Sebuah Respon Terhadap Michael Brown dan Bagi Mereka Yang ... fileTubuh Yesus diserahkan dan...

32
1 Sebuah Respon Terhadap Michael Brown dan Bagi Mereka Yang Menentang Pesan Kasih Karunia (Injil Kasih Karunia). Salah Paham mengenai Hyper Grace Pengantar: Shalooooom! Akhir-akhir ini , topic yang sedang menggoncang gereja-gereja di Indonesia adalah mengenai HYPER GRACE… Tapi apa sebenarnya HYPER GRACE? Mengapa tiba-tiba saja jadi hot topic? LEDAKAN TRUE GOSPEL Tahun 2007, Amerika digoncangkan melalui siaran rohani Kristen baru di televisi mereka berjudul “Destined to Reign”. Seorang Pastor dari Asia berkhotbah di televisi membawa satu pesan saja yaitu “ GOD’S GRACE “ (Kasih Karunia Allah). Hamba Tuhan itu bernama Joseph Prince dari Singapore. Dimulai dari hanya 2x seminggu lalu sampai program TV nya disiarkan 5x sehari di hampir semua channel Kristen bahkan channel sekuler di Amerika. Dan Amerika goncang! Kesaksian mengenai pelayanan Ps.Joseph Prince tersebut dapat anda lihat di website www.kasihkarunia.org Sejak itu, pro-kontra mengenai pengajaran Grace melanda gereja-gereja di Amerika dan seluruh dunia. Walaupun banyak yang meragukan pengajaran tersebut, tapi banyak kesaksian yang luar biasa bagaimana mereka dilepaskan dari belenggu narkoba, dari belenggu stress dan disembuhkan secara mujizat setelah mereka mengerti mengenai “JESUS FINISHED WORK AT THE CROSS” (pekerjaan Yesus yang selesai di kayu salib). Kesaksian-kesaksian tersebut dapat anda lihat di sini: www.josephprince.org/daily- grace/praise-reports Banyak jiwa merasa dibebaskan dari belenggu-belenggu agamawi yang selama ini mengikat mereka, belenggu hukum taurat dan legalistic yang selalu menghukum mereka dan mengerti bahwa Allah mengasihi mereka tanpa syarat (UNCONDITIONAL LOVE). Banyak orang mengerti bahwa apa yang Yesus ucapkan di kayu salib 2000 tahun yang lalu adalah suatu kata yang sangat dalam artinya “ TETELESTAI” (SUDAH SELESAI). Bahwa Yesus sudah selesai melakukan tugas yang di berikan oleh Bapa

Transcript of Sebuah Respon Terhadap Michael Brown dan Bagi Mereka Yang ... fileTubuh Yesus diserahkan dan...

1

Sebuah Respon Terhadap Michael Brown dan Bagi Mereka

Yang Menentang Pesan Kasih Karunia (Injil Kasih

Karunia). Salah Paham mengenai Hyper Grace

Pengantar:

Shalooooom!

Akhir-akhir ini , topic yang sedang menggoncang gereja-gereja di Indonesia adalah

mengenai HYPER GRACE… Tapi apa sebenarnya HYPER GRACE? Mengapa tiba-tiba saja

jadi hot topic?

LEDAKAN TRUE GOSPEL

Tahun 2007, Amerika digoncangkan melalui siaran rohani Kristen baru di televisi

mereka berjudul “Destined to Reign”. Seorang Pastor dari Asia berkhotbah di televisi

membawa satu pesan saja yaitu “ GOD’S GRACE “ (Kasih Karunia Allah). Hamba Tuhan

itu bernama Joseph Prince dari Singapore. Dimulai dari hanya 2x seminggu lalu sampai

program TV nya disiarkan 5x sehari di hampir semua channel Kristen bahkan channel

sekuler di Amerika. Dan Amerika goncang! Kesaksian mengenai pelayanan Ps.Joseph

Prince tersebut dapat anda lihat di website www.kasihkarunia.org

Sejak itu, pro-kontra mengenai pengajaran Grace melanda gereja-gereja di Amerika dan

seluruh dunia. Walaupun banyak yang meragukan pengajaran tersebut, tapi banyak

kesaksian yang luar biasa bagaimana mereka dilepaskan dari belenggu narkoba, dari

belenggu stress dan disembuhkan secara mujizat setelah mereka mengerti mengenai

“JESUS FINISHED WORK AT THE CROSS” (pekerjaan Yesus yang selesai di kayu salib).

Kesaksian-kesaksian tersebut dapat anda lihat di sini: www.josephprince.org/daily-

grace/praise-reports

Banyak jiwa merasa dibebaskan dari belenggu-belenggu agamawi yang selama ini

mengikat mereka, belenggu hukum taurat dan legalistic yang selalu menghukum

mereka dan mengerti bahwa Allah mengasihi mereka tanpa syarat (UNCONDITIONAL

LOVE). Banyak orang mengerti bahwa apa yang Yesus ucapkan di kayu salib 2000 tahun

yang lalu adalah suatu kata yang sangat dalam artinya “ TETELESTAI” (SUDAH

SELESAI). Bahwa Yesus sudah selesai melakukan tugas yang di berikan oleh Bapa

2

mengenai penebusan dosa manusia. Tubuh Yesus diserahkan dan darahNya dicurahkan

sebagai penebus dosa anda dan saya.

Sudah Selesai. Tidak ada lagi yang dapat menambahinya. Keselamatan adalah benar

benar ANUGERAH, KASIH KARUNIA dan PEMBERIAN ALLAH.

Efesus 2:8-9

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil

usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang

yang memegahkan diri.

Seorang hamba Tuhan yang anti-terhadap pembaharuan dari Tuhan dan pesan Grace

menerbitkan sebuah buku yang menyerang pesan-pesan Kasih Karunia dan memakai

kata “ HYPER GRACE”, sehingga kata ini menjadi popular saat ini.

Saat itu, sejak tahun 2007, Ps Joseph Prince selalu memakai kata “GRACE REVOLUTION’’

dan Radical Grace. Joseph Prince mengatakan bahwa pesan mengenai “Grace” sudah

ada sejak lama tapi jika pesan ini tidak diberitakan secara RADICAL maka kehidupan

seseorang tidak akan berubah. Mulai saat itulah penganut ajaran Grace menggunakan

kata “GRACE RADICAL” . Inilah buku yang menjadi pro-kontra mengenai HYPER GRACE

Buku ini menjadi bahan perdebatan hamba-hamba Tuhan seluruh dunia. Sehingga ada

hamba Tuhan yang tergerak untuk menjawab tuduhan-tuduhan yang tidak benar itu

dalam sebuah buku.

3

Apa yang di maksud dengan HYPER-GRACE (HYPER-ANUGERAH)?

Beberapa point yang dapat menjelaskan tentang Radical Grace / Hyper-Grace.

• Grace=Kasih Karunia=Anugerah adalah pemberian Allah kepada manusia.

• Allah penuh anugerah, anugerah yang berlimpah-limpah dan tak berkesudahan.

• Istilah Hyper-Grace dari sudut pandang orang yang tidak setuju adalah bahwa Grace

tidak perlu berlebihan.

• Istilah Hyper-Grace dari sudut pandang orang yang setuju adalah bahwa Allah

memang memberikan kasih karuniaNya secara berlimpah-limpah.

“..where the sin multiplied, there the grace superabounded” (KJV)

Huper (Greek) ~ Hyper (English) (Romans 5:20)

• Dalam Alkitab, kita mengetahui bahwa Allah tidak terselami, juga Kasih Nya begitu

lebar dan panjang, tinggi dan dalam nya tidak terselami. (Efesus 3: 18-19)

begitupula kasih karuniaNya.

• Dr.Michael Brown dalam bukunya memperkenalkan istilah “Hyper-Grace” dengan

tujuan menyerang pesan Kasih Karunia yang sedang melanda gereja Tuhan.

• Hyper-Grace memang anugerah yang berlebihan karena Firman Tuhan mengatakan

“ Dari kepenuhanNya, kita semua menerima, anugerah di atas anugerah (Yohanes

1:16)

• Firman Tuhan sendiri berkata bahwa semua semata-mata adalah anugerahnya. Dan

kita diselamatkan oleh iman bukan pekerjaan kita , melainkan anugerah Allah

(Efesus 2:8-9)

4

• Injil Hyper Anugerah adalah semata-mata Yesus, Yesus plus nol. Hanya dalam

Kristus. Dari Awal sampai Akhir semua Kristus (Watchman Nee), Anugerah pada

awal, dan anugerah pada akhir (D.Martyn Lloyd Jones)

• Injil Hyper Anugerah mengatakan bahwa semua berkat Allah adalah datang pada

kita secara gratis sebagai pemberian. Pengampunan adalah pemberian. Keselamatan

adalah pemberian.Kebenaran adalah pemberian. Kekudusan adalah pemberian.

Semua bisa terjadi Karen pekerjaaan Yesus di kayu salib yang sudah selesai.

• Semua yang baik menjadi milik kita bukan karena kita berhak, melainkan semata-

mata kemurahan yang luar biasa dari Allah yang penuh rahmat.

• Seluruh karunia Allah ditemukan dalam Yesus Kristus. Bahkan Yesus sendiri adalah

Karunia (Yoh 3:16). Itulah sebabnya Injil Hyper-Anugerah akan selalu mengarahkan

anda kepada Yesus.

Redaksi:

Kasih Allah memang Luar Biasa! Sangat berlebih dan berlimpah-limpah. HUPER

(Greek)~Hyper (English). Tapi kalau boleh memilih, saya lebih suka di sebut Radical

Grace atau Pure Grace daripada Hyper Grace. Yang mengatakan Hyper-Grace itu sesat,

pasti cuma salah paham dan belum merasakan bahwa anugerah Allah memang sangat

berlimpah-limpah.

JESUS +NOTHING=EVERYTHING

Baca: Semata-mata adalah Kristus!

Frado Sibarani (Grace Revolution Indonesia)

Want to know more about Grace?

Join Facebook Group Grace Revolution Indonesia:

https://www.facebook.com/groups/gracerevolutionindonesia

5

SALAH PAHAM NO.1 : PENGKHOTBAH HYPER-GRACE

MENENTANG PERTOBATAN

"Para pengkhotbah 'hyper-grace' (yang mengkhotbahkan kasih karunia murni Yesus

yang 'superabounding' - berlimpah dan tak ada batasnya) mengatakan pertobatan tidak

diperlukan. Mereka menganggap pertobatan sebagai ketidakpercayaan."

Padahal, pengkhotbah hyper-grace sangat mendukung pertobatan, bukan

menentangnya. Kami mengatakan hal seperti "pertobatan itu penting" dan "pertobatan

harusnya menjadi gaya hidup kita." Kami sungguh mendukung pertobatan, karena

tanpanya tak seorangpun bisa menerima kasih karunia Allah.

Tapi apa sebenarnya 'pertobatan' itu?

Pertobatan adalah salah satu kata yang memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda.

Orang dengan pola pikir berorientasi perbuatan biasanya menafsirkan pertobatan

sebagai berbalik dari dosa.

Pertobatan adalah sesuatu yang anda lakukan (berbalik) sebagai hasil dari sesuatu yang

telah anda lakukan (berdosa). Ibarat memperbaiki apa yang telah anda rusak. Ibarat

mencoba menebus kesalahan anda. Ibarat menganyam daun ara untuk menutupi cela

anda.

Sebaliknya, pertobatan yang didasari iman selalu dilakukan sebagai respon terhadap

sesuatu yang TELAH Allah lakukan. Pertobatan adalah perubahan hati dan pikiran anda

yang terjadi saat anda bertemu dengan kasih karunia-Nya.

Injil campuran (mixed-grace gospel = 'injil' yang mencampurkan kabar baik kasih

karunia dengan hukum Taurat) akan mendefinisikan pertobatan sebagai seperangkat

perilaku yang dianjurkan (contoh : berbalik dari dosa) dan emosi (contoh : penyesalan

dan kesedihan). Tapi mewajibkan orang untuk bertobat dengan cara demikian sama

dengan menaruh orang tersebut di bawah Taurat.

Buah pertobatan bisa memiliki 101 bentuk berbeda -jangan membatasi Allah- tapi

pertobatan itu sendiri sebenarnya adalah perubahan pikiran. Itulah arti harfiah kata

tersebut.

Watchman Nee menuliskannya demikian :

Pertobatan ... berarti perubahan pikiran!

Dulu saya pikir dosa adalah hal yang menyenangkan, tapi kini saya telah berubah

pikiran soal itu;

Dulu saya pikir dunia adalah tempat yang menarik, tapi kini saya lebih tahu tentang itu;

Dulu saya anggap menjadi orang Kristen adalah sesuatu yang menyedihkan, tapi kini

saya berubah pikiran;

6

Dulu saya pikir hal-hal tertentu adalah sesuatu yang mengasyikkan, tapi kini saya tahu

hal-hal itu adalah sesuatu yang jahat;

Sementara hal-hal yang dulu saya pikir tak ada artinya, kini saya pikir itulah yang paling

berharga.

Itulah perubahan pikiran, dan itulah yang namanya pertobatan. Tak ada kehidupan

yang benar-benar diubahkan tanpa adanya perubahan pikiran yang demikian.

~ The Normal Christian Life

Kita semua setuju bahwa pertobatan adalah hal baik, tapi bagaimana kita membuat

orang mau bertobat?

Pengkhotbah injil campuran akan menggunakan 'stick and carrot' [stick atau hajaran

yang didapat jika tidak taat/tidak melakukan; carrot atau hadiah yang didapat jika taat].

'Hadiah' ("Berbaliklah dari dosa jika anda ingin melihat Tuhan") atau 'hajaran' ("Jika

anda tidak berbalik, anda akan tanggung akibatnya"). Ini adalah cara daging, bukan

iman.

Pertobatan macam ini akan membuat anda mengandalkan upaya-upaya pertobatan

anda sehingga anda melewatkan kasih karunia. Seperti orang Farisi. Mereka berbalik

dari dosa setiap hari namun tidak mengenali Sang Kasih Karunia Allah, bahkan saat Ia

datang dan berdiri di antara mereka.

Pengkhotbah 'mixed-grace' berkata, "Kita harus lebih banyak mengkhotbahkan

pertobatan," seolah itu bisa memotivasi orang untuk bertobat. Tapi itu tak akan bisa.

Di dalam Kitab Suci hanya ada satu hal yang dijamin bisa menuntun orang kepada

pertobatan, dan itu adalah pewahyuan kebaikan Allah :

... kebaikan Allah dimaksudkan untuk menuntun kamu kepada pertobatan. (Roma 2:4b,

terjemahan English Standard Version)

Pertobatan bukan melakukan sesuatu atas dosa anda.

Pertobatan adalah merespon positif kebaikan dan kasih karunia Allah. Lihatlah Zakheus,

si pemungut cukai yang korup. Sang Kasih Karunia Allah berjalan memasuki rumahnya

dan ia berubah menjadi orang yang berbeda.

John Sheasby menjelaskannya demikian :

Kebaikan dalam pribadi Yesus menciptakan sebuah lingkungan yang nyaman dan aman

-sehingga meskipun tak ada tekanan untuk berubah- Zakheus merasa dirinya ingin dan

memilih untuk berubah. Kebaikan Allah yang diekspresikan dalam Yesus menghasilkan

pertobatan sejati.

Bagaimana pengkhotbah hyper-grace mendorong pertobatan? Dengan

mengkhotbahkan kebaikan Allah yang disingkapkan dalam Yesus.

Injil campuran katakan, "Kamu harus bertobat!", tetapi Injil 'hyper-grace' katakan,

7

"Pandang Yesus!"

Di bawah perjanjian lama (old covenant), fokus pertobatan adalah anda dan keburukan

anda; tetapi di bawah perjanjian yang baru (new covenant) fokusnya adalah kepada Dia

dan kebaikan-Nya.

Saat anda menyadari Tuhan yang penuh kasih karunia itu memandang anda dengan

penuh kasih dan sayang, anda akan bertobat. Anda akan berbalik dari dosa kepada Dia

bukan karena anda 'disuap' dengan hadiah atau diancam dengan hajaran; tapi karena

Yesus jauh lebih menarik daripada segala yang ditawarkan oleh dunia. Dialah

Keindahan yang menarik kita kepada-Nya.

Saat Yesus berkata, "Bertobatlah dan percayalah kepada kabar baik" (Markus 1:15),

yang Dia maksudkan adalah, "Inilah kabar baik kasih karunia Allah - ubah cara pikirmu

yang skeptis dan percayalah."

Kalau anda ingin melihat lebih banyak pertobatan, beritakan kabar baik kebaikan Allah.

Beritakan pada orang-orang mengenai kebaikan Allah yang ada dalam Yesus.

[Paul Ellis : Myth 1 : Hyper-grace preachers are against repentance; in Hyper-grace

Gospel pp 23-25]

SALAH PAHAM NO 2: PENGKHOTBAH HYPER-GRACE

MENENTANG PENGAKUAN DOSA

"Pengkhotbah 'hyper-grace' bilang adalah salah mengaku dosa. Mereka bilang

pengakuan adalah bentuk ketidakpercayaan."

Sesungguhnya, setiap pengkhotbah 'hyper-grace' percaya pada kuasa pengakuan. Kami

mengatakan hal-hal seperti, "Pengakuan itu baik bagi anda," atau "Pengakuan itu

menyehatkan."

Tapi apa itu pengakuan?

Seperti halnya kata 'pertobatan', kata 'pengakuan' sudah dirusak dalam mesin agamawi

bikinan manusia. Bukannya membawa kesembuhan bagi yang terluka dan kehidupan

bagi yang mati, pengakuan dianggap sebagai 'bea masuk' ke dalam rumah kasih karunia.

"Kamu ingin bersih? Bertobat dululah kamu hai pendosa menyedihkan! Beritahu Allah

rahasia-rahasia kotormu."

Tapi itu bukanlah pengakuan.

Secara harfiah, mengaku berarti setuju/sepakat dengan, atau mengatakan hal yang

sama dengan pihak lain. Pengakuan yang sehat adalah sepakat dengan Allah. Pengakuan

8

adalah mem-verbal-kan (memperkatakan) iman terhadap kebaikan-Nya dan mengakui

ketergantungan anda terhadap Dia (Roma 10:9-10). Sama dengan mengatakan, "Tuhan,

aku percaya Engkau setia dan benar dan akan melakukan semua yang telah Kau

janjikan."

Namun ada orang-orang yang memiliki definisi berbeda mengenai pengakuan. Mereka

sangka pengakuan adalah sesuatu yang harus anda lakukan untuk membuat diri anda

bersih, benar dan diampuni. "Aku harus memeriksa semua dosaku supaya menerima

pengampunan."

Ini pekerjaan sia-sia. Mengaku-supaya-diampuni ibarat mencuci dengan air kotor. Tak

peduli seberapa keras anda menggosok, anda tak akan bisa membuat diri anda bersih.

Pengakuan tanpa iman menaruh fokus kepada anda dan apa yang telah anda lakukan,

tapi pengakuan yang didasari iman menaruh fokus kepada Kristus dan apa yang telah

Dia lakukan untuk anda.

Apakah ini artinya anda tak perlu lagi mengaku, atau apakah pengakuan dosa itu salah?

Bukan begitu.

Pengakuan yang alkitabiah baik buat anda, karena menolong anda untuk berjalan dalam

kasih karunia yang Allah telah sediakan.

Steve McVey menulis :

Apakah ada tempat dalam kehidupan Kristen bagi pengakuan? Ya, jika pengakuan

berarti mengakui kebodohan tidak menaati Bapa dan memuji Dia karena kita TELAH

diampuni dan diterima oleh-Nya.

Salah satu penjelasan yang paling jelas mengenai pengakuan datang dari Max Lucado :

Pengakuan bukanlah mengungkapkan keluhan. Jika saya hanya mengungkapkan

keluhan saya dan mengungkit-ungkit segala kesusahan saya, itu namanya merengek ...

Pengakuan jauh melebihi itu. Pengakuan adalah ketergantungan yang radikal terhadap

kasih karunia. Sebuah proklamasi kepercayaan kita terhadap kebaikan Allah. "Apa yang

kulakukan memang buruk," kita mengakui, "tapi kasih karunia-Mu jauh lebih besar dari

dosaku, aku mengakui itu." Jika pemahaman kita mengenai kasih karunia 'sempit', maka

pengakuan kita juga 'sempit' : ogah-ogahan, ragu-ragu, banyak batasan dan syarat,

penuh ketakutan akan penghukuman. Sebaliknya, pemahaman yang luas dan dalam

akan menghasilkan pengakuan yang jujur.

Kita bertobat dan mengaku bukan supaya Allah mengampuni kita. Kita bertobat dan

mengaku KARENA Allah SUDAH mengampuni kita. Pertobatan dan pengakuan anda

tidak mengubah Allah, tapi itu pasti mengubah anda. Pengakuan akan menolong anda

menerima kasih karunia Allah yang mengubahkan hidup. Seperti dikatakan Clark

9

Whitten, "Pengakuan adalah untuk kesembuhanku, bukan untuk mendapat

pengampunan Allah."

Orang-orang yang tidak memahami hal ini akan menyebutkan 1 Yohanes 1:9 yang

tampaknya mengatakan pengampunan Allah tergantung kepada pengakuan dosa kita.

Ayat ini telah demikian banyak disalahpahami sehingga disebut-sebut di hampir semua

buku mengenai kasih karunia.

Memparafrasekan ungkapan Andrew Farley, Yohanes tidak mungkin bermaksud

mengatakan Allah mengampuni kita sesuai dengan pengakuan kita, karena beberapa

ayat kemudian ia mengatakan kita diampuni dalam nama Yesus. (Lebih jauh dibahas

Bagian C)

Saat anda berdosa, tidak perlu iman untuk menghukum diri dan bersepakat dengan si

pendakwa yang menyebut anda pendosa. Tapi diperlukan iman untuk memandang salib

dan berkata, "Terimakasih, Yesus, karena telah menanggung semua dosaku."

Dibutuhkan iman untuk memuji Bapa karena kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah

yang jauh lebih besar dari segala pelanggaran anda. Dan dibutuhkan iman untuk

bersepakat dengan Roh Kudus yang mengatakan -tak peduli apa yang anda lakukan-

anda tetaplah orang benar, diterima dan dikenan Allah.

[Paul Ellis : Myth 2 : Hyper-grace preachers are against confession; in Hyper-grace

Gospel pp 25-27]

SALAH PAHAM NO 3 : INJIL 'HYPER-GRACE' ADALAH

UNIVERSALISME TERSELUBUNG

"Injil 'hyper-grace' mengatakan semua orang akan selamat."

Sebenarnya, tidak ada perkataan semacam itu. Injil 'hyper-grace' adalah pengumuman

tentang suatu hal yang sudah terjadi. Bukan spekulasi tentang suatu hal yang mungkin

akan terjadi.

Karena mengkhotbahkan kasih Allah yang tak bersyarat dan pengampunan universal,

saya sering dituduh sebagai seorang universalis. Universalis adalah orang yang percaya

semua orang akan diselamatkan. Walaupun sebagian besar universalis

mengkhotbahkan kasih karunia, itu tidak berarti sebagian besar pengkhotbah kasih

karunia adalah universalis. Menurut pengalaman saya, sebagian besar malah tidak.

Jadi, kenapa pengkhotbah 'hyper-grace' disalah-sangka sebagai universalis?

Mungkin karena kami mengatakan seluruh dunia sudah diampuni.

10

"Tuh lihat, itu kan universalisme. Anda bilang semua orang sudah selamat."

Tidak, saya tidak bilang begitu.

Pengampunan tidak sama dengan keselamatan. Pengampunan semata-mata berarti

Allah tidak akan menghakimi anda karena dosa anda. Bagaimana bisa, sementara Dia

sudah menghakimi semua dosa di kayu salib (Roma 8:3)?

Yang penting bukanlah dosa anda. Yang penting adalah Yesus. Yang penting adalah apa

yang anda lakukan terhadap Dia. Karena ada orang yang menolak kasih karunia Allah

yang dinyatakan dalam Yesus, saya pikir tidak semua orang akan selamat. Pada

akhirnya setiap orang akan menerima apa yang dia inginkan. Jika anda menginginkan

kehidupan yang Yesus tawarkan, anda mendapatkannya. Tapi jika anda tidak

menginginkannya, anda tak akan mendapatkannya.

Sekarang kita lihat soal pengampunan universal. Kenapa saya katakan seluruh dunia

sudah diampuni? Karena itu yang Alkitab katakan. Yohanes Pembaptis mengatakan ini

saat Yesus datang, "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa DUNIA."

(Yohanes 1:29)

Menghapus berarti mengampuni. Itu arti harfiah mengampuni. Artinya menyingkirkan,

membuang/ menghilangkan/menghapuskan, mengabaikan, melupakan.

Di salib, Yesus menghapuskan dosa anda. Dosa anda bukan lagi masalah. Dulu dosa

adalah masalah, tapi Yesus sudah menanganinya satu kali untuk selama-lamanya. Oleh

korban-Nya Yesus sudah menghapuskan dosa (Ibrani 9:26).

Di salib Yesus menjadi

... pendamaian untuk dosa-dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk

dosa seluruh dunia.

(1 Yohanes 2:2 terjemahan ESV)

Yesus menghapus bukan saja dosa para petobat yang rajin ke gereja. Dia juga

menghapus dosa para pemungut pajak dan penunggak pajak, para pelacur dan

pembajak, para penipu dan orang Farisi. Dia menanggung dosa semua orang.

Yesus berkata, "Begitu besar kasih Allah pada dunia." Seperti dituliskan Dudley Hall,

Allah mengasihi tidak hanya orang baik, Dia mengasihi setiap orang di dunia ini.

Jika anda hidup di dunia ini, kasih sempurna diberikan kepada anda. Itu diberikan tidak

hanya kepada orang baik.

Jika kasih Allah tidak pandang bulu, demikian pula pengampunan-Nya. Inilah pesan

salib yang sejati.

Sebelum salib, Yesus mengajarkan pengampunan bersyarat kepada mereka yang lahir

di bawah hukum Taurat perjanjian lama (contoh Matius 6:14-15), tetapi di salib Dia

11

memenuhi semua ketentuan hukum Taurat sehingga kini anda hidup di bawah

perjanjian baru kasih karunia-Nya. Di malam saat Dia bangkit dari kematian, Yesus

mengumumkan pengampunan 'jenis baru' (Lukas 24:46-47). Pengampunan yang

didasari oleh perkenanan Allah, bukan didasari oleh usaha anda.

Injil mempermaklumkan bahwa melalui Kristus anda sudah diampuni sepenuhnya dan

selamanya. Ini berita yang luar biasa. Namun, seperti hasil pengamatan Malcolm Smith,

sebagian besar orang Kristen belum mendengarnya.

Tak ada agama lain di dunia yang menyatakan pengampunan atas seluruh dosa kita ...

Kepastian bahwa dosa kita sudah diampuni dan kita diterima oleh Bapa adalah berkat

perjanjian yang pertama dan yang terpenting untuk kita alami. Ini adalah 'taman kanak-

kanak' perjanjian yang baru, namun bagi sebagian besar anggota gereja sukacita

semacam ini belum pernah mereka alami.

Sukacita karena pengampunan Allah yang tidak dirasakan oleh sebagian besar orang

Kristen membuat mereka sibuk mengejar apa yang sesungguhnya sudah mereka miliki.

Mereka mendengar pesan yang karut-marut seperti, "Yesus sudah menebus dosamu

tapi Dia belum mengampunimu," dan diberitahu, "Kamu harus bertobat dan mengaku

dosa untuk menuntaskan transaksinya."

Namun Injil kasih karunia menyatakan :

Pengampunan mendahului pertobatan. Orang berdosa diterima sebelum ia memohon

kemurahan. Pengampunan sudah diberikan. Orang hanya perlu menerimanya.

Pengampunan total. Pengampunan cuma-cuma.

Apa yang berlaku bagi orang berdosa juga berlaku bagi orang benar. Anda dikasihi!

Anda diampuni! Allah tidak memburu anda sambil menenteng buku rapor. Dia

mengejar anda dengan kasih karunia.

Tak ada yang bisa anda lakukan supaya Allah mengampuni anda karena Dia sudah

melakukannya. Dosa dan pelanggaran anda sudah dijauhkan "sejauh timur dari barat"

(Mazmur 103:12). Karena Yesus, Allah tidak lagi memperhitungkan dosa anda terhadap

anda. Ini yang namanya Injil 'hyper-grace!

[Paul Ellis : Myth 3 : The hyper-grace gospel is universalism in disguise, in Hyper-grace

Gospel pp 27-29]

12

SALAH PAHAM NO 4 : PENGKHOTBAH 'HYPER-GRACE'

MENGATAKAN MEMINTA PENGAMPUNAN ALLAH ITU SALAH

Berhati-hatilah dengan para 'Farisi' kasih karunia yang akan langsung menyerang anda

jika anda menyebut-nyebut sesuatu yang mencerminkan ketidakpercayaan kepada

kasih karunia. Karena menurut mereka minta ampun itu dosa (ketidakpercayaan)."

Tak ada yang salah dengan datang ke takhta kasih karunia di saat anda membutuhkan

kemurahan dan kasih karunia. Saat anda butuh pengampunan, Allah punya persediaan

yang lebih dari cukup. Jika meminta membantu anda untuk menerima, mintalah! Tak

ada salahnya meminta.

Yang salah adalah memberitahu orang-orang bahwa Allah tidak akan mengampuni

mereka sebelum mereka bertobat atau mengaku dosa.

Yang salah adalah memberitahu orang yang miskin dan lapar-haus bahwa mereka harus

membayar untuk bisa menikmati kelimpahan meja perjamuan Allah.

Yang salah adalah memasang label harga atas hadiah kasih karunia yang Allah berikan

cuma-cuma.

Tak ada yang salah dengan meminta kepada Allah untuk hal apapun. Dia adalah 'Papa'

yang mempedulikan anda. Dia ingin anda menyampaikan semua permohonan anda

kepada-Nya (Filipi 4:6). Jika anda berbuat salah dan butuh pengampunan, jangan takut

meminta karena Dia pasti memberikan apa yang anda minta.

Tapi ini dia suatu hal yang mungkin tidak terlampau anda sukai : Allah mengampuni

anda sekalipun anda tidak minta ampun.

Bagaimana saya tahu? Karena Ia sudah melakukannya.

Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan

dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya

(Efesus 1:7)

Mungkin anda pikir anda harus minta ampun karena, "Jika aku tidak minta ampun, Dia

tak akan mengampuni aku."

Itu sama dengan mengatakan, "Kristus tidak menanggung semua dosaku," padahal Ia

sudah menanggung semuanya,

atau, "Yesus harus datang dan mati lagi," padahal Ia tidak akan mati demi dosa lagi,

atau, "Allah butuh ijinku untuk mengampuni aku," padahal Ia tidak membutuhkannya.

Seperti ditulis Andrew Farley dalam 'Naked Gospel' ('Injil yang Tidak Ditutup-tutupi'),

meminta Allah mengampuni anda sama halnya dengan meminta istri anda menikah

dengan anda. Mungkin hal itu membantu anda mempertegas dalam pikiran anda bahwa

13

anda sudah menikah, tapi itu sebenarnya tak perlu. Anda mengatakan begitu atau tidak,

tidak mengubah fakta bahwa anda sudah menikah.

Demikian pula meminta pengampunan Allah tidak mengubah fakta bahwa anda sudah

diampuni.

Farley juga mencatat tak ada satu petunjukpun dalam kitab Perjanjian Baru (New

Testament) yang mengatakan kita perlu meminta Allah mengampuni kita.

Kenapa begitu? Karena penulis Perjanjian Baru menulis surat mereka SETELAH

kematian Yesus. Mereka mengerti sepenuhnya bahwa pengampunan atas mereka

adalah sesuatu yang sudah selesai.

Silakan bertobat, mengaku, meminta, minta maaf, apapun yang anda anggap perlu; tapi

lakukan itu atas dasar rasa syukur, bukan kewajiban. Pahamilah bahwa anda diampuni

BUKAN karena anda melakukan hal yang benar atau meminta dengan penuh sopan

santun. Anda diampuni semata-mata karena Bapa anda mengasihi anda dan melimpahi

anda dengan kasih karunia.

Seperti dituliskan oleh Joseph Prince :

Saya tak menentang orang berkata "maaf" kepada Allah atau mengaku dosanya ...

Apakah saya mengatakan "maaf" kepada Allah dan mengaku dosa saya ketika9 saya

salah dan gagal? Tentu saja. Tapi saya melakukannya bukan supaya saya diampuni,

melainkan karena saya tahu saya sudah diampuni karena karya Yesus yang sudah

selesai.

Dari sisi Allah, pengampunan adalah sesuatu yang sudah selesai. Tak ada lagi korban

penebus dosa. Tapi dari sisi kita mungkin masih ada masalah besar. Masih banyak orang

yang menjadi lumpuh karena rasa bersalah dan terhukum. Yang lainnya masih menjadi

budak dosa dan tak mampu membuat keputusan yang benar.

Solusinya adalah jangan termakan pesan perbuatan sia-sia - "Berusahalah lebih keras!

Berbaliklah dari dosa! Mohon kepada Allah untuk mengampunimu!"

Obat bagi masalah kita itu adalah menerima kasih karunia yang telah tersedia di dalam

Yesus Kristus,

Kenapa anda perlu menerima anugerah pengampunan jika anda sudah diampuni?

Untuk alasan yang sama anda perlu menerima kasih karunia Allah yang sudah nyata

atas semua orang; itu akan mengubah anda. Itu akan memerdekakan anda dari

cengkeraman dosa yang brutal dan menghakimi anda.

Kasih karunia yang tak diinginkan tak ada gunanya. Jika anda membiarkan kasih

karunia Allah tetap dalam 'laci', anda tak akan mendapat manfaat apa-apa. Itulah

sebabnya para penulis Perjanjian Baru menasehati kita untuk memercayai kabar baik.

Pada dasarnya mereka mengatakan, "Berhentilah memukuli dirimu karena dosa dan

14

mencoba membersihkan dirimu sendiri. Percayalah kepada Yesus dan tinggal tenang

dalam karya-Nya yang sempurna."

Menerima kasih karunia sebenarnya adalah soal bersepakat dengan Allah. Adalah

bersyukur kepada-Nya karena melalui Yesus "Aku telah disucikan dari seluruh dosa dan

pelanggaranku, dan semua dosaku sudah dihapuskan."

[Paul Ellis : Myth 4 : Hyper-grace preachers say it's wrong to ask God for forgiveness; in

Hyper-grace Gospel pp 29-31]

SALAH PAHAM NO 5 : PENGKHOTBAH HYPER-GRACE

MENGATAKAN ALLAH TIDAK BERDUKA OLEH DOSA ANDA

"Pengkhotbah 'hyper-grace' mengatakan Allah tidak peduli saat kita berdosa."

Padahal, yang kami katakan adalah Allah sangat peduli karena dosa menyakiti obyek

kasih-Nya - kita! Dosa merusak orang-orang, memutuskan persahabatan dan

menghancurkan keluarga. Dosa melukai anda dan itu membuat Bapa anda bersedih.

Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu

menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan

fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi

hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling

mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

(Efesus 4:30-32)

Apakah Allah tak menyadari kegagalan dan dosa kita? Apakah saat anda berdosa Dia

bersikap seperti Sersan Schulz yang berkata, "Aku tak melihat apapun."

(Sersan Hans Schulz adalah salah satu tokoh dalam sitkom 'Hogan's Heroes' yang

berkisah tentang kamp tahanan Jerman selama Perang Dunia 2. Sitkom ini diputar

sebanyak 168 episode sejak tahun 1965 hingga 1971)

Tentu tidak. Allah melihat segalanya. Pilihan kita bisa membawa kesukaan, atau

sebaliknya, kedukaan bagi Dia. Paulus tidak akan menulis, "Janganlah mendukakan Roh

Kudus Allah" jika itu adalah hal yang tak mungkin.

Tapi anda harus memahami MENGAPA Allah berduka. Dia berduka bukan karena anda

membuat-Nya kecewa (karena Ia mengetahui segala hal yang pernah anda lakukan dan

akan lakukan, tidak mungkin membuat-Nya kecewa). Juga bukan karena anda

melanggar hukum-Nya (karena anda lebih berharga bagi-Nya daripada hukum apapun).

Dosa kita mendukakan Dia karena dosa menyakiti anak-anak-Nya.

15

Coba perhatikan dosa yang dibuat daftarnya oleh Paulus, anda akan melihat semua dosa

itu adalah dosa relasional/mengenai hubungan. Hal itu adalah dosa pertengkaran, fitnah

dan berperilaku bak bajingan. Saat kita berperilaku demikian, kita menyakiti orang-

orang terdekat kita dan membuat Bapa kita berduka. Saat kita berdosa karena marah,

kata Paulus, kita memberi kesempatan bagi iblis dan membuka pintu bagi masalah

(Efesus 4:26-27). Itu tidak menyukakan hati Bapa anda, dan pasti itu tak akan

menyukakan hati anda juga.

Kritik yang ditujukan kepada Injil 'hyper-grace' mengatakan demikian, "Kasih karunia

mengajarkan bahwa Allah menutup mata terhadap dosa kita."

Yang lebih akurat adalah, "Kasih karunia mengajarkan bahwa Allah memilih untuk tidak

mengingat-ingat dosa kita." Tapi itu tidak berarti dosa kita tidak menyusahkan hati-Nya.

Dia Bapa kita yang pengasih. Dia sangat peduli pada kita. Dia sungguh tak senang

melihat kita menghancurkan hidup kita dengan dosa.

Jika Yesus tak peduli terhadap dampak dosa, Dia tak akan naik ke salib. Dia juga tak

akan repot memperingatkan gereja dalam kitab Wahyu mengenai kelakuan buruk dan

kebiasaan tak sehat mereka. Injil mengatakan bahwa kasih Allah tidak terpengaruh oleh

kelakuan kita, tapi itu tak berarti kita bisa bertindak seenaknya tanpa konsekuensi.

Kelakuan anda penting bagi Allah karena ANDA penting bagi Allah. Dia ingin anda

berhasil dan menang di setiap area hidup anda. Dia tak ingin anda membuka pintu

kepada masalah dengan menabur ke dalam daging anda. Namun sekalipun anda

melakukannya -sekalipun anda mengambil keputusan bodoh yang satu diikuti

keputusan bodoh lainnya- Dia tetaplah Bapa anda dan anda tetaplah anak yang dikasihi-

Nya. Kelakuan anda mungkin berbahaya dan mendukakan Dia, tetapi anda tetaplah biji

mata-Nya.

Jika anda tidak memahami Injil 'hyper-grace', anda akan berpikir bahwa Roh Kudus

adalah 'sherif' sorgawi yang mencatat dosa anda dan menyatakan anda bersalah saat

anda melakukan dosa. Anda akan menganggap Dia sebagai penuntut umum dan pihak

berwajib, sekalipun Yesus menyebut-Nya Penghibur dan Penasehat.

Saat anda berdosa Roh Kudus berduka, tapi ini tak akan pernah terjadi : Roh Kudus tak

akan mencatat dosa anda karena Dia sudah berjanji demikian (Ibrani 10:15-17); Dia

juga tak akan membiarkan anda berjalan membawa rasa bersalah, sebab Dia adalah Roh

kasih karunia, bukan Roh rasa bersalah; dan Dia tidak akan mundur dari anda selama

anda tak memperbaiki kelakuan anda, karena Yesus mengatakan Dia akan menyertai

kita selama-lamanya (Yohanes 14:16).

Saat anda berdosa, Roh Kudus akan selalu mengarahkan anda kepada Yesus. Dia tahu

bahwa saat kita memandang kebaikan dan belas kasihan Yesus, kita sendiri akan

16

menjadi baik dan berbelas kasih. Saat kita menatap wajah-Nya yang penuh ampunan,

kita akan menjadi seorang pemaaf. Saat kita terkagum akan keindahan-Nya, kita sendiri

menjadi indah. Saat kita memandang Yesus, kita ditransformasikan (diubahkan)

menjadi saksi kasih karunia-Nya yang bercahaya. Ini yang membuat Roh Kudus

bersukacita.

[Paul Ellis : Myth 5 : Hyper-grace preachers say God is not grieved by your sin; in Hyper-

grace Gospel pp 31-33]

SALAH PAHAM NO 6 : PENGKHOTBAH HYPER-GRACE

MENENTANG HUKUM TAURAT

"Pengkhotbah 'hyper-grace' mengatakan Taurat Tuhan itu buruk dan bercacat," kata

para pengkritik. "Mereka menentang perintah-Nya yang sempurna."

Pengkhotbah 'hype-grace' telah dituduh sebagai 'antinomian' atau penentang hukum

Allah karena kami mengkhotbahkan apa yang Paulus khotbahkan; yaitu kita tidak

berada di bawah Taurat tetapi di bawah kasih karunia (Roma 6:14-15). Yaitu Kristus

adalah kegenapan hukum Taurat bagi siapa yang percaya (Roma 10:4).

Tuduhan antinomianisme itu bukan hal baru. Seperti pengamatan Clark Whitten, orang

agamawi telah menuduh pemberita kasih karunia menentang hukum Taurat sejak

Yesus muncul :

Yesus pasti telah dituduh sebagai seorang antinomian karena Ia membela diri-Nya

dengan berkata, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan

hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,

melainkan untuk menggenapinya" (Matius 5:17). Rasul Paulus pasti telah menerima

tuduhan yang sama dari para penganut Yudaisme dan ia meresponnya dengan menulis

surat Galatia!

Apakah pengkhotbah 'hyper-grace' menentang hukum Taurat? Tidak sama sekali. Kami

mendukung Taurat dan tujuan hukum itu diberikan 100%. Joseph Prince berbicara

mewakili kami semua saat ia menulis :

Salah satu tuduhan yang ditujukan kepada saya adalah antinomian (seseorang yang

menentang Taurat Musa). Kebenarannya adalah saya menaruh penghargaan tertinggi

untuk Taurat ... Saya mendukung Taurat, dan mendukung tujuan Taurat itu diberikan ...

Allah memberi Taurat bukan untuk ditaati. Ia memberikan Taurat supaya manusia tiba

di akhir dirinya sendiri, sehingga ia bisa melihat kebutuhannya akan seorang

Juruselamat.

17

'Injil' campuran (mixed-grace gospel) mencampurkan Taurat dan kasih karunia

sehingga tidak mendapatkan manfaat dari keduanya. 'Injil' ini menerapkan Taurat

sebagai panduan hidup dan memperlakukan kasih karunia tak lebih sebagai 'pelumas'

untuk meminyaki 'gigi roda' kemampuan diri sendiri. Orang yang terjebak memercayai

pesan ini menunjukkan pengabaian mereka baik terhadap Taurat -karena mereka tidak

bisa memenuhinya tapi berpura-pura bisa- maupun terhadap kasih karunia -karena

mereka lebih memercayai kemampuan dirinya ketimbang memercayai karya Kristus

yang sempurna. Ini yang disebut dengan orang yang suam. Mereka tidak menyerah

kepada tuntutan Taurat yang 'dingin' dan kaku, juga tidak menyerah kepada kasih-putih

Bapa yang 'panas' dan penuh anugerah.

Sebaliknya, orang yang mengkhotbahkan Injil 'hyper-grace' menghargai Taurat dan

setuju dengan apa yang dikatakan Paulus, bahwa "hukum Taurat itu baik kalau tepat

digunakan" (1 Timotius 1:8). Kami mengerti bahwa Taurat diberikan bukan untuk

orang benar, tetapi untuk orang durhaka dan orang lalim, yang menentang Injil Allah.

Taurat adalah bagi orang yang memercayai diri sendiri dan kebenaran mereka sendiri,

bukannya memercayai Kristus dan kebenaran-Nya.

Pengkhotbah 'injil' campuran akan mengatakan bahwa Taurat menunjukkan bagaimana

menyenangkan Tuhan. Salah. Iman-lah yang menyenangkan Tuhan, dan Taurat

bukanlah iman (Galatia 3:12).

Pengkhotbah 'injil' campuran akan berkata, "Allah memberi kita Taurat untuk

membantu kita mengalahkan dosa," padahal tidak. Allah memberi kita Taurat untuk

membuat dosa 'mengalahkan' kita (Roma 7:10-11). Seperti pernah dikatakan

Watchman Nee,

Kita bisa katakan, dengan hormat, bahwa Allah tak pernah memberi kita Taurat untuk

kita taati : Dia memberi kita Taurat untuk kita langgar! Dia tahu betul kita tak akan

mampu menaatinya.

Pengkhotbah 'hyper-grace' memahami bahwa tujuan Taurat adalah untuk

menyingkapkan dosa sehingga kita bisa melihat kebutuhan kita akan Juruselamat

(Roma 7:7).

Jadi hukum Taurat diberikan adalah untuk menuntun kita kepada Kristus supaya kita

dibenarkan karena iman. Sekarang iman itu telah datang, jadi kita tidak lagi berada di

bawah pengawasan penuntun.

(Galatia 3:24-25 terjemahan NIV)

Taurat ditugasi untuk membuat kita tiba di akhir diri sendiri sehingga kita menyadari

kita membutuhkan kasih karunia. Jadi, antinomian yang sesungguhnya adalah orang-

orang yang menggunakan Taurat untuk tujuan lain. Yaitu orang-orang yang hanya

18

menghargai Taurat di bibir saja tapi pada kenyataannya hanya menaati sebagian

perintah Taurat. Mereka adalah pengkhotbah 'injil' campuran yang mengencerkan

kekuatan Taurat yang menentang orang yang congkak dan membungkam orang yang

benar-diri. Mereka adalah para preman yang berani-beraninya menakut-nakuti

Mempelai Kristus dengan kutuk dan hukuman.

[Paul Ellis : Myth 6 : Hyper-grace preachers are against the law; in The Hyper-grace

Gospel pp 33-35]

SALAH PAHAM NO. 7 : PENGKHOTBAH HYPER-GRACE

MENGABAIKAN PERJANJIAN LAMA

"Pengkhotbah 'hyper-grace' akan menyuruh anda membuang sebagian besar Alkitab

anda," kata para pengkritik. "Mereka menyingkirkan Perjanjian Lama (Old Testament)

karena menganggapnya tak relevan dan tak berguna." Tidak benar. Kami memandang

Perjanjian Lama sebagai peti harta karun berisi cerita, kidung, peraturan, nubuatan, dan

janji-janji yang semuanya mengarah kepada Yesus.

Salah paham yang mengatakan pengkhotbah 'hyper-grace' mengabaikan Perjanjian

Lama sebenarnya mudah disanggah. Bacalah buku-buku kami, tontonlah sermon kami,

atau dengarkanlah podcast kami. Contohnya Joseph Prince. Jika anda pernah

mendengar khotbahnya, anda akan tahu bahwa dia menggali kekayaan Perjanjian Lama

yang hanya sedikit orang mampu lakukan. Dia menyelidiki arti kata dalam bahasa

Ibrani, bagian yang tersembunyi dan kisah lama untuk memperlihatkan bagaimana

kedatangan Yesus dan pelimpahan kasih karunia Allah begitu sangat dinantikan oleh

orang yang hidup sebelum Dia.

Anda bisa berkhotbah dari Kejadian hingga Wahyu dari cara pandang Yesus dan kasih

karunia-Nya ... Bagaimanapun, Kristus tersembunyi di Perjanjian Lama dan dinyatakan

di Perjanjian Baru.

Jangkauan Perjanjian Lama itu sungguh luar biasa. Mencakup periode waktu yang

panjang antara penciptaan hingga kelahiran Yesus. Di tengah-tengah periode itu, Musa

memimpin umat Israel ke Gunung Sinai dimana mereka mulai masuk ke dalam

perjanjian yang lama (old covenant). Yakni perjanjian menaati hukum, yang

berlangsung selama 14 abad dan digenapi di salib. Para penulis Perjanjian Baru (New

Testament) mengatakan dengan tegas supaya kita jangan lagi hidup di bawah perjanjian

yang sudah tua dan usang ini karena Yesus membawa suatu perjanjian yang baru dan

lebih baik yang didasari oleh kasih karunia-Nya (Ibrani 8:3).

19

Perjanjian yang lama dan yang baru (old and new covenant) sangatlah berbeda. Yang

lama didasari oleh pengorbanan binatang yang berulang-ulang yang tidak akan bisa

menghapuskan dosa, sementara yang baru didasari oleh korban satu-kali-untuk-

selamanya Anak Domba Allah (Ibrani 9:26, 10:4). Yang lama tergantung kepada

ketaatan anda yang pasti akan gagal, sedangkan yang baru tergantung kepada ketaatan

Kristus yang sempurna -ketaatan hingga mati- dan sudah selesai.

Kedua perjanjian dapat dibedakan dari 'gaya bahasa' yang digunakan. Orang yang hidup

di bawah perjanjian yang lama berbicara dengan bahasa 'kehausan' dan rindu tak

sampai menanti-nantikan Yesus. Tapi kita yang hidup di bawah perjanjian yang baru

melihat ke belakang dengan penuh syukur dan berbicara dengan bahasa ucapan syukur

dan puji-pujian. Kita mengatakan hal-hal seperti, "Aku telah disalibkan bersama

Kristus," dan "Aku adalah ciptaan baru." Kita akan mengatakan hal-hal itu jika kita

mengerti betapa berartinya salib.

Benjamin Dunn menulis demikian :

Tidakkah memilukan hati melihat begitu banyak orang percaya yang tidak tahu

bagaimana berbicara dalam bahasa (baru) ini? Mereka terpuruk dalam sesuatu yang tak

tuntas, bukannya mengapung dalam sesuatu yang sudah tuntas. Beberapa frasa

perjanjian yang lama adalah : "Aku harus memakukan diriku ke salib setiap hari." "Aku

adalah pendosa yang diselamatkan oleh kasih karunia." "Ya Tuhan, Engkau telah

menyelamatkanku, sekarang datanglah dan sucikanlah aku," atau, "Aku harus

mematikan dagingku setiap hari." Daftarnya masih panjang, dan terus terang saya benci

mendengarnya, maka jangan ada lagi ocehan tanpa iman seperti ini. Karena ini bahasa

yang sia-sia!

Kita tidak hidup di masa perjanjian yang lama, tapi tidak berarti kita harus membuang

kitab Perjanjian Lama dari Alkitab. Selama kita membaca kitab Perjanjian Lama dengan

mata Perjanjian Baru, maka kita akan melihat apa yang harusnya kita lihat :

Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab

Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.

(Lukas 24:27)

Yesus menjelaskan dari kitab Perjanjian Lama sehingga murid-murid-Nya dapat melihat

apa yang tertulis tentang Dia disana. Itulah perlunya kita membaca Alkitab - untuk

menemukan Yesus. Ada gambar Yesus dalam halaman.

Alkitab adalah kisah tentang Yesus yang mengasihi kita, kehilangan kita, dan

mendapatkan kita kembali. Alkitab menceritakan kisah ini dalam seribu cara, dan inilah

sebabnya mengapa pengkhotbah 'hyper-grace' tidak ingin anda membuang Perjanjian

20

Lama dari Alkitab anda. Semua bagian dalam Alkitab adalah baik dan semuanya

menunjuk kepada Yesus. Alkitab adalah kisah terhebat yang pernah diceritakan.

[Paul Ellis : Myth 7 : Hyper-grace preachers ignore the Old Testament; in The Hyper-

Grace Gospel pp 35-37]

SALAH PAHAM NO 8 : PENGKHOTBAH HYPER-GRACE

MENGABAIKAN UCAPAN YESUS

"Pengkhotbah 'hyper-grace' mengatakan ucapan Yesus bukan untuk kita. Ucapan itu

tidak punya kuasa dan tidak relevan bagi gereja modern."

Salah satu tuduhan paling aneh yang ditujukan kepada pengkhotbah 'hyper-grace'

adalah kami meremehkan pengajaran dan ucapan yang Yesus ucapkan sebelum salib.

Padahal sesungguhnya, hanya pengkhotbah 'hyper-grace'-lah yang menanggapi ucapan

Yesus dengan serius. Saat Yesus mengkhotbahkan hukum Taurat, kami katakan itulah

hukum yang otentik, yang tidak boleh dianggap enteng. Dan saat Yesus menyingkapkan

kasih karunia, kami membungkuk takjub dalam rasa syukur. Kami tidak akan berani

menafsirkan ucapan Yesus dengan persyaratan dan peringatan yang dibuat-buat.

Sebaliknya, orang-orang yang mengkhotbahkan 'injil' campuran-lah yang suka

meremehkan ucapan Yesus sebagai ucapan hiperbola dan berlebihan. "Yesus tak serius

tentang memotong tangan atau menjadi sempurna." Seperti Farisi jaman dulu, mereka

memilah dan memilih perintah mana yang harus ditanggapi serius dan perintah mana

yang dianggap sekedar metafor, tak nyata sehingga tak perlu ditanggapi serius.

Kalau mau jujur, kesalahpahaman yang mengatakan pengkhotbah 'hyper-grace'

menolak ajaran Yesus berasal dari inti kebenaran ini : Semua yang Yesus ucapkan

adalah baik, tapi tidak semua yang Yesus ucapkan adalah baik untuk anda. Dengan kata

lain, Yesus mengucapkan kata-kata yang perlu didengar seluruh dunia, tapi anda bukan

'seluruh dunia'.

Contohnya, Yesus menyampaikan teguran sangat keras kepada orang Farisi yang

disebut-Nya sebagai ular-ular dan orang neraka (Matius 23:15, 33). Apakah anda ular?

Apakah anda orang neraka? Jika bukan, maka ucapan Yesus bagi mereka itu bukan buat

anda.

Apakah ini artinya kita harus menyampaikan Injil dengan membuang bagian-bagian

yang tidak diterapkan atas kita? Saya pribadi tidak menyukai cara demikian. Saya yakin

'segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk

21

menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam

kebenaran' (2 Timotius 3:16). Tapi relevansinya ditentukan oleh konteks.

Jika anda benar-diri, maka ucapan Yesus yang keras bagi orang Farisi yang benar-diri

relevan buat anda. Anda perlu mendengar ucapan Yesus ini :

Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada

hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak

akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:20)

Namun, jika anda tak yakin dengan kebenaran anda sendiri, maka anda perlu

mendengar janji Yesus akan kasih karunia-Nya ini :

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan

dipuaskan. (Matius 5:6)

Apa yang anda dengar dalam ucapan Yesus mencerminkan apa yang ada di hati anda.

Jika anda berdiri di atas kebenaran anda sendiri, anda akan mendengar Taurat seolah-

olah anda belum pernah mendengarnya sebelumnya. "Kamu telah mendengar ... tapi

Aku berkata kepadamu ..."

Yesus mengkhotbahkan hukum yang keras dan tanpa ampun yang tidak memberi

tempat bagi kesalahan. "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu

yang di sorga adalah sempurna” (Matius 5:48). Pesannya jelas. Anda harus sempurna,

atau anda harus diwakili oleh Dia yang sempurna.

Sebaliknya, jika anda sudah sadar bahwa anda tidak sempurna, anda harus

mendengarkan ucapan kasih karunia Yesus. Anda harus mendengarkan Dia berbicara

mengenai Bapa-Nya yang mengasihi anda, memelihara anda dan memberikan

kebenaran-Nya kepada anda (Matius 6:33).

Kejeniusan Yesus terletak pada kemampuan-Nya berbicara kepada khalayak ramai

namun terhubung dengan setiap orang sesuai kebutuhan orang tersebut. Coba lihat

cerita Yesus tentang orang Farisi dan pemungut cukai di Lukas 18:9-14 :

Apa yang anda rasakan saat membaca perumpamaan ini? Apakah perumpamaan ini

membuat anda penuh sukacita, atau penuh kemarahan? Respon anda terhadap cerita ini

adalah respon anda terhadap Injil. Jika anda mengidentifikasi diri anda dengan si

pemungut cukai, maka cerita ini adalah kabar baik. Benarkah? Dia pulang ke rumahnya

sebagai orang yang dibenarkan Allah? Itu dia skandal kasih karunia. Allah

membenarkan orang berdosa (Roma 4:5) ... Tapi jika anda yakin kepada kebenaran-diri-

sendiri, cerita ini sama sekali bukan kabar baik. "Tunggu dulu. Aku berpuasa. Aku

memberi perpuluhan. Aku lebih baik dari kebanyakan orang. Yesus, apa-apaan ini?"

Yesus tidak melunakkan kata-kata-Nya. "Barangsiapa meninggikan diri, ia akan

direndahkan” (Lukas 18:14). Itu adalah ucapan yang keras bagi hati yang keras. Itu

22

adalah kata-kata yang menghakimi kebenaran-diri dan membungkam kecongkakan. Itu

adalah kalimat hukum Taurat bagi orang yang tidak melihat kebutuhannya akan kasih

karunia.

Pengkhotbah 'injil' campuran membaca ucapan Yesus secara selektif tetapi

pengkhotbah 'hyper-grace' menghargai semua yang Yesus ucapkan. Pengkhotbah

'hyper-grace' menyadari bahwa Yesus adalah Sang Tabib yang sempurna yang akan

memberikan resep obat yang sempurna. Dia memberi hukum Taurat bagi yang congkak

dan kasih karunia bagi yang rendah hati. Tak penting siapa anda dan dimana posisi

anda dalam perjalanan anda saat ini, Yesus punya ucapan yang bisa menyelamatkan

hidup buat anda.

[Paul Ellis : Myth 8 : Hyper-grace preachers disregard the words of Jesus; in The Hyper-

Grace Gospel pp 37-39]

SALAH PAHAM NO 9 : INJIL HYPER-GRACE MENDORONG ORANG

BERDOSA

"Injil 'hyper-grace' mendorong orang untuk berdosa. Kehidupan bergelimang dosa

adalah buah dari pengajaran kasih karunia modern." Selama 2000 tahun, penentang

kasih karunia telah menuduh kasih karunia mendorong orang berdosa dan hidup tak

bermoral (lihat Roma 6:1-2). Tetapi kasih karunia bukanlah ijin untuk berdosa, sama

halnya dengan arus listrik bukanlah ijin untuk menyetrum diri anda. Mengatakan 'kasih

karunia mendorong orang berdosa' sama artinya dengan mengatakan 'obat mendorong

orang menjadi sakit'. Itu adalah pemutarbalikan yang mendorong orang tidak

memercayai satu-satunya hal yang memampukan mereka untuk tidak berbuat dosa lagi.

Spurgeon tak punya waktu mengurusi kebodohan macam ini :

Tak ada doktrin yang sedemikian diperhitungkan untuk menjaga seseorang dari dosa

seperti doktrin kasih karunia Allah. Siapapun yang menyebutnya 'doktrin tak bermoral'

tak tahu apa-apa mengenainya.

"Pengkhotbah 'hyper-grace' bilang tak penting apa yang anda lakukan. Anda boleh terus

berdosa." Sebenarnya, apa yang anda lakukan adalah penting karena dosa bersifat

merusak. Dosa melukai orang-orang. Tapi karena kami tidak terbiasa memperhatikan

dosa orang lain, saya mengerti bagaimana sampai ada yang salah paham. Demikian pula

D. Martyn Lloyd-Jones :

Tidak ada ujian yang lebih baik mengenai apakah seseorang telah mengajarkan Injil

keselamatan Perjanjian Baru dari pada ini, bahwa akan ada orang yang salah mengerti

23

dan salah menafsirkan pesan itu sedemikian sehingga -karena anda diselamatkan hanya

oleh kasih karunia tidaklah penting apa yang anda lakukan- anda boleh berdosa sesuka

anda karena itu akan makin membesarkan kemuliaan kasih karunia. Inilah ujian yang

sangat baik atas Injil yang diberitakan.

Jika pesan Injil keselamatan yang saya sampaikan tidak sampai menimbulkan

kesalahpahaman yang demikian, maka pesan yang saya sampaikan bukan Injil."

Saat anda mengkhotbahkan kasih karunia Allah yang penuh skandal, banyak orang yang

akan salah menerjemahkan pesan anda sebagai dorongan untuk berdosa. Itu hal yang

sama sekali tak terelakkan. Tapi orang yang meremehkan kasih karunia sebagai ijin

untuk berdosa sebenarnya menunjukkan ketidaktahuan dan kebodohan mereka

tentang hal itu. Barangkali John Calvin akan mengatakan, "Bagaimana mungkin obat

yang seharusnya membunuh penyakit (yaitu obat kasih karunia) justru dikatakan

memberi makan penyakit (yaitu penyakit dosa)?

"Pengkhotbah 'hyper-grace' bersikap lunak pada dosa. Mereka tidak mengecam dosa

sekalipun itu di depan mata mereka." Tuduhan yang sama juga diarahkan kepada Yesus.

Seorang perempuan yang tertangkap basah sedang berzinah dibawa ke hadapan-Nya

untuk dihukum tapi Dia bahkan tidak menyebut dosa perempuan itu. Tidak sekalipun.

Sebaliknya, Ia katakan, "Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi" (Yohanes 8:11). Yesus

tidak mengeluarkan ancaman. Dia mengatakan, "Terimalah anugerah-tiada-

penghakiman dari-Ku dan hiduplah merdeka dari dosa."

"Pengkhotbah 'hyper-grace' adalah pendosa terselubung yang memutarbalikkan pesan

kasih karunia untuk menyokong gaya hidup mereka yang tak kudus." Pengkhotbah

kasih karunia kadang dibandingkan dengan orang-orang tak bermoral yang ditulis di

Yudas 1:4. Karena kami berdiri bersama Yesus, bukannya bersama orang Farisi, kami

dituduh bersikap lunak terhadap dosa dan dituduh sebagai pendosa. Ini adalah tuduhan

bersifat fitnah yang dibuat oleh orang yang tak mengerti kasih karunia.

Jelas, penyalahgunaan kasih karunia sangat memprihatinkan. Demikian juga malpraktik

dalam dunia kedokteran, tapi tak seorang pun menyarankan untuk menutup rumah

sakit yang bersangkutan. Seperti dikatakan Rob Rufus, "Cara terbaik untuk menyikapi

penyalahgunaan bukanlah tidak menggunakan, tapi penggunaan yang tepat."

Penyalahguna kasih karunia sering kebingungan dalam hubungan mereka dengan Allah.

Seperti dikatakan Jefferson Bethke, "Hanya orang-orang yang memandang Allah sebagai

hakim mereka, bukan Bapa mereka, yang akan mencoba memanfaatkan kasih karunia."

Masalah para penyalahguna kasih karunia bukanlah perilaku, tapi identitas mereka.

Yang satu mengikuti yang lain. Apa yang anda lakukan keluar dari siapa diri anda. Jika

anda memandang diri anda sebagai pendosa, anda akan berbuat dosa. Tapi jika anda

24

memandang diri anda sebagai anak kesayangan Allah, anda tidak akan berbuat dosa.

Anda akan dengan senang hati menerima kasih karunia-Nya yang membebaskan anda

dari kuasa dosa (lihat Roma 6:14).

Paul White menulis :

Ada perbedaan antara mengejar kasih karunia karena apa yang diberikannya dan

mengejar kasih karunia karena Siapa kasih karunia itu ... Adalah Yesus, bukan

pengajaran, yang menjadikan kita sebagaimana adanya kita.

Yesus adalah kasih karunia. Menyalahgunakan kasih karunia adalah menyalahgunakan

Yesus. Orang yang mengasihi-Nya tak akan melakukan itu.

Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia

mendidik kita supaya kita bisa mengatakan 'Tidak' kepada segala kefasikan...

(Titus 2:11-12)

Yesus adalah kasih karunia yang menawarkan keselamatan kepada semua orang. Kasih

karunia-Nya mendidik kita mengatakan tidak kepada dosa. Kalau kasih karunia yang

anda jalani saat ini mengajar anda untuk mengatakan ya kepada dosa, itu bukan kasih

karunia. Itu pengganti bikinan manusia.

Mengatakan kasih karunia mendorong orang berbuat dosa sama dengan mengatakan

Yesus mendorong orang berbuat dosa. Itu adalah fitnah yang terbaik dan penghujatan

yang terburuk. Kasih karunia bukanlah ijin untuk berdosa; kasih karunia adalah kuasa

Allah untuk tidak berbuat dosa lagi.

Sebagian orang mencoba keras menekan dosa dengan menerapkan hukum Taurat, tapi

hal itu hanya akan membuat dosa dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Pendekatan

berdasarkan Taurat tidak akan berhasil karena kuasa dosa adalah Taurat (1 Korintus

15:56). Memerangi dosa dengan Taurat sama dengan mencoba memadamkan api

dengan seember bensin.

Bukan Taurat yang akan mendidik kita menolak kefasikan. Tapi hanya kasih karunia

Allah. Siapapun yang berusaha mencampurkan kasih karunia dengan Taurat

merusakkan khasiat 'obat' yang harusnya bisa memerdekakan anda. Hanya kasih

karunia Allah yang murni tanpa pengenceran yang akan mengubah seorang pendosa

menjadi orang kudus, seorang pembenci menjadi pengasih, seorang Farisi menjadi

rasul.

Berdosa di gereja 'campuran' (yang mencampurkan kasih karunia dengan Taurat) dan

anda akan mendengar, "Lihat apa yang kamu lakukan!" Tapi berdosa di gereja 'hyper-

grace' maka pesan yang anda akan dengar adalah, "Lihatlah apa yang Dia lakukan dan

apa yang sekarang bisa kamu lakukan karena apa yang telah Dia lakukan!"

25

Gereja 'campuran' akan menyuruh anda berbalik dari dosa setiap kali anda berdosa.

Membuat anda jadi 'pendosa puyeng'. Tapi gereja 'hyper-grace' akan melakukan persis

seperti yang Paulus lakukan terhadap gereja Korintus yang bermasalah dengan dosa

dan menunjukkan identitas sejati anda di dalam Kristus. Gereja 'hyper-grace' akan

mengatakan hal seperti :

(Kamu) dikuduskan dalam Kristus Yesus dan dipanggil menjadi orang-orang kudus, ...

Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus

menyertai kamu. Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas

kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus. Sebab

di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal ... (dan) Ia juga akan

meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada

hari Tuhan kita Yesus Kristus.

(1 Korintus 1:2-5, 8)

Kita berkemenangan atas dosa bukan dengan berjuang menaati aturan. Kita menang

atas dosa dengan memercayai Yesus yang mengasihi kita dan yang hidup di dalam kita.

Jadi, pandanglah diri anda sudah mati terhadap dosa dan hidup bagi Kristus, dan jadilah

merdeka!

[Paul Ellis : Myth 9 : Hyper-grace gospel encourages sin; in The Hyper-Grace Gospel pp

39-42]

SALAH PAHAM NO.10 : INJIL HYPER-GRACE MENGHALANGI

KETAATAN DAN HIDUP KUDUS

"Pengkhotbah kasih karunia mungkin tidak menyarankan orang berdosa," demikian

kata para pengkritik. "Tapi mereka juga tidak menantang orang untuk menjalani

kehidupan yang taat kepada Yesus." Itu tergantung definisi anda tentang ketaatan. Jika

ketaatan yang anda maksudkan adalah, "Taati aturan, atau tahu rasa," maka anda benar

karena pengkhotbah kasih karunia tak akan menempatkan orang percaya di bawah

Taurat.

Pengkhotbah 'injil' campuran akan berkata, "Kamu harus menaati Taurat," tapi yang

harus digarisbawahi bukan apakah anda taat pada-Nya atau tidak, tapi apakah anda

percaya pada-Nya atau tidak. Wayne Jacobsen menjelaskan perbedaan kedua hal

tersebut dalam bukunya 'He Loves Me' :

26

Seseorang bisa menaati Allah tapi tidak memercayai Dia, dan dengan demikian

melewatkan hubungan dengan Dia. Sebaliknya, seseorang yang memercayai Dia tidak

bisa tidak menaati Dia.

Pengkhotbah kasih karunia menekankan kasih Allah dengan alasan yang sama dengan

Yesus : kasih Bapa kita adalah akar yang darinya kita bertumbuh. Ketaatan bukanlah

sesuatu yang kita lakukan untuk meraih kasih-Nya. Ketaatan adalah bukti kasih-Nya

sempurna di dalam kita. Joseph Prince menulis demikian :

Orang bilang siapapun yang mengkhotbahkan kasih karunia tidak mengkhotbahkan

ketaatan. Yang tidak mereka sadari adalah di bawah perjanjian yang lama (old

covenant), ketaatan adalah akar dari segala berkat Allah. Tapi di bawah perjanjian baru

kasih karunia (new covenant of grace), Allah lebih dulu memberkati kita, dan ketaatan

adalah buah.

Keberatan lain yang juga ditujukan kepada Injil 'hyper-grace' adalah

ketidakseimbangan. Injil 'hyper-grace' terlampau menekankan satu pengajaran (kasih

karunia) di atas yang lain (pertobatan, ketaatan, kekudusan, dll). Tapi seperti kita lihat,

kasih karunia bukanlah suatu pengajaran. Kasih karunia adalah Seseorang dan nama-

Nya adalah Yesus. Di dalam Dia terdapat segala hikmat dan segala pengajaran yang anda

butuhkan.

Yang lain mengatakan, "Kita membutuhkan kasih karunia dan kita membutuhkan

kebenaran," seolah-olah dimungkinkan memiliki yang satu tanpa yang lain. Padahal

tidak mungkin terjadi kasih karunia tanpa kebenaran karena keduanya melekat dalam

Yesus. "Kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus" (Yohanes 1:17). Jika

anda memiliki Dia maka anda memiliki kasih karunia dan memiliki kebenaran dengan

segala kelimpahan. Anda memilikinya sebagai paket lengkap.

Demi keperluan argumentasi, katakanlah anda bisa memiliki kasih karunia tanpa

kebenaran. Apa itu kebenaran yang hilang dari Injil 'hyper-grace'? Menurut para

pengkritik kami, yang hilang adalah penekanan untuk melakukan Taurat dan hidup

kudus.

"Pengkhotbah 'hyper-grace' mengatakan, "Yesus mengasihimu", tapi itu hanya separuh

dari pesan keseluruhan. Mereka tidak memberi tahu anda ucapan Yesus dalam Yohanes

14:15 - 'Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.'"

Pengkhotbah 'injil' campuran membaca ucapan Yesus secara terbalik dan mengatakan

bahwa anda harus taat sebagai bukti kasih anda kepada-Nya. Tapi ketaatan adalah

buah, bukan akar. Yesus sedang berjanji, bukan sedang mengancam. Yang Yesus

katakan adalah jika anda berdiam dalam pokok anggur dan berjemur dalam kasih-Nya,

27

Dia akan menghasilkan buah-Nya dalam hidup anda tanpa kesulitan. Itu hal yang tak

terelakkan.

Pengkhotbah 'hyper-grace' bersepakat dengan kata-kata Yesus : "Jika engkau mengasihi

Aku, kamu akan taat." Orang yang tinggal tenang dan beristirahat dalam kasih-Nya yang

tak bersyarat akan memercayai Dia dan melakukan apa yang Dia katakan tanpa usaha

sadar. Mereka tak membutuhkan aturan untuk mengatur apa yang harus mereka

lakukan karena Roh Kudus sendirilah penuntun mereka (Yohanes 16:13). Ini cara hidup

yang sama sekali berbeda.

"Pengkhotbah 'hyper-grace' meneguhkan hasrat penuh nafsu para pendengarnya." Apa

itu hasrat penuh nafsu? Jika anda sudah dilahirkan kembali (lahir baru), anda diberikan

sifat yang baru dan hati yang baru. Hai orang-orang kudus, anda itu satu dengan Tuhan

kita. Anda memiliki hasrat yang sama dengan yang Tuhan Yesus miliki.

"Kasih karunia membuat orang Kristen tidak kunjung dewasa dan menghalangi mereka

mengejar kekudusan." Ngapain kita mengejar sesuatu yang sudah kita miliki? "Karena

pengudusan adalah suatu proses," kata pengkhotbah kekudusan. "Kekudusan adalah

hasil dari kedisiplinan dan kesetiaan dalam berdoa, mempelajari Alkitab dan kemurnian

hidup." Tapi Alkitab sendiri mengatakan kekudusan adalah anugerah, suatu hadiah.

Seperti halnya semua berkat Allah, kekudusan datang kepada kita hanya melalui kasih

karunia saja.

Karena Dia-lah kamu berada dalam Kristus Yesus, yang telah menjadi hikmat bagi kita

dari Allah - yaitu kebenaran dan pengudusan dan penebusan kita. (1 Korintus 1:30)

Tak perlu anda ragu akan persyaratan Allah. Dia mensyaratkan anda harus sepenuhnya

kudus. Anda tak akan mampu menjadi kudus kecuali anda memang sudah kudus. Injil

'hyper-grace' menyatakan bahwa kekudusan yang anda dan saya butuhkan ada dalam

Yesus Kristus. Pengudusan bukanlah proses tiga tahap, tapi proses satu tahap dan Yesus

adalah tahap tersebut.

"Pengkhotbah 'hyper-grace' menghalangi kehidupan kudus." Sebaliknya, apa yang kami

halangi adalah pencarian sia-sia untuk menjadikan diri anda kudus dengan berlaku

kudus. Kami sependapat dengan para penulis Perjanjian Baru (New Testament) yang

mengatakan hal-hal seperti, "Kamu kudus maka jadilah kudus."

Anda bisa melihat perbedaannya? Di bawah perjanjian yang lama, kekudusan adalah

lakukan-untuk-menjadi. Berlakulah kudus dan barangkali anda akan jadi kudus,

sekalipun tak pernah ada yang mampu melakukannya. Tapi di bawah perjanjian yang

baru, kekudusan adalah lakukan-karena-itulah-anda. Jadilah kudus karena di dalam

Kristus anda kudus, benar-benar kudus.

28

Bagaimana pengkhotbah 'hyper-grace' mendorong kekudusan? Bukan dengan

menyuruh anda mendaftar kursus kekudusan yang didasari kekuatan daging.

Sebaliknya, kerinduan kami adalah agar anda ...

Bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat

kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya. (2

Petrus 3:18)

Tak ada hal di dalam kita yang bisa menyelamatkan atau menguduskan kita. Semua

yang kita butuhkan harus datang dari 'atas'. Semua yang kita butuhkan ditemukan

dalam Yesus.

[Paul Ellis : Myth 10 : Hyper-grace gospel discourages obedience anda holy living; in The

Hyper-Grace Gospel pp 42-45]

SALAH PAHAM NO.11 : PENGKHOTBAH HYPER-GRACE TIDAK

MEMBAHAS NERAKA DAN MURKA ALLAH

"Pengkhotbah 'hyper-grace' menghadirkan gambaran yang tak seimbang mengenai

Allah." Demikian kata pengkritik. "Mereka memberitakan kasih Allah kepada anda, tapi

tidak memberitakan murka atau penghukuman-Nya. Mereka bercerita tentang surga

tapi tidak bercerita tentang neraka."

Terbalik dengan apa yang telah anda dengar, pengkhotbah 'hyper-grace' berbicara

mengenai neraka, murka dan penghukuman. (Saya telah menulis serial artikel

membahas topik tersebut dan saya yakin saya bukan satu-satunya pengkhotbah kasih

karunia yang melakukan hal itu). Yang tidak kami lakukan adalah mencampurkan kabar

buruk dengan kabar baik.

Andrew Wommack menulis demikian :

Injil adalah kabar baik - bukan kabar buruk! Itu jelas membatasi apa yang kita maksud

dengan kata Injil.

Orang-orang yang menentang pesan kasih karunia modern kadangkala mengatakan

kami yang mengkhotbahkan kasih karunia sengaja mengecualikan neraka dari Injil.

Mereka benar. Neraka adalah kabar buruk. Injil adalah kabar baik. Sesuai definisinya,

tak mungkin ada kabar buruk di dalam kabar baik.

Wayne Jacobsen menulis bahwa saat kita menggunakan ancaman neraka untuk

memotivasi orang datang kepada Allah, kita sedang menggunakannya dalam cara yang

tak pernah Yesus maksudkan. Sebagai hasilnya,

29

Kita mendorong orang menjauh dari kerinduan terbesar Allah, bukannya mengundang

mereka datang mendekat. Pesan-Nya bukan, "Datanglah kepada Allah atau kamu akan

terbakar di neraka." Pesan-Nya adalah, "Kerajaan Allah telah datang padamu dan kamu

bisa menjadi bagian darinya."

Yesus tak pernah berniat menakut-nakuti orang, sebaliknya mengundang mereka untuk

masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Ini bukan tentang anda telah diselamatkan dari apa,

tapi tentang anda telah diselamatkan kepada apa.

Hal ini penting, sehingga dalam kesimpulannya tentang Injil, Paulus tak pernah

menyinggung neraka :

Oleh Injil ini kamu diselamatkan ... Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai

dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada

hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci (1 Korintus 15:2-4)

Bahkan Paulus tak pernah menyebut neraka di suratnya yang manapun. Sekalipun

Paulus pernah mengkhotbahkan tentang penghakiman dan murka yang akan datang, ia

tak pernah menggunakan ketakutan akan neraka untuk mendorong orang masuk ke

dalam hubungan kasih dengan Yesus. Dalam kasih tidak ada ketakutan.

Darrin Hufford menulis kita semua ditarik kepada Bapa oleh Roh Kudus, bukan oleh

ancaman neraka :

Ancaman tentang neraka membawa ketakutan dan penghukuman. Hanya orang yang

tak punya kasih yang bisa berpikir demikian ... Allah menciptakan manusia bukan untuk

menyelamatkan jiwa mereka dari neraka. Dia menciptakan laki-laki dan perempuan

untuk dapat berhubungan satu dengan yang lain, dan berhubungan dengan Dia ... Allah

tak pernah suka melihat manusia menerima apa yang pantas diterimanya. Dia

menyelamatkan kita dari apa yang pantas kita terima.

Menaruh neraka di pusat Injil adalah kesalahan memahami karakter Allah sebagai

penghukum penuh dendam yang mengirim orang ke neraka, padahal Ia adalah Bapa

yang pengasih yang menyelamatkan anak-anak-Nya dari neraka pilihan mereka sendiri.

"Pengkhotbah 'hyper-grace' tak pernah mengingatkan orang benar mengenai murka

yang akan datang." Demikian juga setiap orang dalam Alkitab. Yohanes Pembaptis

mengingatkan orang Farisi dan Saduki mengenai murka yang akan datang, tapi anda

kan bukan orang Farisi dan Saduki. Injil bukanlah 'takutlah akan murka yang akan

datang," tapi, "Yesus menyelamatkan kita dari murka yang akan datang" (lihat 1

Tesalonika 1:10). Bagi orang percaya, murka sudah dikeluarkan dari persamaan.

Pengkhotbah 'injil' campuran akan mencampurkan kabar buruk dengah kabar baik dan

bersikeras bahwa ancaman neraka adalah bagian dari pesan Injil. Pengkhotbah 'injil'

campuran membingungkan orang percaya dengan memberitakan bahwa Allah

30

mengasihi mereka, tapi jika mereka tidak berhati-hati mereka bisa jatuh ke dalam

penghukuman dan murka Allah. Orang yang sudah selamat bisa saja jadi tidak selamat

dan orang yang sudah diangkat menjadi anak bisa saja ditelantarkan Allah.

Sebaliknya, pengkhotbah 'hyper-grace' mengatakan tidak ada kabar buruk dalam kabar

baik. Mereka akan mencari para pendosa dan membujuk mereka dengan kasih Allah

dan meyakinkan orang percaya tak ada seorangpun yang bisa merebut mereka dari

tangan Bapa. Mereka akan mengatakan hal-hal seperti, "Tidak ada hal dalam kehidupan

maupun kematian yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus

Yesus, Tuhan kita." (Roma 8:38-39).

[Paul Ellis : Myth 11 : Hyper-grace preachers don't talk about hell and wrath; in The

Hyper-Grace Gospel pp 45-47]

SALAH PAHAM NO.12 : INJIL HYPER-GRACE BIKIN ORANG JADI

MALAS

"Kasih karunia adalah Injil yang lunak bagi orang Kristen yang lembek," ujar para

pengkritik. "Kasih karunia mendorong kepasi

fan dan kemalasan." Begitu ya? Maka berarti ada yang lupa mengingatkan Paulus :

Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih

karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja

lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia

Allah yang menyertai aku. (1 Korintus 15:10)

Ini bukan kalimat pidato dalam penghargaan Grammy. Ini kalimat Paulus yang

memberitahu kita rahasia kesuksesannya.

Paulus adalah seorang pendiri gereja yang sekeras baja. Dia menulis surat-surat yang

akan membentuk dunia selama 2000 tahun. Bagaimana ia melakukannya? "Aku tidak

membuat ini semua terjadi," kata Paulus. "Allah dan aku melakukannya bersama."

Kasih karunia tidak membuat orang jadi malas, sebaliknya membuat orang menjadi

produktif dan berbuah secara supranatural. Berbeda dengan Taurat yang tidak

memberi pertolongan apa-apa kepada yang memercayainya, kasih karunia membuat

kita terbang.

Puisi berusia 300 tahun dari John Bunyan ini menjelaskannya dengan sangat baik :

Lari, John, lari, kata hukum Taurat,

Tapi dia tak memberi kita kaki atau tangan.

31

Betapa lebih indah kabar baik yang Injil bawa :

Ia membuat kita melayang dan memberi kita sayap.

Dalam bukunya 'Extra Virgin Grace', Ryan Rufus menulis bab yang judulnya 'Lebih

banyak yang terselesaikan saat anda beristirahat.' Judul ini menangkap secara

sempurna hubungan antara kasih karunia Allah dengan buah kita. Selama anda bekerja

bagi Tuhan - dengan melayani, berusaha menghasilkan buah - anda tidak akan berbuah.

Tapi begitu anda beristirahat dan tinggal tenang di dalam Dia, Dia akan mulai

menghasilkan buah-Nya di dalam anda. Perbedaannya sungguh besar.

Saat saya masih menjadi gembala, saya bekerja membanting tulang dalam pelayanan

bagi Tuhan. Tapi yang saya dapatkan adalah buah kecil yang tak ada artinya. Tapi saat

saya belajar tinggal tenang di dalam kasih karunia Allah, saya berbuah seribu kali lipat.

Setiap pengkhotbah kasih karunia mempunyai kesaksian serupa. Pernahkah anda

dengar bagaimana Joseph Prince atau Andrew Wommack dulu, sebelum mereka

mengkhotbahkan kasih karunia yang radikal?

Salah satu ilustrasi terbaik tentang bagaimana kasih karunia membuat kita berbuah

adalah yang dibuat oleh Tullian Tchividjian dalam bukunya 'One Way Love'. Tullian

menceritakan tentang dua orang sahabat yang sama-sama melamar ke perguruan

tinggi. Yang seorang diterima sementara yang seorang lagi ditangguhkan. Beberapa

bulan kemudian keduanya mengambil kelas yang sama dan mendapat tugas yang sama.

Yang telah diterima di perguruan tinggi mengikuti banyak kegiatan ekstrakurikuler. Dia

membentuk band, mengikuti kegiatan panjat tebing dan membuat program untuk

membantu anak-anak kurang mampu. Temannya yang ditangguhkan juga mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler, tapi dengan motivasi untuk membuat panitia penerimaan

mahasiswa baru di perguruan tinggi tersebut terkesan. Bagaimana akhirnya?

Di akhir semester, mahasiswa yang ditangguhkan itu demikian kelelahan sementara

yang sudah diterima begitu penuh energi. Karena ia bebas dari tekanan untuk membuat

orang lain terkesan dan kebutuhan untuk bermain aman, mahasiswa yang sudah

diterima itu menulis makalah mengenai topik yang sungguh ia minati dan berhasil naik

tingkat. Tchividjian menyimpulkan bahwa buah dari suatu jaminan bukanlah kemalasan

tapi kreativitas, kemurahan hati dan kegembiraan.

Kasih Allah yang tidak bersyarat memberi anda sayap. Kasih itu menginspirasi anda

untuk menempuh resiko dan menjadi murah hati. Saat anda dipenuhi sukacita dalam

kasih karunia Allah, bekerja tidak terasa seperti bekerja. Itu akan terasa seperti sedang

bersenang-senang.

"Tapi jika anda mengatakan kepada orang-orang bahwa mereka tidak perlu melakukan

apa-apa buat Allah, mereka tak akan melakukan apa-apa." Bagus! Mereka memang tak

32

harus melakukan apapun, karena Bapa anda tidak sedang mencari 'pembantu', Dia

sedang mencari 'Anak'. Ini bukan tentang apa yang anda lakukan buat Dia. Ini tentang

apa yang anda dan Dia dapat lakukan bersama-sama. Dari dirinya sendiri rasul Paulus

tak bisa melakukan apa-apa, tapi bersama dengan Allah mereka mengubah dunia.

"Pemercaya 'hyper-grace' terlalu malas untuk membuka dan membaca sendiri Alkitab

mereka." Jangan terjebak pada pemikiran yang mengatakan membaca sekian pasal

Alkitab atau berdoa sekian jam sehari akan membuat Allah terkesan. Itu tak benar.

Orang Kristen di masa Perjanjian Baru tak punya Alkitab dan sebagian besar dari

mereka bahkan tidak bisa membaca. Namun itu tak menghalangi mereka berjalan dalam

perkenanan Bapa mereka dan 'membakar dunia' dengan kabar baik tentang Yesus.

"Kasih karunia itu tidak bertanggungjawab karena mengatakan kita tidak punya

kewajiban untuk melakukan apapun. Padahal kita punya tugas untuk melayani Tuhan."

Di mulut seorang pengkhotbah 'injil' campuran, kata-kata seperti 'tugas' dan

'tanggungjawab' adalah jargon bagi Kekristenan berbasis perbuatan. Mereka

menyampaikan suatu 'rasa berkewajiban' yang membuat anda menjadi 'sadar-hutang'

bukan 'sadar-kasih karunia'.

Yesus menderita dan mati bukan supaya anda merasa berhutang kepada-Nya. Ia

melakukannya untuk menunjukkan betapa Dia mencintai anda. Pemikiran yang

mengatakan anda berkewajiban membayar Dia atas pengorbanan-Nya yang tak ternilai

sungguh menggelikan. Memangnya apa yang bisa anda berikan sebagai pembayaran

kasih karunia-Nya? Tak ada. Begitu anda membayar Dia dengan sesuatu, seketika itu

juga kasih karunia bukan kasih karunia lagi. Satu-satunya 'tugas' anda adalah berkata,

"Terimakasih Yesus!"

Di dalam lingkungan 'injil' campuran anda akan merasakan tekanan untuk melakukan

sesuatu dan memenuhi harapan orang lain. Tapi berjalan di dalam kasih karunia anda

akan menemukan ketiadaan tekanan, hanya kebebasan untuk menjadi pribadi

sebagaimana anda diciptakan Allah. Agama bikinan manusia akan mengatakan kepada

anda bahwa anda wajib memberi hasil kepada Allah. Padahal satu-satunya kewajiban

anda adalah bersinar sebagai anak kesayangan Allah.

[Paul Ellis : Myth 12 : Hyper-grace gospel makes people lazy; in The Hyper-Grace Gospel

pp 47-50]

Penterjemah: Mona Yayaschka