Sebuah Keputusan Pemenang - churchofjesuschrist.org · 66 Liahona Oktober 2015 67 AAK-AAK Oleh...

1
Oktober 2015 67 66 Liahona ANAK-ANAK Oleh Marissa Widdison Majalah Gereja Berdasarkan kisah nyata “Ingatlah hari sabat, untuk menja- ganya kudus” (Mosia 13:16). M iranda bergegas menuju pintu depan, bersyukur bahwa ru- mahnya lebih dingin daripada cuaca musim panas di luar. Dia berkeringat dari bermain pertandingan sepak bola terakhirnya kemarin di musim itu dan frustrasi karena Teal Turbos kalah lagi. Ibu masuk ke ruangan membawa botol air dan sekantong potongan sisa jeruk dari pertandingan. “Permainanmu di pertandingan itu bagus. Menjadi kiper itu pekerjaan yang berat.” Miranda telah bermain dengan baik—dia telah memblok banyak lemparan dan tendangan lebih keras dari biasanya. Namun sebagian besar gadis-gadis di timnya tidak pernah main sepak bola sebelum- nya, dan hari ini main secara resmi: mereka telah kehilangan setiap pertandingan musim ini. “Saya hanya berharap saya dapat berada di sebuah tim yang menang sesekali waktu, Anda tahu?” Tetesan Sebuah Keputusan Pemenang air mata keluar dari sudut mata Miranda dan jatuh di kaus panjang- nya biru-hijau. Sewaktu dia meme- jamkan matanya, telepon berdering. Ibu mengangkat telepon itu dan sejenak kemudian berkata, “Ini un- tuk kamu.” “Hai, Miranda? Ini Tom, pelatih dari Chili Kickers. Saya melihat per- tandinganmu hari ini. Kamu terlihat hebat di sana.” Jantung Miranda mulai berdetak lebih cepat. Chili Kickers adalah tim sepak bola terhebat dalam liga! “Tim kami akan ikut ke pertan- dingan kejuaraan regional bulan depan. Kamu bermain hebat sekali hari ini sehingga saya ingin kamu ikut dengan kami sebagai kiper cadangan.” Jantung Miranda nyaris keluar dari dadanya. Ini adalah peluang- nya untuk bermain dengan tim pemenang! “Saya senang untuk ikut!” Kata Miranda. Mereka bercakap-cakap sebentar mengenai detailnya se- belum dia menutup telepon dan berlari ke arah ibunya untuk memberi tahu Ibu. Bersama- sama mereka mulai menulis tanggal latihan dan per- tandingan pada kalender keluarga. Tiba-tiba Ibu berhenti menulis, dengan penanya berhenti di salah satu kotak kalender. “Oh oh. Miranda, pertandingan ini adalah di hari Minggu. Ini, lihat- lah.” Dia menunjuk pada jadwal pertandingan dan berpaling pada Miranda ILUSTRASI OLEH BRAD TEARE Ini adalah peluangnya untuk bermain di tim pemenang— bagaimana dia dapat berkata tidak? HARI KENIKMATAN Tulisan suci mengajari kita bahwa hari Sabat hendaknya menjadi hari kenikmatan (lihat Yesaya 58:13). Apa hal-hal bahagia yang dapat Anda lakukan di hari Minggu? Apa saja cara-cara indah dan kreatif Anda dapat menyem- bah Bapa Surgawi Anda? dengan wajah cemas. “Menurutmu apa yang seharusnya kita lakukan?” Jantung Miranda melemah, dan dia menggigit bibirnya sewaktu dia memikirkan opsinya. Ibu mungkin mengizinkan dia main jika dia me- minta, namun ketika dia memikirkan tentang main di hari Minggu—dan terutama tentang melewatkan gereja —dia merasa perutnya sakit. Dia tahu hari Minggu adalah untuk pergi ke gereja dan menyembah Bapa Surgawi, dan dia tidak dapat sungguh-sungguh melakukan hal-hal itu sementara bermain sepak bola. “Saya pikir saya sebaiknya me- nelepon dia kembali dan memberi tahu dia saya tidak bisa main,” Miranda berkata. Dia berusaha keras untuk tidak menangis. Meskipun dia tahu itu pilihan yang benar, adalah sulit untuk melepaskan sesuatu yang begitu dia inginkan. “Dan kamu tahu apa yang ibu pi- kirkan?” Ibu berkata. sambil meme- luknya erat. “Ibu pikir kamu adalah anak yang hebat.” Hari Minggu itu, sewaktu Miranda duduk di Pratama, dia memikirkan tentang keputusan baik yang telah dibuatnya. Pelatih itu terkejut ketika Miranda menelepon dan mengata- kan dia tidak bisa main sepak bola di hari Minggu. Pelatih itu telah berusaha untuk membuatnya beru- bah pikiran, namun dia telah bulat dengan keputusannya. Sekarang, sewaktu dia mendengarkan lagu- lagu dan pelajaran Pratama, Miranda tersenyum. Perasaan penuh damai di hatinya memberitahunya bahwa dia berada di tempat yang tepat. Dia telah membuat keputusan kemenangan setelah itu. ◼

Transcript of Sebuah Keputusan Pemenang - churchofjesuschrist.org · 66 Liahona Oktober 2015 67 AAK-AAK Oleh...

Page 1: Sebuah Keputusan Pemenang - churchofjesuschrist.org · 66 Liahona Oktober 2015 67 AAK-AAK Oleh Marissa Widdison Majalah Gereja Berdasarkan kisah nyata “Ingatlah hari sabat, untuk

O k t o b e r 2 0 1 5 6766 L i a h o n a

AN

AK-A

NA

K

Oleh Marissa WiddisonMajalah GerejaBerdasarkan kisah nyata

“Ingatlah hari sabat, untuk menja-ganya kudus” (Mosia 13:16).

M iranda bergegas menuju pintu depan, bersyukur bahwa ru-

mahnya lebih dingin daripada cuaca musim panas di luar. Dia berkeringat dari bermain pertandingan sepak bola terakhirnya kemarin di musim itu dan frustrasi karena Teal Turbos kalah lagi.

Ibu masuk ke ruangan membawa botol air dan sekantong potongan

sisa jeruk dari pertandingan. “Permainanmu di pertandingan itu bagus. Menjadi kiper itu pekerjaan yang berat.”

Miranda telah bermain dengan baik—dia telah memblok banyak lemparan dan tendangan lebih keras dari biasanya. Namun sebagian besar gadis- gadis di timnya tidak pernah main sepak bola sebelum-nya, dan hari ini main secara resmi: mereka telah kehilangan setiap pertandingan musim ini.

“Saya hanya berharap saya dapat berada di sebuah tim yang menang sesekali waktu, Anda tahu?” Tetesan

Sebuah Keputusan Pemenang

air mata keluar dari sudut mata Miranda dan jatuh di kaus panjang-nya biru- hijau. Sewaktu dia meme-jamkan matanya, telepon berdering.

Ibu mengangkat telepon itu dan sejenak kemudian berkata, “Ini un-tuk kamu.”

“Hai, Miranda? Ini Tom, pelatih dari Chili Kickers. Saya melihat per-tandinganmu hari ini. Kamu terlihat hebat di sana.”

Jantung Miranda mulai berdetak lebih cepat. Chili Kickers adalah tim sepak bola terhebat dalam liga!

“Tim kami akan ikut ke pertan-dingan kejuaraan regional bulan depan. Kamu bermain hebat sekali hari ini sehingga saya ingin kamu ikut dengan kami sebagai kiper cadangan.”

Jantung Miranda nyaris keluar dari dadanya. Ini adalah peluang-nya untuk bermain dengan tim pemenang!

“Saya senang untuk ikut!” Kata Miranda. Mereka bercakap- cakap sebentar mengenai detailnya se-belum dia menutup telepon dan berlari ke arah ibunya untuk memberi tahu Ibu. Bersama- sama mereka mulai menulis tanggal latihan dan per-tandingan pada kalender keluarga.

Tiba- tiba Ibu berhenti menulis, dengan penanya berhenti di salah satu kotak kalender.

“Oh oh. Miranda, pertandingan ini adalah di hari Minggu. Ini, lihat-lah.” Dia menunjuk pada jadwal pertandingan dan berpaling pada Miranda ILU

STRA

SI O

LEH

BRAD

TEA

RE

Ini adalah peluangnya untuk bermain di tim pemenang— bagaimana dia dapat berkata tidak?

HARI KENIKMATAN Tulisan suci mengajari kita bahwa

hari Sabat hendaknya menjadi hari kenikmatan (lihat Yesaya 58:13). Apa hal- hal bahagia

yang dapat Anda lakukan di hari Minggu? Apa saja cara- cara indah dan kreatif Anda dapat menyem-bah Bapa Surgawi Anda?

dengan wajah cemas. “Menurutmu apa yang seharusnya kita lakukan?”

Jantung Miranda melemah, dan dia menggigit bibirnya sewaktu dia memikirkan opsinya. Ibu mungkin mengizinkan dia main jika dia me-minta, namun ketika dia memikirkan tentang main di hari Minggu—dan terutama tentang melewatkan gereja —dia merasa perutnya sakit. Dia tahu hari Minggu adalah untuk pergi ke gereja dan menyembah Bapa Surgawi, dan dia tidak dapat sungguh- sungguh melakukan hal- hal itu sementara bermain sepak bola.

“Saya pikir saya sebaiknya me-nelepon dia kembali dan memberi tahu dia saya tidak bisa main,” Miranda berkata. Dia berusaha keras untuk tidak menangis. Meskipun dia tahu itu pilihan yang benar, adalah sulit untuk melepaskan sesuatu yang begitu dia inginkan.

“Dan kamu tahu apa yang ibu pi-kirkan?” Ibu berkata. sambil meme-luknya erat. “Ibu pikir kamu adalah anak yang hebat.”

Hari Minggu itu, sewaktu Miranda duduk di Pratama, dia memikirkan tentang keputusan baik yang telah dibuatnya. Pelatih itu terkejut ketika Miranda menelepon dan mengata-kan dia tidak bisa main sepak bola di hari Minggu. Pelatih itu telah berusaha untuk membuatnya beru-bah pikiran, namun dia telah bulat dengan keputusannya. Sekarang, sewaktu dia mendengarkan lagu- lagu dan pelajaran Pratama, Miranda tersenyum. Perasaan penuh damai di hatinya memberitahunya bahwa dia berada di tempat yang tepat. Dia telah membuat keputusan kemenangan setelah itu. ◼