, biasanya dalam bentuk oligosakarida dan serat pangan.Food ingredient yang diklasifikasikan sebagai prebiotik harus: 1) tidak dihidrolisa dan tidak diserap dibagian atas traktus gastrointestinal sehingga dapat mencapai kolon tanpa mengalami perubahan struktur dan tidak diekskresikan dalam feses2) substrat yang selektif untuk satu atau sejumlah mikroflora yang menguntungkan dalam kolon, jadi memicu pertumbuhan bakteria
3) mampu merubah mikroflora kolon menjadi komposisi yang menguntungkan kesehatan
Seringkali kita mendengar iklan di televisi, produk A mengandung probiotik yang berguna untuk kesehatan atau produk B yang
ditambahkan prebiotik yang baik untuk tubuh. Apakah probiotik dan prebiotik itu? Mengapa berguna untuk tubuh kita?
Seringkali kita mendengar iklan di televisi, produk A mengandung probiotik yang berguna untuk kesehatan. Tapi apakah itu
probiotik? Apakah sama dengan prebiotik?
Menurut definisi dari WHO, probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang apabila diberikan dalam jumlah tertentu yang
memadai, dapat memberikan manfaat kesehatan terhadap tubuh.
Sebenarnya, sistem pencernaan manusia adalah tempat dari berbagai macam koloni mikroorganisme. Keberadaan
mikroorganisme ini dimulai sejak bayi dilahirkan. Jumlah dan jenis mikroba awal yang muncul dipengaruhi oleh tipe persalinan,
penggunaan antibiotik, serta tingkat higienisitas seseorang. Pada awalnya, bakteri Escherichia
coli dan Streptococcus mendominasi koloni ini. Pada bayi yang menerima ASI, jumlah bifidobakteria 1) akan meningkat
sementara jumlah E. coli , Streptococcus dan Clostridia akan berkurang. Setelah bayi disapih, komposisi bakteri akan berubah.
Saat bayi berusia 3 tahun, komposisi bakteri dalam sistem pencernaannya akan sama dengan komposisinya saat dewasa dan
relatif stabil sepanjang hidupnya.
Secara normal, ada suatu keseimbangan antara mikroorganisme yang pro kesehatan dengan yang anti kesehatan. Namun apabila
keseimbangan sistem ekologi ini terganggu oleh faktor lingkungan atau faktor fisiologis, maka kecenderungan untuk terpapar
penyakit infeksi akan meningkat. Sejak dua dekade terakhir, peneliti telah membuktikan bahwa pemberian probiotik dapat
mengoptimalkan flora normal usus sehingga turut mencegah dan mengobati sejumlah penyakit.
Kebanyakan probiotik adalah bakteri yang sejenis dengan yang biasanya ditemukan dalam usus manusia. Bakteri-bakteri ini
umumnya berasal dari dua kelompok bakteri yaitu: Lactobacillus atau Bifidobacterium yang terdiri dari beberapa spesies dan
varietas. Beberapa probiotik yang umum, seperti Sacharomyces boulardii , termasuk jenis ragi yang berbeda dari bakteri.
Beberapa kriteria dan karakteristik tertentu dinilai penting untuk dimiliki suatu probiotik agar dapat bekerja dengan efektif.
Kriteria tersebut diantaranya tidakbersifat toksik, tidak menimbulkan penyakit, berasal dari manusia, resisten terhadap cairan
lambung dan empedu, dapat beradaptasi dengan flora normal usus, serta memberikan efek yang menguntungkan pada tubuh.
Efek menguntungkan dari probiotik berasal dari beberapa cara, yaitu:
1). Mencegah mikroorganisme berbahaya untuk masuk dan berkembang biak,
2).Menstimulasi sistem imun yang berpengaruh baik secara lokal pada jaringan pencernaan maupun secara sistemik (menyebar
ke seluruh tubuh).
Manfaat kesehatan probiotik yang telah ditunjang oleh data klinis atau data uji pada hewan percobaan diantaranya adalah
pencegahan dan pengobatan penyakit diare (diare akut pada bayi, diare akibat konsumsi antibiotik, serta infeksi nosokomial 2) ),
pencegahan infeksi sistemik, manajemen penyakit radang perut, immunomodulasi 3) , pencegahan dan pengobatan alergi, efek
antikanker, penanganan kolesterolemia 4) , dan penanganan intoleransi laktosa.
Prebiotik memiliki tujuan yang mirip dengan probiotik, namun prebiotik bukanlah mikroba, melainkan komponen makanan
tertentu yang tidak bisa dicerna oleh sistem pencernaan tubuh. Prebiotik ini diberikan untuk memacu pertumbuhan atau aktivitas
dari mikroorganisme menguntungkan di usus. Prebiotik tidak berguna langsung untuk manusia yang mengkonsumsinya,
melainkan untuk bakteri menguntungkan yang menghuni usus. Pada akhirnya, bakteri-bakteri inilah yang akan memberikan
manfaatnya untuk tubuh manusia. Penelitian menunjukkan bahwa prebiotik (campuran beberapa oligosakarida) dapat
menginduksi sistem imun pada bayi sehingga bayi tersebut lebih tahan terhadap resiko alergi. Contoh prebiotik misalnya,
laktulosa, beberapa jenis oligosakarida dan inulin.
Kombinasi dari pemberian probiotik dan prebiotik akan menghasilkan pengaruh sinergis dari keduanya yang akan meningkatkan
efek menguntungkan bagi tubuh. Kombinasi ini dikenal dengan nama Synbiotik. Synbiotik akan meningkatkan kemampuan
hidup dari probiotik saat tidak disimpan dalam lemari es dan juga saat melewati lambung yang asam.
Probiotik dan prebiotik tersedia di pasaran dalam beberapa jenis bentuk produk olahan susu, diantaranya yoghurt dan kefir,
sebagai suplemen diet, atau tambahan dalam susu formula untuk balita.
Daftar kata:
1. Bifidobacteria : bakteri menguntungkandari genus Bifidobacterium yang tinggal di saluran pencernaan manusia,contohnya
diantaranya Bifidobacterium bifidum , Bifidobacterium asteroides , Bifidobacterium longum dll.
2. Infeksi nosokomial: infeksi yang muncul atau menunjukkan gejala selama seseorang dirawat atau setelah selesai dirawat di
rumah sakit.
3. Imunomodulasi: pengaturan/penyesuaian respon imunitas tubuh
4. Kolesterolemia: keadaan kolesterol yang tinggi dalam darah
BAB IPENDAHULUAN
I.1 Latar BelakangObat-obat analgesik antipiretik serta obat anti-inflamasi nonsteroid (AINS) merupakan
suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia. Walaupun demikian obat-obat ini ternyata memeliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. Protip obat gologan ini adalah aspirin, karena itu obat golongan ini sering disebut juga sebagai obat mirip aspirin Sifat dasar obat antiinflamasi non-steroid. Golongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadfi PGG2 terganggu. Setiap obat menghambat siklooksigenase dengan cara yang berbeda. Khusus parasetamol, hambatan biosintesis PG hanya terjadi bila lingkungannya rendah kadar peroksid seperti di hipotalamus. Lokasi inflamasi biasanya mengandung banyak peroksid yang dihasilkan oleh leukosit. Ini menjelaskan mengapa efek antiinflamasi parasetamol praktis tidak ada.
Obat merupakan bahan kimia yang memungkinkan terjadinya interaksi bila tercampur dengan bahan kimia lain baik yang berupa makanan, minuman ataupun obat-obatan. Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat dengan bahan-bahan lain tersebut termasuk obat tradisional dansenyawa kimia lain. Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi jika duaatau lebih obat sekaligus dalam satu periode (polifarmasi ) digunakanbersama-sama. Interaksi obat berarti saling pengaruh antarobat sehingga terjadi perubahan efek. Di dalam tubuh obat mengalami berbagai macam proses hingga akhirnya obat di keluarkan lagi dari tubuh. Proses-proses tersebut meliputi, absorpsi, distribusi, metabolisme (biotransformasi), dan eliminasi. Dalam proses tersebut, bila berbagai macam obat diberikan secara bersamaan dapat menimbulkan suatu interaksi. Selain itu, obat juga dapat berinteraksi dengan zat makanan yang dikonsumsi bersamaan dengan obat.
1.2 Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan analgesik, antipiretik dan anti inflamasi Apa kegunaan dari obat analgesik, antipiretik dan anti infalamasi Bagaimana mekanisme kerj a dari obat-obat tersebut Apa contoh dari obat-obat tersebut
1.3 Tujuan Mengetahui apa yang dimaksud dengan analgesik, antipiretik dan anti inflamasi
Mengetahui kegunaan obat dari analgesik, antipiretik dan anti inflamasi Mengetahui mekanisme dari kerja obat-obat tersebut Mengetahui macam-macam obat dari analgesik, antipiretik dan anti inflamasi
1.4 ManfaatMenambah ilmu pengetahuan tentang obat-obat yang berpengaruh pada kehamilan, dan
diharapkan dapat diterapkan pada praktek klinik.
BAB IIISI
2.1 ANALGESIK - ANTIPIRETIKAnalgetik adalah adalah obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.Antipiretik adalah obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Jadi analgetik-
antipiretik adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
Rasa nyeri hanya merupakan suatu gejala, fungsinya memberi tanda tentang adanya gangguan-gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi kuman atau kejang otot. Rasa nyeri disebabkan rangsang mekanis atau kimiawi, kalor atau listrik, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan melepaskan zat yan disebut mediator nyeri (pengantara). Zat ini merangsang reseptor nyeri yang letaknya pada ujung syaraf bebas di kulit, selaput lendir dan jaringan lain. Dari tempat ini rangang dialaihkan melalui syaraf sensoris ke susunan syaraf pusat (SSP), melalui sumsum tulang belakang ke talamus (optikus) kemudian ke pusat nyeri dalam otak besar, dimana rangsang terasa sebagai nyeri.
Cara Pemberantasan Rasa Nyeri:
Menghalangi pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri perifer oleh analgetik perifer atau oleh anestetik lokal.
Menghalangi penyaluran rangsang nyeri dalam syaraf sensoris, misalnya dengan anestetik local. Menghalangi pusat nyeri dalam SSP dengan analgesik sentral (narkotik) atau dengan anestetik
umum.
Umumnya cara kerja analgetik-antipiretik adalah dengan menghambat sintesa neurotransmitter tertentu yang dapat menimbulkan rasa nyeri & demam. Dengan blokade sintesa neurotransmitter tersebut, maka otak tidak lagi mendapatkan "sinyal" nyeri,sehingga rasa nyerinya berangsur-angsur menghilang.
Penggunaan Analgetik-Antipiretik dalam Kehamilan :Penggunaan obat Analgetik-Antipiretik pada saat mengandung bagi ibu hamil harus
diperhatikan. Ibu hamil yang mengkonsumsi obat secara sembarangan dapat menyebabkan cacat pada janin. Sebagian obat yang diminum oleh ibu hamil dapat menembus plasenta sampai masuk ke dalam sirkulasi janin, sehingga kadarnya dalam sirkulasi bayi hampir sama dengan kadar dalam darah ibu yang dalam beberapa situasi akan membahayakan bayi.Pengaruh buruk obat terhadap janin, secara umum dapat bersifat toksik, teratogenik, maupun letal tergantung pada sifat obat dan umur kehamilan pada saat minum obat. Pengaruh toksik adalah jika obat yang diminum selama masa kehamilan menyebabkan terjadinya gangguan fisiologik atau bio-kimiawi dari janin yang dikandung, dan biasanya gejalanya baru muncul beberapa saat setelah kelahiran. Pengaruh obat bersifat teratogenik, jika menyebabkan terjadinya malformasi anatomic (kelainan/kekurangan organ tubuh) pada pertumbuhan organ janin. Pengaruh teratogenik ini biasanya terjadi pada dosis subletal. Sedangkan pengaruh obat yang bersifat letal adalah yang mengakibatkan kematian janin dalam kandungan.Secara umum pengaruh obat pada janin dapat beragam sesuai dengan fase-fase berikut:
a. Fase Implantasi yaitu pada umur kehamilan kurang dari 3 minggu.Pada fase ini obat dapat member pengaruh buruk atau mingkin tidak sama sekali.Jika terjadi pengaruh buruk biasanya menyebabkan kematian embrio atau berakhirnya kehamilan (abortus).
b. Fase Embrional atau Organogenesis,yaitu pada umur kehamilan antara 4-8 minggu.Pada fase ini terjadi diferensiasi pertumbuhan untuk pembentukan organ-organ tubuh, sehingga merupakan fase yang paling peka untuk terjadinya malformasi anatomik (pengaruh teratogenik). Selama embriogenesis kerusakan bergantung pada saat kerusakan terjadi, karena selama waktu itu organ-organ dibentuk dan blastula mengalami deferensiasi pada waktu yang berbeda-beda. Jika blastula yang dipengaruhi masih belum berdeferensiasi dan kerusakan tidak letal maka terdapat kemungkinan untuk restitutio ad integrum. Sebaliknya jika bahan yang merugikan mencapai blastula yang sedang dalam fase deferensiasi maka terjadi cacat (pembentukan salah)Berbagai pengaruh buruk yang terjadi pada fase ini antara lain:
Gangguan fungsional atau metabolic yang permanen yang biasanya baru muncul kemudian jadi tidak timbul secara langsung pada saat kehamilan
Pengaruh letal berupa kematian janin atau terjadinya abortus Pengaruh sub-letal,tidak terjadi kematian janin tetapi terjadi malformasi anatomik (struktur)
pertumbuhan organ atau pengaruh teratogenik. Kata teratogenik sendiri berasal dari bahasa yunani yang berarti monster.
c. Fase Fetal yaitu pada trimester kedua dan ketiga kehamilan.Dalam fase ini terjadi maturasi dan pertumbuhan lebih lanjut dari janin.Pengaruh buruk senyawa asing bagi janin dalam fase ini dapat berupa gangguan pertumbuhan baik terhadap fungsi-fungsi fisiologik atau biokimiawi organ-organ.
Keluhan nyeri selama masa kehamilan umum di jumpai. Hal ini berkaitan dengan masalah fisiologis dari si ibu karena adanya karena adanya tarikan otot-otot dan sendi karena kehamilan maupun sebab-sebab yang lain.Untuk nyeri yang tidak berkaitan dengan proses radang,pemberian obat pengurang nyeri biasanya dilakukan dalam jangka waktu relatife pendek.Untuk nyeri yang berkaitan dengan proses radang,umunya diperlukan pengobatan dalam waktu tertentu. Penilaian yang seksama terhadap pereda nyeri perlu dilakukan agar dapat ditentukan pilihan jenis obat yang paling tepat.
Pemakaian NSAID(Non steroid anti infamantory Drug ) sebaiknya dihindari pada TM III. Obat-obat tersebut menghambat sintesis prostaglandin dan ketika diberikan pada wanita hamil dapat menyebabkan penutupan ductus arteriousus, gangguan pembentukan ginjal janin, menghambat agregasi trombosit dan tertundanya persalinan dan kelahiran. Pengobatan NSAID selama trimester akhir kehamilan diberikan sesuai dengan indikasi. Selama beberapa hari sebelum hari perkiraan lahir, obat-obat ini sebaiknya dihindari. Yang termasuk golongan ini adalah diklofenac, diffunisal, ibuprofen, indomethasin, ketoprofen, ketorolac, asam mefenamat, nabumeton, naproxen, phenylbutazon, piroksikam, sodium salisilat, sulindac, tenoksikam, asam tioprofenic mempunyai mekanisme lazim untuk menghambat sintesa prostaglandin yang terlibat dalam induksi proses melahirkan, NSAID dapat memperpanjang masakehamilan.Berikut contoh obat-obat analgesik antipiretik yang beredar di Indonesia:
1. ParacetamolParacetamol merupakan analgesik-antipiretik dan anti-inflamasi non-steroid (AINS) yang
memiliki efek analgetik (menghilangkan rasa nyeri), antipiretik (menurunkan demam), dan anti-inflamasi (mengurangi proses peradangan).
Paracetamol paling aman jika diberikan selama kehamilan. Parasetamol dalam dosis tinggi dan jangka waktu pemberian yang lama bisa menyebabkan toksisitas atau keracunan pada ginjal. sehingga dikategorikan sebagai analgetik-antipiretik. Golongan analgetik-antipiretik adalah golongan analgetik ringan.Parasetamol merupakan contoh obat dalam golongan ini.Beberapa macam merk dagang, contohnya Parasetamol (obat penurun panas atau penghilang nyeri) bisa diperdagangkan dengan merk Bodrex, Panadol, Paramex
2. Antalgin
Antalgin adalah salah satu obat penghilang rasa sakit (analgetik) turunan NSAID, atau Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs. Antalgin lebih banyak bersifat analgetik. Pemakaiannya dihindari saat hamil TM I dan 6 minggu terakhir.Analgesik dibagi menjadi dua, yaitu analgesik narkotik dan analgesik non narkotik.
1. Analgesik Narkotik Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan kanker. Nyeri
pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu : obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal, obat perifer bersama kodein atau tramadol, obat sentral (Opioid) peroral atau rectal, obat Opioid parenteral. Guna memperkuat analgetik dapat dikombinasikan dengan co-analgetikum, seperti psikofarmaka (amitriptilin, levopromazin atau prednisone).
Zat-zat ini memiliki daya menghalangi nyeri yang kuat sekali dengan tingkat kerja yang terletak di Sistem Saraf Pusat. Umumnya mengurangi kesadaran (sifat meredakan dan menidurkan) dan menimbulkan perasaan nyaman (euforia). Dapat mengakibatkan toleransi dan kebiasaan (habituasi) serta ketergantungan psikis dan fisik (ketagihan adiksi) dengan gejala-gejala abstinensia bila pengobatan dihentikan.
Semua analgetik narkotik dapat mengurangi nyeri yang hebat, teteapi potensi. Onzer, dan efek samping yang paling sering adalah mual, muntah, konstipasi, dan mengantuk. Dosis yang besar dapat menyebabkan hipotansi serta depresi pernafasan.
Morfin dan petidin merupakan analgetik narkotik yang paling banyak dipakai untuk nyeri walaupun menimbulkan mual dan muntah. Obat ini di Indonesia tersedia dalam bentuk injeksi dan masih merupakan standar yang digunakan sebagai pembanding bagi analgetik narkotika lainnya. Selain menghilangkan nyeri, morfin dapat menimbulkan euphoria dan ganguan mental.
Berikut adalah contoh analgetik narkotik yang samapi sekarang masih digunakan di Indonesia :- Morfin HCL, - Kodein (tunggal atau kombinasi dengan parasetamol), - Fentanil HCL, - Petinidin, dan - Tramadol.
Khusus untuk tramadol secara kimiawi memeng tergolong narkotika tetapi menurut undang-undang tidak sebagai narkotik, karena kemungkinan menimbulkan ketergantungan.
2. Analgesik Non – Narkotik Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Obat- obat
inidinamakan juga analgetika perifer, karena tidak mempengaruhi Sistem Saraf Pusat, tidak menurunkan kesadaran atau mengakibatkan ketagihan. Semua analgetika perifer juga memiliki kerja antipiretik, yaitu menurunkan suhu badan pada keadaan demam, maka disebut juga analgetik antipiretik. Khasiatnya berdasarkan rangsangannya terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus, yang mengakibatkan vasodilatasi perifer (di kulit) dengan bertambahnya pengeluaran kalor dan disertai keluarnya banyak keringat.
Efek analgetik timbul karena mempengaruhi baik hipotalamus atau di tempat cedera. Respon terhadap cedera umumnya berupa inflamasi, udem, serta pelepasan zat aktif seperti brandikinin, PG, dan histamine. PG dan brankinin menstimulasi ujung staraf perifer dengan membawa implus nyeri ke SSP. AINS dapat menghambat sintesis PG dan brankinin sehingga menghambat terjadinya perangsangan reseptor nyeri. Obat-obat yang banyak digunakan sebagai analgetik dan antipiretik adalah golongan salisilat dan asetaminofen (parasetamol). Aspirin adalah penghambat sintesis PG paling efektif dari golongan salisilat.
1. Salisilat Salisilat merupakan protipe AINS yang sampai sekarang masih digunakan. Termasuk
salisilat adalah Na-salisilat, aspirin (asam asetil salisilat), salisid, dan meril salisilat bersifat toksik jika tertelan oleh Karen itu, hanya dipakai topical untuk menghangatkan kulit dan
antigatal ( antpruritus). Golongan salisilat dapat mengiritasi lapisan mukosa lambung. Organ yang peka pada efek ini akan mengalami mual setelah minum aspirin. Dalam lambung . PG berperan serta dalam mekanisme perlindungan mukosa dari asam lambung atau gantrin. PG berfungsi meningkatkan daya tahan membrane mukosa lambung.
Aspirin selain berefek analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi, daalam dosis kecil juga berfungsi sebagai antitrombosis (antiplatelet). Pada dosis kecil, aspirin dapat menghambat agreasi trombosit (antikoagulan) mencegah terbentuknya thrombus pada penderita infark jantung sehingga ddapat mengurangi timbulnya stroke.
3. Adapun contoh analgesik lain antara lain : Acethaminophen adalah salah satu obat yang paling penting untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang bilaman efek antiinflamasi tidak diperlukan. Phenacetin, sebuah produk yang dimetabolisme menjadi acetaminophen, lebih toksik daripada metebolit aktifnya dan tidak mempunyai indikasi rasional.a. Acetaminophen
Acetaminophen adalah metabolit aktif dari phenacetin yang bertanggung jawab akan efek analgesiknya. Ia adalah penghambat prostaglandin lemah dalam jaringan perifer dan tidak memiliki efek inflamasi yang signifikan.
Farmakokinetik:Acetaminophen di berikan secara oral. Penyerapan dihubungkan dengan tingkat
pengosongan perut, dan konsentrasi daerah puncak biasanya tercapai dalam 30 – 60 menit. Acetaminophen sedikit terikat pada protein plasma dan sebagian di metabolism oleh enzim mikrosomal hati dan di ubah menjadi sulfat dan glukoronida acetaminophen, yang secara farmakologis tidak aktif. Kurang Dari 5 % di ekskresikan dalam keadaan tidak berubah. Metabolit minor tetapi sangat aktif adalah penting dalam dosis besar karena efek toksiknya terhadap hati dan ginjal. Waktu paruh acetaminophen adalah 2 – 3 jam dan relative tidak terpengaruh oleh fungsi ginjal.
Indikasi:Sekalipun ekuifalen dengan aspirin sebagai agen analgesik dan antipiretik yang efektif,
acetaminophen berbeda karena sifat antiinflamasinya lemah. Ia tidak mempengaruhi kadar asam urat dan sifat penghambatan platelatnya lemah. Obat ini berguna untuk nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala, mialgia, nyeri pada pascapersalinan dan keadaan lain dimana aspirin efektif sebagai analgesik. Aceteminophen saja adalah terapi yang tidak adekuat untuk inflamasi seperti atritis rheumatoid, sekalipun ia dapat di pakai sebagai tambahan analgesik terhadap terapi anti inflamasi. Untuk analgesik ringan acetaminophen adalah obat yang lebih disukai pada pasien yang alergi terhadap aspirin atau bilaman salicylate tidak bisa di toleransi.
Efek – Efek Yang Tidak Diinginkan:Dalam dosisi terapeutik, sedikit peningkatan enzim – enzim hati kadang – kadang bisa
terjadi tanpa adanya ada ikterus : obat ini reversible bila obat dihentikan. Denga dosis yang lebih besar, pusing – pusing, ketegangan, dan disorentasi bisa terlihat. Menelan 15 g acethaminophen bisa fatal, kematian disebabkan oleh hepatotoksisitas yang hebat dengan nekrosis lobules sentral, kadang – kadang dikaitkan dengan nikrosis tubulus ginjal akut.
Dosis :Nyeri akut dan demam bisa di atasi dengan 325 – 500 mg empat kali sehari dan secara proporsional di kurangi untuk anak-anak. Keadaan tunak (steady state) dicapai dalam sehari.
b. Phenacetin Phenacetin tidak lagi dipakai di Amerika Serikat dan telah di tarik dari berbagai kombinasi
analgesik bebas (OTC) seperti Anacin dan Empirin Compound. Akan tetapi phenacetin masih ada dalam sejumlah analgesik di Amerika Serikat dan masih banyak di pakai di Negara lain. Kaitan antara pemakaian berlebih dari kombinasi analgesik – terutama yang mengandung phenacetin – dan perkembangan kegagalan ginjal telah di ketahui selama hampir 30 tahun. Perkiraan presentase pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir yang merupakan akibat dari
pemakaian analgesik yang salah adalah 5 % hingga 15%. Setelah larangan pemakaian phenacetin dalam analgesik di Finlandia, Skotlandia, danCanada, Jumlah kasus baru dari nefropati analgesik di Negara-negara tersebut berkurang secara signifikan.
2.2 ANTI-INFLAMASI Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang
disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat mikrobiologik. Inflamasi adalah usaha tubuh untuk mengaktifasi atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur derajat perbaikan jaringan. Jika penyembuhan lengkap, proses peradangan biasanya reda. Namun kadang-kadang inflamasi tidak bisa dicetuskan oleh suatu zatyang tidak berbahayaseperti tepung sari, atau oleh suatu respon imun, seperti asma atau artritisrematid.
Penggolongan Antiinflamasi :Obat anti inflamasi dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok utama, yaitu:
1. Glukokortikoid (Golongan Steroidal) yaitu anti inflamasi steroid. Anti Inflamsi steroid memiliki efek pada konsentrasi, distribusi dan fungsi leukosit perifer serta penghambatan aktivitas fosfolipase. contohnya gologan Prednisolon
2. NSAIDs (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs) juga dikenal dengan AINS (Anti Inflamasi Non Steroid) NSAIDs bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase tetapi tidak enzim lipoksigenase. Contoh Obat AntiInflasmasi golongan NSAIDs adalah Turunan Asam Propionat (Ibuprofen, Naproxen), Turunan Asam Asetat (Indomethacin), Turunan Asam Enolat (Piroxicam).Obat AntiInflamasi pada umumnya bekerja pada enzim yang membantu terjadinya inflamasi, Namun Pada umumnya Obat Antiinflamasi bekerja pada enzim Siklooksigenase (COX) baik COX1 maupun COX2
Mekanisme Kerja Golongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam
arakhidonat menjadi PGG2 terganggu. Setiap obat menghambat siklooksigenase dengan kekuatan dan selektivitas yang berbeda. Enzim siklooksigenase terdapat dalam 2 isoform disebut COX-1 dan COX-2. Kedua isoform tersebut dikode oleh gen yang berbeda dan ekspresinya bersifat unik. Secara garis besar COX-1 esensial dalam pemeliharaan berbagai fungsi dalam kondisi normal di berbagai jaringan khususnya ginjal, salurancerna dan trombosit. Di mukosa lambung, aktivasi COX-1 menghasilkan prostasiklin yang bersifat sitoprotektif. Siklooksigenase-2 semula diduga diinduksi berbagai stimulusinflamatoar, termasuk sitokin, endotoksin dan faktor pertumbuhan (growth factors). Ternyata COX-2 juga mempunyai fungsi fisiologis yaitu di ginjal, jaringan vaskulardan pada proses perbaikan jaringan. Aspirin 166 kali lebih kuat menghambat COX-1 dari pada COX-2. Penghambat COX-2 dikembangkan dalam mencari penghambat COX untuk pengobatan inflamasi dan nyeri yang kurang menyebabkan toksisitas saluran cerna dan pendarahan. Khusus parasetamol, hambatan biosintesis PG hanya terjadi pada lingkungan yang rendah kadar peroksid yaitu di hipotalamus. Parasetamol diduga menghambat isoenzim COX-3,suatu variant dari COX-1. COX-3 ini hanya terdapat di otak. Aspirin sendiri menghambat dengan mengasetilasi gugus aktiv serin dari COX-1, trombosit sangat rentan terhadap enzim karena trombosit tidak mampu mensintesis enzim baru. Dosis tunggal aspirin 40 mg sehari cukup untuk menghambat siklooksigenase trombosit manusia selama masa hidup trombosit, yaitu 8-11 hari. Ini berarti bahwa pembentukan trombosit kira-kira 10% sehari. Untuk fungsi pembekuan darah aktivitas siklooksigenase mencukupi sehingga pembekuan darah tetap dapat berlangsung. Semua obat mirip-aspirin bersifat antipiretik, analgesik, dan antiinflamasi. Ada perbedaan aktivitas di antara obat-obat tersebut, misalnya parasetamol (asetaminofen) bersifat antipiretik dan analgesik tetapi sifat antiinflamasinya lemah sekali. Sebagai antipiretik, obat mirip-aspirin akan menurunkan suhu badan dalam keadaan demam.
Walaupun kebanyakan obat ini memperlihatkan efek antipiretik ,tidak semuanya berguna sebagai antipiretik karena sifat toksik bila digunakan secara rutin atau terlalu lama. Ini berkaitan dengan hipotesis bahwa COX yang ada di sentral otak terutamaCOX-3 dimana hanya parasetamol dan beberapa obat AINS lainnya dapat menghambat. Fenilbutazon dan antireumatik lainnya tidak dibenarkan digunakan sebagai antipiretik atas alasan tersebut menghambat enzim siklooksigenase (COX 2), dapat memproduksi leukotrien, sehingga produksi prostaglandin turun, jumlah prostaglandin turun sehingga set point mengatur suhu tubuh. Obat: paracetamol, peroksikam, fenilbutazon, diklofenak, ibuprofen(neoremasil), metamizol (antalgin), asetosal (aspirin), indometasin, dan naproxen.
2.3 Daftar Interaksi ObatNo Nama Obat A Nama Obat B Interaksi Obat Efek Ket1 Alfentanil
(Alfenta ® ) Erythromycin erythromycin,
fluconazole and troleandomycin menghambat cytochrome P450 isoenzyme CYP3A3/4 di hati yang berfungsi memetabolisme alfentanil.
Alfentanil dapat segera di eliminasi dari dalam tubuh
Sinergis
2 Troleandomycin3 Fluconazole
4 H2-blockers Cimetidine tapi bukan ranitidine meningkatkan kadar alfentanil dalam darah.
Kadar alfentanil meningkat
Aditif
3 Aspirin or Salicylates
Caffeine Caffeine meningkatkan absorbs aspirin dalam darah
Kadar aspirin meningkat
Aditif
5 Tamarindus indica fruit extract
Tamarindus indica fruit extract meningkatkan absorbs aspirin sehingga kadar didalam darah meningkat
Kadar aspirin meningkat
Aditif
6 Dextromoramide Troleandomycin Meningkatnya efek dextromoramide dan koma pada laki-laki dapat diatasi dengan troleandomycin.
Efek farmakologis meningkat
Aditif
7 Fentanyl Baclofen Efek fentanyl meningkat dengan adanya baclofen
efek farmakologis meningkat
Aditif
8 Cimetidine Efek fentanyl meningkat dengan adanya cimetidine
efek farmakologis meningkat
Aditif
9 Lornoxicam H2-blockers Cimetidine, tapi bukan ranitidine, dalam kadar yang kecil dapat
Kadar meningkat
Aditif
meningkatkan kadar lornoxicam
10 glibenclamide Lornoxicam meningkatkan efek glibenklamid
Efek farmakologi meningkat
Aditif
11 Cimetidine Kadar cimetidine meningkat
Kadar cimetidine meningkat
Aditif
13 Methadone Ciprofloxacin Lonorxicam menghambat metabolism ciprofloxacin
Kadar ciprofloxacin meningkat
Aditif
15 Fluconazole Fluconazole meningkatkan level methadone.
Kadar methadone meningkat
Aditif
16 Selective serotonin re-uptake inhibitors (SSRIs)
Methadone meningkatkan efek samping dari fluvoxamine
Efek farmakologis fluvoxamine meningkat
Aditif
17 Morphine Dexamfetamine (Dextroamphetamine) or Methylphenidate
Dua kombinasi obat dapat meningkatkan efek analgesic dan menurunkan efek samping
Efek farmakologis meningkat
Sinergis
18 Fluoxetine Fluoxetine dapat meningkatkan efek analgesic dan menurunkan efek samping dari morfin
Efek farmakologis meningkat
Sinergis
19 Food Makanan dapat meningkatkan efek morfin yang digunakan oral dan penyampaian dalam darah
Efek farmakologis meningkat
Aditif
20 Metoclopramide Metoclopramide meningkatkan tingkat absorbs morfin-oral dan kadar didalam darah
Efek farmakologis meningkat
Aditif
21 Secobarbital (Quinalbarbitone)
meningkatkan efek depresan respiratory
Efek farmakologis meningkat
Aditif
22 Tricyclic antidepressants
Bioavaibilitas analgetik meningkat
Kadar analgetik meningkat
Aditif
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Analgetik dibagi menjadi dua golongan Analgetik Narkotika dan Analgetik Non-Narkotika. 2. Analgetik narkotik merupakan turunan poium yang berasal dari tumbuhan Papaver
somniferum atau dari senyawa sintetik. 3. Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Obat- obat
inidinamakan juga analgetika perifer, karena tidak mempengaruhi Sistem Saraf Pusat, tidak menurunkan kesadaran atau mengakibatkan ketagihan.
4. Obat anti inflamasi dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok utama yaitu Glukokortikoid dan NSAIDs.
3.2 Saran Adapun saran yang dapat kami berikan yaitu :
Untuk obat analgesik-antipiretik , dianjurkan jangan terlalu mengkonsumsi obat ini secara berlebihan dikarenakan dapat menyebabkan ketergantungan bagi pemakainya.
Dan untuk obat anti inflamasi pengguna juga di harapkan tidak terlalu berlebihan atau ketergantungan karena mekanisme kerja obat in i dapat menyebabkan terjadinya perubahan kerja enzim.
PULVIS
A. Pengertian
Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan
untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar . Karena mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk
lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan yang dipadatkan. Anak-anak dan orang
dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk.
Biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan air minum.
Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis). Serbuk
oral tidak terbagi terbatas pada obat yang relatif tidak poten seperti laksansia, antasida, makanan diet dan
beberapa jenis analgetik tertentu, pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar
yang lain. Serbuk tidak terbagi lainnya adalah serbuk gigi dan serbuk tabur, keduanya untuk pemakaian
luar.
Kelebihan dan Kelemahan Sediaan Serbuk
Kelebihan
- Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si penderita.
- Lebih stabil terutama untuk obat yang rusak oleh air.
- Penyerapan lebih cepat dan lebih sempurna dibanding , sediaan padat lainnya.
- Cocok digunakan untik anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet.
- Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
Kelemahan
- Tidak tertutupnya rasa tidak enak seperti pahit, sepat, lengket di lidah (bisa diatasi dengan corrigens
saporis)
- Pada penyimpanan menjadi lembab
Syarat – Syarat Serbuk : bila tidak dinyatakan lain serbuk harus kering, halus dan homogen.
(1) Pulveres (serbuk bagi)
Keseragaman bobot : Timbang isi dari 20 bungkus satu-persatu, campur isi ke 20 bungkus tadi dan
timbang sekaligus, hitung bobot isi rata-rata. Penyimpangan antara penimbangan satu persatu terhadap
bobot isi rata-rata tidak lebih dari 15% tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10% tiap 18 bungkus.
(2) Serbuk oral tidak terbagi
Pada serbuk oral tidak terbagi hanya terbatas pada obat yang relatif tidak poten, seperti laksan, antasida,
makanan diet dan beberapa analgesik tertentu sehingga pasien dapat menakar secara aman dengan sendok
teh atau penakar lain.
(3) Serbuk tabur
Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh, agar tidak
menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
B. Derajat Halus Serbuk dan Pengayaan
Derajat halus serbuk dan pengayak dalam farmakope dinyatakan dalam uraian yang dikaitkan
dengan nomor pengayak yang ditetapkan untuk pengayak baku, seperti yang tertera pada tabel dibawah
ini.
Tabel : Klasifikasi serbuk berdasarkan derajat halus (menurut FI. IV)
Klasifikasi
Serbuk
Simplisia Nabati & Hewani Bahan Kimia
Nomor
Serbuk 1)
Batas Derajat
Halus 2)
Nomor
Serbuk 1)
Batas Derajat
Halus 2)
% No.
Pengayak
% No.
Pengayak
Sangat kasar 8 20 60
Kasar 20 40 60 20 60 40
Setengah
kasar
40 40 80 40 60 60
Halus 60 40 100 80 60 120
Sangat halus 80 100 80 120 100 120
Keterangan.
1) Semua partikel serbuk melalui pengayak dengan nomor nominal tertentu.
2) Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah ditentukan.
Sebagai pertimbangan praktis, pengayak terutama dimaksudkan untuk pengukuran derajad halus
serbuk untuk sebagian besar keperluan farmasi (walaupun penggunaannya tidak meluas untuk
pengukuran rentang ukuran partikel) yang bertujuan meningkatkan penyerapan obat dalam saluran cerna.
Untuk pengukuran partikel dengan ukuran nominal kurang dari 100 lm, alat lain selain pengayak mungkin
lebih berguna.
Efisiensi dan kecepatan pemisahan partikel oleh pengayak beragam, berbanding terbalik dengan
jumlah partikel termuat. Efektivitas pemisahan menurun cepat jika kedalaman muatan melebihi lapisan
dari 6 partikel sampai 8 partikel.
Pengayak untuk pengujian secara farmakope adalah anyaman kawat, bukan tenunan. Kecuali untuk
ukuran nomor 230, 270, 325 dan 400 anyaman terbuat dari kuningan, perunggu, baja tahan karat atau
kawat lain yang sesuai dan tidak dilapisi atau disepuh.
Dalam penetapan derajad halus serbuk simplisia nabati dan simplisia hewani, tidak ada bagian dari
obat yang dibuang selama penggilingan atau pengayakan, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
monografi.
Tabel dibawah ini memberikan ukuran rata-rata lubang pengayak baku anyaman kawat (FI. IV)
Penandaan pengayak Penandaan pengayak
Nomor Nominal Ukuran Lubang
Pengayak
Nomor Nominal Ukuran Lubang
Pengayak
2 9,5 mm 45 355 mm
3,5 5,6 mm 50 300 mm
4 4,75 mm 60 250 mm
8 2,36 mm 70 212 mm
10 2,00 mm 80 180 mm
14 1,40 mm 100 150 mm
16 1,18 mm 120 125 mm
18 1,00 mm 200 75 mm
20 850 mm 230 63 mm
25 710 mm 270 53 mm
30 600 mm 325 45 mm
35 500 mm 400 38 mm
40 425 mm
C. Jenis Serbuk
(1) Pulvis Adspersorius
Adalah serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. Umumnya dikemas
dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit.
Catatan.
- Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya yang digunakan untuk serbuk tabur harus memenuhi syarat bebas
bakteri ClostridiumTetani, Clostridium Welchii, dan Bacillus Anthracis.
- Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
- Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak
menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
Contoh Pulvis Adspersorius.
Zinci Undecylenatis Pulvis Adspersorius ( For. Nas )
Sulfanilamidi Pulvis Adspersorius ( Form. Ind )
Pulvis Paraformaldehydi Compositus ( Form. Ind )
Pulvis Salicylatis Compositus ( Form. Ind.)
(2) Pulvis Dentifricius
Serbuk gigi , biasanya menggunakan carmin sebagai pewarna yang dilarutkan terlebih dulu dalam
chloroform / etanol 90 %
(3) Pulvis Sternutatorius
Adalah serbuk bersin yang penggunaannya dihisap melalui hidung, sehingga serbuk tersebut harus halus
sekali.
(4) Pulvis Effervescent
Serbuk effervescent merupakan serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan terlebih dahulu dalam air
dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini akan mengeluarkan gas CO 2, kemudian membentuk
larutan yang pada umumnya jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam sitrat
atau asam tartrat ) dengan senyawa basa (natrium carbonat atau natrium bicarbonat).
Interaksi asam dan basa ini dalam air akan menimbulkan suatu reaksi yang menghasilkan gas
karbondioksida. Bila kedalam campuran ini ditambahkan zat berkhasiat maka akan segera dibebaskan
sehingga memberikan efek farmakologi dengan cepat. Pada pembuatan bagian asam dan basa harus
dikeringkan secara terpisah.
D. Cara Mencampur Serbuk
Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat dan jaga agar jangan ada bagian
yang menempel pada dinding mortir. Terutama untuk serbuk yang berkhasiat keras dan dalam jumlah
kecil. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat serbuk :
§ Obat yang berbentuk kristal/ bongkahan besar hendaknya digerus halus dulu.
§ Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat penambah (konstituen) dalam
mortir.
§ Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah merata.
§ Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.
§ Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu.
Serbuk dengan bahan-bahan padat
Dengan memperhatikan hal-hal diatas masih ada beberapa pengecualian maupun yang dikerjakan
secara khusus. Seperti hal sebagai berikut :
(1). Serbuk halus sekali
§ Serbuk halus tidak berkhasiat keras
Belerang.
Belerang tidak dapat diayak dengan ayakan dari sutera maupun logam karena menimbulkan butiran
bermuatan listrik akibat gesekan, karena itu dalam pembuatan bedak tabur tidak ikut diayak.
Iodoform.
Karena baunya yang sukar dihilangkan maka dalam bedak tabur diayak terpisah (gunakan ayakan
khusus).
Serbuk sangat halus dan berwarna.
Misalnya : rifampisin, Stibii Penta Sulfidum
Serbuk dapat masuk kedalam pori-pori mortir dan warnanya sulit hilang, maka pada waktu menggerus
mortir dilapisi zat tambahan (konstituen).
§ Serbuk halus berkhasiat keras
Dalam jumlah banyak.
Digerus dalam mortir dengan dilapisi zat tambahan.
Dalam jumlah sedikit (kurang dari 50 mg ), dibuat pengenceran sbb. :
· Zat yang beratnya antara 10 mg-50 mg, contohnya : Luminal 35 mg
─ Timbang luminal 50 mg
─ Lactosa + carmin 450 mg +
500 mg
dari campuran ini kita ambil
· Zat yang beratnya antara 1 mg- 10 mg, contohnya : Atropin Sulfas 4 mg
─ Timbang Atropin Sulfas 50 mg
─ Lactosa + carmin 2450 mg +
2500 mg
dari campuran ini kita ambil :
· Zat yang beratnya antara 0,1 mg-1 mg, contoh Atropin Sulfat 0.3 mg. Untuk ini dilakukan
pengenceran bertingkat sebagai berikut :
Tingkat I
timbang Atropin Sulfas 50 mg
Lactosa + carmin 2450 mg +
2500 mg
timbang dari campuran ini
(mengandung Atropin Sulfas 3 mg
Tingkat II :
timbang campuran I 150 mg
Lactosa 350 mg +
500 mg
timbang dari campuran kedua ini :
bila diperlukan pengenceran ini dapat diteruskan menjadi tingkat-tingkat selanjutnya.
(2). Serbuk berbentuk hablur dan kristal
Sebelum dicampur dengan bahan obat yang lain, zat digerus terlebih dahulu.
Contoh :
Serbuk dengan champora
Champhora sangat mudah mengumpul lagi, untuk mencegahnya dikerjakan dengan mencampur dulu
dengan eter atau etanol 95 % (untuk obat dikeringkan dengan zat tambahan). Cara inipun harus hati-hati
karena terlalu lama menggerus atau dengan sedikit ditekan waktu menggerus akan mengumpulkan
kembali campuran tersebut.
Serbuk dengan asam salisilat.
Serbuk sangat ringan dan mudah terbang yang akan menyebabkan rangsangan terhadap selaput lendir
hidung dan mata hingga akan bersin. Dalam hal ini asam salisilat kita basahi dengan eter dan segera
dikeringkan dengan zat tambahan.
Serbuk dengan asam benzoat, naftol, mentol, thymol
Dikerjakan seperti diatas. Untuk obat dalam dipakai etanol 95 % sedangkan untuk obat luar digunakan
eter.
Serbuk dengan garam-garam yang mengandung kristal.
Dapat dikerjakan dalam lumpang panas, misalnya KI dan garam- garam bromida. Garam- garam yang
mempunyai garam exiccatusnya, lebih baik kita ganti dengan exiccatusnya.
Penggantiannya adalah sbb :
Natrii Carbonas 50 % atau ½ bagian
Ferrosi Sulfas 60 % atau 2/3 bagian
Aluminii et Kalii Sulfas 67 % atau 2/3 bagian
Magnesii Sulfas 67 % atau 2/3 bagian
Natrii Sulfas 50 % atau ½ bagian
Serbuk dengan bahan setengah padat
Biasanya terdapat dalam bedak tabur. Yang termasuk bahan setengah padat adalah adeps lanae,
cera flava, cera alba, parafin padat, vaselin kuning dan vaselin putih. Dalam jumlah besar sebaiknya
dilebur dulu diatas tangas air, baru dicampur dengan zat tambahan. Dalam jumlah sedikit digerus dengan
penambahan aceton atau eter, baru ditambah zat tambahan.
Serbuk dengan bahan cair
(1) Serbuk dengan minyak atsiri
Minyak atsiri dapat diteteskan terakhir atau dapat juga dibuat oleo sacchara, yakni campuran 2 gram gula
dengan 1 tetes minyak. Bila hendak dibuat 4 g oleosacchara anisi, kita campur 4 g saccharum dengan 2
tetes minyak anisi.
(2) Serbuk dengan tinctura
Contohnya serbuk dengan Opii Tinctura, Digitalis Tinctura, Aconiti Tinctura, Belladonnae Tinctura,
Digitalis Tinctura, Ratanhiae Tinctura.
Tinctur dalam jumlah kecil dikerjakan dengan lumpang panas kemudian dikeringkan dengan zat
tambahan. Sedangkan dalam jumlah besar dikerjakan dengan menguapkan diatas tangas air sampai kental
baru ditambahkan zat tambahan (sampai dapat diserap oleh zat tambahan ) aduk sampai kering kemudian
diangkat. Tinctura yang diuapkan ini beratnya 0, untuk serbuk terbagi kehilangan berat tidak perlu
diganti, sedangkan untuk serbuk tak terbagi harus diganti seberat tinctura itu dengan zat tambahan.
Zat berkhasiat dari tinctur menguap, pada umumnya terbagi menjadi 2 :
§ Tinctur yang dapat diambil bagian-bagiannya.
Spiritus sebagai pelarutnya diganti dengan zat tambahan. Contohnya Iodii tinc. Camphor Spiritus, Tinc.
Opii Benzoica
§ Tinctur yang tidak dapat diambil bagian-bagiannya.
Kalau jumlahnya banyak dilakukan pengeringan pada suhu serendah mungkin, tapi kalau jumlahnya
sedikit dapat ditambah langsung kedalam campuran serbuk. Kita batasi maksimal 4 tetes dalam 1 gram
serbuk. Contohnya Valerianae Tinc. Aromatic Tinc.
Serbuk dengan extractum
(1) Extractum Siccum (ekstrak kering)
Pengerjaannya seperti membuat serbuk dengan zat padat halus. Contohnya Opii extractum, Strychni
extractum
(2) Extractum Spissum (ekstrak kental)
Dikerjakan dalam lumpang panas dengan sedikit penambahan pelarut (etanol 70 %) untuk mengencerkan
ekstrak, kemudian tambahkan zat tambahan sebagai pengering. Contohnya Belladonnae extractum,
Hyoscyami extractum. Extrak Cannabis Indicae dan Extrak Valerianae menggunakanetanol 90 %.
Extrak Filicis dengan eter.
(3) Extractum Liquidum (ekstrak cair)
Dikerjakan seperti mengerjakan serbuk dengan tinctur. Contohnya Rhamni Purshianae ext, Ext. Hydrastis
Liq.
Catatan : Ekstrak Chinae Liq. bisa diganti dengan ekstrak Chinae Siccum sebanyak sepertiganya.
Serbuk dengan tablet atau kapsul
Dalam membuat serbuk dengan tablet dan kapsul diperlukan zat tambahan sehingga perlu
diperhitungkan beratnya. Dapat kita ambil bentuk tablet atau kapsul itu langsung. Tablet digerus halus
kemudian ditimbang beratnya. Kapsul dikeluarkan isinya kemudian ditimbang beratnya. Kalau tablet /
kapsul terdiri dari satu macam zat berkhasiat serta diketahui kadar zat berkhasiatnya dapat kita timbang
dalam bentuk zat aslinya. Contohnya Chlortrimeton tablet kadarnya 4 mg, dapat juga diambil
Chlorpheniramin Maleas dalam bentuk serbuk yang sudah di encerkan dalam lactosa.
E. Cara Pengemasan Serbuk
Secara umum serbuk dibungkus dan diedarkan dalam 2 macam kemasan yaitu kemasan untuk
serbuk terbagi dan kemasan untuk serbuk tak terbagi. Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi
(pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).
Kemasan untuk serbuk terbagi
Pada umumnya serbuk terbagi terbungkus dengan kertas perkamen atau dapat juga dengan kertas
selofan atau sampul polietilena untuk melindungi serbuk dari pengaruh lingkungan. Serbuk terbagi
biasanya dapat dibagi langsung (tanpa penimbangan ) sebelum dibungkus dalam kertas perkamen terpisah
dengan cara seteliti mungkin, sehingga tiap-tiap bungkus berisi serbuk yang kurang lebih sama
jumlahnya. Hal tersebut bisa dilakukan bila prosentase perbandingan pemakaian terhadapdosis maksimal
kurang dari 80 %. Bila prosentase perbandingan pemakaian terhadap DM sama dengan atau lebih besar
dari 80 % maka serbuk harus dibagi berdasarkan penimbangan satu per satu.
Pada dasarnya langkah-langkah melipat atau membungkus kertas pembungkus serbuk adalah
sebagai berikut :
1. Letakkan kertas rata diatas permukaan meja dan lipatkan ½ inci kearah kita pada garis memanjang
pada kertas untuk menjaga keseragaman, langkah ini harus dilakukan bersamaan dengan lipatan pertama
sebagai petunjuk.
2. Letakkan serbuk baik yang ditimbang atau dibagi-bagi ke tengah kertas yang telah dilipat satu kali
lipatannya mengarah keatas disebelah seberang dihadapanmu.
3. Tariklah sisi panjang yang belum dilipat keatas dan letakkanlah pada kira kira garis lipatan pertama ,
lakukan hati-hati supaya serbuk tidak berceceran.
4. Peganglah lipatan dan tekanlah sampai menyentuh dasar kertasdan lipatlah kehadapanmu setebal
lipatan pertama.
5. Angkat kertas, sesuaikan dengan ukuran dos tempat yang akan digunakan untuk mengemas, lipat
bagian kanan dan kiri pembungkus sesuai dengan ukuran dos tadi. Atau bila pengemasnya plastilk yang
dilengkapi klip pada ujungnnya usahahan ukuran pembungkus satu dengan yang lainnya seragam supaya
tampak rapi.
6. Kertas pembungkus yang telah terlipat rapi masukkan satu persatu dalam dos atau plastik klip. Pada
lipatan kertas pembungkus tidak boleh ada serbuk dan tidak boleh ada ceceran serbuk.
Kemasan untuk serbuk tak terbagi
Untuk pemakaian luar, serbuk tak terbagi umumnya dikemas dalam wadah kaleng yang berlubang-
lubang atau sejenis ayakan untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Misalnya bedak tabur.
Sedangkan untuk obat dalam, serbuk tak terbagi biasa disimpan dalam botol
bermulut lebar supaya sendok dapat dengan mudah keluar masuk melalui mulut botol. Contohnya serbuk
antacid, serbuk laksativa.
Wadah dari gelas digunakan pada serbuk yang mengandung bahan obat higroskopis / mudah
mencair, serbuk yang mengandung bahan obat yang mudah menguap. Untuk serbuk yang komponennya
sensitif terhadap cahaya menggunakan wadah gelas berwarna hijau atau amber.
SERBUK (PULVIS)
A. Pengertian Serbuk merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan dan ditujukan untuk pemakaian oral (melalui mulut) atau untuk pemakain luar (ada juga lho serbuk buat mencegah infeksi pada luka di permukaan kulit). Serbuk dapat mengandung sejumlah kecil cairan yang disebarkan secara merata pada campuran bahan padat atau mungkin juga keseluruhan serbuk terdiri dari bahan padat yang kering. Serbuk dapat pula dibuat dari bahan obat tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara alamiah atau merupakan campuran dua atau lebih unsur kimia murni.Serbuk yang terbuat dari tumbuhan atau hewan :1. serbuk sangat kasar2. serbuk kasar
3. serbuk cukup kasar4. serbuk halus5. serbuk sangat halus
B. Macam-Macam SerbukSerbuk yang terbuat dari bahan kimia ada yang kasar, cukup kasar, halus, dan sangat halus.1. Pulvis AdsperoriusAdalah serbuk ringan , bebas dari butiran kasar yang di maksudkan untuk obat luar. Umumnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan pada kulit.2. Pulvis DentifriciusSerbuk gigi biasanya mengguakan carmine sebagai pewara yang di larutkan terlebih dahulu dalam chloroform / etanol 90%.3. Pulvis SternutatoriusAdalah serbuk bersin yang penggunaannya dihisap melalui hidung sehingga serbuk tersebut harus halus sekali.4. Pulvis EffervescentAdalah serbuk biasa yang sebelum ditelan di larutkan terlebih dahulu dalam air dingin atau air hangat dan dari proses ini akan menggeluarkan gas CO² kemudian membentuk larutan yang umumnya jernih.C. Kelebihan dan Kelemahan Sediaan SerbukKelebihan :
Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan pasien.
Lebih stabil terutama untuk obat yang rusak oleh air.
Penyerapan lebih cepat dan lebih sempurna disbanding, sediaan padat lainnya.
Cocok digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet.
Obat yang terlalu besar volumenya untuk di buat tablet atau kapsul dapat dibuat bentuk serbuk Kekurangan
Tidak tertutupnya rasa yang tidak enak seperti pahit , lengket di lidah ( bisa di atasi dengan corigen saporis )
Pada penyimpanan menjadi lembab D. Teknik pembuatan serbukSerbuk obat disebut juga puyer dapat dibagi menjadi serbuk terbagi (Latin: Pulveres) dan serbuk tidak terbagi (Latin: Pulvis). Pembuatannya secara umum dapat dijelaskan berikut ini : Mulai dari yang kasar, jika bahan yang kasar tersebut keras, harus digerus dahulu sampai halus, baru digerus dengan
yang lain. Jika semua bahan halus, digerus dari dua bahan yang paling sedikit. Bahan yang sangat sedikit digerus dalam mortir yang dialasi terlebih dahulu SL (Saccharum Lactis) untuk obat dalam
atau bahan yang lainnya dan Talk atau Kaolin untuk obat luar. Bila resep mengandung bahan Camphora, Menthol, Thymol, Acid Benzoic, Acid Salicylic : ditetesi etanol (spiritus
fortior), kemudian keringkan dengan SL. Catatan : Acetosal tidak perlu ditetesi etanol. Campuran eutektik (campuran Camphor dan Menthol atau dengan Thymol) : masing-masing ditetesi etanol, dikeringkan dengan SL, baru dicampurkan.
Garam berair kristal : diganti dengan eksikatusnya. Tingtur dan ekstrak cair : bila kurang dari 2 gram : digerus di mortir panas dengan SL sampai kering, sedangkan lebih dari 2 garam : diuapkan sampai seperti tingtur banyak, dapat diuapkan lagi secukupnya sampai kira-kira sama banyak
dengan SL-nya.
Ekstrak kental : ditetesi etanol dilutum (= etanol 70%), keringkan dengan SL di mortir panas. Sulfur, Stibii Pentasulfida atau Rifampisina (warna merah kuning, susah hilang dari mortir) : digerus diantara bahan
tambahan/inert, seperti SL.
Bila dalam pulveres ada tablet : tablet digerus halus, baru dicampurkan dengan bahan lain.
Elaeosacchara : Elaeosacchara Lactis dalam pulveres : terdiri dari 2 gram SL dan 1 tetes minyak atsiri.
Obat-obat paten yang di”loco” (diganti) : usulkan penggantiannya, kecuali sudah dianggap sinonim. Dosis Maksimum (DM) lebih dari 80% dan 100% : penimbangan satu per satu, jika diberi paraf dan tanda seru, yang
dituliskan tepat dibelakang nama bahannya pada resep.
Pengenceran : dengan SL dan Carmin, dengan SVCS tanpa Carmin. Bila mengandung tablet salut : tabletnya ditumbuk halus, kemudian diayak yang halusnya dicampur dengan yang
lainnya.
Ilmu Farmasi : 7 Stars Farmasi + 2 poin, 9 Stars Farmasi, Seven Stars Farmasi. 7 Stars Of Pharmacist adalah istilah yang diungkapkan World Health Organization (WHO), untuk menggambarkan peran seorang farmasis dalam pelayanan kesehatan yang seiring waktu bertambah menjadi 9 stars farmasi. disini juga saya menambahkan contoh tugasnya agar mudah dimengerti, oke baiklah sobat IF, langsung saja, 9 stars farmasi antara lain1. Care-GiverSeorang Farmasi/apoteker merupakan profesional kesehatan pemberi pelayanan kefarmasian kepada pasien, berinteraksi secara langsung, meliputi pelayanan klinik, analitik, tehnik, sesuai dengan peraturan yang berlaku (PP No 51 tahun 2009), misalnya peracikan obat, memberi konseling, konsultasi, monitoring, visite, dll.2. Decision-Maker Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang yang mampu menetapkan/ menentukan keputusan terkait pekerjaan kefarmasian, misalnya memutuskan dispensing, penggantian jenis sediaan, penyesuaian dosis, yang bertujuan agar pengobatan lebih aman, efektif dan rasional.3. Communicator
Seorang farmasi/apoteker harus mempunyai keterampilan berkomunikasi yang baik, sehingga pelayanan kefarmasian dan interaksi antar tenaga kesehatan berjalan dengan baik, misalnya konseling dan konsultasi obat kepada pasien, melakukan visite ke bangsal/ruang perawatan pasien.4. ManagerSeorang farmasi/apoteker merupakan seorang pengelola dalam berbagai aspek kefarmasian, sehingga kemampuan ini harus ditunjang kemampuan manajemen yang baik, contoh pengelola obat (seperti Pedagang Besar Farmasi/PBF), seorang manager Quality Control (QC), Quality Assurance (QA), Manajer Produksi, dan lain lain.5. LeaderSeorang farmasi/apoteker harus mampu menjadi pemimpin dalam memastikan terapi berjalan dengan aman, efektif dan rasional, misalnya sebagai direktur industri farmasi (GM), direktur marketing, dan sebagainya.6. Life-Long LearnerSeorang farmasi/apoteker harus memiliki semnangat belajar sepanjang waktu, karna informasi/ilmu kesehatan terutama farmasi (obat, penyakit dan terapi) berkembang dengan pesat, sehingga kita perlu meng-update pengetahuan dan kemampuan.7. TeacherSeorang farmasi/apoteker dituntut juga dalam mendidik generasi selanjutnya, baik secara real menjadi guru maupun dosen, ataupun sebagai seorang farmasi yang mendidik dan menyampaikan informasi kepada masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya yang membutuhkan informasi.8. ResearchSeorang farmasi/apoteker merupakan seorang peneliti terutama dalam penemuan dan pengembangan obat-obatan yang lebih baik. disamping itu farmasi juga bisa meneliti aspek lainnya misal data konsumsi obat, kerasionalan obat, pengembangan formula, penemuan sediaan baru (obat, alat kesehatan, dan kosmetik).9. EntrepreneurSeorang farmasi/apoteker diharapkan terjun menjadi wirausaha dalam mengembangkan kemandirian serta membantu mensejahterakan masyarakat. misalnya dengan mendirikan perusahaan obat, kosmetik, makanan, minuman, alat kesehatan, dan sebagainya, baik skala kecil maupun skala besar.
Semoga 9 stars farmasi membuka cakrawala pemikiran kita, peran kita sebagai seorang farmasi/apoteker sangat besar dan luas, sekarang tinggal bagaimana kita mengembangkan dan meningkatkan kemampuan agar ke-9 poin diatas bisa kita jalankan dengan baik, hayo semangat sobat dan sejawat sekalian, Yakin Diri, Kita Bisa :D