SEBARAN DAN KEBIASAAN MAKAN BEBERAPA JENIS IKAN …

8
283 Sebaran dan Kebiasaan Makan ..... Sungai Kapuas, Kalimantan Barat (Adjie, S. & E. Dharyati) SEBARAN DAN KEBIASAAN MAKAN BEBERAPA JENIS IKAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI KAPUAS, KALIMANTAN BARAT Susilo Adjie dan Emmy Dharyati Peneliti pada Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Mariana-Palembang Teregistrasi I tanggal: 22 Mei 2009; Diterima setelah perbaikan tanggal: 15 Juni 2009; Disetujui terbit tanggal: 16 Oktober 2009 ABSTRAK Sungai Kapuas merupakan sungai terbesar di Kalimantan Barat, memiliki tipe ekologi yang kompleks mulai dari hulu sampai ke muara dan memiliki keanekaragaman hayati tinggi terutama keanekaragaman ikannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang sebaran jenis ikan, pakan alami, dan habitat dari beberapa jenis ikan. Metode penelitiannya adalah dengan survei dan observasi selama tiga kali pada bulan April, Juli, dan Desember 2007 di daerah aliran Sungai Kapuas bagian tengah, hulu, sampai stasiun sekitar Danau Sentarum, Leboyan, Danau Empangau, Jongkong, dan, Sungai Sibau Hulu. Pengambilan data dilakukan pada 12 stasiun pengamatan. Parameter yang diambil adalah diversitas dan sebaran ikan, pakan alami (food habits), habitat, dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran ikan semah (Tor spp.) di hulu sungai yang berarus deras, sedangkan ikan ringo (Datnoides microlepis) tersebar dari kawasan Semitau, Danau Sentarum, sampai Danau Empangau. Ikan tabirin (Belodonthicthys dinema), hampir tersebar di semua stasiun pengamatan, dan ikan entukan (Thinnichthys thynoides) paling dominan di danau. Berdasarkan pada pengamatan pakan alami, ikan semah merupakan ikan omnivora, sedangkan tabirin, dan ringo merupakan ikan karnivora. Ikan entukan sebagai ikan pemakan plankton (plankton feeder). KATA KUNCI: sebaran, kebiasaan makan ikan, habitat, daerah aliran Sungai Kapua PENDAHULUAN Luas perairan umum di Propinsi Kalimantan Barat mencapai dua juta ha yang terdiri atas danau, rawa, dan sungai. Salah satunya adalah Sungai Kapuas yang merupakan sungai terbesar di Kalimantan Barat dan terpanjang di Indonesia, yaitu 1.080 km (Sutikno, 1981). Daerah aliran Sungai Kapuas mempunyai tipe ekologi yang sangat kompleks, namun secara garis besar ada tiga tipe yang penting, yaitu 1) tipe perairan berarus deras sampai sedang, bukan merupakan daerah banjiran, pada umumnya berbatu, dan sekeliling sungai merupakan daerah perkebunan atau perladangan, 2) tipe perairan yang merupakan rawa banjiran, arus tenang, banyak terdapat anak sungai, di sekeliling sungai merupakan hutan rawang, dan 3) tipe perairan yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut (Utomo et al., 1991). Sungai Kapuas memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi terutama keanekaragaman jenis ikannya yang kurang lebih 200 spesies (Dudley, 1996). Di antara jenis-jenis ikan tersebut banyak terdapat ikan-ikan bernilai ekonomis seperti ikan belida (pipih) ( Chitala spp.), betutu ( Oxyleotris marmorata), jelawat (Leptobarbus hoeveni Blkr), dan arwana (Scleropages spp.). Aktivitas penangkapan di Sungai Kapuas banyak terdapat di daerah aliran sungai bagian tengah yang memiliki karakteristik habitat berupa rawa banjiran. Pada daerah aliran Sungai Kapuas juga terdapat Taman Nasional Danau Sentarum yang merupakan salah satu kawasan konservasi dengan luas 132.000 ha (Anonimus, 2007). Hutan rawa di Sungai Kapuas mempunyai peran yang penting bagi kelestarian sumber daya perikanan yaitu sebagai daerah pemijahan, naungan, dan tempat mencari makanan (Utomo & Asyari, 1999). Potensi sumber daya perikanan perairan umum cenderung menurun, bahkan beberapa jenis ikan menjadi langka, antara lain ikan babat (Datniodes quadrifsciatus), arwana, belida, dan tabirin. Menurut Pollnac & Malvestuto (1991) bahwa daerah aliran Sungai Kapuas mulai tampak dipengaruhi tekanan ekologis dari sektor pertanian dan industri. Berdasarkan pada hasil penelitian tahun 2006 (Utomo et al., 2006), ditemukan lebih dari 120 jenis ikan ekonomis penting yang terdapat di daerah aliran Sungai Kapuas, dan keanekaragaman hayati ikan di daerah tengah yang banyak terdapat rawa banjiran lebih tinggi dari daerah hulu. Demikian juga biomassa ikan pada daerah tengah lebih tinggi pada rawa banjiran. Hasil penelitian tersebut dapat memberikan indikasi adanya penurunan potensi sumber daya dari tahun 1996. Namun, informasi tentang sebaran jenis ikan dan kebiasaan pakan ikan terbatas. Dalam upaya pengelolaan sumber daya perikanan sangat diperlukan informasi tentang sebaran jenis ikan, kebiasaan pakan alami dan ekologis habitat tempat hidup ikan.

Transcript of SEBARAN DAN KEBIASAAN MAKAN BEBERAPA JENIS IKAN …

Page 1: SEBARAN DAN KEBIASAAN MAKAN BEBERAPA JENIS IKAN …

283

Sebaran dan Kebiasaan Makan ..... Sungai Kapuas, Kalimantan Barat (Adjie, S. & E. Dharyati)

SEBARAN DAN KEBIASAAN MAKAN BEBERAPA JENIS IKANDI DAERAH ALIRAN SUNGAI KAPUAS, KALIMANTAN BARAT

Susilo Adjie dan Emmy DharyatiPeneliti pada Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Mariana-Palembang

Teregistrasi I tanggal: 22 Mei 2009; Diterima setelah perbaikan tanggal: 15 Juni 2009;Disetujui terbit tanggal: 16 Oktober 2009

ABSTRAK

Sungai Kapuas merupakan sungai terbesar di Kalimantan Barat, memiliki tipe ekologi yangkompleks mulai dari hulu sampai ke muara dan memiliki keanekaragaman hayati tinggi terutamakeanekaragaman ikannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang sebaranjenis ikan, pakan alami, dan habitat dari beberapa jenis ikan. Metode penelitiannya adalah dengansurvei dan observasi selama tiga kali pada bulan April, Juli, dan Desember 2007 di daerah aliranSungai Kapuas bagian tengah, hulu, sampai stasiun sekitar Danau Sentarum, Leboyan, DanauEmpangau, Jongkong, dan, Sungai Sibau Hulu. Pengambilan data dilakukan pada 12 stasiunpengamatan. Parameter yang diambil adalah diversitas dan sebaran ikan, pakan alami (food habits),habitat, dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran ikan semah (Tor spp.) di hulusungai yang berarus deras, sedangkan ikan ringo (Datnoides microlepis) tersebar dari kawasanSemitau, Danau Sentarum, sampai Danau Empangau. Ikan tabirin (Belodonthicthys dinema), hampirtersebar di semua stasiun pengamatan, dan ikan entukan (Thinnichthys thynoides) paling dominandi danau. Berdasarkan pada pengamatan pakan alami, ikan semah merupakan ikan omnivora,sedangkan tabirin, dan ringo merupakan ikan karnivora. Ikan entukan sebagai ikan pemakan plankton(plankton feeder).

KATAKUNCI: sebaran, kebiasaan makan ikan, habitat, daerah aliran Sungai Kapua

PENDAHULUAN

Luas perairan umum di Propinsi Kalimantan Baratmencapai dua juta ha yang terdiri atas danau, rawa,dan sungai. Salah satunya adalah Sungai Kapuasyang merupakan sungai terbesar di Kalimantan Baratdan terpanjang di Indonesia, yaitu 1.080 km (Sutikno,1981). Daerah aliran Sungai Kapuas mempunyai tipeekologi yang sangat kompleks, namun secara garisbesar ada tiga tipe yang penting, yaitu 1) tipe perairanberarus deras sampai sedang, bukan merupakandaerah banjiran, pada umumnya berbatu, dansekeliling sungai merupakan daerah perkebunan atauperladangan, 2) tipe perairan yang merupakan rawabanjiran, arus tenang, banyak terdapat anak sungai,di sekeliling sungai merupakan hutan rawang, dan 3)tipe perairan yang dipengaruhi oleh pasang surut airlaut (Utomo et al., 1991).

Sungai Kapuas memiliki keanekaragaman hayatiyang cukup tinggi terutama keanekaragaman jenisikannya yang kurang lebih 200 spesies (Dudley,1996). Di antara jenis-jenis ikan tersebut banyakterdapat ikan-ikan bernilai ekonomis seperti ikanbelida (pipih) (Chitala spp.), betutu (Oxyleotrismarmorata), jelawat (Leptobarbus hoeveni Blkr), danarwana (Scleropages spp.). Aktivitas penangkapandi Sungai Kapuas banyak terdapat di daerah aliransungai bagian tengah yang memiliki karakteristikhabitat berupa rawa banjiran. Pada daerah aliran

Sungai Kapuas juga terdapat Taman Nasional DanauSentarum yang merupakan salah satu kawasankonservasi dengan luas 132.000 ha (Anonimus, 2007).Hutan rawa di Sungai Kapuas mempunyai peran yangpenting bagi kelestarian sumber daya perikanan yaitusebagai daerah pemijahan, naungan, dan tempatmencari makanan (Utomo & Asyari, 1999).

Potensi sumber daya perikanan perairan umumcenderung menurun, bahkan beberapa jenis ikanmenjadi langka, antara lain ikan babat (Datniodesquadrifsciatus), arwana, belida, dan tabirin. MenurutPollnac & Malvestuto (1991) bahwa daerah aliranSungai Kapuas mulai tampak dipengaruhi tekananekologis dari sektor pertanian dan industri.Berdasarkan pada hasil penelitian tahun 2006 (Utomoet al., 2006), ditemukan lebih dari 120 jenis ikanekonomis penting yang terdapat di daerah aliranSungai Kapuas, dan keanekaragaman hayati ikan didaerah tengah yang banyak terdapat rawa banjiranlebih tinggi dari daerah hulu. Demikian juga biomassaikan pada daerah tengah lebih tinggi pada rawabanjiran. Hasil penelitian tersebut dapat memberikanindikasi adanya penurunan potensi sumber daya daritahun 1996. Namun, informasi tentang sebaran jenisikan dan kebiasaan pakan ikan terbatas. Dalam upayapengelolaan sumber daya perikanan sangat diperlukaninformasi tentang sebaran jenis ikan, kebiasaanpakan alami dan ekologis habitat tempat hidup ikan.

Page 2: SEBARAN DAN KEBIASAAN MAKAN BEBERAPA JENIS IKAN …

284

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkaninformasi tentang sebaran jenis ikan, kebiasaanpakan alami, dan ekologis habitat tempat hidup ikan.Informasi ini diharapkan dapat dipergunakan olehpemerintah daerah bagi pengelolaan sumber dayadaerah aliran Sungai Kapuas.

BAHAN DAN METODE

Pengumpulan contoh di lapangan dilakukan padabulanApril, Juli, dan Desember 2007 pada 12 stasiunpengamatan di daerah aliran Sungai Kapuas bagiantengah, antara kawasan Semitau dan DanauSentarum, Leboyan, Danau Empangau, Jongkong,dan Sungai Sibau Hulu. Data sebaran jenis ikandiperoleh dengan melakukan pengambilan contoh darihasil tangkapan nelayan pada beberapa tipeekosistem. Ikan yang tertangkap dicatat, ukuranpanjang (cm) dan bobot (g). Untuk mengetahuikebiasaan pakan alami ikan, dilakukan analisissaluran pencernaan ikan dari ikan tabirin, ringo,entukan, dan semah. Contoh usus ikan diberi labeldimasukkan ke dalam kantong plastik yang berisilarutan formalin 10%, dan dibawa ke laboratoriumuntuk dianalisis. Jasad isi usus diidentifikasi denganmengikuti Needham & Needham (1963) dan Pennak(1978). Analisis isi usus dengan menggunakanmetode indeks bagian terbesar ( index ofpreponderance) dari Natarajan dan Jhingran (Effendie,1992) dengan rumus sebagai berikut:

x100%VixOi

VixOiIi

....................................... (1

di mana:V

i= persentase volume satu macam

makanan (%)O

i= persentase frekuensi kejadian satu

macam makanan (%)V

ixO

i= jumlah V

ixO

idari semua macam

makanan (%)Ii

= index of preponderance

Posisi sebaran ikan dicatat nama daerahnya danposisi geografi dengan menggunakan alat GPS.Selain itu, juga dilakukan pengisian blanko isian hasiltangkapan yang dibagikan pada nelayan atauenumerator untuk mengetahui sebaran ikan. Ikan yangtertangkap bila belum diketahui jenisnya diidentifikasiberdasarkan pada Kottelat et al. (1993); Gustiano(2003) dan Weber & De Beaufort (1916). Pengamatankualitas air dengan parameter dan metodenyaberpedoman pada buku petunjuk APHA, (1986);Barnes & Man (1980); Boyd (1979); Wetzel & Likens(1979). Pengambilan contoh air untuk pengukuransuhu, pH dengan pH-meter, CO

2, O

2, BOD, alkalinitas,

PO4NO

3NO

2, COD, N-NH

3,DHL, TSS, danpengukuran

kecerahan dengan secchi disk, sedangkan kecepatanarus dengan cara mengapungkan benda ringan dalamair sungai dan mencatat waktu yang dibutuhkan padajarak tertentu diukur dengan alat stop wacth (Tabel1).

Data sebaran jenis ikan dan pakan alami ikan,kualitas air dan habitat diuraikan secara deskriptif dandibuat dalam bentuk peta berdasarkan pada posisigeografi, sehingga diketahui pola penyebarannya.

Tabel 1. Parameter kualitas air yang diukur dan analisis

TermometerPiring sechiSCT meterpH universal indicatorNa OH sebagai titrantLarutan thiosulfat sebagai titrantLarutan H2SO4 sebagai titrantLarutan thiosulfat sebagai titrantSpetrophotometricSpetrophotometricSpetrophotometricStandard ferrous ammonium sulfatsebagai titrantSpetrophotometricStop wacth

GPS

InsituInsituInsituInsituInsitu, titrimetri metode WinklerInsitu, titrimetri metode WinklerInsitu, titrimetri metode WinklerInsitu, titrimetri metode WinklerVanadate molibdateNesslerNesslerTitrimetri metode Dichromate reflux

PhenateInsitu, mengapungkan benda ringandalam air sungai dan mencatat waktuyang dibutuhkan pada jarak tertentu

°Ccm

µS/cmpH unitmg/Lmg/Lmg/Lmg/Lmg/Lmg/Lmg/Lmg/L

mg/Lkm/jam

derajat,menit, detik

SuhuKecerahanDHLpHKarbondioksidaOksigen terlarutAlkalinitasBODPO4

NO3

NO2

COD

N-NH3

Kecepatan arus

Posisi geografi

PeralatanMetode

Alat dan cara yang digunakanSatuanParameter

TermometerPiring sechiSCT meterpH universal indicatorNa OH sebagai titrantLarutan thiosulfat sebagai titrantLarutan H2SO4 sebagai titrantLarutan thiosulfat sebagai titrantSpetrophotometricSpetrophotometricSpetrophotometricStandard ferrous ammonium sulfatsebagai titrantSpetrophotometricStop wacth

GPS

InsituInsituInsituInsituInsitu, titrimetri metode WinklerInsitu, titrimetri metode WinklerInsitu, titrimetri metode WinklerInsitu, titrimetri metode WinklerVanadate molibdateNesslerNesslerTitrimetri metode Dichromate reflux

PhenateInsitu, mengapungkan benda ringandalam air sungai dan mencatat waktuyang dibutuhkan pada jarak tertentu

°Ccm

µS/cmpH unitmg/Lmg/Lmg/Lmg/Lmg/Lmg/Lmg/Lmg/L

mg/Lkm/jam

derajat,menit, detik

SuhuKecerahanDHLpHKarbondioksidaOksigen terlarutAlkalinitasBODPO4

NO3

NO2

COD

N-NH3

Kecepatan arus

Posisi geografi

PeralatanMetode

Alat dan cara yang digunakanSatuanParameter

BAWAL: Vol.2 No.6-Desember 2009: 283-290

Σ

Page 3: SEBARAN DAN KEBIASAAN MAKAN BEBERAPA JENIS IKAN …

285

Gambar 1. Peta lokasi penelitian di daerah aliran Sungai Kapuas, Kalimantan Barat.

Keterangan: STT = daerah tengah daerah aliran Sungai Kapuas; STH = daerah hulu daerah aliran Sungai KapuasÏ% STT 1: Semitau dan sekitarnya Ï% STT 7: Nanga Lemboyan dan sekitarnyaÏ% STT 2: Nanga Tengkidap Ï% STH 8: Jongkong dan sekitarnyaÏ% STT 3: Kenelang dan sekitarnya Ï% STH 9: Empangau dan sekitarnyaÏ% STT 4: Bukit Tekenang sekitarnya Ï% STH 10: Sibau Hulu dan sekitarnyaÏ% STT 5: Semangit Ï% STH 11: Embaloh dan sekitarnyaÏ% STT 6: Samar Indah Ï% STH 12: Nanga Potan/Jots

HASIL DAN BAHASAN

Lokasi pengambilan contoh penelitian yaitu didaerah tengah dan hulu Sungai Kapuas, stasiunpenelitian ditetapkan ada 12 stasiun penelitian yaituSemitau, Nanga Tengkidap, Kenelang, BukitTekenang, Samar Indah, Semangit, Leboyan (daerahtengah Sungai Kapuas), Jongkong, Danau Empangau,Sibau Hulu, Embaloh, dan Nanga Potan/Jots (daerahhulu Sungai Kapuas) (Gambar 1). Jenis ikan yangdiamati baik sebaran dan kebiasaan pakan adalahikan tabirin, ringo, entukan, dan semah.

SEBARAN IKAN

Sebaran ikan tabirin, ringo, entukan, dan semah,pada kawasan Semitau, Danau Sentarum, DanauEmpangau sampai hulu Sungai Kapuas (Tabel 2).Ikantabirin tersebar di 9 stasiun penelitian, ikan ukuranbesar ditangkap dengan alat pukat atau pancing(rabai), bahkan dengan alat pancing khusus untukikan tabirin yaitu acar yang terbuat dari logam

berwarna putih berbentuk ikan yang diberi matapancing di sekelilingnya, sehingga ikan tabirin yangmenyangka umpan dan memakannya. Ikan ringobanyak ditemui dalam jumlah banyak di stasiunSamar Indah, Leboyan, Nanga Kenelang, BukitTekenang, dan Danau Empangau, karena pada stasiunini pada umumnya kecepatan arus rendah dan tenang,sehingga ikan ringo dapat hidup dan pakan alamiberupa udang-udang kecil banyak terdapat padaperairan yang relatif tenang. Pada stasiun Jongkong,Semitau, dan Sibau Hulu sangat sedikit dijumpai,karena pada habitat sungai yang berkecepatan aruslebih dari 5 km/jam ikan ringo sulit mendapatkanpakan alami. Ikan ringo saat ini sudah dijadikan ikanhias yang dikirim ke Jakarta dan diekspor ke Malaysiadan Singapura. Hal ini dikhawatirkan akan terjadipenangkapan ikan ringo dalam jumlah besar, yangpada akhirnya membuat sumber daya ikan tersebutberkurang bila tidak ada pembatasan penangkapan.Di daerah Bunut kawasan Kapuas hulu, ikan ringodengan ukuran besar banyak ditemukan, sedangkan

Sebaran dan Kebiasaan Makan ..... Sungai Kapuas, Kalimantan Barat (Adjie, S. & E. Dharyati)

Page 4: SEBARAN DAN KEBIASAAN MAKAN BEBERAPA JENIS IKAN …

pada daerah lainnya sudah sulit ditemukan. Ikan ringoyang ditangkap nelayan banyak yang berukuran kecilyaitu berkisar 3-6 cm, sedangkan yang berukuranbesar 18-25,3 cm.

Ikan entukan yang tertangkap oleh nelayan denganbermacam ukuran dari yang kecil sampai besar,berkisar 26,3-39 cm dengan bobot 170-260 g, banyaktertangkap di 9 stasiun dan terbanyak pada stasiunSamar Indah, Leboyan, dan Empangau. Stasiun iniberada di danau-danau dan merupakan habitat ikanentukan. Alat tangkap yang digunakan nelayanbermacam-macam yaitu jala, bubu waring, dan jermal(bubu jermal). Ikan entukan dapat ditangkaptergantung tingginya air. Habitat tertangkapnya ikanentukan terdapat pada bagian tengah dan tepi danauoxbow lake dan juga pada pinggir sungai banyakterdapat tumbuhan. Ikan entukan dominan dapatditemukan di bagian tengah daerah aliran SungaiKapuas.

Ikan semah banyak ditemukan di hulu Kapuassesuai dengan habitatnya yaitu airnya berarus deras.Ekosistemnya berada dalam kondisi yang baik danini tidak terlepas dari keberadaan hutan lindung yangberada dalam Taman Nasional Betung Kerihun. Ikansemah di stasiun Sibau Hulu, Embaloh, dan Nanga

Potan banyak di temui dalam jumlah banyak denganberbagai ukuran.Alat tangkap yang digunakan nelayanbermacam-macam antara lain jala, bubu waring, danjermal (bubu jermal).

HABITAT

Ikan Tabirin

Ikan tabirin ini merupakan ikan putih (white fish)yang hidup di lapisan bawah pada sungai-sungai yangdalam. Habitat ikan tabirin berada di tepi danau-danau(Danau Sentarum), sungai, dan muara sungai yangagak rimbun yang ditumbuhi feripiton. Habitat tersebutberada pada kondisi dengan kecepatan arus rendah,berkisar antara 0,84-3,5 km/jam, suhu air berkisarantara 27-31°C, kadar O

2terlarut berkisar antara 3,8-

7,9 mg/L, dan nilai pH berkisar antara 5-6,5. MenurutPescod (1973); NTAC (1968) kualitas air seperti inicukup baik untuk mendukung kehidupan ikan danorganisme pakan ikan.

Ikan Ringo

Habitat ikan ringo berada pada tepi sungai dandanau yang merupakan hutan rawa yang banyak ditumbuhi perdu dengan kecepatan arus 0,84-3,5 km/

Tabel 2. Sebaran ikan tabirin, ringo, entukan, dan semah di daerah aliran Sungai Kapuas bagiantengah dan hulu, Kalimantan Barat

Keterangan: banyak ditemui : xxx; sedang : xx; sedikit : x; tidak ditemukan : -

xxx---01°03’997”113°02’018”

NE

Nanga Potan

x---01°25‘47”112°36’66”

NE

Embaloh

x x-xx112°59’57001°02’548”

NE

Sibau Hulu

-xxxxxxx00°43’07”112°22’48”2

NS

Empangau

-xxxx00°39’47”1112017’’02”9

NS

Jongkong

-xxxxxxxxx00°54’47”7112°21’24”1

NS

Leboyan

-xx-xx00°50’52”4112°14’83”0

NS

Semangit

-xxxxxxxxx00°51’32”0102007’’46”97

NS

Samar Indah

xxxxxx00°50’22”2112°03’48”6

NS

Bukit Tekenang

-xxxxxx00°46’25”7101°58’44”5

NS

Nanga Kenelang

-xxxx00°40’26”8111°59’20”3

NS

Nanga Tengkidap

-xx---Semitau

SemahEntukanRingoTabirin

Jenis ikanPosisiGPS

Stasiun

xxx---01°03’997”113°02’018”

NE

Nanga Potan

x---01°25‘47”112°36’66”

NE

Embaloh

x x-xx112°59’57001°02’548”

NE

Sibau Hulu

-xxxxxxx00°43’07”112°22’48”2

NS

Empangau

-xxxx00°39’47”1112017’’02”9

NS

Jongkong

-xxxxxxxxx00°54’47”7112°21’24”1

NS

Leboyan

-xx-xx00°50’52”4112°14’83”0

NS

Semangit

-xxxxxxxxx00°51’32”0102007’’46”97

NS

Samar Indah

xxxxxx00°50’22”2112°03’48”6

NS

Bukit Tekenang

-xxxxxx00°46’25”7101°58’44”5

NS

Nanga Kenelang

-xxxx00°40’26”8111°59’20”3

NS

Nanga Tengkidap

-xx---Semitau

SemahEntukanRingoTabirin

Jenis ikanPosisiGPS

Stasiun

286

BAWAL: Vol.2 No.6-Desember 2009: 283-290

Page 5: SEBARAN DAN KEBIASAAN MAKAN BEBERAPA JENIS IKAN …

287

jam, suhu air antara 27-31°C, kadar O2terlarut berkisar

3,8-7,9 mg/L dan nilai pH berkisar 5-6,5. MenurutPescod (1973); NTAC (1968) kualitas air seperti inicukup baik untuk mendukung kehidupan ikan danorganisme pakan ikan.

Ikan Entukan

Habitat ikan entukan terdapat pada bagian tengahdan tepi danau oxbow lake, dan juga pada tepi sungaiyang banyak ditumbuhi tumbuhan. Habitat tersebutberada pada kondisi dengan kecepatan arus rendahberkisar antara 0,84-3,5 km/jam seperti di daerahaliran Sungai Kapuas kawasan Danau Sentarumdengan keadaan air tenang mengalir sangat lambatdan kecerahan berkisar 19-120 cm yang menandakanhabitatnya baik dan terawat serta tidak banyakpencemaran. Sekitar danau banyak ditumbuhitumbuhan dan perifiton. Kualitas air yang didapat yaitunilai suhu air antara 27-31°C, kadar O

2terlarut berkisar

3,8-7,9 mg/L dan nilai pH berkisar 5-6,5. MenurutPescod (1973); NTAC (1968) kualitas air seperti inicukup baik untuk mendukung kehidupan ikan danorganisme pakan ikan. Alat tangkap yang digunakannelayan bermacam-macam jala, bubu waring, danjermal (bubu jermal). Ikan entukan dapat ditangkaptergantung tingginya air.

Ikan Semah

Karakteristik daerah aliran Sungai Kapuas bagianhulu sebagaimana yang digambarkan oleh Welcomme(1985) tidak berbeda dengan daerah aliran sungaibagian hulu lainnya di Indonesia, yang merupakandaerah rhithron (rhithron zone). Wilayah perairan inimempunyai ciri yang berbeda dengan perairan bagianhilir (potamon zone). Daerah aliran sungai bagian huluditandai dengan sifat aliran air yang deras, terdapatbanyak bebatuan mulai dari yang berukuran kecil,sedang (grave), sampai yang besar (boulder). Dasarperairannya didominansi oleh pasir bebatuan dengankandungan lumpur yang sedikit, air sangat jernih danbersih, serta tepi kiri dan kanan badan air terdapathutan dan pepohonan. Karena topografi dari hulusungai yang menurun, sehingga terjadi arus yangkuat mencapai 9,9-10,1 km/jam (Tabel 3). Sedangkannilai suhu air rata-rata 24,5°C, karena kawasan huluKapuas pada habitat ikan semah berada topografiyang tinggi. Kadar O

2terlarut berkisar 8,24 mg/L dan

nilai pH berkisar 7. Menurut Pescod (1973); NTAC(1968) kualitas air seperti ini cukup baik untukmendukung kehidupan ikan dan organisme makananikan. Di samping ekologi dan ekosistemnya beradadalam kondisi yang baik, dan ini tidak terlepas darikeberadaan hutan lindung yang berada dalam TamanNasional Betung Kerihun.

KEBIASAAN MAKAN

Komoditas ikan tidak beda dengan hewan-hewanlainnya yaitu membutuhkan cukup makanan untukhidup dan pertumbuhannya, sedangkan organismeyang dimakan disesuaikan dengan mekanismeperkembangan dari alat pencernaannya (Lagler et al.,1962). Pakan sendiri merupakan mekanisme utamayang mempengaruhi penyebaran ikan secara ekologis,khususnya ikan air tawar (Macpherson, 1981 dalamTjahjo, 1991).

Ikan Tabirin

Berdasarkan pada analisis pakan ikan tabirin danindexs of preponderance diketahui bahwa ikan tabirinmempunyai pakan utama berupa ikan 96,71% denganpakan tambahannya berupa udang 2,86%, dan pakanpelengkapnya berupa detritus 0,42% (Tabel 4).Berdasarkan pada hasil analisis tersebut, maka ikantabirin termasuk dalam golongan ikan karnivora. Dari38 ekor contoh ikan tabirin hanya ditemukan 29 ekoryang saluran pencernaannya berisi pakan, sedangkan9 ekor yang lainnya lambung atau ususnya kosong.

Ikan Ringo

Hasil pengamatan isi usus ikan ringo terdapat padaTabel 4. Ikan ringo yang berukuran kecil 3-6 cm padaususnya terdapat udang kecil 88% sebagai pakanutama selebihnya cyclop, rotifer, dan coscinodiscus.Ikan ringo yang berukuran besar 18-25,3 cm dalamusunya terdapat ikan 98% dan detritus hanya 2%.Berdasarkan pada analisis dari laboratorium padalambung dan isi usus ikan ringo dapat disimpulkantermasuk dalam golongan karnivora.

Ikan Entukan

Ikan entukan yang tertangkap oleh nelayanmemiliki ukuran antara 20-35 cm. Isi usus ikanterdapat 65% phytoplankton dan 35% zooplankton.Dari analisis dapat disimpulkan bahwa ikan entukanyang tertangkap di daerah aliran Sungai Kapuas padadanau-danau dapat digolongkan ke dalam kelompokikan pemakan plankton (plankton feeder) (Tabel 4).

Ikan Semah

Hasil pengamatan isi usus ikan semahmemperlihatkan bahwa makanan alami pada ikansemah yang berukur kecil (11-16 cm) terdiri atas cacingnematoda 87,5% dan ikan semah yang berukuranbesar (27-44 cm) terdiri atas lumut mencapai 80%(Tabel 4). Setiap individu ikan semah yang tertangkap

Sebaran dan Kebiasaan Makan ..... Sungai Kapuas, Kalimantan Barat (Adjie, S. & E. Dharyati)

Page 6: SEBARAN DAN KEBIASAAN MAKAN BEBERAPA JENIS IKAN …

288

Tabel3

.K

ualit

as

air

diS

un

ga

iKap

ua

sd

ae

rah

ten

gah

dan

hu

lu,ta

hun

20

07

BAWAL: Vol.2 No.6-Desember 2009: 283-290

Page 7: SEBARAN DAN KEBIASAAN MAKAN BEBERAPA JENIS IKAN …

289

Tabel 4. Hasil analisis organisme makanan ikan

Keterangan: kc = ukuran kecil; bs = ukuran besar; sd = ukuran sedang

--3---Material tumbuhan14.

--3---Protozoa13.

--20---Zooplankton12.

--44---Phytoplankton11.

---96,71498-Ikan10.

--300,42521Detritus9.

----1Rotifer8.

-----10Cyclops7.

-0,39-2,860-88Udang kecil6.

---0,001--Plankton5.

1,27-----Sisa tumbuhan (debris)4.

5,9710----Serangga3.

12,3787,5----Cacing nematoda2.

80-----Lumut1.

sdkcbskc

SemahEntukanTabirin

Ringo

Jenis ikan

Index of preponderance (%)

Jenis pakan alamiNo.

--3---Material tumbuhan14.

--3---Protozoa13.

--20---Zooplankton12.

--44---Phytoplankton11.

---96,71498-Ikan10.

--300,42521Detritus9.

----1Rotifer8.

-----10Cyclops7.

-0,39-2,860-88Udang kecil6.

---0,001--Plankton5.

1,27-----Sisa tumbuhan (debris)4.

5,9710----Serangga3.

12,3787,5----Cacing nematoda2.

80-----Lumut1.

sdkcbskc

SemahEntukanTabirin

Ringo

Jenis ikan

Index of preponderance (%)

Jenis pakan alamiNo.

dengan ukuran yang seragam tidak menunjukkanperbedaan yang nyata dalam komposisi jenismakanan yang dicerna. Nilai indexs of preponderancetertinggi terdapat pada jenis pakan alami berupa lumut,yaitu 80%. Di samping itu, pakan alami ikan semahberupa bentuk hancuran dari buah-buahan dengannilai IP=1,27%, sedangkan pakan alami berupafitozooplankton dan cacing nematoda terdapat dalamjumlah sedikit. Dari analisis isi usus ikan semah dapatdisimpulkan bahwa ikan semah yang tertangkap didaerah aliran Sungai Kapuas bagian hulu dapatdigolongkan ke dalam kelompok ikan omnivor denganreferensi pakan yang cenderung mengarah keherbivor, seperti lumut yang menempel di bebatuandan buah-buahan hutan yang jatuh ke air (buahkepayang yang banyak tumbuh di tepi Sungai Sibaudan Embaloh).

KESIMPULAN

1. Sebaran ikan semah di hulu sungai yang berarusderas. Ikan ringo tersebar dari kawasan Semitau,Danau Sentarum, sampai Danau Empangaudengan habitat hutan dan rawang, dapat ditemuipada 9 stasiun penelitian dalam jumlah sedikit.

2. Habitat ikan tabirin tersebar di semua stasiunpenelitian, banyak terdapat pada habitat pinggiranDanau Sentarum dan juga pada pinggir sungai danmuara-muara sungai yang agak rimbun yang ditumbuhi peripiton. Ikan entukan paling dominandi danau-danau dan terdapat di tengah dan tepidanau oxbow lake dan juga pada tepi sungaibanyak ditumbuhi tumbuhan.

3. Berdasarkan pada pengamatan pakan alami, ikansemah merupakan ikan omnivora sedangkan ikantabirin dan ringo merupakan ikan karnivora. Ikanentukan mempunyai kebiasaan makan sebagaiikan pemakan plankton.

PERSANTUNAN

Kegiatan dari hasil riset biologi beberapa jenis ikanbernilai penting di daerah aliran Sungai Kapuas,Kalimantan Barat, T. A. 2007, di Balai Riset PerikananPerairan Umum-Mariana, Palembang.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2007. Buku Informasi Taman NasionalDanau Sentarum. Balai Taman Nasional DanauSentarum, Kalimantan Barat.

APHA. 1986. Standard Methods for the Examinationsof Water and Wastewater. APHA Inc. WashingtonD. C.

Barnes, R. S. K. & K. H. Mann. 1980. Fundamentalsof Aquatic Ecosystem. Blackwell ScientificPublication. Oxford. 229 pp.

Boyd, C. E. 1979 Water Quality in WarmwaterFishpond.Auburn University. Dept. of Fisheries andAquacultures. Fish Edition. Alabama. U. S. A. 359pp.

Sebaran dan Kebiasaan Makan ..... Sungai Kapuas, Kalimantan Barat (Adjie, S. & E. Dharyati)

Page 8: SEBARAN DAN KEBIASAAN MAKAN BEBERAPA JENIS IKAN …

290

Dudley, R. G. 1996. The Fisheries of the DanauSentarum Wildlife Reserve, West KalimantanIndonesia. A. W. B. Bogor-Indonesia. 1-10.

Effendie, A. 1992. Aspek Ekologi Perairan DalamAnalisis Dampak Lingkungan. Latihan Amdal.Bogor.

Gustiano, R. 2003 Taxonomy and Phylogeny ofPangasidae Catfishes from Asia (Ostariophysi,Siluriformes). Katholieke Universiteit Leuven.Laboratory of Comparative Anatomy andBiodiversity. Belgium. 296 pp.

Kottelat, M., A. J. Whitten, S. N. Kartikasari, & S.Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater Fishes of WesternIndonesia and Sulawesi (Ikan Air Tawar IndonesiaBagian Barat dan Sulawesi). Periplus Editions-Proyek EMDI. Jakarta.

Lagler, K. F. 1962. Freshwater Fishery Biology. SecondEdition W. M. C. Brown Company. Dubuque. Lowa.421 pp.

Needham, J. G. & D. R. Needham. 1963. A Guide tothe Study of Freshwater Biology. 15th Edition.Holden Day Inc. Sanfrancisco. 108 pp.

NTAC. 1968. Water Quality Criteria. FWPCA.Washington D. C. 234 pp.

Pennak, R. W. 1978. Fresh Water Invertebrates ofthe United States. Second Edition. Jhon Wileyand Sons. New York. 783 pp.

Pescod, M. B. 1973. Investigation of Rational Efflaentand Strem Standars for Countries. ATT. Bangkok.59 pp.

Pollnac, R. B. & S. P. Malvestuto. 1991. Biologicaland sosio economic condition for the developmentand management of riverine fishery resources onMusi and Kapuas Rivers. Prosiding Temu KaryaIlmiah Pengelolaan Sungai dan Perairan UmumBagi Perikanan. Pusat Penelitian danPengembangan Perikanan. Jakarta.Pros.Puslitbangkan/No.22/1992.67-80.

Sutikno. 1981. Status perikanan perairan umumKalimantan Barat. Prosiding Seminar PerairanUmum. Pusat Penelitian dan PengembanganPerikanan. Jakarta. 107-114.

Tjahjo, D. W. H. 1991. Kebiasan pakan komunitasikan di Waduk Jatiluhur. Bulletin PenelitianPerikanan Darat. Balai Penelitian Perikanan AirTawar. Bogor. 10 (2): 1-8.

Utomo, A. D., Z. Nasution, & M. F. Sukadi. 1991.Potensi sumber daya perikanan daerah aliranSungai Kapuas, Kalimantan Barat. Prosiding TemuKarya Ilmiah Pengelolaan Sungai dan PerairanUmum Bagi Perikanan. Pusat Penelitian danPengembangan Perikanan. Jakarta. Pros.Puslitbangkan/No.22/1992. 67-80.

Utomo, A. D. & Asyari. 1999. Peran ekosistem hutanrawa air tawar bagi kelestarian sumber dayaperikanan di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat.Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. PusatPenelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta.V (3): 1-13.

Utomo, A. D., S. Adjie, N. Muflikah, & A. Wibowo.2006 Distribusi jenis ikan dan kualitas perairan diBengawan Solo. Jurnal Penelitian PerikananIndonesia. Pusat Riset Perikanan Tangkap. BadanRiset Kelautan dan Perikanan. 12 (2): 89-100.

Weber, M. & De Beaufort. 1916. The Fishes of theIndo-Australian Archipelago. E. J. Brill Ltd. Leiden.I-XII.

Welcomme, R. L. 1985. River fisheries. FAO Fish.Tech. Paper (262). Rome. 330 pp.

Wetzel, R. G. & G. E. Linkens. 1979. Limnology.Analisys W. B. Sounders Company. Philadelphia.London. Toronto. 367 pp.

BAWAL: Vol.2 No.6-Desember 2009: 283-290